kti cakep

Upload: wiwie-sulastri

Post on 02-Mar-2016

248 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

PERAWATAN PASIEN EDENTULOUS TOTALIS RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH DENGAN MENGGUNAAN GIGI TIRUAN PENUH : SEBUAH LAPORAN PERKEMBANGAN KASUS

PENDAHULUANKesehatan rongga mulut dan kesehatan umum saling terkait dan berhubungan.1 Menurut WHO, kesehatan rongga mulut memiliki peranan penting untuk kesehatan umum.2 Gangguan kesehatan gigi dan mulut menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan keseimbangan tubuh bagi penderitanya, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi kesehatan umum.Salah satu gangguan kesehatan rongga mulut adalah kehilangan gigi. Kehilangan gigi berdasarkan jumlah terbagi atas dua jenis yaitu kehilangan sebagian gigi dan seluruh gigi (edentulous).1 Edentulous merupakan bentuk kehilangan gigi yang umum terjadi di kalangan lansia di seluruh dunia.1Kehilangan seluruh gigi berdampak pada penurunan fungsional, psikologis dan sosial.3,4,5 Kondisi kehilangan seluruh gigi mempunyai dampak negatif terhadap kualitas hidup mencakup fungsi pengunyahan, penampilan, kemampuan berbicara dan keyakinan diri.6 Kehilangan seluruh gigi menghilangkan fungsi pengunyahan dan secara langsung akan mempengaruhi status gizi lansia. Status gizi yang baik memiliki peranan yang penting dalam pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan umum lansia. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa edentulus mempengaruhi kesehatan rongga mulut dan umum serta kualitas hidup. Selain itu, beberapa penelitian menemukan korelasi antara kesehatan rongga mulut dan kualitas hidup.2Menurut data kesehatan mulut WHO, prevalensi pasien yang kehilangan seluruh gigi pada usia 65-75 tahun adalah 16,9% di Perancis, 24,8% di Jerman dan 26%-36% di Amerika Serikat. Survei tahun 1975 menunjukkan bahwa satu dari lima orang (20%) penduduk Jepang yang berusia 55-64 tahun mengalami kehilangan seluruh gigi, namun pada survei tahun 2005 angka ini menurun drastis menjadi satu dari 50 orang (2%). Sementara itu, prevalensi pasien yang kehilangan seluruh gigi di Indonesia dilaporkan mencapai 24% pada usia >65 tahun.2Untuk menanggulangi kehilangan gigi yang terjadi dilakukan penanggulangan dengan merawat pasien menggunakan gigitiruan penuh (GTP).

TUJUAN PENULISANTujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan mengenai perawatan gigi tiruan penuh pada pasien yang telah kehilangan seluruh giginya.

LAPORAN KASUSSeorang wanita bernama Rabiah berusia 51 tahun datang ke klinik Bagian Prostodonsia RSGMP Kandea dengan keluhan utama yaitu gangguan pengunyahan karena telah kehilangan seluruh giginya baik rahang atas maupun rahang bawah.

Gambar 1. Tampilan wajah dari arah depan, kiri, kanan, dan keadaan linger rahang atas dan rahang bawah pasien

AnamnesisDari hasil anamnesis, diperoleh informasi bahwa pasien ingin dibuatkan gigi palsu karena mengeluhkan kesulitan saat makan yang menyebabkan pasien merasa berat badannya menurun dan pasien takut akan memperparah penyakit maag yang pasien derita. Kesehatan umum diketahui baik, namun pasien memiliki riwayat penyakit sistemik, yaitu asam urat.

Pemeriksaan Ekstra OralDari hasil pemeriksaan ekstra oral, diperoleh:Profil muka pasien: NormalBenuk wajah: SquareMata: SimetrisHidung: Simetris, bernafas melalui hidungTelinga: SimetrisBibir: Normal Kel. LimfeKiri:Lunak, tidak sakitKanan:Lunak, tidak sakitSendi: Tidak ada kelainanKebiasaan buruk: -Pemeriksaan Intra OralKebersihan mulut:-Frekuensi karies:-Perawatan sebelumnya: ekstraksi gigi 31, 41

Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien.

Status Gigi Geligi

Status Lokalis-

Rujukan-Diagnosis KasusEdentelous totalis RA dan RB.

Rencana PerawatanPembuatan gigi tiruan penuh lepasan akrilik RA dan RB.

Desain Gigi Tiruan

Gambar 2. Desain gigi tiruan penuh lepasan

PENATALAKSANAAN

Kunjungan PertamaPada kunjungan pertama, dilakukan pengisian kartu status. Setelah pengisian kartu status, pasien diinformasikan mengenai rencana perawatan yang akan dilakukan, yakni pembuatan gigi tiruan penuh dari bahan akrilik pada rahang atas dan rahang bawah, waktu kunjungan, dan biaya perawatannya. Pemberitahuan ini merupakan bagian dari informed consent.Setelah informasi diberikan, pasien diminta untuk menandatangani informed consent sebagai tanda persetujuan tertulis dari pihak pasien. Setelah dilakukan penandatanganan, dilakukan pencetakan awal untuk mendapatkan cetakan pendahuluan dan model diagnostik. Hasil dari pencetakan awal dan model diagnostiknya ditunjukkan pada gambar 3.Alat dan bahan yang digunakan untuk pencetakan rahang adalah: Diagnostik set Celemek dan alas meja Masker dan handschoen Sendok cetak no 2 untuk RA dan sendok cetak no 3 untuk RB Rubber bowl dan spatula Bahan irreversible hydrocolloid Air

Prosedur yang dilakukan saat melakukan pencetakan model negative yaitu: Sendok cetak dicobakan ke dalam mulut pasien Mengaduk bahan irreversible hydrocolloid bersama air Memasukkan sendok cetak yang berisi bahan cetak ke dalam mulut Mengangkat bibir atas dan menutup bibir bawah Menekan sendok cetak Fiksasi sendok cetak Melepaskan sendok cetak dari rahang

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengecoran untuk pembuatan model diagnostik adalah: Rubber bowl dan spatel Dental gips Air

Prosedur yang dilakukan saat melakukan pencetakan model positif yaitu: Siapkan rubbor bowl dan spatel Mengaduk bahan gips biru bersama air (sedikit encer) Tuang ke dalam cetakan negative secara perlahan sambil di vibrasi (untuk mencegah porositas) Mengaduk bahan gips biru dan air (sedikit kental) Tambahkan pada cetakan negative. Tunggu hingga keras kemudian lepaskan dari cetakan negative.

Gambar 3. Model studi

Kunjungan KeduaPada kunjungan kedua dilakukan try in custom tray atau sendok cetak individual yang sebelumnya telah dibuat melalui model studi atau model diagnostik yang diperoleh dari pencetakan pendahuluan. Custom tray dibuat dengan cara menggambar batas jaringan bergerak dengan jaringan tidak bergerak pada model diagnostik terlebih dahulu sebagai batas untuk memudahkan dalam pembuatan sendok cetak individual nantinya. Kemudian dengan menggunakan bahan shellac baseplate (Hiflex shellac base plate, Prevest Denpro Limited, India) yang dilunakkan dengan cara dianaskan di atas lampu spiritus, lalu dibentuk pada model kerja. Shellac dipotong dengan menggunakan gunting dan pisau malam 2 mm lebih pendek dari batas jaringan bergerak dengan jaringan tak bergerak yang nantinya akan digunakan sebagai tempat untuk bahan border moulding. Pada bagian frenulum juga harus dibebaskan.

Gambar 4. Model studi dan sendok cetak individualPada kunjungan kedua ini, dilakukan pencobaan custom tray ke dalam mulut pasien. Yang perlu diperhatikan saat mencobaan sendok cetak adalah batas tepi sendok cetak individual harus sesuai. Apabila sudah sesuai, dilanjutkan pada tahap border moulding pada sendok cetak individual.

Alat dan bahan yang harus disediakan pada tahap ini adalah: Diagnostic set Rubbe bowl dan air Lampu spiritus dan korek api Green stick compound (peri compound border moulding impression material, GC Corporation, Jepang) Pisau malam Sendok cetak individualPada tahapan border moulding, setelah green stick dilelehkan di atas sendok cetak, kemudian direndam dalam air dan dimasukkan ke dalam mulut pasien sambil diinstruksikan untuk melakukan gerakan fisiologis seperti, membuka mulut pada rahang atas dan menggerakkan rahang bawah kekiri dan kanan serta ke depan untuk membentuk hanular notch dan sayap bukalis.Selanjutnya untuk daerah frenulum bukalis, pipi dan bibir pasien ditarik keluar, ke depan, dan ke bawah. Untuk daerah sayap labial, bibir ditarik kedepan dan kebawah serta penarikkan bibir atas kedepan untuk daerah frenulum labialis. Untuk membentuk daerah posterior palatum durum pasien diinstruksikan untuk mengucapkan ah.Pada rahang bawah, untuk membentuk tepi sayap distolingal dan daerah buccal shelf, pasien diminta untuk membuka dan menutup mulut untuk mengaktifkan otot masseter. Kemudian untuk membentuk daerah distolingual dan postmylohyoid maka pasien diinstruksikan untuk menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan serta ke atas. Frenulum lingual dibentuk dengan menginstruksikan kepada pasien untuk meletakkan ujung lidah ke depan.

Gambar 5. Hasil border moulding pada sendok cetak individual

Setelah dilakukan border moulding, dilakukan pencetakan dengan menggunakan bahan elastomer.Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pencetakan ini yaitu: Glass plate dan semen spatel Diagnostik set Celemek dan alas meja Bahan elastomer Tampon Sendok cetak individualSebelum dilakukan pencetakan, terlebih dahulu daerah mukosa dikeringkan dengan menggunakan tampon. Hal ini di;akukan karena bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik sehingga harus dalam lingkungan kering agar bias tercetak dengan baik. Kemudian, sendok cetak bersama dengan bahan elastomer dimasukkan ke dalam mulut untuk dilakukan pencetakan. Saat mencetak, setelah disesuaikan posisinya, sendok cetak kemudian ditekan.Cara menilai hasil cetakkan yang baik adalah mengikuti batas cetakan, yaitu pada rahang atas bagian posterior meliputi fovea palatines dan AH line, dan bagian lateral meliputi hamular notch. Sedangkan pada rahang bawah bagian posterior meliputi retromolar pad, bagian lateral sampai external oblique ridge dan frenulum bukalis, bagian lingual meliputi seluruh lingir sampai dasar mulut. Hasil cetakkan yang baik harus memenuhi faktor fisik, yaitu tepi cetakkan bulat permukaan cetakkan tidak ada gelembung udara, dan bagian sendok cetak tidak boleh terlihat. Setelah itu dilakukan pengecoran dengan gips biru, untuk pembuatan basis dan galengan gigit.

Gambar 6. Hasil cetakkan fisiologis dengan bahan elastomer dan model fisiologis

Kunjungan KetigaSebelum kunjungan ini model kerja yang merupakan hasil cetakan elastomer pada kunjungan sebelumnya diserahkan ke teniker untuk pembuatan gelengen gigit. Pada kunjungan ini akan dilakukan try in dari basis dan galengan gigit pada mulut pasien yang dilanjutkan dengan pengukuran kesejajaran, dimensi vertikal, oklusi sentrik, posisi distal dan fiksasi. Alat dan bahan yang digunakan pada tahap ini yaitu: Diagnostik set Celemek dan alas meja Foxplane Base plate wax Pisau malam Bunsen dan korek api Benang Hansaplast Spidol, jangka, dan penggaris Sendok semen Paper klip Rubbor bowl

Gambar 7. Biterim rahang atas dan bawah

Pada tahap mengukur kesejajaran, bite rim di cobakan kedalam mulut pasien untuk melihat tinggi dan tebalnya. Setelah itu dibuat garis nasoauricular atau garis camfer dengan cara menarik benang mulai dari bawah hidung pasien ke bagian atas tragus telinga pasien untuk membantu menilai kesejajaran. Kemudian masukkan fox plane guide untuk melihat kesejaran antara bite rim rahang atas dengan garis camfer. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu labial fullness, tinggi bite rim, anterior plane, anteroposterior plane.Setelah bite rim atas disesuaikan maka dilanjutkan dengan menyesuaikan bite rim bawah pada saat beroklusi. Kemudian dilakukan penentuan dimensi vertikal. Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan mengamati posisi garis median atas dan bawah, mengamati ketepatan hubungan oklusi basis dan rim harus sesuai dengan keadaan oklusi saat dalam mulut pasien. Posisi distal ditentukan dengan menginstruksikan pasien untuk relaks dengan posisi tubuh supinasi. Kemudian dilakukan fiksasi dengan menggunakan paper klip.Setelah penentuan oklusi dan fiksasi, model kerja dikirim ke tekniker untuk penyusunan gigi anterior, disertai dengan instruksi warna gigi artificial, dan susunan gigi yang sesuai dengan tanda yang telah dibuat pada bite rim. Kunjungan KeempatPada kunjungan ini nantinya, model kerja telah ditanam dalam artikulator dan telah dilakukan penyusunan gigi anterior. Tahap yang akan dilakukan adalah try in dan penyesuaian susunan gigi anterior pada rahang atas dan rahang bawah. Kunjungan KelimaPada kunjungan ini, tahap-tahap yang akan dilakukan hampir sama dengan kunjungan sebelumnya, yaitu try in gigi pada mulut, namun pada kunjungan ini, lebih memperhatikan mengenai oklusi dari gigi posterior dan gigi anterior.Kunjungan KeenamPada kunjungan keenam, akan dilakukan try in dan insersi gigi tiruan yang telah jadi. Kunjungan KetujuhPada kunjungan ini, akan dilakukan kontrol insersi gigi tiruan setelah digunakan selama 1 minggu.

PEMBAHASANJumlah penduduk berusia 60 tahun keatas diproyeksikan akan menjadi dua kali lipat dan akan menjadi tiga kali lipat pada 50 tahun mendatang. Proses penuaan seringkali dikaitkan dengan gangguan regulasi dari sistim kekebalan. Zat gizi yang adekuat sangat penting untuk memelihara fungsi kekebalan yang optimal. Defisiensi zat gizi yang spesifik dapat memperberat gangguan fungsi sistem kekebalan akibat proses penuaan dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pada lansia. Dengan demikian asupan makanan yang mengandung bahan antioksidan sangat menarik perhatian karena peranannya yang potensial untuk mengatur stress yang bersifat oksidatif. Kekurangan zat gizi mengganggu respons kekebalan, mudah terkena virus patogen, dan mengakibatkan meningkatnya penyakit yang berat. Bila terjadi kekurangan gizi pada lansia harus diobati untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi dan memperlambat terjadinya proses penuaan.7Edentulous totalis dapat didefinisikan sebagai keadaan klinis rahang setelah kehilangan seluruh gigi yang telah erupsi dan kondisi jaringan pendukung yang tersedia untuk penempatan gigitiruan. diperkirakan kebutuhan untuk pemakaian gigitiruan penuh akan meningkat dari sekitar 54 juta pada tahun 1991 menjadi sekitar 61 juta pada tahun 2020.8Akibat akibat kehilangan gigi tanpa penggantian :9 Penurunan efisiensi kunyah Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, terutama pada bagian posterior akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang yang dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh maklum pada masa kini banyak jenis makanan yang dapat dicerna hanya dengan sedikit proses pengunyahan saja. Gangguan pada sendi temporo-mandibulaKebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure) hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi rahang. Kelainan bicara Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara, karena gigi khususnya bagian anterior termasuk bagian organ fonetik. Memburuknya penampilan Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern. Pembuatan gigitiruan lengkap tidak hanya menggantikan gigi yang hilang tetapi juga mengembalikan estetika, fonetik, dan fungsi mastikasi. Karakterisasi gigitiruan penuh diperlukan untuk untuk membuatnya tampak lebih alami seperti gigi asli.10Dalam menentukan sebuah perawatan pada kasus pasien dengan edentulous totalis sangat penting untuk paham cara anamnesis, pemeriksaan klinis, hingga penegakan diagnosis yang benar bagi seorang dokter gigi.11Pemeriksaan mulut dengan edentulous totalis harus dilakukan secara visual, palpasi, dan radiografis, serta sebaiknya dilakukan sesudah dokter gigi melakukan anamnesis. Pertanyaannya terutama harus yang berhubungan dengan kesehatan mulut, gigi, dan kesehatan umum pasien. Dari jawbannya dapat diketahui masalah-masalah yang dialami pasien. Selain itu, kita dapat juga mengetahui sikap mental pasien.11Pengamatan umum yang berpengaruh pada diagnosis dan jenis perawatan yang diberikan, beberapa diantaranya adalah11 Umur. Umur pasien mempunyai peranan tertentu pada diagnosis gigitiruan lengkap. Dengan bertambahnya usia seseorang, kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru akan bertambah besar, demikian pula kesulitan dalam mempeljari sesuatu yang baru. Orang tua juga menurun koordinasinya yang menyebabkan masalah yang dihadapi dokter gigi menjadi lebih rumit. Kesehatan umum. Kesehatan umum pasien dapat berkaitan dengan umur pasien, tetapi dapat pula tidak. Kesehatan yang buruk dapat menyebabkan umur fisiologis pasien tampak jauh lebih tua dari umur kronologisnya. Dukungan bibir. Jika jaringan di sekitar mulut berkerut-kerut dan bagian wajah yang lain tidak berkerut, perbaikan yang nyata dapat dilakukan. Namun apabila kerut-kerut itu sudah lama, sulit untuk dihilangkan secara langsung, teruama bila garis kerutan itu vertical di bagian bawah bibir. Panjang bibir. Pasien dengan bibir atas yang pendek akan memerlihatkan semua gigi anterior atas yang pendek akan memperlihatkan semua gigi anterior atas dan sayap labial gigitiruannya ketika ia tertawa. Profil dan kontur wajah. Pengamatan profil wajah memberikan petunjuk tentang ukuran relative dari rahang atas dan rahang bawah serta hubungan vertikalnya. Tonus jaringan wajah. Pengamatan yang cermat terhadap kulit wajah akan mempelihatkan tonus jaringan wajah. Ini penting karena du factor mempengaruhi tonus jaringan. Pertama, usia dan kesehatan pasien. Kedua, tonus jaringan yang kurang baik bias merupakan akibat dari kurangnya dukungan struktur intra-oral. Panjang wajah. Beberapa pasien mungin memerlukan penambahan dimensi vertikal untuk menghilangkan kerutan di sekeliling mulut. Kesalahpahaman dalam hal hubungan vertical antar rahang serta panjang wajah dapat menyita banyak waktu pembuatan apabila masalah-masalah ini tidak diketahui.11Kondisi rongga mulut pasien dapat mempengaruhi gigitiruan yang akan dibuat. Untuk kasus edentulous totalis rahang atas dan rahang bawah dalam pembuatan gigitiruannya memerlukan stabilitas dan retensi yang adekuat sehingga pasien merasa nyaman saat menggunakannya. Untuk memperoleh stabilitas dan retensi yang adekuat dibutuhkan kerapatan tepi.12Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk mencapai kemantapan gigitiruan, yaitu :121. Bentuk lengkung rahangBentuk lengkung rahang ada tiga macam yaitu persegi (square), lancip (tapering), lonjong (ovoid). Kegunaan bentuk lengkung rahang menyangkut kemantapan dan kekokohan geligi tiruan. Bentuk persegi dan lonjong lebih mantap dan kokoh disbanding dengan yang bentuk lancip.2. Besar lengkung rahangLengkung rahang ada yang besar, sedang atau kecil. Makin besar lengkung rahang makin baik. Besar lengkung rahang yang tidak sama, rahang bawah lebih besar dari rahang atas atau sebaliknya, akan menjadi masalah dalam penyusunan gigi. Cara mengatasinya ialah dengan menyusun gigi sedemikian rupa sehingga dicapai geligi tiruan yang baik. 3. Bentuk lingirBentuk linger ada tiga macam, bentuk U, V dan bentuk jamur. Keadaan ini bergantung pada bantuk tulang dan ada atau tidaknya resorbsi. Makin tinggi linger maka makin kokoh dan mantap gigitiruan yang dibuat.4. Hubungan rahang atas dan rahang bawahKepentingan dari hubungan rahang ini yaitu akan member pedoman pada penyusunan gigi dengan tidak mengganggu estetik dan fungsi.5. Kesejajaran linger rahang atas dan rahang bawahKegunaan jarak kesejajaran linger ini untuk menentukan panjang gigi. Bila jarak kesejajaran lingir : >15 mm atau 10 mm akan menimbulkan masalah saat menyusun gigi