konsep keperawatan keluarga

49
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA 1. A. Pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan- ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998). Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989). Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya. Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004). 1. B. Tipe atau jenis keluarga

Upload: cormel-meol

Post on 27-Oct-2015

264 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

 

1. A.    Pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).

Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).

Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.

Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).

 

 

1. B.     Tipe atau jenis keluarga

Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.

1)      Tipe keluarga tradisional terdiri dari :

a)      Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.

b)      Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.

c)      Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah tanpa anak.

Page 2: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

d)     Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

e)      Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

f)       Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut usia.

2)      Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :

a)      Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup dalam satu rumah.

b)      Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c)      Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.

 

1. C.    Struktur keluarga

Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari :

1)      Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang diterima.

2)      Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.

3)      Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.

4)      Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.

 

Page 3: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. D.    Peran keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1)      Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.

2)      Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

3)      Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.

 

1. E.     Fungsi keluarga

Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :

1)      Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

2)      Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3)      Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4)      Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5)      Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

Page 4: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :

1)      Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.

2)      Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.

3)      Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.

4)      Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.

5)      Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.

6)      Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.

7)      Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.

8)      Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.

9)      Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.

Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

 

 

 

Page 5: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. F.     Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga

Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :

1)      Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.

2)      Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.

3)      Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.

4)      Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.

5)      Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.

6)      Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.

7)      Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

8)      Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.

 

Page 6: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4th Ed.). Norwalk CT : Alpleton & Lange.

Raflessbencoolen.blogspot. Keperawatan Keluarga. (2011)

http://raflessbencoolen.blogspot.com/2011/03/08/keperawatan-keluarga.html. diperoleh pada tanggal 16 Februari 2013 pukul 19.00 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

KEPERAWATAN KOMUNITAS 3

KONSEP KELUARGA

 

 

 

 

DISUSUN OLEH

WIDANTI VIRGIAN (201233010)

 

 

 

 

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2012/2013

Page 8: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

EORI KONSEPTUAL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT IMOGENE M KING

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si

penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang

diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi

sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan

anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang

individu yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan individu tersebut. Keluarga

memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu dan

perasaan harga diri. Prioritas tertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota

keluarganya. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan

memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.

Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah

memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus

memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.

B.     TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a.    Memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan keluarga.

b.    Menambah pengetahuan dan wawasan tentang model konsep keperawatan keluarga dari materi

yang dicari diluar bangku kuliah.

Page 9: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

BAB II

PEMBAHASAN

A.    KERANGKA KONSEP IMOGENE M. KING

Tujuan perawat adalah untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan kembali

kesehatan. Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara, memulihkan kesehatan dan

merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat profesional adalah untuk menafsirkan

informasi secara mendalam, yang biasa dikenal sebagai proses keperawatan, untuk

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan bagi individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu orang berinteraksi

dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan mendukung pemeliharaan kesehatan dan

pertumbuhan menuju pemenuhan diri. King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir

setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

1.    Sistem Personal

Menurut king setiap individu adalh system personal (system terbuka). Untuk system personal

konsep yang relevan adalah persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan

waktu.

a.       Persepsi

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi

berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar

belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami

oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal.

b.      Diri

Page 10: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah

individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis,

system terbuka dan orientasi pada tujuan.

c.       Pertumbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya

terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan

sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat

didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial

untuk mencapai aktualisasi diri.

d.      Citra tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain

untuk penampilanya.

e.       Ruang

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif,

individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,

transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara

operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik

yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya.

f.       Waktu

King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan

pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

2.    Sistem Interpersonal

King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar

dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep

yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan

stress.

a.       Interaksi

Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih

didalam hubungan timbal balik.

b.      Komunikasi

Page 11: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang

keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan

kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak

dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan

secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain. Aspek

perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak,

postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

c.       Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan

persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-

rangkaian kejadian dalam waktu.

d.      Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi

dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku

yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan

yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan

hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

e.       Stress

Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia

berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,

perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang

dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan

dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya

berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual,

personal, dan subjektif.

3.    Sistem Sosial

King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku,

dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara

praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah

organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.

Page 12: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

a.       Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan

pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau

organisasi.

b.      Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang

timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi,

validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.

c.       Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam

organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.

d.      Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan

pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus

menerus, dan berorientasi pada tujuan.

e.       Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King mendefinisikan status

sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak

istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

B.     MODEL KONSEP KEPERAWATAN KING

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan

system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King

mengemukakan dalm model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang

meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling

berhuabungan satu dengan yang lain.

Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan,

kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk

Page 13: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari

komponen yang dapat digambarkan dibawah ini :

tersebut dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari :

1.    Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau

mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan

klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

2.    Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon

dari individu.

3.    Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan

klien yang terwujud dalam komunikasi

4.    Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam

rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

C.     ASUMSI KING

King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun imlisit.

Asumsi eksplisit meliputi :

1. focus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkunganya,

dengan tujuan untuk kesehatan manusia

2. individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control,

berorientasi pada kegiatan waktu.

Page 14: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

3. proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta

perawat.

4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,

berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupanya,

kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak keperawatan.

5. tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan informasi kepada

individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau

mengambil keputusan.

6. tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak

sama.

Sedangakan asumsi implisit meliputi

1. pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.

2. pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan

atau pengambilan keputusan.

3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4. individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

D.    PANDANGAN KING TERHADAP KEPERAWATAN

1.    Konsep Manusia

King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan

yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam

kerangka konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai

system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal.

System social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam

satu komunitas atau masyarakat.

2.    Konsep Lingkungan

Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam masyarakat yang saling

berinteraksi dengan system lainya secara terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka

yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia

tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur

secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.

Page 15: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

3.    Konsep Kesehatan

King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara

berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang

sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu

untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.

4.    Konsep Keperawatan

King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses interaksi klien dan perawat

meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,

menetapkan tujuan dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Menurut kami, berdasarkan model konsep dan teori keperawatan King dapat disimpulkan

bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagi proses aksi, reaksi, dan interaksi

perawat dan klien yang secara bersama - sama memberikan informasi tentang persepsi mereka

dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien

yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi

mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai

tujuan.

B.     SARAN

1.    Dengan terselesaikannya tugas makalah ini kami berharap para pembaca dapat memahami

tentang Teori Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Imogene M. King

Page 16: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

2.    Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih mengetahui dan

menambah wawasan tentang Teori Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Imogene M.

King

DAFTAR PUSTAKA

Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St. Louis : The CV

Mosby Co.

Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and application.

Norwalk : Appleton and Lange.

George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4 th end. Norwalk :

Appleton & Lange.

Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik Edisi 4.

Jakarta : EGC.

Page 17: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

ASKEP Keperawatan Keluarga (Teori)

A.    Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks gengan menggunakan

pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota

keluarga

Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi

1.      Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.

a.       Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:

1)      Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural

2)      Data lingkungan

3)      Struktur dan fungsi keluarga

4)      Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga

5)      Perkembangan keluarga

b.      Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah:

1)      Fisik

2)      Mental

3)      Emosi

4)      Sosial

5)      Spirtual

2.      Perumusan diagnosis keperawatan.

3.      Penyusun perencanaan

Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya

keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.

4.      Pelaksanaan asuhan keperawatan

Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang

ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah

5.      Evaluasi

Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Page 18: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

B.     Tahap-tahap Asuhan Keperawatan

1.      Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data/informasi secara terus

menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian

dapat menggunakan metode :

a.       Wawancara keluarga

b.      Observasi fasilitas rumah

c.       Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)

d.      Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.

Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:

1)      Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

a)      Nama kepala keluarga (KK)

b)      Alamat dan telepon

c)      Pekerjaan kepala keluarga

d)      Pendidikan kepala keluarga

e)      Komposisi Keluarga

f)       Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2 yang terjadi dengan

jenis tipe keluarga tersebut.

g)      Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut

terkait dengan kesehatan.

h)      Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat mempengaruhi

kesehatan.

i)        Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun

anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi ditentkan pula oleh kebutuhan2 yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg dimiliki oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.

j)        Aktivitas rekreasi keluarga

Page 19: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama2unuk mengunjungi

tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.

2)      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a)      Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini.

Contoh:

Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua

berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan

usia anak sekolah.

b)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala

mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c)      Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa digunakan

terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d)      Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

3)      Pengkajian lingkungan

a)      Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,

jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak

septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

b)      Karateristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi

kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

c)      Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

Page 20: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

d)      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga

yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.

e)      Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,

fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencangkup

fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau

dukungan dari masyarakat setempat.

4)      Struktur Keluarga

a)      Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.

b)      Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah

perilaku.

c)      Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

d)      Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan

kesehatan.

5)      Fungsi Keluarga

a)      Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki

dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan

tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b)      Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c)      Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat

anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.

Page 21: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari

kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan

perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan

kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan

setempat.

Hal-hal yang di kaji sejauhmana keluaarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga

adalah:

(1)   Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah

sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

(2)   Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yg

tepat, hal yang perlu dikaji adalah:

(a)    Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

(b)   Apakah masalah kesehatan di rasakan oleh keluarga

(c)    Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di alami

(d)   Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit

(e)    Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan

(f)    Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada

(g)    Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

(h)   Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah

(3)   Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya

(sifat,penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)

(a)    Sejauh mana keluar mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang di butuhkan

(b)   Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang di perlukan untuk perawatan

(c)    Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang

bertanggungjawab, sumber keuangan/Finansial, fasilitas fisik, psikososial)

(d)   Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

(4)   Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

sehat, hal yang perlu dikaji adalah:

Page 22: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

(a)    Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 keluarga yang dimiliki

(b)   Sejauh mana keluarga melihat keuntungan /manfaat pemeliharaan lingkungan

(c)    Sejauh mana keluarga mengetahui Pentingnya higiene sanitasi

(d)   Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga

(5)   Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas /pelayanan

kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:

(a)    Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan

(b)   Sejauh mana keluarga memahami keuntungan2 yang dapat di peroleh dari fasilitas kesehatan

(c)    Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan

(d)   Apakah keluarga mempunyai pengalaman yg kurang baik terhadap petuga kesehatan

(e)    Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

d)      Fungsi reproduksi

Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

(1)   Berapa juamlah anak

(2)   Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

(3)   Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh anggota keluarga

e)      Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

(1)   Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

(2)   Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan

status kesehatan keluarga

6)      Stress dan Koping keluarga

a)      Stresor Jangka pendek dan panjang

(1)   stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam

waktu kurang lebih 6 Bulan

(2)   Stresor janka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam

waktu lebih dari 6 Bulan

b)      Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stressor

c)      Strategi koping yang di gunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

Page 23: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

d)      Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila menghadapi

permasalahan

7)      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada

pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.

8)      Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang

ada.

2.      Tahap Diagnosa

a.       Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian,

yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari

pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:

1)      Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

Sebagai contoh:

a)      Gangguan nutrisi

Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kekurangan nutrisi.

b)      Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak ( rematik).

c)      Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah peran sebagai suami.

2)      Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya lingkungan rumah

yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak

adekuat. Sebagai contoh:

Page 24: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

a)      Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah komunikasi.

b)      Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita.

c)      Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak

3)      Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di

tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan

etiologi. Sebagai contoh:

a)      Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak K.

b)      Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.

c)      Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bapak I.

b.      Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya, 1978).

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah

       Skala:

        Aktual (Tidak/Kurang sehat)

        Ancaman kesehatan

        Keadaan Sejahtera

3

2

1

1

2. Kemungkinan Masalah

       Skala:

        Mudah

        Sebagian

        Tidak dapat

2

1

0

2

Page 25: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

3. Potensial Masalah untuk Dicegah

       Skala:

        Tinggi

        Cukup

        Rendah

3

2

1

1

4. Menonjolnya Masalah

       Skala:

        Masalah berat harus segera ditangani

        Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani

        Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Skoring:

  Tentukan skor untuk setiap kriteria.

  Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.

Skor

Bobot

Angka tertinggi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:

Kriteria 1:

Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama

memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

Kriteria 2:

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor2

sebagai berikut:

  Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.

  Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.

  Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu

Page 26: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

  Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat: dalam bentuk

fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

Kriteria 3:

Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

  Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .

  Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

  Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam memperbaiki masalah.

  Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk

mencegah masalah.

Kriteria 4:

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah

kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi

keperawatan keluarga.

3.      Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum

dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan

pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan

tujuan khusus yang ditetapkan.

4.      Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai

diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-

hal dibawah ini:

a.       Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan

dengan cara:

1)      Memberikan informasi

2)      Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

3)      Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

b.      Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:

1)      Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

Page 27: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

2)      Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3)      Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan

c.       Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara:

1)      Mendemonstrasikan cara perawatan

2)      Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3)      Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d.      Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,

dengan cara:

1)      Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga

2)      Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

e.       Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:

1)      Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada

2)      Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5.      Tahap Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk melihat

keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.

Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke

keluarga.

Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:

S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.

O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan

diagnosis.

P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan

evaluasi .

Page 28: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah

evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah

evaluasi akhir.

Diposkan oleh Eva Maria Keljombar di 07.45

Page 29: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

EPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

Labels: Ilmu Kebidanan » Keperawatan Keluarga  

A. Definisi

Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan Perawatan kesehatan

keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada

keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat, denngan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan

sebagai saran atau penyalur.

B.     Peran Keluarga dalam keperawatan

1.Keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat

Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling

berkaitan dan saling mempengaruhi antara _esame anggota keluarga dan akan mempengaruhi

pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.

Alasan keluarga sebagai Unit Pelayanan (Ruth B Freeman, 1981)

         Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan

masyarakat

         Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, megabaikan, atau

memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya

         Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya

Page 30: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

         Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap

berperan sebagi pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan keluarganya

         Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan

masyarakat

2.      Keluarga sebagai pasien

Dalam melihat keluarga sebagi pasien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan

oleh perawat, diantaranya :

1.      Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya

2.      Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagi segi :

a.       Pola komunikasi

b.      Pengambilan keputusan

c.       Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga

d.      Kebudayaan

e.       Gaya hidup

3.      Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan

4.      Kemandirian dari tiap-tiap keluarga

C.    Siklus Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga

Dalam memberikan asuhan perawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan pada keluarga-

keluarga dengan keadaan sosial perekonomian yang rendah. Keadaan social ekonomi yang

rendah pada umunya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi

disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi berbagai masalah

yang meraka hadapi.

Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga utuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keluarga terhadap kebutuhan gizi, perumahan dan lingkungan sehat,

pendidikan dan kebutuhan lainnya. Jelas kesemuannya itu dengan mudah meyababkan suatu

peyakit.

B.     Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang megambil

keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang di

tuakan, merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.

Dasar pegambilan keputusan tersebut adalah :

Page 31: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

a.       Hak dan Tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga

b.      Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga

c.       Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota

keluarga yang bermasalah

C.    Keluarga Kelompok Risiko Tinggi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehata keluarga, yang menjadi prioritas

utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:

a.       Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut:

         Tingakat social ekonomi keluarga rendah

         Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi maslaah kesehatan sendiri

         Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan

b.      Keluarga degan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:

         Umur ibu (16th atau lebih 35th)

         Menderita kekurangan gizi atau anemia

         Menderita hipertensi

         Primipara atau multipara

         Riwayat persalinan dengan komplikasi

c.       Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:

         Lahir prematur atau BBLR

         Lahir degan cacat bawaan

         ASI ibu kurang sehigga tidak mencukupi kebutuhan bayi

         Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya

d.      Kelurga mempunyai maslah dalam hubungan antara anggota keluarga:

         Anak yag tidak dikehendaki dan pernah dicoba untun digugurkan

         Tidak ada kesesuaiana pendapatantara anggota keluarga dan sering cekcok dan ketegangan

         Ada anggota keluarga yang sering sakit

         Salah satu orang tua (suami atau istri) meinggal, caria, atau lari meninggalka keluarga

D.    Kesehatan Keluarga Sebagai tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga

Peningkatan status kesehatn keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam

memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan

Page 32: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

produktifitasnya, bila produktifitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan

meningkat pula.

E.     Tujuan Perawatan Kesehatan Kelaurga

Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga:

Tujuan umum :

Untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka

sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

Tujuan Khusus :

a.       Meningkatka kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi

oleh keluarga.

b.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar

dalam keluarga.

c.       Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi

masalah kesehatan keluarga.

d.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggita

keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.

e.       Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

F.     Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga

mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara

Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yag harus dilakukan oleh keluarga, yaitu:

a.       Mengenal gangguan perkembangan setiap kesehatan anggotanya

b.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c.       Memberika keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan tidak dapat membatu

dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

d.      Mempertahankan suasana dirumah yang mengutungkan kesehtan dan perkembangan kepribadian

anggota keluarga

e.       Mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang

menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

G.    Perawatan Sebagai Sarana

Page 33: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Dalam mencapai tujuan kesehatan keluarga, asuhan keperawatan yang diberikan

merupakan sarana yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut . hal itu sangat tergatung

kepada perawat yang memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada keluarga dalam

mempengaruhi keluarga untuk lebih dapat mengenal dam melaksanakan tugas-tugasnya dalam

bidang kesehatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat bekerja

sendiri, melainkan bekerja secara tim dan bekerjasama dengan profesi lain untuk mencapai

tujuan asuhan perawatan keluarga dalam melaksanakan asuhan keperwatan, perwat bekerja sama

dengan dokter, penilik kesehatan, ahli gizi, pekerja social dan sebagainya yang bekerja sebagai

tim untuk meningkatkan kesehatan keluarga.

H.    Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Perawatan Keluarga

Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat

dilakukan oleh perawat antara lain:

a.       Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

b.      Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga

c.       Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga

d.      Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat mudah dapat

menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan

pemecahannya

e.       Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku

keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat

I.       Hambatan-Hambatan yang Sering Dihadapi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan

Keluarga

Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan perawatan

kesehatan keluarga adalah:

1.            Hambatan dari keluarga

a. pendidikan keluarga yang rendah

b. keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)

c. kebiasaan-kebiasaan yang melekat

d. sosial budaya yang menunjang

Page 34: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

2. Hambatan dari perawat

a. sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit, transportasi

b. kondisi alam (geografi yang sulit)

c. kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)

d. keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

L. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga

Ada beberapa prinsip penting yangperlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan

kesehatan keluarga, adalah:

    Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

    Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.

    Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.

    Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh

keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatan.

    Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak

mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.

    Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga

semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.

    Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan.

    Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah pendekatan

pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan.

    Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan

kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.

    Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

M.   Implikasi dari Pelayanan Kesehatan Dipusatkan kepada Keluarga

Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada

keluarga, diantaranya:

    Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam

meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan

keluarga.

Page 35: KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

    Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota keluarga yang

dapat dicakup, dan sumber-sumber keluarga yang anda dapat diarahkan untuk meningkatkan

kesehatan keluarga.

    Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh.

    Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu rawan didalam

kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan resiko tinggi.

    Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga diperlukan kontinyuitas

pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan.

    Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai kemampuan yang

tujuan ganda dalam memberikan pelayanan.

    Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat untuk kepentingan

asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.

PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENCIPTAKAN

PERNIKAHAN DAN KELUARGA SEHAT

  Konseling pranikah

  Tes kesehatan pranikah

  Penundaan usia nikah

  Penundaan usia hamil

  Kelurga berencana

  Adanya UUD KDRT

  Adanya UUD anti perdagangan wanita dan anak