kliping berita perumahan online, 24 februari 2012
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
1/19
Dengan Suku Bunga Hanya 7,25 Persen
4 Bank BUMN Siap Salurkan Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan
Kamis, 23 Februari 2012 21:52 WIB
LENSAINDONESIA.COM: Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridzmenyatakan sebanyak empat bank BUMN siap menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) dengan suku bunga 7,25 persen. Ke empat bank BUMN tersebut antara
lain Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BTN.
Kami (Kemenpera-red) telah menandatangani MoU dan perjanjian kerjasama operasional
(PKO) FLPP dengan empat bank BUMN yakni Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI dan
Bank BTN. Suku bunganya 7,25 persen, ujar Menpera Djan Faridz saat memberikan
penjelasan pada Rapat Kerja dengan Komisi V DPR terkait pembahasan pelaksanaan
kebijakan FLPP dan perumahan swadaya di Jakarta, Kamis (23/2).
PKO antara Kemenpera dalam hal ini Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan
(BLU PPP) dengan bank BUMN, kata Djan Faridz, dilaksanakan seluruhnya pada bulan
Februari 2012. PKO dengan Bank BNI tanggal 9 Februari, Bank Mandiri dan Bank BRI pada
tanggal 15 Februari dan Bank BTN tanggal 17 Februari.
Untuk jumlah KPR FLPP yang telah tersalurkan kepada asyarakat berpenghasilan rendah
sejak Oktober 2010 hingga Desember 2011 sebanyak 124.977 unit. Dana FLPP yang
tersalurkan sebesar Rp 4,12 triliun.
Menurut Djan Faridz, adanya kerjasama antara Kemenpera dan empat bank tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kebutuhan dana murah jangka panjang
dalam rangka membantu pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.Dasar hukum KPR FLPP 2012 diatur dalam Permenpera Nomor 04 Tahun 2012 dan
Permenpera Nomor 05 Tahun 2012.
Adapun batas penghasilan pokok maksimal masyarakat yang dapat memanfaatkan FLPP ini
untuk KPR rumah tapak naik dari Rp 2,5 juta perbulan menjadi Rp 3,5 juta per bulan.
Sedangkan untuk KPR Rusun dari Rp 4,.5 juta per bulan menjadi Rp 5,5 juta per bulan.
Naiknya batas penghasilan pokok maksimal ini adalah untuk membantu masyarakat yang
penghasilannya sangat minim namun memiliki pinjaman di bank, imbuhnya.
Selain itu, harga rumah maksimal yang dapat memperoleh FLPP untuk rumah tapak
maksimal Rp 70 juta dan Rusun Rp 144 juta.
Nilai KPR maksimal untuk rumah tapak Rp 63 juta dan Rusun Rp 126 juta. Luas lantai
untuk rumah tapak minimal 36 meter persegi, tandasnya.
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
2/19
Lebih lanjut, Djan Faridz menambahkan, proporsi dana FLPP terhadap dana bank pelaksanaadalah 50 : 50. Sedangkan untuk persyaratan SPT yang dulu diwajibkan kini dapat diganti
dengan surat pernyataan penghasilan yang ditandatangani pemohon yang diketahui olehpimpinan instansi (bagi karyawan) atau lurah / kepala desa (bagi wiraswasta dan pekerja
mandiri). Adapun komponen biaya yang harus dibayar nasabah saat penandatanganan KPR
hanyalah biaya provisi maksimal 0,5 persen, biaya administrasi maksimal Rp 250.000.
Untuk asuransi jiwa dan asuransi kebakaran sudah termasuk dalam komponen bunga. Dan
yang paling penting masyarakat tidak perlu saldo tabungan,terangnya.ari
Editor: Noviyanto
http://www.lensaindonesia.com/2012/02/23/4-bank-bumn-siap-salurkan-fasilitas-likuiditas-
pembiayaan-perumahan.html
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
3/19
Ini Bedanya KPR Rumah Subsidi Skema Lama dan Baru!Natalia Ririh | Latief | Kamis, 23 Februari 2012 | 16:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Program Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk rumah
subsidi kembali bergulir setelah tercapainya kesepakatan antara Kementerian Perumahan
Rakyat (Kemenpera) dengan empat bank BUMN sebagai penyalur KPR. Kedua pihaksepakat dalam perjanjian kerjasama operasional (PKO) dengan skema porsi dana 50:50 dan
suku bunga kredit 7,25%.
Namun, ada perbedaan komponen antara KPR FLPP tahun 2010-2011 dengan KPR FLPP
tahun 2012. Berdasarkan komponen suku bunganya, KPR FLPP tahun 2010-2011 untuk
rumah tapak berjenjang sesuai nilai KPR, dari 8,15% sampai 8,50%. Untuk rumah susun
berjenjang sesuai nilai KPR dari 9,25% ke 9,95%.
Sementara itu, pada KPR FLPP untuk 2012 baik rumah tapak juga rumah susun, suku bunga
sebesar 7,25 persen. Untuk penghasilan pokok maksimal, menurut FLPP lama, masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan Rp 2,5 juta per bulan untuk rumah tapakdan Rp 4,5 juta per bulan untuk rumah susun. FLPP baru diberikan kepada MBR dengan
penghasilan Rp 3,5 juta per bulan untuk rumah tapak, dan Rp 5,5 juta per bulan untuk rumahsusun.
Adapun komponen harga rumah maksimal FLPP lama, baik rumah tapak maupun rumah
susun, tidak dibatasi. Pada FLPP baru, untuk rumah tapak harganya sebesar Rp 70 juta,sedangkan rumah susun sebesar Rp 144 juta. Untuk nilai KPR maksimal yang bisa dipinjam
dari bank, FLPP lama untuk rumah tapak sebesar Rp 80 juta dan untuk rumah susun Rp 135juta.
Sementara itu, pada FLPP baru besaran KPR yang bisa dipinjam untuk rumah tapak Rp 63
juta, dan rumah susun sebesar Rp 126 juta. Besaran lantai rumah tapak pada FLPP tahun2010-2011 bisa mencapai 36 meter persegi. Untuk FLPP tahun 2012, luas lantai rumah tapakminimal 36 meter persegi.
Adapun proporsi dana FLPP terhadap dana bank pelaksana untuk FLPP tahun 2010-2011
bervariasi, yaitu tergantung nilai KPR, yaitu dana FLPP 43% sampai 62%, sedangkan danabank pelaksana 38% - 57%.
Untuk KPR FLPP 2012 proporsi dananya terdiri dari 50% dana FLPP dan dana bank
pelaksana 50%. Persyaratan SPT dalam FLPP tahun 2010-2011 hukumnya wajib, sementaraFLPP 2012 dapat diganti dengan surat pernyataan penghasilan yang ditandatangani pemohon
dan diketahui oleh pimpinan instasi bagi karyawan atau lurah/kepala desa bagi wiraswasta
atau pekerja mandiri.
Komponen biaya yang harus dibayarkan nasabah pada saat penandatanganan KPR meliputiasuransi jiwa, asuransi kebakaran, biaya provisi, dan biaya administrasi, yang dalam KPR
FLPP lama dibayar sesuai ketentuan bank pelaksana. Untuk saldo tabungan sebesar dua kaliangsuran KPR.
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
4/19
Sementara itu, pada KPR FLPP 2012, asuransi jiwa dan kebakaran sudah termasuk dalamkomponen bunga. Biaya provisi maksimal mencapai 0,5%, biaya administrasi sebesar
maksimal Rp 250 ribu, dan tidak perlu saldo tabungan.
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/23/16034263/Ini.Bedanya.KPR.Rumah.Subsidi.Skema.Lama.dan.Baru
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
5/19
FLPP
DPR Pertanyakan Syarat Baru KPRM.Latief | Latief | Kamis, 23 Februari 2012 | 19:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi V DPR RI Sunartoyo mempertanyakan
skema baru KPR melalui Fasilitas Likuidasi Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2012 bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan pokok Rp 3,5 juta per bulan
untuk rumah tapak. Pada skema lama KPR FLPP 2010 - 2011, kredit ini dapat dinikmati oleh
MBR berpenghasilan pokok Rp 2,5 juta per bulan.
Mengapa syaratnya menjadi Rp 3,5 juta per bulan, sementara masih banyak masyarakat yang
memiliki penghasilan Rp 2,5 juta ke bawah.
-- Sunartoyo
"Mengapa syaratnya menjadi Rp 3,5 juta per bulan, sementara masih banyak masyarakat
yang memiliki penghasilan Rp 2,5 juta ke bawah," katanya dalam rapat dengar pendapat di
Komisi V DPR RI, Kamis (23/2/2012).
Sunartoyo mengacu pada skema KPR FLPP 2012, yaitu dengan porsi dana 50:50 dan suku
bunga 7,25%, maka angsuran yang dicicil masyarakat akan turun. Pada 2010 - 2011,masyarakat mengangsur Rp 625.000, dan berubah menjadi Rp 575.000 pada 2012.
"Dengan angsuran rendah, tapi malah penghasilan pokok untuk MBR jadi naik," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengemukakan
alasan syarat kenaikan penghasilan pokok MBR ini.
"MBR berpenghasilan Rp 2,5 juta itu selain hutang rumah juga memiliki hutang lainnya.
Misalnya, hutang mobil, motor, atau furnitur. Kalau perbankan mengecek, maka kemampuan
mencicil rumah menjadi drop," ujarnya.
Namun, pernyataan tersebut langsung disanggah oleh Sunartoyo. Menurutnya, yang dapat
menentukan layak tidaknya MBR mendapatkan kredit rumah subsidi adalah perbankan.
"Lalu, bagaimana yang berpenghasilan Rp 2,5 juta per bulan tapi tidak hutang apa-apa.
Mereka akhirnya tidak mendapat kesempatan. Mestinya, perbankan yang menyeleksi layak
atau tidak," ujarnya.
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/23/19442249/DPR.Pertanyakan.Syarat.Baru.K
PR
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
6/19
Permukiman Kumuh di Indonesia Kian Meluas
Nur Januarita Benu - Okezone
Kamis, 23 Februari 2012 11:21 wib
Pemukiman kumuh (foto: jakartakita.com)
JAKARTA - Kondisi perumahan dan kawasan permukiman di Indonesia masih jauh dari harapan.Backlog (kekurangan) perumahan di tahun 2011 saja bertengger di angka 8,2 juta unit, jumlah rumah
tidak layak huni tercatat mencapai 4,8 juta unit di tahun 2009.
Berdasarkan data yang diperoleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) kecenderunganpermukiman kumuh semakin meluas. Pada tahun 2009 saja diperkirakan mencapai 57.800 hektare
(ha). Langkah awal pemerintah adalah memperkuat komitmen dengan menempatkan sektor
perumahan dan kawasan permukiman sebagai prioritas pembangunan nasional.
"Pemerintah mengakui bahwa program dan kegiatan yang telah ditetapkan Rencana PembangunanJangka Menengah (RPJM) Nasional di tahun 2010-2014, jauh dari memadai untuk menjawabpersoalan-persoalan yang ada," kata Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, saat membuka Rapat
Konsultasi Regional (Rakorneg) di Solo Kamis (23/2/2012), dalam keterangan tertulisnya kepada
okezone.
Namun demikian, Djan optimis, berbagai kendala dapat diatasi. Sebab, mulai tahun ini, PresidenSusilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan berbagai Direktif Presiden dan penugasan khusus di
sektor perumahan dan kawasan permukiman.
Djan menambahkan, ada enam penugasan khusus dari presiden. Pertama, peningkatan dan perluasan
program pro-rakyat klaster IV melalui pembangunan rumah sangat murah dan rumah murah. Kedua,program penanganan rumah bagi warga baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ketiga, program
percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B). Keempat, program penanganan BantaranSungai Ciliwung. Kelima, program penanganan relokasi penduduk Waduk Jatigede. Keenam,
pengembangan Kota Kekerabatan Maja.
(rhs)
http://property.okezone.com/read/2012/02/23/471/580995/pemukiman-kumuh-di-indonesia-kian-
meluas
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
7/19
KEMENPERA
Menpera: Kondisi Perumahan Jauh dari Harapan
M.Latief | Latief | Kamis, 23 Februari 2012 | 12:00 WIB
SOLO, KOMPAS.com - Pentingnya hunian yang layak bagi setiap orang bukan sekadar
kepentingan nasional semata, melainkan juga menjadi perhatian serius lembaga-lembaga
internasional. Pasalnya, rumah layak huni itu menjadi salah satu hak mendasar bagi
kehidupan manusia.
Kecenderungan permukiman kumuh semakin meluas. Pada tahun 2009 saja diperkirakan mencapai
57.800 hektar.
-- Djan Faridz
Pengakuan dunia internasional tersebut diwujudkan dalam berbagai komitmen. Di antaranya,
International Covenant On Economic, Social And Cultural Rights (Kovenan Internasional
Tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya) yang menegaskan hak asasi atas
perumahan, Istanbul Declaration on Human Settelements yang juga dikenal dengan Agenda
Habitat, serta Millenium Development Goals atau MDGs.
Demikian disampaikan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz saat membuka acara
Rakorneg (Rapat Konsutasi Regional) Rakorneg I, 22-24 Februari, di Solo, Jawa Tengah,
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
8/19
Kamis (23/2/2012). Menurut Djan, dalam lingkup nasional berbagai peraturan perundanganjuga telah mengamanatkan pentingnya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, mulai dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1), UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 40, Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Undang-undang Nomor
20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun serta berbagai peraturan pendukung lainnya.
Namun kenyataannya, ungkap Djan, kondisi perumahan dan kawasan permukiman di
Indonesia masih jauh dari harapan. Backlog(kekurangan) perumahan di tahun 2011 saja
bertengger di angka 8,2 juta unit, jumlah rumah tidak layak huni tercatat 4,8 juta unit di tahun
2009.
"Kecenderungan permukiman kumuh semakin meluas. Pada tahun 2009 saja diperkirakan
mencapai 57.800 hektar," jelas Djan dalam siaran persnya di Jakarta.
Menurut Djan, langkah awal pemerintah adalah memperkuat komitmen dengan menempatkansektor perumahan dan kawasan permukiman sebagai prioritas pembangunan nasional.
"Pemerintah mengakui bahwa program dan kegiatan yang telah ditetapkan RPJM (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah) Nasional di tahun 2010-2014, jauh dari memadai untuk
menjawab persoalan-persoalan yang ada," kata Djan.
Mulai tahun 2011 ini, Presiden Republik Indonesia telah menetapkan berbagai Direktif
Presiden dan penugasan khusus di sektor perumahan dan kawasan permukiman. Djan
menuturkan, ada enam penugasan khusus dari presiden; pertama, peningkatan dan perluasan
program pro-rakyat klaster IV melalui pembangunan rumah sangat murah dan rumah murah.
Kedua, program penanganan rumah bagi warga baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ketiga, lanjut Djan, program percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B).
Keempat, program penanganan Bantaran Sungai Ciliwung. Kelima, program penangananrelokasi penduduk Waduk Jatigede. Keenam, pengembangan Kota Kekerabatan Maja.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Perumahan Rakyat telah memperkuat peran dan
kapasitas pemerintahan daerah. Di antaranya melalui kegiatan dekonsentrasi bidang
perumahan dan kawasan permukiman serta dana alokasi khusus bidang perumahan dan
kawasan permukiman.
"Dasarnya adalah amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang tata cara
pelaksanaan tugas dan wewenang serta kedudukan keuangan gubernur sebagai wakil
pemerintah di wilayah Provinsi yang kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2011," ujarnya.
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/23/12002337/Menpera.Kondisi.Perumahan.J
auh.dari.Harapan
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
9/19
Target FLPP Ditaksir Sulit TercapaiOleh Eko Adityo Nugroho | Kamis, 23 Februari 2012 | 10:58
Seorang pengendara melintas di perumahan sederhana di kawasan Bojong Gede, Bogor, belum lama ini. Indonesia Property Watch (IPW)
mengingatkan agar perbankan tak menurunkan pembiayaannya pascapenurunan bunga KPR subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) hingga 7,25%. IPW mengindikasikan bank-bank penyalur akan mengerem jumlah pembiayaannya karena suku bunga
FLPP yang terlalu rendah. Target pembiayaan FLPP pada 2012 sebesar Rp 6,7 triliun untuk pembiayaan 219.000 unit rumah. Foto: InvestorDaily/EKO S HILMAN
JAKARTATarget penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
sebanyak 219.000 unit sepanjang tahun ini ditaksir tidak tercapai. Sandungan hal itu karena
penyertaan modal dari pemerintah dan perbankan jumlah-nya menurun jika dibanding tahun
lalu.
Dalam program FLPP ini, komposisi penyertaan modal antara pemerintah dan perbankanberbanding 50:50. Adapun tahun lalu pemerintah mengontribusi sebanyak 60% dan
perbankan 40%.
Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengembang Perumahan dan PermukimanSeluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria, ada enam kendala penyaluran FLPP pada tahun ini.
Pertama, penurunan porsi penyertaan modal antara pemerintah dan perbankan dinilai
menggerus penyaluran.
Kedua, lanjut dia, target penyaluran terlalu besar dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar
120.000-an unit. Padahal, kontribusi penyaluran BTN mencapai 90% dibandingkan 15 bank
lain yang juga berkomitmen ikut penyaluran FPP. Ketiga, BTN tidak lagi menjadi core
utama penyaluran.
Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak dihttp://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
10/19
KEMENPERA: Hari ini, Menpera Datangi Rakonreg I di Solo
Kamis, 23/2/2012 | Oleh Arif Fajar Setiadi |
Menpera
SOLO- Kementerian perumahan rakyat (Kemenpera) Republik Indonesia mengadakan rapatkonsultasi regional (Rakonreg) I bertempat di The Sunan Hotel, Solo, selama tiga hari, Rabu-
Jumat (22-24/2). Pelaksaan rapat dimulai Rabu malam. Pembahasan rapat hanya diikuti olehpeserta dan perwakilan deputi.
Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz dan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yang
sedianya hadir dalam rapat tersebut ditunda. Menpera dan Gubernur Jawa Tengah
direncanakan hadir dalam Rakonreg I, Kamis (23/2/2012) sekitar pukul 08.00 WIB.
Rencana awal, Pak Menteri bisa datang di Solo Rabu malam. Namun mengingat ada
keperluan rapat di pusat, akhirnya ditunda Kamis pagi), ujar Ketua Panitia, Oswar MuadzinMungkasa, saat ditemui Espos, di sela-sela persiapan rapat di The Sunan Hotel Solo, Rabu
malam.
Dalam kesempatan tersebut, Oswar yang juga selaku Kepala Biro Perencanaan dan AnggaranKemenpera, mengatakan rapat pada Rabu malam hanya membahas dan berdiskusi tentang
persiapan acara yang dilangsungkan pada Kamis. Rapat tersebut juga bersifat internal.
Pembahasan rapat malam ini hanya untuk mensinergikan program dan kegiatan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kita juga membahas mengenai singkronisasi
perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman pada 2013 mendatang baik
di pusat maupun daerah, tukas Oswar.
Menurut Oswar, Rakonreg Kemenpera 2012 terbagi menjadi tiga regional. Regional I yangmeliputi 10 provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau) berlangsung di KotaSolo selama tiga hari.
Sementara Rakorneg II bertempat di Jakarta dan Rakorneg III berlangsung di Bali. Peserta
Rakorneg terdiri dari Gubernur, Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Bidang Dinas Provinsi
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
11/19
yang membidangi urusan perumahan dan kawasan permukiman serta pejabat di lingkunganKemenpera. JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi
http://www.harianjogja.com/2012/solo/kemenpera-hari-ini-menpera-datangi-rakonreg-i-di-solo-
164831
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
12/19
EKONOMI & BISNIS
23 Februari 2012
Penyaluran KPR FLPP Dibuka
SEMARANG-Setelah Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) kembali membuka penyaluranKredit Pemilikan Rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP), sejumlah
perbankan yang ditunjuk seperti PT Bank Tabungan Negara mulai menerapkan fasilitas itu bagi
masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki rumah.
Kepala Kantor Wilayah II PT BTN Poernomo menuturkan, setelah ditunda sebulan, Kemenpera
kembali menunjuk BTN untuk membuka penyaluran KPR FLPP tersebut. BTN sebagai salah satu bank
milik pemerintah sudah menyepakati kerja sama operasional dengan kesepakatan bunga FLPP tahun
ini 7,25%. Suku bunga KPR FLPP 7,25% tersebut sudah termasuk asuransi jiwa dan asuransi
kebakaran.
Dalam kesepakatan itu, porsi dana penyertaan pemerintah dan perbankan dalam pembiayaan
rumah bersubsidi berbanding 50:50. Sebesar 50% dana pembiayaan dari BTN serta dana 50% berasal
dari Kemenpera. Sementara untuk masa tenor pembayaran FLPP 15 tahun, urainya, Rabu (22/2).
Bisa Terealisasi
Minimal tipe rumah melalui fasilitas tersebut, lanjutnya, yaitu tipe 36 dengan harga jual rumah
maksimal Rp 70 juta-an.
Menurut Poernomo, semenjak penyaluran KPR FLPP dibuka, BTN menyatakan siap melayani
pembiayaan rumah bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah sekitar Rp 2 juta.
Sementara itu, Ketua Badan Diklat DPP Real Estat Indonesia (REI) Sudjadi menilai, sudah seharusnya
perbankan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah.
Direktur PT Aji Saka itu berharap perbankan tidak memungut suku bunga tinggi di tengah terus
menurunnya bunga acuan dari BI serta rendahnya imbalan bunga tabungan.
Menurut dia, akibat fasilitas KPR tertunda, sekitar 2.000 unit rumah di wilayah Jateng yang siap jual
belum bisa direalisasi. Sekitar 80% dari rumah tersebut sasaran utama adalah masyarakat
berpenghasilan rendah. Tahun ini, REI Jateng mengincar mampu menjual sekitar 12.000 unit rumah.
(K14-75)
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=178033
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
13/19
Pemda Harus Ikut Serta Bangun Rumah Murah
Nur Januarita Benu - Okezone
Kamis, 23 Februari 2012 11:57 wib
Rumah cetak murah tipe 36 (Foto : Nur Januarita Benu/Okezone)
JAKARTA - Sebagai langkah konkret pembangunan rumah murah dan layak huni bagi masyarakatkurang mampu, serta wujud pelaksanaan amanat Presiden, Kementerian Perumahan Rakyat
(Kemenpera) telah memperkuat peran dan kapasitas pemerintahan daerah. Di antaranya melalui
kegiatan dekonsentrasi bidang perumahan dan kawasan permukiman serta dana alokasi khusus bidangperumahan dan kawasan permukiman.
Dasarnya adalah amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang tata cara pelaksanaan
tugas dan wewenang serta kedudukan keuangan gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayahProvinsi yang kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011.
"Penguatan provinsi ini salah satunya adalah melalui pelaksanaan Rapat Konsultasi Regional(RAKONREG) Kemenpera Tahun 2012. Selain itu juga sebagai persiapan pelaksanaan MusyawarahPerencanaan Pembangunan Provinsi dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun
2012, kata Menpera Djan Faridz, dalam keterangan resminya, Kamis (24/2/2012).
Untuk mempermudah pelaksanaannya, Djan mengungkapkan, kegiatan tersebut dibagi menjadi tiga
regional, antara lain:
Regional 1: Wilayah Sumatera (sebanyak 10 provinsi) pada hari Rabu-Jumat, tanggal 22-24 Februari2012 bertempat di Kota Solo.
Regional 2: Wilayah Jawa dan Kalimantan (sebanyak 10 provinsi) pada hari Rabu-Jumat, tanggal 14-
16 Maret 2012 bertempat di DKI Jakarta dan
Regional 3: Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua (sebanyak 13 provinsi) padahari Rabu-Jumat, tanggal 7-9 Maret 2012 bertempat di Kota Denpasar.
(rhs)
http://property.okezone.com/read/2012/02/23/471/581018/redirect
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
14/19
KEMENPERA: Hari ini, Menpera Datangi Rakonreg I di Solo
Kamis, 23/2/2012 | Oleh Arif Fajar Setiadi |
Menpera
SOLO- Kementerian perumahan rakyat (Kemenpera) Republik Indonesia mengadakan rapatkonsultasi regional (Rakonreg) I bertempat di The Sunan Hotel, Solo, selama tiga hari, Rabu-
Jumat (22-24/2). Pelaksaan rapat dimulai Rabu malam. Pembahasan rapat hanya diikuti olehpeserta dan perwakilan deputi.
Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz dan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yang
sedianya hadir dalam rapat tersebut ditunda. Menpera dan Gubernur Jawa Tengah
direncanakan hadir dalam Rakonreg I, Kamis (23/2/2012) sekitar pukul 08.00 WIB.
Rencana awal, Pak Menteri bisa datang di Solo Rabu malam. Namun mengingat ada
keperluan rapat di pusat, akhirnya ditunda Kamis pagi), ujar Ketua Panitia, Oswar MuadzinMungkasa, saat ditemui Espos, di sela-sela persiapan rapat di The Sunan Hotel Solo, Rabu
malam.
Dalam kesempatan tersebut, Oswar yang juga selaku Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
Kemenpera, mengatakan rapat pada Rabu malam hanya membahas dan berdiskusi tentangpersiapan acara yang dilangsungkan pada Kamis. Rapat tersebut juga bersifat internal.
Pembahasan rapat malam ini hanya untuk mensinergikan program dan kegiatan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kita juga membahas mengenai singkronisasiperencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman pada 2013 mendatang baik
di pusat maupun daerah, tukas Oswar.
Menurut Oswar, Rakonreg Kemenpera 2012 terbagi menjadi tiga regional. Regional I yangmeliputi 10 provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau) berlangsung di KotaSolo selama tiga hari.
Sementara Rakorneg II bertempat di Jakarta dan Rakorneg III berlangsung di Bali. Peserta
Rakorneg terdiri dari Gubernur, Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Bidang Dinas Provinsi
yang membidangi urusan perumahan dan kawasan permukiman serta pejabat di lingkungan
Kemenpera. JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi
http://www.sragenpos.com/2012/solo/kemenpera-hari-ini-menpera-datangi-rakonreg-i-di-solo-164831
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
15/19
KPR: Kemenpera patok 219.500 unit rumah, analis pesimis!
Oleh JIBI on Wednesday, 22 February 2012
ANTARA
ilustrasi
JAKARTA: Pemerhati perumahan dan
permukiman meragukan Kementerian PerumahanRakyat dapat mencapai target pembiayaan kredit
perumahan rakyat bersubsidi sepanjang tahun inisebanyak 219.500 unit.
Zulfi Syarif Koto, Ketua Lembaga Pengkajian
Pengembangan Perumahan & Perkotaan Indonesia
(LPP3I), mengatakan dengan sedikitnya
kesanggupan PT Bank Tabungan Negara Tbk,
yang tahun lalu mendominasi 99,8% penyaluran program FLPP, akan tidak mudah bagi
Kemenpera untuk dapat mencapai target yang ditetapkan tahun ini.
Sebagai informasi, menurut sumber Bisnis total unit untuk penyaluran KPR berpola fasilitas
likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) berdasarkan penandatangan perjanjian kerjasamaoperasional (PKO)
antara Kemenpera dengan 4 bank pelat merah hanya 146.000 unit rumah.
Adapun kesanggupan 4 tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk akan menyalurkan
60.000 unit, PT Bank Negara Indonesia Tbk sanggup menyalurkan 40.000 unit rumah, PT
Bank Mandiri Tbk akan menyalurkan
30.000 unit rumah, dan Bank BTN sebanyak 16.000 unit rumah.
Core bisnis Bank BTN itu kredit perumahan rakyat, 3 bank lainnya belum berpengalaman
menyalurkan kredit perumahan yang kecil. Sehebat-hebatnya bank mereka harus
mempersiapkan infrastrukturnya paling sedikit 3 bulan hingga 6 bulan. Tidak semudahmembalikkan telapak tangan tentunya, kata Zulfi saat dihubungi Bisnis, hari ini.
Senada dengan hal tersebut, Ali Tranghanda, Direktur Indonesia Property Watch (IPW), juga
mengkhawatirkan target penyaluran KPR FLPP oleh Kemenpera tersebut tidak akan tercapai, bahkan pencapaiaanya
mungkin lebih rendah dibanding tahun lalu.
Mudah-mudahan kendala infrastruktur di lapangan bisa teratasi, artinya dengan segala
kemudahan yang ada [turunnya suku bunga KPR FLPP dan hilangnya persyaratan suratpemberitahuan pajak tahunan (SPT)],
maka permintaan akan semakin besar, kata Ali kepada Bisnis, hari ini. {Siti NuraisyahDewi/roy)
http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/02/target-kpr-analis-pesimis-target-pembiayaan-219-
500-unit-rumah-kemenpera/
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
16/19
Kamis, 23 Februari 2012 | 13:12 WIB
250 Ribu Rumah Tak Layak Huni Akan Diperbaiki
TEMPO.CO, Surakarta-Pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat akan
melakukan perbaikan 250 ribu rumah tidak layak huni di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Perbaikan dilakukan untuk rumah dengan kerusakan sedang hingga berat. Menteri
Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan untuk perbaikan berat, setiap rumah akan
mendapatkan Rp 11 juta. Sementara kalau yang rusak sedang, dapat Rp 6 juta, ujarnya,
Kamis, 23 Februari 2012.
Menurutnya, anggaran yang disediakan untuk perbaikan rumah itu sudah mencukupi.Kecuali untuk Papua dan Papua Barat. Karena harga materialnya lebih mahal, ujarnya. Ia
berharap swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat ikut berpartisipasi menambah anggaranperbaikan.
Dengan kuota 250 ribu di atas, maka tiap provinsi rata-rata mendapat jatah 7.000-7.500 untuk
perbaikan rumah tak layak huni. Agar hasil perbaikan lebih terlihat, dia mengatakan akandipusatkan di satu daerah tertentu. Di mana dalam satu provinsi hanya akan difokuskan di
satu kota atau kabupaten tertentu. Setelah selesai di satu kabupaten atau kota, baru beralih di
daerah lain di provinsi yang sama. "Begitu seterusnya sampai tuntas, katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/23/173385905/250-Ribu-Rumah-Tak-Layak-Huni-Akan-
Diperbaiki
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
17/19
Kamis, 23 Februari 2012 | 15:04 WIB
Pemerintah Bangun Rumah Rp 25 Juta untuk PNS
TEMPO.CO, Surakarta - Kementerian Perumahan Rakyat segera membangun rumah
murah untuk pegawai negeri sipil (PNS). Rumah dengan tipe 36 tersebut akan dijual denganharga Rp 25 juta. Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan harga rumah bisa
murah karena lahannya disediakan oleh pemerintah daerah setempat. Tanahnya hibah
pemerintah dan kami yang membangun, katanya di Surakarta, Kamis, 23 Februari 2012.
Meski seharga Rp 25 juta, kualitasnya sudah memadai. Misalnya, dindingnya menggunakan
semen pasir, lalu rangka besi siku, rangka beton, dan cor dinding sedalam 7 sentimeter. Saatini sudah ada 49 kabupaten dan kota di Indonesia yang menandatangani kesepakatan
membangun rumah murah tersebut dengan Kementerian Perumahan Rakyat.
Sebagai tahap awal, saat ini sedang dibangun 7 ribu unit rumah di 9 kabupaten dan kota diNusa Tenggara Timur. Hingga tahun lalu sudah selesai 2 ribu rumah, yang akan diberikan ke
warga eks pengungsi Timor Timur. Setelah di NTT selesai, baru kami membangun rumahmurah untuk PNS, kata Djan. Nantinya PNS cukup membayar uang cicilan sebesar Rp 250
ribu per bulan selama maksimal 15 tahun.
Dia menambahkan harga Rp 25 juta itu belum termasuk penyambungan listrik dan air serta
pengurusan sertifikat tanah dan izin-izin lain, seperti izin mendirikan bangunan. Namun dia
memperkirakan penambahan biaya-biaya tersebut tidak akan terlalu banyak. Kalau akhirnya
harus menambah biaya, tetap lebih murah daripada harga pasaran rumah tipe 36, katanya.
Apalagi, Djan menambahkan, jika pihak-pihak terkait seperti Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Badan Pertanahan Nasional, dan pemerintah daerah setempat bersedia
menggratiskan biaya dan izin-izin tersebut.
UKKY PRIMARTANTYO
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/23/173385960/Pemerintah-Bangun-Rumah-Rp-25-Juta-
untuk-PNS
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
18/19
FLPP
Ini Bedanya KPR Rumah Subsidi Skema Lama dan Baru!
Natalia Ririh | Latief | Kamis, 23 Februari 2012 | 16:03 WIB
shutterstock
Pada KPR FLPP 2012, asuransi j iwa dan kebakaran sudah termasuk dalam komponen bunga. Biaya provisi maksimal
mencapai 0,5, biaya administrasi sebesar maksimal Rp 250 ribu, dan tanpa saldo tabungan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Program Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk rumah
subsidi kembali bergulir setelah tercapainya kesepakatan antara Kementerian Perumahan
Rakyat (Kemenpera) dengan empat bank BUMN sebagai penyalur KPR. Kedua pihak
sepakat dalam perjanjian kerjasama operasional (PKO) dengan skema porsi dana 50:50 dan
suku bunga kredit 7,25%.
Namun, ada perbedaan komponen antara KPR FLPP tahun 2010-2011 dengan KPR FLPP
tahun 2012. Berdasarkan komponen suku bunganya, KPR FLPP tahun 2010-2011 untuk
rumah tapak berjenjang sesuai nilai KPR, dari 8,15% sampai 8,50%. Untuk rumah susun
berjenjang sesuai nilai KPR dari 9,25% ke 9,95%.
Sementara itu, pada KPR FLPP untuk 2012 baik rumah tapak juga rumah susun, suku bunga
sebesar 7,25 persen. Untuk penghasilan pokok maksimal, menurut FLPP lama, masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan Rp 2,5 juta per bulan untuk rumah tapak
dan Rp 4,5 juta per bulan untuk rumah susun. FLPP baru diberikan kepada MBR dengan
penghasilan Rp 3,5 juta per bulan untuk rumah tapak, dan Rp 5,5 juta per bulan untuk rumah
susun.
Adapun komponen harga rumah maksimal FLPP lama, baik rumah tapak maupun rumah
susun, tidak dibatasi. Pada FLPP baru, untuk rumah tapak harganya sebesar Rp 70 juta,
sedangkan rumah susun sebesar Rp 144 juta. Untuk nilai KPR maksimal yang bisa dipinjam
dari bank, FLPP lama untuk rumah tapak sebesar Rp 80 juta dan untuk rumah susun Rp 135juta.
Sementara itu, pada FLPP baru besaran KPR yang bisa dipinjam untuk rumah tapak Rp 63
juta, dan rumah susun sebesar Rp 126 juta. Besaran lantai rumah tapak pada FLPP tahun
-
8/3/2019 kliping Berita Perumahan Online, 24 Februari 2012
19/19
2010-2011 bisa mencapai 36 meter persegi. Untuk FLPP tahun 2012, luas lantai rumah tapakminimal 36 meter persegi.
Adapun proporsi dana FLPP terhadap dana bank pelaksana untuk FLPP tahun 2010-2011
bervariasi, yaitu tergantung nilai KPR, yaitu dana FLPP 43% sampai 62%, sedangkan danabank pelaksana 38% - 57%.
Untuk KPR FLPP 2012 proporsi dananya terdiri dari 50% dana FLPP dan dana bank
pelaksana 50%. Persyaratan SPT dalam FLPP tahun 2010-2011 hukumnya wajib, sementara
FLPP 2012 dapat diganti dengan surat pernyataan penghasilan yang ditandatangani pemohon
dan diketahui oleh pimpinan instasi bagi karyawan atau lurah/kepala desa bagi wiraswasta
atau pekerja mandiri.
Komponen biaya yang harus dibayarkan nasabah pada saat penandatanganan KPR meliputiasuransi jiwa, asuransi kebakaran, biaya provisi, dan biaya administrasi, yang dalam KPR
FLPP lama dibayar sesuai ketentuan bank pelaksana. Untuk saldo tabungan sebesar dua kaliangsuran KPR.
Sementara itu, pada KPR FLPP 2012, asuransi jiwa dan kebakaran sudah termasuk dalam
komponen bunga. Biaya provisi maksimal mencapai 0,5%, biaya administrasi sebesar
maksimal Rp 250 ribu, dan tidak perlu saldo tabungan.
http://properti.kompas.com/read/2012/02/23/16034263/Ini.Bedanya.KPR.Rumah.Subsidi.Skema.La
ma.dan.Baru.