kliping berita perumahan rakyat online, 17 januari 2012

Upload: klipingdigital

Post on 06-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    1/22

    Djan Faridz: 2014, Banten Bebas Rumah KumuhM.Latief | Latief | Senin, 16 Januari 2012 | 16:25 WIB

    BANTEN, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menargetkan, dalamdua tahun ke depan atau 2014, Provinsi Banten bebas dari rumah kumuh. Niatan baik itu

    perlu didukung pemerintah daerah tersebut.

    Target kawasan bebas rumah kumuh sangat mudah terwujud. Apalagi, delapan

    kota/kabupaten di Provinsi Banten terdapat sejumlah pengembang yang dapat membantu.

    -- Djan Faridz

    "Target kawasan bebas rumah kumuh sangat mudah terwujud. Apalagi, delapan

    kota/kabupaten di Provinsi Banten terdapat sejumlah pengembang yang dapat membantudalam rangka pembangunan," kata Djan Faridz di Tangerang, Kamis (12/1/2012) lalu.

    Seperti halnya di wilayah Serpong, kata dia, yang terdapat beberapa pengembang perumahan

    seperti Sinar Mas dan telah melakukan beberapa pembangunan. Bahkan, bila di suatu wilayahterdapat seribu rumah kumuh, maka pemda dapat mengalokasikan dana sebesar Rp 5 miliar

    dengan estimasi setiap rumahnya Rp 5 juta. Dengan begitu, maka penanganan terhadaprumah kumuh dapat teratasi dalam kurun waktu dua tahun, dan pengalokasian anggaran Rp 5

    miliar oleh pemda, tidaklah terlalu besar, kalau memang ada kesungguhan.

    Selain itu, dalam pembangunan tersebut pun, pemda dapat menggandeng pihak ketiga dan

    dukungan dari pemerintah pusat. Jika sinergitas ini dijalankan, rasanya tidak sulitmengeluarkan Banten dari masalah rumah kumuh.

    Menpera juga menjelaskan, pihaknya sudah memprogramkan pembangunan 100.000 rumahdengan kredit bunga rendah, yakni 5 persen, yang pelaksanaannya dimulai 2012. Iamengatakan, pembangunan akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan asumsi

    pembagian dilakukan secara merata dan untuk besaran bunga lima persen dalam tahapnegosiasi dengan pihak terkait. Nantinya, selain mendapatkan kredit bunga rendah,

    masyarakat pun dapat menyicil pembelian selama 15 tahun.

    "Program ini ditargetkan berjalan pada tahun ini di seluruh wilayah Indonesia sehingga dapat

    membantu warga mendapatkan tempat kehidupan yang layak," katanya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    2/22

    Oleh karena itu, Kemenpera mengajak pengembang swasta untuk ikut serta dalampembangunan tersebut. Tidak hanya membangun rumah yang biayanya sangat tinggi dan

    dapat memberatkan masyarakat. Apalagi, pertumbuhan masyarakat di setiap daerah sangattinggi.

    "Seperti di Banten khususnya Serpong, semua masyarakat ingin menetap disini. Maka,

    jangan sampai kesulitan mendapatkan fasilitas," katanya.

    Wakil Gubernur Banten, Rano Karno menuturkan, ada beberapa permasalahan penyediaan

    perumahan dan kawasan permukiman di Provinsi Banten di antaranya tingginya permintaan

    rumah dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk di Banten.

    "Menurut sensus penduduk tahun 2010 penduduk Banten 10,6 juta jiwa dengan peningkatan

    2,8 persen, meningkatnya jumlah penduduk ini menyebabkan Banten tingginya kebutuhanrumah layak huni di propinsi Banten agar masyarakat dapat hidup di permukiman layak,

    sehat dan berkualitas," katanya.

    Permasalahan lain, kata dia, rendahnya penyediaan rumah layak huni baik oleh pengembang

    maupun pemerintah, tingginya harga lahan dan bahan bangunan serta masih banyaknya

    masyarakat miskin yang tinggal di rumah kumuh Pemerintah Provinsi Banten, kata dia, terus

    berupaya meningkatkan penyediaan rumah layak huni, di antaranya melalui pembangunan

    kawasan strategis dan kawasan usaha tumbuh, peningkatan rumah secara swadaya,

    pembangunan rumah susun milik dan rumah susun sewa atau rusunawa. (Sambas)

    http://properti.kompas.com/read/2012/01/16/16254918/Djan.Faridz.2014.Banten.Bebas.Rumah.Ku

    muh

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    3/22

    Siap-siap...Dokumen Izin Lingkungan Bakal Diperiksa!M.Latief | Latief | Senin, 16 Januari 2012 | 10:53 WIB

    ANGERANG, KOMPAS.com - Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota TangerangSelatan, Banten, akan melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah tempat pembangunan

    perumahan terkait pemeriksaan kelengkapan dokumen izin lingkungan. Disinyalir, saat ini

    ada beberapa pengembang perumahan tidak mematuhi peraturan mengenai kelengkapan

    dokumen izin lingkungan.

    Para pengembang kecil ini harus sepakat untuk tidak melakukan pencemaran lingkungan

    dalam pembangunannya, membuat saluran air akhir hingga sumur resapan.-- Rahmat Salam

    "Kami sudah agendakan waktunya untuk memeriksa secara langsung mengenai kelengkapan

    dokumen izin lingkungan dalam pembangunan kawasan hunian perumahan," kata Kepala

    BLHD Kota Tangsel, Rahmat Salam di Tangerang, Minggu (15/1/2012) kemarin.

    Rahmat mengatakan, pemeriksaan kelengkapan dokumen izin lingkungan sebagai upaya

    kepada pengembang perumahan dalam menjaga lingkungan.

    "Karena skalanya kecil, biasanya pengusaha tidak mengindahkan dokumen lingkungan dan

    fasilitas umum berbasis lingkungan," katanya.

    Agenda sidak ini akan dilakukan pada triwulan awal 2012, yaitu pada Januari, Februari dan

    Maret. Sedangkan tahap kedua akan dilakukan pada triwulan berikutnya.

    Adapun data yang pengembang skala kecil dan menengah ini, BLHD telah melakukan

    koordinasi dengan sejumlah kecamatan. Dalam sidaknya nanti, BLHD akan memeriksamengenai kelengkapan dokumen izin lingkungan. Bila luas hunian lebih dari 5 hektare, maka

    amdalnya yang akan diperiksa. Namun, jika perumahan skala kecil, yang diperiksa adalah

    UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan), UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan).

    "Para pengembang kecil ini harus sepakat untuk tidak melakukan pencemaran lingkungan

    dalam pembangunannya, membuat saluran air akhir hingga sumur resapan," katanya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    4/22

    Kemudian, nantinya kesepakatan tersebut pun akan dituangkan dalam SPPL (SuratPernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan).

    http://properti.kompas.com/read/2012/01/16/10531364/Siap-

    siap.Dokumen.Izin.Lingkungan.Bakal.Diperiksa.

    Kemenpera Tidak Akan Buka FLPP

    FLPP tidak akan dibuka jika suku bunga KPR tidak

    diturunkan menjadi 5 persen.

    Selasa, 17 Januari 2012, 00:24 WIB

    Eko Priliawito, Ronito Kartika Suryani

    Perumahan rakyat (kemenpera.go.id)

    VIVAnews - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia

    (APERSI) menyatakan Kementerian Perumahan Rakyat tetap bersikeras tidak akan membuka

    fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) jika suku bunga KPR tidak diturunkan

    menjadi 5 persen.

    "Pak Menteri tetap ngotot tidak akan membuka FLPP jika bunga tidak turun menjadi 5

    persen" kata Ketua APERSI, Eddy Ganefo kepada VIVAnews.com di Jakarta, Senin 16

    Januari 2012.

    Eddy mengatakan, bahwa pihaknya sudah beraudiensi dengan Bank Tabungan Negara (BTN)

    Pusat bahwa Perjanjian Kerja Operasional BTN dan Badan Layanan Umum Kementerian

    Perumahan Rakyat sudah berakhir.

    "Ya memang kami tadi beraudiensi dengan BTN Pusat, bahwa tidak bisa lagi menggunakan

    FLPP karena PKO sudah berakhir antara BTN dengan BLU jadi jika itu dipaksakan maka

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    5/22

    BTN tidak dibayar oleh Kemenpera" kata Edy.

    Ditambahkan Edy, saat ini kementerian sedang menunggu dari BTN untuk menurunkan sukubungan KPR dari 8,5 persen menjadi 5 sampai 6 persen. "Penurunan suku bungan itu kan

    karena melihat BI Rate menjadi 6 persen" kata Edy.

    Maka dari itu, Edy menuturkan pihak Kemenpera meminta kepada APERSI untuk bersabarsampai negosiasi ini berjalan sesuai kesepakatan. "Kemenpera meminta kepada APERSI

    untuk bersabar 1 minggu sampai 2 minggu" kata Edy lagi.

    Sebelumnya, Pemerintah memastikan bahwa program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan

    Perumahan (FLPP) akan tetap berjalan di tahun 2012. Rencananya, program ini akan berjalan

    di awal bulan Februari mendatang.

    Terhentinya program FLPP ini dikarenakan belum bertemunya negosiasi ulang perjanjian

    kerja sama operasional (PKO) antara pemerintah dengan para perbankan mengenai penetapan

    suku bunga KPR.

    "Ya memang mati sementara atau berhenti sejenak. Namun untuk nanti di awal bulanFebruari akan aktif kembali," kata Sri Hartoyo, Deputi Pembiayaan Kementerian Perumahan

    Rakyat.

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/280553-kemenpera-tidak-akan-buka-flpp

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    6/22

    Kemenpera Ingin Bunga KPR Turun Jadi

    5%

    Saat ini, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan

    Perumahan (FLPP) berhenti sejenak.

    Senin, 16 Januari 2012, 21:04 WIB

    Muhammad Firman, Ronito Kartika Suryani

    Saat ini, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) berhenti sejenak.

    (www.kemenpera.go.id)

    VIVAnews - Pemerintah memastikan bahwa program Fasilitas Likuiditas PembiayaanPerumahan (FLPP) akan tetap berjalan di tahun 2012. Rencananya, program ini akan berjalan

    di awal bulan Februari mendatang.

    Terhentinya program FLPP ini dikarenakan belum bertemunya negosiasi ulang perjanjian

    kerja sama operasional (PKO) antara pemerintah dengan para perbankan mengenai penetapan

    suku bunga KPR.

    "Ya memang mati sementara atau berhenti sejenak. Namun untuk nanti di awal bulan

    Februari akan aktif kembali," kata Sri Hartoyo, Deputi Pembiayaan Kementerian PerumahanRakyat, pada VIVAnews, Senin, 16 Januari 2012.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    7/22

    Sri mengatakan, untuk negosiasi kepada perbankan pihaknya menginginkan suku bunga KPR

    turun menjadi 5 persen sampai 6 persen. "Kita akan mencari bunga yang sesuai dengankebutuhan rakyat." kata Sri.

    Maka dari itu, Sri mengatakan, pihaknya akan mengusahakan semaksimal mungkin untuk

    menyelesaikan proses negosiasi kepada para perbankan. "Lebih cepat, lebih baik. Ya dalamwaktu seminggu dan dua minggu ini akan diselesaikan," ucapnya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda

    mengatakan, seharusnya pemerintah sudah mempunyai antisipasi jika negosiasi belum

    selesai. "Itulah kekonyolan Menpera. Kalau negosiasi belum selesai, seharusnya sudah ada

    antisipasi sebelumnya," kata Ali pada VIVAnews.

    Ali menambahkan hal seperti itu menandakan kinerja Kementerian Perumahan Rakyat masih

    sangat buruk. "Seharusnya skema lama tetap berjalan dengan dengan suku bunga 8,75 persen.

    Selama belum ada skema baru, dampaknya nanti akan sangat buruk bagi MasyarakatBerpenghasilan Rendah," kata Ali.

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/280534-kemenpera-ingin-bunga-kpr-turun-jadi-5-

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    8/22

    Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Jalan Lagi

    Akhir Januari

    Senin, 16/01/2012 10:03 WIB

    Rista Rama Dhany detikFinance

    Jakarta - Program subsidi rumah yakni Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)

    akan tetap berjalan pada akhir Januari 2012, walaupun sampai saat ini antara Pemerintah

    dengan bank penyalur belum ada kata sepakat mengenai suku bunga.

    "Tidak stop kok, FLPP tidak mati suri, cuma hanya tertunda karena antara kami

    (Kementerian Perumahan Rakyat/Kemenpera) dengan bank penyalur FLPP belum ketemu

    suku bunganya," ujar Deputi Pembiayaan Kemenpera, Sri Hartoyo, kepada detikFinance,

    Selasa (16/1/2012).

    Sri yakin, pada akhir Januari antara Kemenpera dan Bank penyaluar FLPP sudah adakesepakatan, sehingga program FLPP khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    (MBR) bisa berjalan lagi.

    "Akhir Januari program FLPP jalan lagi," yakinnya.

    Memang saat ini, bilang Sri, dalam negosiasi ulang perjanjian kerja sama operasional (PKO)

    Kemenpera mengingkan suku bunga hanya berkisar 5%-6%, namun bank belum

    menyetujuinya. Dimana sebelumnya 8,15% (fixed rate).

    "5-6% itukan ancar-ancarnya, kalau bisa kan lebih meringankan masyarakat, tapi kalau

    banknya belum tahu mau apa tidak, kita belum ketemu lagi," tuturnya.

    Sebelumnya diberitakan, program subsidi rumah dengan pola FLPP terancam tak lagi

    bergulir tahun ini karena belum adanya kesepakatan antara pemerintah dengan perbankan

    penyalur FLPP.

    Negosiasi ulang perjanjian kerja sama operasional (PKO) belum optimal, perbankan belum

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    9/22

    juga menyampaikan proposal baru di 2012. Akibatnya masyarakat berpenghasilan rendah

    (MBR) yang ingin kredit rumah harus gigit jari.

    Kemenpera menginginkan, suku bunga yang tercantum dalam PKO menjadi 5%, atau turun

    dari kesepakatan sebelumnya 8,15% (fixed rate). Ini yang disinyalir menjadikan perbankan

    enggan menyampaikan PKO ke pemerintah.

    "Ini terkait dengan penurunan BI rate. Bunga KPR juga harusnya turun. Kita inginnya 5%-

    6%. BCA saja bunga (KPR komersial 7,5%)," kata Deputi Perumahan Formal Kemenpera

    Pangihutan Marpaung di Jakarta, Minggu (15/1/2012).

    Diskusi dengan perbankan, khususnya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sudah terjadi

    beberapa kali. BTN menjadi bank penyalur FLPP yang paling dominan, selain itu masih ada

    PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Bukopin Tbk, dan BPD Sumut.

    Namun sayangnya proposal dari perbankan diatas belum juga diterima Kemenpera. Padahal

    Pangihutan menantikan 'itung-itungan' perbankan tersebut.

    "Ya paling tidak harus ada. Ini tidak ada. Jangan bicara. Harus tertulis (proposal). Lengkapi

    dengan cost of money, over head-nya berapa? Kita tunggu," tambahnya.

    Namun, Kemenpera masih berpegang pada semangat menurunkan suku bunga menjadi 5%.

    Saat belum juga terjadi kesepakatan dalam proposal PKO, FLPP dalam rangka penyediaan

    rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), akan mati suri.

    "Usulannya ditunggu. Mestinya paling lambat minggu depan sudah harus masuk (ke

    Kemenpera). Setelah itu, bisa MoU dalam waktu dua hari," imbuhnya.

    http://us.finance.detik.com/read/2012/01/16/100307/1816222/1016/fasilitas-likuiditas-

    pembiayaan-perumahan-jalan-lagi-akhir-januari

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    10/22

    FASILITAS KREDIT PERUMAHAN

    Untuk sementara, pemberian fasilitas subsidi perumahan

    dihentikanSenin, 16 Januari 2012 | 20:57 oleh Rika Panda

    JAKARTA. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menunda penyaluran Fasilitas

    Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk sementara waktu. Pasalnya, masa Perjanjian

    Kerjasama Operasional antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan bank-bank penyedia

    layanan tersebut sudah habis.

    Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo menjelaskan, perjanjian tersebut hanya

    berlaku satu tahun. "Desember 2011 lalu sudah habis masanya," katanya kepada KONTAN,

    Senin (16/1).

    Hartoyo menjelaskan, penghentian ini akan berlangsung hingga akhir Januari nanti. Diaberharap, setelah akhir Januari 2012 lalu penyaluran kredit bisa dikucurkan kembali.

    "Semoga satu atau dua minggu lagi sudah bisa kembali disalurkan," ujarnya.

    Untuk perjanjian baru bakal ada penyesuaian suku bunga kredit. Menurut Hartoyo, sukubunga trennya cenderung turun. Asal tahu saja, suku bunga FLPP saat ini berkisar antara

    8,15%-8,5%. Kemenpera berharap suku bunga kredit yang akan datang bisa mencapai 5%-

    6%.

    Sementara, untuk masa tenor pembayaran FLPP tetap yakni 15 tahun. Namun, diamengungkapkan, komposisi antara dana dari pemerintah dan perbankan mengalami

    perubahan menjadi 50%-50%. Sebelumnya, dana dari komposisi antara pemerintah danperbankan adalah 60%-40%.

    Tahun ini, pemerintah menargetkan pengucuran subsidi FLPP bagi 123.790 unit rumah.

    Target ini lebih tinggi dari pencapaian 2010 dan 2011. Sepanjang 2011, pengucuran FLPPsebanyak lebih dari 108.000 unit.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    11/22

    http://nasional.kontan.co.id/news/untuk-sementara-pemberian-fasilitas-subsidi-perumahan-dihentikan

    Rumah Murah Tipe 22 Dijual 67 Juta dan Bisa Dicicil Rp

    633 Ribu Per BulanSelasa, 17 Januari 2012 | 04:58:51

    JAKARTA(EKSPOSnews): Peminat rumah murah tipe 22 untuk karyawan outsourcingBank Indonesia cukup besar. Program rumah murah seharga Rp 67 juta itu cukup ringan

    karena cicilannya hanya Rp 633 ribu tanpa uang muka.

    Direktur Utama Jamsostek, Hotbonar Sinaga menjelaskan para debitur rumah murahmendapat beragam fasilitas menarik. Selain harga Rp 67 juta untuk tipe 22/60, uang muka

    (dp) rumah dibayar terlebih dahulu oleh Jamsostek. Sehingga secara berkala, debitur

    membayar cicilan selama 15 tahun dengan jumlah tetap.

    Berikut ilustrasi sederhana perhitungan kredit rumah murah:

    -Harga Rp 67 juta-Tipe 22/60 (luas bangunan/luas tanah)

    -BTN membiayai Rp 46 juta: perkiraan angsuran Rp 462 ribu per bulan selama 15 tahun,bunga BTN 8,15%.

    -Jamsostek membiayai Rp 20 juta: perkiraan angsuran Rp 171 ribu per bulan selama 15

    tahun, bungan Jamsostek 6%.

    Sehingga debitur membayar cicilan dengan total sekitar Rp 633 ribu per bulan, tanpa uang

    muka.

    Sementara Deputi Gubernur BI, Ardayadi menjelaskan, dari 600 peminat rumah murah,

    hanya 150 karyawan yang bisa mendapatkannya.

    "Dari 2.000 outsourcing, 600 peminat, yang dapat 150," kata di kantornya, Jalan MH

    Thamrin, Jakarta, Senin 16 Januari 2012.

    Pada hari ini dilaksanakan acara serah terima kunci secara simbolik antara karyawan dengan

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    12/22

    BI, dan dihadiri Bank Tabungan Indonesia (BTN) dan PT Jamsostek sebagai lembagapenyedia uang muka dan fasilitas kredit.

    Menurut Ardayadi, program tersebut bisa saja dilanjutkan namun mesti mendapat persetujuan

    dahulu dari bank sentral.(detikfianance)

    http://eksposnews.com/view/16/30906/Rumah-Murah-Tipe-22-Dijual-67-Juta-dan-Bisa-

    Dicicil-Rp-633-Ribu-Per-Bulan.html

    Kondisi Rusunawa Memprihatinkan

    Tuesday, 17 January 2012

    SUKOHARJOKondisi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kelurahan Joho,

    Sukoharjo memprihatinkan.

    Rusunawa yang masih menjadi aset pemerintah pusat tersebut banyak mengalami kerusakan.

    Instalasi listrik di empat blok yang belum dihuni itu juga hilang. Dari inspeksi mendadak

    yang kami lakukan,kondisi rusunawa tersebut banyak mengalami kerusakan. Di sisi lain,

    pemkab tidak bisa berbuat apa-apa karena aset belum diserahkan ke daerah,papar Ketua

    Komisi II DPRD Sukoharjo Hasman Budiadi di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) kemarin.

    Rusunawa tersebut selesai dibangun sekitar empat tahun lalu oleh Kementerian Perumahan

    Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian PU.

    Sayangnya, meski sudah selesai dibangun, hingga kini pemerintah pusat belum menyerahkan

    aset rusunawa kepada pemerintah daerah. Hasman mengatakan ada enam blok rusunawa di

    Kelurahan Joho.Dari enam blok tersebut, dua blok di antaranya sudah dihuni dan empat blokmasing- masing dibiarkan kosong. Nah, empat blok yang masih kosong tersebut kondisinyacukup memprihatinkan karena bangunan banyak mengalami kerusakan. Hasman

    menambahkan, di empat blok tersebut, instalasi listrik hilang karena dicuri orang.

    Belum lagi kerusakan seperti terjadi kebocoran dan lainnya. Komisi II berniat mendatangi

    Kemenpera terkait kejelasan penyerahan aset tersebut. Anggota Komisi II DPRD Sukoharjo

    Hery Purwanto menambahkan, sebelum aset diserahkan, pemkab belum bisa berbuat apa-apa.

    Termasuk melakukan perbaikan. Untuk sekadar menganggarkan perbaikan saja, Pemkab

    belum bisa karena aset masih dimiliki pemerintah pusat.

    Sementara itu, Kabid Aset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    (DPPKAD) Sukoharjo Haryadi Sudjatmoko menerangkan, sejak selesai pembangunan hinggasekarang belum ada penyerahan aset sama sekali.Akibatnya, enam blok rusunawa tersebut

    belum menjadi aset daerah. Setiap blok memiliki 98 kamar dan dua blok sudah dihuni secara

    swadaya. Sementara empat blok lainnya masih kosong. sumarnoC

    http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/460920/

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    13/22

    Rusunawa Mangkrak, Komisi II Akan Temui Kemenpera16 Januari 2012 | 21:41 wib

    SUKOHARJO, suaramerdeka.com - Komisi II DPRD Sukoharjo akan menemui

    Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) terkait mangkraknya Rusunawa. Sebab sejak

    selesai dibangun tahun 2008 silam, tidak ada penyerahan pengelolaan dari pusat ke Pemkab

    Sukoharjo.

    Akibatnya pengelolaan tidak bisa dilakukan oleh Pemkab. "Bagaimana mau mengelola kalaustatus tidak jelas. Untuk menganggarkan saja sulit dilakukan karena status masih aset pusat,"

    ujar Ketua Komisi II Hasman Budiadi.

    Karena itu dalam waktu dekat pihaknya akan segera ke Jakarta untuk kepastiannya. Sebabdari enam blok yang ada, empat blok kosong tidak berpenghuni. Ironisnya kondisinya saat ini

    sangat parah karena tidak dirawat. Bahkan fasilitas air dan listrik rusak serta hilang karenadicuri. Kabid Aset DPPKAD Setda Sukoharjo Haryadi Sujatmoko mengaku, pihaknya

    memangkesulitan untuk mengelola rusunawa.

    "Kami sudah pernah mengirimkan surat ke pusat terkait dengan status ini. Tetapi sampai saat

    ini tidak ada jawaban," ujarnya. Karena itu pihaknya mendukung jika komisi II DPRD akan

    ke Jakarta menanyakan hal tersebut.

    http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/16/106973/Rusunawa-Mangkrak-Komisi-II-Akan-Temui-Kemenpera

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    14/22

    RUSUNAWA JOHO: Instalasi Listrik

    Dijarah Maling

    Senin, 16/1/2012 |

    SUKOHARJOSejumlah kabel instalasi listrik di rumah susun sewa sederahana(Rusunawa) Sukoharjo di Desa Joho, Kecamatan Sukoharjo hilang dijarah maling.

    Sementara itu Komisi IV DPRD Sukoharjo dalam waktu dekat ini berencana menemui

    Kemenpera guna menanyakan status Rusunawa yang hingga kini belum diserahkan ke

    Pemkab Sukoharjo.

    Sekarang kondisi Rusuna menjadi sangat memrihatinkan, karena belum diserahkan sehingga

    belum ada penghuninya dan tidak terawat, papar Ketua KOmisi II DPRD Sukoharjo,

    Hasman Budiadi ketika melakukan inspeksi mendadak di Rusunawa, Senin (16/1).

    Menurut dia selain kabel instalasi listrik, beberapa peralatan lainya seperti meteran airminum, atap kanopi dan sejumlah barang lainnya juga hilang. Bukan hanya itu plafon

    bangunan itu juga banyak yang rusak akibat tak terawat.

    Komisi II DPRD Sukoharjo dua atau tiga hari lagi akan menemui Kemenpera di Jakarta

    guna meminta ketegasan Rusunawa Joho, Sukoharjo. Karena beberapa bagian seperti paving

    block sudah banyak yang pecah, cat dinding pun banyak yang sudah pudar. Sayang kalau ini

    dibiarkan tanpa kepastian status, tegas dia.

    Anggota Komisi II lainnya Sunarso mengatakan seluruhnya ada enam blok Rusunawa di

    Joho, Sukoharjo. Namun dari jumlah itu dua di antaranya sudah ditempati warga. Sedangkan

    empat blok lainya yang belum ditempati dibiarkan mangkrak.

    Rusunawa ini seharusnya bisa dipergunakan dan dikelola bagi warga, tapi ternyata dibiarkantidak karuan seperti ini. Oleh sebab itu secepatnya pemerintah harus melakukan serahterima

    ke Pemkab supaya bisa di pakai dan jangan sampai dianggap bangunan miliaran rupiahdisebut proyek gagal, tandas Sunarso

    JIBI/SOLOPOS/Iskandar

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    15/22

    http://www.solopos.com/2012/sukoharjo/instalasi-listrik-rusunawa-joho-dijarah-maling-

    156343

    EKONOMI - PROPERTISenin, 16 Januari 2012 , 17:41:00

    600 Rumah Swadaya akan Dibangun di Serang

    JAKARTA - Sekitar 600 unit rumah swadaya akan dibangun Kementerian

    Perumahan Rakyat di Serang, Provinsi Banten. Rumah swadaya yang dikhususkanuntuk masyarakat berpenghasilan rendah itu akan dibangun tahun ini dan akandisalurkan melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

    "Kami berharap Pemda Serang dapat menginventarisasi data serta lokasipelaksanaan program tersebut di lapangan," kata Deputi Bidang PerumahanSwadaya Kemenpera, Jamil Anshari, Senin (16/1).

    Kebutuhan perumahan swadaya saat ini sangat besar. Apalagi masyarakat didaerah juga lebih banyak membangun rumahnya secara swadaya dibandingpembangunan perumahan secara formal yang banyak dilaksanakan pengembang.

    Data Kemenpera menyebutkan, ada permintaan BSPS untuk sekitar 1.600 unitrumah. Namun, pada gelombang pertama BSPS akan dibangun sekitar 600 unitdulu. Sisanya akan dilaksanakan pada gelombang selanjutnya serta menunggutambahan anggaran dari APBN-P. "Pemda harus menunjuk pejabat khusus minimaleselon III yang menangani masalah perumahan di daerah, harapnya.

    Keterlibatan Pemda dalam program perumahan swadaya sangatlah penting.Apalagi saat ini masalah perumahan merupakan urusan wajib Pemda. Dalamprogram ini, menurut Jamil, Pemda juga harus dapat memfasilitasi pembuatangambar kerja masing-masing rumah serta membentuk kelompok swadayamasyarakat sehingga diketahui secara pasti siapa yang menerima bantuan, kondisi

    rumah yang akan diperbaiki serta berapa biayanya.

    "Jumlah bantuan untuk peningkatan kualitas rumah yang dibangun Rp 6 juta per unitrumah. Sedangkan setiap satu tenaga pendamping dari Pemda setidaknya bisa ikutmengawasi serta mendampingi pelaksaksanaan pembangunan 60 rumah. Dengandemikian, Pemda juga ikut bertanggung jawab dalam program ini. Kami berharapprogram yang dilaksanakan dalam satu desa dapat selesai dalam waktu tiga bulan,tuturnya. (esy/jpnn)

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    16/22

    http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=114337

    Masyarakat Miskin Menjadi Target Penyaluran Bantuan

    Kemenpera Targetkan Pembangunan 600Rumah Swadaya di Serang

    SENIN, 16 JANUARI 2012 23:02 WIB

    LENSAINDONESIA.COM: Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mentargetkan

    pembangunan sekitar 600 rumah swadaya bagi masyarakat miskin di Serang, Banten.

    Untuk itu, Kemenpera berharap pemerintah daerah (Pemda) Serang dapat ikut

    membantu dengan menginventarisasi data serta lokasi pelaksanaan program tersebut di

    lapangan.

    Kami (Kemenpera-red) mentargetkan pembangunan 600 rumah swadaya bagi

    masyarakat miskin di Serang, Banten pada tahun ini, ujar Deputi Bidang Perumahan

    Swadaya, Jamil Anshari di sela-sela Rapat Kerja Kedeputian Bidang Perumahan Swadaya

    bertemakan Meningkatkan Pelayanan Perumahan Swadaya Kepada Masyarakat Miskin di

    Serang, Banten, beberapa waktu lalu.

    Jamil Anshari mengungkapkan, bantuan perumahan bagi masyarakat miskin tersebut

    nantinya akan disalurkan melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

    (BSPS). Masyarakat miskin menjadi target penyaluran bantuan karena mereka

    merupakan orang-orang yang sangat membutuhkan karena tidak memiliki penghasilan

    tetap sehingga tidak memiliki sisa uang untuk membangun rumahnya.

    Lebih lanjut, Jamil Anshari menjelaskan, kebutuhan program perumahan swadaya saat

    ini memang sangat besar. Apalagi masyarakat di daerah juga lebih banyak membangun

    rumahnya secara swadaya dibandingkan pembangunan perumahan secara formal yang

    banyak dilaksanakan oleh pengembang.

    Berdasarkan data yang masuk ke Kemenpera, imbuh Jamil, setidaknya ada permintaan

    BSPS untuk sekitar 1.600 unit rumah. Namun demikian, pada gelombang pertama BSPS

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    17/22

    akan dibangun sekitar 600 unit dulu. Sedangkan sisanya akan dilaksanakan pada

    gelombang selanjutnya serta menunggu tambahan anggaran dari APBN-P.

    Kami berharap Pemda setempat juga bisa ikut mendampingi serta melanjutkan

    program perumahan swadaya di daerah. Selain itu Pemda juga harus menunjuk pejabat

    khusus minimal eselon III yang menanganai masalah perumahan di daerah, harapnya.

    Jamil Anshari menerangkan, keterlibatan Pemda dalam program perumahan swadaya

    sangatlah penting. Apalagi saat ini masalah perumahan merupakan urusan wajib Pemda.

    Dalam program ini, Pemda juga harus dapat memfasilitasi pembuatan gambar kerja

    masing-masing rumah serta membentuk kelompok swadaya masyarakat sehingga

    diketahui secara pasti siapa yang menerima bantuan, kondisi rumah yang akan

    diperbaiki serta berapa biaya yang dibutuhkan. Adapun jumlah bantuan untuk

    peningkatan kualitas rumah yang dibangun adalah Rp 6 juta per unit rumah.

    Setiap satu orang tenaga pendamping dari Pemda setidaknya bisa ikut mengawasi sertamendampingi pelaksaksanaan pembangunan 60 rumah. Dengan demikian, Pemda juga

    ikut bertanggung jawab dalam program ini. Kami berharap program yang dilaksanakan

    dalam satu desa dapat selesai dalam waktu tiga bulan, tandasnya.

    Sementara itu, Kasi Perumahan Swadaya, Formal dan Non formal Dinas Tata Ruang,

    Bangunan dan Perumahan Kabupaten Serang, Iim Rohimudin menjelaskan, saat ini

    pihaknya telah memiliki data nama dan alamat calon penerima bantuan perumahan

    swadaya. Selain itu melalui kelompok swadaya masyarakat yang ada juga telah

    dilakukan pengambilan gambar foto mengenai kondisi rumah yang rusak.

    Saat ini, imbuh Iim, pihaknya telah mengajukan Desa Cinangka di Kecamatan Cinangka

    untuk menjadi salah satu lokasi percontohan untuk program BSPS Tahun Anggaran

    2012. Di desa tersebut setidaknya ada sekitar 152 rumah yang akan mendapat bantuan

    program tersebut.

    Sebenarnya masyarakat di Desa Cinangka yang membutuhkan bantuan ini masih cukup

    banyak. Namun setelah di verifikasi baru sekitar 152 rumah yang memenuhi syarat

    untuk menerima bantuan ini. Kami harap ke depan jumlah penerima program BSPS ini

    bisa lebih banyak lagi, tambahnya.

    Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Cinangka, Nana Supriatna. Menurutnya

    masyarakat di desanya banyak yang tergolong masyarakat miskin. Sebagian besar

    pekerjaan masyarakatnya adalah petani penggarap lahan serta buruh pabrik serta buruh

    harian.

    Kami sangat berterimakasih atas perhatian pemerintah dalam pembangunan rumah

    swdaya di desa ini. Program ini sangat membantu kami mengingat banyak masyarakat

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    18/22

    yang bekerja sebagai petani serta buruh harian yang tidak memiliki biaya untuk

    membangun bahkan memperbaiki rumahnya yang rusak, katanya.ari

    Editor: Noviyanto

    http://www.lensaindonesia.com/2012/01/16/tahun-2012-kemenpera-targetkan-

    pembangunan-600-rumah-swadaya-di-serang.html

    Kemenpera Segera Bangun 600 Rumah Swadaya di SerangJan 16, 2012 - Rumah.com

    RumahCom - Tahun ini, Kemenpera menargetkan pembangunan sekitar 600 rumah

    swadaya bagi masyarakat miskin di Serang, Banten. Untuk itu, kemenpera mengharapkan

    Pemda Serang segera menginventarisasi data serta lokasi pelaksanaan program tersebut.

    Demikian pernyataan Deputi Bidang Perumahan Swadaya, Jamil Anshari di sela-sela Rapat

    Kerja Kedeputian Bidang Perumahan Swadaya dengan tema Meningkatkan Pelayanan

    Perumahan Swadaya Kepada Masyarakat Miskin di Serang, Banten, Jumat (13/1).

    Jamil mengungkapkan, bantuan tersebut nantinya akan disalurkan melalui Program Bantuan

    Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Kebutuhan program perumahan swadaya saat ini

    memang sangat besar. Apalagi masyarakat di daerah lebih banyak membangun rumah

    secara swadaya, dibanding membeli perumahan lewat pengembang, jelasnya.

    Berdasarkan data Kemenpera, setidaknya ada permintaan BSPS untuk sekitar 1.600 unit

    rumah. Namun, pada gelombang pertama BSPS hanya akan membangun sekitar 600 unit.

    Sedangkan sisanya akan dibangun pada gelombang selanjutnya, sambil menunggu

    tambahan anggaran dari APBN-P.Kami berharap Pemda setempat juga bisa ikut

    mendampingi serta melanjutkan program perumahan swadaya di daerah. Selain itu Pemda

    juga harus menunjuk pejabat khusus, minimal eselon III yang menangani masalah

    perumahan di daerah, kata Jamil.

    Jamil Anshari menerangkan, keterlibatan Pemda dalam program perumahan swadaya

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    19/22

    sangat penting. Apalagi saat ini masalah perumahan merupakan urusan wajib Pemda. Soal

    jumlah bantuan, imbuhnya, masing-masing rumah akan menerima sebesar Rp6 juta.

    Sementara itu, Iim Rohimudin, Kasi Perumahan Swadaya, Formal dan Non formal Dinas

    Tata Ruang, Bangunan, dan Perumahan Kabupaten Serang menjelaskan, saat ini pihaknya

    telah memiliki data nama dan alamat calon penerima bantuan perumahan swadaya. Melalui

    kelompok swadaya masyarakat, telah dilakukan pengambilan foto mengenai kondisi rumah-

    rumah yang rusak, tutur Iim.

    Kami mengajukan Desa Cinangka di Kecamatan Cinangka untuk menjadi salah satu lokasi

    percontohan untuk program BSPS tahun ini. Di desa ini setidaknya ada sekitar 152 rumah

    yang akan mendapat bantuan, kata Iim.Anto Erawan

    http://www.rumah.com/berita-properti/2012/1/173/kemenpera-segera-bangun-600-rumah-swadaya-di-serang

    Kemenpera Bangun 600 Rumah Warga Miskin di BantenTribunnews.com - Senin, 16 Januari 2012 18:21 WIB

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menargetkan

    pembangunan sekitar 600 rumah swadaya bagi masyarakat miskin di Serang, Banten.

    Untuk itu, Kemenpera berharap pemerintah daerah (Pemda) Serang dapat ikut membantu

    dengan menginventarisasi data serta lokasi pelaksanaan program tersebut di lapangan.

    Kami (Kemenpera) menargetkan pembangunan 600 rumah swadaya bagi masyarakat miskin di

    Serang, Banten pada tahun ini, ujar Deputi Bidang Perumahan Swadaya, Jamil Anshari, dalam

    rilis yang diterima Tribunnews.com, Jakarta, Senin (16/1/2012).

    Bantuan perumahan bagi masyarakat miskin tersebut nantinya akan disalurkan melalui ProgramBantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).Berdasarkan data yang masuk ke Kemenpera,

    setidaknya ada permintaan BSPS untuk sekitar 1.600 unit rumah. Namun demikian, pada

    gelombang pertama BSPS akan dibangun sekitar 600 unit dulu.Sedangkan sisanya akan

    dilaksanakan pada gelombang selanjutnya serta menunggu tambahan anggaran dari APBN-P.

    Kami berharap Pemda setempat juga bisa ikut mendampingi serta melanjutkan program

    perumahan swadaya di daerah. Selain itu pemda juga harus menunjuk pejabat khusus minimal

    eselon III yang menanganai masalah perumahan di daerah, harapnya.

    Jamil Anshari menerangkan, keterlibatan pemda dalam program perumahan swadaya sangatlah

    penting. Apalagi saat ini masalah perumahan merupakan urusan wajib pemda.Dalam programini, pemda juga harus dapat memfasilitasi pembuatan gambar kerja masing-masing rumah serta

    membentuk kelompok swadaya masyarakat sehingga diketahui secara pasti siapa yang

    menerima bantuan, kondisi rumah yang akan diperbaiki, serta berapa biaya yang dibutuhkan.

    Adapun jumlah bantuan untuk peningkatan kualitas rumah yang dibangun adalah Rp 6 juta per

    unit rumah.

    Setiap satu orang tenaga pendamping dari pemda setidaknya bisa ikut mengawasi serta

    mendampingi pelaksaksanaan pembangunan 60 rumah. Dengan demikian, pemda juga ikut

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    20/22

    bertanggung jawab dalam program ini. Kami berharap program yang dilaksanakan dalam satu

    desa dapat selesai dalam waktu tiga bulan, tandasnya.

    Penulis: Srihandriatmo Malau | Editor: Anwar Sadat Guna

    http://www.tribunnews.com/2012/01/16/kemenpera-bangun-600-rumah-warga-miskin-di-

    banten

    Kemenpera Tunda Penyaluran FLPPNasional / Jumat, 13 Januari 2012 19:38 WIB

    Metrotvnews.com, Jakarta: Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)menunda penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuksementara waktu.

    Pasalnya, masa perjanjian kerja sama operasional (PKO) antara KementerianPerumahan Rakyat dengan bank-bank penyedia layanan tersebut sudah habis.

    "Kami menundanya karena masa PKO sudah habis dan menunggu ditekennya PKObaru. Berlakunya PKO kan satu tahun. Desember lalu, PKO 2011 sudah habismasanya," kata Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo, Jumat (13/1).

    Penghentian sementara itu berlangsung sejak awal hingga akhir Januari. "Sayaharap sudah selesai akhir Januari, sehingga akad kredit dapat dilakukan kembali.Saat ini sedang diurus masa PKO baru."

    Untuk PKO baru itu bakal ada penyesuaian suku bunga kredit. Menurut Hartoyo,tren suku bunga saat ini cenderung turun.

    Suku bunga FLPP saat ini berkisar antara 8,15%-8,5%. Kemenpera berharap sukubunga untuk PKO baru dapat mencapai 5%-6%.

    Masa tenor pembayaran FLPP dalam PKO yang baru sama seperti PKO terdahuluyakni 15 tahun. Namun, komposisi antara dana dari pemerintah dan perbankan

    mengalami perubahan menjadi 50%-50%. Sebelumnya, dana dari komposisi antarapemerintah dan perbankan adalah 60%-40%.(MI/DNI)

    http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/01/13/78417/Kemenpera-Tunda-

    Penyaluran-FLPP/6

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    21/22

    16 Januari 2012 | 21:41 wib

    Rusunawa Mangkrak, Komisi II Akan Temui KemenperaShareSUKOHARJO, suaramerdeka.com - Komisi II DPRD Sukoharjo akan menemui KementrianPerumahan Rakyat (Kemenpera) terkait mangkraknya Rusunawa. Sebab sejak selesaidibangun tahun 2008 silam, tidak ada penyerahan pengelolaan dari pusat ke PemkabSukoharjo.Akibatnya pengelolaan tidak bisa dilakukan oleh Pemkab. "Bagaimana mau mengelola kalaustatus tidak jelas. Untuk menganggarkan saja sulit dilakukan karena status masih asetpusat," ujar Ketua Komisi II Hasman Budiadi.Karena itu dalam waktu dekat pihaknya akan segera ke Jakarta untuk kepastiannya. Sebabdari enam blok yang ada, empat blok kosong tidak berpenghuni. Ironisnya kondisinya saatini sangat parah karena tidak dirawat. Bahkan fasilitas air dan listrik rusak serta hilangkarena dicuri. Kabid Aset DPPKAD Setda Sukoharjo Haryadi Sujatmoko mengaku, pihaknyamemangkesulitan untuk mengelola rusunawa."Kami sudah pernah mengirimkan surat ke pusat terkait dengan status ini. Tetapi sampaisaat ini tidak ada jawaban," ujarnya. Karena itu pihaknya mendukung jika komisi II DPRDakan ke Jakarta menanyakan hal tersebut.

    ( Heru Susilo / CN34 / JBSM )

    http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/16/106973/Rusunawa-

    Mangkrak-Komisi-II-Akan-Temui-Kemenpera

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat Online, 17 Januari 2012

    22/22