kerangka konseptual akuntansi word

35
Kerangka konseptual akuntansi A. Pengertian Kerangka Konseptual Kerangka kerja konseptual (Conceptual framework) didefenisikan oleh FASB sebagai : ”kerangka kerja konseptual adalah suatu sistem oheren yang terdiri dari uuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.” 1. Pelaporan dan Statement Keuangan Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan harus dibedakan dengan statement keuangan. FASB menyatakan bahwa statement keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Statement keuangan merupakan ciri sentral pelaporan dan oleh karena itu menjadi batas lingkup pengakuan dan pengukuran. Penjelasan atau catatan atas statement keuangan menjadi bagian integral dari statement keuangan dasar. 2. Seperangkat Statement Keuangan Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan element statement keuangan akan menentukan jenis statement apa saja yang membentuk seperangkat penuh

Upload: razuki-ridwan

Post on 23-Oct-2015

152 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

TEORI AKUNTANSI

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka konseptual akuntansi Word

Kerangka konseptual akuntansi

A. Pengertian Kerangka Konseptual

Kerangka kerja konseptual (Conceptual framework) didefenisikan oleh

FASB sebagai : ”kerangka kerja konseptual adalah suatu sistem oheren yang

terdiri dari uuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi

landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta

batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.”

1. Pelaporan dan Statement Keuangan

Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan harus dibedakan dengan

statement keuangan. FASB menyatakan bahwa statement keuangan adalah media

utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Statement keuangan merupakan ciri

sentral pelaporan dan oleh karena itu menjadi batas lingkup pengakuan dan

pengukuran. Penjelasan atau catatan atas statement keuangan menjadi bagian

integral dari statement keuangan dasar.

2. Seperangkat Statement Keuangan

Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan element statement keuangan

akan menentukan jenis statement apa saja yang membentuk seperangkat penuh

statement keuangan. Sekelompok elemen akan membentuk jenis statement

keuangan tertentu. FASB menyatakan bahwa seperangkat penuh statement

keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut :

1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut

2. Laba untuk periode tersebut

3. Laba komprehensif untuk periode tersebut

4. Aliran kas selama periode tersebut

5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut

Page 2: Kerangka konseptual akuntansi Word

Informasi di atas tidak lain adalah informasi semantik yang termuat dalam

tujuan pelaporan 2 dan 3. Perbedaannya adalah bahwa informasi di atas dikaitkan

secara spesifik dengan seperangkat statemen keuangan sebagai satu kesatuan

penuh (lengkap). Tiap informasi tersebut harus dituangkan dalam satu jenis

statemen keuangan (individual financial statetment). Gambar di bawah ini

menunjukkan jenis statemen dan informasi semantik yang dikandungnya.

Jenis Statemen keuangan dan Informasi Yang Dikandung

Informasi Semantik Jenis Statemen Keuangan

Posisi Keuangan Statemen Posisi Keuangan (Neraca)

Laba Periode Statemen Laba-Rugi

Laba Komprehensif Statemen Laba/Penghasilan

Komprehensif

Aliran Kas Periode Statemen Aliran Kas

Investasi oleh dan distribusi ke

pemilik

Statemen Perubahan Ekuitas atau Laba

Ditahan

3. Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang

relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen

keuangan.

4. Pemakai dan Kepentingannya

FASB mengacu pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan

keuangan, yaitu:

owners, lenders, supplioers, potential investors and creditors, employees,

management, directors, customers, financial analysis and advisors, brokers,

underwriters, stock exchanges, lawyers, economists, taxing authorities, regulatory

authorities, legislators, financial press and reporting agencies, labor unions, trade

associations, business researchers, teachers and students, and the public.

Beragam kepentingan antara lain: pertanggungjawaban, kebermanfaatan

keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak,

Page 3: Kerangka konseptual akuntansi Word

pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan

pengukuran kinerja entitas.

Beberapa menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan

penyediaan informasi (pelaporan keuangan), yaitu:

Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang

mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan, atau

Menyediakan informasi untuk kelompokj pemakai tertentu yang

mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).

5. Aspek Sosial Tujuan Pelaporan

Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara

keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing

individual di dalamnya. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan

mengamati konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau

organisasi yang nyatanya terjadi. Dengan demikian, tujuan fungsional

merupakan tujuan normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan

kebijakan di tingkat nasional atatu organisasi. Sebagai kegiatan sosoial

(social activity), tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan misalnya

untuk:

1. Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien

2. Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi

3. Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien

4. Membantu para manajer dalam keputusan investasi

5. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan negara

6. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial

7. Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras

dengan tujuan sosial dan ekonomik negara

8. Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor,

dan pemegang saham.

Page 4: Kerangka konseptual akuntansi Word

Tujuan Bersama

Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan

individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Tujuan bersama

ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual

kemudian memilih tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat)

yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.

Tujuan Kelompok Dominan

Kelompok atau grup dominan adalah kelompok yang konsekuensi

keputusan atau tindakannya mempengaruhi secara kuat tidak relevan atau

dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial.

6. Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan Versi A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT)

Komite ini mendefinisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan

manfaatnya untuk:

1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan

sumber daya (alam, fisis, manusia, finansial) yang terbatas

2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu

organisasi secara efektif

3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan

kepada manajemen

4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.

Tujuan Versi APB No. 4

Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan dalam APB No. 4 secara

umum dinyatakan sebagai berikut:

Page 5: Kerangka konseptual akuntansi Word

The basic purpose of financial accounting and financial statements is to

provide financial information about individual business enterprises that is

useful in making economic decisions.

APB No.4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general

objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives).

7. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB

FASB menyatakan secara umum tujuan pelaporan yaitu “to provide

information that is useful in making business and economic decision.” Dengan

tujuan ini tersirat bahwa sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam dunia bisnis

dan perekonomian suatu negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan

pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa:

1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik,

hukum, politis, dan social tempat akuntansi diterapkan.

2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan

informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan

keuangan.

3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu

umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin

dipenuhi kebutuhan informasionalnya.

Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan

FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril (immutable) dari

lingkungan penerapan pelaporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan pelaporan

harus dikaitkan dengan tujuan social dan ekonomik negara. Tujuan pelaporan

FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan social di

Amerika. Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri:

1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy)

2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.

Page 6: Kerangka konseptual akuntansi Word

3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan

dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor (investor

owened business enterprises)

4. Pasar modal sebagai sarana pemenugan modal utama selain lembaga

keuangan.

5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah

(private ownership is honored); sumber daya produktif lebih banyak

dikelola oleh swasta/pribadi daripada oleh pemerintah dan pemerintah

bertindak sebagai regulator.

6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan

informasi public yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan

yang disediakan oleh tiap badan usaha.

7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai

melalui pengauditan oleh auditor independen.

Karakteristik dan Keterbatasan Informasi

Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu badan usaha membutuhkan

berbagai informasi relevan tentang badan usaha dan lingkungan bisnis dan

ekonomik tempat beroperasinya badan usaha. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh

karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang dapat disediakan.

Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan

melalui mekanisma pelaporan keuangan:

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan

industri atau ekonomi secara keseluruhan.

2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat

pendekatan(approximation) daripada hasil perhitungan yang pasti.

3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah

terjadi (historis).

4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh

mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.

Page 7: Kerangka konseptual akuntansi Word

5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost)

sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus

dilaporkan.

Fokus dan Cakupan Informasi

FASB lebih mendasarkan tujuan pelaporan atas dasar tujuan kelompok

dominan yang dalam hal ini adalah investor dan kreditor. Pertimbangan FASB

untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan umum diuraikan berikut:

1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan pada keperluan para pemakai

eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses

untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka

harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh

manajemen kepada mereka.

2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa

kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang

menguntungkan merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama

(common interest) dari berbagai pemakai informasi. Dengan kata lain,

meskipun lingkup tujuan pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai

dianggap banyak berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit.

3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk

melayani keputusan investasi dan kredit. Dengan kata lain, tujuan

pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan dan tidak hanya

untuk statemen keuangan.

Isi Tujuan Pelaporan

Page 8: Kerangka konseptual akuntansi Word

Tujuannya dituangkan dalam bentuk SFAC No. 1. Tiga rumusan tujuan

utama.

1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi

para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun

potensial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan

semacam yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang

mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis

dan economic dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup

tekun.

2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu

investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,

dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian

penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas

mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau

pinjaman. Dengan cara lain, pelaporan keuangan harus menyediakan

informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain

dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke

badan usaha bersangkutan.

3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya

ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut

(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke

entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian,

dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap

sumber daya tersebut.

FASB menjabarkan lebih lanjut posisi keuangan dan perubahannya dalam

bentuk butir-butir informasi yang harus disajikan yang relevan dengan keputusan

investasi dan kredit. Butir-butir tersebut (SFAC No. 1,prg. 41-45):

Page 9: Kerangka konseptual akuntansi Word

a. Economic resources, obligations and owners’equity

b. Enterprise performance and earnings

c. Liquidity, solvency, and funds flows

d. Management stewardship and performance

e. Management explanations and interpretations

8. Teori di Balik Tujuan Pelaporan FASB

Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata dalam kehidupan social dan

ekonomi kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan

pencapaian tujuan social dan ekonomik negara.

Pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan peminta dan pemasok

atau penyedia dana. Pasar modal merupakan suatu sistem pemenuhan kebutuhan

dana dan investasi yang terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas

bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan, investor, dan

kreditor dan melibatakan instrument keuangan dan surat berharga baik jangka

pendek maupun jangka panjang.

Mekanisma pasar dan pengakuan hak milik pribadi sebagai landasan

ekonomi mempunyai konsekuensi bahwa pemerintah tidak secara langsung

mengendalikan efisiensi alokasi sumber daya ekonomik. Informasi yang dibentuk

melalui standar akuntansi dapat mempengaruhi perilaku ekonomik sehingga

distribusi kemakmuran diharapkan dapat terjadi melalui tiga partisipan yaitu

investor dan kreditor sebagai pihak sasaran (intended users), pemakai laporan lain

yang tidak dituju secara langsung (free riders), dan manajemen sebagai pihak

yang menyampaikan dan menyiapakan informasi (reporting entity).

Dengan struktur ekonomi tersebut, laba, kemampuan melaba, dan

kemampuan menciptakan kas badan usaha dianggap sebagai indicator yang dapat

mempengaruhi perilaku para partisipan di pasar modal. Investor dan kreditor

menanamkan kekayaan dalam industri tertentu yang memproduksi barang dan jasa

untuk kepentingan masyarakat. Harapan investor adalah dana yang ditanamkan

akan berkembang yang berarti bahwa investasinya memberikan kembalian yang

memadai.

Page 10: Kerangka konseptual akuntansi Word

Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi

mempengaruhi keputusan investasi pada investor dan kreditor. Dengan

mekanisma pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha secara

keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Karena standar

akuntansi menetapkan informasi apa yang harus diungkapkan maka akuntansi

mempunyai pengaruh ekonomik terhadap kemakmuran partisipan melalui harga

sekuritas.

9. Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis

Tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi nonbisnis dimasukkan

sebagai salah satu komponen kerangka konseptual. FASB berargumen bahwa

karakteristik kedua kategori organisasi (bisnis dan nonbisnis) mengandung

persamaan dan perbedaan tetapi tidak perlu disusun dua kerangka konseptual

terpisah untuk masing-masing kategori organisasi.

Tujuan Utama (Primary Objective)

Pelaporan keuangan organisasi nonbisnis harus menyediakan informasi

yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun

potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke

organisasi tersebut.

Tujuan-Tujuan Spesifik (Specific Objective)

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para

penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam

menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk

terus menyediakan jasa-jasa tersebut.

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para

penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam

menilai bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melakasanakan

tanggung jawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.

Page 11: Kerangka konseptual akuntansi Word

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya,

kewajiban dan sumberdaya (asset) bersih organisasi, dan akibat-akibat dari

transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan ha katas

sumber daya tersebut.

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja

organisasi selama suatu periode. Pengukuran periodic perubahan-

perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi nonbisnis dan informasi

tentang upaya-upaya dan hasil jasa organisasi secara bersama

menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja

organisasi.

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana

organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain,

tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat

mempengaruhi likuiditas organisasi.

Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan-penjelasan dan

interpretasi-interpretasi untuk membantu para pemakai memahami

keuangan yang disediakan.

Pada mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut

sebagai nonbisnis:

1. Unit-unit kepemerintahan

2. Organisasi amal dan keagamaan

3. Institusi social

4. Organisasi swasta nonprofit

Dalam perkembangannya, unit-unit kepemerintahan dipisahkan dari lingkup

organisasi nonbisnis dan pelaporan keuangannya ditangani oleh Governmental

Accounting Standards Board (GASB).

Oleh karena itu, organisasi atau entitas tidak lagi dikategori menjadi bisnis dan

nonbisnis tetapi menjadi nonkepemerintahan dan kepemerintahan. Entitas

nonkepemerintahan meliputi entitas bisnis dan nonbisnis yang pelaporan

Page 12: Kerangka konseptual akuntansi Word

keuangannya berada dibawah jurisdiksi FASB sedangkan entitas kepemerintahan

meliputi pemerintah pusat dan daerah yang berada di bawah jurisdiksi GASB.

FASB mengidentifikasi ciri-ciri nonbisnis yang menjadikan tujuan peleporan

organisasi nonbisnis berbeda dengan organisasi bisnis.  Ciri-ciri tersebut adalah

(SFAC No. 4, prg. 6):

Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia dana yang

tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang

proporsional dengan sumber ekonomik yang diserahkan.

Tujuan operasi selain menyediakan/menjual barang dan jasa untuk

mendatangkan laba atau setara laba.

Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat

dijual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak yuridis

atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi/dibubarkan.

B. Karakteristik Kualitatif Informasi

Kerangka konseptual merupakan pedoman bagi penyusun standar untuk

memutuskan apakah suatu objek atau kajadian harus diwajibkan, melalui standar

akuntansi, untuk dilaporkan oleh badan usaha atau organisasi.

Ada dua tataran atau level kebijakan akuntansi yaitu tataran penyusun

standar dan tataran badan usaha secara individual. Karena merupakan konstitusi

yang harus diacu dalam pembuatan kebijakan akuntansi tersebut, maka rerangka

konseptual harus memuat kriteria untuk mengevaluasi apakah suatu objek layak

untuk dilaporkan dalam kaitannya dengan tujuan pelaporan keuangan.

Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya

dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan

keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness)

merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif. Oleh

karena itu, kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative

characteristics) atau kualitas (qualities) informasi akuntansi.

Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut: berpaut dengan

keputusan yang menjadi sasaran informasi; dipahami dan digunakan oleh

Page 13: Kerangka konseptual akuntansi Word

pemakai; dipercayai oleh pemakai.Kalau pemakai tidak dapat mencerna informasi

yang disajikan, akhirnya informasi akan menjadi tidak digunakan yang berarti

tidak bermanfaat kalau disediakan. Oleh karena itu, kualitas informasi juga harus

sepadan dengan kualitas pemakai (user-specific qualities).

1. Nilai Informasi

Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila

informasi tersebut:

Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa

lalu, sekarang, atau masa datang.

Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya

suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.

Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. 

2. Keterpahaman (Understandibiity)

Keterpahaman adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya

oleh pemakai. Dalam menetapkan tujuan, FASB menetapkan kriteria

kebermanfaatan atas dasar karakteristik pemakai dan informasi sekaligus sebagai

berikut (SFAC No. 1,prg. 34):

The information should be comprehensible to those who have a reasonable

understanding of business and economic activities and are willing to study the

information with reasonable diligence.

3. Keberpautan (Relevance)

Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan infformasi untuk

membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga

pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan

tujuan pelaporan keuangan, keberpautan adalah kemampuan informasi untuk

membantu investor, kreditor dan pemakai lain dalam menyusun prediksi-prediksi

Page 14: Kerangka konseptual akuntansi Word

tentang beberapa munculan (outcomes) dari kejadian masa lalu, sekarang, dan

masa datang atau dalam mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan-harapannya.

4. Nilai Prediktif (Predictive Value)

Sebagai unsur keberpautan, nilai prediktif adalah kemampuan informasi

untuk membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan-

harapan pemakai akan munculan/hasil suatu kejadian masa lalu atau datang akan

terjadi. Nilai prediksi disini adalah kemampuan informasi dalam memperbaiki

kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan prediksi.

5. Nilai Balik (Feedback Value)

Sebagai unsur kebarpautan, nilai balik adalah kemampuan informasi untuk

membantu pemakia dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan-harapan

pemakai di masa lalu. Jadi, nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk

dijadikan basis mengevaluasi apakah keputusan-keputusan masa lalu adalah tepat

dengan datangnya informasi tersebut.

6. Ketepatanwaktuan (Timeliness)

Sebagai aspek pendukung keberpautan, ketepatanwaktuan adalah tersedianya

informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi

tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.Dalam hal tertentu,

mengejar keberpautan dan ketepatanwaktuan untuk mencapai kebermanfaatan

harus dibarengi dengan mengorbankan kualitas lain yaitu keakuratan/presisi atau

keterandalan. Jadi, terdapat saling korban (trade-off) antara ketepatanwaktuan dan

keakuratan/reliabiltas untuk mendapatkan kebarmanfaatan.

7. Keandalan (Realiability)

Keandalan adalah kemampuan informasi untuk memberikan keyakinan

bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi akan mempunyai nilai yang

tinggi kalau pemakai mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap kebanaran

informasi.

8. Ketapatan Penyimbolan (Representational Faithfulness)

Page 15: Kerangka konseptual akuntansi Word

Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur

atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi. Dalam

akuntansi, fenomena yang ingin direpresentasi adalah kondisi fisis, kondisi

keuangan, dan kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik,

kewajiban keuangan, dan transaksi atau kejadian yang mengubah sumber

ekonomik dan kewajiban tersebut.Ketepatan penyimbolan dalam akuntansi

menyangkut dua hal yaitu ketepatan deskripsi atau definisional (misalnya aset,

kas, piutang, dan kewajiban) dan validitas pengukuran.

9. Keterujian (Verifiability)

Sebagai unsur keterandalan, keterujian adalah kemampuan informasi untuk

memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana

bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan peyimbolan

(kebenaran/validitas informasi).Secara ringkas, keterujian (verifiabilitas) adalah

kemampuan untuk meyakinkan bahwa informasi merepresentasi  apa yang

dimaksudkan untuk direpresentasi sesuai dengan konsensus atau bahwa cara

pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa kesalahan atau bias.

10. Kenetralan (Neutrality)

Sebagai unsur sekunder keterandalan, kenetralan adalah ketidakberpihakan

pada grup tertentu atau ketakberbiasan dalam perlakuan akuntansi.

Ketakberbiasan berarti bahwa informasi disajikan tidak untuk mengarahkan grup

pemakai tertentu agar bertindak sesuai dengan keinginan penyedia informasi atau

untuk menguntungkan/merugikan grup pemakai tetentu atau untuk menghindari

akibat/konsekuensi tertentu bagi sekelompok pemakai.

Sebenarnya, kebijakan akuntansi tidak hanya terjadi ditataran penyusuan

standar dan manajemen (badan usaha) tetapi ditataran yang lebih tinggi yaitu

perekayasa pelaporan yang menghasilkan rerangka konseptual. Kenetralan lebih

mempunyai arti penting bagi penyusun standar daripada bagi pelaksana standar

(penyusun laporan keuangan). Akan tetapi, makna kenetralan dan sikap netral

adalah sama untuk kedua pihak tersebut. Kenetralan berarti bahwa baik dalam

merumuskan atau mengimplementasikan standar, perhatian utama adalah

Page 16: Kerangka konseptual akuntansi Word

relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan bukan pengaruh standar

tersebut terhadap pihak pemakai tertentu.

11. Keterbandingan (Comparability)

Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi

bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para

pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat

fenomena ekonomik. Informasi tentang suatu badan usaha akan bertambah tingkat

kebermanfaatannya bila ia dapat dibandingkan dengan informasi yang serupa. Jadi

kebermanfaatan informasi tentang suatu objek akan meningkat jika informasi

tersebut dibandingkan dengan suatu patok duga (benchmark).

Dua hal atau lebih dapat dibandingkan kalau mereka mempunyai beberapa

karakteristik bersama sebagai basis perbandingan. Contohnya adalah asset,

pertumbuhan, ukuran dan lain sebagainya.

Perbandingan biasanya dengan menilai/mengukur karakteristik bersama

tersebut secara kuantitatif. Perbandingan akan bermakna hanya jika kuantitas

karakteristik bersama dihasilkan dengan dasar, standar, prosedur, atau metode

yang sama. Dalam akuntansi, bukan hanya unit pengukur yang sama yang

disyaratkan melainkan juga definisi yang sama tentang suatu objek. Artinya,

pengertian laba bagi perusahaan  satu harus sama dengan pengertian laba bagi

perusahaan lain yang dibandingkan.

Standar akuntansi dimaksudkan untuk menjamin bahwa kualitas

ketebandingan antarbadan usaha tinggi. Selain itu juga, memberikan keleluasaan

bagi badan usaha untuk memilih perlakuan akuntansi yang paling sesuai dengan

kondisi badan usaha. Sehingga terjadilah tarik menarik antara perlunya

keseragaman (uniformity) dan keragaman (diversity) perlakuan akuntansi.

Hendriksen dan Van Breda (1992, hlm. 142) menunjukan argumen para

pendukung masing-masing pendekatan.

Kualitas informasi yang sangat erat kaitannya dengan keterbandingan adalah

ketaatasasan atau konsistensi. Konsistensi ini meningkatkan keterbandingan di

dalam perusahaan. Akan tetapi jika dipertahankan berlebihan akan mengurangi

keberpautan informasi. Kalau perubahan memang membawa informasi menjadi

Page 17: Kerangka konseptual akuntansi Word

lebih baik kualitasnya, menjaga konsistensi dapat menghalangi kemajuan.  Jadi

pengungkapan mengatasi masalah konsistensi dalam hal terjadinya perubahan.

Namun, perubahan harus dipertimbangkan dengan masak atas dasar kos-benefit

sehingga saling tukar (trade-off) antara konsisitensi dan keberpautan informasi

memang benar-benar dapat dijustifikasi.

12. Materialitas (Materiality)

Tidak semua informasi disajikan dalam laporan keuangan, hal ini

disebabkan oleh  pertimbangan bahwa investor tidak tertarik pada informasi yang

tidak berpengaruh terhadap keputusannya atau karena jumlah rupiah informasi

akuntansi terlalu kecil untuk mempengaruhi keputusan. Oleh karena itu,

diperlukan batas bawah untuk menyaring informasi mana yang dianggap penting

dan tidak, sehingga perlu diakui atau tidak. Penting tidaknya informasi biasanya

dievaluasi atas dasar besar-kecilnya jumlah rupiah (magnitude) objek informasi

dibandingkan dengan jumlah rupiah objek keputusan. Pada umumnya, hal ini

diukur secara kuantitatif. Ambang batas (threshold) kuantitatif untuk menyaring

informasi untuk diakui adalah materialitas.

Materialitas adalah besar-kecilnya atau magnitude suatu penghilangan atau

penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa

pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebur

berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian

tersebut. Untuk menjadi material, mangnituda informasi harus dievaluasi

bersamaan dengan kondisi-kondisi yang melingkupi informasi tersebut.

13. Keterpautan dan Keterandalan

Keterpautan dan keterandalan keduanya harus melekat pada suatu informasi 

agar informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaatan akan hilang kalau salah satu

karakteristik tidak ada. Karakteristik ini juga menjadi criteria yang keduanya

harus dipenuhi dalam pengakuan informasi untuk disajikan dalam laporan

keuangan. Karena para pemakai yang berbeda mempunyai kepentingan dan

Page 18: Kerangka konseptual akuntansi Word

kebutuhan yang berbeda, dalam kondisi tertentu bobot yang diletakkan pada tiap

kerakteristik juga berbeda-beda. Sehingga di sini terjadi saling korban antara

keberpautan dan keterandalan.

Setelah batas atas (benefit > kos) dilewati dan informasi cukup material,

ambang keterandalan minimal harus ditetepkan dengan cukup wajar sehingga

laporan keuangan tetepa berisi informasi yang cukup layak berpaut dengan

keputusan para pemakai. Dengan demikian, laporan keuangan tetap bermanfaat,

dan keberpautan juga merupakan criteria pengakuan suatu pos untuk masuk

sebagai elemen laporan keuangan.

C. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

Elemen laporan keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk yang

sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau

merepresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat

membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus

menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut. Kegiatan badan usaha di sini

meliputi kondisi fisis dan nonfisis serta proses ekonomik badan usaha.

Bila laporan keuangan dianalogi dengan peta jalan, gambar jalan, lebar

gambar jalan, arah, nam jalan, dan jembatan yang tercetak dalam peta merupakan

elemen-elemen fenomena atau realitas fisis jalan dalam wilayah yang dipetakan.

Agar orang yang melakukan perjalanan tidak tersesat, maka informasi jalan dalam

peta harus terandalkan, dan harus berpaut dengan tujuan pembuatan peta. Peta

pariwisata, peta demografi, atau peta geologi jelas akan berbeda dengan peta

jalan.

Elemen laporan keuangan merupakan bahan pembentuk informasi

semantik yang dikandung laporan keuangan. Informasi semantic terdiri atas

elemen (objek), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Jadi elemen-elemen

laporan keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik yang ingin

disampaikan dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan

keuangan menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan akhirnya

menentukan banyaknya elemen laporan keuangan.

Page 19: Kerangka konseptual akuntansi Word

Informasi semantik harus mencakupi :

1. Posisi keuangan

2. Kemampuan menghasilkan laba

3. Kinerja manajemen

4. Pertanggungjawaban manajemen

Elemen – elemen yang harus disajikan untuk mempresentasikan informasi

semantik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aliran kas bersih masa datang ke badan usaha

2. Sumber daya ekonomik badan usaha

3. Klaim terhadap sumber ekonomik tersebut dari :

1. Entitas atau badan usaha lain

2. Pemilik

3. Perubahan elemen di atas akibat transaksi, kejadian, atau keadaan

Ada tiga jenis perubahan akibat transaksi, kejadian, atau keadaan, yaitu:

1. Perubahan yang tidak mempengaruhi ekuitas

2. Perubahan yang mempengaruhi ekuitas dan elemen lain

3. Perubahan yang hanya mempengaruhi ekuitas

1. Definisi Elemen

Definisi berkaitan dengan beberapa karakteristik utama elemen-elemen

statement keuangan. Definisi elemen merupakan penyaring atau criteria penting

pertama untuk menentukan isi statement keuangan. Untuk disajikan melalui

statement keuangan, suatu objek atau pos tidak cukup hanya memenuhi definisi

tetapi harus mengakui criteria pengakuan dan pengukuran. Berikut ini disajikan

definisi elemen-elemen yang diidentifikasikan FASB.

Page 20: Kerangka konseptual akuntansi Word

Asset adalah manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang

diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau

kejadian masa lalu.

Kewajiban adalah pengorbanan masa manfaat ekonomik masa dating

yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk

mentransfer asset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa

dating sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.

Ekuitas atau asset bersih adalah hak residual terhadap asset suatu entitas

yang masih tersisa setelah mengurangi asset dengan kewajibannya.

Investasi oleh pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha

sebagai akibat dari transfer ke entitas lain sesuatu yang bernilai untuk

mendapatkan atau menaikkan hak pemilikan atau ekuitas di dalamnya.

Distribusi ke pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha

sebagai akibat pentransferan asset, penyerahan jasa, dan penimbulan

kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik.

Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha

selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan

kondisi dari sumber-sumber nonpemilik.

Pendapatan adalah aliran msuk asset atau kenaikan asset lainnya pada

suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari

penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau

kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut

dari entitas tersebut.

Biaya adalah aliran keluar asset atau penyerapan asset lainnya pada suatu

entitas atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi

keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan

jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan

berlanjut dari entitas tersebut.

Untung adalah kenaikan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi

peripheral (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua

transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas

Page 21: Kerangka konseptual akuntansi Word

tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi

oleh pemilik.

Rugi adalah penurunan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi

peripheral atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi atau

kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali

penurunan sebagai akibat dari biaya atau distribusi ke pemilik.

Sepuluh elemen diatas disebut secara eksplisit oleh FASB dalam SFAC No. 2.

Aliran kas bersih terdiri atas tiga aliran berikut ini :

Aliran kas dari kegiatan operasi

Aliran kas dari kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan pendanaan

2.Perubahan Posisi Keuangan

Asset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah

akibat tiga hal, yaitu :

Kejadian (events) Adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang

mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas. Misalnya, suatu entitas

memasukkan bahan baku ke mesin pengolah (contoh kejadian internal) atau

membeli bahan baku (contoh kejadian eksternal).

 Keadaan (circumstances) Adalah suasana atau seperangkat kondisi yang

berkembang dari suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi

pada situasi yang tak terduga atau sulit diduga. Keadaan biasanya bersifat

random, tak terantisipasi, dan biasanya bersifat darurat atau istimewa.

Transaksi (transaction) Adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang

melibatkan transfer sesuatu yang bernilai (manfaat ekonomik masa datang)

antara dua entitas atau lebih. Untuk dapat disebut sebagai transaksi, suatu

kejadian harus melibatkan pihak luar.

Bila dilihat dari elemen ekuitas, perubahan-perubahan posisi keuangan akibat

tiga hal tersebut dapat dikategorikan menjadi :

Page 22: Kerangka konseptual akuntansi Word

1. Semua perubahan dalam asset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan

perubahan dalam ekuitas.

2. Semua perubahan dalam asset atau kewajiban yang dibarengi dengan

perubahan dalam ekuitas.

3. Perubahan dalam ekuitas yang tidak melibatkan asset atau kewajiban.

Jadi, secara konseptual, statement laba rugi dan statement perubahan ekuitas

sebenarnya merupakan lampiran dari neraca sehingga seperangkat penuh

statement keuangan akan saling berkaitan.

PENUTUP

Kesimpulan

Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat

masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi.

Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptualdan standar

akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatif terhadap

kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan

dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan

DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Edisi 3.

Yogyakarta: BPFE,2005

www. google.com