konsep dasar teori gastroenteritis akut

Upload: win-leka

Post on 16-Oct-2015

167 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

23LAPORAN PENDAHULUAN

1. PengertianGastroenteristis akut (GEA) adalah buang air /defekasi dengan tinja berbentuk cairan dan setengah cairan (setengah padat) dengan kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja). Penyakit ini ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali/hari).Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

2. Etiologi1) Faktor infeksi :a. Bakteri : Escherichia coli, Salmonella thypi, Salmonella paratypi A/B/C, Shigella dysentriae.Escherichia coli terdapat secara normal dalam organ pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini adalah gram negatif, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan termasuk golongan Enterobakteriaceae. Menurut Pelczar dan Chan (1988) bahwa Escherichia coli yang menyebabkan diare akut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu enteropatogenik, enteroinvasif, dan enterotoksigenik.Escherichia coli enteropatogenik menyebabkan gastroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur dua tahun. Bagaimana mekanisme kelompok E. coli ini di dalam menyebabkan diare masih belum diketahui, tetapi diketahui bahwa kolonisasi usus halus kosong dan ujung usus bagian atas oleh galur enteropatogenik merupakan prasyarat. Echerichia coli enteroinfasif menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis yang mirip sindrom yang disebabkan oleh Shingella. Galur-galur bakteri ini dikenal sebagai enteroinvasif.Echerichia coli enterotoksigenik (yang menghasilkan enterotoksin) menghasilkan salah satu atau kedua macam toksin yang berbeda. Beberapa galur menghasilkan yang tahan panas (TP), sedangkan yang lain sebagai tambahan mensintesis juga toksin yang tidak tahan panas (TTP). Beberapa galur hanya menghasilkan TTP. Kedua macam toksin tersebut menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak.Fardiaz (1989) dalam Nikmah (2001) menyatakan bahwa keracunan makanan yang disebabkan oleh E. coli enteropatogenik (disebut EPEC) biasanya disebabkan oleh konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh E. coli penyebab enteritis. Sedangkan Buckle (1987) menyatakan bahwa organisme ini (E. coli) berada di dapur dan tempat-tempat persiapan bahan pangan melalui bahan baku selanjutnya masuk ke makanan yang telah dimasak melalui tangan, permukaan alat-alat, tempat-tempat masakan dan peralatan lain. Masa inkubasi adalah 1 3 hari dan gejala-gejalanya menyerupai gejala-gejala keracunan bahan pangan yang tercemar oleh Salmonella atau disentri. Namun ada beberapa perbedaan biokimiawi utama yang nyata yaitu bahwa koliform dapat menfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan Salmonella tidak menfermentasi laktose. b. Parasit Protozoa : Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Tricohomonas hominis, Isospora sp. Cacing : A. lumbricoides, A. duodenale, N. americanus, T. tricihiura, O. velmichularis, S. sterkolaris, T. saginata.c. VirusVirus rota menginfeksi sel-sel pada usus halus. Virus berkembang biak dalam sitoplasma enterosit-enterosit ini dan merusak mekanisme transpornya. Sel-sel rusak seperti ini terbuang ke dalam lumen usus halus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang tampak dalam tinja. Diare yang disebabkan oleh virus rota karena adanya gangguan absorpsi Natrium dan glukosa selama sel-sel yang rusak pada vili diganti oleh sel-sel kripta imatur yang nonabsorpsi.2) Faktor non infeksia. Malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride Malabsorbsi protein : asam amino, B- laktoglobulinb. Faktor makanan : makanan basi , beracun, alergi terhadap makanan (milk allergy, food allergy), makanan terlalu banyak lemak dan sayuran dimasak kurang matang.c. Faktor psikologi : rasa takut dan cemas.3. Manifestasi KlinisFrekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borborigimus), anoreksia, dan haus. Konstraksi spasmodic yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus (tenesmus), dapat terjadi pada setiap defekasi. Gejala yang berkaitan langsung dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan. Feses berair adalah karakteristik dari penyakit usus halus, sedangkan feses semi padat lebih sering dihubungkan dengan gangguan kolon. Feses yang sangat besar dan berminyak menunjukkan malabsorbsi usus, dan adanya mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis inflamasi atau colitis. Diare nocturnal mungkin manifestasi dari neuropati diabetic.Tanda dan gejala :1. Defekasi cair lebih dari 3 kali.2. Anak menjadi rewel dan gelisah.3. Tonus otot menurun.4. Muntah (dapat terjadi sebelum dan sesudah diare).5. Demam subfebris.6. Nyeri abdomen.7. Membran mukosa mulut kering.8. Fontanela anterior cekung (bayi yang kurang 13 bulan).9. Kehilangan berat badan.10. Lemah.11. Anus dan sekitarnya lecet, karena seringnya defekasi yang makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dan pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus.

4. Komplikasi1) DehidrasiRinganSedangBerat

BB (% kehilangan)4-56-97-10

Keadaan UmumHaus, sadarHaus, gelisah, lertagiMengantuk,dingin, berkeringat

Air mataAdaTidak adaTidak ada

Turgor jaringanNormalTidak adaTidak ada

Membran mukosaBasahKeringSangat kering

Tekanan darahNormalNormal/rendah< 90 mmHg, mungkin tidak dapat diukur

BAKNormalMenurun/kerutOliguria

NadiNormalCepatCepat, lemah, mungkin tidak teraba

MataNormalCekungSangat cekung

Fontanela anteriorNormalCekungSangat cekung

Deficit cairan (ml/kg)40-5060-90>100

2) Gangguan keseimbangan asam basa (metabolit asidosis) Kehilangan Na bikarbonat bersama tinja. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria dan anuria). Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.3) Gangguan sirkulasiSebagai akibat diare dengan atau disertai muntah dapat terjadi gangguan sirkulasi berupa syok hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah hebat dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.4) HipoglikemiaDapat terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita diare. Gejalanya : lemas, apatis, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

5. Patofisiologia. Gangguan osmotikAkibat terdapatnya makanan zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meningkat dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.

b. Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air, dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan isi rongga usus.c. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Cairan intraluminal yang meningkat menyebabkan rangsangan usus secara mekanis karena meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan mengakibatkan gangguan waktu penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga penyerapan elektrolit, air, dan zat-zat lain terganggu.

6. Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan tinjaDiperiksa dalam hal volume, warna dan konsistensinya serta diteliti adanya mukus darah dan leukosit. Pada umumnya leukosit tidak dapat ditemukan jika diare berhubungan dengan penyakit usus halus. Tetapi ditemukan pada penderita Salmonella sp., E. Coli, Enterovirus dan Shigelosis. Terdapatnya mukus yang berlebihan dalam tinja menunjukan kemungkinan adanya keradangan kolon, pH tinja yang rendah menunjukkan adanya malabsorpsi HA, jika kadar glukosa tinja rendah/pH rendah 120 kali/menit1

Kesadaran apatis1

Kesadaran somnolen, spoor atau koma2

Frekuensi napas > 30 kali/menit1

Facies cholerica2

Vox cholerica2

Turgor kulit menurun1

Washer womans hands1

Ekstremitas dingin 1

Sianosis2

Umur 50-60 tahun1

Umur >60 tahun2

Pemberian cairan dehidrasi dibagi atas:a. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ Plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam dua jam agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.b. Satu jam berikut atau jam ketiga (tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama dua jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.c. Jam berikutnya pemberian diberikan berdasarkan pengeluaran cairan melalui tinja dan IWL.2) DietPasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, bubur dan sup. Susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi lactase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan beralkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.3) Obat antidiareObat-obat ini dapat mengurangi gejala-gejala:a. Yang paling efektif yaitu derivate opioid, misalnya : loperamide, difenoksilat-atropin, dan tinktur opium.b. Obat yang mengeraskan tinja : atapulgite 4x2 tab/hari, smectite 3x1 sachet tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti.c. Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase : hidrasec 3x1 tab/hari4) Obat antimikroba Obat pilihan yaitu : kuinolon (misalnya ciprofloksasin 500 mg 2 kali/hari selama 5-7 hari ), obat ini baik terhadap bakteri pathogen invasif termasuk Shigella. Mikasin diberikan secara intravena aktif terhadap gram positif dan negatif. Alternatifnya yaitu: kotrimoksazol (trimetropim atau sulfametoksazol, 160 atau 800 mg 2 kali/hari). Metronidazol intravena diberikan pada pasien yang tidak dapat mentoleransi pemberian per oral.8. PencegahanMengingat : Penyebaran penyakit ini secara Orofecal Route (melalui makan dan minuman yang tercemar oleh kuman) Reservoir/perantaranya adalah manusia, pasien atau carrier, binatang, misalnya lalat dan lain-lain, maka usaha pencegahannya adalah sebagai berikut :1. Memperbaiki hygene perorangan yaitu, sebelum makan harus cuci tangan dengan menggunakan sabun sampai bersih.2. Jangan memelihara kuku panjang. 3. Persediaan air minum yang bersih.4. Air minum harus dimasak sampai mendidih.5. Kalau mandi di sungai, mulut jangan sampai kemasukan air.6. Jangan kumur-kumur dengan air sungai.7. Menyediakan makanan harus selalu ditutup.8. Jangan makan buah yang belum dicuci.9. Jangan mencuci sayuran atau beras dengan air sungai.10. Tempat sampah harus tertutup, dan membuang sampah harus pada tempat yang yang sudah disediakan.11. Jangan buang air besar di sungai.12. Kalau situasi dan kondisi memungkinkan, maka setiap warga harus mempunyai WC yang memenuhi syarat kesehatan.13. Jelaskan kegunaan dari vaksinasi.14. Berikan makanan sehat dan bergizi.15. Menyusukan anak sampai 6 bulan.16. Selalu menyediakan garam oralith di rumah

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

2.1 Anamnesaa. Identitas: semua usia, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta pada bayi yang < 5 tahunb. Keluhan utama: BAB > 3x dengan konsistensi feces encer.c. Riwayat penyakit sekarang: mula- mula anak cengeng, rewel, gelisah, suhu tubuh meningkat, muntah, nafsu makan/ minum berkurang, tinja cair lebih dari 3 x disertai atau tanpa darah, lendir. d. Riwayat penyakit dahulu: sistem kekebalan bayi belum pernah terpajan dengan banyak mikrorganisme patogen sehingga tidak memiliki antibodi pelindung yang didapat.e. Riwayat penyakit keluarga: ada keluarga yang menderita diare.f. Lingkungan: kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, higiene yang buruk, kurang gizi dan sanitasi yang jelek, perilaku yang buruk yaitu tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitas.g. Imunisasi: bayi usia 10 bulan 10 hari imunisasi yang sudah diterima BCG, DPT, POLIO, CAMPAK.h. PertumbuhanPertumbuhan sesuai usia adalah:1) Berat badan (BB) ideal:a) Triwulan I: 700-1000 g/bln.b) Triwulan II: 500-600 g/ bln.c) Triwulan III: 350-450 g/ bln.d) Triwulan IV: 250-350 g/ bln.e) Usia 1 tahun: 3x BB lahir.f) Usia 2 tahun: 4x BB lahir.g) > 2 tahun: rata-rata 2kg/ tahun.2) BB ideal menurut BehrmanBerat badan usia 3-12 bulan menggunakan rumus:Umur (bulan) + 9 = n+9 2 23) Panjang badan (PB)a) PB lahir rata-rata: 50 cm.b) 1 tahun: bertambah 50%.c) 4 tahun: 2x PB lahir.

4) Lingkar kepala (LK)a) LK lahir rata-rata 35-37 cm.b) Tumbuh pesat 6 bln I, kemudian berkurang.c) Tahun ke II: hanya bertambah 2-3 cm.d) Usia 6 tahun: 54-55 cm.i. Perkembangan Perkembangan sesuai usia anak 8-12 bulan adalah:1) Psikososial: bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, main-main bola atau lainnya dengan orang lain. Pada usia ini sifat ketergantungan teradap kehadiran ibu secara fisik mulai berkurang.2) Bahasa: mampu mengatakan papa mama yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapkan 1-2 kata.3) Matorik halus: mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya, mampu mengambilnya dan mampu memegangnya dengan jari dan ibu jari, membenturkannya dan mampu menaruh benda atau kubus pada tempatnya serta dapat memberikan uluran tangan secara terbuka.4) Motorik kasar: duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri.j. Pola pemenuhan nutrisi dan cairan:Pengenalan makanan baru, makanan yang terkontaminasi dengan mikroorganisme. Diawali dengan mual, muntah, anoreksia.k. Aktivitas, istirahat dan bermain:Istirahat anak terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Aktivitas pergerakan lemah,kurang aktif karena nyeri perut.l. Eliminasi miksi dan defekasi: mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair, BAK oliguria (50-500cc/24jam) atau anuria ( 2 dtk, turgor kulit menurun, produksi urine menurun, nadi 120 x/mnt, fontanela anterior cekung.Tujuan: Anak tidak mengalami kekurangan cairan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .. x 24 jam dengan Kriteria hasil:1) Mukosa bibir lembab2) Mata tidak cowong3) Turgor kulit elastic4) Produksi urine 1 cc/kg BB/jam5) Nadi 80-100x/mnt6) Fontanela anterior tidak cekungIntervensi:1) Jelaskan pada ibu tentang pentingnya masukan oral yang adekuat bagi anakR/ Masukan oral yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan akibat diare.2) Jelaskan dan anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASIR/ASI penting untuk mencegah kekurangan cairan,sebagai sumber nutrisi dan sebagai antibodi untuk mencegah infeksi lanjut3) Berikan larutan rehidrasi oral (LRO) untuk rehidrasi dan penggantian kehilangan melalui fesesR/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang melalui diare.

4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui IV sesuai ketentuan untuk dehidrasi dan muntahR/ Cairan IV mengganti cairan yang hilang karena diare, muntah agar terjadi keseimbangan cairan.5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotika, anti emetic sesuai ketentuanR/ Anti diare mengurangi peristaltic usus, antibiotika membunuh kuman penyebab infeksi, anti emetic mengurangi mual & muntah6) Observasi: balance cairan, mukosa bibir, kecowongan kelopak mata, akral, capillary refill time, suhu dan nadiR/ Deteksi tingkatan dehidrasi balance negative, mukosa bibir yang kering, kelopak mata yg cowong, fontanela cekung ,capillary refill time > 2 detik, akral yang dingin & lembab , hypothermia, dan denyut nadi > 160 x/ menit merupakan tanda dehidrasi.b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anorexia, malabsorbsi ditandai dengan BB menurun, lemas, ibu mengungkapkan anak kurang napsu makan.Tujuan: Anak menunjukkan perbaikan nutrisi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam dengan Kriteria hasil:1) Anak tidak lemas2) Tidak muntah3) BB dalam batas normal: 3-12 bulan : umur ( bulan ) + 9 24) Hb normal :11.0 gr/dl Intervensi1) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan pada orang tua pasien.R/ Intake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan protein untuk proses penyembuhan.2) Berikan makanan yang disukai dan menarik dalam penyajiannya.R/ Makanan yang menarik dan disukai dapat meningkatkan selera makan.3) Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetik.R/ Mengurangi gejala gastrointestinal dan perasaan tidak enak pada perut.4) Observasi BB tiap hari dengan alat ukur yang sama.R/ Peningkatan berat badan menandakan indikator keberhasilan tindakan.c. Kerusakan integritas kulit perianal berhubungan dengan paparan feces yang asam , encer dan sering yang ditandai dengan ruam daerah perianal.Tujuan: Anak mengalami perbaikan integritas kulit setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x..jam dengan Kriteria hasil: tidak didapatkan kemerahan, lecet pada kulit perianal.Intervensi1) Ganti pampers tiap kali pasien BAB dan jaga daerah perianal tetap dalam keadaan kering.R/ Paparan feces yang lama dapat menyebabkan lecet, iritasi.2) Keringkan daerah perianal dengan tidak mengusap.R/ Mencegah gesekan pada mukosa kulit sehingga meminimalkan terjadinya luka lecet.3) Bersihkan daerah perianal dengan menggunakan sabun / antiseptic tiap kali pasien BAB.R/ Sabun yang bersifat basa dapat menghilangkan sifat feces yang asam.4) Observasi adanya kemerahan pada kulit atau area yang mengalami penekanan.R/ Deteksi dini perubahan pada kulit.d. Kecemasan pada anak dan orang tua berhubungan dengan lingkungan yang baru Tujuan: Kecemasan pada anak dan orang tua berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.Kriteria hasil: wajah orang tua menunjukkan kecemasan berkurang, orang tua dan anak menunjukkan perilaku yang kooperatif dalam proses pengobatan dan perawatan.Intervensi:1) Jelaskan kepada orangtua tentang penyebab diareR/ Diare disebabkan karena adanya infeksi pada saluran pencernaan.2) Berikan dukungan kepada orangtua paienR/ Dukungan dapat menurunkan kecemasan.3) Anjurkan orangtua untuk membawakan mainan kesukaan anak.R/ Membawakan mainan kesukaan anak membantu anak untuk mengalihkan ketakutan anak ke mainan4) Observasi stress anak dan ibu.R/ Hasil Observasi menunjukkan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus traktus GI.Tujuan: Keluarga tidak menunjukkan tanda infeksi gastrointestinal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.....x24 jamkriteria hasil: tidak ada tanda infeksi GI (diare), suhu 36.5 37,5oC.Intervensi:1) Pertahankan kebiasaan cuci tangan yang tepatR/ kebiasaan mencuci tangan yang kurang benar dapat meningkatkan penularan.2) Pasang popok dengan benarR/ Pemasangan yang kurang benar dapat menyebabkan feces dapat menyebar.3) Ajarkan ke orangtua untuk segera mencuci tangan sesudah dari kamar mandi dan ajarkan cuci tangan yang benar.R/ dengan mencuci tangan yang benar diharapkan tidak terjadi penyebaran infeksi.4) Observasi tanda infeksiR/ mengetahui tindakan keperawatan berhasil atau tidak.f. Ketidak efektifan pola pernafasan berhubungan dengan pertukaran gas terganggu yang ditandai takipnea, peningkatan frekuensi napasTujuan: pola pernafasan pasien adekuat setelah dilakukan tindakan perawatan selama.....x24 jamKriteria hasil:1) Pernafasan teratur2) RR: 30 x/menit3) Tidak ada napas cuping hidung4) Tidak ada suara napas tambahanIntervensi 1) Jelaskan pada pasien penyebab pernafasan yang tidak adekuat R/dengan penjelasan, pasien akan menjadi kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.2) Batasi intake cairanR/ intake yang tidak terkontrol akan memperberat kerja ginjal dan meningkatkan retensi cairan dalam tubuh termasuk paru-paru.3) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi lasik.R/ untuk mengurangi overload dan akan dikeluarkan melalui urine4) Observasi produksi urine, balance cairan, pernafasan, RR, BB, edema, keluhan pasien, R/ edema berkurang, produksi urine, balance cairan, pernafasan dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan tindakan perawatan dan untuk menentukan rencana selanjutnyag. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan terbatasnya informasi ditandai dengan meminta informasi pada perawat dan petugas kesehata lainnya. Tujuan: orang tua pasien dapat menunjukkan pemahaman tentang informasi yang diberikan setelah diberi penjelasan oleh perawat selama....x 24 jam. Kriteria hasil:1) Orang tua pasien dapat memahami penyakit, tanda gejala dan penanganannya2) Orang tua pasien dapat mengulang penjelasan yang diberikan perawatIntervensi 1) Jelaskan pada orang tua pasien tentang diare R/ Pengetahuan tentang penyakit membantu pasien untuk lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan2) Jelaskan pada pasien tanda gejala yang mungkin dapat terjadi pada pasien dengan diareR/ dengan mengetahui tanda-tanda diare sehingga orang tua bisa menjaga anaknya dengan baik3) Anjurkan pasien untuk mengulang informasi yang sudah di jelaskanR/ dengan mengulang informasi menunjukan pasien paham tentang informasi yang didapat 4) Berikan leaflet tentang diareR/ Dengan pemberian leaflet dapat membagi informasi kepada keluarga pasien segala sesuatu tentang diare.h. Hyperthermia b.d proses infeksi yang ditandai dengan suhu >37,5oC, akral panas, nadi 80-150 x/mnt, RR>30x/mnt.Tujuan: Suhu tubuh kembali normal setelah mendapat tindakan keperawatan selama.....x24jam Kriteria hasil: klien dalam suhu tubuh tidak panas, suhu tubuh dan nadi dalam batas normal, Suhu: 36-37,5 oC, nadi 80-150 x/mnt, RR 20-30 x/mnt.

Intervensi1) Jelaskan kepada orang tua penyebab demam.R/ penyebab demam adalah proses infeksi yang terjadi di dalam tubuh sehingga memicu terjadinya peningkatan suhu.2) Berikan kompres air hangatR/ Kompres air hangat mampu membantu tubuh untuk mengeluaarkan panas dengan cara konduksi.3) Anjurkan pasien minum sesuai usia 10 bulan (1100-1250 cc)R/ Minum sesuai kebutuhan usia mencegah terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik dan antipiretik (10-15mg/kgBB)R/ Antipiretik mangandung parasetamol yang dapat membantu untuk menurunkan panas5) Observasi kondisi pasien: suhu tubuh, akral hangat, badan tidak panasR/ Hasil Observasi menunjukkan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.

21

Faktor malabsorbsi makanan karbohidrat, proteinIsi rongga usus meningkatMerangsang usus untuk mengeluarkan cairanWOC

Faktor infeksi bakteri,virus,parasit

Menghancurkan vili ususMengeluarkan toksin

Tekanan osmotic dlm rongga usus meningkat

Pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus

Gangguan absorbsi makanan

Peningkatan sekresi air dan elektrolit dlm rongga usus

Resiko Tinggi Infeksi

Higiene perseorangan yang burukhiperperistaltik

Kontaminasi MO dlm GI

Berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan

Proses infeksiPeningkatan pengeluaran cairan melalui fesesPeningkatan suhu tubuhDeficit Cairan dan elektrolitdehidrasiSystem NeurologiDIARE

System muskuloskeletalIntoleran aktivitaskelemahanPenurunan nafsu makan Distensi abdomen System pencernaanHiperperistaltik ususDiuresis berkurangSistem perkemihanOutput urineSistem Pernapasan

Kurang pengetahuan

Resiko kerusakan pertukaran gasPernafasan kusmaul Asidosis metabolikSekresi ion NaHCO3 berlebihan melalui tinja

Dehidrasi dehidrasi

Gangguan rasa nyamanSyok hipovolemikSistem kardiovaskulerKardiovaskuler

asam lambung Oliguri s/d anuriaGang. Eliminasi uriPenurunan kesadaranSyok hipovolemikGang. Perfusi jaringanCurah jantung

Mual, muntah

Nutrisi kurang dari kebutuhanResiko cederaSuplai O2 ke jaringan