3. metode penelitian 3.1. definisi konseptual 3.1.1 ... · definisi operasional adalah batasan...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
38
3. METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual atau definisi konstitutif yaitu suatu konsep tertentu
didefinisikan dari segi konsep-konsep lain yang berkaitan, kadang-kadang dalam
bentuk persamaan yang mengekspresikan hubungan di antara konsep-konsep
tersebut (Churchill, 2001, p.431). Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
3.1.1. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Bahkan telah diklaim bahwa
“pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran.
Keduanya tak terpisahkan”. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi
adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau
antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana
perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara
mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran
merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang
memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Shimp, 2003, p.4).
3.1.2. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Menurut Shimp (2003), kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah
merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan
kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.
Kesadaran merek adalah dimensi dasar dalam ekuitas merek. Berdasarkan cara
pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen
menyadari keberadaan merek tersebut. Mencapai kesadaran akan merek adalah
tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek
Universitas Kristen Petra
39
yang tinggi adalah tugas yang harus dihadapi oleh semua merek (Shimp, 2003,
p.11).
3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian. Oleh karena
itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman untuk
melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini disebut juga
sebagai definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang yang akan
melakukan pekerjaan (Widjono, 2007, p.120). Berdasarkan fungsinya, variabel
dibedakan menjadi dua, yaitu : variabel bebas (independent variable) dan variabel
terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas (Hermawan, 2005, p.53).
Tabel 3.1.
Definisi Operasional
No Jenis
Variabel Definisi Dimensi Sub Dimensi Indikator Skala
1. Komunikasi
Pemasaran
(X)
“komunikasi
pemasaran
merepresentasikan
gabungan semua
unsur dalam
bauran pemasaran
merek, yang
memfasilitasi
terjadinya
pertukaran dengan
menciptakan
suatu arti yang
disebarluaskan
kepada pelanggan
atau kliennya”
(Shimp, 2003,
p.4).
1. Penjualan
Personal
(personal
selling)
Keterampilan 1.Keterampilan dalam
menjual produk
1.Menguasai fitur,
manfaat dan kinerja
produk yang sedang
dijelaskan
2.Mampu berkomunikasi
secara tatap muka
3.Mampu menjelaskan
kembali apabila jawaban
dari pertanyaan responden
belum dimengerti
1.Mampu menyampaikan
informasi mengenai fitur,
manfaat dan kinerja
produk dengan semangat
2.Mampu menjelaskan
fitur, manfaat dan kinerja
untuk pembelian suatu
produk
Likert
Tingkat
Keahlian
Tingkat
Motivasi
Universitas Kristen Petra
40
Karakteristik
Pribadi
1.Memiliki penampilan
yang menarik
1.Mampu menyampaikan
fitur, manfaat dan kinerja
produk dengan efektif dan
efisien
Pendapat responden
secara singkat mengenai
Wiraniaga Hotel CW
Adaptibilitas
Pertanyaan
Tambahan
2. Periklanan
(advertising)
Media 1. Responden mengetahui
Hotel CW dari iklan di
majalah
1. Responden mengetahui
produk yang ditawarkan
Hotel CW dari iklan di
majalah
1. Iklan Hotel CW di
majalah menarik
perhatian
2. Iklan Hotel CW di
majalah membuat
responden ingin mencoba
menggunakan produk
3. Iklan di majalah
membuat responden
menjadikan Hotel CW
sebagai alternatif pilihan
dalam memilih Hotel
berbintang lima
1. Responden mengetahui
Hotel CW dari iklan di
radio
1. Responden mengetahui
produk yang ditawarkan
Hotel CW dari iklan di
radio
1. Iklan Hotel CW di
radio menarik perhatian
2. Iklan Hotel CW di
radio membuat responden
ingin mencoba
menggunakan produk
Likert
Mission
Message
Media
Mission
Message
Universitas Kristen Petra
41
3. Iklan di radio membuat
responden menjadikan
Hotel CW sebagai
alternatif pilihan dalam
memilih Hotel berbintang
lima
1. Responden mengetahui
Hotel CW dari iklan di
koran
1. Responden memahami
produk/jasa yang
ditawarkan Hotel CW dari
iklan di koran
1. Iklan Hotel CW di
koran menarik perhatian
2. Iklan Hotel CW di
koran membuat
responden ingin mencoba
menggunakan produk
3. Iklan di koran membuat
responden menjadikan
Hotel CW sebagai
alternatif pilihan dalam
memilih Hotel berbintang
lima
Pendapat responden
secara singkat mengenai
Iklan Hotel CW
Media
Mission
Message
Pertanyaan
Tambahan
3. Promosi
Penjualan
(sales
promotion)
Insentif
Bonus
1.Bonus seperti souvenir
Hotel CW (mug,
notes,bantal) saat promo
mendorong responden
untuk membeli produk
1. Potongan harga saat
event tertentu di Hotel
CW membuat responden
membeli suatu produk
Hotel
Pendapat responden
secara singkat mengenai
Promosi Hotel CW
Likert
Insentif
Mengubah
Harga
Pertanyaan
Tambahan
4. Pemasaran
sponsorship
(sponsorship)
Kesadaran
Merek
1. Responden mengetahui
Hotel CW dari sponsor
yang ada di sebuah event
1. Menurut responden,
sponsor dari Hotel CW
Likert
Citra Merek
Universitas Kristen Petra
42
memperkuat citra Hotel
CW sebagai hotel
berbintang lima yang
berkualitas tinggi di
Surabaya
Pendapat responden
secara singkat mengenai
sponsor Hotel CW
Pertanyaan
Tambahan
5. Publisitas
(publicity)
Mengumum-
kan Produk
1. Responden mengetahui
Hotel CW sebagai Hotel
berbintang lima yang baru
di Surabaya dari koran
1. Responden mengetahui
fitur, manfaat dan kinerja
produk Hotel CW dari
koran
1. Responden mengetahui
bagaimana cara
mendapatkan informasi
yang lebih banyak
mengenai produk Hotel
CW dari koran
1. Responden mengetahui
Hotel CW sebagai Hotel
berbintang lima yang baru
di Surabaya dari radio
1. Responden mengetahui
fitur dan manfaat produk
Hotel CW dari radio
1. Responden mengetahui
bagaimana cara
mendapatkan informasi
yang lebih banyak
mengenai produk Hotel
CW dari radio
Pendapat responden
secara singkat mengenai
publisitas Hotel CW
Likert
Memberi
Informasi
Mendapat
Informasi
Tambahan
Mengumum-
kan Produk
Memberi
Informasi
Mendapat
Informasi
Tambahan
Pertanyaan
Tambahan
6.
Komunikasi
di tempat
pembelian
(point of
purchase)
Hasil bagi
Produsen
1. Booth Hotel CW di
Mal Ciputra World
membuat responden terus
ingat akan merek Hotel
CW
2. Menurut responden,
Booth Hotel CW di Mal
Ciputra World
mengundang perhatian
Likert
Universitas Kristen Petra
43
Layanan bagi
Pengecer
1. Booth Hotel CW di
Mal Ciputra World
membuat responden ingin
membeli produk yang
dijual
1. Booth Hotel CW di
Mal Ciputra World
memberikan informasi
yang jelas mengenai
produk yang dijual
2. Responden dapat
membeli produk Hotel
CW di booth Hotel CW di
Mal Ciputra World tanpa
harus pergi ke Hotel
Pendapat responden
secara singkat mengenai
booth Hotel CW
Nilai bagi
Konsumen
Pertanyaan
Tambahan
2. Brand
Awareness
(Y)
Kemampuan
sebuah merek
untuk muncul
dalam benak
konsumen ketika
mereka sedang
memikirkan
kategori produk
tertentu dan
seberapa
mudahnya nama
tersebut
dimunculkan
(Shimp, 2003,
p.11).
1. Recall - 1. Merek Hotel CW
mudah diingat
2. Merek Hotel CW
sederhana
Likert
2.
Recognition
- 1. Merek Hotel CW
mudah dipahami
2. Merek Hotel CW
terdengar familiar
Likert
3. Purchase - 1. Hotel CW adalah
alternatif pilihan
responden sebagai hotel
berbintang lima di
Surabaya
2. Hotel CW menjadi
rekomendasi responden
sebagai hotel berbintang
lima di Surabaya
Likert
4.
Consumption
-
1. Menurut responden
layanan/servis Hotel CW
adalah yang terbaik
2. Menurut responden
Hotel CW adalah pilihan
utama saya dibanding
dengan hotel berbintang
lima lainnya
Pendapat responden
secara singkat mengenai
Hotel CW
Likert
Pertanyaan
Tambahan
Universitas Kristen Petra
44
3.3. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
format eksplanatif (explanative research). “Penelitian menurut eksplanasinya (level
of explanation) adalah tingkat penjelasan, menurut tingkat eksplanasi adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain” (Sugiyono, 2005,
p.11). Sedangkan menurut Hamdi dan Bahruddin (2014), penelitian kuantitatif
menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol (Hamdi &
Bahruddin, 2014, p.5).
Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menjelaskan komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Hotel Ciputra World ini berpengaruh terhadap
kesadaran merek masyarakat. Peneliti akan menjelaskan bagaimana pengaruh unsur
komunikasi pemasaran, apakah positif atau negatif dan mengapa unsur tersebut
berpengaruh terhadap brand awareness. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan format eksplanatif, karena peneliti akan menjelaskan mengapa unsur
tersebut dapat berpengaruh kepada kesadaran merek konsumen terhadap Hotel
Ciputra World.
3.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei. Penelitian survei adalah bentuk pengumpulan data yang menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada sekelompok orang. Respons yang diberikan
memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan mengenai keseluruhan kategori
orang-orang yang diwakili oleh responden (West & Turner, 2008, p.79). “Penelitian
survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok” (Singarimbun & Effendi,
1987, p.3).
Universitas Kristen Petra
45
3.5. Jenis Data
Data adalah bahan utama dari pekerjaan manajemen sistem informasi. Tanpa
data pekerjaan informasi tidak akan pernah ada (Amsyah, 2005, p.83). Ada dua
jenis sumber data yang akan diperoleh dari penelitian ini, yaitu (Gani dan Amalia,
2015, p.2) :
a. Data Primer
Sumber data primer, dimana data dikumpulkan secara langsung dari sumber
pertama di lapangan (Bungin, 2001, p.128). Data primer adalah data yang
diperoleh dari sumber pertama, baik dari hasil pengukuran maupun
observasi langsung. Data primer ini didapatkan dengan melakukan metode
kuesioner. Peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada sampel yang sesuai
secara langsung di lapangan. Kuesioner yang sudah diisi oleh responden
merupakan data primer bagi penelitian. Kuesioner akan disebarkan kepada
masyarakat Surabaya yang berumur 30 hingga 64 tahun dan tergolong
kategori ekonomi menengah keatas.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara juga bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi
berlangsung dalam bentuk Tanya-jawab dalam hubungan tatap muka,
sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya
menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan,
pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan
(Gulo, 2002, p.119). Wawancara akan dilakukan kepada narasumber. Selain
itu, data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah dari :
a. Data penduduk Surabaya dengan usia 30 – 64 tahun yang didapat dari
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya
b. Data studi kepustakaan yakni beberapa buku yang dapat mendukung
penelitian dan internet.
Universitas Kristen Petra
46
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kuantitatif, dikenal beberapa metode pengumpulan data
seperti metode angket, wawancara, observasi maupun dokumentasi yang
dikumpulkan langsung dari lapangan (Bungin, 2001, p.129). Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan beberapa metode tersebut, yakni :
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun
secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden
(Bungin, 2001, p.130). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
skala nominal. Skala nominal adalah hanya sekadar membedakan suatu
kategori dengan kategori lainnya dari suatu variabel. Angka-angka yang
diberikan kepada obyek merupakan label dan tidak diasumsikan adanya
tingkatan antara satu kategori dan kategori lainnya dari satu variabel
(Rangkuti, 1997, p.65).
b. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab, tatap muka, antara peneliti dan
responden (Bungin, 2001, p.133).
3.7. Populasi dan Sampel
Populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi
suatu fenomena. Jadi, definisi populasi lebih tergantung dari kegunaan dan
relevansi data yang dikumpulkan. Sedangkan sampel adalah sebagai sekumpulan
data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi. Jadi, pada dasarnya sampel
adalah bagian dari populasi, atau populasi bisa dibagi dalam berbagai jenis sampel
(Santoso, 2009, p.5). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya
adalah sebesar 3.016.653 pada tahun 2016 (www.dispendukcapil.surabaya.go.id).
Berdasarkan angka penduduk Surabaya yang sangat besar, maka diperlukan
penarikan sampel. Berdasarkan data yang didapatkan, populasi masyarakat
Surabaya dengan umur 30 hingga 64 tahun adalah sebagai berikut :
Universitas Kristen Petra
47
Gambar 3.1. Populasi Masyarakat Surabaya umur 30-64 tahun
Sumber : www.dispendukcapil.surabaya.go.id
Dengan demikian, populasi yang didapatkan berdasarkan data di atas adalah
sebanyak 84.804 penduduk. Sehingga, perlu adanya penarikan sampel karena
jumlahnya yang terlalu besar. Sampel adalah dengan mengobservasi beberapa
elemen (unsur, anggota) dari suatu populasi yang diharapkan mampu memberikan
informasi yang berguna mengenai karakteristik populasi. Dengan demikian, kita
tidak akan memboroskan dana, waktu dan tenaga (Durianto et al., 2004, p.27).
Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin,
yaitu (Umar, 2005, p.108) :
N
n = ----------------
1 + N(e)2
84.804
n = -----------------------
1 + (84.804 x 0,01)
n = 99,8822199 dibulatkan menjadi 100.
di mana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi penduduk Surabaya berusia 30-64 tahun
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir atau diinginkan = 10%.
Universitas Kristen Petra
48
Sehingga, jumlah sampel yang didapat adalah sebanyak 100 responden. Jumlah
tersebut dianggap dapat mewakili jawaban dari seluruh total populasi yang ada.
3.8. Teknik Penarikan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik sampel nonprobabilitas. Sampel
nonprobabilitas adalah suatu sampel yang mengandalkan pada penilaian
perorangan dalam proses pemilihan unsur-unsur dan karenanya, melarang
pengestimasian probabilitas bahwa setiap unsur populasi akan dimasukkan ke
dalam sampel (Churchill, 2001, p.10). Hal ini disebabkan karena adanya
perbebedaan kelas ekonomi dan juga umur yang telah ditetapkan sesuai dengan
target market dari perusahaan, sehingga sampel tidak bisa dilakukan secara acak.
Dalam penelitian ini, penulis akan menarik sampel dengan menggunakan
teknik judgment sampling (purposive sampling). Dalam penerapan teknik
penarikan sampel purposive, unsur-unsur sampel dipilih karena diharapkan dapat
memenuhi tujuan riset. Fitur utama dari judgemental sampling adalah bahwa unsur-
unsur sampel dipilih secara purposive (dengan disengaja) (Churchill, 2001, p.13).
Dalam hal ini, sampel yang ditarik harus :
a. Responden berumur 30-64 tahun. “Target market dari Hotel Ciputra
World adalah usia 30-64 tahun, yaitu usia masa dewasa awal hingga
masa lansia akhir karena sudah cukup dewasa dan memiliki
penghasilan sendiri. Pokoknya yang punya daya beli” (wawancara
dengan Emiliana, Marketing Communications Hotel Ciputra World,
20 Februari 2017). Sedangkan target audiens adalah “Hotel ‘kan
buat siapa aja, tua muda. Anak kuliah, businessman, pemerintah,
keluarga, anak-anak, traveler, business traveler” (Wawancara
dengan Emiliana, Marketing Commuications Hotel Ciputra World,
27 September 2017).
b. Responden berada dalam kelas ekonomi menengah ke atas dengan
pengeluaran minimal per bulannya adalah sebesar Rp 3 juta ke atas.
“Hotel CW memang targetnya kelas menengah ke atas” (wawancara
dengan Emiliana, Marketing Communications Hotel Ciputra World,
20 Februari 2017). Berdasarkan data yang didapat, pengeluaran
Universitas Kristen Petra
49
minimal 3 – 5 juta adalah kelas menengah, 5 – 7,5 juta adalah kelas
atas, dan pengeluaran di atas 7,5 juta per bulan tergolong kelas high-
end / elite (www.bppk.kemenkeu.go.id).
c. Responden harus masyarakat Surabaya dan mengetahui Hotel
Ciputra World.
3.9. Teknik Analisis Data
3.9.1. Mempersiapkan Data
Menurut Halvadar (2006, p.85), memproses data meliputi editing, coding,
classification dan tabulation :
a. Editing : terdiri dari pengecekan kuesioner secara lengkap untuk segala
kesalahan dan kelalaian, dan membenarkan dimanapun diperlukan. Hal
ini dapat diselesaikan selama di lapangan sesegera mungkin setelah
wawancara, sama seperti setelah pekerjaan kantoran selesai dilakukan,
hal ini mengarah kepada central editing. Hal ini mencangkup kepastian
dan akurasi.
b. Coding : mencangkup penugasan akan symbol atau angka-angka agar
jawaban dapat dikategorikan dalam kategori yang terbatas. Hal ini
dibutuhkan untuk efisien analisis. Apabila coding telah selesai dalam
tahap persiapan, maka coding dapat berguna untuk membantu tabulasi.
c. Classification : mengatur data dalam sebuah kelompok atau kelas,
berdasarkan karakteristik yang sama. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan klasifikasi numerik.
d. Tabulation : Pemasukkan data ke dalam kolom dan baris agar data
analisis dapat diselesaikan. Hal ini dapat diselesaikan melalui computer,
mesin mekanik atau secara manual. Tabulasi dapat dibedakan menjadi
sederhana atau kompleks.
3.9.2. Teknik Pengukuran Data
Peneliti akan menggunakan teknik pengukuran data menggunakan skala
Likert karena akan mengukur seberapa besar pengaruh suatu unsur komunikasi
pemasaran terhadap kesadaran merek (brand awareness). Skala Likert merupakan
Universitas Kristen Petra
50
skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap
serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu
obyek tertentu. Skala Likert seringkali dimodifikasi dan diasumsikan sebagai skala
interval. Skala ini umumnya menggunakan lima angka penilaian, yaitu : 1) Sangat
Tidak Setuju, 2) Tidak Setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju (Hermawan,
2005, p.132).
3.9.3. Analisis Data
Ada dua tipe penelitian, yaitu eksplanatif asosiatif dan eksplanatif
komparatif. Penelitian eksplanatif menyoroti hubungan antara variabel-variabel
penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Meskipun
uraiannya juga mengandung deskripsi, tetapi fokusnya terletak pada penjelasan
hubungan-hubungan antar variabel (Alhamda, 2016, p.7). Penelitian ini adalah
penelitian eksplanatif asosiatif karena akan menjelaskan hubungan antara variabel
unsur komunikasi pemasaran dan variabel brand awareness. Analisis asosiatif
adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk
melihat derajat hubungan diantara dua atau lebih dari dua variabel. Kekuatan
hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi
(korelasi) (Kriyantono, 2006, p.168).
Untuk mengetahui koefisien asosiasi dan membuktikan hipotesis hubungan
antara dua variabel dengan variabel lainnya digunakan rumus Pearson’s
correlation Product Moment. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu
variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya. Simbol korelasi product
moment ditulis dengan “r” (Kriyantono, 2006, p.171).
Nilai korelasinya adalah :
Gambar 3.2. Tabel Nilai Korelasi
Sumber : Zulfikar et al., 2014. p.210
Universitas Kristen Petra
51
Nilai interval koefisiennya akan diperoleh dari hasil data yang didapatkan
dan telah diolah. Semakin besar nilai interval koefisien, semakin kuat pengaruh
hubungan antara satu variabel dengan variabel dependennya. Demikian pula
sebaliknya, apabila nilainya kecil, maka dapat dikatakan bahwa hubungan pengaruh
antara unsur komunikasi pemasaran tersebut tidak begitu kuat dampaknya.
Adapun dalam analisis data, peneliti menggunakan analisis crosstabs.
Analisis crosstabs adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih
dan satu kolom atau lebih. Ciri penggunaan crosstab adalah data input yang
berskala nominal atau ordinal, seperti tabulasi antara gender seseorang dengan
tingkat pendidikan orang tersebut, pekerjaan seseorang dengan sikap orang tersebut
dengan suatu produk tertentu dan lainnya (Santoso, 2003, p.190). Tabel dalam
menentukan pembagian interval kelas menggunakan rumus pembagian interval
kelas sebagai berikut :
Berdasarkan skala Likert (Metode Penelitian Administrasi Sugiyono, 2011) dimana
item jawaban dari setiap pertanyaan diberi skor, intervalnya sebagai berikut :
Interval (I) = Range (R) – Kategori (K)
Range (R) = Skor Tertinggi – Skor Terendah = 5 – 1 = 4
Kategori (K) = 3 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu
variabel.
Kategori (K) yaitu terdiri dari rendah, sedang dan tinggi.
Interval (I) = 4 / 3 = 1,33
Kriteria penilaian = Skor Tertinggi – Interval = 5 – 1,33 = 3,67, sehingga :
Kategori rendah = 1,00 2,33
Kategori sedang = 2,33 3,66
Kategori tinggi = 3,66 5,00.
Tabel 3.2
Pembagian Interval
Klasifikasi Interval
Rendah 1,00 2,33
Sedang 2,33 3,66
Tinggi 3,66 5,00
Sumber : Olahan Peneliti, 2017
Universitas Kristen Petra
52
Analisis ini digunakan pula untuk mengetahui bagaimana pengaruh
komunikasi pemasaran terhadap brand awareness responden dalam penelitian ini.
Apakah pengaruhnya tergolong klasifikasi rendah, sedang atau tinggi ditentukan
dari nilai interval yang didapat dari hasil crosstabs. Peneliti menggunakan SPSS
22.0 versi Macintosh untuk melakukan crosstabs.
3.9.3.1. Uji Korelasi
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan sesuatu hal apa adanya (Baroroh, 2008, p.1). Penulis menggunakan
analisis regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh. Analisis regresi adalah
suatu metode sederhana untuk melakukan investigasi tentang hubungan fungsional
di antara beberapa variabel. Hubungan antara beberapa variabel tersebut
diwujudkan dalam suatu model matematis (Nawari, 2010, p.1).
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana karena
mencakup dua variabel, yaitu variabel bebas (X) unsur komunikasi pemasaran dan
variabel terikat (Y) adalah brand awareness. Regresi sederhana dapat didefinisikan
sebagai pengaruh antara 2 variabel saja, di mana terdiri dari 1 variabel
independent/bebas dan 1 variabel dependent (terikat) dan juga digunakan untuk
membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat
perkiraan (prediction) (Kurniawan, 2009, p.43).
Rumus regresi linear sederhana adalah : Y = a+bX
di mana :
Y = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = Konstanta (apabila nilai x sebesar 0, maka Y akan sebesar a atau konstanta)
b = Koefisien Regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
3.9.3.2. Uji Normalitas
Menurut Sugiyono (2011, p.241), uji normalitas ini berguna untuk
menentukan analisis data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang
Universitas Kristen Petra
53
dari kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan (Sudjana, 1996, p.291). Untuk
uji normalitas, digunakan SPSS 22.0 versi Macintosh.
3.9.3.3. Uji Linearitas
Salah satu asumsi dasar regresi adalah linearitas data. Dengan demikian,
diperlukan pengujian linearitas untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang
diuji memiliki hubungan yang linear satu sama lain. Jika tingkat signifikansi uji
linearitas data lebih besar dari tingkat alpha (0,05), maka Ho diterima atau
hubungan antarvariabel adalah tidak linear. Sebaliknya, jika tingkat signifikansi uji
linearitas data lebih kecil dari tingkat alpha (0,05), maka H1adalahsig diterima atau
hubungan antarvariabel adalah linear (Gani dan Amalia, 2015, p.115-116).
3.9.3.4. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat
menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya (Umar, 2001, p.168). Penelitian
ini menggunakan uji-t. Menurut Sugiyono (2008, p.244), uji-t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual
alam menerangkan variasi variabel terikat.
Uji-t dilakukan untuk membuktikan bahwa variabel unsur komunikasi
pemasaran (X) berpengaruh terhadap brand awareness (Y). Ketentuan yang
ditetapkan untuk melakukan uji-t adalah sebagai berikut :
- Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dengan signifikansi 5%.
- Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dengan signifansi 5%.
3.10. Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian membutuhkan adanya pengukuran apakah variabel sudah
teruji dengan benar. Validitas berbicara mengenai bagaimana suatu alat ukur yang
digunakan memang telah mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas
membicarakan sejauh mana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang yang sama di waktu berbeda
atau pada orang berbeda di waktu yang sama (Nisfiannoor, 2009, p.211).
Universitas Kristen Petra
54
3.10.1. Uji Validitas
Validitas merujuk pada suatu fakta bahwa metode pengamatan benar-benar
menggambarkan apa yang harus digambarkan (West & Turner, 2008, p.73). Selain
itu, validitas menurut Rangkuti suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas
yang tinggi. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan (Rangkuti, 2002, p.77). Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui
apakah masing-masing variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur.
Ada beberapa tahapan untuk melakukan uji validitas menurut Rangkuti (2009,
p.34), yaitu :
1. Sebelum menghitung total skor, setiap alasan atau asosiasi yang dipilih
pelanggan diberi nilai = 1, sedangkan alasan yang tidak dipilih pelanggan
diberi nilai = 0.
2. Validitas setiap butir pertanyaan dihitung.
3. Menghitung total skor.
4. Mengalikan masing-masing variabel dengan total skor.
5. Menghitung korelasi dan melakukan pengujian korelasi untuk masing-
masing butir pertanyaan.
Dalam penelitian ini melibatkan sebanyak 100 responden, sehingga r tabel
untuk penelitian ini adalah 0,1966 dengan signifikansi 5% (Junaidi, 2010, p.2). Jika
nilai r hitung > dari r tabel, maka indikator tersebut dikatakan sebagai valid. Adapun
dalam penelitian ini, peneliti mengukur validitas per indikator dengan
menggunakan SPSS for Macintosh, versi statistic standard 22.
3.10.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan
berulang kali. Dalam hal kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang termuat di
dalamnya hendak dibuat sedemikian rupa, sehingga jika diisi berulang kali oleh
responden hasilnya masih relatif konsisten. Pengujian reliabilitas kuesioner dapat
dilihat pada bagian tersendiri (Umar, 2003, p.102). Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan saat melakukan uji reliabilitas menurut Hamdi dan Bahruddin (2014,
p.81) :
Universitas Kristen Petra
55
a. Membuat kondisi standar pengumpulan data
Semua subjek harus diberi keadaan yang sama, mempunyai kerangka waktu
yang sama untuk pertanyaan di jam yang sama dan seterusnya.
b. Persamaan instrumen / alat ukur
Instrumen yang dibuat harus sesuai dalam level bacaan dan bahasa dan
subjek harus dimotivasi untuk menjawab pertanyaan.
c. Reliabilitas adalah kondisi wajib untuk validitas
Skor tidak mungkin valid apabila tidak reliabel, namun pengukuran yang
reliabel belum tentu valid.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pengukuran reliabilitas
dengan melakukan cara one shot (pengukuran sekali) dengan metode Cronbarch
Alpha. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Hamdi dan Bahruddin (2014,
p.84), bahwa jika alpha cronbach > 0,6, maka instrument tersebut dapat dikatakan
reliabel. Adapun dalam penelitian ini, penguji menggunakan SPSS for Macintosh
version statistic standard 22 untuk menguji reliabilitas alat ukur penelitian.