kliping berita perumahan rakyat dari media online, 13 februari 2012

Upload: klipingdigital

Post on 06-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    1/53

    Djan Faridz: Kami Sanggup Bikin Rumah Murah Rp 25Juta!Natalia Ririh | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 11:18 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridzmenyatakan sanggup membangun rumah murah tipe 36 seharga Rp 25 juta.Komitmen ini ditunjukkan dengan pembangunan tiga model rumah murah dihalaman parkir Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Jl Raden Fatah,Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Kami sanggup bikin rumah murah Rp 25 juta permanen. Saya ingin buktikan kepadapengembang dengan uang Rp 25 juta kita bisa bangun rumah murah tipe 36 yanglayak huni.-- Djan Faridz

    "Kami sanggup bikin rumah murah Rp 25 juta permanen. Saya ingin buktikankepada pengembang dengan uang Rp 25 juta kita bisa bangun rumah murah tipe 36yang layak huni," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Kemenpera, di Jakarta,Jumat (10/2/2012).

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    2/53

    Djan Faridz mengatakan, selama ini sejumlah kalangan pengembang menilai rumahmurah tipe 36 sulit diwujudkan. Padahal, lanjut dia, dengan menggunakan bahan-bahan serta teknologi memadai, bangunan tersebut dapat dibangun dengan waktuyang relatif singkat.

    "Dulu rumah tipe 27 masih layak, tapi sekarang kebutuhan rumah layak hunisemakin meningkat. Kalau sekarang rumah tipe 36 bisa dibangun kenapa kita harusmembangun rumah tipe 27," katanya.

    Model rumah murah yang tengah dibangun ini terdiri dari dua rumah tipe 36 sehargaRp 25 juta dan satu rumah tipe 45. Pembangunan yang direncanakan selesai pekandepan ini akan menjadi percontohan agar masyarakat luas dapat melihat langsungproses pembangunannya.

    Rumah murah yang dijanjikan Menpera ini nantinya memiliki tembok beton denganbeberapa ruangan, yakni ruang keluarga, dua kamar tidur, kamar mandi serta dapur.

    http://properti.kompas.com/read/2012/02/10/11180250/Djan.Faridz.Kami.Sanggup.Bikin.Rumah.Murah.Rp.25.Juta .

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    3/53

    Jumat, 10/02/2012 12:42 WIB

    Djan Faridz Melunak, Bunga KPR Subsidi HanyaTurun Jadi 7% Whery Enggo Prayogi detikFinance

    Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz akhirnya melunak perihalkenginannya menurunkan suku bunga KPR subsidi skema FLPP yang tahun laluberkisar 8,15%. Awalnya, ia meminta agar bunga FLPP sebesar 5%-6% namun kiniia menyetujui penurunanya hingga hanya 7%.

    "Waktu itu 5%, karena suku bunga Bank Indonesia 5%. Tapi pasti di atas itu karenaada biaya tambahan. Bisa sekitar 7%," kata Djan dalam diskusi bersama wartawandi kantornya, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Bunga FLPP sebesar 7%, sesuai dengan keinginan Bank Tabungan Negara (BTN)sebagai bank penyalur FLPP terbesar, yang menawarkan bungan 7,42%. Meskisudah setuju soal suku bunga, namun ia masih ngotot agar skema dana penyertaanpemerintah di bank penyalur komposisinya 50:50 atau merevisi dari palaksanaantahun sebelumnya pemerintah 60% dan perbankan 40%.

    Sebagai catatan, bunga KPR FLPP 7,42% yang ditawarkan oleh BTN masih denganskema lama yaitu dana penyertaan pemerintah dengan komposisi 60:40. Jika skema

    tetap 50:50 maka besaran bunganya bisa mencapai diatasnya.

    Lalu apakah akan ada titik temu?

    Djan Faridz masih optimis akan ada titik temu terkait bunga FLPP. Bank penyalur pasti akan mengikuti keinginan kementeriannya dalam penetapan bunga. Iamenambahkan, negosiasi bunga FLPP yang lebih murah akan menguntungkanmasyarakat karena ada pengurangan biaya angsuran dan biaya yang timbul atasakad KPR.

    "Kalau dihitung, cicilan Rp 650 ribu per bulan. Dan saat akad ada tambahan biayayang timbul akibat kredit Rp 11,5 juta. Kalau bunga turun cicilan turun jadi Rp 550ribu, biaya timbul juga jadi Rp 7,5 juta dengan asuransi masuk dalam komponenbunga. Kalau seperti itu pilih mana? Tentu pilih yang murah," tegasnya.

    Sementara itu Deputi Perumahan Formal Kemenpera Pangihutan Marpaungmengatakan sampai kemarin sudah ada BNI yang menyepakati secara formal bungaFLPP dengan bunga 7,25%, sedangkan BRI belum final proses negosiasinya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    4/53

    "BTN masih alot masih diangka di atas 8%," kata Pangihutan kemarin.

    Seperti diketahui kisruh penetapan bunga FLPP hampir 2 bulan ini belum tuntasantara bank penyalur seperti BTN dengan kementerian perumahan rakyat. Selama

    dua bulan berjalan proses penyaluran KPR subsidi dengan pola ini akhirnya mandegkarena belum ada kepastian suku bunga yang disepakati.

    (wep/hen)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/10/124232/1839227/1016/djan-faridz-melunak-bunga-kpr-subsidi-hanya-turun-jadi-7?f9911023

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    5/53

    FLPP

    Pengembang Rumah Bersubsidi "Menjerit" Natalia Ririh | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 11:36 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com-

    Para pengembang yang tergabung dalam AsosiasiPengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan RealestatIndonesia (REI) kembali "menjerit" di hadapan Komisi XI DPR RI. Pengembangmenyampaikan kerugian yang diderita, yang diklaim mencapai Rp 3 triliun lantaran programrumah bersubsidi tak kunjung dilanjutkan.

    Data sampai kemarin, sudah 23.000 unit akad rumah terhenti untuk 7 Provinsi, belumtermasuk laporan daerah lainnya. Kerugiannya mencapai Rp 1,61 triliun.-- Eddy Ganefo

    "Data sampai kemarin, sudah 23.000 unit akad rumah terhenti untuk 7 Provinsi. Belumtermasuk laporan daerah lainnya. Kerugiannya mencapai Rp 1,61 triliun," kata ketua DPPApersi, Eddy Ganefo, seusai ditemui dari rapat dengar pendapat dengan komisi XI DPR RI,di Jakarta, Kamis (9/2/2012) malam.

    Para pengembang yang mencatatkan kerugiannya ini, kata Eddy, berada di Banten, JawaBarat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Riau, dan Sumatera Selatan.

    "Segera sajalah program ini dimulai kembali, karena pengembang kami hampir semuanya bergerak di rumah subsidi. Hanya sekian persen saja di rumah komersil," katanya.

    Sementara itu, menurut Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso, pihaknya juga mengalamikerugian mencapai Rp 1,2 - Rp 1,4 triliun akibat penghentian program FLPP. Akibatnya, REImencatat, sebanyak 21.000 unit rumah terhenti akad kreditnya.

    "Berapapun suku bunga atau seperti dulu lagi tidak mengapa, asalkan penundaan ini tidak terlalu lama. Sebanyak 60 persen anggota REI berkonsentrasi di rumah subsidi. Bahkan, saatini sebanyak 160.000 tenaga kerja telah diberhentikan," kata Setyo.

    Eddy meminta agar pemerintah segera menghentikan penundaan pembiayaan rumah bersubsidi dengan FLPP. Pihaknya mengaku tidak masalah dengan suku bunga kredit

    berapapun yang ditetapkan.

    "Kami mendukung misalnya suku bunga kredit turun. Artinya, akan semakin banyak yangmembeli rumah. Tapi, kami tidak setuju FLPP berhenti. Ini benar - benar menyengsarakankami," ujarnya.

    http://properti.kompas.com/read/2012/02/10/11360031/Pengembang.Rumah.Bersubsidi.Menjerit.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    6/53

    Jumat, 10/02/2012 11:40 WIB

    Djan Faridz Ngaku Prioritaskan Bedah Rumah daripada KreditFLPP Whery Enggo Prayogi detikFinance

    Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengaku mendahulukan programbedah rumah (swadaya) bagi masyarakat miskin selama 100 hari masa kerjanya.

    Selama ini ia fokus pada pengadaan rumah swadaya, bukan rumah segmenmasyarakat berpenghasilan rendah dengan fasilitas fasilitas likuiditas pembiayaanperumahan (FLPP) berpenghasilan tetap Rp 2,5 Juta-4,5 juta.

    "Bagi saya penting adalah swadaya. Bedah rumah. Karena ini masyarakat miskin.Namanya saja Menteri Perumahan Rakyat. Kalau tidak berbuat sesuatu untukrakyat, saya senang untuk mundur," kata Djan di kantornya, Jakarta, Jumat(10/2/2012).

    "Target FLPP 1,35 juta rumah. Kalau rumah swadaya 1,25 juta. Seksi mana? Seksiswadaya," tegasnya.

    Rumah swadaya bagi bos Tanah Abang ini jadi prioritas. Apalagi mereka yangberada di bawah garis kemiskinan. "Pemerintah berbuat sesuatu untuk masyarakatyang tidak mampu. Animo rakyat untuk dapat hak besar, Pemda semakin berpihak,"ungkapnya.

    "Yang membutuhkan ulurkan tangan saya adalah hidup dibawah garis kemiskinan.Itu dulu yang kita urus. Tiga bulan ini kami muter keliling," tegas Djan.

    Tahun ini Kemenpera menargetkan pembangunan rumah swadaya sebanyak 60 riburumah. Ini terdiri dari 40 rumah yang diperbaiki dan 20 rumah baru. Djan mengakuprogram rumah swadaya sangat diminati rakyat.

    Atas dasar ini, Kemenpera ingin meminta tambahan anggaran dari KementerianKeuangan sebesar Rp 1,3 triliun. "Anggaran tambahan, makan kita dapatmeningkatkan pembangunan 250 ribu rumah perbaikan. Dananya kecil kok," ungkapDjan.

    "Kalau ini diperhatikan, maka ada 250 Kepala Keluarga (KK) tertolong. Dengan tigaorang satu KK, maka 750 ribu rakyat tertolong," katanya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    7/53

    Seperti diketahui selam 100 hari masa kerjanya, Djan Faridz memang masihmenyisakan pekerjaan rumah soal menyelesaikan kisruh bunga KPR subsidi FLPP.Ia meminta bank penyalur KPR subsidi seperti BTN harus menurunkan suku bungahingga 5-7%. Kredit segmen ini memang diprioritas untuk masyarakatberpenghasilan rendah (MBR) tetap dengan kisaran Rp 2,5-4,5 juta/bulan.

    (wep/hen)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/10/114027/1839183/1016/djan-faridz-ngaku-prioritaskan-bedah-rumah-daripada-kredit-flpp?f9911033

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    8/53

    Menpera: Buat Apa Bangun Rumah Tipe27?Tribunnews.com - Jumat, 10 Februari 2012 12:26 WIB

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz sanggup

    membangun rumah tipe 36 dengan harga Rp 25 Juta. Karena itu Djan Faridz menghimbauuntuk apa membangun rumah tipe 27 jika bisa membuat rumah tipe 36 dengan harga Rp 25 juta.

    "Kalau sekarang rumah tipe 36 bisa dibangun kenapa kita harus membangun rumah tipe 27?"ujar Djan Faridz di kantornya, Jumat (10/2/2012).

    Mengingat masyarakat Indonesia dalam perkembangannya membutuhkan banyak kebutuhan,rumah tipe 27 belum tentu layak untuk ditinggali. Karena itu Kementrian Perumahan Rakyatingin membantu kebutuhan masyarakat yang terus bertambah dengan memberikan usulanmembangun rumah tipe 36.

    "Selama ini pihak pengembang rumah mengaku sulit membangun rumah tipe 36. Padahalkalau memakai bahan - bahan serta teknologi memadai, bangunan tersebut dapat dibangundengan waktu singkat,"ungkap Menteri Perumahan Rakyat.

    http://www.tribunnews.com/2012/02/10/menpera-buat-apa-bangun-rumah-tipe-27

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    9/53

    Kemenpera Beri Sinyal Bunga FLPP BakalTujuh PersenJumat, 10 Pebruari 2012 13:38 WIB

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Kementrian Perumahan Rakyat (Kempera)memberi sinyal bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bakalberada di kisaran tujuh persen. Meski demikian, Menteri Perumahan Rakyat DjanFarid tetap menginginkan porsi dana 50 persen ditanggung pemerintah dan 50lainnya ditanggung perbankan.

    Menurutnya skema pembiayaan ini paling relevan dengan situasi yang adasekarang. "Apalagi dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang turun menjadi 5,25persen dan cost of fund perbankan yang rendah akibat efisiensi yang bagus,"katanya, Jumat (10/2).

    Ia mengatakan penurunan porsi dana FLPP ini bakal meningkatkan jumlah unitrumah yang dibiayai Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Sejahtera. Pembiayaan inibisa meningkat jumlah unit rumah 20 persen, dari 182 ribu unit menjadi 219 riburumah.

    "Dengan asumsi harga rumah Rp 70 juta misalnya, pokok KPR berarti Rp 63 juta.Kalau saya turunkan bunga menjadi tujuh persen, cicilan masyarakat akan turun dariyang semula di kisaran Rp 650 ribu menjadi Rp 550 ribu," jelasnya.

    Program FLPP sudah berlangsung dua tahun lebih. Ada 14 bank yang menjadi mitraKemenpera dalam menjalankan program ini. Antara lain empat bank besar BUMNseperti Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank NegaraIndonesia (BNI), dan Mandiri. Lalu, sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD).

    Semula bunga FLPP berada pada kisaran 8,15 sampai 8,55 persen. Porsi danayang diberlakukan menggunakan skema 60 persen dana pemerintah sedangkansisanya berasal dari perbankan.

    Di Januari lalu, Kemenpera meminta perbankan menurunkan suku bunga FLPPsekitar enam hingga lima persen. Untuk program awal, Kemenpera memintakeempat bank BUMN menjadi motor program. Namun angka suku bunga inidianggap terlalu membebani operasional perbankan.

    Dari pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu (8/2) kemarin,perbankan mengaku hanya mampu menurunkan FLPP di kisaran delapan hinggatujuh persen. BTN misalnya menyatakan mampu menurunkan FLPP hingga 8,5persen sedangkan BRI di kisaran 7,5 persen.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    10/53

    Untuk BNI, bank tersebut mengaku mampu menurunkan di kisaran 7,25 persen.Sedangkan Bank Mandiri, hingga kini masih mengkaji berapa suku bunga FLPPyang bisa mereka bebankan ke konsumen.

    Redaktur: Djibril MuhammadReporter: Sefti Oktarianisa

    http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/02/10/lz5zs7-kemenpera-beri-sinyal-bunga-flpp-bakal-tujuh-persen

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    11/53

    Kemenpera Wujudkan 1.000 Rumah PNSMaluku Utara

    Oleh: Dahlia Krisnamurti Ekonomi - Minggu, 12 Februari 2012 | 07:00 WIB

    INILAH.COM,Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz langsung meresponkeinginan Pemerintahan Provinsi Maluku Utara untuk menyediakan perumahan bagi1.000 pegawai negeri setempat.

    Hal ini diwujudkan dalam Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara Kemenperadengan Pemerintahan Provinsi Maluku Utara tentang Kordinasi Pelaksanaan KebijakanPembangunan dan Kawasan Perumahan di Provinsi Maluku Utara.

    Menpera Djan Faridz mengatakan Program ini merupakan tantangan bagi kementerian yangdipimpinannya dan Perum Perumnas untuk mewujudkan rumah yang layak huni bagiPegawai Negeri Sipil (PNS) di Provinsi Maluku Utara.

    "Bagaimana caranya dalam waktu 6 bulan harus memuwujudkan rumah yang bagus,tempatnya bagus, tapi harganya murah dan terjangkau untuk 1000 PNS," kata Djan Faridzdalam siaran persnya yang diterima INILAH.COM, Sabtu (11/2).

    Bagaimana bisa mewujudkan rumah dengan harga murah dan cepat? Djan mengatakan, tidak sulit untuk mewujudkan rumah seharga 25 juta rupiah. Angsurannya akan diberi subsidi.Fasilitas umum seperti jalan, saluran air, taman dan lain -lain, juga subsidi dari pemerintah.

    Juga kita libatkan peran swasta, masyarakat dan Bazis, lanjutnya. Kemenpera juga akanmembedah rumah agar menjadi rumah layak huni sebanyak 3.800 rumah di Sumbawa Barat.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    12/53

    Sementara itu, Gubernur Maluiku Utara, Thaib Armaiyn mengaku amat bersyukur karena pihak Kemempera langsung merespon cepat keinginan akan terlaksananya program tersebut.

    Sebelum bertemu Menpera, Thaib mengaku sudah putus asa karena banyak pihak swastayang menolak menjadi mitra pengadaan rumah PNS.

    "Tapi setelah bertemu Pak Menteri, masalah selesai. Mudah -mudahan sejak MoU iniditandatangani, secara bertahap impian mereka cepat terwujud," ucap Thaib. [vin]

    http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1829155/kemenpera-wujudkan-1000-rumah-pns-maluku-utara

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    13/53

    Ngaku Rugi, Pengembang Kalah Sama TukangBakso Bunga KPR S ubs idi Bakal Dipatok T uju h Per sen Sabtu, 11 Februari 2012 , 08:18:00 WIB

    RMOL. Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridzakhirnya melunak terkait keinginannya menurunkan suku bungaKPR subsidi skema FLPP yang tahun lalu berkisar 8,15 persen.

    Awalnya, dia meminta agar bunga FLPP sebesar 5-6 persen.Namun kini dia setuju bunga tujuh persen.

    Waktu itu lima persen, karena suku bunga acuan Bank Indonesia(BI) sebesar lima persen. Tapi pasti di atas itu karena ada biayatambahan. Bisa sekitar tujuh persen, kata Djan dalam diskusi

    bersama wartawan di kantornya, Jakarta, kemarin.

    Bunga FLPP sebesar tujuh persen itu sesuai keinginan Bank Tabungan Negara(BTN) sebagai bank penyalur FLPP terbesar, yang menawarkan bungan 7,42persen. Meski sudah setuju soal suku bunga, namun Djan Faridz ngotot agar skemapenyertaan dana pemerintah di bank penyalur komposisinya 50:50 atau merevisidari pelaksanaan tahun sebelumnya pemerintah 60 persen dan perbankan 40persen.

    Diakui kader PPP ini, yang selama ini mengeluhkan mandegnya program FLPP itupengembang bukan rakyat atau konsumen. Yang teriak-teriak itu pengembang.Rakyat tidak pernah merasa dipersulit oleh saya. Yang dipersulit pengembang, kataDjan.

    Sebelumnya, para pengembang rumah sederhana yang biasa menjual rumahnyamelalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) atau KPR (KreditPerumahan Rakyat) subsidi merasa kecewa dengan kebijakan Menteri PerumahanRakyat (Menpera) Djan Faridz. Pasalnya, mereka terus dijanjikan masalah kisruhbunga KPR FLPP bisa selesai sebelum awal Februari 2012. Hasilnya hingga kinipengembang harus gigit jari karena kisruh bunga KPR itu membuat produksi rumahmereka tak bisa dijual.

    Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman SeluruhIndonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengancam, apabila sampai akhir Februari 2012nanti tidak ada perkembangan terkait bunga FLPP, maka Apersi akan menggugatpemerintah dalam hal ini menpera. Tidak ada perubahan sampai Februari, kamiakan class action, kami gugat pemerintah karena, kebijakannya merugikan orangbanyak. Semestinya kebijakan seperti disosialisasikan dulu sehingga tercapai kese-pkatan di antara pelaku industri properti baik bank penyalur atau para pengembang, tegas dia.

    Eddy menuturkan, pengembang selama ini hanya mendapat janji semata olehMenpera Djan Faridz. Hasilnya sampai saat ini belum ada titik temu antara menperadengan bank penyalur FLPP termasuk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).Pada 16 Januari kami sudah ketemu dengan Menteri Menpera (Djan Faridz),

    DJANFARIDZ

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    14/53

    dijanjikan awal Februari FLPP dibuka, ternyata krannya masih tertutup, datang lagikami awal Februari, kondisinya tetap sama, ujarnya. ( Rakyat Merdeka , 10/2)

    Dikatakan Djan, selama ini pengembang belum pernah mengeluhkan tertundanyaprogram FLPP ke kementeriannya secara langsung. Ia tahu pengembang hanyateriak-teriak ke media dan anggota DPR di Senayan. Kalau rugi dia ngandunya kePU (Kementerian Pekerjaan Umum), soal konstruksinya. Kalau ke saya belum adayang bilang langsung, paparnya.

    Adanya keluhan pengembang yang merugi, justru ia merasa aneh. Baginyapengembang properti adalah pedagang. Tukang bakso saja nggak mau rugi, masakpengembang rugi. Kalau jadi pengembang pun harus pengembang yang pandai, ujar Djan.

    Baginya, pengembang bisa memindahkaan kredit ke bank lain dengan penawaranbunga lebih rendah, sehingga tak tergantung oleh salah satu bank saja. Bisa pindahke bank lain kan, BCA saja tujuh persen (bunga KPR), selanjutnya floating tapi plusminus 10 persen, serunya. [Harian Rakyat Merdeka]

    http://ekbis.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/11/54472/%E2%80%9CNgaku-Rugi,-Pengembang-Kalah-Sama-Tukang-Bakso%E2%80%9D-

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    15/53

    Pembangunan Prasarana, Sarana dan UtilisasiUmum Gunakan Sistem ReimburseMinggu, 12 Februari 2012 | 05:34:04

    NET

    Rumah

    JAKARTA(EKSPOSnews): Perumahan Rakyat (Kemenpera) siap mengganti skema pembangunan prasarana, sarana dan utilisasi umum (PSU), dari sebelumnya dilakukankontraktor yang ditunjuk. Nantinya pengembang adalah pihak yang membangun PSU,dengan sistem reimburse (penggantian).

    "Iya nanti akan ada dilakukan oleh pengembang sendiri. Dari sebelumnya lewat kontraktor,"kata Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz di Jakarta, Jumat 11 Februari 2012 malam.

    Dengan penggantian skema ini, diharapkan realisasi PSU menjadi standar dan tidak lagisering ditilep oleh kontraktor. Pengembang akan mengklaim kepada Kemenpera sebesar Rp 5

    juta per unit untuk rumah yang dijual.

    "Nanti akan ada lembaga tender. Pengembang akan reimburse," tuturnya.

    Sebelumnya, kebijakan PSU banyak dikritik pengembang. Pasalnya realisasi infrastruktur perumahan seperti jalan dan drainase sangat buruk. Pengembang menduga dana PSU seringditilep oleh kontraktor yang ditunjuk Kemenpera.

    Ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo menjelaskan, bantuan PSU tidak diberikan langsung kepadacalon pemilik rumah. "Saya punya data, kalau ingin buka - bukaan. Misalnya jalan cor yangstandarnya 17 cm -20 cm, tebalnya ternyata cuma 5 cm. Drainase yang harusnya pakai batukali, diganti batu bata. Itupun dipasang memanjang hingga gampang rusak," ceritanya Eddy

    waktu itu.

    Djan Faridz Pasang Target Bedah 1,25 Juta Rumah

    Sebagai Menteri Perumahan Rakyat baru, Djan Faridz pasang target bedah 500 ribu rumahsampai 2013. Ini menjadi fokus Kemenpera, untuk mencegah masyarakat Indonesia agar tak lagi tinggal di kawasan kumuh.

    Berdasarkan data program Kemenpera hingga 2014, seperti dikutip, Sabtu 11 Februari 2012,

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    16/53

    tahun 2012 Djan akan memperbaiki 40 ribu rumah rakyat menjadi layak huni, sertamembangun 20 ribu rumah baru bagi keluarga yang belum memiliki tempat tinggal.

    Djan mengaku, program bedah rumah atau yang dikenal rumah swadaya diminati masyarkat.Untuk itu, Kemenpera berniat melipatgandakan jumlah bedah rumah menjadi 250 ribu unit.

    "Dana yang tersedia sebelumnya Rp 280 ribu unit. Kami coba minta anggaran tambahan. Jadiada kekurangan Rp 1,3 triliun. Ini harus diperhatikan," katanya.

    "Hingga 2013 kita juga minta anggaran dan dapat membangun 500 ribu rumah, Mudah -mudahan Kemenpera dapat (anggaran). 2014 juta. Hingga total perbaikan rumah mencapai1.25 juta unit," tambahnya.

    Data Kemenpera juga menyampaikan alasan kenapa pihaknya lebih memprioritaskan bedahrumah. Yakni, Perpres 15 Tahun 2010 memerintahkan adanya penanggulangan kemiskinan,

    pasalnya masih ada 4,8 juta rumah belum layak huni. Selain itu masih terdapat 10,5 jutarumah yang belum memiliki jamban, hingga jauh dari kategori layak.

    Bedah rumah semakin didukung oleh adanya sumber dana lain selain APBN, seperti bantuananggaran daerah termasuk Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan swasta."Bagi saya penting adalah swadaya. Bedah rumah. Karena ini masyarakat miskin. Namanyasaja Menteri Perumahan Rakyat. Kalau tidak berbuat sesuatu untuk rakyat, saya senang untuk mundur," jelas Djan kemarin di kantornya.(detikfinance)

    http://eksposnews.com/view/16/31994/Pembangunan-Prasarana--Sarana-dan-Utilisasi-Umum-Gunakan-Sistem-Reimburse.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    17/53

    RUMAH MURAH: Perumnas ditugaskan bangun1.000 unit di MalutOleh Irsad SatiMinggu, 12 Februari 2012 | 09:40 WIB

    JAKARTA: Kemenpera dengan Pemprov Maluku Utara menyepakati kerjasama pembangunan 1.000 unit rumah untuk kebutuhan pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintahan daerah tersebut.

    Menpera Djan Faridz mengatakan pelaksanaan dari kesepakatan itu akan dijalankan olehPerum Perumnas untuk pengadaan 1.000 unit rumah tersebut.

    Perumnas saya minta bagaimana caranya dalam waktu 6 bulan harus mewujudkan 1000 unitrumah bagi PNS di Maluku Utara. Kualitasnya harus bagus, tempatnya bagus, tapi harganyamurah dan terjangkau, ujarnya dalam siaran persnya, hari ini.

    Kementerian Perumahan Rakyat menyatakan nota kesepahaman untuk pembangunan 1.000unit rumah itu sudah ditandatangani oleh Menpera Djan Faridz dengan Gubernur MalukuUtara Thaib Armaiyn pada Kamis, 9 Februari lalu.

    Kemenpera tidak menyebutkan berapa nilai proyek tersebut. Namun, dengan perkiraan hargarumah bersubsidi sekitar Rp70 juta per unit, ditaksir total nilainya mencapai Rp70 miliar.

    Cicilannya kami berikan subsidi. Fasilitas umumnya, seperti jalan, saluran air, taman danlain -lain, juga subsidi dari pemerintah.

    Sementara itu, Gubernur Maluku Utara menjelaskan ada 4000 pegawai yang belum memiliki

    rumah di lingkungan Pemprov Maluku Utara.

    Dalam hal ini, lanjutnya, kerjasama dengan Kemenpera menjadi salah satu terobosan untuk mengadaan rumah bagi pegawai di lingkungan pemprov tersebut.

    Tak hanya itu, Thaib menambahkan kemenpera juga akan membangun rumah susun sewa(rusunawa) bagi prajurit TNI dan Polri di Maluku Utara.

    Langkah itu, lanjutnya, bisa meminimalisasir persoalan perumahan di Maluku Utara yangsampai saat ini belum didapatkan solusi.

    Apalagi, Kemenpara juga berjanji akan membantu membangun homestay di kepulauanMorotai. Langkah itu bisa menarik lebih banyak minat wisatawan untuk datang keKepualauan Morotai, ujar Gubernur Maluku Utara tersebut.(api)

    http://www.bisnis.com/articles/rumah -murah - perumnas -ditugaskan - bangun -1-dot-000 -unit -di-malut

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    18/53

    Kemenpera Targetkan Kawasan BebasRumah KumuhRiani Dwi Lestari - Okezone

    Minggu, 12 Februari 2012 10:30 wib

    JAKARTA - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menargetkan untuk

    menyediakan kawasan bebas kumuh di perumahan. Target tersebut diwujudkanmelalui program dan kebijakkan bantuan perumahan swadaya.

    Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menjelaskan bantuan perumahanswadaya bedah rumah akan dilakukan per kawasan sehingga nantinya akan lebihbanyak kawasan yang bebas rumah kumuh.

    "Program bedah rumah sebanyak 250 ribu unit ini akan kita usahakan per kawasan.Jadi nantinya diharapkan dapat menciptakan daerah dengan kawasan yang bebasrumah kumuh," ujar Djan Faridz seperti yang dikutip dari situs Kemenpera, Minggu(12/2/2012).

    Selanjutnya, dia menjelaskan, program ini dibuat per kawasan agar semuanyaterpusat berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisalebih mudah mengetahui program besutannya tersebut.

    "Lebih jauh lagi, akan banyak daerah yang dideklarasikan bebas dari kawasanrumah kumuh. Pemerintah pusat dalam hal ini, Kemenpera baru-baru ini telahmengadakan MoU dengan pemerintah Paerah Kabupaten Sumbawa Barat danNewmont dalam rangka perbaikan rumah layak huni untuk 3800 unit rumah,"

    jelasnya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    19/53

    Sementara itu, sumber dana untuk program ini didapat melalui bantuan pemerintahpusat dan dana CSR perusahaan, juga dana infak dan zakat.

    Djan Faridz berharap setelah perbaikan rumah ini kesehatan masyarakat bisamembaik dan tingkat perekonomiannya juga meningkat.

    "Setelah diperbaiki rumahnya tentu saja kesehatan masyarakat pun membaik dankita nanti mengundang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif masuk untukmemberikan keterampilan kepada masyarakat agar bisa memproduksi produkrumah tangga dan nanti modalnya dari UKM, sehingga perekonomian masyarakatmeningkat," tuturnya. (rhs)

    http://property.okezone.com/read/2012/02/12/471/574103/redirect

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    20/53

    Djan Dukung Pencalonan Lulung

    Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz - inilah.com

    Oleh: Wahyu Praditya Purnomo Metropolitan - Senin, 13 Februari 2012 | 03:00 WIB

    INILAH.COM, Jakarta - M eski bel um ditetapkan seb agai bakal calon secara re sm i, na mu n M enteri

    Per um ahan Rakyat , D jan Faridz , m engak u i, sosok ket ua Dewan Pi m pinan Wilayah DPW PPP , Lu lung Lunggana se bagai sosok yang tepat m en jadi pe m im pin Jakarta .

    "Sosok Lulung merupakan sosok yang dikenal oleh masyarakat Jakarta, khususnya warga Betawi. Jadisah-sah aja, jika dia dicalonkan oleh salah satu partai Islam," jelas Djan Faridz, Minggu (12/2/2012).

    Meski demikian, pria yang juga mantan Wakil Ketua Majelis Pakar DPP PPP ini mengakui, untukmengarah kesana, bukanlah hal yang mudah dilakukan. Apalagi menurut Djan, kursi PPP di parlemenhanya 7 kursi, dibutuhkan lima belas kursi untuk lolos.

    "PPP hanya punya tujuh kursi di DPRD. Dibutuhkan lima belas kursi. untuk bisa maju PPP harusmelakukan koalisi dengan parpol lain," kata Djan Faridz saat menghadiri turnamen futsal Harlah PPPke 39 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Seperti diketahui, nama ketua DPW PPP DKI Jakarta, Lulung Lunggana ramai disebut-sebut sebagaicalon gubernur, maupun wakil gubernur yang akan diusung partai Islam. Tak hanya itu, nama Lulung juga disandingkan dengan ketua DPW PKS, Triwicaksana, sebagai pasangan calon gubernur dan wakilgubernur DKI periode 2012-2017.[dit]

    http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1829435/djan-dukung-pencalonan-lulung

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    21/53

    Banyak Pengembang Belum Serahkan FasumM.Latief | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 15:32 WIB

    ANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah pengembang perumahan di Kota Tangerang,

    Banten, belum menyerahkan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum kepada pemerintahsetempat. Warga setempat mengeluhkan hal tersebut.

    "Kami sudah melakukan pertemuan dengan aparat perizinan, dan diketahui banyak pengembang perumahan yang belum menyerahkan fasos dan fasilitas umum (fasum)," kataKetua Komisi I DPRD Kota Tangerang, Gatot Purwanto, di Tangerang, Jumat (10/2/2012).

    Dia mengatakan, dalam pertemuan dengan aparat Badan Pertanahan Kota Tangerang dapatdisimpulkan sementara, bahwa dari 133 pengembang yang ada hanya 59 perusahaan yangmenyerahkan fasos dan fasum. Berdasarkan peraturan pemerintah daerah tentang pengelolaan

    barang milik daerah, seharusnya seluruh pengembang perumahan itu wajib sudahmenyerahkan fasos -fasum sekitar 40 persen dari luas lahan keseluruhan yang telahdibebaskan. Sedangkan lahan untuk fasos dan fasum itu diperuntukan seperti sarana ibadah,sekolah, taman bermain atau fasilitas lain berupa jalan lingkungan yang tujuannya untuk kepentingan penghuni atau warga lainnya.

    Ia mengatakan, bila pengembang sudah menyerahkan fasos dan fasum, Pemkot Tangerangakan melakukan perbaikan secara berkala dengan anggaran yang sudah disediakan. Bahkan,

    pada lahan pengembang yang belum diserahkan tersebut, pada umumnya jalan lingkungandalam kompleks perumahan itu dibiarkan rusak, sehingga dikeluhkan penghuni. Demikian

    pula pada komplek perumahan itu, kata dia, biasanya tidak terdapat tempat ibadah atau sarana bermain bagi anak -anak setempat.

    Namun begitu, bagi pengembang yang telah menyerahkan lahan, maka jalan lingkungan,tempat bermain maupun sarana ibadah serta lahan terbuka hijau dapat ditata dengan baik.Belakangan ini warga perumahan di Kota Tangerang mengeluh karena di komplek merekatidak tersedia lahan untuk sarana ibadah, maka terpaksa harus ke lokasi terdekat.

    http://properti.kompas.com/read/2012/02/10/15320947/Banyak.Pengembang.Belum.Serahkan.Fasum

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    22/53

    FLPP

    Koordinasi Lemah, Target Rumah Murah Mundur M.Latief | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 14:25 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com -

    Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Firdausmenyatakan, tidak tercapainya target pengadaan rumah untuk rakyat berpenghasilan rendahdisebabkan karena tidak adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dan bank pemberikredit. Tidak adanya koordinasi itu tercermin dari penentuan suku bunga kredit rumah

    bersubsidi dengan pola fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang sampai hariini belum juga tuntas dalam kisaran 5% sampai 8%.

    Hal itu sudah diatur dalam UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman, sertasudah ditentukan pula tipe rumah yang seharusnya dibangun oleh pengembang.-- Muhammad Firdaus

    Firdaus mengatakan, seharusnya pemerintah, yang dalam hal ini diwakili KementerianPerumahan Rakyat (Kemenpera) mempunyai kesepakatan dalam menentukan suku bungarumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

    "Hal itu sudah diatur dalam UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman, sertasudah ditentukan pula tipe rumah yang seharusnya dibangun oleh pengembang," ujarnya diGedung DPR, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Karena tidak adanya titik temu antara Kemenpera dan BTN dalam menentukan suku bungaKPR, target penyediaan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada tahunanggaran 2011 lalu tidak tercapai.

    Ia juga mengatakan, pemerintah telah mencanangkan pengadaan rumah murah untuk dimilikimasyarakat berpenghasilan rendah. Karena itu, lanjut dia, tidak seharusnya pemerintahmenetapkan suku bunga KPR terlalu tinggi demi mencari keuntungan semata dalammelaksanakan proyek percontohan terciptanya rumah murah itu.

    "Perhatikan rasa keadilan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumahsebagai tempat tinggal mereka," ujarnya.

    Selain itu, pemerintah harus memberikan kredit rumah kepada masyarakat sesuai kemampuanmereka untuk mencicilnya.

    "Jangan sampai karena ditetapkan bunga tinggi, mereka akhirnya tidak mampu membeli danmembayar cicilannya. Masyarakat itu dikatakan sejahtera apabila mereka sudah mampumemiliki rumah sendiri untuk tempat tinggalnya," ujarnya.

    http://properti.kompas.com/read/2012/02/10/14253399/Koordinasi.Lemah.Target.Rumah.Murah.Mundur

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    23/53

    Menpera Yakin Ada Kesepakatan dengan Perbankan Natalia Ririh | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 14:12 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridzmengatakan, kisruh suku bunga kredit pembiayaan rumah murah dengan empat bank

    penyalur akan menemukan titik temu. Pihaknya dan perbankan akan terus berkomunikasi

    menentukan besaran suku bunga dan porsi dana penyaluran.

    Selalu ada titik temu dengan perbankan. Kami terus berkomunikasi dengan empat bank penyalur pembiayaan subsidi rumah murah.-- Djan Faridz

    "Selalu ada titik temu dengan perbankan. Kami terus berkomunikasi dengan empat bank penyalur pembiayaan subsidi rumah murah," kata Djan Faridz kepada wartawan di kantornya,Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Djan Faridz mengatakan, pihaknya saat ini masih berpegang pada skema pembiayaan dikisaran 7% dengan porsi dana penyaluran 50:50. Dengan skema pembiayaan baru ini,menurutnya, akan lebih murah serta meningkatkan daya beli masyarakat.

    Sebagai perbandingan, kata Djan, bila menggunakan skema lama dengan bunga 8,15 persen,maka masyarakat akan mengangsur Rp 650.000 perbulan. Pada saat tanda tangan akad kreditmereka juga akan membayar Rp 11,5 juta.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    24/53

    "Kalau saya menurunkan suku bunga kredit jadi 7%, cicilannya akan menurun jadi Rp550.000 per bulan, serta biaya yang timbul hanya Rp 7,5 juta karena biaya lain -lain akibat

    perjanjian FLPP ditanggung dalam kisaran 7% itu," jelasnya.

    Sementara itu, Bank BTN, sebagai salah satu bank penyalur KPR dengan FLPP, dalamkesempatan rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (8/2/2012)

    lalu, menyatakan belum sepakat berada di kisaran 7%. Direktur Utama BTN Iqbal Latanromengatakan, potensi akad KPR FLPP bank BTN untuk Januari 2012.

    Usulan pertama, dengan skema pembiayaan 60:40, maka suku bunga bila tanpa penjaminanadalah 7,75% dan dengan penjaminan 7,42%. Usulan kedua dengan skema pembiayaan50:50, bila tanpa penjaminan, maka suku bunga KPR FLPP adalah 8,55% dan dengan dengan

    penjaminan menjadi 8,22%.

    Iqbal menambahkan, usulan ketiganya adalah pola penyaluran KUR. Dengan pola ini BTNakan tetap ikut dalam program pembiayaan KPR dengan FLPP dengan syarat sesuai kekuatanyang dapat disalurkannya.

    "Kami mengusulkan polanya KUR, dimana pemeritah menetapkan bunga secara maksimal,lalu bank - bank pengelola menyalurkan sesuai kemampuannya," ujarnya.

    Iqbal berharap penetapan bunga FLPP ditetapkan maksimal oleh Pemerintah, sementara bank penyalur menetapkan bunga KPR sesuai kemampuan.

    "Dengan begini maka tidak ada yang dirugikan. Jangan sampai kebijakan ini merugikan bank - bank pelaksana sebagai pengelola," katanya.

    http://properti.kompas.com/read/2012/02/10/14123989/Menpera.Yakin.Ada.Kesepakatan.dengan.Perbankan

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    25/53

    Skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)

    Menpera: Konsumen Gak Ada MasalahOleh: Dian Ichsan Siregar Ekonomi - Jumat, 10 Februari 2012 | 18:02 WIB

    INILAH.COM, Jakarta - M enteri Per um ahan Rakyat D jan Faridz m enega skan , kon sum en progra m

    Kredit Pe m ilikan R um ah (KPR) subs idi ske m a Fa silita s Liku idita s Pe mb iayaan Per um ahan (F LPP)

    tidak pernah diper su lit .

    "Saya tidak mengeluh jika tertundanya program KPR subsidi skema FLPP tersebut, karena selama inimasih kurang berjalan program FLPP adalah pengembang bukan rakyat (konsumen). Jadi yang teriak-teriak itu pengembangnya, untuk rakyat sendiri tidak pernah merasa dipersulit," Djan Faridz diJakarta, Jumat (10/2/2012).

    Ia menjelaskan, hingga kini pihak pengembang belum ada yang menyampaikan langsung keluhannya

    ke Kemenpera, melainkan hanya melalui media massa dan mengeluh ke DPR. "Kalau pun rugi, sayamembicarakan ke PU (Kementerian Pekerjaan Umum) soal konstruksinya. Kalau membicarakan kesaya, belum ada yang pernah bicara secara langsung," tegasnya.

    Menurut Djan Faridz, pengembang yang mengeluh merugi atas terhambatnya program FLPP sangataneh. "Karena pengembang properti itu pedagang. Pengembang juga bisa memindahkan kredit kebank lain dengan penawaran bunga yang lebih rendah. Sehingga tak tergantung oleh satu bank saja,seperti bisa pindah ke bank lain kan. BCA saja 7 persen bunga KPR-nya, untuk floating sendiri tapiplus minus 10 persen," paparnya. [mre]

    http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1828854/menpera-konsumen-gak-ada-masalah

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    26/53

    Foto Bisnis

    Selama ini Kemenpora fokus membangun rumah swadaya, bukan rumah segmen masyarakatberpenghasilan rendah dengan fasilitas fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)berpenghasilan tetap Rp 2,5 Juta-4,5 juta.

    10/02/2012 14:17 WIBDjan Faridz Kejar Target Bedah RumahFotografer - Ari SaputraMenteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menjelaskan program kerja yang telah dilakukan pada 100hari kementriannya kepada wartawan di kantornya, Jl Raden Patah, Jakarta, Jumat (10/3/2012). DjanFaridz mengaku sedang mengejar target perbaikan rumah masyarakat miskin hingga 60 ribu unitpada tahun ini.

    http://us.finance.detik.com/readfoto/2012/02/10/141713/1839347/461/1/djan-faridz-kejar-target-bedah-rumah?f992205461

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    27/53

    Bunga KPR Subsidi Turun Jadi 7%Sabtu, 11 February 2012 06:09

    JAKARTA (Lampost): Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz akhirnya melunak perihal

    kenginannya menurunkan suku bunga KPR subsidi skema FLPP yang tahun lalu berkisar 8,15%. Awalnya ia meminta agar bunga FLPP sebesar 5% -6% tapi kini ia menyetujui penurunanya hingga hanya 7%.

    "Waktu itu 5%, karena suku bunga Bank Indonesia 5%. Tapi pasti di atas itu karena ada biaya tambahan. Bisa sekitar 7%," kata Djan, dalam diskusi bersama wartawan di Jakarta,Jumat (10 -2).

    Bunga FLPP sebesar 7%, sesuai dengan keinginan Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai bank penyalur FLPP terbesar, yang menawarkan bunga 7,42%. Meskipun sudah setuju soalsuku bunga, ia masih ngotot agar skema dana penyertaan pemerintah di bank penyalur komposisinya 50:50 atau merevisi dari palaksanaan tahun sebelumnya pemerintah 60% dan

    perbankan 40%.

    Sebagai catatan, bunga KPR FLPP 7,42% yang ditawarkan oleh BTN masih dengan skemalama, yaitu dana penyertaan pemerintah dengan komposisi 60:40. Jika skema tetap 50:50,

    besaran bunganya bisa mencapai di atasnya.

    Djan Faridz masih optimistis akan ada titik temu terkait dengan bunga FLPP. Bank penyalur pasti akan mengikuti keinginan kementeriannya dalam penetapan bunga. Ia mengatakannegosiasi bunga FLPP yang lebih murah akan menguntungkan masyarakat karena ada

    pengurangan biaya angsuran dan biaya yang timbul atas akad KPR.

    Seperti diketahui, kisruh penetapan bunga FLPP hampir dua bulan ini belum tuntas antara bank penyalur seperti BTN dengan kementerian perumahan rakyat. Selama dua bulan berjalan proses penyaluran KPR subsidi dengan pola ini akhirnya mandek karena belum adakepastian suku bunga yang disepakati.

    Pengembang Mengeluh

    Lebih lanjut, Djan Faridz mengatakan selama ini mengeluhkan mandeknya program FLPPadalah pengembang bukan rakyat atau konsumen. "Yang teriak -teriak itu pengembang.Rakyat tidak pernah merasa dipersulit oleh saya. Yang dipersulit pengembang," kata Djan.

    Dengan gamblang Djan menegaskan selama ini pengembang belum pernah mengeluhkan

    tertundanya program FLPP ke kementeriannya secara langsung. Ia tahu pengembang hanyateriak -teriak ke media dan anggota DPR RI di Senayan. "Kalau rugi dia ngandunya ke PU(Kementerian Pekerjaan Umum), soal konstruksinya. Kalau ke saya belum ada yang bilanglangsung," kata dia.

    Adanya keluhan pengembang yang merugi justru ia merasa aneh. Baginya pengembang properti adalah pedagang. "Tukang bakso saja enggak mau rugi, masak pengembang rugi.Kalau jadi pengembang pun harus pengembang yang pandai," ujar Djan.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    28/53

    Baginya, pengembang bisa memindahkaan kredit ke bank lain dengan penawaran bunga lebihrendah, sehingga tak tergantung oleh salah satu bank saja. "Bisa pindah ke bank lain kan,BCA saja 7% (bunga KPR), selanjutnya fl oating tapi plus minus 10%," kata dia.

    Seperti diketahui, selama ini para pengembang melalui Asosiasi Pengembang Perumahan danPermukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan Real Estate Indonesia (REI) mengeluhkan soal

    kisruh bunga FLPP yang belum berakhir. Mereka mengaku penjualannya terganggu, karenaselama ini BTN selaku penyalur rumah subsidi belum mau menandatangani perjanjian kerjaoperasional (PKO) untuk FLPP 2012. (E -1)

    http://lampungpost.com/component/content/article/24524.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    29/53

    PROPERTIKemenpera Upayakan Rumah Murah Rp 25 Juta

    Sabtu, 11 Februari 2012 JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tengahmengupayakan pembangunan rumah murah permanen tipe 36 seharga Rp 25 jutaper unit. "Kami sanggup bikin rumah murah Rp 25 juta permanen. Saya inginbuktikan kepada pengembang dengan uang Rp 25 juta, kita bisa bangun rumahmurah tipe 36 yang layak huni bagi masyarakat," kata Menpera Djan Faridz diJakarta, Jumat (10/2).

    Kesanggupan itu ditunjukkan dengan membangun tiga model rumah murah dihalaman parkir Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Kebayoran Baru,Jakarta Selatan.

    Menurut dia, selama ini sejumlah kalangan pengembang menilai rumah murahtipe 36 sulit diwujudkan. Padahal, dengan menggunakan bahan-bahan danteknologi memadai, bangunan tersebut dapat dibangun dengan waktu yang relatif singkat.

    Saat ini, model rumah murah yang tengah dibangun terdiri dari dua rumah tipe 36seharga Rp 25 juta dan satu rumah tipe 45. Pembangunan model rumah yangselesai dalam sepekan itu akan menjadi percontohan agar masyarakat luas dapatmelihat langsung proses pembangunannya. Rumah murah tersebut dirancangmemiliki tembok beton dengan beberapa ruangan, yaitu ruang keluarga, duakamar tidur, dan satu kamar mandi, serta dapur.

    Dia mengatakan, pembangunan rumah murah tipe 36 seharga Rp 25 juta per unititu dengan besaran cicilan pembayaran Rp 250.000 per bulan, "Dan dana yangharus disediakan saat akad kredit hanya sebesar Rp 3,5 juta," ujarnya.

    Terkait hal ini, Kemenpera melakukan pemangkasan uang muka (downpayment/DP) untuk pembelian rumah murah sebesar Rp 4 juta (34,78 persen),dari nilai Rp 11,5 juta menjadi Rp 7,5 juta. Ini dimungkinkan dengan terlaksananyapenurunan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari skema awal8-9 persen menjadi sekitar 5-6 persen, dengan dana penyertaan pemerintahdengan komposisi 50:50.

    Dia mengatakan, apabila dihitung dengan skema saat ini, cicilan sebuah rumah

    dengan harga sekitar Rp 70 juta mencapai Rp 650.000 per bulan. Saat akadkredit, ada tambahan biaya yang timbul akibat kredit hingga total menjadi Rp 11,5 juta.

    "Namun, jika bunga FLPP diturunkan, cicilan turun menjadi Rp 550.000 per bulandan biaya yang timbul total menjadi Rp 7,5 juta dengan asuransi masuk dalamkomponen bunga. Kalau seperti itu, masyarakat akan pilih mana? Tentu pilih yangmurah," ujar dia.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    30/53

    Di lain pihak, anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Firdaus mengatakan, jikapemerintah telah mencanangkan pengadaan rumah murah untuk dimilikimasyarakat berpenghasilan rendah (MBR), maka penetapan suku bunga KPR

    jangan terlalu tinggi.

    Untuk itu, lanjut dia, harus adanya koordinasi yang baik antara pemerintah danbank pemberi kredit. Ini mengingat hingga kini penentuan suku bunga kreditrumah bersubsidi dengan pola FLPP yang belum tuntas dalam kisaran 5-8 persen.

    Dia menambahkan, pihaknya mendukung pemerintah, yang dalam hal ini diwakiliKemenpera, untuk menjalankan kesepakatan dalam menentukan suku bungarumah subsidi bagi masyarakat berpengsilan rendah. (Indra)

    http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=297032

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    31/53

    Rapor Menpera Baru di Mata PengembangSaturday, February 11th, 2012 | Uncategorized

    V I V Anews - Para pengembang properti yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI)memberikan nilai cukup terhadap kinerja Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz selama 100hari masa jabatannya.

    Djan Faridz dan Suharso punya karakter sendiri -sendiri. Djan Faridz mewarisi terobosanSuharso yang belum terimplementasikan, kata Ketua Umum DPP REI, Setyo Maharso dikantornya, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2012.

    Setyo menyatakan, kinerja bagus yang ditunjukan Djan Faridz terlihat dari langkahnyamenghapuskan syarat surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak bagi konsumen yangmengajukan kredit rumah bersubsidi.

    Namun kinerja yang negatif juga ditunjukan menteri yang berasal dari kalangan politisi ini.Tertundanya program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang hingga kini belum menemukan titik terangnya adalah salah satunya. Jadi saya beri nilai cukup kataSetyo.

    Setyo menganggap tertundanya FLPP menjadi nilai minus karena dianggap telah merugikan para pengembang. Jika pengembang ditargetkan bangun 230 ribu unit rumah bagimasyarakat berpenghasilan rendah (MBR), maka dapat terserap tenaga kerja 1,84 juta

    pekerja. katanya.

    Sebelumnya, Ketua REI Setyo Maharso mempermasalahkan berlakunya Undang -undang No1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menetapkan luas

    perumahan minimal tipe 36.

    Alasannya, pengembang yang membangun rumah di luar dari desain standar pemerintahuntuk masyarakat berpenghasilan rendah, dipastikan akan terkena sanksi berupa denda Rp2miliar hingga Rp6 miliar, dan hukuman penjara sebesar 2 -5 tahun. (umi)

    http://www.kabarekonomi.com/2012/02/rapor-menpera-baru-di-mata-pengembang.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    32/53

    KPR FLPP: Djan Faridz klaim tak ada masalahdengan perbankan

    Oleh Siti Nuraisyah Dewi

    Jum'at, 10 Februari 2012 | 15:19 WIB

    JAKARTA: Kem enterian Per um ahan Rakyat m engklai m tidak ber m asalah dengan per bankan terkaitnego sia si pen urunan su ku bu nga KPR F LPP dengan 4 bank BUMN se bagai bank penyal u r subs idipe mb iayaan r um ah .

    M enteri Per um ahan Rakyat D jan Faridz mengatakan pihaknya optimis akan menemukan titik temubesaran suku bunga KPR fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dengan bank penyalurpada akhir bulan ini.

    "Kami tetap pada komposisi penyertaan pemerintah dan dana bank 50:50% dengan suku bungasekitar 7%.Suku bunga acuan (SBI) sekarang kan 5 sekian persenan ditambah cost of fund danlainnya akhirnya 7 persenan bunganya. Semua bank efisien mengikuti suku bunga yang dimintaKemenpera, kami tidak bermasalah dengan 4 bank BUMN," kata Faridz, saat konferensi pers siang ini10 Februari 2012.

    Faridz mengatakan dengan porsi dana penyaluran dengan komposisi 50%:50% dan suku bungaberkisar 7% akan menemukan titik temu dengan perbankan.

    Menurutnya jika suku bunga turun menjadi sekitar 7% dari sebelumnya 8,5% maka angsuran perbulan dapat turun menjadi Rp550.000 dari sebelumnya Rp650.000. Selain itu, biaya yang timbulakibat perjanjiankredit menjadi Rp7,5 juta dari sebelumnya Rp11,5 juta karena biaya asuransi yang sebelumnyadibebankan ke konsumen menjadi masuk ke dalam komponen suku bunga 7 persenan tersebut. (faa)

    http://www.bisnis.com/articles/kpr-flpp-djan-faridz-klaim-tak-ada-masalah-dengan-perbankan

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    33/53

    EKONOMI, BISNIS & KEUANGAN

    Program Rumah S wadaya, Kemenpera BakalAjukan Tambahan Anggaran Rp1,3 T

    Sabtu, 11 Februari 2012 15:04Fiqhislam.com - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) bakalmengajukan anggaran tambahan sebesar Rp1,3 triliun, kepada KementerianKeuangan untuk penyediaan 250 ribu unit rumah swadaya.

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Fariz mengaku sudah melaksanakan programbedah rumah (swadaya) untuk masyarakat miskin yang masuk dalam jangka waktu

    100 hari masa kerja jabatannya.

    "Selama ini yang dikerjakan untuk pengadaan rumah swadaya, bukan untuk segmenmasyarakat berpenghasilan rendah dengan fasilitas likuiditas pembiayaanperumahan (FLPP), yang mempunyai penghasilan tetap sekitar Rp2,5-4,5 juta.Tetapi bagi saya yang penting adalah swadaya, karena ini untuk masyarakatmiskin," paparnya di Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Ia menyatakan, untuk target FLPP adalah sebanyak 1,35 juta unit rumah dan untukrumah swadaya sebanyak 1,25 juta unit rumah. "Rumah swadaya bagi bos tanahabang masih sangat berprioritas. Apa lagi mereka sendiri masih berada di gariskemiskinan. Jadi pemerintah berupaya membantu untuk masyarakat tidak mampu,"ungkapnya.

    Tahun ini, Kemenpera menargetkan pembangunan rumah swadaya sebanyak 60ribu unit rumah yang terdiri dari 40 ribu unit rumah untuk diperbaiki dan 20 ribuunit rumah baru. "Atas dasar ini, kami ingin meminta dana tambahan anggaran dariKemenkeu sekitar Rp 1,3 triliun. Anggaran tersebut kita akan meningkatkanpembangunan 250 ribu rumah perbaikan," ungkapnya.

    D ian Ichsan Siregar | inilah.com

    http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=45953:program-rumah-swadaya-kemenpera-bakal-ajukan-tambahan-anggaran-rp13-t&catid=73:ekonomi-bisnis-dan-keuangan&Itemid=195

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    34/53

    Kinerja 100 Hari Menpera, REI Nilai Cukup

    Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz - inilah.com

    Oleh: Tio Sukanto Ekonomi - Jumat, 10 Februari 2012 | 18:49 WIB

    INILAH.COM, Jakarta - Penge mb ang per um ahan yait u Real E state Indone sia (REI) beri nilai c ukupata s kiner ja M enteri Per um ahan Rakyat , D jan Faridz yang su dah m elewati 100 hari ker ja .

    Demikian disampaikan Ketua REI, Setyo Maharso saat ditemui dikantor REI, Jum'at (10/2). "Jadi kitaberi nilai cukup," kata Setyo.

    Menurut Setyo meski sudah banyak melahirkan kebijakan yang positif di Kemenpera, namun adabeberapa kebijakan yang belum mendukung pengusaha perumahan di antaranya adalah mandeknyaperjanjian kerjasama operasional fasilitas likuditas pembiayaan perumahan (PKO FLPP).

    "Poin positif kinerja Djan adalah penghapusan SPT bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)yang menginginkan rumah. Namun kebijakan yang menghambat industri properti, pun juga tidakkalah banyak," ujar dia.

    Setyo menambahkan bahwa agar tidak terjebak regulasi yang memang bagus-bagus dirinyamenyarankan agar Menpera mengimpleentasikan berkomunikasi dengan perbankan.

    Seperti diketahui kebijakan Menpera yang paling positif adalah penghapusan SPT bagi masyarakatberpenghasilan rendah (MBR) yang menginginkan rumah. [hid]

    http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1828868/kinerja-100-hari-menpera-rei-nilai-cukup

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    35/53

    Rapor Menpera Baru di Mata Pengembang"Djan Faridz dan Suharso punya karakter sendiri-sendiri."Jum'at, 10 Februari 2012, 18:24 WIBSyahid Latif, Ronito Kartika Suryani

    Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

    V I V Anews - Para pengembang properti yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI)memberikan nilai cukup terhadap kinerja Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz selama 100hari masa jabatannya.

    "Djan Faridz dan Suharso punya karakter sendiri -sendiri. Djan Faridz mewarisi terobosanSuharso yang belum terimplementasikan," kata Ketua Umum DPP REI, Setyo Maharso dikantornya, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2012.

    Setyo menyatakan, kinerja bagus yang ditunjukan Djan Faridz terlihat dari langkahnyamenghapuskan syarat surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak bagi konsumen yangmengajukan kredit rumah bersubsidi.

    Namun kinerja yang negatif juga ditunjukan menteri yang berasal dari kalangan politisi ini.Tertundanya program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang hingga kini

    belum menemukan titik terangnya adalah salah satunya. "Jadi saya beri nilai cukup" kataSetyo.

    Setyo menganggap tertundanya FLPP menjadi nilai minus karena dianggap telah merugikan

    para pengembang. "Jika pengembang ditargetkan bangun 230 ribu unit rumah bagimasyarakat berpenghasilan rendah (MBR), maka dapat terserap tenaga kerja 1,84 juta pekerja." katanya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    36/53

    Sebelumnya, Ketua REI Setyo Maharso mempermasalahkan berlakunya Undang -undang No1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menetapkan luas

    perumahan minimal tipe 36.

    Alasannya, pengembang yang membangun rumah di luar dari desain standar pemerintahuntuk masyarakat berpenghasilan rendah, dipastikan akan terkena sanksi berupa denda Rp2miliar hingga Rp6 miliar, dan hukuman penjara sebesar 2 -5 tahun. (umi)

    VIVAnews

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/287284-rapor-menpera-baru-di-mata-pengembang

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    37/53

    Djan Faridz: Bedah Rumah Orang Miskin LebihPenting Ketimbang FLPPJumat, 10 Februari 2012 14:50 WIB (Vibiznews-Property), Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridzmengaku mendahulukan program bedah rumah (swadaya) bagi masyarakat miskin selama 100 harimasa kerjanya.

    Selama ini ia fokus pada pengadaan rumah swadaya, bukan rumah segmen masyarakatberpenghasilan rendah dengan fasilitas fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)berpenghasilan tetap Rp 2,5 Juta-4,5 juta.

    "Bagi saya penting adalah swadaya. Bedah rumah. Karena ini masyarakat miskin. Namanya sajaMenteri Perumahan Rakyat. Kalau tidak berbuat sesuatu untuk rakyat, saya senang untuk mundur,"kata Djan di kantornya, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    "Target FLPP 1,35 juta rumah. Kalau rumah swadaya 1,25 juta. Seksi mana? Seksi swadaya,"tegasnya.

    Rumah swadaya bagi bos Tanah Abang ini jadi prioritas. Apalagi mereka yang berada di bawah gariskemiskinan. "Pemerintah berbuat sesuatu untuk masyarakat yang tidak mampu. Animo rakyat untukdapat hak besar, Pemda semakin berpihak," ungkapnya.

    "Yang membutuhkan ulurkan tangan saya adalah hidup dibawah garis kemiskinan. Itu dulu yang kitaurus. Tiga bulan ini kami muter keliling," tegas Djan.

    Tahun ini Kemenpera menargetkan pembangunan rumah swadaya sebanyak 60 ribu rumah. Initerdiri dari 40 rumah yang diperbaiki dan 20 rumah baru. Djan mengaku program rumah swadayasangat diminati rakyat.

    Atas dasar ini, Kemenpera ingin meminta tambahan anggaran dari Kementerian Keuangan sebesarRp 1,3 triliun. "Anggaran tambahan, makan kita dapat meningkatkan pembangunan 250 ribu rumahperbaikan. Dananya kecil kok," ungkap Djan.

    "Kalau ini diperhatikan, maka ada 250 Kepala Keluarga (KK) tertolong. Dengan tiga orang satu KK,maka 750 ribu rakyat tertolong," katanya.

    Seperti diketahui selam 100 hari masa kerjanya, Djan Faridz memang masih menyisakan pekerjaanrumah soal menyelesaikan kisruh bunga KPR subsidi FLPP. Ia meminta bank penyalur KPR subsidiseperti BTN harus menurunkan suku bunga hingga 5-7%. Kredit segmen ini memang diprioritasuntuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tetap dengan kisaran Rp 2,5-4,5 juta/bulan.

    http://property.vibiznews.com/news/djan-faridz-bedah-rumah-orang-miskin-lebih-penting-ketimbang-flpp/4942

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    38/53

    Sabtu, 11/02/2012 12:19 WIB

    Pengerjaan PSU Rumah Sederhana Diserahkan kePengembang Whery Enggo Prayogi detikFinance

    Jakarta - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) siap mengganti skemapembangunan prasarana, sarana dan utilisasi umum (PSU), dari sebelumnyadilakukan kontraktor yang ditunjuk. Nantinya pengembang adalah pihak yangmembangun PSU, dengan sistem reimburse (penggantian).

    "Iya nanti akan ada dilakukan oleh pengembang sendiri. Dari sebelumnya lewatkontraktor," kata Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz di Jakarta, Jumat(11/2/2012) malam.

    Dengan penggantian skema ini, diharapkan realisasi PSU menjadi standar dan tidaklagi sering ditilep oleh kontraktor. Pengembang akan mengklaim kepada Kemenperasebesar Rp 5 juta per unit untuk rumah yang dijual.

    "Nanti akan ada lembaga tender. Pengembang akan reimburse," tuturnya.

    Sebelumnya, kebijakan PSU banyak dikritik pengembang. Pasalnya realisasiinfrastruktur perumahan seperti jalan dan drainase sangat buruk. Pengembangmenduga dana PSU sering ditilep oleh kontraktor yang ditunjuk Kemenpera.

    Ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo menjelaskan, bantuan PSU tidak diberikanlangsung kepada calon pemilik rumah. "Saya punya data, kalau ingin buka-bukaan.Misalnya jalan cor yang standarnya 17 cm-20 cm, tebalnya ternyata cuma 5 cm.Drainase yang harusnya pakai batu kali, diganti batu bata. Itupun dipasangmemanjang hingga gampang rusak," ceritanya Eddy waktu itu.

    Djan Faridz Pasang Target Bedah 1,25 Juta Rumah

    Sebagai Menteri Perumahan Rakyat baru, Djan Faridz pasang target bedah 500 riburumah sampai 2013. Ini menjadi fokus Kemenpera, untuk mencegah masyarakatIndonesia agar tak lagi tinggal di kawasan kumuh.

    Berdasarkan data program Kemenpera hingga 2014, seperti dikutip detikFinance ,Sabtu (11/2/2012), tahun 2012 Djan akan memperbaiki 40 ribu rumah rakyat menjadilayak huni, serta membangun 20 ribu rumah baru bagi keluarga yang belum memilikitempat tinggal.

    Djan mengaku, program bedah rumah atau yang dikenal rumah swadaya diminatimasyarkat. Untuk itu, Kemenpera berniat melipatgandakan jumlah bedah rumahmenjadi 250 ribu unit.

    "Dana yang tersedia sebelumnya Rp 280 ribu unit. Kami coba minta anggarantambahan. Jadi ada kekurangan Rp 1,3 triliun. Ini harus diperhatikan," katanya.

    "Hingga 2013 kita juga minta anggaran dan dapat membangun 500 ribu rumah,

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    39/53

    Mudah-mudahan Kemenpera dapat (anggaran). 2014 juta. Hingga total perbaikanrumah mencapai 1.25 juta unit," tambahnya.

    Data Kemenpera juga menyampaikan alasan kenapa pihaknya lebihmemprioritaskan bedah rumah. Yakni, Perpres 15 Tahun 2010 memerintahkanadanya penanggulangan kemiskinan, pasalnya masih ada 4,8 juta rumah belumlayak huni. Selain itu masih terdapat 10,5 juta rumah yang belum memiliki jamban,hingga jauh dari kategori layak.

    Bedah rumah semakin didukung oleh adanya sumber dana lain selain APBN, sepertibantuan anggaran daerah termasuk Corporate Social Responsibility (CSR) dariperusahaan swasta. "Bagi saya penting adalah swadaya. Bedah rumah. Karena inimasyarakat miskin. Namanya saja Menteri Perumahan Rakyat. Kalau tidak berbuatsesuatu untuk rakyat, saya senang untuk mundur," jelas Djan kemarin di kantornya.(wep/ang)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/11/121434/1840020/1016/pengerjaan-psu-rumah-sederhana-diserahkan-ke-pengembang

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    40/53

    Program Rumah Swadaya

    Kemenpera Bakal Ajukan Tambahan AnggaranRp1,3 T

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Fariz - inilah.com/Dahlan R. P

    Oleh: Dian Ichsan Siregar Ekonomi - Jumat, 10 Februari 2012 | 18:43 WIB

    INILAH.COM, Jakarta - Ke m enterian Per um ahan Rakyat (Ke m enpera) bakal m enga jukan anggaran

    ta mb ahan sebesar Rp1 ,3 trili un , kepada Ke m enterian Ke uangan unt uk penyediaan 250 ri bu u nit

    rum ah swadaya .

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Fariz mengaku sudah melaksanakan programbedah rumah (swadaya) untuk masyarakat miskin yang masuk dalam jangka waktu100 hari masa kerja jabatannya.

    "Selama ini yang dikerjakan untuk pengadaan rumah swadaya, bukan untuk segmenmasyarakat berpenghasilan rendah dengan fasilitas likuiditas pembiayaanperumahan (FLPP), yang mempunyai penghasilan tetap sekitar Rp2,5-4,5 juta.Tetapi bagi saya yang penting adalah swadaya, karena ini untuk masyarakat

    miskin," paparnya di Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Ia menyatakan, untuk target FLPP adalah sebanyak 1,35 juta unit rumah dan untukrumah swadaya sebanyak 1,25 juta unit rumah. "Rumah swadaya bagi bos tanahabang masih sangat berprioritas. Apa lagi mereka sendiri masih berada di gariskemiskinan. Jadi pemerintah berupaya membantu untuk masyarakat tidak mampu,"ungkapnya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    41/53

    Tahun ini, Kemenpera menargetkan pembangunan rumah swadaya sebanyak 60ribu unit rumah yang terdiri dari 40 ribu unit rumah untuk diperbaiki dan 20 ribu unitrumah baru. "Atas dasar ini, kami ingin meminta dana tambahan anggaran dariKemenkeu sekitar Rp 1,3 triliun. Anggaran tersebut kita akan meningkatkanpembangunan 250 ribu rumah perbaikan," ungkapnya. [mre]

    http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1828866/kemenpera-bakal-ajukan-tambahan-anggaran-rp13-t

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    42/53

    Jumat, 10/02/2012 15:38 WIB

    Djan Faridz Bantah BTN Mundur dari Program KPRSubsidi Whery Enggo Prayogi - detikFinance

    Jakarta - Perjanjian Kerjasama Operasi (PKO) program KPR subsidi skema fasilitaslikuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) belum juga disepakati antara bank penyalur denganKementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Bank Tabungan Negara (BTN) bahkanmengindikasikan mundur dari FLPP 2012 karena bunga yang ditawarkan pemerintah terlalu

    rendah.

    Namun Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz tetap yakin BTN akan berpartisipasi dalam program FLPP. Bahkan ia mengaku Keluhan bunga KPR FLPP dariBTN pun belum didengar langsung olehnya.

    "Siapa yang bilang BTN mundur. Mereka akan tetap ikut FLPP. Pak Iqbal (Dirut BTN) tidak pernah mengatakan itu ke saya, tiap hari masih SMS -an," tuturnya.

    Ia mengatakan negosiasi suku bunga FLPP untuk tahun 2012 masih berlangsung. Ia percayaakan ada titik temu antara pemerintah dengan bank penyalur termasuk BTN. Apalagi denganketerlibatan seluruh bank BUMN, termasuk BTN. Penyaluran program rumah murah punakan semakin besar, dari target awal 180 ribu rumah per tahun.

    "Target FLPP awalnya 160.000 unit rumah, bisa naik 180.000 dan 200.000 dengan asumsi porsi pemerintah turun jadi 50:50. Jumlahnya jadi naik," tegasnya.

    Sebelumnya, Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro mengaku keberatan dengan bunga FLPP

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    43/53

    yang diinginkan Kemenpera sebesar 5% -6%. Perseroan akan merugikan karena banyak risikoyang harus ditanggung. Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar 7,75%.

    "Dengan porsi pemerintah bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75%. Kalau porsinya berubahmenjadi 50:50 tentu akan lebih besar," jelas Iqbal waktu itu.

    Bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki Kemenpera tidak masuk hitungan bisnisBTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolio terbesar FLPP tahun 2011, dengan

    porsi hampir 99,4%.

    "Mungkin karena pengetahuan kami luas, buat kami hati -hati. Kami tidak bisa menjalankan bisnis kalau rugi. Itu sulit. Kita punya data, tahun lalu dari bank penyalur berapa yang daftar.Dan realisasinya BTN tetap terbesar," imbuhnya.

    Dari realisasi FLPP 2010 -2011, BTN adalah bank penyaluar dengan jumlah terbesar. PadaKPR konvensional, perseroan berhasil menyelesaikan akad KPR 114.235 unit senilai Rp 3,81triliun. KPR syariah BTN 6.184 unit senilai Rp 222,32 miliar.

    Perbankan lainnya tergolong kecil. Ambil contoh Bank Bukopin yang hanya menyalurkanFLPP senilai Rp 7,3 miliar, kemudian BNI hanya Rp 3,42 miliar.

    http://finance.detik.com/read/2012/02/10/153817/1839476/1016/djan-faridz-bantah-btn-mundur-dari-program-kpr-subsidi

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    44/53

    Soal Subsidi KPR, Pengembang Tak MauCengengPengembang dan pemerintah masih alot soal besaran subsidi KPR untuk rumah murahJum'at, 10 Februari 2012, 17:48 WIB

    Syahid Latif, Ronito Kartika Suryani

    Pengembang tak mau cengeng soal subsidi KPR (www.kemenpera.go.id)

    BERITA TERKAIT

    V I V Anews - Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) mengaku tak resah dengantertundanya program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari KementerianPerumahan Rakyat (Kemenpera).

    "Sebagai pengusaha, kami tidak cengeng. Secara internal kami mendukung program pemerintah namun tidak bisa mengintervensi BTN, BRI, BNI dan Bank Mandiri untuk ikut program Kemenpera dengan domain berapapun," kata Ketua Umum DPP REI, SetyoMaharso di kantornya, Jakarta, Jum'at 10 Februari 2012.

    Setyo menilai tertundanya program FLPP ini takkan membuat pengembang berhentimembangun rumah murah yang pastinya sangat dibutuhkan masyarakat. Para pengembang

    berjanji akan menciptakan produk rumah dengan bangunan di kelas Rp100 juta.

    "Sebagai pengusaha, kami optimis dan tidak tinggal diam, semuanya bekerja. Kami punyakomisaris REI. Itu yang menyebabkan optimis." kata Setyo.

    Di tempat terpisah, Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz menyatakan bahwa dirinyahanya mengurusi masalah rakyat bukan mengurusi pengembang yang kisruh soal FLPP."Kalau mau mengadu ke PU (Kementerian PU) jangan ke Kemenpera" kata Djan.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    45/53

    Namun, Djan optimistis kalangan pengembang dan perbankan akan menemukan titik temuterkait terkait tertundanya suku bunga KPR FLPP dengan 4 bank BUMN.

    Saat ini, Kemenpera masih bersikukuh pada komposisi penyertaan pemerintah dan bank penyalur sebesar 50 persen dan 50 persen dengan suku bunga sekitar 7 persen. "Suku bungaacuan (SBI) sekarang kan 5 persenan ditambah c ost o f f und dan lainnya akhirnya 7 persen

    bunganya. Semua bank efisien mengikuti suku bunga yang diminta Kemenpera" katanya.

    Menurut Djan, jika suku bunga turun menjadi sekitar 7 persen dari sebelumnya 8,5 persen.Maka angsuran per bulan dapat turun menjadi Rp550 ribu dari sebelumnya Rp650 ribu.Selain itu, biaya yang timbul akibat dari perjanjian kredit juga akan turun menjadi Rp7,5 juta,dari sebelumnya Rp11,5 juta.

    Seperti diketahui, para pengembang mengeluhkan tertundanya program FLPP yang telahmenimbulkan kerugian sebesar Rp3 triliun. Menanggapi hal itu, pemerintah mengatakan

    bahwa pengembang properti sama dengan pedagang yang tidak mau rugi.

    Kemenpera memperkirakan para pengembang selama satu bulan sebetulnya sudah bisamenikmati untung. Jika pengembang bisa menjual 10 ribu unit rumah murah dengan hargaantara Rp40 juta sampai Rp70 juta, keuntungan yang diterima sebetulnya sudah sangat besar.

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/287279-soal-subsidi-kpr--pengembang-tak-mau-cengeng

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    46/53

    Menpera luluh bunga KPR FLPP jadi 7%Online: Jum'at, 10 Februari 2012 | 13:30 wib ET

    JAKARTA, kabarbisnis.com : Kementerian Perumahan Rakyat mulai melunak dalam perdebatan besaran suku bunga KPR bersubsidi skema Fasilitas Likuiditas PembiayaanPerumahan (FLPP).

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz memberi sinyal untuk hanya menurunkan bungaKPR FLPP dari tahun lalu sebesar 8,15% menjadi hanya 7%. Sebelumnya, Djan Faridzngotot agar bunga FLPP bisa menyentuh level 5% -6%. "Waktu itu 5%, tapi pasti di atas itukarena ada biaya tambahan. Bisa sekitar 7%," kata Djan dalam diskusi bersama wartawan diJakarta, Jumat (10/2/2012).

    Level 7% itu kurang -lebih menuruti kemauan PT Bank Tabungan Negara Tbk yang selamaini menjadi pemain terbesar dalam penyaluran KPR FLPP. BTN menawarkan bunga 7,42%.

    Meski soal bunga mulai melunak, Kemenpera dan BTN belum menemukan titik temu terkait penyertaan dana pemerintah. Djan Faridz mengusulkan agar komposisi dana pemerintah dan bank pelaksana adalah 50:50, merevisi model tahun lalu sebesar 60:40 untuk pemerintah dan bank pelaksana.

    Namun, BTN meminta skema lama tetap dipertahankan. Jika Kemenpera ngotot skema50:50, BTN meminta bunga yang lebih tinggi.

    Terkait hal ini, Djan Faridz yakin akan ada segera titik utama. Secara prinsip, kata dia, pihaknya menginginkan KPR FLPP bisa membantu masyarakat berpenghasilan rendah(MBR).

    Deputi Perumahan Formal Kemenpera Pangihutan Marpaung menambahkan, sejauh ini BNIsudah sepakat dengan bunga FLPP di level 7,25%. Adapun BRI masih proses negosiasi.Sedangkan BTN ngotot meminta di atas 8%.

    Seperti diketahui, pengucuran FLPP sudah terhenti pada awal tahun ini karena tak adakesepakatan antara bank pelaksana dan pemerintah. Banyak rumah sederhana yang terganjal

    pembangunannya karena negosiasi berjalan alot. Hingga Desember 2011, realisasi pembiayaan FLPP sendiri Rp 3,68 triliun untuk 109.614 unit rumah di mana BTN menjadi bank penyalur terbesar. kbc11

    http://www.kabarbisnis.com/read/2826276

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    47/53

    Jumat, 10/02/2012 17:46 WIB

    KPR Subsidi Bisa Tembus 1,3 Juta Rumah/Tahun, Asal...Whery Enggo Prayogi - detikFinance

    Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz optimistis program fasilitaslikuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) atau KPR subsidi bisa segera bergulir.Jika keempat bank BUMN dilibatkan maka total KPR subsidi bisa tembus 1,3 jutaunit per tahun.

    Optimisme ini disampaikan Djan Faridz dalam perbincangan dengan wartawan yangbertepatan dengan 100 hari masa kerjanya sebagai Menpera di kantornya, Jakarta,Jumat (10/2/2012).

    "Saya tanya Pak Iqbal (Direktur Utama BTN), dalam satu bulan Desember mencairkan kredit 33.000 rumah. Kalau 10 bulan saja bisa 330.000. Kalau empatbank, tinggal dikali jadi 1,3 juta rumah," katanya.

    Ia berpendapat optimisme harus selalu dikedepankan, apalagi program FLPP akanberlangsung lama dalam jangka panjang.

    "Jadi kalau empat bank tinggal dibagi rata saja. Kalau target kita kan 180.000,dengan skema 60:40. Kalau skema berganti 50:50 sesuai keinginan kita, akantambah menjadi 200.000," paparnya.

    Pihaknya juga tidak ingin bergantung kepada salah satu bank, BTN yang biasanyamenjadi yang paling dominan sebagai bank penyalur. "Dulu bank lain kontribusinya

    dikit. Karena mereka belum paham. Tahun ini kami jelaskan FLPP seperti apa,"imbuhnya.

    Djan juga mengusulkan kepada bank untuk bertindak efisien dalam mengoperasikanperusahaan. Di sisi lain, bank juga harus memperbesar sumber dana murah sepertitabungan dan deposito sehingga kredit yang mereka salurkan, akan berbunga lebihrendah dari saat ini.

    "Kalau pakai obligasi itu mahal. Kemampuan mereka juga terbatas, makanyamereka cari uang di luar, pasar modal," pungkasnya.

    http://finance.detik.com/read/2012/02/10/174615/1839704/1016/kpr-subsidi-bisa-tembus-13-juta-rumah-tahun-asal

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    48/53

    Jumat, 10/02/2012 16:17 WIB

    Pengembang Properti Kasih Nilai 'Cukup' untukDjan Faridz Whery Enggo Prayogi - detikFinance

    Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz telah memasuki 100 hari masa kerjanya dikementerian perumahan rakyat. Kalangan pengembang hanya memberi nilai 'cukup' untukkinerja menteri yang satu ini.

    Ketua Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengakui ada beberapa langkah positif yang telah dilakukan Djan Faridz, seperti penghapusan syarat surat pemberitahunantahunan (SPT) pajak bagi konsumen yang ingin kredit rumah subsidi. Namun ada pulakebijakan yang dirasa penghambat seperti mandegnya perjanjian kerjasama operasi (PKO)Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan perbankan.

    "Saya beri nilai cukup," katanya di kantor pusat REI, Simprug, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Ia menuturkan masalah bunga FLPP dalam PKO baru di 2012 menjadi nilai 'minus' bagipengusaha pengelola Tanah Abang ini. Kondisi itu sangat merugikan pengembang, dankonsumen tidak bisa melakukan akad kredit.

    "Bila pengembang ditargetkan membangun 230.000 unit rumah bagi MBR (masyarakatberpenghasilan rendah), jadi menjadi sasaran FLPP. Maka hal tersebut dapat nenyeraptenaga kerja hingga 1,84 juta pekerja," tambahnya.

    REI akan mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas. Pasalnya banyakpengembang di daerah tidak dapat menjalankan usahanya karena kisruh tersebut.

    "Konsumen juga menyalahkan pengembang. Jadi banyak pihak yang dirugikan akibatstopnya KPR FLPP itu," tegas Setyo.

    Menurutnya inti dari kisruh ini bukan pada tingkat bunga dan angsuran, karena hanya adaperbedaan yang tipis sekitar Rp 50 ribu-Rp 60 ribu. Dengan selisih ini, angsuran masihdapat ditolerir.

    "Tentu utamanya adalah uang muka, yang harus dibahas bagaimana jalan keluarnya olehperbankan dan pemerintah," imbuhnya.

    "Tenor juga kami inginkan bisa lebih besar, 20-25 tahun. Karena dengan panjangnya masa

    tenor, konsumen diberi kebebasan untuk memilih sesuai kemampuan. Dengan demikiankonsumen pada segmen ini akan semakin lebar," pungkas Setyo.

    http://finance.detik.com/read/2012/02/10/161744/1839614/1016/pengembang-properti-kasih-nilai-cukup-untuk-djan-faridz

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    49/53

    Uang Muka, "Ganjalan" Membeli Rumah Murah Natalia Ririh | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 18:58 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Kendala masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki

    rumah terletak pada angsuran uang muka, bukan pada suku bunga dan angsuran. Uang mukarumah murah ini biasanya dipatok minimal 10% dari total harga rumah oleh perbankan.

    Sebetulnya MBR terkendala angsuran uang muka. Uang muka ini yang harusnya dibahas bagaimana jalan keluarnya oleh perbankan dan pemerintah.-- Setyo Maharso

    "Sebetulnya MBR terkendala angsuran uang muka. Uang muka ini yang harusnya dibahas

    bagaimana jalan keluarnya oleh perbankan dan pemerintah," kata Ketua Umum DPPRealestat Indonesia (REI), Setyo Maharso, di kantor REI Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    "Tapi, bank juga melakukan verifikasi, misalnya konsumen mampu kredit motor atau kreditlainnya, maka patokan uang muka ini naik lagi," kata Setyo.

    REI juga berharap, masa tenor kredit rumah murah bisa diperpanjang dari 15 sampai 25tahun. Menurutnya, hal ini dikarenakan rata -rata usia konsumen MBR berkisar 30 tahunan.Dengan diperpanjangnya masa tenor ini, lanjut dia, konsumen diberi kebebasan memilihsesuai kemampuannya. Maka, konsumen pada segmen ini semakin lebar dan lebih ringan saatmengangsur setiap bulannya.

    "Kami sedang mengusahakan kepada bank - bank besar agar dapat menurunkan uang mukasampai 5 persen," ujarnya.

    http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/10/18584847/Uang.Muka.Ganjalan.Membeli.Rumah.Murah

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    50/53

    Menpera: Saya Tidak Mempersulit Rakyat! Natalia Ririh | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 16:54 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengakutidak bermaksud mempersulit masyarakat terkait belum tercapainya kesepakatan besaransuku bunga kredit rumah bersubsidi melalui skim FLPP.

    Saya ini tidak mempersulit masyarakat. Tapi, yang merasa dipersulit adalah pengembang.Saya, namanya Menpera, mengurusi rakyat, bukan pengembang.-- Djan Faridz

    "Saya ini tidak mempersulit masyarakat. Tapi, yang merasa dipersulit adalah pengembang.Saya, namanya Menpera, mengurusi rakyat, bukan pengembang. Kalau mau mengadu soalindustri konstruksi, silakan ke Kementrian Pekerjaan Umum," kata Djan Faridz kepadawartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Djan Faridz menambahkan, bila pengembang merasa dirugikan karena fasilitas kredit yang biasa didapatkan terhambat, mereka bisa pindah ke bank lainnya.

    "Bohong kalau pengembang itu bilangnya rugi. Rakyat tidak masalah, yang masalah itu pengembang dan perbankan," ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, para pengembang yang tergabung dalam AsosiasiPengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan Realestat

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    51/53

    Indonesia (REI) kembali "menjerit" di hadapan Komisi XI DPR RI, dan menyampaikankerugian yang diderita pihaknya lantaran program rumah bersubsidi tak kunjung dilanjutkan.

    "Data sampai kemarin, sudah 23.000 unit akad rumah terhenti untuk 7 Provinsi. Belumtermasuk laporan daerah lainnya. Kerugiannya mencapai Rp 1,61 triliun," kata ketua DPPApersi, Eddy Ganefo, seusai ditemui dari rapat dengar pendapat dengan komisi XI DPR RI,

    di Jakarta, Kamis (9/2/2012).

    Para pengembang yang mencatatkan kerugiannya ini, kata Eddy, berada di Banten, JawaBarat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Riau, dan Sumatera Selatan.

    "Segera sajalah program ini dimulai kembali. Karena pengembang kami hampir semuanya bergerak di rumah subsidi. Hanya sekian persen saja di rumah komersil," katanya.

    http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/10/1654274/Menpera.Saya.Tidak.Mempersulit.Rakyat

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    52/53

    Wah...Aturan Rumah Tipe 36 Digugat ke MK!

    M.Latief | Latief | Jumat, 10 Februari 2012 | 19:17 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdanapengujian Pasal 22 ayat (3) Undang-undang (UU) nomor 1 tahun 2011 tentangPerumahan dan Kawasan Permukiman yang mengatur luas minimal bangunanrumah 36 meter persegi.

    Dengan harga rumah saat ini, dengan luas bangunan 36 meter persegi, dapatdiasumsikan seharga paling murah Rp 135 juta, sehingga tidak mungkin parapemohon dapat membeli atau membangun rumah sebagaimana disyaratkan olehPasal 22 ayat (3).

    -- Alex Candra

    "Pasal 22 ayat (3) UU Perumahan dan Kawasan Pemukiman telah melakukanpembatasan bagi warga negara untuk memiliki rumah," kata Kuasa HukumPemohon Alex Chandra, saat membacakan permohonannya dalam sidangpemeriksaan permohonan di MK Jakarta, Jumat (10/2/2012).

    Pasal 22 ayat (3) UU Perumahan dan Kawasan Pemukiman ini berbunyi: Lu as lantai r um ah tinggal dan r um ah deret m e m iliki u k u ran paling sedikit 36 m eter persegi .Menurut dia, aturan tersebut telah membuat kelompok masyarakat berpenghasilan

    rendah akan kesulitan memiliki dan membangun rumah sendiri.

    Adapun pengujian pasal tersebut dimohonkan oleh Adittya Rahman, Jefri Rusadi,dan Erlan Basuki. Kuasa hukum mengungkapkan, para pemohon adalah pekerjadengan penghasilan di bawah Rp 2 juta, yang hanya cukup untuk biaya hidupsehari-hari.

    "Dengan harga rumah saat ini, dengan luas bangunan 36 meter persegi, dapatdiasumsikan seharga paling murah Rp 135 juta, sehingga tidak mungkin parapemohon dapat membeli atau membangun rumah sebagaimana disyaratkan olehPasal 22 ayat (3) UU Perumahan dan Kawasan Pemukiman ini," kata Alex.

    Untuk itu, para pemohon meminta Pasal 22 ayat (3) UU Perumahan dan KawasanPemukiman ini bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatanhukum mengikat. Pengujian Pasal 22 ayat (3) UU Perumahan dan KawasanPemukiman ini juga dimohonkan oleh Asosiasi Pengembang Perumahan danPemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dengan permohonan berbeda.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 13 Februari 2012

    53/53

    Kuasa Hukum Apersi Muhammad Djoni mengatakan, luas bangunan 21 meter persegi sangat dibutuhkan oleh kalangan warga negara berpenghasilan rendahuntuk memiliki rumah. Kedua permohonan aturan luas bangunan bangunan rumahini dipimpin majelis panel yang sama, yakni Muhammad Alim sebagai ketua panelyang didampingi Hamdan Zoelva dan Anwar Usman sebagai anggota. Majelis panelmemberi kesempatan kepara para pemohon untuk memperbaiki permohonannyamaksimal 14 hari kerja.

    http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/10/19173288/Wah.Aturan.Rumah.Tipe.36.Digugat.ke.MK