yaser maulana-fsh.pdf

101
ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) oleh : Yaser Maulana NIM : 205044100586 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AL AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Upload: vuongnhan

Post on 07-Feb-2017

227 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: YASER MAULANA-FSH.pdf

ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

oleh :

Yaser Maulana NIM : 205044100586

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AL AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Page 2: YASER MAULANA-FSH.pdf

ii

ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

Yaser Maulana . NIM :205044100586

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Syahrul Adam, M.A Dra. Maskufa, M.A . NIP. 197305042000031002 NIP. 196807031994032002

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AL AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Page 3: YASER MAULANA-FSH.pdf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 005/Pdt.G/2009/PAJT)

yang disusun oleh Yaser Maulana dengan NIM : 205044100586 telah diujikan dalam

sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada

tanggal 17 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada program Studi Peradilan Agama (PA)

Jakarta, 17 Desember 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,SH, MA, MM NIP. 195505051982031012 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Djawahir Hejazziey,SH, MA (……………………) NIP. 195510151979031002

Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (……………………) NIP. 196404121994031004

Pemimbing I : Dr. Syahrul Adam, M.A (……………………) NIP. 197305042000031002

Pemimbing II : Dra. Maskufa, M.A (……………………) NIP. 196807031994032002

Penguji I : Dr. H. Abdul Wahab Abd. Muhaimin, LC, MA (……………………) NIP. 195008171989031001

Penguji II : H. A. Basyri Abd. Somad, M.Ag (……………………) NIP. 196807031994032002

Page 4: YASER MAULANA-FSH.pdf

iii

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2010 Yaser Maulana

Nim: 205044100586

Page 5: YASER MAULANA-FSH.pdf

iv

ÉÉ ÉÉΟΟΟΟ óó óó¡¡¡¡ ÎÎ ÎÎ0000 «« ««!!!! $$ $$#### ÇÇ ÇÇ≈≈≈≈ uu uuΗΗΗΗ ÷÷ ÷÷qqqq §§ §§����9999 $$ $$#### ÉÉ ÉÉΟΟΟΟŠŠŠŠ ÏÏ ÏÏmmmm §§ §§����9999 $$ $$####

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan

manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu kesempurnaan

Nya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan. Salawat dan salam kita

sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan ummatnya yang selalu

berpegang teguh hingga akhir zaman.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis betul-betul menyadari adanya

rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan, tentunya tidak

terlepas dari beberapa individu yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak

membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis

guna penyempurnaan skripsi ini.

Dengan demikian dalam kesempatan yang berharga ini penulis ingin

mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih tiada terhingga terutama kepada

Bapak:

1. Prof. Dr. KH. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M. Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staff dan jajarannya yang

telah memberikan bimbingan serta arahan baik secara langsung maupun tidak

Page 6: YASER MAULANA-FSH.pdf

v

langsung selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H, M.A. dan Rosdiana, M.A. Ketua dan Sekretaris

Program Studi Al Ahwal Al-Syakhshiyah Konsentrasi Peradilan Agama Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Djawahier Hejazziey, S.H., M.A., dan Drs. Ahmad Yani, M.A., Ketua dan

Sekretaris Koordinator Teknis Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sangat membantu dalam hal-hal

teknis dan non-teknis penulisan skripsi, terima kasih dan semoga Allah

membalasnya.

4. Dr. Syahrul Adam, M.A dan Dra. Maskufa M.A. sebagai dosen pembimbing yang

dengan sabar dalam memberikan arahan dan masukan yang amat bermanfaat

kepada penulis hingga selesainya skripsi ini, tiada kata yang pantas selain ucapan

rasa terima kasih dan doa semoga Allah SWT membalasnya.

5. Seluruh dosen Konsentrasi Peradilan Agama, Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, serta karyawan-karyawan dan staf perpustakaan yang

telah memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teristimewa buat Ayahanda H. Asep Syaifullah. dan Ibunda tercinta Nur Huda

serta kakak saya Darul Qutni dan Fitriani, serta seluruh keluarga besar tercinta.

Tak lupa juga kepada Ria Susanti, dan Team DJC terima kasih atas segala

doanya, kesabaran, jerih payah dan pengorbanan serta nasihat yang senantiasa

Page 7: YASER MAULANA-FSH.pdf

vi

memberikan semangat tanpa jemu hingga saya dapat menyelesaikan studi. Tiada

kata yang pantas selain ucapan doa, sungguh jasamu tiada tara dan tak akan

pernah terbalaskan.

7. Kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur beserta staf, dan para hakim

yang telah bersedia untuk wawancara langsung, Penulis ucapkan banyak terima

kasih atas partisipasi dan bantuannya.

8. Teman-teman angkatan 2005/2006 Syariah dan Hukum Konsentrasi Peradilan

Agama, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

kebersamaannya selama penulis belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

semoga persahabatan kita terjalin hingga rambut memutih.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya serta menjadi amal baik di sisi Allah SWT. Amin ya Rabba al- ‘alamin.

Jakarta : 17 Desember 2010 M 11 Muharam 1432 H

Penulis

Page 8: YASER MAULANA-FSH.pdf

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan Masalah ................................................................. 5

C. Perumusan Masalah .................................................................. 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6

E. Metode Penelitian ...................................................................... 6

F. Studi Riview Terdahulu ............................................................ 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................... 10

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN ..................... 13

A. Pengertian Perceraian dan Dasar Hukumnya ............................. 13

B. Macam-macam Perceraian ........................................................ 18

C. Jenis dan Alasan-Alasan Perceraian .......................................... 24

D. Akibat dan Hikmah Perceraian ................................................. 32

BAB III : SEKILAS TENTANG ALIRAN SESAT .................................... 36

A. Pengertian dan Dasar Hukum Aliran Sesat ............................... 36

B. Macam-Macam Aliran Sesat di Indonesia ................................ 40

C. Kriteria Aliran Sesat Menurut MUI .......................................... 52

D. Aliran Sesat Menurut Pandangan Hukum Positif .................... 53

Page 9: YASER MAULANA-FSH.pdf

viii

BAB IV : PUTUSAN HAKIM PERADILAN AGAMA TENTANG

ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN ....... 57

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Jakarta Timur ............... 57

B. Kronologis Kasus Perceraian Di Pengadilan Agama Jakarta

Timur nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT ......................................... 71

C. Pertimbangan dan Putusan Hakim Dalam Kasus Perceraian di

Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT .............................................................. 74

D. Analisis Penulis ......................................................................... 79

BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 83

A. Kesimpulan ............................................................................... 83

B. Saran .......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88

LAMPIRAN ......................................................................................................... 91

Page 10: YASER MAULANA-FSH.pdf

OUT LINE

ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan Masalah

C. Perumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Metode Penelitian

F. Review Studi Terdahulu

G. Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN DAN NUSYUZ

A. Pengertian Perceraian, Bentuk Serta Alasan Perceraian

B. Pengertian Nusyuz

C. Penyebab dan Macam-macam Nusyus

D. Akibat Nusyuz

BAB III.ALIRAN SESAT MENURUT HUKUM ISLAM DAN POSITIF

A. Pengertian dan Macam-macam Aliran Sesat

B. Aliran Sesat Dilihat dari Hukum Islam

C. Aliran Sesat Dilihat dari Hukum positif

BAB IV. ALIRAN SESAT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Jakarta Timur

B. Kronolgis Kasus Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur

Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT

C. Pertimbangan dan Putusan Hakim Dalam Kasus Perceraian di

Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT

D. Analisis Penulis

Page 11: YASER MAULANA-FSH.pdf

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-Saran

Page 12: YASER MAULANA-FSH.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Langgeng kehidupan dalam ikatan perkawinan merupakan suatu tujuan

yang diutamakan dalam Islam. Akad nikah diadakan untuk selamanya dan

seterusnya agar suami istri bersama-sama dapat mewujudkan rumah tangga

sebagai tempat berlindung, menikmati curahan kaih sayang dan dapat memelihara

anak-anaknya sehingga mereka dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa ikatan antara suami istri adalah ikatan yang paling suci dan

kokoh, sehingga tidak ada suatu dalil yang lebih jelas menunjukan tentang

kesuciannya yang begitu agung selain Allah sendiri yang menamakan ikatan

perjanjian antara suami dan istri dengan mitsaaqun ghalizun (perjanjian yang

kokoh).1

Jika ikatan antara suami dan istri sedemikian itu kuatnya, tidak sepatutnya

dirusak dan disepelekan. Setiap usaha untuk menyepelekan hubungan pernikahan

dan melemahkannya sangat dibenci oleh Islam, karena ia merusak kebaikan dan

menghilangkan kemaslahatan antara suami istri. Siapa saja yang merusak

hubungan suami istri, Islam memandangnya telah keluar dari Islam dan tidak

mempunyai tempat terhormat dalam Islam.

1 al Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid 3, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), h.135.

Page 13: YASER MAULANA-FSH.pdf

2

Apabila mitsaaqun ghalizun (perjanjian yang kokoh) dalam perkawinan

itu disepelekan maka dapat terjadi kehancuran dalam rumah tangga. Dan yang

menjadi tujuan dari perkawinan yaitu membentuk keluarga yang sakinah,

mawaddah, dan rohmah tidak akan tercapai. Maka bisa terjadi putusnya

perkawinan yakni melalui jalan perceraian.

Dalam hukum Islam, perceraian dikenal dengan kata thalaq. Talak diambil

dari kata ithlaq, yang artinya melepaskan atau meninggalkan.2 Dalam istilah

agama, talak adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau rusaknya hubungan

perkawinan. Jadi talak dapat didefinisikan ialah menghilangkan ikatan

perkawinan sehingga setelah hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal

bagi suaminya, dan ini terjadi dalam hal talak ba’in, sedangkan arti mengurangi

pelepasan ikatan perkawinan adalah berkurangnya hak talak bagi suami yang

mengakibatkan berkurangnya jumlah hak talak yang menjadi hak suami dari tiga

menjadi dua, dari dua menjadi satu, dan dari satu menjadi hilang hak talak itu,

yaitu terjadi dalam talak raj’i.

Dasar hukum talak dapat dilihat dari Al-Qur’an dan Hadis. Banyak ayat-

ayat dalam Al-qur’an yang menunjukan dasar hukum perceraian. Diantaranya

dalam Firman Allah SWT dalam surat At-Talaq ayat 1;

2 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat II, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.

9.

Page 14: YASER MAULANA-FSH.pdf

3

$ pκ š‰ r'‾≈tƒ ÷É< ¨Ζ9$# #sŒ Î) ÞΟçF ø) ‾=sÛ u!$ |¡ ÏiΨ9$# £èδθ à) Ïk=sÜ sù ∅Íκ ÌE£‰ÏèÏ9 (#θÝÁ ômr&uρ nÏèø9$# ( (#θà)?$#uρ ©!$#

öΝ à6−/u‘ ( Ÿω ∅èδθã_Ì�øƒ éB . ÏΒ £ ÎγÏ?θ ã‹ ç/ Ÿω uρ š∅ô_ã� øƒs† HωÎ) βr& tÏ?ù' tƒ 7πt± Ås≈x�Î/ 7πuΖÉi�t7•Β 4 y7ù=Ï?uρ ߊρ߉ãn «!$# 4 tΒuρ £‰yètGtƒ yŠρ߉ãn «!$# ô‰s)sù zΝn=sß …çµ|¡ ø� tΡ 4 Ÿω “Í‘ ô‰s? ¨≅ yè s9 ©!$# ß Ï‰øt ä†

y‰÷è t/ y7Ï9≡sŒ # \� øΒr& ∩⊇∪

Artinya”Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada allah tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (di ijinkan) keluar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatn keji yang terang. Itulah hukum-hukum allah dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim tehadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru”

Dalam Peraturan Perundang-Undangan Indonesia mengenai masalah

perceraian diatur oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, dalam Pasal 38-41. Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam

menjelaskan lebih terperinci mengenai perceraian yaitu dalam Pasal 130-162.

Di Negara Indonesia perceraian yang sah adalah perceraian di depan

pengadilan. Putusnya perkawinan mungkin atas inisiatif suami, mungkin pula atas

inisiatif istri.

Menurut fikih hanya suami yang berhak menceraikan istrinya, yaitu

dengan talak dan cukup secara lisan tanpa melalui penguasa. Istri dapat mohon

cerai melalui pengadilan dengan jalan khulu’ dengan mengembalikan mahar

Page 15: YASER MAULANA-FSH.pdf

4

(‘iwadh). Undang-Undang kini mengatur soal perceraian tidak demikian

sederhana lagi.

Semula karena tadinya suami mempunyai hak untuk menalak isterinya,

seolah-olah tindakan sepihak, sehingga mengakibatkan talak yang semena-mena.

Maka bentuk acaranya ialah dengan mengajukan permohonan cerai kepada

Pengadilan Agama. Tetapi dalam pelaksanaannya kemudian meskipun bernama

permohonan (bersifat voluntair/sepihak) menurut instruksi pihak termohon

instruksi (isteri) harus di dengar, bahkan berhak mohon banding bila keputusan

tidak menyenangkan baginya.

Perkawinan dapat putus apabila:3

1. Ada permohonan cerai (talak) dari suami dan sudah mempunyai kekuatan

hukum tetap, pengadilan menetapkan hari untuk sidang ikrar talak

(mengukuhkan talak yang pernah diucapkan dulu).

2. Ada gugatan cerai dari istri dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap,

maka perceraian terhitung mulai dari tanggal putusan yang telah mempunyai

hukum tetap itu

3. Kematian terhitung sejak kematian.

Dalam hal perceraian atas permohonan talak, suami dapat mengajukan

permohonan talak ke Pengadilan Agama dengan mengajukan alasan-alasan sesuai

Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Dari pasal 116 Kompilasi Hukum Islam

3 Andi Tahir Hamid, Beberapa Hal Baru Tentang Pengadilan Agama Dan Bidangnya,

(Jakarta: Sinar Grafika, 1996), h. 29.

Page 16: YASER MAULANA-FSH.pdf

5

tersebut penulis menemukan hal baru yang menyebabkan suami mengajukan

permohonan talak ke Pengadilan Agama yaitu istri mengikuti aliran sesat. Hal

inilah yang menyebabkan suami mengajukan permohonan talak. Sudah jelas

dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam tidak dijelaskan istri mengikuti aliran

sesat dapat dijadikan alasan perceraian.

Salah satu alasan dalam kasus perceraian yang ditangani oleh Pengadilan

Agama Jakarta Timur adalah disebabkan karena istri mengikuti aliran sesat.

Problem inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, dan

mengambil contoh kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur yakni putusan

nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT.

Bertitik tolak dari itulah maka penulis menyusun skripsi yang berjudul :

“ALIRAN SESAT SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN”. Dengan harapan

bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan menyumbangkan sedikit keterangan

mengenai perceraian yang disebabkan istri mengikuti aliran sesat.

B. Pembatasan Masalah

Berhubung karena judul skripsi ini, sangat luas dan agar pembahasannya

terarah, maka penulis batasi masalahnya sekitar pandangan Hukum Islam dan

Hukum Positif terhadap alas an perceraian dan aliran sesat serta pertimbangan

Hakim dalam memutuskan perkara nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT tentang

perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur.

Page 17: YASER MAULANA-FSH.pdf

6

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan teori yang ada, istri mengikuti aliran sesat tidak dapat

dijadikan sebagai alasan perceraian. Akan tetapi dalam prakteknya dilapangan,

istri mengikuti aliran sesat dijadikan alasan perceraian yaitu pada putusan

Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT. Dari uraian-

uraian diatas maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada adalah :

1. Bagaimana pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap alasan

perceraian?

2. Bagaimana pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap aliran

sesat?

3. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara Nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dan hukum positif tentang alasan

perceraian.

2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dan hukum positif tentang aliran

sesat.

3. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara Nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT tentang perceraian.

Page 18: YASER MAULANA-FSH.pdf

7

Sedangkan kegunaan skripsi ini di harapkan agar secara teoritis dapat

memberikan wawasan penulis agar lebih memahami tentang Aliran Sesat Sebagai

Penyebab Perceraian. Dan secara praktis untuk dapat dijadikan gambaran dan

bahan pelajaran bagi pihak yang memerlukan, juga sebagai bahan refrensi atau

tambahan informasi bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam lagi

mengenai Aliran Sesat Sebagai Penyebab Perceraian.

E. Metode Penelitian

Metode yang penulis tempuh dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

adalah :

1. Jenis penelitian

a. Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari

orang-orang (subjek) itu sendiri.4

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode ini yaitu:

pengkajian dari buku-buku yang mengacu dan berhubungan dengan

pembahasan skripsi ini yang dianalisa data-datanya. Dengan cara ini

4 Arief Furchan, Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif : Suatu Pendekatan

Fenomologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), h. 21-22.

Page 19: YASER MAULANA-FSH.pdf

8

penulis mengunjungi beberapa perpustakaan yang dapat dijangkau oleh

penulis diwilayah DKI Jakarta.

2. Jenis Data

a. Data Primer yaitu data yang berupa putusan Hakim Nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT.

b. Data Sekunder yaitu data yang didapat dari buku-buku hukum, dan buku-

buku lain yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

3. Teknis Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Observasi dilakukan di Pengadilan Agama Jakarta Timur.

2. Interview atau wawancara dianggap sebagai metode yang paling efektif

dalam menumpulkan data primer dilapangan.5 Yaitu penulis mengadakan

dialog langsung dengan responden dalam hal ini adalah Hakim, Panitera

ataupun pihak yang berperkara di Pengadilan Agama Jakarta Timur.

3. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang dikumpulkan oleh penulis dalam menyusun

skripsi didapatkan dari buku-buku, putusan Pengadilan Agama Jakarta

Timur dan dari akses Internet.

5 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Peraktek, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006)

cet. Ke 2, h.57

Page 20: YASER MAULANA-FSH.pdf

9

4. Objek Penelitian

Objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini

adalah istri nusyuz karena mengikuti aliran sesat sebagai alasan perceraian,

hal ini yang terjadi Pengadilan Agama Jakarta Timur dengan putusan nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT.

5. Teknis Pengolahan Data

Dengan mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, buku, dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan penelitian

ini, kemudian data yang sudah ada, penulis pilih sesuai dengan pokok

bahasan.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menganalisis putusan hakim dalam perkara Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT

Pengadilan Agama Jakarta Timur dengan metode content analisis, yaitu

penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi

tertulis atau tercetak dalam media massa.6 Dalam menganalisi deskriptif yaitu

data suatu metode analisis data dimana penulis menjabarkan data-data yan

diperoleh atau dari hasil penelitian. Sehingga didapatkan suatu kesimpulan

6 http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/diakses

tanggal 6 Mei 2010

Page 21: YASER MAULANA-FSH.pdf

10

yang objektif, logis, konsisten, dan sistematis sesuai dengan tujuan yang

dilakukan penulis dalam penelitian ini.7

Adapun teknik penulisan skrisi ini menggunakan buku “pedoman

penulisan skripsi, tesis, dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” tahun

2007.

F. Studi Review Terdahulu

Dari beberapa literatur skripsi yang berada di perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum, penulis mengambilnya untuk menjadikan sebuah

perbandingan aliran sesat sebagai dampak dari perceraian, Yaitu:

1. Hari Pratama/Gugat Cerai Karena Suami Pengikut Aliran Sesat (Studi

Analisa Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor

158/Pdt.G/PAJS)/2009. Dalam Skripsi ini menjelaskan mengenai cerai gugat

yang diakibatkan oleh suami yang menjadi pengikut aliran sesat. Perbedan

dengan skripsi yang penulis tulis adalah pada putusan pengadilan agama yang

penulis ambil adalah putusan pengadilan Agama Jakarta Timur sedangkan

skripsi dari Hari Pratama mengambil putusan dari pengadilan Agama Jakarta

Selatan. Serta mengenai bentuk peceraiaannya, dalam skripsi Hari Pratama

bentuk perceraiannya adalah cerai gugat,sedangkan dalam skripsi yang

penulis tulis adalah cerai talak.

7 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R dan D, (Bandung, Alfabeta,

2007, cet ke-III, h.244)

Page 22: YASER MAULANA-FSH.pdf

11

2. Eri Setiawan/Perbandingan Mazhab Hukum/2009/ Analisis Terhadap Dua

Putusan Pengadilan Negeri Mengenai Aliran-Aliran Sesat(Studi Kasus

Putusan Terhadap Ahmad Musadek Dan Lia Eden)”. Membahas mengenai

Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dan aliran Jamaah Salamullah dalam

pandangan hukum islam dan hukum positif tentang aliran sesat dan

menganalisa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat atas tindak pidana penodaan Agama. Perbedaan dengan

skripsi yang penulis ambil adalah pada objek penelitian yang penulis bahas

mengenai putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur pada perkara perceraian

yang di sebabkan istri mengikuti aliran sesat sedangkan skripsi yang ditulis

oleh Eri Setiawan membahas mengenai putusan Pengadilan Negeri atas tindak

pidana Penodaan Agama.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ini penulis bagi atas empat bab Dimana

tiap-tiap bab dibagi lagi kedalam sub bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Isi bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

review study terdahulu, dan sistematika penulisan.

Page 23: YASER MAULANA-FSH.pdf

12

Bab II Tinjauan Umum Tentang Perceraian

Isi bab ini merupakan kerangka dasar teori yakni pembahasan tentang

perceraian dan seputar aliran sesat. Diantaranya mengenai pengertian

perceraian, macam-macam perceraian, jenis dan alasan perceraian,

akibat dan hikmah perceraian.

Bab III Seputar Tentang Aliran Sesat

Isi bab ini adalah mengenai aliran sesat yang dilihat menurut hukum

Islam dan positif. Diantaranya mengenai pengertian dan macam-macam

aliran sesat, kriteria aliran sesat menurut MUI dan aliran sesat dilihat

dari hukum positif.

Bab IV Putusan Hakim Peradilan Agama Tentang Aliran Sesat Sebagai

Penyebab Perceraian

Isi bab ini adalah mengenai putusan hakim Peradilan Agama tentang

aliran sesat sebagai penyebab perceraian. Yang mencakup gambaran

umum Peradilan Agama Jakarta Timur, kronologis kasus perceraian di

Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT,

pertimbangan dan putusan hakim dalam kasus perceraian di Pengadilan

Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT, analisa penulis.

Bab IV Penutup

Isi bab terakhir ini adalah kesimpulan dan saran-saran yang

berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

Page 24: YASER MAULANA-FSH.pdf

13

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Perceraian.

Secara harfiyah talaq itu berarti lepas atau bebas.1 Talak terambil dari kata

ithlaq yang menurut bahasa melepaskan atau meniggalkan,2dihubungkannya kata

talaq dalam arti kata ini dengan putusnya perkawinan karena antara suami istri

sudah lepas hubungannya atau masing-masing sudah bebas.

Menurut istilah syara’, talak yaitu:

3 ةيلز وجطة الز واج وانها ء العال قة ابر حل

Artinya: “Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri”.

Sayyid Sabiq mendefinisikan talak dengan sebuah upaya untuk

melepaskan ikatan perkawinan dan selanjutnya mengakhiri hubungan perkawinan

itu sendiri.4 Definisi yang agak panjang dapat dilihat didalam kitab Kifayat al-

Akhyar yang menjelaskan talak sebagai sebuah nama untuk melepaskan ikatan

perkawinan dan talak adalah lafadz jahiliyah yang setelah Islam datang

menetapkan lafaz itu sebagai kata untuk melepaskan nikah.5 Definisi talak

Mazhab Hanafi dan Mazhab Hambali mendefinisikan talak sebagai pelepasan

1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat

Dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 198. 2 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Bogor: Kencana, 2003), h. 191. 3 al Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, Juz II,(Beirut : Dar Al-Fiqr, 1983), h 278. 4 al Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, h. 278 5 Taqiyyuddin, Kifayat Al-Akhyar, Juz II, (Bandung : Al Ma’arif,), h. 84

Page 25: YASER MAULANA-FSH.pdf

14

ikatan perkawinan secara langsung atau pelepasan ikatan perkawinan di masa

yang akan datang. Yang dimaksud secara langsung adalah tanpa terkait dengan

sesuatu dan hukumnya langsung berlaku ketika ucapan talak tersebut dinyatakan

suami. Sedangkan yang dimaksud di masa yang akan datang adalah berlakunya

hukum talak tersebut tertunda oleh sesuatu hal.6

Prof. Subekti SH, mengatakan bahwa perceraian adalah penghapusan

perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam

perkawinan itu.7 Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia talak diartikan sebagai

pemutusan ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami terhadap istri

secara`sepihak dengan menggunakan lafal talak atau seumpamanya.8

KHI mendefinisikan talak sebagai ikrar suami dihadapan sidang

Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya prkawinan dengan

cara sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131.9

Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,

dijelaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan

setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak (Pasal 39 ayat 1).10 Hal ini sejalan dengan Kompilasi Hukum

6 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Talak Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ichtiar Baru

An Hoeve, 1994), cet. Ke-3, jilid 5, h. 53. 7 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta : PT. Intermasa, 1995), cet. ke- 27, h.

42. 8 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta : Dirjen Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam/Proyek Peningkatan Sarana PT IAIN, 1987), cet. ke- 3, h. 940. 9 Lihat KHI pasal 117. 10 R.Subekti, S.H dan R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (PT

Pradnya Paramita, Jakarta,2006) cet ke-37.

Page 26: YASER MAULANA-FSH.pdf

15

Islam pasal 115 dikatakan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan

sidang pengadilan agama setelah pengadilan agama tersebut berusaha dan tidak

berhasil mendamaikan kedua belah pihak.11

Bila kita melihat dari redaksi di atas bahwa yang dinamakan perceraian

adalah menghilangkan atau melepas ikatan perkawinan sehingga setelah

hilangnya ikatan tersebut maka tidak lagi halal bagi suami atas istrinya. Tetapi

dari pengertian di atas ada perbedaan bahwa para ulama mendefinisikan

perceraian bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, tetapi hal ini berbeda jika

kita melihat di dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum

Islam bahwa perceraian dapat dilangsungkan hanya didepan sidang Pengadilan

Agama.

Sehingga apabila ada orang Islam yang berada di negara Indonesia yang

melakukan pernikahan secara sah baik secara agama atau negara dan ia

melakukan perceraian di luar pengadilan agama maka perceriannya itu tidak sah

demi hukum atau batal demi hukum.

Dasar hukum perceraian itu dapat kita lihat dari beberapa ayat al-Qur'an

atau Hadis, seperti:

1. Al-Baqarah Ayat 232

#sŒ Î)uρ ãΛ äø)‾= sÛ u !$ |¡ ÏiΨ9$# z øó n=t6 sù £ ßγn= y_r& Ÿξsù £ èδθè= àÒ÷ès? βr& zósÅ3Ζtƒ £ ßγy_≡uρø—r&

∩⊄⊂⊄∪……. ) ٢٣٢: ألقرة(

11 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, ( Akademika Persindo, Jakarta, 1992 ) hal 141.

Page 27: YASER MAULANA-FSH.pdf

16

Artinya : “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya”.(Q.S. Al-Baqarah Ayat 232)

2. Hadits Nabi Muhammad SAW:

لوليد حدثنا كثري بن عبيد احلمصى حدثنا حممد بن خالد عن عبيد اهللا بن اقال : الزصايف عن حمارب بن دثار عن عبداهللا بن عمر رضي اهللا عنهما

رواه ابن (أ بغض احلالل اىل اهللا الطالق : رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم 12)ماجه

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Katsir bin Uba’id al- Himsi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid dari Ubaidillah bin Walid al-Dzashofi dari Muharib bin Ditsar dari Abdullah bin Umar RA.: telah berkata Rasulullah Saw. : Sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak atau perceraian” (HR.Ibnu Majah)

Mengenai perceraian ini diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974

pada pasal 38-41. Pada pasal 38 Undang-Undang No. 1 tahun 1974 disebutkan

bahwa : “perkawinan dapat putus karena: a. Kematian; b. perceraian; c. atas

keputusan pengadilan”. Hal ini sejalan dengan Kompilasi Hukum Islam pasal

113.

Dalam perundang-undangan Indonesia membedakan antara perceraian

atas kehendak suami dan perceraian atas kehendak istri. Hal ini karena

karakteristik hukum Islam dalam perceraian memang menghendaki demikian

12 Abi Abdullah bin Yazin Al-Qazwainiy, Sunan Ibnu Majah (Beirut; Lebanon: Dar Al-

Fikr, 1994), h. 633

Page 28: YASER MAULANA-FSH.pdf

17

sehingga proses penyelesaiannya pun berbeda.13 Maksud dari hal ini perceraian

dapat terjadi akibat talak yang dilakukan oleh suami kepada istri seperti halnya

talak yang dijelaskan oleh hukum Islam, dan perceraian dapat terjadi akibat

gugatan perceraian yang dilakukan oleh istri terhadap suami. Namun hal ini harus

dilakukan didepan pengadilan seperti dalam pasal 115 Kompilasi Hukum Islam

yang berbunyi: “perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang Pengadilan

Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak”.

B. Macam-macam Perceraian

Dilihat dari kemaslahatan atau kemudaharatannya, hukum perceraian

adalah sebagai berikut :14

1. Wajib

Apabila terjadi perselisihan antar suami isteri lalu tidak ada jalan yang

dapat ditempuh kecuali dengan mendatangkan dua hakam yang mengurus

perkara keduanya. Jika kedua orang hakam tersebut memandang bahwa

perceraian lebih baik bagi mereka, maka saat itulah talak menjadi wajib.

13 Mukri Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Jakarta : Pustaka

Pelajar, 2003), cet. ke-4, h. 206. 14

Syaikh Hasan Ayub. Fikih Keluarga, penerjemah M.Abd.Ghofur, E.M (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2006), cet. Ke-5, hal 208

Page 29: YASER MAULANA-FSH.pdf

18

2. Makruh

Talak yang dilakukan tanpa adanya tuntutan dan kebutuhan. Sebagian

ulama ada yang mengatakan mengenai talak yang makruh ini terdapat dua

pendapat, yaitu :

Pertama, bahwa talak tersebut haram dilakukan. Karena dapat

menimbulkan mudharat bagi dirinya juga bagi isterinya, serta tidak

mendatangkan manfaat apapun. Talak ini haram sama seperti tindakan

merusak atau menghamburkan harta kekayaan tanpa guna.

Kedua, menyatakan bahwa talak seperti itu dibolehkan. Bahwa talak

adalah suatu perbuatan yang halal akan tetapi di benci Allah.

Talak itu dibenci karena dilakukan tanpa adanya tuntutan dan sebab

yang membolehkan, dan karena talak semacam itu dapat membatalkan

pernikahan yang menghasilkan kebaikan yang memang disunnahkan sehingga

talak itu menjadi makruh hukumnya.

3. Mubah

Talak yang dilakukan karena ada kebutuhan, misalnya karena

buruknya akhlak isteri dan kurang baiknya pergaulan yang hanya

mendatangkan mudharat dan menjauhkan mereka dari tujuan pernikahan.

4. Sunnah

Talak yang dilakukan pada saat isteri mengabaikan hak-hak Allah

Ta’ala yang telah diwajibkan kepadanya, misalnya shalat, puasa dan

kewajiban lainnya. Sedangkan suami juga sudah tidak sanggup lagi

Page 30: YASER MAULANA-FSH.pdf

19

memaksanya. Atau isterinya sudah tidak lagi menjaga kehormatan dan

kesucian dirinya.

5. Mazhur (Terlarang)

Talak yang dilakukan ketika isteri sedang haid, para ulama Mesir telah

sepakat untuk mengharamkannya. Talak ini disebut juga dengan talak bid’ah.

Disebut bid’ah karena suami yang menceraikan itu menyalahi sunnah Rasull

dan mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya, sesuaikan firman Allah,

yaitu :

$ pκš‰ r'‾≈tƒ ÷É< ¨Ζ9$# #sŒ Î) ÞΟçF ø) ‾=sÛ u !$ |¡ ÏiΨ9$# £èδθ à)Ïk=sÜsù �∅ÍκÌE£‰Ïè Ï9 (#θ ÝÁôm r& uρ nÏè ø9$# ∩⊇∪

Artinya : “Hai nabi, apabila kamu menceraikan Isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar)”.(Q.S. At Thalaaq Ayat 1)

Sedangkan dilihat dari dibolehkannya sang suami untuk kembali kepada

isterinya,adalah:15

1. Talak raj’iy, talak yang sang suami diberi hak untuk kembali kepada isterinya

tanpa melalui nikah baru, selama isterinya itu masih dalam masa iddah. Talak

raj’iy itu adalah talak satu atau talak dua tanpa didahului tebusan dari pihak

isteri. Boleh ruju’ dalam talak satu atau dua itu dapat dilihat dalam firman

Allah SWT, yaitu :

15 Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan

UU Perkawinan, hal 220

Page 31: YASER MAULANA-FSH.pdf

20

ß,≈n=©Ü9$# Èβ$ s?§÷ s∆ ( 88$ |¡ øΒÎ*sù >∃ρá�÷è oÿÏ3 ÷ρr& 7xƒ Î�ô£s? 9≈|¡ôm Î*Î/ ∩⊄⊄∪

Artinya : “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. “ ( Q.S.Al-Baqarah : 229)

2. Talak bain, talak yang putus secara penuh dalam arti tidak memungkinkan

suami kembali kepada isterinya kecuali dengan nikah baru, talak bain inilah

yang tepat untuk disebut putusnya perkawinan.

Talak bain ini terbagi kepada dua macam :

a. Bain Sughra, ialah talak yang suami tidak boleh ruju’ kepada mantan

isterinya, tetapi ia dapat kawin lagi dengan akad baru. Yang termasuk bain

sughra ini adalah :

Pertama : talak yang dilakukan sebelum isteri digauli oleh suami. Talak

dalam bentuk ini tidak memerlukan iddah, maka tidak ada kesempatan

untuk ruju’, sebab ruju’ hanya dilakukan dalam masa iddah. Hal ini sesuai

firman Allah, yaitu :

$ pκ š‰ r'‾≈tƒ t Ï% ©!$# (#þθ ãΖtΒ#u #sŒÎ) ÞΟçF óss3tΡ ÏM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$# ¢Ο èO £ èδθ ßϑçGø)‾=sÛ ÏΒ È≅ö6 s% βr& �

∅èδθ�¡ yϑ s? $ yϑsù öΝä3s9 £Îγ øŠn=tæ ôÏΒ ;Ïã $ pκ tΞρ‘‰tF ÷ès? (

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, Kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya.” ( Q.S Al-Ahzab : 49 )

Page 32: YASER MAULANA-FSH.pdf

21

Kedua. Talak yang dilakukan dengan cara tebusan dari pihak isteri atau

disebut khulu’, hal ini dipahami dari isyarat dalam firman Allah, yaitu :

÷βÎ*sù ÷Λ äø&Åz āω r& $uΚ‹ É)ムyŠρ߉ãn «!$# Ÿξsù yy$oΨã_ $ yϑÍκ ö� n=tã $ uΚ‹Ïù ôNy‰tGøù$# ϵÎ/ 3

y7ù=Ï? ߊρ߉ãn «!$# Ÿξsù $ yδρ߉tG÷ès? 4 tΒuρ £‰yètGtƒ yŠρ߉ãn «!$# y7Í× ‾≈ s9'ρé' sù ãΝèδ

tβθ ãΚÎ=≈©à9$# ∩⊄⊄∪

Artinya : “Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak

dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.” ( Q.S. Al-Baqarah : 229)

Ketiga. Perceraian melalui putusan hakim di pengadilan atau yang disebut

fasakh.

b. Bain Kubra, yaitu talak yang tidak memungkinkan suami ruju’, kepada

mantan isterinya, dia hanya boleh kembali kepada isterinya apabila

isterinya telah kawin lagi dengan laki-laki lain dan bercerai pula dengan

laki-laki itu dan habis masa iddahnya. Hal ini tersirat di dalamfirman

Allah SWT yaitu :

βÎ*sù $ yγs)‾= sÛ Ÿξsù ‘≅Ït rB …ã& s! .ÏΒ ß‰÷è t/ 4®L ym yxÅ3Ψs? %¹ ÷ρy— …çνu� ö�xî 3

βÎ*sù $ yγ s)‾= sÛ Ÿξsù yy$uΖã_ !$ yϑÍκ ö�n=tæ βr& !$ yèy_#u�tItƒ ∩⊄⊂⊃∪

Page 33: YASER MAULANA-FSH.pdf

22

Artinya : “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali “ ( Q.S. Al-Baqarah : 230 )

Sedangkan dilihat dari segi tegas atau tidaknya kata-kata yang

dipergunakan sebagai ucapan talak, maka talak dibagi menjadi dua macam,

yaitu:16

1. Talak Sharih, yaitu talak dengan mempergunakan kata-kata yang jelas dan

tegas, dapat dipahami sebagai pernyataan talak atau cerai seketika diucapkan,

tidak mungkin dipahami lagi.

Imam Syafi’I mengatakan bahwa kata-kata yang dipergunakan untuk

talak sharih ada tiga, yaitu talak, firaq, dan sarah, ketiganya disebut dalam

Al-qur’an dan hadits.

Al-Zhahiriyah berkata bahwa talak tidak jatuh kecuali dengan

mempergunakan salah satu dari tiga kata tersebut, karena syara’ telah

mempergunakan kata-kata yang telah ditetapkan oleh syara’. Beberapa contoh

talak sharih ialah seperti suami berkata kepada isterinya :

a. Engkau saya talak sekarang juga, engkau saya cerai sekarang juga.

b. Engkau saya firaq sekarang juga, engkau saya pisahkan sekarang juga.

c. Engkau saya sarah sekarang juga, engkau saya lepas sekarang juga.

16 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, hal. 194.

Page 34: YASER MAULANA-FSH.pdf

23

Apabila suami menjatuhkan talak terhadap isterinya dengan talak yang

sharih maka menjadi jatuhlah talak itu dengan sendirinya, sepanjang

ucapannya itu dinyatakan dalam keadaan sadar dan atas kemauan sendiri.

2. Talak Kinayah, yaitu talak denagn mempergunakan kata-kata sindiran atau

samar-samar seperti suami berkata kepada isterinya :

a. Engkau sekarang telah jauh dari diriku.

b. Selesaikan sendiri segala urusanmu.

c. Janganlah engkau mendekati aku lagi.

d. Keluarlah engkau dari rumah ini sekarang juga.

e. Pergilah engkau dari tempat ini sekarang juga.

f. Susullah keluargamu sekarang juga.

g. Pulanglah ke rumah orang tuamu juga sekarang.

h. Beriddahlah engkau dan bersihkanlah kandunganmu itu.

i. Saya sekarang telah sendirian dan hidup membujang.

j. Engkau sekarang telah bebas merdeka, hidup sendirian.

Talak dengan kata-kata tersebut di atas bisa menjadi jatuh talak, apabila

sang suami mengatakan hal tersebut dengan niat memang menceraikan isterinya,

niatlah yang menjadi indikator menurut Taqiyudin Al-Husaini.17 Jika sebaliknya

tanpa adanya niat maka tidak akan jatuk talak tersebut.

17 Dikutip dari buku Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Bogor: Kencana, 2003),

h. 196.

Page 35: YASER MAULANA-FSH.pdf

24

C. Jenis dan Alasan-Alasan Perceraian

1. Jenis Perceraian

a. Cerai Talak

Cerai talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan

Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara

sebagaimana dimaksud dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 129, 130 dan

131.

b. Cerai Gugat

Dalam sebuah perkawinan, keputusan untuk bercerai tidak hanya

tergantung pada seorang suami, isteri juga bisa mengajukan gugatan

perceraian apabila sudah tidak merasa cocok lagi dan tidak tahan oleh

tingkah laku suaminya.

Dalam Islam, gugat cerai biasa disebut khulu’. Khulu’ berasal dari

lafadz kha-la-‘a yang secara bahasa berarti menanggalkan atau membuka

pakaian. Pengertian ini dihubungkan dengan perkawinan karena Al-

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT berfirman:

£èδ… Ó¨$ t6 Ï9 öΝä3©9 öΝçFΡr& uρ Ó¨$ t6 Ï9 £ßγ )١٨٧: أ���ة( ∪∠∇⊆∩ .… 3 9©

Artinya: “Mereka merupakan pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka”. (QS. Al-Baqarah: 187)

Secara istilah, kata Khulu’ diartikan talak yang berlaku dengan

keinginan isteri dan kesunguhannya untuk bercerai, maksudnya adalah

Page 36: YASER MAULANA-FSH.pdf

25

isteri menebus dirinya agar dibebaskan dari ikatan perkawinan dengan

cara mengembalikan mas kawin yang telah mereka sepakati sebelumnya.18

Definisi lain dari khulu’ secara bahasa berarti tebusan dan menurut

istilah adalah talak yang diucapkan oleh isteri dengan mengembalikan

mahar yang penah dibayarkan suami.19

Sebagian Ulama mendefinisikan khulu’ secara harfiah adalah

“lepas” atau “copot” tetapi secara istilah khulu’ diartikan “perceraian

dengan tebusan (dari pihak isteri kepada pihak suami) dengan

menggunakan lafadz talak atau khulu”.20

2. Alasan perceraian

Alasan perceraian adalah suatu kondisi dimana suami atau isteri

mempergunakanya sebagai alasan untuk mengakhiri atau memutuskan tali

perkawinan mereka.

Di dalam menjalankan kehidupan perkawinan bertujuan untuk

membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan rohmah. Namun terkadang

dalam perjalanannya sebuah perkawinan ada yang tidak mencapai tujuan

tersebut, maka terjadi putusnya perkawinan yakni melalui jalan perceraian.

Dalam sebuah perceraian harus ada alasan kuat yang melatar belakangi

terjadinya perceraian ini. Setidaknya ada empat kemungkinan yang terjadi

18

Mustofa Al-Khin, Mustofa Al-Bugho, dan Ali Asy-Syarbaji, kitab fiqh madzhab syafie, jilid ke 4, (Kuala Lumpur: Prospecta Printers SDN BHD, 2005).

19 Syaikh Hasan Ayub, fikih keluarga,hal. 305.

20 Amir Syarifuddin, Garis-garis besar Fiqh,(Jakarta: Kencana Prenada Media,2003) edisi ke-1. hlm. 131.

Page 37: YASER MAULANA-FSH.pdf

26

dalam kehidupan rumah tangga, yang dapat memicu timbulnya keinginan

untuk memutus atau terputusnya perkawinan yaitu;21

a. Terjadinya nusyuz dari pihak istri

Nusyuz bermakna kedurhakaan yang dilakukan seorang istri

terhadap suaminya. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk pelanggaran

perintah, penyelewengan, dan hal-hal yang dapat mengganggu

keharmonisan rumah tangga. Berkenaan dengan hal ini Al-Qur’an

memberi tuntunan bagaimana mengatasi nusyuz istri agar tidak terjadi

perceraian. Adapun petunjuk mengenai langkah-langkah menghadapi istri

melakukan nusyuz, surat an-Nisa’ ayat 34:

ãΑ%y Ìh�9$# šχθãΒ≡§θs% ’n? tã Ï !$ |¡ÏiΨ9$# $ yϑÎ/ Ÿ≅āÒsù ª!$# óΟ ßγŸÒ÷è t/ 4’ n? tã <Ù÷èt/ !$yϑ Î/uρ

(#θ à)x&Ρr& ôÏΒ öΝ ÎγÏ9≡uθøΒr& 4 àM≈ysÎ=≈¢Á9$$ sù ìM≈tGÏΖ≈s% ×M≈ sàÏ&≈ym É=ø‹ tó ù=Ïj9 $ yϑÎ/ xáÏ& ym ª!$# 4 ÉL≈©9$#uρ tβθ èù$ sƒrB �∅èδy—θ à±èΣ �∅èδθÝà Ïè sù £èδρã� àf÷δ$#uρ ’Îû ÆìÅ_$ ŸÒyϑø9$#

£èδθ ç/Î�ôÑ$#uρ ( ÷βÎ*sù öΝ à6uΖ÷è sÛr& Ÿξsù (#θ äóö7s? £Íκ ö�n= tã ¸ξ‹ Î6y™ 3 ¨βÎ) ©!$# šχ%x. $ wŠÎ=tã

#Z�� Î6Ÿ2 ∩⊂⊆∪ ) ٣٤: ا����ء(

Artinya: “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri, ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah

21 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet. Ke-

2, h. 269-274.

Page 38: YASER MAULANA-FSH.pdf

27

telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatiri nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pisahkan diri mereka dari tempat tidur mereka ,dan pukulah mereka. kemudian jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Q.S. an-Nisa’ : 34).

Petunjuk tersebut apabila dirinci, dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1) Isteri diberi nasihat tentang berbagai kemungkinan negatif dan

positifnya (al-Tarhib wa al-Targib), dari tindakannya itu, terlebih

apabila sampai terjadi perceraian, dan yang terutama agar kembali lagi

berbaikan dengan suaminya.

2) Apabila usaha pertama berupa pemberian nasihat tidak berhasil,

langkah kedua adalah memisahkan istri dari tempat tidur suami, meski

masih dalam satu rumah.

3) Apabila langkah kedua tersebut tidak juga dapat mengubah pendirian

istri untuk nusyuz, maka langkah ketiganya adalah memberi pelajaran,

atau dalam bahasa Al-Qur’an memukulnya. Para mufasir menafsirkan

dengan memukul yang tidak melukai atau yang lebih tepat

mendidiknya.

b. Terjadinya nusyuz dari pihak suami

Kemungkinan nusyuz ternyata tidak hanya datang dari istri tetapi

dapat juga nusyuz yang datang dari suami. Selama ini sering

disalahpahami bahwa nusyuz hanya datang dari pihak istri.

Page 39: YASER MAULANA-FSH.pdf

28

Dalam surat an-Nisa’ ayat 128 dinyatakan:

ÈβÎ)uρ îοr& z÷ ö∆$# ôMsù%s{ .ÏΒ $ yγÎ=÷èt/ #�—θà± çΡ ÷ρr& $ ZÊ#{� ôãÎ) Ÿξsù yy$oΨã_ !$ yϑ Íκö� n=tæ βr& $ ysÎ= óÁãƒ

$ yϑæηuΖ÷�t/ $[s ù=ß¹ 4 ßxù=÷Á9$#uρ ×�ö� yz 3 ÏN u�ÅØôm é&uρ Ú[à&ΡF{$# £x’±9$# 4 βÎ)uρ (#θ ãΖÅ¡ós è?

(#θ à)−Gs?uρ �χ Î*sù ©!$# šχ%x. $ yϑÎ/ šχθè=yϑ÷ès? #Z�� Î6 yz ∩⊇⊄∇∪ ) ١٢٨: ا����ء(

Artinya: “Dan jika seseorang khawatir akan nusyuz, atau sikap tidak

acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenarnya dan perdamaian itu itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu menggauli istrimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. an-Nisa’ : 128).

Dalam Al-Qur’an dan terjemahannya terdapat keterangan bahwa

jalan yang ditempuh apabila suami nusyuz seperti acuh tak acuh, tidak

menggauli dan tidak memenuhi kewajibannya, maka upaya perdamaian

bisa dilakukan dengan cara istri merelakan haknya dikurangi untuk

sementara agar suaminya bersedia kembali kepada istrinya dengan baik.

c. Terjadinya perselisihan atau percekcokan antara suami dan istri

Jika dua kemungkinan diatas menggambarkan salah satu pihak

nusyuz sedangkan pihak yang lain dalam kondisi normal, maka

kemungkinan yang ketiga ini terjadi karena kedua-duanya terlibat dalam

syiqaq (percekcokan), misalnya disebabkan kesulitan ekonomi, sehingga

keduanya sering bertengkar. Dalam hal ini Al-Qur’an memberi petunjuk:

Page 40: YASER MAULANA-FSH.pdf

29

÷βÎ)uρ óΟçF ø&Åz s−$s)Ï© $ uΚ ÍκÈ]÷� t/ (#θèW yè ö/$$ sù $Vϑ s3ym ô ÏiΒ Ï& Î#÷δr& $ Vϑs3ymuρ ôÏiΒ !$ yγ Î=÷δr& βÎ)

!#y‰ƒ Ì� ム$[s≈n=ô¹Î) È,Ïjùuθ ムª!$# !$yϑåκ s]øŠt/ 3 ¨βÎ) ©!$# tβ%x. $ϑŠÎ=tã #Z�� Î7yz ∩⊂∈∪ ) ٣٥:ا����ء(

Artinya: “Jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscayaAllah memberi taufik kepada suami istri itu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. an-Nisa’ : 35).

Penunjukan hakam dari kedua belah pihak ini diharapkan dapat

mengadakan perdamaian dan perbaikan untuk menyelesaikan

persengketaan antara kedua belah pihak suami dan istri. Apabila karena

sesuatu hal hakam yang ditunjuk tidak dapat melaksanakan tugasnya,

dicoba lagi dengan menunjuk hakam lainnya.

d. Terjadinya salah satu pihak melakukan perbuatan zina.

Hal ini juga disebut dengan fakhisyah, hal ini menimbulkan saling

tuduh menuduh antara keduanya. Cara penyelesaiannya adalah

membuktikan tuduhan yang didakwakan, dengan cara li’an. Li’an

sesungguhnya telah memasuki “gerbang putusnya perkawinan, dan

bahkan untuk selama-lamanya karena akibat li’an adalah terjadinya talak

ba’in kubra”.

Page 41: YASER MAULANA-FSH.pdf

30

Dalam hukum Islam perceraian dapat disebabkan oleh alasan-

alasan sebagai berikut:22

1) Tidak ada lagi keserasian dan keseimbangan dalam suasana rumah

tangga, tidak ada lagi rasa kasih sayang yang merupakan tujuan dan

hikmah dari perkawinan.

2) Karena salah satu pihak berpindah agama (murtad).

3) Salah satu pihak melakukan perbuatan keji yang dilarang agama.

4) Istri meminta cerai kepada suami dengan alasan suami tidak

berapologi dengan alasan yang dicari-cari dan menyusahkan istri.

5) Suami tidak memberi apa yang seharusnya menjadi hak istri.

6) Suami melanggar janji yang pernah diucapkan sewaktu akad

pernikahan (taklik talak).

Sedangkan menurut Sayyid Sabiq, alasan-alasan perceraian itu

adalah:23

a. Suami tidak dapat memberi nafkah.

b. Suami berbuat aniaya terhadap istri.

c. Suami ghaib (berjauhan).

d. Suami di hukum penjara.

22 Muhammad Hamidy, Perkawinan Dan Permasalahannya, (Surabaya : Bina Ilmu,

1980), h. 89. 23 al Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah Jilid 3 , penerjemah Nor Hasanudin, LC, MA, DKK

(Jakarta : Pena pundi aksara, 2007), cet ke-2, hal 181-187

Page 42: YASER MAULANA-FSH.pdf

31

Di dalam muatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9

Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan menerangkan dan menjelaskan bahwa alasan-

alasan perceraian sebagai berikut:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi,

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain

luar kemampuanya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri.

f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga.

Sedangkan di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) menjelaskan hal

yang sama tentang alasan-alasan perceraian akan tetapi di dalam kompilasi

hukum Islam ada tambahan dua point dalam penyempurnaannya yaitu:

a. Suami melanggar taklik-talak.

Page 43: YASER MAULANA-FSH.pdf

32

b. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga.

D. Akibat dan Hikmah Perceraian

1. Akibat Perceraian

Apabila perkawinan yang diharapkan tidak tercapai dan perceraian

yang diambil sebagai jalan keluarnya maka akan timbul akibat dari perceraian

itu sendiri. Dalam hal ini baik Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan atau Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengatur hal tersebut pada

pasal-pasal berikut ini, yaitu :

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Pasal 41

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah :

1) Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak Pengadilan memberi keputusannya.

2) Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlakukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

3) Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.

b. Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Pasal 149

Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib :

Page 44: YASER MAULANA-FSH.pdf

33

1) Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya baik berupa uang atau benda kecuali bekas isteri tersebut Qobla al-Dukhul.

2) Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.

3) Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya dan separuh apabila Qobla al-Dukhul.

4) Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21 tahun.

Pasal 150

Bekas suami berhak melakukan ruju’ kepada bekas isterinya yang masih dalam masa iddah.

Pasal 151

Bekas isteri selama dalam masa iddah wajib menjaga dirinya tidak menerima pinangan dan tidak menikah dengan pria lain.

Pasal 152

Bekas isteri berhak mendapat nafkah iddah dari bekas suaminya kecuali bila ia nusyuz.

Pasal 156

a. anak yang belum Mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya diganti oleh: 1) Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ibu; 2) Ayah; 3) Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ayah; 4) Saudara perempuan dari anak yang besangkutan; 5) Wanita-wanita dari kerabat sedarah menurut garis samping dari

ibu; 6) Wanita-wanita dari kerabat sedarah menurut garis samping dari

ayah.

b. Anak yang sudah Mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah dari ayah atau ibunya.

Page 45: YASER MAULANA-FSH.pdf

34

c. Apabila pemegang hadhanah tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang ternyata bersangkutan pengadilan dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula.

d. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri (21 tahun).

e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak, pengadilan agama memberikan putusannya berdasarkan huruf (a), (b), (c), dan (d).

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya.

2. Hikmah Perceraian

Dalam Al-Qur’an tidak ada ayat yang menyuruh atau melarang

eksistensi perceraian, sedangkan untuk perkawinan ditemukan beberapa ayat

yang menyuruh melakukannya.

Suatu kejadian pastilah terdapat hikmah yang akan didapatkan, begitu

juga pada permasalahan perceraian akan ada hikmah yang akan kita dapatkan

baik bagi sang suami atau sang isteri. Talak pada dasarnya sesuatu yang halal

tetapi hal yang paling dibenci oleh Allah SWT, hikmah dibolehkannya talak

itu adalah karena dinamika kehidupan rumah tangga kadang-kadang menjurus

kepada sesuatu yang bertentangan dengan tujuan pembentukan rumah tangga

itu. Dalam keadaan begini kalau dilanjutkan akan menimbulkan mudharat

Page 46: YASER MAULANA-FSH.pdf

35

bagi kedua belah pihak baik itu sang suami atau isteri bahkan kepada sang

anak itu sendiri.24

Allah SWT Yang Maha Bijaksana menghalalkan talak tapi

membencinya, kecuali untuk kepentingan suami, istri atau keduanya, atau

untuk kepentingan keturunannya. Selain hal itu, hikmah adanya perceraian

akan menambahkan kita pada pembelajaran hidup bahwasanya dalam hidup

terdapat dinamika yang harus kita jalani, baik itu bersifat senang ataupun

sedih. Karena semua ini sudah ada ketentuannya yang telah lama ditentukan

oleh Allah SWT sehingga diharapkan semua peristiwa yang kita alami dapat

kita ambil hikmah atau sebagai pembelajaran untuk kehidupan kita kedepan

agar lebih baik dan bisa lebih mendekatkan diri dengan sang pencipta yaitu

Allah SWT.

24 Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh dan Munakahat

dan UU perkawinan,), hal. 109-200.

Page 47: YASER MAULANA-FSH.pdf

36

BAB III

SEPUTAR ALIRAN SESAT

A. Pengertian dan Dasar Hukum Aliran Sesat

Paham dan aliran, adalah dua kata yang sering diucapkan seseorang

dengan maksud yang sama, seakan tidak ada bedanya. Karena memang keduanya

mengandung arti adanya suatu pemikiran yang dianut oleh sebagian orang dalam

sebuah komunitas atau kelompok tertentu. Namun demikian, ada sisi perbedaan

dalam dua kata tersebut.1

Menurut bahasa kata aliran adalah terjemahan dari kata arab ا����� suku

kata arab berbentuk tunggal (د���) dan bentuk jamaknya ق� yang mempunyai

banyak makna diantaranya : aliran, golongan, dan faham.2

“Aliran sesat” ditinjau dari arti kamus bahasa Indonesia terdiri dari dua kata

yaitu aliran dan sesat. Kata aliran berasal dari kata dasar alir yang mendapat

akhiran -an. Arti kata aliran adalah sesuatu yang mengalir (tentang hawa, air,

listrik dan sebagainya); sungai kecil, selokan, saluran untuk benda cair yang

mengalir (seperti pipa air); gerakan maju zat alir (fluida), misal gas, uap atau

cairan secara berkesinambungan.3 Arti kata sesat adalah salah jalan, tidak melalui

1 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2010), hal. 9. 2 Ibrahim Mustofa dkk, Al Mu’jam al- Wasith, (Turky: Maktabah Al-Islamiyah), cet II,

hal.685 3 Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Karya Abdi Tama, Surabaya, 2001,

hal. 30.

Page 48: YASER MAULANA-FSH.pdf

37

jalan yang benar, salah, keliru, berbuat yang tidak senonoh, menyimpang dari

kebenaran.4

Pengertian aliran sesat apabila dikaitkan dengan arti katanya dapat

dimaknakan sebagai suatu gerakan yang berkesinambungan (terus menerus) yang

menyimpang dari kebenaran. Penyimpangan kebenaran dalam hal ini dikaitkan

dengan ajaran agama yang diakui di Indonesia.

Yang dimaksud “Aliran” adalah sekelompok manusia yang berhimpun

dalam satu ikatan atau organisasi, lembaga, jamaah, pagguyuban atau ikatan

dibawah seorang pemimpin. Pada umumnya aliran atau sekte dipimpin oleh

seorang Amir atau Imam yang diyakini mempunyai otoritas mutlak. Ada pula

sebagian aliran yang menjadikan atau meyakini Amir atau Imamnya mempunyai

otoritas kenabian bahkan ketuhanan. Diantara mereka ada yang membuat ajaran

dan syari’at sendiri yang bertentangan dengan syariat Islam lalu mengatas

namakan dirinya Islam.5

Sedangkan kata paham, lebih berkonotasi pada suatu alur pemikiran yang

menganut prinsip tertentu, tidak teroganisir, dan tidak memiliki pemimpin pusat,

meskipun ia memiliki tokoh sentral yang menjadi figure paham tersebut.

Biasanya pengikut suatu paham tertentu, adalah orang-orang yang kritis, senang

4 Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, hal 435. 5 Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Aliran Aliran Dalam Islam dan CIri-Ciri Ajarannya,

(Jakarta; Pustaka al Riyald ), hal.1

Page 49: YASER MAULANA-FSH.pdf

38

berfikir, terbuka dan menyambut baik adanya dialog-dialog. Walaupun tidak

selalu demikian.6

Membuat aliran, sekte, atau jemaat yang ajarannya menyimpang dari

ajaran agama islam adalah haram hukumnya, murtad bagi pelakunya dan

pengikutnya, tidak diterima amal ibadahnya dan disiksa diakhirat. Sekte adalah

gerakan idiologi yang mempunyai sasaran yang eksplisit dan diikrarkan,

mempertahankan, dan bahkan menyebarkan idiologi terset.7 Sekte ini di tandai

dengan: a) menganut faham memisahkan diri dari masyarakat dan menarik diri

dari atau menyimpang dari dunia dan lembaga serta nilai-nilainya. b) bersifat

eksklusif baik dalam sikap maupun dalam struktur sosial. c) menekankan masalah

pengalaman konversi sebelum keanggotaan. d) keanggotaan secara suka rela. e)

semangat regenerasi. f) terakhir, memiliki sikap kekerasan estetika, sering dalam

bentuk sifat menjauh (bertapa). Maka Sekte yang berkembang dalam Islam dapat

diberi pengertian sebagai, suatu kelompok masyarakat keagamaan Islam yang

bersifat eksklusif memsahkan diri dari masyarakat luas dan menyinpang dari

lembaga keagamaan, ortodok serta nilai-nilainya.8

Allah memerintahkan kepada hambanya agar mengikuti ajara-Nya dan

tidak membuat ajaran sendiri. Firman Allah :

(#θ ßϑÅÁtGôã$#uρ È≅ö7pt ¿2 «!$# $ Yè‹Ïϑy_ Ÿωuρ (#θè%§� x s? ∩⊇⊃⊂∪

6 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 9. 7 Sa’dullah Assa’idi,Hadis-Hadis Sekte,(Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1996) cet.1, h.60 8 Sa’dullah Assa’idi,Hadis-Hadis Sekte, h.61

Page 50: YASER MAULANA-FSH.pdf

39

Arinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”, (QS. Al-Imran (3): 103)

Yang dimaksud firqah dhalalah adalah orang, golongan, jamaah,

oranisasi, paguyuban, kelompok atau aliran yang tidak mengikuti syariat Islam

atau ajaran Al-Qur’an dan Sunnah secara penuh yang dibawa oleh Nabi

Muhammad Saw. Dalam arti hanya mengaku Islam sebagai ajarannya, Al-Qur’an

dan sunnah sebagai kedok landasan Hukum, sedangkan ajaran yang dijalankan

menyimpang dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah serta Ijma’ ulama.

Syariat yang mereka ikuti adalah buatan Amir atau Imam mereka secara “akal-

akalan”. Selain itu mereka menambah, mengurangi, memalsukan bahkan merubah

ajaran Islam dengan berkedok Islam, atau dengan kata lain firqah dhalalah adalah

golongan yang keluar dari ajaran Ahlus Sunah Wa al-jama’ah dan Ijma ulama

serta tidak mau mengikuti jalan Salafus Shalih.

Selain itu juga, aliran atau kelompok sesat didefinisikan MUI, sebagai

paham atau pemikiran yang dianut dan diamalkan oleh sebuah kelompok yang

bertentangan dengan akidah dan syariat Islam serta menyimpang dari dalil-dalil

syar’i.

Jadi kesesatan adalah kekeliruan pemahaman yang terkait dengan perkara

aqidah atau syariah, tapi diyakini kebenarannya yang konsekuensinya adalah

kekufuran.

Page 51: YASER MAULANA-FSH.pdf

40

B. Macam-Macam Aliran Sesat Di Indonesia

1. Paham Sesat Inkar Sunnah

Paham sesat ini muncul di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Mereka

menamakan pemgajian yang mereka adakan dengan sebutan kelompok

Qur’ani (kelompok pengikut Al-Qur’an).

Pengajian mereka cukup ramai dimana-mana di Jakarta. Dimanapun

mereka mengadakan pengajian, jamaahnya tinggal naik mobil antar jemput.

Beberapa masjid di Jakarta. Salah satunya pada masjid Asy-Syifa di Rumah

Sakit Pusat Cipto Mangun Kusumo, Jakarta. Pengajian tersebut dipimpin oleh

Haji Abdurrahman Pedurenan Kuningan Jakarta. Lalu muncul pula pengajian

yang dipimpin oleh Ust. H. Nawawi di Masjid Al-Burhan Pasar Rumput

Jakarta Selatan.

Pokok-pokok ajaran ingkar sunnah antara lain:9

1. Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah Saw. menurut mereka,

hadits itu bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.

2. Dasar hukum dalam Islam hanya Al-Qur’an saja.

3. Syahadat mereka : isyhadu biannana muslimin.

4. Shalat mereka bermacam-macam, ada yang shalatnya dua rakaat-dua

rakaat dan ada yang hanya eling (ingat) saja.

5. Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau seorang saja

yang melihat bulan, maka dialah yang wajib puasa. Mereka berpendapat

9 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 32

Page 52: YASER MAULANA-FSH.pdf

41

demikian merujuk pada ayat faman syahida minkumusy syahra fal

yashumhu.

6. Haji boleh dilakukan selama empat bulan haram, yaitu Muharram, Rajab,

Zul Qaidah, dan Zul Hijjah.

7. Pakaian ihram adalah pakaian orang Arab dan membikin repot. Oleh

karena itu waktu mengerjakan haji boleh memakai celan panjang dan baju

biasa serta memakai jas/dasi.

8. Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.

9. Nabi Muhammad tidak berhak untuk menjelaskan tentang ajaran Al-

Qur’an (kandungan isi Al-Qur’an).

10. Orang yang meninggal dunia tidak di shalati karena tidak ada perintah Al-

Qur’an.

2. Aliran Pembaru Isa Bugis

Isa Bugis lahir tahun 1926, dikota Bhaktie Aceh Pidie. Lalu ia

berdomisili di daerah Kayu Manis Jakarta Timur.

Isa Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam

berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. Seperti ideology komunis

dengan kapitalis, antara nur dan zhulumat.

Ia berusaha mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan akan

menolak semua hal-hal yang tidak bias di ilmiahkan atau tidak bias diterima

Page 53: YASER MAULANA-FSH.pdf

42

oleh akal. Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek

yang cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran.

Pokok-pokok Ajaran Isa Bugis, yaitu:10

a. Air Zam-zam di Makkah adalah air bekas bangkai orang arab.

b. Semua kitab tafsir Al-Qur’an yang ada sekarang harus di museumkan,

karena semuanya salah.

c. Menolak semua mukzizat para nabi dan rasul, seperti kisah Nabi Musa

AS. Membelah laut dengan tongkatnya dalam Al-Qur’an adalah dongeng

lampu Aladin.

d. Nabi Ibrahim AS. Menyembelih Ismail adalah dongeng.

e. Ka’bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun.

f. Ilmu fiqih, ilmu tauhid, dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang

mengajarkan ilmu ini harus disingkirkan ke pulau Seribu.

g. Al-Qur’an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami al-Qur’an tidak

perlu belajar bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.

h. Setiap orang yang intelek di beri kebebasan untuk menafsirkan Al-Qur’an

walau tidak mengerti bahasa Arab.

i. Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialism Arab.

j. Ajaran Qurban pada waktu Iedul Adha tidak ada dasar kebenarannya.

k. Mubaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama keluar tanah Arab

adalah pemabuk zhulumat yang haus darah dan harta.

10 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 39.

Page 54: YASER MAULANA-FSH.pdf

43

l. Indonesia adalah diantara sekian banyak korban-korban dari kebiadaban

Arabisme.

m. Lembaga pembaru (yang dipimpin Isa Bugis) adalah Nur. Sedangkan

orang atau golongan diluar lembaga pembaru Isa Bugis adalah zhulumat,

sesat serta kafir.

n. Sekarang masih periode Mekkah sehingga belum diwajibkan shalat.

Begitu juga minuman yang memabukkan seperti khamar dan sejenisnya

belum diharamkan.

3. Gerakan Darul Arqam

Gerakan Darul Arqam yang berasal dari Malaysia dan pernah

menghebohkan negeri itu serta telah dilarang disana sejak tanggal 15 Agustus

1994 yang lalu, sekarang masih berkembang juga di Indonesia. Kini kabanya

di Indonesia mereka berganti nama menjadi “Hawariyun”.

Gerakan ini mempunyai dana yang kuat. Mereka sebelum dilarang

sudah mampu membuat beberapa pabrik di Malaysia. Entah dari mana aliran

sesat Darul Arqam ini mendapat modal.

Pendiri Darul Arqam, Syaikh Ahmad Suhaimi mengaku bertemu

dengan Nabi Muhammad Saw. dalam keadaan terjaga, kemudian Nabi

Muhammad Saw. memberi Wirid yang kemudian disebut Aurad

Muhammadiyah. Klaim seperti itu bertentangan dengan Islam, karena Nabi

Page 55: YASER MAULANA-FSH.pdf

44

Muhammad jelas sudah wafat, dan syariat Islam sudah dinyatakan sempurna

oleh Allah SWT.

4. Gerakan Lembaga Kerasulan (L. K.)

Gerakan Lembaga Kerasulan ini banyak berkembang dikota-kota

besar. Anggota gerakan lembaga kerasulan ini mempunyai disiplin yang

tinggi. Ketaatan mereka pada imam (pimpinannya) luar biasa. Apa saja

perintah dari imam dipatuhi. Mereka berpaham bahwa rasul diutus sampai

hari kiamat. Rasul itu personnya. Oleh karena itu harus ada lembaga untuk

mengatur segala urusan serta persoalannya. Mereka beranggapan seorang

Rasul meninggal harus ada Rasul baru yang menggantinya untuk mengatur

lembaga tersebut. Rasul tersebut itulah imam mereka. Maka mereka

berkeyakinan, taat pada imam berarti dosa serta durhaka besar.

Pokok-pokok ajaran Gerakan Lembaga Kerasulan, yaitu:11

a. Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.

b. Wajib bai’at serta taat pada imam.

c. Dosa bisa ditebus dengan uang kepada imam. Besar kecilnya uang tebusan

tersebut tergantung kepada besar kecilnya dosa yang telah dilakukan.

Yang berhak menentukan uang tebusan itu sang imam.

d. Diluar kelompok mereka adalah kafir.

e. Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan di akadkan oleh imam

mereka dan orang tua tidak perlu diberi tahu.

11 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 43-44

Page 56: YASER MAULANA-FSH.pdf

45

f. Membagi suasana menjadi periode Mekkah dan Madinah. Sekarang masih

periode Mekkah dan belum wajib shalat, puasa, haji serta belum

diharamkan minuman yang memabukan seperti khamar dan yang lain-

lainnya.

g. Mengaji harus kepada imam dan sangat efektif terhadap kehadiran orang

lain.

5. Gerakan Ahmadiyah

Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India.

Mirza lahir 15 Februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India.

Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, kini sudah mempunyai sekitar

200 cabang. Pusatnya sekarang berada di Parung Bogor Jawa Barat,

mempunyai gedung yang mewah, perumahan para pimpinan atau pegawai

diatas tanah seluas 15 ha.

Pokok-pokok ajaran Ahmadiyah, yaitu:12

a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan.

Dia mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian

wahyu-wahyu itu dikumpulkan seluruhnya, sehingga merupakan sebuah

kita suci dan mereka memberi nama kiab suci itu Tadzkirah.

b. Mereka meyakini bahwa kitab suci tadzkirah sama sucinya dengan kitab

suci Al-Qur’an karena sama-sama wahyu dari tuhan.

12 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 60-62.

Page 57: YASER MAULANA-FSH.pdf

46

c. Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul tetap

diutus sampai hari kiamat juga.

d. Mereka mempunyai tempat suci tersendiri yaitu Qadian dan Rabwah.

e. Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah

dan sertifikat kavling surga tersebut dijual kepada jamaahnya dengan

harga yang sangat mahal.

f. Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah,

tetapi lelaki Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan

Ahmadiyah.

g. Tidak boleh bermakmum dengan (dibelakang) dengan imam yang bukan

Ahmadiyah.

h. Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan tahun sendiri yaitu nama

bulan: 1. Suluh; 2. Tabligh; 3. Aman; 4. Syahadah; 5. Hijrah; 6. Ikhsan; 7.

Wafa; 8. Zuhur; 9. Tabuk; 10. Ikha; 11. Nubuwah; 12. Fatah. Sedangkan

nama tahun mereka adalah Hijri Syamsyi (HS).

6. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) ini adalah nama baru dari

sebuah aliran sesat terbesar di Indonesia, yang selama ini sudah sering

berganti nama karena sering dilarang oleh pemerintah Indonesia.

Lembaga ini didirikan oleh mendiang Nurhasan Ubaidah Lubis, pada

awalnya bernama Darul Hadits, pada tahun 1951. Karena ajarannya

Page 58: YASER MAULANA-FSH.pdf

47

meresahkan masyarakat Jawa Timur, maka darul hadits dilarang oleh PAKEM

(Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) Jawa Timur. Setelah dilarang,

Darul Hadits berganti nama dengan Islam Jamaah. Karena ajaran sesatnya

meresahkan masyarakat, terutama Jakarta, maka aliran sesat islam jamaah ini

secara resmi dilarang disluruh Indonesia berdasrkan Surat Keputusan Jaksa

Agung RI. No. Kep-08/D.A./10.!971, Tanggal 29 Oktober 1971.

Karena sudah dilarang di seluruh Indonesia, maka imam Islam Jamaah

Nurhasan Ubaidah Lubis mencari taktik baru, yaitu mendekati dan meminta

perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo (Wakil Kepala Bakin dan Staf

OPSUS) waktu itu. Letjen Ali Murtopo adalah seorang jendral yang dikenal

sangat anti Islam.

Lalu setelah mendapat perlindungan dari Letjen Ali Murtopo maka

berkembang dengan nama Lemkari (Lembaga Karyawan Dakwah Islam),

namun kemudian namanya berubah menjadi LDII setelah mendapat anjuran

dari Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama lembaga karatedo

Republik Indonesia.

Pokok-pokok ajaran dari LDII, yaitu:13

a. Orang Islam diluar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk

kedua orangtua sekalipun.

13 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 74-76.

Page 59: YASER MAULANA-FSH.pdf

48

b. Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid

mereka, maka bekas tempat shalatnya dicuci karena diaanggap sudah

terkena najis.

c. Wajib taat kepada amir atau imam.

d. Mati dalam keadaan belum baiat kepada amir/imam LDII, maka akan mati

jahilliyah (mati kafir).

e. Al-Qur’an dan hadits yang boleh diterima adalah yang manqul (yang

keluar dari mulut imam atau amir mereka). Yang keluar/diucapkan oleh

mulut-mulut yang bukan amir atau imam mereka, maka haram untuk

diikuti.

f. Haram mengaji al-Qur’an dan Haditr kecuali kepada Imam/amir mereka.

g. Dosa bisa ditebus kepada sang imam, dan besarnya tebusan tergantung

besar-kecilnya dosa yang diperbuat, sedang yang menentukannya adalah

imam.

h. Harus rajin membayar infaq, shadaqah dan zakat kepada imam mereka,

dan haram mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah kepada orang lain.

i. Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil

ataupun dimiliki walaupun dengan cara apapun memperolehnya seperti

mencuri, merampok, korupsi, menipu, dll, asal tidak ketahuan/tertangkap.

Dan kalau berhasil menipu orang Islam diluar golongan mereka, dianggap

berpahala besar.

Page 60: YASER MAULANA-FSH.pdf

49

j. Harta, uang zakat, infaq, shadaqah yang sudah diberikan kepada imam,

haram dinyatakan kembali catatannya atau digunakan kemana uang

tersebut. Sebab kalau bertanya kembali pemanfaatan zakat tersebut kepada

imam, dianggap sama dengan menelan ludah yang sudah dikeluarkan.

k. Haram membagikan daging kurban atau zakat fitrah kepada orang Islam

diluar kelompok mereka.

l. Haram shalat di belakang imam yang bukan kelompok mereka, kalaupun

terpaksa sama sekali, tidak usah berwudhu karena shalatnya harus diulang

lagi.

m. Haram nikah dengan orang diluar kelompok.

n. Perempuan LDII kalau mau bertamu ke rumah orang yang bukan

kelompok mereka, maka memilih waktu pada saat haid, karena badan

dalam keadaan kotor (lagi haid) sehingga ketika (kena najis) di rumah non

LDII yang dianggap najis itu tidak perlu dicuci lagi sebab kotor dangan

kotor tidak apa-apa.

o. Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang bertamu di rumah mereka,

maka bekas tempat duduknya dicuci karena dianggap kena najis.

7. Gerakan Syiah

Syiah itu sebuah akar kata bermakna: pihak, puak, kelompok. Itulah

pengerian asli dari akar kata itu semenjak berabad-abad sebelum sejarah

Islam. setiap orang menyebut kata “Syiah” maka tertuju kepada “Syiah-Ali”,

Page 61: YASER MAULANA-FSH.pdf

50

yaitu kelompok masyarakat yang memihak Ali dan amat memuliakannya

beserta turunannya, dan kelompok itu lambat laun membangun dirinya

menjadi sebuah aliran di dalam Islam.14

Gerakan Syiah di Indonesia luar biasa aktifnya. Mereka sangat pintar

menempatkan orang-orangnya di posisi penting serta sangat lihai melobi para

pejabat pemerintah. Kelompok Syiah di Indonesia dengan dukungan yang

terang-terangan dari kedutaan besar di Iran.

Kesesatan dan penyimpangan Syiah:15

a. Syiah Itu memandang Imam itu Mashum (orang suci)

b. Syiah memandang bahwa menegakan kepemimpinan/pemerintahan

(Imamah) adalah rukun agama.

c. Syiah menolak hadits yang diriwayatkan oleh Ahlul Bait.

d. Syiah pada umumnya tidak mengakui ke khalifahan Abu Bakar, Umar,

dan Utsman.

e. Syi’ah menghalalkan nikah mut’ah (kawin kontrak) yang sudah

diharamkan oleh Nabi Saw.

f. Para imam yang dianggap ma’shum, itu bertentangan dengan Islam,

karena yang ma’shum hanyalah Nabi. Bahkan syiah sendiri sampai

kemudian membatasi kewenangan imam setelah kasus imam Khomeini

yang cenderung menuruti kehendak hawa nafsunya hingga akan

14 H. M. Joesoef Sou’yb, “Syiah Studi Tentang Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokohnya”,

(Jakarta: Al Husna Zikra, 1997), hal. 9. 15 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 116-117.

Page 62: YASER MAULANA-FSH.pdf

51

mengakibatkan hancurnya rakyat Iran karena tetap diharuskan berperang

dengan Irak, maka kemudian di batasilah wewenang imam.

g. Syiah menggunakan senjata Taqiyyah yaitu berbohong, dengan cara

menampakan sesuatu yang berbeda dengan sebenarnya, untuk

mengelabui.

Syiah percaya kepada Ar-Raj’ah, yaitu kembalinya roh-roh ke

jasadnya masing-masing di dunia ini sebelum kiamat di kala imam ghaib

mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-

anaknya untuk balas dendam kepada lawan-lawannya.

8. Lia Aminuddin dan Ajarannya

Lia Aminuddin, umur 51 Tahun, buku-buku yang telah dikeluarkannya

anatara lain: Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir; Pancasila Menuju

Zaman; Lembaran Al-Hira, Fatwa Jibril As Versus Fatwa MUI; Puisi-Puisi

Mendalami Kerukunan Nasional.

Beberapa ajaran Lia Aminuddin, yaitu:

a. Malaikat Jibril akan turun lagi ke bumi dan bersemayam di dalam diri Lia

Aminuddin, oleh sebab itu dimana pun Lia berada selalu bersama Jibril

AS.

b. Lia Aminuddin mengaku menjadi juru bicara Jibril AS. Dan mengaku

sebagai Nabi dan Rasul.

c. Lia Aminuddin mengaku mendapatkan Wahyu.

Page 63: YASER MAULANA-FSH.pdf

52

d. Lia Aminuddin mengaku mendapatkan mukjizat.

e. Agama yang dibawa oleh Lia Aminuddin bernama Salamullah/agama

perenialisme yang menghimpun seluruh agama.

f. Lia Aminuddin mengaku sebagai Imam Mahdi.

g. Ahmad Mukti (puteranya) dianggap sebagai Nabi Isa.

h. Abdul Rahman diyakini sebagai wakil/imam besar ajaran salamullah.

i. Air sumur salamullah berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit.

j. Mencukur segala jenis rambut yang ada di dalam tubuh, mulai dari rambut

kepala, ketiak, dll. Lalu membakarnya, hal itu dianggap sebagai bentuk

ibadah yang diperintahkan Jibril melalui Lia Aminuddin. Barang siapa

yang telah melakukan itu sama dengan bayi yang baru dilahirkan.

C. Kriteria Aliran Sesat Menurut MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebuah pedoman yang

berisi 10 kriteria untuk mengidentifikasi sebuah ajaran dinyatakan aliran sesat.

Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat apabila memenuhi

salah satu dari sepuluh kriteria," kata Ketua Panitia Pengarah Rapat Kerja

Nasional (Rakernas) MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas”. Sepuluh kriteria itu

adalah16 :

1. Mengingkari Rukun Iman dan Rukun Islam

16 http://www.antaranews.com/view/?i=1194346349&c=NAS&s=/diakses tanggal 22

November 2010

Page 64: YASER MAULANA-FSH.pdf

53

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai Dalil Syar`i (Al Qur`an

dan As Sunah)

3. Menyakini turunnya wahyu setelah Al Qur`an

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al Qur`an

5. Melakukan penafsiran Al Qur`an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan Hadist Nabi sebagai sumber ajaran Islam

7. Melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir

9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah

10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar`i

D. Aliran Sesat Menurut Pandangan Hukum Positif.

Sudah jelas bahwa di dalam hukum Islam aliran sesat haram hukumnya,

murtad bagi pelakunya dan pengikutnya, tidak diterima amal ibadahnya dan

disiksa diakhirat. Karena mengingat syariat Islam yang dibawa oleh utusan Allah

Nabi Muhammad Saw berarti menghancurkan agama dan syariat Islam serta

memecah belah umat.

Sedangkan di dalam hukum positif Indonesia yang mengatur mengenai

aliran sesat adalah :

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan

Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama dan KUHP.

Page 65: YASER MAULANA-FSH.pdf

54

Negara memiliki kewajiban untuk memberikan rasa aman dan nyaman

bagi warga negaranya dan warga negara asing, termasuk dalam menjalankan

kehidupan beragama. Apabila ada gangguan terhadap hal tersebut, misalnya

munculnya aliran sesat, maka negara harus segera mengambil tindakan, baik

secara hukum maupun non hukum.17

Negara mengatur masalah aliran sesat, dengan cara hukum adalah

dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pencegahan

Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Pasal-pasal yang melarang

adalah sebagai berikut:18

Pasal 1

Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

Pasal 2

(1) Barang siapa melanggar ketentuan tersebut dalam pasal 1 diberi perintah dan peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya itu di dalam suatu keputusan bersama Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.

(2) Apabila pelanggaran tersebut dalam ayat (1) dilakukan oleh Organisasi sesuatu aliran kepercayaan, maka Presiden Republik Indonesia dapat membubarkan Organisasi itu dan menyatakan Organisasi atau aliran tersebut sebagai Organisasi/ aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden

17 http:// bangkapos.com/ dwi haryadi/2007/11/11/aliran-sesat-dalam-kacamata-hukum/

diakses tanggal 6 Mei 2010 18 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1965.

Page 66: YASER MAULANA-FSH.pdf

55

mendapat pertimbangan dari Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.

Pasal 3

Apabila, setelah dilakukan tindakan oleh Menteri Agama bersama-sama Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden Republik Indonesia menurut ketentuan dalam pasal 2 terhadap orang, Organisasi atau aliran kepercayaan, mereka masih terus melanggar ketentuan dalam pasal 1, maka orang, penganut, anggota dan/atau anggota Pengurus Organisasi yang bersangkutan dari aliran itu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun.

Pasal 4

Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 56a

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalah-gunaan atau

penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga,

yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa."

2. Fatwa MUI

Selain pemeerintah yang mengatur masalah aliran sesat, MUI pun juga

ikut mengatur masalah aliran sesat ini MUI mengatur masalah ini dengan cara

mengeluarkan fatwa-fatwa kepada aliran-aliran atau organisasi-organisasi

yang menyesatkan. Seperti fatwa MUI tentang malaikat jibril mendampingi

Page 67: YASER MAULANA-FSH.pdf

56

manusia (kasus Lia Amnuddin), Fatwa MUI tentang aliran yang menolak

sunnah/hadits Rasul.

3. Beberapa Surat Keputusan dan Surat Edaran.

Selain Undang-Undang pemerintah juga mengikat mengenai aliran

sesat dengan mengeluarkan kebijakan melalui surat keputusan. Seperti Surat

Keputusan Bersama. Surat Keputusan Bersama sifatnya koordinatif antar

lembaga yang menandatanganinya. Kekuatan mengikatnya pun terbatas hanya

untuk kalangan internal instansi terkait, tidak mengikat pihak luar.19 Contoh

Surat Keputusan Bersama 3 menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Dalam

Negeri dan Jaksa Agung yang berlaku pada tanggal 9 Juni 2008 adalah SKB

yang ditujukan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Lalu juga ada Surat Edaran, seperti Surat Edaran yang dikeluarkan

oleh Departemen Agama (sekarang Kementrian Agama). Yaitu Surat Edaran

Dirjen Binmas Islam Dan Urusan Haji Nomor D/BA.01/3099/84 tanggal 20

september 1984 yang ditujukan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia.

19 http://hukumonline.com/mempersoalkan-skb-pelarangan-aliran-

sesat/2008/05/05/diakses tanggal 6 Mei 2010

Page 68: YASER MAULANA-FSH.pdf

57

BAB IV

PUTUSAN HAKIM PERADILAN AGAMA TENTANG ALIRAN SESAT

SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Jakarta Timur

1. Sejarah Lahirnya Peradilan Agama Jakarta Timur1

Sebagai kelanjutan dari sikap pemerintah Hindia Belanda terhadap

peradilan agama, pada tahun 1828 dengan ketetapan Komisaris Jenderal

tanggal 12 Maret 1828 nomor 17 khusus untuk Jakarta (Betawi) di tiap-tiap

distrik dibentuk satu majelis distrik yang terdiri dari :

a. Komandan Distrik sebagai Ketua.

b. Para penghulu masjid dan Kepala Wilayah sebagai anggota.

Majelis ada perbedaan semangat dan arti terhadap Pasal 13 Staatsblad

1820 Nomor 22, maka melalui resolusi tanggal 1 Desember 1835 pemerintah

di masa itu mengeluarkan penjelasan Pasal 13 Staatsblad Nomor 22 tahun

1820 sebagai berikut :

“Apabila terjadi sengketa antara orang-orang Jawa satu sama lain mengenai soal-soal perkawinan, pembagian harta dan sengketa-sengketa sejenis yang harus diputus menurut hukum Islam, maka para “pendeta” memberi keputusan, tetapi gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul dari keputusan dari para “pendeta” itu harus diajukan kepada pengadilan-pengadilan biasa”.

1 Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 20 November 2009, h. 1-3.

Page 69: YASER MAULANA-FSH.pdf

58

Penjelasan ini dilatarbelakangi pula oleh adanya kehendak dari

pemerintah Hindia Belanda untuk memberlakukan politik konkordansi dalam

bidang hukum, karena beranggapan bahwa hukum Eropa jauh lebih baik dari

hukum yang telah ada di Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1838

di Belanda diberlakukan Burgerlijk Wetboek (BW).

Akan tetapi dalam rangka pelaksanaan politik konkordansi itu, Mr.

Scholten van Oud Haarlem yang menjadi Ketua Komisi penyesuaian undang-

undang Belanda dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda membuat

sebuah nota kepada pemerintahnya, dalam nota itu dikatakan bahwa :

“Untuk mencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan mungkin juga perlawanan jika diadakan pelanggaran terhadap agama orang Bumi Putera, maka harus diikhtiarkan sedapat-dapatnya agar mereka itu dapat tinggal tetap dalam lingkungan (hukum) agama serta adat istiadat mereka ”.

Di daerah khusus Ibu kota Jakarta, berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 4 Tahun 1967 lahir Peradilan Agama Jakarta dan diadakan

perubahan kantor-kantor cabang Pengadilan Agama dari 2 kantor cabang

menjadi 4 kantor cabang, antara lain :2

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur.

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat.

d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

2 Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 20 November 2009, h 1-3

Page 70: YASER MAULANA-FSH.pdf

59

2. Wilayah Yurisdiksi

Wilayah kekuasaan hukum (yuridiksi) Pengadilan Agama Jakarta

Timur adalah wilayah daerah Kotamadya Jakarta Timur yang terdiri dari 10

(sepuluh) kecamatan dan 65 kelurahan. Adapun batas-batas wilayahnya

adalah:

a. Sebelah utara dengan : Kodya Jakarta Utara dan Kodya Jakarta Pusat

b. Sebelah barat dengan : Kodya Jakarta Selatan

c. Sebelah selatan dengan : Kabupaten Bogor /Kodya Depok

d. Sebelah timur dengan : Kabupaten Bekasi/Kota Bekasi

Luas wilayah : 18.877.77 Ha. Jumlah penduduknya 3.050.713 jiwa

(besumber data BAPEKO TAHUN 2003). Jumlah penduduk yang beragama

Islam 2.569.390 jiwa (bersumber data Depag. Tahun 2003). Kodya Jakarta

Timur adalah wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Jakarta Timur, adapun 10

wilayah kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kecamatan Matraman, terdiri dai 6 (enam) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 153.484 jiwa :

1) Kelurahan Kebon Manggis

2) Kelurahan Palmeriam

3) Kelurahan Pisangan Baru

4) Kelurahan Kayu Manis

5) Kelurahan Utan Kayu Utara

Page 71: YASER MAULANA-FSH.pdf

60

6) Kelurahan Utan Kayu Utara

7) Kelurahan Utan Kayu Selatan

b. Kecamatan Jatinegara, teridri dari 8 (delapan) Kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 250.186 jiwa :

1) Kelurahan Bali Mester

2) Kelurahan Bidaracina

3) Kelurahan Cipinang Besar Selatan

4) Kelurahan Cipinang Besar Utara

5) Kelurahan Cipinang Cempedak

6) Kelurahan Cipinang Muara

7) Kelurahan Rawa Bunga

8) Kelurahan Kampung Melayu Kecil

c. Kecamatan Pasar Rebo, terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 240.074 jiwa :

1) Kelurahan Baru

2) Kelurahan Cijantung

3) Kelurahan Gedong

4) Kelurahan Kalisari

5) Kelurahan Pekayon

d. Kecamatan kramat jati, terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 175.883 jiwa :

Page 72: YASER MAULANA-FSH.pdf

61

1) Kelurahan Balekambang

2) Kelurahan Batu Ampar

3) Kelurahan Cawang

4) Kelurahan Cililitan

5) Kelurahan Dukuh

6) Kelurahan Kampung Tengah

7) Kelurahan Kramat Jati

e. Kecamatan Pulogadung terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduk sebanyak 250.878 jiwa :

1) Kelurahan Cipinang

2) Kelurahan Jati

3) Kelurahan Jatinegara Kaum

4) Kelurahan Kayu Putih

5) Kelurahan Pisangan Timur

6) Kelurahan Pulogadung

7) Kelurahan Rawamangun

f. Kecamatan Cakung terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 251.184 jiwa :

1) Kelurahan Cakung Barat

2) Kelurahan Cakung Timur

3) Kelurahan Jatinegara

Page 73: YASER MAULANA-FSH.pdf

62

4) Kelurahan Penggilingan

5) Kelurahan Pulogebang

6) Kelurahan Rawa Terate

7) Kelurahan Ujung Menteng

g. Kecamatan Ciracas, terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 160.679 jiwa :

1) Kelurahan Cibubur

2) Kelurahan Ciracas

3) Kelurahan Kelapa Dua Wetan

4) Kelurahan Rambutan

5) Kelurahan Susukan

h. Kelurahan Cipayung terdiri dari 8 (delapan) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 171.883 jiwa :

1) Kelurahan Ceger

2) Kelurahan Cilangkap

3) Kelurahan Cipayung

4) Kelurahan Lubang Buaya

5) Kelurahan Munjul

6) Kelurahan Pondok Rangon

7) Kelurahan Setu

Page 74: YASER MAULANA-FSH.pdf

63

i. Kecamatan Makasar terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah

penduduk sebanyak 193.085 jiwa :

1) Kelurahan Cipinang Melayu

2) Kelurahan Halim

3) Kelurahan Kebon Pala

4) Kelurahan Pinang Ranti

5) Kelurahan Makasar

j. Kecamatan Duren Sawit terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya 203.280 jiwa :

1) Kelurahan Duren Sawit

2) Kelurahan Malaka Jaya

3) Kelurahan Pondok Kopi

4) Kelurahan Pondok Bambu

5) Kelurahan Klender

Page 75: YASER MAULANA-FSH.pdf

64

3. Struktur Organisasi

4. Denah Kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur

Lantai 1

Page 76: YASER MAULANA-FSH.pdf

65

Lantai 2

Lantai 3

5. Keterangan Gedung

Gedung Pengadilan Agama Jakarta Timur gedung lama, terletak di

Jakarta Timur, dengan alamat Jl. Raya Bekasi KM 18 Kel. Jatinegara, Kec.

Pulogadung Timur dibangun diatas tanah negara milik Pemda DKI dengan

luas tanah 360 M2, luas bangunan 360 M2, terdiri dari 2 lantai, dibangun

tahun 1979 di bawah APBN Depag RI, dengan keadaan yang demikian kecil

dan volume pekerjaan yang relatif padat, begitu pula dengan karyawan yang

berjumlah 59 orang ditambah dengan pegawai honorer 4 orang, maka gedung

Page 77: YASER MAULANA-FSH.pdf

66

tersebut tidak memadai lagi. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 1997/1998,

melalui anggaran APBN/ABBD DKI Jakarta Pemerintah telah membangun

tambahan gedung 1 lantai di lokasi yang sama seluas 360 m2, sehingga

sekarang ini menjadi 2 lantai dan 14 ruangan.

Gedung Baru Pengadilan Agama Jakarta Timur, berkedudukan di

Kelapa Dua Wetan alamat Jl. Raya PKP No. 24 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec.

Ciracas Kodya Jakarta Timur, Telp (021) 87717549 kode pos 13750 Gedung

Pengadilan Agama Jakarta Timur dibangun di atas nama hak pakai No. 28

Kodya Jakarta Timur dengan luas tanah 2.760 m2, luas bangunan 1400 m2

terdiri dari 3 lantai yang dibangun tahun 2003 dengan Dana Pemda DKI

Jakarta. Gedung baru kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur yang demikian

besar dan volume pekerjaan yang cukup padat begitu pula dengan karyawan

yang berjumlah 70 orang PNS, ditambah dengan pegawai honorer 13 orang,

pada tanggal 1 Maret 2004 seluruh karyawan/i dan membleir pindah ke kantor

tersebut sampai dengan sekarang.

Page 78: YASER MAULANA-FSH.pdf

67

6. Peta Lokasi

7. Daftar Nama Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur

No. Nama Golongan Terkahir

Pendidikan Terakhir

Tahun Menduduki Jabatan

1. KH. Moh. Ali II/d Pesantren 1962-1970 2. KH. Irsyat III/a S1 IAIN 1970-1980 3. Drs. Asmu’i Kasim Lubis III/b S1 IAIN 1980-1983 4. Drs. H. Supangat III/d S1 IAIN 1983-1989 5. Drs. H. Muhail III/d S1 IAIN 1989-1992 6. Drs. H. Abd. Manan CL, SH IV/a S1 IAIN

S1 UIA 1992-1994

7. H. Abdullah, SH IV/a S1 UID 1994-1996 8. Drs. H. Sudirman, M. SH IV/b SI IAIN

SI UIA 1996-1999

9. Drs. Hasan Bisri, SH, MH IV/b S1 IAIN S1 UMY

1999-2001

Page 79: YASER MAULANA-FSH.pdf

68

S1 UII 10. Drs. H. Sayed Usman, SH IV/a S1 IAIN

S1 UIC 2001-2004

11. H. Helmy Bakri, SH IV/c S1 UII 2004 - 2004 12. Drs. H Ruslan Harunar

Rasyid, SH. MH IV/c SL. IAIN 2004-2006

13. Drs. H Sarif Usman, SH. MH IV/c SL.IAIN 2006-2008 14. Drs. H. Wakhidun AR, SH,

M. Hum IV/c S2. STIH

Iblam 2008-sekarang

8. Daftar Nama Pengawai Kesekretariatan/Administrasi Pengadilan Agama

Jakarta Timur

No. Nama Golongan Terkahir

Pendidikan Terakhir

Keterangan

1. Hj. Siti Waingah, S.Pd.I IV/a S.Pd.I Wakil Sekretaris 2. Alfiah Yuliastuti, SH III/b SH Kasubbag.

Kepegawaian 3. Rohimah, SH. MH III/b S1 UIJ

S2 UIJ Kasubbag Keuangan

4. Muhammad Zuhri III/b SLA Kasubbag Umum

5. Susilowati, SH III/a SH Staf Kepegawaian

6. Hamim Naf’an, SHI III/a S1 UIJ Staf Kepegawaian

7. Rd. Yadi Sumadi, W II/a SLA Staf Umum 8. Muhammad Arsyi II/a SLA Staf Umum 9. Sanjaya Langgeng Santoso II/a SLA Bendahara 10. Sri Komalasari II/a SLA Pem Daftar Gaji 11. R. Desy Puspasari II/c D3.

Sekretaris Syaf Umum

Page 80: YASER MAULANA-FSH.pdf

69

9. Daftar Nama Pengawai Teknis Pengadilan Agama Jakarta Timur

No. Nama Golongan Terkahir

Pendidikan Terakhir

Keterangan

1. Drs. H. Wakhidun AR, SH, M.Hum

IV/c S2 STIH Iblam

Ketua/Hakim

2. Drs. H. Muh. Abduh Sulaeman, SH, MH

IV/c S2 UMI Wakil Ketua/Hakim

3. Hj. Munifah Djam’an, SH IV/b S1 IAIN Hakim 4. Dra. Hj. Saniyah KH IV/b S1 IAIN Hakim 5. Drs. Abu semen Bastoni, SH IV/c S1 IAIN

S1 Hukum Hakim

6. Drs. H Fauzi M Nawawi IV/b S1 IAIN Hakim 7. Dra. Nurroh Sunnah, SH IV/b S1 IAIN

S1 UIM Hakim

8. Hj. Yustimar, SH IV/b S1 UID Hakim 9. Drs.HM. Fadjri Rivai, SH.MH IV/b S1 IAIN

S2 Hukum Hakim

10. Hj. Nani Setyawati, SH IV/a S1 Untar Hakim

10. Daftar Nama Tenaga Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Timur

No. Nama Golongan Terkahir

Pendidikan Terakhir

Keterangan

1. Drs. H. Syaiful Anwar IV/b S1 IAIN Panitera/Sekretaris

2. H. Syamsuri, Agus, SH III/d S1 UIA Wakil Panitera 3. Ali Mushofa, SH III/d S1 UIA Panitera Muda

Gugatan 4. Pahrurrozi, SH III/c S1 UIA Panitera Muda

Hukum 5. H. Bangbang Sri

Pancala, SH III/d S1 Unta Panitera Muda

Permohonan 6. Drs. Ade Faqih III/c S1 UIJ Panitera

Pengganti 7. Siti Makbullah, SH III/c S1 UIJ Panitera

Pengganti 8. Aday, S.Ag III/c S1 Hukum Panitera

Pengganti

Page 81: YASER MAULANA-FSH.pdf

70

9. Syamsul Rizal, SH III/c S1 Hukum Panitera Pengganti

10. Sumaryuni, SH III/b S1 Hukum Panitera Pengganti

11. Hamdani, SHI III/b S1 Syari’ah Panitera Pengganti

12. Mastanah, SH III/b S1 Hukum Panitera Pengganti

13. Nova Asrul Lutfi, SH III/c S1 Hukum Panitera Pengganti

14. Hj. Spa Icthtiyatun, SH. MH

III/c S1 Hukum S2 Hukum

Panitera Pengganti

15. Idris M Ali, SH III/c S1 Hukum Panitera Pengganti

16. Dra. Siti Nurhayati III/d S1 IAIN Panitera Pengganti

17. Titiek Indriyaty, SH III/b S1 UIA Panitera Pengganti

18. Mahrus, LC III/a LIPIA Cakim/PP Lokal. 19. Achmad Cholil, S.Ag III/a S1 IAIN Cakim/PP Lokal 20. Sutini, S,Ag III/c S1

Tarbiyah Staf Panmud Hukum

21. Mohamad Edwar II/a Man Staf Panmud Hukum

22. Sirajuddin Haris II/a Man Staf Panmud Hukum

23. M. Dirwansyah Ridlah II/a Man Staf Panmud Gugatan

24. Shofa Qolbi Djabir, LC III/a S1 Syari’ah Cakim/PP Lokal 25. Khoerunnisa, SHI III/a S1 Syari’ah Cakim/PP Lokal 26. Siti Mahbubah III/a S1 Syari’ah CPP 27. Hisni Mubarok III/a S1 Syari’ah CPP

Page 82: YASER MAULANA-FSH.pdf

71

11. Daftar Nama Kejurusitaan Pengadilan Agama Jakarta Timur

No. Nama Golongan Terkahir

Pendidikan Terakhir

Keterangan

1. Zulkipli III/b SLA Juru Sita 2. Moch. Sidik III/b SLA Juru Sita 3. Burhamzah III/a SLA Juru Sita

Pengganti 4. Budi Sukirno III/a SLA Juru Sita

Pengganti 5. Obang Hasyim. A II/c SLA Juru Sita

Pengganti 6. Ikbal Bisry II/b SLA Juru Sita

Pengganti 7. Sri Mulyati III/b S.Ag Juru Sita

Pengganti 8. Veny Rarmawati II/b SLA Juru Sita

Pengganti 9. Rahmah Sufiyah, SH III/b S1. Hukum Juru Sita

Pengganti 10. Tati Yulianti III/a SLA Juru Sita

Pengganti 11. Muhammad Sayhon II/a SLA Juru Sita

Pengganti

B. Kronologis Kasus Perceraian Di Pengadilan Agama Jakarta Timur nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT

M. Martein Malik Bin Yusril Malik, umur 31 tahun, agama Islam,

pendidikan D II, pekerjaan karyawan, tempat tinggal di jalan Kapuk II Rt. 02 Rw

05 No. 14, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur yang

selanjutnya disebut Pemohon. Pada tanggal 08 Januari 2009 mengajukan surat

pemohonanan kepada Pengadilan Agama Jakarta Timur dengan Nomor Registrasi

055/Pdt.G/2009/PAJT. Pemohon bermaksud memohon kepada Pengadilan

Page 83: YASER MAULANA-FSH.pdf

72

Agama Jakarta Timur untuk menjatuhkan talak kepada istrinya yaitu Yuniarti

Binti Aksan, umur 27 tahun, agama Islam, pendidikan D III, pekerjaan karyawati,

tempat tinggal di Jalan Kapuk III Rt. 02 Rw. 05 No. 14, Kelurahan Klender,

Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, selanjutnya disebut Termohon.

Dalam surat permohonan yang diajukan pemohon pada pokoknya

mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Pada hari Sabtu, tanggal 23 Agustus 2003, telah berlangsung pernikahan

antara pemohon dan termohon, tercatat di PPN KUA Kecamatan Pandaan,

Lamongan , Jawa Timur, dengan Akta Nomor 506/96/VIII/2003, tanggal 23

agustus 2003.

Setelah menikah kehidupan rumah tangga pemohon dan termohon dalam

keadaan rukun, dan telah berhubungan badan sebagaimana layaknya suami istri

dan bertempat tinggal bersama di Jalan Kapuk III Rt. 02 Rw. 05 No. 14,

Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur dan dikaruniai 2

(dua) orang anak bernama :

1. Alfa Raditya Malik, lahir tanggal 19 Juni 2004.

2. Tsabitah Rona Malik, lahir tanggal 08 April 2006.

Lalu kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon berubah menjadi

tidak harmonis lagi dan goyah, setidaknya terjadi mulai bulan Agustus tahun

2006, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

Page 84: YASER MAULANA-FSH.pdf

73

1. Antara pemohon dan termohon berubah menjadi sudah tidak ada kecocokan

dalam membina rumah tangga.

2. Termohon tidak taat kepada pemohon

3. Termohon sering ikut pengajian-pengajian yang tidak jelas dan termohon suka

ikut demo-demo dalam perkumpulan tersebut, apabila ditanya oleh pemohon,

termohon selalu marah.

4. Orang tua termohon suka ikut campur dalam urusan rumah tangga pemohon

dan termohon

Kemudian pemohon dan termohon masih satu rumah, namun sejak bulan

agustus 2006 kurang lebih 2 tahun sudah pisah ranjang dan sudah tidak

berhubungan badan sebagaimana layaknya suami istri.

Lalu pemohon dan termohon telah berupaya untuk mengatasi masalah

tersebut dengan jalan atau cara bermusyawarah atau berbicara dengan termohon

secara baik tetapi tidak berhasil.

Akhirnya dengan sebab-sebab tersebutlah, maka pemohon merasa rumah

tangga antara pemohon dan termohon tidak bisa dipertahankan lagi, karena

perselisihan dan pertengkaran secara terus-menerus yang berkepanjangan dan

sulit diatasi dan tidak dapat diharapkan lagi, maka pemohon berkesimpulan lebih

baik bercerai dengan termohon.

Page 85: YASER MAULANA-FSH.pdf

74

C. Pertimbangan dan Putusan Hakim Dalam Kasus Perceraian di Pengadilan

Agama Jakarta Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT

Pada hari sidang yang telah ditetapkan pemohon datang menghadap, akan

tetapi termohon tidak datang menghadap atau menyuruh rang lain menghadap

sebagai kuasanya meskipun telah dipanggil dengan patut yaitu panggilan pertama

tanggal 15 Januari 2009 dan panggilan kedua tanggal 22 Januari 2009 sesuai

dengan pasal 27 peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975, sedangkan tidak

terbukti bahwa tidak datangnya termohon itu disebabkan sesuatu halangan yang

sah.

Setelah dibacakan surat permohonannya pemohon menyatakan tetap

bertahan pada isi permohonannya. Dalam memperkuat dalil-dalilnya, pemohon

telah mengajukan bukti-bukti tertulis berupa fotokopi yang telah disesuaikan

dengan aslinya dan bermaterai cukup, yaitu:

Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 506/96/VIII/2003, tanggal 23 agustus

2003 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Pandaan,

Lamongan, Jawa Timur.

Selain mengajukan bukti-bukti tertulis, pemohon telah pula mengajukan 2

(dua) orang saksi yaitu:

1. Waskanah Binti Munasih, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah

tangga, tempat tingga Di Jalan Kapuk III Rt 02 Rw 05 No. 14, Kelurahan

Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Page 86: YASER MAULANA-FSH.pdf

75

2. Moh. Irwandi Malik Bin Yusril Malik, umur 30 tahun, agama Islam,

pekerjaan anggota polri, tempat tinggal di Jalan Kapuk III Rt. 02 Rw 05 No.

14, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Saksi keluarga yang pertama yang diajukan pemohon dibawah sumpahnya

menerangkan:

1. Saksi adalah saudara sepupu pemohon dan kenal dengan termohon sebagai

istri pemohon

2. Saksi mengetahui antara pemohon dan termohon adalah suami istri yang

menikah pada tahun 2003 dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak.

3. Saksi mengetahui pada mulanya rumah tangga pemohon dan termohon

berjalan harmonis, akan tetapi sejak 2 tahun lalu sampai sekarang sudah tidak

harmonis lagi sering terjadi pertengkaran dan percekcokan disebabkan

termohon sangat malas tidak mau mengurus rumah tangga dan sering

meninggalkan anaknya tanpa izin pemohon, jika ditanya alasannya termohon

suka ikut demo-demo.

4. Pemohon dan termohon saat ini masih satu rumah, akan tetapi sudah 2 tahun

pisah ranjang sampai sekarang.

5. Saksi telah berusaha menasehati pemohon dan termohon agar bersabar,

namun tidak berhasil.

Saksi keluarga yang kedua yang diajukan pemohon di bawah sumpahnya

menerangkan:

Page 87: YASER MAULANA-FSH.pdf

76

1. Saksi adalah adik kandung pemohon dan kenal dengan termohon sebagai istri

pemohon.

2. saksi mengetahui antara pemohon dan termohon adalah suami istri yang

menikah pada tahun 2003 dan telah dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki

dan 1 (satu) orang anak perempuan.

3. Saksi mengetahui pada mulanya rumah tangga pemohon dan termohon

berjalan harmonis, akan tetapi sejak 2 tahun lalu sampai sekarang sudah tidak

harmonis lagi sering terjadi pertengkaran dan percekcokan disebabkan

termohon sangat malas tidak mau mengurus rumah tangga dan sering

meninggalkan anaknya tanpa izin pemohon, jika ditanya alasannya termohon

suka ikut demo-demo.

4. Pemohon dan termohon saat ini masih satu rumah, akan tetapi sudah 2 tahun

pisah ranjang sampai sekarang.

5. Saksi telah berusaha menasehati pemohon dan termohon agar bersabar,

namun tidak berhasil.

Atas keterangan saksi tersebut, pemohon membenarkan dan tidak

menyatakan bertahan dan keberatannya, kemudian dalam kesimpulannya

menyatakan tidak akan mengajukan hal-hal lain atau sesuatu apapun juga dan

mohon putusan.

Lalu mengenai hukumnya maksud dan tujuan permohonan pemohon

sebagaimana tersebut di atas. Termohon meskipun telah di panggil dengan patut

Page 88: YASER MAULANA-FSH.pdf

77

tidak datang menghadap dan bahwa tidak datangnya itu disebabkan sesuatu

halangan yang sah, maka termohon dinyatakan tidak hadir.

Berdasarkan Bukti Berupa Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor

506/96/VIII/2003 yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Pandaan,

Lamongan, Jawa Timur (bukti P1), terbukti antara pemohon dan termohon adalah

suami istri yang sah.

Lalu majelis hakim telah berusaha memberikan nasihat kepada pemohon

agar rukun kembali, sebagaimana dikehendaki oleh pasal 39 ayat (1) undang-

undang nomor 1 tahun 1974 Jo. Pasal 65 peraturan pemerintah nomor 9 tahun

1975, namun tidak berhasil.

Berdasarkan pengakuan pemohon dan keterangan 2 (dua) orang saksi di

bawah sumpahnya menerangkan bahwa sejak bulan agustus tahun 2006 antara

pemohon dan termohon telah terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

yang sulit di damaikan, disebabkan antara pemohon dan termohon tidak ada

kecocokan dalam membina rumah tangga, termohon tidak taat kepada pemohon

dan sering ikut pengajian-pengajian yang tidak jelas, serta orang tua termohon

sering ikut campur dalam urusan rumah tangga pemohon dan termohon, yang

akhirnya antara pemohon dan termohon sudah pisah ranjang sejak bulan agustus

2006 sampai dengan sekarang.

Kemudian ternyata dari perkawinan pemohon dengan termohon telah

dikaruniai 2 (dua) orang anak yang bernama:

Page 89: YASER MAULANA-FSH.pdf

78

1. Alfa Raditya Malik, lahir tanggal 19 Juni 2004

2. Tsabitah Rona Malik, lahir tanggal 08 April 2006.

Dengan fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa rumah tangga pemohon

dan termohon tidak harmonis lagi dimana antara pemohon dan termohon telah

pisah ranjang selama 2 tahun tanpa nafkah lahir dan batin, maka keadaan rumah

tangga yang demikian tersebut tidak lagi sesuai dengan maksud surat Ar-Rum

ayat (21) yaitu rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah Jo. Pasal 1

Undang-undang nomor 1 tahun 1974.

Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas permohonan pemohon

telah memenuhi ketentuan pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun

1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam.

Lalu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, ternyata

permohonan pemohon tersebut, tidak melawan hukum dan beralasan, maka

pengadilan berpendapat bahwa permohonan pemohon dapat dikabulkan.

Perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan pasal 89

ayat (1) undang-undang nomor 7 ahun 1989 telah diperbaharui undang-undang

nomor 3 tahun 2006, biaya perkara dibebankan kepada pemohon.

Pasal-pasal peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan

hukum islam yang berkenaan dengan perkara ini.

Page 90: YASER MAULANA-FSH.pdf

79

D. Analisis Penulis

Langgeng kehidupan dalam ikatan perkawinan merupakan suatu tujuan

yang diutamakan dalam Islam. Akad nikah diadakan untuk selamanya dan

seterusnya agar suami istri bersama-sama dapat mewujudkan rumah tangga

sebagai tempat berlindung, menikmati curahan kaih sayang dan dapat memelihara

anak-anaknya sehingga mereka dapat tumbuh dengan baik.

Jika ikatan antara suami dan istri sedemikian itu kuatnya, tidak sepatutnya

dirusak dan disepelekan. Setiap usaha untuk menyepelekan hubungan pernikahan

dan melemahkannya sangat dibenci oleh Islam, karena ia merusak kebaikan dan

menghilangkan kemaslahatan antara suami istri. Siapa saja yang merusak

hubungan suami istri, Islam memandangnya telah keluar dari Islam dan tidak

mempunyai tempat terhormat dalam Islam.

Apabila mitsaqun ghalizhun (perjanjian yang kokoh) dalam perkawinan

itu disepelekan maka dapat terjadi kehancuran dalam rumah tangga. Dan yang

menjadi tujuan dari perkawinan yaitu membentuk keluarga yang sakinah,

mawaddah, dan rohmah tidak akan tercapai. Maka bisa terjadi putusnya

perkawinan yakni melalui jalan perceraian.

Sedangkan yang dimaksud dengan aliran sesat adalah aliran yang tidak

mengikuti syariat Islam atau ajaran Al-Qur’an dan Sunnah secara penuh yang

dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Dalam arti hanya mengaku Islam sebagai

ajarannya, Al-Qur’an dan sunnah sebagai kedok landasan Hukunya, sedangkan

Page 91: YASER MAULANA-FSH.pdf

80

ajaran yan dijalankan menyimpang dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan

Sunnah serta Ijma’ ulama. Syariat yang mereka ikuti adalah buatan Amir atau

Imam mereka secara “akal-akalan”. Selain itu mereka menambah, mengurangi,

memalsukan bahkan merubah ajaran Islam dengan berkedok Islam.3

Aliran sekte, atau jemaat yang ajarannya menyimpang dari ajaran agama

islam adalah haram hukumnya, murtad bagi pelakunya dan pengikutnya, tidak

diterima amal ibadahnya. Karena mengingat syariat islam yang dibawa oleh

utusan Allah Nabi Muhammad Saw berarti menghancurkan agama dan syariat

Islam serta memecah belah umat. Allah memerintahkan kepada hambanya agar

mengikuti ajara-Nya dan tidak membuat ajaran sendiri.

Seperti dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur No.

055/Pdt.G/2009/PAJT yang disebabkan oleh istri pengikut aliran sesat.

Dalam perkara ini M. Martein Malik Bin Yusril Malik selaku pemohon

mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Timur untuk

menceraikan Istrinya yaitu Yuniarti Binti Aksan dengan alasan-alasan antar lain:

Antara pemohon dan termohon berubah menjadi sudah tidak ada kecocokan

dalam membina rumah tangga, Termohon tidak taat kepada pemohon, Termohon

sering ikut pengajian-pengajian yang tidak jelas dan termohon suka ikut demo-

demo dalam perkumpulan tersebut, apabila ditanya oleh pemohon, termohon

3 Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Aliran Aliran Dalam Islam dan CIri-Ciri Ajarannya,

(Jakarta; Pustaka al Riyald ), cet VI, h.19

Page 92: YASER MAULANA-FSH.pdf

81

selalu marah, orang tua termohon suka ikut campur dalam urusan rumah tangga

pemohon dan termohon.

Hemat penulis, inti dari alasan perceraian ini adalah perselisihan dan

pertengkaran terus menerus hal ini sesuai dengan pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam.

Perselisihan dan pertengkaran ini di picu oleh istri yang menjadi pengikut aliran

sesat.

“Dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur nomor

055/Pdt.G/2009/PAJT, aliran sesat bukan sebagai alasan perceraian akan tetapi

sebagai pemicu terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara pemohon dan

termohon”.4

Lalu mengenai pembuktian pemohon mengajukan berupa Fotokopi

Kutipan Akta Nikah Nomor 506/96/VIII/2003 yang dikeluarkan Kantor Urusan

Agama Kecamatan Pandaan, Lamongan, Jawa Timur dan keterangan dari dua

orang saksi.keterangan dari saksi-saksi tersebut saling berhubungan dan saling

bersesuaian satu sama lain.

Hemat penulis mengenai alat bukti surat sudah sesuai dengan Pasal 165

HIR yang bukti surat tersebut adalah bukti otentik yang telah memenuhi syarat

formil dan syarat meteriil sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang

4 Wawancara Pribadi dengan Munifah Djam’an, Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Timur, pada tanggal 3 Juni 2010.

Page 93: YASER MAULANA-FSH.pdf

82

sempurna, sedangkan alat bukti saksi juga sudah sesuai dengan Pasal 22 ayat 2

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.

Lalu yang menjadi landasan hakim dalam memutuskan perkara ini adalah

Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf

(f) Kompilasi Hukum Islam.

Hemat penulis seharusnya hakim juga memasukan pasal 116 KHI huruf

(h) yang berbunyi “peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidak rukunan dalam rumah tangga”. Karena menurut penulis pemohon jelas

menyatakan dalam putusan bahwa sang istri pengikut pengajian-pengajian yang

tidak jelas dan suka ikut demo-demo pengajian tersebut. Maka seharusnya hakim

menambahkan pasal 116 KHI huruf (h) sebagai landasan putusan.

“Yang menjadi landasan hakim dalam memutuskan perkara ini adalah

Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf

(f) Kompilasi Hukum Islam. sedangkan istri mejadi pengikut aliran sesat hanya

sebagai pemicu terjadinya perselisihan dan pertengkaran”.5 Jadi seperti yang

dijelaskan di atas seharusnya Hakim menambahkan pasal 116 Kompilasi Hukum

Islam huruf (h) dalam memutuskan perkara ini.

5 Wawancara Pribadi dengan Munifah Djam’an, Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Timur, pada tanggal 3 Juni 2010.

Page 94: YASER MAULANA-FSH.pdf

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis putusan Pengadilan Agama Jakarta

Timur Nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT, dapat diambil kesimpulan aliran sesat

sebagai penyebab perceraian adalah sebagai berikut:

1. Alasan-alasan perceraian menurut hukum Islam adalah tidak ada lagi

keserasian dan keseimbangan dalam suasana rumah tangga, tidak ada lagi rasa

kasih sayang yang merupakan tujuan dan hikmah dari perkawinan; karena

salah satu pihak berpindah agama (murtad); salah satu pihak melakukan

perbuatan keji yang dilarang agama; istri meminta cerai kepada suami dengan

alasan suami tidak berapologi dengan alasan yang dicari-cari dan

menyusahkan istri; suami tidak memberi apa yang seharusnya menjadi hak

istri; suami melanggar janji yang pernah diucapkan sewaktu akad pernikahan

(taklik talak). Sedangkan alasan perceraian menurut hukum positif adalah di

dalam muatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1975

Tentang Pelaksanaan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan menerangkan, dan didalam KHI pasal 116 dan menjelaskan

bahwa alasan-alasan perceraian sebagai berikut: salah satu pihak berbuat zina

atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar

Page 95: YASER MAULANA-FSH.pdf

84

disembuhkan; salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal

lain luar kemampuanya; salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima)

tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; salah

satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain; salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau

penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai

suami/isteri; antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga; suami melanggar taklik-talak; peralihan agama atau murtad yang

menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga.

2. Aliran sesat menurut hukum Islam, dalam bahasa kata aliran adalah

terjemahan dari kata arab ا����� suku kata arab berbentuk tunggal (د���) dan

bentuk jamaknya ق� yang mempunyai banyak makna diantaranya : aliran,

golongan, dan faham. Membuat aliran sekte, atau jemaat yang ajarannya

menyimpang dari ajaran agama islam adalah haram hukumnya, murtad bagi

pelakunya dan pengikutnya, tidak diterima amal ibadahnya dan disiksa

diakhirat. Karena mengingat syariat Islam yang dibawa oleh utusan Allah

Nabi Muhammad Saw berarti menghancurkan agama dan syariat Islam serta

memecah belah umat. Allah memerintahkan kepada hambanya agar mengikuti

ajara-Nya dan tidak membuat ajaran sendiri. kesesatan adalah kekeliruan

Page 96: YASER MAULANA-FSH.pdf

85

pemahaman yang terkait dengan perkara aqidah atau syariah, tapi diyakini

kebenarannya yang konsekuensinya adalah kekufuran. Sedangkan aliran sesat

dalam pandangan hukum positif dapat dilihat dalam pasal 1 dan 4 Undang-

Undang No. 1 Tahun 1965, yang bunyinya:

a. Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan,

menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan

penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau

melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-

kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana

menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

b. Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang

berbunyi sebagai berikut: Pasal 56a Dipidana dengan pidana penjara

selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum

mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:

1) yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalah-gunaan atau

penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

2) dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga,

yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

3. Dalam kasus perceraian putusan nomor 055/Pdt.G/2009/PAJT Pengadilan

Agama Jakarta Timur, alasan yang diberikan oleh pemohon adalah istri

pengikut aliran sesat, dan menurut hakim istri pengikut aliran sesat hanya

Page 97: YASER MAULANA-FSH.pdf

86

sebagai pemicu terjadinya perselisihan dan pertengkaran sesuai dengan pasal

19 huruf ( f ) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan

UU No 1 Tahun 1974 jo pasal 116 Kompilasi Hukum Islam huruf ( f ), oleh

karena itu yang menjadi dasar hakim menetapkan memberi ijin kepada

pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap termohon.

B. Saran-Saran

Saran-saran yang diberikan penulis mengenai perkara perceraian adalah

sebagai berikut :

1. Dalam perkara perceraian Pengadilan Agama dalam putusannya sering kali

mengambil dasar Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.

Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Yang seharusnya dapat mengambil dasar

pasal-pasal lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Apabila tejadi perselisihan dalam rumah tangga maka upayakanlah

perdamaian antara suami dan isteri dan jika tidak berhasil kirimlah hakam

atau juru damai dari pihak suami atau isteri.

3. Sebagai makhluk Allah yang beriman harus mempunyai ketelitian dalam

ajaran-ajaran mengenai Islam. Kadangkala kita sering tertipu akan kehebatan

suatu tokoh atau aliran yang ternyata dapat menyesatkan kita ke jurang ke

kufuran.

Page 98: YASER MAULANA-FSH.pdf

87

4. Bagi pemerintah agar lebih mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam mengenai perkawinan khususnya

hak dan kewajiban suami dan istri kepada masyarakat.

Page 99: YASER MAULANA-FSH.pdf

88

DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Semarang; CV Toha Putra,

Edisi Baru Revisi Terjemah,1989) Abdullah bin Yazin Al-Qazwainiy, Abi. Sunan Ibnu Majah. Beirut, Lebanon: Daar

Al- Fikr, 1994. Abdullah, Sufyan Raji. Mengenal Aliran Aliran Dalam Islam dan CIri-Ciri

Ajarannya. Jakarta: Pustaka al Riyald. Abdurrahman. 2004. Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Akademika Pressindo. Abidin, Slamet & Aminuddin. Fiqih Munakahat II. Bandung : CV. Pustaka Setia,

1999, Cet. Ke-1. Arto, Mukri. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Jakarta : Pustaka

Pelajar, 2003, cet. ke-4. Anwar, Dessy. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Abdi Tama,

2001. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta, 1998. Assa’idi, Sa’dullah. Hadis-Hadis Sekte. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996, Cet.1 Ayub, Syaikh Hasan. Fikih Keluarga. Pustaka Al-Kautsar Departemen Agama. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta : Dirjen Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam/Proyek Peningkatan Sarana PT IAIN, 1987, cet. ke- 3.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Talak Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ichtiar

Baru An Hoeve, 1994), cet. Ke-3, jilid 5. Furchan, Arief. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif : Suatu Pendekatan Fenomologis

Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial. Surabaya : Usaha Nasional, 1992. Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana, 2003. Hamidy, Muhammad. Perkawinan Dan Permasalahannya. Surabaya : Bina Ilmu, 1980.

Page 100: YASER MAULANA-FSH.pdf

89

Jaiz, Hartono Ahmad. 2010. Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mustofa Al-Khin, Mustofa Al-Bugho, dan Ali Asy-Syarbaji. 2005. Kitab Fiqh

Madzhab Syafi. Kuala Lumpur: Prospecta Printers SDN BHD

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998. Sabiq,Sayyid. Fiqh Sunnah jilid 3. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006. Sou’yb, M. Joesoef. 1997. “Syiah Studi Tentang Aliran-Aliran dan Tokoh-

Tokohnya”. Jakarta: Al Husna Zikra. Subekti, R. & Tjirosudibio, R. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata: Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha, 2004, cet. ke- 35.

Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta : PT. Intermasa, 1995, cet. ke- 27. Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis besar Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media. Syarifudin, Amir. 2007. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh

Munakahat dan UU Perkawinan. Jakarta: Kencana. Talib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia, Berlaku Bagi Umat Islam. Jakarta: UI

Press, 1982. Taqiyyuddin. Kifayat Al-Akhyar, Juz II. Bandung : Al Ma’arif. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1965 Waluyo, Bambang. 2006. Penelitian Hukum dalam Peraktek. Jakarta: sinar grafika. al- Wasith, Al Mu’jam. Turky: Maktabah Al-Islamiyah. Yogaswara, A. dan Jalidu, Maulana Ahmad. 2008. Aliran Sesat dan Nabi-Nabi

Palsu”Riwayat Aliran Sesat dan Para Nabi Palsu di Indonesia”. Yogyakarta: Narasi.

http:// bangkapos.com/ dwi haryadi/2007/11/11/aliran-sesat-dalam-kacamata-

hukum/diakses tanggal 6 Mei 2010.

Page 101: YASER MAULANA-FSH.pdf

90

http://hukumonline.com/mempersoalkan-skb-pelarangan-aliran-sesat/2008/05/05/ diakses tanggal 6 Mei 2010.

http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/diakses

tanggal 6 Mei 2010