kritisi farmakologi

59
TUGAS MENGKRITISI KARYA TULIS ILMIAH JUDUL : UJI EFEK ANTIDIABETES EKSTRAK DAUN KEJI BELING (STROBILANTHUS CRISPUS L) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NOVERGICUS) YANG DIINDUKSI ALOKSAN OLEH : EKA PUSPITASARI PO.71.39.0.11.020 PEMBIMBING : DRS.H.BENJAMIN M.NOER, APT, MM PENYAJI :KELOMPOK X 1.GEMI OKTAMI PO.71.39.0.12.016 2.IKA YULIANA PO.71.39.0.12.018 3. SAGITA WIDIYASTUTI PO.71.39.0.12.039 4. SAHERA NURHIDAYAH PO.71.39.0.12.058

Upload: sahera-nurhidayah-nasution

Post on 08-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

TUGAS MENGKRITISI KARYA TULIS ILMIAHJUDUL :

UJI EFEK ANTIDIABETES EKSTRAK DAUN KEJI BELING

(STROBILANTHUS CRISPUS L) TERHADAP TIKUS PUTIH

JANTAN (RATTUS NOVERGICUS) YANG

DIINDUKSI ALOKSANOLEH

: EKA PUSPITASARI PO.71.39.0.11.020PEMBIMBING

: DRS.H.BENJAMIN M.NOER, APT, MM

PENYAJI

:KELOMPOK X1. GEMI OKTAMI

PO.71.39.0.12.0162. IKA YULIANA

PO.71.39.0.12.0183. SAGITA WIDIYASTUTI

PO.71.39.0.12.0394. SAHERA NURHIDAYAH

PO.71.39.0.12.0585. WAHYU SRI LESTARI

PO.71.39.0.12.066TUGAS MENGKRITISI KARYA TULIS ILMIAH

NO.TELAAH KRITISIISI KTIKRITIK DAN SARAN

1.2.

3.JUDUL KTIRINGKASAN

SISTEMATIKA PENULISANUJI EFEK ANTIDIABETES EKSTRAK DAUN KEJI BELING (STROBILANTHUS CRISPUS L) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NOVERGICUS) YANG

DIINDUKSI ALOKSANLatar Belakang

Daun keji beling (Strobilantus crispus L) diduga mengandung flavonoid yang secara empiris digunakan sebagai antidiabetes. Mekanisme kerja flavonoid adalah mengaktifkan reseptor insulin dan mempercepat regenerasi sel pankreas. Dengan demikian telah dilakukan penelitian dengan menguji efek antidiabetes ekstrak daun keji beling (Strobilantus crispus L) terhadap tikus putih jantan yang diinduksi aloksan.Metode

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 6 kelompok perlakuan dengan berat badan rata-rata 150 gram. Sebelum perlakuan semua tikus diadaptasi 7 hari, lalu dipuasakan selama 12 jam.Hasil

Dari hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan dosis I, dosis II, dosis III. Artinya pada dosis 48 mg/ 200 gr BB, 96 mg/ 200 gr BB, 192 mg/ 200 gr BB dan menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan kontrol positif atau penurunan kadar gula darah pada dosis III hampir sama dengan kontrol positif.Kesimpulan

Ekstrak daun keji beling (Strobilantus crispus L) terbukti dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan yang diinduksi aloksan.A. Sampul Depan

Cover tebal berwarna hijau dilapisi plastik Judul membentuk piramida terbalik dan ditulis dengan huruf kapital

Tertera syarat kelulusan

Tertera nama pembuat KTI dan NIM yang ditulis dengan huruf kapital

B. Halaman pengesahan, halaman persetujuan

C. Halaman Persembahan

D. Kata Pengantar

E. Daftar Isi

F. Daftar Tabel

G. Daftar Gambar

H. Daftar Lampiran

I. Daftar Grafik

J. Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

K. Bab II. Tinjauan Pustaka

L. Bab III. Metode Peneltian

M. Bab IV. Hasil dan Pembahasan

N. Bab V. Kesimpulan dan Saran

O. Daftar Pustaka

P. Lampiran

Sesuai kaidah karena jumlah kata terdiri dari 14 kata (12-20) menggunakan huruf kapital format ketikan judul berbentuk pyramid terbalik dan mengandung variabel penelitian.Sudah sesuai kaidah karena tidak melebihi 250 kata, tetapi pengetikkan tanda titik dua dibelakang latar belakang seharusnya tanpa spasi dan pada paragaraf kesimpulan tidak terdapat tanda titik. Sampul depan sesuai kaidah Halaman pengesahan, halaman persetujuan, halaman persembahan sesuai kaidah. Kata pengantar sudah sesuai kaidah. Daftar isi sudah sesuai kaidah. Daftar tabel dan gambar sudah sesuai kaidah. Daftar lampiran dan daftar grafik sesuai kaidah.

Pendahuluan dan latar belakang sesuai kaidah.

Rumusan masalah sesuai kaidah. Tujuan penelitian sudah sesuai kaidah dan manfaat penelitian sesuai kaidah. Pada tinjauan pustaka sudah sesuai kaidah. Namun ada beberapa kesalahan dalam penulisan kata.

Kaidah penulisan metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran serta daftar pustaka sudah sesuai kaidah.

4.WHYPendahuluanA. Latar BelakangB. Rumusan masalah

C. Tujuan penelitian

D. Manfaat penelitian

Jumlah penderita penyakit diabetes cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahun, berdasarkan data World Health Organization (WHO) Tahun 2008 menyebutkan bahwa terdapat sekitar 180 juta orang dengan diabetes di seluruh dunia dan data WHO tahun 2011 jumlah penderita diabetes mellitus di dunia 200 juta jiwa dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. Dan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, diperoleh bahwa prevalensi penderita diabetes mellitus yang kelompok usia 15-24 yaitu (0,1%), usia 25-34 yaitu (0,3%), usia 35-44 yaitu (1,1%), usia 45-54 yaitu (3,3%), usia 55-64 yaitu (4,8%). Sedangkan prevalensi DM untuk provinsi yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%) serta di Sumatera Selatan prevalensi DM yaitu (0,9%).

Gejala yang umumnya dirasakan penderita diabetes mellitus yaitu terdapatnya gula darah dalam air seni, sering buang air kecil, haus dan banyak minum, fatigue (lelah), gatal, gangguan mata, polyneuropathy yaitu gangguan sensorik pada saraf peripheral (kesemutan/baal) di kaki dan tangan (Mahendra dkk, 2008). Untuk memperkecil risiko akibat peningkatan kadar gula darah dan menurunkan risiko komplikasi-komplikasi diabetes mellitus seperti kerusakan pada pembuluh darah (vasculopathy), gangguan fungsi jantung, terganggunya fungsi ginjal, gangguan mata (retinopathy). Dengan terapi yang baik komplikasi-komplikasi itu untuk sebagian besar dapat dicegah atau diperlambat. Maka biasanya dilakukan pemberian obat-obat antidiabetes oral yaitu golongan sulfonylurea, biguanid, inhibitor alfa-glukosidase, thiazolidindion, miglitinida (Mahendra dkk, 2008). Semakin banyaknya obat-obat paten untuk penderita diabetes, biaya pengobatan menjadi semakin mahal dan tidak terjangkau terutama untuk penderita di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Oleh karena itu, pengobatan menggunakan obat herbal dapat menjadi alternatif pengobatan terutama diabetes mellitus. Salah satu tanaman yang sering digunakan secara empiris untuk menurunkan kadar gula darah yaitu keji beling (Strobilanthus crispus L). Kandungan kimia dalam tanaman keji beling (Strobilanthus crispus L) antara lain kalium dengan kadar tinggi, asam silikat, natrium, kalsium, dan beberapa senyawa lain seperti saponin, flavonoid, glikosida, sterol, golongan terpen, dan lemak (Wijayakusuma, 2008). Kandungan flavonoid dapat berperan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit seperti periodontitis, wasir (ambeien), migrain, encok, rematik, diabetes mellitus, katarak dan asma (Asikin, 2012).

Tumbuhan keji beling (Strobilanthus crispus L) pernah diteliti dari penelitian Darmawan (2010), mengenai efek infusa daun keji beling (Strobilanthus crispus L), lidah buaya (Aloe vera gell) dan kombinasinya terhadap kadar gula darah mencit galur swiss Webster jantan yang diinduksi aloksan yang membuktikan bahwa pada dosis 0,424 g/kg BB infusa daun keji beling (Strobilanthes crispus Bl), dosis 0,373 g/kg BB infusa lidah buaya (Aloe vera gell), serta dosis 0,256 g/kg BB infusa kombinasi keji beling (Strobilanthus crispus L) dan lidah buaya (Aloe vera L) dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit yang diinduksi aloksan. Serta penelitian dari Jasaputra dkk (2011), mengenai tumbuhan obat untuk diabetes yang membuktikan bahwa pada dosis 1,56 g/kg daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees), buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn), daun keji beling (Strobilanthus crispus L, lidah buaya (Aloe vera L), biji alpukat (Persea americana Mill), kumis kucing (Orthosiphon spicatus Backer), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boefl) memiliki efek hipoglikemik pada mencit Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Pada pemakaiaanya sebagai antidiabetes yang digunakan adalah daunnya. Masyarakat percaya bahwa daun keji beling banyak memiliki manfaat pengobatan diabetes mellitus. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian uji efek antidiabetes ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) terhadap tikus putih jantan yang di induksi aloksan.

1. Pada dosis berapa ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) memiliki efek antidiabetes pada tikus putih jantan setelah di induksi aloksan ?

2. Apakah ada perbedaan efek antidiabetes ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) dengan kontrol positif (+) Glibenklamid ?

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antidiabetes ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang di induksi aloksan.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengukur pada dosis berapa ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) sebagai penurun kadar gula darah terhadap tikus putih jantan (Rattus norvegicus).

b. Untuk mengukur perbedaan penurunan kadar gula darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan antara ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) dengan kontrol positif (+) Glibenklamid. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan mahasiswa farmasi dalam mengetahui dan memahami efek daun keji beling (Strobilanthus crispus L) dalam menurunkan kadar gula darah.

Isi latar belakang benar secara garis besar menjelaskan uraian masalah terlebih dahulu, prevalensi, apa dampaknya, solusinya, penelitian terdahulu dan alasan penelitian.Perumusan masalah sudah sesuai dengan kaidah. Penulisan sudah dalam bentuk pertanyaan.Tujuan sudah sesuai kaidah karena sudah menjelaskan uraian ringkas tentang tujuan penelitian tersebut dan sudah menjawab pertanyaan pada masalah

Sudah sesuai kaidah. Tetapi selain bermanfaat untuk peneliti juga harus memberikan masukan bagi masyarakat untuk lebih mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai alternatif pengobatan.

5.HOW

Metodologi penelitian

A. Desain penelitian

B. Alat dan Bahan

Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan pada hewan percobaan tikus putih jantan yang diinduksi aloksan monohidrat. Yang disuntikkan secara intraperitonial dengan dosis 150mg/BB untuk menaikkan kadar gula darah. Kemudian diberi ekstrak daun keji beling secara oral. Setelah itu, diperiksa kembali kadar gula darahnya menggunakan alat yang sesuai yaitu Gluko-DR untuk melihat adanya efek penurunan gula darah oleh ekstrak daun keji beling terhadap tikus putih jantan.Waktu dan tempat penelitian

Penelitian uji efek antidiabetes ekstrak daun keji beling terhadap tikus putih jantan yang di induksi aloksan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2013 di laboratorium Farmakognosi, Farmasetika, dan Farmakologi Poltekkes Kementerian Kesehatan R.I Palembang Jurusan Farmasi.1. Alat- alatAda pun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :a. Botol coklat maserasih. spuit

b. Seperangkat destilasi vakumi. jarum oral

c. Kandang tikusj. sarung tangan

d. Tempat makan & minumk. gunting bedah

e. Timbanganl. Gluko-DR

f. Mortir dan stamperg. Gelas ukur & beaker gelas2. Bahana. Ekstrak daun keji belingh. Alkohol 96%

b. Pellet tikusc. Aquadest

d. Na CMC 1%

e. Aloksan

f. Glibenklamid

g. methanol

Sudah sesuai kaidah.

Sesuai kaidah dalam bentuk isi dan tulisannya, 12 rata kanan kiri serta dijelasakan scera merinci dimana tempat penelitian dan waktu penelitian terjadi oleh penulis.Sudah sesuai kaidah.

C. Prosedur Kerja

1. Persiapan Alat

Sebelum pengerjaan seluruh alat yang akan digunakan dicuci bersih lalu disterilkan dengan cara :a. Botol dan beker gelas dibungkus dengan kertas perkamen lalu disterilkan di oven pada suhu 150 C selama 1 jam.b. Kertas saring, gelas ukur, dan corong gelas dibungkus dengan kertas perkamen lalu disterilkan dengan autoclave pada suhu 121C selama 15 menit.c. Mortir dan stamper dibasahi dengan alcohol lalu diberi api didalamnya hingga api tersebut mati dengan sendirinya.d. Meja praktikum dibersihkan dengan tissue beralkohol sebelum dan sesudah percobaan.2. Persiapan bahan simplisia

Daun keji beling segar dicuci, dirajang kemudian dikeringkan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung. Setelah simplisia siap digunakan, timbang sebanyak 500 gram simplisia. Siapkan alat untuk maserasi, masukkan simplisia kedalam botol maserasi yang berwarna coklat, lalu masukan pelarut yang digunakan yaitu di tutup rapat.3. Ekstraksi Daun Keji BelingEkstraksi pada penelitian ini dilakukan dengan cara maserasi menggunakan methanol sebagai cairan penyari. Langkah-langkah ekstraksi secara maserasi (Voigt, 1995) :

a. Pada botol yang telah di isi simplisia sebanyak 500 gram, ditambahkan metanol yang telah didestilasi, hingga simplisia terendam seluruhnya.b. Biarkan selama 5 hari ditempat gelap sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari saring cairan penyari dan ampasnya diperas.c. Ampas tersebut kemudian ditambahkan cairan penyari secukupnya, aduk dan serkai.

d. Hasil ekstraksi dimasukan kedalam botol yang tertutup dan diletakkan di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung selama 2 hari. Lalu cairan disaring kembali.e. Setelah disaring kembali dipekatkan dengan destilasi vakum sehingga di dapatkan ekstrak kental daun keji beling.4. Pembuatan Larutan Pembawa Na CMC (1%)

a. Timbang 1500 mg Na CMC 1%, gerus homogen.b. Siapkan mortir yang telah dicuci bersih dan steril, masukkan air panas kedalam mortir.c. Taburkan Na CMC di atasnya, biarkan sampai mengembang.d. Encerkan dengan air sedikit demi sedikit sampai 150 ml sambil diaduk hingga homogen.5. Perhitungan dosis ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L)Penggunaan daun keji beling secara tradisional di masyarakat untuk menurunkan kadar gula darah yaitu sebanyak berat sebesar = 60 gr/ 70 kg BB. Perhitungan dosis pada tikus menurut table konversi perhitungan dosis antara subjek uji (Laurence dan Bacharach, 1964) :

Perlakuan pada tikus = 60 gr x 0,018 = 1,08 gr/200 g BB.

Perhitungan dalam bentuk ekstrak daun keji beling, yaitu :

Misal, Daun keji beling yang dimaserasi= 500 gram

Ekstrak kental= 22.2 gram

Rendemen= x 100% = 4,4 %Perlakuan= 4,4 % x 1,08 gr/200 gr BB

= 0,04752 gr/ 200 gr BB

= 47,52 mg/ 200gr BB

Dosis ekstrak 1x= 48 mg/ 200 gr BB

Dosis ekstrak 2x= 2 x 48 = 96 mg/200 gr BB

Dosis ekstrak 4x= 4 x 48 = 192 mg/ 200 gr BB6. Pembuatan Suspensi Ekstrak Daun keji beling (Strobilanthus crispus L)a. Perlakuan dosis I (48 mg/200 gr BB)Dosis ekstrak daun keji beling untuk tikus = 48 mg/ 200 gr BBSediaan untuk Kelompok III= 48 mg/2ml BB x 4 tikus= 192 mg/8ml BBPembuatan suspensi ekstrak dosis I (192mg/8ml BB)1) Timbang massa ekstrak kental daun keji beling sebanyak 192 mg2) Tambahkan suspensi Na CMC 1% sedikit demi sedikit3) Gerus homogen sampai terbentuk suspensi 8 mlb. Perlakuan dosis II (96 mg/200 gr BB)Dosis ekstrak daun keji beling untuk tikus = 96 mg/ 200 gr BBSediaan untuk Kelompok III = 96 mg/2ml BB x 4 tikus = 384 mg/8ml BBPembuatan suspensi ekstrak dosis I (384mg/8ml BB)4) Timbang massa ekstrak kental daun keji beling sebanyak 384 mg5) Tambahkan suspensi Na CMC 1% sedikit demi sdikit6) Gerus homogen sampai terbentuk suspensi 8 mlc. Perlakuan dosis III (192 mg/200 gr BB)Dosis ekstrak daun sukun untuk tikus = 192 mg/ 200 gr BBSediaan untuk Kelompok III = 192 mg/2ml BB x 4 tikus= 768 mg/8ml BB

Pembuatan suspensi ekstrak dosis I (768 mg/8ml BB)7) Timbang massa ekstrak kental daun keji beling sebanyak 768 mg8) Tambahkan suspensi Na CMC 1% sedikit demi sedikit9) Gerus homogen sampai terbentuk suspensi 8 ml7. Perhitungan dosis Glibenklamid

a. Perhitungan dosis glibenklamid

Kontrol positif pada penelitian ini menggunakan glibenklamid sebagai obat pembanding dengan ketentuan sebagai berikut :Dosis glibenklamid untuk manusia : 5 mg/ 70 kg BBDosis ini kemudiaan dikonversikan untuk pemakaian pada tikus putih (200gr), menurut table konversi perhiutngan dosis antar jenis subjek uji (Laurence dan Bacharach,2000) dengan perhitungan sebagai berikut :Perhitungan : 5 mg x 0,018 = 0,09 mg/200grBB

b. Cara pembuatan suspensi glibenklamid

Massa glibenklamid yang di ambil = 0,09 mg/2ml x 4 tikus = 0,36 mg/ml1) Timbang glibenklamid, lalu gerus dalam mortir.

2) Tambahkan larutan Na CMC 1% sedikit demi sedikit.

3) Gerus homogeny hingga terbentuk suspensi 8 ml.8. 8. Dosis AloksanDosis toksis aloksan yaitu 150 mg/kg BB.

Di konversikan ke dosis tikus = 30 mg/200gr.

9. 9. Persiapan Hewan Uji

Pada awal penelitian disiapkan 6 kelompok tikus dan setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus menurut hukum Federer.Rumus menurut hukum Federer :

(t-1) (n-1) 15

ket :t = jumlah perlakuann = jumlah tikus(6-1) (n-1) 15

5(n-1) 15

5n 5 15

5n 20

n 4

10. Aklimatisasi Hewan Percobaana. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan yang dimasukkan ke dalam kandang. Setiap kandang berisi satu ekor tikus. Kemudian tikus ini dibagi menjadi enam kelompok yang setiap kelompoknya terdapat empat ekor tikus.b. Hewan percobaan diadaptasikan dengan lingkungan Laboratorium selama 1 minggu.c. Beri nomor/kode pada masing-masing tikus putih jantan, yaitu:Kelompok I: No. 1-4 (Normal )Kelompok II : No. 4-8 (Aloksan )Kelompok III : No. 8-12 (Aloksan dan dan Glibenklamid)

Kelompok IV: No. 12-20 (Aloksan dan Ekstrak daun keji beling 48mg/200gr BB)Kelompok V : No. 16-20 (Aloksan dan Ekstrak daun keji beling 96mg/200gr BB) Kelompok VI : No. 20-24 (Aloksan dan Ekstrak daun keji beling 192mg/200gr BB)

d. Pengujian Efek ekstrak daun keji beling terhadap kadar gula darah tikus putih jantan dengan uji aloksan, prosedur kerjanya sebagai berikut :1) Tikus di puasakan selama 12 jam tapi tetap di beri minum.2) Dilakukan pengambilan darah setiap kelompok untuk mengetahui kadar gula darah awal.3) Disuntikkan diabetogen berupa aloksan monohidrat dengan dosis 150mg/kg BB secara intraperitoneal pada setiap kelompok tikus.4) Setelah tiga hari penyuntikan tikus dipuasakan kembali selama 12 jam untuk dilihat kenaikan kadar gula darahnya.5) Kemudian diberi suspensi ekstrak daun keji beling secara oral sebagai berikut :a) Kelompok I di beri suspensi Na CMC 1%

b) Kelompok II di beri suspensi aloksan

c) Kelompok III (kontrol positif) diberi larutan glibenklamid dosis 0,45 mg/200 gBB.

d) Kelompok IV diberi suspensi ekstrak daun keji beling dengan dosis 48 mg/200g BB.e) Kelompok V diberi suspensi ekstrak daun keji beling dengan dosis 96 mg/200g BB.

f) Kelompok VI diberi suspensi ekstrak daun keji beling dengan dosis 192 mg/200 gBBe. Pengambilan darah

Di lakukan melalui ekor tikus, sebelum pengambilan darah ekor tikus dan gunting bedah terlebih dahulu di bersihkan dengan kapas yang diberi alcohol. Ujung ekor dipotong kira-kira 1mm dengan gunting bedah. Kemudian untuk menentukan kadar gula darahnya digunakan alat gluco-DR dengan cara meneteskan darah tikus pada strip yang telah dimasukkan kedalam alat Gluko-DR kemudian dilihat berapa kadar gula darahnya. Kadar gula darah di tentukan sebelum diberikan ekstrak dan satu jam setelah diberikan perlakuan pada hari ke 1, 3, 6, 9.

Sudah sesuai kaidah dari segi tulisan dan telah dirincikan secara terperinci dari proses kerjanya serta data mentahnya pun dilampirkan serta cara pengolahan dan analisis data sehingga pembaca dapat dengan mudah mengerti dari segi tulisan pun sesuai kaidah penulisan dalam KTI.

6.WHO

Objek penelitian

Objek penelitian adalah daun keji beling (Strobilanthus crispus L)yang di ambil di kebun rumah Bapak X di komplek Maskarebet KM. 10 Palembang.

Sudah memenuhi kaidah dalam bentuk isi dan tulisan, 12 rata kanan kiri serta dijelaskkan tempat penggambilan nya objek yang akan diteliti.

7.WHAT

A. Variabel

B. Definisi Operasional

Variabel Independent: Dosis ekstrak daun Keji beling (Strobilanthus crispus L)

Variabel Dependent: Penurunan kadar gula darah tikus putih jantan.

1. Ekstrak daun keji beling :a.Definisi:Dosis ekstrak metanol daun keji beling yang diperoleh dari hasil maserasi kemudian di destilasi vakum untuk menjadi ekstrak kental.b.Alat ukur: Timbanganc.Cara ukur:Self assesment dengan cara menghitung menggunakan pemakaian empiris serta tabel konversi.d.Hasil ukur :Persentase ekstrak daun keji beling (Strobilanthes crispus Bl)Dosis I = 48 mg/ 200gr BB

Dosis II= 96 mg/ 200gr BB

Dosis III = 192 mg/ 200gr BB2.Kadar gula darah tikus

Definisi: kemampuan ekstrak daun keji beling dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah tikus putih yang diberi aloksan.

Alat ukur: Gluco-DR

Cara ukur: self assessmentHasil ukur: kadar gula darah tikus dalam mg/dL

Sesuai kaidah karena sudah menjelaskan secara terperinci variabel dalam penelitian.Sesuai kaidah dari segi tulisan, serta penulisan yang sesuai dari definisi, alat ukur,cara ukur, hasil ukur dan skala ukur dijelaskan secara terperinci.

C. Kerangka Operasional

Sesuai kaidah.

8.D. Cara Pengolahan Data dan Analisis Data

Hasil dan pembahasan

A. Hasil penelitian

B. Pembahasan

Data yang diperoleh dari hasil percobaan ditampilkan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode statistik One Way ANOVA dengan LSD. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS type 16.0 for windows dengan taraf kepercayaan sebesar 95%.

Data berupa kadar gula darah (mg/dL) diubah kedalam persentase kadar glukosa darah awal dengan rumus :

Pn = Cn/ Co x 100%Keterangan :

Cn = kadar glukosa darah pada waktu tertentu

Co = kadar glukosa awal

Pn = persentase kadar glukosa darah pada waktu tertentu terhadap kadar glukosa awal

Antara persentase kadar glukosa darah terhadap kadar awal dan waktu pengambilan darah cuplikan dibuat kurva. Dari kurva tersebut kemudian dihitung luas daerah dibawah kurva/ Area Under the Curva (AUC) dari hari ke-1 sampai hari ke- 12 (AUC1-12) dengan rumus trapesium untuk masing- masing perlakuan, yaitu :

AUCo- n = (P1 + P2) + (P2 + P1) +.

Langkah selanjutnya, dilakukan uji statistik parametric (uji Anova dengan taraf kepercayaan 95%). Kemudian bila terdapat perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Kemampuan sediaan uji dalam menurunkan kadar gula darah, diketahui dari perhitungan dengan rumus persentase penurunan kadar gula darah (% PKGD) yaitu : s%PKG=

Hasil Penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisis dengan analisa Statistik ANOVA one-way

Tidak sesuai kaidah karena sesuai kesepakatan kita dimana cara pengolahan data dan analisis data itu harus memberikan informasi bagi pembaca namun dalam KTI ini hanya menjelasakan proses data tersebut didapat bukan menjelasakan sebuah data yang dapat dijadikan informasi.Seharusnya tidak dimasukkan lagi penjelasan mengenai ekstraksi daun keji beling dan berapa sampel yang digunakan, langsung ke tabel data pengamatan dan analisa statistik.

Paragraf pertama sampai paragraf kedua awal tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah dijelaskan pada metode penelitian cukup menjelaskan apa yang ada ditabel pada hasil.

Pada paragraf ketujuh seharusnya peneliti menyebutkan sumber pustaka yang diambil dari penelitian siapa tetapi disana tidak disebutkan.

9.10.

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka1. Ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) terhadap tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi aloksan dapat menurunkan kadar gula darah.

2. Efek ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) pada dosis 192 mg/ 200 gr BB dapat menurunkan kadar gula darah rata-rata 88,08 % hampir sama dengan kontrol positif dengan penurunan kadar gula darah rata-rata 89,80%.

3. Efek ekstrak daun keji beling (Strobilanthus crispus L) pada dosis 48 mg/ 200 gr BB, 96 mg/ 200 gr BB, 192 mg/ 200 gr BB dengan rata-rata penurunan kadar gula darah 69,65%, 80,20%, 88,08% yang tidak berbeda dengan kontrol positif dengan rata-rata penurunan kadar gula darah 89,80%.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut isolasi senyawa zat aktif daun keji beling (Strobilanthus crispus L) dapat berefek menurunkan kadar gula darah.

Sudah sesuai kaidah cara penulisannya, sebab isinya telah ringkas dan telah dibuat dalam poin-poin penting dengan menjawab tujuan penelitian.Terdapat hal-hal yang belum dapat disimpulkan oleh peneliti.

Banyak tidak terdapat halaman dari sumber pustaka tersier, judul buku tidak dalam format miring,

Kel. V :

Ekstrak keji beling 96 mg/200 gBB

Selama 6 hari

Kel. VI :

Ekstrak keji beling 192 mg/200 gBB

Selama 6

hari

Kel. I :

Kontrol Normal Suspensi Na CMC 1%

Kel. III :

Kontrol

Positif

Glibenklamid 0,36 mg/200 gBB

Setiap kelompok tikus diberi Aloksan, kecuali kontrol normal

Setiap kelompok tikus diambil darahnya untuk kadar gula normal

Setiap kelompok tikus dipuasakan selama 12 jam

Timbang berat badan setiap kelompok tikus

Tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok @ 4 ekor tikus

Kel. IV :

Ekstrak keji beling 48 mg/200 gBB

Selama 6 hari

Kel. II :

Kontrol Negatif

Aloksan

30 mg/ 200g BB

Glukosa darah setiap kelompok tikus diukur pada hari ke 1, 3, 6, dan hari ke-9

Analisa data dengan uji one way anova

Proses Aklimatisasi selama 1 minggu (tikus diberi makan dan minum)