laporan prakikum sanitasi pekerja
DESCRIPTION
lTRANSCRIPT
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas megenai pengujian sanitasi pekerja. Salah
satu pengaruh kontaminasi pada bahan pangan dapat disebabkan oleh pekerja itu
sendiri. Beberapa pegujian sanitasi pekerja yang dilakukan pada praktikum kali ini
adalah pengujian sanitasi tangan, pengujian sanitasi rambut dan pengujian sanitasi
nafas.
Sanitasi merupakan persyaratan yang mutlak bagi industri pangan sebab
sanitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan dan
daya awet produk serta nama baik atau citra perusahaan (Fardiaz, 1989).
5.1 Uji Sanitasi Tangan
Uji kebersihan tangan dilakukan pada media PDA karena yang ditujukan
hanya untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme yang tumbuh. Uji ini
dilakukan dengan cara menempelkan jari tangan pada cawan berisi media PDA
yang selanjutnya diinkubasikan pada suhu 30 oC selama 2 hari. Uji sanitasi tangan
diuji dengan bermacam macam perlakuan, seperti tangan tidak dicuci, tangan
dicuci dengan air saja,tangan dicuci dengan sabun, tangan dicuci dengan alkohol
dan tangan dicuci dengan handsanitizer.
Berikut adalah hasil pengamatan jumlah mikroorganisme yang terdapat
pada uji sanitasi tangan.
Tabel 1. Uji Sanitasi TanganKelompok Jumlah koloni Pewarnaan gram Gambar
1(tangan tidak dicuci)
1 koloni besar Bentuk : basilGram: positif
2 (tangan dicuci)
12 koloni kecil dan 3 koloni besar
Bentuk : basilGram : positif
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Tabel 2. Lanjutan Kelompok Jumlah koloni Pewarnaan gram Gambar
3(tangan disemprot alkohol)
0 koloni - -
4(tangan diberi handsanytizer)
1 koloni besar Bentuk : basilGram : positif
5(Tangan tidak dicuci)
8 koloni Bentuk : coccusGram : negatif
6(tangan dicuci air)
12 koloni Bentuk : basilGram : negatif
-
7(tangan beralkohol)
(agar rusak) Bentuk : -Gram : -
Agar rusak
8(Hand sanitizer)
1 koloni besar dan 2 koloni kecil
Bentuk : basilGram : positif
9(tangan tidak dicuci)
38 koloni Bentuk : coccusGram : negatif
10 (tangan dicuci tanpa Sabun)
17 koloni Bentuk : basilGram : negatif
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Berdasarkan hasil pengamtan diatas dapat kita ketahui jumlah
mikroorganisme yang tumbuh pada medium PDA. Uji sanitasi tangan yang
dilakukan oleh kelompok satu dengan perlakuan tangan yang tidak dicuci
menunjukan bahwa terdapat mikroorganisme yang tumbuh dan memiliki ciri-ciri
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
berbentuk basil dan gram (+).Uji sanitasi tangan yang dilakukan oleh kelompok
dua dengan perlakuan tangan yang dicuci dengan air berhasil menumbuhkan 12
koloni kecil dan 3 koloni besar dengan ciri bentuk basil dan gram (+), sementara
pada sampel yang diuji oleh kelompok tiga tidak terdapat mikroorganisme yang
tumbuh, ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan adalah uji sanitasi tangan
yang dicuci dengan alkohol 70%. Kelompok empat memberikan perlakuan berupa
mencuci tangan menggunakan handsanytizer, dan setelah diamati diketahui pada
sampel PDA tumbuh satu koloni besar mikroorganisme dengan ciri berbentuk
basil dan gram (+).
Uji sanitasi tangan yang dilakukan oleh kelompok 5 adalah uji sanitasi
tangan dengan perlakuan tangan yang tidak dicuci. Setelah melalui proses
inkubasi diketahui bahwa pada medium telah tumbuh mikroorganisme sebanyak 8
koloni dengan ciri berbentuk kokus dan gram (-). Uji yang dilakukan kelompok
enam dengan perlakuan yang sama dengan kelompok lima yaitu tangan yang tidak
dicuci berhasil menumbuhkan 12 koloni mikroorganisme dengan ciri bentuk basil
dan gram (-).
Hasil pengamatan kelompok tujuh tidak dapat diketahui karena agar
medium yang digunakan rusak. Sementara untuk kelompok delapan dengan
perlakuan uji sanitasi tangan yang diberi perlakuan dengan mencuci tangan
menggunakan handsanytizer menemukan 1 koloni besar dan 1 koloni 2 koloni
kecil pada medium PDA dengan ciri-ciri bentuk basil dan gram (+).
Kelompok 9 melakukan uji sanitasi dengan perlakuan tangan yang tidak
dicuci terlebih dahulu menemukan koloni mikroorganisme sebanyak 38 buah
dengan ciri kokus dan gram (-), semetara itu pada medium PDA kelompok 10
dengan perlakuan tangan yang dicuci dengan sabun diketahui tumbuh 17 koloni
mikroorganisme dengan ciri-ciri basil dan gram (-).
Bakteri yang biasa terdapat pada tangan salah satunya adalah bakteri
Staphylococcus. Bakteri Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang
normal hidup pada manusia. Kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya dan tinggal
di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Namun, sebagian
bakteri merupakan bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-
macam penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
sepsis yang bisa berakibat fatal. Salah satunya bakteri ini menyebabkan hemolisis
yaitu pemecahan sel-sel darah, menggumpalkan plasma, dan menghasilkan
berbagai macam enzim-enzim yang dapat merusak sistem imun manusia dan
kandungan toksin pada bakteri tersebut yang bersifat destruktif terhadap jaringan
tubuh. Bakteri Staphylococcus memiliki 31 spesies dan dapat ditemui di seluruh
dunia (Irianto, 2006).
Bakteri Streptococcus pyogenes juag merupakan salah satu jenis dari
bakteri Streptococci sebagai penyebab banyak penyakit penting pada manusia
yang berkisar dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik
yang mengancam hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit.
Infeksi ringan Streptococcus pyogenes termasuk faringitis atau radang
kerongkongan dan infeksi kulit seperti impetigo, erisipelas dan selulitis berupa
perbiakan dan penyebaran dari kuman tersebut di lapisan dalam kulit. Serangan
dan perbiakan tersebut dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar
kemungkinan mengancam hidup yang memerlukan penanganan bedah. Infeksi
lainnya bisa dikaitkan dengan pelepasan toksin bakteri (Pelczar, 1986).
Bakteri Shigella merupakan bakteri pencemar pada air minum dan
makanan oleh tinja yang mengandung bakteri Shigella dapat menyebabkan
endemik dari disentri atau shigellosis yang merupakan radang akut pada saluran
pencernaan. Tinja manusia merupakan sumber utama dalam penularan penyakit
ini karena bakteri ini dapat menginfeksi saluran pencernaan yang menyebabkan
gejala mulai dari diare, nyeri perut, muntah dan mual, sampai dengan komplikasi
yang lebih serius
5.2 Uji Sanitasi Rambut
Praktikum kali ini dilakukan pengujian sanitasi pekerja melalui uji
kontaminasi dari rambut. Rambut diuji dengan media NA dan PDA sehingga
dapat diketahui bakteri dan kapang, karena rambut juga banyak mengandung
kapang. NA untuk bakteri, dan PDA untuk kapang dan khamir. Uji ini dilakukan
dengan cara meletakkan rambut pada cawan berisi media NA dan PDA secara
aseptis yang selanjutnya diinkubasikan pada suhu 30oC selama 3 hari.
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Tabel 3. Uji Sanitasi Rambut
KelompokJumlah Koloni
(pada NA )
Pewarnaan Gram
Jumlah Koloni
(pada PDA)Preparat Basah
1(Rambut berketombe)
1 koloni Bentuk : basilGram : negative
3 koloni Kapang
2(rambut keramas)
4 koloni Bentuk : basilGram : negatif
3 koloni Khamir
3(rambut berkerudung)
1 koloni Bentuk : basilGram : negatif
4 koloni -
4(rambut tidak dicuci)
4 koloni Bentuk: coccusGram : negative
1 koloni besar dan 2 koloni kecil
-
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Tabel 4. Lanjutan
Kelompok
Jumlah Koloni(pada NA )
Pewarnaan Gram
Jumlah Koloni (pada PDA)
Preparat Basah
5(rambut dicuci)
16 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
16 koloni Khamir
6(rambut berketombe)
4 koloni Bentuk :Gram :
5 koloni -
7(rambut berkerudung)
2 koloni Bentuk : tidak dapat diamatiGram : tidak dapat di amati
19 koloni Kapang
8(rambut tidak dicuci)
6 koloni Bentuk : basilGram : positif
4 koloni Khamir
9(rambut keramas)
2 koloni Bentuk :Gram : negatif
16 koloni Khamir
10(rambut berketombe)
2 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
1 koloni Khamir
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Berdasarkan data hasil pengamatan di atas kita dapat mengetahui bahwa
mikroorganisme terdapat pada rambut manusia. Perlakuan yang diujikan pada
sanitasi rambut ini antara lain uji pada rambut berketombe, rambut yang telah
dicuci, rambut yang belum dicuci, dan berkerudung.
Uji sanitasi pada rambut yang berketombe dilakukan oleh kelompok satu,
enam, dan sepuluh menunjukan hasil yang berbeda. Hasil pengamatan kelompok
satu pada medium NA menumbuhkan satu koloni bakteri dan pada medium PDA
tumbuh 3 koloni kapang. Pada medium NA kelompok enam, tumbuh empat
koloni bakteri dan pada medium PDA tumguh lima koloni kapang, sementara
hasil pengamatan kelompok sepuluh pada medium NA, diketahui tumbuh 2 koloni
bakteri dan pada medium PDA tumbuh 1 koloni khamir.
Uji sanitasi pada rambut yang telah dicuci terlebih dahulu dilakukan oleh
kelompok dua, lima, dan sembilan. Uji sanitasi yang dilakukan kelompok dua
pada medium NA menumbuhkan empat koloni bakteri dan pada medium PDA
tumbuh tiga koloni khamir. Uji sanitasi yang dilakukan kelompok lima pada
medium NA menumbuhkan 16 koloni bakteri dan pada medium PDA juga
tumbuh 16 koloni khamir. Uji sanitasi yang dilakukan kelompok sembilan pada
medium NA menumbuhkan dua koloni bakteri dan pada medium PDA juga
tumbuh 16 koloni khamir.
Kelompok tiga dan tujuh masing masing melakukan uji sanitasi pada
rambut berkerudung. Hasil pengamatan yang diperoleh kelompok tiga yaitu
tumbuh sebanyak1 koloni bakteri pada medium NA dan 4 koloni pada medium
PDA. Sementara kelompok tujuh berhasil menumbuhkan dua koloni bakteri pada
medium NA dan 19 koloni kapang pada medium PDA.
Kelompok empat dan delapan masing-masing melakukan uji sanitasi pada
rambut yang tidak diduci. Pada hasil pengamatan kelompok empat diketahui
tumbuh empat koloni bakteri pada medium NA dan satu koloni kecil dan dua
koloni besar mikroorganisme pada medium PDA. Sementara kelompok hasil
pengamtan kelompok delapan menunjukan jumlah bakteri yang tumbuh pada
medium NA sebanyak enam koloni dan 1 buah kolon khamir tumbuh pada
medium PDA.
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Bakteri terutama Staphylococcus selalu hadir pada rambut pekerja
sehingga para pekerja diwajibkan menggunakan penutup kepala sebelum
penanganan pangan (Irianto, 2006). Rambut dari kepala, muka atau lengan,
walaupun kadang-kadang terkontaminasi oleh Staphylococcus aureus dan bakteri
lain, bukan merupakan sumber kontaminasi utama mikroba pada makanan.
Penanganan, menyisir dan pengikatan rambut mungkin akan memindahkan
mikroba lebih banyak pada makanan melalui tangan dari pada rambut yang
terjatuh kedalam makanan. Akan tetapi, adanya rambut dalam makanan tidak
disukai.
5.3 Uji Sanitasi Pernafasan
Uji sanitasi pernafasan dilakukan dengan tujuan mengetahui jumlah
bakteri atau mikroorganisme lainnya yang bisa masuk kedalam makanan melalui
nafas pekerja. Berikut adalah data hasil pengamatan dari uji sanitasi mulut.
Tabel 5. Uji Sanitasi Pernapasan
Kel.JumlahKoloni
(padaNA)Pewarnaan
GramJumlahKoloni
(padaPDA)PreparatBasah
1 0 koloni - 0 koloni
2 0 koloni - 0
3 0 koloni - 0 koloni -
4 0 koloni - 0 koloni -
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Tabel 6. Lanjutan Kel
.JumlahKoloni
(padaNA)Pewarnaan
GramJumlahKoloni (padaPDA)
PreparatBasah
5 2 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
3 koloni Khamir
6 8 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
- -
7 2 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
4 koloni
8 7 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
5 koloni
9 2 koloni Bentuk :Gram : positif
0 koloni -
10 3 koloni Bentuk: coccusGram : negatif
0 koloni -
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
Bedasarkan data hasil pengamatan di atas, diketahui bahwa pada beberapa
medium NA dan PDA ada yang ditumtumbuhi mikroorganisme dan ada juga yang
tidak ditumbuhi. Pada rongga mulut hidup banyak bakteri, bakteri tersebut
bermacam-macam dan sangat kompleks. Bakteri tersebut secara umum terbagi
menjadi dua yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob. Jenis-jenis bakteri atau
mikroba yang bisa ditemukan dalam rongga mulut antara lain streotokokkus,
stafilokokkus, cornybacteria, neisseria, lactobacilli, kandida, dan lainnya.
Salah satu jenis bakteri yang paling banyak dan bersifat merusak adalah
streptokokkus, terutama pada orang-orang yang banyak mengkonsumsi gula
dalam jumlah yang tinggi. Staphylococcus berukuran 0,8 µm, berbentuk bulat,
tidak membentuk spora dan memproduksi enzyme katalase, fakultatif anaerob
serta membentuk asam dari glukosa dalam suasana aerobik dan anaerobik. Yang
membedakan micrococcus dengan yang lain adalah dalam kemampuan melakukan
oksidasi glukosa.
Sementara itu jenis kapang yang bisa terdapat pada rongga mulut adalah
Candida albicans merupakan Organisme atau jamur yang biasanya menyebabkan
lesi ini, dapat menyebabkan penyakit pada berbagai system organ. Salah satu nya
yaitu candidiatis oral atau sariawan, ditandai oleh plak putih, lengket pada lidah,
langit-langit mulut, dan bagian dalam pipi.
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum uji sanitasi pekerkja ini dapat diratik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Tangan nafas, dan rambut merupakan sumber kontaminasi mikroba yang
dapat mencemari makanan.
Jenis mikroorganisme yang biasanya dapat tumbuh dan diamati pada
cawan agar adalah bakteri, kapang, khamir, Staphylococcus, dan jenis
bakteri koliform (koliform fekal dan koliform non fekal).
Alkohol dapat berfungsi sebagai desinfektan yang dapat mengurangi
jumlah mikroba pada sampel. Alkohol konsentrasi 70-90% dapat
mengkoagulasikan protein mikroba dan melarutkan membran mikroba
sehingga mikroba bisa mati.
Ihsan Maulana Defria240210140020
Kelompok 3
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989. Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan . PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri . Penerbit Andi. Yogyakarta.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid I . CV Yrama Widya. Bandung.
Pelczar, MJ dan Chan, ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I . Penerbit UI Press. Jakarta.