kritik terhadap kerangka konseptual badan standar prinsip ...€¦ · pustaka tentang kritik...

8
Kritik Terhadap Kerangka Konseptual Badan Standar Prinsip-Prinsip Akuntansi di Amerika Serikat Kariyotor) I )Universitas Brawijaya Malang r) [email protected] Abstracl In America, the criticisms aimed at the conceptual f'amevork project Financial Accounting Standards Board) (FASB). Although it can not be said that the Concepnal Framevork project Jizils, at least the conceptual Ji'antevork ntnning or grox'ing a bit slotv. The pmpose of this stud-v" to anal-vze the criticisnt of the conceptual frantet'ork that v,ill allon, help to understand the reasons w'hy this conceptuul .fi'anret'ork to detelop slov'ly and help the developnrent possibilities in Indonesia or repair" parts that still haye weaknesses. 77re research ntethod used descriptit'e clualitatite approach. This method is used to get on understanding and a complete p.icture about a phenomenon of the literoture on the conceptual f'amev'ork Standards Board Accounting Principles in Amaerika. There are firo approaches that can be usecl in the analysis. And the results and conclusions ofthe research 15 nvqfold: frst is to assunle that the concepnnl framev'ork shoild be an approach "scienti.fic" 6cientific). vhich is based on methods umumpra used in scientific research. Prescnprion or ttccounling ohsert-utions that emerge from this approach should be able to ;tst:!-' :ie rc:::ii:-, ar:he obsen-dtron or rhe prestnptions based on [ogic and empincal etidence. The sec'ond is the profbssionttl approuch that is centered on the selection ofactions considered best br' "tulues prbfesionul". This is sintilu- to the constitutional approach in detemtining the ntles. K4v'ords : c' ri r i c i sm. co n ce p I s, s t an d ard s, p ri n c' ip I e s, ac c o u nt in g Abstrak Di -A.merika. berbagai kritik ditujukan pada proyek kerangka konseptual Badan Standar Prin-sipprinsip Akuntansi (FASB). Meskipun tidak dapat dikatakan bahwa Prol'ek Kerangka Konseptual tersebut gagal, paling tidak kerangka konseptual tersebut berjalan atau berkembang agak lambat. Tujuan penelitian ini menganalisis terhadap kritik kerangka konseprual yang akan memungkinkan membantu memahami ala-:an meneapa kerangka konseptual tersebut berkembang lambat dan membantu kemungkinan pengembangannya di Indonesia atau memperbaiki bagian-bagian yang ma-sih memiliki kelemahan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatit-. .'vletode ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran yang utuh mengenai sebuah fenomena pustaka tentang kerangka konseprual Badan Standar Prinsip .Akuntan-si di -{maerika. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis tersebut. Hasil dan dan kesimpulan penelitain ini ada dua pertama adalah dengan menganggap bahrva kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah" yang dida-sarkan pada metode-metode yang umumpya digunakan dalam penelitian ilmiah. Preskripsi atau obsen'asi akuntansi yang muncul dari pendekatan tersebut harus mampu nrembenarkan validitas obsen'asi atau preskripsi tersebut berdasarkan krgrka d;n buktr empiris. Kedua adalah pr-ndekatan prot'esional 1"ang dipusatkan pada pemrlihan trndakan vang dianggap paling baik berdasarkan "nilai- nilai prbfesional". Hal ini serupa dengan pendekatan konstitusional dalam menenfukan berbagai aruran. Kata kunci : kritik- konsep. standar. prinsip. akuntansi

Upload: others

Post on 18-May-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kritik Terhadap Kerangka KonseptualBadan Standar Prinsip-Prinsip Akuntansi di Amerika Serikat

Kariyotor)

I )Universitas Brawijaya Malangr) [email protected]

Abstracl

In America, the criticisms aimed at the conceptual f'amevork project Financial AccountingStandards Board) (FASB). Although it can not be said that the Concepnal Framevorkproject Jizils, at least the conceptual Ji'antevork ntnning or grox'ing a bit slotv. The pmposeof this stud-v" to anal-vze the criticisnt of the conceptual frantet'ork that v,ill allon, help tounderstand the reasons w'hy this conceptuul .fi'anret'ork to detelop slov'ly and help thedevelopnrent possibilities in Indonesia or repair" parts that still haye weaknesses. 77re

research ntethod used descriptit'e clualitatite approach. This method is used to get onunderstanding and a complete p.icture about a phenomenon of the literoture on theconceptual f'amev'ork Standards Board Accounting Principles in Amaerika. There are firoapproaches that can be usecl in the analysis. And the results and conclusions ofthe research15 nvqfold: frst is to assunle that the concepnnl framev'ork shoild be an approach"scienti.fic" 6cientific). vhich is based on methods umumpra used in scientific research.Prescnprion or ttccounling ohsert-utions that emerge from this approach should be able to;tst:!-' :ie rc:::ii:-, ar:he obsen-dtron or rhe prestnptions based on [ogic and empincaletidence. The sec'ond is the profbssionttl approuch that is centered on the selection ofactionsconsidered best br' "tulues prbfesionul". This is sintilu- to the constitutional approach indetemtining the ntles.

K4v'ords : c' ri r i c i sm. co n ce p I s, s t an d ard s, p ri n c' ip I e s, ac c o u nt in g

Abstrak

Di -A.merika. berbagai kritik ditujukan pada proyek kerangka konseptual BadanStandar Prin-sipprinsip Akuntansi (FASB). Meskipun tidak dapat dikatakan bahwaProl'ek Kerangka Konseptual tersebut gagal, paling tidak kerangka konseptualtersebut berjalan atau berkembang agak lambat. Tujuan penelitian ini menganalisisterhadap kritik kerangka konseprual yang akan memungkinkan membantu memahamiala-:an meneapa kerangka konseptual tersebut berkembang lambat dan membantukemungkinan pengembangannya di Indonesia atau memperbaiki bagian-bagian yangma-sih memiliki kelemahan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptifkualitatit-. .'vletode ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran yang utuhmengenai sebuah fenomena pustaka tentang kerangka konseprual Badan Standar Prinsip.Akuntan-si di -{maerika. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam analisistersebut. Hasil dan dan kesimpulan penelitain ini ada dua pertama adalah denganmenganggap bahrva kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah"yang dida-sarkan pada metode-metode yang umumpya digunakan dalam penelitianilmiah. Preskripsi atau obsen'asi akuntansi yang muncul dari pendekatan tersebutharus mampu nrembenarkan validitas obsen'asi atau preskripsi tersebut berdasarkankrgrka d;n buktr empiris. Kedua adalah pr-ndekatan prot'esional 1"ang dipusatkan padapemrlihan trndakan vang dianggap paling baik berdasarkan "nilai- nilai prbfesional".Hal ini serupa dengan pendekatan konstitusional dalam menenfukan berbagaiaruran.

Kata kunci : kritik- konsep. standar. prinsip. akuntansi

22 Prosirling SNA MK, 28 September 20I6, htnt 2 I -28

PendahuluanKerangka konseptual berusaha untuk

memecahkan perputaran logika denganmengacu pada pemyataan bahwa pemakailaporan keuangan memiliki pengetahuanyang cukup dan sesuai untuk menentukandan menginterpretasikan laporan keuang-an. Akan tetapi, kerangka konseptual tidakmemberikan pedoman khusus tentang ba-gaimana hal tersebut dapat dicapai. Kare-na kita diasumsikan mengkomunikasikanrealitas, maka jika orang memiliki konsep-si tertentu tentang realitas, secara alamiahkita harus merefleksikannya. Jika tidak,orang akan kehilangan kepercayaan kepa-da kita.

Hal di atas menimbulkan masalah ter-hadap pemyataan bahwa teori yang me-landasi kerangka konseprual harus netral,independen, dan bebas dari bias. Kerangkakonseptual tersebut memberikan alat ataumetode oblektif unruk menzukur realitasekonomi karena realitas sernaciun itu tidakbebas dari praktik akuntansi. Hines meli-hat bahrva apa yan_s dilakukan akuntan da-lam memutuskan tentang apa yang dimak-sud dengan realitas, telah diwujudkan da-lam benruk pengukuran dan pengkomuni-kasian. Gambaran mengenai realitas me-rupakan hubungan yang bersifat interact-tive biderexional, Hines mengklaim bah-wa penelitian akuntansi didasarkan padakonsepsi dan asuransi yang bersifat "Ta-ken-for-granted", yaitu mengambil se-

suatu yang telah ada di masyarakat. Kon-sepsi tersebut dipengaruhi oleh pertanyaanbagaimana realitas sosial muncul dandipertahankan serta dilegitimasikan. Mi-salnya, kerangka konsepfual menolak pe-makaian bukti empiris dan deduktif untukmemastikan kebenaran.

Jika pendekatan tersebut digunakan,maka GAAP akan dihasilkan dari keyaki-nan. tujuan. dan asur-nsi 1'ang terdapat da-lam kerangka konseptual. Namun, yangterjadi justru sebaliknya : Kerangka kon-septual didasarkan pada GAAP. Elemen-elemen tersebut dipandang sebagai kebe-

naran melalui proses induktif yang meng-hasilkan prinsip-prinsip akuntansi. Prosesini tidak pernah diuji secara formal mela-lui bukti empiris. Otoritas dalam kerangkakonseptual dapat dilihat dari opini-opiniindiviou dan badan yang berwenang. Halini yang membuktikan bahwa ilmu penge-tahuan (science) dan akuntansi kelihatan"terpisah". Lebih lanjut, struktur kerangkakonseptual memiliki beberapa kesamaandengan pendekatan hipothetico-deductive.Pendekatan ini dalam konteks ilmiah me-miliki dua konsekuensi. Pertama, menga-rah pada hokum / prinsip prinsip universaluntuk menghasilkan hipotesis yang lebihkhusus (berlevel rendah). Kedua, ada hu-bungan yang erat antara penjelasan, pre-diksi, dan teknik yang digunakan. Con-tohnya, kerangka konseptual di Amerikamenggeneralisasikan asumsi-asumsi dantujuan-tujuan yang di_zunakan untukmenghasilkan prinsip (standar) dan prose-dur (metode dan aturan). Peneliti menin-jau dan menelaah aspek-aspek yan,e men-jadi proses kritik terhadap kerangka kon-seprual. Data informasi tambahan digalimelalui pengalaman praktis sebagai dosenbidang akuntansi. Organisasi hasil peneli-tian digambarkan melalui analisis deskrip-tif diawali dari pendahuluan, metode pe-nelitian kemudian hasil dan pembahasanditinjau dari beberapa konsep A. Pende-katan Ilmiah meliputi : l. Deskriptif danNon Operasional,2. Asumsi Ontologi danEpistemolog, 3. Disiplin yang Tidak Il-miah. B. Nilai Profesional meliputi : l.Kerangka Konseptual Sebagai DokumenKebijakan,2. Nilai Profesional dan Perlin-dungan diri, diakhiri dengan kesimpulanMampukah Kerangka Konseptual Menye-lesaikan Semua Masalah.

Metode PenelitianMetode penelitian menggunakan pen-

dekatan deskriptif kualitatil Nloleong(2007:2!. Metode ini digunakan unfukmendapatkan pemahaman dan gambaranyang utuh mengenai sebuah fenomena

pustaka tentang kritik terhadap kerangkakonseptual FASB yang jarang ditemukan,mungkin merupakan akar penyebab me-ngapa kdtik itu muncul. Peneliti meninjaudan menelaah aspek-aspek yang menjadiproses kritik terhadap kerangka konsep-tual. Data informasi tambahan digali me-lalui pengalaman praktis.

Hasil dan PembahasanA. Pendekatan Ilmiah1. Deskriptif dan Non-perasional

Kita memperhatikan berbagai isu danperdebatan dalam akuntansi, kita seringdihadapkan pada pertanyaan mendasar se-

perti : apakah yang dimaksud dengan nilai$,alue)? Bagaimana kita menilai elemen,laporan keuangan seperti aktiva dan hu-tang? Salah satu tujuan dari kerangka kon-sepfual adalah untuk menjawab pertanya-an tersebut sehingga dapat men*ehindariargument repetitte terhadap arti dari isti-lah elernen laporan keuangan. Kesamaanpandangan untuk menjawab pertanyaantersebut, paling tidak yang muncul dariberbagai perbedaan dalam membuat suarukebijakan (judgment). Atas dasar hal ter-sebut jelas bahwa kerangka konseprual di-maksudkan sebagai proyek preskriptifyang bertujuan untuk memberi pedomanatau preskripsi bagi akuntan tentang ba-gaimana menyajikan informasi yang rele-van dalam pengambilan keputusan ekono-mi. Dalam proyek kerangka konseptual,isu yang berkaitan dengan pengakuan danpengukuran merupakan isu yang seringmuncul. Akibatnya, pada tahun 1984 dike-luarkan Statement of Financial Accoun-ting Concepr No. 5 tentang Pengukurandan Pengakuan. SFAC tersebut pada da-samya menjelaskan deskripsi tentang ele-men laporan keuangan yang didasarkanpada observasi terhadap praktik berjalan.Hines (1987 : p.71) mengungkapkan bah-wa "Sampai dengan dikeluarkannyaSFAC No. 5, pendekatan yang digunakanFASB hampir seluruhnya deskriptif. Sta-tement No.5 menunjukkan bahwa tujuan

Koriyoto, Krilik Terhadap Kerangka Konseptttal ....23

dan filosofi dari kerangka konseptualmeryadi hilang sampai statement tersebutdikeluarkan. SFAC No. 5 menyatakan da-lam beberapa paragraph (paragrap 35, 51,dan 108) bahwa konsep konsensus harusdikembangkan sebagaimana proses pe-nentuan standar berkembang. Filosofievolusi semacam itu, yang melihat konsepsebagai residu dari proses penentuan stan-dar, jelas bertentangan secara langsungdengan tujuan kerangka konseptual.

Dopuch dan Sunder (1980) lebih lan-jut, memandang bahwa definisi elemen la-poran keuangan sangat tergantung padaaturan-aturan(rules) dan konvensi yang ti-dak spesifik. Mereka mengatakan : "Ba-gaimana mungkin kerangka konseptualmemberikan pedoman dalam memilih ber-bagai prinsip dan aturan jika elemen-ele-men dalam laporan keuangan tersebut di-definisikan dalam istilah yang sama".(hal.-t). Dopuch dan Sunder juga beranggapanbahwa tidak sarupun dalam kerangka kon-septual FASB tersebut kelihatannya mam-pu membantu dalam memecahkan isu-isupengungkapan (d isc losrrre) kontemporer.Mereka mendukung pernyataan ini berda-sarkan isu-isu, seperti : Kredit PajakTangguhan (Deferred Taxes Credit), per-lakuan Cost eksplorasi industri Minyakdan Gas serta akuntansi nilai terkini (crrr-rent value accounting). Mereka menyim-pulkan sebagai berikut : (l) Definisi hu-tang terlalu luas sehingga menyulitkandalam, memprediksi posisi FASB terha-dap deferred tar credit (2) Kerangka kon-septual mendukung dua prinsip akuntansiyang berla\\ranan (fitll cost dan success.fulcosl) dan kelihatannya kerangka konsep-fual tidak berhasil dalam rnemberi pedo-man untuk memecahkan isu tersebut. (3)Kerangka konseptual membatasi masalahestimasi terhadap usaha-usaha masa lalu

1'ang ditujukan unruk mendorong publi-kasi current valuc accotuttittg.

Gerborth (1987) berpendapat bahwapengetahuan substantif berasal dari inves-tigasi bukannya didasarkan pada kesepa-

24 Prositling SNA MK, 28 September 2016, hlm 21-28

katan terhadap definisi. Misalnya, dalamistilah politik, kata seperti "demokrasi","kedudukan yang sama" (equality) meru-pakan kata-kata kosong tanpa pemahamanterhadap masyarakat yang memberi kata-kata tersebut dengan suatu substansi. Un-tuk mendukung pernyataan tersebut, Cer-borfh mensitir pendapat Popper sebagaiberikut : "Dalam science, kita harus mem-perhatikan bahwa pemyataan yang kitabuat tidak akan pernah tergantung pada ar-ti dari istilah yang kita gunakan. Sekalipunistilah tersebut didefinisikan, kita tidakakan pernah mencoba unfuk menarik in-formasi dari definisi tersebut, atau menda-sarkan argumen pada definisi tersebut. Itu-lah sebabnya istilah-istilah kita sering me-nimbulkan masalah. Kita tidak akan ter-lalu membebani istilah tersebut. Kita men-coba untuk memberi istilah tersebut de-ngan dengan bobot yang sekecil mung-kin". (hal-5)2. Asumsi Ontologi dan Epistemologi

Akuntansi dalam kerangka konsep-tual disebutkan bahu'a dimaksudkan untukmemberi informasi yang obyektif dan ti-dak bias kepada pemakainya. Hal ini di-analogkan oleh Solomon (1978) sebagaipemetaan keuangan. "Akuntansi merupa-kan pemetaan keuangan. Semakin baikmemetakannya" semakin lengkap peta ter-sebut menggambarkan fenomena kom-pleks yang dipetakan. Kita tidak menilaisuatu peta berdasarkan aspek perilakuyang dihasilkan. Kita menilai suatu petaberdasarkan seberapa baik peta tersebutmenggambarkan kenyataan. Orang kemu-dian bereaksi terhadap peta tersebut seba-gaimana mereka akan bereaksi". (hal. 7l)

Filosofi realisme tersebut muncul da-lam akuntansi berdasarkan anggapan bah-wa kenyataan ekonomi dapat diobservasi,diukur- dan dikomunikasikan secara ob-yektit-. Beberapa trlsuf pengetahuan. se-

perti Feyerabend berpendapat bahwa ke-benaran ilmiah tidak bersifat absolut. Ke-benaran tersebut mengacu pada pernya-

pernyataan atau keyakinan dapat diterimasetelah terbukti kebenarannya sesuai de-ngan aturan yang disepakati dalam meto-dologi ilmiah. Hines (1988) berpendapatbahwa masalah dalam realisme ekonomi /pendekatan pengukuran yang diadopsioleh kerangka konseptual di Amerika ada-lah masalah yang sering dijumpai dalammasyarakat ilmiah. Realitas dipandang se-bagai sesuatu yang dibentuk dan diperta-hankan oleh praktisi sosial, sehingga "me-ngotori" persepsi akuntan terhadap realitasekonomi. Dalam pengetahuan sosial (so-cial science), aktor bertindak sesuai de-ngan definisi dan konsep-konsep realitasyangada., Tujuan utama .pendekatan ilmu pe-ngetahuan adalah untuk meningkatkan pe-mahaman tentang lingkungan sehinggamemungkinkan untuk beroperasi lebihefekti f dal am I in gkun gan ter-sebut- Pende-katan h i Vt r h e ri c o-a e d uc it e mempengaru-hi asumsi epistemologi dan metodologitentang pengujian kebenaran dan hal lainyane berkaitan dengan penelitian akuntan-si. Misaln;-a tbkus penelitian diarahkanpada sun'ey'sampel berskala besar. anali-sis dengan alat-alat 1.ang layak dalam sta-tistik, dan penurunan beberapa teori.Asumsi juga dibuat terhadap karakteristikperilaku (maksimisasi kemakmuran. ke-buruhan informasi pemakai seperti alirankas masa mendatang dan nilai terkini), dancara-cara bagaimana orang berhubungandengan orang lain dan masyarakat.3. Perputaran Logika (Circularity of

Reasoning'1Salah satu tujuan dari kerangka kon-

septual adalah memberi pedoman bagipraktik akuntansi setiap hari. Apabila di-perhatikan. kerangka konseptual FASBkelihatan seperti mengikuti alur ilmiah,yaitu menehasilkan prinsip-prinsip danpraktik akuntensi dan suetu teori rang di-generalisasikan. \amun kenyataannya ke-rangka konseptual tersebut gagal meme-nuhi kriteria pengujian. Kerangka konsep-

putaran logika (circularity of reasoning)"yang tidak berujung pangkal dalam ke-rangka itu sendiri. Dalam SFAC No. 2,

misalnya, kualitas informasi seperti relia-bilitas (reliability) dinyatakan terganfungpada pencapaian kualitas yang lain seperti: representational faithfulness, neutral-lity, dan verifiability. Meskipun demikian,kualitas-kualitas tersebut sangat tergan-tung pada kualitas yang tidak operasionaldan kelihatan tidak jelas. Dalam SFACNo. 2 tersebut terdapat pembahasan ten-tang kualitas yang tergantung pada rele-vansi, reliabilitas, dan representational

faithfulness (paragrap 98, 100). Namundemikian, kondisi yang diperlukan untukmencapai kualitas tersebut tidak dinyata-kan dengan jelas.

4. Disiplin Yang Tidak llmiahApakah akuntansi dapat dikatakan se-

bagai ilmu pengetahuan murni (science\?

Kerangka konseprual mungtrn menga-dopsi pendekatan ilmiah. alian tetapi pen-dekatan tersebut dipertanyakan jika akun-tansi tidak memenuhi kriteria "science".Stamp (1981) meny'atakan bahs'a: akun-tansi lebih dekat dengan hukum dari padapengetahuan fisika, karena baik akuntansimaupun hukum berkaitan dengan kcnt'likantara kelompok pemakai memiliki perbe-

daan kepentingan dan rujuan. (hal. l-1).

Lebih lanjut Stamp menggambarkanbahwa hukum merupakan disiplin norrna-tif yang bersifat preskriptit. berisi konsep-konsep yang dipenuhi dengan nilai-nilai.Akuntansi dihadapkan pada pasar yang ti-dak sempuma dan melibatkan berbagaiproses pengambilan keputusan manusiayang dipengaruhi faktor subyektititas. Se-

baliknya, fisika dipandang sebagai disiplinilmu positif, deskriptif. dan berisi konsep-konsep yang bebas nilai. Elemen-elemenempiris dan teoritis. dalam akuntansi dide-finisikan secara bebas (ioo'-s.'lr ). Densandemikian, akuntansi kehilangan paradig-ma ihniah yang definitit-. Teori akuntansinormatif banyak memiliki kelemahan. se-

dang teori akuntansi positif masih dalam

Kuriyoto, Krilik Terhadap Kerangka Konsepnal....25

tahap "embrio", dan belum dapat dikate-gorikan sebagai sesuatu yang ilmiah(scientific).B. Nilai Profesional1. Kerangka Konseptual Sebagai

Dokumen KebijakanSebagai seperangkat pengetahuan

yang digeneralisasikan, kerangka konsep-tual gagal memenuhi pengujian ilmiah.Sekalipun kita berargumen bahwa realitashanya merupakan hasil dari konstruksi so-sial, namun tidak ada proses deduktif yangmelekat dalam kerangka konseptual. Ti-dak dapat dipungkiri bahwa proses terse-but sebenarnya diperlukan untuk mene-rapkan kerangka konseptual pada fenome-na empiris yang ada. Hal ini dimaksudkanuntuk mengubah realitas ke arah tatananyang lebih disukai sesuai dengan tujuanyang diasumsikan. Kenyataan yang me-nunjukkan apakah kerangka konseptualdapat dipandang sebagai model normatifuntuk praktik akuntansi, juga merupakanmasalah. Hal ini disebabkan praktik yangditerima- sebagian besar didasarkan padaprosedur yang ada, kemudian dijadikan le-gitimasi dalam kerangka konseptual.

Altematif untuk memandang kerang-ka konseprual sebagai suatu yang ilmiahadalah dengan melihatnya sebagai modelkebijakan. Ijiri (1975) membedakan antaramodel normatif dan model kebijakan. Mo-del normatif didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang berkaitan dengan tu-juan yang akan dicapai. Meskipun modelnormatif memiliki implikasi kebijakan,model tersebut berbeda dengan model ke-bijakan yang melibatkan komitmen terha-dap rujuan. Baik berbenruk deskriptif ataunormatif, suatu model harus merupakanteori yang dapat diuji secara ilmiah. Halini berbeda dengan pernyataan kebijakanvan_e didasarkan pada pertimbangan nilai.

Lebih lanjut. Ijiri berpendapat bahwateori dan kebijakan dalam akuntansi cen-derung tumpang tindih. Sementara dalampen_eetahuan ilmiah empiris lainnya, per-bedaan tersebut dinyatakan secara jelas.

26 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, htn 2l-28

Misalnya, kebijakan ekonomi diperlaku-kan secara berbeda dengan teori ekonomi.Sebaliknya, teori akuntansi selalu dipan-dang terikat dengan kebijakan Kontroversiantara teoritisi akuntansi yang selama inimuncul, terletak pada bagaimana kebija-kan akuntansi seharusnya dilaksanakan.Menurut Ijiri, hal ini merupakan isu yangberkaitan dengan kebijakan akuntansi.Atas dasar kenyataan tersebut, pendekatanyang paling realistis mungkin dilakukandengan menolak kerangka konseptual se-bagai "body oftheorv" yang dihasilkan se-cara ilmiah. Sebaliknya, pendekatan yanglebih baik adalah dengan menerimanyasebagai pemyataan kebijakan Qtolicy sta-tement) yang didasarkan pada pertimba-ngan nilai. Hal ini beralasan, karena ke-rangka konseptual sebenarnya merupakanrefleksi dari nilai-nilai profesional. Perbe-daan antara teori dan kebijakan merupa-kan hd 1.ane penting karena isu kebijaliandapat dipecahkan dengan alat politik. Halini menjadi faktor yang penting bila ke-rangka konseptual dipandang sebagai in-terpretasi realita dan proses politik. Ke-rangka konseptual mun_ekin dapat dipan-dang sebagai ret'leksi dari keinginan ke-lornpok yang dominan atau konsensus an-tara pengaruh-pengaruh politik yang sa-line bertentangan dan bersaing. Panda-ngan iru senada dengan apa yang dikata-kan oleh Buckley (1980) sebagai pende-katan konstitusional dalam model kebija-kan. Kebenaran sepert i c o rz t i nu i t1,, o bj e c t i -lin'- colzslstencv, materioliv, dan conser-ratisnt, mungkin dapat dipandang sebagaikebenaran yang terbukti dengan sendiri-nya (sclf-et'ide nt).

2. Nilai Profesional dan PerlindunganDiri (S e lf- P r e s e rvati o n)

Penjelasan terhadap kerangka kon-septual dari sisi perlindungan diri (seff-prcso-t'ctt[on) dan nilai prof'esional mung-kin menirnbuikan kontradiksi. Kontradiksitersebut muncul berkaitan dengan arti darikedua istilah tersebut. Perlindungan dirimemiliki arti pencarian terhadap kepenti-

ngan sendiri, sementara nilai profesionalmengarah pada idealisme dan ketidakego-isan (altruisrz). Namun demikian, penger-tian nilai profesional dapat merniliki bebe-rapa arti.

Greenwood (1978) mengatakan bah-wa organisasi profesional muncul sebagaiperwujudan dari kesadaran terhadap pen-tingnya profesi dan mempromosikan ke-pentingan dan tujuan kelompok tertentu.Nilai sosial dari kelompok profesi tersebutmembentuk landasan dasar, yaitu berupapemyataan yang tidak perlu dijawab se-hingga mendukung keberadaan kelompokprofesi tersebut. Nilai tersebut dapat beru-pa jasa yang diberikan profesi tersebut ke-pada masyarakat dan,tanggung jawab me-reka yang kuat kepada masyarakat.

Gerboth (1973) menegaskan bahwakeberadaan tanggung jawab profesionalmenvebabkan kepurusan yang diambiloleh akuntan dian_e*eap ob1'ektit-. Oby'ek-tifitas tersebut terletak pada nilai-nilaiyang dimiliki oleh mereka yang memprak-tikkan akuntansi. Dengan demikian. akun-tansi seharusnya memusatkan pada tinda-kan prot-esional (perilaku akuntan), bukanpada konsep-konsep atau struktur intelek-tual profesi. Gerboth menambahkan bah-wa segala sesuatu yang menyangkut pe-ngambilan keputusan yang dilakukan olehakuntan didasarkan pada pertimbanganprofesional yang dilandasi tanggung ja-wab profesional, dan bukan didasarkanpada kepufusan yang bersifat arbitrer.

Pada bagian sebelumnya sudah dije-laskan bahwa kerangka konseptual tidakdioperasikan pada lingkungan yang bebasdari pengaruh sosial. Apabila dalam ma-syarakat tersebut timbul hubungan antarpribadi yang berisfat kompleks, kerangkapreskriptif dan model keputusan yangkomprehensif kemungkinan besar akansulit untuk dikembangkan. Hal ini dapatdilihat dari analisis yang dilakukan Aga-wal terhadap kerangka konseptual FASB.Agrawal (1987) menemukan bahwa ber-bagai isu yang menyangkut daya banding

dan efektifitas biaya tidak dapat dipecah-kan dengan kerangka konseptual. Isu ter-sebut hanya dapat dipecahkan denganmenggunakan pertimbangan yang bersifatsubyektif. Sementara, pertimbangan seba-gian besar juga didasarkan pada nrlai-nilaiprofesional.

Adanya ketidaksepakatan terhadapstandar akuntansi normatif juga didukungoleh Demski (1973). Dia mengatakan bah-wa atas dasar bukti yang ada, secaraumum. tidak ada standar yang mampu me-ngidentifikasi alternatif akuntansi yangpaling disukai tanpa mengkaitkannya de-ngan keyakinan dan preferensi pribadi(individu). Keyakinan dan preferensi se-macam itu merupakan campuran antaranilai pribadi dan nilai profesional. Olehkarena itu, Bromwich (1980) yakin bahwapendekatan yang optimal dalam menen-tukan standar akuntansi adalah denganmengeluarkan seperan*ukat standar sepo-tong-potong (parsial) yang membahasmasalah-masalah akuntansi secara terpi-sah. Jadi- pendekatan ini dilakukan serupadengan penentuan standar akuntansi ber-dasarkan praktik berjalan sebelum proyekkerangka konseptual dibenruk. Den_9an ca-ra demikian, diharapkan bahwa konsensusdiantara pemakai laporan keuangan mu-dah dilakukan, sumber-sumber yang ter-batas dapat ditargetkan dan disentralisa-sikan, serta standar yang dihasilkan dapatmenghilangkan tekanan pada profesiakuntansi.

Konsep yang kurang idealis dari nilai-nilai profesional adalah konsep otoritasdan monopoli profesional. Konsep ini se-suai dengan pendekatan konstitusi (consti-ttttional approach) yang diajukan olehBuckley (1980) dan argumen yangmenye-butkan bahwa penentuan standar berkaitandengan monopoli yang dilakukan olehprot-esi akuntan. Hal ini dapat dilakukandengan mengeluarkan konsep dan standaryang rumit. Atas dasar standar yangrumittersebut unfuk pihak lain tidak mampumemahami prinsip akuntansi yang sulit

Kariyoto, Kr i t i k Ter h ad ap K e r an gka K on s eptu a\... .27

sehingga penyusunan dan interpretasi ter-hadap laporan keuangan diserahkan padaakuntan dan auditor. Tindakan ini akhir-nya akan menimbulkan ketidakkonsiste-nan antara standar yang ditetapkan dengankerangka konseptual yang dikembangkanuntuk tujuan penyajian informasi yangdapat dipercaya, relevan dan obyektif.

Simpulan dan SaranSecara umum dapat dikatakan bahwa

proyek kerangka konseptual FASB meru-pakan proyek yang dianggap paling majudalam menciptakan "konstitusi akuntan-si". Kerangka tersebut harus mampu dite-rima secara umum, menggambarkan peri-laku kolektif, dan melindungi kepentinganpublik di bidang kegiatan yang dipenga-ruhi oleh pelaporan keuangan. Dapatkahsemuanya dicapai? Kerangka konseptualmungkin tidak mampu menyelesaikan se-mua rnasalah lang berliartan dengan pe-nenruan standar akuntansi.

Beberapa masalah tersebut, berkaitandengan aspek pemilihan sosial. Disaran-kan pengembangan seperan,ekat standarakuntansi yang dapat diterapkan pada se-mua alternatif akuntansi yang memuaskansemua pihak tidak mungkin dilakukan.Kerangka konseprual harus dapat diprak-tikkan dan dapat diterima oleh semua pi-hak yang berkepentingan. Kemampuankerangka konseptual untuk dapat diprak-tikkan mungkin dihadapkan pada masalahyang berkaitan dengan tingkat "keabstra-kan" dari karakteristik kualitatif dan reko-mendasi lainnya. Keberterimaan kerangkakonseptual mungkin dihadapkan pada ke-sulitan untuk memecahkan masalah ataukonflik kepentingan diantara para pema-kai dan ancaman terhadap kemungkinanperubahan secara radikal dalam pelaporankeuangan perusahaan. Salah satu cara

1'ane dapat disunakan untuk menentukankeberterimaan kerangka konseptual ada-lah dengan memastikan kelayakan (sound-ness) atas penalaran yang melandasi ele-men kerangka konseptual.

28 Prosiding SNA MK, 28 Septentber 20I6, hlm 2 1-28

Daftar RujukanAgrawal, S. (1987). A Conceptttal

Framework for Accounting : TheAmerican Models., CharteredAccountant in Australia, Juni.

Bromwich, M. (1980). The Possibility ofPartial Accounting Standard.Accounting Review. (April) pp. 288-300.

Buckley, J.. (1980). Policy Models inAccounting: A CriticalContmentary, Accounting.Organisation, and Society, Vol. 5.No. 1.

Demski, J. (1973). The generalImpossibilitlt of NormativeAccounting

Standard. Accounting Review. (Oktober).pp.718-723.

Dopuch, N., and S. Sunder. (1980).FASB's Statement on Objecti,t'es andElements qf Financial -lccounring.Accounting Review'. (January)

FASB, (1984). Statement of FinancialAccounting Concepts No. 5.Recognition dan Measurementin Financial Statement of BusinessEnterprises. Stamtbrd, Connecticut.

Gerborth, D. (1973). Research, Inndfionand politics in Accounting Inquirv.Accounting Review (July).

Gerborth, D. (1987). The ConcepnmlFramev'ork : Not Definition, ButProfessional Value. AccountingHorizon. (September)

Greenwood, E., (1978), Atributes of aProfession", in S.E. Loeb, Ethics inthe Accounting Profession, NewYork : John Wiley and Sons.

Hines, R. (1988). Financial Accounting:In Communicating Reality, We

Constntct Realin,, Accounting,Organisotion and Socien'. \/ol. l3-No.3. pp. 251-161 .

Ijiri, Y. (1975)- Theory o.f' AccoutttingManagantent. Studies inAccounting Research. No. 10,

Moleong, Lexy J. (2007). MetodologiPenelitian Kualitatif. BandungRemaja Rosdakarya.

Solomon, D. (1983). The PoliticalImplication of Accounting andAccounting Standard Setting.Accounting And Business Research.Spring.

Stamp, 8.. (1981). Wy Can AccountingNot Become cl Science LikePhysics?. Abacus. Vol. 17, No. I .