makalah kerangka konseptual

29
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban (accountability) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas dengan entitas lain. Untuk itu, tuntutan penyediaan informasi termasuk informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan. Di dalam dunia bisnis (commercial), akuntansi telah berkembang secepat perkembangan bisnis itu sendiri. Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan. Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme mencuat karena lemahnya akuntabilitas. Banyak demontrasi yang menuntut akuntabilitas keuangan di beberapa negara. Kasus jatuhnya pemimpin pemerintahan, seperti di Philipina, lebih disebabkan oleh lemahnya akuntabilitas keuangan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Transparancy International, Akuntansi Pemerintahan| 1

Upload: rahadian77

Post on 17-Dec-2015

71 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ASP

TRANSCRIPT

BAB IPendahuluan

1.1 Latar BelakangDalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban (accountability) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas dengan entitas lain. Untuk itu, tuntutan penyediaan informasi termasuk informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan. Di dalam dunia bisnis (commercial), akuntansi telah berkembang secepat perkembangan bisnis itu sendiri.Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan. Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme mencuat karena lemahnya akuntabilitas. Banyak demontrasi yang menuntut akuntabilitas keuangan di beberapa negara. Kasus jatuhnya pemimpin pemerintahan, seperti di Philipina, lebih disebabkan oleh lemahnya akuntabilitas keuangan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Transparancy International, Indonesia masih tergolong dalam sepuluh negara yang terkorup terbesar. Demikian juga, berdasarkan laporan dari Standard and Poor (S&P), Indonesia masih termasuk negara yang rawan korupsi sehingga mempengaruhi investasi dan bantuan asing.Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948. Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda. Memang, harus kita akui bahwa akuntansi pemerintahan Indonesia pada saat itu, bahkan sampai sekarang, banyak menggunakan sistem yang ditinggalkan Belanda.Perkembangan saat ini menyebabkan peran masyarakat yang diwakili oleh DPR semakin besar. Dengan adanya tuntutan transparansi sebagai hasil reformasi tahun 1998, Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat (disclaimer) atas Perhitungan Anggaran Negara (PAN) tahun anggaran 1999/2000 oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) merupakan "angka merah" dalam rapor pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu Akuntansi Pemerintahan?2. Apa saja ruang lingkup dan dasar hukum Akuntansi Pemerintahan?3. Bagaiman penyusununan dan pengertian kerangka konseptual Akuntansi Pemerintahan?

1.3 Tujuan Makalah1. Untuk mengetahui apa itu Akuntansi Pemerintahan2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan dasar hukum Akuntansi Pemerintahan3. Untuk mengetahui kerangka konseptual Akuntansi Pemerintahan

BAB IIPembahasan

2.1 Pengertian Akuntansi PemerintahanPengertian akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum. Akuntansi didefinisikan sebagai aktivitas pemberian jasa (service activity) untuk menyediakan informasi keuangan kepada para pengguna (users) dalam rangka pengambilan keputusan. Pengertian akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan menjadi suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut.Dengan diakuinya akuntansi pemerintahan di dalam disiplin akuntansi, akuntansi menjadi lebih variatif. Jika diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkupnya, akuntansi dapat dibagi menjadi dua, yaitu akuntansi mikro dan akuntansi makro. Akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis termasuk dalam akuntansi mikro, sementara akuntansi sosial dan national accounting termasuk dalam akuntansi makro.2.2 Tujuan Pemerintah dan Akuntansi PemerintahanSasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi bisnis. Seperti diketahui, organisasi bisnis bertujuan meningkatkan nilai perusahaan (value maximization) dengan meningkatkan laba dan arus kas hasil operasi (cash operating income) secara berkelanjutan (sustainable). Adapun pemerintah memiliki tujuan secara umum untuk menyejahterakan rakyat.Meskipun ada perbedaan antara tujuan akuntansi pemerintah dengan akuntansi bisnis namun secara khusus memiliki tujuan yang sama yaitu : 1. Akuntabilitas2. Manajerial 3. PengawasanMeskipun akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis merupakan akuntansi mikro, akuntansi pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini, sedangkan akuntansi bisnis relatif tidak banyak terpengaruh :1. Sistem PemerintahanSistem pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintahan. Di dalam sistem monarki atau kerajaan akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh raja jika dibandingkan dengan parlemen. Akan tetapi, di dalam sistem demokrasi parlementer atau presidetiel akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislatif yang mengalami check and balances.2. Sifat Sumber DayaSumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung dengan hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak, tidak mengharapkan kontra prestasi langsung dari kontribusinya tersebut. Berbeda dengan hal ini, pada akuntansi bisnis yang sumber dayanya terkait secara langsung dengan hasilnya, seperti adanya dividen.3. PolitikAkuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh politik. Sebagai contoh adalah anggaran yang sarat dengan aspek politik. Anggaran diartikan sebagai alat politik, maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi negosiasi politik antara lembaga legislatif yang terdiri dari wakil partai politik dan pemerintah (sebagai pemenang proses politik suatu jangka tertentu).2.3 Perbedaan Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi BisnisAkuntansi pemerintahan memiliki karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan akuntansi bisnis. Untuk memudahkan dalam memahami karakteristik akuntansi pemerintahan, ada baiknya dibandingkan dengan akuntansi bisnis yang telah banyak dipahami sebelumnya.

Gambar 2.1Perbedaan Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Bisnis2.4 Ruang Lingkup Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan mempunyai 4 (empat) pilar utama, yaitu :2.4.1 Manajemen Dari sisi kebijakan publik, sektor publik dipahami sebagai tuntutan pajak, birokrasi yang berlebihan, pemerintahan yang besar dan nasionalisasi versus privatisasi. Jadi sektor publik disebut bidang yang membicarakan metode manajemen Negara. Bidang manajemen merupakan bidang akuntansi sektor publik yang mengupas akuntansi dari sisi internal organisasi. Untuk itu bidang-bidang yang terkait dengan akuntansi sektor publik dari sudut pandang manajemen meliputi : akuntansi manajemen sektor publik, pengendalian sektor publik, dan anggaran sektor publik

2.4.2 Akuntansi Dari beberapa literatur disebutkan bahwa pengertian akuntansi tidak hanya sekedar melakukan pembukuan pencatatan transaksi saja, tetapi juga merupakan wahana pelayanan jasa yang berfungsi mempersiapkan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan bagi pemakai laporan keuangan. Di samping untuk organisasi bisnis yang berorientasi pada laba (profit oriented) akuntansi bisa diterapkan juga pada organisasi sektor publik seperti di pemerintahan pusat dan daerah, badan layanan umum, yayasana, lembaga swadaya masyarakat, BUMN/BUMD, rumah sakit serta organisasi nirlaba lainnya.Bidang akuntansi difokuskan pada pelaporan ke pemakai eksternal organisasi sektor publik. Untuk itu bidang-bidang yang terkait dengan akuntansi sektor publik dari sudut pandang Akuntansi meliputi : teori akuntansi dan sistem akuntansi.2.4.3 PembelanjaanStrategi membangun organisasi tidak hanya dilakukan dalam organisasi bersifat privat tetapi juga dilakukan pada organisasi sektor publik. Pemerintahan sebagai salah satu organisasi sektor publik mempunyai pengaruh besar pada kebijakan kegiatan bisnis yang dijalankan organisasi seperti menilai syarat infrastruktur fisik dan sosial, kebijakan fiskal dan moneter, kebijakan perdagangan, kebijakan investasi, kebijakan industri, dan lain sebagainya. Jadi investasi atau pembelanjaan merupakan unsur penting dalam membangun dan mengembangkan suatu daerah.2.4.4 Audit Pengaturan tentang audit keuangan negara telah diatur dalam salah satu pasal di UUD 1945. tetapi dalam prakteknya masih terjadi benturan tentang kelembagaan audit. Organisasi audit sektor publik adalah organisasi sektor publik yang mempunyai rincian tugas untuk melakukan pemeriksaan praktek keuangan dan kepatuhan hukum atau prosedur dari berbagai organisasi sektor publik. Ini artinya setiap unit kerja dapat berubah menjadi lembaga auditor sewaktu-waktu. Hal ini kurang baik dari sisi kompetensi profesional, tetapi perjalanan birokrasi pemerintah lebih ditentukan oleh hukum atau keputusan lembaga yang lebih tinggi, artinya faktor politik masih sangat kental dalam penunjukan suatu lembaga auditor. Bidang audit merupakan bidang yang dikembangkan sebagai prasarana pengendalian.2.5 Dasar Hukum Akuntansi PemerintahanAda beberapa dasar hukum dari Akuntansi Pemerintahan. Yaitu:1. Proses Pertumbuhan regulasi keuangan sektor publik 2. Undang-undang No 17 tahun 2003 : Keuangan Negara 3. Undang-undang No 1 tahun 2004 : Perbendaharaan Negara 4. Undang-Undang No 15 tahun 2004 : Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 5. Undang-Undang No 32 tahun 2004 : Pemerintah daerah 6. Undang-undang No 33 Tahun 2004 : Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah dan Pemerintah Daerah 7. PP RI No. 71 tahun 2010 : Standar Akuntansi Pemerintahan2.6 Syarat Akuntansi PemerintahanBeberapa syarat berikut ini harus dipenuhi oleh akuntansi pemerintahan sesuai dengan karakteristik dan bertujuan untuk memenuhi akuntabilitas keuangan negara yang memadai. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan suatu pedoman untuk akuntansi pemerintahan (A Manual for Governmental Accounting) yang dapat diringkas sebagai berikut :1. Dapat memenuhi persyaratan UUD, UU, dan peraturan lain.2. Dikaitkan dengan klasifikasi anggaran.3. Perkiraan-perkiraan harus diselenggarakan.4. Memudahkan pemeriksaan oleh aparat pemeriksaan.5. Sistem akuntansi harus terus dikembangkan.6. Perkiraan-perkiraan harus dikembangkan secara efektif.7. Sistem harus dapat melayani kebutuhan dasar informasi keuangan guna pengembangan, rencana, dan program.8. Pengadaan suatu perkiraan.2.7 Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan.Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:a. penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;b. penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar;c. pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar; dand. para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan. Dimana dalam kerangka konseptual ini membahas mengenai:1. tujuan kerangka konseptual;2. lingkungan akuntansi pemerintahan;3. pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;4. entitas akuntansi dan entitas pelaporan;5. peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar hukum;6. asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendata informasi akuntansi; dan7. unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.2.8 Lingkungan Akuntansi PemerintahanLingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Kerangka konseptual SAP menekankan perlunya mempertimbangkan ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan. Ciri-ciri penting tersebut meliputi :2.8.1 Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan Yang Diberikan1. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaanDalam bentuk NKRI yang berasas demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat. Rakyat mendelegasikan kekuasaan kepada pejabat publik melalui proses pemilihan. Sejalan denganpendelegasian kekuasaan ini adalah pemisahan wewenang di antaraeksekutif, legislatif, dan yudikatif.Sistem ini dimaksudkan untuk mengawasidan menjaga keseimbangan terhadap kemungkinan penyalahgunaankekuasaan di antara penyelenggara pemerintahan.Sebagaimana berlaku dalam lingkungan keuangan pemerintahan, pihak eksekutif menyusun anggaran dan menyampaikannya kepada pihak legislatif untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, pihak eksekutif melaksanakannya dalam batas-batas apropriasidan ketentuan perundang-undangan yang berhubungan dengan apropriasitersebut. Pihak eksekutif bertanggung jawab atas penyelenggaraankeuangan tersebut kepada pihak legislatif dan rakyat.2. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintahSecara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintahpropinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang lebih luascakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebihsempit. Adanya pemerintah yang menghasilkan pendapatan pajak ataubukan pajak yang lebih besar mengakibatkan diselenggarakannya sistem bagi hasil, alokasi dana umum, hibah, atau subsidi antar entitas pemerintahan.3. Adanya pengaruh proses politikSalah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Sehubungan dengan itu, pemerintah berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.4. Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintahWalaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas pelayanan yang diberikan, pada dasarnya sebagianbesar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak dalam rangkamemberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak yang dipunguttidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan pemerintahkepada wajib pajak. Pajak yang dipungut dan pelayanan yang diberikan olehpemerintah mengandung sifat-sifat tertentu yang wajib dipertimbangkan dalam mengembangkan laporan keuangan, antara lain sebagai berikut: Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela. Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, sepertipenghasilan yang diperoleh, kekayaan yang dimiliki, aktivitas bernilai tambah ekonomis, atau nilai kenikmatan yang diperoleh. Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan pungutan yang digunakan untuk pelayanan dimaksud sering sukar diukur sehubungan dengan monopoli pelayanan oleh pemerintah.Dengan dibukanya kesempatan kepada pihak lain untuk menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan pemerintah, seperti layanan pendidikan dan kesehatan, pengukuran efisiensi pelayanan oleh pemerintah menjadi lebih mudah. Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang diberikan pemerintah adalah relatif sulit.2.8.2 Ciri Keuangan Pemerintah Yang Penting Bagi Pengendalian1. Anggaran sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal, dan Alat PengendalianAnggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu lebih atau kurang dari setahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena: Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.2. Investasi dalam Aset yang Tidak Menghasilkan PendapatanPemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, seperti gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi. Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang hendak dicapai. Dengan demikian, fungsi aset dimaksud bagi pemerintah berbeda dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan menimbulkan komitmen pemerintah untuk memeliharanya di masa mendatang.2.8.3 Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Danauntuk Tujuan PengendalianAkuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkankeseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok dana umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.2.9 Pengguna dan Kebutuhan Informasi2.9.1 Pengguna InformasiLaporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah adalah :a. Masyarakatb. para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksac. pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjamand. pemerintah.Pemerintah harus memerhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

2.9.2 Kebutuhan InformasiInformasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Namun demikian, berhubung pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Selanjutnya, pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut.2.10 Entitas PelaporanEntitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri darisatu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturanperundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari:a. Pemerintah pusatb. Pemerintah daerahc. kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusatd. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.2.11 Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan2.11.1 Peranan Pelaporan KeuanganLaporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: Akuntabilitas Manajemen Transparansi Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity) Evaluasi Kinerja2.11.2 Tujuan Pelaporan KeuanganPelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:a. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan:b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.2.11.3 Komponen dan Dasar Hukum Laporan KeuanganLaporan keuangan pokok terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA); Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL); Neraca; Laporan Operasional (LO); Laporan Arus Kas (LAK); Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).Selain laporan keuangan pokok diatas, entitas pelaporan wajib menyajikan laporan lain dan/atau elemen informasi akuntansi yang diwajibkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory reports). Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negarab. Undang-undang di bidang keuangan negarac. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negarad. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerahe. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerahf. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerahg. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah.2.12 Asumsi Dasar dan Karakteristik Kualitatif Laporan KeuanganAsumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:1. Asumsi kemandirian entitasAsumsi kemandirian entitasr berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan metaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana atau tidak teriaksananya program yang telah ditetapkan.2. Asumsi kesinambungan entitasLaporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement)Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dmifai dengan satuan uang, Hal ini diperlukan agar memungkinkan diiakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: Relevan Andal Dapat dibandingkan Dapat dipahami2.13 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan KeuanganPrinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:a. Basis akuntansib. Prinsip nilai historisc. Prinsip realisasid. Prinsip substansi mengungguli bentuk formale. Prinsip periodisitasf. Prinsip konsistensig. Prinsip pengungkapan lengkaph. Prinsip penyajian wajar

2.14 Unsur Laporan KeuanganLaporan keuangan pemerintah terdiri dari :A. Laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.B. Laporan Finansial, terdiri dari: Neraca Laporan Operasional Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus KasC. Catatan Atas Laporan KeuanganMerupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.

2.15 Pengakuan Unsur Laporan Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.2.16 Pengukuran Unsur Laporan Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

BAB IIIKesimpulanPerkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat akuntansi bisnis. Salah satu penyebabnya adalah karakteristiknya yang tidak banyak mengalami perubahan. Akan tetapi, akhir-akhir ini tuntutan masyarakat menjadikan penting akuntansi pemerintahan. Semakin besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah, semakin besar pula tuntutan akuntabilitas keuangan yang semakin baik.Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi relatif diunggulkan terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.

DAFTAR PUSTAKAAkuntansi Sektor Publik. Universitas Widyatama.2010Muindro Renyowijoyo. Akuntansi Sektor Publik: akuntansi non laba. Mitra Wacana Media. 2008http://materikuliah-kita.wordpree.com/2012/06/kerangka-konseptual-akuntansiAkuntansi Pemerintahan| 3