kpd

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya. Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama kematian perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan pada kasus Ketuban Pecah Dini terutama pada penanganan konservatif. (http://www.chclibrary.org/2001 . diakses 12 Juni 2011). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan angka kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%. Angka kematian Ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN, yaitu 230/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam 130/100.000 kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 1

Upload: jijin-kuwi-kuprit

Post on 06-Aug-2015

62 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kpd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar

ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada

umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan

masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput

ketuban sebelum waktunya menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan

prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya.

Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama  kematian

perinatal, yang disebabkan karena kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian

infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan pada kasus

Ketuban Pecah Dini terutama pada penanganan konservatif. (http://www.chclibrary.org/2001.

diakses 12 Juni 2011).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan angka

kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan

28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%.

                Angka kematian Ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN, yaitu

230/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam

130/100.000 kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000

kelahiran hidup, Singapura 15/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di propinsi

sulawesi selatan tahun 2009 yaitu 116/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab

perdarahan 72 orang (62,07%), eklampsia 19 orang (16,38%), infeksi 5 orang (4,31%)

orang dan lain-lain 20 orang (17,24%). 

 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian  latar  belakang  masalah  tersebut  diatas    dapat  dirumuskan 

permasalahan  sebagai  berikut:

1.    Bagaimana  Definisi dari KPD

2.    Bagaimana  Asuhan Keperawatan klien dengan KPD?

1

Page 2: Kpd

1.3     Tujuan umum

                  Dapat mengaplikasikan dasar-dasar asuhan keperawatan maternitas pada

klien dengan KPD.

1.4 Tujuan khusus

1. Mengetahui dan memahami definisi teori dari KPD.

2. Dapat mengapllikasikan asuhan keperawatan klien dengan KPD.

2

Page 3: Kpd

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Ketuban pecah dini adalah Pecahnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan

yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu

dengan atau tanpa kontraksi (mitayani, 2009)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan /

sebelum infartu, pada pembukaan< 4 cm (fase laten). ( Arief Mansjoer, dkk,2001)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan

mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. (Manuaba, 2010).

2.2 Etiologi

            Penyebab ketuban pecaban pecah dini masih belum dapat diketahui dan tidak dapat

ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebabkan faktor-faktor yang berhubungan erat

dengan ketuban pecah dini, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.

Adapun yang menjadi faktor resikio adalah :

a.  Infeksi : Infeksi yang terjadi secara langsung  pada selaput ketuban maupun

asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan

terjadinya ketuban pecah dini.

b.  Serviks yang inkopeten, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena

kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curettage).

c.  Ketegangan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan

(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramion, gameli.

d.  Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun

amniosintesis menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini karena biasanya

disertai infeksi.

e.  Kelainan letak, misalnya sumsang sehingga tidak ada bagian terendah yang

menutupi pintu atas panggul serta dapat menghalangi tekanan terhadap membran

bagian bawah.

3

Page 4: Kpd

   Faktor Predisposisi

a.    Faktor golongan darah

b.    Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu

c.    Faktor multi gravid, merokok dan pendarahan antepartum

d.    Difisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C)

2.3 Manifestasi Klinis

1. keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak

2. dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi

3. janin mudah teraba

4. pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering

5. inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban

ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001)

2.4    Pemeriksaan penunjang

a.  Pemeriksaan laboratorium

     Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan

PHnya.

1)   Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi

biru ,menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).

2)   Mikroskopik (tes pakis), dengan  meneteskan air ketuban pada gelas

objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan

gambaran daun pakis.

b.  Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

       Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam

kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.

2.5 Penatalaksanaan

a.  Rawat rumah sakit dengan tirah baring.

b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.

4

Page 5: Kpd

c.  Umur kehamilan kurang 37 minggu.

d.  Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.

e.  Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk

mematangkan fungsi paru janin.

f.   Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.

g.  Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.

h.   Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka

lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi

kehamilan.

2.6 Patofisiologi

Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi

tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat

memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh

bukan merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien

dalam persalinan cukup bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam

persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan

sepsis yang keberadaannya di dalam rahim akan dapat menjadi problematik, bagi ibu

resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka

harus dilakukan operasi section caesaria.

2.7 Komplikasi

Komplikasi yang biasa terjadi pada Ketuban Pecah Dini, antara lain:

a.    Infeksi intrauterin  

b.    Partus premature

c.    Tali pusat menumbung

d.    Distosia (Partus kering)

5

Page 6: Kpd

2.8 WOC

6

Infeksi Kelainan Letak Janin Berhubungan Sexual

Trauma Selaput Abdomen

Kontraksi otot rahim

KPDMK : resiko Infeksi

Keluar Cairan Ketuban

Klien CemasKlien Lemas

Nafsu makan turun

MK : nutrisi kurang dari keb tubuh

Klien sulit tidur

MK : gg Pola tidur

MK : Ansietas

MK : Intoleransi aktivitas

Page 7: Kpd

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

    Tanggal pengkajian                    : 16 agustus 2010

1. . Identitas klien

                        Nama                           : Ny.I

                        Umur                            : 20 tahun

                        Jenis kelamin                : Perempuan

                        Status                           : Sudah menikah

                        Agama                          : Islam

                        Pekerjaan                      : Ibu rumah tangga

                        Pendidikan                    : SMA

                        Alamat                          : situmbuak / Tilatang kamang

                        No.MR                          : 249226

                        Ruang Rawat           : ruang Rawat Inap kebidanan RSUD Dr.Achmad

Muchtar Bukittinggi

                        Tgl masuk                     : 14 agustus 2010

                        Penanggung jawab

                        Nama                           : Tn.H

                        Umur                            : 25 tahun

                        Hub. Dg keluarga           : suami

                        Pekerjaan                      : wiraswasta

2. Alasan masuk

                        Klien masuk IGD pada hari sabtu pukul 00.30 WIB, dengan keluhan keluar

cairan ketuban dari pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau

3. Riwayat kesehatan

7

Page 8: Kpd

4. Riwayat kesehatan sekarang

                        Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam, klien

mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak

berbau,frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x sehari, klien mengatakan perut terasa sakit dari

pinggang sampai ke ari – ari,nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri

6,klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan,frekuensi tidur klien hanya 7 jam

sehari,klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yg lalu ,klien

mengatakan berat badan nya menurun,BB sehat 68 Kg BB sakit 64 Kg,klien sudah 2 hari

tidak ada Buang air besar, klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit

yang di derita nya saat ini, klien tampak meringis dan sering memegang perut nya, porsi

makan yang dihabiskan klien hanya ½ porsi,klien mengatakan selama dirumah sakit klien

hanya beraktifitas di tempat tidur, aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur, DJJ

bayi 135 x/i, HB 10,4 gr %, therapi yang diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1

amp

5. Riwayat Kesehatan dahulu

                        Klien sebelum nya tidak pernah mengalami penyakit yang di derita nya

sekarang, klien juga tidak ada penyakit jantung, DM, hipertensi

6. Riwayat kesehatan keluarga

                        Keluarga klien tidak ada memiliki penyakit keturunan, menular dan kejiwaan

7. Riwayat menstruasi

Menarche           : 13 tahun

            Siklus haid                    : teratur ( 1x/ bulan )

            Lama haid                     : 5 – 8 hari

            Ganti Duk                     : 2 – 3x / hari

            Keluhan pd saat haid      : nyeri pd saat haid

8. Riwayat Kehamilan

            HPHT                           : 18 Desember 2009

            TP                                : 25 September 2010

8

Page 9: Kpd

            Kehamilan                     : G1 P0 A0 H0  ( Gravid 1, partus belum ada, abortus tidak    

ada, hidup belum ada )

9. Pemeriksaan Fisik

A. Kesadaran                     : Compos Metis

B. BB / TB                                    : 64 kg / 159 cm           

C. Tanda – Tanda vital

            TD        : 110 / 80 mmhg                        P : 24x /i

            N          : 88x / i                                     S : 36,2 º C

D. Head To Toe

a.       Rambut             : berwarna coklat, lurus, bersih, tidak berbau,tidak terdapat lesi

b.       Mata               : sklera tidak ihterik, konjungtiva anemis,pupil sama besar ka / ki,

palpebra tidak ada oedema, fungsi penglihatan baik,tidak menggunakan alat bantu

penglihatan,bereaksi terhadap cahaya

c.       Telinga              : simetris ka / ki , tidak terdapat serumen,tidak menggunakan alat bantu

pendengaran, fungsi pendengaran baik

d.       Hidung             : bernafas tidak menggunakan cuping hidung,tidak terdapat

serumen ,fungsi penciuman baik

e.       Mulut dan Gigi   : mukosa bibir lembab, keadaaan gigi dan gusi tidak ada peradangan

dan pendarahan, ada karies gigi, lidah bersih,  keadaan mulut tidak berbau

f.        leher                 : tidak terjadi pembengkakan tyroid

g.       Paru – Paru       :

I           : warna kulit putih, pengembangan dada simetris    ka /  ki,      tidak ada lesi /

memar , bernafas tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi

pernafasan 24x / i

P          : tidak ada teraba massa, tidak teraba   pembengkakan, getaran dinding dada

terasa simetris ka/ki

P          : bunyi paru – paru resonan

A          : suara nafas terdengar vesikuler

9

Page 10: Kpd

h. Jantung   :

I           : warna kulit dada putih,tidak ada lesi atau luka    lecet, ictus cordis tidak

terlihat

P          : terasa ictus cordis teraba pada ICS5 midclavikula dan batas jantung

teraba,frekuensi jantung 88x/i

P          : bunyi jantung redup

A          : tidak terdapat bunyi tambahan

i. Payudara   : puting susu menonjong, aerola    menghitam, mamae tidak terlalu

tegang

A.   Abdomen

I           : perut terlihat membuncit, kulit bersih, tidak ada luka  lesi

P          : fundus 3 jari di bawah px, letak bayi Puka, persentas  kepala

P          : timpany                

A          : bising usus ( + ), DJJ : 135x / i

j. . Ekstremitas         :

Atas     : kulit berwana putih, terdapat luka bekas suntikan, tidak ada oedema

Bawah  : tidak ada kelainan, tidak terdapat memar / luka lecet, tidak ada oedema

k. . Genitalia          : vagina keluar cairan berwarna jernih tapi  tidak berbau, tidak terdapat

varises dan tidak ada oedema

l. . Integumen          : turgor kulit baik, kulit lembab tidak kering

E. Data Biologis

No Aktifitas Di rumah Di Rumah sakit

1 Nutrisi

Makan

          menu

2x / hari

Makanan biasa

2x / hari

Makanan lunak

10

Page 11: Kpd

          porsi

          makanan kesukaan

          pantangan

minum

          jumlah

          minuman kesukaan

          pantangan

1 porsi

Mie goreng

Tidak ada pantangan

8 gelas / hari

Jus mangga

Tidak ada pantangan

½ porsi

Tidak ada

Tidak ada

5 gelas / hari

Tidak ada

Tidak ada

2 Eliminasi

BAB

          frekuensi

          warna

          bau

          konsistensi

          kesulitan

BAK

          frekuensi

          warna

          bau

          konsistensi

          kesulitan

2x / hari

Kuning

Khas

Padat

Tidak ada kesulitan BAB

4x / hari

Jernih

Khas

Cair

Tidak ada kesulitan BAK

Selama masuk RS

klien belum ada

BAB ( 2 hari )

4x /hari

Agak kekuningan

karena pengaruh

obat dan kurang

minum

Berbau obat

Cair

Tidak ada

kesulitan BAK

3 Istirahat dan tidur

Siang

11

Page 12: Kpd

          waktu tidur

          lama tidur

          kesulitan tidur

Siang ( - ),malam ( 09.00 )

Siang ( - ),malam ( 10 jam )

Tidak ada kesulitan tidur

(11.00),malam,

(20.00)

Siang (2

jam),malam (7

jam)

Terasa nyeri pada

bagian pinggang,

nyeri yg

dirasakan hilang

timbul

4

5

Personal Hygiene

          mandi

          cuci rambut

          gosok gigi

          potong kuku

aktifitas

2x/hari

1x/2 hari

3x/hari

Apabila sudah panjang saja

Klien dapat beraktifitas seperti

dapat melakukan pekerjaan

rumah

2x/hari

Belum ada cuci

rambut

3x/hari

Klien belum ada

potong kuku

Klien hanya

beraktifitas di

tempat tidur, dan

aktifitas dibantu

oleh suami nya

F. Riwayat Alergi

            Klien tidak memiliki alergi ( baik alergi makanan maupun alergy obat – obatan )

G. Riwayat psikologis

            Klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di alami nya

saat ini. Klien dan suami klien sering bertanya kepada perawat tentang penyakit nya

H. Riwayat Spritual

12

Page 13: Kpd

            Selama di Rumah Sakit klien ada melakukan sholat 5 waktu

I. Riwayat Sosial Ekonomi

            Suami klien bekerja sebagai wiraswasta, klien mengatakan gaji suami nya cukup

untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari

J. Data Penunjang

  

         

K. Data

Pengobatan  ( 15 agustus 2010 )

            Ceftriaxon               2 x 1 gr ( jam 09.00 – 21.00 )

            Dexametason          2 x 1 amp ( jam 09.00 – 21.00 )

            Amoxilin                  3 x 1 (500 gr)

            Vit C                       3 x 1 (100 gr)

L. Data Subjektif

a.       Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam

b.       klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak

berbau

c.       klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari – ari

d.       klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan

e.       klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat

ini

f.        klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yang lalu

g.       klien mengatakan berat badan nya menurun

h.       klien mengatakan sudah 2 hari tidak buang air besar

13

Tgl Pemeriksaan Hasil Normal Kesan

15 agustus

2010

Hemoglobin

Leukosit

Trombosit

10,4 gr %

9100 / ul

204.000

13 – 16 gr %

5000 – 10000 /

ul

15000 – 40000

Rendah

Normal

Normal

Page 14: Kpd

i.         klien mengatakan selama di rumah sakit klien hanya beraktifitas ditempat tidur

M. Data Objektif

a.       klien tampak lemah

b.       klien tampak cemas

c.       porsi yang dihabiskan klien hanya ½ porsi

d.       BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg

e.       cairan yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau

f.        frekuensi ganti duk klien sebanyak  5x dalam sehari

g.       nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6

h.       frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari

i.         aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur

j.         therapi yg diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp

k.       DJJ bayi 135 x / i

l.         HB klien 10,4 gr %

m.     klien sering bertanya tentang penyakit nya

n.       TTV

                                          TD : 110 /80 mmhg                    P : 24x/i

                                          N    : 88x/i                                 S : 36,2º C

14

Page 15: Kpd

N. Analisa Data

No Data Etiology Problem

1 DS :

          klien mengatakan keluar cairan ketuban

dari pervaginaan sejak malam

          klien mengatakan cairan ketuban yang

keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak

berbau

DO :

          cairan ketuban yang keluar dari vagina

berwarna jernih dan tidak berbau

          frekuensi ganti duk klien sebanyak  5x

dalam sehari

          Therapi yg diberikan ceftriaxn 2 x 1 gr dan

dexametason 2 x 1 amp

Ketuban Pecah

Dini

Resiko Infeksi

2 DS :

          klien mengatakan perut terasa sakit dari

pinggang sampai ke ari – ari

          klien mengatakan selama dirumah sakit

klien beraktifitas ditempat tidur

DO :

          klien tampak meringis dan memegangi

perut nya

          nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang

dengan skala nyeri 6

          aktifitas klien dirumah sakit ditempat tidur

ttv

Ketegangan otot

rahim

Nyeri akut

15

Page 16: Kpd

tt

3

4

5

DS :

          klien mengatakan cemas terhadap penyakit

yang di derita nya

          klien mengatakan tidak mengetahui ttg

penyakit yang di alami nya

DO :

          klien tampak cemas

          klien sering bertanya tentang penyakit nya

DS :

          klien mengatakan susah tidur karena nyeri

yang dirasakan

          klien mengatakan frekuensi tidur hanya 7

jam dalam sehari

DO :

          frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari

          klien tampak lemah

DS :

          klien mengatakan kurang nafsu makan

sejak beberapa hari yang lalu

          klien mengatakan berat badan nya

menurun

DO :

          porsi makanan yang dihabiskan klien ½

Kurangnya

pengetahuan klien

tentang penyakit

KPD

Peningkatan HIS

Intake yang tidak

adekuat

Ansietas

Gangguan

pola istirahat :

tidur

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi

16

Page 17: Kpd

porsi

          BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg

          HB klien 10,4 gr %

B. Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot rahim

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak ade

kuat

Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD

Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini

C. Intervensi

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil

Intervensi Rasional

1` Resiko Infeksi b /d

Ketuban pecah dini

DS :

          klien mengatakan

keluar cairan dari

pervaginaan

          klien mengatakan

cairan ketuban yang

keluar pervaginaan

berwarna jernih dan

tidak berbau

DO :

          cairan yang

keluar berwarna

jernih dan tidak

Tujuan

          infeksi tidak

terjadi

kriteria hasil

          tidak ada keluar

lagi cairan dari

pervaginaan

          DJJ janin

normal

          Leukosit klien

kembali normal

          Suhu 36 – 37 °

          bina hubungan

saling percaya

melalui komunikasi

therapeutik

          pantau keadaan

umum klien

          berikan

lingkungan yang

nyaman untuk klien

          berikan obat

sesuai order dokter

17

Page 18: Kpd

berbau

          frekuensi ganti

duk klien sebanyak 

5x dalam sehari

2 Nyeri akut b / d

ketegangan otot

rahim

DS :

          klien mengatakan

perut terasa sakit

dari pinggang ke ari

–ari

DO :

          klien tampak

meringis

          klien tampak

memegangi perut

nya

          nyeri yang

dirasakan klien nyeri

sedang dengan skala

nyeri 6

Tujuan

          nyeri ( - )

Kriteria hasil

          klien tampak

tenang / rileks

          klien

mengatakan rasa

nyeri pada perut

klien berkurang

          TTV kembali

normal

TD : 120 / 80

mmhg

N : 60 – 120 x/i

P :24 x /i

S :36 -37 °

-      monitor TTV

klien

          kaji skala nyeri

( 1 – 10 )

          ajarkan klien

teknik relaksasi

          atur posisi klien

          berikan

lingkungan yang

nyaman dan batasi

pengunjung

3 Ansietas b / d

kurang nya

pengetahuan klien 

tentang penyakit

KPD

DS :

Tujuan

          ansietas ( - )

Kriteria hasil

          klien sudah 

mengerti tentang

penyakit dan

- tinjau proses

penyakit dan

harapan masa depan

          dorong klien

untuk istirahat total

          berikan

18

Page 19: Kpd

4

          klien mengatakan

cemas terhadap

          penyakit nya

          klien mengatakan

tidak mengetahui

tentang penyakit

yang di derita nya

DO :

          klien tampak

cemas

          klien sering

bertanya tentang

penyakit nya kepada

perawat

Gangguan Pola

istirahat Tidur

berhubungan

dengan

Peningkatan HIS

DS :

          klien mengatakan

susah tidur karena

nyeri yang dirasakan

          klien mengatakan

frekuensi tidur hanya

7 jam dalam sehari

DO :

perawatan KPD

          klien tidak

cemas lagi

Tujuan :

- istirahat dan tidur

klien terpenuhi

Kriteria hasil :

- menunjukkan

pola tidur yang

adekuat

pelayanan kesehatan

mengenai penyakit

nya

- kaji kebiasaan pola

tidur patien

- berikan lingkungan

yang nyaman seperti

keadaan ruangan dan

penerangan ruangan

- batasi pengunjung

19

Page 20: Kpd

5

          frekuensi tidur

klien hanya 7 jam

sehari

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

berhubungan

dengan intake yang

tidak ade kuat

DS :

          klien mengatakan

kurang nafsu makan

sejak beberapa hari

yang lalu

          klien mengatakan

berat badan nya

menurun

DO :

          porsi makanan

yang dihabiskan

klien ½ porsi

BB sehat 68 Kg, BB

sakit 64 Kg

Tujuan :

- kebutuhan nutrisi

klien terpenuhi

Kriteria hasil

- tidak

menunjukkan tanda

–tanda mal nutrisi

- BB dalam batas

normal

- menunjukkan

pemasukan yang

adekuat

- timbang BB klien

- kaji tanda – tanda

mal nutrisi

- auskultasi bising

usus, catat ada nya

nyeri abdomen, mua

muntah

- motivasi klien

untuk menghabiskan

makanan

- berikan makanan

yang hangat dan

bervariasi

20

Page 21: Kpd

D. Implementasi dan Evaluasi 

No Hari / tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi

1 Senin

16 agustus

2010

I

II

08.00

WIB

08.45

WIB

09.30

WIB

11.00

WIB

11.25

WIB

11.30

- membina hubungan saling

percaya melalui komunikasi

therapeutik

- memantau keadaan umum

klien, seperti kesadaran

klien ,cairan yg keluar dari

pervaginaan klien, TD,N,S,P

klien

R/p : cairan yg keluar dari

pervaginaan masih ada,

kesadaran baik,

- memberikan obat injeksi

Ceftriaxon 1 gr dan

dexametason 1 amp ( IV )

R/p : ceftriaxon dan

dexametasn sudah diberikan

- memberikan lingkungan

yang nyaman seperti

kenyamanan ruangan dan

membatasi pengunjung

R/p : klien dapat beristirahat

S : klien mengatakan

masih ada keluar cairan

dari pervaginaan tapi

tidak begitu banyak

O : warna cairan jernih

dan tidak berbau

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi 2 – 4

dilanjutkan

S : klien mengatakan

pinggang sampai ke ari –

ari masih terasa nyeri

21

Page 22: Kpd

WIB

13.00

WIB

13.45

WIB

14.00

WIB

- memonitor TD,N,P,S klien

- mengkaji skala nyeri ( 1 – 10

)

R/p : skala nyeri klien 6

- mengajarkan klien teknik

relaksasi dengan cara tarik

nafas dalam sebanyak 3 x

- R/p : klien dapat melakukan

teknik relaksasi yg di

ajarkan ,nyeri sedikit

berkurang

- mengatur posisi klien dengan

miring kiri saban 2 jam

R/p : klien dapat melakukan

miring kekanan dank e kiri

saban 2 jam

- memberikan lingkungan

yang nyaman dg batasi

pengunjung

R/p : klien merasa tenang dan

dapat beristirahat

O : klien tampak

memegangi pinggang

dan meringis

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi 1 – 5

dilanjutkan

2 Selasa / 17

agustus

2010

08.00

WIB

Intervensi dihentikan

Klien pulang dengan

kemauan sendiri

Pd tgl 16 agustus 2010

pukul 17.30 WIB

Catatan perkembangan h+2 sampai pasien pulang

S

O

22

Page 23: Kpd

A

P

I

E : soap

23

Page 24: Kpd

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Ketuban pecah dini adalah Pecahnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan

yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu

dengan atau tanpa kontraksi (mitayani, 2009).

3.2 Saran

Diharapakan dengan adanya makalah ini mahasiswa keperawatan bhakti wiyata

mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada ibu denganketuban pecah dini di

masyarakat.

24

Page 25: Kpd

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Jakarta : Media

Aesculapius FKUI

Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Interverensi

NIC dan Kriteria Hasil NOC, Ed. 7. Penerbit Buku Kedokeran. Jakarta: EGC.

25