kpd
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar
ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada
umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan
masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput
ketuban sebelum waktunya menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan
prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya.
Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama kematian
perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian
infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan pada kasus
Ketuban Pecah Dini terutama pada penanganan konservatif. (http://www.chclibrary.org/2001.
diakses 12 Juni 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan angka
kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan
28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%.
Angka kematian Ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN, yaitu
230/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam
130/100.000 kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000
kelahiran hidup, Singapura 15/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di propinsi
sulawesi selatan tahun 2009 yaitu 116/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab
perdarahan 72 orang (62,07%), eklampsia 19 orang (16,38%), infeksi 5 orang (4,31%)
orang dan lain-lain 20 orang (17,24%).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Definisi dari KPD
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan KPD?
1
1.3 Tujuan umum
Dapat mengaplikasikan dasar-dasar asuhan keperawatan maternitas pada
klien dengan KPD.
1.4 Tujuan khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi teori dari KPD.
2. Dapat mengapllikasikan asuhan keperawatan klien dengan KPD.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah Pecahnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan
yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
dengan atau tanpa kontraksi (mitayani, 2009)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan /
sebelum infartu, pada pembukaan< 4 cm (fase laten). ( Arief Mansjoer, dkk,2001)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. (Manuaba, 2010).
2.2 Etiologi
Penyebab ketuban pecaban pecah dini masih belum dapat diketahui dan tidak dapat
ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebabkan faktor-faktor yang berhubungan erat
dengan ketuban pecah dini, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.
Adapun yang menjadi faktor resikio adalah :
a. Infeksi : Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini.
b. Serviks yang inkopeten, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curettage).
c. Ketegangan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramion, gameli.
d. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun
amniosintesis menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini karena biasanya
disertai infeksi.
e. Kelainan letak, misalnya sumsang sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul serta dapat menghalangi tekanan terhadap membran
bagian bawah.
3
Faktor Predisposisi
a. Faktor golongan darah
b. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu
c. Faktor multi gravid, merokok dan pendarahan antepartum
d. Difisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C)
2.3 Manifestasi Klinis
1. keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak
2. dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
3. janin mudah teraba
4. pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering
5. inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001)
2.4 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan
PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi
biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas
objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan
gambaran daun pakis.
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
2.5 Penatalaksanaan
a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
4
c. Umur kehamilan kurang 37 minggu.
d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk
mematangkan fungsi paru janin.
f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka
lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi
kehamilan.
2.6 Patofisiologi
Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi
tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat
memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh
bukan merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien
dalam persalinan cukup bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam
persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan
sepsis yang keberadaannya di dalam rahim akan dapat menjadi problematik, bagi ibu
resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka
harus dilakukan operasi section caesaria.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi pada Ketuban Pecah Dini, antara lain:
a. Infeksi intrauterin
b. Partus premature
c. Tali pusat menumbung
d. Distosia (Partus kering)
5
2.8 WOC
6
Infeksi Kelainan Letak Janin Berhubungan Sexual
Trauma Selaput Abdomen
Kontraksi otot rahim
KPDMK : resiko Infeksi
Keluar Cairan Ketuban
Klien CemasKlien Lemas
Nafsu makan turun
MK : nutrisi kurang dari keb tubuh
Klien sulit tidur
MK : gg Pola tidur
MK : Ansietas
MK : Intoleransi aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 16 agustus 2010
1. . Identitas klien
Nama : Ny.I
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : situmbuak / Tilatang kamang
No.MR : 249226
Ruang Rawat : ruang Rawat Inap kebidanan RSUD Dr.Achmad
Muchtar Bukittinggi
Tgl masuk : 14 agustus 2010
Penanggung jawab
Nama : Tn.H
Umur : 25 tahun
Hub. Dg keluarga : suami
Pekerjaan : wiraswasta
2. Alasan masuk
Klien masuk IGD pada hari sabtu pukul 00.30 WIB, dengan keluhan keluar
cairan ketuban dari pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau
3. Riwayat kesehatan
7
4. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam, klien
mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak
berbau,frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x sehari, klien mengatakan perut terasa sakit dari
pinggang sampai ke ari – ari,nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri
6,klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan,frekuensi tidur klien hanya 7 jam
sehari,klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yg lalu ,klien
mengatakan berat badan nya menurun,BB sehat 68 Kg BB sakit 64 Kg,klien sudah 2 hari
tidak ada Buang air besar, klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit
yang di derita nya saat ini, klien tampak meringis dan sering memegang perut nya, porsi
makan yang dihabiskan klien hanya ½ porsi,klien mengatakan selama dirumah sakit klien
hanya beraktifitas di tempat tidur, aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur, DJJ
bayi 135 x/i, HB 10,4 gr %, therapi yang diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1
amp
5. Riwayat Kesehatan dahulu
Klien sebelum nya tidak pernah mengalami penyakit yang di derita nya
sekarang, klien juga tidak ada penyakit jantung, DM, hipertensi
6. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada memiliki penyakit keturunan, menular dan kejiwaan
7. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : teratur ( 1x/ bulan )
Lama haid : 5 – 8 hari
Ganti Duk : 2 – 3x / hari
Keluhan pd saat haid : nyeri pd saat haid
8. Riwayat Kehamilan
HPHT : 18 Desember 2009
TP : 25 September 2010
8
Kehamilan : G1 P0 A0 H0 ( Gravid 1, partus belum ada, abortus tidak
ada, hidup belum ada )
9. Pemeriksaan Fisik
A. Kesadaran : Compos Metis
B. BB / TB : 64 kg / 159 cm
C. Tanda – Tanda vital
TD : 110 / 80 mmhg P : 24x /i
N : 88x / i S : 36,2 º C
D. Head To Toe
a. Rambut : berwarna coklat, lurus, bersih, tidak berbau,tidak terdapat lesi
b. Mata : sklera tidak ihterik, konjungtiva anemis,pupil sama besar ka / ki,
palpebra tidak ada oedema, fungsi penglihatan baik,tidak menggunakan alat bantu
penglihatan,bereaksi terhadap cahaya
c. Telinga : simetris ka / ki , tidak terdapat serumen,tidak menggunakan alat bantu
pendengaran, fungsi pendengaran baik
d. Hidung : bernafas tidak menggunakan cuping hidung,tidak terdapat
serumen ,fungsi penciuman baik
e. Mulut dan Gigi : mukosa bibir lembab, keadaaan gigi dan gusi tidak ada peradangan
dan pendarahan, ada karies gigi, lidah bersih, keadaan mulut tidak berbau
f. leher : tidak terjadi pembengkakan tyroid
g. Paru – Paru :
I : warna kulit putih, pengembangan dada simetris ka / ki, tidak ada lesi /
memar , bernafas tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi
pernafasan 24x / i
P : tidak ada teraba massa, tidak teraba pembengkakan, getaran dinding dada
terasa simetris ka/ki
P : bunyi paru – paru resonan
A : suara nafas terdengar vesikuler
9
h. Jantung :
I : warna kulit dada putih,tidak ada lesi atau luka lecet, ictus cordis tidak
terlihat
P : terasa ictus cordis teraba pada ICS5 midclavikula dan batas jantung
teraba,frekuensi jantung 88x/i
P : bunyi jantung redup
A : tidak terdapat bunyi tambahan
i. Payudara : puting susu menonjong, aerola menghitam, mamae tidak terlalu
tegang
A. Abdomen
I : perut terlihat membuncit, kulit bersih, tidak ada luka lesi
P : fundus 3 jari di bawah px, letak bayi Puka, persentas kepala
P : timpany
A : bising usus ( + ), DJJ : 135x / i
j. . Ekstremitas :
Atas : kulit berwana putih, terdapat luka bekas suntikan, tidak ada oedema
Bawah : tidak ada kelainan, tidak terdapat memar / luka lecet, tidak ada oedema
k. . Genitalia : vagina keluar cairan berwarna jernih tapi tidak berbau, tidak terdapat
varises dan tidak ada oedema
l. . Integumen : turgor kulit baik, kulit lembab tidak kering
E. Data Biologis
No Aktifitas Di rumah Di Rumah sakit
1 Nutrisi
Makan
menu
2x / hari
Makanan biasa
2x / hari
Makanan lunak
10
porsi
makanan kesukaan
pantangan
minum
jumlah
minuman kesukaan
pantangan
1 porsi
Mie goreng
Tidak ada pantangan
8 gelas / hari
Jus mangga
Tidak ada pantangan
½ porsi
Tidak ada
Tidak ada
5 gelas / hari
Tidak ada
Tidak ada
2 Eliminasi
BAB
frekuensi
warna
bau
konsistensi
kesulitan
BAK
frekuensi
warna
bau
konsistensi
kesulitan
2x / hari
Kuning
Khas
Padat
Tidak ada kesulitan BAB
4x / hari
Jernih
Khas
Cair
Tidak ada kesulitan BAK
Selama masuk RS
klien belum ada
BAB ( 2 hari )
4x /hari
Agak kekuningan
karena pengaruh
obat dan kurang
minum
Berbau obat
Cair
Tidak ada
kesulitan BAK
3 Istirahat dan tidur
Siang
11
waktu tidur
lama tidur
kesulitan tidur
Siang ( - ),malam ( 09.00 )
Siang ( - ),malam ( 10 jam )
Tidak ada kesulitan tidur
(11.00),malam,
(20.00)
Siang (2
jam),malam (7
jam)
Terasa nyeri pada
bagian pinggang,
nyeri yg
dirasakan hilang
timbul
4
5
Personal Hygiene
mandi
cuci rambut
gosok gigi
potong kuku
aktifitas
2x/hari
1x/2 hari
3x/hari
Apabila sudah panjang saja
Klien dapat beraktifitas seperti
dapat melakukan pekerjaan
rumah
2x/hari
Belum ada cuci
rambut
3x/hari
Klien belum ada
potong kuku
Klien hanya
beraktifitas di
tempat tidur, dan
aktifitas dibantu
oleh suami nya
F. Riwayat Alergi
Klien tidak memiliki alergi ( baik alergi makanan maupun alergy obat – obatan )
G. Riwayat psikologis
Klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di alami nya
saat ini. Klien dan suami klien sering bertanya kepada perawat tentang penyakit nya
H. Riwayat Spritual
12
Selama di Rumah Sakit klien ada melakukan sholat 5 waktu
I. Riwayat Sosial Ekonomi
Suami klien bekerja sebagai wiraswasta, klien mengatakan gaji suami nya cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari
J. Data Penunjang
K. Data
Pengobatan ( 15 agustus 2010 )
Ceftriaxon 2 x 1 gr ( jam 09.00 – 21.00 )
Dexametason 2 x 1 amp ( jam 09.00 – 21.00 )
Amoxilin 3 x 1 (500 gr)
Vit C 3 x 1 (100 gr)
L. Data Subjektif
a. Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam
b. klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak
berbau
c. klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari – ari
d. klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan
e. klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat
ini
f. klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yang lalu
g. klien mengatakan berat badan nya menurun
h. klien mengatakan sudah 2 hari tidak buang air besar
13
Tgl Pemeriksaan Hasil Normal Kesan
15 agustus
2010
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
10,4 gr %
9100 / ul
204.000
13 – 16 gr %
5000 – 10000 /
ul
15000 – 40000
Rendah
Normal
Normal
i. klien mengatakan selama di rumah sakit klien hanya beraktifitas ditempat tidur
M. Data Objektif
a. klien tampak lemah
b. klien tampak cemas
c. porsi yang dihabiskan klien hanya ½ porsi
d. BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg
e. cairan yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau
f. frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x dalam sehari
g. nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6
h. frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari
i. aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur
j. therapi yg diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp
k. DJJ bayi 135 x / i
l. HB klien 10,4 gr %
m. klien sering bertanya tentang penyakit nya
n. TTV
TD : 110 /80 mmhg P : 24x/i
N : 88x/i S : 36,2º C
14
N. Analisa Data
No Data Etiology Problem
1 DS :
klien mengatakan keluar cairan ketuban
dari pervaginaan sejak malam
klien mengatakan cairan ketuban yang
keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak
berbau
DO :
cairan ketuban yang keluar dari vagina
berwarna jernih dan tidak berbau
frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x
dalam sehari
Therapi yg diberikan ceftriaxn 2 x 1 gr dan
dexametason 2 x 1 amp
Ketuban Pecah
Dini
Resiko Infeksi
2 DS :
klien mengatakan perut terasa sakit dari
pinggang sampai ke ari – ari
klien mengatakan selama dirumah sakit
klien beraktifitas ditempat tidur
DO :
klien tampak meringis dan memegangi
perut nya
nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang
dengan skala nyeri 6
aktifitas klien dirumah sakit ditempat tidur
ttv
Ketegangan otot
rahim
Nyeri akut
15
tt
3
4
5
DS :
klien mengatakan cemas terhadap penyakit
yang di derita nya
klien mengatakan tidak mengetahui ttg
penyakit yang di alami nya
DO :
klien tampak cemas
klien sering bertanya tentang penyakit nya
DS :
klien mengatakan susah tidur karena nyeri
yang dirasakan
klien mengatakan frekuensi tidur hanya 7
jam dalam sehari
DO :
frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari
klien tampak lemah
DS :
klien mengatakan kurang nafsu makan
sejak beberapa hari yang lalu
klien mengatakan berat badan nya
menurun
DO :
porsi makanan yang dihabiskan klien ½
Kurangnya
pengetahuan klien
tentang penyakit
KPD
Peningkatan HIS
Intake yang tidak
adekuat
Ansietas
Gangguan
pola istirahat :
tidur
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
16
porsi
BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg
HB klien 10,4 gr %
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot rahim
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak ade
kuat
Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD
Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini
C. Intervensi
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1` Resiko Infeksi b /d
Ketuban pecah dini
DS :
klien mengatakan
keluar cairan dari
pervaginaan
klien mengatakan
cairan ketuban yang
keluar pervaginaan
berwarna jernih dan
tidak berbau
DO :
cairan yang
keluar berwarna
jernih dan tidak
Tujuan
infeksi tidak
terjadi
kriteria hasil
tidak ada keluar
lagi cairan dari
pervaginaan
DJJ janin
normal
Leukosit klien
kembali normal
Suhu 36 – 37 °
bina hubungan
saling percaya
melalui komunikasi
therapeutik
pantau keadaan
umum klien
berikan
lingkungan yang
nyaman untuk klien
berikan obat
sesuai order dokter
17
berbau
frekuensi ganti
duk klien sebanyak
5x dalam sehari
2 Nyeri akut b / d
ketegangan otot
rahim
DS :
klien mengatakan
perut terasa sakit
dari pinggang ke ari
–ari
DO :
klien tampak
meringis
klien tampak
memegangi perut
nya
nyeri yang
dirasakan klien nyeri
sedang dengan skala
nyeri 6
Tujuan
nyeri ( - )
Kriteria hasil
klien tampak
tenang / rileks
klien
mengatakan rasa
nyeri pada perut
klien berkurang
TTV kembali
normal
TD : 120 / 80
mmhg
N : 60 – 120 x/i
P :24 x /i
S :36 -37 °
- monitor TTV
klien
kaji skala nyeri
( 1 – 10 )
ajarkan klien
teknik relaksasi
atur posisi klien
berikan
lingkungan yang
nyaman dan batasi
pengunjung
3 Ansietas b / d
kurang nya
pengetahuan klien
tentang penyakit
KPD
DS :
Tujuan
ansietas ( - )
Kriteria hasil
klien sudah
mengerti tentang
penyakit dan
- tinjau proses
penyakit dan
harapan masa depan
dorong klien
untuk istirahat total
berikan
18
4
klien mengatakan
cemas terhadap
penyakit nya
klien mengatakan
tidak mengetahui
tentang penyakit
yang di derita nya
DO :
klien tampak
cemas
klien sering
bertanya tentang
penyakit nya kepada
perawat
Gangguan Pola
istirahat Tidur
berhubungan
dengan
Peningkatan HIS
DS :
klien mengatakan
susah tidur karena
nyeri yang dirasakan
klien mengatakan
frekuensi tidur hanya
7 jam dalam sehari
DO :
perawatan KPD
klien tidak
cemas lagi
Tujuan :
- istirahat dan tidur
klien terpenuhi
Kriteria hasil :
- menunjukkan
pola tidur yang
adekuat
pelayanan kesehatan
mengenai penyakit
nya
- kaji kebiasaan pola
tidur patien
- berikan lingkungan
yang nyaman seperti
keadaan ruangan dan
penerangan ruangan
- batasi pengunjung
19
5
frekuensi tidur
klien hanya 7 jam
sehari
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan intake yang
tidak ade kuat
DS :
klien mengatakan
kurang nafsu makan
sejak beberapa hari
yang lalu
klien mengatakan
berat badan nya
menurun
DO :
porsi makanan
yang dihabiskan
klien ½ porsi
BB sehat 68 Kg, BB
sakit 64 Kg
Tujuan :
- kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi
Kriteria hasil
- tidak
menunjukkan tanda
–tanda mal nutrisi
- BB dalam batas
normal
- menunjukkan
pemasukan yang
adekuat
- timbang BB klien
- kaji tanda – tanda
mal nutrisi
- auskultasi bising
usus, catat ada nya
nyeri abdomen, mua
muntah
- motivasi klien
untuk menghabiskan
makanan
- berikan makanan
yang hangat dan
bervariasi
20
D. Implementasi dan Evaluasi
No Hari / tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi
1 Senin
16 agustus
2010
I
II
08.00
WIB
08.45
WIB
09.30
WIB
11.00
WIB
11.25
WIB
11.30
- membina hubungan saling
percaya melalui komunikasi
therapeutik
- memantau keadaan umum
klien, seperti kesadaran
klien ,cairan yg keluar dari
pervaginaan klien, TD,N,S,P
klien
R/p : cairan yg keluar dari
pervaginaan masih ada,
kesadaran baik,
- memberikan obat injeksi
Ceftriaxon 1 gr dan
dexametason 1 amp ( IV )
R/p : ceftriaxon dan
dexametasn sudah diberikan
- memberikan lingkungan
yang nyaman seperti
kenyamanan ruangan dan
membatasi pengunjung
R/p : klien dapat beristirahat
S : klien mengatakan
masih ada keluar cairan
dari pervaginaan tapi
tidak begitu banyak
O : warna cairan jernih
dan tidak berbau
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 2 – 4
dilanjutkan
S : klien mengatakan
pinggang sampai ke ari –
ari masih terasa nyeri
21
WIB
13.00
WIB
13.45
WIB
14.00
WIB
- memonitor TD,N,P,S klien
- mengkaji skala nyeri ( 1 – 10
)
R/p : skala nyeri klien 6
- mengajarkan klien teknik
relaksasi dengan cara tarik
nafas dalam sebanyak 3 x
- R/p : klien dapat melakukan
teknik relaksasi yg di
ajarkan ,nyeri sedikit
berkurang
- mengatur posisi klien dengan
miring kiri saban 2 jam
R/p : klien dapat melakukan
miring kekanan dank e kiri
saban 2 jam
- memberikan lingkungan
yang nyaman dg batasi
pengunjung
R/p : klien merasa tenang dan
dapat beristirahat
O : klien tampak
memegangi pinggang
dan meringis
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 1 – 5
dilanjutkan
2 Selasa / 17
agustus
2010
08.00
WIB
Intervensi dihentikan
Klien pulang dengan
kemauan sendiri
Pd tgl 16 agustus 2010
pukul 17.30 WIB
Catatan perkembangan h+2 sampai pasien pulang
S
O
22
A
P
I
E : soap
23
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah Pecahnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan
yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
dengan atau tanpa kontraksi (mitayani, 2009).
3.2 Saran
Diharapakan dengan adanya makalah ini mahasiswa keperawatan bhakti wiyata
mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada ibu denganketuban pecah dini di
masyarakat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Interverensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC, Ed. 7. Penerbit Buku Kedokeran. Jakarta: EGC.
25