konsentrasi kepidanaan islam program studi...

74
HUKUMAN DIAT BAGI TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN SEMI SENGAJA DALAM HUKUM ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM PIDANA INDONESIA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) Oleh : DEVISON NIM : 104045101544 KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2008M.

Upload: tranliem

Post on 14-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

HUKUMAN DIAT BAGI TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN SEMI

SENGAJA DALAM HUKUM ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN

HUKUM PIDANA INDONESIA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I)

Oleh :

DEVISON

NIM : 104045101544

KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2008M.

Page 2: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penilisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Neberi

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Oktober 2008

Devison

Page 3: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

HUKUMAN DIAT BAGI TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN SEMI

SENGAJA DALAM HUKUM ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN

HUKUM PIDANA INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi salah satu prsyaratan memperoleh

Gelar serjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

DEVISON

NIM.104045101544

Di Bawah Bimbingan,

Prof. Dr. H. M. Abduh Malik

NIP. 150094391

KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM

PROGRAM STUDI KEPIDANAAN ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNUVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2008 M

Page 4: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Bapak dan Emak,Bapak dan Emak,Bapak dan Emak,Bapak dan Emak,

Berkat cucuran keringat, darah

Dan kerasnya pergulatan hidupmu

Aku masih berdiri

Sampai hari ini…

Untuk emak Untuk emak Untuk emak Untuk emak

Masa kecilku

Dulu…lalu…

Dengan wajah berseri, dia…

Menyekah wajahku yang lucu

Dulu…lalu…

Tangannya yang lembut menimang-nimang

Membelai…menina bobokan

Tidurmu terusik karena aku,

Dalam darah dan dadaku

Kasih sayangmu jadi pelita

Sepanjang masa dan asa

Air matamu jadi syahada

Dulu…lalu…

Hidupmu demi aku

Nasihatmu jadi biduri

Cintamu suci nan sejati

Tatapanmu kedamaian abadi

Untukmu emak…

Cintamu, buaianmu, kasih sayangmu,

Air matamu, hidupmu

Tak mungkin terbalas…

Emak…hanya cintaku yang tulus

Dan rasa hormat yang mampu kuberi

Page 5: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Emak…

Tiada tinta mampu menggoreskan

Kasih sayang dan pengorbananmu

Kasih sayangmu sepanjang zaman

Kasih sayangmu sepanjang jalan

Emak…

Semoga cintamu padaku

Jadi saksi menuju Ridha-Nya

Hanya do’a-do’a…

Aku panjatkan

Siang dan malam

Dalam ruku dan sujudku

Page 6: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang

memberikan petunjuk dan selalu melimpahkan kasih sayang kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawt serta salam semoga dilimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW., keluarga, beserta sahabat para pengikutnya.

Maksut penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi syarat

yang menjadi ketetapan dalam menyelenggarakan studi program S1 pada fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah jakarta. Skripsi ini berjudul

“HUKUMAN DIAT BAGI TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN SEMI SENGAJA

DALAM HUKUM ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM PIDANA

INDONESIA”

Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki oleh penulis. Tanpa bantuan dan

dorongan dari semua pihak, mungkin skripsi ini tidak akan selesai, pada kesempatan

ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Komarudin Hidayat, M.A. Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M. Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

3. Asmawi, M.Ag., Ketua Jurusan Jinayah Syiasa. Sri Hidayati. M.Ag,

Sekretaris Jurusan Jinayah Syiasah, yang telah memberikan dorongan dan

Administrasi kepada penilis.

4. Prof. Dr. H. M. Abduh Malik. Dosen pembimbing, yang telah meluangkan

waktu, memberikan arahan, dorongan dan membantu penulis dalam

menyelesikan skripsi ini.

5. Pimpinan perpustakaan (UIN dan Imam Jama’) beserta seluruh staf, yang

telah membantu meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Yang tercinta Ayahanda Almin.Perwira Negara dan Ibunda Murnisai, yang

tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang serta dorongannya dalam

bentuk materi dengan tulus ikhlas dan selalu mendoakan penulis.

8. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih terutama kepada Istri tercinta

Agustia Hamdiah. SKM., yang selalu senantiasa memberikan nasihat dan

masukan kepada penulis baik dalam keadaan suka maupun duka tetap

memberikan yang terbaik kepada penulis.

9. Keluarga besar Jinayah Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Epi Somantri, dan Siti

Zulfah. Serta teman-temanku khususnya kelas Pidana Islam angkatan 2004

yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah bersama-sama

berjuang dalam suka dan duka.

Page 8: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Semoga bantuan mereka dinilai sebagai amal shaleh dan mendapat balasan

yang setimpal dari Allah SWT. Doa yang tulus dan ikhlas penulis memohonkan

kepada Ayahanda serta ibunda yang telah menanamkan semangat dan memberi

motivasi untuk meraih kesuksesan ini. Dengan harapan doa semoga Allah yang maha

arif dan bijak juga maha pengasih dan maha penyayang dan memberi limpahan

ampunan, rahmat dan karunianya kepada kita bersama.

Akhirnya skripsi ini dipersembahkan kepada almamater dan masyarakat

akademik demi perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat. Amien.

Jakarta, 03 September 2008

Devison

Page 9: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTARISI................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................1

B. Pembatasan dan perumusan masalah...............................................5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.....................................................6

D. Tinjauan (Review)...........................................................................7

E. Metode Penelitian............................................................................8

F. Sistematika Penulisan......................................................................8

BAB II MENGENAL PEMBUNUHAN

A. Defenisi Pembunuhan....................................................................10

B. Jenis-jenis Pembunuhan.................................................................12

C. Pembunuhan Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum

Indonesia........................................................................................14

1. Pembunuhan menurut hukum islam........................................14

2. Pembunuhan menurut hukum pidana indonesia......................18

Page 10: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB III MACAM-MACAM HUKUMAN

A. Macam-Macam Hukuman Pembunuh Semi Sengaja Dalam Hukum

Pidana Islam...................................................................................25

1. Diat..........................................................................................25

2. Diat Yang Dikeluarkan............................................................28

3. Diat Yang Diterima Bagi Pembunuh Semi Sengaja................31

B. Macam-Macam Hukuman Pembunuh Karena Kealpaan Dalam

Hukum Pidana Indonesia...............................................................34

1. Denda.......................................................................................34

2. Denda Yang Dikeluarkan........................................................40

3. Denda Yang Diterima Bagi Pembunuh Karena Kealpaan.......42

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN HUKUMAN DIAT DAN DENDA

BAGI TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

A. Tolak Ukur Antara Kelebihan Dan Kelemahan Hukum Pidana Diat

dan Hukum Pidana Denda………………………………………45

B. Keunggulan dan Kelemahan Hukuman Pidana Diat dan Hukuman

Pidana Denda.................................................................................47

1. Keunggulan Diat................................................................47

2. Kelemahan dan Kelebihan Denda....................................48

C. Analisa Perbandingan Hukuman Diat dan Denda.........................51

Page 11: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................56

B. Saran..............................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum pada dasarnya adalah hal yang sangat krusial dan sulit untuk diterima,

tetapi hukum sipatnya memaksa karna ini merupakan konsekuensi bagi seorang

pelaku delik atau jarimah khususnya dalam pembahasan ini penulis membahas yang

menerangkan bentuk hukuman bagi pelaku pembunuhan semi sengaja yang dalam hal

ini diat dan denda.

Dengan adanya hukuman diat dan denda bagi pelaku pembunuhan semi

sengaja ini yang bertujuan untuk membuat seseorang jera atau berhati hati dalam

mengerjakan sesuatu yang bisa saja membuat seseorang tersalah karna kealpaan, Dan

berusaha untuk berhati-hati atau tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang

menyimpang.

Walaupun pada tataran prakteknya hukuman bagi pelaku pidan adalah suatu

keharusan kehususnya bagi pelaku pidana pembunuhan semi sengaja yang diberikan

konsekuensi ukubah maliah (hukuman yang bersifat harta), mungkin tidak akan

menimbulkan sifat jera yang begitu efektif. Tetapi minimal usaha untuk mewujudkan

bentuk jera atau berhati-hati dalam berbuat. Kepada pelaku delik atau jarimah

pembunuhan sudah di maksimalisasi dengan adanya batasan atau ketentuan yang

mengatur semua bentuk kejahatan khususnya pembunuhan secara semi sengaja. Ini

semua diatur dalam hukum Islam maupun hukum pidana indonesia

Page 13: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Dalam hukum Islam pengaturan tentang seberapa besar harta yang harus

dikeluarkan oleh seorang pelaku pidana pembunuhan, dan bentuk-bentuk harta yang

harus dikeluarkan seperti Unta, Emas, Perak, Sapi, Kambing, Pakaian dan lain

sebagainya. Dalam hal ini penulis ambil sebagai sebuah gambaran :

Contoh : unta.

Bagi pelaku tindak pidana berat diatur dengan ketentuan tiga puluh ekor bagi

unta betina berumur tiga sampai empat tahun, Tiga pulu bagi unta betina yang

berumur empat sampai lima tahun, Empat puluh bagi unta betina yang dalam keadaan

bunting.

Bagi pelaku tindak pidana ringan sebesas seratus unta. Dua puluh untuk unta

betina yang berusia 1-2 tahun, Dua puluh untuk unta betina yang berusia 2-3 tahun,

Dua puluh untuk unta jantan yang berusia 2-3 tahun, Dua puluh unta jantan yang

berusia 3-4 tahun, Dua puluh untuk unta betina yang berusia 4-5 tahun.

Dalam aturan ini hukuman denda baik tindak pidana atau jarimah berat

maupun ringan adalah suatu kewajiban bagi pelaku delik atau jarimah dan masalah

pemberian ini harus diberikan oleh pelaku atau keluarga dengan diberi waktu Tiga

bulan dari putusan yang diberikan kepada pelaku kejahatan.1

Bentuk denda ini telah diatur dalam beberapa literatur hukum fiqih dan

walaupun dalam penetapan aturan cara pembagian ini banyak para fuqoha yang

berbeda pendapat.

1 Rasjit Sulaiman. Fiqh Islam, (Bandung : PT . Sinar Baru Algensindo, 1986). hal, 432-433

Page 14: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Dalam aturan ini penulis menggambarkan hukuman bagi pelaku pidana

pembunuhan yang dikenai konsekuensi hukuman Diat dan denda baik dalam hukum

islam maupu hukum pidana indonesia yang digambarkan dalam KUHP dalam pasal

82 ayat 1, 2, dan 3.2

Pembayaran denda hanya dapat terjadi dalam hal pelanggaran yang hanya

diancam dengan sanksi pidana denda saja. Jika maksimum denda yang diancamkan

dibayar penuh oleh terdakwah, maka tidak dilakukan penuntutan lagi.

Jika disamping hukuman denda, dikenakan juga hukuman tambahan berupa

perampasan barang-barang, maka barang tersebut harus diserahkan bersamaan

dengan pelaksanaan pembayaran denda pada waktu itu juga harga barang-barang

yang disita (dirampas) dibayar sekaligus.

Pembayaran denda itu tidak menghilangkan penambahan hukuman denda

tambahan bila terjadi residivis, Ketentuan ini tidak berlaku bagi orang yang belum

dewasa, yang pada saat melakukan perbuatan itu belum berumur 16 tahun.

Ketentuan pembayaran diat dan denda maksimum untuk pelanggaran ini

diatur oleh lembaga yang disebut “Afkoop” atau sering juga disebut “Schikking”

(perdamaian).3

Dalam pengaturan tentangh hukuman diat bagi pembunuh telah diatur dalam

al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 92:

2 Hamzah Andi, Kitap Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta : Rineka Cipta,

2005).Cetakan ke Duabelas, h. 30

3 Yuswandi Ali. Penuntutan, Hapusnya Kewenangan Menuntut Dan Menjalankan Pidana,

(Jakarta : CV: Pedoman Ilmu Jaya. 1994).

Page 15: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

...����� ���� �� ����� ������ ���������

������ ��� ��� � !����"�� #��☺%&'( �

)*+,-. /0�1-)�2�1 34-. 5�1 6)789:;<��

= 5->� ?@⌧B ��� �CD7 EF�G:�� DHIJKL

�782�� MN����� ��������� ���O��

��� ��� � 6 5-.�� ?@�P ��� QCD7

DHRO� �S�T UGV� �S�T�� !WXYZ�F� !����:�

#��☺%&'( � )*+,-. 0�1-)�2�1 �����[�����

���O�� ��� ��� � 6 ��☺� DHKL \:]^��

�_��Z`<� ab[c��\V⌧K ab�d�8-T������� ...

efga

Artinya:

“...Dan barang siapa membunuh seorang mukmin karna tersalah, (hendaklah) ia

memerdeka kan hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan

kepada keluarganya (terbunuh itu) kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)

bersedekah Dan barang siapa yang tidak memerolehnya, hendaklah ia (si pembunuh)

berpuasa dua bulan berturut-turut.... (QS. An-Nisa’:92) 4

Dalam kasus pembunuhan ada beberapa paktor kondisi yang harus dilihat baik

dari segi Sikis maupun dari segi Fisikis karena semua bentuk ini sangat

mempengaruhi terjadinya pembunuhan yang terencana maupun tidak terencana karna

dalam segi ini bentuk pembunuhan semi sengaja banyak terjadi di zaman moderen

ini.

Dalam meleksanakan putusan, seorang hakim dalam memutuskan perkara

pembunuhan harus dilihat dari segi kondisi pembunuh itu, yang menjadi landasan

apakah seorang pelaku delik pembunuhan ini dalam keadaan sehat jasmani maupun

rohani karna untuk memperkuat ketetapan hukum yang akan diambila bahwa

pembunuh ini melakukan pembunuhan semi sengaja dan hukumanya pun termasuk

4 Muslich Wardi Ahmad, Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Sinar Grafika). Hal,168

Page 16: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

pada hukuma yang berat atau ringan.Dan apakah seorang pelaku pembunuhan ini

dalam keadaan cakap hukum atau tidak.

Pembunuhan pada dasarnya dibagi kepada beberapa bentuk yaitu sengaja, tidak

sengaja, semi sengaja. Begitu juga tingkatnya berat dan ringan. Tetapi sangat berbeda

dengan yang diterapkan di hukum pidana indonesia bentuk objeknya maupun nilai

nominalnya karna hukum pidana indonesia menganut hukum Barat dan Islam

menganut hukum Timur.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Rasionalisasinya bagi penulis adalah supaya tidak begitu melenceng lebih jauh

karna bahasan ini sangat luas kalaupun ingin dibahas secara menyeluruh dan dalam

hal ini penulis memberikan batasan untuk lebih ideal.

I. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis memberikan pembatasan masalah teori hukuman

bagi pembunuhan semi sengaja dalam bentuk diat dan denda yang dipandang dari

hukum islam dan hukum pidana indonesia

II. Perumusan Masalah

Dari sedikit uraian diatas penulis merumuskan beberapa masalah dalam

pembunuhan semi sengaja yang ditinjau dari hukum Islam dan hukum pidana

indonesia

Page 17: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

a. Bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh pembunuh semi sengaja

yang dikenakan hukuman diat dan denda menurut hukum islam dan

relefansinya dengan hukum pidana indonesia

b. Bagaimana bentuk hukuman dalam hal ini denda dan diat yang harus

dikeluarkan bagi pelaku pembunuh semi sengaja menurut hukum islam

dan relefansinya hukum pidana indonesia

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

I. Tujuan Penelitian

a. Sebagai perbandingan hukum Islam dan hukum pidana indonesia

b. Untuk mengetahui seberapa besar harta yang harus dikeluarkan

c. Sejauh mana keharusan dikeluarkannya harta denda tersebut

II. Kegunaan Penelitian

a. Memberikan pengetahuan tentang hukuman diat dan denda bagi pelaku

pidana pembunuhan semi sengaja

b. Memperbanyak wawasan tentang literatur kepustakaan, khususnya bagi

pelaku pidana pembunuhan semi sengaja yang dilihat dari hukum Islam

dan hukum pidana indonesia

Page 18: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

D. Tinjauan ( Reveuw )

1. Menurut Niniek Suparni SH. Eksestensi pidana denda dalam sistem pidana

dan pemidanaan.

Pidana denda sebagai alternatif lain dalam penjatuhan hukuman yang

dirasakan sebagai pidana oleh terpidana.Mengenai jumlahnya akan digunakan

sistem kategori, sedangkan mengenai cara pelaksanaannya dapat di angsur

dalam waktu yang ditetapkan oleh hakim.

2. Menurut Prof. Dr. H. zaenudin Ali, MA. Hukum pidana Islam.

Pembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik, sebagai Contoh:

Seorang guru memukulkan penggaris kepada kaki seorang muridnya, tiba-tiba

muridnya meninggal, maka perbuatan guru tersebut dinyatakan sebagai

pembunuhan semi sengaja.

3. Menurut Bambang Waluyo. SH. Pidana dan Pemidanaan.

Hal yang sangat menarik dalam pidana denda antara lain adalah ditetapkanya

jumlah denda berdasarkan kategori dan pembayarannya pun dapat di angsur.

4. Menurut Leden Marpaung asas teori Praktik Hukum Pidana.

Hukum denda selain diancam pada pelaku pelanggaran juga diancamkan

terhadap kejahatan yang adakalanya sebagai alternatif atau kumulatif.Jumlah

Page 19: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

yang dapat dikenakan pada hukuman denda ditentukan minimum 25 sen

sedangkan maksismum tidak ada ketentuan. Hukuman denda tersebut boleh

dibayar oleh siapa saja, artinya keluarga atau kenalan dapat melunasinya

E. Metode Penelitian

I. Objek Penelitian

Objek penelitian yang dijadikan penelitian oleh penulis adalah bagaimana

menerapkan teori penjatuhan hukuman diat dan denda bagi pembunuhan semi sengaja

menurut hukum islam dan relevansinya dengan hukum pidana indonesia.

II. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kualitatif, yang berusaha

memberikan beberapa macam wacana masalah.

III. Pengumpulan Data

Teknik yang di gunakan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah bentuk

study dokumentasi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara garis besar dari seluruh permasalahan yang

akan dibahas agar terarah, serta untuk memudahkan dalam menelaahnya, maka

penulis membagi skripsi ini dalam lima bab sebagai berikut :

Bab pertama, Merupakan Bab Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, Metode

Penelitian, dan sistematika penelitian.

Page 20: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Bab kedua, Berisi studi kepustakaan yang memaparkan teori pembunuhan dan

berbagai macam jenis-jenis pembunuhan dan pembunuhan persfektif hukum Islam

dan hukum pidana indonesia

Bab ketiga, Menjelaskan beberapa teori tentang denda dan diat dan macam-

macam denda dalam pembunuhan. Dan lebih spesifik lagi menerangkan denda yang

dikenakan kepada pembunuhan semi sengaja

Bab keempat, Menerangkan hukuman yang dikenakan kepada pembunuhan semi

sengaja yang dalam hal ini lebih kepada evektifitas penjatuhan pidana denda serta

berbagai kelebihan dan kekurangan yang diterapkan baik menurut hukum pidana

islam dan hukum pidana indonesia

Bab kelima, Penutup yang disertai kesimpulan dan saran dan dimana pada bagian

akhir terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 21: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB II

MENGENAL PEMBUNUHAN

A. Defenisi Pembunuhan

Pembunuhan dalam Bahasa Arab adalah ا���� berasal dari kata ��� - ���� - ���

yang artinya membunuh.

Ulama fiqih mendefinisikan pembunuhan dengan ”perbutan manusia yang

berakibat hilangnya nyawa seseorang"

Mahmud Syaltut dalam kitabnya menjelaskan bahwa pembunuhan adalah

membunuh manusia yang nyata-nyata hidup dan pasti hidupnya, dengan suatu

perbuatan yang menurut akal pikiran dapat membunuhnya, dan di lakukan oleh

manusia yang perbuatannya dapat dihukum.5

Kejahatan terhadap nyawa manusia dalam bentuk pembunuhan, dalam hukum

islam sebagaimana dikatakana pula oleh Abdul Qodir Audah dalam kitab At

Tasyri’iul Jinaul Islam:

ا���� ه$ #�� " ا��!� د ت� ول �� ا����ة اي ازه�ق ر وح ا د � ���� اد � ا

Artinya: Pembunuhan adalah perbuatan manusia yang menghilangkan kehidupan,

yakni pembunuhan itu adalah menghilangkan nyawa manusia dengan sebab

perbuatan manusa yang lain6.

5 Mahmud Syaltut, (trj), Bustami A.Ghana dan Johar Bhahri, Hukum Islam Aqidah dan

Syariah, (Jakarta: Bulan Bintang, tth) Jilid 4, h.42

6 Abdul Qodir Audah, At-Tasyri’Al-Jinaiy Al-Islamiy,Juz II.tt.1968 M./1388 H. h. 7

Page 22: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Untuk memahami pembunuhan dalam hukum pidana Indonesia dapat dilihat

dalam pasal 359 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Yang berbunyi:

“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan oarng lain mati,

diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pdana kurungan paling

lama satu tahun“

Dari pasal tersebut dapat diambil pengertian sebagai berikut:

a. Kealpaan bias menghilangkan nyawa seseorang.

b. Menghilangkan nyawa seseorang, artinya dengan kealpan merupakan

perbuatan yang membuat orang takut.

c. Dalam bertindak harus disertai dengan niat dan jalan yang benar sehingga

tidak merugikan orang lain, bahkan dapat menghilangkan nyawa orang lain.

Dari defenisi tersebut dapat diambil substansinya bahwa menghilangkan

nyawa seseorang baik dilakukan dengan sengaja ataupun tidak baik menggunakan

alat atupun tidak dan benda yang digunakan berupa benda yang mematikan ataupun

tidak.

Pembunuhan adalah perbuatan yang dilarang oleh sara’ dan jelas dikatakan

dalam Al-qur’an salah satunya dalam surat al-isra’ ayat 33 yaitu:

�4�� 6)78&�[. jk[/lmL�) n]oKL�)

�_k��p qr�) s4-. a2W�[L��-T J �����

����8 � �78&\R�� \:.� ��m�&�8�t

0�pvZ�L�7�L � mX��&Gw �⌧� *���(x *-�b

a���.[L�) 6 yp%z-. �5⌧B ) �7{<m��

e��a

Page 23: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Artinya: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuh)

melainkan dengan suatu alasan yang benar. Dan barang siapa yang dibunuh secara

dzalim,maka kami sesungguhnya telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya,

tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia

adalah orang yang mendapat pertolongan. (Qs.Al-Israa’:33)

Dari apa yang dikemukakan diatas tentang pengertian pembunuhan secara

umum , penulis memberi pendapat bahwa setiap tindakan ataupun perbuatan

seseorang yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain disebabkan tindakan itu,

dapat diartikan sebagai sebuah pembunuhan. Hanya saja yang mengakibatkan

kematian itu ada yang secara sengaja dan adapula karna kealpaan. Dan adakalanya

mengakibatkan kematian secara langsung dan ada pula akibat itu datangnya

kemudian baik disertai dengan bentuk luka pisik dan adapula beruapa prosses waktu

yang menentukan.

B. Jenis-Jenis Pembunuhan

Sesuatu tindak pidana dapat dilakukan dengan direncanakan oleh pelaku

perbuatan ini sengja dilakukan sengaja merencanakan dengan matang perbuatan

pidana yang akan dilakukanya dengan segala akibatnya, tetapi kadang kadang

perbuatan pidana dapat terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu. Begitu pula halnya

dalam pembunuhan seseorang merencanakan terlbih dahulu perbuatan tersebut dan

mempergunakan alat ysng dapat mematikan. Dan adapula pembunuhan yang tidak

direncanakan oleh pelaku dalam hal ini misalnya kurang hati-hatinya dan tanpa

perhitungan yang maksimal misalnya seorang guru memukul muridnya dan ternyata

Page 24: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

murit tersebut meningal dunia akibat bentakan dan pukulan yang mengenainya yang

pada dasarnya niat seorang guru hanya untuk memberi peringatan tetapi murid

tersebut ada penyakit yang tidak bisa dibentak dan mengakibatkan kematian.

Dalam hukum islam secara umum tindak pidana pembunuhan dibagi kepada

dua macam yaitu pembunuhan sengaja ( ‘amd ) dan pembunuhan tersalah ( Khata’).

Kemudian para ulama mengembangkan menjadi tiga bagian, empat bagian dan lima

bagian Ulama jumhur membagi pembunuhan menjadi tiga mcam walaupun Imam

Malik menolak adanya macam pembunuhan selain dua macam pembunuhan, karna

dalam Nas’ hanya ada dua macam pembunuhan yaitu pembunuhan ‘amd dan Khata’7.

Ayat yang dimaksud oleh Imam Malik tersebut adalah dalam surat An-Nisa:92.

����� ?@⌧B ����G☺�L 5�1 ���[.��

��m����� s4-. ������ = ����� ����

�� ����� ������ ��������� ������

��� ��� � !����"�� #��☺%&'( � )*+,-.

/0�1-)�2�1 ... efga

Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mu’min membunuh seorang mu’min (yang

lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang

mu’min karena tersalah (hendakla) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang

beriman serta diserahkan kepada keluarganya (siterbunuh itu)…(Q.S An’Nisa:92)

Ulama Jumhur yang mengembangkan macam-macam pembunuhan itu adalah

Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hambal, mereka membagi

pembunuhan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Pembunuhan Sengaja (‘amd)

2. Pembunuhan Menyerupai Sengaja (Syibhul al’amd)

7 Mahmud Syahud (trj), Hukum Islam Dan Syari’ah, op.cit.h.50-51

Page 25: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

3. Pembunuhan Tersalah (Khata’)8

Bila di transparansikan lagi dalam KUHP pada bab XIX dan bab XXI yang

dalam hal ini termasuk dalm pembahasan penulis kejahatan terhadap nyawa orang

terbagi atas beberapa jenis yaitu :

1. Pembunuhan Biasa ( Pasal 338 KUHP)

2. Pembunuha Terkwlifikasi (Pasal 339 KUHP)

3. Pembunuhan yang DIrencanakan (Pasala 340 KUHP)

4. Pembunuhan Anak (Pasal 341 KUHP)

5. Pembunuhan Atas Permintaan Korban (Psala 344 KUHP)

6. Penganjuran dan Pertolongan Bunuh Diri (Pasal 345 KUHP)

7. Menggugurkan Kandungan (Pasal 346 KUHP)9

C. Pembunuhan Dalam Persfektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Indonesia

Pembunuhan dengan pembagian seperti di atas dilihat dari dua persfektif yaitu

dalam hukum pidana Islam dan hukum pidana Indonesia. Secara umum tindak pidana

pembnuhan di bagi tiga macam yaitu pembunuhan sengaja (‘Amd) dan pembunuhan

menyerupai sengaja (Syibhul ‘Amd) dan pembunuhan tersalah (Khata’).

8 A.Djazuli, fiqh jinayah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001).h.123

6 Andi Hamzah, KUHP, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1989), cet ke-1, h 167

Page 26: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

1. Pembunuhan Menurut Hukum Islam:

a. Pembunuhan Sengaja (‘amd)

Suatu perbuatan tindak pidana pembunuhan dapat di jatuhi hukuman qishas

jika pembunuhan itu di lakukan dengan sengaja atau di rencaakan terlebih dahulu

oleh pelakunya.

Abdul Qodir ‘Audah mendefinisikan pembunuhan sengaja adalah:

� ا���� ا��(- ه$ � ا��ن #�� ا���� ا�(�ه+ �%وح �'�* ��� ا�()'� &%�

Artinya: pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimana perbuatan tersebut

mengakibatkan hilangnya nyawa itu di sertai dengan niat untuk membunuh korban.10

Pembunuhan sengaja menurut Ahmad Fathi Bahsini adalah:

.� �� او�;� ذ�9 آ���� �+ $م ا�ّ-م َ�(ِ� َ��ُ�ُ� ��7ّ!� آ��* ا��َوُهَ$َان َ�ِ�.-��� 01/ =�نوا����> " � أو إ �Aك ا��.�" ح�� ت0ج أو �B� ا�A@ 1 وا?���ء �'� .� ه+ أو �

Artinya: pembunuhan sengaja karena permusuhan adalah kesengajaan membuat

seseorang yang darahnya di lindungi dengan alat yang biasanya dapat membunuh,

seperti alat pembunuhan atau yang lainnya, misalnya membakar, mencincang,

melempar dari tempat yang tinggi, mencekik, mengebiri hingga nyawa melayang

atau memium racun.11

Dari uraian tersebut dapat di lihat bahwa suatu tindak pidana pembunuhan

yang di hukum qishas adal;ah jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Adanya niat sengaja membunuh

10 Abdul Qodir ‘Audah, Op Cit, h. 7 10

11 Ahmad Fath Bahsini, al-Siyasah Fi Syari’ah al-Islamiah,(Beirut: daar al-Kitab al-

Farabi.tth), h.208

Page 27: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

2. Orang yang di bunuh ma’sum darahnya

3. Menggunakan alat yang bisa mengakibatkan seseorang kehilangan nyawanya

b. Pembunuhan Mnyerupai Sngaja (syibhu al ‘amd)

Pembunuhan menyerupau sengja adalah perbuatan yang memang dilakukan

dengan sengaja, tetapi tidak ada niat dalam diri pelaku untuk membunuh korban.Dan

pelakunya seorang mukalaf sebagai bukti alat yang digunakan tidak mematikan.

Pada pembunuhan menyerupai sengaja, berdasarkan defenisi diatas harus

memenuhi syarat sebagai berikut.

1. Ada unsure kesengajaan dari pelaku

2. Orang yang dibunuh ma’sum darahnya

3. Menggunakan alat yang pada dasarnya tidak mematikan

Perbedan antara pembunuhan sengaja dan pembunuhan menyerupai sengaja

terletak pada suatu alat yang digunakan meupakan alat yang tidak mematikan.Pada

pembunuhan sengaja alat yang digunakan untuk membunuh adalah alat yang pada

dasarnya dapat membunuh sedangkan pada pembunuhan semi sengaja adalah suatu

alat yang pada dasarnya tidak mematikan.Hukuman bagi pembunuhan sengaja adalah

Qisas Sedangkan pembunuhan semi sengaja adalah Diat Seperti di jelaskan oleh

sabda Nabi SAW yang berbunyi :

Page 28: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

� وB%@ ��ل �%& Iص� ا Iل ا$Bأن ر �)K'& Iا LMو ا�" ا���ص را�" &( Iا -!& "& : Pا �Kن$R� �# أر��$ن �K' " ا?�� *S� ان د�* ا��R0ء و1!� ا��(- � آ�ن ���A$ط وا��.�

� ا�" ح!�ن(أوPده� �� )أج� أ�$داود وا�'�Aئ وا�" � ج� وص

Artinya: Dari Abdullah bin Amruh bin Ash: Bahwasannya Rosulullah

SAW.Bersabda: Ketahuilah bahwa denda pembunuhan tersalah dan menyerupai

sengaja (seperti dengan cambuk dan tongkat)adalah 100 ekor unta. Dari 100 ekor itu

ada 40 ekor unta betina yang sedang bunting.

c. Pembunuhan Karena Kesalahan (Khata’)

Pembunuhan tersalah adalah pembunuhan yang tidak didasari oleh kesengajaan

berbuat tetapi korban bukan yang dituju.12

Pembunuhan yang ada tujuan kesasaran

korban (membunuh) seperti seorang yang sedang berburu ia membidikan senjatanya

ke binatang tersebut tetapi mengenai orang yang sedang lewat.

Pembunuhan seperti ini terjadi akibat kurang hati-hatinya seseorang dalam

melakukan perbuatan.

1. Tidak ada niat untuk membunuh

2. Orang yang dibunuh adalah orang yang ma’sum darahnya

3. Alat yang digunakan adalah alat yang dapat mematikan

Menurt H.A Djazuli pembunuhan tersalah terdapat tiga kemungkinan yaitu:

a. Bila sipelaku pembunuhan sengaja melakukan perbuatan dengan tanpa

maksut melakukan suatu kejahatan, tetapia mengakibatkan kematian

12 Syihabuddin al-Qulyibi dan ‘Amirah, Qalyubi Wa Amirah (ttp,Syirkah al Nur Asyia,

tth).Jilid 4 h.96

Page 29: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

seseorang kesalahan seperti ini disebut salah dalam perbuatan (error in

concrito)

b. Bila pelaku sengaja melakukan perbuatan dan mempunyai niat membunuh

seseorang yang dalam persangkaanya boleh dibunuh, misalnya sengaja

menembak seseorang yang disangka musuh dalam peperangan tetapi

ternyata teman sndiri; kesalahan seperti itu disebut salah dalam maksut

(error in objecto)

c. Bila pelaku tidak bermaksut melakukan kejahatan, Tetapi akibat menimpa

bayi dibawhnya hingga mati.13

2. Pembunuhan Menurut Hukum Pidana Indonesia:

a.Pembunuhan biasa

Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja dalam bentuk pokok,

diatur dalam pasal 338 KUHP “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan

jiwa orang lain, diancam dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas

tahun” unsur-unsur pembunuhan yang terdapat dalam pasal ini adalaha:14

a. unsure objektif : 1) Perbuatan: menghilangkan nyawa

2) Obyeknya: Nyawa orang lain

b. Unsur subyektif: Dengan sengaja

13 A.Djazuli, Fiqh Jinayah,op. cit, h. 123

14 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dab Nyawa, op,ci. h.57

Page 30: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

b. Membunuh Karna Kealpaan

Barang siapa karma kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain

mati, diancam dengan pidana penjara palinglama Lima Tahun atau pidana kurungan

paling lama satu tahun.15

Dengan demikian jelas bahwa pembunuhan ini adalah pembunuhan yang

tidak ada niat sama sekali dan ini terkadang menjadi pertimbangan hakim dalam

menentukan hukuman yang bisa diakhiri dengan hukuman denda apabiala keluarga si

korban memaafkan.dengan demikian hakim bisa saja mengambil keputusan

menerapkan hukuman denda.

c. Pembunuhan Terkwalifikasi

Hakum bagi pembunuhan ini diatur di dalam pasal 339 KUHP. Jenis

pembunuhan ini adalah pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului dengan

perbuatan atau tindak pidana lain, dan yang dilakukan dengan maksud untuk

mempersiapkan atau memudahkan perbuatan itu, atau didalam kedapatan tengah

berbuat untuk melepaskan dirinya maupun peserta lainnya dari hukuman atau

memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum.

Adapun unsure-unsur dari kejahatn ini adalah:16

15 Ibid, h.139

16 M. Sudrajat Bassar, op.cit, h.122

Page 31: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

a. Pembunuhan ini dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan suatu

perbuatan pidana lain yang dilakukan sesudah pembunuhan itu

b. Pembunuhan ini dilakukan dengan maksud untuk memudahkan melakukan

pidana lain

c. Pembunuhan ini dilakukan sesudah melekukan perbuatan lain dengan

maksud:

1) Untuk menyelamatkan dirinya atau pengikutnya dari hukuman

2) Supaya apa yang didapat dari perbuatan itu tetap akan ada ditangannya

d.Pembunuhan yang Direncanakan

Pembunuhan dengan rencana lebih dahulu atau disingkat dengan pembunuhan

berencana adalah pembunuhan yang paling berat ancaman pidananya dari seluruh

bentuk kejehatan nyawa manusia, diatur dalam pasal 340. Unsur-unsur

pembunuhan ini adalah:17

a. Unsur subyektif: 1) Dengan sengaja

2) Dengan rencana terlebih dahulu

b. Unsur obyektif: 1) Perbuatan: Menghilangkan nyawa

2) Obyeknya nyawa orang lain

17 Adami Chazawi, Kejahatan terhadab Tubuh dan Nyawa,op.cit. h.81

Page 32: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

e. Pembunuhan Anak

Pembunuhan ini diatur dalam pasal 341 KUHP yang diancam dengan pidana

penjara selama-lamanya 7 tahun. Yang terkena pasal ini adalah seorang ibu, baik

kawin atau tidak, yang dengan sengaja (tidak direncanakan lebih dahulu) membuat

anaknya pada waktu dilahirkan atau tidak berapa lama sesudah dilahirkan karena

takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak, kejahatan ini disebut membunuh

biasa anak (kingderdoodslag). Apabila pembunuhan itu dilakukan dengan

direncanakan lebih dahulu, maka kejahatan ini dinamakan (kingdermoord) diancam

dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Unsur-unsur pembunuhan ini adalah:

a. Pembunuhan ini harus dilakukan oleh ibunya sendiri

b. Pembunuhan ini harus didorong oleh rasa ketakutan akan diketahui

melahirkan anak itu.18

f..Pembunuhan atas Permintaan Korban

Bentuk pembunuhan ini diatur dalam pasal 344 KUHP yang berbunyi: “ Barang

siapa dengan sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dengan

perbuatan atau memberi sarana kepadanya untuk itu. Maka diancam dengan pidana

penjara paling lama empat tahun kalau orang tersebut jadi bunuh diri.

Kejahatan ini terdiri dari Unsur-unsur sebagau berikut:

18 M.Sudrajat Bassar, op.cit, h.126

Page 33: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

a. Perbuatan: menghilangkan nyawa ;

b. Obyek: Nyawa orang lain;

c. Atas permintaan korban;

d. Yang jelas dinyatakan dengan sungguh-sungguh19

g. Penganjuran dan Pertolongan Pada Bunuh Diri

Kesengajaan mendorong orang lain melakukan bunuh diri itu merupakan

tindakan yang terlarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang yaitu seperti

yang diatur dalam pasal 343 KUHP, yang rumusnya sebagai berikut:20

“ barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam

perbuatan itu atau memberi sarana sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan

pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri “

Dari rumusan ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 345 KUHP diatas

dapat diketahui bahwa ketentuan pidana tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut:21

a. Unsur subyektif: Dengan sengaja

b. Unsur obyektuf: 1) Orang lain

2) Mendorong melakukan untuk bunuh diri

19 Adami Chazawi, op,cit.,h.102

20 Andi Hamzah, KitabUndang-undang Hukum Pidana, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1989). cet

ke-1, h.167

21 P.A.F Lamintang.op.cit., h.70

Page 34: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

3) Memberi sarana untuk bunuh diri

h. Pengguguran kandungan

Kata “ Pengguguran kandungan “ adalah terjemahan dari kata : abort is

profokator: yang dalam kamus kedokteran diterjemahkan dengan “membuat

keguguran” Pengguguran kandungan diatur dalam KUHP oleh pasal-pasal 346, 347,

dan 349 , jika diamati pasal-pasal tersebut maka akan dapat diketahui bahwa ada tiga

unsur pada kasus pengguguran kandungan yaitu:22

a. Janin

b. Ibu yang mengandung

c. Orang ketiga yang terlibat pada pengguguran tersebut

Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati buah

kandungannya atau menyuruh orang menyebabkan, maka dihukum dengan pidana

penjara selama-lamanya empat tahun. Yang dimaksut dengan buah kandungan disini

belum merupakan bayi. Menurut yurisprudensi buah kandungan itu harus bernyawa,

sudah mulai bergetar dalam kandungan pasal 346 KUHP “seorang wanita yang

sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain

untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”

Orang yang sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita tanpa

persetujuannya, maka dihukum menurut pasal 347 KUHP:

22 Leden Marpaong, op.cit., h.46

Page 35: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan

seorang wanita tanpa persetujuannya. Diancam dengan pidana penjara paling

lama dua belas tahun.

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan

pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Apabila dilakukan dengan persetujuan wanita itu, maka dikenakan pasal 348 KUHP:

1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan kandungan atau mematikan

kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun enam bulan.

2) Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam

dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Jika seorang dokter, bidan atau ahli obat membantu kejahatan dalam pasal, 340,

berbuat atau membunuh salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka bagi

mereka hukumannya adalah ditambah dengan sepertiganya dan dapat dipecat

jabatannya ini dinyatakan dalam pasal 349 KUHP. Terkecuali apabila membantu

menggugurkan kandungan tersebut, dilakukan demi menyelamatkan nyawa si ibu,

maka dalam hal ini tidak dikenakan hukuman.

Page 36: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB III

MACAM-MACAM HUKUMAN

A. Macam-Macam Hukuman Pembunuh Semi Sengaja Dalam Hukum

Pidana Islam

1. Diat :

Hukuman Diat dan kifarat untuk pembunuhan sengaja dan pembunuhan yang

lainya merupakan hukuman pokok. Apabila kedua hukuman tersebut tidak bias

dilaksanakan, karena sebab-sebab yang dibenarkan oleh syara’ maka hukuman

penggantinya adalah hukuman diat untuk qishash dan puasa untuk kifarat.

Pengrtian diat, sebagaimana dikemukakan oleh Syaid Syabiq adalah sebagai

berikut :

�� أو و�ّ��%& Lّ'()ّدى ا�� ا�Zا�)'��*، وت \!A� \ا�ّ-�* ه� ا�(�ل اّ�[ى �) .

Artinya: Diat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena

terjadinya tindak pidana (pembunuhan ataupun penganiayaan) dan diberikan kepada

korban atau walinya23

Dari defenisi tersebut jelaslah bahwa diat merupakan uqubah maliyah

(hukuman yang bersifat harta), yang diserahkan kepada korban apabila ia masih

hidup, atau kepada wali (keluarganya) apabila ia sudah meninggal, bukan kepada

pemerintah. Dasar hukum untuk wajibnya hukuman diat ini terdapat dalam al-qur’an

dan sunnah:

23 Syaid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Juz II, Dar Al-Fiqr, 1980, hlm. 435

Page 37: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

����� ?@⌧B ����G☺�L 5�1 ���[.��

��m����� s4-. ������ = ����� ����

�� ����� ������ ��������� ������

��� ��� � !����"�� #��☺%&'( � )*+,-.

/0�1-)�2�1 ... efga

Artinya: … dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah,

(hendaklah) ia memerdekakan hamba sahaya yang beriman serta membayar diat

yang diserahkan kepada keluarganya (terbunuh itu) kecuali jika mereka (keluarga

terbunuh) bersedekah. (QS. An-Nisa’:9224

Menurut ayat ini, hukuman diat dikenakan kepada pelaku pembunuhan karena

kesalahan, namun disini kedudukannya sebagai hukuman pokok. Adapun

penerapannya untuk pembunuhan sengaja merupakan hukuman pengganti yang

diperkuat oleh hadis Nabi.

� وB%@ : و&" ا�� 1�^ ا�0�ا &� ��ل �%& Iص%� ا Iل ا$Bل ر�� : -�� �ٌ��� �� ��� ")#�ت�" إّ � أن �` [وا ا���� أو ���%$ا "�� � ) أج� أ�$داود وا�'�Aئ( ����� ه[a #`ه%

Artinya: Dari Abi Syuraih Al-Khuza’i Ia berkata: Telah bersabdah Rosulullah saw:

Maka barangsiapa yang salah seorang anggota keluarganya menjadi korban

pembunuhan setelah ucapanku ini, keluarganya memiliki dua pilihan: adakalahnya

memilih diat, atau memilih qishash (hukuman bunuh).

(Hadis ini dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i)25

Sebelum berbicara bentuk diat dan denda yang dikeluarkan dalam pembunuhan ini

terlebih dahulu penilis menjelaskan hukuman bagi tindak pidana terlebih dahulu:

Dalam hukum islam ditinjau dari segi hubungan antara satu dengan hukuman yang

lain dapat dibagi menjadi empat yaitu:

24 T.M. Hasbi Ash-Shiddiqi, dkk., Al-Quran dan terjemah, Mijamma’ Khadim Al-Haramain

Asy-Syarifain, Madinah, 1971,hlm. 135

25 Al-Kahlani, Muhammad ibn Isma’il,Subul As-Salam.Mesir, 1960, cet.III,hlm.243-244

Page 38: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

a) Hukuman pokok (al’uqubah al ashliyah) yaitu hukuman asal bagi suatu

kejahatan, seperti hukuman qishas untuk pembunuhan. Potong tangan untuk

pencurian dan hukuman bunuh bagi orang yang murtad.

b) Hukuman pengganti (al’uqubah al badaliyah) yaitu pengganti hukuman

pokok karena hukuman tersebut tidak bisa dilaksanakan disebabkan karena

suatu alasan hukum. Seperti hukuman diat bagi pembunuhan sengaja yang di

maafkan dan begitu juga dengan hukuman bagi pembunuhan semi sengaja dan

pembunuhan karena kesalahan yang dimaafkan hukuman bentuk diatnnya

oleh ahli waris korban.

c) Hukuman tambahan (al’uqubah al taba’iyah) yaitu hukuman yang secara

otomatis. Tanpa melalui putusan hakim mengikuti hukuman pokok. Seperti

terhalangnya menerima warisan bagi pelaku pembunuhan keluarga.

d) Hukuman pelengkap (al’uqubah al-takmaliyah) yaitu hukuman yang

dijatuhkan sebagai pelengkap terhadap hukuman yang telah dijatuhkan.

Seperti mengalungkan tangan seorang pencuri yang telah dipotong dilehernya.

Hukuman ini harus berdasarkan hukuman yang diputuskan oleh hakim.26

2. Diat Yang Dikeluarkan :

26 Prof.Dr.H.A, Dzajuli, op, cit,hlm.128-129

Page 39: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jenis diat. Menurut Imam

Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Syafi’I dalam qaul qadim, diat dapat

dibayar dengan salah satu dari tiga jenis, yaitu:

a. Unta

b. Emas

c. Perak

Alasannya sebagai berikut:

a) Hadis yang diriwayatkan oleh Amr ibn ash dari ayahnya dari kakenya, bahwa

Rosulullah saw.menulis surat kepada penduduk Yaman. Di antara isi suratnya

itu, adalah:

'� ��ً� &" ��'ٍ* #cّن� �$ٌد إPّ أن تM� أو ���ء ا�(��$ل وإّن #� ا�'�b ا�ّ-�* Z f!�&ا " ان " ا?�� *ُS� .....

Artinya: Sesungguhnya barang siapa yang membunuh seseorang mukmin tanpa

alas an yang sah dan ada saksi, ia harus diqishash kecuali apabila keluarga

korban merelakan (memaafkan); dan sesungguhnya dalam menghilangkan nyawa

harus membayar diat, berupa seratus ekor unta.27

b) Dalam lanjutan hadits Amr ibn Hazm tersebut diatas yang diriwayatkan oleh

An-Nasa’i, Rasulullah menyatakan:

.\ أ�> د�'�ٍرو&%� أه� ا�ّ[ه...

Artinya: …Dan untuk keluarga yang memiliki emas, diatnya adalah seribu

dinar.28

27 Asy-Syaukani, VII, op. cit., hlm. 212; Al-Kalani, III, op. cit., hlm.244.

28 Ibid, hlm. 245.

Page 40: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

c) Penetapan Sayidina Umar dalam hadis (atsar) yang diriwayatkan oleh Baihaqi

melalui Imam Syafi’i. Syaidina Umar menetapkan untuk penduduk yang

memiliki emas, diatnya adalah seribu dinar, dan untuk perak diatnya adalah

sepuluh ribu dinar.29

Menurut Imam Abu Yusuf , Imam Muhammad ibn Hasan, dan Imam Ahmad

ibn Hambal,jenis diat itu ada enam macam, yaitu:

a. Unta

b. Emas

c. Perak

d. Sapi

e. Kambing

f. Pakaian

Menurut Hanabila, lima jenis yang disebut pertama merupakan asal diat,

sedangkan yang keenam,yaitu pakaian bukan asal, karena bisa berubah-ubah. Alasan

yang dikemukakan oleh kelompok kedua ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh

Abu Dawud dari ‘Amer ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Sayidina

Umar berpidato:

�'gاوى، #�ّ$م &%� أه� ا�ّ[ه\ أ�> د�'�ٍر، و&%� أه� ا�$رق ال ا�ّ�� ،h%7 -� ��?إّن ا Pأ ��S� ا�ّ��ء&i أ�ً��، و&%� أه� ا�!� � �S� ��ٍة، و&%� أه� �%� أ��� �1ٍة، و&%� أه� ا�

.حّ%ٍ*

Page 41: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya harga Unta telah naik (mahal) –berkata perawi-

maka Umar memberikan harga kepada pemilik emas dengan seribu dinar, dan

kepada pemilik perak dua belas ribu dirham, dan kepada pemilik sapi dua ratus ekor

sapi, dan kepada pemilik kambing seribu ekor kambing, dan kepada pemilik pakaian

duaratus setel (pasang) pakaian.30

Adapun kadar (ukuran) diat dan macamnya dari hadis tersebut telah cukup

jelas, yaitu apabila diatnya unta, jumlah seratus ekor,sapi duaratus ekor, kambing dua

ribu ekor, uang emas seribu dinar, uang perak dua belas ribu dirham, dan pakaian dua

ratus setel.Dalam hal ini tidaka ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, kecuali

apabila diat dibayar dengan uang perak. Menurut Hanafiah, apabila diat dibayar

dengan emas maka jumlahnya seribu dirham, dan apabila dibayar dengan uang perak

maka jumlahnya sepuluh ribu dirham. Sedangkan menurut jumhur ulama apabila diat

dibayar uang perak, jumlahnya dua belas ribu dirham.sebab perbedaan pendapat ini

adalah karena perbedaan kurs uang emas dengan uang perak.Menurut Hanafiah nilai

satu dinar setara dengan sepuluh dirham berdasarkan hadis (atsar) Umar yang

diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Imam Syafi’i. Sedangkan menurut jumhur ulama

nilai satu dinar setara dengan dua belas dirham, berdasarkan hadis Umar melalui

Amer ibn Syu’aib tersebut.

30Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamiah wa Adillatuhu, Juz VI, Dar Al-Fiqr, Damaskus, 1989,

hlm. 217.

Page 42: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

3. Diat Yang Diterima Bagi Pembunuh Semi Sengaja :

Pembunuhan menyerupai sengaja dalam hukum Islam diancam dengan beberapa

hukuman, sebagai hukuman poko dan hukuman pengganti, dan sebagian lagi dengan

hukuman tambahan. Hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan semi sengaja

ada dua macam, yaitu diat dan kifarat. Sedangkan hukuman pengganti yaitu ta’zir.

Hukuman tambahan yaitu pencabutan hak waris dan wasiat.

a. Hukuman Diat

Pembunuhan semi sengaja tidak diancam dengan hukuman qishas, melainkan

hukuman diat Mughalladzah.Hal ini didasarkan kepada hadis yang diriwayatkan oleh

Abu Dawud, Nasa’I, dan Ibn Majah dari Abdullah ibn Amr ibn Ash, bahwa

Rosulullah saw. Bersabda:

" ا?�� '�K أر��$ن #� �R$ن�K أوPده� *ُS� أج� أ�$داود (أP إن د�* ا�cR0 و1!� ا��(- � ا�" حّ!�ٍنُ�� ) وا�ّ'S�A� وا�" �ج� وصّ

Artinya: Ingatlah, sesungguhnya diat kekeliruan dan menyerupai sengaja yaitu

pembunuhan dengan cambuk dan tongkat adalah seratus ekor unta, di antaranya

enpat puluh ekor yang di dalamnya perutnya ada anaknya (sedang bunting).

(Hadis ini dikeluarkan oleh Abu Dawud, Nasa’I, dan Ibn Majah, dan

dishahihkanoleh Ibn Hibban)31

Diat Syibhul ‘amdi (pembunuh menyerupai sengaja)sama dengan diat

pembunuh sengaja, baik dalam jenis, kadar, maupun pemberatannya. Hanya saja

31 Wahban Zuhaili, VI, op. cit.,hlm 314

Page 43: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

keduanya berbeda dalam hal penanggung jawab dan waktu pembayaran.Dalam

pembunuhan sengaja, pembayaran diatnya di bebankan kepada pelaku dan harus

dibayar tunai. Sedangkan diat untuk pembunuhan menyerupai sengaja di bebankan

kepada ‘aqilah (keluarga), dan pembayaranya dapat diangsur dalam waktu tiga

tahun.Akan tetapi, Imam Malik berpendapat bahwa sibhul ‘amd (menyerupai sengaja)

sama dengan sengaja dalam pembebanan diat kepada harta pelaku,kecuali dalam hal

pembunuhan oleh orang tua terhadap anaknya yang pada mulanya dilakukan dalam

rangka pendidikan dengan pedang atau tongkat. Dalam hal ini, diatnya adalah diat

sibhul ‘amd, yaitu diat mughalladzah (diat yang berat), Komposisinya dibagi tiga dan

diangsur selama tiga tahun,seperti pembunuhan karena kesalahan.32

Adapun diat yang ditanggung oleh ‘aqilah (keluarga) tidak ada kesepakatan

dikalangan fuqaha. Menurut Hanafiah, ‘aqilah (keluarga) hanya menanggung

seperduapuluh (5%) diat, yaitu lima ekor unta dalam tindak pidana atas selain jiwa.

Akan tetapi untuk tindak pidana atas jiwa (pembunuhan), ‘aqilah menanggung semua

diat.33

Menurut Malikia dan Hanabilah, ‘aqilah hanya menanggung maksimal sepertiga diat.

Syafi’iyahberpendapat bahwa ‘aqilah menanggung semua diat, baik sedikit maupun

banyak.34

32 Wahabah Zuhaili, VI, op. cit.,hlm.317

33 ‘Ala Ad-Din Al-Kasani, Bada’I Asy-Shanai’fi Tertib Asy-Syara’i, Juz, Juz VII,Dar Al-

Fiqr,Beirut, 1996, hlm.378

34 Wahabah Zuhaili, VI, op, cit., hlm. 320; Al-Kasani, VII, op,cit.,hlm.377-378

Page 44: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

b. Hukuman Kifarat

Menurut jumhur ulama, selain malikiah, hukuman kifarat diberlakukan dalam

pembunuhan semi sengaja. Hal ini karna statusnya dipersamakan dengan

pembunuhan karena kesalahan, dalam hal tidak dikenakan qishas, pembebanan diat

kepada ‘aqilah dan pembayaran dengan angsuranselama tiga tahun.

Sebagaimana halnya dalam pembunuhan sengaja, kifarat dalam pembunuhan

menyerupai sengaja ini merupakan hukuman pokok yang kedua.Jenisnya, yaitu

memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Apabila hamba sahaya tidak ditemukan

ia diganti dengan puasa dua bulan berturut-turut.

Malikiyah menganggap pembunuhan menyerupai sengaja sebagai pembunuhan

sengaja yang tidak wajib dikenakan hukuman kifarat. Dengan demikian menurut

mereka hukuman pokok untuk tindak pidana ini hanya satu, yaitu diat.

c. Hukuman Ta’zir

Apabila hukuman diat gugur karena sebab pengampunan atau lainnya, hukuman

tersebut diganti dengan hukuman ta’zir. Seperti halnya dalam pembunuhan sengaja,

dalam pembunuhan menyerupai sengaja ini, hakim diberi kebebasan untuk memilih

jenis hukuman ta’zir yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.

Page 45: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

d. Hukuman Tambahan

Seperti halnya dalam pembunuhan sengaja, yaitu penghapusan hak waris dan hak

wasiat. Hal ini didasarkan kepada keumuman dari hadis Amr ibn Syu’aib bahwa

Nabi bersabda:

)رواa ا�ّ'S�A� وا�-ر�b��)�'R �%��ت� " ا�(�اث L1ٌء Artinya: Tidak ada bagian warisan sedikit pun bagi seorang pembunuh. (Hadis

ini diriwayatkan oleh Nasa’I dan Daruquthin)35

Pembunuhan ���ٌت (pembunuh) dalam hadis tersebut mencakup semua bentuk

pembunuhan, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun menyerupai sengaja.

B. Macam-Macam Hukuman Pembunuh karena Kealpaan Dalam Hukum

Pidana Indonesia

1. Denda :

Dalam hukum pidana Indonesia hukuman dibagi menjadi dua yaitu:

1.Hukuman pokok yang terdiri dari:

a) Hukuman mati

b) Hukuman penjara

c) Hukuman denda

d) Hukuman tutupan

2.Hukuman tambahan yang terdiri dari:

35 Al-Kahlani, III, op. cit.,hlm.101

Page 46: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

a) Pencabutan beberapa hak tertentu

b) Perampasan barang tertentu

c) Pengumuman putusan hakim36

1. Hukuman Pokok

a. Hukuman Mati

Pidana mati tercantum dalam KUHP yang diwarisi oleh pemerintahan

colonial dan tetap demikian ketika dinasionalisasikan dengan UU No. 1 tahun 1946.

bahkan sesudah merdeka, beberapa undang-undang yang dikeluarkan kemudian.

Ternyata tercantum juga ancaman pidana mati didalamnya. Dengan demikian, alas an

bahwa pidana mati itu tercantum dalam KUHP pada waktu deberlakukan oleh

pemerintahan colonial di dasarka pada, “alasan berdasarkan factor rasial”, mungkin

hanya berlaku dahulu saja karena pemerintahan Republik Indonesia ternyata

mengeluarkan Undang-undang selain KUHP.

Pada kenyataannya tidak demikian halnya, karena pidana mati masih berlaku

sampai sekarang. Karena menurut kebanyakan para pakar hukum pidana bahwa

keadaan khusus di Indonesia menuntut supaya penjahat-penjahat yang yersebar dapat

dilawan dengan pidana mati. Dalam suatu daerah yang begitu luas. Yang didiami oleh

masyarakat heterogen (berbeda sifat). Alat-alat kepolisian tidak dapat menjamin

keamanan seperti di Eropa barat. Oleh karena itu, pidana mati masih eksis

dipertahankan dalam KUHP.

36 Soerjdono Soekamto dan Purnandi Purwa caraka.Sandi-sandi Ilmu Hukum dan Tata

Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993).hlm 8

Page 47: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

b. Hukuman Penjara

Di dalam KUHP hukuman penjara terdiri dari dua pola yaitu pidana penjara

seumur hidup dan pidana untuk waktu tetentu. Pidana penjara dalam waktu tertentu

atau sementara ditentukan minimum dan maksimum lamanya penjara minimum

pemjara selama satu hari dan maksimum penjara perjumlah 15 atau 20 tahun untuk

batasan yang apling akhir.

c. Hukuman Kurungan

Hukuman kurungan seringan ringannya adalah satu hari dan hukuman seberat-

beratnya yang umum adalah 1 tahun dan waktu satu tahun ini dapat ditambahi paling

lama 1 sampai 4 bulan dalam hal: keadaan kebersamaan. Penghilangan kejahatan dan

yang ditentukan dalam pasal 52 KUHP (pasal 18 KUHP)

Perbedaan antara hukuman penjara dan hukuman kurungan adalah:

1) Pekerjaan yang diberikan lebih ringan daripada hukuman penjara

2) Orang yang dapat hukuman kurungan berhak memperbaiki nasibnya atau

biaya sendiri.

3) Yang dijatuhi hukuman penjara dapat dikirim kemana-mana untuk

menjalani hukuman, sedangkan hukuman kurungan tidak bioleh dijalani

diluar tempat tinggalnya atau daerah tempat hakim menentukan

perkaranya.37

d. Hukuman Denda

37 J.E.Jenkers, Bukun Pedoman Hindia Belanda.Jakarta : PT. Bina Aksara, 1987.hlm. 301

Page 48: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Hukuman denda ini diancamkan sering kali sebagai alternative dengan

hukuman kurungan terhadap semua pelanggaran yang tercantum dalam KUHP

terhadap semua kejahatan ringan hukuman denda diancamkan sebagai alternative

dengan hukuman penjara.

e. Hukuman Tutupan

Berdasarkan pasal 2 ayat 1 PP. No.8 tahun 1948 bahwa hukuman tutupan

bukan hukuman yang berdiri sendiri, melainkan sama dengan hukuman penjara.

Perbedaannya hanyalah terletak pada orang yang melakukan tindak pidana karena

didorong oleh maksut yang patut untuk dihormati.

2. Hukuman Tambahan

a. Pencabutan Beberapa Hak Tertentu

Hukuman ini disebutkan dalam KUHP pasal 35-38. hak-hak yang dicabut dan

telah diatur dalam pasal 35 KUHP adalah hak memegang jabatan pada umumnya

jabatan tertentu, hak memasuki angkatan bersenjata, hak memilih dan dipilih dalam

pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum. Hak menjadi penasehat

hukum atau pengurus atas penetapan pengadilan hak menjadi wali, Wali menjadi

pengawas atas orang yang bukan anak sendiri, hak menjalankan kekuasaan bapak,

menjalankan perwalian dan pengampunan atas anak sendiri, hak menjalankan mata

pencaharian tertentu. Dalam pasal 36 sampai pasal 38 pencabutan hak tertentu sama

seperti yang dirumuskan dalam pasal 35 KUHP.

b. Perampasan Barang Tertentu

Page 49: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Perampasan harus mengenai barang-barang tertentu yang telah diatur dalam

pasal 39 sampai 42 KUHP. Perampasan barang tertentu disini adalah perampasan

terhadap barang kepunyaan terpidana yang diperoleh darikejahatan atau yang sengaja

atau sengaja dipergunakan untuk melakukan kejahatan, jadi tidak mungkin merampas

seluruh harta kekayaan.

c. Pengumuman Putusan Hakim

Dalam hukum pidana Indonesia, hukuman pidana pembunuhan sengaja

dipenjara paling lama 15 tahun (pasal 338 KUHP), sedangkan pembunuhan

karena kelalaian hukuman pokoknya adalah pidana penjara paling lama 15

tahun atau kurungan paling lama 1 tahun.

Hukuman tambahan untuk kedua macam pembunuhan yang disebutkan dalam

pasal 35 KUHP antara lain dicabut haknya untuk memegang jabatan pada

umumnya jabatan tertentu, hak memasuki angkatan bersenjata, hak hak

memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-

aturan umum dan lain-lain. Hukuman pelengkapnya sama dengan hukuman

pidana islam yaitu apa yang ditetapkan oleh hakim.

Denda adalah hukuman yang dikenakan kepada kekayaan, hukuman kurungan

dan hukuman penjara kepada kemerdekaan,sedang hukuman mati kepada jiwa

orang.38

38 R.Sugandi.SH.Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dengan Penjelasannya.Usaha

Nasional.Surabaya, 1981, hlm. 37

Page 50: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Pidana denda merupakan pidana berupa sejumlah uang yang wajib dibayar

oleh terpidana berdasarkan putusan pengadilan.dan dalam penjatuhan pidana denda

hakim wajib melihat kemampuan terpidana, dan dalam melihat kemampuan

terpidana, hakim wajib memperhatikan apa yang dapat dibelanjakan oleh terpidana

sehubungan dengan keadaan pribadi dan kemasyarakatannya.

Dan ketentuan yang dimaksut diatas adalah mengurangi untuk tetap diterapkan

minimum khusus pidana denda yang ditetapkan untuk tindak pidana tertentu.39

Pidana denda juga bisa dipandang sebagai alternative pidana pencabutan

kemerdekaan. Sebagai sarana dalam politik kriminal, pidana ini tidak kala efektifnya

dari pidana pencabutan kemerdekaan.Berdasarkan pemikiran ini maka pada dasarnya

sedapat mungkin denda itu harus dibayar oleh terpidana dan untuk pembayaran itu

ditetapkan tenggang waktu. Kalau keadaan mengizinkan, denda yang tidak dibayar

itu dapat diambilkan dari kekayaan atau pendapatan terpidana untuk sebagai

penggantinya.

Pengertian “apabila keadaan mengizinkan” berarti terpidana mampu, akan

tetapi tidak mau melunasi dendanya. Bilamana usaha pengganti itu tidak

memungkinkan, maka pidana penjara pengganti dikenakan kepadanya.Ketentuan agar

terpidana sedapat mungkin membayar dendanya harus diartikan bahwa kepadanya

diberi kesempatan oleh hakim untuk mengangsur dendanya.

39 Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.1999-2000

Page 51: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Mengingat tujuan pemidanaan yang tidak berupa pembalasan, maka dalam

penjatuhan pidana denda hakim harus memperhatikan kemampuan terpidana secara

nyata.40

Pidana denda diancamkan atau dijatuhkan terhadap delik-delik ringan, berupa

pelanggaran atau kejahatan ringan.Oleh karena itu pula, pidana denda merupakan

satu-satunya pidana yang dapat dipikul oleh orang lain selain terpidan. Walaupun

pidana denda dijatuhkan terhadap terpidana pribadi, tidak ada larangan jika denda itu

secara sukarela dibayar oleh orang atas nama terpidana.41

2. Denda Yang Dikeluarkan :

Besarnya denda itu sekurang kurangnya tiga rupiah dan tujuh puluh lima sen, dan

apabila hukuman ini tidak bisa di laksanakan maka dalam hokum pidana Indonesia

ada bentuk penggantinya yaitu dengan hukuman kurungan dan lamanya hukuman

kurungan yang dijadikan pengganti untuk pidana denda ini adalah seminimnya adalah

satu hari dan semaksimalnya adalah enam bulan dalam bentuk hukuman apa saja

yang bentuknya adalah sebagai pengganti daripada denda, Hukuman kurungan itu

dapat dijatuhkan untuk selama-lamanya delapan bulan di dalam hal-hal karena

adanya gabungan dari kejahatan-kejahatan.42

40 Suparni, Niniek.Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana Dan Pemidanaan, (Jakarta;

Sinar Grafika,2007).Ed.1, Cet.2.hlm.36

41 Ibid, hlm.24

42 P.A.F Lamintang, Djisman Samosir. Hokum pidana Indonesia. Bandung: Sinar Baru,

1979.cet. ke-3. hlm.29

Page 52: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Dan lamanya dalam hukuman kurungan yang dijatuhkan kepada terpidana

dalam hal ini pengganti denda untuk berapa harinya itu harus sudah ditentukan oleh

keputusan hakim sehingga sudah ada langkah selanjutnya apabila pidana denda tidak

terlaksana.

Sehingga untuk suatu hukuman denda sebesar tujuh rupiah lima puluh sen

atau kurang diganti dengan satu hari, untuk suatu hukuman denda yang lebih besar

diganti dengan satu hari bagi tiap-tiap tujuh rupiah lima puluh sen hukuman denda

yang telah diputuskan, dan demikian pula untuk bentuk denda yang tersisa.

Dalam pidana Indonesia tidak secara sfesifik menjelaskan bentuk denda yang di

khususnya pidana pembunuhan semi sengaja tetapi cuma melihat factor dan unsurnya

saja hakim dalam menentukan berat ringannya denda bagi khusus pidana ini, jadi

tidak ada spesifikasi dalam hal ini tetapi bentuk maksimalnya bisa dilihat sebagai

berikut:

o Jika tidak ditentukan minimum khusus, maka pidana denda paling sedikit

Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah).

o Pidana denda paling banyak di tetapkan berdasarkan kategori, yaitu :

a. Kategori I Rp 150.000,- (seratus limapuluh ribu rupiah);

b. Kategori II Rp 750.000,- (tuju ratus lima puluh ribu rupiah);

c. Kategori III Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah);

d. Kategori IV Rp 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah);

e. Kategori V Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah);

Page 53: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

f. Kategori VI Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah);43

Pidana denda juga bias dipandang sebagai alternative pidana pencabutan

kemerdekaan. Sebagai sarana dalam politik _riminal, pidana ini tidak kala efektifnya

dari pidana pencabutan kemerdekaan.Berdasarkan pemikiran ini maka pada dasarnya

sedapat mungkin denda itu harus dibayar oleh terpidana dan untuk pembayaran itu

ditetapkan tenggang waktu. Kalau keadaan mengizinkan, denda yang tidak dibayar

itu dapat diambilkan dari kekayaan atau pendapatan terpidana untuk sebagai

penggantinya.

3. Denda Yang Diterima Bagi Pembunuh Karena Kealpaan :

Di dalam konsep Rancangan undang-undang KUHP Nasional, Pidana denda

masuk di dalam kelompok pidana pokok sebagai urutan keempat. Adapun susunan

urutannya adalah sebagai berikut:

o ke-1 pidana penjara

o ke-2 pidana tutupan

o ke-3 pidana pengawasan

o ke-4 pidana denda

o ke-5 pidana kerja social

Lebih lanjut ditentukan bahwa urutan pidana pokok tersebut menentukan berat

ringannya pidana.44

43 Ibid. Rancangan kitab undang-undang hukum pidana., hlm.32

Page 54: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Dalam menjatuhkan pidana, peranan hakim sangat penting. Setelah

mengetahui tujuan pemidanaan, hakim wajib mempertimbangkan keadaan-keadaan

yang ada di sekitar si pembuat pidana, seperti misalnya:

- factor usia si pembuat pidana

- perbuatan tindak pidana apakah untuk pertamakali

- kerugian terhadap korban

- sudah adakah ganti rugi, dan sebagainya.

Ada satu ketentuan bahwa dalam hal seseorang melakukan tindak pidana yang

hanya diancam dengan pidana penjara, namun apabila hakim berpendapat tidak perlu

menjatuhkan pidana penjara setelah memperhatikan, dan mempertimbangkan hal-hal

yang menjadi tujuan pemidanaan, pedoman pemidanaan serta pedoman penerapan

pidana penjara, maka hakim dapat menjatuhkan pidana denda.45

Jadi dalam hal ini pidana denda diancamkan, dan seringkali alternatif dengan

pidana kurungan terhadap hamper semua “pelanggaran” (overtredingen) yang

tercantum dalam Buku II KUHP, terhadap semua kejahatan ringan, pidana denda itu

diancamkan sebagai alternatif dengan pidana penjara.Demikian juga terhadap bagian

terbesar kejahatan-kejahatan yang tidak dilakukan dengan sengaja; antara lain dalam

pasal 359 KUHP:

44 Suparni, niniek, op,cit.,hlm.49

45 Suparni, niniek, op,cit.,hlm.50

Page 55: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

“Barang siapa karena kesalahan (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati,

diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan

paling lama satu tahun”

Tetapi apabila dalam hal ini hakim sudah melihat factor dan unsurnya maka

dalam hal pembunuhan semi sengaja dapat dikenakan hukuman denda dengan

pertimbangan hakim, dan dilihat juga unsure obyektif dan dan praktisnya

pemidanaan.

Karena era moderen seperti sekarang ini pidana denda tidak dibahas secara spesifik

tetapi bentuk bembahasanya hanya membahas bentuk minimalis bentuk denda dan

maksimalnya bentuk denda:

o Minimal Rp 1 .000,- tetapi berhubung perkembangan Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1960 (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 1), semua

bentuk denda di kali 15, Misal (Rp .1000,- x 15 menjadi Rp .15,000,-

Page 56: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB IV

ANALISA PERBANDINGAN HUKUMAN DIAT DAN DENDA BAGI TIDAK

PIDANA PEMBUNUHAN

A. Tolak Ukur Antara Kelebihan Dan Kelemahan Hukum Pidana Diat dan

Hukum Pidana Denda

Sebelum Membahas antara kelebihan dan kelemaha pidana diat dan pidana denda

maka penulis memaparkan sejauh mana tolak ukur yang baik untuk memberikan

bentuk efek jera bagi si pelaku supaya lebih berhati-hati dalam berbuat. dan

memberikan unsur pelajaran bagi masyarakat secara universal.

Dalam tolak ukur ini penulis memberikan abstrak untuk mencapai pengertian

yang benar terhadap keunggulan dan kelemahan dalam pidana Islam dan pidana

indonesia yang orientasinya kepada pelaku yang merasa bersala dan korban yang

merasa dirugikan.

Bentuk-bentuk tolak ukur ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam penjatuhan hukuman untuk pidana pembunuhan semi sengaja, seorang

tersangka telah melanggar hukum dan merugikan orang lain maka

hukumannya bagi pelaku harus yang seberat-beratnya. Tetapi ada bentuk sisi

lain yang harus dipertimbangkan oleh badan hukum ataupun keluarga korban,

bentuk tersebut adalah melihat proses yang terjadi bukan mementingkan

kepentingan sepihak egoisme seseorang, akan tetapi seorang tersangka

Page 57: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

melakukan perbuatan tersebur tidak di iringi kesengajaan dan niat melainkan

karena kealpannya.

Maka semua elemen yang bersangkutan juga harus mempertimbangkan nama

baik dan prospek tersangka di kemudian hari.

2. Konsekuensi yang diberikan kepada pelaku harus sesuai dengan perbuatanya

yakni membunuh seseorang akibat ketidak hati-hatian dalam berbuat, akan

tetapi dalam menjatuhkan hukuman usahakan pihak yang mengadili harus

berusaha memberikan putusan yang terbaik sehingga pihak korban merasa

terhibur dengan hukuman yang akan di terima oleh si pelaku.

3. Dalam penjatuhan hukuman ada bagian yang harus dipertimbangkan terlebih

dahulu yaitu dalam penerimaan hukuman denda seharusnya yang menerima

adalah si korban bukan orang lain atau instansi lain yang tidak semestinya

menerima karena tidak merasa dirugikan.

4. Dalam melaksanakan hukuman tidak semestinya orang yang tidak bersalah

ikut merasakan keperihan dan penderitaan yang dilakukan oleh seorang

terhukum karena semua perbuatan ada konskuensinya dan yang merasakan

semua penderitaan itu orang yang melakukan saja bukan orang lain yang tidak

tahu ikur serta dalam penderitaan yang dibuat diri si pelaku karena jelas dalam

al-qur’an orang mendapat pahala karena perbuatanya dan mendapat hukuman

karena perbuatannya .

Tolak ukur ini berlandaskan :

QS.AL An’am :ayat 164 :

Page 58: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

…= �4�� �&`(J ��RP }k[/�z s4-.

��~D�+&�� = �4�� ���� !���-�)��

��[�� ….������1 e��a

“…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali

kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang

lain…” (Qs.Al An’am : 164)

QS.AL Baqarah ayat 286 :

�4 G)�~&J�� qr�) ��([/�z s4-.

��V�8�w�� = ��VL ��� \��O'(⌧B

��~D�+&���� ��� ….��O'(��[B�)

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari

kejahatan) yang dikerjakannya…”(QS.Al-Baqarah : 286)

B. Keunggulan Dan Kelemahan Hukum Pidana Diat Dan Hukum Pidana

Denda

1. Keunggulan Pidana Diat:

a. Keunggulan;

1. Dalam hukum islam suatu tauran yang sangat kongkrit adalah bagi si

pelaku pidana dapat kehilangan hak warisnya karna melakukan tindak

pidana khususnya dalam hal ini pidana diat.

2. Dan diat dalam pidana Islam diterima oleh si korban bukan Negara seperti

yang ada dalam pidana Indonesia.

3. Ada bagian hukuman yang bisa mencabut hak menerima wasiat karna

melakukan tindak pidana.

Page 59: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

4. Dalam penjatuhan pidana diat otoritasnya adalah seorang hakim yang

dalam hal ini tidak bisa menentukan sendiri keputusanya karna dalam

islam sudah diatur sedemikian detailnya besar hukuman diatnya dan harus

mengacu kepada al-qur’an dan sunnah, dan mengacu kepada aturan yang

sudah ada yang telah dikemukakan oleh para fuqaha.

5. Dalam penjatuhan hukuman diat ketika si pelaku pidana tidak dapat

membayar dalam bentuk harta maka islam memberikan bentuk yang lain

yaitu bisa dilaksanakan hukuman dalam bentuk kifarat dalam hal ini

memerdekakan hamba sahaya yang mu’min, Dan apabila tidak

mendapatkan hamba sahaya yang mu’min maka wajib berpuasa selama

dua bulan berturut-turut

6. Dalam hukum islam bagi si pembuat pidana dikenakan hukuman seprtiga

maka hukuman bisa diwakilkan oleh keluarga tetapi jika kurang dari

sepertiga maka dikenakan kepada si pembuat pidana

7. Dalam hukum islam adapun kelebihan yang lain adalah bagi pembuat

pidana ada kategori anak kecil, orang gila, dan orang dewasa.

2. Kelebihan dan Kelemahan Pidana Denda:

a. Kelebihan;

1. Dengan penjatuhan pidana denda maka otomatias terpidana akan tetap

terjaga, setiap terpidana merasakan kebutuhan untuk nenyembunyikan

identitas mereka atau tetap anonym/tidak dikenal.kebanyakan ddari

Page 60: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

mereka takut untuk dikenal sebagai orang yang pernah mendekam dalam

penjara oleh likungan social atau lingkungan kenalan mereka.

2. Pidana denda tidak menimbulkan stigma atau cap jahat bagi terpidana,

sebagaimana halnya yang dapat ditimbulkan dari penerapan pidana

perampasan kemerdekaan.

b. Kelemahan;

1. Bahwa pidana denda ini dapat dibayarkan atau ditanggung oleh pihak

ketiga (majikan, suami tau istri, orang tua, teman/kenalan baik, dan

lainnya) sehingga pidana yang dijatuhkan tidak secara langsung dirasakan

oleh si terpidana sendiri. Hal mana membawa akibat tidak tercapainya

sifat dan tujuan pemidanaan untuk si pembuat tindak pidana agar menjadi

anggota masyarakat yang berguna, serta mendidik si pembuat tindak

pidana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tidakkah demikian akan mengakibatkan si pembuat tindak pidana akan

berulang-kali berbuat tidak pidana ( karena misalnya memiliki bakat atau

tingkah laku sebagai pembuat tindak pidana), sebab ia merasa bahwa

pertanggungan jawab akan dipikul oleh orang lain.

Kalau pembayaran denda tidak dapat dipenuhi karena tidak mempunyai

uang untuk membayar denda atau tidak ada barang yang dapat dilelang,

bukankah tidak pidana lain yang baru lagi akan lahir untuk mendapatkan

Page 61: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

uang pembayar denda. Ini berarti tindak pidana yang satu melahirkan

tindak pidana yang baru, dan keadaan ini dapat berlanjut seterusnya.

2. Bahwa pidana denda juga dapat membebani pihak ketiga yang tidak

bersalah, dalam arti pihak ketiga turut merasakan pidana tersebut,

misalnya uang yang dialokasikan bagi pembayaran pidana denda yang

dijatuhkan bagi kepala rumah tangga yang melakukan kesalahan

mengemudi kerena mabuk, akan menciutkan anggaran rumah tangga yang

bersangkutan.

3. Bahwa pidana denda ini lebih mengutungkan bagi orang-orang yang

mampu, karena bagi mereka yang tidak mampu maka besarnya pidana

denda tetap merupakan beban atau masalah, sehingga mereka cenderung

untuk menerima jenis pidana yang lain yaitu pidana perampasan

kemerdekaan.

4. Bahwa terdapat kesulitan dalam pelaksanaan penagihan uang denda oleh

jaksa selaku eksekutor, terutama bagi terpidana yang tidak ditahan atau

tidak berada dalam penjara, di satu pihak dapat diadakan upaya paksa

dalam bentuk peraturan perundang-undangan agar terpidana membayar

denda dengan memberikan wewenang kepada jaksa selaku eksekutor

untuk melelang barang yang disita, dan kalau barang yang disita tidak ada

baru diterapkan pidana pengganti denda.

Akan tetapi di lain pihak dengan melihat kondisi di Indonesia dimana

masyarakat atau rakyatnya mayoritas masi hidup di dalam tarap di bawah

Page 62: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

sejahtera material atau berkemampuan financial, mungkinkah dapat

memenuhi denda yang harus dibayar.

5. Dalam pidana denda ini seharusnya denda yang didapat diberikan kepada

si korban bukan Negara, tetapi dalam pidana Indonesia diambil oleh

Negara dan yang jadi pertanyaan siapa yang merasa rugi dan siapa yang

mendapat keuntugan.

C. Analisa Perbandingan Hukuman Diat Dan Denda

Pada dasarnya setiap hukum mempunyai tujuan yang umum baik dalam

hukum islam maupun hukum pidana Indonesia adalah untuk menciptakan suatu

kedamaian atau maslaha dan keselarasan hidup serta melindungi kepentingan-

kepentingan masyarakat yang berdasar pada rasa keadilan. Dimana pada prioritasnya

pembenahan bagi pelaku dan berhati-hati dalam mengrjakan sesuatu atau jarimah

sebagai konsekuensi atas perbuatannya.

Dalam hukum pidana islam, terdapat tiga syarat mengenai

pertanggungjawaban pidana antaranya adalah:

a. Melakukan perbuatan yang dilarang atau haram

b. Perbuatan atas kealpaan

c. Mengetahui akibat perbuatanya

Dengan demikian hukuman atau pertanggung jawaban dalam hukum pidana

islam bisa dikenakan kepada orang yang berbuat pidana baik secara sengaja ataupu

tidak sengaja dan termasuk kepada perbuatan yang dilarang oleh syara’.

Page 63: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Dan hal ini diatur dalam tindak pidana denda, dan untuk bentuk hukumannya

bisa di pertimbangkan apabila ada unsur kelalaian atau kekeliruan, dan pidana diat

bisa saja tidak dilaksanakan apabila unsur tersebut terbukti.dan dalam hal ini ada

bentuk hukuman pengganti didalamnya.

Syari’at islam dalam menjatuhkan hukuman mempunyai tujuan untuk

membentuk masyarakat yang baik dan dikuasai oleh rasa saling menghormati,

mencintai antara sesama anggotanya denagn mengetahui batasan-batasan hak dan

kewajibannya. Karena sesuatu jarimah pada hakekatnya adalah perbuatan yang tidak

disenangi dan menginjak keadilan serta membangkitkan kemarahan masyarakat

terhadap perbuatannya, disamping menumbuhkan rasa kasi sayang terhadap korban,

maka hukuman yang dijatuhkan terhadap pembuat tindak pidana lain merupakan

salah satu cara menyatakan reaksi dan balasan dari masyarakat terhadap perbuatan

atau pembuat yang telah melanggar kehormatan dan merupakan usaha penenangan

terhadap diri korban. Dengan hukuman itu dimaksut untuk memberikan rasa derita

yang harus dialami oleh pembuat, dan dengan demikian maka terwujudlah rasa

keadilan.

Adapun syarat pertanggung jawaban pidana dalam hukum pidana Indonesia

antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan kesalahan

b. Perbuatan tersebut dilakukan bukan karena kehendaknya atau kealpaan tetapi

merupakan betuk ketidak hati-hatian seseorang.

c. Pelaku mengetahui akibat dari perbuatannya

Page 64: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

d. Mampu bertanggung jawab dan tidak ada alasan kecuali keluarga memaafkan

Apabila ditinjau dari hukum pidana Islam dan hukum pidana Indonesia.

Hukuman bagi pelaku tindak pidana pembunuhan semi sengaja adalah diat

tetapi karena ada unsur ketidak tahuan atau kealpaan maka hukumannya bias diganti

dengan hukuman yang sifatnya mengganti yaitu kifarat, atau ta’zir karena ada

kesalahan dan ini sudah diatur dalam hukum islam kecuali hukum ta’zir yang

kebijakannya diserakan kepada hakim dalam memutusnya. Karena sudah diatur

dalam KUHP dalam pasal 359 “Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya)

menyebabkan oarng lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima

tahun atau pdana kurungan paling lama satu tahun“.

Dari uraian diatas dalam hal pembunuhan semi sengaja hanya orang yang

mempunyai kehendak dan tidak memenuhi syarat dan unsurlah yang dikenakan

pidana diat, sedangkan yang ada unsure kealpaan ada konsekuensi yang bias

dinegosiasi yaitu adanya unsure pemaafan dari keluarga korban dan bias diganti

dengan denda, apabila tidak ada keluarga yang mampu membayar maka ada unsure

paksaan, dan bias dikurung sesuai dengan pasal 359 KUHP.

Diatas telah dijelaskan mengenai hukuman bagi tindak pidana pembunuhan

semi sengaja menurut hukum islam dan hukum pidana Indonesia. Dimana hukuman

tersebut tentu sedikit banyaknya ada persamaan dan perbedaan yang mencolok.

Karena sumber hukumnyapun berbeda kalau hukum islam dari Allah SWT, dan

hukum pidana Indonesia berasal dari hasil rekayasa manusia. Akan tetapi di kedua

hukum tersebut juga ada kesamaan yaitu kedua hukum tersebut sama-sama

Page 65: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

mengandung unsur (aturan), tetapi ada yang dibuat oleh manusia sendiri dan

mengatur norma-norma dalam bermasyarakat saja agar bisa membedakan hak dan

kewajiban, dan dalam pidana Islam mengatur kehidupan dunia dan akherat serta

aturan hukum tersebut dibuat oleh Allh SWT dan sifatnya abadi.

Dari segi persamaan dalam bentuk hukum islam dan hukum pidana Indonesia

adalah dalam bentuk hukuman, bahwa hukum pidana islam dalam pembunuhan semi

sengaja bentuk hukuman mengacu kepada Al’qur’an dan sunnah sedangkan hukum

pidana Indonesia mengacu kepada undang-undang yang sama-sama mempunyai

bentuk hukuman yang pokok tetapi apabila dimaafkan oleh keluarga korban maka

bisa menggantinya dengan diat, begitu juga dalam hukum pidana Indonesia apabila

dimaafkan maka bisa dikenakan hukuman denda.

Sedangkan bentuk ketidak samaannya sangat mencolok antara lain:

a. Hukum islam bentuk diat diatur secara sfesifik khusus untuk pembunuhan

semi sengaja dan dalam hukum pidana Indonesia tidak diatur secara sfesifik.

b. Dalam hukum islam ada beberapa alternative yang bisa di ambil ketika diat

tidak bisa dijalankan antaranya memerdekakan hamba sahaya, berpuasa dua

bulan berturut-turut, dan ada juga hukuman ta’zir yang bisa saja tidak

dihukum samasekali karena ada Shulh (perdamaian), sedangkan dalam pidana

indonesia hanya ada denda dan kurungan dan ada keputusan hukuman bisa

ditentukan oleh seorang hakim.

c. Dalam hukum islam bagi pembunuhan semi sengaja ini ada semacam

hukuman tambahan yaitu penghapusan hak waris dan hak wasiat hal ini

Page 66: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Nasa’I dan Daruquthani yang

berbunyai:

)رواa ا�ّ'S�A� وا�-ر�b��)�'R �%��ت� " ا�(�اث L1ٌء

Artinya: Tidak ada bagian warisan sedikit pun bagi seorang pembunuh. (Hadis

ini diriwayatkan oleh Nasa’I dan Daruquthin)

Dalam hal ini pembunuhan yang dimaksud adalah seluruh bentuk pembunuhan

baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja.46

46 Al-Kahlani, III, op. cit., hlm 101; Ahmad Wardih Muslich , I, op, cit., hlm 175

Page 67: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembunuhan menurut hukum islam dan hukum pidana Indonesia adalah suatu

proses yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, baik dilakukan dengan

sengaja atau tidak dengan sengaja. Baik yang menggunakan suatu alat ataupun

yang tidak menggunakan alat sama sekali, baik alat yang mematikan atau

tidak mematikan. Dalam hukum islam pembunuhan dikelompokan dalm tiga

macam yaitu:

a. Pembunuhan sengaja (‘amd),

b. Pembunuhan menyerupai sengaja (syibhul ‘amd),

c. Pembunuhan karena kesalahan atau kerena kealpaan (khata’).

Sedangkan dalam hukum pidana Indonesia ada tuju macam yaitu :

a. Pembunuhan biasa,

b. Pembunuhan terkwalifikasi,

c. Pembunuhan yang direncanakan,

d. Pembunuhan anak,

e. Pembunuhan atas permintaan si korban,

f. Bunuh diri dan menggugurkan kandungan

2. Menurut hukum Islam, penghapusan suatu bentuk hukuman adalah seseorang

yang telah melakukan perbuatan jarimah pada dasarnya dapat dijatuhi

Page 68: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

hukuman sesuai dengan hukuman yang pokok, akan tetapi hukuman tersebut

kemungkinan tidak bisa dijatuhkan berhubung dengan adanya suatu bentuk

sifat yang pada dasarnya tidak diniatkan untuk membunuh hanya untuk

mendidik atau kealpaan karena tidak berhati-hati. Sedangkan dalam hukum

pidana Indonesia penghapusan hukuman adalah seseorang yang telah

melakukan tindak pidana yang dikecualikan perbuatannya tidak disertai

dengan niat dan unsure pembunuhan disengaja tidak terdapat dalam pelah

sanaan hukuman bagi pembunuhan karena kealpaan dan apabila keluarga

memaafkan. Alasan-alasan penghapusab hukuman menurut hukum pidana

islam ada dua yaitu alasan pembenaran (alasan yang bertahan dengan

perbuatanya), Diantaranya karena kealpaan dan tidak ada niat untuk

melakukan tindak pidana pembunuhan, melaksanakan ketentuan undang-

undang perintah jabatan, pengajaran dan pengobatan, dan alasan pemaaf (alas

an yang bertalian dengan suatu sifat dalam diri si pelaku pembunuh),

diantaranya karena tidak tahu, belum dewasa, mabuk, gila dan paksaan.

Sedangkan penghapusan menurut hukum pidana Indonesia ada dua yaitu alas

an pembenaran (FaitJustiticatief) yakni alasan yang menghapus sifat melawan

hukum karena ada suatu sifat pada perbuatannya, sehingga perbuatan itu bisa

dimaafkan dan hukumannya bisa diganti. Diantaranya karena ketidak tahuan

dan kealpaan seorang pelaku pidana dan menjalankan ketentuan undang-

undang, menjalankan suatu pengajaran atau pendidikan dan pengobatan.

Alasan kedua adalah alasan pemaaf (Fait D’Excuse) diantaranya alasan yang

Page 69: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

menghapuskan kesalahan pembuat pidana, diantaranya karena keaalpaan,

belum dewasa, gila, dan paksaan.

3. Dalam hukum islam unsure karena ketidak tahuan dan bukan niat dalam

melakuakn tindak pidana karena kemungkinan seandainya tau aka nada

permasalahan seperti ini kemungkinan seseorang pembuat pidana pun tidak

akan melakukan pembunuhan karena ada suatu bentuk hukuman atau

konsekuensi apabila seorang tersebut membunuh kecuali orang tersebut gila

atau belum dewasa dan belum bisa membedakan yang baik dan yang buruk.

4. Menurut hukum pidana islam dan hukum pidana Indonesia dalam penjatuhan

hukuman bagi tindak pidana pembunuhan semi sengaja bentuk hukumannya

diat dan dalam hukum pidana Indonesia bisa dihukum sesuai dengan pasal

359 KUHP. Dan dalam hukuman bagi tindak pidana pembunuhan semi

sengaja ini bentuk hukumannya bisa dibagi antara denda, kifarat, dan

hukuman tambahan yaitu hilangnya hak waris dan hak wasiat.

5. Segi persamaan antara hukuman bagi tindak pidana pembunuhan semi sengaja

ini dalam hukum pidana islam dan hukum pidana Indonesia adalah apabila

ada unsure pemaaf dari si koban atau keluarga maka hukumannya adalah diat

atau denda dan bentuk perbedannya adalah bentuk nominalnya karena dalam

kalau dalam hukum pidana islam bisa binatang, dan dalam hukum pidana

Indonesia hanya uang dan hukum penjara.

6. Dalam hukum pidana islam dan hukum pidana indonesi kalau melihat bentuk

hukuman sama-sama hukuman diat tetapi bisa menjadi kifarat, kalau unsurnya

Page 70: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

terpenuhi pemaafan dan bukan karena tidak ada niat melakukan tindak pidana

dan dalam hukum pidana Indonesia juga begitu adanya unsure pemaaf karena

kealpaan maka bisa hukuman penjara menjadi hukuman pengganti yaitu

denda yang diatur dalam pasal 359 KUHP

7. Dalam hukm pidana Indonesia si pelaku pidana bisa langsung melaksanakan

hukuman yang di putuskan oleh hakim karena bisa memilih apakah siap untuk

pidana denda atau pidana kurungan, dan pertimbangannya apabial sudah

diperkirakan tidak bisa dibayar maka alangkan baiknya mengambil alternative

kerungan supaya bisa langsung bisa di eksekusi.

8. Dan dalam hukum pidana islam dan hukum pidana Indonesia ada sedikit

perbedaan yaitu untuk lamanya pidana kurungan dalam pidana inslam adalah

itu tidak ada sama sekali untuk bentuk pidana kurungan, tetapi untuk pidana

Indonesia adalah maksimal enam bulan dan apabila penyertaan pidana maka

maksimal delapan bulan

9. Dalam bentuk denda yang diklerkan adalah tiga rupiah dan tujuh puluh lima

sen, dan apabila si pelaku pidana meminta hukuman kurungan maka denda

yang dikenakan untuk satu harinya adalah tujuh rupiah lima puluh sen, Dan

demikian pula untuk denda yang tersisa.

Page 71: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

A. Saran-saran

1. Jika dilihat dari segi bentuk hukuman untuk hukum pidana Indonesia harus

diperhatikan kembali karena untuk hukuman khusus bagi tindak pidaana

pembunuhan karena kealpaan ini tidak diatur secara spesifik hanya mengacu

kepada Psal 359 KUHP saja dan ketentuan hukuman dendanya deserahkan

kepada hakim, berbeda dengan hukum pidana islam yang mengatur

sedemikian terperincinya walaupun sama-sama ada outoritas hakim tetapi

hukum pidana islam ada acuan untuk penjatuhan bentuk dendanya yaitu al-

qur’an dan denda.

2. Hendaknya dalam hukum pidana Indonesia ada acuan atau ketegasan dalm

unsure pembunuhan khusus untuk tindak pidana semi sengaja yang mengacu

kepada hukuman pokok penjara maksimal lima tahun, dan kalau ada unsure

pemaafan tidak ada bentuk denda yang menjadi acuan khusus pembunuhan

karena kealpaan ini.

3. Hendaknya para ualam lebih berusaha untuk bagai mana untuk menerapkan

hukum pidana islam karena hukum pidana islam ini sangat memberikan efek

jera dan mengatur secara spesifik bentuk hukuman bagi pembunuhan, sengaja,

semi sengaja, dan karena kesalahan.

Page 72: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim

Al-Audah, Abdul Qodir. At-Tasyri’al-Jinaiy al-Islamiy. Beirut: Dar Al-Fikr.

Ali,zaenudin. Hukum Pidana Islam, cet.I. Jakarta: Sinar Grafika, 2007.

As-Shiddiqi, Hasbi. T.M. Al-Qur’an dan Terjemahan.Madinah: 1971

Al-Kahlani, Muhammad ibn Isma’il. Subul As-salam. Mesir: Mathba’ah Mushthafa

Al-Baby Al-Halaby, 1960.

Asy-Syaukani, Muhammad ibn Ali. Tanpa Tahun. Nail Al-Authar. Saudi Arabia:

IdarahAl-Buhuts Al-‘Ilmiah, Tidak Ada Tahun.

Al-Kasani, ‘Al’a Ad-Din. Badai’ Ash-Shanai’fi Tartib Asy-Sarai’. Juz.VII. Beirut:

Dar Al-Fikr, 1996.

Bassar, Muhammad Sudrajar. Tindak-tindak Pidana Tertentu Dalam KUHP. Cet.II.

Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986.

Chazawi, Adami. Kejahatan Terhadap Tubuh Dan Nyawa. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2001

Departemen Hukum dan Perundang-Undangan (DEPHUM). Rancangan Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: DEPHUM, 1999-2000.

Hamzah, Andi. Kitap Undang-Undang Hukum Pidana, cet.12. Jakarta: Rineka Cipta,

2005.

Jonker. Buku Pedoman Hindia Belanda. Jakarta: PT: Bina Aksara, 1987.

Lamintang dan Samosir, Djisman. Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Sinar

Baru,1990.

Page 73: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan

Lamintang. Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Nyawa. Bandung: Bina Cipta,

1986.

Marpaung, Leden. Asas Teopri Praktik Hukum Pidana. Cet.III Jakarta: Sinar

Grafika.2006.

Muslich, H.A., Wardi. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung: PT : Sinar Baru Algensindo, 1986.

Suparni, Niniek. Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana Dan Pemidanaan.

Cet.II. Jakarta: Sinar Grafika.2007.

Sabiq, Sayid. Fiqh As-Sunnah. Beirut: Dar Al-Fikr, 1980.

Sugandi, R. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dengan Penjelasannya.

Surabaya: Usaha Nasional, 1981.

Syahud, Muhammad. Dkk. Hukum Islam Aqidah Dan Syari’ah. Jakarta: Tidak ada

tahun.

Soekamto, Soerdjono dan Purnandi Purwa caraka. Sandi-sandi Ilmu Hukum dan Tata

Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993

Waluyo, Bambang. Pidana Dan Pemidanaan. Cet.II. Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Yunus, Muhammad. Kamus Huruf Indonesia. Cet.8. Jakarta: PT. Hidakarya Agung,

1990.

Yuswandi, Ali. Penuntutan, Hapuisnya Kewenangan Menuntut Dan Menjalankan

Pidana. Jakarta: CV : Pedoman Ilmu Jaya.1994

Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh. Damaskus: Dar Al-Fikr, 1989.

Page 74: KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19707/1/DEVISON-FSH.pdf · Hidupmu demi aku Nasihatmu jadi ... mungkin tidak akan