kondisi faktor ekpose ( kv, ma.s ) pada radiografi …

52
KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI SETELAH DI LAKUKAN ADJUSMENT KALIBRASI PESAWAT MOBILE SKRIPSI DWI PUTRI LESTARI 150821033 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI SETELAH DI LAKUKAN ADJUSMENT KALIBRASI PESAWAT

MOBILE

SKRIPSI

DWI PUTRI LESTARI 150821033

DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI SETELAH DI LAKUKAN ADJUSMENT KALIBRASI PESAWAT

MOBILE

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi Syarat mencapai gelar Sarjana Sains

DWI PUTRI LESTARI 150821033

DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

PERSETUJUAN

Judul : Kondisi Faktor Ekpose (kV, mA.s ) Pada Radiografi

Setelah Di Lakukan Adjusment Kalibrasi Pesawat

Mobile

Kategori : Skripsi

Nama : Dwi Putri Lestari

Nomor Induk Mahasiswa : 150821033

Program Studi : Sarjana (S1) Fisika Medik

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Septermber 2017

Disetujui Oleh

Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

NiP. 195903101987031002 Nip. 196505171993031009

Dr.Pedinan Sinuhaji, MSDr. Syahrul Humaidi, M.Sc

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

PERNYATAAN

KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) pada RADIOGRAFI

SETELAH DI LAKUKAN ADJUSMENT KALIBRASI PESAWAT MOBILE

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan

dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.

Medan, September 2017

Dwi Putri Lestari

150821033

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

PENGHARGAAN Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang

Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Pengaruh Faktor Geometri Distorsi

Pada Citra Radiografi Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS selaku

pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini.

Terimakasih kepada Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS dan Bapak Awan Magfirah S.Si,

M.Si selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Fisika FMIPA-USU Medan,

Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, seluruh Staf dan Dosen Fisika FMIPA USU,

pegawai FMIPA USU dan rekan – rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada

Bapak, Ibu dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang

diperlukan. Semoga Allah SWT akan membalasnya.

Medan, September 2017

Hormat Saya,

Dwi Putri Lestari NIM. 150821033

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) pada RADIOGRAFI SETELAH DI LAKUKAN ADJUSMENT KALIBRASI PESAWAT MOBILE

ABSTRAK

Adanya ketidaksesuaian antara tegangan tabung yang diatur pada control panel dengan keluaran tegangan tabung akan mempengaruhi kuantitas Sinar-X dan kualitas radiografi. Untuk itu dilakukan pengujian keluaran tegangan tabung pada pesawat Sinar-X mobile unit Meditronic di Klinik Rontgen Fauzi Medan yang belum pernah dilakukan pengujian sehingga belum ada baseline data kuantitatif mengenai kondsi faktor ekspose meliputi kV,mA.s, terhadap Radiografi setelah dilakukan Adjustment Kalibrasi Pesawat Mobile. Tujuan dilakukan penelitian iniuntuk mengetahui metode Adjustment tegangan tabung dan hasil Adjustment sebagai data kuantitatif dari evaluasi hasil Adjustment tegangan tabung pada pesawat Sinar-X mobile unit Meditronic. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan observasional partisipatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengujian terhadap keluaran tegangan tabung pesawat Sinar-Xdengan menggunakan alat ukur kV meter dari nilai keluaran 50 kV, 60 kV, 70 kV, 80 kV, 90 kV dengan nilai mas tetap sebesar 10 mas. Selanjutnya data pengukuran yang diperoleh diolah dan dianalisa dalam bentuk tabel dan grafik untuk lebih mudah diambil kesimpulan hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa adanya peyimpangan pada 50 kV sebesar 3,96 %, 60 kV sebesar 2,98 %, 70 kV sebesar 2,27 %, 80 kV sebesar 3,25 %, 90 kV %. Penyimpangan keluaran kV yang dihasilkan oleh pesawat Sinar-X tersebut dari 50 kV – 90 kV masih dalam batas toleransi penyimpangan yang diizinkan yaitu sebesar ±10 %. kata kunci:Adjustment kV,Kualitas Radiografi, Sinar-X, Unit Meditronic

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

EKPOSE FACTOR CONDITION (kV, mA.s) on RADIOGRAPHY AFTER THE ADJUSMENT ADJUSMENT CALIBRATION of AIRCRAFT

MOBILE

ABSTRACT

The nonconformities between tubes voltage which regulated in control panelwith an output of tube voltage will affect the quantity of X-Rays and the quality of radiographs. Therefore, testingof output of tubes voltage on X-Ray instrument mobileMeditronic unit in radiology installations of Meditronic Klinik Rontgen Fauzi Medan. There are nobaseline quantitative data about the output testing of the tubes voltage. The puprpose of this research is to know the tube voltage testing method and the result of testing as quantitative data from the result evaluation of the testing tube voltage on x-ray instrument mobile Meditronic unit at the first examination room in radiological installation of Klinik Rontgen Fauzi Medan. The research methods used are quantitative research by observational approach of participatory method. The data collection was done by testing against the output X-Ray tube voltage instrument with using the Cobia smart R/F gauge from the values of output are 50 kV, 60 kV, 70 kV, 80 kV, 90 kV, wich has mAs fixed value in the amount of 10 mAs. Furthermore, the measurement data that obtained is processed and be analyzed in tables form and charts for more easily to conclude. The result of this research are obtained that there is the deviation in 50 kV for 3,96 %, 60 kV for 2,98 %, 70 kV for 2,27 %, 80 kV for 3,25 %, and 90 kV for 3,14 %. The percentage of deviation kVp output wich resulting by these x-ray instrument from 50 kV –90 kV is still within the limits of deviation tolerance that permitted10%. Keywords :Adjustment kV,Radiografi Quality, X-Ray, Unit Meditronic

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

DAFTAR ISI PERSETUJUAN Halaman PERNYATAAN i PENGHARGAAN ii ABSTRAK iii ABSTRACT iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix DAFTAR SINGKATAN x BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1 1.3 Rumusan Masalah 2

1.3Tujuan Penulisan 2 1.4 Batasan Masaalah 3 1.5 Manfaat Penelitian 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Pesawat Sinar-X Dan Radiologi Diagnostik ........................................... 4 2.2 Dasar Dasar Fisika Sinar-X ..................................................................... 5 2.3 Perinsip Kerja Pesawat Sinar-X .............................................................. 7 2.4 Faktor Expose ......................................................................................... 8 2.5 Radiografi Sinar – X .............................................................................. 11 2.5.1 Komponen Digital Radiasi ................................................................... 12

2.6 Quality Assurance (QA) , Jaminan Mutu dan Quality Control (QC), Kendali Mutu ..................................................................................................... 13 2.6.1Quality Control (QA) dan Kendali Mutu ........................................................................... 14 2.6.2 Akurasi Tegangan (kV) ........................................................................ 14

2.6.3 Komponen Tabung Sinar-X .................................................................................................. 15 2.6.4 Control Panel ......................................................................................................................... 16 2.7 Kalibrasi ................................................................................................. 18 2.8 Pesawat X Ray Mobile ........................................................................... 19

2.8.1 Bagian-bagian Mobile X-ray Unit ..................................................... . 20 2.8.2 Perawatan Pesawat ............................................................................. 22 2.8.3 Tujuan Perawatan Pesawat................................................................... 23

2.8.4 Dasar-dasar Pesawat Rontgen ................................................................. . 23 BAB 3METODE PENELITIAN 29

3.1 Waktu dan Tempat 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

3.2 Alat Dan Bahan Penelitian .................................................................... 29 3.3 Sfesifikasi Pesawat Mobile Yang Diguakan Dalam Penelitian ............. 30 3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................ 30 3.5 FlowChart / Diagram Alir .................................................................... 32

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 33

4.1 Hasil Penelitian 33 4.1.1 Pengukuran kV 33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 37

5.1 Kesimpulan 37 5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA Lampiran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

1. Batas Uji Toleransi Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X 15 2. Pengukuran KV 33 3. Selisih Tegangan 35 4. Penyimpangan Tegangan 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar

1. Proses Terjadinya Radiasi Sinar-X Karakteristik 6 2. Sinar-X Bremstrahlung yang dihasilkan interaksi

electron dengan inti atom target (Busberg,2012) 7 3. X-Ray Mobile 20 4. Pesawat Sinar-X 100 mA/ 100KV 29 5. KV meter 30 6. Stopawatch 30 7. Flow Chart Penelitian / Diagram Alir 32 8. Grafik Perbandingan Antara Pengaturan KV dengan

Keluaran KV 34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman Lampiran 1. Spesifikasi Pesawat Sinar X Mobile 38 2. Hasil Uji Adjusment 39 3. Laporan Hasil Uji Adjusment Pesawat X Ray Mobile 40 4. Sertifikat Quality 41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

DAFTAR SINGKATAN VIM = Vocabulary of International Metrology PA = Postero-Anterior AP = Antero-Posterior FPDs = Flat Panel Detectors CCD’s = charge coupled deviced QA = Quality Assurance QC = Jaminan Mutu dan Quality Control QA = Quality Assurance WHO = Word Health Organization FFD = Focus Film Distance disingkat

SID = Source to Image Reseptor Distance

FOD = Film Object Distancedisingkat

SSD = Source to Skin Distance

VIM = Vocabulary of International Metrology

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bidang kajian dalam ilmu fisika adalah fisika inti dan fisika modern,

dimana dalam teori dan prinsipnya diaplikasikan dalam berbagai bidang. Salah satu

diantaranya adalah bidang kesehatan atau kedokteran. Setelah berkembangnya ilmu

fisika dari fisika klasik menjadi fisika kuantum yang menggunakan prinsip gelombang,

ditemukanlah sinar-X yang dimanfaatkan dalam bidang kedokteran yang dapat

menembus obyek untuk menggambarkan organ dalam tubuh manusia.

Sarana dan prasarana tersebut harus diperhatikan, terutama pesawat sinar-X

karena merupakan komponen utama dalam pelayanan radiologi. Sebagai komponen

utama dalam pelayanan radiologi, pesawat sinar-X harus dalam keadaan layak untuk

digunakan. Jika pesawat tersebut dalam keadaan tidak layak atau tidak memenuhi

standar-standar keselamatan maka pesawat tersebut dapat membahayakan bagi

radiografer, pasien, dan lingkungan sekitarrnya. Berdasarkan Radiological Council of

Western Australia, untuk mengetahui apakah pesawat tersebut layak untuk digunakan

maka diperlukan kegiatan pengendalian mutu berupa pengukuran keakurasian

kolimasi, pengukuran keakurasian tegangan tabung (kV), pengukuran ke akurasian

waktu eksposi, pengukuran linearisasi mA, pengukuran titik fokus efektif, pengukuran

ketepatan pusat grid, pengukuran kebocoran tabung pesawat sinar-X dan paparan radiasi

hambur (http://erafransiskaen).

mA selektor pada generator sinar-X adalah digunakan untuk mengatur

temperatur filamen tabung sinar-X, sepanjang waktu eksposi radiasi terjadi. Waktu

eksposi secara langsung mempengaruhi kuantitas keseluruhan dari radiasi sinar-X yang

keluar dari tabung sinar-X. Dengan demikian, keakuratan waktu eksposi adalah bersifat

kritikal bilamana dikehendaki eksposi terhadap radiograf memadai dengan dosis radiasi

yang beralasan terhadap pasien.

Penggunaan radiasi pengion, termasuk sinar-X pada bidang kedokteran baik

untuk terapi maupun diagnostik sudah umum dilakukan. Sejak ditemukannya sinar-X

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

oleh Wilhem Condrad Roentgen pada tahun 1895 dan kemudian diproduksinya peralatan

radiografi pertama untuk penggunaan diagnostik klinis, prinsip dasar dari radiografi

tidak mengalami perubahan sama sekali, yaitu memproduksi suatu gambar pada film

reseptor dengan sumber radiasi dari suatu berkas sinar-X yang mengalami absorbs dan

attenuasi ketika melalui berbagai organ atau bagian pada tubuh (Bushong, 2008).

Pengertian Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of

International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan

antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai

yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan

dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (Zaenal Abidin,2013).

X Ray Mobile adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada

organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar-X dengan pembangkit tegangan tinggi

merupakan pengisian muatan pada kondensator sehingga X ray ini dioperasikan oleh

baterai.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini memiliki rumusan masalah yang akan diteliti, antara lain :

1. Bagaimana mengetahui uji kesesuain generator Kondisi terhadap faktor ekpose

(kV, mA.s ) .

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Memastikan pengukuran sesuai dengan batas toleransi ±10 %

2. Mengetahui kondsi faktor ekspose meliputi kV, mA.s, terhadap Radiografi

setelah dilakukan Adjustment Kalibrasi Pesawat Mobile.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

1.4 Batasan Masalah

Untuk mengatasi meluasnya permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada :

“Kondisi Faktor Ekspose 50kV, 60kV, 70kV, 80kv, 90kV dengan 100 mA, dan 0.02 s

terhadap Radiografi setelah dilakukan Adjustment Kalibrasi Pesawat Mobile.”

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memeiliki manfaat antara lain :

1. Menambah pemahaman tentang pentingnya peranan Faktor Ekspose Terhadap

Radiografi setelah dilakukan Adjustment Kalibrasi.

2. Sebagai tambahan pengetahuan dalam penggunaan Adjustment Kalibrasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pesawat sinar-X dan Radiologi Diagnostik

Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik

dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (sama dengan

frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz) dan memiliki energi dalam rentang

100 eV . Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi

sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya (Anonymous, 2015).

Dikenal beberapa posisi dalam foto radiologi kedokteran (Anonymous, 2015):

1. Postero-Anterior ( PA ) Sumber cahaya berada di belakang pasien, dan pelat film

berada di bagian depan pasien. Posisi ini yang paling umum digunakan terutama

untuk foto roentgen thorax (dada).

2. Antero-Posterior ( AP ) Sumber cahaya berada di depan pasien, dan pelat film berada

di bagian belakang pasien. Biasanya digunakan pada pasien yang tidk mampu berdiri untuk

mengambil posisi PA karena sakit yang dideritanya.

3. Samping atau Lateral

4. Lateral decubitus.

5. miring atau Oblik.

Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam

Pencintraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan

alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir dan teknologi

lainnya. Radiologi Konvensional merupakan suatu pemeriksaan sederhana

menggunakan sinar Roentgen (sinar-X) dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras

(Anonymous, 2015). Adapun sifat-sifat sinar-X, menurut (Fridawanty, 2012) sebagai

berikut :

Memiliki Daya Tembus Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus

sangat besar dan digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya

kV) yang digunakan, makin besardaya tembusnya. Makin rendah berat atom atau

kepadatan suatu benda, makin besar daya tembus sinarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

1. Difraksi

Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas tersebut

akan bertebaran ke segala arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur)

pada bahan atau zat yang dilaluinya.

2. Absorbsi

Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau

kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat atomnya,

makin besar penyerapannya.

3. Efek Fotografik

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah diproses

secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.

4. Fluoresensi

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium-tungstat atau zink-

sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar-

X.

5. Ionisasi

Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan

ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.

6. Efek Biologis

Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik pada jaringan. Efek

biologik ini dipergunakan dalam pengobatan radioterapi (Fridawanty, 2012).

2.2 Dasar-dasar Fisika Sinar-X

Sinar-X atau sinar Rontgen ditemukan oleh W.C.Rontgen pada tahun 1895

merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek (1 Ǻ

= 10-8cm), sehingga mempunyai daya tembus yang tinggi. Sinar-X dapat pula terbentuk

melalui proses perpindahan elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju

ke tingkat energi yang lebih rendah. Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini

mempunyai energi sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

tersebut. Karena setiap jenis atom memiliki tingkat-tingkat energi elektron yang

berbeda-beda, maka sinar-X yang terbentuk dari proses ini disebut sinar-X karakteristik

yang mempunyai spectrum energi adalah diskrit (Fridawanty, 2012).

𝐸𝐸𝑋𝑋−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = Ebv – Ebt (1)

Keterangan : 𝐸𝐸𝑋𝑋−𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 : Energi sinar- X karateristik

Ebv : Energi vacant shell

Ebt : Energi transition shell

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Radiasi Sinar-X Karakteristik

Sinar-X dapat diproduksi dengan jalan menembaki target logam dengan elektron

cepat dalam suatu tabung vakum sinar katoda. Elektron sebagai proyektil dihasilkan dari

pemanasan filament yang juga berfungsi sebagai katoda. Elektron dari filamen

dipercepat gerakannya, elektron yang bergerak sangat cepat itu akhirnya ditumbukkan

ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu lelehnya juga tinggi (Fridawanty, 2012).

Ketika elektron berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka sinar-X akan terpancar

dari permukaan logam tersebut yang dikenal dengan sinar-X Bremsstrahlung. Sinar-X

yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi maksimal sama dengan energi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

kinetik elektron pada saat terjadinya perlambatan. Sinar-X bremstrahlung mempunyai

spektrum kontinyu.

Gambar 2.2 Sinar-X Bremstrahlung yang dihasilkan interaksi electron dengan inti

atom target (Busberg,2012)

2.3 Prinsip Kerja Pesawat X-Ray

Prinsip kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut, beda

potensial yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber yang

bertegangan tinggi. Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung berisi suatu

perlengkapan yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu bahan penghenti atau

sasaran dan ruang hampa. Elektron bebas terjadi karena emisi dari filamen yang

dipanaskan. Dengan sistem fokus, elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju

anoda. Gerakan elektron ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda

dan anoda diberi beda potensial yang cukup besar. Gerakan elektron yang berkecepatan

tinggi dihentikan oleh suatu bahan yang ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara

elektron dengan anoda ini menghasilkan sinar-X, pada tumbukan antara elektron dengan

sasaran akan ada energi yang hilang. Energi ini akan diserap oleh sasaran dan berubah

menjadi panas sehingga bahan sasaran akan mudah memuai. Untuk menghindarinya bahan

sasaran dipilih yang berbentuk padat. Bahan yang biasa digunakan sebagai anoda adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

platina, wolfram, atau tungsten.Untuk menghasilkan energi sinar-X yang lebih besar,

tegangan yang diberikan ditingkatkan sehingga menghasilkan elektron dengan kecepatan

yang lebih tinggi. Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X

juga lebih besar (Suryaningsih, 2015).

Sinar-X yang dihasilkan oleh tabung sinar-X mengenai dan menembus objek

yang dalam hal ini berupa organ tubuh manusia, kemudian mengenai penangkap citra

(detektor). Dari segi fisis, jaringan pada organ tubuh manusia mempunyai kerapatan

yang berbeda-beda, sehingga ketika sinar-X melewati suatu organ, akan mengalami

atenuasi yang berbeda-beda tergantung dari bagian yang dilewatinya. Perbedaan

atenuasi ini mengakibatkan perbedaan nilai intensitas yang ditangkap oleh detektor dan

perbedaan intensitas inilah yang divisualisasikan sebagai citra dari organ tersebut.

Detektor disini dapat menggunakan film, image intensifier ataupun flat panel (Suryaningsih,

2015).

Terdapat 2 pengaturan pada pesawat sinar-X yaitu pengaturan arus filamen (mA)

dan pengaturan tegangan antara anoda dan katoda (kV) . Pengaturan arus mA akan

menyebabkan perubahan jumlah elektron yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas

elektron sehingga mempengaruhi intensitas sinar-X. Pengaturan tegangan (kV) akan

menyebabkan perubahan gaya tarik anoda terhadap elektron sehingga kecepatan elektron

menuju target akan berubah. Semakin besar mA akan menghasilkan intensitas sinar-X

yang semakin besar. Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang

dihasilkan akan mengalami perubahan. Semakin besar (kV) akan menghasilkan energi

dan intensitas sinar-X yang semakin besar. Kualitas radiografi adalah kemampuan

radiografi dalam memberikan informasi yang jelas mengenai objek yang diperiksa.

Kualitas radiografi ditentukan oleh beberapa komponen, yaitu densitas dan

kontras. Gangguan pada citra, diantanya adalah blur, artefakdan noise. Suryaningsih

(2015).

2.4 Faktor Ekspose

Faktor ekspose yang mempengaruhi kontras resolusi sehingga dapat perbedaan

kontras dengan perbedaan yang sangat kecil pada citra CT Scan. Hal ini dipengaruhi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

oleh faktor ekspose yang meliputi tegangan tabung (kV), dan arus tabung (mAs). Salah

satu usaha dalam pengendalian Image noise pada gambaran CT Scan adalah dengan

melakukan pemilihan tegangan tabung yang tepat pada saat scanning dengan harapan

dapat memberikan kualitas hasil yang optimum dalam rangka menegakkan diagnosis.

Hal hal yang dapat mempengaruhi faktor ekspose antara lain :

a. Tegangan tabung (kV)

Sama seperti halnya radiografi konvesional, sumber radiasi pada ct-scan adalah sinar

X. Kilvoltage atau kV menentukan beda potensial/tengangan tabung anatara katoda dan

anoda yang menentukan kualitas daya tembus sinar-X yang dihasilkan. CT-Scan

beroperasi rentang tengangan tabung 80-140. Perubahan nilai kVp dapat mempengaruhi

daya tembus sinar-X, radiasi hambur, dosis pasien, dan terutama kontras gambar

(Bushong, 2001). Pemilihan tegangan direkomendasikan untuk menghasilkan resolusi

yang tinggi.

Sebagai dasar estimasi efek dari variasi perbedaan penggunaan tegangan tabung

pada pesawat CT Scan Siemen Emotion (Brindha, Subramanian dkk, 2006). Tegangan

tabung sinar-X menentukan besarnya energi sinar-X yang di emisikan oleh sinar x, dan

akan mempengaruhi besaran dosis dan kontras pada gambar. Tegangan yang lebih

rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan tegangan yang lebih tinggi menghasilkan

kontras yang rendah. Semakin besar beda tegangan antara anoda dan katoda, elektron

akan semakin di percepat dan sinar-X yang di hasilkan memiliki energi rata-rata yang

lebih tinggi.

Dengan penambahan nilai kVp radiasi hambur yang sampai ke film akan

bertambah. Penambahan nilai kVp akan menurunkan kontras, dan ketika kontras rendah

maka latitude menjadi tinggi dan terdapat faktor kesalahan yang besar (Bushong, 2001).

Dengan bertambahnya kV, maka energi elektron akan bertambah sehingga kemampuan

menembus bahan juga bertambah.

b. Arus Tabung (mA)

Arus tabung dinyatakan dalam satuan mA (Milli ampere) menentukan kuantitas

sinar-X yang di hasilkan. Nilai mAberada pada rentang 20-580. Sehingga intensitas

sinar-X ( kontras detail) akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

sinar-X. Oleh sebab itu kontras dapat diatur dengan mengubah mA. Pengaruh mA

terhadap gambaran sama dengan kV yaitu menaikan nilai mA akan menurunkan nilai

noise.

. Jika tegangan tabung sinar-X dan lamanya penyinaran tetap maka penambahan

mA akan berpengaruh pada banyaknya elektron yang mengalir pada tabung sinar-X,

sehingga semakin banyak sinar-X yang diproduksi jika waktu eksposi tetap. Hubungan

ini berbanding lurus dengan penambahan arus tabung. Ini berarti dengan penambahan

mA dengan waktu eksposi tetap akan berpengaruh terhadap penambahan kuantitas dan

dosis radiasi yang diterima pasien (Bushong, 2001).

Perubahan mA atau lamanya waktu penyinaran akan mempengaruhi intensitas

pada tiap tingkat energi dengan nilai berbanding lurus dengan perubahanya. Namun

pada hakikatnya perubahan ini tidak berpengaruh terhadap besarnya energi yang

dipancarkan (Carroll, 1985). Intensitas sinar-X ditentukan oleh jumlah elektron per

satuan waktu dari katoda ke anoda yang mencapai target dan dinamakan arus tabung.

Dengan meningkatkan arus tabung akan meningkatkan jumlah elektron yang

bertumbukkan ke anoda, sehingga sinar-X yang dihasilkan semakin banyak (Meredith,

1977).Ketika mAs ditingkatkan, kuantitas radiasi juga meningkat atau sebanding

(Bushong, 2001).

Menurut Bushong (2001), mA berpengaruh terhadap densitas. Kenaikkan mA

sebanding dengan kenaikan densitas gambar. Sedangkan Meredith (1977), menyatakan

teori bahwa mA mempengaruhi jumlah sinar-X yang menuju film. Jika semakin mA

maka semakin besar jumlah sinar-X yang menuju film, dengan demikian densitas film

semakin besar.

Hubungan ini dapat di perlihatkan dengan persamaan sebagai berikut:

I = mA . s ( 2 )

Dengan :

I = Intensitas sinar-X

mA = Kuat Arus

s = waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Jika tabung sinar-X diberikan tegangan tinggi, maka elektron akan bergerak dan

filamen yakni katoda (elektroda negatif) menuju ke target yakni anoda (elektroda

positif), dimana elektron tersebut akan memperoleh energi (E). Pengaruh arus tabung

terhadap gambaran sama dengan tegangan tabung yaitu menaikan nilai arus tabung akan

menurunkan nilai noise. Batas dosis aman d atur pada perka BAPETEN No.1 tahun

2003 tentang pedoman dosis pasien radiodiagnostik.

2.5 Radiografi Sinar-X

Radiografi sinar-X adalah ilmu yang mempelajari citra suatu objek yang

diradiasi dengan sinar-X. Bila sinar-X dilewatkan pada suatu objek, maka sebagian

radiasi yang ada akan diteruskan sehingga citra objek dapat direkam pada film. Satuan

yang biasa digunakan untuk penyinaran radiografi adalah Rontgen, disingkat R. Satu

Rontgen dapat diartikan sebagai sejumlah sinar-X agar menghasilkan ion-ion yang

membawa muatan satu statcoulomb tiap centimeter kubik diudara dengan suhu00C pada

tekanan 760 mmhg. Satu Rontgen dari radiasi foton mempunyai energi rata-rata antara

0.1 Mev sampai 3.0 Mev yang mampu menghasilkan dosis serap sebesar 0.96 rad.

Dengan demikian dapat dikatakan imenghasilkan dosis sebesar 1 rad. Jadi (Anonymous,

2012):

1R = rad (3)

Keluaran sistem generator sinar-X dipengaruhi oleh arus listrik, waktu

penyinaran, besarnya potensial dan jarak target. Secara matematis dapat dinyatakan

dengan persamaan, menurut Suryaningsih,2015 :

K=𝑘𝑘(𝐼𝐼𝐼𝐼)(𝑉𝑉)^2𝑑𝑑^2

(4)

Dengan:

k = konstanta penyinaran

I = arus tabung

t = waktu penyinaran

V = Potensial tabung sinar-X

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

d = jarak target terhadap sumber radiasi

Tegangan tabung (kV), arus (mA) dan waktu (t) mempengaruhi densitas

bayangan. Pemilihan Tegangan tabung (kV) yang terlalu rendah akan menyebabkan

penyinaran yang diberikan tidak mampu menghasilkan densitas pada film. Sedangkan

pemilihan Tegangan tabung (kV) yang terlalu tinggi akan menimbulkan gambar film

yang buruk sehingga informasi yang diperlukan hilang (kabur). Waktu penyinaran

digunakan untuk menentukan lamanya penyinaran. Hal ini terutama dimaksudkan untuk

mengurangi ketidak tajaman gambar yang dihasilkan di film karena gerakan objek yang

diambil. Dengan waktu penyinaran yang minimal dapat digunakan untuk mengontrol

densitas rata-rata bayangan. Bila waktu penyinaran yang dipilih ditingkatkan atau

diperbesar akan mengakibatkan gambar yang dihasilkan di film menjadi kurang tajam.

Hal ini terjadi bila ada faktor gerakan dari objek yang diradiasi (Anonymous, 2012).

Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari

tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang

gelombang elektromagnetik dengan energi yang cukup besar.

Gelombang elektromagnetik ini dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan

listrik dan merambat menurut garis lurus. Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan

terjadi interaksi antara foton dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini

menyebabkan foton akan kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi

yang diserap tiap satuan massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray.

Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule energi

radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).

`

2.5.1. Komponen Digital Radiasi

Adapun komponen digital radiasi adalah :

• X-ray Source adalah sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR

sama dengan sumber X-ray pada konvensional Radiography. Oleh karena itu, untuk

merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

• Image Reseptor yaitu detektor berfungsi sebagai image receptor yang menggantikan

keberadaan kaset film. Ada dua tipe alat pelengkap gambar digital yaitu Flat Panel

Detectors (FPD) dan High Density Line Scan Solid State Detector.

a. Flat Panel Detector (FPD) adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah

panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPD dibedakan menjadi dua yaitu amorphous

silicon(a-Si) dan amorphous selenium (a-Se).

b. High Density Line Scan Solid State device adalah etector fosofor merekam

energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai (Scan) oleh sebuah dioda laser

linier untuk mengeluarkan energi yang tersimpan kemudian dibaca oleh sebuah

penangkap gambar digital charge coupled deviced (CCD’s). Image data kemudian

ditransfer oleh radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menujuwork

stasion milik radiologi.

• Analog to digital Converteryang berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan

detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.

• Komputer, berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data

image dan menghubungkan dengan output device atau work station.

• Output Device yaitu Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk

menampilkan gambar. Melalui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau

tidaknya gambar untuk diteruskan kepadawork station radiolog. Selain monitor,

output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk

fisik (radiografi) ( Kusumawati, 2007).

2.6 Quality Assurance (QA) , Jaminan Mutu dan Quality Control (QC)

Jaminan mutu atau quality assurance merupakan suatu program yang termasuk di

dalamnya quality control, untuk proses perbaikan dengan memberikan informasi diagnostik

yang tepat untuk mengurangi paparan radiasi dan meningkatkan citra

radiodiagnostik dengan biaya serendah mungkin dan meminimalisasi suatu kesalahan dengan

membuat program kegiatan agar dapat mengukur kembaliuntuk menentukan apakah

peningkatan mutu telah tercapai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Program Quality Assurance (QA ) dalam radiologi diagnostik menurut Word

Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang tertata dengan baik oleh staf untuk

memastikan citra diagnostik yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga dapat

memberikan informasi diagnostik yang memadai secara konsisten, yang didapat dengan

biaya dan paparan radiasi pasien seminimal mungkin. Dr. Heater Palmar (1983) dari

Universitas Howard mendefinisikan quality assurance adalah suatu proses pengukuran

mutu, menganalisa kekurangan yang ditemukan dan membuat kegiatan untuk

meningkatkan penampilan yang diikutidengan pengukuran mutu kembali untuk

menentukan apakah peningkatan telah tercapai. Tujuan dari dibentuk nya quality

assurance dalam bidang radiologi yaitu untuk meberikan pelayanan yang berkualitas,

lebih efektif dan efesien, dengan diagnostik yang setinggi mungkin dan paparan radiasi

yang serendah – rendahnya serta biaya yang sewajarnya.

Dengan tercapainya tujuan dari QA dalam bidang radiologi maka diharapkan

pelayanan radiologi yang diberikan kepada pasien dapat terus ditingkatkan sehingga

dapat memberikan kepuasan kepaa pasien.

2.6.1 Quality Control (QA) dan Kendali Mutu

Menurut Vincent Gaspersz (2006 ), kendali mutu adalah teknik-teknik dan aktifitas

operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.Menurut Charlton (1992), kendali

mutu adalah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dalam mengendalikan mutu.

Adapun tujuan dari kendali mutu adalah memberikan mutu (Provide Quality) yaitu dengan cara

memuaskan (xatisfactory), memadai dan cukup (adequate), dapat dipercaya (dependable), serta

ekonomis (economic). Pelayanan Radiologi harus senantiasa memantau dan mengevaluasi secara

periodik hasil pelayanan yang diselenggarakan, hal ini penting untuk mempertahankan dan

meningkatkan mutu, cakupan dan efektifitas serta efisiensi pelayanan, meliputi:

• Evaluasi mutu pelayanan yaitu evaluasi mutu pelayanan dapat dilakukan secara intern di instalasi

radiologi maupun secara eksterna bersama disiplin ilmu lainnya.

• Evaluasi cakupan pelayanan yaitu evaluasi cakupan pelayanan dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana rujukan yang diterima oleh instalasi radiologi dan jumlah serta jenis pemeriksaan yang

dibutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

• Evaluasi Efektifitas dan Efisiensi Pelayanan yaitu evaluasi ini dilakukan dalam upaya mencapai

pelayanan radiologi yang makin maju.

2.6.2 Akurasi Tegangan (kV)

Tegangan tinggi (HV) dalam besaran kV akan berpengaruh pada daya tembus

sinar-X terhadap obyek. Dengan demikian juga akan berpengaruh pada pembentukan

gambar, karena dengan perubahan kV menyebabkan perubahan total pada intensitas berkas sinar-

X. Hal ini terjadi dengan tanpa perubahan arus tabung (Suyanto, 2011). Dalam proses

pemotretan sinar-X, terdapat pengaturan jarak pemotretan yang meliputi, Jarak antara

fokus-film Focus Film Distance disingkat (FFD), disebut juga Source to Image Reseptor

Distance (SID) Jarak antara film-objek Film Object Distancedisingkat FOD)Jarak antara

obyek fokus (Object Focus Distance), disebut juga Source to Skin Distance (SSD)

Pengaturan jarak dapat dilakukan dengan menggerakan stand tabung menjauhi

atau mendekati obyek. Dengan cara menjahui atau mendekati obyek akan

mempengaruhi intensitas berkas sinar-X, sehingga akan berpengaruh pula pada

pembentukan gambar radiografi (Suyanto, 2011).

Tabel 2.1 Batas Toleransi Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

2.6.3 Komponen Tabung Sinar-X

MenurutBushong, 2008, dalam proses terjadinya sinar-X ada beberapa komponen tabung

sinar-X yang harus diperhatikan yaitu insert tube dan tube housing.

a) Tube Housing

Menurut Irawati, 2009, Dinding bagian luar tabung disebut rumah tabung,

terbuat dari metal. Bagian dalam dinding tersebut terbuat dari lapisan timbale (Pb).

Fungsi dinding ini adalah untuk menahan berkas sinar-X yang tidak searah dengan

window. Window berfungsi sebagai filter untuk menahan energi rendah radiasi sianr-X

sebagai tempat sumber daya (power source).

Menurut Bhusong, 2008, untuk jenis anoda putar terdapat terminal tegangan

tinggi, isolator terhadap tegangan tinggi, dapat dipasangkan secara tepat dengan

pelindung tabung (tube envelope), dapat dipasangkan peralatan kolimator dan berisi

minyak pendingin cooling oil untuk menyerap panas tinggi selama proses pembangkitan.

Rumah tabung juga dilengkapi sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT.

Menurut Suhartono, 2011, Rumah Tabung (Tube Housing), yang berfungsi

sebagai tempat untuk meletakkan insert tube didalamnya, yang terdiri dari:

a. Perisai Tabung (tube sield)

b. Minyak, diantara perisai tabung dengan insert tube, berfungsi sebagai isolator

tegangan tinggi, sekaligus pendingin tabung.

c. Window, yaitu celah dari perisai tabung, untuk keluarnya berkas sinar-X yang akan

digunakan

d. Filter, yaitu penyaring berkas sinar-X

• Insert Tube, didalam insert tube terdapat bagian-bagian yaitu tabung kaca

hampa udara, anoda dan katoda.

• Tabung kaca hampa udara, dinding insert tube ini terbuat dari gelas pyrex yang

berfungsi untuk menempatkan filamen dan target berada didalam ruangan

hampa udara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

2.6.4 Control Panel

a) kV (kiloVolt)

Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda

dan anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan listrik akan menentukan

kualitas sinar-X dan daya tembus sinar-X, makin tinggi besaran tegangan listrik yang di

gunakan makin besar pula daya tembusnya.

Dalam menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan tegangan optimal

yang mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas. Hal-hal yang mempengaruhi

tegangan tabung adalah :

• Jenis pemotretan

• Ketebalan obyek

• Jarak pemotretan

• Perlengkapan yang digunakan

Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV) adalah :

• Energi radiasi sinar-X akan meningkat, sehingga densitas pada film akan menigkat

• Mengurangi kontras obyek

• Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat

a. mA (milliAmpere)

Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan

digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan. Alat ini disambung

seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita sebenarnya memilih nilai R

nya untuk menentukan voltage drop pada VR. Semakin besar pilihan mA maka pilihan

tap tersebut berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil.

Dan semakin kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar.

Arus tabung ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen. Tegangan

transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator filamen ini (IF),

semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir pada trafo

filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elektron bebas

yang dihasilkan. EF besar --> IF besar --> elektron bebas banyak --> awan electron

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo filamen kecil karena dengan tahanan lebih

besar maka tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage

drop yang lebih besar.

V = I x R (5)

Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage drop.

• Stand by Resistance yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen

tabung rontgen agar terjadi pre heating sebelum expose berlangsung sehingga

filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi yang

dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.Cara kerjanya adalah

sebagai berikut, pada saat main swith ON, filament tabung rontgen langsung

mendapatkan tegangan dari transformator filament tapi melewati stand by resistant

sehingga tegangan yang mengalir bukan tegangan normal. Pada saat expose, timer

bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan

kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan

melewati kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga

pemanasan filament pada tegangan normal.

• Filament limiter (mA limiter) yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus

filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di atas sesuai dengan

kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut

memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini akan lebih terasa

terutama pada tabung rontgen yang mengunakan double focus, yaitu focus besar dan

focus kecil yang masing-masing dilengkapi filament limiter sendiri. Untuk yang large

focus nilai tahanan limiternya kecil, sedangkan untuk yang small focus nilai tahanan

limiternya besar yang diatur sekali pada waktu perakitan.

2.7 Kalibrasi

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology

(VIM) Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai

yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran

yang diukur dalam kondisi tertentu.

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau

indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang

digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga

kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta

kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam

celcius pada titik-titik tertentu di skala.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional

(National metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi

Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran

tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan

bagi perangkat yang dikalibrasi. Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi

di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari

standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.

Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan

tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.

2.8 Pesawat x-ray mobile

Mobile X-ray unit adalah jenis pesawat rontgen yang mampu bergerak dan

mudah dipindahkan kemanapun karena memiliki roda dan tiang tabung yang bisa dilipat

sehingga sangat mungkin bisa dimasukkan ke dalam lift untuk dipindahkan. Yang harus

diutamakan dalam penggunaan pesawat rontgen mobile adalah pelindung radiasi.

Pesawat X-ray mobile adalah peralatan elektronik yang sifatnya dapat dipindah-

pindahkan (mobile) yang digunakan untuk mendeteksi berbagai objek seperti barang-

barang (bagasi) di bandara dan mendeteksi bagian dalam tubuh manusia

(penggunaan bidang kedokteran). Umumnya petugas operator X-ray sudah memperoleh

pelatihan untuk membedakan bahan organik yang dilarang seperti narkoba dan bahan

pembuat bom atau bukan. Pesawat X-ray Mobile menggunakan sinar X pada panjang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

gelombang tertentu sehingga mampu menembus bahan-bahan dari bukan logam.

Pesawat tersebut dihubungkan dengan monitor sehingga benda- benda yang terdeteksi

terlihat oleh operator.

a) Pengertian X Ray Mobile

X ray mobile adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendiagnosa penyakit

padaorgan tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan

t i ngg i merupakan pengisian muatan pada kondensator, sehingga x ray ini dioperasikan

oleh baterai digunakan untuk tindakan radiography dari satu ruangan ke ruangan

lainnya.

Gambar 2.3 X-Ray Mobile

2.8.1 Bagian-bagian Mobile X-ray Unit

Penggunaan pesawat rontgen mobile diperlukan hanya untuk pasien yang sama

sekali tidak dapat dipindahkan dari ruang perawatan untuk melakukan rontgen.

Penggunaan pesawat rontgen mobile harus mendapatkan izin dari rumah sakit terkait.

Berikut adalah bagian-bagian dari mobile x-ray unit :

1. Tabung Sinar-X

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-X. Di dalam

tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektron-elektron

dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari

elektron-elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut

bidang fokus (focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x.

2. Kolimator

Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai

dengan luas dari objek yang dirontgen.

3. Lengan Penopang

Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat disesuikan

dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang memiliki berbagai

gerakan.

4. Panel Operasi

Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus filamen.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display kV, indikator

ready, tombol setting mAs, indikator X-ray, display mAs, indikator call service, tombol

lampu, tombol power, kunci kontak, tombol setting kV dan generator tegangan tinggi.

5. Generator Tegangan Tinggi

Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke

tabungsinar-x.

6. Handswitch

Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan

sinar-x.

7. Pegangan kemudi

Pegangan Kemudi adalah pegangan yang digunakan saat memindahkan pesawat.

8. Box Kaset

Box kaset adalah tempat untuk meletakkan kaset saat pesawat dipindahkan.Ada

beberapa hal yang perlu kita perhatikan yang terkait dengan mobile x-ray unit, yaitu

sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

a. Fungsi

Digunakan pada pasien yang tidak bisa diajak kerjasama, biasanya pasien ruangan

sehingga mengaharuskan radiographer membawa pesawat ini ke ruang pemeriksaan.

b. Kapasitas

Kapasitas rendah biasanya 100 mA bahkan ada yang 50-60 mA (Peraturan

BAPETEN kapasitas pesawat rontgen tidak boleh kurang dari 100 mA).

c. Tingkat keawetan

Kurang awet karena jarang menggunakan variasi mA dan sering mengalami

goncangan ketika pesawat harus dibawa menuju ruangan pasien yang akan diperiksa

sehingga itu sangat berisiko pada kerusakan tabung sinar-X. Hal ini mengharuskan

pesawat diberikan perawatan.

d. Proteksi radiasi

Proteksi radiasi kurang karena pemeriksaan tidak dilakukan di ruang radiologi

sehingga jika menggunakan pesawat ini radiographer minimal harus membawa 2 macam

alat proteksi radiasi, misalnya apron dan shielding.

2.8.2 Perawatan Pesawat

Perawatannya cukup sederhana yaitu sebelum digunakan, pendingin ruangan

dinyalakan agar suhu udara sesuai dengan standar pengoperasian pesawat yaitu 20°C

kemudian pesawat dinyalakan beberapa menit untuk mengetahui ada tidaknya

kerusakan. Lakukan prosedur pemeriksaan pada pasien sesuai standar. Selain itu, setiap

tahun pesawat harus dilakukan kalibrasi. Tujuannya adalah untuk menghindari

terjadinya kecelakaan radiasi baik pada pasien maupun pada peugas. Kalibrasi pesawat

dilakukan oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

2.8.3 Tujuan Perawatan Pesawat

• Memastikan pesawat dalam keadaan baik sehingga pesawat selalu siap ketika akan

digunakan.

• Mendeteksi adanya kerusakan sebelum pesawat digunakan sehingga dapat

meminimalkan kecelakaan radiasi akibat kerusakan alat.

• Memperpanjang umur pesawat.

2.8.4 Dasar-dasar Pesawat Rontgen

• Tegangan line

Tegangan line adalah tegangan atau catu daya yang mensupply suatu

alat/pesawat agar alat tersebut dapat berfungsi. Tegangan Line dapat berupa tegangan

AC maupun DC. Tegangan Line AC pada umunya diperoleh dari tegangan PLN.

• Line Voltage Compensator.

Line Voltage Compensator (LVC) sering disebut juga Line Selector. LVC ini

berada pada rangkaian awal dari power supply sebuah pesawat rontgen. Tujuan LVC ini

adalah mengatur agar tegangan yang masuk ke pesawat Rontgen sesuai dengan tegangan

yang dibutuhkan oleh pesawat itu sendiri. Terkadang tegangan supply yang dari PLN

nilainya dapat kurang atau lebih dari standar, maka LVC ini mengaturnya agar sesuai

yang akan dikomsumsi pesawat tersebut. Line Selector pada umumnya diatur secara

manual oleh operatornya.

• Auto Trafo (Automatic Transformer).

Auto trafo bentuknya hampir sama dengan yang biasa, namun pada trafo ini

jarang dijumpai adanya lilitan primer maupun sekundernya yang terpisah, lilitannya

hanya lilitan tunggal yang terlilit pada inti besi, namun terdapat beberapa terminal

pengaturan tegangan output.

• Transformator.

Transformtor biasa disebut dengan kata trafo, gunannya adalah untuk menaikkan

atau menurunkan tegangan AC. Pada hakekatnya trafo terdiri dari teras atau lempengan

besi lunak yang disusun rapat ilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan primer adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

gulungan /lilitan kawat tembaga yang dialiri arus / tegangan yang masuk (input),

sedangkan lilitan sekunder adalah gulungan kawat tembaga yang mempunyai tegangan

output setelah inputnya diberi tegangan. Kenaikkan/penurunan tegangan output

sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan pada primer maupn sekunder.

• Tabung sinar x

Jenis tabung x dibedakan 2 jenis yaitu : Tabung rontgen degan anoda putar

(Rotating anode) dan tabung rontgen dengan anoda diam (Stationary anode). Beberapa

bagian yang terdapat pada tabung rontgen antara lain : Katoda, Anoda, Rotor (berada

diluar insert tube), Stator, Target (piring anoda terbuat dari wolfram), Tangkai

Molybdenum, Rumah tabung (tube housing, Expansion diaphragma, Tombol pengaman

(safety switch), Tube windows( jendela tanung), Minyak pemdingin (olie trafo).

• Katoda

Merupakan tempat filamen yang terbuat dari kawat tungsten yang mempunyai

titik lebur tinggi. Pada filamen terjadi emisi elektron akibat pemanasan filamen. Emisi

elektron artinya terlepasnya elektron dari atom-atom bahan filamen tersebut (atom

Wolfram) oleh karena panas yang terjadi pada filamen. Banyaknya elektron bebas dapat

terjadi pada permukaan filamen tergantung pada pengaturan tegangan yang masuk ke

filamen diatur melalui pengaturan tahanan (Rheostat). Disamping mempunyai kutub

negatif, filamen juga dilengkapi alat pemusat elektron (focusing cup) pada ujung

filamen.

• Anoda

Merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh elektron, dilengkapi

dengan bidang focus (focal spot). Permukaan anoda membentuk sudut dengan

kemiringan 45 derajat. Kemiringan ini untuk mendapatkan focus efektif agar sinar x

yang keluar dari tabung dapat terarah. Bahan anoda terbuat dari wolfram/tungsten, dg

nomor atom 74 dan mempunyai titik lebur 3360 derajat Celcius, mempunyai keuntungan

sebagai penghantar panas yang baik. Anoda ini juga berfungsi/merangkap sebagi kutub

positif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

• Tube Housing

Dinding bagian luar tabungdisebut rumah tabung ,erbuat dari metal, bagian

dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb), Fungsi dinding ini agar dapat menekan radiasi

yang tidak dibutuhkan. Rumah tabung juga dilengkapi sambungan kabel tegangan tinggi

yaitu kabel dari HTT. Tombol (safety switch dan Expansion diaphragma) Pada beberapa

tabung dilengkapi juga dengan alat pengaman terhadap panas yang berlebihan yang

mungkin terjadi didalam tabung akibat proses pembangkitan sinar X tersebut. Alat

pangaman ini disebut safety switch denganmemmanfaatkan alat membran yang terdapat

pada expansion chamber).

• Windows (jendela tabung)

Pada bagian dimana sinar dapat keluar disebut poet (window) ditutup dngan

bahan yang terbuat dari kaca atau mika/plastik/acrylic yang fungsinya disamping dapat

melewatkan sinar X, juga dapat menahan minyak trafo yang ada didalam tabung agar

tidak dapat keluar.

• Dinding tabung

Tabung insert ini terbuat dari gelas pyrex yang berfungsi untuk menempatkan

filamen dan target berada didalam ruangan hampa udara. Keadaan hampa udara ini

berfungsi agar elektron didalam tabung dapatdikendalikan, Tabung kaca yang tinggi

kevakumannya ini terendam dalam minyak trfao. Minyak ini berfungsi sebagai bahan

isolasi tegangan tinggi dan juga sebagai pendingin tabung rontgen.

• Rotor

Berfungsi agar anoda dapat berputar sampai 8000-9000 rpm. Keuntungan denga

anoda putar antara lain pendinginan dpt lebih sempurna, target elektron dapat berganti-

ganti sehingga bisa awet.

• Filter tabung sinar-X.

Pada jendela tabung Rontgen ditempatkan / dipasang filter sinar x

Ada 2 macam filter, yaitu : Inhernt filter dan Additional filter:

Inherent Filter.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Merupakan bahan-bahan yang dilalui sinar x setelah keluar dari target.

Inherent filter terdiri dari gelas/kaca (tabung sinar x, minyak trafo, acrylic jendela

tabung, seluruhnya setara dengan ketebalan dari 0,5 – 1,0 mm aluminium.

Additional Filter (filter tambahan).

Untuk setiap pesawat perlu mendapat tambahan filter yakni 1,5 mm – 2,0 mm

ketebalan aluminium yang gunanya untuk dapat menahan sinar-x yang mempunyai

panjang gelombang tertentu. Untuk itu ada ketentuan-ketentuan (tabel tertentu) didalam

penggunaan filter tambahan ini sesuai dengan besarnya KV yang digunakan.

Tabung Rontgen

Tabung rontgen bila digunakan harus mempergunakan alat yang dapat

mengarahkan dan membatasi lapangan penyinaran berupa collimator yang dapat diatur

besar/kecilnya luas bidang pemaparan.Persyaratan tabung sinar-X:

1) Terbuat dari Metalic dan pada bagian dalamnya dilapisi dengan timah hitam/timbal

sehingga tahan panas terhadap sinar-x (x-ray proof)

2) Dinding tabung tahan akan goncangan (shock proof)

3) Harus mempunyai bahan isolasi (minyak trafo) dan tahan terhadap tegangan tinggi.

4) Pada tabung terdapat socket yang berhubungan dengan ujung kabel tegangan tinggi

untuk anoda dan katoda.

5) Mampu menerima panas (Anoda heat storage capacity).

Kerusakan-kerusakan pada tabung:

Kerusakan pada tabung gelas (glass envelope).

1) Tabung gelas berubah warna, hal ini disebabkan pemakain yang lama, permukaan

anoda (anoda) menipis akibat pemanasan filamen dan penumgukan elektron.

2) Tabung gelas pecah, karenatabung terbentur waktu digunakan terutama pada

pesawat yang dapat dipindahkan (mobile).

3) Tabung gelas retak sehingga tabung tidak hampa udara lagi/kevakuman udara

berkurang karena kemasukan udara (gassy).

Kerusakan pada Filamen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

1) Kawat pijar filamen putus, disebabkan terjadinya pemanasan yang berlebihan akibat

terlalu lama menekan saklar ready atau pemanasan pendahuluan arus pada filamen

terlalu besar.

2) Kemungkina putus juga dapat diakibatkan karena lamanya waktu expose terlalu

berlebihan dari waktu yang diperkenankan.

Kerusakan pada anoda.

1) Permukaan anoda (target/ pada type stationary anode) sudah tidak rata lagi,

sehingga sinar-x yang dihasilkan tidak dapat focus lagi.

2) Anoda tidak dapat berputas (pada type otating anode) kerna gulungan stator dan

atau elektromotornya rusak.

• mA Selector ( pemilih mA)

Pada awal pengoperasian pesawat Rontgen hendaknya nilai dari satuan mA, KV

diatur pada posisi minimum, terutama pada mA selektor sebaiknya pada posisi minimum

dulu, hal ini dimaksdudkan agar filamen tidak mendapat arus secara tiba-tiba dengan

nilai tinggi, sehingga filamen tidak cepat putus.

• kV Selector

Output pada Autotrafo menentukan besarnya tegangan tinggi yang dihasilkan

(karena output autotrafo diberikan pada input HTT).

• Space Charge Convensator.

Apabila tegangan anoda naik, intensitas dari medan listrik antara anoda dan

katoda akan naik pula dan banyak elektron-elektron lewat dalam muatan ruang, hal ini

mengakibatkan muatan ruang akan berkurang. Agar muatan ruang tadi sesuai dengan

besarnya arus filamen atau dengan kata lain sesuai dengan harga arus tabung yang

dikehendaki, maka dibuat rangkaian space charge compensation. Tujuannya agar

walaupun tegangan antara anoda kita naikan atau turunkan, arus tabung tidak ikut naik

atau turun. Jadi arus taung sesuai dengan harga mA selector.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

• Timer.

Timer berfungsi sebagai pewaktu (pengatur lamanya waktu) dalam melakukan

expose (pemaparan) sinar-x. Timer dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografy

maupun fluoroscopy.

1) Timer Mekanik.

Lamanya pemaparan dapat dicapai dengan waktu terpendek 0,25 detik. Timer ini

bekerja secara mekanik dan biasanya dipakai pada pesawat Rontgen diagnostik yang

berkapasitas rendah antara 10 mA – 50 mA.

2) Timer Elektromotor.

Mengunakan motor shyncron sebagai penggerak untuk menghuungkan dan

memutuskan arus. Waktu terpendek biasanya dicapai 0,02 detik. Timer jenis ini

digunakan pada pesawat dengankapasitas 100 mA – 500 mA.

3) Timer Elektronik.

Pada perkembangannya timer elektronik sudah memakai kemasan chips dalam

integrasi (IC), waktu terpendek 0,003 detik. Timer jenis ini digunakan pada pesawat

rontgen radiodiagnostik dan radiotherapy karena pengaturannya fleksibel.

• Spot Film Device.

Spot film merupakan suatu wadah/tempat untuk meletakkan kaset film rontgen

yang digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy (pada saat dibutuhkan pendokumentasian

pada saat pemeriksaan tsb).

• Grid.

Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeleminasi radiasi hambur agar tidak

sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tips timbal yang disusun

tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi (plastik, bakelit).

• Collimator

Kolimator dipasang pada unit tabung sinar x. Kolimator digunakan untuk

mengatur luas bidang penyinaran yang dukehendaki. Sebelum dilakukan penyinaran luas

bidang yang dikenai sinar x dapat diketahui, yaitu denga melihat luas bidang yang dapat

dikenai oleh cahaya lampu yang keluar dari kolimator.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Kolimator juga dilengkapi dengan lubang tempat dipasang dan dibukanya filter

tambahan sesuai dengan kebutuhan untuk mengatur kualitas sinar X.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Rontgen Fauzi Medan

3.2 Alat Dan Bahan Penelitian

Adapun Peralatan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah

a. Alat yang diperlukan

Gambar 3.1 Pesawat Sinar-X 100 mA/ 100kV

Keterangan gambar:

1. Tabung sinar-x

2. Kolimator

3. Lengan penopang

4. Handswitch

5. Panel control

6. Pegangan kemudi

7. Bok kaset

8. Generator tegangan tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Gambar 3.2 kV meter

Gambar 3.3 Stopawatch

b. Bahan yang diperlukan

1. Pesawat Mobile

3.3 Spesifikasi Pesawat Mobile yang di gunakan dalam penelitian

Adapun spesifikasi Pesawat Mobile yang di gunakan ialah sebagai berikut:

Merk : MEDITRONIC

Type : MX-100 HF MOVX

Input : 230 Volt

kV : 100

mA : 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

3.4 Prosedur Penelitian

1) Mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian.

2) Hubungkan ’steker’ ke ’stop kontak’ pada dinding dan putar ’kunci kontak’ pada

modus radiografi kemudian tekan tombol power pada posisi ON. Indikator

radiografi pada panel operasi akan menyala dan set up akan berjalan otomatis. Jika

sistem telah siap dioperasikan indikator standby pada panel operasi akan berkedip-

kedip.

3) Mengatur tengangan tabung (kV) dan perkalian arus dan waktu ekposi (mAs)

dengan menekan tombol setting kV dan mAs pada panel operasi.

4) Uji fungsi yaitu menguji teganga tinggi (kV) dengan cara:

• Atur arus tabung pada posisi 100 mA

• Atur posisi kV secara bervariasi 50 kV, 60 kV, 70 kV, 80 kV, 90kV .

• Letakan Alat Ukur kV meter pada bidang X-Ray

5) Mengatur medan radiasi yaitu dengan menekan tombol lampu pada panel operasi

atau pada kolimator kemudian putar knob untuk mengatur luas objek yang akan

diradiasi.

6) Tekan tombol preparation radiography pada handswitch. Setelah sekitar satu detik

indikator ready pada panel operasi akan menyala dan buzzer akan berbunyi. Tekan

tombol exposure pada handswitch untuk membangkitkan sinar-x. Indikator x-ray

pada panel operasi akan menyala selama sinar-x dibangkitkan. Buzzer akan

berbunyi ketika pembangkitan sinar-x selesai.

7) Lakukan expose dan amati hasil pada di luar ambang batas ±10% dari expouse kV

yang di setting dan jika nilai diluar ambang batas ±10% dari kV yang di setting,

maka kV perlu di setting kembali

8) Melakukan kembali langkah 2 sampai dengan langkah 7 untuk kV Selanjudnya

9) Pengujian mA dengan Alat Ukur mA sama dengan pengujian kV

10) Pengujian waktu expose

11) Matikan power suplai yaitu dengan menekan tombol power pada posisi OFF. Semua

indikator pada panel operasi akan mati. Posisikan pesawat pada tempat yang aman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

3.5 Flow Chart Penelitian / Diagram Alir

Adapun diagram alir pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

mulai

Persiapan Alat, Bahan dan objek

Sinar- x

Hasil

Faktor Ekspose< 50kV > 90kV

selesai

Pengaturan

Faktor Ekspose

Analisa

ya

Tidak

Gambar 3.4 Flow Chart Penelitian / Diagram Alir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan di Klinik Fauzi Medan Meliputi

Kondsi Faktor Ekspose meliputi kV,mA, s, terhadap Radiografi setelah dilakukan

Adjustment Kalibrasi Pesawat Mobile.. Dengan pengaturan Faktor ekspose sehingga

dapat dibedakan perbedaan densitas yang sangat kecil. Adapun hasil yang diperoleh

dengan variasi Faktor ekspose dengan perubahan.

4.1.1 Pengukuran kV

Pada pengukuran kV dengan menggakan alat kV meter yang diletakan dibawah

kolimator dengan FFD 90cm, maka pengaturan kV panel control sama dengan hasil

pengukuran kV meter dan tidak melebihi 10% dari batas ambang. Hal ini dapat dilihat

pada tabel pengukuran kV dibawah ini :

Tabel 4.1. Pengukuran kV

N

o

kV Setting Eksposi volt Output kV

Rata-Rata 1 2 3

1 50 52,01 51,87 52,06 51,98

2 60 61,69 61,82 61,87 61,79

3 70 71,60 71,61 71,56 71,59

4 80 82,66 82,50 82,64 82,6

5 90 92,83 92,84 92,84 92,83

Berdasarkan tabel diatas perbandingan antara pengaturan tegangan tabung di

control panel dengan keluaran tabung dapat hasil pengukuran kV, dapa dilihat pada

grafik sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Antara Pengaturan kV dengan Keluaran kV

Dari hasil pengujian pengukuran tegangan tinggi dengan menggunakan kV meter

grafik Perbandingan Antara Pengaturan kV dari hasil nilai rata-rata keluaran tegangan

tabung menunjukkan adanya perbedaan antara besar tegangan tabung yang diatur di

control panel dengan nilai keluaran tegangan tabung yang terukur pada dari masing-

masing nilai tegangan tabung yang diukur. Hal ini terlihat pada pengukuran 50 kV, 60

kV, 70 kV, 80 kV, dan 90 kV menunjukkan keluaran tegangan tabung yang relatif

meningkat dengan yang diatur pada control panel. Penyimpangan bisa terjadi karena

adanya gangguan pada jaringan listrik dan tidak terdeteksi secara kasat mata, yaitu

terjadinya fluktuasi tegangan naik turun. Hal ini menunjukan bahwa penyimpangan

dengan kV keluaran tegangan tinggi pada pesawat sinar – X memenuhi standar.

Hasil selisih tegangan tabung yang diatur dengan keluaran tegangan tabung pada

pesawat sinar-X mobile dengan menggunakan alat ukur kV meter adalah sebagai

berikut :

0102030405060708090

100

50 60 70 80 90

kVou

t

kV setting

PERBANDINGAN ANTARA PENGATURAN KV DENGAN KELUARAN KV

kV Setting

Output kV

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

Tabel 4.2 Selisih Tegangan

N

o

kV Setting Output kV Rata-rata (volt) Selisih Tegangan (volt)

1 50 51,98 1,98

2 60 61,79 1,79

3 70 71,59 1,59

4 80 82,6 2,6

5 90 92,83 2,83

Setelah nilai rata-rata dan selisuh tegangan tabung dihitung, maka dilanjudkan dengan

menghitung nilai persentase penyimpangan Setiap tegangan tabung pada pesawat sinar-

X mobile dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

% =𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆s𝑆𝑆ℎ𝐼𝐼𝑆𝑆𝑡𝑡𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑟𝑟𝑡𝑡

𝐼𝐼𝑆𝑆𝑡𝑡𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑟𝑟𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑑𝑑𝑆𝑆𝑟𝑟𝐼𝐼𝑡𝑡𝑟𝑟𝑡𝑡𝑟𝑟𝑑𝑑𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝐼𝐼𝑟𝑟𝑡𝑡𝑆𝑆𝑡𝑡𝑟𝑟𝑡𝑡𝑆𝑆𝑆𝑆𝑋𝑋100%

Tabel. 4.3 Penyimpangan Tegangan

N

o

kV Setting Output kV rata-

rata ( volt)

Selisih Tegangan

(volt)

%

Penyimpangan kV

1 50 51,98 1,98 3,96 %

2 60 61,79 1,79 2,98%

3 70 71,59 1,59 2,27%

4 80 82,6 2,6 3,25%

5 90 92,83 2,83 3,14 %

Berdasarkan table di atas diketahui penyimpangan pada 50 kV sebesar 3,96 %,

60 kV sebesar 2,98 %, 70 kV sebesar 2,27 %, 80 kV sebesar 3,25 %, 90 kV .

Penyimpangan terbesar 3,96 % pada tegangan 50 kV dan Penyimpangan yang terkecil

2,27% pada tegangan 70 kV. Dari pengaturan tegangan tabung terendah hingga yang

tertinggi, ada kecenderungan kenaikan dan penurunan penyimpangan keluaran tegangan

tabung. Namun dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa penyimpangan keluaran

tegangan tabung yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X tersebut dari 50 kV- 90 kV masih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

dalam batas toleransi penyimpangan yang diizinkan yaitu sebesar ±10%, melebihi dari

batas toleransi yang telah ditentukan. Penyebab ketidaksesuaian antara keluaran sinar-X

dengan faktor eskposi yang diatur pada control panel biasanya dikarenakan kondisi

instrumental internal pada pesawat sinar-X itu sendiri, seperti bergesernya pengaturan

tegangan tabung, arus tabung dan waktu eksposi secara mekanis yaitu ada

ketidaksesuaian anatara pengaturan tegangan tabung, arus tabung dan waktu eksposi

pada control panel dengan output yang dihasilkan karena dimungkinkan tombol

pengaturan tegangan tabung, arus tabung, waktu eksposi pada control panel tersebut

telah rusak dan terjadinya fluktuasi. Serta faktor yang lain, kondisi tabung sinar-X yang

seharusnya hampa udara tetapi terisi udara, sehingga terjadi gesekan yang

mengakibatkan energi foton berkurang.

Dari analisa yang telah dilakukan ditemukan nilai lebih dari ambang batas (tidak

melebihi ±10 % eror) namun untuk memastikan kelayakan alat tersebut maka

Adjustment akan tetap dikaukan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini akhirnya dapat disimpulkan bahwa :

1) Daya tembus pesawat sinar – X dipengaruhi oleh pengaturan tegangan tinggi (kV)

yaitu pada daya tembus sinar-X terhadap objek, pembentukan gambar, dan intisitas

berkas sinar-X.

2) pesawat sinar – X Sebelum digunakan perlu dilakukan uji kesesuaian dan

Adjusment, Supaya memenuhi persyaratan keselamayan radiasi.

3) Dari hasil uji penyimpangan terbesar 3,96 % pada tenggangan 50 kV dan

penyimpangan terkecil 2,27 % pada tegangan 70 kV. fungsi pesawat sinar – X layak

digunakan karena hasilnya masih dalam toleransi yang berlaku yaitu ±10%.

5.2 Saran

1) Perlu dilakukan perawatan yang rutin terhadap pesawat sinar-X mobile untuk

mengoptimalkan. Kinerja dari pesawat sinar-X tersebut sehingga penggunaan

pesawat sinar-X tersebut lebih lama.

2) Sebaiknya pengujian dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali pada saat

kalibrasi dilakukan oleh Badan Pengawas Fasilitas Kesehatan (BPFK) agar kondisi

keluaran kV bisa diketahui dan bisa dilakukan perbaikan apabila tejadi kerusakan

atau malfungsi, serta perlu dilakukan pengujian terhadap pengukuran arus tabung

(mA) dan waktu eksposi (s).

3) Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara kerja untuk

mengetahui perbedaan antar alat yang layak pakai dan yang harus di kalibrasi ulang.

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: KONDISI FAKTOR EKPOSE ( kV, mA.s ) PADA RADIOGRAFI …

ISO/IEC Guide 17526, 2005, Vocabulary of Internasional Metrology (VIM). General Electric, 2007. Industri Radiography. [online]. Tersedia : http:// www Gemsc.com/download/x-ray/Geit 30158EN_ Industri Radiography. Abidin Zaenal, Kalibrasi Kv Pesawat sinar-X Rigaku 250EG-S3 dengan metode Chart Standar. Yokyakart 50236. Bushong, S. C. 2008. Radiologic Science For Technologist, Ninth Edition. Canada: Mosby Co.

Hadi, Wira. 2013.QA/QC Peralatan Sinar-x Konvensional Diagnostik Radiologi. Artikel sumber: http://khazanahradiografer.blogspot.com/2012_02_01_archive.html

http://erafransiska.blogspot.co.id/2014/01/pesawat-rontgen.html,7:5 februari 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA