tugas keperawatan keluarga

18
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA TENTANG ASKEP KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU DOSEN PEMBIMBING Ns. FALERISISKA YUNERE S,Kep oleh

Upload: yona-santy

Post on 22-Jul-2015

649 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGATENTANG

ASKEP KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU

DOSEN PEMBIMBING

Ns. FALERISISKA YUNERE S,Kep olehSRI YONA HASANTI 3A NIM 09103084105451

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PERINTIS SUMATERA BARAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kita bersama sehingga dpat menyelesaikan makalah berjudul askep keluarga dengan pasangan baru Dalam makalah ini penulis mendapatkan banyak kesulitan tapi berkat dukungan dari berbagai pihak penulis bisa menyelesaiakn makalah ini tepat pada waktunya. Untuk itu mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang banyak mendukung terutama kepada dosen pembimbing serta teman-teman dan tak terkecuali orang tua penulis. Karena dukungan merekalah makalah ini bisa lebih baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca kususnya dosen pembimbing. Smoga makalah bermanfaat bagi pembca terutama bagi penulis

Bukittinggi, Maret 2011

Penulis

i

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR i DAFTAR ISI....ii BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang ..1 2. Tujuan masalah ..1

BAB II ISI 1. Pengertian ..2 2. Ciri ciri struktur keluarga ........4 3. Fungsi keluarga .....................................4 4. Tahap tahap psangan baru ..............................................4 5. Tugas perkembangan keluarga baru menurut Duval (Sociological Perspectiv.....5. 6. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah ................................5 7. Tugas perkembangan .............................................................................................8 8. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat ....................................9 9. Asuhan keperawatan...............................................................................................9

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan ...............13 2. Saran...13

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat : Harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga Tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki peran masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya). Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya hari-hari yang akan dilalui.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengertian kelurga pasangan baru menikah, tugas perkembangan keluarga pasangan baru menikah, pengkajian dan masalah pada keluarga pasangan baru menikah.1

BAB II PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru A. Pengertian

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman.

Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing. Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masingmasing.

B. Ciri, ciri struktur keluarga :

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2. Ada keterbatasan 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing. Struktur keluarga (ikatan darah) :2

Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama, sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator KS tahap I. KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan KELUARGA SEJAHTERA II Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi. KELUARGA SEJAHTERA III Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir. KELUARGA SEJAHTERA III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah), memberikan sumbangan.3

C. Fungsi keluarga Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan kepentingan di masyarakat. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

D. Tahap tahap psangan baru Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Mempersiapkan keluarga yang baru. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan

E. Tugas perkembangan keluarga baru menurut Duval (Sociological Perspective) 1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan. 2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. 3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.4

4.

Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.

F. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah Tidak menghadapi masalah utang Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan. Mengasingkan diri dari pertemanan Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif. Tidak cukup seks Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk, tentunya. Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang bersama pasangan Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga. Tidak menjaga tubuh Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga5

pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan. Mertua dan ipar Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pasangan akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda. Pertengkaran tak penting Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan halhal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah. Terobsesi dengan bayi Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya.

G. Tugas Perkembangan Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru menikah :6

1. Membina hubungan intim yang memuaskan.

Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya. 3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien. 4. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi

7

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. 5. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai. Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.

H. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah a) Kontrasepsi oral 1. Pil keluarga berencana terpadu Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.

8

2. Mini Pil Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b) Kontrasepsi Hormonal 1. Hormone Implant Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun. 2. Hormone Injeksi Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

c) Kontrasepsi Mekanik 1. Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome. 2. Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola. d) Kontrasepsi Mantap Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU

1. Pengkajian a Pengumpulan data Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga

Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga9

b Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. c Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. d Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga o Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga . o Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit. o Pengobatan tradisional Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional. e Status Sosial Ekonomi o Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan

kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar. o Pekerjaan dan Penghasilan Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)

mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumbersumber yang ada pada keluarga . f Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum10

terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan. g Aktiftas Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga . h Data Lingkungan o Karakteristik rumah Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit. o Karakteristik Lingkungan Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan. i Struktur keluarga o Pola komunikasi Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. o Struktur Kekuasaan Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik. o Struktur peran Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga . j Fungsi keluarga o Fungsi afektif keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.11

o Fungsi sosialisasi

.

keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. o Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. k Stress dan Koping keluarga 1. Stressor jangka pendek dan panjang a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor. 3. Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. 4. Strategi adaptasi disfungsional 5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan

l

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

m Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual Contoh 112

a. Gangguan

nutrisi

:

kurang

dari

kebutuhan

pada

balita,

berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi. b. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan

denganketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami c. Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia keluarga berhubungan

dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik). d. Resiko terjadi konflik pada keluarga berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi

3. Intervensi a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan

Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga. Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan berikutnya. Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional. Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga. Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga). Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.13

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga sehingga dapat tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual. Asah, kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah karena adanya ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi, memiliki peran masing masing dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya). Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangnya.Tahun-tahun pertama menikah merupakan tahun-tahun adaptasi. Itu pendapat para pengamat dan komentator soal pernikahan dan keluarga. Orang umum menganggapnya sebagai masa bulan madu, menandakan romatisme, kesan akan manisnya hari-hari yang akan dilalui.

3.2 Saran Sangat penting mempelajari keperawatan keluarga terutama keluarga dengan pasangan baru terutama bagi pembaca

14

DAFTAR PUSTAKAAgustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah Nursing is a perfect Proffesion. ( http://ners86.wordpress.com di akses pada 10 -03- 2012)