kliping berita perumahan rakyat online, 6 februari 2012
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
1/52
Minggu, 05/02/2012 16:30 WIB
BTN Ogah Turunkan Lagi Bunga Kredit Rumah
SubsidiRamdhania El Hida detikFinance
Jakarta- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bersikeras enggan
menurunkan bunga kreditnya sesuai permintaan pemerintah. BTN mengaku hanya
mampu menekannya hingga 7,75 persen. BTN tidak ingin menelan kerugian jika
bunga kredit rumah subsidi diturunkan dibawah angka tersebut.
"Penawaran kami kan sudah turun, 7,75 persen untuk 60:40. Kalau di bawah itu
kami tidak sanggup," tegas Direktur Utama BTN Iqbal Latanro saat ditemui di tengah
acara Ulang Tahun ke-62 BTN, Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (5/2/2012).
Sayangnya, kesanggupan BTN ini masih jauh dari permintaan pemerintah yang
menginginkan bunga KPR dalam Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) sekitar 6-7 persen. Iqbal menilai jika keinginan pemerintah
tersebut membuat beban bunga yang ditanggung bank akan semakin besar. Namun,
lanjutnya, BTN masih sangat ingin ikut program pemerintah tersebut.
"Kami tetap ingin ikut FLPP tapi tidak mau menanggung kerugian yang kami
tanggung akibat bunga yang terlalu rendah," tegasnya.
Iqbal mengaku penghentian penyaluran FLPP oleh BTN pastilah akan memberikan
pengaruh kepada pihaknya. Pasalnya, memberikan ketidakpastian aturan kepada
masyarakat. Hal ini akan berdampak rencana penyaluran kredit sebesar Rp 36 triliunpada tahun ini akan terhambat. Dari rencana tersebut, sekita 15-20 persen
merupakan kredit untuk program FLPP.
"Kita menargetkan kurang lebih Rp 36 triliun pemberian kredit baru, tentu
penyetopan FLPP nanti pasti ada hambatan, karena nanti on-off-on-off itu persoalan,
tiba-tiba berhenti jalan, jadi orang butuh kepastian," ujarnya.
Namun, Iqbal meyakini hal itu bisa diantisipasi karena BTN sendiri telah menyiapkan
beberapa langkah antisipasi, seperti menyediakan kredit untuk golongan menengah
ke atas.
"Kita sekarang syukur, FLPP itu kan sekarang banyak di daerah pinggiran karena
harga jual mulai ditinggalkan orang, kan (rumah seharga) Rp 70 juta di DKI itu
sangat sedikit, jadi kita punya beberapa langkah antisipasi, misalnya kita menaikkan
ke menengah atas," ujarnya.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
2/52
Selain itu, Iqbal menyatakan BTN tetap menawarkan KPR dengan bunga 9,75
persen.
"Kita tawarkan kepada orang-orang untuk ikut program promosi kita. Programpromosi kita itu sebetulnya 9,75 persen itu cukup baik, hanya dia sebatas dua tahun
kurang lebih kalau bunga itu naik kita bisa melakukan penyesuaian tapi kalau tidak
naik maka kita tidak perlu penyesuaian," pungkasnya.
http://finance.detik.com/read/2012/02/05/163011/1834520/1016/btn-ogah-turunkan-lagi-
bunga-kredit-rumah-subsidi
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
3/52
Jumat, 03/02/2012 17:29 WIB
Pengembang Khawatir Jika BTN Mundur, Kredit KPR Subsidi Kacau
Whery Enggo Prayogi detikFinance
Jakarta - Pengembang rumah sederhana ragu dengan partisipasi perbankan lain non Bank
Tabungan Negara (BTN) pada program KPR rumah subsidi skema fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP) 2012. BTN dianggap paling berpengalaman dan memiliki
sumber daya manusia yang unggul.
"Kita sudah terbiasa kerja sama dengan BTN. BTN selain memiliki kemampuan SDM, juga
infratrukturnya sudah jadi," kata Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan
Permukiman Seluruh Indonesa (Apersi), Eddy Ganefo di Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Ia menambahkan, selain berpartisipasi dalam KPR FLPP kepada konsumen, BTN juga aktif
dalam pembiayaan kredit konstruksi kepada pengembang rumah sederhana.
Lebih jauh, terdapat kekhawatiran dari pengembang saat BTN mundur dari program FLPP
2012. Yakni proses pengajuan KPR lebih lambat, karena bank lain belum memiliki
kemampuan sama seperti BTN.
"Tidak mudah untuk membangun sistem. Kalau pengalaman di BTN satu sampai dua
minggu bisa akad. Kalau yg lain bisa berbulan bulan. Hal ini karena tidak siapnya sistem dan
SDM mereka," tuturnya.
"Untuk penyiapan sistem bisa mencapai tiga bulan baru running. Belum lagi melatih SDM di
lapangan, bisa berbulan bulan juga. Akan lebih parah lagi kalau SDM-nya belum ada.
Artinya harus merekrut baru. Wah, apa jadinya nanti? Tapi mudah-mudahan kekhawatiran
saya ini tidak terjadi," imbuhnya.
BTN adalah bank penyalur FLPP yang mengajukan bunga paling mahal yaitu 8,55%.
Bahkan setelah pemerintah menghapus beban asuransi kepada masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR), bunga BTN tetap paling tinggi 8,22%.
Bunga BTN jauh di atas penawaran bank BUMN lain. Misalkan PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk (BRI) menawarkan bunga FLPP sebesar 7,12%, sedangkan PT Bank Negara Indonesia
Tbk (BNI) menawarkan 6,35%.
http://finance.detik.com/read/2012/02/03/172916/1833811/1016/pengembang-khawatir-jika-
btn-mundur-kredit-kpr-subsidi-kacau
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
4/52
Jumat, 03/02/2012 08:19 WIB
Rumah Bebas PPN Terlalu Murah Picu
Penghindaran PajakSuhendra - detikFinance
Jakarta - Pemerintah mengakui penetapan harga rumah tapak bebas Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang hanya maksimal Rp 70 juta masih memicu
penyelundupan hukum properti. Para konsumen yang membeli rumah sedikit diatas
dari Rp 70 juta cenderung memanipulasi transaksi agar tak kena pajak.
Menurut Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)
Pengihutan Marpaung hal ini bisa terjadi ketika konsumen dan pengembang
'bekerjasama' memanipulasi laporan transaksi. Sehingga harga rumah yang tadinya
diatas Rp 70 juta bisa dicatat dibawah Rp 70 juta agar tak kena PPN 10%.
"Ini menyebabkan penyelundupan hukum properti," katanya kepada detikFinance,
Kamis (2/2/2012)
Menurutnya di beberapa wilayah tertentu, kenyataanya di lapangan banyak rumah
tapak sederhana yang dijual justru sudah sedikit diatas Rp 70 juta. Ia mencontohkan
rumah seharga Rp 75 juta sudah dikenakan PPN 10%.
Kemenpera pernah mengusulkan agar sistem pengenaan PPN bagi konsumen yang
membeli rumah hanya dikenakan selisihnya. Misalnya orang yang membeli rumah
Rp 100 juta, maka yang dibebaskan PPNnya Rp 70 juta, sementara sisanya Rp 30
juta kena PPN 10%.
"Saya pernah mengusulkan pengaturan itu, tapi kata ditjen pajak tidak dikenal itu,"
katanya.
Ia mengatakan pertimbangan pihaknya mengusulkan harga rumah tapak bebas PPN
menjadi Rp 88 juta dengan beberapa alasan. Ilustrasinya saat ini batas maksimal
pembiayaan kredit rumah subsidi Rp 80 juta dengan asumsi uang muka 10% atau
sebesar Rp 8 juta, maka totalnya Rp 88 juta.
Harga Rp 88 juta, jika melihat dari pertimbangan harga rumah yang kena PPn
barang mewah hanya seperpuluhnya. Misalnya harga rumah menengah atasdengan luasan 350 meter persegi rata-rata saat ini Rp 800 juta. Artinya pengenaan
pembebasan PPN bagi rumah yang berharga Rp 88 juta sangat lah wajar.
"Kita sudah surati kementerian keuangan untuk menaikan batasnya dari Rp 70 juta
menjadi Rp 88 juta," katanya.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
5/52
Seperti diketahui ada ketentuan pajak untuk rumah mewah yang dikenakan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPm BM), hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No.103/PMK.03/2009 yang telah berlaku mulai 10 Juni 2009. Rumah
mewah dikenakan PPnBM sebesar 20%.
Berdasarkan PMK 103 ini jenis hunian mewah yang dimaksud adalah rumah dan
town house dari jenis non-strata title dengan luas bangunan 350 meter persegi atau
lebih. Sedangkan untuk apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title
dan sejenisnya dengan luas bangunan 150 meter persegi atau lebih.
http://finance.detik.com/read/2012/02/03/081917/1833064/1016/rumah-bebas-ppn-
terlalu-murah-picu-penghindaran-pajak
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
6/52
Kontribusi FLPP BTN Hanya 15 Persen
Gina Nur Maftuhah - Okezone
Minggu, 5 Februari 2012 15:21 wib
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku penyaluran porsi
Fasilitas Likuiditas Pemilikan Perumahan (FLPP) terhadap pertumbuhan kreditnya
hanya sekira 15 persen. Oleh karena itu, jika perseroan kemudian memutuskan
untuk membatasi penyaluran FLPP, pihaknya telah memiliki strategi lain untuk
menggenjot kreditnya.
"Target tahun ini, penyaluran kredit baru 36 persen. Tahun ini, kalaupun akan ikut
program FLPP sudah ada hambatan karena pasti ada on-offnya. Makanya kita butuh
kepastian. Kita akan lihat bisnis mana yang akan dikembangkan. FLPP tidak banyaksekira 15 persen (dari target pertumbuhan kredit baru," ujar Direktur Utama BTN
Iqbal Latanro ditemui di sela-sela Ulang Tahun BTN ke-62 di Tennis Indoor
Senayan, Jakarta, Minggu (5/2/2012)
Beberapa waktu yang lalu, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)
mengumpulkan direksi-direksi bank BUMN untuk menurunkan tingakt suku bunga
FLPP agar semakin terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah mengharapkan bunga
FLPP turun di angka 6-7 persen dari angkanya sekarang sekira 8,5 persen. BTN,
sebagai bank yang khusus membiayai kredit kepemilikan properti, memiliki porsi
penyaluran FLPP terbesar mencapai 99,4 persen. BTN sendiri mampu memberikanpembiayaan FLPP sebesar Rp 500 juta dengan memberikan bunga flatsebesar 8,5
persen. Skema FLPP ini, dibantu subsidi bunga dari pemerintah sebesar 60 persen
dan sisanya BTN.
Namun, seiring dengan tingkat suku bunga acuan (BI Rate), pemerintah
menghendaki bunga FLPP turun di angka 6-7 persen dengan subsidi bunga
pemerintah dan BTN dipukul rata (50:50). Di titik inilah pemerintah dan perbankan
belum menemukan kata sepakat. BTN sendiri mengaku suku bunga FLPP di angka
7,75 persen sudah pas dan tak bisa ditawar lagi. Bila tidak, maka bank bisa gulung
tikar.
"Kita mau ikut FLPP tapi kita tidak mau menanggung rugi karena bunga yang terlalu
rendah (FLPP)," lanjut dia.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
7/52
Dengan harga rumah yang masuk dalam FLPP yang sekira Rp70 juta per unit di DKI
Jakarta, lanjut Iqbal, FLPP juga sudah banyak ditinggalkan orang. Oleh karenanya,
jika perolehan kreditnya dari FLPP menurun tahun ini, perseroannya telah
melakukan langkah antisipatif.
"FLPP banyak di pinggiran. Harga jual Rp70juta di DKI Jakarta itu sedikit. Jadi kita
punya langkah antisipatif. Kita akan naikan (pembiayaan) ke menengah atas, kita
tawarkan program promosi yang di 9,75 persen (suku bunga) selama dua tahun.
Kalo bunga naik, kita penyesuaian, kalo enggak ya enggak ada penyesuaian," jelas
dia.
Oleh karena itu, perseroan kemudian memutuskan untuk sementara menghentikan
sementara penyaluran FLPPnya dan memilih menunggu keputusan pemerintah
karena keterbatasannya menanggung kerugian. (gna) (rhs)
http://economy.okezone.com/read/2012/02/05/457/569831/kontribusi-flpp-btn-hanya-15-persen
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
8/52
BTN Tak Sanggup Bunga FLPP di Bawah
7%
Gina Nur Maftuhah - Okezone
Minggu, 5 Februari 2012 13:53 wib
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menawarkan bunga kredit untuk
program Fasilitas Likuiditas Pemilikan Perumahan (FLPP) sebesar 7,7 persen.
Angka ini lebih tinggi dari bunga yang diminta pemerintah sebesar lima sampai
enam persen saja.
"(Tawaran kami bunga FLPP) 7,75 persen untuk (subsidi) 60:40 (60 persen bunga
ditanggung pemerintah, 40 persen BTN). Kalau di bawah itu kami tidak sanggup,"
ujar Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di sela-sela acara ulang tahunnya ke-62 di
Tennis Indoor Senayan, Minggu (5/2/2012)
Sebelumnya, pemerintah lewat Kementerian Negara Perumahan Rakyat bertemu
dengan direksi bank-bank BUMN. Pertemuan membahas kemungkinan semakin
rendahnya bunga FLPP ke lima sampai enam persen dari bunga saat ini delapan
persen. Dengan turun ke angka enam persen, subsidi pemerintah direncanakan
akan turun sebesar 50 persen dan sisanya ditanggung bank BUMN. "Diminta supaya
asumsi perhitungan bunganya disamakan," lanjut Iqbal soal hasil pertemuan
tersebut.
Menurut Iqbal, penawaran suku bunga BTN untuk FLPP saat ini sudah turun. "Kitamasih menunggu saja (keputusan pemerintah," singkat dia.
Sementara itu, pihaknya menyatakan tidak menetapkan besaran realisasi FLPP di
2012. "FLPP ada di kami kalau ada realisasi kredit, kalau di kami tidak ada (target
penyaluran) ya tidak ada," tandasnya. (nia) (rhs)
http://economy.okezone.com/read/2012/02/05/457/569803/btn-tak-sanggup-bunga-
flpp-di-bawah-7
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
9/52
Kontribusi FLPP BTN Hanya 15 Persen
Gina Nur Maftuhah - Okezone
Minggu, 5 Februari 2012 15:21 wib
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku penyaluran porsi
Fasilitas Likuiditas Pemilikan Perumahan (FLPP) terhadap pertumbuhan kreditnya
hanya sekira 15 persen. Oleh karena itu, jika perseroan kemudian memutuskan
untuk membatasi penyaluran FLPP, pihaknya telah memiliki strategi lain untuk
menggenjot kreditnya.
"Target tahun ini, penyaluran kredit baru 36 persen. Tahun ini, kalaupun akan ikut
program FLPP sudah ada hambatan karena pasti ada on-offnya. Makanya kita butuh
kepastian. Kita akan lihat bisnis mana yang akan dikembangkan. FLPP tidak banyaksekira 15 persen (dari target pertumbuhan kredit baru," ujar Direktur Utama BTN
Iqbal Latanro ditemui di sela-sela Ulang Tahun BTN ke-62 di Tennis Indoor
Senayan, Jakarta, Minggu (5/2/2012)
Beberapa waktu yang lalu, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)
mengumpulkan direksi-direksi bank BUMN untuk menurunkan tingakt suku bunga
FLPP agar semakin terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah mengharapkan bunga
FLPP turun di angka 6-7 persen dari angkanya sekarang sekira 8,5 persen. BTN,
sebagai bank yang khusus membiayai kredit kepemilikan properti, memiliki porsi
penyaluran FLPP terbesar mencapai 99,4 persen. BTN sendiri mampu memberikanpembiayaan FLPP sebesar Rp 500 juta dengan memberikan bunga flatsebesar 8,5
persen. Skema FLPP ini, dibantu subsidi bunga dari pemerintah sebesar 60 persen
dan sisanya BTN.
Namun, seiring dengan tingkat suku bunga acuan (BI Rate), pemerintah
menghendaki bunga FLPP turun di angka 6-7 persen dengan subsidi bunga
pemerintah dan BTN dipukul rata (50:50). Di titik inilah pemerintah dan perbankan
belum menemukan kata sepakat. BTN sendiri mengaku suku bunga FLPP di angka
7,75 persen sudah pas dan tak bisa ditawar lagi. Bila tidak, maka bank bisa gulung
tikar.
"Kita mau ikut FLPP tapi kita tidak mau menanggung rugi karena bunga yang terlalu
rendah (FLPP)," lanjut dia.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
10/52
Dengan harga rumah yang masuk dalam FLPP yang sekira Rp70 juta per unit di DKI
Jakarta, lanjut Iqbal, FLPP juga sudah banyak ditinggalkan orang. Oleh karenanya,
jika perolehan kreditnya dari FLPP menurun tahun ini, perseroannya telah
melakukan langkah antisipatif.
"FLPP banyak di pinggiran. Harga jual Rp70juta di DKI Jakarta itu sedikit. Jadi kita
punya langkah antisipatif. Kita akan naikan (pembiayaan) ke menengah atas, kita
tawarkan program promosi yang di 9,75 persen (suku bunga) selama dua tahun.
Kalo bunga naik, kita penyesuaian, kalo enggak ya enggak ada penyesuaian," jelas
dia.
Oleh karena itu, perseroan kemudian memutuskan untuk sementara menghentikan
sementara penyaluran FLPPnya dan memilih menunggu keputusan pemerintah
karena keterbatasannya menanggung kerugian. (gna) (rhs)
http://economy.okezone.com/read/2012/02/05/457/569831/kontribusi-flpp-btn-hanya-15-persen
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
11/52
RUMAH MURAH: Dana FLPP di BTN terancam ditarik kembali
Oleh Siti Nuraisyah Dewi
Minggu, 05 Februari 2012 | 12:06 WIB
JAKARTA: Kementerian Perumahan Rakyat berencana menarik dana penyertaanpemerintah yang belum direalisasikan PT Bank Tabungan Negara Tbk sebagaikredit pemilikan rumah (KPR) FLPP jika bank itu keluar sebagai bank pelaksanapenyalur FLPP.
Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo mengatakan jika negosiasibesaran suku bunga KPR berpola fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)dengan BTN tidak ada kesepakatan, makaKemenpera akan menarik dana FLPP yang telah diserahkan ke BTN tahun lalu yangbelum disalurkan ke masyarakat menengah ke bawah.
"Kalau dana di BTN yang sudah disalurkan menjadi KPR ya sudah, itukanangsurannya setiap bulan. Tetapi dana FLPP yang belum disalurkan dan ada dideposito dan lainnya itu yang akan kami tarik. Saat ini kami masih tetap dalamnegosiasi, targetnya mudah-mudahan hingga akhir bulan selesai," kata Sri saatdihubungi Bisnis, Sabtu 4 Februari 2012.
Pemimpin Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kemenpera,Margustienny Oemar Ali, mengatakan pada 2010 Kemenpera memberikan danapenyertaan untuk KPR berpola FLPP kepada Bank BTN sebesar Rp1,6 triliun.Sedangkan pada 2011, lanjutnya, Kemenpera memberikan dana penyertaan kepadaBTN sebesar Rp1,96 triliun.
Pada 2010 Kemenpera memberikan dana penyertaan FLPP sebesar Rp1,6 triliunkepada Bank BTN dan sudah direalisasikan ke KPR. Pada 2011 Kemenperamemberikan dana FLPP kepada Bank BTN dan BTN Syariah sebesar Rp1,96 triliun.Hingga akhir 2011 ada dana sisa sekitar Rp500 miliaryang belum disalurkan kepada masyarakat, kata Margustienny saat dihubungiBisnis, Sabtu 4 Februari 2012.
Dia menjelaskan dana sekitar Rp500 miliar yang belum disalurkan kepadamasyarakat tersebut rencananya akan disalurkan Bank BTN pada 2012. Tetapi, jikaBank BTN memilih untuk keluar sebagai bank pelaksana penyaluran FLPP, maka
dana tersebut akan ditarik ke Kemenpera. (faa)
http://www.bisnis.com/articles/rumah-murah-dana-flpp-di-btn-terancam-ditarik-
kembali
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
12/52
Minggu, 05 Februari 2012 | 11:26 WIB
BTN Tunggu Keputusan Pemerintah Soal
Bunga Kredit
BesarKecilNormal
TEMPO.CO,Jakarta -Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk, Iqbal
Latanro, mengungkapkan pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah mengenaibesaran suku bunga untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Kami masih menunggu," ujar Iqbal di sela-sela perayaan hari ulang tahun ke-62 tahun Bank
BTN di Tenis IndoorSenayan, Ahad 5 Februari 2012.
Sebelumnya Kementerian Negara Perumahan Rakyat menggelar pertemuan dengan direksi
bank-bank badan usaha milik negara (BUMN). Pertemuan tersebut membahas permintaan
pemerintah agar bunga FLPP turun ke level 6 persen dengan subsidi pemerintah sebesar 50
persen.
Tahun lalu besaran subsidi yang ditetapkan pemerintah sebesar 60 persen. "Diminta supaya
asumsi perhitungan bunganya disamakan," kata Iqbal. Pemerintah mengklaim bunga FLPP
berada di kisaran 6,4-8,7 persen.
Iqbal menjelaskan penawaran suku bunga BTN untuk FLPP sudah turun. "7,75 persen untuk
(subsidi) 60:40," ujarnya. "Kalau di bawah itu kami tidak sanggup," kata dia.
Iqbal mencatat pertumbuhan kredit secara keseluruhan mencapai 25 persen pada 2011. Tahunini BTN menargetkan pertumbuhan berada di kisaran 24 persen. Namun Iqbal tak
menyebutkan secara terperinci besaran pertumbuhan kredit untuk pemilikan rumah.
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/05/087381834/BTN-Tunggu-Keputusan-
Pemerintah-Soal-Bunga-Kredit
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
13/52
BTN Enggan Tanggapi Penurunan Bunga FLPPMinggu, 05 Februari 2012 | 13:57
Ilustrasi BTN (sumber: JG/Afriadi Hikmal)
Kami masih menunggu keputusan pemerintah dan harus kami pelajari dulu
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) masih enggan berkomentar lebihbanyak soal permintaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk
menurunkan bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Manajemen BTN mengaku masih mempelajari skema yang diminta pemerintah.
"Kami masih menunggu keputusan pemerintah dan harus kami pelajari dulu," kata
Direktur Utama BTN Iqbal Latanro ketika ditemui di sela-sela perayaan Hari Ulang
Tahun BTN ke-62 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, hari ini.
Sebelumnya, Kemenpera bertemu dengan direksi bank-bank Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) untuk membahas permintaan pemerintah soal bunga FLPP.
Pemerintah meminta bunga FLPP turun ke kisaran 6 persen dengan subsidi
pemerintah sebesar 50 persen dan bank 50 persen.
Padahal, tahun lalu, bunga FLPP dari BTN yaitu 8,5 persen dengan rasio subsidi 60
persen pemerintah dan 40 persen bank. BTN, yang menjadi pemimpin pasar FLPP
dengan pangsa lebih dari 99 persen, merasa keberatan dengan permintaan
Menpera Djan Faridz.
"Kami sudah diminta supaya asumsi perhitungan bunganya disamakan," ujar Iqbal.
Namun, kata dia, penawaran suku bunga BTN untuk FLPP sudah turun. Saat ini,
dengan subsidi 60 persen banding 40 persen, bunganya sebesar 7,75 persen. Iqbal
menegaskan, jika bunga diminta turun di bawah itu, BTN tidak sanggup.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
14/52
Lebih lanjut, Iqbal mengatakan tidak ada target besaran FLPP pada 2012. Pasalnya,
memang belum ada keputusan pasti.
"FLPP ada di kami kalau ada realisasi kredit, kalau di kami tidak ada, ya tidak ada,"
ujar dia.
Penulis: ID/ Grace Dwitiya Amianti/ Ayyi Achmad Hidayah
http://www.beritasatu.com/keuangan/29900-btn-enggan-tanggapi-penurunan-bunga-
flpp.html
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
15/52
BTN Ancam Mundur sebagai Bank
Penyalur KPR Subsidi FLPP
Senin, 06 Februari 2012
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPRsubsidi melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini
diambil jika pemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP rendah.
Bagi perseroan, bunga yang diinginkan Menteri Kementerian Perumahan Rakyat, Djan Faridz
sebesar 5 persen-6 persen akan merugikan BTN, karena banyak risiko yang harus ditanggung.
Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar7,75 persen.
Dengan porsi pemerintah bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75 persen. Kalau porsinya
berubah menjadi 50:50 tentu akan lebih besar (bunganya), kata Direktur Utama BTN, Iqbal
Latanro di Jakarta, baru-baru ini.
Penetapan bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki menteri perumahan rakyat
tidak masuk hitungan bisnis BTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolioterbesar FLPP tahun 2011, dengan porsi hampir 99,4 persen.
Mungkin karena pengetahuan kami luas, buat kami hati-hati. Kami tidak bisa menjalankan
bisnis kalau rugi. Itu sulit. Kita punya data, tahun lalu dari bank penyalur berapa yang daftar.
Dan realisasinya BTN tetap terbesar, tambahnya.
Dari realisasi FLPP 2010-2011, BTN adalah bank penyalur dengan jumlah terbesar. Pada
KPR konvensional, perseroan berhasil menyelesaikan akad KPR 114.235 unit senilai Rp3,81
triliun. Sedangkan KPR syariah BTN 6.184
unit senilai Rp222,32 miliar.
Perbankan lainnya tergolong kecil. Ambil contoh Bank Bukopin yang hanya menyalurkan
FLPP senilai Rp7,3 miliar. Kemudian BNI hanya Rp3,42 miliar.
Seperti diketahui, BTN adalah bank penyalur FLPP yang mengajukan bunga paling mahal
sebesar 8,55 persen. Bahkan setelah pemerintah menghapus beban asuransi kepada
masyarakat berperngasilan rendah (MBR) bunga BTN tetap paling tinggi 8,22 persen.
Bunga kredit rumah BTN jauh diatas penawaran bank BUMN lain. Misalkan Bank Rakyat
Indonesia (BRI) menawarkan bunga FLPP 7,12 persen, sedangkan BNI 6,35 persen.
Sementara itu, dalam perjanjian kerjasama operasional (PKO) FLPP baru bank penyalur
harus mengikuti kehendak pemerintah, Yakni bunga FLPP berada di kisaran 6 persen. (zal)
http://www.radar-bekasi.com/?p=23144
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
16/52
Aunday, February 5th, 2012 | Posted by Redaksi
Iqbal Latanro : PT Bank Tabungan Negara
Ajukan FLPP 7,75%
KORANBOGOR.COM,JAKARTA PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menawarkan
bunga kredit untuk program Fasilitas Likuiditas Pemilikan Perumahan (FLPP) sebesar7,75
persen. Angka ini lebih tinggi dari bunga yang diminta pemerintah sebesar lima sampai enam
persen saja.
(Tawaran kami bunga FLPP) 7,75 persen untuk (subsidi) 60:40 (60 persen bunga
ditanggung pemerintah,40 persen BTN). Kalau di bawah itu kami tidak sanggup, ujar
Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di sela-sela acara ulang tahunnya ke-62 di Tennis Indoor
Senayan, Minggu (5/2/2012)
Sebelumnya, pemerintah lewat Kementerian Negara Perumahan Rakyat bertemu dengan
direksi bank-bank BUMN. Pertemuan membahas kemungkinan semakin rendahnya bunga
FLPP ke lima sampai enam persen dari bunga saat ini delapan persen. Dengan turun ke angkaenam persen, subsidi pemerintah direncanakan akan turun sebesar 50 persen dan sisanya
ditanggung bank BUMN. Diminta supaya asumsi perhitungan bunganya disamakan, lanjutIqbal soal hasil pertemuan tersebut.
Menurut Iqbal, penawaran suku bunga BTN untuk FLPP saat ini sudah turun. Kita masih
menunggu saja (keputusan pemerintah, singkat dia.
Sementara itu, pihaknya menyatakan tidak menetapkan besaran realisasi FLPP di 2012.
FLPP ada di kami kalau ada realisasi kredit, kalau di kami tidak ada (target penyaluran) ya
tidak ada, tandasnya. (okp)
http://koranbogor.com/nusantara/05/02/2012/iqbal-latanro-pt-bank-tabungan-negara-ajukan-
flpp-77.html
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
17/52
Terbentur Biaya, BTN Tak Mau Mundur Dari FLPPSubsidi Kredit Murah Ditargetkan Februari TerealisasiSabtu, 04 Februari 2012 , 08:18:00 WIB
RMOL.Polemik penetapan bunga kredit subsidi murah oleh bank pelaksana FasilitasLikuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan pemerintah akhirnya mendapat titik
temu. Kemenpera mengatakan, bunga kredit yang akan diberikan bank di kisaran 7 persen,kecuali BTN masih proses negoisasi.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat Sri Hartoyo mengatakan, ke-
mungkinan besar bunga kredit yang akan disepakati di kisaran 7 persen. Pasalnya, mayoritas
bank menyodorkan angka bunga di kisaran tersebut.
Saya kira angka itu cukup realistis dan mudah dijangkau rakyat, meski awalnya pemerintah
mematok bunga di kisaran 5-6 persen, kata Sri Hartoyo saat dihubungi RakyatMerdeka,
kemarin.
Sri Hartoyo juga memastikan, bunga subsidi murah ini akan direalisasikan akhir Februari.
Dengan waktu tiga minggu ini, kami akan terus mematangkan infrastrukturnya dengan bankpelaksana FLPP dan kalaupun BTN tidak juga bisa, program ini tetap jalan, tegasnya.
Mengenai rencana pemerintah mengganti BTN dengan BRI dalam FLPP, Sri Hartoyo belum
bisa memastikan apakah itu akan dilakukan atau tidak.
Kedua bank (BTNdan BRI) ini sama-sama memiliki potensi di bidang perumahan. Yang
membedakan bisa atau tidaknya, tergantung dari modal yang dimilikinya, jelasnya.
Dia berharap, BTN selaku bank spesialis Kredit Pemilikan Perumahan (KPR) terbesar di
Indonesia, bisa segera memastikan besarnya bunga subsidi ini.
Kami memahami kegalauan BTN tentang bunga murah ini. Mungkin saja terbentur dengan
masalah pendanaan atau apa? Yang pasti, kami tetap menunggu akan bunga murah tersebut,tukas Sri Hartoyo.
Wakil Dirut BTN Evi Firmansyah belum bisa memutuskan soal bunga murah di bawah 8
persen ini. Sebab, kata dia, setiap bank memiliki tingkat biaya dana, risiko dan biaya over-
head yang berbeda-beda.
Sumber dana BTN misalnya, tidak bisa disamakan dengan bank sekelas BRI yang dana mu-
rahnya sangat melimpah. Ini juga yang harus di perhatikan dan saat ini masih dalam diskusi
tingkat suku bunga dan kami tidak pernah mengancam mau mundur dari FLPP , tegas Evi.
Menurut Evi, bunga 8,5 persen dianggap sudah cukup rendah dan realistis bagi BTN. Namundia akan tetap mencari jalan tengah akan patokan bunga murah tersebut.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin Tri Joko Prihanto berharap, pemerintah
bisa lebih bijak menetapkan suku bunga murah kepada sejumlah bank.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
18/52
Kami tidak keberatan dengan bunga di bawah 8 persen, karena kredit subsidi yang diberikansaat ini di kisaran 9,15 sampai 9,25 persen. Apabila diturunkan lagi, mungkin di kisaran 7
persen, bisa dilakukan. Kita akan dukung pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatmelalui pembiayaan rumah murah, terang Tri.
Tentang rencana pengurangan subsidi dari 60 persen menjadi 50 persen oleh pemerintah, ia
tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Tahun lalu saja, kita mampu menyalurkan kredit FLPP untuk pembiayaan 53 ribu rumah
melalui bunga 9 persen dengan subsidi 60 persen. Jadi tidak ada masalah, terangnya.
Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto menambahkan, pemerintah harus mema-hami kondisi bank dalam menyerap dana. Misalnya, dari tingkat biaya dana, setiap bank me-
nawarkan bunga simpanan berbeda-beda. Jangka waktu penyimpanan pun tidak terus me-nerus jangka panjang.
Artinya, sumber dana menjadi kekhawatiran para bank, karena tenor rumah FLPP selama 15
tahun, sedangkan simpanan nasabah temponya lebih singkat. Selain itu, fluktuasi inflasi dan
suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) tidak dapat diprediksi. Hal ini yang perlu diper-
timbangkan juga, kata Darmadi. [Harian Rakyat Merdeka]
http://ekbis.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/02/04/53823/Terbentur-Biaya,-BTN-Tak-
Mau-Mundur-Dari-FLPP-
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
19/52
BTN Mundur, KPR Subsidi Kacau
Sabtu, 04 February 2012 06:49
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pengembang rumah sederhana meragukan partisipasi
bank lain non-BTN pada program KPR rumah subsidi skema fasilitas likuiditas pembiayaan
perumahan (FLPP) 2012. Pasalnya, BTN dianggap paling berpengalaman dan memiliki
sumber daya manusia yang unggul.
"Kita sudah terbiasa kerja sama dengan BTN. BTN selain memiliki kemampuan SDM, juga
infrastrukturnya sudah jadi," kata Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan
Permukiman Seluruh Indonesa (Apersi) Eddy Ganefo di Jakarta, Jumat (3-2).
Ia menambahkan selain berpartisipasi dalam KPR FLPP, BTN juga aktif dalam pembiayaan
kredit konstruksi kepada pengembang rumah sederhana.
Para pengembang juga khawatir saat BTN mundur dari program FLPP 2012, proses
pengajuan KPR lebih lambat karena bank lain belum memiliki kemampuan sama seperti
BTN. "Tidak mudah untuk membangun sistem. Kalau pengalaman di BTN satu sampai duaminggu bisa akad. Kalau yang lain bisa berbulan-bulan. Hal ini karena tidak siapnya sistem
dan SDM mereka," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Apersi Lampung Harsani Merawi yang akrab dipanggil
Aang. Menurut Aang, jika BTN jadi membuktikan ancamannya untuk keluar dari bank
pelaksana KPR, pengembang akan kesulitan untuk mendapatkan kredit KPR subsidi.
"Implikasinya,
banyak masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak bisa memilikirumah."
Namun, Aang menyambut baik kebijakan pemerintah yang menurunkan suku bunga FLPP
menjadi 5%6%. "Dengan keputusan tersebut, masyarakat MBR akan lebih mudah
mendapatkan rumah. Apalagi jika pemerintah daerah dapat membantu meringankan biaya
perizinan dan biaya-biaya lainnya." Ancam Tarik DanaDi lain pihak, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengancam akan menarik dana
murah atau dana penyertaan yang ditempatkan pemerintah dalam fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di Bank Tabungan Negara (BTN). Hal ini dilakukan jika
BTN sebagai bank penyalur FLPP keluar dari program ini."Kalau mereka (BTN) keluar itu kan, akan ditarik dananya itu kan dana APBN, setara 120
ribu unit rumah di tahun kemarin. Porsi pemerintah ada 60%," kata Deputi PerumahanFormal Kementerian Perumahan Rakyat Pangihutan Marpaung, Kamis (2-2).
Ia menambahkan BTN selaku pemegang pasar perumahan subsidi skema FLPP belum juga
bersedia bergabung menyalurkan kredit rumah subsidi. Saat ini yang sudah bersedia
menyalurkan kredit FLPP hanya BNI dan BRI.
"Sekarang ini yang menawarkan bunga di bawah 8%, yaitu BRI dan BNI; BNI 6,35% dan
BRI 7,12%. Untuk itu kami minta mereka ajukan tertulis, jangan hanya cuma lisan," katanya.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
20/52
Pangihutan optimistis apa pun hasilnya semua perjanjian kerja sama operasional (PKO)
dengan bank pelaksana akan sudah selesai akhir Februari ini. Menurut Pangihutan, berkerasnya BTN untuk tetap memasang bunga kredit yang tinggi karena selama ini bank
BUMN ini menguasai pasar, terutama kredit perumahan subsidi. Meskipun demikian, jika
skenario terburuk, pihak BTN tak bergabung, BNI dan BRI akan menjadi bank penyalur
FLPP, ia pun optimistis target pengadaan rumah melalui FLPP bisa menembus 170 ribu unit.
"BNI dan BRI harus kerja keras, melihat hasil realisasi penyaluran FLPP mereka tahunkemarin yang sangat minim," kata dia. (E-1)
teaser: Sekarang ini yang menawarkan bunga di bawah 8%, yaitu BRI dan BNI; BNI 6,35%
dan BRI 7,12%.
http://www.lampungpost.com/ekonomi-bisnis/23837-btn-mundur-kpr-subsidi-kacau.html
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
21/52
Finansial Hari ini Pkl. 07:42 WIB
Kinerja BTN Lebih Baik dalam Penyaluran FLPPMedanBisnisMedan. Ancaman keluar atau tidak ikut menyalurkan dana fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP) yang dilontarkan pihak Bank Tabungan Negara (BTN)
seperti yang tersiar di media massa, perlu ditanggapi secara serius oleh pemerintah, terutamaKementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Hal ini mengingat bank yang sahamnya
mayoritas milik pemerintah ini sudah belasan tahun membantu pemerintah menyalurkan danakredit pemilikan rumah (KPR) subsidi.
"Dalam persoalan penyaluran dana FLPP ini, BTN sesungguhnya menunjukkan kinerja yang
cukup baik. Ini wajar mengingat mereka sudah cukup berpengalaman dalam KPR, baik yang
subsidi maupun komersil. Tahun lalu saja mereka mendapatkan penilaian yang cukup baik
dalam hal penyaluran dana FLPP, mencapai 99% atau sekitar 100.000 unit rumah subsidi,"kata Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh
Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, kepada MedanBisnis, Kamis (2/2).
Selebihnya, ujar Eddy Ganefo, penyaluran dana FLPP dilakukan oleh Bank Bukopin, BNI,
BR, Bank Sumut dan Bank Sumut Syariah, serta bank-bank lainnya. Eddy berharap pihakKemenpera bijak menanggapi hal ini, jangan sampai perdebatan soal suku bunga menjadi
halangan untuk merealisasikan PKO FLPP tahap berikutnya untuk tahun ini.
Sementara itu Wakil Bendahara Umum DPP Apersi, Hidayat Anshari, bersikap senada
dengan Eddy Ganefo. Kata dia, BTN sejatinya telah menunjukan pengalaman, kultur, dan
semangat yang jauh lebih baik dalam menyalurkan dana KPR, baik subsidi maupun tidak,
selama berbelas tahun. Ia khawatir jika BTN benar-benar tidak ikut menyalurkan dana FLPP ,developer dan masyarakat akan kesulitan mendapatkan akses KPR secara cepat dan baik.
"Bukan saya meragukan bank lain, tidak sama sekali. Cuma, BTN inikan sudah terbukti
bertahun-tahun dengan baik menyalurkan KPR subsidi. Kultur, semangat, pengalaman bankini menunjukan hal itu. BTN fokus dalam hal ini. Coba bandingkan dengan bank lainnya
yang secara persentase saja cukup rendah dalam penyaluran dana FLPP pada tahun lalu," ujarHidayat Anshari.
Hidayat sendiri memaklumi kekerasan hati Menpera Djan Farids yang ingin BTN ikut bank-
bank lainnya dalam perihal menurunkan sukubunga FLPP yang tahun lalu mencapai kisaran
8,15% sampai 8,22%.
Kata dia, memang benar jika Menpera menjadikan kondisi perekonomian kita yang baik,
tingkat keamanan yang stabil, serta BI rate sekarang pun relatif bagus, yakni mencapai 6%.
"Oh iya, kalau itu saya dapat memahami sikap Pak Menteri. Tetapi saya pikir tidak terlalu
masalahlah kalau bank minta sukubunga FLPP tidak 5% seperti yang diminta Pak Menteri.7% pun enggak apa-apalah. Toh BI rate 6%, kan beda tipis dengan 7%. Sedangkan yang 8%
kemarin saja bisa berjalan dengan baik kok. Lagian, agak susah diterima akal kalau Pak
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
22/52
Menteri mintanya (penurunan sukubunga dana FLPP -red) jauh sekali, dari tahun lalu 8%menjadi 5%. Artinya, penurunan itu mencapai 3%, ya pantas saja BTN keberatan," tegas
Hidayat Anshari.
(hendrik hutabarat)
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/03/79592/kinerja_btn_lebih_baik_dalam_penyaluran_flpp/
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
23/52
Infrastruktur Hari ini Pkl. 07:15 WIB
Kisruh FLPP Tarik Pengembang ke AmbangKebangkrutan
MedanBisnis Medan. Hari-hari yang dijalani Nurdin Barus saat ini terasa tidak begitu indahdibanding tahun lalu. Saat ini, Direktur CV Akbar Enginering sering gelisah dan selalu ingin
lari jauh karena merasa dikejar-kejar banyak orang. Kegelisahannya itu disebabkan oleh satuhal: setengah dari rumah sederhana yang diproduksi perusahaannya belum laku, sementara
pengusaha material bangunan terus menagih uang pembayaran pemesanan material yangdipesannya jauh-jauh hari. Pengembang pemula yang fokus dalam pembangunan perumahan
bersubsidi di daerah Galang, Kabupaten Deliserdang, ini resah karena dana kredit yangdiharapkan bisa mengucur dari Bank Tabungan Negara (BTN) setempat tidak terealisir
karena belum ada kesepakatan antara Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Farids
dengan pihak pimpinan BTN.
"Aduh, pening saya. Bolak-balik panglong (perusahaan penjual material bahan bangunan -
red) menagih-nagih tunggakan material dibayar secepatnya. Mereka butuh modal, tetapi saya
juga enggak punya dana. Duit darimana? FLPP lagi ditutup, ya enggak ada duit," ujarnya
kepada MedanBisnis, kemarin.
Dia menaksir, kerugian sementara yang harus ditanggung sekitar Rp 2 miliar. Dia sudah
membangun komunikasi kepada calon pembeli agar bersedia mengalihkan skema KPR dari
subsidi (FLPP) ke komersial, tetapi ditolak oleh calon konsumennya.
Apa yang dialami oleh Nurdin Barus tampaknya juga dialami oleh developer lain diIndonesia. Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh
Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, menyatakan kepada MedanBisnis, ada sekitar 80%
developer perumahan bersubsidi yang menjadi anggota Apersi di ambang kebangkrutan.
Para developer itu, kata Eddy, kehabisan energi dan nafas karena penyaluran dana FLPP
dihentikan. Kata dia, hampir semua calon konsumen yang merupakan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) tidak bersedia mengalihkan KPR ke skema komersil ketika
skema FLPP terhenti selama sebulan terakhir.
Para developer, kata Eddy, berada di dilema yang pelik, antara harus tetap mengeluarkan
biaya seperti pembayaran gaji tukang, karyawan, dan lainnya, atau berhenti beroperasi total.
Jika ini dilakukan, Eddy mengatakan, maka akan tercipta penganguran dari sektor properti.
"Anda tahu, sektor properti itu banyak menyerap tenaga kerja, seperti tukang bangunan,
tenaga pemasaran, dan lainnya. Berapa banyak nanti buruh yang terpaksa berhenti bekerja
karena developer sudah enggak punya duit lagi," ujarnya. Di samping itu pun, Eddy
menyebutkan MBR semakin sulit dan kehabisan waktu untuk bisa memiliki rumah walau
sederhana sekalipun.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
24/52
Dia mengaku beberapa waktu lalu bersama pengurus Apersi lainnya pernah hendakmenjumpai Menpera Djan Farids ke kantor Kemenpera.Hal itu mereka lakukan karena
Menpera Djan Farids pernah menjanjikan kalau persoalan PKO FLPP ini hanya berlangsungdua minggu, setelah itu bisa direalisasikan.
"Namun saat itu kami hanya diterima oleh Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera , Sri
Hartoyo, yang menyebutkan pak Menteri sedang tugas ke propinsi Jambi. Dalam pertemuandengan Pak Sri Hartoyo kami kembali mendapat janji, kalau urusan FLPP ini akan selesai
pada akhir bulan Pebruari ini," tegas Eddy Ganefo. ( hendrik hutabarat)
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/03/79545/kisruh_flpp_tarik_pengemba
ng_ke_ambang_kebangkrutan/
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
25/52
FLPP Pengembang Mengaku Rugi Sampai Rp 2 Miliar
Natalia Ririh | Latief | Kamis, 2 Februari 2012 | 01:51 WIBKOMPAS/IWAN SETIYAWAN
JAKARTA, KOMPAS.com
- Para pengembang mengaku mengalami kerugian sampai Rp 2 miliar akibat mandeknya
pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) melalui Fasilitas LikuiditasPembiayaanPerumahan (FLPP). Hal itu mengemuka berdasarkan laporan para pengembang
yangtergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia(Apersi).Berdasarkan laporan dari DPD Apersi se-Indonesia, nilai bunga kredit modal kerja
maupun kreditkonstruksi yang ditanggung pengembang sebesar Rp 1 sampai Rp 2 Miliarsetiap provinsi.-- Eddy Ganefo"Berdasarkan laporan dari DPD Apersi se-Indonesia, nilai
bunga kredit modal kerja maupun kreditkonstruksi yang ditanggung pengembang sebesar Rp
1 sampai Rp 2 Miliar setiap provinsi," kata ketuaDPP Apersi, Eddy Ganefo, kepada
di Jakarta, Rabu (1/2/2012).Eddy menyebutkan, selain kerugian tersebut, penghentian FLPP
juga menyebabkan akad KPR untukunit rumah sejahtera tapak banyak tertunda. Rangkumandata Apersi menyebutkan, akad rumahtertunda di Jawa Barat sebanyak 2.124 unit, di Banten
2.726 unit, di Jawa Timur mencapai 3.217 unit,Riau, Lampung, serta Sumatera Selatan rata-
rata mencapai 500 unit rumah.
"Ini membuat likuiditas keungan pengembang yang tergolong mikro kecil dan menengahmenjaditerganggu. Belum lagi beban bunga yang harus ditanggungnya,"
ujarnya.Sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan, Program FLPP
yang dijanjikanKementrian Perumahan Rakyat akan berjalan kembali pada akhir Februari ini.
Hal itu dikemukakanpada rapat dengar pendapat Kemenpera dengan Komisi V DPR RI di
Komplek DPR, Selasa (1/2/2012)kemarin. Pada dengar pendapat itu DPR mendesak
pemerintah segera menyelesaikan perjanjian kerjasama operasional (PKO) penyaluran kredit
rumah subsidi dengan bank-bank penyalur."Penundaan ini mengakibatkan banyak kerugian.Tidak saja bagi pengembang, tapi juga konsumen.Kepercayaan publik kepada pengembang
dan juga Kemenpera akan merosot bila terus seperti ini ,"kata anggota Komisi V DPR RI,
Hetifah Sjaifudian.
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/02/01513572/Pengembang.Mengaku.Ru
gi.Sampai.Rp.2.Miliar
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
26/52
Kemenpera Ancam Tarik Dana Murah di BTN
Jumat, 03 Februari 2012 10:26 WIB
(Vibiznews-Property)Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengancam akan
menarik dana murah atau dana penyertaan yang ditempatkan pemerintah dalam fasilitaslikuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di Bank Tabungan Negara (BTN). Hal ini
dilakukan jika BTN sebagai bank penyalur FLPP keluar dari program ini.
Demikian disampaikan oleh Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan RakyatPangihutan Marpaung, Kamis (2/2/2012)
"Kalau mereka (BTN) keluar itu kan, akan ditarik dananya itu kan dana APBN, setara
120.000 unit rumah di tahun kemarin. Porsi pemerintah ada 60%," katanya.
Sayangnya Pangihutan tak tahu persis berapa dana murah pemerintah yang telah ditempatkan
di BTN, namun porsi pemerintah mencapai 60% dari pembiayaan 120,000 unit rumah tahun
2011 lalu.
"Yang tahu persis itu deputi pembiayaan,"katanya.
Ia menambahkan, BTN selaku pemegang pasar perumahan subsidi skema FLPP belum juga
bersedia bergabung menyalurkan kredit rumah subsidi. Saat ini yang sudah bersediamenyalurkan kredit FLPP hanya BNI dan BRI.
"Sekarang ini yang menawarkan bunga di bawah 8%, yaitu BRI dan BNI, yaitu BNI 6,35%
dan BRI 7,12%. Untuk itu kita minta mereka ajukan tertulis, jangan hanya cuma lisan,"
katanya.
Ia optimistis apapun hasilnya semua perjanjian kerjasama operasional (PKO) dengan bankpelaksana akan sudah selesai akhir Februari ini.
Ia menilai ngototnya BTN untuk tetap memasang bunga kredit yang tinggi, karena selama ini
bank BUMN ini menguasai pasar terutama kredit perumahan subsidi. Meski demikian jika
skenario terburuk, pihak BTN tak bergabung, maka BNI dan BRI akan menjadi bank
penyalur FLPP, ia pun optimis target pengadaan rumah melalui FLPP bisa menembus
170.000 unit.
"BNI dan BRI harus kerja keras, melihat hasil realisasi penyaluran FLPP mereka tahun
kemarin yang sangat minim," katanya.
Namun ia mengakui saat ini pihak BTN masih melakukan kajian apakah benar-benar keluar
dari FLPP atau tetap lanjut dengan skema PKO FLPP tahun 2012.
BTN adalah bank penyalur FLPP yang mengajukan bunga paling mahal yaitu 8,55%. Bahkan
setelah pemerintah menghapus beban asuransi kepada masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR), bunga BTN tetap paling tinggi 8,22%.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
27/52
Bunga BTN jauh di atas penawaran bank BUMN lain. Misalkan PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BRI) menawarkan bungaFLPP sebesar7,12%, sedangkan PT Bank Negara IndonesiaTbk (BNI) menawarkan 6,35%.
Sebelumnya Dirut BTN mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melaluifasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini diambil jika
pemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP rendah.
Bagi perseroan, bunga yang diinginkan Menteri Kementerian Perumahan Rakyat Djan Faridz
sebesar 5%-6% akan merugikan BTN karena banyak risiko yang harus ditanggung.
Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar7,75%.
"Dengan porsi pemerintah bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75%. Kalau porsinya berubah
menjadi 50:50 tentu akan lebih besar (bunganya)," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanrodi Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Penetapan bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki menteri perumahan rakyat
tidak masuk hitungan bisnis BTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolio
terbesar FLPP tahun 2011, dengan porsi hampir 99,4%.
http://property.vibiznews.com/news/kemenpera-ancam-tarik-dana-murah-di-btn/4916
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
28/52
Pemerintah Ancam Tarik Dana Murah di BTN
Jumat, 03/02/2012 | 11:22 WIB
Jakarta - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengancam akan menarik dana
murah atau dana penyertaan yang ditempatkan pemerintah dalam fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP) di Bank Tabungan Negara (BTN). Hal ini dilakukan jikaBTN sebagai bank penyalur FLPP keluar dari program ini.
Penegasan ini disampaikan Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat,
Pangihutan Marpaung. "Kalau mereka (BTN) keluar, akan ditarik dananya. Itu kan danaAPBN, setara 120.000 unit rumah di tahun kemarin. Porsi pemerintah ada 60%," katanya.
Sayangnya Pangihutan tak tahu persis berapa dana murah pemerintah yang telah ditempatkan
di BTN, namun porsi pemerintah mencapai 60% dari pembiayaan 120,000 unit rumah tahun2011 lalu. "Yang tahu persis itu deputi pembiayaan," katanya.
Ia menambahkan, BTN selaku pemegang pasar perumahan subsidi skema FLPP belum juga
bersedia bergabung menyalurkan kredit rumah subsidi. Saat ini yang sudah bersedia
menyalurkan kredit FLPP hanya BNI dan BRI. "Sekarang ini yang menawarkan bunga dibawah 8%, yaitu BRI 7,12% dan BNI 6,35% . Untuk itu kita minta mereka ajukan tertulis,
jangan hanya cuma lisan," katanya.
Ia optimistis apapun hasilnya, semua perjanjian kerjasama operasional (PKO) dengan bankpelaksana akan sudah selesai akhir Februari ini. Ia menilai ngototnya BTN untuk tetap
memasang bunga kredit yang tinggi, karena selama ini bank BUMN ini menguasai pasar
terutama kredit perumahan subsidi.
Meski demikian jika skenario terburuk, pihak BTN tak bergabung, maka BNI dan BRI akan
menjadi bank penyalur FLPP, ia pun optimis target pengadaan rumah melalui FLPP bisamenembus 170.000 unit. "BNI dan BRI harus kerja keras, melihat hasil realisasi penyaluran
FLPP mereka tahun kemarin yang sangat minim," katanya.
Namun ia mengakui saat ini pihak BTN masih melakukan kajian apakah benar-benar keluar
dari FLPP atau tetap lanjut dengan skema PKO FLPP tahun 2012. BTN adalah bank penyalurFLPP yang mengajukan bunga paling mahal yaitu 8,55%. Bahkan setelah pemerintah
menghapus beban asuransi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), bunga BTNtetap paling tinggi 8,22%.
Sebelumnya, Dirut BTN mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melalui
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini diambil jikapemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP rendah.
Bagi perseroan, bunga yang diinginkan Menteri Kementerian Perumahan Rakyat Djan Faridz
sebesar 5%-6% dianggap merugikan BTN, karena banyak risiko yang harus ditanggung.
Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar7,75%. "Dengan porsi pemerintah
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
29/52
bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75%. Kalau porsinya berubah menjadi 50:50 tentu akanlebih besar (bunganya)," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro.
Penetapan bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki menteri perumahan rakyat
tidak masuk hitungan bisnis BTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolioterbesar FLPP tahun 2011, dengan porsi hampir 99,4%. dtf
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=0598eaafdbf72661120a634795f1
9ea1&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
30/52
Februari, Batas Akhir Subsidi Rumah Rakyat
Kementerian Perumahan Rakyat diberi waktu untuk
tuntaskan Fasilitas Likuiditas pembiayaan.Jum'at, 3 Februari 2012, 09:21 WIB
Antique, Ronito Kartika Suryani
Follow @vivanews
Pembangunan perumahan rakyat (kemenpera.go.id)
BERITA TERKAIT
VIVAnews - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) diberikan waktu oleh Dewan
Perwakilan Rakyat untuk menyelesaikan perjanjian kerja sama operasional (PKO) dengan
bank penyalur fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sampai akhir Februari 2012.
"Batas waktu sudah ditetapkan akhir Februari ini," kata Deputi Pembiayaan Kementerian
Perumahan Rakyat, Sri Hartoyo melalui pesan singkatnya kepada VIVAnews.com, Jakarta,
Kamis.
Sri menuturkan, pada prinsipnya negosiasi dengan bank penyalur FLPP merupakan
kesepakatan untuk mencari hasil terbaik yang dapat diterima dua belah pihak. "Sampai
sekarang proses negosiasi masih terus berlanjut," ujarnya.
Bagi Sri, penetapan suku yang diinginkan antara Kemenpera dengan bank-bank penyalur
kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih akan terus
diupayakan sesuai dengan kesepakatan.
"Pada dasarnya, setiap bank mempunyai kebijakan masing-masing dalam penentuan sukubunga sesuai dengan rencana bisnisnya," kata dia.
Untuk itu, dia menambahkan, proses negosiasi terus ditempuh untuk menghasilkan suku
bunga sesuai yang disepakati Kemenpera maupun bank pelaksana. "Kami akan mempercepat
kesepakatan dalam penetapan suku bunga dengan bank pelaksana dan dilanjutkan
menandatangani PKO," tutur Sri.
Berdasarkan penelusuran data yang didapat VIVAnews.com dari Kemenpera , terkait hasil
pembahasan sementara antara kementerian dengan bank penyalur FLPP adalah sebagai
berikut.
Untuk bank penyalur yaitu Bank Tabungan Negara, secara porsi dana sebesar 50 persen
berbanding 50 persen. Untuk perhitungan suku bunga, biaya dana sebesar4,14 persen, girowajib minimum sebesar sebesar 0,14 persen, biaya overhead sebesar 1,5 persen, biaya resiko
sebesar satu persen, keuntungan sebesar 1,5 persen, suku bunga secara total untuk
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
31/52
kesepakatan sementara dengan Kemenpera sebesar 8,55 persen. Kesanggupan penerbitanKPR unit 100 ribu unit.
Bank Negara Indonesia, secara porsi dana 50 persen berbanding 50 persen. Perhitungan suku
bunga, biaya dana sebesar 2,72 persen, giro wajib minimum sebesar 0,17 persen, biayaoverhead sebesar 3,02 persen, biaya resiko sebesar 1,81 persen, keuntungan sebesar 0,50
persen, suku bunga total untuk kesepakatan sementara dengan Kemenpera sebesar7,25persen. Kesanggupan penerbitan KPR (unit) masih dalam proses.
Sedangkan untuk Bank Mandiri baik porsi dana, perhitungan suku bunga dengan perhitungan
secara komposisi terdiri dari biaya dana, giro wajib minimum, biaya overhead, biaya resiko
dan suku bunga sementara hingga kesanggupan penertiban KPR (unit) masih dalam proses
negosiasi dengan Kemenpera. (ren)
VIVAnews
http://bisnis.vivanews.com/news/read/285227-februari--batas-akhir-subsidi-rumah-rakyat
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
32/52
PROPERTI : Wajar, BTN Ancam Mundur dari Bank
Pelaksana KPR
Jumat, 03 February 2012 07:03
BANDARLAMPUNG (Lampost): Ketua Asosiasi Pengembangan Perumahan danPermukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Lampung Harsani Merawi menilai wajar jika PT
Bank BTN mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melalui fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012.
Namun, kata Harsani, jika ini terjadi, pengembang akan kesulitan untuk mendapatkan kreditKPR subsidi. "Implikasinya, banyak masyarakat berpenghasilan rendah tidak bisa memiliki
rumah," kata Harsani kemarin.
Menurut Aang, panggilan akrab Harsani Merawi, jika bank pemerintah saja tidak maumenjadi bank pelaksana, apalagi bank-bank swasta. Sebagai pengembang rumah sederhana,
kata Aang, Apersi sangat menyambut baik kebijakan pemerintah yang menurunkan suku
bunga FLPP menjadi 5%6%. "Dengan keputusan tersebut, masyarakat MBR akan lebih
mudah mendapatkan rumah. Apalagi jika pemerintah daerah dapat membantu meringankan
biaya perizinan dan biaya-biaya lainnya."
Seperti diketahui, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) mengancam tidak lagi ikut
menyalurkan KPR subsidi melalui FLPP tahun 2012. Langkah ini diambil jika pemerintah
tetap berkeras menetapkan bunga FLPP rendah.
Bagi perseroan, bunga yang diinginkan Menteri Kementerian Perumahan Rakyat Djan Faridzsebesar 5%6% akan merugikan BTN karena banyak risiko yang harus ditanggung.
Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar7,75%. "Dengan porsi pemerintah
bank tetap 60:4
0 bunga dari kita7,7
5%. Kalau porsinya berubah menjadi 50:50 tentu akanlebih besar (bunganya)," kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di Jakarta, Selasa (31-1)
lalu.
Penetapan bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki Menteri Perumahan Rakyat,
tidak masuk hitungan bisnis BTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolio
terbesar FLPP 2011, dengan porsi hampir 99,4%. Dari realisasi FLPP 20102011, BTN
adalah bank penyalur dengan jumlah terbesar. Pada KPR konvensional, perseroan berhasil
menyelesaikan akad KPR 114.235 unit senilai Rp3,81 triliun. KPR syariah BTN 6.184 unit
senilai Rp222,32 miliar. Perbankan lainnya tergolong kecil. Ambil contoh, Bank Bukopin
yang hanya menyalurkan FLPP senilai Rp7,3 miliar. Kemudian BNI hanya Rp3,42 miliar. (E-
1)
http://lampungpost.com/ekonomi-bisnis/23744-properti--wajar-btn-ancam-mundur-dari-
bank-pelaksana-kpr.html
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
33/52
Program Rumah Murah Didukung DPR
JAKARTA - Program pemenuhan kebutuhan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) didukung penuh Komisi V
DPR bidang perumahan.
Iya. Itu salah satu kebijakan yang telah disetujui oleh Komisi V DPR guna mengatasi
backlog rumah, khususnya bagi MBR sehingga tersedia dana murah untuk jangka panjang,kata anggota Komisi V DPR, Yudi Widiyana kepada wartawan, di gedung DPR, Senayan
Jakarta, Kamis (2/2).
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Menteri Perumahan Rakyat(Menpera), Djan Faridz mengatakan, kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah masih jauh dari harapan.
Karena itu, Kementeriannya akan bekerja keras membangun perumahan yang harganya
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama dari masyarakat berpenghasilan rendah.
Ada dua hal yang melatarbelakangi upaya ini. Pertama, adanya angka backlog perumahantahun 2010 yang mencapai 13,6 juta unit.
Kedua, adanya kendala dalam pemenuhan kebutuhan perumahan. Yakni, rendahnya
pendapatan masyarakat dan rendahnya partisipasi bank-bank BUMN dalam pembiayaanperumahan bagi MBR, ujar Menpera, Djan Faridz.
Untuk memecahkan kendala tersebut, dalam Raker yang membahas pelaksanaan kebijakan
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Djan mengusulkan berbagai kebijakan
untuk pemenuhan kebutuhan akan perumahan.
Salah satunya adalah program pembiayaan FLPP.
Program ini dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan dana murah dalam rangka pembiayaanperumahan bagi MBR.
Program FLPP ini sudah dilakukan walikota Palembang. Di sana, masyarakat yang tidak
punya penghasilan tetap dapat fasilitas pemberian kredit perumahan sesuai kemampuan.
Mereka diberi keringanan pembayaran. Bisa dibayarkan harian atau mingguan, kata Djan.
Kemudian, lanjutnya, dana FLPP tersebut dicampur dengan dana pihak Ketiga oleh bank
pelaksana penerbit KPR guna menghasilkan KPR dengan suku bunga yang murah dan tetap,
selama masa pinjaman.
Sasaran pembiayaan perumahan untuk MBR 20102014 sebanyak 1.350.000 unit, ujarnya.
(JPNN)
http://www.radar-bekasi.com/?p=23230
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
34/52
Ancaman Pemerintah Untuk Tarik Dana Murah KPR
Subsidi di BTN
Jumat, 3 Februari 2012 10:32
SolusiProperti.Com-Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) telah mengancam akanmenarik dana murah atau dana penyertaan yang ditempatkan pemerintah dalam fasilitas
likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di Bank Tabungan Negara (BTN). Hal ini
dilakukan jika BTN sebagai bank penyalur FLPP keluar dari program ini.
Demikian yang disampaikan oleh Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan RakyatPangihutan Marpaung.
"Kalau mereka (BTN) keluar itu kan, akan ditarik dananya itu kan dana APBN, setara
120.000 unit rumah di tahun kemarin. Porsi pemerintah ada 60%," katanya.
Sayangnya Pangihutan tak tahu persis berapa dana murah pemerintah yang telah ditempatkandi BTN, namun porsi pemerintah mencapai 60% dari pembiayaan 120,000 unit rumah tahun
2011 lalu.
"Yang tahu persis itu deputi pembiayaan,"katanya.
Ia menambahkan, BTN selaku pemegang pasar perumahan subsidi skema FLPP belum juga
bersedia bergabung menyalurkan kredit rumah subsidi. Saat ini yang sudah bersediamenyalurkan kredit FLPP hanya BNI dan BRI.
"Sekarang ini yang menawarkan bunga di bawah 8%, yaitu BRI dan BNI, yaitu BNI 6,35%
dan BRI 7,12%. Untuk itu kita minta mereka ajukan tertulis, jangan hanya cuma lisan,"
katanya.
Ia optimistis apapun hasilnya semua perjanjian kerjasama operasional (PKO) dengan bank
pelaksana akan sudah selesai akhir Februari ini.
Ia menilai ngototnya BTN untuk tetap memasang bunga kredit yang tinggi, karena selama ini
bank BUMN ini menguasai pasar terutama kredit perumahan subsidi. Meski demikian jika
skenario terburuk, pihak BTN tak bergabung, maka BNI dan BRI akan menjadi bank
penyalur FLPP, ia pun optimis target pengadaan rumah melalui FLPP bisa menembus170.000 unit.
"BNI dan BRI harus kerja keras, melihat hasil realisasi penyaluran FLPP mereka tahun
kemarin yang sangat minim," katanya.
Namun ia mengakui saat ini pihak BTN masih melakukan kajian apakah benar-benar keluar
dari FLPP atau tetap lanjut dengan skema PKO FLPP tahun 2012.
BTN adalah bank penyalur FLPP yang mengajukan bunga paling mahal yaitu 8,55%. Bahkan
setelah pemerintah menghapus beban asuransi kepada masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR), bunga BTN tetap paling tinggi 8,22%.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
35/52
Bunga BTN jauh di atas penawaran bank BUMN lain. Misalkan PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BRI) menawarkan bunga FLPP sebesar7,12%, sedangkan PT Bank Negara Indonesia
Tbk (BNI) menawarkan 6,35%.
Sebelumnya Dirut BTN mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melaluifasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini diambil jika
pemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP rendah.
Bagi perseroan, bunga yang diinginkan Menteri Kementerian Perumahan Rakyat Djan Faridz
sebesar 5%-6% akan merugikan BTN karena banyak risiko yang harus ditanggung.
Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar7,75%.
"Dengan porsi pemerintah bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75%. Kalau porsinya berubah
menjadi 50:50 tentu akan lebih besar (bunganya)," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanrodi Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Penetapan bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki menteri perumahan rakyat
tidak masuk hitungan bisnis BTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolio
terbesar FLPP tahun 2011, dengan porsi hampir 99,4%.[sr]
http://www.solusiproperti.com/villa-bh-transparansi-unggulan-untuk-gaya-hidup-
membebaskan/bank/artikel/ancaman-pemerintah-untuk-tarik-dana-murah-kpr-subsidi-di-btn
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
36/52
Penyebab KPR rumah murah terhenti3 Februari 2012 | Filed underBerita | Posted by afrodita
Jakarta [SPFM], Indonesia Property Watch (IPW) menilai tertundanya program pemerintah
berupa fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akibat salah pemerintah dalammelihat kondisi di lapangan mengenai pembangunan perumahan rakyat. Seperti diketahui ,
pemerintah mencoba bernegosiasi dengan perbankan agar suku bunga kredit pemilikan rumah(KPR) diturunkan menjadi lima sampai enam persen.
Direktur Eksekutif IPW, Ali Tranghanda, Jumat (3/2) mengatakan, pemerintah seharusnya
tidak menghentikan FLPP secara sepihak tanpa berdiskusi dengan para pemangkukepentingan seperti pengembang dan perbankan. Ali menengaskan, jika polemik FLPP terus
terjadi dan tidak membuahkan penyelesaian dipastikan penyerapan rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah akan berkurang dan jauh dari misi untuk mengurangi ketersediaan
hunian. [vivanews/ard]
http://www.starjogja.com/2012/02/penyebab-kpr-rumah-murah-terhenti/
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
37/52
Belum Tetapkan Tersangka Rusunawa
Tribun Kalteng - Jumat, 3 Februari 2012 | 13:30 WIB
Berita Terkait
TRIBUNKALTENG.COM, BANJARMASIN - Seksi Pidana Khusus Kejari Banjarmasin
masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait kasus pengadaan lahan Rusunawa
III.
Menurut Kasi Pidsus Kejari Banjarmasin, Ramadani, untuk kasus ini penyidik masih belummenentukan siapa tersangka yang harus bertanggungjawab.
"Kita juga masih proses penghimpunan kerugian negaranya," imbuh Ramadani. Budi arif rh
http://kalteng.tribunnews.com/2012/02/03/belum-tetapkan-tersangka-rusunawa
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
38/52
Jumat, 03 Februari 2012 | 11:05 WIB
Politik & Pemerintahan / Terbaru
Pemkot Malang Pastikan Bangun Twin Block
Warta Malang Meskipun hasil survei relokasi warga Desa Brantas sulit terealisasi, Pemkot
Malang tetap akan membangun Rusunawa. Hal itu disebabkan Kota Malang dipastikanmendapatkan bantuan dari Kementrian Pekerjaan Umum twin block bagi warga
berpenghasilan rendah.
Kami sudah menyiapkan lahan seluas 8.000 m2 dari seluas 20.000 m2 yang terletak di JalanMayjen Sungkono, Kecamatan Kedungkandang untuk pembangunan rusunawa. Namun,
untuk dua unit twin block hanya 8.000 m2, kata Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum
(DPU) Kota Malang, Ade Herawanto.
Sehingga, menurut Ade, sisa lahan yang dimiliki Pemkot Malang itu masih dapat digunakan
untuk pembangunan rusunawa yang baru. Mengingat pembangunan rusunawa dengan twinblock itu diperuntukkan bagi orang miskin maka harga sewanya tergolong murah, yaitusekitar Rp. 150 ribu rupiah/ bulan.
Seperti diketahui, program relokasi warga das brantas telah direncanakan sejak tahun 2006
lalu. Namun , hasil survei yang dilakukan oleh Pemkot Malang menyebutkan relokasitersebut akan sulit terealisasi. Karena warga menganggap rumah sebagai situs yang harus
dihormati turun temurun.
Program itu mulai dicetuskan lagi setelah Kota Malang dipastikan mendapatkan bantuan
rusunawa dari Kementerian Pekerjaan (PU) Umum. bantuan tersebut berupa pembangunandua unit twin block rusunawa berkapasitas 192 tempat tinggal. Dengan masing- masing unit
tipe seluas 24 meter persegi, yang berisi satu kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi,dandapur. [wmc jml]
http://wartamalang.com/2012/02/pemkot-malang-pastikan-bangun-twin-block/
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
39/52
Atap Diperbaiki, Gelar Syukuran
Jumat, 3 Feb 2012 | 04:37 WIB
SURABAYA - Puluhan penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)
Gunungsari Surabaya menggelar syukuran. Pasalnya, atap bocor yang mereka keluhkan
selama beberapa hari, akhirnya direspon dan diperbaiki oleh Dinas PU Cipta Karya Jatim,
sehingga mereka bisa tenang kembali menempati Rusunawa yang dibangun oleh PemprovJatim.
Koordinator forum warga Rusunawa Gunungsari Surabaya, Nawari mengaku senang karena
Pemprov Jatim sangat responsif terhadap apa yang menjadi keluhan penghuni. "Kegiatan inimerupakan bentuk rasa syukur warga, karena keluhan mereka direspon Dinas PU Cipta
Karya," ujarnya saat dikonfirmasi di Rusun Gunungsari Surabaya, Kamis (2/2) kemarin.
Lebih jauh pria eks warga strenkali Jagir Surabaya ini menjelaskan,
bahwa kebocoran yang menimpa beberapa kamar di Rusunawa Gunungsari itu
akibat saluran pembuangan air bocor, sehingga merembes. Namun sekarang sudah diperbaiki
sehingga warga penghuni kembali tenang. "Kamar yang bocor itu ada di lantai 3 dan 4 blok BKanan dan blok B Kiri," jelas Nawari.
Diakui Nawari, warga strenkali Jagir Surabaya totalnya berjumlah 386
kepala keluarga (KK). Namun yang mau menempati Rusunawa Gunungsari
hanya sekitar 100 KK lebih, sedangkan sisanya enggan mengambil jatah karena mereka
sudah menempati rumah sendiri atau pindah ke luar kota. arf
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296224fdbd616ad8ea152456736240e2f350
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
40/52
Bocor Ditangani Warga Rusunawa Gelar Syukuran
Thursday, 02 February 2012 21:03 Media Online Bhirawa
Pemprov, Bhirawa
Puluhan warga penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) GunungsariSurabaya melakukan syukuran. Hal dikarenakan Dinas PU Cipta Karya Jatim telahmemperbaiki atap bocor di rusun tersebut.
Koordinator forum warga Rusunawa Gunungsari Surabaya, Nawari bersama salahsatu warga, Kusnan merasa senang, sebab Pemprov Jatim sangat responsifterhadap apa yang menjadi keluhan penghuni.
"Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur warga, karena keluhan merekadirespon Dinas PU Cipta Karya," ujarnya disela-sela syukuran berlangsung di RusunGunungsari Surabaya, Kamis (2/2).
Lebih jauh pria eks warga strenkali Jagir Surabaya ini menjelaskan, bahwakebocoran yang menimpa beberapa kamar di Rusunawa Gunungsari itu akibatsaluran pembuangan air bocor, sehingga merembes. Namun sekarang sudahdiperbaiki sehingga warga penghuni kembali tenang.
"Kamar yang bocor itu ada di lantai 3 dan 4 blok B Kanan dan blok B Kiri," jelasNawari.
Diakui Nawari, warga strenkali Jagir Surabaya totalnya berjumlah 386 kepalakeluarga (KK). Namun yang mau menempati Rusunawa Gunungsari hanya sekitar100 KK lebih, sedangkan sisanya enggan mengambil jatah karena mereka sudah
menempati rumah sendiri atau pindah ke luar kota
"Dari 268 kamar yang tersedia di Rusunawa Gungungsari, sekitar 100 KK lebihditempati oleh warga eks strenkali Jagir yang menempati lantai 1, 2, dan 3.Sedangkan sisanya dihuni oleh masyarakat umum yang kebanyakan menempatilantai 4," katanya. [rac]
http://www.harianbhirawa.co.id/konflik/42074-bocor-ditangani-warga-rusunawa-gelar-syukuran
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
41/52
PENGHUNI RUSUNAWA: Ada Yang Bermobil di Rusunawa Jurug
Jumat, 03/2/2012 | Oleh Arif Fajar Setiadi | Dilihat: 141 Kali
SOLO- Ketua Paguyuban Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) JurugJebres, FX Triwiyana menemukan banyak pelanggaran atas pengoperasian
Rusunawa milik Pemkot Solo tersebut. Salah satunya ialah banyaknya penghuniRusunawa yang kini berasal dari kelas mapan alias bukan lagi dari kalanganekonomi menengah ke bawah.
Kami sudah mengecek langsung. Ternyata, memang penghuni Rusunawa tersebutdari kalangan mampu. Ini berarti Pemkot melanggar aturan sendiri, tegasnyakepada Espos di tempat kerjanya, Jumat (3/2/2012).
Temuan Triwiyana tersebut bermula dari laporan pengurus paguyuban yang kerapmelihat mobil dan sedan yang bermalam di Rusunawa. Semula, warga mengasumsibahwa mobil tersebut milik para tamu.Namun, lantaran kerap terlihat mobilberseliweran saban hari, akhirnya warga curiga dan dilakukanlah pengecekan.
Ternyata itu adalah mobil keluarga yang menyewa di Rusunawa. Ini jelaspelanggaran, karena peruntukan Rusunawa ini untuk warga Solo berpenghasilanrendah, tegasnya.
Menanggapi temuan warga itu, Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD)Rusunawa Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Toto Jayanto menepisnya.Menurutnya, dia belum pernah melihat adanya warga kelas mapan yang tinggal diRusunawa tersebut. Setahu saya tidak ada. Kalau ada, tolong saya diberi tahu. Biarsaya bisa ambil tindakan, katanya melalui pesan singkatnya
Dia juga menegaskan bahwa masyarakat bermobil bukan lagi masuk kriteria
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto
http://www.solopos.com/2012/solo/penghuni-rusunawa-ada-yang-bermobil-di-rusunawa-jurug-159700
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
42/52
Jumat, 03/02/2012 14:19 WIB
Duh! Subsidi Prasarana Rumah Sederhana 'Ditilep'Kontraktor
Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - Pengembang rumah sederhana mengusulkan agar dana subsidi untukprasarana, sarana dan utilisasi umum (PSU) sebesar Rp 6,2 juta per unit rumahdihapus. Diduga dana subsidi yang biasa untuk menopang kawasan perumahansederhan bersubsidi itu banyak ditilep oleh kontraktor yang mengerjakannya.
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesa (Apersi)menilai dana PSU yang digelontorkan kementerian perumahan rakyat lebihbermanfaat jika diberikan langsung kepada masyarakat karena dapat mensubsidilangsung harga jual rumah sederhana.
"PSU ilangin aja. Mending kasih subsidi langsung ke konsumen. Lumayan kurangiharga," kata Ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo saat berbincang dengan detikFinance,Jumat (3/2/2012).
Ia mengutarakan, selama ini bantuan PSU tidak diberikan langsung kepada calonpemilik rumah. Dana berupa pembuatan drainase dan jalan di sekitar perumahan inimasuk ke kantong kontraktor yang dipilih pemerintah dengan sistem tender.
Parahnya, realiasai bantuan PSU tidak sesuai dengan hasil di lapangan. Kontraktorpemenang tender pembangunan jalan dan drainase ditenggarai mengkorupsi danaPSU hingga kualitas prasarana dan sarana buruk.
"Saya punya data, kalau ingin buka-bukaan. Misalnya jalan cor yang standarnya 17cm-20 cm, tebalnya ternyata cuma 5 cm. Drainase yang harusnya pakai batu kali,diganti batu bata. Itupun dipasang memanjang hingga gampang rusak," jelas Eddy.
Realisasi PSU yang tidak sesuai harapan pengembang ini pun sudah dilaporkankepada Kementerian Perumahan Rakyat. Hingga kini belum ada tindak lanjut secarakonkret.
Adanya kenyataan itu, lanjut Eddy, justru pengembang yang kena getahnya, karenamereka mendapat banyak keluhan dari masyarakat pemilik rumah. Masyarakat puntidak mau tahu, apakah PSU dibangun kontraktor yang ditunjuk pemerintah atau
pengembang.
(wep/hen)
http://finance.detik.com/read/2012/02/03/141939/1833545/1016/duh-subsidi-prasarana-rumah-sederhana-ditilep-kontraktor?f9911023
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
43/52
Penyebab KPR Rumah Murah Terhenti
Pemerintah meminta agar bank menurunkan suku bunga
pemilikan rumah atau KPR 5-6 persen.
Jum'at, 3 Februari 2012, 10:34 WIB
Antique, Ronito Kartika Suryani
Perumahan rakyat (kemenpera.go.id)
VIVAnews - Indonesia Property Watch (IPW) menilai tertundanya program pemerintah
berupa fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akibat salah pemerintah dalam
melihat kondisi di lapangan mengenai pembangunan perumahan rakyat.
Seperti diketahui, pemerintah mencoba bernegosiasi dengan perbankan agar suku bunga
kredit pemilikan rumah (KPR) diturunkan menjadi lima sampai enam persen.
"Itulah arogansi pemerintah dengan membawa kepentingan masing-masing tanpa melihat
kondisi lapangan yang akhirnya akan berakibat fatal," kata Direktur Eksekutif IPW, AliTranghanda kepada VIVAnews.com, Jakarta, Jumat 3 Februari 2012.
Menurut Ali, sebetulnya dengan penerapan skema lama tetap berjalan, dengan suku bunga
8,15 persen sepertinya para konsumen tidak protes. "Malah permintaan naik dari 8.000 unit
pada 2010 menjadi 109.000 unit di 2011. Kan lucu, pemerintah mengorbankan rakyat hanya
demi negosiasi bunga yang cuma 1-2 persen," ujarnya.
Seharusnya, Ali melanjutkan, pemerintah tidak menghentikan FLPP secara sepihak tanpa
berdiskusi dengan para pemangku kepentingan seperti pengembang dan perbankan.
Ali menilai, keinginan pemerintah untuk menurunkan suku bunga KPR cukup bagus, namun
hal itu tidak dengan mudah bisa begitu saja dilakukan.
"Kecuali, porsi pemerintah dalam memberikan subsidi mencapai 90 persen, sisanya
ditanggung bank. Sebab, para bank penyalur FLPP seperti BRI, BTN, dan BNI, meski bank
pemerintah, mereka kan perusahaan terbuka yang tidak bisa semaunya merugi," ujar Ali.
Ali kembali menengaskan, jika polemik FLPP terus terjadi dan tidak membuahkan
penyelesaian, dipastikan penyerapan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah akan
berkurang dan jauh dari misi untuk mengurangi ketersediaan hunian atau back log.
"Untuk itu, sebaiknya pemerintah dan bank penyalur FLPP dapat bermusyawarah. Jika tidak,
yang rugi pasti rakyat juga," katanya. (art)
VIVAnews
http://bisnis.vivanews.com/news/read/285247-penyebab-kpr-rumah-murah-terhenti
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
44/52
Jum'at, 3 Februari 2012 | 15:38 WIB Follow :
Februari, Batas Akhir Subsidi Rumah Rakyat
Kementerian Perumahan Rakyat diberi waktu untuktuntaskan Fasilitas Likuiditas pembiayaan.
Jum'at, 3 Februari 2012, 09:21 WIB
Antique, Ronito Kartika Suryani
Pembangunan perumahan rakyat (kemenpera.go.id)
VIVAnews - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) diberikan waktu oleh Dewan
Perwakilan Rakyat untuk menyelesaikan perjanjian kerja sama operasional (PKO) dengan
bank penyalur fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sampai akhir Februari 2012.
"Batas waktu sudah ditetapkan akhir Februari ini," kata Deputi Pembiayaan Kementerian
Perumahan Rakyat, Sri Hartoyo melalui pesan singkatnya kepada VIVAnews.com, Jakarta,
Kamis.
Sri menuturkan, pada prinsipnya negosiasi dengan bank penyalur FLPP merupakan
kesepakatan untuk mencari hasil terbaik yang dapat diterima dua belah pihak. "Sampai
sekarang proses negosiasi masih terus berlanjut," ujarnya.
Bagi Sri, penetapan suku yang diinginkan antara Kemenpera dengan bank-bank penyalur
kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih akan terus
diupayakan sesuai dengan kesepakatan.
"Pada dasarnya, setiap bank mempunyai kebijakan masing-masing dalam penentuan sukubunga sesuai dengan rencana bisnisnya," kata dia.
Untuk itu, dia menambahkan, proses negosiasi terus ditempuh untuk menghasilkan suku
bunga sesuai yang disepakati Kemenpera maupun bank pelaksana. "Kami akan mempercepat
kesepakatan dalam penetapan suku bunga dengan bank pelaksana dan dilanjutkan
menandatangani PKO," tutur Sri.
Berdasarkan penelusuran data yang didapat VIVAnews.com dari Kemenpera , terkait hasil
pembahasan sementara antara kementerian dengan bank penyalur FLPP adalah sebagai
berikut.
Untuk bank penyalur yaitu Bank Tabungan Negara, secara porsi dana sebesar 50 persen
berbanding 50 persen. Untuk perhitungan suku bunga, biaya dana sebesar4,14 persen, girowajib minimum sebesar sebesar 0,14 persen, biaya overhead sebesar 1,5 persen, biaya resiko
sebesar satu persen, keuntungan sebesar 1,5 persen, suku bunga secara total untuk
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
45/52
kesepakatan sementara dengan Kemenpera sebesar 8,55 persen. Kesanggupan penerbitanKPR unit 100 ribu unit.
Bank Negara Indonesia, secara porsi dana 50 persen berbanding 50 persen. Perhitungan suku
bunga, biaya dana sebesar 2,72 persen, giro wajib minimum sebesar 0,17 persen, biayaoverhead sebesar 3,02 persen, biaya resiko sebesar 1,81 persen, keuntungan sebesar 0,50
persen, suku bunga total untuk kesepakatan sementara dengan Kemenpera sebesar7,25
persen. Kesanggupan penerbitan KPR (unit) masih dalam proses.
Sedangkan untuk Bank Mandiri baik porsi dana, perhitungan suku bunga dengan perhitungansecara komposisi terdiri dari biaya dana, giro wajib minimum, biaya overhead, biaya resiko
dan suku bunga sementara hingga kesanggupan penertiban KPR (unit) masih dalam prosesnegosiasi dengan Kemenpera. (ren)
VIVAnews
http://bisnis.vivanews.com/news/read/285227-februari--batas-akhir-subsidi-rumah-rakyat
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
46/52
Jumat, 03/02/2012 07:24 WIB
Pemerintah Ancam Tarik Dana Murah KPR Subsidi di
BTN
Suhendra - detikFinance
Browser anda tidak mendukung iFrame
Jakarta - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengancam akan menarik dana
murah atau dana penyertaan yang ditempatkan pemerintah dalam fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP) di Bank Tabungan Negara (BTN). Hal ini dilakukan jika
BTN sebagai bank penyalur FLPP keluar dari program ini.
Demikian disampaikan oleh Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat
Pangihutan Marpaung kepada detikFinance, Kamis (2/2/2012)
"Kalau mereka (BTN) keluar itu kan, akan ditarik dananya itu kan dana APBN, setara
120.000 unit rumah di tahun kemarin. Porsi pemerintah ada 60% ," katanya.
Sayangnya Pangihutan tak tahu persis berapa dana murah pemerintah yang telah ditempatkan
di BTN, namun porsi pemerintah mencapai 60% dari pembiayaan 120,000 unit rumah tahun
2011 lalu.
"Yang tahu persis itu deputi pembiayaan,"katanya.
Ia menambahkan, BTN selaku pemegang pasar perumahan subsidi skema FLPP belum juga
bersedia bergabung menyalurkan kredit rumah subsidi. Saat ini yang sudah bersedia
menyalurkan kredit FLPP hanya BNI dan BRI.
"Sekarang ini yang menawarkan bunga di bawah 8%, yaitu BRI dan BNI, yaitu BNI 6,35%
dan BRI 7,12%. Untuk itu kita minta mereka ajukan tertulis, jangan hanya cuma lisan,"
katanya.
Ia optimistis apapun hasilnya semua perjanjian kerjasama operasional (PKO) dengan bank
pelaksana akan sudah selesai akhir Februari ini.
Ia menilai ngototnya BTN untuk tetap memasang bunga kredit yang tinggi, karena selama ini
bank BUMN ini menguasai pasar terutama kredit perumahan subsidi. Meski demikian jika
skenario terburuk, pihak BTN tak bergabung, maka BNI dan BRI akan menjadi bank
penyalur FLPP, ia pun optimis target pengadaan rumah melalui FLPP bisa menembus
170.000 unit.
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
47/52
"BNI dan BRI harus kerja keras, melihat hasil realisasi penyaluran FLPP mereka tahunkemarin yang sangat minim," katanya.
Namun ia mengakui saat ini pihak BTN masih melakukan kajian apakah benar-benar keluar
dari FLPP atau tetap lanjut dengan skema PKO FLPP tahun 2012.
BTN adalah bank penyalur FLPP yang mengajukan bunga paling mahal yaitu 8,55%. Bahkan
setelah pemerintah menghapus beban asuransi kepada masyarakat berpenghasilan rendah(MBR), bunga BTN tetap paling tinggi 8,22%.
Bunga BTN jauh di atas penawaran bank BUMN lain. Misalkan PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk (BRI) menawarkan bunga FLPP sebesar7,12%, sedangkan PT Bank Negara IndonesiaTbk (BNI) menawarkan 6,35%.
Sebelumnya Dirut BTN mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melalui
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini diambil jikapemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP rendah.
Bagi perseroan, bunga yang diinginkan Menteri Kementerian Perumahan Rakyat Djan Faridz
sebesar 5%-6% akan merugikan BTN karena banyak risiko yang harus ditanggung.
Penawaran suku bunga FLPP yang BTN tawarkan sekitar7,75%.
"Dengan porsi pemerintah bank tetap 60:40 bunga dari kita 7,75%. Kalau porsinya berubahmenjadi 50:50 tentu akan lebih besar (bunganya)," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro
di Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Penetapan bunga FLPP yang turun drastis, seperti dikehendaki menteri perumahan rakyat
tidak masuk hitungan bisnis BTN. Apalagi perseroan merupakan pemegang portofolioterbesar FLPP tahun 2011, dengan porsi hampir 99,4%.
http://finance.detik.com/read/2012/02/03/072426/1833049/1016/pemerintah-ancam-tarik-
dana-murah-kpr-subsidi-di-btn
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
48/52
Penyebab KPR Rumah Murah TerhentiJumat, 03 Pebruari 2012 15:16
Starberita - Jakarta, Indonesia Property Watch (IPW) menilai tertundanya programpemerintah berupa fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akibat salah pemerintah
dalam melihat kondisi di lapangan mengenai pembangunan perumahan rakyat.
Seperti diketahui, pemerintah mencoba bernegosiasi dengan perbankan agar suku bunga
kredit pemilikan rumah (KPR) diturunkan menjadi lima sampai enam persen.
"Itulah arogansi pemerintah dengan membawa kepentingan masing-masing tanpa melihat
kondisi lapangan yang akhirnya akan berakibat fatal," kata Direktur Eksekutif IPW, AliTranghanda kepada VIVAnews.com, Jakarta, Jumat 3 Februari 2012.
Menurut Ali, sebetulnya dengan penerapan skema lama tetap berjalan, dengan suku bunga8,15 persen sepertinya para konsumen tidak protes. "Malah permintaan naik dari 8.000 unit
pada 2010 menjadi 109.000 unit di 2011. Kan lucu, pemerintah mengorbankan rakyat hanyademi negosiasi bunga yang cuma 1-2 persen," ujarnya.
Seharusnya, Ali melanjutkan, pemerintah tidak menghentikan FLPP secara sepihak tanpa
berdiskusi dengan para pemangku kepentingan seperti pengembang dan perbankan.
Ali menilai, keinginan pemerintah untuk menurunkan suku bunga KPR cukup bagus, namun
hal itu tidak dengan mudah bisa begitu saja dilakukan.
"Kecuali, porsi pemerintah dalam memberikan subsidi mencapai 90 persen, sisanya
ditanggung bank. Sebab, para bank penyalur FLPP seperti BRI, BTN, dan BNI, meski bank
pemerintah, mereka kan perusahaan terbuka yang tidak bisa semaunya merugi," ujar Ali.
Ali kembali menengaskan, jika polemik FLPP terus terjadi dan tidak membuahkan
penyelesaian, dipastikan penyerapan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah akan
berkurang dan jauh dari misi untuk mengurangi ketersediaan hunian atau back log.
"Untuk itu, sebaiknya pemerintah dan bank penyalur FLPP dapat bermusyawarah. Jika tidak,
yang rugi pasti rakyat juga," katanya. (vnc/YEZ)
http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=48528:penyeba
b-kpr-rumah-murah-terhenti&catid=159:ekonomi-a-bisnis&Itemid=720
-
8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 6 Februari 2012
49/52
Jumat, 03 Februari 2012
Finansial Hari ini Pkl. 07:42 WIB
Kinerja BTN Lebih Baik dalam Penyaluran FLPP
MedanBisnisMedan. Ancaman keluar atau tidak ikut menyalurkan dana fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP) yang dilontarkan pihak Bank Tabungan Negara (BTN)
seperti yang tersiar di media massa, perlu ditanggapi secara serius oleh pemerintah, terutama
Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Hal ini mengingat bank yang sahamnya
mayoritas milik pemerintah ini sudah belasan tahun membantu pemerintah menyalurkan dana
kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi.
"Dalam persoalan penyaluran dana FLPP ini, BTN sesungguhnya menunjukkan kinerja yangcukup baik. Ini wajar mengingat mereka sudah cukup berpengalaman dalam KPR, baik yang
subsidi maupun komersil. Tahun lalu saja mereka mendapatkan penilaian yang cukup baikdalam hal penyaluran dana FLPP, mencapai 99% atau sekitar 100.000 unit rumah subsidi,"
kata Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman SeluruhIndonesia (Apersi), Eddy Ganefo, kepada MedanBisnis, Kamis (2/2).
Selebihnya, ujar Eddy Ganefo, penyaluran dana FLPP dilakukan oleh Bank Bukopin, BNI,
BR, Bank Sumut dan Bank Sumut Syariah, serta bank-bank lainnya. Eddy berharap pihak
Kemenpera bijak menanggapi hal ini, jangan sampai perdebatan soal suku bunga menjadihalangan untuk merealisasikan PKO FLPP tahap berikutnya untuk tahun ini.
Sementara itu Wakil Bendahara Umum DPP Apersi, Hidayat Anshari, bersikap senada
dengan Eddy Ganefo. Kata dia, BTN sejatinya telah menunjukan pengalaman, kultur, dansemangat yang jauh lebih