bab ii tinjauan pustaka a. definisi konsep dan batasan ... · a. definisi konsep dan batasan konsep...

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi Seperti yang dikatakan oleh Barker dalam buku Cultural Studies bahwa bagaimana dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada dan oleh kita. Bahkan unsur utama cultural studies dapat dipahami sebagai studi atas kebudayaan sebagai praktik signifikasi representasi. Ini mengharuskan kita mengeksplorasi pembentukan makna tekstual. Ia juga menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi dan makna kultural memiliki materialitas tertentu, mereka melekat pada bunyi, prasasti, obyek, citra, buku, majalah, dan program televisi. Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam konteks sosial tertentu. Representasi adalah hubungan antara konsep-konsep dan bahasa yang memungkinkan pembaca menunjuk pada dunia yang sesungguhnya dari suatu obyek, realitas, atau pada dunia imajiner tentang obyek fiktif, manusia atau peristiwa. Representasi (Representation) adalah tindakan menghadirkan atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar dirinya, biasanya berupa tanda atau simbol (Piliang, 2003:21). Representasi diartikan sebagai suatu tindakan yang menghadirkan sesuatu yang lain di luar dirinya, biasanya berupa tanda, baik suara maupun gambar. Representasi merupakan penggambaran realitas yang dikomunikasikan atau diwakilkan dalam tanda. Konsep representasi dapat berubah-ubah, karena makna sendiri tidak pernah

Upload: others

Post on 18-Sep-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP

1. Representasi

Seperti yang dikatakan oleh Barker dalam buku Cultural

Studies bahwa bagaimana dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan

secara sosial kepada dan oleh kita. Bahkan unsur utama cultural

studies dapat dipahami sebagai studi atas kebudayaan sebagai praktik

signifikasi representasi. Ini mengharuskan kita mengeksplorasi

pembentukan makna tekstual. Ia juga menghendaki penyelidikan

tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

dan makna kultural memiliki materialitas tertentu, mereka melekat

pada bunyi, prasasti, obyek, citra, buku, majalah, dan program televisi.

Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam

konteks sosial tertentu.

Representasi adalah hubungan antara konsep-konsep dan

bahasa yang memungkinkan pembaca menunjuk pada dunia yang

sesungguhnya dari suatu obyek, realitas, atau pada dunia imajiner

tentang obyek fiktif, manusia atau peristiwa.

Representasi (Representation) adalah tindakan menghadirkan

atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar dirinya,

biasanya berupa tanda atau simbol (Piliang, 2003:21).

Representasi diartikan sebagai suatu tindakan yang

menghadirkan sesuatu yang lain di luar dirinya, biasanya berupa tanda,

baik suara maupun gambar. Representasi merupakan penggambaran

realitas yang dikomunikasikan atau diwakilkan dalam tanda. Konsep

representasi dapat berubah-ubah, karena makna sendiri tidak pernah

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi dan disesuaikan dengan

situasi yang baru intinya adalah makna selalu dikonstruksikan,

diproduksi lewat proses representasi.

Ada dua hal berkait dengan representasi yakni, pertama:

apakah seseorang, kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan

sebagaimana mestinya, apa adanya ataukah diburukkan.

Penggambaran yang tampil bisa jading adalah penggambaran yang

buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok

tertentu. Hanya citra buruk saja yang ditampilkan sementara citra atau

sisi yang baik luput dari penampilan. Kedua: bagaimana representasi

tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat, aksentuasi dan bantuan

foto macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut

ditampilkan dalam program (Eriyanto, 2006: 113).

2. Subkultur

Menurut Fitrah Hamdani, subkultur adalah gejala budaya

dalam masyarakat industri maju yang umumnya terbentuk berdasarkan

usia dan kelas. Secara simbolis diekspresikan dalam bentuk penciptaan

gaya (style) dan bukan hanya merupakan penentangan terhadap

hegemoni atau jalan keluar dari suatu ketegangan sosial (Tammaka,

2007:164).

Secara sosiologis, sebuah subkultur adalah sekelompok orang

yang memiliki perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan

kebudayaan induk mereka. Secara harfiah, subkultur terdiri dari dua

kata. ‗Sub‘ yang berarti bagian, sebagian dan ‗kultur‘ kebiasaan dan

pembiasaan. Tapi secara konseptual, subkultur adalah sebuah gerakan

atau kegiatan atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

besar. Secara kasar itu bisa diartikan sebagai ‗budaya yang

menyimpang‘.

Keakuratan subkultur merupakan hal yang berdaya mobilitas

mengkonstitusi obyeknya dari studi. Hal ini merupakan suatu istilah

klasifikatori yang mencoba memetakan dunia sosial di dalam suatu

tindakan terhadap representasi. Keakuratan subkultur bukan pada

sejauh mana mampu berfungsi dalam pemakaiannya. Kata ‗Sub‘

bermakna sebagai istilah dan menunjukkan perbedaan dengan jelas

arus utama budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain,

subkultur dimaksudkan agar bagian masyarakat tertentu mampu

memaknai hidup secara baru sehingga dapat menikmati kesadaran

menjadi yang lain dalam perbedaan terhadap budaya dominan

masyarakat.

Masyarakat minoritas atau masyarakat subkultur ini juga terjadi

pada Kpopers. Mereka merupakan kalangan minoritas yang menyukai

segala sesuatu yang berbau Korea. Apa yang mereka sukai tidak

banyak orang lain yang menyukainya. Terkadang di sini mereka

dipandang sebelah mata bahkan dipandang negatif karena beberapa

Kpopers terkadang mengeluarkan reaksi yang berlebihan ketika

mereka melihat hal-hal yang berbau Korea. Di sinilah masyarakat

melihat mereka dengan tatapan sinis. Tapi tidak bagi mereka sesama

Kpopers. Bagi mereka itu adalah reaksi yang biasa mereka lakukan.

Subkultur adalah budaya minoritas, kelas sosial tertentu atau

kelompok yang bukan merupakan bagaian dari budaya populer

mainstream. Subkultur anak muda adalah subkultur khusus pemuda.

Ada rasa yang kuat homogenitas dalam subkultur pemuda karena

pemuda ingin berjalan, berbicara, bertindak dan terlihat seperti orang

lain usia mereka merasa seperti mereka milik kelompok. Pada saat

yang sama, pemuda juga memiliki rasa yang kuat dari identitas yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

berbeda dari generasi tua yang mereka ekspresikan melalui pakain dan

tindakan, dan kebanyakan subluktur pemuda memiliki rasa perlawanan

baik terhadap masyarakat atau generasi tua. Ini adalah melalui

kerangka umum ini pikiran dan interaksi bahwa anggota subkultur

pemuda datang bersama-sama.

3. Budaya Pop

Kata “culture” menurut sosiologi, kebudayaan adalah total dari

warisan ide-ide, keyakinan, nilai-nilai, dan pengetahuan yang

merupakan basis bersama dalam aksi sosial (Liliweri, 2014; 3)

Menurut Greme (1999), budaya populer didefinisikan oleh

kepercayaan dan nilai, oleh perilaku dan nilai, dan oleh pemahaman

terhadap sejarah dan terhadap keberadaan semua hal tersebut dimiliki

oleh kelompok sosial tertentu.

Konsep-konsep kunci budaya populer mencangkup hal-hal

berikut ini :

a. Pemahaman tentang perbedaan dan identitas

b. Bagaimana identitas direpresentasikan

c. Bagaimana budaya diproduksi

d. Cara hubungan sosial dan hubungan budaya disamakan

dengan barang-barang

e. Bagaimana makna tentang perbudakan diproduksi dalam

teks

f. Bagaimana ideologi beroprasi dalam praktik dan barang

kebudayaan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Logika dasar tesis kedekatan budaya itu sendiri. Dalam sejarah

budaya populer, hal yang asing dan jauh dapat menjadi sumber daya

tarik, sama halnya dengan hal yang akrab dan dekat. Aktor tampan,

potongan rambut, pakaian dan rumah yang bergaya, pemandangan

indah, serta santapan merupakan sebagian dari daya tarik utama bagi

para penggemar drama televisi Asia Timur ini. Dapat dikatakan semua

hal itu memukau para penonton, justru karena asing dan bukan bagian

dari kehidupan sehari-hari para penonton itu (Heryanto, 2015; 264).

4. Budaya Pop Korea

Budaya pop Korea disebut juga Hallyu yang dalam bahasa

Inggris disebut Korean Wave. Budaya pop Korea tersebar sangat luas

karena perkembangan teknologi media massa yang semakin modern.

Dalam penelitian yang ditulis oleh Nesya Amellita (2010) yang

berjudul Kebudayaan Populer Korea : Hallyu dan

Perkembangannya Di Indonesia mengatakan bahwa demam Hallyu

menyebabkan banyak orang menyukai produk-produk budaya pop

Korea seperti drama seri, film dan musik. Kini, kecintaan khalayak

terhadap budaya pop Korea ini semakin berkembang ke gaya hidup

seperti makanan, fashion, pariwisata (lokasi syuting film Korea), dan

olahraga (Hallyu Academy, 2005). Banyak remaja di negara yang

terkena fenomena Hallyu mencontoh gaya hidup, penampilan, bahkan

mulai menyukai olahraga yang sering ditampilkan televisi dalam

drama ataupun film-film Korea. Budaya pop Korea mempunyai

keunikan hingga berhasil merebut pangsa pasar di Asia, khususnya

Indonesia. Keunikan-keunikan budaya Korea itu, antara lain drama seri

Korea memiliki tema yang kuat.

Budaya pop selalu menjadi perdebatan di kalangan para ahli.

Tidak ada definisi secara umum yang menjelaskan budaya pop.

Budaya populer dipahami sebagai berbagai suara, gambar, dan pesan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

yang diproduksi secara massal dan komersial termasuk film, musik,

busana dan acara televisi serta praktik pemaknaan terkait, yang

berupaya menjangkau sebanyak mungkin konsumen, terutama sebagai

hiburan. Budaya populer juga mengakui adanya berbagai bentuk

praktik komunikasi lain yang bukan hasil industrialisasi yang

memanfaatkan berbagai forum dan berbagai acara. (Heryanto, 2015;

22).

Budaya populer mempunyai watak yang mudah berubah

tergantung pada konteksnya. Yang paling menonjol dari budaya

populer adalah sifatnya yang mudah diakses dan mudah menarik

perhatian orang banyak. Budaya populer relatif murah dan mudah

menarik perhatin dari berbagai kalangan, gender dan usia. Daya tarik

dari budaya populer ini adalah kesederhanaan, keakrabannya dan

kemudahan ketika digunakan (Heryanto, 2015; 23).

K-Pop merupakan kepanjangan dari Korea Pop yang dikenal

juga dengan Korean Wave atau gelombang Korea. Pada sejarahnya K-

Pop berkembang di Indonesia setelah masuknya budaya Tiongkok,

Taiwan dan Jepang. Kesamaan ras di antara Tiongkok, Taiwan dan

Jepang mengakibatkan tidak susahnya budaya Korea yang ikut masuk

ke Indonesia.

Masuknya K-Pop di Indonesia diawali dengan masukknya

drama Korea yang ditayangkan di televisi Indonesia. Beberapa drama

Korea yang sempat menarik perhatian public di antaranya Jewel in The

Palace, Full House, Winter Sonata, Coffe Prince, Princess Hours dan

Boys Before Flowers. Drama Korea mempertontonkan berbagai

pemandangan negara Korea yang indah, gedung-gedung yang

menjulang tinggi, tekhnologi yang canggih dan para pemain yang

cantik dan tampan.

Berkembangnya drama Korea ikut menaikkan minat penonton

terhadap pemandangan negara Korea yang disuguhkan di dalam drama

tersebut. Selain pemandangan yang disuguhkan, kecintaan masyarakat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

terhadap budaya Korea semakin berkembang ke gaya hidup seperti

makanan, fashion, musik dan tekhnologi. Banyak remaja yang kini

mengikuti fashion Korea seperti apa yang mereka lihat di drama

Korea. Musik Korea yang kini menjadi yang paling populer untuk

penggemar Korea dengan mudah mereka unduh melalui internet.

Bahkan di antara mereka mampu menghafal lirik Korea tanpa mereka

tahu apa artinya. Semakin banyaknya restoran Korea bisa memanjakan

minat masyarakat untuk bisa ikut serta merasakan makanan yang

selama ini mereka lihat di berbagai tayangan Korea. Budaya Korea

semakin mudah masuk ke Indonesia dengan masukknya tekhnologi

Korea yang semakin maju seperti handphone yang bermerk Samsung

yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Masuknya drama Korea yang diikuti oleh musik, fashion,

makanan dan tekhnologi Korea menjadikan salah satu faktor yang

menarik minat masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi budaya

Korea tersebut. Tontonan Indonesia yang akhir-akhir ini dianggap

kurang mendidik masyarakatnya menimbulkan kebosanan masyarakat

untuk mengkonsumsi tontonan yang disuguhkan oleh negara sendiri.

Drama Korea yang dianggap lebih variatif, memiliki tema yang

beragam, pemain yang cantik dan tampan dan cerita yang tidak

monoton dan ending yang tak terduga menjadi salah satu yang menarik

minat masyarakat untuk menonton tayangan Korea dibandingnkan

dengan tayangan televisi Indonesia.

Drama Korea menyuguhkan berbagai cerita unik seperti drama

Blood yang menceritakan kisah seorang dokter yang terinfeksi virus

langka yang menyebabkan dia menjadi seperti seorang vampire yang

haus akan darah. You Who Came From The Star yang bercerita tentang

seorang alien yang tertinggal di bumi selama 300 tahun dan ketika di

saat terkahir dia bisa kembali ke planetnya, dia justru menemukan

orang yang dicintainya. I Hear Your Voice yang menceritakan kisah

seorang pria yang bisa mendengar suara hati atau batin orang lain

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

hanya dengan melihat matanya sejak ayahnya dibunuh di hadapannya

ketika dia masih kecil. School 2013 tentang kisah persahabatan dua

murid SMA yang meskipun hal buruk terjadi padanya, seorang teman

akan ada untuk selalu membantunya.

Beberapa masyarakat Indonesia menemui kebosanan dengan

tontonan tayangan yang monoton. Masyarakat modern yang

didominasi oleh kaum wanita ini menemukan solusi yang sedang

populer saat ini yaitu masukknya budaya Korea. Berbagai moral value

mereka temukan di berbagai tayangan seperti cerita persahabatan,

keluarga dan sekolah.

Dalam sejarah budaya populer, hal yang asing dan jauh dapat

menjadi sumber daya tarik, sama halnya dengan hal yang akrab dan

dekat. Aktor tampan, potongan rambut, pakaian dan rumah yang

bergaya, pemandangan indah, serta santapan merupakan sebagian dari

daya tarik utama bagi para penggemar drama televisi Asia Timur ini.

Dapat dikatakan semua hal itu memukau para penonton, justru karena

asing dan bukan bagian dari kehidupan sehari-hari para penonton itu

(Heryanto, 2015; 264).

Masukknya drama Korea memberikan pengaruh yang lain

seperti munculnya OST atau soundtrack yang muncul dalam drama

tersebut. Sekarang ini yang paling populer dari konsumsi budaya

Korea adalah musik yang dibawakan oleh berbagai penyanyi yang

berasal dari negri gingseng itu. Mudahnya akses untuk mengunduh

lagu-lagu tersebut memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsinya.

Pengaruh selanjunya dari musik Korea adalah pakaian yang

dipakai oleh para penyanyinya. Budaya Korea yang paling diminati

masyarakat selain drama adalah musiknya. Bahkan musik bisa menarik

massa yang sangat banyak hingga menciptakan sekelompok fans yang

bergabung menjadi satu sesuai dengan artis yang mereka sukai. Untuk

saat ini K-Pop didominasi oleh peminat musik Korea. Musik Korea

banyak diminati karena mengadaptasi musik barat dengan gaya Korea

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

dan dengan visual artisnya yang bagus. Dengan kemasan yang

menarik, musik yang ceria, efek music video yang modern serta

pemasaran global dengan didukungnya media sosial internet yang

mudah diakses oleh siapa saja menyebabkan merebaknya para

penggemar Korea.

Secara khusus, bentuk paling khas dari tindakan para

penggemar K-Pop di awal abad ini meliputi lomba menyanyi (dalam

bahasa Korea), ―cover dance” yakni tarian yang meniru para idola

mereka (termasuk pakaian, potongan rambut, koreografi kelompok

musik idola hingga rinci), atau flash mob, yakni penampilan

pertunjukkan tari dadakan di tempat umum, misalnya pusat

perbelanjaan (Heryanto, 2015; 246).

Cover dance sering ditirukan khususnya oleh para kalangan

remaja. Untuk memberikan kesan mirip dengan idola mereka, mereka

menirukan keseluruhan dari apa yang idola mereka kenakan. Mulai

dari gaya berpakaian hingga gaya rambut. Begitu inginnya mereka

mirip dengan idola mereka, mereka mengecat rambut sama dengan

warna rambut idola mereka. Bentuk representasi yang paling digemari

saat ini adalah cover dance. Cover dance sebagai bentuk representasi

untuk seorang cover dance yang ingin menjadi idol wanna be atau

melakukan hal yang dilakukan oleh idola mereka. Sedangkan bagi

yang melihatnya itu adalah wujud dari keinginan mereka untuk melihat

idola mereka secara langsung yang tertunda. Cover dance merupakan

perwujudan yang hampir mirip dengan idola mereka.

Pada tahapan sejarah ini, impian seperti ini beririsan dengan

politik identitas yang sedikit berbeda tapi masih berhubungan, yakni

merosotnya budaya maskulin seiring jatuhnya pemerintahan

militeristik Orde Baru, hasrat selruh bangsa untuk mencari model

alternative untuk menjadi laki-laki dan perempuan di Indonesia

modern (Clark 2010; Nilam 2009), menguatnya perasaan kebebasan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

dan kepentingan di anatara sebagian kelas mengengah baru dalam

mengejar tren global dalam budaya konsumen (Gerke 2000; Heryanto

1999; van Leeuwen 2011), berkurangnya secara mencolok ketegangan

ras terhadap minoritas Tionghoa, dan kebangkitan islamisasi

(Heryanto, 2015; 244).

5. Kpopers

Kpopers adalah istilah yang diberikan kepada seseorang atau

sekelompok orang yang menyukai kebudayaan Korea. Mulai dari

budaya, musik dan lagu, gaya berbusana, pariwisata, makanan, dan

lain-lain. Akan tetapi pada masa sekarang, istilah Kpopers lebih sering

digunakan untuk seseorang atau sekelompok orang yang menyukai

boysband atau girlsband Korea. Hal ini dikarenakan boyband atau

girlband dan girlsband Korea adalah salah satu sub kebudayaan Korea

yang paling populer saat ini. Kpopers biasanya memiliki grup masing-

masing yang mereka sukai. Mereka memiliki wadah yang berisi

sesama anggota Kpopers yang terkadang ada event tertentu yang

khusus diadakan untuk Kpopers yang sering disebut dengan K-Fest

atau Korean Festival.

Para penggemar ini bekerja sama menciptakan ulang teks dan

gambar, lalu menyebarkan isi yang mereka ubah itu. Meniru tarian

merupakan salah satu bentuk kerja sama penggemar yang paling umum

ditemui di dunia. Istilah `cover dance` biasanya berarti satu versi lagu

yang dinyanyikan oleh seorang artis yang berbeda dari penyanyi

aslinya. Namun, dalam kasus kegiatan penggemar, istilah itu mengacu

pada satu versi nyanyian atau tarian yang ditampilkan oleh penggemar.

Di Thailand, beberapa kelompok yang mendedikasikan diri untuk

meniru kelompok idola K-Pop mereka telah mendapatkan popularitas

di Youtube dan menjadi pesohor kecil tersendiri (Heryanto, 2015: 246).

Di Kota Surakarta sendiri sudah mulai menjamur kelompok

cover dance yang berkiblat boyband dan girlband yang berasal dari

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Negara Korea. Umumnya mereka memfokuskan kelompok mereka

pada satu boyband atau girlband yang tarian mereka akan mereka

tirukan. Banyaknya boyband dan girlband asal Korea mengakibatkan

banyak pula kelompok cover dance yang bermunculan di Kota

Surakarta. Kelompok cover dance ini ada yang bergabung dalam suatu

komunitas dan adapula yang berdiri sendiri. Adanya acara Korean

Festival (K-Fest), dijadikan wadah bagi mereka untuk menampilkan

bakat dan kemampuan yang mereka miliki.

Selain kelompok cover dance, seseorang bisa dikatakan sebagai

Kpopers jika dia menyukai hal-hal yang berbau Korea seperti lagu-

lagu yang boyband dan girlband nyanyikan, drama Korea dan style

Korea. Kpopers sendiri lebih mengacu pada apa yang ada pada

boyband dan girlband Korea. Apa yang mereka nyanyikan, baju atau

style apa yang mereka pakai, bagaimana mereka berinteraksi dengan

orang lain, drama apa yang mereka perankan, tempat mana yang

mereka kunjungi, bagaimana tingkah dan perilaku mereka dan lain

sebagainya. Kebanyakan orang yang menyukai Korea dan menjadi

Kpopers adalah orang-orang yang mengikuti setiap gerak-gerik artis

Korea yang mereka sukai. Artis atau idola yang mereka sukai, mereka

jadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. mulai dari cara

berpakaian, cara bertingkah dan berperilaku, gaya berbahasa dan

bagaimana mereka menyikapi hidup mereka.

6. Komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang

memiliki kesukaan yang sama yang berkumpul menjadi satu yang

saling berinteraksi. Dalam penelitian Aulia Dwi Nastiti (2012) yang

berjudul Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas

Online (Studi Mengenai Pembentukan Pesan dalam Media

Komunitas Kartunet.com oleh Kelompok Disabilitas Tunanetra)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

dalam pemikiran Morse (1998) juga Wilson dan Peterson (2002) yang

berpendapat bahwa pertama, definisi komunitas saat ini tidak lagi

didefinisikan dengan latar belakang geografis atau etnis, namun

komunitas saat ini berpusat pada kesamaan minat. Kedua, komunitas

digambarkan dengan adanya kesamaan nilai-nilai, gaya hidup, serta

adanya keberjarakan anatara insider dan outsider (Noonan, 2007: 461).

Ketiga, komunitas dilihat sebagai jaringan interaksi, baik anatar

individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.

Komunitas didefinisikan sebagai perasaan yang sama terkait dengan

identitas di antara individu-individu dimana hal ini berhubungan

solidaritas bersama, perasaan yang sama atau sense of community

merupakan hal dasar bagi terbentuknya komunitas.

7. Komunitas Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Komunitas Universe Cover Ease Entry (U-CEE) di Kota

Surakarta. U-CEE adalah komunitas anak muda dominan pecinta K-

pop yang dapat menyalurkan hobi menari dan menyanyi dengan genre

K-pop, J-pop, Hip Hop, dan lain-lain. Universe Cover Ease Entry (U-

CEE) adalah sebuah komunitas dan juga sebuah perusahaan agensi

yang dibangun di kota Solo. U-CEE Entertainment menampung segala

bentuk aktivitas positif kaum remaja yang berada di kota Solo dan

sekitarnya terutama dalam hal dancing, singing, band, modelling, dan

lain sebagainya. Komunitas ini sudah beberapa kali mengadakan

berbagai acara yang bertemakan budaya Korea dimana di dalamnya

menampilkan berbagai pertunjukan dancing, singing dan lomba

lainnya yang disesuaikan dengan artis atau idola yang ada di Korea.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

B. PENELITIAN TERDAHULU

Subkultur merupakan salah satu kajian dalam Sosiologi Budaya

khususnya adalah Budaya Populer yang merupakan penolakan dari sebuah

budaya mayoritas. Subkultur merupakan sebuah gerakan atau kegiatan

atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Kata ‗sub’

bermakna sebagai istilah dan menunjukkan perbedaan dengan jelas arus

utama budaya dominan dalam masyarakat.

Saat ini subkultur mulai merambah ke setiap bidang kehidupan

salah satunya dalam bidang kebudayaan. Subkultur mulai dinikmati oleh

kalangan-kalangan minoritas yang pada umumnya menentang hal-hal yang

biasa ada di kalangan mayoritas. Fenomena ini tentunya menimbulkan

reaksi positif dan negatif. Dalam hal ini penulis mengulas mengennai

difusi budaya pop Korea dan perilaku sosial masyarakat subkultur dalam

menjaga eksistensi mereka. Kini penelitian yang berkenaan dengan

kebudayaan telah banyak dilakukan baik oleh kalangan peneliti, dosen,

mahasiswa atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil penelitian

tersebut nantinya bisa dijadikan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan

penelitian serupa atau bahkan dijadikan pertimbangan oleh pemerintah

atau pihak yang berwenang dalam mengkaji subkultur budaya populer ini.

Sebuah penelitian dengan judul Kebudayaan Populer Korea :

Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia oleh Nesya Amellita (2010)

menjadi salah satu rujukan penulis. Penelitian ini mengulas bahwa Korea

sukses mengemas produk budaya mereka menjadi komoditas ekspor yang

potensial. Padahal sebelumnya Korea hanyalah importir produk budaya

negara lain. Kesuksesan invansi budaya pop Korea sampai ke luar batas-

batas wilayah negara lain menjadi Korea sebagai pusat budaya pop baru di

Asia, khususnya di Indonesia, yang dulu didominasi oleh Jepang.

Keberhasilan Hallyu membuka peluang bagi Korea untuk meningkatkan

investasi mereke di bidang pariwisata, pendidikan, hubungan diplomatik

dengan negara lain serta kehidupan sosial. Kebijakan-kebijakan terbuka

yang dilansir pemerintah Korea sangat membantu keberhasilan Hallyu.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Manajemen serta strategi pemasaran pemerintah Korea menjadi penyebab

utama Hallyu mampu menggeser posisi budaya pop yang sebelumnya

pernah berkembang di Indonesia. Selain itu, konten serta teknik

pengemasan budaya pop Korea yang berbeda dengan budaya pop lainnya

membuat Hallyu semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat

Indonesia. Hallyu dengan mudah dapat diterima di Indonesia karena

masyarakat Indoneis cenderung mampu beradaptasi dengan budaya asing

yang masuk. Apalagi produk-produk budaya Korea dikemas dengan gaya

global sehingga mudah dimengerti dan diterima oleh khalayak luar.

Penelitian yang lain yang berjudul K-Pop Dan Identitas Diri :

Studi Kasus Pembentukan Identitas Diri Dalam Fandom di Kalangan

Penggemar K-Pop di Solo oleh Dhyanayu Luthfia (2013) menjadi

rujukan lain peneliti dalam menulis skripsi ini. Penulisan ini mengulas

tentang bagaimana penggemar K-Pop menggunakan konsep identitas “I”

dan “Me” dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam pembentukan identitas

pribadi (I) penggemar K-Pop di Kota Solo ditemukan berbagai macam alas

an mengapa mereka menyukai K-Pop. Berbagai alasannya di antara lain

adalah karena music, fisik, style dan fashion, kepribadian, proses training,

konsep dan video klip. Mereka meniru idola mereka dalam berperilaku dan

berpenampilan, mengikuti style dan fashion, belajar bahasa Korea, meniru

tarian, menyukai makanan Korea, hingga menjadikan idola K-Pop sebagai

inspirasi dan motivasi sehingga para penggemar Korea tersebut

membentuk identitas pribadinya. Selain itu penggemar K-Pop juga

menjadi konsumen benda-benda memorabilia idola. Setelah melakukan

adopsi, penggemar merasakan perubahan pada diri secara pribadi. Mereka

merasa lebih stylish, menjadi lebih rajin menabung, berubahnya selera

music, menambah lingkup pertemanan hingga mempunyai khayalan

tentang idolanya.

Dalam penelitian ini juga membahas mengenai pembentukan

identitas kelompok (Me) di kalangan penggemar K-Pop di Kota Solo.

Dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa para penggemar Korea

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

ini melakukan berbagai kegiatan dengan fandom K-Pop yang mereka

lakukan di tempat umum seperti restoran agar masyarakat umum

mengetahui keberadaan mereka. Selain itu penggemar Korea ini juga

menyaksikan berbagai konser K-Pop yang diadakan di Indonesia. Fandom

atau kelompok pecinta Korea berdasarkan artis yang mereka sukai ini juga

mengadakan berbagai kegiatan seperti gathering dan flash mob. Pada

berbagai kegiatan ini biasanya para penggemar Korea memakai dress code

atau property yang biasa idol mereka gunakan. Perilaku ini sebagai wujud

dukungan penggemar terhadap idolanya.

Pembahasan terakhir tentang penelitian ini adalah mengenai

pergeseran antara identitas pribadi (I) dan identitas kelompok (Me). Ketika

proses pembentukan identitas pribadi (I) dan identitas kelompok (Me)

berlangsung terdapat pergeseran-pergeseran yang timbul. Berbagai aturan

yang ada di dalam fandom ternyata menimbulkan ketidaknyamanan bagi

beberapa penggemar Korea ini. Dengan aturan memakai dress code,

penggemar merasa kehilangan jati dirinya. Mereka menolak untuk

mengikuti aturan tersebut. Namun mereka tetap menjadi penggemar K-Pop

dengan selalu memberikan dukungan seperti membeli album, mengikuti

berita-berita idol K-Pop, mengikuti gathering dan tetap menyaksikan

konser.

Namun bagi sebagian besar penggemar K-Pop, mengikuti aturan

yang berlaku dengan selalu menggunakan dress code saat gathering dan

konser, membawa lightstick dan banner saat konser merupakan

kebanggaan tersendiri. Selain merasa mampu memberikan dukungan

terhadap idolanya, mereka beranggapan dengan melakukan hal tersebut

dapat menunjukkan kepada lingkungan siapa diri mereka. Bagi penggemar

fanatic K-Pop ini, menunjukkan eksistensi melalui atribut yang dikenakan

kepada lingkungan adalah sebuah kebutuhan. Mereka yang telah

sepenuhnya menjadi penggemar Korea berusaha menyebar luaskan demam

K-Pop kepada keluarga, teman dan lingkungan di sekitarnya. Tak jarang

hal tersebut membawa dampak negatif kepada mereka. Terkadang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

penggemar K-Pop harus menomor duakan aktifitas sehari-hari demi

kegiatan K-Pop. Selain itu pandangan negatif juga banyak mereka terima.

Dilihat dari hasil penelitian ini, identitas kelompok (Me) akan lebih

kuat dan mengikat ketika mereka berkumpul bersama di dalam fandom.

Saat berada di luar fandom, identitas kelompok yang mereka pertahankan

akan lebih rapuh. Mereka akan lebih mudah berubah dan kembali pada

identitas pribadi (I) ketika berada di luar fandom.

Selain itu dalam penelitian ini seperti yang dikatakan oleh Joli

Jensen mengenai fandom sebgai sebuah penyimpangan (pathology), dapat

dibuktikan dengan segala tindakan yang dilakukan oleh penggemar dalam

fandom K-Pop. Mereka melakukan kegiatan dengan segala nilai-nilai yang

diterapkan, seperti mengenakan pakaian dan aksesori K-Pop, dan merasa

bangga akan hal itu. Di mana hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh

orang di luar fandom.

Dalam sebuah jurnal internasional yang berjudul Korean Wave :

Enjoyment factors of Korean dramas in the U.S dari International Journal

of Intercultural Relations oleh Lisa M. Chuang dan Hye Eun Lee (2013)

bahwa drama Korea juga meraih populeritas di Amerika Serikat.

Populeritas drama Korea di AS dapat dikaitkan dengan beberapa hal.

Pertama, stasiun Korea lokal seperti KBFD, di Hawaii, California, dan

New York adalah perintis dalam menempatkan sub judul bahasa Inggris

pada drama untuk menarik khalayak yang lebih luas. Selain itu, mereka

mengandung alur cerita yang berakar pada situasi keluarga kehidupan

nyata, karakter yang mengalahkan rintangan, dan fi nite de mengakhiri-16-

20 episode dibandingkan dengan inde fi nite Amerika sinetron (Chun,

2005). Akhirnya, datang dengan cerita-garis yang mencakup karakter yang

penonton mampu mengembangkan disposisi yang kuat terhadap juga dapat

berkontribusi untuk khalayak Amerika tumbuh.

Jurnal internasional selanjutnya berjudul Influence of Populer

Culture on Special Interest Tourists` Destination Image dari Tourism

Management oleh So Jung Lee dan Billy Bay (2015) dalam kaitannya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

dengan hubungan antara perilaku konsumen dan citra tujuan turis dapat

dibagi menjadi 3 tahap: tahap kunjungan sebelumnya, selama kunjungan

dan setelah kunjungan. Mengenai tahap pra-kunjungan, gambar tujuan

memengaruhi para tentions di- dan keputusan dari wisatawan potensial

karena produk tujuan tidak berwujud dan pengetahuan yang terbatas.

Terutama, citra positif yang kuat dari tujuan dapat memainkan peran

penting dalam niat seorang musafir untuk mengunjungi tujuan (Alhemoud

& Armstrong, 1996; Hunt, 1975; Ross, 1993). Kaitannya dengan waktu

turis selama kunjungan seperti tinggal wisatawan lebih lama, mereka

memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan persepsi yang lebih

benar dari tempat yang ingin mereka kunjungi. Ross (1993) melaporkan

bahwa sikap tujuan warga adalah faktor yang paling penting yang

mempengaruhi pengalaman turis dan pembentukan citra mereka selama

kunjungan mereka. Dalam kaitan dengan perilaku pasca kunjungan,

Alhemoud dan Armstrong (1996) dan Fakeye dan Crompton (1991)

dibahas kepuasan tujuan dengan memeriksa hubungan antara harapan

kunjungan pra- wisatawan dan pengalaman nyata selama kunjungan.

Milman dan Pizam (1995) dan Ross (1993) meneliti dampak dari

gambaran destinasi dihasilkan oleh pengalaman tujuan yang sebenarnya

pada perilaku perjalanan masa depan. Mereka menemukan bahwa ada

hubungan positif antara citra tujuan dan niat kunjungan kembali. Joppe

dkk. (2001) membahas dimensi tujuan loyalitas tujuan terpengaruh seperti

budaya dan transportasi.

Jurnal internasional yang terakhir berjudul The effect of likability

of Korean celebrities, dramas, and music on preterences for Korean

restaurants: A mediating effect of a country image of Korea dari

International Journal of Hospitality Management oleh Bum Jun Lee,

Sunny Ham dan Dong Hoon Kim (2015) membahas mengenai musik yang

digunakan sebagai alat promosi dalam menciptakan gambar dan

kepentingan di Negara tertentu untuk tujuan pemasaran pariwisata. Dalam

keadaan seperti itu, suku Korea generasi baru konsumen, agresif dalam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

mengadopsi dan meniru gaya hidup Korea dalam bidang fashion, makanan

dan pola konsumsi lainnya. Populasi ini biasanya belajar bahasa Korea dan

membuat ziarah ke Korea. Sebagian besar orang pergi ke Korea

disebabkan oleh dampak budaya populer Korea (Cho, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk fokus pada selebriti, drama televisi,

dan musik populer di kalangan segmen budaya populer Korea. Sebagai

sarana berkolaborasi dengan budaya populer untuk promosi dari merek

atau produk, pemasaran selebriti dan penempatan produk (PPL) adalah

teknik pemasaran utama. Pemasaran selebriti mengacu pada pemasaran

produk dan kegiatan promosi dari corporation sementara kontrak

perusahaan dengan memanfaatkan dan selebriti untuk mendorong

kepentingan konsumen. Pemasaran selebriti membuat dampak besar,

khususnya, pada konsumen muda, seperti remaja akhir dan awal 20-an

(Son et al., 2005). Selain itu, PPL adalah bentuk baru komunikasi iklan

melalui mana produk korporasi secara alami terekspos di media gambar,

seperti televisi drama sion, video musik, dan game online. Hasil PPL efek

yang lebih besar, karena konsumen mengakui dan menerima PPL sebagai

bagian dari isi bukan iklan itu sendiri (Su et al., 2011). Dilihat dari praktik

industri, dua teknik pemasaran utama, pemasaran selebriti dan PPL,

merupakan pemanfaatan modal manusia (hubungan selebriti) dan isinya,

masing-masing. Selebriti dan isinya juga telah terbukti sebagai variabel

independen dalam penelitian sebelumnya (Smith dan MacKay, 2001;

Rajaguru, 2013). Sebuah studi (Rajaguru, 2013) dari selebriti, visual, efek

vokal terpancar dari gambar gerak Korea pada kunjungan niat wisatawan

'untuk kunjungan dan aktual back- tetes juga didukung independensi

variabel selebriti dan isi (efek visual dan efek vokal).

Penelitian terdahulu dari jurnal nasional yang berjudul

Representasi Budaya dalam Iklan Pariwisata (Analisis Semiotika

pada Video Musik S.E.O.U.L dan Fly to Seoul) oleh Rotua Uly Inge

2012) membahas tentang video musik S.E.O.U.L dan Fly to Seoul

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

merupakan salah satu video promosi yang menjadikan pariwisata kota

Seoul Korea Selatan sebagai objeknya. Video musik S.E.O.U.L dibintangi

oleh boyband terkenal Super Junior dan girlband Girls Generation.

Sedangkan video musik Fly to Seoul juga dibintangi oleh boyband terkenal

2PM. Pada proses representasi ada tiga prooses yang dilakukan. Pertama

yakni level realitas. Dalam video ini ditunjukan kegiatan yang biasa

masyarakat lakukan pada umumnya seperti berbelanja, bermain sepeda,

memotret, menari, melukis dan hobi yang tidak semu orang lakukan pada

umumnya. Hal ini mempunyai maksud bahwa Seoul menyedialan fasilitas

yang lengkap dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pada level kedua,

pada kedua video ini sama-sama mengambil artis yang sedang terkenal di

kala itu sebagai modelnya untuk menarik minat penonton. Pada level

ketiga, bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut dihubungkan dan

diorganisasikan ke dalam koherensi sosial seperti kebudayaan suatu

masyarakat.

Jurnal nasional yang kedua berjudul Budaya Kaum Muda

Perempuan Penggemar Boyband Korea (Sebuah Pendekatan

Kriminologi Budaya) oleh Avokanti Nur Arimurti (2012) membahas

berbagai macam bentuk kebudayaan para kaum muda perempuan

penggemar Berbagai macam bentuk kebudayaan para kaum muda

perempuan penggemar boyband Korea seperti terbentuknya fansclub

boyband yang diidolakannya, menyerukan fanchat pada saat-saat tertentu

seperti ketika melihat konser idolanya, membeli merchandise yang

berhubungan dengan tokoh yang diidolakannya, memutar lagu boyband

yang diidolakannya, memasang foto boyband foto yang diidolakannya,

membuat proyek untuk sang boyband, melakukan stalking ataupun

cyberstalking terhadap perkembangan boyband yang diidolakannya,

menonton konser, larut dalam perasaan senang atau sedih ketika boyband

mengalami hal yang menyenangkan atau menyedihkan, dan memiliki

berbagai istilah dalam sebuah komunitas yang mereka ikuti.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Jurnal nasional yang terakhir berjudul Analisis Pengaruh Musik

Korea Populer Terhadap Gaya Hidup Di Kalangan Remaja oleh

Amalia Izzati (2013) membahas musik populer Korea yang sangat

mempengaruhi gaya hidup kalangan remaja. Kemajuan teknologi dan

keberadaan internet mempermudah kalangan remaja untuk mengakses

musik Korea. Budaya Korea yang menjamur di Indonesia bukan hanya

dijadikan sebagai hiburan tapi juga beralih menjadi gaya hidup sehari-hari.

dari sekian banyak budaya Korea yang disuguhkan, yang paling diminati

oleh kalangan remaja khususnya remaja putri adalah boyband Korea.

Remaja Indonesia sangat menyukai musik Korea karena menjadi warna

baru dalam musik. Artis Korea kebanyakan tidak hanya bisa menyanyi

akan tetapi mereka juga menampilkan tarian enerjik yang menarik

perhatian penonton. Remaja Indonesia yang menyukai budaya Korea tidak

terlepas dari perubahan gaya hidup mereka, cara berpakaian dan bahasa

mereka. Mereka juga lebih konsumtif untuk membeli pernak-pernak yang

berbau Korea. Media sosial mereka juga lebih luas karena hanya dengan

media sosiallah mereka dapat bertemu dan berinteraksi dengan idola

mereka.

C. LANDASAN TEORI

Penulis menggunakan teori sosial postmodern dari Jean

Baudrillard. Dalam buku Teori Sosiologi oleh Ritzer (2012; 1087) Jean

Baudrillard melihat masyarakat kontemporer atau masyarakat saat ini tidak

lagi didominasi oleh produksi, namun oleh media, model sibenertika dan

sistem pengendali informasi hiburan dan industri pengetahuan telah dan

lain sebagainya. Dapat dikatakan masyarakat telah bergeser dari

masyarakat yang didominasi oleh mode produksi menuju masyarakat yang

dikontrol oleh kode produksi. Tujuannya telah beralih dari eksploitasi dan

laba ke arah dominasi oleh tanda dan sistem yang menghasilkannya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Cara lain yang ditempuh Baudrillard, menggambarkan dunia

postmodern bahwa dunia ini ditandai oleh simulasi, ketika pemisahan

antara tanda dengan realitas mengalami implosi, sulit memperkirakan hal –

hal yang riil dari hal – hal yang menyimulasikan hal – hal riil. Baudrillard

menggambarkan dunia ini sebagai Hipperealitas. Sebagai contoh, media

mulai tidak lagi menjadi cermin realitas melainkan menjadi realitas atau

bahkan lebih riil dari realitas (Ritzer, 2009 : 678 ).

―Hipperealitas adalah efek, keadaan atau pengalaman kebendaan

dan atau ruang yang dihasilkan dari proses tersebut‖ ( Piliang, 2003 : 150

).

Baudrillard mengungkapkan bahwa apa yang direproduksi dalam

dunia hiperealitas tidak saja realiitas yang hilang, tetapi juga dunia tak

nyata : fantasi, mimpi, ilusi, halusinasi atau science fiction. Hipperealitas

adalah duplikat atau kopi dari realitas yang didekodifikasikan ( Piliang,

2003 : 152).

Bagi Baudrillard , tidak ada tempat yang lebih hipperealis selain

padang pasir, dan padang pasir ini adalah Amerika, Ini, tentunya hanya

sebuah metafora yang digunakan Baudrillard untuk menerangkan aspek –

aspek halusinasi , khayalan dan fatamorgana yang telah menguasai

kebudayaan Amerika. Di tengah pasir, seseorang dapat menyaksikan citra

– citra fatamorgana — citra – citra yang segera menghilang tatkala

seseorang mendatanginya secara lebih dekat. Hal yang sama dapat

dijumpai tatkala seseorang berada di depan televisi, film 3D, video, video

game dan kini virtual reality lewat computer. Totalitas hidup seseorang (

kegembiraan, kesedihan, kesukaan, keberanian dan sebagainya) secara tak

sadar terperangkap di dalam dunia hiperealisme media, namun apabila

seseorang tersebut mencoba melihat media dengan kesadaran, maka ia

akan menyadari bahwa apa yang ia saksikan tak lebih dari sebuah fantasi,

fiksi, atau fatamorgana sebuah kesemuan (Piliang, 2003 : 152 – 153 ).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Kalimat di atas dapat diuraikan bahwa Media, menjadikan manusia

tenggelam dalam hipperealitas. Manusia mengalami sesuatu yang melebihi

realitas dan semakin lama kehilangan realitas atau kehidupan sebenarnya

yang riil. Contohnya ketika seseorang menonton sinetron atau drama di

televisi. Ia tidak berinteraksi dengan siapapun, tetapi ia dapat menghayati

isi cerita dalam sinetron tersebut misalnya ia menangis ketika cerita itu

menyedihkan atau tertawa ketika ceritanya lucu seperti halnya ia menangis

dan tertawa di dunia nyata atau realitas. Baudrillard juga mengungkapkan

bahwa realitas dan hipperealitas sulit dibedakan dan bahkan hipperealitas

dapat melebihi realitas sebenarnya. Contohnya adalah ketika seorang anak

bermain permainan ( game ) jenis First Person Shooter yaitu model

permainan perang dengan tampilan tangan dan senjata perang, istilahnya

game tembak menembak. Di kehidupan sebenarnya anak tersebut tidak

pernah mengikuti perang dan membunuh orang bahkan anak tersebut tidak

mampu mengoperasikan senjata, tetapi dalam game itu, hanya dengan

memencet beberapa tombol ia bisa menembak, mengisi peluru,

menggunakan strategi berperang dan lain – lain sampai pada membunuh

musuh yang dianggap sebagai suatu kesenangan. Tanpa disadari anak

tersebut tenggelam dalam kehidupan yang tidak nyata karena ketagihan

dalam fantasi dan imajinasi yang disajikan game tersebut dan lambat laun

mulai kehilangan kehidupan nyata atau riil dimana ia biasa bermain

dengan teman – temannya.

Simulasi (simulation) adalah proses penciptaan bentuk nyata

melalui model-model yang tidak asal-usul atau referensi realitasnya,

sehingga menampakan manusia membuat yang supernatural, ilusi, fantasi,

khayalan menjadi tampak nyata. Simulakrum (simulacrum) adalah sebuah

duplikasi dari duplikasi, yang aslinya tidak pernah ada, sehingga

perbedaan antara duplikasi dan asli menjadi kabur. Tanda (sign) adalah

unsur dasar dalam semiotika dan komunikasi, yaitu segala sesuatu yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

mengandung makna, yang mempunyai dua unsur, yaitu penanda (bentuk)

dan petanda (makna) (Piliang, 2003: 21).

Simulasi adalah pola yang merajalela pada tahap sekarang yang

dikontrol oleh kode. Simulasi sebagai model produksi penampakan dalam

masyarakat konsumen, menurut Baudrillard, tidak lagi berkaitan dengan

duplikasi ada (Being) atau substansi dari sesuatu yang diduplikasi,

melainkan penciptaan melalui model-model sesuatu yang nyata yang tanpa

asal usul atau realitas, hyperealitas (Piliang, 2003:132).

Referensi dari duplikasi bukan lagi sekadar realitas, melainkan apa

yang tidak nyata-yaitu fantasi. Oleh karena fantasi dapat disimulasi

menjadi (seolah-olah) nyata, maka perbedaan antara realitas dan fantasi

sebenarnya sudah tidak ada (Piliang, 2003:132).

Melalui model produksi simulasi, tidak saja dapat dihasilkan objek-

objek hipereal, akan tetapi juga dapat dilakukan proses kompresi,

dekonstruksi, dan rekonstruksi ruang, sehingga memampukan manusia

mengalami pengalaman ruang yang baru yaitu ruang simulacrum. Objek-

objek simulasi-simulakrum-tak lebih dari facsimile dari petanda fiksi atau

petanda yang hilang-kembarannya (lihat sebagai contoh King Kong, atau

Terminator II, Superman, dan sebagainya). Petanda dari simulacrum

adalah fantasi, ilusi, atau nostalgia (kita harus membedakan simulasi

dengan realisme atau mimesis, karena yang belakangan masih berkaitan

dengan representasi) (Piliang, 2003:133).

Bagi Baudrillard, simulasi adalah proses atau strategi intelektual,

sedangkan hiperealitas adalah efek, keadaan, atau pengalaman kebendaan

dan atau ruang yang dihasilkan dari proses tersebut. Awal dari era

hiperealitas, menurut Baudrillard, ditandai dengan lenyapnya petanda, dan

metafisika representasi; runtuhnya ideologi, dan bangkrutnya realitas itu

sendiri, yang diambil alih oleh duplikasi dari dunia nostalgia dan fantasi,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

atau, (realitas) menjadi realitas pengganti realitas, pemujaan (fetish) objek

yang hilang bukan lagi objek representasi, akan tetapi ektase penyangkalan

dan pemusnahan ritualnya sendiri (Piliang, 2003:135).

Dunia hiperealitas adalah dunia yang disarati oleh silih bergantinya

reproduksi objek-objek simulacrum-objek-objek yang murni penampakan,

yang tercabut dari realitas sosial masa lalunya, atau sama sekali tak

mempunyai realitas sosial sebagai referensinya (Piliang, 2003:136).

Kaitan teori dalam penelitian ini adalah ketika apa yang para

remaja sukai ketika mereka melihat artis Korea merupakan penjelmaan

sebagai sosok yang secara tidak langsung mereka kagumi. Mereka hanya

bisa menjumpai artis Korea ini hanya sebatas melalui media sosial.

Banyak berita yang memberitakan kegiatan mereka sehari-hari, apa yang

sedang mereka lakukan, dan berbagai foto tiap harinya dapat mereka

dapatkan dengan mudah hanya dengan mengikuti fanpage yang ada di

facebook, twitter, instagram, line, dan media sosial yang lainnya. Tidak

sedikit artis Korea yang memiliki akun sosial pribadi. Hal ini menjadi

semakin mudahnya para fans berinteraksi dengan idola mereka.

Tidak hanya foto dan berita yang bisa mereka lihat. Para artis

Korea juga mengunggah berbagai video aktivitas mereka melalui youtube,

vapp dan media sosial berbasis video lainnya. Para Kpopers biasanya tidak

hanya melihat music video artis mereka. Music video hanyalah hal biasa.

Mereka akan semakin menyukai para artis Korea jika mereka sudah

melihat bagaimana karakter dan tingkah laku mereka melalui acara reality

show atau berbagai video yang menunjukkan aktivitas mereka.

Dalam berbagai video yang mereka lihat dan melihat bagaimana

tingkah laku para idola mereka, para Kpopers ini tidak sedikit yang meniru

apa yang mereka lakukan dan mereka terapkan dalam kehidupan nyata

sehari-hari. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, make up apa yang mereka

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

kenakan. Tidak hanya benda yang mereka tirukan, akan tetapi berbagai

kebiasaan maupun gaya mereka berbicara atau melucu.

Kpopers biasanya didominasi oleh para remaja putri. Banyaknya

boyband Korea yang memiliki wajah tampan dan mempunyai karakter

yang unik, membuat para remaja ini memiliki seorang sosok baru yang

mereka jadikan patokan sebagai pria idaman. Ketika mereka melihat para

artis Korea muncul di layar kaca, mereka akan tersenyum sendiri bahkan

berteriak kegirangan. Mereka juga akan menangis jika terjadi hal buruk

para artis idola mereka.

Perilaku dan perasaan seperti inilah yang akan penulis kaitan

dengan teori postmodern oleh Jean Baudrillad. Ketika para Kpopers

menganggap bahwa artis idola mereka sebagai realita yang mereka jumpai

di dunia nyata. Padahal para kenyataannya mereka sehari-harinya hanya

menjumpai mereka di dunia maya dan hanya menonton mereka lewat

video. Mereka tidak bisa menjumpai artis idola mereka kecuali mereka

menonton pertunjukan mereka seperti konser, fan meet ataupun kunjungan

lainnya. Itupun jika mereka membeli tiket atau memliki akses untuk

menemui mereka.

Mereka terlalu menanggapi apa yang terjadi pada artis idola

mereka. Setiap hari, setiap jam mereka buka sosial media dan mencari tahu

apa yang sedang terjadi. Media sosial menjadi sangat penting peranannya

untuk bisa melihat idola mereka. Intensitas para Kpopers mengakses

media sosial dan terus berinteraksi dengan sesama penggemar Korea

mengakibatkan mereka teralinasi sendiri oleh dunia nyatanya. Apa yang

mereka perbincangkan sehari-hari dengan teman hanyalah tentang artis

Korea. Apa yang sedang mereka lakukan, kekonyolan apa yang mereka

lakukan, lagu apa yang baru saja muncul dan lain sebagainya.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Para Kpopers ini seolah-olah lupa akan dunia nyatanya yang tidak

hanya sebatas tentang idola mereka. Dalam kehidupan nyata mereka,

mereka tertawa dan menangis karena idola mereka. Mereka terjebak di

dalam emosi yang mereka lihat di sosial media yang memuat kabar dari

artis Korea. Artis Korea yang hanya bisa mereka lihat lewat dunia maya

seolah-olah menjadi seseorang yang sangat mempengaruhi hidup mereka

sampai di dunia nyata. Bahkan dunia maya mereka bisa lebih nyata

daripada dunia nyata.

Mereka berkhayal bisa memiliki seorang pendamping seperti apa

yang mereka sukai seperti idola mereka. Khayalan mereka tidak hanya

sebagai pendamping, ada juga hanya sebatas teman, sahabat, bahkan ada

juga yang lebih ekstrim seperti khayalan layaknya hubungan suami istri.

Mereka akan sangat menyukai jika ada kembaran atau orang yang sedikit

mirip dengan artis idola mereka yang mereka temui di dunia nyata.

Biasanya ada orang atau sekelompok orang yang mengikuti gaya para artis

Korea dan menunjukkannya di depan umum. Biasanya ini terjadi di

kalangan boyband. Banyak sekali kopian dari boyband Korea. Kopian

yang biasa mereka lakukan adalah dengan menari dan berpakaian

selayaknya boyband Korea.

Hal ini sangat menarik minat Kpopers yang tidak bisa melihat

boyband yang asli. Setidaknya mereka merasakan atmosfer ketika

menonton konser dengan penonton yang banyak dan dengan yel-yel yang

biasa mereka ucapkan ketika konser. Dengan hiperialitas yang dialami

oleh para Kpopers ini, merupakan alasan mengapa peneliti ingin meneliti

tentang representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di

Kota Surakarta.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Salah satu dampak dari globalisasi adalah munculnya suatu budaya

populer yang mengakibatkan adanya suatu masyarakat subkultur. Banyak

media yang digunakan dalam mempopulerkan budaya pop Korea yaitu

berupa media film, drama, musik dan lagu, gaya berbusana, makanan,

pariwisata, dan lain-lain. Di dalam semua itu terdapat pengetahuan,

informasi, makna dan simbol-simbol tertentu. Salah satu kelompok terkena

dampak budaya pop biasa disebut dengan Kpopers. Pengetahuan dan

pemahaman mereka terhadap budaya pop Korea hanyalah sekedar sebuah

produk hiburan. Sehingga sikap Kpopers terhadap budaya pop Korea tidak

signifikan. Namun ketika Kpopers sudah mulai intensif dan memahami

simbol-simbol yang ada di dalam budaya pop Korea, maka akan muncul

perubahan pengetahuan dan pemahaman baru terhadap budaya pop Korea.

Perubahan pengetahuan dan pemahaman Kpopers ini pada

akhirnya juga akan mengubah pemaknaan dan sikap Kpopers dalam

aktivitas kesehariannya. Perubahan sikap inilah yang akan memunculkan

perubahan tindakan para penggemar budaya pop Korea dalam kehidupan

sehari-harinya. Hal ini terutama akan terlihat jelas pada suatu komunitas.

Suatu wadah dimana di dalamnya memilki kesukaan yang sama.

Bagaimana mereka akan mewujudkan gagasan yang ditampilkan budaya

pop Korea dalam komunitas dan bagaimana simbol yang ditampilkan

budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN ... · A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi ... atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain di luar

Bagan II. 1: Kerangka Berpikir

Dimensi

Internal

Kpopers (Masyarakat

Subkultur)

Perwujudan gagasan

yang ditampilkan

budaya pop Korea

dalam komunitas

Universe Cover Ease

Entry (U-Cee) di Kota

Surakarta

Simbol yang

ditampilkan budaya

pop Korea dalam

masyarakat subkultur

di Kota Surakarta

Dampak

Dimensi

EKsternal

Representasi budaya pop

Korea dalam masyarakat

subkultur di Kota Surakarta