film radiografi 2010

43
Film Radiografi

Upload: fikri9

Post on 08-Apr-2016

247 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Film Radiografi 2010

Film Radiografi

Page 2: Film Radiografi 2010

Pendahuluan • Film radiografi memegang peranan penting

pada pembentukan bayangan suatu organ dalam prosedur radiografi.

• Pengetahuan mengenai karakteristik film radiografi menjadi faktor penting untuk dipelajari dan dipahami.

• Dalam aplikasinya melakukan kombinasi dari faktor-faktor tersebut mampu menghasilkan mutu citra radiografi yang optimal.

Page 3: Film Radiografi 2010

Double emulsi

Konstruksi Film Radiografi

0,001 in = 1/40 mm

0,008 in = 1/50 mm

Lapisan film double emulsi:1. Film base: cellulose acetate or polyester2. Lapisan emulsion: gelatin dan AgBr crystal3. Lapisan perekat: gelatin dan cellulose acetat4. Lapisan supercoating: gelatin bening

1

23

4

24

3

0,0004 in = 1/100 mm

Page 4: Film Radiografi 2010

Single emulsi0,001 in = 1/40 mm

0,008 in = 1/50 mm

Lapisan film double emulsi:1. Film base: cellulose acetate or polyester2. Lapisan emulsion: gelatin dan AgBr crystal3. Lapisan perekat: gelatin dan cellulose acetat4. Lapisan supercoating: gelatin bening5. Prehardener/gelatin layer

1

23

4

5

Page 5: Film Radiografi 2010

• Supercoat : merupakan lapisan pelindung, lapisan anti abrasive.terbuat dari gelatin murni dengan kecenderungan keras dan mengkilap, melindungi dari debu, kotoran, goresan dan memperlambat proses kimiawi.

• Emulsi : sensitif thd radiasi/cahaya, terdiri dari butiran2 perak halida/perak bromida (AgBr).

• Lapisan Perekat (adhesive) : sering disebut subbing layer, berfungsi untuk merekatkan lapisan emulsi dengan film base.

• Film Base : merupakan bahan plastik transparan (polyester), tipis, tidak kaku dan kuat.

• Prehardener : sebagai anti halation backing yang berfungsi unt menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.

Page 6: Film Radiografi 2010

Film Base: Evolution

• Glass plates (1890’s): fragile• Cellulose Nitrate (WWI): highly

flammable• Cellulose Triacetate (1920’s): less

flammable• Polyester: 1960’s to present

Page 7: Film Radiografi 2010

Syarat Film Base• Uniformity• Daya Serap cahaya rendah• Fleksibel, mudah di bawa dan mudah

di proses• Ukuran stabil• Tidah mudah terbakar• Pada umumnya berwarna biru atau

blue gray

Page 8: Film Radiografi 2010

FILM EMULSION• Gelatin:

– Sebagai tempat Melekatnya kristal perak halida

– Mampu menyerap cairan developer• Silver Halide Crystals (Active Ingredient)

– AgNO3 + KBr AgBr + KNO3– Ukuran kristal AgBr tergantung pada

tujuannya, biasanya berukuran 1 micron. Sensitization:– Dengan menambahkan Iodide.– Sensitivity specks (Silver Sulfide)

Page 9: Film Radiografi 2010

Bentuk emulsi film

Page 10: Film Radiografi 2010

Sensitization

Page 11: Film Radiografi 2010

Sensitization (Con’t)

Page 12: Film Radiografi 2010

Tahap Pembuatan Emulsi Film

1. Produksi Kristal ( precifitation )• Suatu proses pengendapan melalui reaksi campuran antara

AgBr dalam medan gelatin.

AgNO3 + KBr ---- gelatin AgBr + KNO3

• Ada dua cara pengendapan yaitu : a. Single Jet

Dalam pasu berisi gelatin dan KBr dicampur kemudian dimasukkan AgNO3, kemudian dicampur sehingga akan diperoleh endapan AgBr dalam gelatin.

a. Double JetDalam pasu berisi gelatin dimasukkan AgNO3 dan KBr secara bersama-sama kemudian dicampur, setelah itu didinginkan sehingga terjadi endapan AgBr. Endapan tersebut kemudian dicuci dan disaring sehingga emulsinya yang halus.

Page 13: Film Radiografi 2010

2. Ripening ( pematangan )Dari Kristal-kristal AgBr yang sudah disaring tersebut kemudian dipanaskan lagi ( 50C ), dalam waktu beberapa jam, sehingga Kristal yang besar akan lebih rapat kemudian dikeringkan dan disaring. Tujuannya untuk mendapatkan Kristal AgBr yang sama rata.

3. Mixing ( pematangan kembali )Pemanasan kembali Kristal-kristal yang telah disaring pada suhu sama ditambah dengan gelatin yang mengandung sulfur, untuk membentuk bintik kepekaan ( sensitivity speak ) yang sangat penting dalam proses pembentukan bayangan laten.

Page 14: Film Radiografi 2010

4. CoatingPada tahap ini dalam keadaan panas ditambahkan bahan pemeka ( sensitizer ) yang berguna untuk memperpanjang kepekaan terhadap warna tertentu.setelah jadi kemudian dioleskan pada dasar film dalam keadaan panas dan cair sedangkan dalam pengeringannya harus bebas udara dan air. Kemudian semua proses tersebut dikerjakan oleh pabrik diruangan yang tertutup dan keadaan gelap, karena jika terkena sinar emulsi akan menjadi hitam

Page 15: Film Radiografi 2010

BAHAN –BAHAN TAMBAHAN BAHAN –BAHAN TAMBAHAN PADA FILM RADIOGRAFIPADA FILM RADIOGRAFI

• PEMEKA ( Sensitizer )PEMEKA ( Sensitizer )• ANTI FROTHING AGENTANTI FROTHING AGENT• PENGERAS ( HARDENER )PENGERAS ( HARDENER )• ANTI RETAK ( Plastizer )ANTI RETAK ( Plastizer )• ANTI FOGGANTANTI FOGGANT• BACTERICIDE & FUNGICIDEBACTERICIDE & FUNGICIDE

Page 16: Film Radiografi 2010

SIFAT-SIFAT GELATINSIFAT-SIFAT GELATIN

• SANGAT COCOK DALAM MEMBANTU PEMBENTUKAN KRISTAL SANGAT COCOK DALAM MEMBANTU PEMBENTUKAN KRISTAL AgBrAgBr

• Ag NOэ + KBr + GELATIN Ag NOэ + KBr + GELATIN AgBr + KNOэ HASILNYA AgBr AgBr + KNOэ HASILNYA AgBr BERUPA SUSPENSIBERUPA SUSPENSI

• DAPAT MENAHAN KRISTAL-KRISTAL AgBr DALAM KEADAAN DAPAT MENAHAN KRISTAL-KRISTAL AgBr DALAM KEADAAN TERSEBAR DIDALAM SUSPENSI, SEHINGGA AgBr SELALU TERSEBAR DIDALAM SUSPENSI, SEHINGGA AgBr SELALU DALAM POSISINYADALAM POSISINYA

• BILA DIPANASKAN AKAN MENJADI LARUTAN ATAU CAIRAN BILA DIPANASKAN AKAN MENJADI LARUTAN ATAU CAIRAN YANG MUDAH DIOLESKAN PADA BASE FILMYANG MUDAH DIOLESKAN PADA BASE FILM

• APABILA DIDINGINKAN MAKA GELATIN MENJADI BUBUR YANG APABILA DIDINGINKAN MAKA GELATIN MENJADI BUBUR YANG PADAT DAN MELEKAT PADA LAPISAN DASAR, MUDAH PADAT DAN MELEKAT PADA LAPISAN DASAR, MUDAH DIKERINGKAN DAN MEMILIKI RESISTENSI DIKERINGKAN DAN MEMILIKI RESISTENSI TAHAN TEKANAN TAHAN TEKANAN MEKANIKMEKANIK

Page 17: Film Radiografi 2010

SIFAT-SIFAT GELATINSIFAT-SIFAT GELATIN

• MEMPUNYAI PERMEBILITAS YANG TINGGI TERHADAP CAIRAN, MEMPUNYAI PERMEBILITAS YANG TINGGI TERHADAP CAIRAN, APABILA DIKENAI CAIRAN MAKA AKAN MUDAH DISERAP APABILA DIKENAI CAIRAN MAKA AKAN MUDAH DISERAP ATAU DITEMBUS SEHINGGA ATAU DITEMBUS SEHINGGA MUDAH TERJADI REAKSI , HAL MUDAH TERJADI REAKSI , HAL DEMKIAN SANGAT MEMBANTU DIDALAM PROCESSING DEMKIAN SANGAT MEMBANTU DIDALAM PROCESSING ( PEMBANGKITAN )( PEMBANGKITAN )

• DAPAT BERPERAN SEBAGAI SENSITIZER DAPAT BERPERAN SEBAGAI SENSITIZER

• DAPAT MEMBANTU MENCEGAH TERJADINYA REAKSI BALIK DAPAT MEMBANTU MENCEGAH TERJADINYA REAKSI BALIK TERHADAP PENGURAIAN AgBr TERHADAP PENGURAIAN AgBr

• GELATIN BERSIFAT TRANSPARANGELATIN BERSIFAT TRANSPARAN

Page 18: Film Radiografi 2010

Proses terbentuknya image film

Page 19: Film Radiografi 2010

PEMBENTUKAN BAYANGAN PEMBENTUKAN BAYANGAN LATENLATEN

• KRISTAL PERAK BROMIDA ( AgBr ) DIDALAM EMULSI TERDIRI KRISTAL PERAK BROMIDA ( AgBr ) DIDALAM EMULSI TERDIRI ION-ION BROMIDA ( Br ) YANG TERIKAT DALAM CORAK ION-ION BROMIDA ( Br ) YANG TERIKAT DALAM CORAK GEOMETRICK ( Ag GEOMETRICK ( Ag ++ Br Br - -))

• DALAM KRISTAL MENGANDUNG UNSUR KECIL YANG DISEBUT DALAM KRISTAL MENGANDUNG UNSUR KECIL YANG DISEBUT

BINTIK KEPEKAAN, INI MENGANDUNG STRUKTUR BELERANG BINTIK KEPEKAAN, INI MENGANDUNG STRUKTUR BELERANG YANG DISEBUT SENSITIVITY SPECK YANG DISEBUT SENSITIVITY SPECK

• SETELAH AgBr TERKENA RADIASI IKATAN AgBr AKAN LEPAS SETELAH AgBr TERKENA RADIASI IKATAN AgBr AKAN LEPAS MENJADI AgMENJADI Ag++ + Br ¯ + Br ¯

Page 20: Film Radiografi 2010

• BILA Br ¯ TERKENA RADIASI Br AKAN MELEPASKAN ELECTRON BILA Br ¯ TERKENA RADIASI Br AKAN MELEPASKAN ELECTRON SEHINGGA Br MENJADI NETRAL, ELECTRON AKAN BERGERAK DAN SEHINGGA Br MENJADI NETRAL, ELECTRON AKAN BERGERAK DAN AKAN DITANGKAP OLEH BINTIK KEPEKAAN SEHINGGA BERMUATAN AKAN DITANGKAP OLEH BINTIK KEPEKAAN SEHINGGA BERMUATAN NEGATIFNEGATIF

• ION DIDALAM KRISTAL Ag ION DIDALAM KRISTAL Ag + + TIDAK SEMUA TERIKAT KEPADA LATICE TIDAK SEMUA TERIKAT KEPADA LATICE AKAN TETAPI TERDAPAT PULA BEBERAPA ION YANG BERGERAK AKAN TETAPI TERDAPAT PULA BEBERAPA ION YANG BERGERAK BEBAS. ION-ION INI AKAN DITARIK OLEH ELEKTRON YANG BEBAS. ION-ION INI AKAN DITARIK OLEH ELEKTRON YANG BERMUATAN NEGATIF DIDALAM SENSITIFITI SPECKBERMUATAN NEGATIF DIDALAM SENSITIFITI SPECK

• MUATAN NEGATIF PADA ELECTRON ERSEBUT KEMUDIAN MUATAN NEGATIF PADA ELECTRON ERSEBUT KEMUDIAN MENETRALISIR MUATAN POSITIF ( AgMENETRALISIR MUATAN POSITIF ( Ag+ + ) DAN SEBAGAI SIFAT INI ) DAN SEBAGAI SIFAT INI ( LOGAM BERWARNA HITAM )( LOGAM BERWARNA HITAM )

• DEPOSIT DARI Ag LOGAM YANG BERWARNA HITAM DISEBUT DEPOSIT DARI Ag LOGAM YANG BERWARNA HITAM DISEBUT “BAYANGAN LATEN”“BAYANGAN LATEN”

Page 21: Film Radiografi 2010

Latent Image Formation: Gurney-Mott

Light photon Light photon absorbed by/ejects absorbed by/ejects Br electronBr electron

Electron trapped at Electron trapped at sensitivity spectsensitivity spect

Neg electron attracts Neg electron attracts interstitial Aginterstitial Ag++ ion ion

Ag+ and eAg+ and e-- combine combine to form neutral to form neutral (black) Ag(black) Ag

If >6-10 AgIf >6-10 Ag00 accumulate at speck, accumulate at speck, it becomes a latent it becomes a latent image center: ie, it image center: ie, it is is developable.developable.

Page 22: Film Radiografi 2010

Latent Image Formation

Page 23: Film Radiografi 2010

Respon emulsi thd spektrum cahaya• Kuantitas cahaya : jumlah cahaya yg mengenai film.• Kualitas cahaya : intensitas cahaya yag mengenai

film.spektrum cahaya dapat diuraikan berdasarkan warna dan panjang gelombangnya :– merah : 650 – 760 nm.– Jingga : 600 – 650 nm.– Kuning : 560 – 600 nm.– Hijau : 500 – 560 nm.– Biru : 470 – 500 nm.– Nila : 440 – 470 nm.– Ungu : 400 – 440 nm.

Page 24: Film Radiografi 2010

• Film radiografi sensitif terhadap sinar-X dan cahaya tampak, padahal kenyataannya lebih sensitif terhadap cahaya tampak.

• Sebabnya: cahaya tampak > sinar-X.– E cahaya tampak < E sinar-X.– Penyerapan foton cahaya tampak > penyerapan

foton sinar-X.– Cahaya tampak terserap 80 % dibanding sinar-X 20%.

• Sehingga pengolahan film radiografi dilakukan di kamar gelap.

Efek cahaya tampak

Page 25: Film Radiografi 2010

• Untuk sinar-X– Densitas sebanding dengan eksposi radiasi (mR).– R = I x t

• Dengan: I = intesitas; t = lama penyinaran.– Untuk harga R yang tetap perubahan harga I atau t

tidak merubah nilai densitas (D)• Untuk cahaya tampak

– Banyak atau sedikit intesitas cahaya maka semuanya akan diserap.

– Hukum reciprocal (imbal balik) tak berlaku.

Reciprocal law (timbal balik)

Page 26: Film Radiografi 2010

Sifat Film Radiografi• Bereaksi apabila terpapar

cahaya tampak• Mempunyai kemampuan

membuat variasi pola penghitaman (densitas).

• Tingkat penghitamannya sebanding dengan intensitas cahaya yang diserap.

• Dengan kata lain semakin tinggi intensitas cahaya maka penghitamannya akan sebakin besar

D

mR

Page 27: Film Radiografi 2010

Jenis-jenis Film Radiografi

• Double Emulsion ( Emulsi Ganda )Adalah jenis film yang mempunyai dua lapisan emulsi yang sama tebalnya pada kedua permukaan dasar film. Film ini dapat digunakan secara bolak-balik.

• Single Emilsion ( emulsi tunggal ).Adalah jenis film yang mempunyai lapisan emulsi hanya pada satu permukaan.

I. Dilihat Dari Lapisan Emulsi.

Page 28: Film Radiografi 2010

Keuntungan/kerugian Film double emulsi

• Sensitivitas akan meningkat sehingga menyebabkan factor eksposi yang digunakan rendah akibatnya dosis radiasi kecil, waktu eksposi lebih singkat sehingga ketajaman gambar akan lebih baik karena pergerakan yang kecil, penggunaan pesawat yang tahan lama/awet.

• Menaikkan kontras bayangan.• Mengurangi kerusakan film yang

berupa film curl ( bergelombang ).

• Kontras yang diperoleh optimum, karena menggunakan IS.

• Menambah kepekaan film

• Mepercepat melemahnya bahan kimia pada cairan prosesing.

• Film lebih mahal karena banyak menggunakan silver.

• Akan timbul dua gambaran bila film base tebal.

Keuntungan Kerugian

Page 29: Film Radiografi 2010

Keuntungan/kerugian Film Single emulsi

Perak lebih sedikit karena hanya satu emulsi dan cairan pembangkitan awet.

Hanya untuk pemotretan tertentu, tidak dapat digunakan bolak-balik.

Keuntungan Kerugian

Page 30: Film Radiografi 2010

Jenis-jenis Film Radiografi

• Screen film.Adalah jenis film yang dalam pemakaiannya selalu memekai intensifying screen. Umumnya digunakan pada objek yang tebal.

• Tanda- tandanya adalah : – Factor eksposi rendah.– Dalam penggunaannya

selalu menggunakan kaset.

– Radiasi yang diterima pasien sedikit.

– Dapat digunakan untuk seluruh tubuh.

– Detail yang dihasilkan tidak tinggi karena butiran AgBr besar.

– Emulsinya tipis.

II. Ditinjau Dari penggunaan Screen.

Page 31: Film Radiografi 2010

Jenis-jenis Film Radiografi

• Non screen film.Adalah jenis film yang pemakaiannya tanpa menggunakan IS, dan diletakkan dalam amplop

• Tanda- tandanya adalah : – Factor eksposi tinggi.– Emulsi tebal.– Detail yang dihasilkan

tinggi karena butiran AgBr halus.tetapi kontras nya rendah.

– Sangat praktis dimasikkan dalam amplop..

II. Ditinjau Dari penggunaan Screen.

Page 32: Film Radiografi 2010

Jenis-jenis Film Radiografi

• High Speed.Adalah jenis film yang memiliki butiran AgBr besar-besar, yang menghasilkan yang detail kurang tetapi memerlukan sedikit jumlah eksposi.

• Medium Speed.Adalah jenis film yang memiliki butiran AgBr yang sedang dan menghasilkan kontras serta factor eksposi yang sedang juga.

• Low Speed.Adalah jenis film yang memiliki butiran AgBr halus, sehingga menghasilkan kontras tinggi tetapi factor eksposi yang dibutuhkan besar.

III. Dari Segi Kecepatan Film.

Page 33: Film Radiografi 2010

Jenis-jenis Film Radiografi

• Blue sensitive– Emulsi film akan lebih sensitif terhadap warna biru

( 470 - 500 nm)

• Green sensitive– Emulsi film lebih sensitif terhadap warna hijau.

Sebagai akibat dari penggunaan fosfor rare earth dalam intensifying screen (IS).

Agar film menjadi lebih sensitif terhadap warna hijau, maka emusi film perlu ditambah dengan lapisan tipis yang mampu menyerap cahaya warna hijau dengan baik ( ortho film).

IV. Dari Segi sensitivitas Film terhadap cahaya.

Page 34: Film Radiografi 2010

• Dental Film.– Jenis non screen film.– Menggunakan

amplop.– Pemakaiannya tidak

boleh terbalik karena pada bagian belakang amplop terdapat lapisan Pb yang berfungsi untuk menahan sinar hambur balik.

– Ukuran 2,5 x 3,5 cm dan 3 x 4 cm.

• Oclosal film.– Digunakan untuk

pemotretan OPG.– Ukuran 6 x 7,5 cm.– Jenis non screen film.– Pemakaiannya tidak

boleh terbalik.

Jenis-jenis Film RadiografiV. Dari Segi Penggunaannya.

Page 35: Film Radiografi 2010

• Personal Monitoring.– Dipakai untuk film

badge.– Fungsi untuk mencata

radiasi yang diterima oleh setiap personal yang bekerja di daerah radiasi.

– Ukuran 4 x 5 cm.– Jenis non screen film.– Tidak ada lapisan Pb

pada bagian belakang

• Renal Surgery.– Jenis non screen film.– Digunakan dalam

amplop.– Pemakaian khusus

untuk pemotretan ginjal di ruang operasi, sehingga amplop harus steril.

Page 36: Film Radiografi 2010

• Mammografi Film.– Umumnya non

screen film.– Digunakan untuk

pemotretan payudara.

– Ukuran 15 x 20 cm.

• Fluorografi Film.– Jenis film khusus

untuk kamera.– Digunakan dalam

MCS ( mass chest survey ).

– Gambaran diproyeksikan ke film melelui fluorocen screen.

– Ukuran 7 x 7 cm dalam bentuk roll.

Page 37: Film Radiografi 2010

Ukuran film menyesuaikan dengan kaset yang digunakan dalam pemeriksaan

• Ukuran yang digunakan dalam radiografi adalah :

• 18 x 24 cm.• 24 x 30 cm.• 30 x 40 cm. • 15 x 30 cm.• 35,5 x 35,5 cm.• 35,5 x 43 cm.

Page 38: Film Radiografi 2010

Bentuk kurva tergantung dari:• Cara pembuatan film• Penyimpanan film• Pengolahan film (prosesing)

Kurva KarakteristikDensitas

Log E (mR)

B

C

A

D

E

Page 39: Film Radiografi 2010

• Daerah kabut (fog): A ↔ B– Tidak tergantung dari besarnya

eksposi– Tergantung dari penyimpanan

film– Densitas dari base film– Di atas densitas fog densitas

akibat eksposi

• Daerah tumit (toe): B ↔ C– Daerah eksposi ambang– Daerah terang (opasitas)– Daerah awal terjadinya

penghitaman akibat eksposi– Besarnya: 0,1 – 0,4.

• Daerah garis lurus (straight line): C ↔ D– Daerah signifikan dari film

radiografi– Densitas berbanding lurus

dengan eksposi– Kemiringan kurva (slope)– Perbedaan densitas

maksimum dari eksposi yang berbeda gamma film

• Daerah bahu (shoulder): D ↔ E– Daerah sangat hitam D = 3 – 4– Daerah radiografi paru– Daerah kelebihan eksposi

Analisis Kurva Karakteristik

Page 40: Film Radiografi 2010

D = Log Io ItIo = intensitas cahaya

mula-mula.It = intensitas cahaya

pada tempat yang sama setelah melewati film.

Contoh:Bila Io = 1000; It = 10Maka D = Log 1000 10 = 2

Kehitaman (Densitas)

Film

Io

It

Page 41: Film Radiografi 2010

• Merupakan nilai perbedaan derajat kehitaman.

• Faktor yang mempengaruhi:– Perbedaan koefisien

atenuasi bahan ()– Ketebalan bahan. (d)– Kemiringan kurva

karakteristik film (gamma film)

• C = D2 – D1 = gamma. (Log E2 – Log E1) = gamma. (Log E2 / Log E1)

Kontras film (C) (1)

D2

D1

E1 E2

Densitas

Log E2/Log E1 =

Log E2 – Log E1

Page 42: Film Radiografi 2010

• Nilainya menunjukkan sensitifitas (kepekaan ) film terhadap bahan pereaksi.

• Besarnya nilai eksposi akan menghasilkan densitas tertentu (terjadi pada nilai D = 1)

• Bila eksposi yang dibutuhkan besar film bereaksi lambat.

• Bila eksposi yang dibutuhkan kecil film bereaksi cepat.

Speed film

Eksposi (mR)

Densitas

1

A B

EA EB

Realtive speed= EB/AA

Page 43: Film Radiografi 2010

• EA < EB pada D = 1, maka:– Film A lebih cepat dari film B.

• Bila film A 3x lebih cepat dari film B, maka untuk mendapatkan D = 1,– Film A hanya membutuhkan 1/3 eksposi

dari film B.– Film cepat kontras meningkat tapi

gamma menurun.

Speed film