konsep nikel

Upload: sylvan-anugrah

Post on 13-Oct-2015

499 views

Category:

Documents


107 download

TRANSCRIPT

  • TRANSALD CONSULTING

    A. Konsep Geologi Nikel

    Geological Setting Batuan beku ultra mafik (ultrabasa) Mineral petunjuk Milerite, nicolite, pentlandite, pyrhotite. Kondisi pembentukan Residu yang terkonsentrasi saat pelapukan Tanah laterit hasil pelapukan peridotit, dunit Metode identifikasi. Petrografi, mineragrafi untuk mengenali mineral- mineral. Geokimia untuk menentukan unsur-unsur petunjuk (Ni, Co, Cr, Mn , Fe, MgO, SiO2) dan unsur target (Ni)

    Gambar 1. Penampang skematik endapan nikel laterit di New Caledonia (de Chetalat, dalam Boldt, 1967)

  • TRANSALD CONSULTING

    Gambar 2. Zonasi pelapukan diatas batuan ultramafik

  • TRANSALD CONSULTING

    Gambar 3. Skema pembentukan bijih nikel dalam penampang laterit diatas batuan ultramafik (Darijanto, 1988)

  • TRANSALD CONSULTING

    1. Profil Laterit pada Batuan Ultramafik

    Laterit adalah produk residual pelapukan kimiawi pada batuan di permukaan

    bumi, dimana mineral primer yang tidak stabil terlarutkan atau terurai dan

    membentuk mineral baru yang lebih stabil. Tabel 1 menunjukan pengaruh utama

    pelapukan kimiawi pada batuan secara umum dan bagaimana proses ini

    dimanifestasikan dalam pelapukan batuan ultramafik.

    Proses Umum Pengaruh pada Batuan Ultramafik

    Pencucian unsur pokok yang mobile :

    alkalis, alkalin

    Penguraian olivin, piroksen, serpentin dan

    pencucian Mg, Ni, Mn, Co

    Pembentukan mineral sekunder yang stabil :

    oksida Fe dan Al, lempung

    Pembentukan goetit dan smektit,

    penyerapan Ni dari larutan

    Pencucian sebagian komponen yang kurang

    mobile : silika, alumina, Ti

    Pencucian silika di dalam iklim hutan dan

    savana yang basah

    Mobilisasi dan represipitasi sebagian unsur

    pokok yang dipengaruhi kondisi redoks : Fe,

    Mn

    Presipitasi oksida Mn dan penyerapan Ni

    dan Co dari larutan

    Penyimpanan dan konsentrasi residual

    mineral yang resisten : zirkon, kromit, kuarsa

    Konsentrasi kromit residual

    Tabel 1. Pengaruh utama pelapukan kimiawi pada batuan ultramafik

    Proses laterisasi meliputi penguraian mineral primer dan pelepasan beberapa

    komponen kimia ke dalam airtanah, pencucian komponen yang mobile,

    konsentrasi komponen yang immobile atau tidak larut, dan pembentukan mineral

    baru yang stabil dalam lingkungan pelapukan. Pengaruh transformasi mineral

    dan mobilitas elemen yang berbeda-beda menghasilkan material pelapukan yang

    berlapis yang menutupi batuan induk yang disebut profil laterit (Gambar 1).

    Bagian paling bawah dari profil laterit disebut zona bedrock adalah batuan

    ultramafik yang masih segar. Bagian atas dari bedrock adalah saprock yang

    merupakan batuan ultramafik dimana pelapukan terjadi pada kontak antar

    mineral dan pada batas rekahan, batuan segar masih melimpah dan sedikit

  • TRANSALD CONSULTING

    tedapat produk pelapukan. Kemudian di atasnya terdapat zona saprolite, pada

    zona ini proporsi mineral primer menurun, pada zona yang ter-fracture-kan

    dengan kuat terjadi pelapukan yang menyeluruh dan akhirnya meninggalkan

    bongkah-bongkah batuan dasar (tekstur batuan ultramafik masih terlihat) yang

    mengambang di dalam campuran mineral-mineral primer dan ubahan (lapukan).

    Bagian paling atas disebut zona limonit, yang seluruhnya terdiri dari mineral

    ubahan (dominan goetit dan hematit), dimana tekstur batuan asal sudah tidak

    terlihat.

    Gambar 4. Profil laterit yang berkembang pada batuan ultramafik

    di dalam iklim tropis dan komposisi kimianya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan dan perkembangan profil laterit

    adalah :

    Jenis batuan : Batuan sumber pembawa nikel adalah batuan ultramafik, seperti dunit, peridotit dan piroksenit. Mineralogi juga menentukan

    kerentanan batuan terhadap pelapukan dan elemen-elemen yang tersedia

    untuk rekombinasi sebagai mineral baru.

  • TRANSALD CONSULTING

    Iklim : Iklim tropis dengan temperatur yang panas dan curah hujan yang tinggi akan memudahkan terjadinya proses pelapukan yang menghasilkan

    laterit nikel.

    Topografi : Kondisi topografi yang landai dengan slope 5-15% biasanya akan menghasilkan laterit nikel yang bagus karena tingkat erosinya relatif rendah

    sehingga laterit nikel yang terbentuk tidak banyak yang tererosi.

    Drainase : drainase mempengaruhi jumlah air yang tersedia untuk pencucian unsur pokok yang mobile dalam batuan dasar.

    Tektonik : pengangkatan tektonik meningkatkan erosi pada bagian atas profil, meningkatkan relief topografi dan menurunkan muka airtanah.

    Tektonik yang stabil memperkenankan pendataran bentang alam dan

    pergerakan airtanah melambat.

    Struktur : Batuan ultramafik yang terdapat di daerah yang mempunyai struktur geologi yang aktif akan lebih banyak terdapat sesar dan

    fracture/rekahan-rekahan sehingga permeabilitas batuan dasar meningkat

    dan memudahkan terjadinya proses pelapukan yang menghasilkan laterit

    nikel. Struktur yang besar juga akan memudahkan terjadinya proses

    serpentinisasi.

    Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan antara kecepatan

    pelapukan kimiawi pada bagian dasar profil dan penghilangan fisikal bagian

    atas profil oleh erosi. Kecepatan pelapukan kimiawi bervariasi dari 10-50 m per

    juta tahun, secara umum proporsional terhadap kuantitas air yang disaring

    melewati profil dan 2-3 kali lebih cepat dalam batuan ultramafik daripada

    batuan sialik (Nahon, 1986).

  • TRANSALD CONSULTING

    Gambar 5. Skema pembentukan profil nikel laterit (Jajulit, 1992)

  • TRANSALD CONSULTING

    1a. Kadar Nikel di Batuan Asal

    Batuan asal peridotit mengandung mineral olivin (Mg,Fe,Ni)2SiO4 dengan kadar

    Ni sekitar 0.3%.

    Unsur Kadar relative (% berat)

    Kadar absolute dari 1 kg batuan asal (gram)

    SiO2 40 400

    MgO 42 420

    Fe2SO3 7.5 75

    Al2O3 1 10

    Ni 0.2 2

    H2O 8 80

    Unsur lainnya 0.8 8

    Spinel Chrom 0.5 5

    Jumlah 100 % 1000

    Tabel 2. Kandungan unsur-unsur di batuan asal pada daerah tambang nikel PT. ANTAM

    1b. Kemiringan Lereng

    Air tanah yang bergerak dari pegunungan ke arah lereng yang lebih rendah

    membawa Ni, Mg, Si ke zona pelindihan. Ni akan terjebak pada tempat yang

    banyak rekahan dan berkemiringan lereng landai sedang.

    Kemiringan lereng Proses % Ni % Fe

    < 10o Kimia < mekanik kecil tinggi

    10 20o Keseimbangan ideal tinggi

    20 - 25o Mekanik > kimia sedang

    25 - 30o Mekanik > kimia kecil kecil

    >30o Mekanik > kimia Sangat kecil Sangat kecil

    Tabel 3. Kemiringan lereng yang mempengaruhi proses pengayaan Ni dalam laterit

  • TRANSALD CONSULTING

    2. Jenis Profil Laterit

    Berdasarkan mineralogi dominan yang berkembang di dalam profil, profil laterit

    dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : (Gambar 4.2)

    a. Laterit Oksida

    Laterit ini sebagian besar terdiri dari hidroksida dan oksida Fe pada bagian atas

    profil, yang menutupi batuan dasar yang sudah terubah atau yang masih segar.

    Jenis laterit ini sangat umum sebagai produk akhir laterisasi pada batuan

    ultramafik. Dengan kehadiran air, mineral primer (olivin dan atau serpentin,

    ortopiroksen dan klinopiroksen) terurai oleh hidrolisis melepaskan ion ke dalam

    larutan yang encer. Olivin adalah mineral yang paling tidak stabil dan mineral

    pertama yang lapuk, Mg2+ tercuci dan hilang ke airtanah, dan sebagian besar Si

    tercuci dan hilang. Fe2+ teroksidasi dan terendapkan sebagai ferric hydroxide,

    dan membentuk goetit. Ortopiroksen dan serpentin juga melepaskan Mg, Si dan

    akan diganti oleh goetit. Transformasi mineralogi melibatkan hilangnya Mg dan

    konsentrasi residual Fe terlihat jelas. Pada profil laterit, kandungan Mg semakin

    menurun ke bagian atas profil, sedangkan kandungan Fe semakin meningkat ke

    bagian atas profil (Gambar 6).

    Gambar 6. Jenis profil laterit

  • TRANSALD CONSULTING

    Ni dan Co menunjukan reaksi yang berbeda terhadap major element (Gambar

    4.3B). Hampir semua Ni dan Co dalam batuan ultramafik terjadi dalam larutan

    pada olivin dan serpentin. Pada saat olivin dan serpentin terurai, melepaskan ion

    Ni dan Co yang mempunyai afinitas kimia membentuk Fe hydroxides, dan mereka

    tergabung serta terkonsentarsi ke dalam struktur oleh kombinasi adsorpsi dan

    penggantian Fe3+. Kandungan 1,5% Ni dan 0,1% Co terlihat dalam goetit masif

    yang berkembang dari olivin (kandungan 0,3% Ni dan 0,02%). Ni dan Co juga

    bergabung ke dalam Mn oxides, yang terendapkan oleh reaksi redoks sebagai

    vein dan menyelimuti permukaan mineral dan fracture.

    Trend mineralogi dalam zona limonit merefleksikan transformasi gradual goetit

    (yellow limonite) ke hematit (red limonite). Di dalam red limonite, pada bagian

    paling atas profil, berkembang kerak sebagai nodul yang bersatu dan keras, yang

  • TRANSALD CONSULTING

    dikenal sebagai ferricrete, kerak besi atau cuirasse. Tipe laterit oksida banyak

    ditemui di daerah Moa Bay dan Pinares (Kuba), Goro dan Prony (Kaledonia Baru)

    serta Soroako dan Halmahera (Indonesia).

    Gambar 7. Diagram major element dan minor element pada profil laterit

    b. Laterit Lempung

    Laterit ini sebagian besar terdiri dari lempung smectitic pada bagian atas profil.

    Di dalam kondisi pelapukan yang berat (iklim dingin atau panas), silika tidak

    tercuci seperti dalam lingkungan tropis, dan malahan bergabung dengan Fe dan

    Al membentuk zona yang kaya smectite clay nontronite. Nontronite clay

    mengandung 1-1,5% Ni. Kelebihan silika dapat terendapkan sebagai nodul opalin

    atau kalsedonik di dalam lempung. Laterit lempung juga berkembang pada

  • TRANSALD CONSULTING

    daerah, dimana pergerakan airtanah terbatas seperti di daerah yang luas dengan

    relief topografi yang rendah. Horizon lempung mungkin ditutupi oleh zona tipis

    oksida kaya Fe, yang mana umumnya Ni nya rendah dan bagian bawahnya terdiri

    dari saprolit yang lapuk sebagian, yang mengandung serpentin dan nontronin.

    Tipe laterit lempung banyak ditemukan di Murrin Murrin (Australia), Bulong dan

    Marlborough (Brazil).

    c. Laterit Silikat

    Laterit ini sebagian besar terdiri dari silikat Mg-Ni (mineral serpentin dan

    garnierite) yang terjadi pada bagian dalam profil, yang mungkin ditutupi oleh

    laterit oksida. Laterit silikat dicirikan oleh pengayaan mutlak atau konsentrasi Ni

    dalam zona saprolit yang terdiri dari mineral primer yang terubah seperti

    serpentin goetit, lempung smektit dan garnierit. Sebagian besar nikel berasal

    dari pelepasan oleh rekristalisasi goetit ke hematit pada bagian atas profil. Nikel

    terendapkan kembali dalam saprolit oleh substitusi Mg di dalam serpentin (yang

    mana dapat mengandung sampai 5% Ni) dan di dalam garnierit yang kadarnya

    lebih dari 20% Ni (Pelletier, 1996). Di dalam laterit silikat, rata-rata kandungan

    Ni 2-3%. Contoh laterit silikat yang secara ekonomik penting dapat dijumpai di

    Kaledonia Baru.

    3. Tatanan Geologi Endapan Laterit Nikel

    Endapan Laterit Nikel ditemukan dalam dua tatanan tektonik (Brand et. Al.,

    1998) yaitu :

    a. Daerah Akresi (accreationary terrains) : secara tektonik merupakan zona

    aktif sering berasosiasi dengan zona batas lempeng samudera atau benua dan

    zona tumbukan. Sesar naik telah mengobduksi slab peridotit mantel atas dan

    batuan yang berasosiasi membentuk komplek ofiolit dengan daerah luas yang

    tersingkap di permukaan. Proses tektonik (pengangkatan) mempunyai pengaruh

    yang besar dalam pembentukan tipe endapan laterit ini. Umur batuan

    ultramafik dan laterisasi dari Kapur sampai Tersier akhir. Daerah Akresi khas

  • TRANSALD CONSULTING

    pada tatanan busur kepulauan yang aktif dan tidak aktif, seperti di Indonesia,

    Filipina dan Kaledonia Baru.

    b. Daerah Kraton (cratonic terrains) : laterit berkembang pada komplek mafik

    fase komatites dan ultramafik yang berumur Archaean sampai Paleozoic.

    Tektonik yang relatif stabil mengizinkan pembentukan peneplain (dataran yang

    luas) dan laterit berkembang pada relief yang sedang-landai. Drainase yang

    terbatas sering menghasilkan pembentukan smektit daripada oksida. Kestabilan

    tektonik mengizinkan laterisasi yang menerus pada waktu yang lama

    memberikan pelapukan yang tinggi sampai dalam dan pembentukan laterit

    memanjang ke dalam zona iklim yang lebih dingin atau kurang lembab.

    Contohnya di Yilgarn craton, Australia Barat, Brazil, Afrika Barat dan Ural di

    Ruisa/Ukarina.

    Pada skala lokal, berdasarkan topografi, laterit dapat dikelompokan menjadi

    tiga yaitu a. Endapan Plateau : dipengaruhi oleh proses drainase yang aktif

    tetapi kurang erosi, karena itu cenderung menunjukan perkembangan profil yang

    lengkap dan membentuk zona saprolit yang tebal. Contohnya endapan plateau

    The Thio dan Koniambo di Kaledonia Baru.

    b. Endapan Slope : lebih dipengaruhi oleh erosi dan zona oksida kurang

    berkembang atau absen. Perkembangan laterit silikat dapat juga lebih tipis

    daripada endapan plateau seperti pergerakan airtanah yang mempunyai

    komponen lateral lebih besar. Meskipun, aliran airtanah lateral yang meningkat

    dapat menyebabkan kadar Ni yang lebih tinggi.

    c. Endapan Teras : adalah sisa peneplain yang dahulu atau permukaan erosi dan

    menunjukan pengangkatan tektonik yang berhenti sementara. Endapan ini

    cenderung menunjukan perkembangan profil yang lengkap dan zona saprolit

    yang tebal. Teras dapat meliputi produk erosi laterit dari plateau disekitarnya