lap. 5 efek diuresis

20
15 Laboratorium Farmakologi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap zat yang digunakan dalam dunia pengobatan tentunya diinginkan mempunyai biological avability yang bagus, yaitu prosentase obat yang diresoprsi dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan atau mengadakan efek terapeutiknya, sehingga dalam hal ini bentuk-bentuk pemberian obat sangat mempengaruhi daripada biological assaylability tersebut Kebanyakan obat dapat diukur aktivitasnya secara cepat dan tepat dengan metode kimiawi atau fisika dengan menggunakan alat modern atau melalui beberapa percobaaan terhadap sekelompok hewan uji misalnya pada tikus, mencit kelinci dan hewan uji lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti bahwa disamping dari faktor formulasi obat, cara pemberian juga sangat mempengaruhi efektivitas dari pada obat tersebut. Untuk obat yang struktur kimianya belum diketahui dan atau untuk sediaan tak murni maupun campuran dari beberapa zat aktif tidak dapat menggunakan alat

Upload: fhia-fhyo

Post on 02-Jan-2016

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Setiap zat yang digunakan dalam dunia pengobatan tentunya diinginkan

mempunyai biological avability yang bagus, yaitu prosentase obat yang

diresoprsi dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan atau

mengadakan efek terapeutiknya, sehingga dalam hal ini bentuk-bentuk

pemberian obat sangat mempengaruhi daripada biological assaylability tersebut

Kebanyakan obat dapat diukur aktivitasnya secara cepat dan tepat dengan

metode kimiawi atau fisika dengan menggunakan alat modern atau melalui

beberapa percobaaan terhadap sekelompok hewan uji misalnya pada tikus,

mencit kelinci dan hewan uji lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

secara pasti bahwa disamping dari faktor formulasi obat, cara pemberian juga

sangat mempengaruhi efektivitas dari pada obat tersebut.

Untuk obat yang struktur kimianya belum diketahui dan atau untuk sediaan

tak murni maupun campuran dari beberapa zat aktif tidak dapat menggunakan

alat modern, hanya dengan metode biologisnya yaitu dengan “bioassay” dimana

aktivitasnya ditentukan oleh adanya mikroorganisme hidup dengan

membandingkan standar internasional, misalnya penentuan biologis dilakukan

pada hewan uji yaitu : insulin pada kelinci (penurunan glukosa darah), ACTH

pada tikus, dan digitalis terhadap jantung katak.

Untuk mengetahui kecepatan efektivitas (efek) dari suatu obat, maka perlu

dilakukan suatu pengujian terhadap hewan uji misalnya pada tikus dan mencit

dengan cara parenteral yaitu dengan menyuntikkan ke dalam organ (salah

bagian) tubuh hewan uji, lalu diketahui lah efek dari pada obat tersebut.

Page 2: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

I.2 Maksud dan Tujuan percobaan

I.2.1 Maksud percobaan

Mengetahui efek dari obat modern dan obat tradisional serta bagaimana

proses terjadinya diuresis.

I.2.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui efek dari pengobatan Diuretik

2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya diuresis pada hewan uji.

I.3 Prinsip Percobaan

Pada prinsipnya percobaan ini dilakukan dengan cara memberikan obat

dieresis secara intraperitonial untuk obat modern serta secara oral untuk obat

tradisional dengan tujuan agar hewan tersebut terangsang untuk kencing,

sehingga dapat diketahui kekuatan efek dieresis pada obat tersebut.

Page 3: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Pembuangan obat keluar tubuh biasa terjadi melalui berbagai jalan dan

yang terpenting adalah melalui ginjal menuju ke dalam air kemih. Jalan lain

yang termasuk empedu, usus, paru-paru atau susu pada ibu yang menyususi.

Seorang penderita dengan gagal ginjal bias mengalami dialysis. Ekstrak

korporat yang akan mengeluarkan molekul-molekul kecil seperti obat.

Obat diuretik merupakan obat yang dapat menambah kecepatan

pembentukan urin. Istilah diuresisis mempunyai 2 pengertian antara lain yang

pertama yaitu menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi

dan yang kedua adalah menunjukkan jumlah pengeluaran ( kehilangan ) zat-zat

terlarut dan air. Fungsi utama obat diuretic adalah memobilisasi cairan udem

yang berarti mengubah suatu keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga

volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.

Mekanisme kerja obat diuretik adalah kebanyakan dengan mengurangi

reabsorbsi natrium sehingga pengeluarannya terjadi lewat urin dan demikian

juga dari air diperbanyak, obat ini bekerja khusus terhadap tubuli dan di tempat

lainnya.

Pengaruh obat diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya

untuk menentukan tempat kerja diuretik. Secara umum obat diuretic dibagi

menjadi 2 golongan besar.

1. Diuretik osmotik

2. Penghambat mekanisme transport elektrolit di tubuli ginjal.

Obat yang menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal antara lain:

1. Penghambat karbonik anhidrase

2. Dienzotidiazida

Page 4: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

3. Diuretik hemat kalium

4. Diuretik kuat.

II.2 Uraian Bahan

1. Furosemid (FI. Edisi III)

Nama resmi : Furosemedi injectio

Nama lain : Injeksi furosemida

Injeksi furosemida mengandung Furosemida, C12H11CN2O3S, tidak kurang

95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

1. Aquades (FI. Edisi III)

Nama resmi : Aqua Destilata

Nama lain : Air suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak bewarna, tidak berasa dan

tidak berbau.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Penggunaan : Untuk cairan minum oral.

2. Daun tapak kuda

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Page 5: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea pes-caprae (L)

II.3 Uraian Hewan Uji

II.3.1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phyllum : Cordata

Sub phylum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Sub kelas : Theria

Ordo : Rhodenfia

Familia : Muridae

Genus : mus

Species : Mus musculus

Page 6: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

B A B III

METODE KERJA

III. 1 Alat dan Bahan yang Digunakan

III.1.1 Alat yang Digunakan

1. Spoit oral

2. Timbangan berat badan hewan

3. Panci infus

4. Termometer

5. Beker gelas

6. Tissue

7. Batang pengaduk

8. Spoit 1 ml

III.1.2 Bahan yang Digunakan

1. Aquadest

2. Furosemida

3. Obat Tradisional (infuse daun tapak kuda)

III.2 Prosedur Kerja

III.2.1. Pembuatan infus tapak kuda

1. Dicuci bersih daun tapak kuda , kemudian di iris kecil-kecil

2. Dipanaskan panci infus, masukkan daun tapak kuda ke dalam panci

tambahkan 50 ml air, kemudian di masak sampai mendidih.

3. Diukur suhunya hingga 900 lalu di saring, kemudian di dinginkan.

Page 7: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

III.2.1. Penyuntikan obat

1. Mencit dikelompokkan dalam 4 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari

1 ekor mencit, menurut obat yang disuntikkan

2. Semua mencit diberikan air hangat secara oral sebanyak 1 ml/ 25 mg

mencit.

3. Masing-masing kelompok mencit di suntik intraperitonial (ip) furosemid

(dosis 60 mg), OTRA dan kontrol (aquades) sesuai dengan perhitungan

4. Ditempatkan masing-masing mencit dalam kandang khusus yang tersedia

dan ditampung urin yang dieksresikannya : catat jumlah urin yamg

dihasilkan selama 1 jam.

Page 8: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

B A B IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

No. Perlakuan BB (g) VA (ml) VP (ml) MB (mnt) Waktu berkemih selama 1 jam VU (ml)

I II III

1. Furasemid 12 g 0,444 ml 0,156 ml 10.12 10.25 10.50 0,31 ml

2. Aquadest 17 g 10.12 11.03 11.15 11.30 0,5 ml

3. Daun salam

4. Daun tapak kuda 14,5 g 0,348 ml 0,377 ml

Keterangan :

BB : Berat Badan (gram)

VU : Volume Urine

VA : Volume air

VP : Volume perlakuan

MB : Mulai berkemih

Page 9: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

B A B V

PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini yaitu pengujian efek dieresis dengan pemberian

obat diuretic pada hewan uji mencit, dimana bahan yang digunakan yaitu lasix ampul

yang mengandung Furosemid 10 mg/ml, Obat – obat tradisional (daun tapak dara dan

kontrol digunakan Aquades. Dan untuk furosemid digunakan dosis yang sama yaitu

40 mg.

Sebelum diujikan, hewan uji yaitu mencit perlu dahulu dipuasakan sekitar

empat jam. Hal ini dimaksudkan agar dalam praktikum khasiat obat lebih tampak.

Setalah itu, mencit ditimbang untuk mengetahui bobot yang akan digunakan dalam

perhitungan dosis.

Pada pengujian untuk mengetahui efek diuretik tidak membutuhkan

tehknik khusus hanya saja teknik dasar yang perlu diperhatikan adalah penyuntikan

atau penanganan hewan uji yang baik.

Bila masing-masing hewan uji sudah ditimbang, maka terlebih dahulu diberikan

air hangat sesuai dengan dosisnya kemudian disuntikkan obat lalu mencit

ditempatkan ditempat khusus yang dapat menampung urin yang dikeluarkan.

Pada percobaan dapat dilihat bahwa efek dari daun tapak kuda tidak

menghasilkan kemih, dikarenakan dosis yang digunakan tidak mencapai ketentuan

sehingga efek diuretic dari daun tapak kuda tidak kelihatan dibanding dengan

pemberian furosemid dan aquadest.

Furosemid merupakan golongan diuretic kuat (High-celling Diuretic). Tempat

kerjanya dibagian epitel tebal ansa henle bagian asenden, sehingga sering disebut

loop diuretic. Diuretik kuat ini bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit

di ansa bagian henle asendens bagian epitel tebal, tempat kerjanya dibagian

permukaan sel epitel dibagian luminal. Diuretic dikontraindikasikan pada keadaan

gagal ginjal yang disertai anuria. Diuretic kuat dapat menurunkan kadar kalsium

Page 10: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

plasma pada keadaan hiperkalsemia simptomatik dengan cara meningkatkan ekskresi

kalsium melalui urin. Furosemid biasanya tersedia dalam bentuk tablet 20 mg, 40 mg,

80 mg serta preparat suntikan, umumnya pasien membutuhkan kurang dari 600 mg

per hari.

Page 11: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

B A B VI

P E N U T U P

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan furosemid sebagai obat

modern memiliki efek diuretik yang baik, begitu pula pada OTRA namun

dalam hal ini furosemid lebih cepat memberikan efek diuresis daripada OTRA

dibuktikan dari hasil pengamatan menunjukkan untuk 30 menit pertama

furosemid yang pertama kali menunjukkan hasil sedangkan OTRA lebih

lambat bahkan pada percobaan ini tidak menghasilkan air seni disebabkan

karena kurangnya dosis pada OTRA. Dan juga volume urin yang dihasilkan

lebih banyak terhadap furosemid daripada OTRA. Perlu diperhatikan dalam

proses pemberian obat melalui oral dimana posisi spoit oral harus tepat

karena bisa saja melukai mencit ataupun cairan obat tidak masuk ke lambung

tapi ke paru – paru yang dapat mengakibatkan kematian pada mencit.

VI.2 Saran

Pengawasan hewan uji setelah pemberian obat-obat diuretik harus

dilakukan dengan cermat dan tepat agar yang diperoleh sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 12: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Farmakologi, 2011., Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes Depkes Makassar Jurusan Farmasi : Makassar.

Anonim, 2007., Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Departemen Farmakologi Terapeutik, Falkutas Kedokteran, UI : Jakarta.

Dirjen POM, 1979., Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI : Jakarta.

Page 13: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

LAMPIRAN

Perhitungan:

Kelompok I

Permberian air hangat : Mencit 17 kg = x 1 ml = 0,85 ml

Pemberian air biasa (control negative): Mencit 17 kg = x 1 ml = 0,85 ml

Kelompok II

Permberian air hangat : Mencit 18 kg = x 1 ml = 0,9 ml

Pemberian oral larutan kafein :

Dosis lazim kofein 300 mg – 600 mg

Untuk mencit = 500 mg x 0,0026 = 1,3 mg/20 g/ ml

Mencit 18 kg = x 1,3 mg = 1,17 mg/ml ~ 1,2 mg /ml

Dibuat larutan kafein 100 ml = x 100 ml = 120 mg/100 ml

Kelompok III

Pemberian air hangat : Mencit 17 kg = x 1 ml = 0,85 ml

Pemberian larutan infuse akar alang-alang:

Untuk mencit 17 kg = 200 ml x 0,0026 = 0,52 ml/ 20 kg

Larutan infuse = x 0,52 ml = 0,442 ml ~ 0,4 ml

Kelompoki IV

Pemberian air hangat : Mencit 17 kg = x 1 ml = 0,85 ml

Pemberian larutan infuse daun kumis kucing:

Page 14: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

Untuk mencit 17 kg = 200 ml x 0,0026 = 0,52 ml/ 20 kg

Larutan infuse = x 0,52 ml = 0,442 ml ~ 0,4 ml

LAPORAN FARMAKOLOGI II

PRAKTIKUM V

“EFEK DIURETIK”

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK II : WINDA HERFRIDA PO713251101.093

SUKMAWATI PO713251101.06

SRI RIZKY W PO713251101.06

Page 15: Lap. 5 Efek Diuresis

15Laboratorium Farmakologi

SITTI RAFIAH PO713251101.06

TRIFENA PORMES PO713251101.09

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2012BB