makalah kerangka konseptual

22
A. Definisi Kerangka Konseptual Menurut Deegan (2006), definisi dari kerangka konseptual adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, dimana diharapkan untuk menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten. Definisi ini sesuai dengan pernyataan di dalam SFAC No. 8 (2010) yang disusun oleh FASB yaitu: The conceptual framework is a coherent system of interrelated objectives and fundamental that is expected to lead to consitent standard and that perscribethe nature , function and limits of financial accounting and reporting.” Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kerangka konseptual adalah sistem koheren dari tujuan yang saling berkaitan dan fundamental yang diharapkan dapat mengarah pada standar yang konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi serta batas-batas akuntansi keuangan dan pelaporan. Pernyataan tersebut juga tertuang di dalam buku Accounting Theory: Research, Regulation, and Accounting Practice yang ditulis oleh Gaffikin (2008). IASB (2010) menjelaskan secara lebih ringkas bahwa kerangka konseptual menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Hal ini selaras dengan pernyataan di dalam PSAK 2015 yaitu kerangka dasar (KDPPLK) merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para eksternal. B. Tujuan Kerangka Konseptual 1

Upload: gung-de-p-w

Post on 01-Feb-2016

852 views

Category:

Documents


106 download

DESCRIPTION

kerangka konseptual

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kerangka Konseptual

A. Definisi Kerangka Konseptual

Menurut Deegan (2006), definisi dari kerangka konseptual adalah suatu sistem

koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan,

dimana diharapkan untuk menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten.

Definisi ini sesuai dengan pernyataan di dalam SFAC No. 8 (2010) yang disusun oleh

FASB yaitu:

“The conceptual framework is a coherent system of interrelated objectives and

fundamental that is expected to lead to consitent standard and that perscribethe nature

, function and limits of financial accounting and reporting.”

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kerangka konseptual adalah sistem

koheren dari tujuan yang saling berkaitan dan fundamental yang diharapkan dapat

mengarah pada standar yang konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi serta batas-

batas akuntansi keuangan dan pelaporan. Pernyataan tersebut juga tertuang di dalam

buku Accounting Theory: Research, Regulation, and Accounting Practice yang ditulis

oleh Gaffikin (2008). IASB (2010) menjelaskan secara lebih ringkas bahwa kerangka

konseptual menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian

laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Hal ini selaras dengan pernyataan di dalam

PSAK 2015 yaitu kerangka dasar (KDPPLK) merumuskan konsep yang mendasari

penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para eksternal.

B. Tujuan Kerangka Konseptual

Pembuatan kerangka konseptual bertujuan untuk dijadikan sebagai sebuah

pedoman dan acuan oleh sebuah konstitusi dalam bertindak untuk menetapkan sebuah

standar. Tujuan kerangka konseptual menurut FASB (2010) yaitu untuk melayani

kepentingan publik dengan menyediakan struktur dan arah untuk akuntansi keuangan

dan pelaporan dalam memfasilitasi penyediaan informasi keuangan dan yang berkaitan.

Adapun tujuan kerangka konseptual menurut IASB (2010) yang terdiri dari:

1. untuk membantu Dewan dalam pengembangan masa depan SAK dan review

SAK yang ada;

2. untuk membantu Dewan dalam mempromosikan harmonisasi peraturan,

standar akuntansi, dan prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan

keuangan dengan menyediakan dasar untuk mengurangi jumlah perlakuan

akuntansi alternatif yang diizinkan oleh SAK;

1

Page 2: Makalah Kerangka Konseptual

3. untuk membantu penetapan standar nasional dalam mengembangkan standar

nasional;

4. untuk membantu pembuat laporan keuangan dalam menerapkan SAK dan

dalam menangani topik yang belum membentuk subjek dari IFRS;

5. untuk membantu auditor dalam menyatakan pendapat tentang apakah laporan

keuangan sudah mematuhi SAK;

6. untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi

dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan SAK; dan

7. untuk memberikan informasi tentang pendekatan dalam perumusan SAK

kepada pihak yang tertarik dengan pekerjaan IASB.

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menjelaskan tujuan

kerangka dasar yang digunakan sebagai acuan untuk:

1. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;

2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang

belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;

3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan;

4. para pengguna laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi

keuangan;

5. pihak lain yang tertarik dengan pekerjaan dari komite penyusun standar

akuntansi keuangan terkait informasi mengenai pendekatan penyusunan standar

akuntansi.

2

Page 3: Makalah Kerangka Konseptual

C. Komponen Kerangka Konseptual

Gambar 1: Deegan (2008), Komponen Kerangka Konseptual (berdasarkan IASC/IASB

framework)

Komponen kerangka konseptual terdiri dari definisi laporan keuangan, pengguna

laporan keuangan, tujuan umum laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan

keuangan, elemen laporan keuangan, dan pendekatan keuangan.

1. Definisi laporan keuangan

Laporan keuangan entitas merupakan laporan berisi informasi penting

mengenai entitas yang yang dibutuhkan oleh pengguna untuk mengetahui

bagaimana laporan suatu perusahaan. Definisi laporan keuangan yang

dijelaskan IASB (2010) adalah:

“Financial statements are prepared and presented for external users by

many entities around the world.”

Arti dari definisi laporan keuangan tersebut yaitu laporan keuangan

merupakan laporan yang disusun dan disajikan untuk pengguna eksternal oleh

banyak entitas di seluruh dunia.

3

Measurement basis and techniquesRecognition criteria

Elements of financial statements

Qualitative characteristics of financial statements

Underlying assumptions

Objectives of financial statements

Definition of users of accounts and their information needs

Definition of the reporting entity

Definition of financial reporting

Page 4: Makalah Kerangka Konseptual

2. Definisi entitas pelaporan

Menurut FASB (2010) tentang The Reporting Entity, mendefinisikan

entitas pelaporan sebagai daerah yang dibatasi oleh kegiatan ekonomi yang

informasi keuangannya memiliki potensi untuk bermanfaat terhadap investor,

debitur, dan kreditur yang ada maupun yang potensial, yang tidak dapat secara

langsung memperoleh informasi yang mereka butuhkan dalam membuat

keputusan tentang menyediakan sumber daya untuk entitas dan dalam menilai

apakah manajemen dan dewan perusahaan telah membuat penggunaan yang

efisien dan efektif dari sumber daya yang disediakan.

3. Pengguna laporan keuangan

Pengguna laporan keuangan utama (primary user) menurut IASB (2010)

dan FASB (2010) sama yaitu terdiri dari investor yang ada dan potensial,

lenders, serta kreditur lain. Selain itu, menurut IASB (2010) ada pengguna

laporan keuangan lain yaitu manajemen pelaporan entitas, regulator, dan

masyarakat. Pengguna laporan keuangan lain yang dijelaskan FASB (2010) di

antaranya adalah karyawan, manajemen, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan

masyarakat. Gaffikin (2008) menguraikan pernyataan SAC 2 bahwa ada

kategori kelompok pengguna yang terdiri dari penyedia sumber daya, penerima

barang dan jasa, pihak yang melakukan review atau pengawasan fungsi,

manajemen, dan badan-badan yang mengatur. Pengguna laporan keuangan

yang dijelaskan IAI (2015) dalam KDPPLK meliputi investor sekarang dan

investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha

lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.

4. Tujuan umum laporan keuangan

Tujuan umum laporan keuangan yaitu agar pihak eksternal dapat

mengakses kinerja manajemen perusahaan untuk memastikan bahwa sumber

daya yang dipercayakan kepada manajemen sudah digunakan sesuai ketentuan.

Selain itu, laporan keuangan juga bertujuan untuk memudahkan penggunanya

dalam mengambil keputusan. Tujuan tersebut diperkuat dengan penjelasan

IASB (2010) dan FASB (2010) yaitu:

“The objective of general purpose financial reporting is to provide

financial information about the reporting entity that is useful to existing and

potential investors, lenders, and other creditors in making decisions about

providing resources to the entity. Those decisions involve buying, selling, or

4

Page 5: Makalah Kerangka Konseptual

holding equity and debt instruments and providing or settling loans and other

forms of credit.”

Pernyataan tersebut berarti bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi keuangan mengenai pelaporan entitas yang bermanfaat

bagi investor potensial, lenders, dan kreditur lain dalam membuat keputusan

tentang penyediaan sumber daya entitas. Keputusan tersebut mencakup

pembelian, penjualan, atau holding equity, dan instrumen utang serta

penyediaan atau penetapan pinjaman dan bentuk lain dari piutang. IAI (2015)

menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomik.

5. Karakteristik kualitatif laporan keuangan

Menurut IASB (2010), karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah

jenis informasi yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan

(investor, lenders, dan kreditur lain) dalam pengambilan keputusan yang

didasarkan pada informasi yang tersedia dalam laporan keuangan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang dijelaskan di dalam Conceptual

Framework for Financial Reporting 2010 terdiri dari:

a.) Karakteristik kualitatif fundamental

1.) Relevan

Informasi keuangan yang relevan adalah informasi yang dapat

membuat perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pengguna

laporan keuangan. Informasi keuangan mampu membuat

keputusan berbeda jika memiliki nilai prediktif, nilai konfirmasi,

ataupun keduanya. Informasi keuangan mempunyai nilai prediktif

bila dapat digunakan sebagai masukan kepada pengguna untuk

memprediksi pengeluaran di masa mendatang. Sedangkan

informasi keuangan mempunyai nilai konfirmasi bila menyediakan

umpan balik mengenai evaluasi sebelumnya.

2.) Material

Materialitas merupakan aspek-aspek spesifik dari relevansi

berdasarkan sifat, besarnya, atau kedua item tersebut di mana

informasinya berkaitan dengan konteks laporan keuangan entitas

5

Page 6: Makalah Kerangka Konseptual

individu. Informasi yang material berarti informasi yang dapat

mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan yang dibuat

berdasarkan informasi keuangan. Menurut Deegan (2006),

pertimbangan materialitas memberikan dasar untuk membatasi

jumlah informasi yang diberikan ke tingkat yang dipahami

pengguna laporan keuangan, sehingga materialitas bisa menjadi

masalah ketika digunakan sebagai pembenaran atas kegagalan

pengungkapan beberapa informasi yang mungkin dianggap

berpotensi membahayakan entitas pelapor.

3.) Penyajian secara jujur

Informasi yang disajikan secara jujur harus memenuhi

karakteristik lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan. Informasi

yang lengkap yaitu mencakup semua informasi yang diperlukan

bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami fenomena yang

digambarkan. Informasi yang netral berarti tanpa bias dalam

pemilihan atau penyajian informasi keuangan. Bebas dari

kesalahan berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam dalam

deskripsi fenomena dan proses yang digunakan dalam

menghasilkan informasi yang dilaporkan. Deegan (2006)

memberikan penjelasan terkait netralitas dalam kinerja perusahaan,

dimana apabila yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan

keuangan dipengaruhi oleh kepentingan pribadinya, maka akan

berdampak pada pemilihan metode akuntansi yang mengarah pada

hasil yang bisa menguntungkan bagi kekayaan pribadi mereka

sendiri. Selain itu, standar akuntansi dan kerangka konseptual yang

dikembangkan melalui konsultasi publik dapat dianggap

mengandung unsur politik sehingga mengakibatkan satu kelompok

memperoleh dampak yang lebih besar.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mengaplikasikan

karakteristik kualitatif fundamental, yaitu:

1.) Mengidentifikasi fenomena ekonomi yang berpotensi untuk

menjadi berguna bagi pengguna informasi keuangan laporan

entitas.

6

Page 7: Makalah Kerangka Konseptual

2.) Mengidentifikasi jenis informasi yang relevan dengan fenomena

yang ada.

3.) Menentukan apakah informasi yang tersedia sudah disajikan

secara wajar.

b.) Karakteristik kualitatif tambahan

1.) Dapat dibandingkan (Comparability)

Comparability adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi dan

memahami kesamaan serta perbedaan antar item. Hal ini menjadi

penting karena informasi tentang entitas akan menjadi lebih

berguna jika dapat dibandingkan dengan informasi yang sama

tentang entitas lain atau dengan informasi yang sama tentang

entitas sejenis dengan periode maupun tanggal yang bebeda.

2.) Dapat diverifikasi (Verifiability)

Proses verifikasi membantu meyakinkan pengguna bahwa

informasi sudah mewakili fenomena ekonomi. Verifikasi dapat

dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Verifikasi

langsung berarti memverifikasi jumlah atau representasi lain

melalui pengamatan langsung, misalnya dengan menghitung uang

tunai. Verifikasi tidak langsung berarti memeriksa input untuk

model, rumus, atau teknik lain dan menghitung ulang output

menggunakan metodologi yang sama. Contohnya adalah

memverifikasi jumlah tercatat persediaan dengan memeriksa input

(jumlah dan biaya) dan menghitung ulang persediaan akhir dengan

menggunakan asumsi arus biaya yang sama (misalnya

menggunakan FIFO).

3.) Ketepatan waktu (Timeliness)

Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk

pengambilan keputusan dalam waktu yang ditentukan untuk

mempengaruhi keputusan pengguna.

4.) Dapat dipahami (Understandability)

Laporan keuangan akan lebih mudah dipahami apabila dapat

mengklasifikasikan, mengkarakteristikan, dan menyajikan

7

Page 8: Makalah Kerangka Konseptual

informasi yang jelas serta ringkas. Laporan keuangan juga tidak

boleh memuat peristiwa yang rumit agar lebih mudah dimengerti.

Deegan (2006) menambahkan bahwa hal ini tidak berarti bahwa

informasi yang kompleks dan relevan dengan pengambilan

keputusan ekonomi harus dihilangkan dari laporan keuangan

hanya karena mungkin tidak dipahami oleh beberapa pengguna,

melainkan karena kerangka konseptual dikembangkan untuk

memandu pembuat standar akuntansi dalam pengaturan akuntansi,

sehingga karakter kualitatif dapat dipahami dilihat sebagai

persyaratan untuk pembuat standar dalam memastikan bahwa

standar akuntansi yang mereka kembangkan sudah menghasilkan

pengungkapan akuntansi yang dapat dimengerti.

Menurut Gaffikin (2008), karakteristik kualitatif laporan keuangan hanya

terdiri dari dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

Sedangkan Deegan (2006) hanya menjabarkan empat karakteristik kualitatif

utama yaitu keandalan (reliability), relevansi, dapat dipahami, dan dapat

dibandingkan. Menurutnya, tampak bahwa kerangka IASB memberikan

keunggulan yang lebih besar untuk keandalan dan relevansi daripada dapat

dipahami dan dapat dibandingkan.

Karakteristik kualitatif yang dijelaskan oleh IAI (2015) terdiri dari dapat

dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan. Berikut ini adalah

penjabaran dari keempat karakteristik kualitatif tersebut:

1.) Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna.

Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk

mempelajari informasi.

2.) Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat memengaruhi

keputusan ekonomik pengguna dengan membantu mengevaluasi

peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau

mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu. Di dalam kualitas

relevan terdapat kualitas materialitas.

8

Page 9: Makalah Kerangka Konseptual

3.) Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya

sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan

atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Dalam kualitas

keandalan terdapat kualitas penyajian jujur, substansi mengungguli

bentuk, netralitas, pertimbangan sehat, dan kelengkapan.

4.) Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas

antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja

serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

6. Unsur – Unsur Laporan Keuangan

7. Asumsi – Asumsi pada Laporan Keuangan

8. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Menurut IASB (2010), pengakuan adalah proses menggabungkan item yang

memenuhi definisi elemen dan memenuhi kriteria pengakuan ke dalam neraca

atau laporan laba rugi. Hal ini melibatkan penggambaran item dalam kata-kata

dan dengan unit moneter, serta masuknya jumlah tersebut dalam neraca atau

laporan laba rugi total. Item yang memenuhi kriteria pengakuan harus diakui

dalam neraca atau laporan laba rugi. Kegagalan untuk mengenali item tersebut

tidak diperbaiki dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan

ataupun dengan catatan penjelasan. Sedangkan dalam SFAC no 5, pengakuan

adalah proses formal mencatat atau memasukkan item ke dalam laporan

keuangan suatu entitas sebagai aset, kewajiban, pendapatan, beban, atau

sejenisnya. Pengertian yang berbeda juga dikemukakan oleh IAI (2015) yang

mendefinisikan pengakuan sebagai proses pembentukan suatu pos yang

memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan ke dalam neraca atau

laporan laba rugi.

Kriteria pengakuan menurut Deegan (2008), IASB (2010) dan IAI (2015):

a. besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset

tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan

9

Page 10: Makalah Kerangka Konseptual

b. item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal

(reliability).

Kriteria dasar pengakuan menurut SFAC no 5:

a. Terdefinisi: item tersebut memenuhi definisi dari elemen-elemen laporan

keuangan

b. Dapat diukur: memiliki atribut yang relevan dan dapat diukur dengan

keandalan yang mencukupi

c. Relevan: informasi tentang item tersebut dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan.

d. Dapat diandalkan: informasi disajikan secara jujur, terverifikasi, dan netral

Dalam menilai apakah suatu item memenuhi kriteria tersebut dan

memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan, hal yang perlu

dipertimbangkan adalah materialitas item tersebut. Keterkaitan antara unsur-

unsur menunjukan bahwa item yang memenuhi kriteria definisi dan

pengakuan untuk unsur tertentu, misalnya, aset, otomatis memerlukan

pengakuan unsur lain, misalnya, pendapatan atau kewajiban.

Berikut adalah jenis-jenis pengakuan pada unsur laporan keuangan:

a. Pengakuan Aset

Berdasarkan IASB (2010), suatu aset diakui di neraca apabila

kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke

entitas dan aset memiliki biaya atau nilai bahwa dapat diukur dengan

andal. Aset tidak diakui dalam neraca ketika pengeluaran telah terjadi

karena dianggap mustahil bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke

entitas melampaui periode akuntansi saat ini. Sebaliknya hasil transaksi

tersebut dalam pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

b. Pengakuan Liabilitas

Liabilitas diakui di neraca apabila ada kemungkinan bahwa arus

keluarnya sumber daya memiliki manfaat ekonomi akan terjadi karena

penyelesaian kewajiban kini dan jumlah penyelesaian dapat diukur dengan

andal. Dalam prakteknya, kewajiban di bawah kontrak yang sama-sama

10

Page 11: Makalah Kerangka Konseptual

secara proporsional belum terjadi (misalnya, kewajiban untuk persediaan

yang dipesan tetapi belum diterima) pada umumnya tidak diakui sebagai

kewajiban dalam laporan keuangan. Namun, apabila kewajiban tersebut

dapat memenuhi definisi kewajiban dan memenuhi kriteria pengakuan

dalam kondisi tertentu, mungkin memenuhi syarat untuk pengakuan.

Dalam keadaan seperti itu, pengakuan kewajiban memerlukan pengakuan

aset atau biaya terkait.

c. Pengakuan Penghasilan

Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika adanya

peningkatan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan

peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah timbul dan dapat diukur

dengan andal. Hal ini berarti, pada dasarnya, bahwa pengakuan

penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau

penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aset yang timbul dari

penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari

pelepasan hutang).

Prosedur biasanya diadopsi dalam praktek untuk mengakui

pendapatan, misalnya, persyaratan bahwa pendapatan harus diperoleh,

adalah aplikasi dari kriteria pengakuan dalam Kerangka Konseptual ini.

Prosedur tersebut umumnya diarahkan pada membatasi pengakuan sebagai

pendapatan untuk barang-barang yang dapat diukur dengan andal dan

memiliki tingkat kepastian yang memadai.

d. Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau

timbulnya peningkatan kewajiban yang dapat diukur dengan andal. Hal ini

berarti, pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan

kewajiban atau penurunan aset (misalnya, akrual hak karyawan atau

penyusutan peralatan). Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar

hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu

11

Page 12: Makalah Kerangka Konseptual

yang diperoleh. Proses ini disebut dengan pengaitan biaya dengan

pendapatan.

9. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Menurut IASB (2010), pengukuran adalah proses penentuan jumlah

moneter di mana unsur-unsur dari laporan keuangan harus diakui dan dicatat di

neraca dan laporan laba rugi. Hal ini melibatkan pemilihan dasar tertentu

pengukuran.

Macam-macam dasar pengukuran menurut IASB (2010) dan IAI (2015)

adalah sebagai berikut:

a. Biaya historis (historical cost). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau

setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan yang diberikan

untuk mendapatkan aset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat

sebesar jumlah yang diterima dalam pertukaran untuk kewajiban, atau

dalam beberapa keadaan (misalnya, pajak penghasilan), di sejumlah kas

atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi

kewajiban dalam kondisi normal bisnis.

b. Biaya kini (current cost). Aset dinilai sebesar kas atau setara kas yang

harus dibayar jika aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.

Liabilitas dinyatakan pada jumlah kas atau setara kas yang tidak

didiskontokan yang akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban

saat ini.

c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aset

dinyatakan sebesar kas atau setara kas yang dapat diperoleh saat ini

dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Liabilitas disajikan

sebesar nilai penyelesaian mereka; yaitu, jumlah yang tidak

didiskontokan atas kas atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan

untuk memenuhi liabilitas dalam kondisi normal bisnis.

d. Nilai sekarang (present value). Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk

bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang

diharapkan dapat memberikan hasil dalam kegiatan normal bisnis.

Liabilitas dicatat sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang

didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk

12

Page 13: Makalah Kerangka Konseptual

menyelesaikan kewajiban dalam kegiatan normal bisnis. Pada SFAC no

7 disebutkan juga bahwa tujuan dari menggunakan nilai sekarang dalam

pengukuran akuntansi adalah untuk menangkap, sejauh mungkin,

perbedaan ekonomi antara set estimasi arus kas masa depan. Tanpa nilai

sekarang, aliran uang tunai $ 1.000 hari ini dan arus kas $ 1.000 pada 10

tahun kemudian tampil sama. Karena nilai sekarang membedakan antara

arus kas yang mungkin tampak mirip, pengukuran berdasarkan nilai

sekarang dari estimasi arus kas masa depan memberikan informasi yang

lebih relevan daripada pengukuran berdasarkan jumlah tidak didiskonto

dari arus kas.

Dalam SFAC no 5, selain ke empat dasar pengakuan yang telah

disebutkan diatas, juga terdapat satu (1) jenis dasar pengakuan lainnya yaitu

nilai pasar kini (current market value). Beberapa investasi surat berharga

dilaporkan pada nilai pasar kini, yaitu sejumlah kas atau setara kas, yang dapat

diperoleh dengan menjual aset pada likuidasi normal. Nilai pasar kini juga

digunakan secara umum untuk aset yang diharapkan dijual pada harga yang

lebih rendah daripada nilai tercatatnya.

Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam

penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan

dengan dasar pengukuran yang lain.

10. Kendala Biaya (Cost Constraint)

Berdasarkan pada IASB (2010), biaya merupakan kendala yang dapat

menyebar luar pada informasi yang dapat disediakan oleh laporan keuangan.

Pelaporan informasi keuangan membutuhkan biaya dan besarnya biaya yang

dikeluarkan diharapkan sebanding dengan manfaat yang dihasilkan.

Penyedia informasi keuangan menghabiskan tenaga terbesar untuk

mengumpulkan, memproses, memverifikasi, dan menyebarluaskan informasi

keuangan, tetapi penguna akhirnya menanggung biaya-biaya dalam bentuk

pengurangan pengembalian. Pengguna informasi keuangan juga mengeluarkan

biaya untuk menganalisis dan mengintepretasikan informasi yang disediakan.

13

Page 14: Makalah Kerangka Konseptual

Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan disajikan secara jujur

dimaksudkan untuk membantu pengguna untuk membuat keputusan dengan

lebih percaya diri. Investor, debitur dan kreditur juga menerima manfaatnya

dengan terciptanya keputusan yang berlandaskan informasi. Tetapi, tidaklah

memungkinkan apabila laporan keuangan umum menyediakan semua

informasi yang dianggap relevan oleh pengguna.

14