lap sanitasi pekerja

28

Click here to load reader

Upload: ovaria-suwandi

Post on 07-Aug-2015

577 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Sanitasi Pekerja

LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN MAMIN A

TENTANG UJI SANITASI PEKERJAMIKROBA TANGAN dan RAMBUT

Oleh: Kelompok IIIAngga Restu Ananda

Efantri KrisnawatiHesty Dewilson

M. Hafidh As-ShidqiOvaria SuwandiRahmi YuniartiRefnaleti Zabid

Rima JuniatiRomi Sandika PutraSafitriani Marbun

Tingkat: I1

Dosen Pembimbing: Dra.Sukapti,AptInstruktur Pembimbing: Nelianis, AMKL

Jurusan Kesehatan LingkunganPoliteknik Kesehatan KemenKes RI Padang

Tahun 2010

Page 2: Lap Sanitasi Pekerja

Lembaran Pengesahan

Telah dilaksanakan pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman yaitu ”Sanitasi

Pekerja”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan RI Padang

Jurusan Kesehatan Lingkungan. Praktikum ini dilaksanakan selama dua hari pada :

Hari Pertama

Hari/ tanggal : Rabu/ 15 Juni 2011

Jam : 08.00 s.d 11.00 WIB

Tempat :Laboratorium Poltekkes RI Padang

Praktikum : Pembuatan sampel dan inkubasi sampel

Hari Kedua

Hari/ tanggal : Jum’at/ 17 Juni 2011

Jam : 15.00 s.d 16.00 WIB

Tempat :Laboratorium Poltekkes RI Padang

Praktikum : Penghitungan jumlah koloni

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dra.Sukapti,Apt

Instruktur Pembimbing

Nelianis,AMKL

Page 3: Lap Sanitasi Pekerja

Kata Pangantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami bisa

menyelesaikan penulisan laporan pratikum ”Sanitasi Pekerja”. Bagi kami mahasiswa/i Poltekkes

KemenKes Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan, laporan ini nantinya berguna sebagai salah

satu sumber mencari bahan pelajaran mata kuliah kami. Khususnya mata kuliah Penyehatan

makanan dan minuman A.

Laporan ini kami buat berdasarkan hasil pratikum “Sanitasi Pekerja”, yang telah

dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan RI Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan

dan titik sampilng. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa melakukan sanitasi pekerja

yang baik dan benar sesuai dengan prosedurnya.

Terlepas dari keyakinan yang kuat yang kami miliki, sebagai mahkluk yang lemah

penulis tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas laporan

praktikum ini. Dan semoga segala yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan kita,

khususnya dibidang pengetahuan Penyehatan Makanan dan Minuma A.

Padang, Juni 2011

Kelompok III

Page 4: Lap Sanitasi Pekerja

DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan .................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan

A.Latar Belakang ............................................................................................. 1

B.Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka

A.Sanitasi Pekerja ............................................................................................ 3

B.Pekerja .......................................................................................................... 4

C.Sumber-Sumber Mikroorganisme ................................................................ 5

D.Higiene Pekerja ............................................................................................ 7

BAB III Isi

A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 9

B. Cara Kerja ................................................................................................... 10

BAB IV Hasil Pengamatan

A. Hasil Koloni ................................................................................................ 14

B. Gambar Koloni ............................................................................................ 15

BAB V Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................................. 20

B. Saran ............................................................................................................ 20

BAB I

Page 5: Lap Sanitasi Pekerja

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanitasi adalah suatu istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan terutama

kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh semua faktor-

faktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatan

semua organisme hidup. Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara

menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai

perpindahan penyakit tersebut.

Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah lingkungan dengan

cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan baginya. Salah

satu contoh dari usaha ini tercakup dalam ilmu sanitasi (sanitary science).

Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan

membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik

pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala

sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung membahayakan

terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat (taman,

gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu

melestarikan hubungan ekologik yang seimbang.

Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena sedemikian

banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan

dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak awal sejarah kehidupan

manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah dilakukan seperti penggaraman,

pengasinan, dan lain-lain.

Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam

persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk pangan; pembersihan dan sanitasi pabrik

serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan produk

pangan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, penyediaan

air baik, pencegahan kontaminasi pada semua tahap pengolahan dari berbagai sumber

kontaminasi, serta pengkemasan dan penggudangan produk akhir.

Page 6: Lap Sanitasi Pekerja

Sanitasi harus berhubungan dengan semua segmen lingkungan yang dapat mempengaruhi

kesehatan manusia. Oleh karena itu ilmu sanitasi harus berurusan dengan faktor-faktor fisik,

kimia, dan biologik. Secara umum, faktor fisik dan kimia lebih mudah ditangani daripada

faktor biologis. Faktor biologis dari lingkungan inilah yang terutama berkaitan erat dengan

sanitasi karena organisme hidup akan bereaksi terhadap keadaan fisik dan lingkungan yang

berbeda. Oleh karena itu untuk mendalami ilmu sanitasi maka diperlukan pengertian yang

baik akan sifat-sifat organisme hidup ini. Selain itu perlu juga dipahami keterkaitan antar

faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia.

Potensi mikroba untuk merusak pangan dan menimbulkan penyakit pada manusia,

organisme lain dan tanaman, berarti bahwa mikrobiologi harus memegang peranan yang

sangat penting dalam ilmu sanitasi. Oleh karena itu orang yang berkepentingan dalam

sanitasi industri pangan perlu memiliki pengertian dasar tentang mikroorganisme dalam

kaitannya dengan manusia dan pengawasan terhadap mikroorganisme dalam lingkungan

tertentu.

B. Tujuan

Tujuan Umum

“Untuk mengaplikasikan metode pengujian sanitasi untuk pekerja (tangan dan

rambut )”

Tujuan khusus

Untuk melakukan pengujian kebersihan tangan sebelum dan sesudah mencuci

tangan

Untuk melakukan pengujian kebersihan rambut

Untuk melakukan kondisi kebersihan secara kualitatif

BAB II

Page 7: Lap Sanitasi Pekerja

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi Pekerja

Lingkungan produk pangan pada dasarnya rentan terhadap kemungkinan terjadinya

pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, mikrobiologis dan biologi. Kasus-kasus keracunan

pangan pada umumnya akibat pencemaran pangan oleh mikroba pathogen atau pembentuk

racun.  Terjadinya kasus-kasus keracunan sebagaian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi

yang tidak memadai. Salah satu cara untuk mencegah pencemaran pangan adalah dengan

cara sanitasi. 

Menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan, sanitasi pengan

didefinisikan sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang

biaknya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan dan

bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. Para pekerja yang

menangani makanan juga sering menyebabkan konyaminasi mikrobiologis pada bahan

pangan. Data epidemiologi menunjukkan behwa 5% dari letusan penyakit dilaporkan di

Inggris dan Wales, 10% di New South Wales Australia, dan 20% di Amerika, disebabkan ,

bahan pangan terkontaminasi langsung oleh pekerja yang menangani makanan.

Sumber kontaminasi produk yang paling utama berasal dari peralatan, pekerja, sampah,

serangga, tikus, dan factor lingkungan seperti udara dan air. Dari seluruh sumber kontaminasi

tersebut, pekerja adalah paling besar pengaruh kontaminasinya. Kesehatan dan kebersihan

pekerja mempunyai pengaruh besar pada mutu produk yang dihasilkannya, sehingga perlu

mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.  Sebanyak 2,5 % penyebaran penyakit

melalui makanan diakibatkan oleh pekerja yang menderita infeksi dan hygiene perorangan

yang buruk. Beberapa mikroba berbahaya seperti Stapylococcus aureus, Salmonella,

Clostridium perfringens, dan Streptococcus dapat ditularkan melalui kulit, hidung, mulut,

dan tenggorokan seta dapat dengan mudah dipindahkan ke makanan.

B. Pekerja

Page 8: Lap Sanitasi Pekerja

Pekerja yang menangani pangan dalam suatu industri pangan merupakan sumber

kontaminasi yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada manusia dapat

menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Manusia yang sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba seperti

Staphylococcus aureus, baik koagulase positif maupun koagulase negatif; Salmonella,

Clostridium perfringens dan streptokoki (enterokoki) dari kotoran (tinja). Stafilokoki umum

terdapat dalam kulit, hidung, mulut dan tenggorokan, serta dapat dengan mudah dipindahkan

ke dalam makanan.

Sumber kontaminasi potensial ini terdapat selama jam kerja dari para pekerja yang

menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja mengadakan kontak dengan bagian-bagian

tubuh yang mengandung stafilokoki, maka tangan tersebut akan terkontaminasi, dan segera

akan mengkontaminasi makanan yang tersentuh. Perpindahan langsung mikroba koki ini dari

alat pernafasan ke makanan, terjadi ketika pekerja batuk dan berbangkis tanpa menutupi

hidung dan mulutnya. Tangan dengan luka atau memar yang terinfeksi merupakan sumber

stafilokoki virulen, demikian pula luka yang terinfeksi pada bagian tubuh lain, karena

mungkin pekerja tersebut menggaruk atau menyentuh luka tersebut.

Organisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada tangan pekerja yang

mengunjungi kamar kecil dan tidak mencuci tangannya dengan baik sebelum kembali

bekerja. Mikroba patogen yang berasal dari alat pencernaan yang mampu menimbulkan

penyakit melalui makanan adalah : Salmonella, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens,

EEC (Enteropathogenic Escherichia coli) dan Shigella.

Kebiasaan tangan (hand habits) dari pekerja pengelola pangan mempunyai andil yang

besar dalam peluang melakukan perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan.

Kebiasaan tangan ini dikaitkan dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari

seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau meraba

pakaian dan hal-hal lain yang serupa.

C. Sumber-Sumber Mikroorganisme

Page 9: Lap Sanitasi Pekerja

Asal mikroba berasal dari :

Pekerja :

Tangan :

Mikroba alami (S.epidermidis & S.aureus)

Mikroba sementara (feses, bahan mentah, rongga hidung / mulut)

Rongga Hidung, Mulut dan Tenggorokan :

melalui pernafasan (S.aureus, C.diptheriae, Klebsiela, pneumonia, Streptococcus

pyogenes)

Pekerja

- Tangan, rambut, mulut, hidung

- Kontaminasi terjadi melalui: sentuhan, pernafasan, bersin, batuk

- Terjadi selama pengolahan, pengepakan, persiapan, penyajian

- Atasi dengan: GSP: praktek sanitasi yang baik

Pekerja

Sumber kontaminasi: Staphylococcus, Salmonella, virus hepatitis

Pekerja yang sakit, sebagai carrier:

- Salmonella : beberapa bulan setelah penderitasembuh

- Hepatitis : setelah 5 tahun dari gejala hilang

Kulit

o Sumber S. aureus atau S. epidermis

o Bakteri yang tidak mudah pindah adalah Micrococcusluteus dan S. epidermis, S.

aureus Mudah mengkontaminasi

o Pekerja garuk-garuk iritasi

Jari

Bakteri ada dijari karena sentuhan dengan sumber kontaminasi

Harus diatasi dengan hand-dip sanitizer

Sarung tangan plastic

Page 10: Lap Sanitasi Pekerja

Kuku

o Kuku sumber kontaminiasi bakteri

o Atasi dengan cuci dengan sabun dan air, atau anti septik/sanitizer

o Alkohol juga dapat digunakan

Perhiasan

Harus dilepas: kontaminasi dan juga bahaya fisik

Rambut

Sumber : Staphylococcus

Pekerja yang pegang rambut harus cuci tangan

Harus pakai tutup kepala yang memang menutup semua bagian rambut/kepala

Mulut

Bakteri yang dapat dijumpai dimulut dan bibir banyak jenisnya

Gosok gigi mencegah akumulasi dari bakteri da mengurangi kemungkinan

kontaminasi

Kontaminasi melalui ludah

Hindarkan bersin dan batuk serta dilarang merokok

Hidung

Sumber : Staphylococcus, Streptococcus, Diptheria

Hindarkan bersin dan hindari tangan dari sentuhan hidung

Organ pembuangan

Sumber: S. fecalis, Salmonella, Shigella

Harus cuci dengan sabun dan hand-dip sanitizer sebelum menangani pangan

Mata

Page 11: Lap Sanitasi Pekerja

o Mata sebenarnya bebas dari bakteri, tapi infeksi di mata dapat terjadi, kontak

dengan bulu mata

o Pekerja yang memegang mata, mungkin terkontaminasi

D. Higiene Pekerja

MASALAH KESEHATAN :

Setiap pekerja yang terjangkit sakit menular tidak diperkenankan masuk kerja.

Pekerja melakukan pemeriksaan kesehatan umum setiap 6 bulan sekali.

Pekerja yang menderita luka terbuka, terbakar dan infeksi bakteri lainnya tidak

diperkenankan bekerja di ruang pengolahan.

Pekerja wajib mencuci tangan dengan air bersih setelah dari kamar mandi / WC

Pekerja dilarang meludah di lingkungan pengolahan pangan.

KEBERSIHAN TANGAN :

Setiap pekerja harus mencuci tangan sebelum mulai bekerja

Pekerja yg menderita luka di tangan tapi bukan infeksi boleh bekerja tetapi harus

pakai sarung tangan karet dan tidak memakai cat kuku.

Tangan harus selalu dicuci kembali setiap kali selesai melakukan/memegang sesuatu

yang tidak saniter

Pekerja diharuskan menggunakan penutup mulut ketika sedang bekerja tiba-tiba

batuk / bersin dan tangan harus dicuci kembali setelah digunakan untuk menutup

mulut.

Pekerja harus menjaga kebersihan tangannya dengan tidak menggunakannya untuk

membersihkan mulut, hidung atau anggota badan lainnya ketika sedang bekerja.

PERLENGKAPAN PEKERJA :

Setiap pekerja harus mengenakan pakaian yang bersih & sopan putih / terang.

Pekerja di pabrik pengolahan pangan tidak diperkenankan mengenakan jam tangan,

kalung, anting, cincin, dll benda kecil yang mudah putus / hilang.

Pekerja hendaknya menggunakan pakaian dengan ukuran yang pas / tidak terlalu

besar.

Page 12: Lap Sanitasi Pekerja

Jika disediakan pakaian seragam, hendaknya pakaian tersebut tidak mempunyai saku.

Selama bekerja di bagian pengolahan pangan tidak diperkenankan menggunakan kaus

singlet.

Pekerja hendaknya selalu menggunakan topi, jaring atau penutup rambut lainnya.

Pekerja tidak diperkenankan berkuku panjang.

BAB III

ISI

Page 13: Lap Sanitasi Pekerja

A. Alat dan Bahan

ALAT JUMLAH

Erlemenyer 250 ml

Gelas Kimia 50 ml

Gelas Ukur 100 ml

Batang Pengaduk

Petridish

Termometer

waterbath

bunsen

Inkubator

Autoclave

Sendok Porselin

Kertas Koran

Kapas

2 buah

2 buah

1 buah

1 buah

5 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

secukupnya

Secukupnya

BAHAN BANYAK

Nutrien Agar

PCA

Aquades

1 gram

1,13 gram

300 ml untuk Nutrien Agar dan

PCA

B. Cara Kerja

A. PEMBUATAN MEDIA

Nutrien Agar (20 gr/L)

Page 14: Lap Sanitasi Pekerja

Nutrien Agar 20 gr/L artinya adalah dalam 1000 ml larutan terdapat 20 gram

Nutrien Agar. Petridish yang digunakan adalah 2 buah, dimana penimbangan

NA ini langsung ditimbang untuk 3 kelompok dengan cara yaitu:

Tiap petridish di isi 15 ml Nutrien Agar

Total Nutrien Agar yang akan dibuat adalah: 9 X 15 ml = 90 ml dicukupkan

sampai 150 ml

Jadi, berat NA yang ditimbang

Maka untuk satu kelompok dibutuhkan 1 gram NA

Proses Pembuatan:

Timbang NA seberat 1 gram dengan menggunakan neraca.

Pindahkan ke dalam gelas kimia dan kemudian larutkan dalam 150 ml

aquades yang telah di ukur menggunakan gelas ukur.

Aduk menggunakan batang pengaduk, dan pindahkan ke dalam erlenmeyer.

Panaskan menggunakan waterbath sampai suhunya 1000 C.

Angkat NA dan tutup mulut labu erlenmeyer dengan kapas.

PCA

PCA 22,5 gr/L artinya adalah dalam 1000 ml larutan terdapat 22,5 gram PCA.

Petridish yang digunakan adalah 3 buah, dimana penimbangan PCA ini

langsung ditimbang untuk 3 kelompok dengan cara yaitu:

Tiap petridis di isi 15 ml PCA

Total Nutrien Agar yang akan dibuat adalah: 9 X 15 ml = 135 ml disetarakan

menjadi 15ml

Jadi, berat NA yang ditimbang

Maka untuk satu kelompok dibutuhkan 1,13 gram NA

Proses pembuatannya:

Timbang PCA sebanyak gram dengan menggunakan neraca.

Pindahkan kedalam gelas kimia dan kemudian larutkan dalam 150 ml aquades

yang telah diukur dengan gelas ukur.

Page 15: Lap Sanitasi Pekerja

Adek menggunakan batang pengaduk, dan pindahkan ke dalam erlenmeyer.

Panaskan menggunakan waterbath sampai suhunya 100º C.

Angkat PCA dan tutup mulut erlenmeyer dengan kapas.

B. STERILISASI ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan yang akan di sterilkan:

1. Bungkus keseluruhan alat menggunakan kertas koran, alat-alat tersebut

yaitu:

Lima buah petridish

2. Media NA di dalam erlenmeyer dengan mulut labu di tutup dengan

kapas.

3. Media PCA di dalam Erlenmeyer dengan mulut labu di tutup dengan

kapas

Sterilisasi

1. Hidupkan autoclave.

2. Masukkan semua media dan alat ke dalam autoclave.

3. Tutup autoclave, dan kunci katupnya.

4. Tunggu suhu autoclave sampai 1210 C atau 249,80 F.

5. Sterilisasi selama 15 menit.

6. Setelah 15 menit, matikan autoclave.

7. Buka katup pembuangan udara.Ini bertujuan agar tekanan dalam autoclave keluar.

8. Tunggu hingga udara pada katup udara keluar semuanya atau habis.

9. Buka katup pengunci katup, kemudian buka penutup autoclavenya.

10. Keluarkan alat, dan media

C. PENANAMAN SAMPEL

a. NUTRIEN AGAR

1. Ambil media NA Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan secara

aseptis. Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja.

2. Tuangkan NA ke dalam petridish setebal 3 mm.

Page 16: Lap Sanitasi Pekerja

3. Homogenkan NA dengan sampel dengan cara memutar petridish searah dengan

arah jarum jam sebanyak 3 kali.

4. Beri label “Rambut belum di cuci”. Biarkan agar sampai membeku.

5. Setelah beku, ambil sampel rambut dengan menggunakan pinset yang sudah di

panaskan dengan bunsen.

6. Cabut 1 helai rambut belum kemudian letakkan di atas permukaan agar cawan.

7. Lakukan juga untuk petridish berikutnya.

8. Tuangkan NA kedalam petridish setebal 3 mm.

9. Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan secara aseptis. Yaitu tutup

petridish di buka sedikit saja.

10. Homogenkan NA dengan sampel dengan cara memutar petridish searah dengan

arah jarum jam sebanyak 3 kali.

11. Beri label “rambut sudah dicuci”. Biarkan agar sampai membeku.

12. Setelah beku, ambil sampel rambut dengan menggunakan pinset yang sudah di

panaskan dengan bunsen.

13. Cabut 1 helai rambut sudah dicuci kemudian letakkan di atas permukaan agar

cawan

b. PCA

1. Tuangkan PCA kedalam petridish setebal 3 mm.

2. Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan

secara aseptis. Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja.

3. Homogenkan PCA dengan sampel dengan cara

memutar petridish searah dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali.

4. Beri label “Tangan belum dicuci”. Biarkan agar sampai

membeku.

5. Setelah beku, tempelkan tangan yang belum dicuci pada

petridish yang berisi PCA.

6. Tutup cawan petri.

Page 17: Lap Sanitasi Pekerja

7. Lakukan juga untuk petridish yang lainnya dengan cara

yang sama yaitu pada petridish dengan label “ tangan di cuci tidak dengan sabun”

dan “ tangan yang dicuci dengan sabun”.

8. Inkubasi semua petri yaitu NA dan PCA.

D. INKUBASI

1. Hidupkan inkubator.

2. Susun ke lima Petridish dengan posisi terbalik masukkan kedalai inkubator. Posisi

petridih terbalik agar tetesan uap tidak merusak media.

3. Atur suhu inkubator 30°C.

4. Inkubasi selama 2 X 24 jam.

Page 18: Lap Sanitasi Pekerja

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

HASIL KOLONI BAKTERI PADA PETRIDISH :

PREPARAT JENIS SAMPEL SAMPEL HASIL

Petridish I Rambut sudah dicuci laki-laki M. Hafidh 25 koloni

Petridish II Rambut sudah dicuci perempuan Ovaria Suwandi 16 koloni

Petridish III Tangan sudah dicuci dengan sabun Ovaria Suwandi 30 koloni

Petridish IV Tangan dicuci tidak pakai sabun Ovaria Suwandi 50 koloni

Petridish V Tangan tidak dicuci Ovaria Suwandi 152 koloni

DARI HASIL PENGAMATAN DITAS DILIHAT BAHWA BANYAK NYA JUMLAH

KOLONI TERDAPAT PADA TANGAN YANG TIDAK DICUCI DENGAN SABUN.

Page 19: Lap Sanitasi Pekerja

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pratikum didapatkan jumlah koloni yang tinggi pada petridish 5 yang

berjumlah 152 koloni yaitu tangan yang dicuci tidak dengan sabun.

Dari lima petridish yang telah di inkubasi pada praktikum hari pertama di

dapatkan lima buah petridish berisi koloni bakteri yaitu:

Petridish I yaitu petridish yang berisi NA untuk sampel rambut yang dicuci

dengan sabun

Petridish II yaitu petridish yang berisi NA untuk sampel rambut yang belum

dicuci.

Petridish III yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang

sudah dicuci dengan sabun.

Petridish IV yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang tidak

dicuci dengan sabun.

Petridish V yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang tidak

dicuci.

B. Saran

Masyarakat

Memperhatikan personal hygiene nya demi kesehatan dirinya sendiri maupun

orang lain, karena dari tubuh manusia bisa sebagai vehicle penularan penyakit.

Terutama sekali bagi para penjamu /penjamah makan di harapkan meningkatkan

personal hygiene nya karna makanan bisa menjadi vehicle penularan penyakit.

Page 20: Lap Sanitasi Pekerja

Memperhatikan personal hygiene para penjamah makanan karena berkaitan erat

dengan program pembinaanan mutu; melibatkan pengendalian terpadu selama

proses produksi, pengolahan, penyimpanan, distribusi, persiapan, penyajian, dan

konsumsi pangan; melindungi masyarakat melalui pengurangan atau

penghilangan bahaya mikroba pathogen; dan meningkatakan mutu dan masa

simpan produk serta estetika

Kelompok

Memahami tujuan; maksud; dan pelaksanaan personal hygiene yang baik dan

benar.

Selalu menjaga personal hygiene nya dimana pun dia berada.

Memberikan penyuluhan kepada warga akan pentingnya menjaga dan

melakuka personal hygiene.

Akdemik

Memberikan pengarahan dan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya

menjaga personal hygiene.

Melakukan semarak pentingnya menjaga personal hygiene kepada seluruh

mahasiswa, staff, dan dosen.