konsep keperawatan keluarga
TRANSCRIPT
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
1. A. Pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).
1. B. Tipe atau jenis keluarga
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.
1) Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
a) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
c) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut usia.
2) Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
a) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup dalam satu rumah.
b) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.
1. C. Struktur keluarga
Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari :
1) Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang diterima.
2) Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.
3) Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
4) Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.
1. D. Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.
1. E. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
2) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
3) Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5) Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6) Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.
7) Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8) Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
9) Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
1. F. Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
1) Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
2) Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
3) Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
6) Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
7) Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
8) Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4th Ed.). Norwalk CT : Alpleton & Lange.
Raflessbencoolen.blogspot. Keperawatan Keluarga. (2011)
http://raflessbencoolen.blogspot.com/2011/03/08/keperawatan-keluarga.html. diperoleh pada tanggal 16 Februari 2013 pukul 19.00 WIB.
KEPERAWATAN KOMUNITAS 3
KONSEP KELUARGA
DISUSUN OLEH
WIDANTI VIRGIAN (201233010)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2012/2013
EORI KONSEPTUAL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT IMOGENE M KING
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi
sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang
individu yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan individu tersebut. Keluarga
memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu dan
perasaan harga diri. Prioritas tertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota
keluarganya. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus
memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan keluarga.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang model konsep keperawatan keluarga dari materi
yang dicari diluar bangku kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KERANGKA KONSEP IMOGENE M. KING
Tujuan perawat adalah untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan kembali
kesehatan. Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara, memulihkan kesehatan dan
merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat profesional adalah untuk menafsirkan
informasi secara mendalam, yang biasa dikenal sebagai proses keperawatan, untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu orang berinteraksi
dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan mendukung pemeliharaan kesehatan dan
pertumbuhan menuju pemenuhan diri. King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir
setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.
1. Sistem Personal
Menurut king setiap individu adalh system personal (system terbuka). Untuk system personal
konsep yang relevan adalah persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan
waktu.
a. Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi
berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar
belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami
oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal.
b. Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah
individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis,
system terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya
terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan
sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat
didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial
untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain
untuk penampilanya.
e. Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif,
individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara
operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik
yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya.
f. Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan
pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar
dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep
yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan
stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih
didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang
keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan
kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak
dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan
secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain. Aspek
perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak,
postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan
persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-
rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi
dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku
yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan
yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan
hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang
dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan
dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya
berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual,
personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku,
dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara
praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah
organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan
pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang
timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi,
validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam
organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan
pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status
sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak
istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
B. MODEL KONSEP KEPERAWATAN KING
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King
mengemukakan dalm model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang
meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling
berhuabungan satu dengan yang lain.
Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan,
kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari
komponen yang dapat digambarkan dibawah ini :
tersebut dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau
mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan
klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon
dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan
klien yang terwujud dalam komunikasi
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
C. ASUMSI KING
King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun imlisit.
Asumsi eksplisit meliputi :
1. focus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2. individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3. proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta
perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya,
kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.
5. tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6. tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak
sama.
Sedangakan asumsi implisit meliputi
1. pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan
atau pengambilan keputusan.
3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
D. PANDANGAN KING TERHADAP KEPERAWATAN
1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan
yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam
kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai
system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal.
System social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam
satu komunitas atau masyarakat.
2. Konsep Lingkungan
Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka
yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia
tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur
secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
3. Konsep Kesehatan
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara
berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang
sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.
4. Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut kami, berdasarkan model konsep dan teori keperawatan King dapat disimpulkan
bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagi proses aksi, reaksi, dan interaksi
perawat dan klien yang secara bersama - sama memberikan informasi tentang persepsi mereka
dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien
yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi
mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai
tujuan.
B. SARAN
1. Dengan terselesaikannya tugas makalah ini kami berharap para pembaca dapat memahami
tentang Teori Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Imogene M. King
2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih mengetahui dan
menambah wawasan tentang Teori Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Imogene M.
King
DAFTAR PUSTAKA
Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St. Louis : The CV
Mosby Co.
Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and application.
Norwalk : Appleton and Lange.
George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4 th end. Norwalk :
Appleton & Lange.
Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik Edisi 4.
Jakarta : EGC.
ASKEP Keperawatan Keluarga (Teori)
A. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks gengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga
Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi
1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
a. Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
1) Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah:
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spirtual
2. Perumusan diagnosis keperawatan.
3. Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya
keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang
ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
5. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
B. Tahap-tahap Asuhan Keperawatan
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data/informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian
dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.
Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1) Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi Keluarga
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2 yang terjadi dengan
jenis tipe keluarga tersebut.
g) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut
terkait dengan kesehatan.
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat mempengaruhi
kesehatan.
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi ditentkan pula oleh kebutuhan2 yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg dimiliki oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama2unuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini.
Contoh:
Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua
berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan
usia anak sekolah.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa digunakan
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak
septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencangkup
fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
4) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan
kesehatan.
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.
Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat.
Hal-hal yang di kaji sejauhmana keluaarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga
adalah:
(1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah
sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
(2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yg
tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
(a) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
(b) Apakah masalah kesehatan di rasakan oleh keluarga
(c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di alami
(d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
(e) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
(f) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
(g) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
(h) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah
(3) Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya
(sifat,penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)
(a) Sejauh mana keluar mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang di butuhkan
(b) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang di perlukan untuk perawatan
(c) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggungjawab, sumber keuangan/Finansial, fasilitas fisik, psikososial)
(d) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
(4) Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
(a) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 keluarga yang dimiliki
(b) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan /manfaat pemeliharaan lingkungan
(c) Sejauh mana keluarga mengetahui Pentingnya higiene sanitasi
(d) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga
(5) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas /pelayanan
kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:
(a) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
(b) Sejauh mana keluarga memahami keuntungan2 yang dapat di peroleh dari fasilitas kesehatan
(c) Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
(d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yg kurang baik terhadap petuga kesehatan
(e) Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
(1) Berapa juamlah anak
(2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
(3) Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh anggota keluarga
e) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
(1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
(2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga
6) Stress dan Koping keluarga
a) Stresor Jangka pendek dan panjang
(1) stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang lebih 6 Bulan
(2) Stresor janka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 Bulan
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stressor
c) Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila menghadapi
permasalahan
7) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.
8) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.
2. Tahap Diagnosa
a. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian,
yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari
pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
1) Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Sebagai contoh:
a) Gangguan nutrisi
Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kekurangan nutrisi.
b) Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak ( rematik).
c) Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran sebagai suami.
2) Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya lingkungan rumah
yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak
adekuat. Sebagai contoh:
a) Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah komunikasi.
b) Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita.
c) Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
3) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di
tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan
etiologi. Sebagai contoh:
a) Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak K.
b) Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.
c) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bapak I.
b. Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya, 1978).
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah
Skala:
Aktual (Tidak/Kurang sehat)
Ancaman kesehatan
Keadaan Sejahtera
3
2
1
1
2. Kemungkinan Masalah
Skala:
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3. Potensial Masalah untuk Dicegah
Skala:
Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4. Menonjolnya Masalah
Skala:
Masalah berat harus segera ditangani
Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Skoring:
Tentukan skor untuk setiap kriteria.
Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.
Skor
Bobot
Angka tertinggi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
Kriteria 1:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor2
sebagai berikut:
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat: dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.
Kriteria 3:
Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam memperbaiki masalah.
Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
Kriteria 4:
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga.
3. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum
dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
tujuan khusus yang ditetapkan.
4. Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai
diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-
hal dibawah ini:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara:
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara:
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara:
1) Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke
keluarga.
Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan
diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan
evaluasi .
Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir.
Diposkan oleh Eva Maria Keljombar di 07.45
EPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Labels: Ilmu Kebidanan » Keperawatan Keluarga
A. Definisi
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan Perawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada
keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat, denngan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan
sebagai saran atau penyalur.
B. Peran Keluarga dalam keperawatan
1.Keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling
berkaitan dan saling mempengaruhi antara _esame anggota keluarga dan akan mempengaruhi
pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.
Alasan keluarga sebagai Unit Pelayanan (Ruth B Freeman, 1981)
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, megabaikan, atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap
berperan sebagi pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan keluarganya
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan
masyarakat
2. Keluarga sebagai pasien
Dalam melihat keluarga sebagi pasien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan
oleh perawat, diantaranya :
1. Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya
2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagi segi :
a. Pola komunikasi
b. Pengambilan keputusan
c. Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
d. Kebudayaan
e. Gaya hidup
3. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan
4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga
C. Siklus Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan pada keluarga-
keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang rendah. Keadaan social ekonomi yang
rendah pada umunya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi
disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi berbagai masalah
yang meraka hadapi.
Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga utuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga terhadap kebutuhan gizi, perumahan dan lingkungan sehat,
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Jelas kesemuannya itu dengan mudah meyababkan suatu
peyakit.
B. Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang megambil
keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang di
tuakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.
Dasar pegambilan keputusan tersebut adalah :
a. Hak dan Tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota
keluarga yang bermasalah
C. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehata keluarga, yang menjadi prioritas
utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut:
Tingakat social ekonomi keluarga rendah
Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi maslaah kesehatan sendiri
Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan
b. Keluarga degan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:
Umur ibu (16th atau lebih 35th)
Menderita kekurangan gizi atau anemia
Menderita hipertensi
Primipara atau multipara
Riwayat persalinan dengan komplikasi
c. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:
Lahir prematur atau BBLR
Lahir degan cacat bawaan
ASI ibu kurang sehigga tidak mencukupi kebutuhan bayi
Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya
d. Kelurga mempunyai maslah dalam hubungan antara anggota keluarga:
Anak yag tidak dikehendaki dan pernah dicoba untun digugurkan
Tidak ada kesesuaiana pendapatantara anggota keluarga dan sering cekcok dan ketegangan
Ada anggota keluarga yang sering sakit
Salah satu orang tua (suami atau istri) meinggal, caria, atau lari meninggalka keluarga
D. Kesehatan Keluarga Sebagai tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Peningkatan status kesehatn keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan
produktifitasnya, bila produktifitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan
meningkat pula.
E. Tujuan Perawatan Kesehatan Kelaurga
Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga:
Tujuan umum :
Untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatka kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar
dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalah kesehatan keluarga.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggita
keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e. Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
F. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara
Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yag harus dilakukan oleh keluarga, yaitu:
a. Mengenal gangguan perkembangan setiap kesehatan anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberika keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan tidak dapat membatu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d. Mempertahankan suasana dirumah yang mengutungkan kesehtan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang
menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
G. Perawatan Sebagai Sarana
Dalam mencapai tujuan kesehatan keluarga, asuhan keperawatan yang diberikan
merupakan sarana yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut . hal itu sangat tergatung
kepada perawat yang memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada keluarga dalam
mempengaruhi keluarga untuk lebih dapat mengenal dam melaksanakan tugas-tugasnya dalam
bidang kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat bekerja
sendiri, melainkan bekerja secara tim dan bekerjasama dengan profesi lain untuk mencapai
tujuan asuhan perawatan keluarga dalam melaksanakan asuhan keperwatan, perwat bekerja sama
dengan dokter, penilik kesehatan, ahli gizi, pekerja social dan sebagainya yang bekerja sebagai
tim untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
H. Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Perawatan Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain:
a. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b. Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
c. Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat mudah dapat
menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahannya
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat
I. Hambatan-Hambatan yang Sering Dihadapi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan
Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan perawatan
kesehatan keluarga adalah:
1. Hambatan dari keluarga
a. pendidikan keluarga yang rendah
b. keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)
c. kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. sosial budaya yang menunjang
2. Hambatan dari perawat
a. sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit, transportasi
b. kondisi alam (geografi yang sulit)
c. kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
d. keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
L. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yangperlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, adalah:
Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh
keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan.
Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga
semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan.
Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah pendekatan
pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan.
Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
M. Implikasi dari Pelayanan Kesehatan Dipusatkan kepada Keluarga
Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada
keluarga, diantaranya:
Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam
meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan
keluarga.
Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota keluarga yang
dapat dicakup, dan sumber-sumber keluarga yang anda dapat diarahkan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu rawan didalam
kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan resiko tinggi.
Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga diperlukan kontinyuitas
pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan.
Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai kemampuan yang
tujuan ganda dalam memberikan pelayanan.
Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat untuk kepentingan
asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.
PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENCIPTAKAN
PERNIKAHAN DAN KELUARGA SEHAT
Konseling pranikah
Tes kesehatan pranikah
Penundaan usia nikah
Penundaan usia hamil
Kelurga berencana
Adanya UUD KDRT
Adanya UUD anti perdagangan wanita dan anak