kliping berita raskin online
DESCRIPTION
Liputan berita tentang hasil riset PATTIRO pada program bantuan sosial Raskin di 10 daerah seluruh Indonesia.TRANSCRIPT
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 1/10
Kliping Berita Raskin Online
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/06/092388222/400-Ribu-Ton-Beras-
Murah-Tak-Sampai-ke-Rakyat
Selasa, 06 Maret 2012 | 06:45 WIB
400RibuTonBerasMurahTakSampaikeRakyat
TEMPO.CO, Jakarta -- Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) menyatakan, pada2010, sekitar 400 ribu ton beras murah untuk rakyat miskin yang telah dianggarkan
pemerintah tidak sampai kepada masyarakat. "Trennya terus naik sejak 2004 hingga2010," kata Koordinator advokasi Pattiro, Iskandar Saharudin, Senin 5 Maret 2012.
Angka itu merupakan kesenjangan realisasi beras murah dengan pagu beras yang telah
dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang ia peroleh, pada 2004 angkakesenjangan realisasi beras sekitar 4.000 ton tidak sampai ke masyarakat dan terusmelonjak hingga 100 kali lipat hanya dalam waktu enam tahun.
Perbedaan antara pagu beras murah dan realisasi itu disebabkan oleh dua hal, yaitu
lambannya penyaluran beras oleh Bulog dan bocornya beras di alur distribusi akibat pelaksanaan distribusi yang tidak transparan dan rawan penyimpangan.
Pattiro juga menemukan hampir seluruh aparat desa tidak mengetahui berapa jatah
beras untuk daerahnya. Sedangkan satuan kerja yang bertugas mendistribusikan beras
ke titik distribusi juga tidak menunjukkan daftar jumlah jatah beras kepada pelaksanadistribusi.
Selain itu, Pattiro menemukan jarang ada pengumuman soal jumlah beras yang
didistribusikan kepada keluarga miskin. Dari 10 provinsi yang diteliti, Provinsi Banten
menjadi daerah dengan realisasi beras murah paling rendah, disusul Papua dan Aceh.
Di Kota Cilegon, Banten, realisasinya mencapai 93,9 persen atau 2,3 ribu ton. Namun di
Kota Tangerang, realisasi berasnya hanya 24 persen dari pagu 4,85 ribu ton.
Pattiro juga menemukan praktek penggelembungan harga beras murah. Sebelumnya,
pemerintah menjatahkan beras bagi masyarakat sebesar 15 kilogram per bulan denganharga tebus Rp 1.600 per kilogram. Namun di lapangan, angka itu berubah menjadi 5-10
kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.800-2.000 per kilogram.
Sementara itu, harga beras di pasar tradisional di Surakarta mulai berangsur turun
setelah beberapa daerah penghasil beras mulai panen raya. Penurunan harga berasbukan hanya terjadi pada beras premium atau beras super, tapi juga beras medium.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Legi, Ali Wiyono, mengatakan saat ini harga
beras super turun dari Rp 9.000 menjadi Rp 8.800 per kilogram. Kemudian beras
medium turun menjadi Rp 7.000 dari awalnya Rp 7.500 per kilogram. Penurunan hargaberas sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu.
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 2/10
Penurunan harga juga terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Harga beras
kelas premium turun dari Rp. 8.700 menjadi RP.7.900 per kilogram. Harga beras kelasmedium turun dari Rp.7.500 menjadi Rp.6.700 per kilogram.
Hal ini dipicu, salah satunya, oleh masa panen padi di DIY yang sudah dimulai pada
akhir Februari lalu. Pelaksana tugas Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran DinasPerindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil-Menengah DIY, Sugiyono,
menyatakan padi jenis Ciherang, Inpari 13, serta IR 1 dan IR 2 sudah dipanen.
RAFIKA | ROSALINA | UKKY PRIMARTANTYO | MUH SYAIFULLAH | RR ARIYANI
http://id.berita.yahoo.com/ada-31-persen-rtm-tidak-memperoleh-raskin-
160804728.html
Ada31PersenRTMTidakMemperolehRaskin
Antara – Sen, 5 Mar 2012
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pattiro (Pusat Telaah dan
Informasi Regional), dalam studinya menemukan selisih 31 persen Rumah TanggaMiskin (RTM) tidak memperoleh program raskin (beras untuk rumah tangga miskin).
"Pada tahun 2012, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah RTM ada 25,2
juta sedangkan jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) ada 17,4 juta, artinya ada sekitar7.752 atau 31 persen selisih RTM yang tidak memperoleh program raskin," kataAdvocacy Coordinator Pattiro, Iskandar Saharudin di Jakarta, Senin.
Selain menemukan sejumlah RTM yang belum mendapat jatah raskin, studi yangdilakukan oleh Pattiro juga menilai program raskin dengan memberi skor terhadap
regulasi dan praktek yang dilakukan.
"Skor indeks program raskin untuk regulasi adalah 87, artinya regulasi yang ditetapkanpemerintah sudah lengkap dan ideal tapi dalam implementasi praktek, indeksnyabersifat moderat, atau rata-rata yakni bernilai 54," kata Iskandar.
Menurut Iskandar, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan pemerintah dalampelaksanaan program raskin mendatang yakni masalah distribusi dan kualitas beras.
"Kualitas beras yang rendah menunjukkan sikap diskriminatif pemerintah terhadapwarga miskin, selain itu harus ada sanksi khusus dalam distribusi dan transfer raskin,agar merata," kata Iskandar.
Lebih lanjut, Iskandar menjelaskan bahwa dari penelitian yang dilakukan di 10
kabupaten di delapan provinsi di Indonesia tersebut, daerah yang memiliki serapan
raskin rendah adalah Banten, Aceh dan Papua.
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 3/10
Pattiro adalah organisasi non-pemerintah yang didirikan pada 17 April 1999. Saat ini,
Pattiro sedang melakukan program pengembangan sistem integritas dan prosesakuntabilitas dari penggunaan anggaran pemerintah di sektor pendidikan, pertanian
dan kesejahteraan sosial. Dengan dukungan dari USAid/Indonesia, Pattiro bergerak pada riset dan pengawasan di tiga isu, yaitu Biaya Operasional Sekolah (BOS), Pupuk
Bersubsidi dan Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin).
http://www.bisnis.com/articles/penyaluran-raskin-mestinya-pemerintah-ikut-
tanggung-ongkos-distribusi
PENYALURAN RASKIN: Mestinya pemerintah ikut
tanggung ongkos distribusi
Oleh Surya Mahendra Saputra
Senin, 05 Maret 2012 | 18:42 WIB
JAKARTA: Pemerintah perlu menyiapkan anggaran Rp210 miliar guna mereduksi
ongkos distribusi beras miskin (raskin) yang disalurkan langsung ke setiap rumahtangga.
Koordinator Advokasi Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Iskandar
Saharudin mengungkapkan selama ini pembengkakan ongkos penyaluran raskin darititik distribusi tidak pernah menjadi perhatian pemerintah.
Dia mencatat kealpaan pemerintah tersebut membuat masyarakat harus menanggungbeban transportasi sebesar Rp 1000—Rp 2000.
“Raskin yang seharusnya bisa dibeli Rp 1.600 per kilogram, justru membengkak hinggaRp 2.500—Rp 3.000 per kilogram,” ujarnya Senin 5 Maret 2012.
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 4/10
Iskandar menilai minimnya dukungan distribusi membuat program raskin tidak dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat yang membutuhkan. Dia mencatat sepanjang
tahun lalu pemerintah hanya memasok 17, 5 juta, atau 69,4% dari total pendataanmasyarakat miskin yang dirilis oleh BPS.
Dengan begitu, menurutnya, program raskin tidak memberikan jawaban terhadap
seluruh persoalan pangan yang dibutuhkan masyarakat miskin. Dia juga menilai banyak
penyimpangan pengelolaan yang melibatkan rantai pasokan raskin.
Iskandar menduga praktik mafia beras banyak terjadi di daerah. Sejumlah pedagang
dan oknum pemerintah daerah cenderung memanfaatkan situasi sebagai spekulanharga.
Bahkan, Dia menduga ada pedagang yang mengantongi stok beras melebihi Bulog.
“Ada pertanyaan mengapa BLT bisa dicabut sementara kebijakan raskin dipertahankan.Indikasi ini jelas adanya desakan kepentingan,” katanya. (ra)
http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/03/raskin-pemerintah-siapkan-dana-
rp210-miliar/
RASKIN: Tekan Ongkos Distribusi, Pemerintah
Siapkan Dana Rp210 MiliarOleh JIBI on Tuesday, 6 March 2012
JAKARTA: Pemerintah perlu menyiapkan anggaran sebesar Rp210 miliar guna
mereduksi ongkos distribusi beras miskin (raskin) yang disalurkan langsung ke setiaprumah tangga.
Koordinator Advokasi Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) Iskandar
Saharudin mengungkapkan selama ini pembengkakan ongkos penyaluran raskin darititik distribusi tidak pernah menjadi perhatian pemerintah. Dia mencatat kealpaan
pemerintah tersebut membuat masyarakat harus menanggung beban transportasisebesar Rp 1000—Rp 2000.
“Raskin yang seharusnya bisa dibeli Rp 1.600 per kilogram, justru membengkak hinggaRp 2.500—Rp 3.000 per kilogram,” ungkapnya pada jumpa pers hari ini.
Iskandar menilai minimnya dukungan distribusi membuat program raskin tidak dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat yang membutuhkan. Dia mencatat sepanjang
tahun lalu pemerintah hanya memasok 17, 5 juta, atau 69,4% dari total pendataanmasyarakat miskin yang dirilis oleh BPS.
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 5/10
Dengan begitu, serunya, program raskin tidak memberikan jawaban terhadap seluruh
persoalan pangan yang dibutuhkan masyarakat miskin. Dia juga menilai banyak penyimpangan pengelolaan yang melibatkan rantai pasokan raskin.
Iskandar menduga praktik mafia beras banyak terjadi di daerah. Sejumlah pedagang
dan oknum pemerintah daerah cenderung memanfaatkan situasi sebagai spekulanharga. Bahkan, Dia menduga ada pedagang yang mengantongi stok beras melebihiBulog.
“Ada pertanyaan mengapa BLT bisa dicabut sementara kebijakan raskin dipertahankan.Indikasi ini jelas adanya desakan kepentingan,” katanya.
Selain itu, Iskandar menilai kualitas raskin perlu menjadi perhatian primer yang harus
diperhatikan pemerintah. Masyarakat justru tidak memeroleh akses untuk menyampaikan keluhan akibat minimnya sosialisasi dari pemerintah.
“Kami banyak mendapatkan raskin yang disebar berbau apek dan berwarna kuning,serta banyak pecahan rontok. Intinya, raskin itu tidak layak makan,” jelasnya.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pemerintah berencana
menganggarkan penambahan subsidi raskin pada tahun ini sebesar Rp 5,2 triliun. Diamenjamin harga raskin tidak naik dari banderol Rp 1.600 per kg dengan alokasi 15 kgper bulan selama 13 bulan.
“Namun subsidi tersebut diasumsikan kalau harga pembelian pemerintah naik 28%,
sedangkan kondisi lainnya seperti harga raskin, jumlah RTS, volume masih tetap, maka
dibutuhkan tambahan subsidi Rp5,2 triliun,” ujarnya.
Dia menjelaskan asumsi tersebut merupakan satu dari sekian alternatif yang disiapkanpemerintah. Alternatif lainnya, katanya, jika jumlah penerima raskin, volume, dan
durasi masih tetap, tetapi harga raskin dinaikkan dari Rp1.600 per kg menjadi Rp2.000per kg mulai April sampai dengan Desember 2012, maka subsidi tambahan sekitar Rp
4,2 triliun.
Sutarto mengungkapkan kecukupan stok beras di gudang Bulog bergantung pada
penyerapan beras di dalam negeri, sedangkan pengadaan beras itu akan bergantungpada produksi gabah. Bulog sedikitnya harus memiliki stok beras 1,5 juta ton. Hal itu,
katanya, membuat Bulog terus mengimpor beras pada 2010 sebanyak 1,8 juta ton danpada tahun lalu 1,8 juta ton. [Surya Mahendra Saputra/roy]
http://pedomannews.com/sosial-budaya/11307-distribusi-raskin-pemerintah-perlu-
siapkan-anggaran-rp210-m%27
DistribusiRaskin,PemerintahPerluRp210M
Selasa, 06 Maret 2012 12:51 WIB
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 6/10
Dibaca: 339 kali
JAKARTA, PedomanNEWS - Pemerintah perlu menyiapkan anggaran Rp210 miliar
guna mereduksi ongkos distribusi beras miskin (raskin) yang disalurkan langsung kesetiap rumah tangga.
Koordinator Advokasi Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Iskandar
Saharudin mengatakan, selama ini pembengkakan ongkos penyaluran raskin dari titik distribusi tidak pernah menjadi perhatian pemerintah.
Dia mencatat kealpaan pemerintah tersebut membuat masyarakat harus menanggungbeban transportasi sebesar Rp 1000—Rp 2000.
“Raskin yang seharusnya bisa dibeli Rp 1.600 per kilogram, justru membengkak hinggaRp 2.500—Rp 3.000 per kilogram,” ujarnya di Jakarta, Senin (5/3).
Ia menilai, minimnya dukungan distribusi membuat program raskin tidak dinikmatisepenuhnya oleh masyarakat yang membutuhkan.
Sepanjang 2011, lanjut Iskandar, pemerintah hanya memasok 17, 5 juta, atau 69,4%
dari total pendataan masyarakat miskin yang dirilis oleh BPS. Persoalan integritaspemerintah ini harus menjadi perhatian dan fokus bersama seluruh stakeholder bangsa.
Rendahnya kualitas mutu dari beras raskindan tingginya indikator administrasi
menyebabkan berbagai keluhan mengenai mutu dan kualitas dari beras yang didistribusikan ke sepuluh daerah.
Dengan begitu, imbuh Iskandar, program raskin tidak memberikan jawaban terhadapseluruh persoalan pangan yang dibutuhkan masyarakat miskin. Banyak penyimpanganpengelolaan yang melibatkan rantai pasokan raskin.
Ia menduga, praktik mafia beras banyak terjadi di daerah. Sejumlah pedagang danoknum pemerintah daerah cenderung memanfaatkan situasi sebagai spekulan harga.
“Ada pertanyaan mengapa BLT bisa dicabut sementara kebijakan raskin dipertahankan.
Indikasi ini jelas adanya desakan kepentingan,” pungkasnya. CR/2/R
http://kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=128130
Selasa, 06 Maret 2012 , 06:49:00
Program Raskin Diganggu Mafia Beras
JAKARTA - Program bantuan beras untuk rakyat miskin yang sudah berjalan 10 tahunpenuh masalah. Selain distribusi dan pungutan liar, program ini juga direcoki olehtengkulak beras.
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 7/10
“Kami mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa memang ada mafia yang
membeli beras dulu dari Bulog sebelum dibagikan ke warga,” ujar koordinator programmonitoring raskin Pusat Telaah Informasi Regional (Pattiro) Rohidin Sudarno dalam
diskusi di Bakoel Kopi, Jakarta kemarin (5/3).
Mafia itu disebut-sebut mempunyai kemampuan menimbun beras setara dengan Bulog.“Seharusnya informasi ini diselidiki lagi oleh pihak berwenang, sebab kami tak punyahak (investigasi),” kata Rohidin.
Pattiro telah melakukan monitoring program raskin selama 12 bulan bekerjasamadengan USAID, dari Amerika Serikat. Mereka memantau 10 kota yakni Aceh Besar,
Bandung, Gresik, Pekalongan, Serang, Semarang, Solo, Jeneponto, Lombok Barat danJayapura.
“Problemnya karena beras yang dari Bulog itu harus dibeli atau ditebus dulu oleh
warga, karena belum ada uang maka dibayar dulu oleh tengkulak,” kata Rohidin yangakrab disapa Roi ini. Ujungnya, beras raskin yang seharusnya harganya Rp 1.600 perkilogram dijual Rp 2.100 per kilogram.
“Memang kesannya hanya selisih 500 per kilo tapi ini dikalikan dengan ratusan ton,”
kata Rohidin. Selain itu, kutipan liar juga sering dilakukan oleh oknum pejabat lokalseperti lurah atau pegawai kecamatan.
”Setiap rumah tangga sasaran seharusnya dapat 15 kg per bulan, tapi praktiknya sangat kurang, disunat dulu,” ujar aktivis asal Brebes ini. Problem lainnya adalah kualitas beras
yang sangat jelek. ”Kami temukan di Solo, beras raskin berbau apek, banyak kutu, dan
warnanya sangat kusam. Tidak layak dimakan,” tambahnya.
Koordinator Advokasi Kebijakan Pattiro Iskandar Saharudin mengatakan Pattiro akansegera menemui Wakil Presiden Boediono untuk membahas temuan riset ini. ”Sebab,
beliau juga ketua tim penanggulangan kemiskinan pemerintah,” katanya.
Alumni Fakultas Hukum Undip ini menyebut data warga miskin yang digunakan sebagai
rujukan pemerintah masih menggunakan data lama. ”Seharusnya ada 25 juta rumahtangga miskin atau rumah tangga sasaran namun beras hanya disediakan untuk 17 juta
rumah tangga sasaran,” katanya. Itu berarti ada 8 juta rumah tangga miskin yang tak
dapat jatah. Jika diasumsikan satu rumah tangga terdiri dari empat orang (ayah ibu, duaanak) maka setidaknya ada 32 juta jiwa yang tidak terbantu oleh program ini.
Selain itu, jika warga dirugikan, pemerintah juga tak menyediakan ruang untuk
komplain. ”Mereka bingung mau mengeluh kemana? Ke Bulog atau ke kecamatan, tidak jelas,” lanjutnya.
Program raskin, menurut Iskandar tidak perlu dihentikan. ”Sebab, sangat dinantikanoleh jutaan warga, hanya penyelewengannya harus dibenahi,”katanya. (rdl/jpnn/obi)
http://kaltengpos.web.id/?menu=detail_atas&idm=6711
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 8/10
Selasa, 06 Maret 2012 11:15:36 WIB
Program Raskin Diganggu Mafia
JAKARTA - Program bantuan beras untuk rakyat miskin yang sudah berjalan 10 tahun
penuh masalah. Selain distribusi dan pungutan liar, program ini juga direcoki olehtengkulak beras.
"Kami mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa memang ada mafia yangmembeli beras dulu dari Bulog sebelum dibagikan ke warga," ujar koordinator program
monitoring raskin Pusat Telaah Informasi Regional (Pattiro) Rohidin Sudarno dalamdiskusi di Bakoel Kopi, Jakarta kemarin (5/03). Mafia itu disebut-sebut mempunyaikemampuan menimbun beras setara dengan Bulog.
"Seharusnya informasi ini diselidiki lagi oleh pihak berwenang, sebab kami tak punya
hak (investigasi)," kata Rohidin.
Pattiro telah melakukan monitoring program raskin selama 12 bulan bekerjasama
dengan USAID, dari Amerika Serikat. Mereka memantau 10 kota yakni Aceh Besar,Bandung, Gresik, Pekalongan, Serang, Semarang, Solo, Jeneponto, Lombok Barat dan
Jayapura.
"Problemnya karena beras yang dari Bulog itu harus dibeli atau ditebus dulu oleh
warga, karena belum ada uang maka dibayar dulu oleh tengkulak," kata Rohidin yangakrab disapa Roi ini. Ujungnya, beras raskin yang seharusnya harganya Rp 1.600 per
kilogram dijual Rp 2.100 per kilogram.
"Memang kesannya hanya selisih 500 per kilo tapi ini dikalikan dengan ratusan ton,"
kata Rohidin.
Selain itu, kutipan liar juga sering dilakukan oleh oknum pejabat lokal seperti lurah atau
pegawai kecamatan. "Setiap rumah tangga sasaran seharusnya dapat 15 kg per bulan,tapi praktiknya sangat kurang, disunat dulu," ujar aktivis asal Brebes ini.
Problem lainnya adalah kualitas beras yang sangat jelek. "Kami temukan di Solo, beras
raskin berbau apek, banyak kutu, dan warnanya sangat kusam. Tidak layak dimakan,"tambahnya.
Koordinator Advokasi Kebijakan Pattiro Iskandar Saharudin mengatakan Pattiro akansegera menemui Wakil Presiden Boediono untuk membahas temuan riset ini. "Sebab,
beliau juga ketua tim penanggulangan kemiskinan pemerintah," katanya.
Alumni Fakultas Hukum Undip ini menyebut data warga miskin yang digunakan sebagai
rujukan pemerintah masih menggunakan data lama. "Seharusnya ada 25 juta rumahtangga miskin atau rumah tangga ssasaran namun beras hanya disediakan untuk 17 juta
rts," katanya.
Itu berarti ada 8 juta rumah tangga miskin yang tak dapat jatah. Jika diasumsikan satu
rumah tangga terdiri dari empat orang (ayah ibu, dua anak) maka setidaknya ada 32juta jiwa yang tidak terbantu oleh program ini. Selain itu, jika warga dirugikan,
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 9/10
pemerintah juga tak menyediakan ruang untuk komplain. "Mereka bingung mau
mengeluh kemana?. Ke Bulog atau ke kecamatan, tidak jelas," katanya.
Program raskin, menurut Iskandar tidak perlu dihentikan. "Sebab, sangat dinantikanoleh jutaan warga, hanya penyelewengannya harus dibenahi," katanya.(rdl/jpnn)
http://m.koran-jakarta.com/?id=85203&mode_beritadetail=1
Distribusi Beras Miskin Belum Optimal
Selasa, 06 Maret 2012
JAKARTA - Program Beras Miskin (Raskin) yang dijalankan pemerintah sejak 2004
dengan subsidi triliunan rupiah belum tepat sasaran. Masih banyak rumah tangga
miskin (RTM) tidak menerima beras bantuan seperti yang diprogramkan. Hasil studiyang dilakukan oleh Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) dengan melibatkanberbagai responden dari pemangku kepentingan menyebutkan raskin belummemberikan jawaban terhadap semua warga miskin karena masih banyak yang belum
menerima bantuan.
Dari indeks 100 regulasi soal raskin, indeksnya hanya 87 persen, artinya kebijakansudah lumayan baik. Dari segi praktik atau implementasi, indeksnya hanya 54 persenatau terjadi 13 gap antara regulasi dan praktik. "Dengan kata lain, pelaksanaan regulasi
raskin masih penuh tantangan," kata Koordinator Advokasi Pattiro, Iskandar Saharudin,
saat presentasi "Indeks Integritas Program Raskin" di Jakarta, Senin (5/3).
Penelitian ini, kata dia, sejalan dengan data Pendataan Program Perlindungan Sosial
(PPLS) BPS 2011. Dari 25,2 juta rumah tangga miskin (RTM) hanya 17,4 yang menjadi
RTS atau 31 persen RTM belum mendapatkan bantuan beras raskin. Iskandarmengatakan kemampuan regulasi sudah cukup baik. Namun, kemampuan implementasi
raskin masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kelengkapan kebijakan dan aturanyang telah ditetapkan pemerintah.
Masalah dalam implementasi menurut Iskandar terletak pada kinerja distribusi danmutu raskin yang indeksnya tergolong sedang dan moderat. Kualitas beras hanya
memiliki indeks 47 dari angka 100. Kinerja harga dari titik distribusi (TD) ke RTS jugamasih rendah atau indeksnya hanya 38. Rohidin, staf peneliti Pattiro, menambahkansetelah 14 tahun (dari 2004) pelaksanaan, distribusi raskin masih mengalami masalah
dan butuh perbaikan.
Kondisi ini menurutnya disebabkan minimnya mekanisme komplain. "Permasalahanyang ada jarang di-follow up ke depannya," katanya. Hasil penelitian tentangmekanisme komplain jika terjadi kecurangan sampai dalam indeks penelitian ini
angkanya hanya 56 dari 100.
Masyarakat tidak tahu ke mana harus menyampaikan keluhannya sehingga tidak heranjika masalah di bawah tidak pernah sampai ke atas. Iskandar mengatakan mengacu
5/15/2018 Kliping Berita Raskin Online - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kliping-berita-raskin-online 10/10
pada penelitian Pattiro sebaiknya pelaksanaan program Raskin untuk tahun mendatang
harus ada perbaikan, terutama pada sisi distribusi dan kualitas beras. Kualitas berasyang rendah meski dibeli dengan harga subsidi tinggi menunjukkan sikap diskriminasi
pemerintah pada warga miskin.
Pada 2011, harga pembelian beras oleh pemerintah sebesar 6.450 rupiah per kg denganharga tebusan masyarakat 1600 per kg atau subsidi harganya mencapai 4.850 rupiah
per kg. "Tapi, dari harga sebesar ini, masyarakat hanya mendapatkan mutu rendah,"
ujar Iskandar. hay/E-3wartanews.com
http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=90702
Selasa, 06 Maret 2012 , 09:43:00
Program Raskin Diganggu Mafia BerasJAKARTA-Program bantuan beras untuk rakyat miskin yang sudah berjalan sepuluh
tahun penuh masalah. Selain distribusi dan pungutan liar, program ini juga direcokioleh tengkulak beras.
¨Kami mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa memang ada mafia yangmembeli beras dulu dari Bulog sebelum dibagikan ke warga,¨ ujar koordinator program
monitoring raskin Pusat Telaah Informasi Regional (Pattiro) Rohidin Sudarno dalam
diskusi di Bakoel Kopi, Jakarta, kemarin.
Mafia itu disebut-sebut mempunyai kemampuan menimbun beras setara dengan Bulog.¨Seharusnya informasi ini diselidiki lagi oleh pihak berwenang, sebab kami tak punya
hak (investigasi),¨ kata Rohidin.
Pattiro telah melakukan monitoring program raskin selama 12 bulan bekerjasamadengan USAID, lsm dari Amerika Serikat. Mereka memantau 10 kota yakni Aceh Besar,Bandung, Gresik, Pekalongan, Serang, Semarang, Solo, Jeneponto, Lombok Barat dan
Jayapura.
¨Problemnya karena beras yang dari Bulog itu harus dibeli atau ditebus dulu oleh
warga, karena belum ada uang maka dibayar dulu oleh tengkulak,¨ kata Rohidin yangakrab disapa Roi ini. Ujungnya, beras raskin yang seharusnya harganya Rp1.600 per
kilogram dijual Rp2.100 per kilogram.
¨Memang kesannya hanya selisih 500 per kilo tapi ini dikalikan dengan ratusan ton,¨
kata Rohidin. Selain itu, kutipan liar juga sering dilakukan oleh oknum pejabat lokalseperti lurah atau pegawai kecamatan.
¨Setiap rumah tangga sasaran seharusnya dapat 15 kg per bulan, tapi praktiknya sangat
kurang, disunat dulu,¨ ujar aktivis asal Brebes ini. Problem lainnya adalah kualitas beras
yang sangat jelek. ¨Kami temukan di Solo, beras raskin berbau apek, banyak kutu, danwarnanya sangat kusam. Tidak layak dimakan,¨ tambahnya.(rdl)