kista radikular pada mandibula ( laporan kasus )

21
KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus ) drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA

( Laporan Kasus )

drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas

hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami

bisa menyelesaikan laporan kasus mengenai “ Kista Radikular Pada Mandibula ” dengan

lancar dan tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan makalah ini agar kita dapat

mengetahui dan memahami mengenai diagnosis dan penatalaksanaan kista radikular.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada rekan-rekan dosen yang membantu memberikan masukan dalam pembuatan

makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya, serta saya

selalu mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah yang saya susun.

Terima kasih

Denpasar, 14 Juni 2017

Penyusun

drg. L. Cinthia H, Sp. Ort

Page 3: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………iii

ABSTRAK ........................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

BAB II LAPORAN KASUS………………………………………………………………2

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………….5

BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...16

Page 4: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran ekstraoral sebelum perawatan……………………………………............2

Gambar 2. Pre-operative OPG …………………………………………………………………2

Gambar 3. Spesimen dari kista yang terenuklesi………………………………………………..3

Gambar 4. Gambaran intraoral setelah 1 bulan paska perawatan.......... .. ................. ........ ..4

Gambar 5. Gambaran klinis kista radikuler …………………………………………………….6

Gambar 6. Gambaran radiografi OPG kista radikuler ............................................................... ..7

Gambar 7. Apicoectomy ............................................................................................................ ..7

Gambar 8. Enukleasi .................................................................................................................. ..8

Gambar 9. Marsupiliasi ............................................................................................................... ..8

Gambar 10. Gambaran radiografi periapikal granuloma ............................................................. ..9

Gambar 11. Gambaran radiografi periapical scar ......................................................................... .10

Gambar 12. Gambaran radiografi surgical defect ......................................................................... .11

Gambar 13. Gambaran radiografi keratocystic odontogenic tumor .............................................. .11

Gambar 14. Gambaran radiografi kista radikuler dengan radiografi periapikal ........................... .12

Gambar 15. Gambaran radiografi kista radikuler dengan radiografi OPG ................................... .13

Page 5: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

iv

ABSTRAK

Kista radikuler merupakan kista yang sering ditemukan pada anterior maksila dan sulit

dideteksi ketika awal perkembangan. Kista ini terletak pada bagian apikal gigi (kista

peripapikal), permukaan lateral akar (kista radikular lateral), dan sisa-sisa pada rahang yang tidak

terambil pada saat dilakukan pencabutan gigi (kista residual). Kelainan ini termasuk dalam kista

inflamasi karena disebabkan oleh pulpa nekrosis akibat karies, disertai dengan inflamasi pada

periapikal. Penyakit ini bersifat asimptomatik dengan laju perkembangan penyakit yang lambat.

Jika terkena infeksi maka akan terjadi pembengkakan yang besar. Sulit untuk membedakan kista

radikuler dari lesi periodontitis periapikal kronis sehingga perlu dilakukan pemeriksaan

radiografi terlebih dahulu. Laporan kasus ini menyajikan kasus kista radikuler bilateral pada

molar pertama rahang bawah pada pasien umur 19 tahun. Pada pemeriksaan Orthopantomograph

( OPG ) menunjukkan adanya radiolusen unilocular yang besar dengan batas yang jelas pada

daerah periapikal gigi molar pertama di sisi kiri yang membentang dari akar premolar kedua ke

akar mesial molar kedua. Sedangkan pada sisi kanan rahang bawah terlihat radiolusen unilocular

dengan batas yang jelas. Beberapa kemungkinan perawatan yang dapat dilakukan untuk

penatalaksanaan kista radikuler, antara lain bedah endodontik, ekstraksi gigi, enukleasi dengan

penutupan primer serta marsupialisasi yang disertai dengan enukleasi. Penatalaksanaan pasien

pada kasus ini adalah enukleasi kantung kista dan dilanjutkan dengan rehabilitasi pada daerah

tersebut.

Kata kunci : Kista radikular, mandibula

Page 6: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kista odontogenik dan non-odontogenik pada rahang dapat menunjukan adanya gejala

biologis yang terjadi secara cepat dan terkadang susah untuk didiagnosa. Kista radikular

merupakan kumpulan inflamasi kista yang berkembang dari deposit jaringan epitel pada

ruang periodontal berlanjut dengan nekrosis pulpa. Lesi yang berukuran kecil sulit dideteksi

secara klinis namun biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada radiografi. Meskipun

kista radikular termasuk penyakit yang paling sering ditemukan dalam rongga mulut tetapi

kasus kista radikular mandibular bilateral merupakan kasus yang jarang ditemukan Tingkat

kejadiannya merupakan yang tertinggi selama 3 dekade dan didominasi oleh laki-laki. Secara

anatomis, kista periapikal yang terjadi pada seluruh gigi berhubungan dengan posisi rahang,

namun lebih sering terjadi pada maksila dibandingkan mandibula[2,3,6].

Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan secara komprehensif sebuah kasus

yang paling sering ditemui oleh dokter gigi yaitu kista radikular, menekankan gambaran

klinis, diagnosa banding, penatalaksanaan, dan pentingnya kerjasama antar dokter gigi

spesialis.

Page 7: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

2

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki 19 tahun datang ke Poli Bedah Mulut RSUP Sanglah dengan

keluhan utama pembengkakan ringan pada daerah mandibula sebelah kiri selama 6 bulan

terakhir. Pasien telah berkonsultasi pada dokter gigi swasta dengan keluhan yang sama 3

bulan terakhir dan telah diberi antibiotik selama 5 hari tetapi pembengkakan tidak mengecil.

Setelah itu, pasien di panggil kembali oleh dokter gigi untuk dilakukan ekstraksi pada gigi

yang mengalami kelaina namun pasien menolak. Pasien tidak memiliki keluhan lain terkait

dengan Kulit pada daerah pembengkakan tampak normal. Pada palpasi, terasa keras, dengan

pelebaran buccal cortical plate and egg shell crackling. Pemeriksaan intra oral tampak

pembengkakan pada buccal vestibulum dengan ukuran 2 cm × 2 cm akibat adanya sisa akar

molar pertama kiri mandibula (Gambar 1).

Gambar 1. Gambaran ekstraoral sebelum perawatan

Gambar 2. Pre-operatif OPG

Page 8: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

3

Pemeriksaan radiografi periapikal menunjukan radiolusen yang jelas pada sisa akar

molar pertama kiri mandibula. Pada OPG tampak adanya satu bulatan radiolusen besar

dengan batas yang jelas pada daerah periapikal molar pertama sisi kiri membentang dari

akar premolar kedua sampai ke akar mesial molar kedua (Gambar 2). Hal serupa, juga

ditemukan di sisi kanan mandibula akibat sisa akar molar pertama yang berukuran 1 cm x 1

cm. Cairan berwarna yang ditemukkan dikirim untuk pemeriksaan sitologi. Atas dasar klinis,

temuan radiografis dan laporan fine-needle aspiration cytology (FNAC), diagnosis sementara

yang diperoleh yaitu telah terbentuk kista radikuler bilateral pada mandibula. Direncanakan

akan dilakukan enukleasi kista bilateral dan sekaligus ekstraksi pada sisa akar dengan

anastesi umum. Perawatan endodontik dilakukan pada gigi – gigi molar kedua, premolar

kedua mandibula sebelah kiri serta premolar kedua sebelah kanan.

Insisi sulkus diawali dari aspek distal premolar pertama sampai pada distal gigi molar

kedua dengan melakukan insisi pada kedua sisi dan membesarkan trapezoidal mucoperiosteal

flap diikuti dengan ekstraksi sisa akar dan kemudian mengenukleasi kista secara bilateral.

Apicoectomy disertai perawatan endodontik gigi (kedua premolar dua dan akar mesial molar

kedua sebelah kiri) dilakukan sebelum penutupan flap. Spesimen jaringan dikirim untuk

pemeriksaan histopatologi, pembedahan eksisi pada lesi dilakukan dari sisi kiri sekitar

sekitar 2 cm × 2 cm dan sisi kanan adalah 1 cm x 1 cm (Gambar 3). Pemeriksaan

histopatologi dari spesimen bedah menunjukkan non-keratin berlapis dengan lapisan epitel

skuamosa dengan infiltrasi dari sel inflamasi, dilaporkan sebagai kista radikular. Pasien

datang kembali untuk kontrol setelah 2 minggu dan 1 bulan kemudian ( Gambar 4 ).

Gambar 3. Spesimen dari kista yang terenuklesi

Page 9: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

4

Gambar 4. Gambaran intraoral setelah 1 bulan pasca perawatan

Page 10: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

5

BAB III

PEMBAHASAN

Kista radikuler adalah suatu kavitas tertutup atau kantung patologis pada ujung akar

gigi (periapikal), berisi massa setengah padat atau cairan yang dilapisi oleh jaringan epitel[1].

Kista ini diklasifikan ke dalam inflammatory odontogenic cyst, yaitu kista yang timbul

sebagai akibat dari proses peradangan atau inflamasi pulpa gigi yang tidak dirawat sampai

menyebabkan inflamasi hingga pulpa mengalami kematian atau menjadi nekrosis[2,4]. Selain

karies, penyebab lainnya adalah trauma benturan, pukulan keras, terjatuh, sehingga

menyebabkan gigi menjadi nekrosis, atau dapat juga disebabkan karena gigi pernah

mendapatkan perawatan restorasi yang tidak tepat[3].

Kasus penyakit ini lebih sering diemukan pada gigi permanen dan dapat terjadi pada

usia berapa pun, dan lebih sering pada laki-laki antara umur 30 sampai 50 tahun. Berdasarkan

perhitungan pasien dengan kista rahang dari semua kelompok usia, kista radikuler merupakan

kista odontogenik yang paling umum terjadi pada rahang, dengan persentase kejadian sekitar

52%-68% dari semua kista rahang yang ada. Kasus kista ini juga dapat terjadi pada gigi

sulung namun dengan presentase kejadian yang sangat kecil, yaitu < 1% dari seluruh kejadian

kista radikuler yang ada[2,3]. Kista ini dapat terjadi di daerah periapikal dari gigi regio

manapun, namun dilaporkan lebih sering terjadi pada gigi anterior maksila, sementara pada

mandibula lebih sering terjadi pada regio premolar[2].

Patogenesis penyakit ini mencakup tiga fase, yaitu fase inisiasi, fase pembentukan kista,

dan fase pembesaran. Dimulai dari produk dari pulpa nekrosis yang keluar ke jaringan

periapikal, menginduksi terjadinya respon inflamasi. Pertahanan tubuh pertama dari nekrosis

pulpa ini adalah pembentukan granuloma sebagai respon inflamasi tersebut.. Kemudian sisa-

sisa epitel malassez yang terjerat dalam granuloma distimulasi untuk berproliferasi secara

ekstensif. Epitel malassez merupakan bagian dari selubung hertwig akar yang tidak aktif yang

berada dekat dengan ligamen periodontal. Massa sel-sel epitel ini berkembang terus menerus

membentuk dinding kista sehingga bagian tengah semakin jauh atau terhalang untuk

mendapatkan suplai darah dan nutrisi. Hal ini menyebabkan defisiensi nutrisi yang

mengakibatkan bagian tersebut mati dan terjadilah akumulasi cairan. Kemudian terjadi

pembesaran kista. Berdasarkan studi, terbukti bahwa tekanan osmosis memiliki peranan

dalam peningkatan ukuran kista. Adanya jaringan nekrotik, eksudat plasma protein, dan asam

hialuronat dalam rongga atau bagian tengah kista mengakibatkan tekanan osmosis cairan

Page 11: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

6

kista lebih tinggi dibandingkan cairan jaringan sekitarnya, sehingga akan menarik cairan

disekitarnya masuk ke dalam ronga kista dan menyebabkan ukuran kista membesar[2,3,4].

Pelebaran tulang korteks tulang membutuhkan proses yang lama dan juga tidak

menimbulkan rasa sakit, oleh karena itu lesi ini dapat ditentukan secara tidak terduga dalam

radiografi periapikal seperti dalam kasus ini. Ciri khas dari kista radikuler adalah adanya gigi

dengan keadaan pulpa yang non vital, dan terkadang disertai sinus yang muncul dari ruang

kista. Kista ini dapat terjadi pada bagian periapikal dari setiap gigi, tetapi jarang terlihat pada

periode gigi desidui. Beberapa penelitian populasi di Inggris dan Afrika Selatan menunjukkan

bahwa kista radikuler biasanya terjadi pada dekade ketiga dan kelima masa hidup, lebih

sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan lebih sering terjadi pada bagian

anterior rahang atas. Pada kasus ini terjadi pada rahang bawah dan bilateral[2,4]..

Kista radikuler hampir semuanya dilapisi oleh epitel pipih berlapis tidak berkeratin.

Lapisannya mungkin berselang 1 hingga 50 lapisan sel. Namun, jumlah lapisan yang lebih

sering ditemukan antara 6 hingga 20 lapisan sel. Lapisan epitelnya berkembang dengan pesat

disertai dengan inflamasi yang parah atau berkembang lambat dengan tanda tertentu. Sel

inflamasi yang sebagian besar terdiri dari leukosit polimorfonuklear berpenetrasi ke dalam

lapisan epitel yang berkembang pesat, sedangkan kapsul fibrosa dipenetrasi oleh sel yang

terinflamasi. Kista radikuler sangat jarang ditemukan pada keadaan simetris bilateral, seperti

dalam kasus ini. Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menangani kista

radikuler, seperti bedah endodontik, ekstraksi gigi penyebab, enukleasi serta marsupialisasi

yang dibayangi enukleasi. Pada kasus ini digunakan perawatan enukleasi bedah untuk

menangani kedua kista radikuler. Insisi dilakukan dari aspek distal premolar pertama hingga

aspek distal molar kedua dengan insisi berbentuk trapezoid, dilanjutkan dengan ekstraksi sisa

akar, dan kemudian kista dienukleasi secara bilateral. Apikoektomi dilakukan pada gigi yang

dirawat endodontik (gigi premolar kedua kanan dan kiri serta akar mesial molar kedua kiri)

sebelum flap-nya ditutup[4,5]..

Sebagian besar, lesi kista radikuler tidak terdeteksi secara klinis karena lesi kista

umumnya kecil, tumbuh lambat, tanpa gejala (asimptomatis), tidak terasa nyeri, dan tidak

menimbulkan pembesaran tulang rahang yang bermakna, sehinga keberadaannya tidak

disadari oleh pasien dan umumnya lesi lebih sering ditemukan secara tidak sengaja pada

survei radiografi dibandingkan secara klinis dalam rongga mulut ( Gambar 5). Namun apabila

lesi kista ini berkembang cukup besar, biasanya akan terlihat secara nyata dalam rongga

mulut berupa benjolan pada gingiva dengan permukaan yang licin, warna sama dengan

Page 12: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

7

permukaan disekitarnya atau kebiruan, dan apabila dipalpasi benjolan tersebut akan ikut

bergerak atau dikenal dengan fenomena pingpong[3].

Gambar radiografi dari kista radikuler adalah radiolusen berbentuk bulat atau oval

pada area periapikal gigi dengan batas yang jelas berwarna putih opak dan dalam ukuran

yang bervariasi. Lesi lainnya, seperti granuloma dan neoplasma juga menampilkan gambaran

radiografi periapikal serupa. Oleh karena itu, radiolusen periapikal yang berbatas jelas tidak

dapat secara otomatis dianggap sebagai kista. Beberapa studi menyebutkan bahwa granuloma

dan kista dapat dibedakan berdasarkan ukuran dalam radiografi, granuloma umumnya

berdiameter < 0,5 cm sementara kista umumnya berdiameter > 0,5 cm. Namun studi lain

telah menunjukkan bahwa tidak mungkin mengandalkan ukuran radiografi dari radiolusen

periapikal untuk menetapkan diagnosis baik antara granuloma atau kista, kecuali diameter

lesi lebih besar dari 2 cm, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah kista[1,3,6].(Gambar 6 )

Gambar 5. Gambaran klinis kista radikuler.

Gambar 6. Gambaran radiografi OPG kista radikuler.

Page 13: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

8

Penatalaksanaan kista radikuler dibedakan berdasarkan dari ukuran kista, yaitu:

a. Pada kista radikuler yang berukuran kecil perawatan yang bisa dilakukan adalah

perawatan saluran akar dengan apicoectomy atau pemotongan 1/3 apikal gigi pada

gigi yang mengalami kista (Gambar 7) [3,4,5]..

Gambar 7. Apicoectomy

b. Kista radikuler yang berukuran sedang dapat dilakukan perawatan enukleasi atau

pengangkatan seluruh jaringan kista tanpa adanya rupture pada kista. Thin-bladed

kuret digunakan pada perawatan ini untuk cleaving connective tissue layer pada

dinding kista dari rongga tulang sehingga kista dapat terangkat dan dikeluarkan

dari tulang[3,4,5]..

Gambar 8. Enukleasi

c. Pada kista radikuler yang berukuran besar dapat dilakukan perawatan marsupiliasi.

Perawatan marsupiliasi adalah membuat suatu surgical window pada dinding kista,

Page 14: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

9

membuang isi kista, dan mempertahankan kontinuitas antara kista dan rongga

mulut, sinus maksilaris, dan rongga nasal. Jika kerusakan tulang sudah luas dan

tipis karena kista, insisi bisa diperluas ke tulang melalui rongga kista. Kemudian

osseus window dihilangkan secara hati-hati dengan bur dan rongeurs. Selanjutnya

kista dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan visual pada lapisan residual dari

kista. Setelah memastikan lapisan residual pada kista maka lakukan irigasi pada

kista untuk menghilangkan residual fragmen atau debris [3,4,5].

Gambar 9. Marsupiliasi

Terdapat beberapa kondisi yang merupakan diagnosa banding dari kista radikular,

antara lain :

a. Periapical granuloma

Periapical granuloma adalah massa yang mengalami radang kronis pada

jaringan ikat imatur yang berkembang pada bagian apeks gigi non vital yang

bereaksi terhadap racun yang berasal dari saluran pulpa[5]..

Tampilan radiografi :

Perubahan periapikal awal pada ligamen periodontal menunjukan adanya

penebalan ligamen di bagian apeks akar. Proliferasi jaringan granulasi dan

resorpsi tulang berlanjut, periapical granuloma terlihat sebagai area radiolusen

ukuran variabel yang tampaknya melekat pada apeks akar. Pada beberapa kasus,

gambaran radiolusen ini berbatas jelas dengan tulang sekitarnya dan garis

radiopak tipis yang menunjukan zona tulang sklerotik biasanya terlihat

membentuk outline dari lesi. Hal ini mengindikasikan bahwa lesi periapikal

adalah lesi berprogresif lambat[6]..

Page 15: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

10

Pada kasus lain, tampilan radiografi dari tepi granuloma mengalami difus

daerah radiolusen dengan tulang disekitarnya. Perbedaan ini disebabkan karena

adanya perbedaan dalam aktivitas selular disekitar tepi lesi[6].

Gambar 10. Gambaran radiografi periapikal granuloma

b. Periapical scar

Periapical scar adalah gabungan dari jaringan fibrosa padat yang terletak

pada periapex gigi yang sudah tidak berisi jaringan pulpa dan biasanya sudah

dilakukan pengisian saluran akar yang ditunjukan oleh adanya granuloma, kista,

atau abses yang telah diobati, penghentian formasi jaringan parut yang memadat

lebih tinggi dibandingkan dengan kerusakan pada tulang[5].

Gambaran radiologi dari penyakit ini adalah radiolusen tidak beraturan

berbatas jelas yang menyerupai periapical granuloma dan kista. Hal ini sering

lebih kecil dari dua entitas. Gigi dan gambaran radiolusen asimptomatik jika

diamati selama periode waktu, gigi tetap konstan dalam ukuran atau mungkin

ukurannya sedikit berkurang. Jika setelah perawatan saluran akar radiolusen tidak

mengecil, maka gambaran radiolusen dapat diasumsikan sebagai periapical scar[7].

Gambar 11. Gambaran radiografi periapical scar

Page 16: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

11

c. Surgical defect

Surgical bone defect merupakan daerah yang gagal saat pengisian struktur

tulang setelah operasi. Hal ini sering terlihat pada bagian periapikal setelah

prosedur reseksi akar terutama ketika kedua plate labial / bukal dan lingual /

palatal telah dihilangkan atau dihancurkan[5,6]..

Gambaran radiolusen periapikal yang dihasilkan oleh surgical bone defect

berbentuk bulat. berkontur halus dan memiliki perbatasan tepi yang baik.

Bayangan radiolusen dapat diproyeksikan langsung di atas apeks atau beberapa

milimeter di luar apeks akar yang direseksi dari gigi endodontik. Biasanya, hal ini

akan dapat diselesaikan dengan ukuran tertentu dan kemudian tetap konstan. Gigi

dan daerah periapikal akan benar-benar tanpa gejala. Sebuah pemeriksaan klinis

dengan hati-hati dapat menentukan mucosal scar dari operasi sebelumnya. Jika

kerusakan cukup besar, surgical defect bone dapat dideteksi dengan palpasi[7].

Gambar 12. Gambaran radiografi surgical defect

d. Keratocystic Odontogenic Tumor ( KOT )

KOT merupakan tumor jinak yang tidak menunjukan gejala, namun jika

timbul dengan radang maka akan menyebabkan rasa sakit dan bengkak. KOT

biasanya lebih sering terjadi pada rahang bawah dibandingkan dengan rahang

atas. KOT mudah mengalami kekambuhan setelah perawatan, dan biasanya juga

dapat mendorong gigi dan tulang kortikal di sekitarnya[5,6]..

Terlihat gambaran radiolusen menyerupai kista dengan dinding yang

bersepta, berbentuk bulat, atau melengkung mengikuti bentuk rahang dengan

ekspansi kearah mediolateral. Pada beberapa kasus KOT biasanya meresorpsi

tulang kortikal, dan gigi disekitarnya[7]..

Page 17: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

12

Gambar 13. Gambaran radiografi Keratocystic Odontogenic Tumor

Terdapat beberapa pemeriksaan radiografi yang biasa digunakan untuk mendeteksi

adanya kista radicular, antara lain :

a. Periapikal

Radiografi periapikal mencatat hasil gambar dari garis, posisi, dan tingkat

mesiodistal dari gigi dan jaringan sekitarnya. Dalam radiografi periapikal, penting

untuk mendapatkan panjang penuh gigi dan setidaknya 2 mm dari tulang periapikal.

Ukuran film yang paling umum digunakan adalah film no. 2 radiografi periapikal

dapat digunakan untuk pasien anak atau orang dewasa[8].

Keuntungan dari pengambilan gambar radiografi periapikal antara lain:

1. Memperlihatkan gambaran mahkota gigi hingga apikal,

2. Memiliki detail gambar yang sangat jelas mengenai jaringan tulang,

jaringan ikat periodontal, jaringan keras gigi (enamel, dentin,

sementum), jika ada karies gigi, kelainan pada daerah apikal gigi dan

benih gigi[9].

Kerugian dari pengambilan radiografi secara periapikal:

1. Kerugiannya yaitu jika kurang menguasai teknik pengambilannya

maka akan menimbulkan distorsi pada gambar

2. Tidak dapat melihat kista yang sudah meluas karena ukuran film

periapikal yang kecil, 2x3 cm dan 3x4 cm[9].

Page 18: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

13

Gambar 14. Gambaran radiografi periapikal kista radikuler

b. Orthopantomograph / Panoramik

Radiografi panoramik adalah prosedur radiografi yang menghasilkan gambar

tomografi tunggal dari struktur wajah termasuk kedua lengkung rahang atas dan

rahang bawah serta struktur pendukungnya.

Keuntungan dari pengambilan gambar radiografi panoramik antara lain:

1. Radiografi panoramik biasanya digunakan pada kasus yang luas

2. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan gambar radiografi

lebih singkat dibandingkan dengan radiografi intraoral seperti

periapikal.

3. Dosis radiasi yang rendah

4. Ideal bagi pasien yang tidak bisa membuka mulut (trismus) dan

bagi pasien yang memiliki reflek muntah tinggi [10,11,12].

Kerugian dari pengambilan radiografi secara periapikal:

1. Detail gambar yang kurang pada daerah periapikal dan periodontal

2. Gambar yang overlap/tumpang tindih, sering terjadi superimposisi

dari tulang belakang yang terlihat pada bagian anterior dari

panoramik[10,11,12].

Page 19: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

14

Gambar 15. Gambaran radiografi kista radikuler dengan radiografi OPG

Page 20: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

15

BAB IV

KESIMPULAN

Kista radikuler adalah penyakit yang sering ditemukan dalam rongga mulut, bersifat

asimptomatik saat masih kecil dan sering kali terdiagnosis secara tidak sengaja pada saat

pemeriksaan radiografi. Pada kasus ini membahas adanya kista radikuler simetris bilateral

yang jarang terjadi dan menunjukan pentingnya melakukan pemeriksaan radiografi sebelum

melakukan proses pencabutan gigi.

Pada laporan kasus ini, lebih baik menggunakan radiografi panoramik karena lesi kista

radikuler berukuran cukup besar pada gigi regio molar mandibula kiri dan terjadi secara

bilateral, sehingga melalui gambaran radiografi, akan terlihat gambaran dan posisi kista

radikuler secara keseluruhan. Penatalaksanaan yang dipilih adalah enukleasi karena ukuran

kista sedang dan dilanjutkan dengan perawatan apikoektomi dan endodontik pada gigi di

sebelahnya.

Page 21: KISTA RADIKULAR PADA MANDIBULA ( Laporan Kasus )

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Bakar A. Kedokteran Gigi Klinis. 2nd ed. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media;

2015. 38.

2. Kolokythas A, Miloro M. Pediatric Oral and Maxillofacial Pathology. Vol 28.

Philadelphia: Elsevier; 2016. 23.

3. Rajendran, Sivapathasundharam. Shafer’s Textbook of Oral Pathology. 7thed. New

Delhi: Elsevier; 2012. 237.

4. Slootweg PJ. Dental Pathology: A Practical Introduction. 2nded. New York:

Springer; 2013. 100.

5. Rajendran R., B.Sivapathasundharam. Shafer’s Textbook of Oral Pathology. 7th

ed.Belanda : Elsevier. 2012. 492 p.

6. Chandra satish, Girish Chandra. Oral Medicine. New delhi : Jaypee Brothers

Publishers. 2008. 42 p.

7. Pillai Kamala G. Oral & Maxillary Radioglogy : Basic Principles and Interpretation.

United Stated : JP Medical Ltd. 2015. 285 p.

8. Langland Olaf E., Langlais Robert P., Preece John W., Principles of Dental Imaging.

United Stated : Lippincott Williams & Wilkins. 2002. 86 p.

9. White SC & Pharoah. Oral Radiology 5th ed. Mosby. St Louis. 2000

10. Karjodkar Freny R. Textbook of Dental and Maxillofacial Radiology.New Delhi :

Jaypee Brother Medical Publisher. 2006. 206 p.

11. Frommer HH, Savage JJS. Radiology for Dental Proffesional. United States: Elsevier.

2011. 234-250 p.

12. Ghom AG. Textbook of Oral Radiology. India: Elsevier. 2008. 283-285 p.