kerangka konseptual & pelaporan keuangan, manajemen laba, konsekuensi ekonomis laporan keuangan

23
1. KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: 1. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya; 2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan; 3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan 4. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements, yang selanjutnya hanya disebut "laporan keuangan"), termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang- kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber 1

Upload: rhe-rhe-amelia

Post on 22-Jun-2015

78 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

jjjj

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

1. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan

keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai

acuan bagi:

1. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;

2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam

standar akuntansi keuangan;

3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan

4. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

financial statements, yang selanjutnya hanya disebut "laporan keuangan"), termasuk laporan keuangan

konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan

berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan.

Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama

informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan

dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti

prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka

dasar ini.

Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua jenis perusahaan komersial,

baik sektor publik maupun sektor swasta. Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang laporan

keuangannya digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai

sumber utama informasi keuangan perusahaan.

Struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada

proses penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa

tingkatan sebagai beikut:

1. Pada tingkatan teori tertinggi (Level 1)

Dalam kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan

1

Page 2: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

2. Pada tingkatan selanjutnya (Level 2)

Mendefinisikan dan mengidentifikasikan karakterisitik kualitatif dari informasi keuangan dalam

elemen laporan keuangan

3. Pada tingkat operasional yang lebih rendah (Level 3)

Berkaitan dengan prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan tentang pengukuran dan elemen

laporan keuangan

Kerangka konseptual memiliki manfaat yang sangat besar bagi pemakainnya. Manfaat dari

kerangka konseptual antara lain adalah untuk membangun dan menghubungkan badan pembuat konsep

dengan tujuannya, menyediakan kerangka kerja untuk memecahkan masalah-masalah praktis baru yang

2

Page 3: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

muncul (masalah yang belum ada standarnya), meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai

laporan keuangan tentang pelaporan keuangan, dan menaikkan daya banding laporan keuangan antar

perusahaan.

LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang disusun dan disajikan sekurang-

kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan juga

digunakan sebagai sumber utama informasi keuangan dank arena itu laporan keuangan tersebut

seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan para pemakai.

Laporan keuangan merupakan salah satu proses dari pelaporan keuangan, dimana laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Perusahan pelapor adalah perusahaan yang laporan keuangannya digunakan oleh pemakai yang

mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumber utama informasi keuangan perusahaan.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan dari laporan keuangan yakni menyediakan informasi yang berhubungan dengan posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang dapat bermanfaat begi

pengguna laporan tersebut sebagai pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Laporan keuangan

juga memperlihatkan bagaimana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah

dipercayakan kepada mereka sehingga mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan keuangan digunakan oleh pemakai yang berbeda-

beda yang disebut dengan stakeholder, meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan

kreditor usaha, pelaggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Beberapa

kepentingannya, meliputi :

1. Investor

Informasi keuangan digunakan untuk membantu mereka menentukan apakah harus membeli, menahan

atau menjual investasi tersebut. Perusahaan juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka

untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen

3

Page 4: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

2. Karyawan

Informasi keuangan digunakan untuk melihat stabilitas dan profitabilitas perusahaan, serta untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi Pinjaman

Tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman

serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor lainnya

Tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang

terhutang akan dibayar saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam

tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama

meraka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila mereka

terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas

perusahaan dan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)

dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

ASUMSI DASAR

1. Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan

entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan

asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau

menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain

melakukannya.

Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian

yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang

signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas

mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan

4

Page 5: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak

dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha. Jika selama

ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan

bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.

Dasar Akrual (Accrual Basis)

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berbasis

akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban

(unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk

unsure unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

Karakteristik kualitatif dari informasi keuangan mengidentifikasi jenis-jenis informasi yang paling berguna

bagi investor yang ada dan calon investor, pemberi pinjaman maupun kreditur lainnya untuk membuat

keputusan mengenai entitas pelaporan berdasarkan pada laporan keuangan yang telah disajikan.

Informasi keuangan akan berguna bagi investor yang ada dan calon investor, pemberi pinjaman maupun

kreditur lainnya maka informasi tersebut harus relevan dan disajikan dengan jujur.

Pengguna dari informasi akuntansi

Setiap pembuat keputusan menilai informasi apa yang berguna dan penilaian tersebut dipengaruhi oleh

faktor seperti keputusan yang akan dibuat, metode pembuatan keputusan yang akan digunakan, informasi

yang telah diperoleh dari sumber lainnya, dan kapasitas dari pembuat keputusan.

Kriteria Pervasif: Manfaat > Biaya

Biaya adalah kendala pervasif dari informasi yang dapat disediakan oleh laporan keuangan. Pelaporan

informasi keuangan memerlukan biaya sehingga penting untuk memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan

sebanding dengan manfaat dari pelaporan informasi tersebut.

Kualitas Fundamental

Karakteristik kualitatif fundamental adalah relevan dan penyajian yang jujur. Informasi keuangan akan

berguna bagi investor yang ada dan calon investor, pemberi pinjaman maupun kreditur lainnya maka

informasi tersebut harus relevan dan disajikan dengan jujur.

5

Page 6: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Relevan

Informasi keuangan yang relevan adalah informasi yang mampu untuk membuat perbedaan dalam

keputusan yang dibuat oleh pengguna informasi keuangan. Informasi mungkin akan mampu untuk

membuat perbedaan dalam sebuah keputusan sekalipun beberapa pengguna memilih untuk tidak

mengambil manfaat dari informasi tersebut atau telah mengetahui informasi tersebut dari sumber informasi

lainnya. Informasi keuangan akan mampu untuk membuat perbedaan dalam sebuah keputusan jika

informasi tersebut memiliki nilai prediktif dan confirmatory value. Nilai prediktif dan confirmatory value

saling berkaitan. Informasi yang memiliki nilai prediktif seringkali juga memiliki confirmatory value.

Nilai prediktif. Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat digunakan sebagai

suatu input dalam proses yang dilakukan oleh pengguna informasi untuk memprediksi hasil di masa depan.

Confirmatory value. Informasi keuangan memiliki confirmatory value jika informasi tersebut memberikan

umpan balik (mengonfirmasi atau mengubah) terhadap evaluasi sebelumnya.

Penyajian yang Jujur (Faithfull Representation)

Laporan keuangan menyajikan fenomena ekonomi dalam huruf dan angka. Untuk menjadi berguna, maka

informasi keuangan tidak hanya harus menyajikan fenomena yang relevan tetapi juga harus menyajikan

fenomena tersebut dengan jujur. Agar informasi keuangan tersebut dikatakan disajikan dengan jujur maka

informasi tersebut harus lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan.

Lengkap. Sebuah penggambaran yang lengkap mencakup seluruh informasi yang berguna bagi pengguna

informasi untuk memahami fenomena yang digambarkan, termasuk juga semua penjelasan dan

deskripsinya.

Netral. Sebuah penggambaran yang netral adalah tanpa bias dalam pemilihan atau penyajian informasi

keuangan. Penggambaran yang netral tidak diarahkan atau dimanipulasikan untuk meningkatkan

probabilitas bahwa informasi keuangan akan diterima dengan baik oleh pengguna.

Bebas dari kesalahan. Penyajian yang jujur tidak berarti akurat dalam segala aspek. Bebas dari

kesalahan berarti bahwa tidak terdapat kesalahan atau penghilangan dalam penggambaran fenomena dan

6

Page 7: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diaplikasikan tanpa

kesalahan dalam prosesnya.

Kualitas Ideal

Komparabilitas, verifiabilitas, ketepatwaktuan, dan dapat dipahami adalah karakteristik kualitatif yang

meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan disajikan dengan jujur. Karakteristik kualitatif ini juga

membantu untuk menentukan dua cara yang akan digunakan untuk menggambarkan fenomena jiak kedua

cara tersebut sama-sama relevan dan disajikan dengan jujur.

Komparabilitas

Keputusan pengguna melibatkan pemilihan alternatif baik itu untuk membeli atau mempertahankan suatu

investasi, atau berinvestasi pada satu entitas pelaporan atau pada entitas pelaporan lainnya.

Konsekuensinya, informasi mengenai sebuah entitas pelaporan akan lebih berguna jika informasi tersebut

dapat dibandingkan dengan informasi yang sama dari entitas lainnya dan dengan informasi yang sama

mengenai entitas yang sama untuk periode atau tanggal lainnya. Komparabilitas adalah karakteristik

kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan dalam dan

perbedaan antara item-item. Komparabilitas tidak berkaitan dengan satu item, perbandingan setidaknya

memerlukan dua item. Konsistensi mengacu pada penggunaan metode yang sama untuk item yang sama,

dari satu periode ke periode berikutnya dalam suatu entitas pelaporan atau dalam satu periode diantara

entitas yang berbeda. komparabilitas adalah tujuan sedangkan konsistensi membantu untuk mencapai

komparabilitas tersebut.

Verifiabilitas

Verifiabilitas membantu memastikan pengguna bahwa informasi menyajikan dengan jujur fenomena

ekonomi yang seharusnya disajikan. Verifiabilitas berarti bahwa pengguna informasi yang independen dan

berpengetahuan yang berbeda dapat mencapai suatu konsensus bahwa penggambaran tertentu adalah

penyajian yang jujur.

Ketepatwaktuan (Timeliness)

Ketepatwaktuan berarti bahwa informasi tersedia bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat untuk

mampu mempengaruhi keputusan mereka. Secara umum, semakin lama umur suatu informasi maka

informasi tersebut akan menjadi kurang berguna.

7

Page 8: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Dapat Dipahami

Pengklasifikasian, pengkarakteristikan, dan penyajian informasi dengan jelas dan tepat membuat informasi

tersebut menjadi dapat dipahami. Beberapa fenomena memiliki kerumitan bawaan dan tidak dapat dengan

mudah untuk dipahami. Pengecualian informasi tersebut dalam laporan keuangan mungkin menjadikan

informasi keuangan lebih mudah untuk dipahami tetapi laporan tersebut tidak lengkap dan mungkin akan

menyesatkan. Oleh karena itu, laporan keuangan dipersiapkan bagi pengguna yang memiliki pengetahuan

memadai mengenai aktivitas bisnis dan ekonomi dan mampu untuk menganalisa dan mereview informasi

tersebut.

Batasan Pengakuan

Materialitas

Informasi dikatakan material jika penghilangan atau salah saji informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan pengguna yang mendasarkan keputusannya pada informasi keuangan tersebut.

8

Page 9: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Posisi Keuangan

1. Aktiva, merupakan manfaat ekonomi yang diharapkan oleh perusahaan sebagai hasil dari

transaksi kejadian-kejadian masa lalu.

2. Kewajiban, merupakan utang perusahaan yang ditimbulkan dari peristiwa atau transaksi masa lalu.

3. Aktiva Bersih, merupakan nilai residu atas aktiva perusahaan setelah dikurang dengan kewajiban.

Kinerja (Laba Rugi)

9

Page 10: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

2. Penghasilan, merupakan penambahan atau pemasukan aktiva atau penurunan kewajiban yang

menyebabkan kenaikan ekuitas yang berasal dari operasi utama perusahaan dan bukan berasal

dari pemilik.

2. Beban, merupakan penurunan aktiva atau penambahan kewajiban yang menyebabkan penurunan

ekuitas yang berasal dari operasi utama perusahaan dan bukan dari pembagian kepada

penanaman modal.

PRINSIP DASAR

a. Historical Cost (Biaya Historis)

Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara dengan kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar

dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.dan kewajiban

dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban.

b. Current Cost (Biaya Kini)

Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara dengan kas yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama

atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang

tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.

c. Realisable / Settlement Value (Nilai Realisasi / Penyelesaian)

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara dengan kas yang dapat diperoleh sekarang dengan

menjual aktiva dalam pelepasan normal dan kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu,

jumlah kas atau setara dengan kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk

memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

d. Fair Value

Jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara pihak-pihak yang berpengetahuan dan bersedia

dalam arm‘s length transaction. IASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan

untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset keuangan dan kewajiban

keuangan.

e. Revenue recognition

Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan

mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat dilakukan secara andal.

f. Expense recognition

Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya)

selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan / atau memberikan jasa.

10

Page 11: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

2. MANAJEMEN LABA

Perbedaan yang sangat tipis antara manajemen laba dengan fraud membuat batasan dan

defenisi dari manajemen laba itu sendiri menjadi tidak jelas. Pihak yang concern dengan hal ini

mencoba mendefenisikannya, baik dari pemahaman positif dan negatif. Ada pihak yang

mendefenisikan manajemen laba sebagai kecurangan yang dilakukan seorang manajer untuk

mengelabui orang lain, sedangkan pihak lain mendefenisikannya sebagai aktivitas yang wajar yang

dilakukan manajer dalam menyusun laporan keuangan.

Secara umum manajemen laba didefenisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk

mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk

mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi yang sebenarnya. Istilah intervensi

dan mengelabui inilah yang kemudian diartikan sebagai kecurangan dalam hal praktek manajemen

laba. Sementara pihak lain tetap menganggap aktivitas manajerial ini bukan sebagai kecurangan.

Alasannya adalah intervensi itu dilakukan masih dalam kerangka standar akuntansi, yaitu masih

menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum. Hal ini

menunjukkan bahwa manajemen laba berada dalam daerah abu-abu (grey area) antara aktivitas yang

diijinkan prinsip akuntansi dan kecurangan. Apalagi pada dasarnya manajemen laba sulit untuk

diobservasi oleh pemakai laporan keuangan.

Manajemen laba didefenisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau

mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui

stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi yang sebenarnya. Manajemen laba merupakan

sesuatu yang diperbolehkan sepanjang dilakukan sesuai dengan metode dan prosedur akuntansi yang

diperbolehkan. Sementara apabila ada manajer melakukan manajemen laba dengan sesuatu yang

melanggar metode dan prosedur akuntansi, maka hal yang demikian dapat dikategorikan sebagai

“fraud”. Pola manajemen laba dibagi 4, yaitu:

Taking a bath: pola ini dapat ditemukan saat terjadinya reorganisasi. Jika perusahaan harus

melaporkan adanya rugi, maka sekalian saja perusahaan melaporkan adanya rugi yang sangat

besar. Konsekuensinya adalah penghapusan asset, menyediakan untuk biaya di masa depan dan

secara umum “pembersihan”. Karena accruals reversal, maka ini akan meningkatkan kemungkinan

adanya profit di masa yang akan datang. Efeknya, pencatatan penghapusan yang besar bisa

menggaransi adanya laba di masa depan.

Income minimization: biasanya pola ini dilakukan pada masa-masa laba yang didapat sedang

tinggi. Pola ini mencakup penghapusan capital assets dan intangibles, biaya periklanan, biaya

R&D, biaya eksplorasi pada sektor migas dan lain-lain.

11

Page 12: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

Income maximization: berdasarkan positive accounting theory (PTA), manajer bisa terlibat dalam

menaikkan pemasukan dengan tujuan bonus. Perusahaan yang melanggar debt covenant juga

biasanya menaikkan laba mereka.

Income smoothing: dari perspektif yang berlawanan, manajer menghindari resiko dengan cara

memilih alternatif bonus yang tidak terlalu bervariasi. Akibatnya, manajer meratakan laba supaya

mendapatkan bonus yang terus-menerus.

MOTIVASI MANAJEMEN LABA

Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba yang termasuk dalam Positive

Accounting Theory (PAT) atau teori akunting positif yang mengemukakan tiga hipotesis motif dilakukannya

manajemen laba, yaitu bonus plan, debt covenant, political cost hypothesis. Teori akunting positif berkaitan

dengan memprediksi tindakan yang dilakukan manajer perusahaan dalam merespon standar-standar

akunting baru. PAT tidak berarti pilihan kebijakan akuntansi satu perusahaan harus terbatas namun malah

memberikan banyak pilihan. Selain ketiga hipotesis tersebut terdapat juga beberapa motivasi lain

melakukan manajemen laba:

a. Hipotesis program bonus (the bonus plan hypothesis)

Hipotesis ini dipilih karena manajer ingin melaporkan laba yang akan datang menjadi laba periode ini.

Motivasi manajer yang menerapkan hipotesis ini biasanya mengharapkan bonus yang tinggi.Jika

bonus mereka bergantung pada laba yang dilaporkan maka mereka bisa melaporkan laba bersih yang

setinggi-tingginya. Tentu saja sesuai dengan proses akrual ini juga berarti laba yang akan datang

menjadi makin kecil.

b. Hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypothesis)

Semakin dekat suatu perusahaan dalam melanggar perjanjian utang maka semakin mungkin manajer

perusahaan untuk menggeser laba yang akan datang menjadi laba di periode ini. Alasannya adalah

peningkatan laba bersih yang dilaporkan akan mengurangi terjadinya keteledoran teknis. Perjanjian

utang banyak mengandung covenants yang mana harus dipatuhi oleh peminjam selama masa

perjanjian.Semakin tinggi rasio hutang/ekuitas suatu perusahaan yang ekuivalen dengan semakin

dekatnya perusahaan terhadap kendala-kendala dalam perjanjian hutang dan semakin besar

probabilitas pelanggaran perjanjian, semakin mungkin manajer untuk menggunakan metode-metode

akuntansi yang meningkatkan income.

c. Hipotesis biaya politik (the political cost hypothesis)

Motivasi regulasi politik merupakan motivasi manajemen dalam mensiasati berbagai regulasi

pemerintah.Perusahaan yang terbukti menjalankan praktik pelanggaran terhadap regulasi anti trust dan

anti monopoli, manajernya melakukan manipulasi laba dengan menurunkan laba yang

12

Page 13: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

dilaporkan.Perusahaan juga melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk mempengaruhi

keputusan pengadilan terhadap perusahaan yang mengalami damage award.Selain itu, PPh juga

merupakan motivasi dalam manajemen laba. Pemilihan metode akuntansi dalam pelaporan laba akan

memberikan hasil yang berbeda terhadap laba yang dipakai sebagai dasar perhitungan pajak.

d. Motivasi pajak (taxation motivation)

Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa labaadalah untuk

meminimalkan pajak atau total pajak yang harus dibayarkan perusahaan.

e. Pergantian CEO (retirement of executive officer)

Banyak motivasi yang muncul saat terjadi pergantian CEO. Salah satunya adalah pemaksimalan laba

untuk meningkatkan bonus pada saat CEO mendekati masa pensiun.

f. IPO (initial public offering)

Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan harga pasar, sehingga terdapatmasalah

bagaimana menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh karena itu, informasilaba bersih dapat

digunakan sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai.

Manajemen mengemukakan beberapa tujuan dilakukannya earnings management, diantaranya

adalah untuk memenuhi masing-masing tujuan dan kepentingan dalam rangka menjalankan kegiatan

bisnisnya, yaitu:

1. Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer.

Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu

organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitka n dengan prestasi manajemen dan

juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.

2. Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan yang terancam

default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya, perusahaan

berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan

maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi

atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.

3. Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya terutama pada perusahaan

go publik pada saat IPO.

3. KONSEKUENSI EKONOMIS LAPORAN KEUANGAN

Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menyatakan bahwa walaupun bertentangangan

dengan implikasi teori pasar modal efisien pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai suatu

perusahaan. Hal ini berarti kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut

13

Page 14: Kerangka Konseptual & Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan

merupakan suatu permasalahan, terutama bagi manajemen. Hal ini dikarenakan akan mengakibatkan

manager mengubah hasil operasi perusahaan yang sesungguhnya.

Konsekuensi ekonomis muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi

eksekutif dan kontrak utang. Adanya kontrak tersebut memberikan motivasi kepada manajemen untuk

melakukan pemilihan kebijakan akuntansi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang

sesungguhnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber

informasi yang penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan

kebijakan akuntansi sebagai signal tentang informasi perusahaan. Konsekuensi ekonomi diperlukan

untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan tersebut

tidak mempengaruhi secara langsung terhadap arus kas perusahaan.

Pelaporan keuangan memiliki beberapa konsekuensi ekonomis (economic consequences of

financial reporting) yakni:

1. Informasi keuangan dapat mempengaruhi distribusi kekayaan diantara investor. Investor yang

memperoleh informasi lebih banyak (mempekerjakan analis sekuritas) mungkin mampu

meningkatkan kekayaan mereka daripada investor yang kurang informasi.

2. Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkatan risiko yang diterima perusahaan. Fokus pada

jangka pendek, memiliki risiko lebih kecil, tetapi mungkin mengandung efek-efek jangka panjang

yang merugikan (long-term detrimental effects).

3. Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkat formasi modal dalam ekonomi dan menghasilkan

realokasi kekayaan antara konsumsi dan investasi dalam ekonomi.

4. Informasi keuangan dapat mempengaruhi bagaimana investasi dialokasikan dalam perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

14