makalah k-2 kerangka konseptual

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perspektif yang paling umum, tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, pengawas dan lain-lain termasuk karyawan dan pemasok utama dan pelanggan dalam melakukan investasi, kredit, monitoring dan keputusan lain. Tujuan umum ini dapat dijelaskan lebih jauh dan dianalisis dengan menjelaskan tiga tujuan dan fungsi pelaporan keuangan yang spesifik dan berbeda: (1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan, (2) “contracting", and “ex-post settling up” (3) penilaian kinerja manajemen perusahaan dan monitoring.Mengingat pentingnya sejarah laporan keuangan, yang menjadi permasalahan saat ini adalah laporan keuangan menjadi semakin kurang bermanfaat dan, jika demikian, bagaimana kita membuat laporan keuangan tersebut semakin lebih bermanfaat. Dalam membuat laporan keuangan terdapat kerangka kerja konseptual yang mendasari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual adalah 1

Upload: citra-kharisma-utami

Post on 27-Dec-2015

98 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kerangka konseptual pelaporan keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perspektif yang paling umum, tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur,

pengawas dan lain-lain termasuk karyawan dan pemasok utama dan pelanggan

dalam melakukan investasi, kredit, monitoring dan keputusan lain. Tujuan umum

ini dapat dijelaskan lebih jauh dan dianalisis dengan menjelaskan tiga tujuan dan

fungsi pelaporan keuangan yang spesifik dan berbeda: (1) Menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan, (2) “contracting", and “ex-post settling up” (3) penilaian kinerja

manajemen perusahaan dan monitoring.Mengingat pentingnya sejarah laporan

keuangan,  yang menjadi permasalahan saat ini adalah laporan keuangan  menjadi

semakin kurang bermanfaat dan, jika demikian, bagaimana kita membuat laporan

keuangan tersebut semakin lebih bermanfaat.

Dalam membuat laporan keuangan terdapat kerangka kerja konseptual

yang mendasari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja

konseptual adalah sebuah sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep

fundamental yang saling berhubungan, yag menjadi landasan bagi penetapan

standar yang konsisten dan penentuan sifat,fungsi sertabatas-batas dari akuntansi

keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan

pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan,

dan akan menaikan komparabilitas antar laporan keuangan. Dalam kerangka kerja

konseptual akan membahas karakteristik kualitatif, unsur-unsur dasar, asumsi-

asumsi, prinsip-prinsip dan kendala-kendala yang ditemui dalam penyusunan

laporan keuangan.

1

Page 2: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

1.2 Maksud dan Tujuan

Makalah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan terhadap Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan , Manajemen Laba, dan

Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan.

2

Page 3: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan

Perusahaan menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi agar

dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

menetapkan aturan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dalam

laporan keuangan sehingga memungkinkan pembaca untuk dapat membandingkan

laporan keuangan antar perusahaan yang berbeda. Standar tidak hanya harus

dipahami pihak yang menyusun dan mengaudit laporan keuangan, namun juga

harus dipahami oleh pembaca laporan keuangan. Pembaca perlu memahami

asumsi dasar, karakteristik laporan keuangan agar dapat memahami makna angka-

angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pada tahun 1989, IASB membuat kerangka konseptual dalam penyajian

laporan keuangan yang dikenal dengan nama “kerangka kerja untuk penyusunan

dan penyajian laporan keuangan” . IASB mengindikasikan tujuan dari pernyataan

ini adalah untuk menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan

penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. IFRS merupakan standar

akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard

Board (IASB). Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau International

Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan seperangkat standar yang

disebarluaskan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB), yang

menekankan pada pengembangan standar yang didasarkan pada prinsip-prnsip

yang baik, jelas dinyatakan, dari mana interpretasi diperlukan (kadang-kadang

merujuk pada prinsip berbasis standar). IFRS biasanya tidak memberikan lini

yang jelas, bilamana membedakan diantara kondisi dimana ketentuan akuntansi

yang berbeda diterapkan. Hal ini mengurangi kesempatan untuk menstrukturkan

transaksi, guna mencapai dampak akuntansi tertentu.

Menurut salah satu mushab pemikir, karena standar pelaporan keuangan

internasional (IFRS) merupakan prinsip yang berbasis standar, maka pendekatan

3

Page 4: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

standar pelaporan keuangan internasional (IFRS) lebih memfokuskan pada bisnis

atau bertujuan ekonomi dari suatu transaksi dan hak-hak dan liabilitas yang

mendasari, selain memberikan aturan (pedoman). Standar pelaporan keuangan

internasional (IFRS) memberikan pedoman dalam bentuk prinsip-prinsip.

International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai

referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena

IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para

ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Kerangka

konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang

diadopsi adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan

konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus

merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.

Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu

tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi

keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang berguna

untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan

harus dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding. Dilaporkan aset,

kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban langsung berkaitan dengan posisi

keuangan organisasi.

IFRS memiliki ciri utama yaitu  principles based, lebih banyak menggunakan

nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapan yang lebih banyak. Standar

yang bersifat principles based hanya mengatur hal-hal prinsip bukan aturan detail.

Konsekuensinya diperlukan  professional judgment dalam menerapkan standar.

Untuk dapat memiliki professional judgment  seorang akuntan harus memiliki

pengetahuan, skill dan etika karena jika tidak memiliki ketiga hal tersebut maka

professional judgment  yang diambil tidak tepat. Dalam standar yang lama

sebenarnya telah menggunakan dasar nilai wajar, namun nilai wajar diterapkan

pada pencatatan awal dan penilaian sesudah pencatatan awal untuk beberapa asset

yang memiliki nilai wajar yang dapat diandalkan (aset yang memiliki kuotasi

4

Page 5: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

pasar aktif seperti saham). Dalam IFRS penggunaan nilai wajar diperluas bahkan

untuk kaset biologi (contoh tanaman atau hewan ternak), aset tetap, properti

investasi dan aset tidak berwujud sebagai pilihan metode selain metode biaya.

IFRS mengharuskan pengungkapan yang lebih luas agar pemakai laporan

keuangan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dapat

mempertimbangkan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan.

Kerangka konseptual memiliki manfaat yang sangat besar bagi pemakainya.

Manfaat dari kerangka konseptual antara lain adalah untuk membangun dan

menghubungkan badan pembuat konsep dengan tujuannya, menyediakan

kerangka kerja untuk memecahkan masalah-masalah praktis baru yang muncul

(masalah yang belum ada standarnya), meningkatkan pemahaman dan keyakinan

pemakai laporan keuangan tentang pelaporan keuangan, dan menaikkan daya

banding laporan keuangan antar perusahaan.

Tujuan pelaporan keuangan yang yang diungkapkan dalam kerangka

konseptual adalah:

1. Kegunaan

Tujuan menyeluruh pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang

menyeluruh bagi pembuat keputusan

2. Kepemahaman

Tujuan kepemahaman membuat pemakai laporan keuangan mengerti tentang

akuntansi dan bisnis

3. Target audience: kreditor dan investor

Walaupun banyak pihak yang menggunakan laporan keuangan. Tetapi target

utama adalah investor dan kreditor

4. Penilaian arus kas masa yang akan datang

Para investor dan kreditor tertarik pada arus kas masa yang akan datang

dengan begitu mereka bisa mengetahui bunga dan pokok pinjaman

5. Mengevaluasi sumber daya ekonomi

Pelaporan keungan seharusnya menyajikan aktiva, kewajiban, dan modal

pemilik perusahaan untu mengetahui atau mengevaluasi kelemahan dan

kekuatan laporan keuangan

5

Page 6: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

6. Fokus pada laba

Informasi tentang laba yang diukur secara akrual biasanya lebih dapat

meramalkan kelangsungan perusahaan.

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang disusun dan

disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan

sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan juga digunakan sebagai sumber utama

informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun

dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan para pemakai.

Laporan keuangan merupakan salah satu proses dari pelaporan keuangan,

dimana laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan. Perusahan pelapor adalah perusahaan yang laporan keuangannya

digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai

sumber utama informasi keuangan perusahaan.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi Laporan keuangan digunakan oleh

pemakai yang berbeda-beda, meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman,

pemasok dan kreditor usaha, pelaggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya,

dan masyarakat. Beberapa kebutuhannya, meliputi :

a. Investor.

Informasi keuangan digunakan untuk membantu mereka menentukan

apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Perusahaan juga

tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen

b. Karyawan.

Informasi keuangan digunakan untuk melihat stabilitas dan profitabilitas

perusahaan, serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas

jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

6

Page 7: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

c. Pemberi Pinjaman.

Tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk

memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor lainnya.

Tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk

memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar saat jatuh tempo.

Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih

pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama

meraka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan.

Berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup

perusahaan, terutama apabila mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan, atau tergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah.

Berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan dan untuk mengatur aktivitas

perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun

statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat.

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan yakni menyediakan informasi yang

berhubungan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang dapat bermanfaat begi pengguna laporan tersebut sebagai

pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Laporan keuangan juga

memperlihatkan bagaimana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya

7

Page 8: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

yang telah dipercayakan kepada mereka sehingga mereka dapat membuat

keputusan ekonomi.

2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menjadi ciri dari laporan

keuangan agar dapat dimengerti oleh pemakai laporan keuangan. Karakteristik

Kuantitatif laporan keuangan terdiri dari Understanding, Relevance, Reliability,

dan Comparability.

Understanding (Dapat Dipahami)

Hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan adalah

kemudahannya dipahami oleh pengguna laporan tersebut. Di mana pengguna

laporan keuangan tersebut diasumsikan menpunyai pengetahuan yang memadai

mengenai aktivitas, ekonomi, bisnis, dan akuntansi.

Relevance

Laporan keuangan yang disajikan bermanfaat ketika informasi tersebut

mempunyai relevansi dalam penngambilan keputusan dari pengguna laporan

keuangan tersebut. Informasi keuangan yang lalu biasanya sering digunakan

dalam memprediksi posisi keuangan di masa depan.

Reliability (Keandalan)

Suatu informasi keuangan yang dianggap reliable atau dikatakan andal ketika

laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,

dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful

representation).

Comparability (Dapat Dibandingkan)

Informasi tentang sebuah laporan keuangan akan lebih bermanfaat ketika dapat

diperbandingkan dengan informasi yang serupa menyangkut perusahaan lain.

Sehingga pengguna dapat membandingkan laporan keuangannya dengan laporan

keuangan perusahaan lain secara konsisten.

8

Page 9: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

2.1.4 Unsur Laporan Keuangan

2.1.4.1 Posisi Keuangan

Aktiva, merupakan manfaat ekonomi yang diharapkan oleh perusahaan

sebagai hasil dari transaksi kejadian-kejadian masa lalu. Kewajiban, merupakan

utang perusahaan yang ditimbulkan dari peristiwa atau transaksi masa lalu. Aktiva

Bersih, merupakan nilai residu atas aktiva perusahaan setelah dikurang dengan

kewajiban.

2.1.4.2 Kinerja (Laba Rugi)

Penghasilan, merupakan penambahan atau pemasukan aktiva atau

penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang berasal dari

operasi utama perusahaan dan bukan berasal dari pemilik. Beban, merupakan

penurunan aktiva atau penambahan kewajiban yang menyebabkan penurunan

ekuitas yang berasal dari operasi utama perusahaan dan bukan dari pembagian

kepada penanaman modal.

2.1.5 Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

a. Historical Cost (Biaya Historis)

Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara dengan kas yang dibayar

atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva

tersebut pada saat perolehan.dan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima

sebagai penukar dari kewajiban.

b. Current Cost (Biaya Kini)

Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara dengan kas yang seharusnya

dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban

dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang

mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.

c. Realisable / Settlement Value (Nilai Realisasi / Penyelesaian)

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara dengan kas yang dapat

diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal dan kewajiban

dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas atau setara dengan kas

9

Page 10: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi

kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

d. Present value (Nilai Sekarang)

Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang

didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil

dalam pelaksanaan usaha normaldan kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar

bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan

diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

2.2 Manajemen Laba

Scott (2006) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu cara penyajian

laba yang bertujuan untuk memaksimalkan utilitas manajemen dan atau

meningkatkan nilai pasar melalui pemilihan kebijakan prosedur akuntansi oleh

manajemen. Terdapat dua cara pandang dalam memahami manajemen laba yang

dilakukan manajer perusahaan: pertama, bertujuan untuk memaksimalkan utilitas

manajemen (opportunistic behavior). Kedua, bertujuan untuk memberikan

keuntungan kepada semua pihak yang terkait dalam kontrak (efficient

contracting). Pengertian lain tentang manajemen laba :

Manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba

yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak

mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas

perusahaan dalam jangka panjang.

Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam

laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan

keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi

perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak

yang tergantung pada angka akuntansi.

Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan

eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba

adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,

manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat

10

Page 11: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil

rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.

Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam

akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu

upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba

berorientasi pada manipulasi laba.

Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi

data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan

metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan

tertentu dalam batasan GAAP/IFRS. Pihak-pihak yang kontra terhadap

manajemen laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan

dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi

return dan resiko portofolionya.

Menurut Scott (2006) ada beberapa motivasi untuk melakukan manajemen

laba, yaitu:

1. Motivasi Program Bonus

Menunjukkan secara empiris bahwa sebelum melakukan manajemen laba,

manajer mempunyai informasi dari dalam perusahaan atas laba bersih

perusahaan. Jika pada suatu tahun tertentu laba bersih perusahaan rendah

(di bawah bogey) maka tindakan manajer adalah menurunkan pendapatan,

sehingga laba perusahaan akan menjadi lebih rendah (taking a bath) yang

bermaksud untuk mencapai bonus pada tahun berikutnya. Sedangkan jika

pada satu tahun tertentu laba bersih perusahaan tinggi (diatas cap) maka

tindakan yang dilakukan manajer adalah menurunkan pendapatan,

sehingga laba perusahaan akan menjadi lebih rendah. Tindakan ini

dilakukan karena manajer tidak akan mendapatkan bonus yang lebih tinggi

dari target yang telah ditentukan. Intinya manajer akan melakukan

manajemen laba pada saat laba bersih berada diantara bogey dan cap.

2. Motivasi Politik (Political Motivations)

Perusahaan besar yang aktivitasnya berhubungan dengan publik atau

perusahaan yang bergerak dalam industri strategis seperti minyak dan gas

11

Page 12: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

akan sangat mudah untuk diawasi. Perusahaan seperti ini cenderung untuk

mengelola labanya. Pada perioda kemakmuran perusahaan menggunakan

prosedur dan praktik-praktik akuntansi yang meminimalkan laba bersih

perusahaan. Sebaliknya, publik akan mendorong pemerintah untuk

meningkatkan peraturan untuk menurunkan profitabilitas mereka.

3. Motivasi Perpajakan (Taxation Motivations)

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang

paling nyata. Namun demikian, kewenangan pajak cenderung untuk

memaksakan aturan akuntansi pajak sendiri untuk menghitung pendapatan

kena pajak. Seharusnya secara umum perpajakan tidak mempunyai peran

besar dalam keputusan manajemen laba.

4. Motivasi Perubahan Chief Executif Officer (Changes of CEO Mativations)

Manajemen laba juga terjadi disekitar waktu pergantian CEO. Hipotesis

program bonus memprediksi bahwa ketika waktu mendekati pengunduran

diri CEO maka tindakan yang dilakukan adalah memaksimalkan laba

untuk meningkatkan bonus mereka. Sedangkan CEO yang kinerjanya

buruk akan melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan laba

mereka dengan tujuan mencegah atau menunda pemberhentian mereka.

Motivasi melakukan manajemen laba juga dapat dilakukan oleh CEO baru,

terutama jika cost dibebankan pada tahun transisi, melalui penghapusan

operasi yang tidak diinginkan atau divisi yang tidak menguntungkan.

5. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan

manajer perusahaan tersebut melakukan manajemen laba dalam prospektus

mereka. Nampaknya informasi akuntansi keuangan yang dimasukkan

dalam prospektus bermanfaat sebagai sumber informasi. Terdapat

kemungkinan bahwa manajer perusahaan go public akan mengelola

prospektusnya dengan harapan dapat menaikkan harga saham.

6. Motivasi Perjanjian Utang (Debt Covenants Motivations)

Manajemen laba dengan tujuan untuk memenuhi perjanjian utang timbul

dari kontrak utang jangka panjang. Perjanjian utang bertujuan melindungi

12

Page 13: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

peminjam terhadap tindakan manajer. Pelanggaran terhadap covenant

mengakibatkan cost yang tinggi terhadap perusahaan, oleh karena itu

manajer berusaha untuk menghindari terjadinya pelanggaran terhadap

covenant.

2.2.1 Pola-pola Manajemen Laba

Scott (2000) dalam Jaryanto (2008) membagi manajemen laba yang

mungkin dilakukan oleh para menejer perusahaan ke dalam empat jenis pola

manajemen laba sebagai berikut:

Cuci Bersih (Taking a Bath)

Pola ini terjadinya pada periode sulit, kondisi buruk yang tidak menguntungkan

dan tidak dapat dihindari lagi pada periode tersebut, ataupun pada saat terjadi

reorganisasi, termasuk pengangkatan CEO baru. Manajer melaporkan kerugian,

mungkin dalam jumlah yang besar, sebagai akibat dari penghapusan aktiva

dan/atau pembebanan biaya-biaya masa depan sekaligus pada periode tersebut

dengan harapan laba pada periode-periode mendatang dapat meningkat karena

berkurangnya beban periode mendatang.

Menurunkan Laba (Income Minimization)

Pola ini dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan

cara seperti pada pola taking a bath, yaitu mempercepat penghapusan atas barang

modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk penelitian dan

pengembangan, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi, dan mengakui

pengeluaran-pengeluaran lain sebagai biaya periode tersebut. Hal ini dilakukan

pada saat profitabilitas tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian

secara politis sekaligus sebagai upaya menyimpan laba sehingga jika laba periode

mendatang mengalami penurunan drastis dapat diatasi dengan mengambil

simpanan laba periode berjalan.

Menaikkan Laba (Income Maximization)

Pola ini dilakukan pada saat laba mengalami penurunan. Kebalikan dari income

minimization, income maximization dilakukan dengan cara mengambil simpanan

laba periode sebelumnya ataupun menarik laba periode yang akan datang,

13

Page 14: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

misalnya dengan menunda pembebanan biaya. Pola ini dilakukan atas dasar

motivasi bonus, motivasi penghindaran pelanggaran perjanjian utang, pada saat

penawaran saham perdana dan musiman, ataupun untuk menghindari turunnya

harga saham secara drastis.

Perataan Laba (Income Smoothing)

Income smoothing dilakukan dengan meratakan laba antar periode yang

dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor yang pada

umumnya lebih menyukai laba yang relatif stabil. Income smoothing bisa

dikatakan pola perpaduan antara income minimization dengan income

maximization antar periode, dimana pada periode laba yang tinggi, laba akan

disimpan untuk digunakan pada periode laba yang rendah.

2.2.2 Alasan Dilakukan Manajemen Laba

Alasan dilakukan manajemen laba karena:

1) Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap

manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau

prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba

dikaitka n dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan

diterima oleh manajer.

2) Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor.

Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban

pembayaran utang pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan

membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan

demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau

penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.

3) Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.

2.3 Konsekuensi Ekonomis Laporan Kuangan

Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menyatakan bahwa walaupun

bertentangangan dengan implikasi teori pasar modal efisien pilihan kebijakan

akuntansi dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Hal ini berarti kebijakan

14

Page 15: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu

permasalahan, terutama bagi manajemen. Hal ini dikarenakan akan

mengakibatkan manager mengubah hasil operasi perusahaan yang sesungguhnya.

Konsekuensi ekonomis muncul karena perusahaan melakukan kontrak

seperti kompensasi eksekutif dan kontrak utang. Konsekuensi ekonomi diperlukan

untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun

perubahan tersebut tidak mempengaruhi secara langsung terhadap arus kas

perusahaan.

Pelaporan keuangan memiliki beberapa konsekuensi ekonomis (economic

consequences of financial reporting) yakni:

1. Informasi keuangan dapat mempengaruhi distribusi kekayaan diantara

investor.  Investor yang memperoleh informasi lebih banyak (mempekerjakan

analis sekuritas) mungkin mampu meningkatkan kekayaan mereka daripada

investor yang kurang informasi.

2. Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkatan risiko yang diterima

perusahaan.  Fokus pada jangka pendek, memiliki risiko lebih kecil, tetapi

mungkin mengandung efek-efek jangka panjang yang merugikan (long-term

detrimental effects).

3. Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkat formasi modal dalam

ekonomi dan menghasilkan realokasi kekayaan antara konsumsi dan investasi

dalam ekonomi.

4. Informasi keuangan dapat mempengaruhi bagaimana investasi dialokasikan

dalam perusahaan.

15

Page 16: Makalah K-2 Kerangka Konseptual

BAB III

KESIMPULAN

Tujuan laporan keuangan yang mana diarahkan untuk memberikan

informasi yang berguna untuk mengambil keputusan-keputusan bisnis. Peran

standar akuntansi (seperti SAK) menjadi sangat penting supaya manajemen suatu

badan usaha dapat menghasilkan informasi yang berkualitas.

Informasi laba membantu pemilik atau pihak lain dalam mengestimasikan

kekuatan laba untuk menaksir resiko dalam investasi dan kredit. Pentingnya

informasi laba tersebut harus disadari oleh pihak manajemen sebagai pihak

penyusun laporan keuangan serta sebagai pihak yang diukur kinerjanya. Informasi

laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concepts

(SFAC) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat

penting bagi pihak–pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif.

16