isi sinopsis 2

30
PROPOSAL TESIS PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF SERTA MENYENANGKAN (PAKEM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( S K I ) DI MADRASAH TSANAWIYAH ASSAKINAH BANDUNG BARAT A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, bagaimana dan seberapa baik tentang pembelajaran. Pertanyaan " apa " berkaitan dengan sisi atau materi pembelajaran. Pertanyaan " siapa " berkaitan dengan guru dan siswa sebagai subyek dari kegiatan pembelajaran. Bagaimana kualifikasi, kompetensi dan prilaku seorang guru yang lebih baik. Bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Bagaimana guru membangkitkan partisipasi siswa sehingga dapat mengembangkan potensi individunya secara optimal. Pertanyaan " mengapa " berkaitan dengan penyebab atau alasan dilakukannya proses pembelajaran. Bagaimana proses pembelajaran untuk semua mata pelajaran harus dilakukan. Pertanyaan " bagaimana " berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih baik. Bagaimana guru menciptakan proses pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa di masa kini dan masa 1

Upload: giovani-tarega

Post on 15-Feb-2015

113 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

SINOPSIS

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Sinopsis 2

PROPOSAL TESIS

PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF SERTA

MENYENANGKAN (PAKEM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM ( S K I ) DI MADRASAH TSANAWIYAH

ASSAKINAH BANDUNG BARAT

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa,

mengapa, bagaimana dan seberapa baik tentang pembelajaran. Pertanyaan "

apa " berkaitan dengan sisi atau materi pembelajaran. Pertanyaan " siapa "

berkaitan dengan guru dan siswa sebagai subyek dari kegiatan pembelajaran.

Bagaimana kualifikasi, kompetensi dan prilaku seorang guru yang lebih baik.

Bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Bagaimana guru

membangkitkan partisipasi siswa sehingga dapat mengembangkan potensi

individunya secara optimal. Pertanyaan " mengapa " berkaitan dengan

penyebab atau alasan dilakukannya proses pembelajaran. Bagaimana proses

pembelajaran untuk semua mata pelajaran harus dilakukan. Pertanyaan "

bagaimana " berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih baik.

Bagaimana guru menciptakan proses pembelajaran yang relevan dengan

kehidupan siswa di masa kini dan masa mendatang. Bagaimana strategi,

metode dan tekhnik pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar

lebih baik. Pertanyaan " seberapa baik " berkaitan dengan penilaian proses

pembelajaran, yaitu sejauh mana siswa belajar dan guru mengajar. Kegiatan

ini meliputi tekhnik penilaian untuk menilai kompetensi siswa. Seberapa

mampu guru merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran

dikelas dan mendapatkan umpan baliknya berpengaruh terhadap keberhasilan

pembelajaran1.

1 Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung : CV Wahana Prima ) 2008. hlm,xi1

Page 2: Isi Sinopsis 2

Berkaitan dengan posisi guru sebagai figur sentral pelaksana

pendidikan, akan memunculkan suatu tanggung jawab professional agar dapat

mengefektifkan kegiatan pembelajaran dan agar dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan secara optimal. Dengan demikian, guru dituntut untuk mau

dan mampu menganalisis secara konseptual mengenai hakikat pembelajaran

dalam kerangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Analisis proses ini

diartikan sebagai salah satu upaya pemecahan masalah (problem solving)

untuk mencari beberapa kemungkinan pelaksanaan proses pembelajaran

secara efektif dan efisien2.

Dengan kata lain, bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan

agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara oftimal. Dengan proses

analisis tersebut, guru sebagai pelaksana dapat menentukan berbagai strategi

dan pendekatan ( approach ), metode ( method ) dan tehnik yang mana yang

baik dan tepat digunakan, serta dipandang efektif dan efisien dalam

mencapai tujuan pendidikan, yang kemudian diaplikasikannya dalam

perencenaan pengajaran ( lesson plan ) 3.

Di tengah-tengah pesatnya inovasi pendidikan tertutama dalam

konteks pengembangan proses pembelajaran sering kali guru SKI merasakan

kebingungan dalam memnghadapinya apalagi inovasi pendidikan tersebut

cenderung top down dengan strategi power coersive atau strategi pemaksaan

dan atas (pusat) yang berkuasa. Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan

sebagai usaha untuk meningkatkan mutu SKI atau meningkatkan efisiensi

serta efektifitas pembelajaran pada mata pelajaran SKI dan sebagainya,

Inovasi seperti ini, dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara

mengajak, menganjurkan bahkan memaksakan apa yang menurut penguasa

itu baik untuk kepentingan bawahannya4.

2 Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam persefektif Islam, ( Bandung: Remaja Rosda Karya)2004, hlm.45

3 Uzer Usman Moh. Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: Sinar Baru) 1989 hlm 24 Setiawati lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung: Remaja Rosda

Karya ) 1992, hlm. 52

Page 3: Isi Sinopsis 2

Dari pemaparan tersebut muncul sebuah pemahaman, bahwa yang

dimaksud dengan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang integrative

yaitu belajar mengajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah

atau keluarganya sendiri5. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran,

merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang

berkecimpung dalam profesi keguruan dan kependidikan. Banyak upaya

yang telah dilakukan, banyak pula keberhasilan telah dicapai, meskipun

disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan

kepuasan sehingga menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras untuk

memecahkan masalah yang dihadapi, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam ( SKI ) sering dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang

membosankan. Untuk menghilangkan kesan membosankan, maka dianggap

perlu adanya modifikasi sistem pembelajaran. Menganalisa upaya

meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, pada intinya tertumpu pada

suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberikan pembelajaran yang

memungkinkan bagi siswa terjadi proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan ( PAKEM )6. PAKEM ( Pembelajaran Aktif,

Kreatif dan Menyenangkan ) salah satu model pembelajaran yang banyak

dikembangkan pada saat ini terutama di satuan pendidikan tingkat Menengah

( SMP/MTs ).

Aktif dimaksud adalah dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan dan mencari data dan

informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Belajar 5 Syah Muhibbin, Psikologi belajar , ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada ) 2010. hlm.636 Haris Abdul Strategi dan model-model Paikem, ( Jakarta : Ditjen Pendais Kemenag RI )

2011,hlm.383

Page 4: Isi Sinopsis 2

memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam

membangung pengetahuannya, bukan poses pasif yang hanya menerima

kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran

tidak memberikan kesempatan aktif dari siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar7. Peran aktif dari

siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang

mampu mengahsilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Guru Kreatif dimaksud adalah guru yang mampu menciptakan atau

mencetuskan sesuatu yang baru dan unik. Dalam Proses Pembelajaran, Guru

Kreatif dapat mengkondisikan siswa untuk belajar dengan cara-cara yang

unik dan menarik. Pembelajarannya terasa segar dan merangsang karena ia

senantias menggunakan cara-cara yang baru dan unik. Guru kreatif mampu

mengemukakan dan menghasilkan berbagai cara, strategi, dan karya yang

sangat bermanfaat untuk keperluan pendidikan. Oleh sebab itu, guru kreatif

biasanya inovatif. Guru Kreatif kaya akan gagasan dan cara dalam

mengahadapi setiap persoalan. Ditangan guru kreatif, pembelajaran selalu

terasa menarik dan menggairahkan. Setiap keburukan yang menimpa

dijadikannya sebagai peluang untuk mencapai kebaikan. Ia melahirkan

banyak gagasan dan karya baru yang unik8 .

Guru Menyenangkan ditopang oleh dua faktor utama, yakni

kepribadian dan Kompetensi. Pribadi guru menyenangkan adalah pribadi

positif , yaitu pribadi yang memancarkan sikap positif dalam proses

pembelajaran. Sedangkan Kompetensi Guru menyenangkan adalah

kompetensi yang memenuhi standar pembelajaran dengan penguasaan ilmu

pengetahuan dan ilmu didaktik yang benar.9

Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan tidaklah cukup jika proses

pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai

7 Ditpais, Kemenag RI, Strateti dan Model- Model Pakem ( Jakarta : Kemenag RI ) 2011 hlm. 31

8 Sukadi, Guru malas Guru Rajin ( Bandung : MQS Publishing ) 2010, hlm. 74.9 Ibid hlm.76

4

Page 5: Isi Sinopsis 2

siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki

sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya

aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak

ubahnya seperti bermain biasa10.

Sekolah / Madrasah adalah sebuah lembaga yang dapat membentuk

prilaku, hal ini menjadi suatu yang sangat penting untuk dikaji, terutama

terkait bagaimana pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di MTs

Assakinah. MTs Assakinah adalah sebuah lembaga pendidikan tingkat

Menengah yang berlokasi di daerah Ngamprah Bandung Barat, lembaga

tersebut terletak di Jalan H. Gofur RT 01 RW 07 Kp. Rawa Tengah Desa

Tani Mulya Kec. Ngamprah Kabupaten Bandung Barat yang didirikan pada

1 Juli 2009.

Salah satu alasan penulis untuk melakukan penelitian di MTs

Assakinah Ngamprah Bandung Barat adalah bahwa lembaga ini masih baru,

sehingga merasa perlu diteliti sejauh mana tingkat keberhasilan mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut untuk dijadikan dasar atau

acuan di masa yang akan datang.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan serta melihat

fenomena diatas, tampaknya menarik untuk lebih lanjut diteliti sejauh mana

PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF,

MENYENANGKAN (PAKEM) DAN KEDISIPLINAN GURU

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH

TSANAWIYAH ASSAKINAH BANDUNG BARAT.

B. Rumusan Masalah

10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 22

5

Page 6: Isi Sinopsis 2

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah?

2. Bagaimana kedisiplinan guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTs

Assakinah Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat?

4. Bagaimana pengaruh pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan terhadap kedisiplinan guru dan prestasi belajar siswa dalam

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten

Bandung Barat?

Adapun model penelitian sebagai berikut :

C. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian ini diarahkan pada penyusunan suatu

deskripsi yang mengungkap hasil dilapangan. Dengan mengacu pada rincian

permasalahan diatas, maka deskripsi hasil penelitian ini untuk mengetahui :

1. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah?6

Pembelajaran

PAKEM

Kedisiplinan

Guru

Prestasi Belajar

Siswa

Page 7: Isi Sinopsis 2

2. Kedisiplnan guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten

Bandung Barat?

3. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di

MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat?

4. Pengaruh pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terhadap

kedisiplinan guru dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat?

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi, baik secara

teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini untuk

mengembangkan teori pembelajaran, khususnya tentang pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM ), sedangkan secara

praktis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :

1. Memberi informasi bagi pengelola pendidikan dalam upaya

memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Assakinah

Bandung Barat.

2. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi untuk mencapai prestasi

belajar siswa dan kedisiplinan guru mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Assakinah Bandung

Barat.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis nol (Ho) yaitu

tidak adanya pengaruh pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan terhadap kedisiplinan guru mata pelajaran SKI dan Prestasi

Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Assakinah, sedangkan

alternatifnya ( Ha) adalah pengaruhnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif 7

Page 8: Isi Sinopsis 2

dan menyenangkan terhadap kedisiplinan guru dan prestasi siswa dalam

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) Pendidikan Agama

Islam di Madrasah Tsanawiyah Assakinah Bandung Barat.

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya dalam dunia

pendidikan digunakan istilah proses belajar mengajar dan pengajaran.

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction11.

Menurut Gagne, Briggs dan Wager pembelajaran adalah serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar

pada siswa. Istilah pembelajaran mengacu pada kegiatan yang berpengaruh

langsung terhadap proses belajar siswa12.

Sehingga pada akhirnya indikator pembelajaran yang efektif dapat

dijelaskan sebagai berikut : (1) penekanan terhadap belajar, (2) Ekspektasi

dalam pembelajaran yang tinggi,(3) perhatian terhadap ekspektasi guru,

(4) komunikasi antara guru dan murid sebagai bagian yang saling mengisi

bukan antara subyek dengan obyek, dan (5) evaluasi terus menerus

terhadap hasil yang dicapai oleh para siswa pada proses belajar mengajar13.

Disiplin adalah berkaitan dengan mental seorang individu yang

dalam hal ini adalah guru sebagai pendidik untuk focus pada satu arah

dalam mencapai tujuan tanpa terjadi penyimpangan- penyimpangan dari

tujuan yang lainnya14. Dalam pandangan lain kedisiplinan dapat diartikan

sebagai upaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran

terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama dalam

melaksanakan kegiatan atau aktivitas, agar pemberian sanksi dapat

dihindari15. Disiplin yang berdayaguna bermaksud untuk menumbuhkan

11 Hery Noer Alif, Watak Pendidikan Islam, ( Jakarta : Friska Agung Islami ) 2008, hlm.1112 Sumiati, Metode Pembelajaran, ( Bandung : CV Wacana Prima ) 2008, hlm. 213 Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, ( Jakarta : Gramedia) 1984, hlm. 9714 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta,

1995.hlm.7415 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 1995,

hlm 838

Page 9: Isi Sinopsis 2

dinamika pekerjaan, dan berbagai macam aktivitas. Dari disiplin bekerja

inilah guru yang berfungsi dan bertugas sebagai ujung tombak pendidikan

dapat melaksanakan pekerjaan nya dengan baik. Namun sebagian kecil

terkadang masih terdapat para guru juga belum melaksanakan disiplin

pekerjaan di tempat dinasnya. Dalam hal ini pula masalah disiplin bekerja

mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan16.

Prestasi adalah suatu hasil atau nilai yang didapatkan setelah

melakukan sesuatu usaha yang dalam hal ini adalah karena belajar. Jika

dihubungkan dengan belajar maka akan tampak adanya perbedaan antara

kemampuan seseorang dengan orang lain setelah mengalami proses

belajar. Berhasil atau tidaknya seorang dalam belajar, akan mempengaruhi

terhadap prestasi belajar. Jadi prestasi belajar merupakan wujud akhir atau

hasil akhir dari proses belajar17.

Menurut Prof. Muhibbin syah, faktor- faktor yang mempengaruhi

belajar siswa adalah18 :

1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa

2. Faktor Ekstrnal ( Faktor dari luar siswa). Yakni kondisi lingkungan

di sekitar siswa

3. Faktor pendekatan belajar siswa ( approach to learnig ), yakni

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi, metode yang

digunakan siswa untuk kegiatan pembelajaran siswa.

F. Hipotesis

16 Jl Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya) 1986, hlm. 6917 Depag, Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta : Dirjen Binbaga Agama Islam) 2001, hlm. 18718 Syah Muhibbin, Psikologi Belajar. ( Jakarta: Rajawali Pers) 2009, hlm.127.

9

Page 10: Isi Sinopsis 2

Menurut Dalen, Mc. Milan dan Schumacher, yang dikutip oleh Ibnu

Hajar,19 yang dimaksud hipotesis adalah pemecahan sementara atas masalah

penelitian. Ia merupakan pernyataan sementara tentang hubungan yang

diharapkan antara dua variabel atau lebih.

“Hipotesis harus dibuktikan, tidak hanya menjadi praduga dan

persangkaan belaka. Bila tidak dibuktikan dan diuji, tentu tidak dapat diketahui

sejauh mana kebenaran ilmiahnya”20. Hal ini bersesuaian dengan firman Allah

Ta’ala :

�ْغ�ِن�ي  �ُع�وَّن إاَل� الَّظ�َّن� َوإَّن� الَّظ�َّن� اَل ُي �ِب �َّت � إَّن� ُي �ٍم ْل �ِه� ِم�َّن� ِع� ُه�ٍم� ِب َوِما ل�ئا ْي ِم�َّن الَحِّق$ َش

”Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. mereka tidak lain

hanyalah mengikuti persangkaan sedang Sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah

sedikitpun terhadap kebenaran“. (QS. An-Najm [54] : 28)

Dan firman-Nya :

'و�َّن َّظ�ِن � إَّن� ُه�ٍم� إاَل� ُي �ٍم ْل �َك ِم�َّن� ِع� �َذال ُه�ٍم� ِب .....َوِما ل “………dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain

hanya menduga-duga saja” (QS. Al-Jatsiyah [45] : 24).

“Kata persangkaan dan duga-duga dalam ayat di atas berarti hipotesa, yang

harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya.”21

Sesuai dengan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang penulis ajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jika pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan berjalan

dengan baik dan kedisiplinan guru juga baik, maka prestasi siswa dalam

mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung Barat

akan tinggi.

2. Semakin baik pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan

semakin baik kedisiplinan guru, semakin tinggi prestasi siswa dalam mata

19 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif, ( Jakarta: Raja Grafindo. 1999), hlm. 61.

20 Inu Kencana Syafi’i, Al-Qur’an Sumber Segala Disiplin Ilmu, (Gema Insani Press: Jakarta. 1994), hlm. 18.

21 I b i d, hlm. 19.10

Page 11: Isi Sinopsis 2

pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung Barat akan

tinggi.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, serta menyenangkan dan kedisiplinan guru terhadap prestasi siswa

dalam mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung

Barat.

D. Langkah-langkah Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang diusulkan ini akan dilaksanakan di Madrasah

Tsanawiyah Assakinah Kabupaten Bandung Barat. Penulis beranggapan,

bahwa di sekolah tersebut cukup tersedia sumber data yang diperlukan, yang

ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

" Populasi adalah sekelompok subyek, baik manusia, gejala nilai

test, benda-benda atau peristiwa."22. "Yang dimaksud dengan subyek

adalah individu yang ikut serta dalam penelitian, dari mana data akan

dikumpulkan. Sedangkan populasi adalah kelompok besar individu yang

memiliki karakter yang sama".23

Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, maka yang akan dijadikan

populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Madrasah Tsanawiyah

Kabupaten Bandung Barat, yang berjumlah 155 orang.

b. Sampel

22 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Tarsito: Bandung. 1994), hlm. 93.23 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif, hlm. 133.

11

Page 12: Isi Sinopsis 2

"Sampel adalah kelompok kecil yang dilibatkan langsung dalam

penelitian, yang dipilih dari kelompok yang lebih besar (populasi), di mana

pemahaman dari hasil penelitian akan diberlakukan".24 "Sampel dikatakan

representative dari populasi, bila subyek yang dipilih mempunyai karakter

yang mencerminkan semua karakter yang dimiliki oleh populasi".25

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah

sebanyak 100 orang, yaitu 20% dari jumlah populasi, dengan perhitungan

sebagai berikut : 455 x 20% = 91 dibulatkan menjadi 100. Angka 100

berada di antara 20% - 25% dari jumlah populasi. Hal ini didasarkan pada

pendapat Suharsimi Arikunto dan Winarno Surakhmad. Menurut

Suharsimi Arikunto, "Bila subyek penelitian berjumlah besar, maka

diambil sample antara 10-15% atau 20-25% atau lebih dari jumlah

populasi. Apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka semuanya

dijadikan sampel (total sampling)".26 Sedangkan menurut Winarno

Surakhmad27, "Apabila populasi berjumlah di bawah 100, dapat

dipergunakan sampel sebesar 50%, dan di atas 1000 sebesar 15%.

3. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan korelasional. "Metode deskriptif adalah metode penelitian yang

tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang"28. Tujuan

utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang jelas

dan akurat tentang material atau fenomena yang diselidiki dan berfungsi

sebagai dasar pijakan bagi penelitian lain, dalam hal ini penelitian koresional.

Dijelaskan oleh Nana Syaodih Sukmadinata, bahwa penelitian

deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang

24 I b i d, hlm. 133.25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta. 1993), hlm. 102.26 I b i d, hlm. 107.27 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, hlm. 100.28 I b i d, hlm. 139.

12

Page 13: Isi Sinopsis 2

ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang

berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak

mengadakan manipulasi atau pengubahan variabel-variabel bebas, tetapi

menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa

individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.29

Penelitian korelasional berusaha menghubungkan suatu variabel

dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara

menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel

tersebut. Tingkat atau derajat hubungan tersebut ditentukan oleh koefisien

korelasi (angka indeks korelasi) yang berfungsi sebagai alat untuk

membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel

tersebut (Borg & Gall).30 Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak

berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel

terhadap variabel yang lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi

dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel

lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel

berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.31

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Yakni teknik pengumpulan data, di mana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang

diselidiki”32

b. Interview

29 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009), cet. ke-5, hlm. 54.

30 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif, hlm. 277.31 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 56.32 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, hlm. 162.

13

Page 14: Isi Sinopsis 2

Interview atau wawancara adalah teknik komunikasi langsung

antara peneliti dengan subyek atau sampel secara langsung.33. Interview

merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak

yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan

penelitian.

c. Angket

Angket adalah cara pengumpulan data melalui daftar pertanyaan

tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau

keterangan dari sumber data yang berupa orang.34 Cara ini dapat juga

dipandang sebagai interview tertulis, dengan beberapa perbedaan. Pada

angket, yang disebut juga quesioner, sampel dihubungi melalui daftar

pertanyaan tertulis.

5. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan dilakukan pensekoran, data akan dianalisa

melalui dua tahap. Yaitu analisis parsial dan koresional. 

a. Analisis Parsial

Tahap ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari realitas

kondisi masing-masing variabel, baik variabel X1 dan X2 maupun

variabel Y.

b. Analisis Korelasional

Analisis ini bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh antara dua

variabel bebas, yaitu variabel X1 (Pembelajaran Paikem) dan variabel X2

(Kedisiplinan Guru) secara simultan, terhadap variabel terikat Y (Prestasi

Siswa Dalam Mata Pelajaran SKI), dengan menggunakan teknik korelasi

Product Moment (Product Moment Correlation), dengan langkah-langkah

33 I b i d, hlm. 174.34 Faisal Sanafiah, Dasar dan Teknik Menyusun Angket, (Jakarta: Usaha Nasional. 1981),

hlm. 2.14

Page 15: Isi Sinopsis 2

sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas Sudijono35 dan Riduan36

sebagai berikut :

Langkah 1: Membuat H1 dan H0 dalam bentuk kalimat:

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran

Paikem dan Kedisiplinan Guru terhadap Prestasi Siswa

Dalam Mata Pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah

Assakinah Kabupaten Bandung Barat.

H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran

Paikem dan Kedisiplinan Guru terhadap Prestasi Siswa

Dalam Mata Pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah

Assakinah Kabupaten Bandung Barat.

Langkah 2: Membuat H1 dan H0 dalam bentuk statistik:

H1 : r ≠ 0

H0: r = 0

Langkah 3: Membuat tabel kerja atau tabel perhitungan (proses tabulasi)

Langkah 4: Mencari angka indeks korelasi "r" Product Moment antara

variabel X1 dengan variabel Y (yaitu rx1y), dengan rumus :

rx1.y = Angka indeks korelasi antara variabel X1 dengan

variabel Y.

n = Jumlah sampel

Σx12 = Jumlah deviasi skor X1 setelah terlebih dahulu

dikuadratkan.

35 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo. 1996), hlm.19136 Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta. 2008), hlm. 142.

15

Page 16: Isi Sinopsis 2

Σy2 = Jumlah deviasi skor Y setelah terlebih dahulu

dikuadratkan.

Langkah 5: Mencari angka indeks korelasi "r" Product Moment antara

variabel X2 dengan variabel Y (yaitu rx2y), dengan rumus :

= Angka indeks korelasi antara variable X2 dengan

variabel Y.

n = Jumlah sampel

Σx22 = Jumlah deviasi skor X2 setelah terlebih dahulu

dikuadratkan.

Σy2 = Jumlah deviasi skor Y setelah terlebih dahulu

dikuadratkan.

Langkah 6: Mencari angka indeks korelasi "r" Product Moment antara

variabel X1 dengan variabel X2 (yaitu rx1x2), dengan rumus :

Langkah 7: Mencari angka indeks korelasi antar variabel dan korelasi

ganda dengan rumus :

Langkah 8: Menguji signifikansi dengan kaidah pengujian signifikansi:

16

Page 17: Isi Sinopsis 2

Jika robservasi rtabel, maka hipotesis kerja (H1) diterima atau

terbukti kebenarannya. Artinya ada korelasi yang signifikan

antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. Sebaliknya jika

robservasi rtabel, maka hipotesis nihil (H0) ditolak. Artinya tidak

ada korelasi yang signifikan antara variabel X1 dan X2

dengan variabel Y .

Langkah 9: Memberikan interpretasi terhadap rx1x2y atau robservasi, dapat

dilakukan dengan cara sederhana atau dilakukan dengan

berkonsultasi pada nilai "r" Product Moment, serta menarik

kesimpulannya.

Untuk analisis data, sesuai dengan pendapat Nana Syaodah

Sukmadinata, berlansung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih,

teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang

digunakan dan data yang diperoleh.37 Adapun analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini : (1) Pengumpulan data dan pengamatan dokumen

dengan cara triangulasi, yaitu data pada pertemuan pertama belum dicatat,

tetapi data pada pertemuan-pertemuan selanjutnya dicatat, disusun,

dikelompokan secara intensif kemudian diberi kode. (b) Sementara

pengumpulan data terus berjalan, analis data mulai dilakukan dan

keduanya dilakukan berdampingan sampai tidak ditemukan data baru lagi.

(c) Setelah data tersusun peneliti membuat diagram-diagram, tabel, dan

bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram,bagan,

dan tabel tersebut dinterpertasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan

prinsip-prinsip. (d) Kesimpulan pada dasarnya merupakan generalisasi dari

hasil interpretasi terhadap temuan-temuan penelitian, yaitu menemukan

37 Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, Thn 2007), hlm.114.

17

Page 18: Isi Sinopsis 2

hal-hal yang esensial atau prinsipil dari suatu deskripsi.38 Interpretasi

dalam penelitian kualitatif mencakup : melihat hubungan antar unsur, segi,

aspek, bagian, variabel, atau komponen, dan menarik makna dari adanya

hubungan-hubungan tersebut.39

H. Telaah Pustaka

Penulis menyadari, telah banyak tulisan-tulisan yang mengkaji tentang

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

( PAKEM ), tetapi yang membahas tentang Pengaruh Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, Menyenangkan (Pakem) dan Kedisiplinan Guru Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

belum banyak yang membahasnya. Oleh sebab itu penulis merasa perlu untuk

meniliti tentang konsep Pengaruh Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

Menyenangkan ( Pakem ) Dan Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan. Untuk menjaga keaslian

serta menghindari penggandaan dalam penelitian tesis ini, penulis terlebih

dahulu memaparkan beberapa tulisan yang berkaitan dengan judul diatas ,

diantaranya adalah :

1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional guru

terhadap Kualitas Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) yang

ditulis oleh Nurhabibah, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun

2009.

2. Pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) yang ditulis oleh Abdullah Zuhri,

Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2009.

3. Pengaruh disiplin belajar dan kepribadian siswa terhadap prestasi belajar

siswa dalam bidan studi PAI, yang ditulis oleh Hanida Sa’diyah, Tesis

UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun.

38 Ibid., hlm.290.39 Ibid., hlm.303.

18

Page 19: Isi Sinopsis 2

4. Pengaruh disiplin belajar dan partisipasi mentoring keagamaan. yang

ditulis oleh Caswanda, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

5. Pengaruh disiplin dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar dalam

bidang Studi Al-Qur an hadits, yang ditulis oleh Eulis Nurliyah, Tesis

UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

6. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap disiplin belajar dan prestasi

belajar siswa, yang ditulis T. Kurniati, Tesis UIN Sunan Gunung Djati

Bandung .

Dalam tesis ini penulis lebih menekankan pada Pengaruh

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (Pakem) Dan

Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

19

Page 20: Isi Sinopsis 2

DAFTAR PUSTAKA

Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, ( Jakarta : Gramedia) 1984,

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Geafindo

Persada) 2002

Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan

Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam, (Jakarta ; Logos, 1999), Cet. Ke-2.

Depag, Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta : Dirjen Binbaga Agama Islam)

2001

Ditpais, Kemenag RI, Strateti dan Model- Model Pakem ( Jakarta :

Kemenag RI ) 2011 .

Hasibuan Jl, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya)

1986,

Hery Noer Alif, Watak Pendidikan Islam, ( Jakarta : Friska Agung Islami )

2008,

Haris Abdul Strategi dan model-model Paikem, ( Jakarta : Ditjen Pendais

Kemenag RI ) 2011.

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar

Maju, 1990), Cet.KE-6.

Lexi J.Meleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2004).

Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung :

Remaja Rosda Karya, Thn 2007).

Syah Muhibbin, Psikologi Belajar. ( Jakarta: Rajawali Pers) 2009.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta :

Rineka Cipta, 1995.

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1990).

20

Page 21: Isi Sinopsis 2

Sukadi, Guru malas Guru Rajin ( Bandung : MQS Publishing ) 2010,

Setiawati lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung:

Remaja Rosda Karya ) 1992.

Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung : CV Wahana Prima ) 2008.

Witherington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1991),

Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam persefektif Islam, ( Bandung: Remaja

Rosda Karya)2004

Uzer Usman Moh. Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: Sinar Baru) 1989.

21