Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 1
PERSEMBAHKAN HIDUPMU UNTUK MELAYANI MASYARAKAT
Wacana yang disampaikan oleh Bhagawan Sri Sathya Sai Baba pada tanggal 23 November
2004 (Ulang tahun Beliau ke-79), di Prashanti Nilayam, Sai Kulwanth Hall
Semua pendidikan, semua kekuasaan dan jabatan, semua tindakan kedermawanan dan
pelayanan akan memiliki sedikit nilai jika tanpa adanya empat nilai luhur seperti : Kebenaran
(Sathya), Kebajikan (Dharma), kasih sayang (prema) dan tanpa kekerasan (ahimsa).
(Puisi Telugu)
Perwujudan Kasih!
Kalian sedang melupakan tujuan dari
kelahiran kalian ke dunia ini. Dimanapun
kalian berada maka kalian harus mengingat
3 hal yaitu: darimana kalian berasal?
Dimana kalian berada saat sekarang? Dan
apakah tujuan dari kelahiran kalian ke dunia
ini? Seandainya kalian memasukkan surat
ke dalam kotak surat di kantor pos maka
dalam surat itu harus berisi alamat asal dan
alamat tujuan surat itu. Jika kedua alamat
itu tidak tercantum di dalam surat itu maka
kemanakah surat itu akan sampai? Maka
surat itu akan ditaruh di dalam kotak surat
yang tidak ada alamatnya. Sama halnya,
sekarang kalian ada di dunia ini sekarang
tanpa mengetahui kedua alamat ini. Maka
kalian dapat membayangkan apa yang akan
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 2
terjadi dengan orang ini. Maka dari itu
kalian harus mendapatkan jawaban
setidaknya satu dari tiga pertanyaan diatas.
Jika tidak maka hidup kalian akan menjadi
sia-sia.
Ada sebuah cerita pendek. Para
pengusaha yang tinggal di daerah muara
sungai di sebelah timur dan barat Godavari
di Andhra Pradesh menggunakan jasa
perahu untuk dapat menyebrangi sungai.
Pada suatu hari, ada seorang pengusaha
sedang menyebrang sungai dengan naik
perahu. Ada yang lainnya di dalam perahu
kecuali dirinya dengan tukang perahu.
Biasanya, mereka yang naik perahu akan
mengadakan percakapan dengan yang
lainnya sepanjang perjalanan untuk
mengusir kebosanan. Maka dari itu,
pengusaha ini memulai sebuah percakapan
dengan tukang perahu. Pengusaha itu
bertanya kepada tukang perahu, "Apakah
anda mempunyai surat kabar?" Tukang
perahu menjawab, "Tuan! Saya tidak
mempunyai surat kabar. Sya tidak bisa
membaca dan menulis." Mendengar
jawaban ini, pengusaha itu berkomentar,
"Waduh! Jika anda tidak bisa membaca dan
menulis maka seperempat hidup telah
hilang." Tukang perahu merasa kasihan atas
keadaannya yang menyedihkan dan tetap
diam. Setelah beberapa menit, pengusaha
itu mulai bertanya, "Teman! Apakah anda
tahu harga emas dan perak di pasar
Bombay?" Tukang perahu berkata, "Tuan!
Saya tidak memiliki pengalaman dalam
bisnis emas. Oleh karena itu, saya tidak
tahu harga emas dan perak di pasar
Bombay." Kemudian pengusaha muda ini
berkomentar, "Jika anda tidak mengetahui
tentang bisnis emas, maka setengan hidup
anda sudah hilang." Percakapan berlanjut.
Dengan melihat tukang perahu memakai
jam tangan , pengusaha ini kemudian
bertanya, "Teman! Jam berapa sekarang?"
Walaupun tukang perahu yang miskin ini
memakai jam tangan namuan dia tidak
mengatahui cara menyebutkan waktu.
Pengusaha itu kembali bertanya, "Lantas
mengapa anda memakai jam tangan itu?"
Tukang perahu menjawab, "Walaupun saya
tidak bisa menyebutkan waktu, tapi karena
saat sekarang adalah sebuah mode
memakai jam tangan maka saya juga ikut
memakainya." Kemudian, pengusaha itu
memberikan komentar, "Jika anda bahkan
tidak mengetahui bagaimana cara
menyebutkan waktu maka tiga per empat
hidup anda telah hilang." Sementara itu,
angina kencang mulai bergerak dan
membuat air sungai bergelombang. Perahu
yang mereka tumpangi mulai terguncang
dan menjadi goyah. Tukang perahu
bertanya kepada pengusaha itu, "Tuan!
Apakah anda bisa berenang?" Pengusaha
itu menjawab, "Waduh! Saya tidak bisa
berenang sama sekali." Sekarang tukang
perahu berkomentar, "Jika anda tidak bisa
berenang maka seluruh hidup anda akan
hilang."
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 3
Saat sekarang. Kita semua ada di dalam
situasi yang sama dan diguncang dalam
sungai kehidupan duniawi. Namun sangat
disayangkan kita sedang tidak melakukan
usaha apapun untuk mengetahui mengapa
kita ada di sini, apa yang harusnya kita
pelajari di dunia ini, kemana kita harus pergi
dan dengan mengetahui apa yang akan kita
raih disana, dst. Jadi, dengan mengabaikan
aspek-aspek ini, seluruh kehidupan kita
telah hilang semuanya. Maka dari itu, kita
pertama harus mencoba menemukan
jawaban atas beberapa pertanyaan ini:
Mengapa kita lahir ke dunia ini? Apa yang
seharusnya kita ketahui? Dan kemana kita
pergi setlah dari sini? Jika kita tidak mampu
mengetahui jawaban setidaknya satu dari
pertanyaan ini, maka perjalanan hidup kita
akan tanpa tujuan dan arah yang pasti.
Hanya ketika kita menyadari alamat “asal”
dan alamat “tujuan” dan alamat “tempat
tinggal sekarang”, maka hidup kita akan
bermakna dan suci.
Dr. Michael Goldstein (Ketua Prasanthi
Council dan seorang bhakta Swami) dan
istrinya sering mengunjungi Puttaparthi.
Ketika Aku (Swami) sedang pergi
mengunjungi kampus suatu hari, Goldstein
mendekati-Ku dan memohon, "Swami, jika
Swami ijinkan maka saya ingin menemani
Swami mengunjungi kampus." Aku
mengatakannya untuk ikut serta. Ketika di
dalam perjalanan di dalam mobil, Aku
bertanya kepada Goldstein, "Apa
rencanamu?" Dia menjawab, "Swami, saya
ingin mengambil waktu untuk pulang
kembali hari ini." Kemudian Aku
menasehatkannya untuk tidak pergi pada
hari itu. Dia kemudian berkata kepada-Ku,
"Swami, saya harus pergi hari ini, tapi saya
akan mengambil penerbangan keesokan
harinya dari Bombay. "Setelah itu Swami
berkata kepadanya dengan tegas, "kamu
jangan menanyakan hal ini lagi kepada-Ku.
Jika Swami mengatakan tidak boleh pergi,
maka itu adalah keputusan terakhir."
Goldstein tidak menyadari bahwa hidupnya
sendiri akan mendapatkan musibah yang
besar jika ia memutuskan untuk berangkat
pada hari yang sama. Pada akhirnya Aku
berkata kepadanya, "Baiklah, kamu boleh
pergi, jika itu memang kehendakmu."
Kemudian ia kembali ke kamarnya,
memepersiapkan semua barangt-barangnya
untuk penerbangan ke Bombay. Sesudah
itu, ia akan melanjutkan penerbangan ke
Amerika. Segera setelah pesawat terbang
itu tinggal landas, baru disadari bahwa ada
beberapa pembajak yang ada di dalam
pesawat. Seluruh suasana dan keadaan di
dalam pesawat menjadi sangat tegang. Ada
dua pembajak pesawat yang berjaga di
depan pintu pesawat sedangkan yang
lainnya berkeliling di dalam pesawat
dengan memegang senjata yang diarahkan
kepada para penumpang. Baru saat itu
Goldstein menyadari mengapa Swami
melarangnya untuk melakukan perjalanan
udara pada saat itu. Goldstein tidak bisa
melakukan apa-apa dalam keadaan seperti
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 4
itu dan ia hanya berdoa kepada Swami
tempat ia mencari perlindungan. Istrinya
adalah seorang bhakti Swami yang mulia. Ia
mulai melantunkan nama Swami, "Sai Ram,
Sai Ram, Sai Ram". Ketika pesawat terbang
sampai pada ketinggian tertentu, para
pembajak pesawat mulai menembaki para
penumpang. Para penumpang menjadi
terjebak dalam perasaan takut dan
mencekam dan tidak mengetahui apa yang
harus dilakukan. Ketika para pembajak
pesawat melepaskan tembakan maka
pesawat diliputi dengan mayat penumpang.
Goldstein dan istrinya duduk di tempat
duduk depan dalam pesawat. Para
pembajak pesawat mulai menembaki para
penumpang yang ada di sekitar mereka.
Goldstein dan istrinya berpikir bahwa
selanjutnya akan menjadi giliran mereka
untuk ditembaki. Goldstein kemudian
berkata kepada istrinya, "Swami telah
menasehatkan saya untuk tidak melakukan
perjalanan udara hari ini, namun saya tidak
mematuhi perintah-Nya sepenuhnya dan
itulah sebabnya mengapa kita ada di dalam
situasi seperti ini." Sementara itu, salah satu
pembajak pesawat mengalihkan
pandanganya kepada pasangan suami istri
ini. Istri Goldstein secara terus menerus
melantunkan nama Swami dan melupakan
semuanya. Pelantunan nama Swami
ternyata memberikan kemujikzatan dan
membuat mereka berdua dapat bertahan.
Goldstein kemudia berdiri di depan pintu
masuk pesawat dan para pembajak pesawat
tidak dapat mengenalinya walaupun
Goldstein adalah orang yang bertubuh
besar. Jadi, hidup Goldstein telah
diselamatkan oleh rahmat Swami. Mereka
tetap di dalam pesawat sebagai sandera
dalam waktu yang cukup lama tanpa
adanya makanan, minuman dan tidur.
Mereka berdua merasa sangat tertekan.
Istri Goldstein memiliki kualitas bhakti yang
mendalam dan hebat kepada Swami. Pada
umumnya para wanita lebih berbhakti
daripada pria. Ini bukan berarti bahwa pria
tidak memiliki bhakti, namun mereka tidak
memperlihatkannya ke luar. Istri Goldstein
memberikannya nasehat, "Engkau tidak
perlu cemas, pusatkan pikiranmu pada
Swami." Pada saat itu para pembajak
pesawat mulai menembaki penumpang,
baik perempuan, laki-laki dan anak-anak
tanpa rasa belas kasihan. Goldstein dan
istrinya tetap melanjutkan berdoa kepada
Swami, "Sai Ram, Sai Ram, Sai Ram".
Mereka berdoa di dalam hati sambil
memejamkan mata. Dalam waktu
bersamaan semua amunisi senjata dari para
pembajak telah habis. Akhirnya, polisi
menangkap semua pembajak pesawat.
Goldstein dan istrinya dibebaskan dan
dimasukkan dalam daftar penumpang di
pesawat yang lainnya dengan tujuan
Amerika. Bagaimanapun juga, cobaan berat
yang mereka lami dan hadapi terus
menghantui mereka. Setelah beberapa hari,
polisi meminta kesaksian kami tentang
kejadian itu. Goldstein diberikan ganti rugi
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 5
terkait dengan kejadian tersebut, namun ia
tidak mau menerimanya. Setelah dua atau
tiga bulan dari kejadian itu, Goldstein
datang kembali ke Puttaparthi dan
mendapatkan darshan Swami. Sekarang ia
telah menyadari bahwa ia tidak perlu
merasa takut dalam keadaan apapun juga
jika ia melakukan Namasmarana
(melantunkan nama Tuhan). Setelah ia
mendapatkan darshan Swami, maka semua
kedamaian dan ketenangan mulai muncul di
dalam dirinya. Mulai sejak saat itu, jika ia
melakukan perjalannya pulang maka ia akan
menyerahkan semuanya pada kehendak
Swami. Ia menyadari bahwa adalah lebih
baik jika menyerahkan semuanya di tangan
Swami. Dari saat itu Goldstein memiliki
keyakinan yang tidak tergoyahkan akan
perkataan Swami dan sangat meyakininya.
Kebanyakan orang saat sekarang tidak
mampu menyadari darimana mereka
berasal dan kemana mereka akan pergi.
Hanya ketika mereka mendapatkan dan
mengalami pengalaman yang seperti itu
maka mereka baru menyadari tentang
kekuatan dari keyakinan. Mereka telah
datang ke dunia ini dan bagaimanapun juga
menghabiskan waktunya di dunia. Ketika
seseorang menanyakan kepada mereka
tentang bagaimana cara mereka
menghabiskan waktunya, mereka
menjawab bahwa mereka datang ke dunia
adalah untuk menikmati makanan dan tidur
yang nyenyak. Bagaimanapun juga,
seharusnya manusia memahami bahwa
kelahiran di dunia adalah tidak hanya
melulu untuk menikmati makanan dan
minuman. Kebenaran yang sama telah
dijelaskan oleh Adi Sankara dalam lagunya
yang sangat terkenal yaitu:
Bhaja Govindam, Bhaja Govindam
Govindam Bhaja Moodha Mathe
Samprapthe Sannihithe Kale
Nahi Nahi Rakshati Dukrun Karane
(Oh manusia yang bodoh, lantunkanlah
nama Govinda; aturan dari tata bahasa
tidak akan dapat menyelamatkanmu ketika
kematian datang mendekat)
Ketika kebanyakan orang ditanyakan
mengapa mereka diberkati dengan
kelahiran sebagai manusia, kebanyakan dari
mereka menjawab dengan bahwa kelahiran
sebagai manusia adalah untuk Khana
(makan), Peena (minum), Sona (tidur) dan
Marna (meninggal). Anggapan seperti ini
adala h benar-benar salah. Ada beberapa
hal di dalam hidup yang seseorang harus
raih. Tujuan dari kelahiran sebagai manusia
bukanlah untuk menikmati makanan dan
kenyamanan. Kelahiran sebagai manusia
juga bukan hanya untuk menuntut
pendidikan. Tujuan dari kelahiran sebagai
manusia sepenuhnya berbeda dan
kebanyakan orang telah melupakannya.
Engkau harus memenuhi hidupmu dan
menyucikan kelahiran sebagai manusia.
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 6
Tubuh lahir, tumbuh, akhirnya mati dan
mengalami kemusnahan. Sebelum tubuh
mengalami kematian, maka seseorang
harus memenuhi tujuan kelahirannya
sebagai manusia.
Perwujudan Kasih!
Akan ada beberapa cobaan dan rintangan
dalam perjalanan hidup di dunia. Seseorang
harus mendapatkan kekuatan yang dapat
digunakan untuk menghadapi dengan
berani semua bentuk hadangan dan cobaan
hidup. Kekuatan itu adalah kekuatan
spiritual. Seseorang seharusnya tidak
menjadi malu-malu dan mundur dalam
usahanya meraih kekuatan di tengah jalan.
Di dalam Bhavasagara (lautan kehidupan)
ini, pastinya akan ada hempasan gelombang
yang besar yang dapat membuat perahumu
menjadi bergoyang di tengah lautan
kehidupan ini.
Punarapi Jananam Punarapi Maranam
Punarapi Janani Jathare Sayanam
Iha Samsare Bahu Dustare
Kripayapare Pahi Murare.
(Oh Tuhan! Hamba terperangkap dari siklus
kelahiran dan kematian; berulang kali,
hamba mengalami rasa sakit ketika tinggal
di rahim ibu. Adalah sangat sulit untuk
dapat menyebrangi lautan kehidupan
duniawi ini. Jadi, tolonglah hamba untuk
menyebranginya dan berkati hamba dengan
kebebasan)
Tujuan dari kelahiran sebagai manusia
adalah untuk tidak lahir berulang kali muali
dari Rahim ibu, menghabiskan hidup tanpa
tujuan dan akhirnya meninggalkan dunia ini.
Ada sebuah tujuan yang khusus mengapa
kita lahir sebagai manusia di dunia ini. Maka
dari itu, seseorang harus menyadari
tujuannya dan menyucikan kehidupannya.
Pendidikan yang kita miliki, pekerjaan dan
uang yang kita hasilkan, semuanya ini harus
digunakan dengan cara yang sepenuhnya
berguna dan bermanfaat. Para pelajar pada
saat sekarang sedang mengejar pendidikan
untuk mencari nafkah. Mereka
mendapatkan gelar kesarjanaan dengan
satu-satunya tujuan adalah untuk
mendapatkan uang. Apakah hebatnya
dengan berjuang hebat hanya untuk
mengisi perut saja? Bahkan anjing dan
serigala mengisi perut mereka. Kalian dapat
melihat di sirkus bahkan seekor monyet
belajar beberapa jenis ketrampilan dan
menampilkan semuanya. Kalian yang lahir
sebagai manusia seharusnya tidak
bertingkah laku seperti halnya anjing,
serigala. Jika kalian tetap melakukan hal itu
maka apakah gunanya pendidikan kalian?
Pendidikan yang kalian raih seharusnya
digunakan dengan cara yang benar dan
tepat. Hanya dengan demikian maka
pendidikan itu menjadi berguna dan dapat
memberikan kekuatan pada kepribadian
kalian. Tujuan dari hidup kalian tidak hanya
melulu pada mengejar pendidikan dan
mendapatkan gelar kesarjanaan. Tentu saja,
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 7
kalian harus belajar namun belajar tidak
hanya untuk mendapatkan gelar sarjana.
Dapatkah kalian mengatakan bahwa semua
yang bisa membaca dan menulis adalah
orang yang terpelajar? Dapatkah seseorang
disebut terpelajar hanya dengan
mendapatkan gelas kesarjanaan? Dapatkah
kalian menyebutnya sebagai pendidikan
yang mana tidak memberikan kebajikan?
(Puisi Telugu)
Hanya ketika kalian menggunakan
pendidikan untuk keduanya yaitu untuk
hidup dan kehidupan sebagai tujuan kalian
maka pendidikan itu akan menjadi sangat
berguna. Maka dari itu, setiap umat
manusia harus tetap selalu ingat tentang
tujuan hidupnya. Apakah gunanya jika
kalian bersuka ria dalam keberhasilan
dengan berpikir, "Saya telah mendapatkan
gelar MBA; Saya telah meraih beberapa
gelar sarjana." Semua gelar sarjana itu
harus digunakan dengan cara yang benar
dan tepat. Hanya manusia yang memiliki
kekuatan untuk menyadari tujuan dari
kehidupannya. Jika seseorang puas dengan
berpikir, "Saya lahir, saya berpendidikan,
saya menghasilkan uang, saya memiliki
tabungan yang cukup di bank, saya mampu
menyekolahkan anak-anak saya dan
mengirimnya ke luar negeri untuk
melanjutkan pendidikannya", maka itu
bukanlah satu-satunya tujuan hidup. Kalian
seharusnya tidak pernah lupa tujuan dari
mengapa kalian lahir di dunia ini. Sangat
disayangkan, saat sekarang kalian telah
melupakan tujuan dari hidup kalian dan
terlibat dalam kegiatan yang tidak ada
artinya. Selama kalian masih hidup maka
kalian harus mengalami kedamaian sampai
nafas hidup kalian yang terakhir. Kalian
harus dapat meraih kebahagiaan yang
benar dan kekal.
Mahatma Gandhi pergi ke London dan
dianugerahkan dengan gelar sarjana di
bidang hokum. Gandhi berharap dapat
menggunakan hidupnya dengan memakai
pendidikannya untuk melayani masyarakat.
Maka dari itu, setelah kembali ke tanah
kelahirannya, Gandhi bergabung dengan
kongres national India. Gandhi
mengorbankan seluruh hidupnya untuk
dapat memberikan kemerdekaan keopada
negerinya. Ia memulai dengan memakai
pakaian dhoti (pakaian laki-laki India) yang
sederhana dan sehelai kain untuk menutupi
bagian atas tubuhnya. Ia mengalami
berbagai bentuk kesulitan di Negara bagian
India utara pada masa usaha kemerdekaan.
Ia dipukul oleh para polisi dengan
menggunakan tongkat kecil di Lucknow.
Bagaimanapun juga, sekalipun mengalami
berbagai bentuk kesulitan dan penyiksaan
phisik di tangan polisi, namun ia tidak
pernah mau menyerah dalam berusaha
untuk mendapatkan kemerdekaan untuk
negerinya. Gandhi mulai mempraktekkan
hukum. Walaupun kemudian, hidupnya
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 8
tidak berjalan dengan mulus. Ia bergabung
dalam pergerakan kemerdekaan atas nama
kongres nasional India dan mengalami
penyiksaan yang hebat di masa penjajahan
Inggris. Meskipun demikian, ia tidak pernah
mundur atau menyerah. Istrinya yaitu
Kasturba adalah seorang wanita yang mulia.
Ia selalu melayani suaminya dengan penuh
bhakti bahkan walaupun ketika Gandhi ada
di dalam penjara. Secara serempak, ia juga
terlibat dalam pelayanan kepada negerinya.
Hanya karena semangat pelayanannya yang
telah melindunginya selama ini. Pada masa
pergerakan mereka dalam mendapatkan
kemerdekaan India, ada suatu keadaan
dimana suami dan istri harus dipisah.
Namun Kasturba dapat berdamai dengan
keadaan ini dengan berpikir bahwa apapun
yang terjadi adalah hanya untuk
kebaikannya. Jadi, mereka yang melayani
yang lainnya dengan keluhuran hati akan
selalu melihat hanya kebaikan saja. Sampai
pada akhirnya, negeri India mendapatkan
kemerdekaan dan dan Jawaharlal Nehru
menjadi perdana mentri yang pertama.
Subhash Chandra Bose adalah pemimpin
yang hebat dalam pergerakan kemerdekaan
India yang memiliki kebaikan hati dan
seorang patriot yang besar. Haha dari
mereka yang penuh dengan pengorbanan,
maka negeri India mendapatkan
kemerdekaannya. Bagaimanapun juga, tidak
hanya pada Swatantrya (kemerdekaan)
yang perlu kita harapkan. Kita juga harus
dapat meraih Swarajya. Swatantrya adalah
kemerdekaan yang bersifat sementara
dengan lepas dari penjajahan dari negeri
asing, sedangkan Swarajya diraih dengan
menggunakan hati.
Para Pelajar yang terkasih!
Kalian harus dipersiapkan untuk melakukan
pengorbanan bahkan hidup kalian sendiri
untuk negerimu. Kalian bukanlah badan
phisik. Badan phisik hanyalah sarana untuk
dapat meraih sesuatu yang lebih tinggi dan
mulia. tubuh harus digunakan untuk dapat
meraih sesuatu tujuan yang bersifat lebih
mulia dan tinggi. Badan phisik adalah
seperti pakaian yang kita pakai. Suatu hari
nantinya, pakaian dipastikan mengalami
kerusakan dan kehancuran. Sampai pada
waktu itu maka badan phisik harus dirawat
dengan sepantasnya. Hanya dengan melalui
pengorbanan maka seseorang dapat meraih
Yoga. Hal ini telah dijelaskan di dalam
Weda, “Na Karmana Na Prajaya Dhanena
Thyagenaike Amrutatthwamanasu”
(kekekalan tidak dapat diraih melalui
tindakan, keturunan atau kekayaan,
kekekalan dapat diraih hanya melalui
pengorbanan). Dengan telah lahir sebagai
manusia maka kita harus
mempersembahkan hidup kita dalam
pelayanan kepada Tuhan dan secara terus
menerus memusatkan pikiran kepada
Tuhan. Jika kalian dapat melakukan ini
maka tidak aka nada penyakit yang dapat
mengganggu kalian.
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 9
Sebuah contoh sederhana yang ingin Aku
ceritakan kepada kalian semuanya. Ketika
Aku ada di Bangalore, tubuh phisik ini
terjatuh di kamar mandi. Pada waktu itu
ada dua pelajar disana yaitu Satyajit dan
Achintya yang biasanya selalu melayani
kebutuhan-Ku. Mereka melakukan
pelayanan yang begitu besar kepada-Ku.
Aku berkata kepada mereka "Aku tidak
memiliki keterikatan pada tubuh phisik.
Kalian bisa melakukan operasi pada tubuh
ini, namun Aku tidak memiliki keinginan
apapun dengan tubuh phisik ini. Aku
bukanlah tubuh phisik ini. Selama masih ada
tubuh phisik maka Aku harus melakukan
pekerjaan-Ku." Para dokter ingin membalut-
Ku, namun Aku tidak setuju. Mereka
memberikan-Ku saran untuk bisa dioperasi
sehingga tulang yang patah dapat dengan
segera disembuhkan. Aku memberikan
tubuh ini di tangan para dokter dan
membiarkan mereka melakukan apapun
yang mereka ingin lakukan dengan tubuh
ini. Aku tetap melanjutkan untuk berjalan
kaki yang sering Aku lakukan. Aku tidak
meras sakit atau menderita. Beberapa
bhakti sangat cemas melihat Swami
berjalan dengan penuh kesulitan dan
mungkin merasakan rasa sakit yang begitu
besar. Aku ingin menjelaskan bahwa Aku
tidak mengalami rasa sakit apapun atau
penderitaan. Sampai saat ini, Aku tidak
mengalami rasa sakit apapun. Jika kalian
mengorbankan keterikatan pada tubuh
phisik, maka kalian dapat meraih apapun
juga di dalam kehidupan. Apapun yang Aku
lakukan maka Aku mengatakan hal yang
sama. Seseorang harus melakukan apa yang
telah ia kataka. Ini arti dari :
Manasyekam Vachasyekam Karmanyekam
Mahatmanam, Manasyanyath
Vachasyanyath Karmanyanyath
Duratmanam
(Seseorang yang mulia adalah dimana
pikiran, perkataan dan tindakannya ada
dalam satu kesatuan dan harmonis; mereka
yang tidak memperlihatkan kesatuan
diantara ketiganya adalah orang yang jahat)
Itu adalah sifat dasar manusia (Manavatva).
Aku dapat berdiri dalam jangka waktu yang
lama walaupun para dokter menyarankan
Aku untuk tidak melakukan hal ini. Bahkan
saat sekarang Aku sedang berdiri dalam
jangkan waktu yang lama. Aku tidak
merasakan penderitaan sama sekali. Aku
tidak minum pil sama sekali. Aku tidak
memakai balutan. Kepunyaan-Ku adalah
Atmabhava dan hanya Atmabhava. Aku
sedang memberikan sebuah contoh melalui
tindakan-Ku sendiri.
Para Pelajar yang terkasih!
Tubuh phisik dapat mengalami berbagai
bentuk penderitaan, maka dari itu tubuh
phisik diibaratkan sebagai gelembung air.
Pikiran diibaratkan seperti monyet yang liar.
Maka dari itu, kita seharusnya tidak
mengikuti keduanya baik tubuh maupun
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 10
pikiran. Kita harus mengikuti kesadaran
kita. Kita harus mengembangkan
Atmabhimana. Jika Atmabhimana dapat
dikembangkan maka tidak akan ada rasa
sakit yang dapat mengganggu kita. Hanya
untuk mengajarkan kalian semuanay
tentang Atmabhimana, maka Aku harus
mengalami semuanya ini. Aku tidak
merasakan rasa sakit apapun juga. Aku
sedang mengatakan kebenaran kepada
kalian. Aku tidak menyembunyikan
kebenaran. Sesungguhnya, Aku tidak
mengetahui atau merasakan apa itu rasa
sakit. Kita harus menghadapi semua
kesulitan dengan penuh keberanian. Hanya
untuk mengajarkan kalian ketabahan dan
keberanian, Aku memperlihatkan rasa sakit
itu pada diri-Ku. Kalian harus mengikuti
ideal-Ku. Jangan pernah memberikan
perhatian yang berlebihan pada
penderitaan tubuh. Lepaskanlah
Dehabhimana (keterikatan pada tubuh
phisik). Bagaimanapun juga, libatkan tubuh
phisik pada sesuatu yang benar yaitu dalam
pelayanan kepada Tuhan. Tubuh kita adalah
pemberian dari Tuhan. Untuk tujuan apa
Tuhan telah memberikan kepada kita tubuh
phisik ini? Jawabannya adalah hanya
digunakan untuk mempersembahkan
pelayanan kepada Tuhan.
Perwujudan Kasih!
Tubuh telah diberikan kepada kalian untuk
melakukan perbuatan yang suci dan luhur.
Beberapa orang heran mengapa Swami
tidak merasa letih sekalipun mengalami
begitu banyak penderitaan tubuh phisik.
Khususnya, para wanita dapat mengamati
tanda-tanda dari kelemahan dengan cepat.
Aku ingin memastikan kepada kalian
semuanya bahwa Aku tetap menjaga berat
badan dan kesehatan yang baik. Aku tidak
memiliki berat badan yang berlebih dan
juga tidak menjadi lemah. Aku dapat
berjalan dengan cepat, namun Aku
menahan untuk tidak melakukannya hanya
untuk memuaskan para dokter. Para dokter
secara khusus memohon kepada-Ku agar
tidak berjalan dengan cepat. Mereka
memohon kepada-Ku, "Swami, tolong
jangan berjalan dengan cepat. Swami dapat
membawa dua orang pelajar bersama
dengan Swami untuk membantu Swami."
Hanya untuk menyenangkan mereka
sehingga Aku tetap mengajak dua pelajar ini
bersama-Ku. Aku tidak membuat
ketidaknyamanan bagi kedua pelajar ini.
Kedua pelajar ini yaitu, Arun dan Prusty
pergi ke kantor mereka dan bekerja disana
disamping melayani kebutuhan-Ku. Pada
saat Aku memanggil Prusty, maka ia dengan
segera datang. Aku memintanya untuk
mengambilkan-Ku segelas air dan Aku
meminum air yang diberikannya. Sama
halnya, kedua pelajar laki-laki ini secara
tanpa henti melayani kebutuhan-Ku.
Mereka melayani-Ku dengan penuh bhakti
dan kasih. Aku tidak membuat
ketidaknyamanan bagi siapapun juga.
Perwujudan Kasih!
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 11
Saat ini kalian sedang merayakan hari ulang
tahun Swami. Sesungguhnya, adalah tubuh
phisik ini yang memiliki tanggal kelahiran.
Tubuh ini sudah melewati usia 78 tahun dan
memasuki usia yang ke 79 tahun. Namun,
apakah Aku kelihatan seperti seseorang
yang berusia 79 tahun? Tidak. Tidak. Tidak
hanya untuk sekarang, bahkan setelah
berusia 80 atau 90 tahun, Aku akan seperti
ini. Aku tidak akan pernah tergantung pada
siapapun juga. Mata dan gigi-Ku dalam
kondisi yang sempurna. Umumnya, seiring
berjalannya waktu seseorang yang
menginjak usia 79 tahun, semua giginya
sudah lepas. Pandangan matanya juga akan
kena masalah katarak. Kulitnya juga akan
mulai keriput, namun Aku tidak memiliki
kulit yang keriput sama sekali. Aku tidak
akan memiliki usia tua. Sama halnya, kalian
juga harus mengembangkan keberanian
dan keyakinan yang seperti ini. Kalian
pastinya akan merasa baik. Tidak hanya diri-
Ku, kalian semua harus juga dalam keadaan
sehat. Namun, kalian menyia-nyiakan
kesehatan kalian. Kalian menyalah gunakan
kekuatan tubuh kalian dalam berbagai cara.
Jika kalian menggunakan tubuh kalian
dengan benar, maka kalian akan tetap sehat
dengan rahmat Swami. Kalian dapat
melayani banyak orang dengan tubuh yang
sehat dan pikiran yang baik. Maka dari itu,
kalian harus menjaga tubuh kalian dalam
kondisi yang sehat untuk dapat melayani
yang lainnya, dan bukan untuk
memamerkan kecantikan kalian. Bahkan
bagi-Ku tubuh ini diperlukan hanya untuk
melayani yang lainnya. Dalam memberikan
pelayanan kepada umat manusia, Aku siap
untuk segalanya walau bahkan untuk
mengorbankan hidup-Ku sendiri. Sama
halnya, kalian juga harus selalu siap untuk
melayani yang lainnya. Jangan pernah
memiliki anggapan bahwa tubuh phisk
sangatlah penting. Dan tidak juga kalian
menyia-nyiakan kekuatannya. Kalian harus
menggunakan tubuh phisik dengan benar
dan tepat. Kalian juga harus mendapatkan
kekuatan mental yang cukup. Kalian harus
juga bagus dalam karir pendidikan dan
membuat hidup kalian menjadi suci dengan
melayani umat manusia seluruhnya. Kalian
juga harus selalu siap untuk menghadapi
situasi di dalam hidup ini dengan berani. Ini
adalah sifat yang sejati dari manusia.
Kapanpun pelayananmu diperlukan, maka
kalian harus menjawabnya segera dengan
berkata, "saya siap, saya siap." Kembangkan
keberanian dan keyakinan yang seperti ini
dan jadilah ideal bagi seluruh dunia.
Tubuh ini adalah sarang dari kotoran dan
mudah mendapat penyakit; tubuh
mengalami perubahan dari waktu ke waktu;
tubuh tidak bisa menyebrangi lautan
kehidupan. Tubuh tiada lain hanyalah
kumpulan tulang-tulang. Oh pikiran! Jangan
terbuai dengan menganggap bahwa tubuh
adalah kekal. Malahan carilah perlindungan
di kaki Padma Tuhan. (Puisi Telugu)
Sabda Sathya Sai 37 2004
Halaman | 12
Kalian harus mencari perlindungan di kaki
Padma Tuhan. Jangan menjadi cemas
dengan banyaknya penderitaan dari tubuh
phisik. Kalian melayani negeri kalian sampai
pada batas kemampuan kalian. Gunakan
setiap kesempatan kecil yang ada untuk
dapat melayani negeri dan masyarakat.
Bahkan sebuah bantuan yang kecil dalam
menolong seorang wanita tua dalam
menyebrang jalan adalah pelayanan. Jangan
pernah berpikir, "Apa yang saya peroleh
dengan menolong wanita tua ini?" ada
sebuah kebaikan yang begitu besar bahkan
dengan sebuah pelayanan yang kecil. Maka
dari itu, lanjutkan untuk memberikan
pelayanan. Tidak ada Sadhana (latihan
spiritual) yang lebih tinggi daripada
melayani yang lainnya. Seva Bina Nirvan
Nahi (tidak akan ada keselamatan tanpa
adanya pelayanan). Kalian seharusnya tidak
mempersoalkan berbagai bentuk
ketidaknyamanan yang kalian mungkin
alami dalam melayani yang lainnya.
Aku tidak memiliki hasrat untuk merayakan
ulang tahun-Ku dalam skala yang besar.
Perhatian-Ku satu-satunya adalah bahwa
tubuh phisik harus dijaga dengan baik dan
dengan tubuh phisik ini bisa melakukan
pelayanan kepada yang lainnya. Kalian
harus selalu siap untuk mempersembahkan
hidup kalian untuk melayani masyarakat. Itu
adalah pelayanan yang sejati.
(Bhagawan menutup wejangan-Nya dengan
melantunkan lagu bhajan, "Hari Bhajan Bina
Sukha Santhi Nahin…")