kristalisasi magma

Upload: clarissal12

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    1/10

    Kristalisasi Magma

    Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat daripengendapan

    larutan,melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung darigas.Kristalisasi

    juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi

    perpindahan massa (mass transfer) dari suatzat terlarut (solute) dari cairan larutan kefase

    kristal padat.

    Proses Kristalisasi Magma,Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang

    menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma

    mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan

    ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang

    disebut kristalisasi.

    Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling

    mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion

    tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada

    umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang

    bersamaan.Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses

    kristalisasi, terutama pada ukuran kristal.

    Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan

    untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar.

    Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan

    bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom

    yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).

    Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling

    mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-

    tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan

    membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan

    membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak

    terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan

    mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang

    magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih

    cair.Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses

    kristalisasi.

    Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan fisik dan komposisi

    mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi)batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada

    http://dunia-atas.blogspot.com/2011/05/kristalisasi-magma.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengendapanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perpindahan_massa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zat_terlarut&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fase_%28zat%29http://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://3.bp.blogspot.com/-ewvR3RB4bOk/Tb22ZCSzB2I/AAAAAAAAAX8/o3il8LrreT8/s1600/kristalisasi+magma.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fase_%28zat%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zat_terlarut&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perpindahan_massa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gashttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengendapanhttp://dunia-atas.blogspot.com/2011/05/kristalisasi-magma.html
  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    2/10

    saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa

    disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan

    komposisi mineralnya.

    Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses UtamaDipandang dari asalnya, kristalisasi dapat

    dibagi menjadi 3 proses utama :

    Kristalisasi dari larutan ( solution ) : merupakan proses kristalisasi yang umum dijumpai di

    bidang Teknik Kimia : pembuatan produk-produk kristal senyawa anorganik maupun organic

    seperti urea, gula pasir, sodium glutamat, asam sitrat, garam dapur, tawas, fero sulfat dll.

    Kristalisasi dari lelehan ( melt ) : dikembangkan khususnya untuk pembuatan silicon single

    kristal yang selanjutnya dibuat silicon waver yang merupakan bahan dasar pembutan chip-

    chip integrated circuit ( IC ). Proses Prilling ataupun granulasi sering dimasukkan dalam tipe

    kristalisasi ini.

    Kristalisasi dari fasa Uap : adalah proses sublimasi-desublimasi dimana suatu senyawa

    dalam fasa uap disublimasikan membentuk kristal. Dalam industri prosesnya bisa meliputi

    beberapa tahapan untuk.

    Magma merupakan larutan silikat pijar yang panas mengandung sulfide, oksida, dan volatile

    (gas), sumber magma terletak jauh di bawah bumi, pada lapsan mantel, yaitu pada

    kedalaman 1200-2900 km, dari sumbernya itu kemudian magma mengalir dan berkumpul

    pada suatu tempat yang dikenal sebagai dapu magma, yang terletak pada kedalaman lebih

    dari 60 km. Suhu magma berkisar antara 10300-11600C, sifatnya yang sangat panas dan cair

    menyebabkan magma memiliki tekanan hidrostatis yang sangat kuat sehingga terus

    bergerak menerobos untuk berusaha ke luar ke atas permukaan bumi.

    Magmatisma adalah peristiwa penerobosan magma melalui rekahan dan celah-celah pada

    litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi, peristiwa ini menyebabkan magma

    membeku di dalam bumi membenutuk batuan plutonik, proses tesebut disebut intrusi, dan

    batuan yang terbentuk disebut batuan intrusi.

    Apabila penerobosan magma sampai ke luar permukaan bumi, maka prosesnya dinamakan

    ekstrusi, sedangkan cara keluar magma seperti ini dinamakan erupsi dan pristiwanya

    dinamakan vulkanisma.

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    3/10

    Terdapat dua macam magma, yaitu magma Asam (granitis) dan magma basa (basaltis),

    magma granitis yang bersifat asam mengandung silica lebih dari 65 %, berbeda dengan

    magma basaltis, kandungan silikanya kurang dari 55%, sifat fisik magma basaltis lebih encer.

    Apabila temperature magma turun maka akan terjadi kristalisasi, yaitu proses terbentuknyamineral-mineral penyusun batuan beku. Jenis-jenis batuan beku yang dihasilkan dari

    kristalisasi magma diantaranya:

    1. Batuan Beku dalam : Granit, Diorit, Gabro, dan Ultra basa

    2. Batuan Beku luar : Riolit, Andesit, dan Basalt

    Berdasarkan ruang pembekuan magmanya, batuan beku dapat dibedakan menjadi : batolit,

    Sill, Dike, Lakolit, lavolit, hypabisa, dan batuan ekstrusif.

    Magmatik sistem adalah suatu sistem dimana magma yang mempunyai berat-jenis lebih ringan dari

    batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir

    hingga akhirnya mampu mencapai permukaan Bumi.

    Dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, magma dapat mulai kehilangan mobilitasnya

    ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur magma sebelum mencapai

    permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana ion-ion

    didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan

    membentuk mineral dan batuan beku.

    Komposisi Magma dalam Sistem Magmatik

    Komposisi magma yang terbentuk dari sistem magmatik mencerminkan komposisi magma dimana

    mereka mengkrisatal. Komposisi magma dipengaruhi oleh :

    1. Kompisisi kimia dari batuan sumber

    2. Modifikasi komposisi magma setelah pembentukan dan ekstraksi dari batuan sumber.

    Peleburan Batuan Asal dan Pemisahan Magma dari Sumbernya

    Peleburan batuan sumber terjadi sebagai respon terhadap :

    1. Pemanasan

    2. Infiltrasi H2O yang memiliki temperatur di bawah suhu yang dibutuhkan untuk dry melting.

    3. Pengurangan tekanan pada massa batuan pada suhu tepat di bawah titik lebur

    Magma adalah material yang bergerak, jadi ekstraksi magma dari batuan sumber yang tidak meleleh

    sempurna tidak dapat diduga. Ekstraksi dari sebagian lelehan merupakan respon dari ketidakstabilan

    gravitasi pada fase cair yang memiliki densitas rendah, yang kemudian menghasilkan intrusi, ataupun

    kompresi lempeng tektonik dimana cairannya dapat dipisahkan dari residu padatannya.

    Kumpulan mineral di batuan magmatik kemungkinan mencerminkan komposisi utama dari magma

    yang terekstraksi, tapi bukan sumber magmanya.

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    4/10

    Modifikasi Komposisi Magma

    Modifikasi komposisi magma kemungkinan terjadi akibat :

    Difusi Internalmungkin terjadi di dapur magma, setelah atau selama kristalisasi padalingkungan yang tak terpengaruhi oleh konveksi panas.

    Sebagai contoh, bertambahnya feldspar alkali pada Deboullie pluton di Maine yang

    dideskripsikan oleh Boone (1962), diakibatkan karena difusi bagian atas oleh ion alkali (Na+,

    K+) atau ion alkali-silikat yang berkoordinasi dengan ion-ion cair dalam merespon

    perubahan gradien suhu dari interior magma bersuhu tinggi menuju interior magma

    bersuhu rendah.

    Kristalisasi Sebagian, merupakan ciri utama dari sebagian besar magma. Proses kristalisasi

    dipengaruhi oleh banya faktor, seperti suhu yang berada di bawah suhu standar kristalisasi.Maka magma akan mejadi terbedakan melalui proses tenggelam, mengapung, perbedaan

    aliran kristal, pelelehan, atau juga menjadi pelapisan dari permukaan dapur magma. Magma

    yang terbedakan ini akan memiliki komposisi yang berbeda dari magma induk (sebelum

    terbedakan)

    Penggabungan magmaakan menyebabkan magma dengan komposisi yang berbeda.

    Penggabungan ini biasanya melibatkan dua campuran magma, dimana salah satu magma

    telah mengandung kristal. Sehingga proses ini bisa juga disebut sebagai penggabungan

    kristal dan magma. Biasanya penggabungan magma akan terlihat jika penggabungan ini

    berasal dari magma yang berbeda sumbernya.

    Asimilasidari material-material luar juga akan mengakibatkan modifikasi komposisi magma.

    Walau pun proses ini tak sama seperti proses termal dan kinetik yang menyebabkan besar

    perubahan pada magma yang termodifikasi, namun untuk skala lokal proses ini bisa sangat

    berpengaruh secara signifikan.

    Penyebab Pembekuan Magma

    Magma Kehilangan Panas

    Perpindahan panas dari magma ke batuan yang relatif dingin merupakan kasus klasik pada

    intrusi dangkal (lebih dingin) pada mantel bumi. Pendinginan mengakibatkan magma

    kehilangan energi kinetik komponen lelehnya hingga titik nukleasi dan kristalisasi atau

    hingga pembekuan yang cepat membentuk gelas (lingkungan volkanik).

    Magma Kehilangan Fase Cair

    Pemisahan fase cair pada magma yang mengandung H20, menyebabkan kristalisasi dengan

    atau tanpa penurunan suhu (kehilangan kalor). Pelepasan H20 memungkinkan polimer

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    5/10

    silikat untuk terbentuk, menjadi langkah awal untuk pembentukan struktur kristal silikat.

    Fractional crystallization terjadi apabila ada urutan kristalisasi unsur

    mineral sebagai variabel, seperti suhu, jatuh daripada kristalisasi total pada suhu normal.

    Jika fase mineral pembentukannya dini dan bersuhu lebih tinggi terpisah dari magma indukmelalui penenggelaman, pengapungan, aliran yang berbeda dari kristal dan lelehan, atau

    melalui peletakan pada permukaan ruang magma, komposisi magma yang tersisa ini

    berbeda dengan megma induk, dan disebut differentiated magma.

    Kristalisasi sebagian memiliki dua cabang mineralogi penting :

    1. Pemisahan mekanis mineral dari magma induk yang mengarah pada formasi dari batuan

    yang tak mempunyai komposisi magma induk.

    Contoh: pemisahan olivin dari magma basaltik mengkristal menghasilkan batu dunite

    monomineralogi.

    2. Jika sejumlah kecil magma mengkristal mengalami perubahan lingkungan mendadak,

    seperti intrusi kedua, atau peristiwa erupsi di permukaan Bumi, magma tersebut akan

    mengkristal dengan cepat atau mengeras menjadi gelas.

    Sistem magmatik yang paling luas dipelajari ialah sistem granit dan sistem basal. Sistem

    granit juga berlaku untuk magma yang menghasilkan riolit. Sementara sistem basal berlaku

    untuk magma yang menghasilkan gabbro.

    Sistem magmatik rendah kandungan silika dicirikan oleh kehadiran albit dan K-feldspar yang

    rendah silika.

    Reaksi-reaksi berilut menunjukkan mengapa pembentukan leusit atau nepheline di hadapan

    silika berlebih dihindari jika kesetimbangan dicapai dalam sistem seperti :

    NaA1Si206 (nepheline) + SiOl --> NaA1Si30, (albite)

    KAlSi,06 (leucite) + Si0, --> KAlSi308 (K-feldspar)

    Morfologi dari mineral magmatik

    Bentuknya mencerminkan kebebasan berkembang dalam bentuk liquid, perkembangan

    khusus akibat dari gangguan kristal lain, dan lingkungan dinamik. Magmatik sistem memiliki

    2(atau 3) tahapan kristalisasi atau pemadatan, tahapan pertama biasanya menghasilkan

    kristal-kristal ukuran besar.

    Selama tahap kedua, biasanya biji matrik yang sangat halus / gelasan terbentuk.

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    6/10

    Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai

    berikut:1 .

    H i b r i d a s i : P e m b e n t u k a n m a g m a b a r u k a r e n a

    p e n c a m p u r a n d u a magma yang berlainan jenisnya.

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    7/10

    2 . S i n t e k s i s : P e m b e n t u k a n m a g m a b a r u k a r e n a

    p r o s e s a s i m i l a s i dengan batuan samping3 . A n a t e k s i s : P r o s e s

    p e m b e n t u k a n m a g m a d a r i p e l e b u r a n b a t u a n pada kedalaman yang

    sangat besar.D a r i m a g m a d e n g a n k o n d i s i t e r t e n t u i n i

    s e l a n j u t n y a m e n g a l a m i differensiasi magmatik.Differensiasi magmatik ini

    meli[uti semua proses yangmengubah magma dari keadaan awal yang homogen

    da lam skala besar menjadi massa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi.Proses

    proses differensiasi magma meliputi :

    FragsinasiP e m i s a h a n k r i s t a l d a r i l a r u t a n m a g m a , k a r e n a p r o s e s

    k r i s t a l i s as i berjalan tidak setimbang atau kristalkristal pada waktu pendinginantidak

    dapat mengikuti perkembangan.Komposisi larutan magma yangbaru ini terjadi terutama

    karena adanya perubahan temper atur dan tekanan yang menyolok dan tiba- tiba

    Crystal settling / GravitationalAdalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal

    kristal beratC a , M g , F e y a n g a k a n m e m p e r k a y a m a g m a p a d a

    b a g i a n d a s a r w a d u k . D i s i sn i m i n er a l s i li k a b er a t a ka n t e rl e t a k d i

    bawah mineralsilika ringan.Liquid ImmisibilityLarutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah

    menjadilarutan yang masing massing membeku membentuk bahan

    yangheterogen.

    Crystal Flotation

    Pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium yang akanmemperkaya magma

    pada bagian atas dari waduk magma.

    VesiculationProses dimana magma yang mengandung komponene seperti C0 ,SO , S , CL ,

    dan H O sewaktu naik ke permukaan membentukgelembunggelembung gas dan

    membawa serta komponen volatilesodium ( Na ) dan Pottasium ( K ).

    DifussionsBercampurnya batuan dinding dengan magma di dalam wadukmagma secaralateral.

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    8/10

    model genetik endapan mineral

    model endAPAN mineral dalam kehidupan sehari-hari.

    Beberapa model genetik endapan mineral terutama endapan logam yang telah diajukan oleh

    ahli geologi pertambangan, kesemuanya untuk menjelaskan proses dan karakteristik suatu

    jebakan. Pada dasarnya semua model yang diajukan tersebut menekankan hubungan antaraterjadinya intrusi plutonik dan endapan bijih yang terbentuk serta berdasarkan pada model

    megmatikhidrotermal.

    Lowell dan Guilbert (1970), membuat suatu model genetik endapan tembaga porfiri dan

    asosiasi logam sulfida berdasarkan penyelidikan terhadap urutan zona alterasimineralisasi

    di San ManuelKalamazo dan mencatatkan bahwa pada sebagian besar endapan bijih

    terdapat hubungan yang sangat erat antara batuan induk, tubuh bijih dan batuan samping. Hal

    ini terlihat dari adanya hubungan dan asosiasi antara urutan zona alterasi dan mineralisasi

    yang terjadi baik pada tubuh intrusi sebagai batuan induk atau batuan sumber (source rock)

    maupun pada batuan samping (wall rock).

    Zona Alterasi hidrotermal dapat terbagi menjadi 5 Zona berdasarkan kumpulan mineral

    ubahannya, yaitu :

    1. Zona Potasik ("Potassic Zone)

    Zona potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu sistem

    hidrotermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter.

    Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K Feldspar, kuarsa,

    serisit dan magnetite. Mineral logam sulfida berupa pirit dan kalkopirit dengan perbandingan

    1:1 hingga 3:1, bentuk endapan dapat juga dijumpai dalam bentuk mikroveinlet serta dalam

    bentuk menyebar (disseminated).Pembentukkan biotiti sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik

    terutama hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit, feldspar

    maupun pyroksin.

    Selain biotisasi tersebut mineral klorit muncul sebagai penciri zona ubahan potasik ini. Klorit

    merupakan mineral ubahan dari mineral mafik terutama piroksin, hornblende maupun biotit,

    hal ini dapat dilihat bentuk awal dari mineral piroksin terlihat jelas mineral piroksin tersebut

    telah mengalami ubahan menjadi klorit. Pembentukkan mineral klorit ini karena reaksi antara

    mineral piroksin dengan larutan hidrotermal yang kemudian membentuk klorit, feldspar, serta

    mineral logam berupa magnetit dan hematit.

    Alterasi ini diakibat oleh penambahan unsur pottasium pada proses metasomatis dan disertai

    dengan banyak atau sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam batuan yang kaya akanmineral aluminosilikat. Sedangkan klorit, aktinolite, dan garnet kadang dijumpai dalam

    jumlah yang sedikit. Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona ubahan potasik ini

    berbentuk menyebar dimana mineral tersebut merupakan mineralmineral sulfida yang

    terdiri atas pyrite maupun kalkopirit dengan pertimbangan yang relatif sama.

    Bentuk endapan berupa hamburan dan veinlet yang dijumpai pada zona potasik ini

    disebabkan oleh pengaruh matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada batuan induk

    ataupun adanya intervensi daripada larutan magma sisa (larutan hidrotermal) melalui pori-

    pori batuan dan seterusnya berdifusi dan mengkristal pada rekahan batuan.

    2. Zona Alterasi Serisit (Phlic Zone)

    Zona alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    9/10

    berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Zona ini

    dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral

    pyrite yang melimpah serta sejumlah anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen

    metasomatis yang merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar

    yang stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur H+,

    menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Dominasi endapan dalam bentuk veinletdibandingkan dengan endapan yang berbentuk hamburan kemungkinan disebabkan oleh

    berkurangnya pengaruh metasomatik yang lebih mengarah ke proses hidrotermal. Hal ini

    disebabkan karena zona ini semakin menjauh dari pusat intrusi serta berkurangnya kedalaman

    sehingga interaksi membesar dan juga diakibatkan oleh banyaknya rekahan pada batuan

    sehingga larutan dengan mudah mengisinya dan mengkristal pada rekahan tersebut,

    mineralisasi yang intensif dijumpai pada vein kuarsa adalah logam sulfida berupa pirit,

    kalkopirit dan galena.

    3. Zona Alterasi Propilitik (Prophylitic Zone)

    Zona ini berkembang pada bagian luar dari zona alterasi yang dicirikan oleh kumpulanmeneral epidot maupun karbonat dan juga mineral klorit. Alterasi ini dipengaruhi oleh

    penambahan unsur H+ dan CO2. Mineral logam sulfida berupa pyrite mendominasi zona ini

    dimana keterdapatannya dijumpai mengganti fenokris piroksin maupun hornblende,

    sedangkan kalkopirit jarang dijumpai. Karakteristik dari zona ubahan ini yaitu dijumpai

    kumpulan mineral ubahan yang umumnya berupa klorit dan epidot serta dijumpainya mineral

    ubahan serisit dan kuarsa, lempung dan karbonat dalam jumlah yang sedikit. Mineral

    karbonat dijumpai sebagai mineral ubahan yang berasal dari ubahan mineral mafik maupun

    ubahan mineral plagoklas yang kaya akan unsur Ca, bentuk endapan umumnya dijumpai

    dalam bentuk veinlet disebabkan pengisian rekahan oleh larutan sisa magma yang melewati

    batuan tersebut, dimana rekahannya merupakan zona yang lemah yang merupakan media

    tempat larutan tersebut mengalir yang kemudian mengalami pembekuan dan pengkristalan.

    4. Zona Argilik (Argillic Zone)

    Zona ini terbentuk karena rusaknya unsur potasium, kalsium dan magnesium menjadi mineral

    lempung. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral lempung, kuarsa, dan karbonat. Unsur

    potasium, kalsium dan magnesium dalam batuan terubah menjadi monmorilonit, illit,

    hidromika dan klorit. Diatas zona argillic kadang terbentuk advanced argillit yang tersusun

    atas mineral diaspore, kuarsa atau silika amorf korondum dan alunit yang terbentuk pada

    kondisi asam yang tinggi. Logam sulfida yang biasanya terbentuk pada zona ini berupa pirit

    namun kehadirannya tidak seintensif pada zona serisit dimana bentuk veinlet ini hadir padabagian luar dalam suatu sistem alterasi hidrotermal.

    5. Zona Alterasi Skarn

    Alterasi ini terbentukl akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini

    sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada

    kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet,

    klinopiroksin dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar,

    sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit.,tremolit

    aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal.

    Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimiametasomatismeretrogradasi.Dijelaskan sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Kristalisasi Magma

    10/10

    Isokimia merupakan transfer panas antara larutan magama dengan batuan samping,

    prosesnya H2O dilepas dari intrusi dan CO2 dari batuan samping yang karbonat. Proses ini

    sangat dipengaruhi oleh temperatur,komposisi dan tekstur host rocknya (sifat konduktif).

    Metasomatisme, pada tahap ini terjadi eksolusi larutan magma kebatuan samping yang

    karbonat sehingga terbentuk kristalisasi pada bukaanbukaan yang dilewati larutan magma.

    Retrogradasi merupakan tahap dimana larutan magma sisa telah menyebar pada batuansamping dan mencapai zona kontak dengan water falk sehingga air tanah turun dan

    bercampur dengan larutan.

    Berapa ahli geologi melakukan pengelompokan endapan bijih didasarkanpada lingkungan

    tektoniknya, diantaranya yang telah dilakukan Mitchell dan Garson(1981), yang membagi

    endapan bijih menjadi:

    Endapan di Continental Hot Spots, Rifts dan Aulacogens2.

    Endapan pada Passive Continental Margins dan Interior Basins3.

    Endapan pada lingkungan Oceanic4.

    Endapan pada lingkungan subduksi5.

    Endapan pada lingkungan yang terkait dengan collision6.

    Endapan pada Transform Faults dan lineamentnya pada Continenta