definisi konseptual adalah “batasan tentang pengertian ... · metode penelitian 3.1. definisi...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
31
3. METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah “batasan tentang pengertian yang diberikan
peneliti terhadap variabel-variabel (konsep) yang hendak diukur, diteliti dan digali
datanya” (Hamidi, 2007, p.141).
3.1.1. Determinisme Teknologi dan Media multitasking
Istilah technology determinism menunjukkan pemikiran McLuhan bahwa
teknologi berpengaruh sangat besar dalam masyarakat. Menurut McLuhan,
teknologi komunikasi mampu membentuk dan mempengaruhi tindakan manusia.
Salah satu bentuk pengaruh media dalam kehidupan manusia adalah kebiasaan
manusia dalam melakukan media multitasking. Menurut Foehr (2006, p.14) media
multitasking adalah keterlibatan akan lebih dari satu aktivitas media dalam satu
waktu. Selain itu, media multitasking juga merupakan kebiasaan dalam
berpatisipasi dalam banyak terpaan terhadap dua atau lebih media komersial
termasuk tradisional, online, sosial, dan media hiburan (Rohm et al.,2009 ; Bardhi
et al.,2010 ; Wang et al.,2010 ; Pilotta et al.,2004, p.13).
3.1.2. Faktor Media multitasking
Meng dan McDonald (2009, p.32) dalam jurnal Media as Multitasking
menunjukkan faktor yang mempengaruhi kebiasaan melakukan media
multitasking, yaitu faktor audience, faktor media, dan faktor situasional. Faktor
audience terdiri dari demografi, level psikologis, dan level fisik. Faktor media
terdiri dari jenis, isi, dan tataletak. Sedangkan, faktor situasional terdiri dari
waktu, isi, kebersamaan, dan lokasi.
3.1.3. Level Media multitasking
Level Media multitasking terbagi menjadi dua, yaitu heavy media
multitasking dan light media multitasking. Dalam menentukan level media
multitasking menggunakan media use. Salah satu alat ukur dari media use adalah
media diaries. Melalui media diaries dapat dikategorikan level media
multitasking.
Universitas Kristen Petra
32
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Selain itu definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. (Singarimbun dan Effendi, Sofian 2011,p.46).
3.2.1. Faktor Media multitasking
Dimensi dalam faktor media multitasking terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Faktor Audience
Indikator dalam faktor audience adalah :
a. Demografi
Punya tugas sekolah atau tidak
- Kegiatan yang berkaitan dengan sekolah (seperti,
tugas, kelas, dan lainnya) membuat saya melakukan
media multitasking.
Status sosial
- Ketika bersama pasangan saya, membuat saya
senang melakukan media multitasking.
Tingkat pendapatan
- Dengan pendapatan yang dimiliki orang tua,
membuat saya dapat memiliki media, seperti laptop,
televisi, handphone, dll
- Media yang saya miliki membuat saya media
multitasking.
b. Level psikologis
Karakteristik personal
- Saya dapat membagi fokus, ketika saya
menggunakan lebih dari 1 media.
Nilai-nilai
- Saya memandang media multitasking sebagai
sesuatu yang positif, jadi saya melakukannya.
Universitas Kristen Petra
33
Persepsi
- Saya memiliki pandangan bahwa media
multitasking perlu dilakukan, sehingga saya
melakukannya.
Perasaan
- Saya merasa nyaman ketika melakukan media
multitasking.
Kepentingan
- Ketika saya sedang menggunakan satu media, saya
membutuhkan media lain dalam melakukan
aktivitas saya.
c. Level fisik
Kondisi fisik
- Ketika saya tidak lelah atau sedang bersemangat
saya melakukan media multitasking.
2. Faktor Media
Indikator dalam faktor media adalah :
a. Jenis
Perhatian
- Ketika saya menggunakan suatu media yang kurang
menyita perhatian saya, maka saya akan
menggunakan media lain dalam waktu yang
bersamaan.
Praktis
- Kemudahan dalam menggunakan suatu media
membuat saya melakukan media multitasking.
Spesifikasi
- Spesifikasi media membuat saya dapat melakukan
media multitasking. Contohnya, spesifikasi
komputer saya bisa browsing internet,
mendengarkan musik, dan sebagainya.
Universitas Kristen Petra
34
Peranan
- Media memiliki peran penting bagi hidup saya,
sehingga media multitasking sudah menjadi
kebiasaan.
b. Isi
Kebiasaan
- Apabila saya memahami isi dari satu media yang
saya gunakan, maka saya cenderung menggunakan
media lain dalam waktu yang bersamaan.
Aliran
- Ketika saya menggunakan satu media, saya
cenderung menggunakan media lain yang memiliki
aliran (musik, film, dan lainnya) yang saya suka.
Bahasa
- Bahasa yang saya pahami membuat saya lebih
mudah dalam melakukan media multitasking
Perhatian
- Ketika media yang saya gunakan tidak
membutuhkan fokus lebih, saya cenderung
menggunakan media lain dalam waktu bersamaan.
c. Tata letak
- Posisi yang mudah dijangkau membuat saya
melakukan media multitasking. Seperti posisi laptop
yang berada dekat handphone.
3. Faktor Situasional
Indikator dalam faktor situasional adalah :
a. Waktu
Pemilihan waktu
- Saya biasa melakukan media multitasking di waktu
tertentu.
Universitas Kristen Petra
35
Batasan waktu
- Karena saya memiliki waktu yang tidak banyak
sehingga saya menggunakan beberapa media secara
bersamaan.
b. Kebersamaan
Isi
- Saya cenderung melakukan media multitasking
bersama teman saya.(seperti main playstation
bersama, menonton film bersama, dan lainnya).
Keakraban dan hubungan
- Ketika bertemu dengan orang yang saya sudah
kenal sebelumnya, saya cenderung melakukan
media multitasking.
c. Isi
Kesibukan
- Ketika saya sedang beristirahat, saya cenderung
melakukan media multitasking.
Perhatian
- Ketika kegiatan non-media (seperti, makan, jalan-
jalan, dan lainnya) yang saya lakukan tidak
membutuhkan fokus lebih, maka saya akan
melakukan media multitasking.
d. Lokasi
Di luar rumah
- Ketika saya sedang berada di rumah maka saya
akan melakukan media multitasking.
Jauh dari keluarga
- Ketika saya berada di tempat yang jauh dari
keluarga saya, maka saya akan melakukan media
multitasking. Seperti, sedang berpegian ke luar
negeri.
Universitas Kristen Petra
36
3.2.2. Level Media multitasking
3.2.2.1 Media Use
Level media multitasking dapat diukur dengan media use. Dalam
menggunakan media use, alat ukur yang digunakan adalah dengan
menggunakan media diaries dalam jangka waktu satu hari. Dalam media
diaries terdapat :
Waktu penggunaan media
Waktu responden melakukan media multitasking. Pada pukul
berapa responden melakukan media multitasking.
Durasi penggunaan media
Berapa lama reponden melakukan media multitasking
Aktivitas media yang dilakukan
Media apa saja yang digunakan untuk melakukan media
multitasking.
3.3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian
eksplanasi. Penelitian eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu
generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan
atau pengaruh satu variable dengan variabel yang lain (Bungin, 2005, p.38).
Selain itu menurut Silalahi (2010, p.30) dalam buku Metode Penelitian Sosial,
penelitian eksplanasi atau eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan
antara dua atau lebih gejala atau variabel. Dalam penelitian eksplanasi dapat
diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat,
bentuk, maupun kekuatan hubungannya.
3.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
(Singarimbun, 2011, p.1). Keuntungan penggunaan metode survei adalah banyak
informasi yang dapat diperoleh dari populasi yang luas dan informasi dari
Universitas Kristen Petra
37
penelitian survei akurat (Silalahi, 2010, p.292). Penelitian survei ini akan
mengukur bagaimana pengaruh faktor media multitasking terhadap level media
multitasking pada remaja di Surabaya.
3.4.1 Skala Pengukuran
Bentuk skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian pengaruh
faktor media multitasking terhadap level media multitasking pada remaja di
Surabaya adalah skala likert. Lima tingkatan dalam skala Likert (Sugiyono, 2008,
p.93) adalah::
Angka 1 : responden mengatakan Sangat Tidak Setuju
Angka 2 : responden mengatakan Tidak Setuju
Angka 3 : responden mengatakan Ragu-ragu
Angka 4 : responden mengatakan Setuju
Angka 5 : responden mengatakan Sangat Setuju
3.5 Subjek dan Objek Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti membagi sasaran penelitian menjadi dua
yaitu subjek dan objek penelitian, yaitu:
Subjek penelitian: remaja di Surabaya yang berusia 12 hingga 21
tahun dan memiliki kebiasaan media multitasking.
Objek penelitian: pengaruh faktor media multitasking terhadap
level media multitasking.
3.6. Jenis Sumber Data
Jenis sumber data yang diperoleh peneliti, dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden
dengan menyebar kuisioner. Data yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disebar melalui
metode survei.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari observasi dan
Universitas Kristen Petra
38
studi kepustakaan untuk melengkapi data-data primer. Data
sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
data dari beberapa lembaga riset seperti e-Marketer, Nielsen,
APJI, dan We are social.
3.7 Populasi dan Sampling
3.7.1 Populasi Penelitian
Menurut Mantra, Ida dan Kasto (2010, p.152) dalam buku Metode
Penelitian Survai, Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Selain itu, populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau
elemen di mana penyelidik tertarik dan dari jumlah itu akan dipilih sampel.
Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat,
organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan
harus didefiniskan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2010, p.253).
Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja yang berusia 12 hingga 21 tahun dan
memiliki kebiasaan media multitasking.
Sample adalah bagian tertentu yang dipilih populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah remaja di Surabaya yang berusia 12 hingga 21 tahun dan
memiliki kebiasaan media multitasking. Lokasi penelitian difokuskan pada kota
Surabaya, Jawa Timur yaitu wilayah Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya
Barat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan.
Kriteria responden tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Remaja yang berusia 12 – 21 tahun sesuai dengan kategori usia remaja
menurut Monks, Knoers, dan Haditono (2006). Peneliti memilih
remaja karena Foehr (2006) dalam buku Media and Youth,
menyebutkan bahwa aktivitas media multitasking sebagian besar
dilakukan oleh remaja.
2. Remaja yang memiliki kebiasaan dalam media multitasking dari Maret
hingga Mei 2015.
Universitas Kristen Petra
39
3.7.2. Sampling
Dalam penentuan jumlah sampel, penelitian ini menggunakan teknik
rumus Slovin yaitu:
n =N
1 + N𝑒²
Keterangan:
n : jumlah sampel yang dicari
N : jumlah populasi
e : kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir.
Pada penelitian ini, Jumlah total penduduk Surabaya usia 12-21 tahun
menurut data Badan Pusat Statistik kota Surabaya (Surabaya dalam Angka, 2012)
adalah 451.395 jiwa. Peneliti akan meneliti remaja usia 12-21 tahun, maka
peneliti menggunakan batas kesalahan sebesar 10%, jadi penghitungan sampelnya
adalah:
n =N
1 + N𝑒²
= 451.395
1 + (451.395 x 0.01)
= 99,98 = 100 responden
Tabel 3.1. Jumlah penduduk Surabaya menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah
12 - 14 tahun 59.574 62.217 121.791
15 - 19 tahun 106.915 117.883 223.798
20 - 21 tahun 50.746 55.06 105.806
Sumber : Badan Pusat Statistik
3.7.3 Teknik Penarikan Sampling
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan ini masuk
ke dalam kategori pemilihan sampel non probabilitas/tidak acak. Purposive
Universitas Kristen Petra
40
Sampling adalah pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2010, p.272). Penentuan jumlah
sampel yang peneliti pilih sesuai perhitungan menurut Slovin yaitu 100 orang.
Responden remaja yang memiliki umur 12 hingga 21 tahun dan memiliki
kebiasaan media multitasking.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan
teknik survey dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner adalah serangkaian atau
daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi
oleh responden (Bungin,2006, p.123). Pengumpulan data tersebut untuk
memperoleh data primer mengenai pengaruh faktor media multitasking terhdap
level media multitasking pada remaja di Surabaya.
3.9 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008, p.147) dalam buku Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
dari tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Selain itu, menurut Bungin (2006, p.165) pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding),dan proses pembeberan (tabulating).
Editing
Setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan, peneliti akan
melakukan proses editing. Proses ini penting untuk dilakukan karena setiap
instrumen penelitian yang telah dijawab oleh responden perlu untuk diberikan
identitas. Pada proses ini, peneliti juga memeriksa setiap lembaran instrumen
penelitian serta jawaban yang tersedia. Proses editing adalah kegiatan yang
Universitas Kristen Petra
41
dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Proses
editing dimulai dengan memberi identitas pada instrument penelitian yang
telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen
pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang
tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen tersebut, peneliti akan
memberikan identitas tertentu pada instrumen dan poin yang janggal tersebut.
Coding
Proses yang dilakukan setelah tahap editing selesai yaitu proses coding.
Pada tahap ini, peneliti akan mengklasifikasikan data-data yang telah
dikumpulkan. Hal ini dimaksudkan agar pada saat peneliti memasukkan data,
instrument yang telah dijawab akan mudah dianalisis karena telah memiliki
arti tertentu. Tahap coding adalah tahap mengklasifikasi data-data, sehingga
memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
Tabulasi
Proses yang dilakukan setelah tahap coding selesai yaitu proses
tabulasi. Proses ini dilakukan oleh peneliti karena peneliti menggunakan
instrument penelitian berupa kuesioner yang membutuhkan proses
memasukkan data pada tabel serta menghitungnya dalam alat bantu penelitian.
Proses tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.
3.9.1 Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid
dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang
alat untuk mengukur panjang ( Sugiyono, 2008, p.121).
Cara menguji validitas melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
2. Melalui uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah responden melalui
jawaban-jawaban dari kuisioner yang disebarkan oleh peneliti
Universitas Kristen Petra
42
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
(Santosa & Ashari, 2005, p.247).
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel yang handal, jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Umar, 2002, p.120).
Uji reliabilitas akan dilakukan dengan uji statistik alpha cronbach dengan
ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. (Ghozali, 2001, p.132)
3.10 Statistik Inferensial
Menurut Silalahi (2010, p.336) statistik inferensial dimaksudkan untuk
menganalisis hubungan antara variabel atau menguji hipotesis asosiasi (atau
korelasi). Dalam penelitian ini statistik inferensial yang digunakan adalah analisis
regresi sederhana. Menurut Sugiyono (2002,p.16) analisis regresi yang digunakan
dengan menggunakan formula :
Y = a+bX
Dimana :
Y = Level Media multitasking
X = Faktor Media multitasking
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Nilai a dan b dapat diketahui melalui formula sebagai berikut :
b = n(SXY) – (SX) (SY)
n(SX2) – (SY)2
a = (SY) – b (SX)
n