landasan yuridis formal anak berkebutuhan khusus
TRANSCRIPT
LANDASAN YURIDIS FORMAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Internasional
I. Konvensi PBB tentang Hak Anak
Pasal 2
1. Negara harus menghormati dan menjamin hak-hak setiap anak tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun.
Pasal 23
1. Negara mengakui bahwa anak yang menyandang kecacatan mental ataupun fisik dapat menikmati kehidupan yang layak dan utuh
Pasal 28
1. Negara mengakui hak anak atas pendidikan dan dengan mengupayakan pencapaian hak atas dasar kesamaan kesempatan
Pasal 29
1. Negara menyetujui bahwa pendidikan bagi anak diarahkan untuk pengembangan kepribadian, bakat dan kemampuan, penghargaan atas hak asasi manusia dan kebebasan fundamental
II. Konferensi Jomtien 1990
Deklarasi Dunia tentang Pendidikan
Pasal III
1. Pendidikan dasar diberikan kepada semua anak2. Mempertahankan tingkat belajar yang wajar agar pendidikan dasar dapat diperoleh secara merata
3. Prioritas pendidikan dan meningkatkan kualitas bagi anak perempuan
4. Komitmen menghilangkan kesenjangan pendidikan.
5. Kebutuhan belajar para penyandang cacat menuntut perhatian khusus.
III. Peraturan Standar PBB tentang Persamaan Kesempatan bagi Penyandang Cacat
Peraturan 6 :
Negara menjamin pendidikan penyandang cacat merupakan bagian integral sistem pendidikan
IV. Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus
Pasal 2 :
Sistem pendidikan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan anak yang berbeda-beda.
Pasal 3 :
Pemerintah menetapkan prinsip pendidikan inklusif sebagai undang-undang
V. Konferensi Dakar, Senegal
Pendidikan untuk Semua: Memenuhi Komitmen Kolektif Teks yang ditetapkan oleh Forum Pendidikan Dunia di Dakar, Senegal, 26-28 April 2000
B. Nasional
I. Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen)
Pasal 31
1. Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
II. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3
Pendidikan Nasional Berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Pasal 5
1. Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
2. Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus
3. Warga Negara di daerah terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus
4. Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus
Pasal 32
1. Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan mengikuti proses pembelajaran
2. Pendidikan layanan khusus bagi peserta didik di daerah terpencil atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi
III. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 48
Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak.
Pasal 49
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 50
Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 diarahkan kepada :
a. Pengembangan sikap dan kemampuan
b. Pengembangan penghormatan atas
HAM
c. Pengembangan rasa hormat terhadap
orang tua, budaya, bahasa dan nilai-
nilai
d. Persiapan anak untuk
bertanggungjawab
e. Pengembangan rasa hormat dan cinta
terhadap lingkungan hidup
Pasal 51
Anak penyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan biasa dan luar biasa
Pasal 52
Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan khusus
Pasal 53
1. Pemerintah bertanggung jawab memberikan biaya pendidikan bagi anak kurang mampu, anak terlantar, dan anak di daerah terpencil.
2. Pertanggungjawaban pemerintah dalam ayat (1) termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif.
IV. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 19997
tentang Penyandang Cacat
Pasal 5
Setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan
V. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 2
1. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi :
Standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidikan dan kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan
VI. Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor 380/C.C6/MN/2003, 20 Januari 2003
Perihal Pendidikan Inklusi
VII. Deklarasi Bandung (Nasional) “Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif” (8-14 Agustus 2004)
1. Menjamin setiap anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus mendapatkan kesempatan akses dalam segala aspek kehidupan
2. Menjamin setiap anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus sebagai individu yang bermartabat untuk mendapatkan perlakuan yang manusiawi
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengelolaan pendidikan inklusif
4. Menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus
5. Menjamin kebebasan anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus untuk berinteraksi
6. Mempromosikan dan mensosialisasikan layanan pendidikan inklusif
7. Menyusun rencana aksi (action plan) dan pendanaannya untuk pemenuhan aksesibilitas fisik dan non fisik
VIII. Deklarasi Bukittinggi (Internasional) Tahun 2005 :
1. Sebuah pendekatan terhadap peningkatan kualitas sekolah secara menyeluruh
2. Sebuah cara menjamin semua memperoleh pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas
3. Sebuah kontribusi pengembangan masyarakat yang menghargai dan menghormati perbedaan individu semua warga Negara.