lampiran 1.1. sinopsis novel supernova seri gelombang
TRANSCRIPT
68
Lampiran 1.1. Sinopsis Novel Supernova seri Gelombang
Sianjur Mula-Mula merupakan salah satu desa yang didiami oleh penghuni
suku Batak yang kental dengan adat dan tradisional. Sepenuhnya belum terbuka
dengan dunia luar dan tokoh utama yang bernama Thomas Alfa Edison Sagala lahir
di desa ini. Alfa yang selalu anti dengan suara Gondang atau musik ansambel Batak
yang dipadukan dengan Tari Tor-Tor untuk melakukan upacara dan perayaan
khusus, selalu diungsikan ke rumah saudaranya. Namun seiring usianya bertambah
dan tumbuh menjadi Alfa kanak-kanak, ibunya memaksa untuk Alfa mengerti
bahwa upacara tersebut adalah bagian dari hidup mereka di Sianjur Mula-Mula.
69
Pada saat Gondang dimainkan, Alfa merasakan ketidaknyamanan dengan posisi
yang terhimpit juga sesuatu yang datang di penyangga rumahnya. Alfa melihat
bayangan yang mengawasinya. Namun hal itu menggemparkan orang-orang
sekampung, menganggap bahwa Raja Uti, roh sesembahan mereka mendatangi
Alfa dan dikatakan langsung oleh Ompu Togu Urat dan Nyai Gomgom yang
merupakan kunci dari berjalannya upacara Gondang tersebut. Dapat dikatakan pula
bahwa mereka adalah orang penting di Sianjur Mula-Mula. Dan setiap malam Alfa
juga selalu memimpikan mimpi yang hampa dan mencekik dirinya hingga
terbangun dengan kehabisan nafas.
Kehidupan kanak-kanak Alfa mulai terancam dengan ajakan Ompu Togu
Urat untuk menjadikan dukun terkuat di Sianjur Mula-Mula. Mamak Alfa sangat
tidak menyetujui bahkan Bapak Alfa pun juga menggadang-gadangkan Alfa
menjadi insinyur di Jakarta. Semakin hari, semakin terbukti bahwa Ompu Togu
Urat berniat menghancurkan Alfa yang merupakan ancaman bagi dirinya. Sampai
satu waktu tiba, Alfa ditenggelamkan oleh Ompu Togu Urat dan berakhir dengan
menghilangnya mayat Ompu Togu Urat. Dengan badan kecilnya, Alfa dapat
mengalahkan Ompu Togu Urat dan diselamatkan oleh Ompu Ronggur yang
merupakan saudara Ompu Togu Urat. Sebelumnya, Alfa pernah bertemu dengan
Ompu Ronggur, namun terus dihalangi Ompu Togu Urat bahwa Ompu Ronggur
hanya merusak keadaan Alfa saja.
Setelah insiden hilangnya Ompu Togu Urat, Alfa dan keluarga akhirnya
berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya beserta Uton dan Eten, kakak-
kakak Alfa. Bapaknya juga akan mencari kerja di Jakarta hingga keadaan ekonomi
70
mereka semakin membaik. Namun, saat itu pula ada kendala bahwa mereka harus
segera melunasi hutang kepada Bapaktua. Dari Uton dan Eten yang dipilih, Alfa
lah yang maju untuk pergi ke Amerika, sekolah sambil bekerja melunasi hutang.
Bahaya yang dialami Alfa adalah Alfa tidak memiliki dokumen penting sehingga
di Amerika tinggal di komplek perantau ilegal.
Di amerika, Alfa memiliki pembenci berupa anak-anak dari Amanguda
yang merupakan keluarga penerima Alfa untuk rumahnya dapat ditinggali oleh
Alfa. Selain bekerja untuk keluarga, Alfa juga membiayai Amanguda untuk hidup
karena anak-anaknya tidak cukup membiayai kebutuhan hidup mereka berempat.
Alfa juga berusaha mati-matian untuk melanjutkan ke bangku kuliah sambil
melunasi hutang keluarganya juga menghidupi kebutuhan Amanguda.
Hingga proses itu terus berjalan, Alfa membuka bisnis untuk menjadi tutor
belajar sahabatnya. Bisnis tersebut tentu untuk melunasi hutang dan kebutuhan
lainnya. Alfa melanjutkan ke bangku kuliah dan memenuhi tanggung jawab untuk
membantu teman-temannya mendapatkan beasiswa. Alfa dan sahabatnya
mendapatkan semua beasiswa tersebut dan beralih mendapatkan pekerjaan yang
baik. Semuanya benar-benar dijalani Alfa dan terus berproses untuk meningkatkan
diri.
Namun Alfa terus dihinggapi rasa tidak nyamannya sejak kecil, yaitu
pengalaman supranatural yang dirasakannya berupa mimpi buruk yang sama dan
diganggu makhluk yang pernah dilihatnya. Alfa tidak pernah merasakan tidur lebih
dari dua atau empat jam. Alfa lebih suka tidur sebentar selama sehari daripada tidur
lama dan dimimpikan mimpi buruk yang sama. Sehingga itulah dampak yang
71
merugikan dirinya berupa kurangnya jam istirahat dan lebih bertumpu pada belajar
dan membaca dengan rajin.
Alfa berinisiatif untuk mengobati dirinya yang selalu dimimpikan mimpi
buruk sejak kecil. Alfa datang kepada seorang dokter bernama Nicky. Nicky
merupakan saksi bagaimana ketika Alfa mulai membunuh dirinya saat terlelap
dengan menutup sendiri wajahnya dan membekap kepalanya erat. Hingga Nicky
sadar bahwa ini bukanlah hal yang umum dan bukan yang biasa. Pencarian sebab-
sebab tersebut berujung ke perjalanan menuju New York dan dilanjutkan ke seri
Supernova lainnya.
72
Lampiran 1.2. Biografi Pengarang
Dewi Lestari lahir di Bandung pada 20 Januari 1976. Dewi Lestari atau
dikenal dengan nama pena Dee Lestari memulai kancah sastra Indonesia dengan
novel Supernova dengan seri pertama Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang terbit
pada tahun 2001.
Supernova sendiri memiliki banyak seri yang berjudul Akar yang terbit pada
tahun 2002, Petir pada tahun 2004, dan Partikel pada tahun 2012. Supernova
konsisten menjadi salah satu bestseller nasional dan membawa banyak kontribusi
positif dalam dunia perbukuan Indonesia. Prestasi Dee saat berkiprah dalam dunia
kepenulisan tembus ke ajang nasional hingga internasional.
Lalu tahun 2014, Dee kembali meluncurkan seri Supernova lainnya yaitu
Gelombang. Dari semua seri-seri ini yang berjudul Akar, Petir, dan Partikel, akan
bergabung dan menjadi satu kesatuan pada Supernova seri Inteligensi Embun Pagi.
Seri-seri tersebut memiliki tokoh utamanya masing-masing yang akan berpuncak
pada seri Inteligensi Embun Pagi.
Dee juga meluncurkan banyak buku-buku lainnya yaitu, Filosofi Kopi pada
tahun 2006, Rectoverso pada tahun 2008, Perahu Kertas pada tahun 2009, dan
Madre tahun 2011. Buku-buku tersebut juga terbilang diketahui oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia dan banyak peminat untuk dibaca.
73
1.3 Lampiran Korpus Data Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel
Supernova seri Gelombang karya Dee Lestari
No. Kode Data Data Deskripsi
1. KAD/181 Tanganku terangkat.
“Ya. Kamu.” Matanya
tepat menangkapku.
“Kita satukan semua
bir yang tersisa dari
baris kedua dan baris
ketiga, lalu kita jual
lagi di baris yang
pertama.” Tom Irvine
memiringkan
kepalanya, matanya
menyipit. Ia sedang
menilaiku. “How did
you come up with that
idea?” “Di baris
pertama, semua bir
habis. Berarti ada
sesuatu yang
mengundang pasar
berkumpul di sana. It’s
all beer, but the market
seems to like whatever
was served on the first
conveyor belt. So, we
move the rest up there.”
“Dan, bagaimana
caranya supaya orang
tidak tahu bahwa itu bir
hasil daur ulang?”
“Repackaging.”
“Siapa nama kamu?”
“Alfa,” jawabku lantang.
“Alfa Sagala.”
“I’m eyeing on you,
Alfa.” Ia menunjukku
seraya melempar
senyumnya yang
karismatik.
Sejenak aku merasa
semua mata di
auditorium itu tertuju
kepadaku. Aku
Alfa memberikan ide
kepada tokoh lainnya
sebagai pengajar dan ia
dengan santai
membuktikan bahwa
idenya tersebut tidak salah
dan tanggapannya tidak
buruk terhadap Alfa.
Kepandaigan yang dimiliki
Alfa, membuat banyak
orang takjub hingga diingat
untuk dapat diajak kerja
sama di lain waktu. Alfa
bereaksi mengkhayalkan
dirinya dilihat oleh seluruh
orang di auditorium. Ia
membayangkan betapa
hebat dirinya dipandang
oleh Homer Simpson.
Kepercayaan diri
Alfa semakin bertumbuh
seiring berjalannya waktu.
Dalam kondisi tersebut,
Alfa telah duduk di bangku
kuliah dan menghadiri
sebuah mata kuliah yang
dosen pengajarnya
mengajukan sebuah
pertanyaan. Pertanyaan
tersebut dilemparkan sang
dosen dan Alfa dapat
menjawabnya. Dosen pun
puas dengan jawaban Alfa
dan tertarik dengan diri
Alfa yang sebenarnya. Saat
dosen mulai tertarik dengan
Alfa, kepercayaan diri Alfa
pun bertumbuh hingga ia
dapat mengkhayalkan
sesuatu yang hebat
menurutnya. Berekspresi
dengan kepandaian juga
74
mengkhayalkan andai
saja ada Homer Simpson
duduk di salah satu
bangku lalu
mengacungkan tangan
dan mengambil alih
semua perhatian yang
membuatku jengah ini
dengan bertanya, “Does
whiskey count as beer?”
Untungnya, Tom Irvine
menyedot kembali
seluruh atensi dengan
cepat. Aku dan Homer
dalam kepalaku bisa
kembali bernapas lega.
dapat menumbuhkan
kepercayaan diri seseorang
dan kebanggaan tersendiri
atas hasil yang didapat
bahwa bebas berekspresi
merupakan salah satu
bagian dari aktualisasi diri
yang mana kita bebas untuk
memilih bagaimana
mengekspresikan
kepandaian untuk hal-hal
tertentu.
2. KAD/125 “SMA ada yang gratis.
Macam SMA negeri.
Tapi, repotlah urus-
urusnya. Aku tak pernah
bawa anak sekolah.”
Amang Gultom tahu-
tahu menahan kartunya.
“Kenapa kau tanya-
tanya? Mau kau
berangkat?” “Tambah
lama nanti bapakmu
bayar utang.”
Bapaktua geleng-
geleng. “Bapak
memangnya harus cicil
berapa lama?”
tanyaku. Bapaktua
mengangkat telapak
tangannya. Membuka
kelima jarinya.
Jempolnya kulipat.
“Aku akan lunasi
dalam empat tahun.”
Amang Gultom tersedak,
yang lalu pecah menjadi
tawa terbahak-bahak
diselingi batuk-batuk.
Sementara itu, Bapaktua
menyeringai lebar.
Alfa berinisiatif untuk
melunasi hutang keluarga
dengan pergi ke Amerika
sambil bersekolah dan
lanjut ke bangku kuliah.
Target yang dipasang
sangatlah tinggi dan tidak
semua orang akan mampu
untuk melakukannya.
Namun Alfa dengan berani
melakukannya dan sangat
kuat untuk orang lain tanpa
memikirkan dirinya
kembali. Alfa tidak
memikirkan resiko apa ke
depannya, apakah aman
untuknya dengan melunasi
hutang dan mencari rezeki
di luar negeri dan masih
banyak lagi resiko yang
harus dihadapi.
Kondisi yang
diceritakan terlihat bahwa
Alfa lebih memilih untuk
membahagiakan orang
tuanya dengan caranya
sendiri dan sembunyi-
sembunyi tanpa
sepengetahuan orang
tuanya. Targetnya amat
75
kuat untuk menuntaskan
hutang yang dimiliki orang
tuanya. Berangkat ke luar
negeri, bersekolah sambil
bekerja, merupakan hal
yang tidak dapat
dibayangkan jika harus
dilakukan anak seumuran
Alfa yang diceritakan
duduk di bangku SMA.
Tekad yang kuat juga
menuntut dirinya untuk
terus mengembangkan apa
yang dimilikinya
3. KAD/148 “Kira-kira dapatnya kau
beasiswa itu?” “Mudah-
mudahan, Amanguda.”
Esai untuk proposal
beasiswaku sudah
kutulis sejak tiga bulan
yang lalu. Terus
kuperbaiki setiap ada
kesempatan. Sell
yourself, kalau kata
guru pembimbingku.
Pimp yourself, kalau
kata Carlos. Pump it up
like a push-up bra,
kalau kata Troy.
Intinya sama. Skor
SAT/ACT dan GPA
bukan satu-satunya
penentu untuk
memperoleh beasiswa
penuh. Aku harus
menjalin ambisi dan
kisah hidupku menjadi
esai yang menyentuh
dan sarat potensi
menjanjikan. “Kenapa
pulalah kau jauh-jauh ke
New York. Kayak tak
ada sekolah di New
Jersey. Kalau kau di sini,
ada yang temani aku.
Ada yang bisa
Alfa terus memperbaiki
esai yang akan dikirimkan
ke universitas yang ia
dambakan. Tujuan yang
detail tersebut yang
membuatnya terus berusaha
dengan memperbaiki esai
dan terus meningkatkan
skor SAT/ACT yang
dimaksud. Intinya adalah
berusaha setiap ada
kesempatan dan bekerja
keras atas apa yang dituju
dan menjadi target yang
dikejar.
Keinginannya yang
kuat dan detail terus
membuat dirinya harus
lebih berupaya untuk
mengejar beasiswa yang
diinginkannya. Dalam
maksud kondisi yang
diceritakan pengarang, Alfa
melakukan hal tersebut
dengan maksud memiliki
ijazah yang baik dan
mendapatkan pekerjaan
yang baik. Jika ditelisik
lagi keinginan tersebut
kembali lagi bergantung
untuk memperbaiki
nasibnya dan keluarganya.
76
kuandalkan,” Amanguda
berkata seperti anak
kecil merajuk. Aku cuma
bisa tersenyum pahit.
Dalam penentuan untuk
mendapatkan beasiswa
tersebut bergantung
kembali kepada apakah
dirinya sudah memenuhi
persyaratan tersebut atau
tidak. Persyaratan tersebut
kembali lagi kepada dirinya
sendiri, apakah ia sudah
memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri
4. KAD/160 Waktu di Jakarta, aku
merasa kemampuan
bahasa Inggris-ku di atas
rata-rata. Aku bisa puas
menertawakan Eten
dengan Inggris Toba-
nya. Baru ketika
bersekolah di Hoboken,
aku tahu rasanya
menjadi Eten. Setiap
kata yang terlontar dari
mulutku adalah Inggris
asing. Setiap kali aku
bicara, aku mengungkap
statusku sebagai
pendatang. Aku lalu
membuat perjanjian
kerja sama dengan
Troy. Dari setiap lima
belas dolar per jam
yang orangtuanya
bayarkan kepadaku
sebagai tutor, aku
membagi Troy lima
dolar untuk membantu
melenyapkan aksenku.
Uang itu ia pakai untuk
menambah koleksi
filmnya.
.
Alfa tidak menginginkan
bahwa ia diketahui sebagai
pendatang di negara
tersebut. Maka dari itu,
Alfa menyewa temannya
untuk mengajari bahasa
Asing. Pertemanan yang
tidak terikat pada budaya
juga membuat tokoh utama
tidak ingin terlihat masih
ada budaya asal yang
menempel padanya. Oleh
karena itu tidak terpaku
pada budaya akan
meningkatkan wawasan
yang luas, namun jika
diiringi dengan
melestarikan budaya asal
akan sangat baik untuk
membudidayakan budaya
asal. Orang yang
melakukan aktualisasi diri
cenderung lebih bebas
dalam hal budaya. Alfa
mencerminkan hal tersebut
dan berusaha untuk netral
dalam segi budaya. Ia
menguasai bahasa asalnya
dan ia juga dapat
menguasai bahasa di
tempat yang ditinggalinya
saat ini.
Kemampuan yang
ingin dimiliki Alfa
merupakan bentuk
77
meningkatkan diri agar
terus dapat menyetarakan
diri lebih baik dan lebih
tinggi. Sebab lain yang
dikatakan Alfa adalah tidak
ingin diketahui sebagai
pendatang. Secara alamiah
jika benar menguasai suatu
bahasa dengan aksen yang
baik, mungkin orang tidak
mengira bahwa Alfa bukan
orang Amerika asli. Namun
Alfa sedikit kecolongan di
sini bahwa Amerika cukup
dikatakan sebagai pemilih.
Terlepas dari menguasai
bahasa Inggris dengan baik
beserta aksennya, ketika
melihat fisik tetap saja akan
ada orang yang mengira
bahwa dirinya adalah
pendatang
5. KAD/107 Lama, aku menatap
mereka yang tertidur
terlipat-lipat di atas
lantai. Mencoba melihat
pemandangan itu sebagai
perwujudan cita-cita
Bapak yang ingin
menyekolahkan kami
setinggi-tingginya.
Namun, semakin lama
aku melihat, semakin
aku dihadapkan pada
kenyataan yang berbeda.
Mereka ada di sini
karena kehidupan
mereka telah
kurenggut.
Situasikulah yang
memaksa Bapak dan
Mamak melakukan
keputusan ini jauh
lebih cepat daripada
kesiapan mereka.
Gara-gara aku, kami
Alfa terasa menyesak
karena sebab dia
keluarganya terdampar
dengan tidur terlipat-lipat
di atas lantai. Karena Alfa
mengalami pengalaman
spiritual dengan melibatkan
tokoh lainnya dan menjadi
rebutan oleh tokoh lainnya
sehingga tokoh Bapak
memilih untuk merantau ke
luar daerah. Perasaan yang
dirasakan Alfa merupakan
bagian dari perasaan
manusiawi yang bagi siapa
saja yang merasakan akan
menjadi sedih dan berusaha
untuk berjuang lebih keras.
Alfa memiliki rasa
bersalah yang amat dalam.
Ia merasa bahwa kehidupan
orang tuanya telah
direnggut oleh dirinya
sendiri. Alfa memiliki
78
terdampar di sini. Di
antara lautan manusia
dan koli menuju
kehidupan yang tak
pasti. Dadaku
menyesak. Aku tak
tahan lagi melihat
mereka lebih lama.
perasaan yang dalam
sehingga ada perasaan
menyalahkan dirinya
sendiri. Alfa telah melihat
banyak peristiwa di
hidupnya hingga
menumbuhkan rasa
memahami orang lain yang
kondisinya sangat
mengkhawatirkan. Dalam
melakukan apapun juga
akan sangat memahami
orang lain, sehingga akan
ada banyak kebaikan yang
secara alamiah hadir dalam
diri pelaku aktualisasi diri.
6. KAD/127 “Kau jaga baik-baik
anakku, ya, Ito,” Mamak
memohon kepada
Amang Gultom. “Olo,
Ito. Bakal hebat anakmu
ini. Ito tenang-tenang,
ya. Berdoa saja. Aku
jaga dia.” Dengan penuh
keyakinan dan otoritas
bak seorang pawang,
Amang Gultom
menenangkan Mamak,
menyulap histerianya
menjadi ketenangan.
Aku membayangkan
berapa perpisahan dan
berapa banyak ibu Batak
histeris yang sudah ia
tangani sebelumnya.
Aku peluki anggota
keluargaku satu demi
satu dan menyadari
bahwa aku pun lama-
lama terbawa suasana.
Justru ketika Mamak
berubah tenang, aku
beroleh ruang untuk
merasakan
kesedihanku,
kegentaranku, yang
Dalam kondisi tersebut,
berlawanan ketika tokoh
Mamak mulai tenang dan
Alfa menjadi sedih. Dari
kondisi tersebut pula
terlihat bahwa perasaan
sedih karena ingin
meninggalkan dengan jarak
jauh dan waktu yang lama
benar-benar terasa. Serta
tumbuh perasaan sayang
sehingga ada perasaan
sedih bercampur senang
karena akan meninggalkan
keluarga diiringin dengan
bekerja demi keluarga.
Setiap keadaan
yang dialami Alfa
merupakan bentuk
pengalaman yang hadir
bagi pelaku aktualisasi diri
dan secara alamiah juga
pelaku akan merasakan
perasaan cinta kepada
orang-orang di sekitarnya.
Hal inilah yang disebut
dengan pelaku yang
mengaktualisasikan dirinya
akan memiliki perasaan
79
bercampur dengan
rasa senang dan
keingintahuan.
Kuhapus satu-dua tetes
air mata yang mengalir
di pipi tanpa permisi
dan buru-buru masuk
ke terminal bersama
Amang Gultom.
cinta dan kasih sayang
kepada orang tertentu.
7. KAD/43 “Jujurlah sama aku,
Chon,” kata Ompu Togu
Urat dengan senyum
simpul. “Apa yang kau
tahu?” “Aku tak paham
maksud Ompu. Apa
yang Ompu tahu, ya,
itulah yang kutahu.” Ia
kelihatan tidak percaya.
Senyumnya meluntur.
“Kalau begitu, bisa kau
ceritakan apa yang kau
lihat malam itu?” “A...
aku tak tahu apa itu,”
jawabku tergagap. “Ada
makhluk besar. Tak
jelas dia kulihat, gelap
kali waktu itu, Ompu.
Makhluk itu tinggi
sampai ke bukkulan
jabu. Ada seperti
sayapnya. Mukanya
buram. Aku lihat
matanya karena cuma
itu yang menyala.
Macam mata kucing
bentuknya. Begu
itukah, Ompu?”.
Tokoh utama menjelaskan
bahwa makhluk yang ia
lihat tinggi sampai ke
Bukkulan jabu atau langit-
langit rumah. Ia menjawab
dengan tergagap, ada
perasaan ragu untuk
menceritakan hal tersebut
kepada orang lain. Tokoh
utama juga merasa bahwa
makhluk yang ia sebut
Begu itu merupakan hantu.
Pengalaman ini menambah
proses kehidupan yang ia
miliki untuk sekedar
pengisi kehidupannya.
8. KAD/57 Setelah kupastikan
Mamak menjauh,
tanganku meraih benda
di bawah bantal. Ujung
jariku merasakan batu
pipih, berbentuk lonjong,
besarnya kira-kira
sejempol. Dingin dan
Alfa diberikan sebuah batu
yang ia perkirakan dapat
mengusir makhluk yang ia
lihat. Ia tidak ingin dihantui
atau diganggu oleh
makhluk itu. Oleh sebab
itu, ia menaruh harap
banyak kepada batu yang
80
licin bagai pualam.
Perlahan, aku
menariknya keluar. Batu
itu tampak berwarna
hitam. Entah betulan
hitam atau bukan. Sama
halnya semua dalam
ruangan ini yang lebur
dalam gelap. Ragu,
kusisipkan kembali
batu itu ke bawah
bantal. Menarik
selimutku tinggi-tinggi.
Ada di dekat jendela
sana. Mengamatiku
sejak tadi. Hitam,
besar, dan bersayap.
Aku berharap batu ini,
atau apa pun, akan
membuatnya pergi.
diberikan tokoh Mamak
kepadanya secara diam-
diam. Ada perasaan takut
yang dirasakan Alfa saat
mengalami pengalaman
tersebut. Ia tidak ingin
diusik dan keberadaan
makhluk tersebut sangat
mengganggu Alfa dalam
beraktivitas dan pada
pengalaman ini umumnya
muncul orang lain dengan
wujud yang tidak menetap
dan dapat mengganggu
aktivitas pelaku aktualisasi.
9. DAD/Po/112 “Bapaktua, apa itu
Corot?”
“Ya, bacalah. Mana aku
tahu.”
“Jadi, boleh kupinjam
yang ini juga?”
“Pokoknya bawa yang
kau mau. Nanti kalau
sudah kukilo tak bisa
lagi kau pinjam.”
Kalap, aku
memasukkan empat
buku sekaligus ke
dalam tasku yang
sudah megap-megap
dijejali buku sejak tadi.
“Memangnya kau baca
semua itu, Chon?”
“Ya, kubacalah,
Bapaktua. Tak bisa
kumakan. Kecuali
kutukar teri.”
“Hebat matamu. Aku
baca tiga halaman sudah
pusing.”
Alfa membuktikan bahwa
membaca adalah kebutuhan
yang sangat diperlukan.
Saat tokoh lain merasa
pusing untuk membaca,
Alfa justru pusing jika
tidak membaca. Dampak
dari aktualisasi yang
dialami Alfa adalah salah
satu dampak positif yang
berdampak sangat baik
untuk dirinya. Memperluas
wawasan dan terus belajar
untuk mengasah
kepandaian sangat
menguntungkan untuk diri
sendiri. Alfa lebih
menunjukkan sisi
kepandaiannya dan terus
mengeksplor apa yang
dimilikinya dan terus
melakukannya untuk
membuktikan bahwa
membaca berdampak baik
kepadanya. Wawasan
menjadi luas, cara berpikir
81
“Kalau tak baca malah
pusing aku.”
lebih kritis, dan masih
banyak keuntungan yang
didapatnya dari kegiatan
membaca tersebut.
Kemampuan yang dimiliki
pelaku aktualisasi diri
harus terus diasah agar
dapat berkembang dan
memiliki banyak
keuntungan untuk dirinya
sendiri bahwa mengasah
kemampuan akan memiliki
dampak yang baik untuk
pelaku aktualisasi
10. DAD/Po/167 “Inilah kali pertama,
setelah generasi demi
generasi, ada anggota
keluarga kami yang bisa
kuliah.” Suara itu
tercekat. Mata Rodrigo
tersaput genangan air
mata.
“Carlos... diterima?”
“Cornell. He got
accepted in fucking
Cornell.”
Aku perlu diyakinkan
sekali lagi.
“Beasiswa penuh?”
“Yes! Por el amor de
Dios! Yes!” Rodrigo
ambruk menangis
tersedu-sedu. “Mi
hermano pequeno... my
baby brother... in
fucking Cornell...” Ia
berkata patah-patah di
antara isak. Ada beban
besar yang terangkat
dari bahuku sekaligus,
membuatku merasa
melayang saking
ringannya. Aku ikut
terduduk di sofa.
Rasanya aku akan
terbang kalau tidak
Kepandaian yang dimiliki
Alfa telah membuat orang
lain berterima kasih telah
menolong mereka yang
membutuhkan bantuan.
Alfa telah membantu orang
lain dalam meraih
beasiswa. Wawasan dan
ilmu yang dimiliki Alfa
tidak disimpan sendiri dan
mau berbagi ilmu kepada
orang lain. Banyak dampak
lain yang dirasakan dan
dilalui Alfa.
Alfa tidak memilih
ilmu yang dimilikinya
untuk dirinya sendiri.
Melalui permasalahan
tersebut Alfa menanggung
beban dari orang lain untuk
mengajarkan dan
mengantarkan orang lain
untuk meraih beasiswa.
Kebaikan Alfa juga
mengandalkan
kepandaiannya yang mana
kepandaian tersebut
menguntungkan untuk
dirinya yang dapat
menolong orang lain.
82
cepat-cepat membumi.
Benar saja. Tiba-tiba,
tubuhku dijatuhi
pemberat. Rodrigo
memelukku erat-erat dan
menumpahkan tangisnya
di bahuku. “Gracias, mi
amigo. Gracias,”
ulangnya berkali-kali.
Aku cuma bisa menepuk
bahunya sesekali.
11. DAD/Po/171 Setiap tamu yang
mengenaliku sebagai
“Juru Selamat Carlos”
akan menawariku
sesuatu, entah
kudapan, minuman,
atau undangan
berkunjung ke tempat
mereka kapan pun aku
mau, termasuk seorang
ibu yang langsung
memperkenalkan anak
gadisnya yang kemudian
menjabat tanganku
dengan canggung, dan
kami ditinggalkan
berdua untuk menguji
kemampuan berbasa-
basi. Acara syukuran
Carlos pada Minggu
siang itu berlangsung
meriah dan menyiksa.
Dalam suasana tersebut,
pelabelan “Juru Selamat
Carlos” adalah dampak dari
Alfa telah menolong tokoh
Carlos untuk mendapatkan
beasiswanya. Berkat
kepandaiannya yang
disumbangkan untuk
menolong orang lain,
berdampak baik kepada
dirinya sendiri. Dampak
tersebut juga menjadikan
orang-orang yang tidak
menyukai Alfa, seperti
tokoh Rodrigo yang
awalnya melakukan
perundungan terhadap
Alfa, sangat berterima
kasih kepada Alfa atas
kepandaiannya yang
diberikan kepada tokoh
Carlos untuk meraih
beasiswa
12. DAD/Ne/106 “Chon, sejak kau pulang
dari Tao Silalahi,
Mamak jarang lihat kau
tidur. Macam burung
hantu kau begadang tiap
malam. Susah tidur kau,
Nak?” Aku mengangguk
sekilas. “Kalau kau
tidak istirahat, cepat
sakit kau nanti.” “Aku
sehat, Mak.”
“Badanmu itu memang
Dampak negatif terlihat
ketika tokoh Mamak
merasa bahwa Alfa jarang
terlihat tidur. Ada banyak
sebab mengapa salah satu
dampak negatif ini
mengenai Alfa. Alfa
mengalami pengalaman
supranatural. Namun imbas
lain dari pengalaman
supranatural tersebut
menyebabkan Alfa sulit
83
badan kerbau. Tapi,
kerbau pun butuh
tidur.” “Tak lama
habis Mamak tidur,
aku pun tidur. Tapi,
bangunku lebih pagi
dari Mamak. Jadi,
sepertinya tak tidur-
tidur aku.” “Ah.
Banyak kali cakapmu.”
Aku tersenyum. “Aku
masih mau main gitar,
Mak.” “Masih mimpi
kau?” “Sedikit.”
“Seram?” Aku
menggeleng.
untuk tidur dengan jam
tidur yang banyak dan juga
terlalu menyukai membaca
hingga tidak ingat waktu.
13. DAD/Ne/131 Aku berjalan dengan
kepala tertunduk dalam.
Dua langkah lagi menuju
ujung bordes. Selangkah
lagi. Anak tangga itu
bagaikan gerbang
menuju hidup baru.
“Hey. You.” Terdengar
suara dari belakang
punggungku. Kakiku
sudah menginjak anak
tangga menuju Lantai 1.
“You got money?” Salah
seorang anak buah Jin-
ho bertanya. Aku
merogoh kantong
jinsku. Menunjukkan
lembar sepuluh dolar
yang terlipat-lipat.
“Cigarettes?” aku
menggeleng. “No. Just
this.” Kuserahkan uang
itu. Aku harus bekerja
satu seperempat jam di
restoran untuk
menghasilkan sepuluh
dolar. Lenyap dalam
perjalanan tiga menit
menuruni tangga.
Alfa memberikan uang
hasil dari bekerja di
restoran. Tanpa perlawanan
dan menyerahkan uang itu
kepada para perundung.
Kepandaian yang dimiliki
memilihnya untuk
memberikan uang tersebut.
Seharusnya memakai
berbagai cara untuk
menghindar dan
menyimpan uang yang
tersisa.
Dampak ini
merugikan pelaku
aktualisasi diri yang mana
ia tidak memiliki
kemampuan lainnya selain
yang selalu diandalkan.
Maksudnya, pelaku
aktualisasi tidak memiliki
kemampuan sampingan
lainnya yang dapat
menjauhkan ia dari sebuah
bahaya. Dalam kasus ini,
termasuk dalam dampak
negatif yang mana Alfa
memasrahkan diri untuk
memberikan apa yang
dimilikinya.
84
Perlindungannya hanya
menggunakan bahasa yang
dikuasai dan memelas.
14. DAD/Ne/60 Kami bertiga sedang
keranjingan berlatih
teka-teki silang untuk
dikirim ke surat kabar.
Sudah ada tiga TTS
yang berhasil kami
selesaikan. Sembilan
puluh persen aku yang
menyelesaikan,
sementara kedua
abangku bergitar
sambil bernyanyi
sebagai dukungan
moral. Enam ratus
perak sudah keluar
untuk modal perangko.
Kalau sampai menang,
kami akan dapat dua
puluh lima ribu rupiah.
Dua belas ribu lima
ratus untuk Eten, tujuh
ribu lima ratus untuk
Uton, dan lima ribu
untuk aku. Modal
untuk perangko
dipinjam dulu dari
celenganku. Hanya
akan diganti kalau
kami menang.
sebagian besar menjelaskan
dengan terang bahwa Alfa
dimanfaatkan kedua
kakaknya untuk
mengerjakan TTS dan uang
yang dipakai untuk
membeli perangko adalah
uang Alfa. Jika menang
pun, pembagian hasil juga
tidak merata dan dirugikan
banyak adalah Alfa.
Alfa memilih
merelakan uangnya dipakai
dan juga menerima uang
dengan hasil sesedikit itu
walaupun ia lebih banyak
berjuang. Alfa tidak
melawan karena tidak ada
yang mendukungnya.
Kedua kakaknya kompak
untuk menjadi satu
memanfaatkan Alfa. Oleh
sebab itu pula, Alfa lebih
memilih mengalah
ketimbang ribut dengan
hasil pembagian yang tidak
merata.
15. DAD/Ne/156 Segala kecurigaan dan
sentimen yang
bertumpuk seperti anak
tangga akhirnya
mencapai puncak ketika
Inanguda meninggal.
Dengan nafsu membabi
buta yang mungkin
sudah bercampur
putus asa, ketiga
bersaudara itu mengisi
masa berkabung
dengan mencari dan
membongkari
dijelaskan bahwa beberapa
orang yang membenci Alfa
dan harus menemukan
bukti bahwa Alfa
menyimpan jimat. Hal itu
dilakukan untuk membuat
orang tua mereka
membenci Alfa dan
menyebabkan salah satu
orang tua tokoh lainnya
meninggal. Tidak semua
orang akan menyukai apa
yang dimiliki diri sendiri
dan tidak semua orang
85
kesalahanku. Mencari
kambing hitam
menjadi lebih
menggoda daripada
berserah pada duka.
Akhirnya, mereka
terpikir sesuatu yang
sebelumnya tidak ada
dalam strategi mereka.
Mereka perlu bukti
fisik. Khotbah tentang
dosa dan pemuja berhala
terbukti tidak mempan
menggoyah amanguda.
Mereka perlu
menemukan berhala.
membenci pula. Namun,
dalam setiap proses
kehidupan yang dijalani
akan ada dampak buruk
berupa akan ada orang
yang tidak menyukai
keberadaan seseorang dan
harus mengalah, serta
berusaha lebih keras lagi
untuk berjuang dalam
mengaktualisasikan diri
dalam kehidupan ini. Tidak
selalu ada orang yang
menyenangi kegiatan orang
lainnya saat
mengaktualisasikan diri,
bahkan ketika mencapai
sebuah kesuksesan, akan
ada yang tidak menyukai
apapun dari diri kita..
86
1.4 Lampiran Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Faticha dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 5 Agustus 1996.
Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mochammad Ischaq dan Fariati.
Pendidikan Dasar ditempuh di Bontang, Kalimantan Timur. Tamat pada tahun
2008. Selanjutnya menempuh pendidikan menengah pertama dan menengah atas di
Bontang, Kalimantan Timur pada tahun 2011 dan 2014.
Pendidikan selanjutnya ditempuh di Universitas Muhammadiyah Malang.
Tamat pada tahun 2020. Semasa mahasiswa aktif dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Muhammadiyah Malang periode 2015/2016 sebagai anggota bakat dan minat.
Dalam menyelesaikan program sarjana tahun 2020, ia menulis skripsi yang berjudul
“Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel Supernova seri Gelombang karya Dee
Lestari (Tinjauan Humanistik)” di bawah bimbingan Dr. Sugiarti, M.Si dan Purwati
Anggraini, S.S., M.Hum.