kerangka konseptual dan pelaporan keuanganb

21
KERANGKA KONSEPTUAL DAN PELAPORAN KEUANGAN, MANAJEMEN LABA,KONSEKUENSI EKONOMIS LAPORAN KEUANGAN I. Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan Tujuan Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. FASB (1978), mendefinisikan kerangka konseptual sebagai berikut : suatu system yang koheren tentang tujuan (objective) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan. Perlunya kerangka konseptual : a. Sebagai pedoman dalam menetukan standar akuntansi b. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu yang baru muncul c. Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan. d. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternative metode akuntansui yang ada.

Upload: suci-fikriani-apandoo

Post on 31-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

KERANGKA KONSEPTUAL DAN PELAPORAN KEUANGAN, MANAJEMEN LABA,KONSEKUENSI

EKONOMIS LAPORAN KEUANGAN

I.       Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan Tujuan

Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian

laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial

statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat

dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya

maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini

mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur

laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

FASB (1978), mendefinisikan kerangka konseptual sebagai

berikut : suatu system yang koheren tentang tujuan (objective) dan

konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat

menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan

pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan

pelaporan keuangan.

Perlunya kerangka konseptual :

a.       Sebagai pedoman dalam menetukan standar akuntansi

b.      Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi

apabila standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu yang baru

muncul

c.       Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam penyajian laporan

keuangan.

d.      Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai

alternative metode akuntansui yang ada.

Penjelasan istilah yang digunakan :

- Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai

’laporan keuangan’) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

- Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak

praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan

usaha yang memadai.

- Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan

Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:

(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK);

(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

- Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam

mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara

sendiri-sendiri maupun bersamasama, dapat memengaruhi keputusan

Page 2: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada

ukuran dan sifat dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan

dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan kondisi terkait.

Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan

dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu penilaian apakah suatu

kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat

dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan, dan

dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan

mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan

tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa ‘pengguna laporan

keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.’ Oleh karena

itu, penilaian tersebut perlu memerhatikan bagaimana pengguna

laporan dengan karakteristik tersebut diharapkan terpengaruh dalam

membuat keputusan ekonomi.

-       Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi

informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi

keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi

terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus

kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau

rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut

dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan dalam laporan keuangan.

-       Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban

(termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba

rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana

dipersyaratkan oleh SAK lainnya.

-       Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai

ekuitas.

-       Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk

komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.

-       Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke

bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam

pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode

sebelumnya.

-       Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu

periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain

perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik.

Tujuan Laporan Keuangan

Page 3: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari

posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

(a) aset;

(b) laibilitas;

(c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya

sebagai pemilik;dan

(f) arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat

dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan

dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal

waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-

komponen berikut ini:

(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;

(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode

(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d) laporan arus kas selama periode;

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan

akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi

secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangannya.

Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang

digunakan dalam Pernyataan ini.

Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan,

suatu kajian keuangan oleh manajemen yang menjelaskan

karakteristik utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan, dan

kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi. Laporan tersebut dapat

meliputi kajian mengenai:

Page 4: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

(a). Faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan kinerja

keuangan, termasuk perubahan lingkungan tempat entitas

beroperasi, tanggapan terhadap perubahan dan pengaruhnya, dan

kebijakan investasi untuk memelihara serta meningkatkan kinerja

keuangannya, termasuk kebijakan dividen;

(b). Sumber pendanaan entitas dan target rasio laibilitas terhadap

ekuitas; dan

(c). Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi

keuangan sesuai dengan`SAK.

Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan

keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai

tambah (value added statement), khususnya bagi industry dimana

faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi

industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna

laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan

tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.

Karakteristik Umum

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,

kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar

mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi,

peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria

pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika

diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan

secara wajar.

Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian

laporan keuangan secara wajar apabila memenuhi SAK terkait.

Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:

(a) memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan

PSAK 25. PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang

dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK

yang secara khusus mengatur suatu pos tertentu.

(b) menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian

rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal,

dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.

(c) memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan

persyaratan khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan

keuangan untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu,

peristiwa dan kondisi lain terhadap posisi keuangan dan kinerja

keuangan entitas.

Page 5: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang

tidak tepat baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang

digunakan atau pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan

atau materi penjelasan.

Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu PSAK

sesuai dengan paragraf 17, maka entitas mengungkapkan:

(a) bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas;

(b) bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait,

kecuali pos yang menyimpang dari ketentuan tertentu untuk

mencapai penyajian yang wajar;

(c) nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan,

termasuk perlakuan yang disyaratkan oleh PSAK tersebut, alasan

mengapa perlakuan tersebut akan memberikan pemahaman yang

salah dalam situasi tersebut sehingga akan bertentangan dengan

tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan perlakuan yang

diterapkan; dan

(d) untuk masing-masing periode yang disajikan, pengaruh

keuangan dari penyimpangan untuk

masing-masing pos dalam laporan keuangan yang seharusnya

dilaporkan sesuai dengan ketentuan tersebut.

Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu

PSAK pada periode sebelumnya, dan penyimpangan tersebut

berpengaruh terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan

pada periode berjalan, maka entitas membuat pengungkapan.

Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen

menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam

suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang

bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,

tetapi peraturan yang relevan melarang penyimpangan tersebut,

maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang

salah tersebut dengan mengungkapkan:

(a) nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa

manajemen menyimpulkan bahwa

kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan

pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan

keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan; dan

(b) untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian

terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang

Page 6: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang

wajar.

Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus

dari suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang

bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,

manajemen mempertimbangkan:

(a) alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi

tersebut; dan

(b) bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain

yang mematuhi persyaratan. Jika entitas lain dengan kondisi yang

sama menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi

yang dapat diperdebatkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan

tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang salah yang

bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Kelangsungan Usaha

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat

penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan

kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan

berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen

bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,

atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain

melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat

penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material

sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan

keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan

ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan

tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas

mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa

entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat

menggunakan asumsi kelangsungan usaha.

Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke

sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi

kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.

Dasar Akrual

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali

laporan arus kas.

Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas

mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan

Page 7: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut

memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsure unsur

tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan.

Materialitas dan Agregasi

Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis

yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang

mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak

material.

Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan

sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai

sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan

pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika

suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan

pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan

atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material

untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup

material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan

keuangan.

Saling Hapus

Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan

laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau

diijinkan oleh suatu PSAK.

Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas

serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi

komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba

rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna

laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan

kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas

entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan

substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto

setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan

keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih)

tidak termasuk kategori saling hapus.

PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan

mensyaratkan entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar

dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan

mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan rabat volume yang

diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga melakukan

transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan

dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi

tersebut dengan mengurangkan setiap pendapatan dengan beban

Page 8: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian

tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa lain.

Misalnya:

(a) entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset

tidak lancar, termasuk investasi dan asset operasional, dilaporkan

dengan mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan nilai

tercatat dan beban yang timbul dari pelepasan aset tersebut;

(b) entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan

ketentuan yang diakui sesuai dengan PSAK 57 dan diganti

berdasarkan perjanjian kontraktual dengan pihak ketiga (seperti

perjanjian garansi dari pemasok) dengan penggantian yang diterima.

Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul

dari suatu kelompok transaksi yang sejenis secara neto, misalnya

keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing atau

keuntungan dan kerugian yang timbul dari instrument keuangan

yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun, entitas

menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika

keuntungan atau kerugian tersebut material.

Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk

informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode

pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan

untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu

tahun,

sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan,

maka entitas mengungkapkan:

(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau

lebih pendek; dan

(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan

tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.

Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan

periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam

laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh

SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari

laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika

relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif

menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk

tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Jika

entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau

membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam

Page 9: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi

keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan

atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan

pada:

(a) akhir periode berjalan,

(b) akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode

berjalan), dan

(c) permulaan dari periode komparasi terawal.

Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada

laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan untuk

diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian

tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum

diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam

proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode

berjalan. Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya

ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya, dan

langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk

mengatasi ketidakpastian tersebut.

Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-

pos dalam laporan keuangan, maka entitas mereklasifikasi jumlah

komparatif kecuali reklasifikasi tersebut tidak praktis untuk

dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif, maka

entitas mengungkapkan:

(a) sifat reklasifikasi;

(b) jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa

pos yang direklasifikasi; dan

(c) alasan reklasifikasi.

Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk

dilakukan, maka entitas mengungkapkan:

(a) alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan

(b) sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah

tersebut direklasifikasi.

Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode

membantu pengguna dalam membuat keputusan ekonomi,

khususnya memungkinkan penilaian atas tren informasi keuangan

untuk tujuan prediksi.

PSAK 25 mengatur penyesuaian terhadap informasi

komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas melakukan perubahan

kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.

Konsistensi Penyajian

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan

antar periode harus konsisten kecuali:

Page 10: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

(a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi

entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas

bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat

untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk

penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau

(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau

review atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan

menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harus disajikan

secara berbeda. Namun demikian perubahan penyajian dapat

dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang

andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru

mempunyai kecenderungan akan dipergunakan seterusnya.

II.          Manajemen Laba

Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah

yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum

baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting

PrinciSP (GAAP).

Menurut sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba

menjadi dua, yaitu :

1.      Definisi Sempit.Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan

dengan pemilihan metode    akuntansi. Manajemen laba dalam artian

sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer  untuk bermain

dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan

besarnya laba.

2.      Definisi Luas. Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk

meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu

unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa

mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi

jangka panjang unit tersebut.

Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam

Merchan dan Rockness (1994) didefinisikan sebagai tindakan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba

yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai

keuntungan ekonomis  (economic advantage) yang sesungguhnya

tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan

tersebut bisa merugikan perusahaan. 

Sasaran Manajemen Laba

Page 11: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat  unsur-unsur laporan

keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen

laba yaitu :

         Kebijakan Akuntansi. Keputusan manajer untuk menerapkan suatu

kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan,

yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang

ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan

tersebut.

         Pendapatan. Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan

pendapatan.

         Biaya. Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau

menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya

(amortize or capitalize of investment).

Alasan dilakukan manajemen laba

         Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham

terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan eratdengan tingkat

perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena

tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen

dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.

         Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak

kreditor. Perusahaan yang terancam  default yaitu tidak dapat

memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya, perusahaan

berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat

meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan

memberi posisi  bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau

penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.

         Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan

modalnya terutama pada perusahaan go publik pada saat IPO.

Terjadinya Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan

oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut:

         Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan

manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan

dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan

juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari

para manajer.

         Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi

yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara

Page 12: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya

kebijakan tersebut.

         Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode

akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih

yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP).

III.       Konsekuensi Ekonomi Laporan Keuangan

Economic consequences adalah konsep yang menyatakan

bahwa, walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal

efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai

perusahaan.

Zeff (1978) mendefinisikan economic consequences sebagai impak

laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis,

pemerintah, dan kreditor.

Esensi definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat

mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain,

tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil keputusan

yang dibuat.

Economic consequences adalah konsep yang menyatakan

bahwa, walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal

efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal

efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki

konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun

tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.

Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan

akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan

suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan bagi

manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan

permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga

permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena

manajer dapat mengubah hasil operasi perusahaan sesungguhnya

dengan melakukan perubahan kebijakan akuntansi.

Economic consequences muncul karena perusahaan

melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif (executive

compensation) dan kontrak utang (debt contract). Kebijakan

akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang

penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber

informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai

signal tentang informasi dalam dari perusahaan.

Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar.

Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi

direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan akuntansi tersebut

berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences

Page 13: Kerangka Konseptual Dan Pelaporan Keuanganb

diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan

akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak

berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu,

economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal

efisien. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT)

adalah penjelasan terhadap adanya economic consequences.