bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... ·...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sumber daya manusia di Indonesia khususnya peningkatan status dan peranan perempuan telah lama dimulai. Secara eksplisit dengan gencar hal tersebut dilaksanakan ketika lembaga kementrian peranan wanita didirikan secara resmi akhir tahun tujuh puluhan. Pendekatan pembangunan peranan wanita seiring dengan pendekatan pembangunan secara umum, sehingga dikenal pendekatan Women In Development (WID), kemudian Women And Development (WAD) dan terakhir Gender And Development (GAD). Konsep pembangunan peranan wanita yang digunakan berkembang menjadi Pemberdayaan Perempuan, karena meningkatkan peranan perempuan saja tidak cukup efektif menuju kesetaraan gender. Harus ada transformasi kekuasaan, sehingga perempuan berdaya setara dengan laki-laki. Memberdayakan berarti meningkatkan kualitas perempuan sejak dari akar permasalahan hingga aspek lainnya, disegala bidang. 1 Kultur masyarakat Indonesia yang cenderung patriarkhis memungkinkan terdapatnya pendikotomian serta subordinasi terhadap nilai dan peran gender yang merupakan gambaran dari konstruksi sosial serta budaya relasi laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya pembedaan 1 Sugiarti, dkk. Pembangunan dalam Perspektif Gender, (Malang : UMM Press, 2003), Hlm.187.

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sumber daya manusia di Indonesia khususnya

peningkatan status dan peranan perempuan telah lama dimulai. Secara

eksplisit dengan gencar hal tersebut dilaksanakan ketika lembaga

kementrian peranan wanita didirikan secara resmi akhir tahun tujuh

puluhan. Pendekatan pembangunan peranan wanita seiring dengan

pendekatan pembangunan secara umum, sehingga dikenal pendekatan

Women In Development (WID), kemudian Women And Development

(WAD) dan terakhir Gender And Development (GAD).

Konsep pembangunan peranan wanita yang digunakan

berkembang menjadi Pemberdayaan Perempuan, karena meningkatkan

peranan perempuan saja tidak cukup efektif menuju kesetaraan gender.

Harus ada transformasi kekuasaan, sehingga perempuan berdaya setara

dengan laki-laki. Memberdayakan berarti meningkatkan kualitas

perempuan sejak dari akar permasalahan hingga aspek lainnya, disegala

bidang.1

Kultur masyarakat Indonesia yang cenderung patriarkhis

memungkinkan terdapatnya pendikotomian serta subordinasi terhadap

nilai dan peran gender yang merupakan gambaran dari konstruksi sosial

serta budaya relasi laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya pembedaan

1 Sugiarti, dkk. Pembangunan dalam Perspektif Gender, (Malang : UMM Press, 2003), Hlm.187.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

2

tersebut tidak akan menjadi masalah selama pembedaan tersebut tidak

merendahkan baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, dalam

kehidupan masyarakat ditemukan pendikotomian/pembedaan berdasarkan

jenis kelamin tertentu dan yang lebih banyak adalah perempuan yang

menjadi korban.2

Dalam perkembangan masyarakat terjadi adanya perubahan peran

dan status dan itu merupakan proses yang menjadi kebiasaan dan telah

membudaya. Perubahan ini terkadang menimbulkan adanya ketidakadilan

antara laki-laki dan perempuan. Biasanya akibat adanya perubahan peran

tersebut maka peran publik atau umum sebagai peran laki-laki, sedangkan

peran domestik merupakan sebagai peran perempuan.

Secara tradisi telah turun-temurun, perempuan ditempatkan pada

posisi yang kurang beruntung yaitu hanya terpusat pada aktifitas rumah

tangga atau urusan domestik. Akibat adanya tradisi yang telah turun-

temurun maka beredar anggapan bahwa perempuan tidak usah sekolah

atau mempunyai pendidikan tinggi-tinggi karena pada akhirnya akan

diperistri dan mempunyai anak serta mengurus anak dan suami. Hal ini

secara tidak langsung telah terinternalisasi kepada setiap generasi dalam

masyarakat sehingga menjadi sebuah nilai atau konsensus yang berlaku

dalam masyarakat sehingga menempatkan posisi laki-laki lebih tinggi dari

pada kaum perempuan.

2 Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010),

Hlm.45.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

3

Pemberdayaan kaum perempuan, termasuk di dalamnya organisasi

perempuan sangat penting dan selalu relevan untuk diperjuangkan secara

serius melalui upaya-upaya yang comprehensif, sistematis, dan

berkesinambungan. Banyak upaya yang dapat dilakukan secara bersama-

sama dalam rangka membantu pemberdayaan kaum perempuan. Hal ini

didasaridari kehidupan di pedesaan masih menganggap bahwa kaum

perempuan sebagai pelengkap dalam rumah tangga. Pada zaman dahulu,

muncul anggapan yang kuat dalam masyarakat bahwa kaum perempuan

adalah ”konco wingking” (teman di belakang) bagi suami yang “swarga

nunut neraka katut” (kesurga ikut, ke neraka terbawa). Kata “nunut” dan

katut dalam bahasa Jawa berkonotasi pasif dan tidak memiliki inisiatif,

sehingga nasibnya sangat tergantung kepada suami.

Kaum perempuan seringkali kurang mendapatkan kesempatan yang

cukup untuk berkiprah dalam kehidupan sosial bila dibandingkan dengan

laki-laki. Hal ini terjadi karena masih lekatnya ketidakadilan gender dalam

masyarakat yang berwujud dalam marginalisasi atau proses pemiskinan

ekonomi, subordinasi atau anggapan yang bersifat menyepelekan (tidak

penting) kepada kaum perempuan, bahkan kekerasan (violence) termasuk

dalam hal bekerja atau justru beban kerja yang lebih panjang atau lebih

banyak (double burden). Bentuk ketidakadilan gender ini tidak dapat

dipisah-pisahkan karena saling terkait dan berhubungan, serta saling

mempengaruhi.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

4

Kemiskinan yang dihadapi oleh perempuan membuat mereka tidak

banyak memiliki alternative dalam mencari pekerjaan. Kemiskinan

menyebabkan mereka tidak dapat memperoleh kesempatan untuk

mengenyam pendidikan yang memadai, menyebabkan mereka tidak dapat

berbuat banyak dalam memilih pekerjaan dan menuntut haknya sebagai

buruh. Keterampilan yang rendah menyebabkan perempuan miskin berada

dalam kedudukan yang lemah dalam menghadapi persaingan menghadapi

buruh laki-laki. Mereka juga menghadapi dilema antara keinginan mereka

untuk bekerja guna memenuhi kehidupan keluarga dan tugas mereka

sebagai ibu rumah tangga.

Aisyiyah adalah organisasi perempuan persyarikatan

Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1917 berusaha untuk

“membenahi” pandangan yang merendahkan / kurang menghargai

sumbangan perempuan dalam pengembangan masyarakat dan

pembangunan belum dipahami secara tepat dan mengakibatkan belum

diterima sepenuhnya oleh para pengambil keputusan, perumus

kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan. Aisyiyah sebagai salah satu

organisasi perempuan paling tua di Indonesia, memiliki potensi yang

sangat besar dan sejarah yang panjang dalam proses pemberdayaan kaum

perempuan. Jauh sebelum didirikan secara resmi tahun 1917, aisyiyah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

5

(waktu itu masih bernama sopo tresno yang berarti “siap suka”) telah

melakukan tiga program pemberdayaan.3

Organisasi dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan

wacana gender termasuk partisipasi politik perempuan, melalui kegiatan

organisasi , kaum perempuan diharapkan dapat menghimpun kesadaran

kolektif akan pentingnya perjuangan hak-hak yang selama ini terabaikan.

Perkumpulan Aisyiyah senantiasa aktif berpartisipasi dalam rangka

manusia seutuhnya, termasuk didalamnya mengagkat derajat kaum wanita

dengan melalui berbagai amal usahanya. Hal tersebut dilakukan karena

Aisyiyah memandang wanita atau perempuan sebagai warga masyarakat

yang keberadaannya di dalam masyarakat sama dengan masyarakat yang

lain yakni pria atau lelaki apabila kaum wanita itu diberi kesempatan,

maka ia akan mampu juga mengerjakan apa yang dikerjakan oleh kaum

laki-laki. Sehingga kedudukan wanita itu sama dengan laki-laki.

Melihat dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan Judul “Peran Organisasi Aisyiyah Dalam Pemberdayaan

Perempuan (Studi pada Organisasi Aisyiyah Cabang Bumiaji Kota Batu).

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas

maka dapat diidentifikasi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3 Indah Ahdiah. Peran-peran Perempuan dalam Masyarakat. Vol 05 no.02 oktober 2013

http:download.portalgaruda.org diakses pada tanggal 6 februari 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

6

1. Bagaimana peran Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan di Bumiaji

Kota Batu ?

2. Faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat pelaksanaan

kegiatan-kegiatan pemberdayaan perempuan di organisasi Aisyiyah

Bumiaji Kota Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui peran Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan di Bumiaji

Kota Batu.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pemberdayaan perempuan oleh organisasi Aisyiyah Bumiaji Kota Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini secara umum terbagi ke

dalam dua kategori. Yaitu yang pertama manfaat secara teoritis dan yang

kedua manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengembangkan kajian sosiologi khususnya dalam bidang

Sosiologi Pembangunan dan Sosiologi Gender.

b. Memberikan gambaran dan pemahaman baru kepada peneliti maupun

masyarakat luas pada umumnya untuk lebih mengetahui tentang peran

organisasi Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

7

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi masyarakat: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan informasi ataupun pengetahuan kepada masyarakat tentang

peran dari organisasi Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan.

b. Manfaat bagi pemerintah: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi bagi pemerintah daerah/kota, maupun kelompok/organisasi lain

yang ingin melakukan upaya pemberdayaan perempuan.

c. Manfaat bagi mahasiswa: Dapat menjadi referensi baru yang dapat

menjadi rujukan guna menunjang keilmuan khususnya di bidang

Sosiologi Pembangunan dan mempertajam analisis sosial mahasiswa di

lapangan terkait pemberdayaan perempuan.

1.5 Definisi Konsep

Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta

batasan dari setiap konsep yang ada dalam penelitian. Konsep-konsep

tersebut antara lain yaitu :

a. Peran

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai

arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

di masyarakat. Menurut Abu Ahmadi peran adalah suatu kompleks

pegharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat

dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

8

Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran

merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia

menjalankan suatu peranan. Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan

sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu

rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.4

b. Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan menurut Kartasasmita sebagaimana

dikutip oleh Hikmat dkk adalah upaya memperkuat unsur-unsur kebudayaan

untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat (dalam hal ini

perempuan) yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan

kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat.5

Pemberdayaan perempuan adalah usaha pengalokasian kembali

kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial. Posisi perempuan akan

membaik hanya ketika perempuan dapat mandiri dan mampu menguasai

atas keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kehidupannya.6

c. Organisasi Aisyiyah

Organisasi Aisyiyah merupakan organisasi komponen wanita

persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal

19 Mei 1917. Organisasi Aisyiyah merupakan gerakan wanita, keislaman

4 Peran. http://digilib.unila.ac.id/85/8/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 7 Februari 2017.

5 Peran. http://digilib.unila.ac.id/85/8/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 7 Februari 2017.

6 Pemberdayaan Perempuan. http://digilib.uinsby.ac.id/9383/8/bab%202.pdf diakses pada

tangga 7 februari 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

9

dan kekinian, maka gerakannya pun tidak surut oleh wanita sejarah.

Aisyiyah selalu tampil dalam memperjuangkan hak dan peran wanita dalam

dunia dunia politik dan domestik, menentang diskriminasi gender,

menentang perlakuan kekerasan dalam dunia domestik dan publik,

perlindungan hak-hak kesehatan, dan perlindungan anak.7

Organisasi Aisyiyah juga organisasi otonom Muhammadiyah yang

turut andil mengembangkan pendidikan Islam di masyarakat. Melalui

dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Organisasi sosial yang menjalankan

peran dalam rangka membentuk kepribadian muslim yang seimbanh antara

moral dan intelektual. 8

1.6 Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara

sistematis, mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan metode yang

tepat, dimana data yang dikumpulkan harus ada relevansinya dengan

masalah yang dihadapi. Metode adalah suatu cara yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan. Metode penelitian

mempunyai peran yang penting dalam pengumpulan data, merumuskan

masalah, analisis dan interpretasi data, sedangkan metode penelitian dalam

penulisan penelitian adalah :

7 Ida Yuliawati. Sejarah Organisasi Aisyiyah dan Peranannya dalam Pengangkatan Derajat Kaum

Wanita di Semarang. http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id diakses pada tanggal 7 Februari 2017 8 Heni R. 2014. Peran Ranting Aisyiyah Sangkrah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di

Mayarakat periode 2010-2015. http://eprints.ums.ac.id.pdf diakses pada tanggal 7 februari 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

10

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.9

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana

dalam Imam Gunawan adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu

secara holistik (utuh).10

Dalam pendapat lain, Creswell sebagaimana dalam Imam Gunawan

mengemukakan pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk

membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif

(misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-

nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola

pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya,

9Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,( Jakarta : Salemba

Humanika, 2010), Hlm.9. 10

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT. BUMI Aksara, 2013), Hlm.82.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

11

orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau

keduanya).11

Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya

mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian

kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan

orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.

Esensi dari penelitian kualitatif adalah memahami yang diartikan sebagai

memahami apa yang dirasakan orang lain, memahami pola pikir dan sudut

pandang orang lain, memahami sebuah fenomena dalam konteks sosial

secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam antara peneliti dengan yang diteliti.12

b. Jenis Penelitian

Berdasarkan pada masalah yang diteliti dalam penelitian ini maka

jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jenis

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini

sedang terjadi (dalam ruang lingkup penelitian). Dalam penelitian ini data

yang dikumpulkan berupa bentuk peran organisasi aisyiyah cabang

bumiaji dalam pemberdayaan perempuan. Moh. Nazir berpendapat bahwa

metode deskriptif adalah suatau metode dalam meneliti status kelompok

11

Ibid, Hlm.83. 12

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,( Jakarta : Salemba Humanika, 2010), Hlm.9.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

12

manusia, suatu objek, suatau set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.13

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji,

Kota Batu. Alasan pemilihan Lokasi karena berdasarkan hasil pantauan,

peneliti melihat bahwa Aisyiyah Cabang Bumiaji cukup aktif dalam

melakukan kegiatan-kegiatannya serta disesuaikan dengan tempat

pemberdayaan perempuan yang dilakukannya.

d. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive

sampling (bertujuan) yang merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Kita memilih orang yang benar-benar mengetahui

atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian kita.14

Menurut

Sugiyono, purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel

penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data

yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.15

Maka dari itu peneliti

membuat pertimbangan dan kriteria sebagai berikut :

1. Ketua Cabang dan Pengurus Aisyiyah Bumiaji. Subyek ini diambil

karena dari hasil wawancara dengannya akan didapat beberapa informasi

terkait seluk beluk dan peran organisasi aisyiyah cabang Bumiaji dalam

13

Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Hlm.201. 14

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Hlm.79. 15

Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D ,( Bandung : Alfabeta, 2013), Hlm.216.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

13

pemberdayaan perempuan. Selain itu, ketua cabang dan pengurus adalah

pihak yang paling mengetahui tentang sejarah, proses dan hasil dari

pemberdayaan. Oleh karena itu, pengurus yang diambil untuk dijadikan

subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pengurus yang telah

bergabung dalam kepengurusan Aisyiyah minimal 3 tahun. Dengan

demikian, secara otomatis pengurus tersebut akan mengetahui tentang

segala kegiatan Aisyiyah terkait pemberdayaan perempuan.

Pengurus yang dipilih sebagai subjek merupakan pengurus yang secara

aktif mengikuti kegiatan pemberdayaan. Aktif yang dimaksud yaitu,

subyek merupakan aktor-aktor utama yang melakukan pemberdayaan, di

mana ia selalu membantu ketua cabang Aisyiyah Bumiaji untuk

melakukan pemberdayaan perempuan. Sementara kriteria terakhir, subjek

merupakan pengurus yang rumahnya berada di Desa Gunungsari, di

mana secara spasial ia berdekatan dengan Masjid Al-Ikhlas tempat

pemberdayaan Rumah Terampil dilaksanakan.

2. Anggota Aisyiyah Cabang Bumiaji. Anggota yang akan dijadikan subjek

penelitian adalah yang telah menjadi anggota minimal 3 tahun. Hal ini

dikarenakan mereka merupakan bagian dari subyek pemberdayaan

perempuan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan

tersebut. Lama keikutsertaan mereka selama minimal 3 tahun tentunya

menjadikan ia mengerti tentang seluk beluk pemberdayaan yang

dilakukan oleh Aisyiyah Cabang Bumiaji. Selain kriteria tersebut, kriteria

selanjutnya yaitu subjek secara aktif mengikuti pemberdayaan yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

14

dilaksanakan oleh Aisyiyah. Keaktifan tersebut diartikan, subjek jarang

sekali absen di setiap pertemuan, khususnya dalam kegiatan

pemberdayaan perempuan.

3. Objek Pemberdayaan. Yaitu pihak yang diberdayakan oleh Aisyiyah

minimal 1 tahun. Hal ini penting untuk diwawancarai karena untuk

mengetahui seberapa intensifkan program pemberdayaan yang dinilai

dari pihak yang diberdayakan. Dengan kata lain, untuk mengcrossceck,

apakah yang telah dilakukan oleh Aisyiyah telah baik dari sisi pihak yang

diberdayakan, tidak hanya dari ketua, pengurus maupun anggota. Selain

kriteria tersebut, kriteria lain dari objek pemberdayaan adalah, subjek

selalu aktif mengikuti pemberdayaan dan jarang sekali absen di setiap

pertemuannya.

e. Sumber Data

Menurut Lofland Husaini sebagaimana dalam Lexy J. Moleong,

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan

tindakan selebihnya adalah sata tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai

merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan

tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto atau

film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

15

berperan serta dalam hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya.16

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan

merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari

segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat

dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi dan dokumen resmi.17

Sumber yang digunakan peneliti adalah

sebagai berikut :

a) Data Primer

Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh

subjek yang dapat dipercaya, diperoleh dengan cara menggali sumber asli

secara langsung melalui subjek. Data diperoleh melalui wawancara secara

mendalam dan pengamatan langsung di lapangan. Sumber data primer ada

penelitian ini adalah pimpinan, pengurus, serta anggota Aisyiyah Cabang

Bumiaji Kota Batu.

b) Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan

data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

observasi yang diperoleh oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat

dikatakan data sekunder ini berupa hasil penelitian terdahulu, jurnal dan

berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian khususnya yang 16

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2000), Cet ke-13, Hlm.112. 17

Ibid, Hlm.113

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

16

berkaitan dengan peran organisasi Aisyiyah dalam pemberdayaan

perempuan.

1.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

permasalahan penelitian ini. Teknik pengumpulan ini dilakukan dengan

cara:

a. Observasi

Metode Observasi (pengamatan), merupakan sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

mengamati hal-hal, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan

perasaan.18

Peneliti mengadakan pengamatan langsung tentang peran

Organisasi Aisyiyah Cabang Bumiaji dalam Pemberdayaan Perempuan

melalui program dan kegiatannya.

Peneliti menggunakan observasi tak berstruktur, yaitu observasi

yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa

yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian dibuat kesimpulan.19

Melalui pengamatan lapangan, peneliti juga bisa memperoleh kesan-kesan

pribadi dari setiap subjeknya dan merasakan situasi sosial yang diteliti.

18

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), Hlm.165. 19

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), Hlm.165.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

17

b. Wawancara

Metode wawancara, merupakan percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.20

Sedangkan dalam pendapat

lain Stewart dan Cash mengartikan wawancara sebagai sebuah interaksi

yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung

jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah

suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan atau memulai

pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.21

.Dalam

penelitian ini peniliti ingin melakukan wawancara kepada para subjek

terkait peran Aisyiyah Cabang Bumiaji dalam pemberdayaan perempuan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat

berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.22

Dalam pendapat

lain, studi dokumentasi diartikan sebagai suatu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.23

20

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007), Cet. Ke-23, Hlm.186. 21

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,( Jakarta : Salemba Humanika, 2010), Hlm.131. 22

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2011), Hlm.70. 23

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,( Jakarta : Salemba Humanika, 2010), Hlm.143..

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

18

Dalam pendapat lain, Bungin sebagaimana dalam Imam Gunawan

mengemukakan teknik dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk

menelusuri data dan historis.24

Untuk data yang lebih akurat, peneliti juga

mencari data tertulis seperti profil umum Organisasi Aisyiyah Cabang

Bumiaji, Panduan Program kegiatan serta foto-foto kegiatan yang

dilakukan Aisyiyah Cabang Bumiaji.

1.8 Teknik Analisa Data

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan

mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Nazir

mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

metode ilmiah. Karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan

makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.25

Pendapat lain mengemukakan analisis data adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

dicari, dan memutuskan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.26

Ada berbagai

cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

24

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT. BUMI Aksara, 2013), Hlm.177. 25

Moh Nazir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), Hlm.405. 26

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007), Cet. Ke-23, Hlm.248.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

19

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data di lokasi penelitian dengan melakukan

observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi

pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus

serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data

dalam penelitian ini. Kegiatan reduksi data dalam penelitian ini bertujuan

untuk mempermudah peneliti dalam memahami data yang telah

dikumpulkan. Data yang telah dikumpulkan dari lapangan melalui

observasi, wawancara, memilih hal-hal yang pokok dan penting, dan

mengklasifikasikan sesuai fokus yang ada pada masalah dalam penelitian

ini. Reduksi data dilakukan terus selama penelitian dilakukan. yaitu

dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan Peran

Aisyiyah Cabang Bumiaji dalam pemberdayaan perempuan.

c. Penyajian Data / Display Data

Dalam proses penyajian data peneliti menyajikan data secara jelas

dan singkat untuk memudahkan dalam memahami masalah-masalah yang

diteliti, baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.

d. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari

kegiatan penelitian karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses

penarikan kesimpulan ini bermaksud untuk menganalisa, mencari makna

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

20

dari data yang ada sehingga dapat ditemukan permasalahan apa yang ada

dalam penelitian yang telah dilakukan.

Gambar. 1

Komponen-komponen Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: (Miles dan Huberman, 1992, Dalam Muhammad Idrus)27

1.9 Keabsahan Data

Validitas atau keabsahan merupakan derajat ketepatan antara data

yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Dengan demikian, maka data yang valid adalah data yang tidak

bebeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam penelitian kualitatif,

temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara

yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti.

27

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga. Hlm.148.

Pengumpulan Data Penyajian Data /

Display Data

Penarikan

Kesimpulan Reduksi Data

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44315/2/jiptummpp-gdl-riskymaula-50804... · 2019. 2. 16. · Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan

21

Pembuktian keabsahan data penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan melakukan uji kredibilitas data. Uji kredibilitas sebagaimana merujuk

pada pendapat Sugiyono, dapat dilakukan melalui perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan, trianggulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus

negatif dan juga member check.

Penelitian ini menggunakan triangulasi dalam menentukan keabsahan

data hasil penelitian. Adapun triangulasi dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya28

.

28

Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D ,( Bandung : Alfabeta, 2013), Hlm.274.