persembahkan hidupmu untuk melayani masyarakat

12
Sabda Sathya Sai 37 2004 Halaman | 1 PERSEMBAHKAN HIDUPMU UNTUK MELAYANI MASYARAKAT Wacana yang disampaikan oleh Bhagawan Sri Sathya Sai Baba pada tanggal 23 November 2004 (Ulang tahun Beliau ke-79), di Prashanti Nilayam, Sai Kulwanth Hall Semua pendidikan, semua kekuasaan dan jabatan, semua tindakan kedermawanan dan pelayanan akan memiliki sedikit nilai jika tanpa adanya empat nilai luhur seperti : Kebenaran (Sathya), Kebajikan (Dharma), kasih sayang (prema) dan tanpa kekerasan (ahimsa). (Puisi Telugu) Perwujudan Kasih! Kalian sedang melupakan tujuan dari kelahiran kalian ke dunia ini. Dimanapun kalian berada maka kalian harus mengingat 3 hal yaitu: darimana kalian berasal? Dimana kalian berada saat sekarang? Dan apakah tujuan dari kelahiran kalian ke dunia ini? Seandainya kalian memasukkan surat ke dalam kotak surat di kantor pos maka dalam surat itu harus berisi alamat asal dan alamat tujuan surat itu. Jika kedua alamat itu tidak tercantum di dalam surat itu maka kemanakah surat itu akan sampai? Maka surat itu akan ditaruh di dalam kotak surat yang tidak ada alamatnya. Sama halnya, sekarang kalian ada di dunia ini sekarang tanpa mengetahui kedua alamat ini. Maka kalian dapat membayangkan apa yang akan

Upload: nyoman-sumantra

Post on 11-Mar-2016

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

WEjangan Bhagavan pada perayaan ulang tahun Beliau ke 79 pada tgl 23 November 2004. Wejangan Beliaa berintikan tentang sucikan kehidupan dengan melakukan pelayanan pada masyarakat.

TRANSCRIPT

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 1

PERSEMBAHKAN HIDUPMU UNTUK MELAYANI MASYARAKAT

Wacana yang disampaikan oleh Bhagawan Sri Sathya Sai Baba pada tanggal 23 November

2004 (Ulang tahun Beliau ke-79), di Prashanti Nilayam, Sai Kulwanth Hall

Semua pendidikan, semua kekuasaan dan jabatan, semua tindakan kedermawanan dan

pelayanan akan memiliki sedikit nilai jika tanpa adanya empat nilai luhur seperti : Kebenaran

(Sathya), Kebajikan (Dharma), kasih sayang (prema) dan tanpa kekerasan (ahimsa).

(Puisi Telugu)

Perwujudan Kasih!

Kalian sedang melupakan tujuan dari

kelahiran kalian ke dunia ini. Dimanapun

kalian berada maka kalian harus mengingat

3 hal yaitu: darimana kalian berasal?

Dimana kalian berada saat sekarang? Dan

apakah tujuan dari kelahiran kalian ke dunia

ini? Seandainya kalian memasukkan surat

ke dalam kotak surat di kantor pos maka

dalam surat itu harus berisi alamat asal dan

alamat tujuan surat itu. Jika kedua alamat

itu tidak tercantum di dalam surat itu maka

kemanakah surat itu akan sampai? Maka

surat itu akan ditaruh di dalam kotak surat

yang tidak ada alamatnya. Sama halnya,

sekarang kalian ada di dunia ini sekarang

tanpa mengetahui kedua alamat ini. Maka

kalian dapat membayangkan apa yang akan

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 2

terjadi dengan orang ini. Maka dari itu

kalian harus mendapatkan jawaban

setidaknya satu dari tiga pertanyaan diatas.

Jika tidak maka hidup kalian akan menjadi

sia-sia.

Ada sebuah cerita pendek. Para

pengusaha yang tinggal di daerah muara

sungai di sebelah timur dan barat Godavari

di Andhra Pradesh menggunakan jasa

perahu untuk dapat menyebrangi sungai.

Pada suatu hari, ada seorang pengusaha

sedang menyebrang sungai dengan naik

perahu. Ada yang lainnya di dalam perahu

kecuali dirinya dengan tukang perahu.

Biasanya, mereka yang naik perahu akan

mengadakan percakapan dengan yang

lainnya sepanjang perjalanan untuk

mengusir kebosanan. Maka dari itu,

pengusaha ini memulai sebuah percakapan

dengan tukang perahu. Pengusaha itu

bertanya kepada tukang perahu, "Apakah

anda mempunyai surat kabar?" Tukang

perahu menjawab, "Tuan! Saya tidak

mempunyai surat kabar. Sya tidak bisa

membaca dan menulis." Mendengar

jawaban ini, pengusaha itu berkomentar,

"Waduh! Jika anda tidak bisa membaca dan

menulis maka seperempat hidup telah

hilang." Tukang perahu merasa kasihan atas

keadaannya yang menyedihkan dan tetap

diam. Setelah beberapa menit, pengusaha

itu mulai bertanya, "Teman! Apakah anda

tahu harga emas dan perak di pasar

Bombay?" Tukang perahu berkata, "Tuan!

Saya tidak memiliki pengalaman dalam

bisnis emas. Oleh karena itu, saya tidak

tahu harga emas dan perak di pasar

Bombay." Kemudian pengusaha muda ini

berkomentar, "Jika anda tidak mengetahui

tentang bisnis emas, maka setengan hidup

anda sudah hilang." Percakapan berlanjut.

Dengan melihat tukang perahu memakai

jam tangan , pengusaha ini kemudian

bertanya, "Teman! Jam berapa sekarang?"

Walaupun tukang perahu yang miskin ini

memakai jam tangan namuan dia tidak

mengatahui cara menyebutkan waktu.

Pengusaha itu kembali bertanya, "Lantas

mengapa anda memakai jam tangan itu?"

Tukang perahu menjawab, "Walaupun saya

tidak bisa menyebutkan waktu, tapi karena

saat sekarang adalah sebuah mode

memakai jam tangan maka saya juga ikut

memakainya." Kemudian, pengusaha itu

memberikan komentar, "Jika anda bahkan

tidak mengetahui bagaimana cara

menyebutkan waktu maka tiga per empat

hidup anda telah hilang." Sementara itu,

angina kencang mulai bergerak dan

membuat air sungai bergelombang. Perahu

yang mereka tumpangi mulai terguncang

dan menjadi goyah. Tukang perahu

bertanya kepada pengusaha itu, "Tuan!

Apakah anda bisa berenang?" Pengusaha

itu menjawab, "Waduh! Saya tidak bisa

berenang sama sekali." Sekarang tukang

perahu berkomentar, "Jika anda tidak bisa

berenang maka seluruh hidup anda akan

hilang."

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 3

Saat sekarang. Kita semua ada di dalam

situasi yang sama dan diguncang dalam

sungai kehidupan duniawi. Namun sangat

disayangkan kita sedang tidak melakukan

usaha apapun untuk mengetahui mengapa

kita ada di sini, apa yang harusnya kita

pelajari di dunia ini, kemana kita harus pergi

dan dengan mengetahui apa yang akan kita

raih disana, dst. Jadi, dengan mengabaikan

aspek-aspek ini, seluruh kehidupan kita

telah hilang semuanya. Maka dari itu, kita

pertama harus mencoba menemukan

jawaban atas beberapa pertanyaan ini:

Mengapa kita lahir ke dunia ini? Apa yang

seharusnya kita ketahui? Dan kemana kita

pergi setlah dari sini? Jika kita tidak mampu

mengetahui jawaban setidaknya satu dari

pertanyaan ini, maka perjalanan hidup kita

akan tanpa tujuan dan arah yang pasti.

Hanya ketika kita menyadari alamat “asal”

dan alamat “tujuan” dan alamat “tempat

tinggal sekarang”, maka hidup kita akan

bermakna dan suci.

Dr. Michael Goldstein (Ketua Prasanthi

Council dan seorang bhakta Swami) dan

istrinya sering mengunjungi Puttaparthi.

Ketika Aku (Swami) sedang pergi

mengunjungi kampus suatu hari, Goldstein

mendekati-Ku dan memohon, "Swami, jika

Swami ijinkan maka saya ingin menemani

Swami mengunjungi kampus." Aku

mengatakannya untuk ikut serta. Ketika di

dalam perjalanan di dalam mobil, Aku

bertanya kepada Goldstein, "Apa

rencanamu?" Dia menjawab, "Swami, saya

ingin mengambil waktu untuk pulang

kembali hari ini." Kemudian Aku

menasehatkannya untuk tidak pergi pada

hari itu. Dia kemudian berkata kepada-Ku,

"Swami, saya harus pergi hari ini, tapi saya

akan mengambil penerbangan keesokan

harinya dari Bombay. "Setelah itu Swami

berkata kepadanya dengan tegas, "kamu

jangan menanyakan hal ini lagi kepada-Ku.

Jika Swami mengatakan tidak boleh pergi,

maka itu adalah keputusan terakhir."

Goldstein tidak menyadari bahwa hidupnya

sendiri akan mendapatkan musibah yang

besar jika ia memutuskan untuk berangkat

pada hari yang sama. Pada akhirnya Aku

berkata kepadanya, "Baiklah, kamu boleh

pergi, jika itu memang kehendakmu."

Kemudian ia kembali ke kamarnya,

memepersiapkan semua barangt-barangnya

untuk penerbangan ke Bombay. Sesudah

itu, ia akan melanjutkan penerbangan ke

Amerika. Segera setelah pesawat terbang

itu tinggal landas, baru disadari bahwa ada

beberapa pembajak yang ada di dalam

pesawat. Seluruh suasana dan keadaan di

dalam pesawat menjadi sangat tegang. Ada

dua pembajak pesawat yang berjaga di

depan pintu pesawat sedangkan yang

lainnya berkeliling di dalam pesawat

dengan memegang senjata yang diarahkan

kepada para penumpang. Baru saat itu

Goldstein menyadari mengapa Swami

melarangnya untuk melakukan perjalanan

udara pada saat itu. Goldstein tidak bisa

melakukan apa-apa dalam keadaan seperti

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 4

itu dan ia hanya berdoa kepada Swami

tempat ia mencari perlindungan. Istrinya

adalah seorang bhakti Swami yang mulia. Ia

mulai melantunkan nama Swami, "Sai Ram,

Sai Ram, Sai Ram". Ketika pesawat terbang

sampai pada ketinggian tertentu, para

pembajak pesawat mulai menembaki para

penumpang. Para penumpang menjadi

terjebak dalam perasaan takut dan

mencekam dan tidak mengetahui apa yang

harus dilakukan. Ketika para pembajak

pesawat melepaskan tembakan maka

pesawat diliputi dengan mayat penumpang.

Goldstein dan istrinya duduk di tempat

duduk depan dalam pesawat. Para

pembajak pesawat mulai menembaki para

penumpang yang ada di sekitar mereka.

Goldstein dan istrinya berpikir bahwa

selanjutnya akan menjadi giliran mereka

untuk ditembaki. Goldstein kemudian

berkata kepada istrinya, "Swami telah

menasehatkan saya untuk tidak melakukan

perjalanan udara hari ini, namun saya tidak

mematuhi perintah-Nya sepenuhnya dan

itulah sebabnya mengapa kita ada di dalam

situasi seperti ini." Sementara itu, salah satu

pembajak pesawat mengalihkan

pandanganya kepada pasangan suami istri

ini. Istri Goldstein secara terus menerus

melantunkan nama Swami dan melupakan

semuanya. Pelantunan nama Swami

ternyata memberikan kemujikzatan dan

membuat mereka berdua dapat bertahan.

Goldstein kemudia berdiri di depan pintu

masuk pesawat dan para pembajak pesawat

tidak dapat mengenalinya walaupun

Goldstein adalah orang yang bertubuh

besar. Jadi, hidup Goldstein telah

diselamatkan oleh rahmat Swami. Mereka

tetap di dalam pesawat sebagai sandera

dalam waktu yang cukup lama tanpa

adanya makanan, minuman dan tidur.

Mereka berdua merasa sangat tertekan.

Istri Goldstein memiliki kualitas bhakti yang

mendalam dan hebat kepada Swami. Pada

umumnya para wanita lebih berbhakti

daripada pria. Ini bukan berarti bahwa pria

tidak memiliki bhakti, namun mereka tidak

memperlihatkannya ke luar. Istri Goldstein

memberikannya nasehat, "Engkau tidak

perlu cemas, pusatkan pikiranmu pada

Swami." Pada saat itu para pembajak

pesawat mulai menembaki penumpang,

baik perempuan, laki-laki dan anak-anak

tanpa rasa belas kasihan. Goldstein dan

istrinya tetap melanjutkan berdoa kepada

Swami, "Sai Ram, Sai Ram, Sai Ram".

Mereka berdoa di dalam hati sambil

memejamkan mata. Dalam waktu

bersamaan semua amunisi senjata dari para

pembajak telah habis. Akhirnya, polisi

menangkap semua pembajak pesawat.

Goldstein dan istrinya dibebaskan dan

dimasukkan dalam daftar penumpang di

pesawat yang lainnya dengan tujuan

Amerika. Bagaimanapun juga, cobaan berat

yang mereka lami dan hadapi terus

menghantui mereka. Setelah beberapa hari,

polisi meminta kesaksian kami tentang

kejadian itu. Goldstein diberikan ganti rugi

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 5

terkait dengan kejadian tersebut, namun ia

tidak mau menerimanya. Setelah dua atau

tiga bulan dari kejadian itu, Goldstein

datang kembali ke Puttaparthi dan

mendapatkan darshan Swami. Sekarang ia

telah menyadari bahwa ia tidak perlu

merasa takut dalam keadaan apapun juga

jika ia melakukan Namasmarana

(melantunkan nama Tuhan). Setelah ia

mendapatkan darshan Swami, maka semua

kedamaian dan ketenangan mulai muncul di

dalam dirinya. Mulai sejak saat itu, jika ia

melakukan perjalannya pulang maka ia akan

menyerahkan semuanya pada kehendak

Swami. Ia menyadari bahwa adalah lebih

baik jika menyerahkan semuanya di tangan

Swami. Dari saat itu Goldstein memiliki

keyakinan yang tidak tergoyahkan akan

perkataan Swami dan sangat meyakininya.

Kebanyakan orang saat sekarang tidak

mampu menyadari darimana mereka

berasal dan kemana mereka akan pergi.

Hanya ketika mereka mendapatkan dan

mengalami pengalaman yang seperti itu

maka mereka baru menyadari tentang

kekuatan dari keyakinan. Mereka telah

datang ke dunia ini dan bagaimanapun juga

menghabiskan waktunya di dunia. Ketika

seseorang menanyakan kepada mereka

tentang bagaimana cara mereka

menghabiskan waktunya, mereka

menjawab bahwa mereka datang ke dunia

adalah untuk menikmati makanan dan tidur

yang nyenyak. Bagaimanapun juga,

seharusnya manusia memahami bahwa

kelahiran di dunia adalah tidak hanya

melulu untuk menikmati makanan dan

minuman. Kebenaran yang sama telah

dijelaskan oleh Adi Sankara dalam lagunya

yang sangat terkenal yaitu:

Bhaja Govindam, Bhaja Govindam

Govindam Bhaja Moodha Mathe

Samprapthe Sannihithe Kale

Nahi Nahi Rakshati Dukrun Karane

(Oh manusia yang bodoh, lantunkanlah

nama Govinda; aturan dari tata bahasa

tidak akan dapat menyelamatkanmu ketika

kematian datang mendekat)

Ketika kebanyakan orang ditanyakan

mengapa mereka diberkati dengan

kelahiran sebagai manusia, kebanyakan dari

mereka menjawab dengan bahwa kelahiran

sebagai manusia adalah untuk Khana

(makan), Peena (minum), Sona (tidur) dan

Marna (meninggal). Anggapan seperti ini

adala h benar-benar salah. Ada beberapa

hal di dalam hidup yang seseorang harus

raih. Tujuan dari kelahiran sebagai manusia

bukanlah untuk menikmati makanan dan

kenyamanan. Kelahiran sebagai manusia

juga bukan hanya untuk menuntut

pendidikan. Tujuan dari kelahiran sebagai

manusia sepenuhnya berbeda dan

kebanyakan orang telah melupakannya.

Engkau harus memenuhi hidupmu dan

menyucikan kelahiran sebagai manusia.

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 6

Tubuh lahir, tumbuh, akhirnya mati dan

mengalami kemusnahan. Sebelum tubuh

mengalami kematian, maka seseorang

harus memenuhi tujuan kelahirannya

sebagai manusia.

Perwujudan Kasih!

Akan ada beberapa cobaan dan rintangan

dalam perjalanan hidup di dunia. Seseorang

harus mendapatkan kekuatan yang dapat

digunakan untuk menghadapi dengan

berani semua bentuk hadangan dan cobaan

hidup. Kekuatan itu adalah kekuatan

spiritual. Seseorang seharusnya tidak

menjadi malu-malu dan mundur dalam

usahanya meraih kekuatan di tengah jalan.

Di dalam Bhavasagara (lautan kehidupan)

ini, pastinya akan ada hempasan gelombang

yang besar yang dapat membuat perahumu

menjadi bergoyang di tengah lautan

kehidupan ini.

Punarapi Jananam Punarapi Maranam

Punarapi Janani Jathare Sayanam

Iha Samsare Bahu Dustare

Kripayapare Pahi Murare.

(Oh Tuhan! Hamba terperangkap dari siklus

kelahiran dan kematian; berulang kali,

hamba mengalami rasa sakit ketika tinggal

di rahim ibu. Adalah sangat sulit untuk

dapat menyebrangi lautan kehidupan

duniawi ini. Jadi, tolonglah hamba untuk

menyebranginya dan berkati hamba dengan

kebebasan)

Tujuan dari kelahiran sebagai manusia

adalah untuk tidak lahir berulang kali muali

dari Rahim ibu, menghabiskan hidup tanpa

tujuan dan akhirnya meninggalkan dunia ini.

Ada sebuah tujuan yang khusus mengapa

kita lahir sebagai manusia di dunia ini. Maka

dari itu, seseorang harus menyadari

tujuannya dan menyucikan kehidupannya.

Pendidikan yang kita miliki, pekerjaan dan

uang yang kita hasilkan, semuanya ini harus

digunakan dengan cara yang sepenuhnya

berguna dan bermanfaat. Para pelajar pada

saat sekarang sedang mengejar pendidikan

untuk mencari nafkah. Mereka

mendapatkan gelar kesarjanaan dengan

satu-satunya tujuan adalah untuk

mendapatkan uang. Apakah hebatnya

dengan berjuang hebat hanya untuk

mengisi perut saja? Bahkan anjing dan

serigala mengisi perut mereka. Kalian dapat

melihat di sirkus bahkan seekor monyet

belajar beberapa jenis ketrampilan dan

menampilkan semuanya. Kalian yang lahir

sebagai manusia seharusnya tidak

bertingkah laku seperti halnya anjing,

serigala. Jika kalian tetap melakukan hal itu

maka apakah gunanya pendidikan kalian?

Pendidikan yang kalian raih seharusnya

digunakan dengan cara yang benar dan

tepat. Hanya dengan demikian maka

pendidikan itu menjadi berguna dan dapat

memberikan kekuatan pada kepribadian

kalian. Tujuan dari hidup kalian tidak hanya

melulu pada mengejar pendidikan dan

mendapatkan gelar kesarjanaan. Tentu saja,

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 7

kalian harus belajar namun belajar tidak

hanya untuk mendapatkan gelar sarjana.

Dapatkah kalian mengatakan bahwa semua

yang bisa membaca dan menulis adalah

orang yang terpelajar? Dapatkah seseorang

disebut terpelajar hanya dengan

mendapatkan gelas kesarjanaan? Dapatkah

kalian menyebutnya sebagai pendidikan

yang mana tidak memberikan kebajikan?

(Puisi Telugu)

Hanya ketika kalian menggunakan

pendidikan untuk keduanya yaitu untuk

hidup dan kehidupan sebagai tujuan kalian

maka pendidikan itu akan menjadi sangat

berguna. Maka dari itu, setiap umat

manusia harus tetap selalu ingat tentang

tujuan hidupnya. Apakah gunanya jika

kalian bersuka ria dalam keberhasilan

dengan berpikir, "Saya telah mendapatkan

gelar MBA; Saya telah meraih beberapa

gelar sarjana." Semua gelar sarjana itu

harus digunakan dengan cara yang benar

dan tepat. Hanya manusia yang memiliki

kekuatan untuk menyadari tujuan dari

kehidupannya. Jika seseorang puas dengan

berpikir, "Saya lahir, saya berpendidikan,

saya menghasilkan uang, saya memiliki

tabungan yang cukup di bank, saya mampu

menyekolahkan anak-anak saya dan

mengirimnya ke luar negeri untuk

melanjutkan pendidikannya", maka itu

bukanlah satu-satunya tujuan hidup. Kalian

seharusnya tidak pernah lupa tujuan dari

mengapa kalian lahir di dunia ini. Sangat

disayangkan, saat sekarang kalian telah

melupakan tujuan dari hidup kalian dan

terlibat dalam kegiatan yang tidak ada

artinya. Selama kalian masih hidup maka

kalian harus mengalami kedamaian sampai

nafas hidup kalian yang terakhir. Kalian

harus dapat meraih kebahagiaan yang

benar dan kekal.

Mahatma Gandhi pergi ke London dan

dianugerahkan dengan gelar sarjana di

bidang hokum. Gandhi berharap dapat

menggunakan hidupnya dengan memakai

pendidikannya untuk melayani masyarakat.

Maka dari itu, setelah kembali ke tanah

kelahirannya, Gandhi bergabung dengan

kongres national India. Gandhi

mengorbankan seluruh hidupnya untuk

dapat memberikan kemerdekaan keopada

negerinya. Ia memulai dengan memakai

pakaian dhoti (pakaian laki-laki India) yang

sederhana dan sehelai kain untuk menutupi

bagian atas tubuhnya. Ia mengalami

berbagai bentuk kesulitan di Negara bagian

India utara pada masa usaha kemerdekaan.

Ia dipukul oleh para polisi dengan

menggunakan tongkat kecil di Lucknow.

Bagaimanapun juga, sekalipun mengalami

berbagai bentuk kesulitan dan penyiksaan

phisik di tangan polisi, namun ia tidak

pernah mau menyerah dalam berusaha

untuk mendapatkan kemerdekaan untuk

negerinya. Gandhi mulai mempraktekkan

hukum. Walaupun kemudian, hidupnya

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 8

tidak berjalan dengan mulus. Ia bergabung

dalam pergerakan kemerdekaan atas nama

kongres nasional India dan mengalami

penyiksaan yang hebat di masa penjajahan

Inggris. Meskipun demikian, ia tidak pernah

mundur atau menyerah. Istrinya yaitu

Kasturba adalah seorang wanita yang mulia.

Ia selalu melayani suaminya dengan penuh

bhakti bahkan walaupun ketika Gandhi ada

di dalam penjara. Secara serempak, ia juga

terlibat dalam pelayanan kepada negerinya.

Hanya karena semangat pelayanannya yang

telah melindunginya selama ini. Pada masa

pergerakan mereka dalam mendapatkan

kemerdekaan India, ada suatu keadaan

dimana suami dan istri harus dipisah.

Namun Kasturba dapat berdamai dengan

keadaan ini dengan berpikir bahwa apapun

yang terjadi adalah hanya untuk

kebaikannya. Jadi, mereka yang melayani

yang lainnya dengan keluhuran hati akan

selalu melihat hanya kebaikan saja. Sampai

pada akhirnya, negeri India mendapatkan

kemerdekaan dan dan Jawaharlal Nehru

menjadi perdana mentri yang pertama.

Subhash Chandra Bose adalah pemimpin

yang hebat dalam pergerakan kemerdekaan

India yang memiliki kebaikan hati dan

seorang patriot yang besar. Haha dari

mereka yang penuh dengan pengorbanan,

maka negeri India mendapatkan

kemerdekaannya. Bagaimanapun juga, tidak

hanya pada Swatantrya (kemerdekaan)

yang perlu kita harapkan. Kita juga harus

dapat meraih Swarajya. Swatantrya adalah

kemerdekaan yang bersifat sementara

dengan lepas dari penjajahan dari negeri

asing, sedangkan Swarajya diraih dengan

menggunakan hati.

Para Pelajar yang terkasih!

Kalian harus dipersiapkan untuk melakukan

pengorbanan bahkan hidup kalian sendiri

untuk negerimu. Kalian bukanlah badan

phisik. Badan phisik hanyalah sarana untuk

dapat meraih sesuatu yang lebih tinggi dan

mulia. tubuh harus digunakan untuk dapat

meraih sesuatu tujuan yang bersifat lebih

mulia dan tinggi. Badan phisik adalah

seperti pakaian yang kita pakai. Suatu hari

nantinya, pakaian dipastikan mengalami

kerusakan dan kehancuran. Sampai pada

waktu itu maka badan phisik harus dirawat

dengan sepantasnya. Hanya dengan melalui

pengorbanan maka seseorang dapat meraih

Yoga. Hal ini telah dijelaskan di dalam

Weda, “Na Karmana Na Prajaya Dhanena

Thyagenaike Amrutatthwamanasu”

(kekekalan tidak dapat diraih melalui

tindakan, keturunan atau kekayaan,

kekekalan dapat diraih hanya melalui

pengorbanan). Dengan telah lahir sebagai

manusia maka kita harus

mempersembahkan hidup kita dalam

pelayanan kepada Tuhan dan secara terus

menerus memusatkan pikiran kepada

Tuhan. Jika kalian dapat melakukan ini

maka tidak aka nada penyakit yang dapat

mengganggu kalian.

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 9

Sebuah contoh sederhana yang ingin Aku

ceritakan kepada kalian semuanya. Ketika

Aku ada di Bangalore, tubuh phisik ini

terjatuh di kamar mandi. Pada waktu itu

ada dua pelajar disana yaitu Satyajit dan

Achintya yang biasanya selalu melayani

kebutuhan-Ku. Mereka melakukan

pelayanan yang begitu besar kepada-Ku.

Aku berkata kepada mereka "Aku tidak

memiliki keterikatan pada tubuh phisik.

Kalian bisa melakukan operasi pada tubuh

ini, namun Aku tidak memiliki keinginan

apapun dengan tubuh phisik ini. Aku

bukanlah tubuh phisik ini. Selama masih ada

tubuh phisik maka Aku harus melakukan

pekerjaan-Ku." Para dokter ingin membalut-

Ku, namun Aku tidak setuju. Mereka

memberikan-Ku saran untuk bisa dioperasi

sehingga tulang yang patah dapat dengan

segera disembuhkan. Aku memberikan

tubuh ini di tangan para dokter dan

membiarkan mereka melakukan apapun

yang mereka ingin lakukan dengan tubuh

ini. Aku tetap melanjutkan untuk berjalan

kaki yang sering Aku lakukan. Aku tidak

meras sakit atau menderita. Beberapa

bhakti sangat cemas melihat Swami

berjalan dengan penuh kesulitan dan

mungkin merasakan rasa sakit yang begitu

besar. Aku ingin menjelaskan bahwa Aku

tidak mengalami rasa sakit apapun atau

penderitaan. Sampai saat ini, Aku tidak

mengalami rasa sakit apapun. Jika kalian

mengorbankan keterikatan pada tubuh

phisik, maka kalian dapat meraih apapun

juga di dalam kehidupan. Apapun yang Aku

lakukan maka Aku mengatakan hal yang

sama. Seseorang harus melakukan apa yang

telah ia kataka. Ini arti dari :

Manasyekam Vachasyekam Karmanyekam

Mahatmanam, Manasyanyath

Vachasyanyath Karmanyanyath

Duratmanam

(Seseorang yang mulia adalah dimana

pikiran, perkataan dan tindakannya ada

dalam satu kesatuan dan harmonis; mereka

yang tidak memperlihatkan kesatuan

diantara ketiganya adalah orang yang jahat)

Itu adalah sifat dasar manusia (Manavatva).

Aku dapat berdiri dalam jangka waktu yang

lama walaupun para dokter menyarankan

Aku untuk tidak melakukan hal ini. Bahkan

saat sekarang Aku sedang berdiri dalam

jangkan waktu yang lama. Aku tidak

merasakan penderitaan sama sekali. Aku

tidak minum pil sama sekali. Aku tidak

memakai balutan. Kepunyaan-Ku adalah

Atmabhava dan hanya Atmabhava. Aku

sedang memberikan sebuah contoh melalui

tindakan-Ku sendiri.

Para Pelajar yang terkasih!

Tubuh phisik dapat mengalami berbagai

bentuk penderitaan, maka dari itu tubuh

phisik diibaratkan sebagai gelembung air.

Pikiran diibaratkan seperti monyet yang liar.

Maka dari itu, kita seharusnya tidak

mengikuti keduanya baik tubuh maupun

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 10

pikiran. Kita harus mengikuti kesadaran

kita. Kita harus mengembangkan

Atmabhimana. Jika Atmabhimana dapat

dikembangkan maka tidak akan ada rasa

sakit yang dapat mengganggu kita. Hanya

untuk mengajarkan kalian semuanay

tentang Atmabhimana, maka Aku harus

mengalami semuanya ini. Aku tidak

merasakan rasa sakit apapun juga. Aku

sedang mengatakan kebenaran kepada

kalian. Aku tidak menyembunyikan

kebenaran. Sesungguhnya, Aku tidak

mengetahui atau merasakan apa itu rasa

sakit. Kita harus menghadapi semua

kesulitan dengan penuh keberanian. Hanya

untuk mengajarkan kalian ketabahan dan

keberanian, Aku memperlihatkan rasa sakit

itu pada diri-Ku. Kalian harus mengikuti

ideal-Ku. Jangan pernah memberikan

perhatian yang berlebihan pada

penderitaan tubuh. Lepaskanlah

Dehabhimana (keterikatan pada tubuh

phisik). Bagaimanapun juga, libatkan tubuh

phisik pada sesuatu yang benar yaitu dalam

pelayanan kepada Tuhan. Tubuh kita adalah

pemberian dari Tuhan. Untuk tujuan apa

Tuhan telah memberikan kepada kita tubuh

phisik ini? Jawabannya adalah hanya

digunakan untuk mempersembahkan

pelayanan kepada Tuhan.

Perwujudan Kasih!

Tubuh telah diberikan kepada kalian untuk

melakukan perbuatan yang suci dan luhur.

Beberapa orang heran mengapa Swami

tidak merasa letih sekalipun mengalami

begitu banyak penderitaan tubuh phisik.

Khususnya, para wanita dapat mengamati

tanda-tanda dari kelemahan dengan cepat.

Aku ingin memastikan kepada kalian

semuanya bahwa Aku tetap menjaga berat

badan dan kesehatan yang baik. Aku tidak

memiliki berat badan yang berlebih dan

juga tidak menjadi lemah. Aku dapat

berjalan dengan cepat, namun Aku

menahan untuk tidak melakukannya hanya

untuk memuaskan para dokter. Para dokter

secara khusus memohon kepada-Ku agar

tidak berjalan dengan cepat. Mereka

memohon kepada-Ku, "Swami, tolong

jangan berjalan dengan cepat. Swami dapat

membawa dua orang pelajar bersama

dengan Swami untuk membantu Swami."

Hanya untuk menyenangkan mereka

sehingga Aku tetap mengajak dua pelajar ini

bersama-Ku. Aku tidak membuat

ketidaknyamanan bagi kedua pelajar ini.

Kedua pelajar ini yaitu, Arun dan Prusty

pergi ke kantor mereka dan bekerja disana

disamping melayani kebutuhan-Ku. Pada

saat Aku memanggil Prusty, maka ia dengan

segera datang. Aku memintanya untuk

mengambilkan-Ku segelas air dan Aku

meminum air yang diberikannya. Sama

halnya, kedua pelajar laki-laki ini secara

tanpa henti melayani kebutuhan-Ku.

Mereka melayani-Ku dengan penuh bhakti

dan kasih. Aku tidak membuat

ketidaknyamanan bagi siapapun juga.

Perwujudan Kasih!

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 11

Saat ini kalian sedang merayakan hari ulang

tahun Swami. Sesungguhnya, adalah tubuh

phisik ini yang memiliki tanggal kelahiran.

Tubuh ini sudah melewati usia 78 tahun dan

memasuki usia yang ke 79 tahun. Namun,

apakah Aku kelihatan seperti seseorang

yang berusia 79 tahun? Tidak. Tidak. Tidak

hanya untuk sekarang, bahkan setelah

berusia 80 atau 90 tahun, Aku akan seperti

ini. Aku tidak akan pernah tergantung pada

siapapun juga. Mata dan gigi-Ku dalam

kondisi yang sempurna. Umumnya, seiring

berjalannya waktu seseorang yang

menginjak usia 79 tahun, semua giginya

sudah lepas. Pandangan matanya juga akan

kena masalah katarak. Kulitnya juga akan

mulai keriput, namun Aku tidak memiliki

kulit yang keriput sama sekali. Aku tidak

akan memiliki usia tua. Sama halnya, kalian

juga harus mengembangkan keberanian

dan keyakinan yang seperti ini. Kalian

pastinya akan merasa baik. Tidak hanya diri-

Ku, kalian semua harus juga dalam keadaan

sehat. Namun, kalian menyia-nyiakan

kesehatan kalian. Kalian menyalah gunakan

kekuatan tubuh kalian dalam berbagai cara.

Jika kalian menggunakan tubuh kalian

dengan benar, maka kalian akan tetap sehat

dengan rahmat Swami. Kalian dapat

melayani banyak orang dengan tubuh yang

sehat dan pikiran yang baik. Maka dari itu,

kalian harus menjaga tubuh kalian dalam

kondisi yang sehat untuk dapat melayani

yang lainnya, dan bukan untuk

memamerkan kecantikan kalian. Bahkan

bagi-Ku tubuh ini diperlukan hanya untuk

melayani yang lainnya. Dalam memberikan

pelayanan kepada umat manusia, Aku siap

untuk segalanya walau bahkan untuk

mengorbankan hidup-Ku sendiri. Sama

halnya, kalian juga harus selalu siap untuk

melayani yang lainnya. Jangan pernah

memiliki anggapan bahwa tubuh phisk

sangatlah penting. Dan tidak juga kalian

menyia-nyiakan kekuatannya. Kalian harus

menggunakan tubuh phisik dengan benar

dan tepat. Kalian juga harus mendapatkan

kekuatan mental yang cukup. Kalian harus

juga bagus dalam karir pendidikan dan

membuat hidup kalian menjadi suci dengan

melayani umat manusia seluruhnya. Kalian

juga harus selalu siap untuk menghadapi

situasi di dalam hidup ini dengan berani. Ini

adalah sifat yang sejati dari manusia.

Kapanpun pelayananmu diperlukan, maka

kalian harus menjawabnya segera dengan

berkata, "saya siap, saya siap." Kembangkan

keberanian dan keyakinan yang seperti ini

dan jadilah ideal bagi seluruh dunia.

Tubuh ini adalah sarang dari kotoran dan

mudah mendapat penyakit; tubuh

mengalami perubahan dari waktu ke waktu;

tubuh tidak bisa menyebrangi lautan

kehidupan. Tubuh tiada lain hanyalah

kumpulan tulang-tulang. Oh pikiran! Jangan

terbuai dengan menganggap bahwa tubuh

adalah kekal. Malahan carilah perlindungan

di kaki Padma Tuhan. (Puisi Telugu)

Sabda Sathya Sai 37 2004

Halaman | 12

Kalian harus mencari perlindungan di kaki

Padma Tuhan. Jangan menjadi cemas

dengan banyaknya penderitaan dari tubuh

phisik. Kalian melayani negeri kalian sampai

pada batas kemampuan kalian. Gunakan

setiap kesempatan kecil yang ada untuk

dapat melayani negeri dan masyarakat.

Bahkan sebuah bantuan yang kecil dalam

menolong seorang wanita tua dalam

menyebrang jalan adalah pelayanan. Jangan

pernah berpikir, "Apa yang saya peroleh

dengan menolong wanita tua ini?" ada

sebuah kebaikan yang begitu besar bahkan

dengan sebuah pelayanan yang kecil. Maka

dari itu, lanjutkan untuk memberikan

pelayanan. Tidak ada Sadhana (latihan

spiritual) yang lebih tinggi daripada

melayani yang lainnya. Seva Bina Nirvan

Nahi (tidak akan ada keselamatan tanpa

adanya pelayanan). Kalian seharusnya tidak

mempersoalkan berbagai bentuk

ketidaknyamanan yang kalian mungkin

alami dalam melayani yang lainnya.

Aku tidak memiliki hasrat untuk merayakan

ulang tahun-Ku dalam skala yang besar.

Perhatian-Ku satu-satunya adalah bahwa

tubuh phisik harus dijaga dengan baik dan

dengan tubuh phisik ini bisa melakukan

pelayanan kepada yang lainnya. Kalian

harus selalu siap untuk mempersembahkan

hidup kalian untuk melayani masyarakat. Itu

adalah pelayanan yang sejati.

(Bhagawan menutup wejangan-Nya dengan

melantunkan lagu bhajan, "Hari Bhajan Bina

Sukha Santhi Nahin…")