teknik radiografi tht

22
T EKNIK RADIOGRAFI TMJ PROYEKSI SEMI AXIAL TRANSCRANIAL PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien diposisikan supine atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan . Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalamposisi yang nyaman. Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan : o MSP kepala sejajar pada bidang film. o Interpupillary Line (IPL) tegak lurus bidang film. Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala. Atur CR dengan penyudutan 25 – 30 derajat caudally menuju titik tengah dari TMJ. Atur Central Point pada daerah 2,5 cm anterior dan 5 cm superior MAE yang jauh dari film. TEKNIK RADIOGRAFI SINUS PARANASAL § PROYEKSI WATER'S POSISI PASIEN Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standar kaset dengan MSP tubuh tepat pada mid line kaset. §Kedua telapak Tangan menempel dinding §Ekstensikan kepala pada posisi yang benar. §Atur kepala dan dagu sehingga MSP tegak lurus pada bidang film. §Atur kepala sehingga OML membentuk sudut 370 dari bidang film. §Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek §Atur Central point tepat parieto occipital menembus acanthion.

Upload: cdma-sity-ssi

Post on 23-Jul-2015

355 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Radiografi Tht

T EKNIK RADIOGRAFI TMJ

PROYEKSI SEMI AXIAL TRANSCRANIAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien diposisikan supine atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan . Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalamposisi yang nyaman.

Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :

o MSP kepala sejajar pada bidang film.

o Interpupillary Line (IPL) tegak lurus bidang film.

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala.

Atur CR dengan penyudutan 25 – 30 derajat caudally menuju titik tengah dari TMJ.

Atur Central Point pada daerah 2,5 cm anterior dan 5 cm superior MAE yang jauh dari film.

TEKNIK RADIOGRAFI SINUS PARANASAL

§PROYEKSI WATER'S

POSISI PASIEN Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standar kaset dengan MSP tubuh tepat pada mid line kaset.

§Kedua telapak Tangan menempel dinding

§Ekstensikan kepala pada posisi yang benar.

§Atur kepala dan dagu sehingga MSP tegak lurus pada bidang film.

§Atur kepala sehingga OML membentuk sudut 370 dari bidang film.

§Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek

§Atur Central point tepat parieto occipital menembus acanthion.

§Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan factor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan Sinus paranasal posisi waters.

§Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN

►Sinus Maxillaris

►Fossa Nasalis

Page 2: Teknik Radiografi Tht

►Sinus Frontalis dan Sinus Ethmoidalis(distorsi)

►Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris).

►Petrus Ridge terproyeksi di bawah maxillaris

►Batas kolimasi sesuai dengan besarnya objek

►Marker L/R harus tampak

PROYEKSI LATERAL

POSISI PASIEN ►Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standard kaset, posisikan oblique

►Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan

§MSP kepala sejajar pada bidang film.

§Infra orbita meatal line (IOML), sejajar dengan bidang film.

§Inter papillary line (IPL) tegak lurus dengan bidang film.►Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

►Atur Central Point 2,5 cm posterior dari outer chantus, dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.

►Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan factor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan Sinus paranasal posisi lateral.

►Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film.

►KRITERIA GAMBARAN ►Sinus frontalis, maxillaris, sphenoidalis tercakup

►Sella tursica terproyeksi tanpa rotasi

►Cekungan orbita dan ramus mandibula superposisi

►Batas kolimasi sesuai dengan besar objek

►Marker R/L harus tampak Proyeksi PA Caldwell

►Sinus Frontalis tampak jelas terproyeksi di atas sutura frontonasal

►Sinus ethmoidalis tampak jelas, ethmoidal air cells terproyeksi di atas petrous ridge

►Sinus sphenoidalis

►Petrous Ridge kiri dan kanan simetris terproyeksi di Quadrant ke 3

►Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris)

►Kolimasi sesuai objek yang difoto

►Marker R/L harus tampak di bagian tepi

Page 3: Teknik Radiografi Tht

HASIL GAMBAR

TMJ yang diperiksa terlihat di anterior dari MAE dipertengahan film

Condilus mandibula terlihat berada pada fosa mandibula.

TMJ yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian anterior dan superior TMJ yang diperiksa.

Tampak batas luas lapangan penyinaran sesuai dengan objek yang difoto

Tampak Marker R/L di tepi objek yang difoto

PROYEKSI SUBMENTO VERTICAL

POSISI PASIEN Pasien Supine di atas meja pemeriksaan

Mid Sagittal Plane Kepala tegak lurus dengan bidang film

IOML sejajar bidang film

Punggung pasien diberi pengganjal dengan bantal, leher full ekstensi kepala bertumpu pada vertex di atas area bidang film

Knee fleksi, lengan diposisikan nyaman disamping tubuh dan bahu sejajar bidang transversal.

Tabung sinar x tegak lurus dengan infra orbito meatal line kepalaKRITERIA GAMBARAN Tampak Petrous ridge

Tulang-tulang pendengaran

Processus mastoid

Foramen spinosum

Foramen ovaleSinus sphenoidales

Mandibula arcus zygomaticum

Condilus mandibula dengan batas lateral kepala berjarak simetris kanan dan kiri

Petrosum terproyeksi simetris

Bagian anterior os frontalis superposisi dengan symphisys mandibula

Marker R/L tampak di bagian tepi gambar objek.PROYEKSI SUBMENTOVERTIKAL AXIAL METODE KEMP - HARPERIndikasi Pemeriksaan :Fraktur Diferrential Diagnosa

Ukuran Film : 18 X 24 cm POSISI PASIEN Untuk proyeksi submentovertikal (SMV) axial, posisikan pasien pada posisi supine atau duduk tegak. Pada posisi supine jika diperlukan tubuh pasien diangkat agar kepal full extensi. Kepala lebih diekstensikan akan lebih nyaman bila pada posisi duduk tegakPOSISI OBJEK Pusatkan MSP tubuh pada pertengahan grid.

Page 4: Teknik Radiografi Tht

Letakkan kepala pasien pada verteknya dan aturlah garis orbitomeatal sejajar dengan film.

Aturlah posisi film sehingga titik tengah tepat mengenal CR.

Tidak ada perputaran / pergerakan kepala.

Mintalah pasien untuk menahan nafas pada saat eksposiCENTRAL RAY : Arahkan CR ketitik 2,5 cm distel ( menjauhi ) sympisis mandibular pada 20 derajat posterior CR menembus antara pertengahan MAE.HASIL GAMBARAN

MODIFIKASI ERASOMetode eraso adalah metode yang jarang dipakai untuk pasien-pasien yang mengambil metode SMV Kemp-Harper. POSISI OBJEK Posisikan pasien seperti pada posisi Kemp-Harper dengan garis orbitomeatel ditempatkan pada sudut 25 derajat dari bidang film

Dengan MSP kepala tegak lurus bidang film, pusatkan film 2,5 cm dibawah MAE.CENTRAL RAY Arahkan CR tegak lurus kepertengahan film kira-kira 5 cm distal dari sympisis mandibular.

STRUKTUR GAMBARAN

Kedua proyeksi Submentovertikal axial menunjukan proyeksi foramen jugular, ketika memeriksa prominen mandibula yang ada pada pasien CR dapat ditambah 5 sampai 10 derajat caudally.KRITERIA EVALUASI Hal-hal berikut harus dengan jelas diperlihatkan :

Foramen jugular terbebas dari superposisi mandibula

Jarak dari kedua mandibula pada tengkorak berjarak sama pada kedua sisinya

Modifiksi eraso akan memproyeksikan pada sudut 5 derajat lebih besar dari pada metode Kemp-HarperPROYEKSI AP AXIAL (TRANSORAL) METODE CHAUSSE IIUkuran film 18 X 24 cm POSISI PASIEN Posisikan pasien pada posisi supine .

POSISI OBJEK Rotasikan MSP kepala 10 derajat kearah sisi yang akan diperiksa.

Atur posisi inner canthus pada titik tengah grid.

Extensikan leher sehingga garis ancanthomeatal pada sudut 10 derajat cranially dari vertiakal.

Setelah mengatur CR dan posisi film, periksa kembali posisi kepala pasien dan biarkan dalam posisi tersebut, minta pasien untuk membuka mulut selebar-lebarnya.

Page 5: Teknik Radiografi Tht

Respirasi : Jika memungkinkan perintah pasien mengucapkan “ah-h-h” dengan kondisikan mulut dibuka, Jika tidak memunkinkan minta pasien utuk menahan nafas pada saat eksposi.

CENTRAL RAY : CR langsung melalui mulut yang terbuka dengan sudut 25 derajat cranially STRUKTUR GAMBARAN Foramen jugular pada sisi paling dekat dengan meja seluruhnya terlihat pada mulut yang terbuka diantara bayangan atas dan bagian bawah morals.

Foramen jugural contralateral diperlihatkan dengan jelas seluruhnya pada ramus mandibular superjacent.

KRITERIA EVALUASI Hal-hal berikut harus dengan jelas diperlihatkan :Foramen juguralis pada sisi yang dekat meja dari superposisi dari bagian bawah dan atas moral tau ramus mandibular. Foramen jugular dalam contralateral terlihat seluruhnya superposisi dengan ramus mandibula.

PROYEKSI LATERALPOSISI PASIEN Pasien diposisikan duduk tegak atau semi prone

MSP tubuh sejajar dengan bidang film

Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :

o MSP kepala sejajar bidang film

o garis interpupilary tegak lurus bidang film

Atur kedua bahu agar berada pada bidang transversal yang sama

Atur kepala sehingga garis IOML sejajar dengan garis khayal horizontal film

Atur CR Tegak lurus bidang film

Central point 2 cm anterior dan 2 cm superior dari MAE

HASIL GAMBARAN Tampak Sella Tursica proyeksi lateral di pertengahan film

Processus clinoideus anterior kiri dan kanan superposisi

Processus clinoideus posterior kiri dan kanan superposisi

Dorsum sellae dan clivus blumenbachi

FISSURA ORBITALIS INFERIORPROSEDUR PEMERIKSAAN Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi Fissura Orbitalis Inferior (FOI)

§Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

§Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 20 0 – 250 Cranially.

Page 6: Teknik Radiografi Tht

§Kepala posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung pasien menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan

§Infra Orbito Meatal Line (IOML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan mengganjal dahi dengan spon.

Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

§Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X §Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

§Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 20 0 - 250 Cranially. §§Central Point (CP) menembus nasion §Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm §Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala. §Tampak proyeksi Postero

 

HASIL GAMBARAN

Anterior masing-masing bagian dasar os orbita §FOI tampak terproyeksi diantara bayangan prosesus pterygoidea dan ramus mandibula

§FOI terproyeksi dalam gambar lingkar orbita

§Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

FISSURA ORBITALIS SUPERIOR

PROSEDUR PEMERIKSAAN §Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Fissura Orbitalis Superior (FOS) §Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan. §Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 25 0 Caudally. §Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung panthom menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan §Orbito Meatal Line (OML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja §Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

§Pertengahan kaset diatur tepat pada level batas bawah orbita (inferior margin).

§Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

§Pastikan Central Ray (CR) disudutkan 25 0 Caudally.

§Central Point (CP) menembus batas bawah orbita (inferior margin)

Page 7: Teknik Radiografi Tht

§Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm

§Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.

HASIL GAMBARAN

§Tampak bagian superior os petrosum tepat di atas lingkar bawah (inferior margin) os orbita. §FOS tampak terproyeksi memanjang (elongasi) di medial orbita di antara gambaran ala magna dan ala parva os sphenoidale. §Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri) 

Proyeksi Postero Anterior Axial (Caldwell)POSISI PASIEN Pasien diposisikan prone atau erect, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan. Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalam posisi yang nyaman

–Kepala diposisikan PA, dengan menempatkan :

o •Dahi dan hidung menempel diatas kaset.

o •Atur kepala sehingga OML tegak lurus dengan bidang film

o •Pasien diberitahukan untuk menahan nafas pada saat eksposi

–Atur CR 30 derajat caudally setinggi pertengahan orbita –CP pada pertengahan kedua orbita.

KRITERIA GAMBARAN

•Kedua orbita tampak

•Petrous Ridge kiri dan kanan simetris terproyeksi di bawah bayangan orbita

•sinus Frontalis dan Sinus Maxilaris terproyeksi

•Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris)

•Kolimasi sesuai objek yang difoto

•Marker R/L harus tampak di bagian tepi

Proyeksi AP Axial ( Towne ) Merril’s Atlas ; PhilipW. Ballinger :•POSISI PASIEN

Page 8: Teknik Radiografi Tht

Pasien di posisikan supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan.

•Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan :

–MSP kepala tegak lurus pada bidang film

–Orbito Meatal line (OML) tegak lurus dengan bidang film

–Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala•Lakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.

•Atur CR dengan penyudutan 300 Caudally menembus occipitale dengan bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran

•sesuai dengan besarnya objek. •Atur Central Point 7 cm superior dari glabela menembus os occipitale dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.

KRITERIA GAMBARAN • Tampak tulang occiptal

•Jarak lateral batas lateral foramen magnum dengan batas lateral kepala simetris

•Pyramid petrosum

•Dorsum sella terproyeksi di dalam foramen magnum

•bagian posterior os parietale

•Marker R/L tampak di tepi gambar objek

PROYEKSI SCHULLER'S►POSISI PASIEN

Pasien diposisikan prone.

►Berikan tanda letak Mastoid yang akan diperiksa pada 2,5 cm posterior dari MAE sebagai CP

►Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :

§MSP kepala sejajar dengan bidang film

§IPL tegak lurus dengan bidang film

§IOML sejajar dengan bidang film

§Pastikan tidak terjadi pergerakan kepala dengan melakukan fiksasi

►Letakkan CP agar terproyeksi dipertengahan film, pada daerah 2,5 cm posterior MAE. ►Central Ray diarahkan menyudut 25 0 caudally menembus pertengahan film

KRITERIA GAMBARAN

►Tampak bagian os mastoid dan sebagian os petrosum dipertengahan film

Page 9: Teknik Radiografi Tht

►Mastoid air cells tampak di bagian posterior petrous ridge

►TMJ tampak di bagian anterior petrous ridge

►Bagian mastoid dan petrossum yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian inferior

►Tampak marker R/L di tepi film

PROYEKSI AP AXIALPROSEDUR PEMERIKSAAN

Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi Foramen Magnum Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 45 derajat Caudally.

Kepala diposisikan supine/Antero Posterior, dengan menempatkan Mid Sagittal Plane kepala tegak lurus dengan meja pemeriksaan

Orbito Meatal Line (OML) phantom kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan.

Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X

Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 45 derajat Caudally.

Central Point (CP) menembus 2-2,5 inchi di atas glabella

Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm

Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.

Selesai eksposi, lakukan prosesing film di Kamar Gelap.

KRITERIA GAMBAR Tampak gambaran os occipitale

Foramen magnum terproyeksi ditengah film

Kedua Petrous ridge terproyeksi simetris .

Gambar permukaan anterior C1 terproyeksi di dalam Foramen Magnum

Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

PROYEKSI PA AXIAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN

o Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Foramen Magnum

o Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

o Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 45derajat Cranially.

Page 10: Teknik Radiografi Tht

o Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan

o Orbito Meatal Line (OML) phantom kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan.

KRITERIA GAMBARo Tampak gambaran os occipitale

o Foramen magnum terproyeksi ditengah film

o Kedua Petrous ridge terproyeksi simetris .

o Gambar permukaan anterior C1 terproyeksi di dalam Foramen Magnum

o Tampak proyeksi gambar dens (processus odontoid)

o Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

PROYEKSI RHEESE

PROSEDUR PEMERIKSAAN Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Foramen Opticum

Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, tabung sinar x diatur 90derajat terhadap meja pemeriksaan.

Posisi Kepala prone/Postero anterior

Tempatkan orbita yang akan diperiksa dipertengahan kaset, dengan pipi, hidung dan dagu menempel meja pemeriksaan.

MSP kepala diposisikan 53 derajat terhadap meja pemeriksaan (bidang film) dengan menggunakan alat bantu penyudutan.

OML tegak lurus bidang film.

Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X

Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

Pastikan Central Ray (CR) tegak lurus dengan bidang film tepat dipertengahan film

Central Point (CP) pertengahan orbita yang dekat dengan film

Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm

Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.

Selesai eksposi, lakukan prosesing film di Kamar Gelap

Page 11: Teknik Radiografi Tht

KRITERIA GAMBARAN Tampak gambaran foramen opticum (foramen) pada quadrant inferior lateral (Outer Inferior Quadrant)

Bagian batas lateral orbita, batas medial, dan batas bawah orbita.

Tampak bagian ala parva os sphenoidale

Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

TEKNIK RADIOGRAFI ARCUS ZYGOMATICUM

PROYEKSI AP AXIAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan. Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakkan disamping tubuh dalam posisi nyaman.

Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan :

o MSP kepala tegak lurus pada bidang film

o Kepala fleksi agar Orbito Meatal line (OML) tegak lurus dengan bidang film

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala

Atur CR dengan penyudutan 300 caudally menuju pertengahan bidang film.

Central point pada glabella

HASIL GAMBARAN Tampak kedua arcus zygomaticum terproyeksi bebas superposisi simetris di pertengahan film radiografi

Marker R/L tampak di tepi gambar objek

TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI MANDIBULA

PROYEKSI PA DAN PA AXIAL

POSISI PASIEN : Pasien diposisikan prone atau duduk

Tempatkan lengan pada posisi yang nyaman dan atur bahu, sehingga berada pada bidang trasversal yang sama.

POSISI OBJEK:

Page 12: Teknik Radiografi Tht

Letakan kepala dimana dahi dan hidung pasien menempel pada bidang film.Untuk mendapatkan ramus mandibula, pusatkan ujung hidung berada pada pertengahan bidang film.

MSP kepala tegak lurus pada bidang film.

Pastikan tidak terjadi pergerakan/ perputaran pada objek kepala

CR Untuk Proyeksi PA: CR tegak lurus bidang film dengan CP di pertengahan antara kedua bibir ( general survey / ramus mandibula)

CR Untuk Proyeksi PA AXIAL: CR diarahkan 20 –25 derajat cranially dengan CP menembus ujung hidung ( untuk condylus mandibula).

KRITERIA GAMBARAN

►Kedua ramus dan bodi mandibula terproyeksi simetris►Keseluruhan bagian mandibula terproyeksi tidak terpotong►Pada proyeksi PA Axial kedua condylus mandibula terproyeksi dengan jelas►Marker R/L tampak di bagian tepi film radiografi.

PROYEKSI EISLER

POSISI PASIEN : Prone , semi oblique

POSISI OBJEK: Kepala diatur true lateral, Bagian pipi pasien ditempatkan pada bagian tengah kaset (melintang).

Atur agar bagian objek 1,2 cm anterior dan 2,5 cm inferior dari MAE diletakkan dipertengahan kaset.

Leher ekstensi dan atur agar ramus mandibula sejajar bidang film

Central Ray disudutkan 25 derajat cranially

CP : menembus angulus mandibula yang jauh dari film

KRITERIA GAMBARAN: Ramus mandibula

Condilus mandibula

Angullus mandibula

Ramus mandibula kanan dan kiri tidak overlapping

Page 13: Teknik Radiografi Tht

TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI NASAL

PROYEKSI LATERAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien diposisikan semiprone atau duduk.

Kepala true lateral sehingga MSP kepala sejajar dengan bidang film

IPL tegak lurus bidang film.

Nasal bone pada pertengahan bidang film.

Atur CR tegak lurus bidang film

CP pada pertengahan dari os nasal

KRITERIA GAMBARAN

Tampak os nasal proyeksi lateral di pertengahan film, tidak terjadi perputaran struktur os nasal.

Tampak struktur soft tissue nasal

Tampak batas luas lapangan pemotretan (batas kolimasi)

Tampak tanda (marker) L/R ditepi gambar.

PROYEKSI WATER’S

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Pasien prone atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan,bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan pada posisi nyaman

Posisi obyek posisikan MSP kepala sehingga tegak lurus dengan bidang film, ekstensikan leher dan letakkan dagu pada bidang film, kepala diposisikan agar mentomeatal line tegak lurus dengan bidang film, Orbito meatal line diatur membentuk 37 0 terhadap bidang film

Central Ray tegak lurus bidang film

Central Point menembus acanthion

KRITERIA GAMBARAN

Page 14: Teknik Radiografi Tht

Tampak cartilago septum nasi dipertengahan film tanpa perputran objek

Sinus Maksilaris

Rongga orbita

Batas luas lapangan pemotretan (kolimasi)

Tampak marker R/L di tepi gambar.

0 komentar:

TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI PETROSUM

PROYEKSI STENVERS

PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien Prone di atas meja pemeriksaan

Beri tanda letak petrosum yang akan diperiksa pada 2,5 cm anterior dari MAE sebagai CP

Kepala diposisikan 45 derajat ke arah objek yang diperiksa dengan menempatkan :

o Dahi, hidung dan pipi menempel pada area bidang film.

o IOML tegak lurus dengan bidang film

Central Ray diarahkan menyudut 120 cranially ke pertengahan film

Central Point pada daerah pertengahan antara outer canthus dengan MAE ((Steven B. Dowd, Bettye G. Wilson) atau pada 2,5 cm anterior MAE ( Phillip W Ballinger) objek yang menempel film.

KRITERIA GAMBARAN Petrous ridge dan mastoid air cells tervisualisasi pada pertengahan film

Processus Mastoideus tampak di bagian bawah batas cranium

Condilus mandibula terproyeksi superposisi dengan tulang cervical

Canalis auditoris internal, cochle dan tulang-tulang labyrinth terproyeksi di bawah petrous ridge

Tampak marker R/L di bagian tepi film radiografi.

PROYEKSI MAYERS

PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien diposisikan supine

Beri tanda letak petrosum yang akan diperiksa pada daerah pertemuan daun telinga dengan kepala (tepat di belakang MAE) sebagai CP

Kepala diposisikan 45 derajat ke arah objek yang diperiksa dengan menempatkan :

o MAE daerah yang diperiksa menempel pada pertengahan area bidang film.

o MSP kepala membentuk sudut 45 derajat dengan bidang film

Central Ray diarahkan menyudut 45derajat caudally ke pertengahan film

Central Point pada daerah pertengahan MAE objek yang menempel film.

Page 15: Teknik Radiografi Tht

Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP.

Lakukan pemotretan pada kedua sisi kiri dan kanan.

Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN

Tampak gambaran axio lateral oblique os petrosum

Tampak gambaran MAE, Cavum Tympani dan Tulang-tulang pendengaran.

Tampak gambaran Antrum Mastoideus

Mastoid air cells terproyeksi di atas os petrosum

MAE terproyeksi di atas TMJ

Marker R/L di bagian tepi film radiografi

TOP LINK

TEKNIK RADIOGRAFI TMJ

PROYEKSI SEMI AXIAL TRANSCRANIAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN Pasien diposisikan supine atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan . Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalamposisi yang nyaman.

Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :

o MSP kepala sejajar pada bidang film.

o Interpupillary Line (IPL) tegak lurus bidang film.

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala.

Atur CR dengan penyudutan 25 – 30 derajat caudally menuju titik tengah dari TMJ.

Atur Central Point pada daerah 2,5 cm anterior dan 5 cm superior MAE yang jauh dari film.

HASIL GAMBAR

TMJ yang diperiksa terlihat di anterior dari MAE dipertengahan film

Condilus mandibula terlihat berada pada fosa mandibula.

TMJ yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian anterior dan superior TMJ yang diperiksa.

Tampak batas luas lapangan penyinaran sesuai dengan objek yang difoto

Tampak Marker R/L di tepi objek yang difoto

TOP LINK

Page 16: Teknik Radiografi Tht

TEKNIK RADIOGRAFI CRANIUM

n

PROYEKSI AP

POSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi Supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Linemeja pemeriksaan.

nKepala diposisikan AP, dengan menempatkan :

nMSPkepala tegak lurus pada bidang film.

nOrbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film.

nPastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala

nLetakkan Marker yang sesuai R atau LnLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.

nAtur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

nAtur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film.

nJika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP.

nSelesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

nKRITERIA GAMBARAN nSeluruh kepala tampak pada proyeksi antero posterior, batas atas verteks, batas bawah simphysis menti, kedua sisi tidak terpotong

nKepala simetris, jarak batas orbita dengan lingkar kepala sama kiri dan kanan.

nTampak Sinus frontalis, maksilaris, sinus ethmoidalis, dan crista galli

nOs frontalis tampak jelas.nMarker R/L harus tervisualisasi.

PROYEKSI LATERALnPOSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi semi Prone di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan.

nKepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :

nMSPkepala sejajar pada bidang film.

nInfra Orbito Meatal Line(IOML) sejajar dengan bidang film.

nInter Pupillary line (IPL) tegak lurus dengan bidang film

nLetakkan Marker yang sesuai R atau L

nLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.

nAtur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

nAtur Central Point tepat pada daerah 5 cm di atas Meatus Acusticus Externa (MAE), dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.

Page 17: Teknik Radiografi Tht

nJika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi Lateral.

nSelesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN Seluruh cranium lateral batas atas vertex, batas belakang os occipital, batas depan soft tissue hidung

nSella tursica tidak berotasi

nPCP & PCA , Dorsum sellae

nRamus mandibula superposisi

nMastoid superposisi

nMAE superposisi

PROYEKSI PAPOSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi Prone di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Linemeja pemeriksaan.

nKepala diposisikan PA, dengan menempatkan :

nDahi dan hidung menempel meja pemeriksaan

nMSPkepala tegak lurus pada bidang film.

nOrbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film.

nDagu diganjal dengan spon

nPastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepalanLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek

nAtur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

nAtur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film.

nJika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi PA.

nSelesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN nKeseluruhan cranium dengan batas atas vertex, batas bawah simphysis menti, bagian samping kanan dan kiri kepala tidak terpotong

nSinus frontalis, maksilaris, ethmoidalis

nDorsum sellae, PCA, bagian superior sinus ethmoidalis

nCrista galli

nLingkar orbita

nJarak batas lateral kepala simetris

nMarker R/L tervisualisasi