konsep dasar keperawatan komunitas keluarga

25
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA TUGAS KOMUNITAS 1 Disusun Oleh Kelompok 6 : 1 A!"ul L#$ie% 1&'&1((1 & Desi Lu$%i#$ul )i$*i# 1&'&1(1+ ' De,i R#$n# S#*i 1&'&1(16 - .ho*e$# Ismi/#n"ini 1&'&1('' + Melin"# D,i Les$#*i1&'&1('06 6 Se$/#,#$i 1&'&1(+1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES INSAN ENDEKIA MEDIKA .OM2ANG &(1+ DA)TAR ISI 3#l#m#n .u"ul D#%$#* isi K#$# Pen4#n$#*

Upload: radna-detra

Post on 04-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konsep dasar keperawatan komunitas keluarga.docx

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGATUGAS KOMUNITAS 1

Disusun Oleh Kelompok 6 :1. Abdul Latief 12.321.0012. Desi Lutfiatul Fitria12.321.0153. Dewi Ratna Sari12.321.0164. Jhoreta Ismiyandini12.321.0335. Melinda Dwi Lestari12.321.03866. Setyawati12.321.051

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSTIKES INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG2015

DAFTAR ISI

Halaman JudulDaftar isiKata PengantarBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 TujuanBab II Tinjauan Teori2.1 Konsep Keluarga2.2 Struktur dan Tipe Keluarga2.3 Peran dan Fungsi Keluarga2.4 Struktur Keluarga2.5 Peran Perawat Keluarga2.6 Keluarga Mandiri dan Sejahtera2.7 Keluarga Sebagai Sistem dan Unit Pelayanan yang Dirawat2.8 Tahap Perkembangan Keluarga2.9 Kekerasan Dalam Rumah Tangga

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat ridlo dan izin dari-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan makalah tentang Konsep Keperawatan Keluarga ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Komunitas 1 , terutama kepada dosen pengajar Bu Agustina Maunatur, S.Kep,Ns. Dan PJMK dosen mata kuliah komunitas 1 Bu Anin Wijayanti, S.Kep,Ns.Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat ini, dengan rendah hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Kami berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman..Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Jombang, 27 April 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKeluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat.Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu,keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalamkeluarga saling berkaitan dan salingmempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KELUARGAA. DEFINISI KELUARGAKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Sudiharto, 2007 : 22)KELUARGA adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang lakilaki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. SAYEKTI (1994)KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. UNDANG UNDANG NO. 10 TAHUN 1992 (Tentang : Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. DEPKES RI (1988)KELUARGA adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatanperkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. BKKBN (1999)Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwaKELUARGA adalah : Unit terkecil masyarakat. Terdiri atas dua orang atau lebih. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah. Hidup dalam satu rumah tangga. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga. Mempunyai ikatan emosional Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Menciptakan dan mempertahankan suatu budaya tertentu.2.2 STRUKTUR DAN TIPE KELUARGABentuk-Bentuk KeluargaBeberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.A. Keluarga inti (Nuclear Family)Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakanyang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.B. Keluarga besar (Extended Family)Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah),misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern,seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families).C. Keluarga Campuran (Blended Family)Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.D. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak yang tinggal bersama.E. Keluarga orang tua tinggalKeluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah,serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.F. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki kepercayaan bersama.G. Keluarga Serial (Serial Family)Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masingmasing,tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.H. Keluarga Gabungan (Composite Family)Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya(poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).I. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa adaikatan perkawinan yang sah.Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan 2 bentuk keluarga, yaitu :1. Keluarga Tradisional (Traditional Family)a. Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersamasama,yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.b. Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak anak yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga.c. Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family)Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-anakmereka telah tidak tinggal bersama.d. Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family)Keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal dunia.e. Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone)Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanitayang hidup secara membujang.f. Keluarga tiga generasi (Three Generation Family)Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anakmereka.g. Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age or Aldert Couple) Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usiapertengahan atau lanjut.h. Keluarga jaringan keluarga (Kin Network) Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.i. Keluarga karier kedua (Second Carrier Family) Keluarga inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif lagi kerja.

2. Keluarga Non TradisionalKeluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap melanggar norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama.Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri.Dibedakan 5 macam sebagai berikut :a. Keluarga yang hidup bersama (Commune Family)Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggungjawab bersama serta memiliki kekayaan bersama.b. Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried Parents and Children Family): pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with children Family): keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan sah.d. Keluarga pasangan tinggal bersama (Combifity Family): keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah.e. Keluarga homoseksual (Homoseksual Union) adalah keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup bersama sebagai suami istri. (Sudiharto, 2007 :23)

2.3 PERAN DAN FUNGSI KELUARGAAda beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut :1. Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998) FUNGSI KELUARGA Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut :a. FUNGSI AFEKTIFYaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.b. FUNGSI SOSIALISASIAdalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.c. FUNGSI REPRODUKSIAdalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.d. FUNGSI EKONOMIAdalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.e. FUNGSI PEMELIHARAAN KESEHATANYaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.2. Fungsi Keluarga menurut Undang-undang N0. 10 Tahun 1992 jo PP No. 21 Tahun 1994. Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :a. FUNGSI KEAGAMAANMembina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga. Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga. Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan ajaran agama. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau dimasyarakat. Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.b. FUNGSI BUDAYAMembina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi dunia. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera

.c. FUNGSI CINTA KASIHMenumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar anggota keluarga kedalam symbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus. Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga. Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.d. FUNGSI PERLINDUNGANMemenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.e. FUNGSI REPRODUKSIMembina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat, baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga disekitarnya. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai odal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.f. FUNGSI SOSIALISASIMenyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat bagi anak untuk dapat mencari pemecahan atau solusi dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan sekolah ataupun masyarakat.g. FUNGSI EKONOMIMelakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.h. FUNGSI PELESTARIAN LINGKUNGANMembina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan diluar atau disekitar keluarga. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat di sekitarnya. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.3. Fungsi Pokok Keluarga menurut Effendy (1998)Terdapat 3 Fungsi Pokok Keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu :a. ASIHAdalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.b. ASUHMemenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan mereka anakanak yang sehat, baik fisik maupun mental, social dan spiritual.c. ASAHAdalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

2.4 STRUKTUR KELUARGAStruktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :1. PatrilinealAdalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.2. MatrilinealAdalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu3. MatrilokalAdalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.4. PatrilokalAdalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.5. Keluarga KawinAdalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.5 PERAN PERAWAT KELURGAMenurut FREEMAN (1981), sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Pembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera tahap I.Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai beberapaperan antara lain :

1. Pemberi informasiDalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.2. PenyuluhAgar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun kelompok dalam masyarakat.3. PendidikTujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.4. MotivatorApabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.6. Penghubung keluarga dengan sektor terkaitAdakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat hares menghubungi sektor terkait.7. Pemberi pelayanan kesehatan.Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang profesional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan, pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras dalam penampilan dan mendemontrasikan " SENCE OF ETHICS ".8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat.Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.Masalah dan Tindak Lanjut Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masih banyak ditemukan hambatan/masalah antara lain :A. Faktor Keluarga :- Keluarga menolak kehadiran perawat- Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat- Adat istiadat- Ekonomi- Dan lain-lain.B. Faktor Perawat- Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang- Secara kualitas, belum optimal- Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang kurang.- Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering diabaikan oleh masyaakat- Perilaku/kebiasaan sebagai "perawat tempo dulu" sehingga sulit berkembang menjadi Mitra Dokter.- Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ( " ESPRIT DE CORPS ") yang kurang.- Masih ada perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat Dan lain-lain.Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukankepada diri sendiri (perawat) antara lain : Interospeksiyaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, kesempatan apa yang bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan dihadapi Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras untuk menambah ilmu pengetahuan Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter" Menyadari dan mencari upaya-upaya koordinasi dan kolaborasi Meningkatkan rasa sesama Corps Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri" Perubahan pendidikan keperawatan Mentaati kode etik keperawatan.2.6 KELUARGA MANDIRI DAN SEJAHTERA

2.7 KELUARGA SEBAGAI SISTEM DAN UNIT PELAYANAN YANG DIRAWAT

Salah satu fungsi dasar keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga.8 Pelayanan kesehatan keluarga adalah tingkat pelayanan kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat.8,10 Ada beberapa alasan keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan, yaitu:1. Keluarga merupakan unit dasar masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah atau mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya..

5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan keluarga dapat diperoleh melalui pelayanan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga merupakan praktek kedokteran dalam pelayanan primer atau pada kontak pertama yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan komprehensif (menyeluruh).11,12 Pelayanan berkesinambungan bukan berarti bahwa dokter keluarga harus memberikan perhatian fisik 24 jam sehari dan 365 hari setahun, tetapi bahwa dia memiliki tanggung jawab berkesinambungan terhadap pelayanan pasien,11 sehingga proses pelayanan tidak hanya berlangsung sesaat ketika terjadi kontak saja. Selain itu, dokter keluarga tetap harus melayani pasiennya walaupun pertemuan dilakukan di rumah, tempat kerja atau rumah sakit. Pelayanan harus diberikan walaupun pasien dalam keadaan tidak mampu membayar. Oleh karena itu, pelayanan dokter keluarga harus dikaitkan dengan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang disebut dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).12 Pelayanan komprehensif berarti bahwa dokter keluarga tidak membatasi dirinya dalam penanganan penyakit pada kelompok usia, jenis kelamin atau organ Universitas Sumatera Utara tubuh tertentu. Ini tidak berarti bahwa dia mengetahui segalanya, tetapi dia berkompeten mengatasi segala jenis penyakit yang sering ditemui di masyarakat.11 Pada keadaan tertentu dokter keluarga merasa kurang mampu menangani pasiennya sehingga perlu mengirimkan pasiennya kepada dokter lain yang lebih berpengalaman untuk memperoleh pendapat lain. Tetapi bila sudah jelas tidak mampu sama sekali, dia harus merujuk pasiennya kepada dokter lain yang lebih kompeten.12 Tujuan utama pelayanan kesehatan keluarga adalah peningkatan kesehatan keluarga secara menyeluruh pada setiap anggota keluarga. Peningkatan kesehatan merupakan suatu proses yang positif, dinamis, yang berfokus untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan, tidak semata-mata menghindari penyakit, yang meliputi pendekatan prilaku yang terdiri atas sejumlah tindakan dan aktivitas yang tujuannya mencapai derajat kesehatan yang tinggi. Peningkatan kesehatan keluarga meliputi upaya peningkatan kesehatan sistem keluarga. Gerakan peningkatan kesehatan ini mengacu kepada perawatan diri, latihan untuk hidup sehat dan modifikasi gaya hidup.7 Salah satu upaya peningkatan kesehatan yang merupakan alat penting dalam kesehatan masyarakat adalah pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses memberitahu, memotivasi dan membantu orang menerima dan mempertahankan perilaku dan gaya hidup sehat, menganjurkan perubahan lingkungan yang dibutuhkan untuk memfasilitasi tujuan ini dan mengadakan latihan dan penelitian professional untuk tujuan yang sama. Pendidikan kesehatan ini dapat dilakukan pada tingkat individu/keluarga, kelompok dan masyarakat.13 Universitas Sumatera Utara Pencegahan primer juga meliputi upaya perlindungan khusus yaitu pemeliharaan dan perbaikan tingkat resistensi individu dan keluarga terhadap penyakit tertentu. Tujuan utama pencegahan primer adalah meningkatkan resistensi terhadap kekuatan-kekuatan sosial, emosional, dan biologis yang mempercepat penyakit dan didukung oleh gaya hidup sejahtera. Untuk itu, perlu adanya upaya perlindungan khusus seperti imunisasi dan fluoridasi.7 Perlindungan khusus berhubungan dengan penyakit atau masalah kesehatan tertentu dan meliputi perilaku menghindar. Perlindungan khusus terdiri atas kegiatan-kegiatan yang tujuannya melindungi seseorang dari penyakit tertentu dan mengurangi kemungkinan mereka mendapat penyakit atau masalah kesehatan.7 Tindakan perlindungan khusus dalam kesehatan gigi dan mulut antara lain pemakaian fluor baik secara sistemik maupun lokal, pengawetan pit dan fisur, pembersihan karang gigi, penggunaan space maintainer dan lain-lain.14 Dalam melaksanakan suatu pelayanan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong berisiko tinggi dalam bidang kesehatan.8 Tenaga kesehatan dapat membuat suatu prakiraan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit dan kematian pada pasien, kemudian menganjurkan perubahan gaya hidup dan penanganan medis untuk mengurangi resiko tersebut. Keluarga juga memegang peranan penting dalam upaya pengurangan risiko yang pada umumnya berhubungan dengan perbaikan pola hidup. Upaya ini melibatkan keputusan dan partisipasi keluarga

2.8 TAHAP PERKEMBANAGAN KELUARGATahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yangsama.Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).1. Pasangan Baru Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal denganorang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran danfungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu :a. Membina hubungan intim danmemuaskan.b. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.c. mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga, istri dan keluarga sendiri. 2. Keluarga child bearing kelahiran anak pertama Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah.1. Persiapan menjadi orang tua.2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan. 3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tuadapat tercapai.3. Keluarga dengan anak pra sekolah Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.2. Membantu anak untuk bersosialisasi.3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi. 4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat. 5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak. 6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga. 7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang. 4. Keluarga dengan anak sekolah.Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak memiliki minat sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yangberbeda dengan anak.Tugas perkembangan keluarga :1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga ,sekolah dan lingkungan.2. Mempertahankan keintiman pasangan. 3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.Tugas perkembangan :1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab. 2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga. 3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. 4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya danmembimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik orang tuadan remaja.6. Keluarga dengan anak dewasa Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas perkembangan :1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. 2. Mempertahankan keintiman pasangan. 3. Membantu orang tua memasuki masa tua. 4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat. 5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. 7. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase inidianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagalsebagai orang tua.Tugas perkembangan :1. Mempertahankan kesehatan. 2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak. 3. Meningkatkan keakraban pasangan.Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut.Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. 2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan. 3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat. 4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat. 5. Melakukan life review. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. 2.9 KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGAKDRT terhadap istri adalah segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri yang berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi, termasuk ancaman, perampasan kebebasan yang terjadi dalam rumah tangga atau keluarga. Selain itu, hubungan antara suami dan istri diwarnai dengan penyiksaan secara verbal, tidak adanya kehangatan emosional, ketidaksetiaan dan menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan istri. Setelah membaca definisi di atas, tentu pembaca sadar bahwa kekerasan pada istri bukan hanya terwujud dalam penyiksaan fisik, namun juga penyiksaan verbal yang sering dianggap remeh namun akan berakibat lebih fatal dimasa yang akan datang. GEJALA-GEJALA KEKERASAN TERHADAP ISTRIGejala-gejala istri yang mengalami kekerasan adalah merasa rendah diri, cemas, penuh rasa takut, sedih, putus asa, terlihat lebih tua dari usianya, sering merasa sakit kepala,mengalami kesulitan tidur, mengeluh nyeri yang tidak jelas penyebabnya, kesemutan, nyeri perut, dan bersikap agresif tanpa penyebab yang jelas. Jika anda membaca gejal-agejala di atas, tentu anda akan menyadari bahwa akibat kekerasan yang paling fatal adalah merusak kondisi psikologis yang waktu penyembuhannya tidak pernah dapat dipastikan. BENTUK-BENTUK KEKRASAN DALAM RUMAH TANGGABentuk-bentuk kekerasan terhadap istri tersebut, antara lain:1. Kekerasan FisikKekerasan fisik adalah suatu tindakan kekerasan (seperti: memukul, menendang, dan lain-lain) yang mengakibatkan luka, rasa sakit, atau cacat pada tubuh istri hingga menyebabkan kematian.2. Kekerasan PsikisKekerasan psikis adalah suatu tindakan penyiksaan secara verbal (seperti: menghina,berkata kasar dan kotor) yang mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri,meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak berdaya.Kekerasan psikis ini, apabila sering terjadi maka dapat mengakibatkan istri semakin tergantung pada suami meskipun suaminya telah membuatnya menderita. Di sisi lain, kekerasan psikis juga dapat memicu dendam dihati istri.3. Kekerasan SeksualKekerasan seksual adalah suatu perbuatan yang berhubungan dengan memaksa istri untuk melakukan hubungan seksual dengan cara-cara yang tidak wajar atau bahkan tidak memenuhi kebutuhan seksual istri.4. Kekerasan EkonomiKekerasan ekonomi adalah suatu tindakan yang membatasi istri untuk bekerja di dalam atau di luar rumah untuk menghasilkan uang dan barang, termasuk membiarkan istri yang bekerja untuk di-eksploitasi, sementara si suami tidak memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagian suami juga tidak memberikan gajinya pada istri karena istrinya berpenghasilan, suami menyembunyikan gajinya,mengambil harta istri, tidak memberi uang belanja yang mencukupi, atau tidak memberi uang belanja sama sekali, menuntut istri memperoleh penghasilan lebih banyak, dan tidak mengijinkan istri untuk meningkatkan karirnya. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGABeberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan suami terhadap istri, antara lain:1. Masyarakat membesarkan anak laki-laki dengan menumbuhkan keyakinan bahwa anak laki-laki harus kuat, berani dan tidak toleran.2. Laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat.3. Persepsi mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga harus ditutup karena merupakan masalah keluarga dan bukan masalah sosial.4. Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama mengenai aturan mendidik istri, kepatuhan istri pada suami, penghormatan posisi suami sehingga terjadi persepsibahwa laki-laki boleh menguasai perempuan.5. Budaya bahwa istri bergantung pada suami, khususnya ekonomi.6. Kepribadian dan kondisi psikologis suami yang tidak stabil.7. Pernah mengalami kekerasan pada masa kanak-kanak.8. Budaya bahwa laki-laki dianggap superior dan perempuan inferior.9. Melakukan imitasi, terutama anak laki-laki yang hidup dengan orang tua yang sering melakukan kekerasan pada ibunya atau dirinya.10. Masih rendahnya kesadaran untuk berani melapor dikarenakan dari masyarakat sendiri yang enggan untuk melaporkan permasalahan dalam rumah tangganya maupun dari pihak- pihak yang terkait yang kurang mensosialisasikan tentang kekerasan dalam rumah tangga, sehingga data kasus tentang (KDRT) pun, banyak dikesampingkan ataupun dianggap masalah yang sepele. Masyarakat ataupun pihak yang tekait dengan KDRT, baru benar- benar bertindak jika kasus KDRT sampai menyebabkan korban baik fisik yang parah dan maupun kematian, itupun jika diliput oleh media massa. Banyak sekali kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT) yang tidak tertangani secara langsung dari pihak yang berwajib, bahkan kasus kasus KDRT yang kecil pun lebih banyak dipandang sebelah mata daripada kasus kasus ainnya.11. Masalah budaya, Masyarakat yang patriarkis ditandai dengan pembagian kekuasaan yang sangat jelas antara laki laki dan perempuan dimana laki laki mendominasi perempuan. Dominasi laki laki berhubungan dengan evaluasi positif terhadap asertivitas dan agtresivitas laki laki, yang menyulitkan untuk mendorong dijatuhkannya tindakan hukum terhadap pelakunnya. Selain itu juga pandangan bahwa cara yang digunakan orang tua untuk memperlakukan anak anaknya , atau cara suami memperlakukan istrinya, sepenuhnya urusan mereka sendiri dapat mempengaruhi dampak timbulnya kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT).12. Faktor Domestik Adanya anggapan bahwa aib keluarga jangan sampai diketahui oleh orang lain. Hal ini menyebabkan munculnya perasaan malu karena akan dianggap oleh lingkungan tidak mampu mengurus rumah tangga. Jadi rasa malu mengalahkan rasa sakit hati, masalah Domestik dalam keluarga bukan untuk diketahui oleh orang lain sehingga hal ini dapat berdampak semakin menguatkan dalam kasus KDRT.Lingkungan. Kurang tanggapnya lingkungan atau keluarga terdekat untuk merespon apa yang terjadi, hal ini dapat menjadi tekanan tersendiri bagi korban. Karena bisa saja korban beranggapan bahwa apa yang dialaminya bukanlah hal yang penting karena tidak direspon lingkungan, hal ini akan melemahkan keyakinan dan keberanian korban untuk keluar dari masalahnya. Selain itu, faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap istri berhubungan dengan kekuasaan suami/istri dan diskriminasi gender di masyarakat. Dalam masyarakat, suami memiliki otoritas, memiliki pengaruh terhadap istri dan anggota keluarga yang lain, suami juga berperan sebagai pembuat keputusan. Pembedaan peran dan posisi antara suami dan istri dalam masyarakat diturunkan secara kultural pada setiap generasi, bahkan diyakini sebagai ketentuan agama. Hal ini mengakibatkan suami ditempatkan sebagai orang yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi daripada istri. Kekuasaan suami terhadap istri juga dipengaruhi oleh penguasaan suami dalam sistem ekonomi, hal ini mengakibatkan masyarakat memandang pekerjaan suami lebih bernilai. Kenyataan juga menunjukkan bahwa kekerasan juga menimpa pada istri yang bekerja, karena keterlibatan istri dalam ekonomi tidak didukung oleh perubahan sistem dan kondisi sosial budaya, sehingga peran istri dalam kegiatan ekonomi masih dianggap sebagai kegiatan sampingan. DAMPAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGAKekerasan terhadap istri menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Diantaranyaadalah :Dampak kekerasan terhadap istri yang bersangkutan itu sendiri adalah: mengalami sakit fisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami rasa tidak berdaya, mengalami ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa dirinya, mengalami stress pasca trauma, mengalami depresi, dan keinginan untuk bunuh diri.Dampak kekerasan terhadap pekerjaan si istri adalah kinerja menjadi buruk, lebih banyak waktu dihabiskan untuk mencari bantuan pada Psikolog ataupun Psikiater, dan merasa takut kehilangan pekerjaan.Dampaknya bagi anak adalah: kemungkinan kehidupan anak akan dibimbing dengan kekerasan, peluang terjadinya perilaku yang kejam pada anak-anak akan lebih tinggi,anak dapat mengalami depresi, dan anak berpotensi untuk melakukan kekerasan pada pasangannya apabila telah menikah karena anak mengimitasi perilaku dan cara memperlakukan orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh orang tuanya.

SOLUSI UNTUK MENGATASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGAUntuk menurunkan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga maka masyarakat perlu digalakkan pendidikan mengenai HAM dan pemberdayaan perempuan; menyebarkan informasi dan mempromosikan prinsip hidup sehat, anti kekerasan terhadap perempuan dan anak serta menolak kekerasan sebagai cara untuk memecahkan masalah; mengadakan penyuluhan untuk mencegah kekerasan; mempromosikan kesetaraan jender; mempromosikan sikap tidak menyalahkan korban melalui media.Sedangkan untuk pelaku dan korban kekerasan sendiri, sebaiknya mencari bantuan pada Psikolog untuk memulihkan kondisi psikologisnya.Bagi suami sebagai pelaku, bantuan oleh Psikolog diperlukan agar akar permasalahan yang menyebabkannya melakukan kekerasan dapat terkuak dan belajar untuk berempati dengan menjalani terapi kognitif. Karena tanpa adanya perubahan dalam pola pikir suami dalam menerima dirinya sendiri dan istrinya maka kekerasan akan kembali terjadi.Sedangkan bagi istri yang mengalami kekerasan perlu menjalani terapi kognitif dan belajar untuk berperilaku asertif. Selain itu, istri juga dapat meminta bantuan pada LSM yang menangani kasus-kasus kekerasan pada perempuan agar mendapat perlidungan.Suami dan istri juga perlu untuk terlibat dalam terapi kelompok dimana masingmasing dapat melakukan sharing sehingga menumbuhkan keyakinan bahwa hubungan perkawinan yang sehat bukan dilandasi oleh kekerasan namun dilandasi oleh rasa saling empati. Selain itu, suami dan istri perlu belajar bagaimana bersikap asertif dan memanage emosi sehingga jika ada perbedaan pendapat tidak perlu menggunakan kekerasan karena berpotensi anak akan mengimitasi perilaku kekerasan tersebut. Oleh karena itu, anak perlu diajarkan bagaimana bersikap empati dan memanage emosi sedini mungkin namun semua itu harus diawali dari orangtuaMengalami KDRT membawa akibat akibat negatif yang berkemungkinanmempengaruhi perkembangan korban di masa mendatang dengan banyak cara. Dengan demikian, perhatian utama harus diarahkan pada pengembangan berbagai strategi untuk mencegah terjadi penganiayaan dan meminimalkan efeknya yang merugikan ada beberapa solusi untuk mencegah KDRT antara lain :1. Membangun kesadaran bahwa persoalan KDRT adalah persoalan sosial bukan individual dan merupakan pelanggaran hukum yang terkait dengan HAM.2. Sosialiasasi pada masyarakat tentang KDRT adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan dapat diberikan sangsi hukum. Dengan cara mengubah pondasi KDRT di tingkat masyarakat pertama tama dan terutama membutuhkan.3. Adanya konsensus bahwa kekerasan adalah tindakan yang tidak dapat diterima4. Mengkampanyekan penentangan terhadap penayangan kekerasan di media yangmengesankan kekerasan sebagai perbuatan biasa, menghibur dan patut menerima penghargaan.5. Peranan Media massa. Media cetak, televisi, bioskop, radio dan internet adalah macrosystem yang sangat berpengaruh untuk dapat mencegah dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT). Peran media massa sangat berpengaruh besar dalam mencegah KDRT bagaimana media massa dapat memberikan suatu berita yang bisa merubah suatu pola budaya KDRT adalah suatu tindakan yang dapat melanggar hukum dan dapat dikenakan hukuman penjara sekecil apapun bentuk dari penganiayaan.6. Mendampingi korban dalam menyelesaikan persoalan (konseling) serta kemungkinan menempatkan dalam shelter (tempat penampungan) sehingga para korban akan lebih terpantau dan terlindungi serta konselor dapat dengan cepat membantu pemulihan secara psikis.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan3.2 Saran.