kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Disusun Oleh : DWI UTAMI NORMA WIJAYA D 0107044 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duongnhu

Post on 13-Jan-2017

225 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN

KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM

PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN

BERMOTOR

Disusun Oleh :

DWI UTAMI NORMA WIJAYA

D 0107044

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Hj. Lestarinigsih, M.Si

Nip . 195310091980032003

Page 3: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. H. Marsudi, M.Si (…………….) NIP. 195508231983031001 Ketua

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos.M.Si (…………….) NIP. 197505052008011033 Sekretaris

3. Dra. Hj. Lestariningih, M.Si. (……………..) NIP. 195310091980032003 Penguji

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN., SU

NIP. 195301281981031001

Page 4: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangatlah berat, kecuali

bagi orang yang khusyu (Q.S. Al Baqarah : 45)

Tiada yang mustahil dari perjuangan, kesabaran, dan doa. Kita hanya memerlukan napas panjang dan inovasi tiada

henti untuk mengarahkan perahu kehidupan pada pelabuhan harapan

(Anne Avantie)

Sikap menunda-nunda adalah satu dari penyakit yang paling umum dan mematikan, dan itu membuat jalan kepada

kesuksesan dan kebahagiaan menjadi berat. (Wayne Gretzky)

Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada

keindahan mimpi-mimpi mereka (Eleanor Roosevelt)

Kerjakanlah sesuatu yang membawa berkah untukmu dan

untuk orang-orang yang kamu sayangi (Penulis)

Page 5: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,

karya sederhana ini penulis persembahkan

kepada:

Ayah Ibuku tercinta yang telah memberi kasih sayang,

doa, nasihat, dan dukungan yang tak henti-hentinya

untukku;

Mas Eko dan Mbak Pipit yang telah berusaha

memberikan yang terbaik buatku;

Keponakanku tersayang Yuris Gahara Aulia Hartanto

dan Lais Arsalan Farzana Hartanto,,,Love u aLL

Special thank’s to Rokki Harris atas cinta dan kasih

sayang selama ini, yang selalu setia menemaniku dan

menjadi semangatku dalam menggapai masa depanku;,

******you are my everything******

Page 6: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor” ini merupakan tugas akhir penulis

dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana sosial Universitas Sebelas Maret .

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam

menyelesaikan dan penyusunan skripsi ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima pemikiran

serta dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus

kepada:

1. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si. selaku pembimbing, yang senantiasa memberi

bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

2. Drs. Suharsono, M.S selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas

bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Drs. H. Supriyadi SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

5. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan

pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.

6. Bapak Drs. Rusmanto, S.H selaku Kepala Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian

dalam rangka penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Herry Febrianto selaku Kepala Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor

dan segenap pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor yang telah

memberikan bantuan, informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi

kelancaran skripsi ini.

8. Masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang banyak memberikan informasi

dalam penyusunan skripsi ini.

9. Keluarga besarku, ayah, ibu, dan kakakku yang telah memberikan doa,

semangat, dan nasihat.

10. Rokki Harris, yang selalu setia menemaniku dan menjadi semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku Fariza, Ria, Lisa, Yunita, Amel, dan Kiki terima kasih

kalian telah memberikan warna yang berbeda buat hari-hariku selama ini.

Page 8: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Teman-teman AN’07, Ike, Lusi, Ripi, Titi, Wulan, Wiji, Farah, Intan, Mpep,

Yoga, Adit, Candra, Ipunk, dan semua teman-temanku yang tidak bisa

kusebutkan satu per satu terima kasih atas kebersamaan yang solid selama ini.

13. Penghuni “wisma putri nita” Dewi, Dita, Peni, Ria, Like, Desti, Nadya, dan

teman-teman kos lainnya terima kasih atas kehangatan kita selama ini.

14. Anak-anak “wisma ganteng” Danil, Bang Angga, Rama, Mas Henry, Galih,

dan Agung, terima kasih kalian selalu ada saat aku butuh.

15. Para guru dan dosen, yang telah membimbing dari TK sampai Universitas

terima kasih atas ilmu dan pengabdian yang kalian berikan.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril, spiritual, maupun

pengetahuan kepada penulis pada saat kuliah maupun pada saat penulisan skripsi

ini.

Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua kalangan.

Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 9: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiii

ABSTRAK .......................................................................................... xiv

ABSTRACT …………………………………………………………. . xv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………. 16

C. Tujuan Penelitian………………………………………… …. 16

D. Manfaat Penelitian………………………………………….... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 18

A. KINERJA …………………………………………………… 18

1. Pengertian Kinerja………………………………………… 18

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ……………… 20

3. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja ………………………… 25

Page 10: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

B. RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR …… 42

1. Peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada

APBD……………………………………………………… 42

2. Keuangan Daerah ………………………………………….. 44

3. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ……………………….. 45

4. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ………………… 46

C. KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN

KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM

PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN

BERMOTOR………………………………………………….. 50

D. KERANGKA BERPIKIR …………………………………….. 56

BAB III METODE PENELITIAN…………………………….............. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 68

A. DISKRIPSI LOKASI …………………………………………. 68

1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ………………. 68

2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ………………………… 69

B. PEMBAHASAN……………………………………………….. 82

1. Indikator Tangible ………………………………………….. 84

2. Indikator Responsivitas …………………………………….. 95

3. Indikator Responsibilitas …………………………………… 104

4. Indikator Akuntabilitas …………………………………….. 109

Page 11: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. FAKTOR YA NG MEMPENGARUHI KINERJA …………. .. 131

1. Faktor Internal… …………………………………………... 131

2. Faktor Eksternal…….. ……………………………………… 136

BAB IV PENUTUP ………..……………………………………………… 138

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 138

B. Saran ……………………………………………………………. 142

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel: Halaman Tabel I.1. Anggaran Pendapatan Asli Daerah kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008…………………………………....................... 7

Tabel 1.2. Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun

2009 ...................................................................................... 8

Tabel I.3. Realisasi Pendapatan Tahunan Retribusi Uji Kendaraan

Bermotor (Dalam Ribuan Rupiah) ....................................... 11

Tabel I.4. Penerimaan retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Tahun 2005-2009 ................................................................. 11

Tabel I.5. Potensi Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Tahun 2008 dan 2009................................................. .......... 13

Tabel IV.1. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaen Sujoharjo

Berdasarkan Status.……………………………………. 72

Tabel IV.2. Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Struktur Organisasi .......................................... 72

Tabel IV.3 Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………………... ..... 73

Tabel IV.4 Daftar Inventaris Pengujian Kendaraan Bermotor

Tahun 2010……………………………………................... 87

Tabel.IV.5 Pengukuran Kinerja Tahunan Tahun 2007…………….. ..... 91

Tabel IV.6 Pengukuran Kinerja Tahunan Tahun 2008…………… ....... 92

Tabel IV.7 Pengukuran Kinerja Tahunan Tahun 2009…………… ....... 93

Tabel IV.8 Perbandingan Anggaran Kegiatan Tahun 2009 Antara

yang Direncanakan dengan Kenyataan........................... ..... 114

Tabel IV.9. Matrik Hasil Penelitian Kinerja Dishubinfokom

Kab.Sukoharjo ………………………………………. ........ 129

Page 13: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar: Halaman

Gambar II.1. Bagan Kerangka Berfikir………………………….................. 59

Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi Dishubinfokom Kab. Sukoharjo...... 81

Gambar IV.2. Gambar Alur Pengujian Kendaraan Bermotor……………….. 125

Page 14: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Dwi Utami Norma Wijaya, D 0107044, “Kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Pengelolaan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyumbang PAD Kabupaten Sukoharjo sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar pendapatan dari retribusi ini bisa sesuai dengan target yang dianggarkan. Pada tahun 2008 dan 2009 pendapatan dari retribusi pengujian kendaraan bermotor tidak bisa menutup target yang telah dianggarkan. Tidak tecapainya target pada tahun tersebut dikarenakan tidak semua kendaraan wajib uji melakukan pengujian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk validitas datanya menggunakan teknik trianggulasi data dan analisa data yang digunakan adalah analisa model interaktif yaitu reduksi data, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor dikatakan sudah cukup baik namun masih terdapat beberapa kekurangan. Kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo diukur dari beberapa indicator, yaitu tangible, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Dari indicator tangible dan responsivitas Kinerja Dishubinfokom masih kurang maksimal, sedangkan dari indikator responsibilitas dan akuntabilitas kinerja Dishubinfokom sudah cukup baik. Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri dari sumber daya manusia penguji, sarana prasaranan kedinasan, dan kondisi lingkungan fisik. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor ekonomi, kesadaran pemilik kendaraan bermotor, dan banyaknya kendaraan yang pindah ke daerah lain atau mutasi.

Page 15: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT Dwi Utami Norma Wijaya, D 0107044, “The Performance of Transportation, Information and Communication Official at Sukoharjo Regency to Manage Retribution of Motor Vehicle Inspection”. Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta.

Retribution of Motor Vehicle Inspection is one of Sukoharjo Regency income sources. Retribution has a significant role to contribute PAD of Sukoharjo Regency, so it need to manage revenues from this retribution be in accordance with the budgeted target. In 2008 and 2009, income from retribution of testing motor vehicles does not reach targets that have been budgeted. Unreach the target in that year, becaused that not all compulsory vehicle test do the test.

This research aim to find out how the Performance of Transportation, Information and Communication Services at Sukoharjo Regency to Manager of Motor Vehicle Inspection Retribution was.

The study was descriptive qualitative. Methods of data collection were interviews, observation, and documentation. For data validity data, the researcher used triangulation techniques and data analysis was the analysis of thought that used an interactive model of data reduction, data collection, and conclusion

Based on research of the results, it was known that the performance of Transportation, Information, and Communication Official to Manage Retribution of Motor Vehicle Inspection was said to have quite good but there were still some disadvantages. The performance of Transportation, Information, and Communication Services at Sukoharjo Regency was measured from several indicators that were tangible, responsiveness, responsibility, and accountability. From tangible and responsiveness indicators, Dishubinfokom was still less than maximum, while from responsibility and accountability indicator, the performance of Dishubinfokom was good enough. In the testing of motor vehicles must not be separated from the factors that affect, both internal and external factors. Internal factors consists of the human resources, official infrastructure, and physical environments. Whereas external factors consists of economic factors, awareness of vehicle owners, and of vehicles that move to another area or mutation.

Page 16: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah telah memberikan makna tersendiri terhadap

penyelenggaraan otonomi daerah di masa yang akan datang bila

dibandingkan dengan penerapan asas desentralisasi dalam Undang –

Undang Nomor 22 Tahun 1999. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004, pemerintah daerah mempunyai hak yang lebih luas untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri baik berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian maupun evaluasi

yang didukung oleh pembagian, pengaturan dan pemanfaatan sumber daya

nasional serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

Penyelenggaraan otonomi daerah, tidak dapat lepas dari masalah

pembiayaan dan penganggaran sebagai ujung tombak tercapainya

pembangunan pemerintahan di daerah. Dalam hal ini adanya usaha untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan

daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

masyarakat, adalah langkah yang harus dilakukan oleh semua daerah.

Berdasarkan pada argumen di atas, maka Pemerintah Daerah (Pemda)

harus mempunyai sumber-sumber keuangan yang memadahi untuk

1

Page 17: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

membiayai otonominya. Kapasitas keuangan daerah akan sangat

menentukan kemampuan Pemda dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah agar

memungkinkan daerah dapat mengatur rumah tangganya sendiri untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagai

konsekwensi daerah agar dapat dapat membiayai rumah tangganya sendiri,

maka daerah diberi kewenangan untuk menggali sumber – sumber

pendapatan asli daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Dalam penjelasan umum Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, di jelaskan :

a) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab di perlukan kewenangan dan kemampuan menggali

sumber – sumber pendapatan asli daerah sendiri, yang didukung oleh

perimbangan keuangan, antara pemerintahan pusat dan daerah serta

antara Propinsi dan Kabupaten / Kota yang merupakan prasarat dalam

sistem Pemerintahan Daerah.

b) Dalam rangka menyelenggarakan Otonomi Daerah, kewenangan

keuangan yang melekat pada setiap kewenangan pemerintahan

menjadi kewenangan daerah. Penyelenggaran Otonomi Daerah

menuntut adanya kesiapan sumber daya dan sumber dana,

Page 18: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

responsibilitas serta akuntabilitas dari tiap – tiap daerah. Sejalan

dengan itu penyelenggaraan Pemerintah Daerah di dukung adanya

Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan

Daerah yang di sesuaikan dengan potensi dan kebutuhan daerah.

Menurut Pasal 157 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa sumber penerimaan keuangan

daerah adalah :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari :

1. Hasil Pajak Daerah

2. Hasil Retribusi Daerah

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.

4. Lain-lain PAD yang sah.

b. Dana Perimbangan

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Sumber-sumber penerimaan daerah dalam konteks otonomi dan

desentralisasi untuk saat ini masih didominasi oleh bantuan dan

sumbangan Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat, baik dalam bentuk

Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun dana

bagi hasil, sedangkan porsi PAD masih relatif kecil. Secara rata-rata

nasional, PAD hanya memberi kontribusi sekitar 12 – 15 persen dari total

penerimaan daerah, sedangkan yang 70 persen masih menggantungkan

sumbangan dana perimbangan dari pemerintah pusat. Kenyataan tersebut

Page 19: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menuntut Pemerintah Daerah agar dapat meningkatkan PAD sehingga

dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat.

PAD diprioritaskan untuk membiayai kegiatan operasi dan

pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat. Oleh

karenanya, penyediaan dana yang bersumber pada PAD seyogyanya harus

mempertimbangkan efisiensi, efektifitas dan hemat, sehingga tidak

menurunkan standard pelayanan kepada masyarakat. Salah satu

permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam menyusun dan

melaksanakan APBD adalah bagaimana meningkatkan pendapatan daerah

melalui Pajak dan Retribusi Daerah tanpa harus menambah beban

masyarakat.

Undang-undang yang memuat ketentuan tentang Pajak dan

Retribusi Daerah adalah Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam Pasal 26 Undang-undang Nomor 34

Tahun 2000, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pajak Daerah

adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada

daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah. Sedangkan pengertian dari Retribusi Daerah

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin

Page 20: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Pemerintah daerah diharapkan senantiasa meningkatkan PAD untuk

mengurangi ketergantungan pembiayaan dari pusat, sehingga dapat

meningkatkan otonomi dan keleluasaan daerah (local discretion). Langkah

penting yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan

penerimaan daerah adalah dengan menggali potensi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) riil yang dimiliki, terutama dari sektor pajak dan retribusi

sebagai komponen penyumbang PAD yang terbesar dengan cara

menerbitkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pendapatan. Namun

yang harus diingat bahwa dalam upaya meningkatkan PAD, daerah

dilarang :

a. Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang

menyebabkan ekonomi biaya tinggi ; dan

b. menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang

menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar

daerah dan kegiatan impor/ekspor.

Dengan demikian, daerah harus diberi kewenangan dan kemampuan

untuk menggali sumber-sumber keuangannya sendiri sehingga cukup

memadai untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, daerah otonomi harus

memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber

keuangan sendiri. Pengelolaan dan penggunaan keuangan sendiri tersebut

Page 21: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

harus cukup untuk memadai untuk pembiayaan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah. Namun pada saat ini, yang

terjadi di sebagian besar daerah, konstribusi yang disumbangkan oleh

PAD terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah belum memadai

dan relatif masih kurang.

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini mempunyai

peranan yang cukup besar dalam menyumbang PAD Kabupaten

Sukoharjo. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dikelola oleh Dinas

Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, namun

mulai akhir tahun 2008 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Kabupaten Sukoharjo Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan

Kebudayaaan diganti dengan Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi. Sehingga mulai akhir tahun 2008 retribusi pengujian

kendaraan bermotor dikelola oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo.

Sebagai gambaran bahwa pada tahun 2008 Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo dianggarkan sebesar Rp43.081.307.750,00. Angka

tersebut terdiri atas Pajak Daerah sebesar Rp14.749.035.600,00, Retribusi

Daerah sebesar Rp17.005.749.950,00, Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp2.583.670.000,00, dan Lain-Lain

Page 22: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp8.742.852.200,00. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel I.1 Anggaran Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008

NOMOR URUT

URAIAN JUMLAH

1.1 Pendapatan Asli Daerah 43,081,307,750 1.1.1 Pajak Daerah 14,749,035,600 1.1.2 Retribusi Daerah 17,005,749,950 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan 2,583,670,000

1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

8,742,852,200

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2008

Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa pada tahun 2008

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo dari sektor retribusi adalah

sebesar Rp17.005.749.950,00. Dari jumlah tersebut sebesar Rp

1.779.178.300,00 atau sebesar 10,46% dikelola oleh Dinas

Perhubungan,Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo.

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ditarget menyumbang PAD

sebesar Rp516.000.000,00 pada tahun 2008. Ini berarti Retribusi

Pengujian Kendaraan Bermotor dianggarkan menyumbang 1,20%

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo atau menyumbang 3,03%

Retribusi Daerah.

Sedangkan pada tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah dari sektor

retribusi yang dikelola oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ditarget sebesar Rp1.618.955.000,00.

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ditarget menyumbang

Rp480.000.000,00 atau sebesar 29,64% dari target retribusi. Untuk lebih

Page 23: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

jelasnya rincian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun

2009 yang dikelola oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :

TABEL I.2 Kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Tahun 2009.

No Uraian Target (Rp)

Persentase

(%)

Terhadap

PAD

(1) (2) (3) (4)

1 Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan

2.038.000 0,12

2 Retribusi Parkir di tepi

Jalan Umum

205.500.000 12,69

3 Retribusi Pengujian Kend.

Bermotor

480.000.000 29,64

4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 53,93

5 Retribusi Penyeberangan

di atas air

24.445.000 1,501

6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 1,11

7 Kue Iklan dan

Pengumuman

15.840.000 0,97

JUMLAH 1.618.955.000 99,97

Sumber: Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Retrbusi Pengujian

Kendaraan Bermotor ditargetkan menyumbang PAD sebesar 29,6% total

penerimaan daerah. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi pengelola, menerapkan

aturan-aturan dalam penarikan Retribusi khususnya retribusi Pengujian

Kendaraan Bermotor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Page 24: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sukoharjo Nomor 28 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 29 Tahun 2001 tentang Retribusi

Pengujian Kendaraan Bermotor.

Penerbitan Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah dari sektor retribusi sehingga pemerintah memiliki landasan

hukum yang pasti dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan

penarikan retribusi daerah.

Dalam pelaksanaan Perda Nomor 28 Tahun 2003 tentang retribusi

pengujian kendaraan bermotor ini tentunya tidak terlepas dari

permasalahan yang selalu timbul. Permasalahan-permasalahan tersebut

dilatarbelakangi oleh sistem dan prosedur, sarana dan prasarana yang ada,

sumber daya manusia dari personil, kesadaran dari pemilik kendaraan

untuk melakukan wajib uji, serta kondisi perekonomian yang selalu

berubah-ubah. (Sumber : LAKIP Dishubinfokom Kab.Sukoharjo tahun

2009).

Selain itu kendala yang sering dijumpai dalam proses pengujian

adalah ketika ada kendaraan yang diujikan dan secara teknis tidak

memenuhi syarat laik jalan, tetapi pemilik kendaraan ngotot minta agar

dinyatakan lulus uji. Tidak jarang petugas/penguji harus adu argumentasi

dengan para pemilik kendaraan tentang hal ini. Seperti disampaikan oleh

Bapak Budiyono, seorang penguji kendaraan di Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo :

Page 25: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

”Kami sering terpaksa harus adu argumentasi dengan pemilik kendaraan yang tidak lulus uji. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang kami lakukan adalah untuk keselamatan mereka sendiri. Kami tidak mungkin memberikan tanda pengesahan lulus uji bila memang ada bagian-bagian tertentu dari kendaraan tersebut yang secara teknis tidak laik jalan.” (wawancara tanggal 21 September 2010).

Fenomena di atas menunjukkan bahwa dalam proses pengujian,

pemerintah dihadapkan pada dua sisi kepentingan yang bertolak belakang.

Di satu sisi, pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo harus bisa meningkatkan

pendapatan dari retribusi pengujian kendaraan bermotor agar bisa

mencapai target yang telah ditetapkan serta tuntutan untuk memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat melalui prosedur yang mudah dan

praktis. Di sisi lain, petugas harus bersikap tegas dalam meningkatkan

proses pengujian kendaraan bermotor demi keselamatan pengguna

kendaraan dan penumpang umum, khususnya di wilayah Kabupaten

Sukoharjo.

Mengingat begitu besarnya kontribusi dari retribusi pengujian

bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukoharjo maka

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

sebagai instansi pengelola pengujian kendaraan bermotor harus

meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor sehingga hasil yang didapat dari pengujian kendaraan

bermotor ini bisa mencapai target pendapatan sesuai yang ditentukan.

Namun dalam dua tahun terakhir, yaitu tahun 2008 dan 2009 Dinas

Page 26: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

dihadapakan pada permasalahan yang sangat penting, yaitu pada dua tahun

terakhir tersebut pendapatan yang diperoleh dari retribusi pengujian

kendaraan bermotor tidak bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah

yang telah dianggarkan. Berikut adalah tabel realisasi pendapatan dari

sektor retribusi pengujian kendaraan bermotor selama lima tahun terakhir.

Tabel I.3. Realisasi Pendapatan Tahunan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor (Dalam Ribuan Rupiah)

TAHUN

RELISASI PENDAPATAN

RETRIBUSI DENDA TANDA

UJI

BUKU

UJI

REKOM JUMLAH

2005 283.143 64.743 49.970 43.072 1.950 442.878

2006 280.343 96.874 49.420 40.740 2.040 442.221

2007 274.004 84.315 48.785 41.280 1.800 450.184

2008 276.675 94.304 48.915 36.795 5.175 461.864

2009 269.678 101.087 47.740 24.795 5.010 448.310

Sumber : Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo tahun 2010

Dari realisasi pendapatan yang tertera pada tabel di atas di tahun

2008 dan tahun 2009 tidak bisa mencapai target yang telah dianggarkan.

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel I.4. PENERIMAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2005 – 2009

Tahun Target Retribusi

PKB dalam APBD( Rp)

Realisasi Pendapatan

Retribusi PKB (Rp)

Persentase Pencapaian

Taget APBD (%)

2005 375.000.000 442.878.500 118,1 2006 415.000.000 442.421.000 108,6 2007 430.0000.000 450.184.000 104,7 2008 516.000.000 461.864.000 89,5 2009 480.0000.000 448.310.000 93,3

Sumber : Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Thn 2010

Page 27: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pada tahun 2008 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ditarget

menyumbang PAD sebesar Rp516.000.000,00 namun pada realisasinya

hanya tercapai sebesar Rp461.000.000,00 atau hanya sekitar 89,5% dari

target yang telah ditatapkan. Sedangkan pada tahun 2009 retribusi

pengujian kendaraan bermotor ditarget menyumbang PAD sebesar

Rp480.000.000,00 namun pada realisasinya hanya tercapai sebesar

Rp448.310.000 atau sebesar 93,3% dari target yang telah ditetapkan.

Dengan demikian dalam hal retribusi pengujian kendaraan bermotor Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tidak

bisa menutup target sebesar 10,5% di tahun 2008 dan 6,7% di tahum 2009.

Tidak tertutupnya target dalam hal pengujian kendaraan bermotor di

tahun 2008 dan 2009 dikarenakan berkurangnya jumlah kendaraan wajib

uji yang melakukan pengujian. Hal ini disebabkan karena beberapa hal,

antara lain adalah rendahnya kesadaran dari pemilik kendaraan bermotor

untuk mengujikan kendaraannya dan banyaknya kendaraan bermotor yang

mutasi atau pindah ke luar kota.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan semakin pentingnya

kebutuhan akan transportasi hal ini seharusnya memberi dampak positif

terhadap retribusi pengujian kendaraan bermotor, karena dengan

banyaknya kendaraan bermotor maka jumlah kendaraan bermotor wajib

uji juga semakin banyak dan hal ini menjadi potensi yang sangat penting

dalam bertambahnya retribusi pengujian kendaraan bermotor. Namun pada

kenyataannya tidak semua kendaraan bermotor wajib uji melakukan

Page 28: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

proses pengujian. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab tidak

tercapainya target retribusi di tahun 2008 dan 2009. Berikut adalah potensi

yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo sebagai objek retribusi pengujian kendaraan

bermotor :

Tabel I. 5. Potensi Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Tahun 2008 dan 2009

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010

Dari data dalam tabel di atas sangat jelas bahwa pada tahun 2008

dan 2009 tidak semua kendaraan wajib uji melakukan proses pengujian,

hal ini disebabkan karena rendahnya kesadaran dari pemilik kendaraan

bermotor untuk melakukan pengujian. Sebagian besar pemilik kendaraan

bermotor yang tidak melakukan pengujian adalah mereka yang enggan

direpotkan dengan prosedur maupun persyaratan pengujian dan mereka

yang bertempat tinggal jauh dari lokasi pengujian. Karena masih

kurangnya sanksi yang tegas bagi yang tidak melakukan pengujian maka

Jenis Kendaraan

Tahun 2008 Tahun 2009

Wajib Uji

Yang melakukan pengujian

% Wajib

Uji

Yang melakukan pengujian

%

Umum 438 bus = 422 96,34 % 408 bus = 315

77,20%

Tidak umum

5291

-mobil barang = 2874 -truck = 1792 -mobil baru =201 Jumlah = 4667

88,20% 4791

-mobil barang =2765 -truk = 1591 - mobil baru = 142 Jumlah = 4498

93,88%

Jumlah unit

5729 5089 88,82% 5644 5122 90,75%

Page 29: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sebagian besar orang meremehkan proses pengujian kendaraan bermotor

ini walaupun itu untuk keselamatan mereka. Keterlambatan dalam

melakukan pengujian juga menyebabkan orang malas mengujikan

kendaraannya karena bagi kendaraan yang terlambat diujikan akan dikenai

denda, daripada membayar denda yang mahal mereka memilih tidak

mengujikan kendaraannya sama sekali. Fenomena seperti ini menuntut

pegawai di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo untuk lebih peka terhadap pemilik kendaraan bermotor dalam

proses uji kelayakan kendaraan, karena selain berpengaruh terhadap PAD

pengujian kendaraan bermotor juga menjamin keselamatan dalam

bertransportasi.

Selain rendahnya kesadaran pemilik kendaraan dalam melakukan

pengujian kendaraan bermotor, kendala lain yang dihadapi dalam

penarikan retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah bahwa pengujian

kendaraan bermotor memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi,

kendaraan wajib uji harus memiliki kriteria tertentu untuk dinyatakan lulus

pengujian, namun di sisi lain Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi diharapkan memenuhi target retribusi pengujian kendaraan

bermotor yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD). Jika pengujian kendaraan bermotor dilakukan secara

ketat, banyak kendaraan bermotor yang tidak lulus pengujian dan

ditemukan banyak kendaraan yang sudah tidak laik jalan. Ini akan

berdampak pada berkurangnya pendapatan retribusi kendaraan bermotor.

Page 30: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Melihat beberapa alasan tidak tercapainya target PAD selama dua

tahun berturut-turut dari tahun 2008 dan 2009 seperti disebutkan di atas

maka dinilai masih kurangnya kemampuan Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilihat dari adanya data yang

menunjukkan bahwa tidak semua kendaraan wajib uji melakukan

pengujian. Untuk itu sebagai institusi yang mempunyai tanggung jawab

dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo harus

bisa meningkatkan kemampuannya dalam pengujian kendaraan bermotor.

Retribusi pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Sukoharjo

merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah

dalam kerangka otonomi daerah. Karena Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai instansi yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan

bermotor maka penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul

”KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN

KOMUNIKASI KABUPATEN SUKOHARJO DALAM

PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN

BERMOTOR.”

Page 31: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

”Bagaimanakah kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor ?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi pengujian kendaraan bermotor.

2. Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak, sebagai bahan pemikiran dalam meningkatkan kinerja pengelolaan

retribusi pengujian kendaraan bermotor baik di Kabupaten Sukoharjo

maupun di daerah lainnya.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret.

Page 32: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diperolehnya informasi dan gambaran mengenai kinerja organisasi

publik terutama Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi instansi-instansi terkait Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo,

berkaitan dengan kinerja organisasi publik terutama dalam

pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor.

3. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang

diperoleh ke dalam praktek nyata. Sehingga dapat melatih cara

berfikir sistematis di samping belajar mengembangkan kemampuan

profesional.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

tentang Kinerja Organisasi Pemerintah.

Page 33: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KINERJA

1. PENGERTIAN KINERJA

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam

strategic planning suatu organisasi. (Mahsun, 2006:25).

Sedangkan Bastian dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan

bahwa kinerja adalah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

hasil pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan

sasaran tujuan, visi, dan misi organisasi tersebut. (Hessel Nogi

Tangkilisan, 2005:175).

Pengertian kinerja menurut Joko Widodo pada hakekatnya berkaitan

dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa

yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai

dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. (Joko

Widodo, 2005:79).

Sedangkan John Withmore dalam Lijan Poltak Sinambela

mengemukakan bahwa kinerja merupakan ekspresi potensi seseorang

dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan menetapkan standar tertentu.

18

Page 34: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Untuk meningkatkan kinerja yang optimum perlu ditetapkan standar

kinerja yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai.

Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan tanggung

jawabnya dengan baik. (Lijan Poltak Sinambela, 2006:138).

Menurut Otley dalam Mahmudi kinerja mengacu pada sesuatu yang

terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan yang meliputi hasil yang

dicapai kerja tersebut. (Mahmudi, 2010:6).

Sedangkan menurut Rogers dalam Mahmudi, mendefinisikan

kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri (outcomes of work), karena hasil

kerja memberi keterkaitan yang kuat terhadap tujuan-tujuan strategik

organisasi, kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi. (Mahmudi,

2010:6).

Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun

2003 dalam Keban, menyebutkan bahwa kinerja memberikan gambaran

tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika dibandingkan

dengan kinerjanya terdahulu dibandingkan dengan organisasi lain dan

sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan.

(Keban, 2004:193).

Lebih lanjut dalam dalam Pedoman Penyusunan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia dalam Widodo menyebutkan bahwa kinerja merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Page 35: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi

organisasi. (Widodo, 2005:79).

Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Ruky

mendefinisikan ‘performance is defined as the record of outcomes

produced on a specified job function or activity during specified time

period’ kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu

tertentu. (Ruky, 2001:15).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

kinerja atau performance merupakan capaian/hasil kerja dari suatu

organisasi atau instansi dalam jangka waktu tertentu. Yang dinilai dari

kinerja ini adalah sejauh mana organisasi atau instansi melaksanakan

tugasnya sesuai dengan target/sasaran yang telah ditentukan sebelumnya

atau kesesuaian pelaksanaan tugas dengan visi misi yang diemban oleh

organisasi atau instansi tersebut. Kinerja merupakan kemampuan

organisasi untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi

tanggung jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Kinerja merupakan suatu hal yang banyak dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanannya. Menurut

Mahmudi, kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang

Page 36: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah:

a. Faktor personal/individual, meliputi: pengetahuan, ketrampilan (skill),

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu.

b. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,

semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer terhadap

team leader.

c. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

kekompakan dan keeratan anggota tim.

d. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi, dan kultur kerja dalam organisasi.

e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal.

(Mahmudi, 2010:20).

Yuwono dkk. dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan

bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi

meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan

tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. (Tangkilisan,

2005:180).

Page 37: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Ruky dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengidentifikasikan faktor-

faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja

organisasi sebagai berikut :

a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang

digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh

organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan

semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.

b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan

ruangan, dan kebersihan.

d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada

dalam organisasi yang bersangkutan.

e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota

organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.

f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,

imbalan, promosi, dan lain-lain.

(Tangkilisan, 2005:180).

Sedangkan Soesilo dalam Hessel Nogi Tangkilisan mengemukakan

bahwa kinerja suatu organisasi birokrasi di masa depan dipengaruhi oleh

faktor-faktor berikut :

a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan

fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.

Page 38: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.

c. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk

bekerja dan berkarya secara optimal.

d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan

data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.

e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan

penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap

aktivitas organisasi.

(Tangkilisan, 2005 : 180-181).

Atmosoeprapto dalam Tangkilisan mengemukakan bahwa kinerja

suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun

faktor eksternal seperti berikut ini :

a. Faktor eksternal yang terdiri dari :

1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan

ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk

berkarya secara maksimal.

2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang

berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli

untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu system

ekonomi yang lebih besar.

Page 39: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah

masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos

kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

b. Faktor internal yang terdiri dari :

1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin

diproduksi oleh suatu organisasi.

2) Struktur organisasi, sebagai desain antara fungsi yang akan

dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota

organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara

keseluruhan.

4) Budaya organisasi, yaitu gaya identitas suatu organisasi dalam pola

kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

(Tangkilisan, 2005:181-182).

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dibagi menjadi dua,

yaitu sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor ini meliputi berbagai hal yang ada di dalam internal organisasi

itu sendiri. Faktor ini meliputi faktor kapasitas individu atau sumber

daya manusia, kepemimpinan, sistem dan struktur organisasi, kerjasama

tim, budaya organisasi dan visi misi organisasi. Faktor-faktor inilah

Page 40: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

yang mempengaruhi bagaimana pencapaian kinerja suatu organisasi

atau instansi dapat dicapai.

b. Faktor eksternal

Faktor ini meliputi berbagai hal yang ada di luar organisasi yang

mempengaruhi organisasi dalam menjalankan kinerjanya. Faktor ini

antara lain meliputi faktor sosial, politik, ekonomi yang selalu berubah

dan mempengaruhi organisasi dalam menjalankan fungsinya.

Kedua faktor ini adalah berbagai hal yang ada di dalam maupun

diluar organisasi yang akan selalu dihadapi oleh organisasi atau instansi

dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3. PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA

Dalam melihat sejauh mana kinerja organisasi atau instansi telah

dicapai, diperlukan proses pengukuran dan evaluasi kinerja.

Menurut Lohman dalam Mahsun pengukuran kinerja merupakan

suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi

dari tujuan strategis organisasi. (Mahsun, 2006:25).

Whittaker dalam Mahsun menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2006:25-26).

Kishore K. Pochampally dalam International Journal Business

Performance and Supply Chain Modelling, Vol. 1, No. 1, 2009 - Metrics

Page 41: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

for performance measurement of a reverse/closed-loop supply chain

menyatakan bahwa :

“Performance measurement is generally defined as the process of

quantifying the effectiveness and efficiency of action (Neely et al.,

1995). In the modern era, performance measurement has a far

more significant role than just quantification and accounting. It

provides the management important feedback to monitor

performance, reveal progress, diagnose problems and enhance

transparency among the several tiers of the supply chain, thus,

making a phenomenal contribution to decision-making particularly

in redesigning business goals and reengineering processes

(Rolstandas, 1995; Waggoner et al., 1999)”.

(www.inderscience.com). (Pengukuran kinerja secara umum

didefinisikan sebagai proses mengukur efektivitas dan efisiensi

tindakan. Dalam era modern, pengukuran kinerja memiliki peran

yang jauh lebih penting dari sekedar kuantifikasi dan pelaporan.

Hal ini membuktikan manajemen umpan balik penting untuk

memantau kinerja, mengungkapkan kemajuan, mendiagnosa

masalah dan meningkatkan transparansi di antara tingkatan rantai

hubungan alur, sehingga memberikan kontribusi fenomenal untuk

pengambilan keputusan terutama dalam merancang ulang tujuan

kegiatan dan proses perbaikan teknis).

Page 42: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pengukuran kinerja mempunyai beberapa manfaat. Simon dalam

Mahsun menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer

dalam memonitor implementasi stategi bisnis dengan cara

membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.

Dari manfaat ini dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah

suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai

pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi

sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan akuntabilitas. (Mahsun, 2006:26).

Pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan bagi setiap unit

organisasi instansi pemerintah, karena:

a. Jika kinerja tidak diukur, maka tidak mudah membedakan antara

keberhasilan dan kegagalan.

b. Jika suatu keberhasilan tidak diidentifikasi, maka kita tidak dapat

menghargainya.

c. Jika keberhasilan tidak dihargai, kemungkinan besar malahan

menghargai kegagalan.

d. Jika tidak mengenali keberhasilan, berarti juga tidak akan bisa belajar

dari kegagalan.

(Widodo 2005:93-94).

Page 43: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sedangkan menurut Widodo pengukuran kinerja dapat dilakukan

dengan cara:

a. Membandingkan antara rencana dengan realisasi

b. Realisasi tahun ini dengan tahun lalu

c. Membandingkan organisasi lain yang sejenis

d. Membandingkan antara realisasi dengan standarnya

(Widodo, 2005 : 95).

Menurut Marcel Guenon dan Bruno yang dituis dalam International

Journal Public Sector Performance Management Vol.1 No.1 Tahun 2007

Hal 35-36 dalam www.inderscience.com, jenis-jenis pengukuran kinerja

dinyatakan sebagai berikut:

“ The measurement of the performance in service activities must

lead to focus our attention on various complementary criteria in a

balanced way. This general view of performance avoids any

focusing privileging the measurement of a single criterion with the

detriment of the others. For this reason, four types of different

measurements can be established on Informations concerning the

inputs, Informations concerning the activities, Informations

concerning the outputs, Informations concerning the outcomes.”

(Pengukuran kinerja dalam kegiatan-kegiatan pelayanan berperan

penting untuk memusatkan perhatian kita pada berbagai kriteria

yang saling melengkapi secara seimbang. Secara umum kinerja

Page 44: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

menghindari memfokuskan pengukuran pada satu kriteria dengan

kerugian yang lain. Untuk alasan ini, empat jenis pengukuran yang

berbeda mendasarkan pada informasi mengenai input, informasi

mengenai aktivitas, informasi mengenai keluaran, informasi

mengenai hasil).

Menurut Marcel Guenon dan Bruno dalam jurnal tersebut

dinyatakan bahwa terdapat empat jenis pengukuran kinerja yang

berdasarkan pada informasi mengenai input, informasi mengenai aktivitas,

informasi mengenai keluaran dan informasi mengenai hasil. Masing-

masing jenis memberikan informasi yang berbeda. Infomasi mengenai

input memberikan laporan mengenai jumlah sumber daya yang

dipergunakan dalam layanan. Informasi mengenai aktivitas memberikan

laporan mengenai proses produksi atau proses suatu layanan. Informasi

mengenai keluaran memberikan laporan mengenai unit yang diproduksi

atau layanan yang disediakan suatu program. Informasi mengenai keluaran

melaporkan hasil dari suatu layanan, termasuk di dalamnya kualitas dari

layanan tersebut.

Dari berbagai hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran

kinerja mempunyai peran yang penting dalam pengembangan kapasitas

organisasi, mengukur tingkat keberhasilan program dan penentuan strategi

selanjutnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi atau instansi.

Selain itu tanpa adanya pengukuran kinerja, maka tidak akan diketahui

Page 45: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mana yang harus dihargai serta dipertahankan dan mana yang harus

diperbaiki oleh organisasi atau instansi tersebut.

Dalam pengukuran kinerja terdapat beberapa elemen yang bersifat

pokok. Elemen pokok pengukuran kinerja organisasi/instansi menurut

Mahsun adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi

Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit)

tentang apa yang ingin dicapai organisasi, sasaran merupakan tujuan

organisasi yang sudah dinyatakan secara eksplisit dengan disertai

batasan waktu yang jelas, strategi adalah cara atau teknik yang

digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tujuan,

sasaran, dan strategi tersebut ditetapkan dengan berpedoman pada visi

dan misi organisasi.

b. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja

Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung

yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.

Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung.

Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk

menilai ketercapaian tujuan, sasaran, strategi. Indikator kinerja dapat

berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama dan indikator kinerja

kunci, faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang

mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini

menggambarkan preferensi manajerial dengan memperhatikan

Page 46: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

variabel-variabel kunci finansial dan non finansial pada kondisi waktu

tertentu. Faktor keberhasilan utama ini harus segera konsisten

mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi. Sedangkan

indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat

dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat financial

maupun non finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit

bisnis. Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi

dan memonitor capaian kinerja.

c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.

Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi

adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran

kinerja yang telah ditetapkan. Analisis antara hasil aktual dengan

indikator dan ukuran kinerja ini menghasilkan penyimpangan positif,

penyimpangan negatif, atau penyimpangan nol. Penyimpangan positif

berarti pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai serta melampau

indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan negative

berarti pelaksanaan kegiatan belum mencapai indikator dan ukuran

kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan nol berarti pelaksanaan

kegiatan sudah berhasil mencapai atau sama dengan indikator dan

ukuran kinerja yang ditetapkan.

d. Evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima

informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi.

Page 47: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran

tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan

reward-punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar

peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

(Mahsun, 2006 : 26-28).

Evaluasi kinerja dalam Widodo merupakan kegiatan untuk menilai

atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi atau unit kerja,

dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya, karena

itu evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan dan

kegagalan pencapaian kinerja (Widodo 2005:94).

Menurut Siagian (1999) yang dikutip oleh Keban, sistem evaluasi

kinerja yang baik akan sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan,

seperti mendorong peningkatan prestasi kerja, bahan pengambilan

keputusan dalam pemberian imbalan, kepentingan mutasi pegawai,

penyusunan program pendidikan dan pelatihan, dan membantu pegawai

dalam menentukan rencana kariernya. (Keban, 2004: 197).

Dari berbagai pendapat tentang cara mengukur kinerja diatas, dapat

disimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada intinya dilakukan dengan

membandingkan antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran,

standar tertentu, ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan

oleh individu atau instansi tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat

berapa besarnya gap yang terjadi.

Page 48: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dalam mengukur kinerja suatu instansi dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya, tentunya diperlukan indicator sebagai alat ukur untuk

mengetahui seberapa jauh pencapaian kerja organisasi tersebut, apakah

sudah sesuai dengan standar indikator tersebut atau tidak.

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif

yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang

telah ditetapkan (Widodo 2005:97).

Sedangkan dalam Mahmudi, indicator kinerja merupakan sarana

atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas, kegiatan, atau

proses, dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends). Peran indicator

kinerja bagi organisasi sector public adalah memberikan tanda atau rambu-

rambu untuk mengukur kinerja. (Mahmudi, 2010:155).

Menurut Dwiyanto dkk. pengukuran kinerja organisasi dalam

birokrasi publik secara lengkap dapat dilihat dari dari beberapa indicator,

yaitu sebagai berikut :

a. Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi

juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami

sebagai rasio antara input dengan output. Konsep produktivitas

terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO)

mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas

dengan memasukkan seberapa besar pelayanan public itu memiliki

Page 49: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

hasil yang diharapkan sebagai salah satu indicator kinerja yang

penting.

b. Kualitas Layanan

Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting

dalam menjelaskan kinerja organisasi publik. Banyak pandangan

negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena

ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima

dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat

terhadap layanan dapat dijadikan inidikator kinerja organisasi publik.

c. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, dan prioritas pelayanan,

dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai

dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat

responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan

kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja

karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan

organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah

ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan

kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagalan

organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi organisasi

Page 50: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

publik. Organisasi yang memiliki responsivitas yang rendah dengan

sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

d. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi

publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit

maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu

ketika berbenturan dengan responsivitas.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan

kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang

dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik

tersebut karena dipilih oleh rakyat dengan sendirinya akan selalu

merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep

akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar

kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan

kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya

bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi

publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya

harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik

memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar

Page 51: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam

masyarakat.

(Agus Dwiyanto, 2006 : 50-51).

Menurut review literatur yang diketemukan oleh Ratminto dan Atik

dalam buku “Manajemen Pelayanan”, indicator kinerja yang

dikemukakan oleh beberapa ahli dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur

Negara adalah sebegai berikut :

a. Menurut McDonald & Lawton (1977): output oriented measures

throughput, fficiency, effectiveness.

1) Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran

dalam suatu penyelenggaraan pelayanan publik.

2) Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang

ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang

maupun misi organisasi.

(Ratminto & Atik Septi, 2005:174).

b. Menurut Salim & Woodward (1992): economy, efficiency,

effectiveness, equity.

1) Economy atau ekonomis adalah penggunaan sumberdaya yang

sesedikit mungkin dalam proses penyelenggaraan organisasi

publik.

Page 52: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2) Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran

dalam suatu penyelenggaraan pelayanan publik.

3) Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang

maupun misi organisasi.

4) Equity atau keadilan adalah pelayanan publik yang

diselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek kemerataan.

(Ratminto & Atik, 2005:174).

c. Menurut Lenvinne (1990): responsiveness, responsibility,

accountability.

1) Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap

providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan

customers.

2) Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu

dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan.

3) Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara

penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal yang

Page 53: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

ada di masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders, seperti nilai dan

norma yang berkembang di masyarakat.

(Ratminto & Atik, 2005:175)

d. Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry (1990): tangibles, reliability,

responsiveness, assurance, empathy.

1) Tangibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari

gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers.

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers.

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan

oleh provider kepada costumers. (Ratminto & Atik, 2005:175-176)

Menurut Ratminto dan Atik, indikator kinerja dapat dikelompokkan

menjadi dua macam, yaitu indikator kinerja yang berorientasi pada proses

dan indikator kinerja yang berorientasi pada hasil. Indikator-indikator

tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Page 54: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. Ukuran yang berorientasi pada hasil

1) Efektivitas

Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik

itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupu misi

organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu

pada visi organisasi.

2) Produktivitas

Produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan

pemerintah daerah untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan

oleh masyarakat.

3) Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara keluaran dan

masukan. Idealnya Pemerintah Daerah harus dapat

menyelenggarakan suatu jenis pelayanan tertentu dengan masukan

(biaya dan waktu) yang sesedikit mungkin. Dengan demikian,

kinerja Pemerintah Daerah akan menjadi semakin tinggi apabila

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang semurah-

murahnya.

4) Kepuasan

Kepuasan, artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah dapat

memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat.

Page 55: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5) Keadilan

Keadilan yang merata, artinya cakupan atau jangkauan kegiatan

dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus

diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan

diperlakukan secara adil.

(Ratminto & Atik, 2005:179-180).

b. Ukuran yang berorientasi pada proses

1) Responsivitas

Adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta

mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat

dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap

providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan

customers.

2) Responsibilitas

Ini adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat

kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan hukum

atau peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

3) Akuntabilitas

Ini adalah ukura yang menunjukkan seberapa besar tingkat

kesesuaian antara penyelenggaraan pemerintahan dengan ukuran-

Page 56: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh

stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang di

masyarakat.

4) Keadaptasian

Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap

organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di

lingkungannya.

5) Kelangsungan hidup

Kelangsungan hidup artinya seberapa jauh Pemerintah Daerah

atau program pelayanan dapat menunjukkan kemampuan untuk

terus berkembang dan bertahan hidup dalam berkompetisi dengan

daerah atau program lain.

6) Keterbukaan/transparansi

Adalah bahwa prosedur/tatacara, penyelenggaraan pemerintahan

dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum

wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan

dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

7) Empati

Empati adalah perlakuan atau perhatian Pemerintah Daerah atau

penyelenggara jasa pelayanan atau providers terhadap isu-isu

aktual yang sedang berkembang di masyarakat.

(Ratminto & Atik, 2005:180-181)

Page 57: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

1. PERANAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA APBD.

Sebelum diuraikan tentang peranan PAD pada APBD akan panulis

sampaikan dulu tentang pengertian keduanya. Dalam ketentuan umum

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Sedang yang dimaksud dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ditetapkan

dengan peraturan daerah. ( UU no 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Pusat Dengan Daerah).

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom, tidak dapat

lepas dari masalah pembiayaan dan penganggaran sebagai ujung tombak

tercapainya pembangunan pemerintahan di daerah. Dalam mengatur

rumah tangganya sendiri daerah perlu kejelian dalam membudayakan

potensi yang ada agar lebih berdaya guna dan berhasil dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah harus selalu

terus menerus melakukan penggalian sumber Pendapatan Asli Daerah,

sesuai dengan potensi sumber daya alam yang ada di daerah setempat.

Page 58: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

PAD diprioritaskan untuk membiayai kegiatan operasional dan

pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan masyarakat. Oleh karena

penyediaan dana yang bersumber dari PAD seyogyanya harus

mempertimbangkan efisiensi, efektivitas dan hemat, sehingga tidak

menurunkan standar pelayanan kepada masyarakat. Salah satu kendala

yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam menyusun dan melaksakan

APBD adalah bagaimana meningkatkan pendapatan yang berasal dari

pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban masyarakat, tetapi

melalui penyederhanaan pungutan, memperkecil jumlah tunggakan dan

menegakkan sanksi yang tegas bagi yang melanggar.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatur dan menyusun

rumah tangga sendiri semakin hari semakin kompleks dan dinamis, baik

dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan maupun dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, Pendapatan Asli Daerah (

PAD ) dan Sumber Daya Manusia ( SDM ) merupakan faktor yang sangat

menentukan keberhasilan pembangunan daerah.

Memang kontribusi PAD bukan satu-satunya pertimbangan bagi

keberhasilan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah di daerah,

akan tetapi paling tidak dengan PAD yang tinggi maka daerah akan leluasa

dalam menetapkan skala prioritas pembangunan di daerahnya, serta

semakin kecil tingkat ketergantungan dengan Pemerintah Pusat.

Page 59: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. KEUANGAN DAERAH

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat

dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang

maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum

dimiliki atau dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak

– pihak lain sesuai ketentuan atau peraturan, sedangkan kemampuan

keuangan daerah adalah kemampuan keuangan daerah dalam membiayai

urusan – urusan rumah tangganya, khususnya yang berasal dari

pendapatan asli daerah.

Di muka telah disebutkan, bahwa sumber-sumber keuangan daerah

berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 terdiri dari

Pendapatan Asli Daerah ( PAD ), dana perimbangan, dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah.

1) Yang masuk kategori PAD adalah pajak daerah, retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain – lain

pendapatan asli daerah yang sah.

2) Yang masuk dalam kategori Dana Perimbangan adalah :

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus.

3) Lain – lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan yang

berasal dari hibah dan pendapatan Dana Darurat.

Page 60: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Dari sumber – sumber penerimaan bagi daerah yang telah

disebutkan di atas, maka sumber penerimaan yang kedua dan ketiga

penerimaan dari subyek dana perimbangan dan lain – lain pendapatan

yang sah, berasal dari pihak diluar daerah otonom yang bersangkutan,

artinya di tentukan oleh pihak yang berwenang diluar pemerintahan daerah

yang bersangkutan. Sedangkan sumber yang pertama yaitu PAD sangat

tergantung pada daerah yang bersangkutan. Artinya peningkatan PAD

sangat tergantung pada aktivitas daerah yang bersangkutan dalam

mengelola sumber tersebut.

3. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Pengertian pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun

2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :

”Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah.”

Sedangkan pengertian retribusi menurut Undang-undang Nomor 34

tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Kontribusi Daerah adalah sebagai

berikut :

Page 61: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

”bahwa yang dimaksud dengan retribusi yang selanjutnya disebut

retribusi daerah adalah suatu pembayaran atas jasa atau pemberian

ijin tertentu yang khusus atas jasa atau pemberian ijin / atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan.”

Jadi retribusi mempunyai pengertian yang berbeda dibandingkan

dengan pajak. Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung

dengan kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditujukan

semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah.

Retribusi daerah adalah Pungutan daerah merupakan pembayaran atas jasa

atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh

pemerintah untuk kepentingan pribadi atau golongan.

4. RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Untuk mencapai keseragaman pandangan, berikut akan kami

uraikan beberapa pengertian berkaitan dengan Retribusi Pengujian

Kendaraan Bermotor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Nomor 29 Tahun 2001 yang telah diperbaharui dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 28 Tahun 2003 tentang

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, sebagai berikut :

1. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, yang selanjutnya disebut

retribusi adalah pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan

Page 62: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

2. Pengujian Kendaraan Bermotor, adalah serangkaian kegiatan

menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor,

kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam

rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis laik jalan.

3. Peralatan Uji, adalah sarana untuk melakukan kegiatan

pemeriksaan dan atau menguji kendaraan bermotor dengan

fasilitas yang dilengkapi dengan alat uji mekanis sistem komputer,

uji mekanis yang tidak dilengkapi dengan alat uji mekanis sistem

computer, maupun uji mekanis biasa yang disebut sistem uji non

mekanis.

4. Kendaraan Bermotor Wajib Uji, adalah setiap kendaraan bermotor

jenis bus, mobil barang, mobil penumpang umum dan kendaraan

khusus, kereta gandengan dan atau kereta tempelan yang

dioperasikan dan atau digunakan di jalan.

5. Tanda Uji Berkala, adalah tanda bukti lulus uji berkala yang

berbentuk lempengan plat logam yang berisi data dan legitimasi,

termasuk masa berlakunya hasil uji berkala, dan harus dipasang

pada setiap kendaraan yang telah dinyatakan lulus uji berkala pada

tempat yang tersedia untuk itu.

6. Buku Uji Berkala, adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk

buku yang berissi data dan legitimasi masa berlakunya hasil

Page 63: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

pengujian berkala dan harus selalu disertakan pada kendaraan yang

bersangkutan.

7. Laik Jalan, adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan

yang harus dipenuhi agar terjamin keselamatan dan mencegah

terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada

waktu dioperasikan di jalan.

Pengujian kendaraan bermotor juga dilaksanakan di Amerika

Serikat. Dalam artikel yang berjudul “Vehicle Regulations: Registration,

Road Tax, and Safety in The US” disebutkan:

“Pemeriksaan keselamatan tahunan dilakukan di 25 negara bagian, meliputi Alaska, Arkansas, Delaware, Hawaii, Louisiana, Maine, Massachusetts, Missisipi, Missouri, New Hampsire, New Jersey, New York, Carolina Utara, Oklahoma, Pennsylvania, Rhode Island, Carolina Selatan, Texas, Utah, Vermont, Virginia, Virginia Barat, dan Distrik Columbia. Dalam beberapa negara bagian, semua kendaraan bermotor harus diperiksa kembali saat penjuala kembali atau saat perpindahan, dalam tujuh hari pendaftaran. (www.massvehiclecheck.com)”.

Hal-hal yang diperiksa dalam pengujian kendaraan bermotor di

Amerika Serikat antara lain lampu mobil, rem, wipers kaca depan dan

penyeka, ban, jendela, body, dan sabuk pengaman.

Pemeriksaan kendaraan meliputi lampu mobil, rem, wipers kaca depan dan penyeka, ban, jendela, body, dan sabuk pengaman. Semua negara bagian memberikan otoritas kepada bengkel kendaraan dan dealer untuk melakukan pemeriksaan, dan beberapa pemerintah negara bagian mengoperasikan stasiun pemeriksaan. Jika mobil Anda gagal dalam pemeriksaan, Anda akan mendapatkan masa tenggang untuk memperbaiki atau

Page 64: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

membatalkan proses pemeriksaan dan mobil tidak dioperasikan lagi.

Selain hal di atas, ada beberapa Negara yang melakukan uji emisi

gas buang untuk mengendalikan polusi udara.

Beberapa negara bagian juga melakukan uji emisi gas buang. Di California, kendaraan diuji ketika pertama dicatatkan dan ketika terjadi perubahan kepemilikan (california adalah salah satu negara bagian yang menerapkan pelaporan mengenai kandungan asap guna pengendalian polusi udara). Di semua Negara bagian yang menerapkan uji emisi gas buang, uji emisi gas buang dilakukan secara periodik, rata-rata dua tahun sekali. Ketika kendaraan bermotor sudah lulus pemeriksaan uji emisi gas buang, kendaraan akan ditempeli sticker pada kaca mobil atau plat nomor.

Prosedur Pemeriksaan Keselamatan Kendaraan Bermotor di

Virginia dapat dijelaskan sebagai berikut : (dalam www.vsp.state.va.us)

Prosedur pemeriksaan terdiri atas materi sebagai berikut: 1. Melepas stiker pemeriksaan yang lama 2. Membawa kendaraan ke dalam alat pengujian 3. Memeriksa rem 4. Memeriksa rem parkir 5. Memeriksa lampu utama 6. Memeriksa lampu tambahan 7. Memeriksa lampu isyarat 8. Memeriksa kemudi 9. Memeriksa ban 10. Memeriksa kaca spion 11. Memeriksa klakson 12. Memeriksa kaca depan 13. Memeriksa wiper kaca depan 14. Memeriksa sistem instalasi kelistrikan 15. Memeriksa etiket lisensi 16. Memeriksa penutup dan area di bawah penutup 17. Memeriksa sistem pengendalian polusi udara 18. Memeriksa tempat duduk pengemudi 19. Memeriksa sabuk pengaman 20. Memeriksa kerja kantong udara (airbag) 21. Memeriksa pintu 22. Memeriksa sistem bahan bakar

Page 65: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

23. Memeriksa kerusakan lantai 24. Mengeluarkan/menerbitkan stiker.

Di Irlandia, pengujian kendaraan bermotor disebut National Car

Test (NCT). Tes pertama sebuah mobil dilaksanakan saat mobil berusia 3,5

s.d. 4 tahun. Selanjutnya, dilaksanakan tiap dua tahun sekali.

National Car Test atau NCT adalah suatu tes roadworthiness yang harus dilakukan terhadap semua mobil di Republik Irlandia. Tes pertama harus dilaksanakan saat mobil berusia antara 3,5 s.d. 4 tahun, tes kedua dilaksanakan pada saat mobil berusia antara 5 3/4 s.d. 6 tahun. Selanjutnya tes harus dilaksanakan setiap dua tahun sekali. (en.wikipedia.org/wiki/Natiomal_car_test)

NCT di Irlandia dilaksanakan dengan memperhatikan aspek

keselamatan dan aspek visual.

NCT tersedia di 42 lokasi di Irlandia. Berbagai aspek yang diperiksa antara lain aspek keselamatan dan aspek visual. Aspek keselamatan meliputi ban, alat penahan goncangan, rem, dan emisi gas buang.Aspek visual meliputi ban cadangan, sabuk pengaman, dan lampu.

C. KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN

INFORMATIKA DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI

PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Dari definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja atau performance merupakan capaian atau hasil kerja dari suatu

organisasi atau instansi dalam jangka waktu tertentu. Yang dinilai dari

kinerja ini adalah sejauh mana organisasi atau instansi melaksanakan

tugasnya sesuai dengan target/sasaran yang telah ditentukan sebelumnya

Page 66: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

atau kesesuaian pelaksanaan tugas dengan visi misi yang diemban oleh

organisasi atau instansi tersebut.

Sedangkan retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah

pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah.

Pengujian Kendaraan Bermotor, adalah serangkaian kegiatan

menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta

gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka

pemenuhan terhadap persyaratan teknis laik jalan.

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kinerja Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Dalam

Pengelolaan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah sejauh mana

kemampuan Dinas Perhubungan, Informaika, dan Komunikasi dalam

melakukan serangkaian kegiatan menguji dan atau memeriksa bagian-

bagian kendaraan bermotor dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan

teknis laik jalan, dan kemampuan dalam menghadapi berbagai masalah

yang berhubungan dengan pengujian kendaraan bermotor dalam jangka

waktu tertentu khususnya tentang pengelolaan pembayaran terhadap

pelayanan pengujian kenaraan bermotor.

Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor penulis menggunakan indicator yang digunakan

Page 67: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sebagai tolak ukur kinerja. Indicator tersebut antara lain yaitu: tangible,

responsivess, responsibility, dan accountability. Secara rinci beberapa

indicator yang digunakan dalam pengukuran kinerja di Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai

berikut :

1. Tangible (ketampakan fisik)

Tangible merupakan ketampakan fisik dari gedung, peralatan,

pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers. (Ratminto

& Atik, 2005:175) .

Tangible atau wujud fisik digunakan sebagai tolak ukur yang

penting untuk menentukan kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor, karena dalam proses pengujian kendaraan bermotor

tidak terlepas dari sarana dan prasarana. Tangible atau wujud fisik ini

dapat dilihat dari adanya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti

misalnya kelengkapan peralatan uji, lokasi pengujian yang luas dan

nyaman, serta berbagai fasilitas lain yang berhubungan dengan pengujian

kendaraan bermotor.

2. Responsiveness (responsivitas)

Responsivitas merupakan daya tanggap yang dimiliki suatu

organisasi terhadap suatu permasalahan. Secara singkat responsivitas di

sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan

Page 68: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan

sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung

menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi

dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Responsivitas menurut Agus Dwiyanto, dkk dalam

operasionalisasinya dijabarkan menjadi beberapa indikator yang meliputi :

1) Terdapat tidaknya keluhan pengguna jasa selama satu tahun terakhir; 2) Sikap aparat birokrasi dalam merespon keluhan dari pengguna jasa 3) Penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi bagi perbikan penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang; 4) Berbagai tindakan aparat birokrasi untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa; 5) Penempatan pengguna jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem pelayanan yang berlaku. (Agus Dwiyanto, 2006: 63)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responsivitas berarti

kemampuan dari Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo dalam merespon dan menanggapi apa yang menjadi

permasalahan dan keinginan dari masyarakat, dalam hal ini responsivitas

ditunjukkan dengan seberapa besar daya tanggap pegawai dalam

menyikapi keluhan dari masyarakat dalam melakukan proses pengujian,

misalnya berkaitan dengan kelengkapan peralatan uji maupun sarana

prasarana lain, serta bagaimana sikap pihak Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor dalam melakukan pengujian sehingga tercipta pelayanan yang

memuaskan.

Page 69: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Responsibility (responsibilitas)

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan

organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi

yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit

maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika

berbenturan dengan responsivitas. (Agus Dwiyanto, 2006:50).

Responsibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik yang dilakukan Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tidak

melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan atau sesuai dengan

kebijakan yang ada.

Responsibilitas di Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi perlu di ukur karena sering dijumpai adanya kendala dalam

proses pengujian adalah ketika ada kendaraan yang diujikan dan secara

teknis tidak memenuhi syarat laik jalan, tetapi pemilik kendaraan ngotot

minta agar dinyatakan lulus uji. Sehingga apabila kendaraan yang

seharusnya tidak memenuhi syarat layak jalan tapi dinyatakan lulus uji

maka dalam kinerjanya Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

kurang responsibilitas karena telah melanggar ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan.

Page 70: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4. Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa jauh penyelenggaraan

pelayanan public dapat dipertanggungjawabkan secara langsung atau tidak

kepada public, maupun kepada pemerintah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Akuntabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari seberapa besar

tingkat pertanggungjawaban pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor baik kepada Pemerintah

Kabupaten Sukoharjo sebagai pemberi wewenang maupun kepada

masyarakat pemilik kendaraan bermotor sebagai subyek retribusi. Selain

itu akuntabilitas juga dilihat dari seberapa jauh pelaksanaan kegiatan

pengujian kegiatan bermotor sesuai dengan acuan pelayanan yang

dipergunakan aparat birokrasi di Seksi Pengujian Kendaran Bermotor

dalam proses pengujian kendaraan bermotor.

Dalam peneltian ini akuntabilitas perlu diukur untuk mengetahui

sejauh mana pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah

ditetapkan. Sesuai dengan prosedur yang tertera dalam Perda Nomor 28

Tahun 2003 Tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor sebelum

melakukan pengujian para pemilik kendaraan harus melengkapi

persyaratan uji, seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK),

Surat Persetujuan Izin Trayek (SPIT), Surat Registerasi Uji Tipe (SRUT),

dll. Apabila pemilik kendaraan bermotor tidak melengkapi persyaratan uji

Page 71: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kendaraan maka pihak dari Dishubinfokom tidak diperbolehkan

melakukan pengujian, karena sesuai prosedur pemilik kendaraan harus

melengkapi persyaratan uji terlebih dahulu. Hal ini merupakan salah satu

wujud akuntabilitas Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo terhadap Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sebagai

pemberi wewenang dan terhadap masyarakat.

Beberapa indikator seperti tangible, responsivitas, responsibilitas,

dan akuntabilitas inilah yang nantinya akan digunakan oleh penulis dalam

melakukan pengukuran terhadap kinerja Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi

pengujian kendaraan bermotor.

D. KERANGKA BERPIKIR

Dalam kerangka pemikiran ini akan dijelaskan proses berpikir

peneliti dalam rangka mengadakan penelitian tentang kinerja Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo menghadapi masalah

tidak tercapainya target retribusi pengujian kendaraan bermotor di tahun

2008 dan 2009. Selain itu, kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian

Page 72: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kendaraan bermotor juga tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Dalam merealisasikan kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui melalui beberapa

indikator, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tangible

2. Responsivitas

3. Responsibilitas

4. Akuntabilitas

Indikator-indikator itu dipilih karena dapat digunakan sebagai tolak

ukur untuk menilai apakah kinerja yang telah dilakukan sudah baik atau

masih belum memenuhi kriteria.

Tangible atau wujud fisik digunakan sebagai tolak ukur yang

penting untuk menentukan kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian kendaraan bermotor,

karena dalam proses pengujian kendaraan bermotor tidak terlepas dari

sarana dan prasarana. Tangible atau wujud fisik ini dapat dilihat dari

adanya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti misalnya

kelengkapan alat uji, lokasi pengujian yang luas dan nyaman, serta

berbagai fasilitas lain yang berhubungan dengan pengujian kendaraan

bermotor.

Tingkat responsivitas Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat seberapa besar daya

Page 73: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tanggap dan kepekaan Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dalam

menghadapi keluhan pemilik kendaraan bermotor, misalnya berkaitan

dengan kelengkapan peralatan uji.

Responsibilitas di Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi digunakan untuk mengetahui kesesuain kegiatan dengan

prinsip atau kebijakan yang ada. Hal ini penting untuk di ukur karena

sering dijumpai adanya kendala dalam proses pengujian adalah ketika ada

kendaraan yang diujikan dan secara teknis tidak memenuhi syarat laik

jalan, tetapi pemilik kendaraan ngotot minta agar dinyatakan lulus uji.

Sehingga apabila kendaraan yang seharusnya tidak memenuhi syarat layak

jalan tapi dinyatakan lulus uji maka dalam kinerjanya Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi kurang responsibilitas karena telah

melanggar ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.

Sedangkan akuntabilitas digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pertanggungjawaban Dishubinfokom dalam pengelolaan retribusi

pengujian kendaraan bermotor. Bentuk pertanggungjawaban dilakukan

terhadap Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sebagai pemberi wewenang

dan terhadap masyarakat pemilik kendaraan bermotor sebagai subyek

pengujian kendaraan bermotor.

Dengan beberapa indicator tersebut diharapkan penulis bisa

mengukur kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan

bermotor.

Page 74: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Kinerja Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo:

1. Tangible 2. Responsivitas 3. Responsibilitas 4. Akuntabilitas

Kerangka berpikir dari kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini dapat dilihat dari gambar 2.1.

sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Tidak Tercapainya Target Retribusi Tahun 2008-2009

Page 75: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan

sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian

gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek

yang diteliti. Oleh sebab itu bentuk penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud memberikan gambaran

secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

populasi tertentu.

Penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan

mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi

menurut apa adanya di lapangan studinya (HB Sutopo, 2002:111)

Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan

demikian laporan penelitian ini berupa kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut.

Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun

gambaran mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti

mengumpulkan data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan

untuk kemudian dianalisa dari data yang telah disajikan. Dalam penelitian

ini lebih menekankan pada gambaran mengenai kinerja Dinas

60

Page 76: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam

pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor.

2. Lokasi Penelitian.

Lokasi yang dipilih adalah wilayah kerja pemerintah Kabupaten

Sukoharjo, dengan mengambil lokus pada Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi ini

dengan pertimbangan bahwa wilayah ini terus berkembang

pembangunannya secara pesat, ditandai dengan semakin tumbuhnya

perusahaan – perusahaan maupun pemodal yang menanamkan investasi di

Kabupaten Sukoharjo, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi

wilayah industri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jumlah

kendaraan yang menjadi objek dari retribusi pengujian kendaraan

bermotor.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Karena penulisan ini bersifat deskriptif kualitatif maka penarikan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling dimana sampel diambil beradasarkan pertimbangan

dan tujuan tertentu. (Sugiyono, 2008:218). Pertimbangan ini misalnya

orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti). Hal ini untuk mencari

Page 77: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

atau menentukan informan dalam wawancara. Teknik ini menggunakan

berbagai pertimbangan yang berdasarkan pada konsep teoritis yang

dipergunakan, keingintahuan pribadi dan karakteristik empiris.

Dalam Purposive Sampling pemilihan sekelompok subyek

didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya. Sehingga dalam mencari informasi

didasarkan pada sumber atau orang-orang yang dianggap tepat, yaitu yang

mengetahui dan mengerti seluk beluk mengenai informasi untuk menjadi

sumber data.

Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada kemampuan

Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi

pengujian kendaraan bermotor. Sampel yang di pilih adalah pegawai di

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dishubinfokom Kabupaten

Sukoharjo yang mengetahui tentang seluk beluk pengujian kendaraan

bermotor dan masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang melakukan

pengujian kendaraan bermotor, baik yang dinyatakan lulus uji maupun

yang tidak lulus uji.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

Page 78: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

a. Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan

(lokasi penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi

non partisipan dimana peneliti hanya melakukan pengamatan mengenai

fenomena-fenomena yang diteliti dengan tidak ikut dalam peristiwa atau

kegiatan yang diamati secara langsung.

Dalam penelitian mengenai Kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi pengujian kendaraan bermotor ini peneliti melakukan observasi

terhadap bagaimana proses pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan

oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo serta mengamati apa saja yang menjadi faktor penghambat dan

pendukung dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (penulis)

kepada informan, dan jawaban-jawaban informan dicatat atau direkam

dengan alat perekam/ tape recorder. Untuk mempermudah dalam proses

wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara yang memuat garis-

garis pokok pertanyaan, dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat

mengajukan pertanyaan diluar pedoman wawancara tersebut.

Page 79: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dalam penelitian mengenai Kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo ini, teknik wawancara

akan dilakukan kepada pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

dan masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang melakukan pengujian

kendaraan bermotor untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

penelitian ini.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dan

mencatat dokumen-dokumen berkaitan dengan obyek penelitian yang

diambil dari beberapa sumber demi kesempurnaan penulisan. Dokumen

dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B. Sutopo 2002: 54).

Dalam penelitian ini, teknis dokumentasi yang dilakukan adalah

dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip,

buku-buku, laporan-laporan, serta dokumen yang berhubungan dengan

masalah dan tujuan penelitian. Dokumen-dokumen tersebut meliputi

antara lain Renstra Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-

2010, Perda Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Retribusi Pengujian

Kendaraan Bermotor, arsip-arsip yang berhubungan dengan pengujian

kendaraan bermotor, dan Lakip Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2009. Renstra Dinas untuk mengetahui visi, misi, dan rencana

Page 80: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

strategis Dishubinfokom, Perda Nomor 28 Tahun 2003 merupakan

pedoman pihak Dishubinfokom dalam pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor, sedangkan Lakip digunakan untuk mengetahui seberapa besar

akuntabilitas Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi pengujian kendaraan bermotor.

5. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang

diperoleh sesuai kenyataan atau fakta sehingga kesimpulan yang diperoleh

dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti menggunakan cara

Trianggulasi data. Trianggulasi data mengarahkan peneliti agar dalam

mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang

tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya apabila digali dari sumber yang berbeda (HB. Sutopo,

2002:79). Dalam hal ini, trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi

sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik informasi yang

diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda. Ini dilakukan dengan cara

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan

atau membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang

sama dari sumber lain.

Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan membandingkan

hasil wawancara antara pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo

Page 81: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dengan masyarakat pemilik

kendaraan bermotor, kemudian hasil wawancara tersebut dilakukan

pengecekan dan dibandingkan dengan dokumen-dokumen yang berkaitan

misalnya Perda.

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif pada dasarnya proses analisis dilakukan

bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Model yang

digunakan adalah model yang saling terjalin dan interaktif yang

merupakan suatu model analisis yang dilakukan apabila ini data sudah

diperoleh. Kemudian dilakukan penafsiran data dimana penulis

mengungkapkan dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan lainnya yang

pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan-kesimpulan serta saran-sara

sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Dalam metode interaktif ini terdapat tiga komponen analisis, yaitu :

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktivitas yang

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data

sebagai suatu proses siklus. (HB. Sutopo, 2002:91) Pengertian dari tiga

komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting,

Page 82: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).

b. Penyajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, diskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat

dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang

telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang

tersaji merupakan diskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk

mencerikatan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data

selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis

matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table

sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang dengan rakit

informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat dimengerti dalam

bentuk yang lebih kompak. (H.B.Sutopo, 2002 : 92).

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasinya

Simpulan perlu diverivikasi agar cukup mantap dan benar-benar

bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas

pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan

teoat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada

peneliti. Pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar

pada cacatan lapangan. Verivikasi juga dapat berupa kegiatan yang

dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian, misalnya dengan cara

berdiskusi, atau memeriksa antar teman. (H.B.Sutopo, 2002 : 93).

Page 83: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI LOKASI

1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo

a. Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah. Letak geografis wilayah Kabupaten Sukoharjo masing-

masing dibatasi oleh:

a. Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

b. Sebelah timur :Kabupaten Karanganyar

c. Sebelah selatan :Kabupaten Gunungkidul (DIY) dan Kabupaten

Wonogiri

d. Sebelah barat :Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Secara astronomis, Kabupaten Sukoharjo terletak antara

110057’33,70” - 110042’6,79” Bujur Timur dan 7032’17,00” -

7049’32,00”.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pusat

pengembangan Surakarta dengan kondisi dan potensi wilayah yang sangat

strategis.

Secara administratif, Kabupaten Sukoharjo terbagi atas dua belas

wilayah kecamatan dan 167 desa/kelurahan. Luas wilayah Kabupaten

Sukoharjo adalah 46.666 ha atau sekitar 1,43 persen dari seluruh luas

69

Page 84: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

wilayah Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kecamatan yang paling luas

adalah Kecamatan Polokarto dengan luas 6.218 ha atau mencapai tiga

belas persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo. Wilayah kecamatan

yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura dengan luas 1.932 ha atau

mencapai empat persen dari luas wilayah Kabupaten Sukoharjo.

2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah

di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

mempunyai fungsi :

1) penyusunan kebijakan teknis dan administratif di bidang perhubungan,

informatika, dan komunikasi daerah;

2) pengoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan perhubungan,

informatika, dan komunikasi;

3) pelaksanaan pelayanan perizinan dan pemberian rekomendasi izin di

bidang perhubungan, informatika, dan komunikasi di daerah;

4) pengelolaan urusan ketatausahaan; dan

5) pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Page 85: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2. Visi dan Misi

Visi Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Informasi, dan

Komunikasi yang Handal di Kabupaten Sukoharjo”.

Agar visi tersebut dapat terlaksana, maka ditetapkan Misi Dinas

Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai

berikut:

1) Meningkatkan pelayanan di bidang transportasi dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat dan mendukung peningkatan pendapatan

asli daerah;

2) Pengelolaan data informasi yang akurat untuk diinformasikan kepada

masyarakat luas;

3) Menjaga keselamatan lingkungan sebagai dampak pengembangan

teknologi seluler dan tower seluler;

4) Menciptakan masyarakat Sukoharjo berbasis informasi yang

berkualitas.

3. Tujuan dan Sasaran

1) Tujuan

Tujuan yeng hendak dicapai Dinas Perhubungan, Informatika dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan tugas-tugas

pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mewujudkan visi dan

misinya antara lain:

Page 86: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

a. Meningkatkan pelayanan transportasi jalan dan sarana kendaraan lalu

lintas;

b. Meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat;

c. Meningkatkan regulasi pengembangan teknologi seluler;

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap teknologi informasi.

2) Sasaran

Dalam mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas lebih lanjut

dikembangkan sasaran pembangunan, antara lain:

a. Meningkatnya pusat pelayanan transportasi;

b. Meningkatnya pusat pelayanan informasi;

c. Teraturnya pemanfaatan teknologi seluler;

d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat

4. Sumber Daya Manusia

Aparat Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo terdiri dari:

1) Berdasarkan status

Berdasarkan status kepegawaian jumlah pegawai di Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah

sebagai berikut :

Page 87: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel IV.1 Jumlah Pegawai di Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Status

No. Status Jumlah

Pegawai

1. Pegawai Negeri Sipil 104

2. Tenaga Pengabdian 26

Jumlah 130

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Th.2010

2) Berdasarkan Struktur

Berdasarkan struktur organisasi, pegawai di Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat dari tabel

berikut :

Tabel IV. 2 Jumlah Pegawai Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010

Berdasarkan Struktur Organisasi No. Jabatan Jumlah

Pegawai

1. Kepala Dinas 1

2. Seketariat 15

3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 8

4. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan

14

5. Bidang Pengendalian Operasional 7

6. Bidang Informatika dan Komunikasi 4

7. UPTD Terminal 40

8. UPTD Perparkiran 2

9. UPTD RSPD 1

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoahrjo Tahun 2010

Page 88: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3) Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jumlah pegawai di Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel IV. 3

Jumlah Pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

Pegawai

1. Pasca Sarjana (S2) 9

2. Sarjana (S1) 28

3.. Sarjana Muda (DIII) 2

4. SLTA 50

5. SLTP 6

6. SD 9

Sumber : Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2010

5. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 48 Tahun 2008

Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural pada Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo, susunan organisasi Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri atas :

Page 89: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1) Sub Bagian Program;

2) Sub Bagian Keuangan;

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terdiri atas:

1) Seksi Angkutan;

2) Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban;

3) Seksi Manajemen Lalu Lintas dan Kerambuan.

d. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan, terdiri atas:

1) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor;

2) Seksi Kendaraan dan Perbengkelan;

3) Seksi Teknik Sarana dan Prasarana Kendaraan.

e. Bidang Pengendalian Operasional, terdiri atas:

1) Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas Jalan;

2) Seksi Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Air.

f. Bidang Informatika dan Komunikasi, terdiri atas :

1) Seksi Informasi dan Komunikasi;

2) Seksi Pengembangan Pembinaan Sarana.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 90: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

a. Kepala Dinas;

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

Pemerintahan Daerah di bidang perhubungan, informatika dan

komunikasi.

b. Sekretariat;

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Perhubungan

Infokom dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina, dan

mengendalikan kegiatan di bidang perencanaan, monitoring, evaluasi,

umum, kepegawaian, dan keuangan.

Sekretariat terdiri dari :

1) Sub Bagian Program;

Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Sekretaris dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang perencanaan, monitoring, dan evaluasi.

2) Sub Bagian Keuangan;

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Sekretaris dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang administrasi keuangan.

Page 91: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Sekretaris dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian

bimbingan di bidang administrasi umum, organisasi dan

tatalaksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan/perbekalan,

dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta pengelolaan

administrasi kepegawaian.

c. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bidang Lalu lintas dan Angkutan Jalan dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Kepala Dinas Perhubungan Infokom dalam merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang lalu

lintas dan angkutan jalan.

Bidang Lalu Lintas dan Angkatan Jalan terdiri dari :

1) Seksi Angkutan;

Seksi Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala

Bidang Lalu lintas dan Angkutan Jalan dalam penyiapan bahan

perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan

pemberian bimbingan di bidang angkutan.

Page 92: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2) Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban;

Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Lalu lintas dan

Angkutan Jalan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang bimbingan keselamatan dan ketertiban.

3) Seksi Manajemen Lalu Lintas dan Kerambuan.

Seksi Manajemen Lalu Lintas dan Kerambuan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Lalu lintas dan

Angkutan Jalan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang manajemen lalu lintas dan kerambuan.

d. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Transportasi Jalan dipimpin

oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Kepala Dinas Perhubungan Infokom dalam merumuskan

kebijakan, mengoordinasikan, membinaan dan mengendalikan kegiatan di

bidang teknik sarana dan prasarana transportasi jalan.

Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Angutan Jalan terdiri dari :

Page 93: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

1) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor;

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana

Transportasi Jalan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang pengujian kendaraan bermotor.

2) Seksi Kendaraan dan Perbengkelan;

Seksi Kendaraan dan Perbengkelan dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana

Transportasi Jalan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang kendaraan dan perbengkelan.

3) Seksi Teknik Sarana dan Prasarana Kendaraan.

Seksi Teknik Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana

Transportasi Jalan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang teknik sarana dan prasarana.

Page 94: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

e. Bidang Pengendalian Operasional

Bidang Pengendalian Operasional dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Kepala Dinas Perhubungan Infokom dalam merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang

pengendalian operasional.

Bidang Pengendalian Operasional teridri dari :

1) Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas Jalan;

Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas Jalan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengendalian

Operasional dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang pengendalian operasional lalu lintas jalan.

2) Seksi Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Air.

Seksi Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Air dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengendalian

Operasional dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan

di bidang pelayanan keselamatan lalu lintas air.

Page 95: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

f. Bidang Informatika dan Komunikasi :

Bidang Informatika dan Komunikasi dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pok

Kepala Dinas Perhubungan Infokom dalam merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di bidang

Informatika dan Komunikasi.

Bidang Informatika dan Komunikasi terdiri dari :

1) Seksi Informasi dan Komunikasi;

Seksi Informasi dan Komunikasi dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Kepala Bidang Informatika dan Komunikasi dalam

penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pos dan

komunikasi.

2) Seksi Pengembangan Pembinaan Sarana.

Seksi Pengembangan, Pembinaan Sarana dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Kepala Bidang Informatika dan Komunikasi

dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan.

Page 96: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

GAMBAR IV.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA

SUB. BAGIAN. PROGRAM

SUB.BAG. UMUM DAN KEPEG

SEKSI BIMBINGAN KESELAMATAN DAN KETERTIBAN

SEKSI ANGKUTAN

BIDANG TEKNIS SARANA DAN PRASARANA

TRANSPORTASI JALAN

BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

SEKRETARIAT

BIDANG PENGENDALIAN

DAN OPERASIONAL

SUB. BAGIAN KEUANGAN

SEKSI MANAJEMEN LALU LINTAS DAN KERAMBUAN

SEKSI PENGENDALIAN OPERASIONAL LALU LINTAS JALAN

SEKSI PELAYANAN KESELAMAT-AN LALU LINTAS AIR

UPTD

SEKSI KENDARAAN DAN PERLENGKAPAN

SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

SEKSI TEKNIK SARANA DAN PRASARANA KENDARAAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Sumber : Dishubinfokom Kab Sukoharjo Tahun 2010

BIDANG INFORMATIKA

DAN KOMUNIKASI

SEKSI

PENGEM-BANGAN, PEMBINAAN SARANA

SEKSI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Page 97: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

B. PEMBAHASAN

Retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo. Retribusi ini

mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyumbang PAD

Kabupaten Sukoharjo. Pengelolaan retribusi pengujian kendaraan

bermotor ini menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, sehingga perlu dilakukan

pengukuran kinerja terhadap Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor.

Pengukuran kinerja mempunyai peran yang penting dalam

pengembangan kapasitas organisasi, mengukur tingkat keberhasilan

program, dan penentuan strategi selanjutnya dalam melaksanakan tugas

dan fungsi organisasi atau instansi. Selain itu tanpa adanya pengukuran

kinerja, maka tidak akan diketahui mana yang harus dihargai serta

dipertahankan dan mana yang harus diperbaiki oleh organisasi atau

instansi tersebut. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan

antara indikator yang dapat berbentuk rencana, sasaran, standar tertentu,

ataupun harapan dengan realisasi yang sudah dilakukan oleh instansi

tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat dilihat berapa besarnya gap yang

terjadi.

Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan dalam hal penelitian tentang kinerja Dinas Perhubungan,

Page 98: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi pengujian kendaraan bermotor. Adapun yang dimaksudkan

kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor

adalah kemampuan Dinas Perhubungan, Informaika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan serangkaian kegiatan menguji dan

atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor dalam rangka

pemenuhan terhadap persyaratan teknis laik jalan, dan kemampuan dalam

menghadapi berbagai masalah yang berhubungan dengan pengujian

kendaraan bermotor dalam jangka waktu tertentu terutama dalam hal

pengelolaan retribusi dari pengujian kendaraan bermotor tersebut.

Pengukuran kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo difokuskan pada indikator tangible,

responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Selain itu juga akan

dijelaskan mengenai faktor yang menjadi pendukung dan penghambat

dalam pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor. Dengan

mengetahui kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo diharapkan akan dapat digunakan sebagai acuan

bagi pelaksanaan maupun peningkatan kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo selanjutnya serta

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pemilik

kendaraan bermotor yang akan melakukan pengujian.

Page 99: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

1. Indikator Tangible

Tangible dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengukur apakah

kinerja suatu organisasi itu baik atau buruk. Dalam hal ini, tangible dapat

dilihat dari wujud fisik dari Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Wujud fisik ini berupa keadaan lokasi

pengujian kendaraan bermotor, kelengkapan alat uji, inventaris kantor, dan

sebagainya. Apabila keadaan lokasi pengujian baik, peralatan uji lengkap,

dan inventaris kantor memadahi maka dari segi tangible kinerja Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sudah

bisa dikatakan baik.

Dalam pengujian kendaraan bermotor tangible ini sangat penting

karena proses pengujian kendaraan bermotor tidak pernah terlepas dari

sarana dan prasarana, hal ini seperti yang dikatakan oleh Bapak Kasijo

selaku staff di bagian sarana dan prasarana Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor sebagai berikut :

“…tentu saja peralatan sangat penting karena tanpa peralatan kendaraan yang datang tidak bisa diuji. Alat-alat yang digunakan juga tidak sembarangan karena menggunakan alat mekanik yang berat. Oleh karena itu kami dari bagian sarana dan prasarana semaksimal mungkin harus mengontrol peralatan yang ada karena kurang satu alat pun proses pengujian bisa tertunda…” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010)

Dari pernyataan Bapak Kasijo selaku staff di bagian sarana dan

prasarana Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor bisa diketahui bahwa

kelengkapan peralatan uji sangat penting dalam proses pengujian

Page 100: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

kendaraan bermotor, apabila saat pengujian ada peralatan yang kurang

maka bisa menghambat proses pengujian. Hal ini dikarenakan saat

pengujian semua bagian kendaraan diujikan dengan menggunakan

peralatan uji yang berbeda, sehingga apabila ada satu alat yang kurang

maka ada bagian dari kendaraan yang tidak bisa diujikan. Oleh karena itu

peralatan uji yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian kendaraan bermotor

harus lengkap.

Menurut Bapak Boediono selaku pegawai fungsional di Seksi

Pengujian Kendaraan Bermotor peralatan yang ada sudah lengkap, yaitu

sebagai berikut :

“…alat-alat mekanik disini sudah lengkap mbak, sudah sesuai dengan ketentuan dirjen. Jadi tidak perlu khawatir pengujian terhambat karena kekurangan alat. Setiap alat juga sudah dipegang sama pegawai kami yang sudah ahli..” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Yanto pemilik mobil

barang yang saat itu mengujikan kendaraannya sebagai berikut :

“…sepertinya peralatan yang digunakan untuk menguji sudah lengkap kok mbak soalnya selama saya mengujikan mobil saya disini tidak pernah menghadapi kendala yang berhubungan dengan kekurangan alat. Tapi kalo menurut saya perlu sekali dilakukan penambahan peralatan, jadi tiap alat itu jangan cuma satu biar alur pengujian itu juga ga cuma satu. Kalo kaya gini kan sering antri mbak, apalagi harus nunggu mobilnya banyak dulu...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Page 101: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sesuai pendapat dari Bapak Boediono pegawai di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor dan Bapak Yanto pemilik kendaraan mejelaskan

bahwa peralatan yang dimiliki untuk pengujian kendaraan bermotor sudah

lengkap sesuai dengan yang ditetapkan oleh dirjen namun perlu dilakukan

penambahan peralatan supaya alur pengujian tidak hanya satu alur. Berikut

adalah daftar peralatan yang dimiliki oleh seksi pengujian kendaraan

bermotor Dinas Perhubungan, Infomatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo :

Tabel : IV.4 Daftar Inventaris Alat Pengujian Kendaraan Bermotor Tahun 2010

No Nama Alat Fungsi Jumlah 1. Smoke Meter +

COHI Untuk mengukur asap 1

2. Heat Light Tester Untuk mengukur kekuatan lampu

1

3. Wheel Suspention Tester

Untuk menguji suspense/terot, bolljom, dll.

1

4. Sider Slide Tester Untuk mengukur sikap roda depan

1

5. AXLE Load Meter Untuk menimbang berat kendaraan

1

6. Brike Tester + Bogie Lorer

Untuk mengukur daya pengeraman

1

7. Spido Meter Untuk mengukur kecepatan roda

1

8. Sound Level Tester Untuk mengukur kekuatan klakson

1

9. Generator + Kompresor

Untuk daya listrik dan pengisian angin.

1

10. Komputer Untuk mengolah data 2 11. Printer Untuk mencetak data 1 12. Kipas angin Menyejukkan ruangan 2 13. Meja kerja Tempat kerja 8 14. Almari Menyimpan berkas 5 15. Kursi tunggu

pengunjung Tempat tunggu pengunjung 2

Sumber : Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

Page 102: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dari table di atas mengenai peralatan uji dapat diketahui bahwa

setiap peralatan uji mempunyai fungsi masing-masing sehingga dalam

pengujian semua peralatan ini harus ada karena apabila kurang satu alat

saja bisa menghambat pengujian dalam menentukan apakah kendaraan

bermotor tersebut laik jalan atau tidak.

Dilihat dari segi kelengkapan, ketersediaan peralatan uji sudah

dinilai baik, namun dalam hal perawatan hal ini masih sangat kurang.

Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Boediono pegawai fungsional di

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagai berikut :

“…menurut saya penyediaan alat disini sudah lengkap tapi yang menjadi masalah itu perawatannya masih sangat kurang, misalnya alat-alat mekanik yang habis dpake langsung disimpan kemudian besoknya dipake lagi. Padahal alat-alatnya sudah tua jadi seharusnya perawatan itu sangat penting…” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010).

Sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak Boediono

bahwa kelengkapan penyediaan alat uji tidak ada masalah namun dalam

hal perawatan masih sangat kurang maka seharusnya pegawai perlu

melakukan perawatan yang lebih baik lagi terhadap peralatan uji. Hal ini

dikarenakan keberadaan alat uji sangat penting dalam proses pengujian

karena tanpa alat uji kendaraan tidak bisa diuji. Apabila tanpa perawatan,

alat uji mengalami kerusakan atau berkurangnya fungsi suatu alat dalam

pengujian hal ini akan berpengaruh pada tingkat keakuratan dalam laik

atau tidaknya kendaraan yang diuji.

Page 103: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Selain dilihat dari kelengkapan alat uji, tangible juga dilihat dari

lokasi pengujian. Lokasi pengujian menurut Bapak Herry Febrianto

Kepala Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dijelaskan sebagai berikut :

“…lokasi pengujian sangat strategis, mudah dijangkau oleh semua orang karena letaknya di pusat Kota Sukoharjo tepatnya sebelah utara terminal bus Sukoharjo jadi tidak ada kesulitan dalam mencari lokasi pengujian bagi masyarakat yang baru pertama kali mengujikan kendaraannya. ” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010).

Bapak Herry juga menambahkan :

“…kalau ada yang males mengujikan kendaraannya karena alasan lokasi pengujian jauh dari tempat tinggal itu sepertinya tergantung dari niat masing-masing orang, menurut saya semua tempat di Kabupaten Sukoharjo itu jaraknya tidak terlalu jauh karena paling jauh dari lokasi pengujian itu seperti kecamatan Weru, Kartosuro, dan Pulokarto dan saya kira lokasi-lokasi itu masih sangat mudah dijangkau dari lokasi pengujian yang bertempat di tengah-tengah Sukoharjo paling 30-40 menit juga sampai…” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Dari pendapat Bapak Herry di atas dijelaskan bahwa lokasi

pengujian sudah bagus karena tempatnya sangat strategis, mudah

dijangkau semua orang, dan berada di tengah-tengah Kabupaten

Sukoharjo. Hal senada juga diungkapakan oleh Bapak Tarjo sopir bus mini

P.O Setyo Rini yang berdomisili di Pulokarto :

“…saya ndak merasa kesulitan mbak kalau mau KIR, ya walaupun jarak dari rumah ke lokasi KIR sekitar 30 menitan tapi itu ndak masalah buat saya soalnya keselamatan itu lebih penting, nanti kalau saya ndak melakukan KIR terus ada rem blong saya ndak tau terus nabrak ya nanti saya sendiri yang repot kalau ada korban …” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Page 104: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Sedangkan dalam penyedediaan fasilitas diluar peralatan uji dinilai

masih sangat minim. Dari table tersebut menunjukkan bahwa inventaris

penunjang pengujian kendaraan bermotor sangat minim. ini diperkuat

dengan pendapat dari Bapak Herry Febrianto Kasi Pengujian Kendaraan

Bermotor sebagai berikut:

“…inventaris disini memang terbatas sekali mbak. Hanya ada 2 kipas angin padahal ya mbak tau sendiri kan gimana panasnya tempat ini kalau dah siang. Sedangkan computer juga hanya ada 2, tapi untungnya dengan computer yang terbatas ini tidak menghambat kerja kami…” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Bapak Boediono pegawai fungsional di Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor juga mempunyai pendapat kalau inventaris sangat minim, yaitu

sebagai berikut :

“…menurut saya yang paling memprihatinkan itu masalah ruang kerja yang sempit dan ruang tunggu mbak. Ruang kerja untuk pegawai dan kepala seksi aja jadi satu dan itu kodisinya juga panas banget karena selain terbatasnya kipas angin tempat buat pengujian kendaraan itu kan kena polusi dari asap kendaraan. Sedangkan dalam hal kondisi ruang tunggu hanya ada dua buah kursi yang digunakan untuk menunggu kendaraannya yang sedang diuji. Padahal setiap hari itu ada rata-rata 30-50 orang yang datang melakukan pengujian. Ya terpaksa mbak mereka yang tidak mendapat tempat duduk di kursi harus duduk di sembarang tempat, ada yang di dalam kendaraannya atau di bawah pohon. Ada beberapa orang yang mengeluh capek dan panas saat menunggu antrian mobilnya diujikan…” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Susilo pemilik mobil pick

up yang waktu itu sedang mengujikan kendaraannya, yaitu sebagai

berikut :

Page 105: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

“…ya seperti yang mbak lihat sekarang ini saya harus klesotan neduh di bawah pohon menunggu mobil diuji mbak soalnya tidak disediakan ruang tunggu yang memadahi jadi ya kurang nyaman gini. Padahal kan nunggu proses pengujian itu bukan waktu yang bentar, sebenarnya proses pengujiannya bentar yang lama itu yang antri nunggu mobilnya ngumpul banyak dulu. Kalau saya bisa menyarankan sih harusnya dibangun tempat ruang tunggu yang nyaman toh lahan disini juga cukup luas bahkan kalau perlu dilengkapi fasilitas tv jadi biar gga bosen. Kalau tempatnya nyaman kan orang-orang jadi gga males kalau mau mengujikan kendaraannya …” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Bapak Tarjo sopir bus Setyo Rini juga memberikan pendapat

tentang keadaan tempat ruang tunggu sebagai berikut :

“…memang kursi buat duduk cuma dikit mbak itu aja hanya ada di depan ruang pendaftaran dan ndak cukup kalo semua yang datang duduk makanya saya milih berdiri di dekat bus saja sambil mengamati mobil saya diuji biar tau juga apa saja kerusakan di bus saya…” (wawancara 13 Oktober 2010)

Sesuai pernyataan di atas jelas bahwa inventaris diluar alat uji

seperti, kipas angin, komputer, ruang kerja, dan ruang tunggu yang

dimiliki bagian pengujian kendaraan bermotor masih sangat minim.

Komputer hanya berjumlah dua buah, ruang kerja pegawai sangat sempit,

ruang tunggu kurang memadahi dan kurang nyaman, dan lain-lain.

Tidak maksimalnya pengelolaan sarana dan prasarana juga

ditunjukkan dengan laporan pengukuran kinerja kegiatan di Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo di

tahun 2008 dan 2009 apabila dibandingkan dengan tahun 2007 terkait

pemeliharaan sarana dan prasarana penngujian kendaraan bermotor, yaitu

seperti pada tabel berikut :

Page 106: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel IV. 5 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUNAN (TAHUN 2007)

Program Indicator kinerja

Rencana tingkat capaian

realisasi Prosentase Pencapaian Rencana Capaian (Target)

Rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana Fasilitas Lalu Lintas (pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor).

- Input Dana

- Output Terpeliharanya sarana lalu lintas berupa alat pengujian kendaraan bermotor

- Outcome Kelancaran proses pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Rp 53,771,200 1 tahun 100%

Rp 56.341,100 1 tahun 95%

104,7%% 100% 95%

Peningkatan kelaiakan pengoperasian kendaraan bermotor

- Input Dana

- Output Tersedianya alat smokemoker portable

- Outcome Mengurangi polui udara

Rp 149743900 100% 100%

Rp 145602000 100% 97%

97,2% 100% 97%

Sumber : Dishubinfokom thaun 2007

Page 107: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel IV. 6 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUNAN (TAHUN 2008)

Program Indicator kinerja

Rencana tingkat capaian

realisasi Prosentase Pencapaian Rencana Capaian (Target)

Rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana Fasilitas Lalu Lintas (pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor).

- Input Dana

- Output Terpeliharanya sarana lalu lintas berupa alat pengujian kendaraan bermotor

- Outcome Kelancaran proses pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Rp 57,527,200 1 tahun 80%

Rp 8,440,100 1 tahun 67%

14,67% 100% 83,75%

Peningkatan kelaiakan pengoperasian kendaraan bermotor

- Input Dana

- Output Tersedianya alat smokemoker portable

- Outcome Mengurangi polui udara

Rp 158336000 100% 100%

Rp 149386000 95% 90%

94,35% 95% 90%

Sumber : Dishubinfokom thaun 2008

Page 108: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel IV. 7 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUNAN (TAHUN 2009)

Program Indicator kinerja

Rencana tingkat capaian

realisasi Prosentase Pencapaian Rencana Capaian (Target)

Rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana Fasilitas Lalu Lintas (pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor).

- Input Dana

- Output Terpeliharanya sarana lalu lintas berupa alat pengujian kendaraan bermotor

- Outcome Kelancaran proses pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Rp 48.000.000 1 tahun 90%

Rp 47.019.000 1 tahun 80%

97,06% 100% 90%

Peningkatan kelaiakan pengoperasian kendaraan bermotor

- Input Dana

- Output Tersedianya alat smokemoker portable

- Outcome Mengurangi polui udara

Rp 174330000 100% 100%

Rp 156376000 100% 90%

89,7% 100% 90%

Sumber : Dishubinfokom thaun 2009

Berdasaarkan tabel pengukuran kinerja tahunan di atas, pengukuran

kinerja di Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo terkait pengelolaan sarana dan prasarana di tahun 2008 dan

2009 belum bisa dilakukan secara maksimal apabila dibandingkan dengan

realisasi di tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian kinerja di

Page 109: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan, oleh karena itu menjadi

penyebab tidak tercapainya target.

Secara umum wujud fisik (tangible) yang ada di Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo bagian

pengujian kendaraan bermotor masih kurang maksimal. Walaupun dari

segi kelengkapan alat uji sudah dinilai bagus dan lokasi pengujian yang

luas serta mudah dijangkau, namun dari segi kelengkapan sarana dan

prasarana penunjang lainnya masih sangat kurang. Hal ini bisa terlihat

terbatasnya penyediaan komputer, kipas angin yang hanya 2 buah, ruang

kerja pegawai yang sangat sempit, dan ruang tunggu yang kurang

memadahi serta kurang nyaman. Terbatasnya komputer bisa menghambat

kinerja pegawai dalam pengelolaan data, sedangkan kipas angin yang

hanya berjumlah 2 buah masih membuat ruangan kerja panas sehingga

para pegawai kurang nyaman dalam bekerja. Selain itu keadaan ruang

tunggu yang tidak nyaman membuat pelanggan banyak yang mengeluh

dan kemungkinan hal ini menjadi salah satu faktor penyebab mengapa ada

beberapa orang yang tidak mengujikan kendaraannya dan kemudian

berdampak pada pencapaian retribusi dari pengujian kendaraan bermotor

yang menurun.

Untuk itu agar tercipta kualitas pelayanan yang baik bagi pemilik

kendaraan bermotor dan untuk meningkatkan kinerja pegawai maka perlu

dilakukan perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang proses

Page 110: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

pengujian kendaraan bermotor karena hal ini berdampak pada pencapaian

retribusi pengujian kendaraan bermotor.

2. Indikator Responsivitas

Dalam penelitian ini responsivitas atau daya tanggap berarti

kemampuan dari Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo dalam merespon dan menanggapi apa yang menjadi

permasalahan dan keinginan dari masyarakat pemilik kendaraan, dalam hal

ini responsivitas ditunjukkan dengan seberapa besar daya tanggap pegawai

di seksi pengujian kendaraan bermotor dalam menyikapi keluhan dari

masyarakat yang mengalami kesulitan atau kendala dalam melakukan

proses pengujian.

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo sebagai instansi pemerintahan dalam memberikan pelayanan

tidak luput dari komplain/keluhan pemilik kendaraan bermotor yang

mengujikan kendaraannya. Hal ini terjadi karena karakteristik dan

keinginan dari masyarakat yang berbeda-beda. Masyarakat sebagai

pelanggan akan merasa senang terhadap sikap petugas atau pegawai di

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

yang serius menangani setiap keluhan yang disampaikan serta bersama-

sama mencari jalan keluar. Pegawai dalam situasi seperti ini harus

mempunyai kemauan untuk memecahkan masalah dan kendala secara

cermat, tepat, dan bijaksana.

Page 111: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Keluhan oleh pelanggan atau dari masyarakat pemilik kendaraan

bermotor adalah salah satu ungkapan penilaian akan kualitas yang

didapatkannya. Keluhan timbul karena rasa ketidakpuasan pihak

pelanggan. Bagaimanapun keluhan itu datang dan tujuannya tiap pegawai

harus mempersiapkan mental dalam menghadapi keluhan. Berikut kutipan

pernyataan Bapak Boediono selaku pegawai fungsional di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor dalam menanggapi keluhan pelanggan :

“...selama ini belum pernah ada pelanggan yang mengeluh secara langsung terhadap pelayanan yang kami berikan. Pihak kami sudah menyediakan kotak surat untuk keluhan tapi sampai sekarang belum pernah ada komplain atau keluhan yang masuk. Ya selama tidak ada yang mengeluh kami merasa mereka puas dengan pelayanan yang kami berikan. Paling kadang-kadang ada beberapa yang marah-marah saat kendaraannya tidak diluluskan...” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010)

Sedangkan tanggapan dari Bapak Herry selaku Kepala Seksi

Pengujian kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :

“...Selama ini terkait pengujian kendaraan bermotor jarang sekali ada komplain dari masyarakat, tetapi bila ada masyarakat yang ingin mengajukan komplain mereka bisa langsung mengatakan keluhannya pada saya atau salah satu pegawai disini atau kalau mereka merasa sungkan atau takut mereka bisa memasukkan komplain ke kotak saran yang telah disediakan. Kemudian langkah kami apabila ada komplain ya kami berusaha sesegera mungkin untuk mengatasinya, kadang kami juga mengadakan brifing untuk membahas permasalahan dalam memberikan pelayanan saat melakukan pengujian kendaraan...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010).

Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan bahwa untuk

mengajukan komplain/keluhan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

Page 112: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian

kendaraan bermotor, masyarakat dapat menyampaikan langsung kepada

pegawai di seksi pengujian kendaraan bermotor yang bersangkutan atau

melalui kotak saran yang telah disediakan. Langkah yang dilakukan oleh

pegawai di seksi pengujian kendaraan bermotor untuk menghadapi

komplain yang ada yaitu segera mengatasi permasalahan yang ada jika

dinilai urgent dengan mengadakan rapat membahas permasalahan-

permasalahan yang ada dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

pemilik kendaraan dalam melakukan pengujian kendaraan bermotor.

Sedangkan pendapat dari masyarakat pemilik kendaraan bermotor

tentang daya tanggap pegawai dalam menghadapi keinginan masyarakat

juga berbeda-beda. Berikut adalah kutipan wawancara dari beberapa

pemilik kendaraan bermotor terkait proses pengujian kendaraan bermotor,

salah satunya adalah pendapat Bapak Fajar dari kru bus mini PO.Wahyu

Putro mengenai ketanggapan pegawai seksi pengujian kendaraan bermotor

dalam menghadapi komplain:

“...saya belum pernah komplain ke pegawai sini Mbak, soalnya sejauh ini saya sudah cukup puas dengan kerja pegawai sini. Saya rasa mereka cukup tanggap juga, ngerjain tugasnya dengan terampil dan cekatan juga, selain itu mereka ramah-ramah dan kalo ada kerusakan pada sparepart di bus dijelaskan dengan jelas dan sabar, kalo saya bertanya juga ditanggapi dengan baik...” (wawancara tanggal 15 Oktober 2010)

Pendapat senada juga disampaikan oleh Bapak Lardi pemilik mobil

angkutan dari Kecamatan Weru :

Page 113: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

“... saya ndak pernah protes, soalnya dari awal petugas sudah menjelaskan syarat dan bagaimana prosedurnya, saya datang langsung ada yang membimbing saya untuk melengkapi syarat dan administrasi, kemudian tinggal menunggu antrian mobil saya sudah di uji, kalo layak ya diluluskan tapi kalo tidak ya saya diberi penjelasan tentang kerusakan yang ada di mobil saya jadi ya baik-baik saja menurut saya Mbak di sini...” (wawancara, 15 oktober 2010)

Selain dua pendapat di atas, hal yang sama juga diungkapkan oleh

Bapak Yanto pemilik mobil barang, yaitu sebagai berikut :

“...Bapak petugasnya baik-baik dan ramah. Kadang masyarakat malah yang sering marah-marah sama mereka, misalnya kalo ada kendaraan yang dinyatakan tidak layak uji, selain itu kalau pas ada kesalahan atau yang tidak sesuai dengan yang dirasakan. Semoga saja mereka cukup sabar, namanya saja orang banyak kan sifatnya lain- lain jadi saya itu mau protes juga ndak tega mbak sama-sama manusia kan juga punya salah...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Dari apa yang dikemukakan oleh beberapa pemilik kendaraan di

atas bisa dilihat bahwa jarang sekali ada masyarakat yang komplain

dengan pelayanan yang diberikan saat pengujian kendaraan bermotor,

pegawai sudah berusaha untuk membangun komunikasi yang baik dengan

para pemilik kendaraan. Hubungan antara pegawai yang ada dengan

masyarakat umumnya terjalin dengan baik, mereka melayani pemilik

kendaraan dengan ramah dan sabar, apabila ada bagian dari kendaraan

mengalami kerusakan mereka menjelaskan kerusakan itu dengan sabar

kepada pemilik kendaraan.

Namun dilihat dari segi sarana dan prasarana atau wujud fisik masih

ada beberapa keluhan dari masyarakat, pendapat ini seperti yang

Page 114: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

diungkapkan oleh Bapak Susilo pemilik mobil pick up yang waktu itu

sedang mengujikan kendaraannya, yaitu sebagai berikut :

“...kalau sekedar komplain saya sering mbak soalnya saya sebagai masyarakat punya hak menuntut pelayanan yang bagus. Kadang saya sering jengkel kalo antri nunggu giliran mobil saya diuji, gimana tidak satu hari yang datang hampir 40an kendaraan tapi alat dan petugasnya sangat terbatas. Disana hanya ada satu alur pengujian jadi nunggunya lama. Seharusnya itu setelah selese ngurus administrasi langsung diuji mbak, tapi ini harus nunggu mobilnya banyak dulu. Selain itu mbak tau sendiri kan kalo ruang tunggu yang ada seperti ini jadi saya harus duduk di sembarang tempat saat menunggu kendaraan diuji. Dulu pernah saya ngeluh ke salah satu pegawai disini biar disediakan tempat tunggu yang lebih layak tai sampai sekarang juga belum ada tindakan perbaikan...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010).

Hal senada juga ditambahkan oleh Bapak Tarjo sopir bus mini

Setyo Rini, yaitu sebagai berikut :’

“...kurang tanggap mbak, kalo tanggap ndak mungkin mereka hanya diam saja melihat pelanggan tidak disediakan tempat duduk seperti ini...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Melihat kedua pernyataan dari pemilik kendaraan di atas dapat

disimpulkan bahwa dalam hal menanggapi keluhan tentang ketersediaan

sarana dan prasarana utamanya ruang tunggu daya tanggap atau

responsivitas yang dimiliki pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor masih sangat rendah, hal ini lebih diperkuat lagi dengan

pendapat dari Bapak Ngateman sebagai salah satu pegawai fungsional di

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor yang memaparkan bahwa pernah

ada keluhan dari masyarakat terkait sarana dan prasarana dalam pengujian

kendaraan bermotor, yaitu sebagai berikut :

Page 115: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

“...dulu pernah mbak ada orang yang mengadu sama saya tentang keadaan ruang tunggu disini, mereka menyarankan gimana kalo fasilitasnya diperbaiki seperti penambahan tempat ruang tunggu, dilengkapi dengan kipas angin dan tv. Sebenarnya kami juga ingin memenuhi apa yang menjadi keinginan masyarakat tapi kami disini hanya dari pegawai tidak bisa berbuat apa-apa soalnya perbaikan fasilitas itu membutuhkan biaya yang sangat banyak dan dari Pemda belum ada anggaran khusus untuk perbaikan sarana dan prasarana. Sedangkan apabila kita menggunakan uang dari hasil pendapatan retribusi pengujian kendaraan bermotor untuk saat ini sepertinya tidak memungkinkan karena untuk menutup target saja masih sangat kesulitan di tahun-tahun ini...” (wawancara tanggal 15 Oktober 2010)

Sesuai pendapat dari Bapak Ngateman tersebut dapat diketahui

alasan kenapa pegawai kurang responsif terhadap keluhan masyarakat

pemilik kendaraan bermotor akan fasilitas ruang tunggu yang kurang

memadahi, hal ini dikarenakan dalam perbaikan fasilitas membutuhkan

biaya yang tidak sedikit dan untuk saat ini belum ada anggaran khusus

yang digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana.

Selain dilihat dari kemampuan pegawai dalam mengetahui

keinginan dan keluhan masyarakat, responsivitas disini juga ditekankan

pada seberapa besar daya tanggap pegawai di seksi pengujian kendaraan

bermotor dalam mengetahui berapa jumlah kendaraan yang wajib

melakukan pengujian karena setiap tahun jumlah kendaraan wajib uji

jumlahnya selalu berubah-ubah. Terkait dengan hal tersebut, Bapak

Budiono selaku pegawai fungsional di seksi pengujian kendaraan bermotor

memberikan pedapat sebagai berikut :

“... memang setiap tahun jumlahnya berubah-ubah karena kan ada beberapa kendaraan baru atau kendaraan yang sudah di

Page 116: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

nonaktifkan sebagai wajib uji karena terlalu lama tidak mengujikan kendaraannya. Misalnya 2X tidak datang dinyatakan non aktif dan 3X tidak datang dihapus dari wajib uji. Kami mengetahuinya melalui pendataan lewat komputerisasi Mbak. Jadi semua data tentang jumlah kendaraan yang wajib uji baik yang masih aktif atau yang sudah tidak aktif disimpan di data komputer semua...” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010).

Masih dengan hal yang sama, Bapak Herry Febrianto selaku Kepala

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor menambahkan :

“...Kalo ada mobil baru yang wajib diujikan kita taunya kalo mereka datang sendiri untuk mengujikan kendaraannya ke sini, kalo tidak ya kita tidak tau. Soalnya kalo mau kerja sama dengan Samsat dengan sistem jemput bola seperti yang mbak maksud kita tidak punya kapasitas seperti itu mbak karena sesuai peraturan tidak ada petunjuk yang menyebutkan pendataan jumlah kendaraan dengan terjun langsung atau kerja sama dengan Samsat. Kita itu kan pegawai negeri mbak jadi ya kita tidak berani mengambil tindakan yang keluar dari peraturan yang telah ditetapkan. Jadi ya kita mengembalikan semua ini ke kesadaran masyarakat sendiri, kalau mereka mengutamakan keselamatan tentunya mereka akan datang ke sini dan mengujikan kendaraannya...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Bapak Herry Febrianto juga menambahkan bahwa dalam menyikapi

masyarakat yang terlambat mengujikan kendaraannya atau bahkan tidak

mengujikan kendaraannya utamanya bagi mereka yang mempunyai tempat

tinggal jauh dari lokasi pengujian daya tanggap yang dilakukan pegawai di

seksi pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

“...dulu pernah Mbak kita mencoba mengirim surat panggilan kepada pemilik kendaraan yang terlambat atau bahkan tidak mengujikan kendaraannya dalam waktu yang lama. Tapi itu tidak bertahan lama karena untuk mengirim surat panggilan juga membutuhkan biaya yang besar dan tidak ada dana untuk itu, bayangkan saja seandainya satu orang dengan biaya Rp

Page 117: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

1000,00 dan bagaimana kalau yang tidak mengujikan itu 200 orang berarti kami juga harus mengeluarkan biaya untuk surat panggilan sebesar Rp200.000,00 padahal belum tentu pengiriman surat panggilan itu efektif untuk membuat mereka sadar akan pengujian. Jadi hal ini hanya akan menambah pengeluaran bagi pihak kami...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Melihat pernyataan di atas daya tanggap pegawai di seksi pengujian

kendaaan bermotor dalam mengetahui seberapa banyak jumlah kendaraan

bermotor yang wajib uji masih sangat rendah, pegawai hanya melakukan

pendataan melalui jumlah kendaraan yang datang dan apabila ada

kendaraan yang seharusnya wajib uji namun tidak diujikan pegawai

bersikap apatis dan beranggapan bahwa keselamatan adalah kebutuhan

mereka.

Secara umum dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa daya tanggap atau responsiivitas pegawai di Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor masih rendah.

Walaupun hanya sedikit ditemukan keluhan dari para pemilik kendaraan

bermotor dan pegawai sudah berupaya untuk memenuhi keluhan

masyarakat serta bersikap ramah saat melakukan pengujian, namun belum

semua aspirasi atau keinginan dari masyarakat bisa terpenuhi. Beberapa

pemilik kendaraan merasa keluhan yang mereka sampaikan belum

ditanggapi semua, terutama masalah kondisi ruang tunggu yang kurang

nyaman. Selain itu pegawai kurang responsive berkaitan dengan pendataan

jumlah kendaraan wajib uji yang selalu berubah-ubah. Sedangkan dalam

menanggapi adanya kendaraan wajib uji yang tidak melakukan pengujian

Page 118: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

pegawai bersikap apatis. Seharusnya jumlah kendaraan yang wajib uji

perlu mendapat perhatian khusus karena jumlah kendaraan wajib uji

berkaitan erat dengan peningkatan pendapatan retribusi pengujian

kendaraan bermotor.

Karena masih rendahnya daya tanggap atau responsivitas dalam

malakukan pengujian kendaraan bermotor, maka untuk selanjutnya pihak

Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo diharapkan harus lebih maksimal

dalam menanggapi keluhan yang datang, selain itu pihak Dishubinfokom

juga harus lebih responsive dalam melakukan pendataan terhadap

kendaraan wajib uji, sehingga apabila ditemukan ada kendaraan yang

wajib uji namun tidak melakukan pengujian maka harus dilakukan

tindakan.

3. Indikator Responsibilitas

Responsibilitas dalam penelitian mengenai kinerja Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses

pemberian pelayanan publik yang dilakukan Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tidak melanggar

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian mengenai kinerja Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan

retribusi pengujian kendaraan bermotor responsibilitas bisa dilihat dari

Page 119: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

apakah pelaksanaan kegiatan pengujian kendaraan bermotor itu dilakukan

sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan

kebijakan dari Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo. Oleh sebab itu,

responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan

responsivitas. Hal ini sering dijumpai dalam proses pengujian adalah

ketika ada kendaraan yang diujikan dan secara teknis tidak memenuhi

syarat laik jalan, tetapi pemilik kendaraan ngotot minta agar dinyatakan

lulus uji. Tidak jarang petugas/penguji harus adu argumentasi dengan para

pemilik kendaraan tentang hal ini. Seperti disampaikan oleh Boediono

salah satu pegawai di seksi pengujian kendaraan bermotor yang sebagai

penguji, yaitu sebagai berikut :

”...Kami sering terpaksa harus adu argumentasi dengan pemilik kendaraan yang tidak lulus uji. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang kami lakukan adalah untuk keselamatan mereka sendiri. Kami tidak mungkin memberikan tanda pengesahan lulus uji bila memang ada bagian-bagian tertentu dari kendaraan tersebut yang secara teknis tidak laik jalan....” (wawancara tanggal 21 September 2010)

Hal senada juga diungkapakan oleh Bapak Herry Febrianto Kepala

Seksi di Pengujian Kendaraan Bernotor sebagai berikut :

”...walaupun banyak yang ngotot ingin kendaraannya diluluskan tapi penguji tetep pada prinsipnya karena tanggung jawab penguji pada keselamatan nyawa manusia. jadi kalo ada yang tidak lulus dinyatakan lulus itu sangat berbahaya. Kalo tidak layak jalan kalo bisa diperbaiki ya kita membimbing untuk diperbaiki dulu. Soalnya kalo terjadi kecelakaan tar yang disalahkan penguji….” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Page 120: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pegawai di Seksi

Pengujian Kendaran Bermotor hanya meluluskan kendaraan yang secara

teknis benar-benar laik jalan walaupun harus rela adu argumentasi dengan

para pemilik kendaraan. Hal seperti inilah contoh fenomena nyata dimana

responsibilitas berbenturan dengan responsivitas. Dilihat dari segi

responsibilitas pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor harus

menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip atau kebijakan yang

ada yaitu mereka hanya bisa meluluskan kendaraan yang secara teknis

memenuhi persyaratan laik jalan, namun di sisi lain jika dilihat dari segi

responsivitas pegawai harus menanggapi adanya keinginan dari

masyarakat agar kendaraan yang secara teknis tidak laik jalan agar

diluluskan. Dalam hal ini apabila pegawai menuruti apa yang menjadi

keinginan masyarakat pemilik kendaraan bermotor untuk memberikan

kelulusan pada kendaraan yang seharusnya tidak laik jalan, selain tidak

sesuai dengan prinsip dan kebijakan di Dishubinfokom Kabupaten

Sukoharjo juga membahayakan nyawa dan keselamatan dari pengguna

kendaraan. Oleh karena itu pegawai di Dishubinfokom Kabupaten

Sukoharjo selalu berpegang kepada prinsip dan kebijakan yang ada. Hal

ini juga diperkuat dengan pendapat dari Bapak Wakijo pemilik truk

sebagai berikut ini:

”...pegawai sini memang susah Mbak kalo suruh meluluskan kendaraan yang haruse ndak lulus, mereka konsisten banget kalo ndak lulus dieyel gimanapun juga tetep ndak berubah. Tapi itu justru bagus Mbak jadi tujuan ikut KIR itu bukan hanya sekedar formalitas agar bisa mendapatkan tanda uji

Page 121: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

kelulusan tapi juga untuk menjaga keselamatan...” (wawancara tanggal 22 Oktober 2010)

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Darmono pemilik truk

sebagai berikut :

”...sepertinya mereka tidak sembarangan Mbak dalam pemasangan tanda bukti lulus uji soalnya hanya yang benar-benar layak yang diluluskan. Proses pengujian juga teliti banget dari kecerahan lampu, keadaan rem, ban, dan penghapus kaca. Keselamatan merupakan yang nomer saru...” (wawancara tanggal 22 Oktober 2010).

Sesuai dengan prinsip yang ada, dalam proses pengujian kendaraan

bermotor untuk mengetahui apakah kendaraan tersebut laik uji atau tidak,

bagian-bagian kendaraan yang diperiksa dan persyaratan yang harus

dipenuhi antara lain sebagai berikut:

1. Lampu Penerangan

Lampu besar kiri kanan yang seharusnya berwarna putih yang

memenuhi syarat dan tidak menyilaukan. Lampu belakang dan lampu

rem berwarna merah, lampu nomor, lampu samping, lampu petunjuk

arah/righting kekuatan sinar maupun warnanya harus sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

2. Peralatan sempurna dan memiliki syarat antara lain:

a. Pesawat kemudi termasuk tire root, ball join/king pen, termasuk

lengan-lengan kemudi/bearing/laker harus baik; chamber, chaster

(roda), toe in maupun toe out harus sesuai dengan ketentuan.

Page 122: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

b. Rem: selang-selang maupun kampas/sepatu rem tidak ada

kebocoran/keausan dan bekerja sempurna.

c. Pesawat penutup suara/knalpot yang sempurna dan mengarah ke

belakang.

d. Ban hidup yang layak pakai dan tidak aus. Ban depan tidak boleh

vulkanisiran.

e. Sepasang kaca spion yang baik.

f. Petunjuk arah (righting) sesuai dengan ketentuan.

g. Penghapus kaca/wiper berfungsi dengan baik.

h. Sistem suspensi (shock breaker), chasis dan perlengkapannya

harus sempurna.

i. Rumah-rumah kabin, load bak harus baik dan kokoh di atas chasis.

j. Emisi gas buang: asap (diesel smoke) maksimal 50%, CO

maksimal 4,5%, dan HC maksimal 1.200 ppm.

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang ada di

kendaraan diperlukan seorang tenaga yang mempunyai kemampuan atau

keahlian khusus yang mengetahui seluk beluk tentang pengujian. Berikut

adalah pendapat yang dikemukakan oleh Bapak Budiono selaku pegawai

fungsional di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor :

“…tidak semua pegawai disini bisa menguji mbak soalnya alat yang digunakan alat mekanik dan alat berat, selain itu kan pengujian itu harus akurat layak ya diluluskan kalo ga ya ga diluluskan jadi butuh keahlian khusus. Kemampuan penguji di sini ada 4 tataran atau jenjang. Ada pemula, pelaksana, pelaksana lanjutan, dan penyelia. Yang bisa jadi penguji

Page 123: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

adalah pegawai sini yang dapat SK pengujian. Masuk ke sini kita sekolah ke pendidikan khusus pengujian baru dapet SK penguji. Pemula mengikuti pendidikan lagi masuk pelaksana, pelaksana masuk pelaksana lanjutan, dan setelah ikut pendidikan lagi baru jadi penyelia. Jadi selalu bertahap ndak mungkin masuk langsung jadi penyelia tanpa melalui pendidikan khusus…” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010)

Pernyataan dari Bapak Boediono di atas menunjukkan bahwa agar

pelaksanaaan kegiatan pengujian sesuai dengan yang diharapkan dan

akurat diperlukan petugas penguji atau tenaga ahli yang berpengalaman.

Namun terdapat kendala dalam ketersediaan tenaga ahli, yaitu seperti yang

ditambahkan oleh Bapak Boediono sebagai berikut :

“…biasanya dari pusat minta Dinas mengajukan berapa, kalo minta 2 ya kita mengajukan 2 jadi ya ndak mengajukan seenaknya sendiri. Pendidikan biasanya di Tegal. Kalo pendidikan dengan biaya sendiri itu mahal soalnya hanya 2 bulan tapi biayanya 10 juta. Kalo dari pusat tidak ada pelatihan gratis ya itu yang membuat kita kurang tenaga terlatih. Saat ini personil penguji 5orang dengan 5000 kendaraan, jadi personil kurang. Sehari rata-rata yang datang 40 orang dengan penguji 5 orang tapi yang 1 merangkap kepala seksi jadi ya hanya 4 orang yang jadi penguji.sebenarnya kalo jumlah personilnya bisa ditambah dan alat juga ditambah kita bisa membuka dua alur pengujian tiap harinya. Kendaraan datang pertama diperiksa pemula, dari luar masuk ke pelaksana. Pemula juga diajari jadi penyelia apabila penyelia sedang tidak ada di tempat…” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kendala dalam proses

pengujian adalah kurangnya tenaga ahli karena belum adanya penambahan

tenaga yang dilatih atau belum mempunyai SK pengujian.

Sesuai dangan beberapa bendapat di atas secara umum

responsibilitas di seksi pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan,

Page 124: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dinilai sudah sangat

baik karena sudah sesuai dengan prinsip dan kebijakan yang ada, hal ini

bisa dilihat dalam pemberian tanda kelulusan uji kelayakan hanya

diberikan kepada kendaraan yang benar-benar secara teknis laik jalan,

selain itu proses pengujian juga dilakukan oleh pegawai yang mempunyai

kemampuan khusus dalam pengujian kendaraan bermotor untuk menguji

kendaraan sehingga dengan demikian kendaraan yang di uji benar-benar

bisa dijamin keakurtannya apakah lulus uji atau tidak.

4. Indikator Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa jauh penyelenggaraan

pelayanan public dapat dipertanggungjawabkan secara langsung atau tidak

kepada public, maupun kepada pemerintah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hal ini berarti bahwa akuntabilitas

dalam penyelengaraan pelayanan public merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan sebarapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan

pelayanan dengan petunjuk pelaksana yang menjadi dasar atau pedoman

penyelenggaraan pelayanan kepada pihak yang memiliki kewenangan

untuk meminta pertanggungjawaban.

Dalam penelitian tentang kinerja Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi

pengujian kendaraan bermotor, akuntabilitas digunakan sebagai indicator

yang menunjukkan kesesuaian antara pelayanan pengujian kendaraan

Page 125: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

bermotor yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan perraturan yang ada dan

konsisten dengan kehendak masyarakat pengguna layanan yaitu

masyarakat pemilik kendaraan bermotor.

Sebagai instansi pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo, Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

merupakan salah satu instansi pemerintahan yang diberikan wewenang dan

tanggung jawab dalam hal pengujian kendaraan bermotor. Dengan

demikian jelas terlihat jelas bahwa Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo merupakan sebuah instansi vertikal di

bawah Pemerintahan Kabupaten Sukoharjo.

Berkaitan dengan pertanggungjawaban Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat berkaitan pengujian kendaraan bermotor

maka semua pihak yang memberikan pelayanan kepada masyarakat harus

bekerja dengan penuh ketelitian, profesionalisme pegawai, dan

kedisiplinan. Selain itu kejelasan aturan termasuk kejelasan kebijakan dan

peraturan perundang-undangan dalam bidang pengujian kendaraan

bermotor sangat diperlukan agar masing-masing pegawai mampu

melaksanakan tugas dan wewenang dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut

perlu ditekankan mengingat tugas besar yang diberikan kepada Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo sebagai

satu-satunya instansi pemberi layanan dalam bidang pengujian kendaraan

Page 126: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

bermotor di kabupaten Sukoharjo, untuk itulah diperlukan adanya laporan

pertanggungjawaban sebagai bukti pelaksanaan tugasnya dalam periode

waktu tertentu. Mengenai laporan pertanggungjawaban di Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo telah

dilaksanakan secara berkala. Hal tersebut seperti yang telah disampaiakan

oleh Bapak Herry Febrianto selaku Kepala Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor sebagai berikut :

“…Di sini di Dishubinfokom Kab.Sukoharjo ada laporan per tiga bulan dan laporan tahunan, setiap seksi melaporkan pelaksanaan tugasnya, setelah semuanya terkumpul baru dijadikan satu. Tidak hanya itu Mbak, setiap program yang kami laksanakan pasti kami buat laporannya. Jadi dari laporan itu, nantinya akan diketahui hasil yang dicapai maupun hambatan-hambatan yang dihadapi sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan perbaikan untuk program selanjutnya. Khusus untuk seksi pengujian kendaraan bermotor setiap hari kami membuat laporan tentang berapa jumlah kendaraan yang melakukan pengujian dan berapa jumlah pendapatan yang diperoleh dari retribusi pengujian…” (wawancara tanggal 22 Oktober 2010)

Dari pernyataan di atas jelas terlihat adanya mekanisme

pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan secara berkala dari pegawai

ke Kepala Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Bupati Pemerintahan

Kabupaten Sukoharjo.

Berkaitan dengan akuntabilitas keuangan, dalam menggunakan dan

mengelola dana Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan seluruh prosedur dan proses

administrasi keuangan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Berkaitan

Page 127: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

dengan anggaran yang digunakan oleh Dinas Perhubungan, Informatika,

dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo adalah sesuai yang diungkapkan

oleh Bapak Herry Febrianto Kepala Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor

berikut ini :

“…Dalam melaksanakan kegiatan tahun 2009 Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo menggunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2009. Secara keseluruhan jumlah dana yang disediakan untuk mendukung kegiatan Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi dari belanja langsung sebesar Rp. 1.339.122.000,00 namun untuk tahun 2009 hanya terealisasi 92,8%…” (wawancara tanggal 28 Oktober 2010)

Sesuai pendapat dari Bapak Herry Febrianto di atas jelas bahwa

dalam melaksanakan kegiatan di Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo menggunakan dana yang bersumber

dari APBD yaitu secara keseluruhan senialai Rp1.339.122.000,000 .

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai : Rp. 442.012.500,00

2. Belanja Barang dan jasa : Rp. 766.709.500,00

3. Belanja Modal : Rp. 130.400.000,00

Dari keseluruhan dana tersebut semuanya dapat terealisasi sebesar

Rp1.242.677.871,00 atau sebesar 92,8 %.

Bapak Herry juga menambahkan :

“...Dari kegiatan – kegiatan yang telah dilaksanakan Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, selain menggunakan dana APBD juga terdapat kegiatan yang menghasilkan pendapatan misalnya dari retribusi dan kemudian disetor seluruhnya ke kas daerah

Page 128: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

sebagai kontribusi Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Biasanya kami melaporkan secara berkala dalam wujud laporan pertanggungjawaban atau LAKIP sehingga bisa diketahui seberapa besar pencapaian kinerja yang kita dapat dalam suatu periode...” (wawancara tanggal 28 Oktober 2010).

Sesuai dengan pendapat Bapak Herry di atas dijelaskan bahwa

pertanggungjawaban keuangan baik yang berasal dari APBD maupun dari

sektor retribusi dilaporkan secara periode dalam bentuk LAKIP. Dengan

adanya laporan pertanggungjawaban tersebut bisa diketahui apakah

realisasi yang didapat sudah sesuai dengan target yang ditentukan. Adapun

rincian LAKIP Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 adalah :

Tabel : IV.8. Perbandingan Anggaran Kegiatan Tahun 2009 Antara yang Direncanakan dengan Kenyataan

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

1 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

2.038.000 2.066.850 101,42

2 Retribusi Parkir di tepi Jalan Umum 205.500.000 198.000.000 96,35

3 Retribusi Pengujian Kend. Bermotor 480.000.000 448.310.000 93,40

4 Retribusi Jasa Terminal 873.132.000 690.212.300 79,05 5 Retribusi Penyeberangan

di atas air 24.445.000 24.455.000 100,04

6 Retribusi Izin Trayek 18.000.000 18.413.400 102,30

7 Kue Iklan dan Pengumuman

15.840.000 16.120.000 101,77

JUMLAH 1.618.955.000 1.397.577.550 86,33 Sumber : Lakip Dishubinfokom Kab. Sukoharjo Tahun 2009

Page 129: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Sesuai dengan tabel di atas berarti berarti bahwa pihak pegawai

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo,

masing-masing seksi harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

dan kegiatannya dalam lingkup dinas sendiri secara periodik. Setelah itu

baru memertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Eko selaku salah satu staff

di Seksi Pengujian Kendaaan Bermotor sebagai berikut :

“…Secara ekstern, kinerja kami berada dalam pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Bupati secara periodik menandatangani dan melakukan pengawasan semua kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam hal keuangan dan manajemen. Selain itu secara intern Kepala Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi juga melakukan evaluasi dengan melakukan rapat koordinasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam rapat tersebut dapat diketahui bagaimana pelaksanaan suatu kegiatan, apa saja yang menjadi hambatan dan kendalanya…” (wawancara tanggal 22 Oktober 2010).

Dari apa yang telah dijelaskan oleh Bapak Eko di atas terlihat

bahwa penyelenggaraan pelayanan di Dinas Perhubungan, Komunikasi,

dan Informatika Kabupaten Sukoharjo telah dapat dipertanggungjawabkan

kepada pemerintah sehingga akuntabilitasnya dapat dikatakan cukup baik.

Namun akan lebih baik lagi apabila pelaksanaan tugas dan kegiatan di

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat pengguna jasa.

Mengenai akuntabilitas kepada masyarakat ini dibenarkan oleh Bapak

Page 130: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Herry Febrianto selaku Kepala Seksi Pemgujian Kendaraan Bermotor,

yaitu sebagai berikut :

“…pertanggungjawaban kami kepada masyarakat terlihat dari masyarakat yang datang dan mengujikan kendaraannya, wujud dari pertanggungjawaban kami adalah mengutamakan keselamatan dari kendaraan yang diuji karena output dari pengujian kendaraan bermotor adalah agar tercipta keselamatan. Kami memberikan tanda kelulusan uji bagi kendaraan yang laik jalan. Selama ini saya kira tanggung jawab kami dalam mengeluarkan tanda lulus uji sudah baik karena belum pernah saya mendengar terjadi kecelakaan di wilayah Kabupaten Sukoharjo dikarenakan adanya rem blong…” (wawancara tanngal 22 Oktober 2010)

Sesuai hasil wawancara tersebut wujud pertanggungjawaban

pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo kepada masyarakat

terlihat dari output pengujian kendaraan bermotor yaitu terciptanya

keselamatan transportasi dari pengguna kendaraan.

Dari apa yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa

akuntabilitas Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi khususnya

dalam pengujian kendaraan bermotor baik kepada pemerintah maupun

kepada masyarakat sudah cukup baik. Selanjutnya akuntabilitas Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dapat

dilihat dari tanggung jawabnya dalam menjalankan tugasnya dalam proses

pengujian kendaraan bermotor apakah sudah sesuai dengan peraturan yang

ada atau belum.

Pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dalam

menjalankan tugasnya dalam bidang pengujian kendaraan bermotor tidak

Page 131: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

boleh terlepas dari peraturan yang telah ditetapkan. Peraruran tersebut

tercermin dalam peraturan daerah atau undang-undang sebagai petunjuk

pelaksanaan. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Oktober 2001 Pemerintah

Kabupaten Sukoharjo menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun

2001 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, dan pada tanggal

20 November 2003 dilakukan perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Nomor 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan

Bermotor melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 28

Tahun 2003. Dengan demikian peraturan yang saat ini dijadikan acuan

oleh pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo seksi pengujian

kendaraan bermotor dalam menjalankan tugasnya adalah sesuai dengan

Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2003. Pihak Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan

pengujian kendaraan bermotor dikatakan mempunyai akuntabilitas yang

tinggi apabila pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan apa yang diatur

dalam Perda Nomor 28 Tahun 2003. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Bapak Herry Febrianto selaku kepala seksi pengujian

kendaraan bermotor, yaitu sebagai berikut :

”... tentu kami menjalankan segala sesuatu ngikutin apa yang diatur dalam undang-undang kalo tidak ya nanti malah menyalahi aturan. Dulu yang jadi patokan adalah Perda No 29 Tahun 2001 namun sejak bulan November 2003 diganti dengan Perda No 28 Tahun 2003. Sebenarnya kedua Perda tentang pengujian kendaraan bermotor tersebut intinya adalah sama namun terdapat perubahan pada besarnya tarif retribusi. Jadi ya penarikan tarif retribusi yang kita lakukan berdasarkan Perda tersebut, saat Perdanya telah berubah kita narik tarifnya

Page 132: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

juga berubah berasarkan apa yang ada di Perda ...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Bapak Boediono selaku pegawai fungsional di seksi pengujian

kendaraan bermotor juga menambahkan tentang perubahan Perda, yaitu

sebagai berikut :

”...Pada Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 29 Tahun 2001, struktur dan besarnya tarif retribusi dibedakan berdasarkan jenis kendaraan bermotor yang diuji, sedangkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 28 Tahun 2003, struktur tarif digolongkan berdasarkan jumlah berat yang diperbolehkan dan jenis kendaraan bermotor yang diuji...” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010.

Berdasarkan pendapat di atas dijelaskan bahwa perubahan yang

dilakukan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 29

Tahun 2001 Tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 28 Tahun 2003 adalah

pada dasar penetapan struktur dan besarnya tarif serta kenaikan tarif

retribusi pengujian kendaraan bermotor.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 29 Tahun

2001, tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor diatur dalam pasal 9

yang bunyinya sebagai berikut :

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi dibedakan berdasarkan

berdasarkan jenis kendaraan bermotor yang diuji.

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:

a. Tarif Retribusi Pengujian

1) Mobil Penumpang Umum Rp19.000,00

2) Mobil bus, mobil barang, dan Rp23.500,00

Page 133: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

kendaraan khusus

3) Kereta Gandengan dan Kereta

Tempelan

Rp21.000,00

b. Biaya Pengganti tanda uji berkala, baut,

kawat, dan segel

Rp 2.500,00

c. Biaya Pengganti Buku Uji Berkala Rp 5.000,00

d. Biaya Pemeriksaan kondisi teknis

kendaraan yang akan dilelang:

1) Roda dua Rp10.000,00

2. Roda empat atau lebih Rp20.000,00

Sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Nomor 28 Tahun 2003, struktur dan besarnya tarif retribusi pengujian

kendaraan bermotor mengalami perubahan sebagai berikut.

Pasal 1

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Nomor 29 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pengujian Kendaraan

Bermotor (Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2001

Nomor 46, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 82) diubah

sebagai berikut:

Pasal 9

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jumlah berat yang

diperbolehkan dan jenis kendaraan bermotor yang diuji.

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Pasal ini adalah sebagai berikut:

OBJEK RETRIBUSI TARIF (Rp)

a. Pengujian Kendaraan 1. Mobil Penumpang Umum 23.500,00 2. Mobil bus, mobil barang, kendaraan

khusus, kereta gandengan dan kereta tempel dengan jumlah berat yang

Page 134: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

diperbolehkan a) Kurang dari 3.500 kg 26.000,00 b) 3.500 kg – 8.000 kg 30.000,00 c) Lebih dari 8.000 kg 35.000,00 b. Pengganti tanda uji berkala, baut, kawat, dan

segel 5.000,00

c. Pengganti Buku Uji 7.500,00 d. Rekomendasi mutasi keluar daerah 15.000,00 e. Pemeriksaan kondisi teknis kendaraan yang

akan dilelang

1. Roda dua 15.000,00 2. Roda empat atau lebih 30.000,00

Sumber : Perda N0.28 tahun 2003

Sebagai bagian dari tanggung jawabnya pihak Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo dalam menentukan besarnya tarif yang harus

dipungut adalah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di Perda Nomer

28 Tahun 2003 seperti yang tertera di atas. Perubahan tarif dalam Perda

tersebut dilakukan dengan adanya alasan yang kuat sehingga bukan asal-

asalan menaikkan tarif retribusi, tentang perubahan tarif ini adalah sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Bapak Herry Febrianto Kepala Seksi

Pengujian Kendaraan Bermotor sebagai berikut :

”...dulu pernah ada yang protes waktu tarif naik Mbak, ada yang mengira pihak kita yang menaikkan tarif soalnya .masyarakat awam kan kadang mikirnya kalo berurusan dengan uang arahnya ke korupsi atau pungutan liar padahal tarif retribusi itu naik juga karena kita menyesuaikan Perda yang baru. Sebenarnya prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur besarnya perubahan tarif retribusi tersebut dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor namun tetap dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat. Dengan demikian, pembaharuan peraturan kenaikan retribusi mempunyai makna strategis bagi pemerintah daerah sebagai pilihan untuk meningkatkan pendapatan sejak diberlakukannya otonomi daerah. Biaya pengujian kendaraan bermotor tersebut meliputi biaya pendaftaran, biaya pemeriksaan, biaya pembubuhan tanda uji, serta biaya

Page 135: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

pembuatan dan pemasangan tanda samping. Selain itu, dikenakan pula biaya penggantian tanda uji, termasuk baut, kawat, dan segel, serta penggantian buku uji berkala...” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Dari uraian di atas, dalam menentukan perubahan besarnya tarif

baru retribusi pengujian kendaraan bermotor juga memepertimbangkan

beberapa faktor, utamanya faktor ekonomi. Tujuan dari kenaikan terif

retribusi tersebut adalah untuk menutup biaya penyelenggaraan pengujian

kendaraan bermotor dan menaikkan pendapatan daerah dari sektor

retribusi sejak diberlakukannya otonomi daerah.

Dalam menentukan struktur dan besarnya tarif retribusi, pemerintah

dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Di satu sisi pemerintah tidak mau

membebani masyarakat dengan tarif retribusi yang semakin tinggi, tapi di

sisi lain adanya target pendapatan yang selalu mengalami peningkatan tiap

tahun memaksa pemerintah harus menaikkan tarif retribusi. Tanggung

jawab pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dalam usaha

pencapaian target retribusi adalah seperti dikatakan oleh Herry Februanto,

Kepala Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Sukoharjo

sebagai berikut :

”...sebenarnya kebijakan menaikkan tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah hal yang tidak bisa dihindari lagi walaupun sebenarnya sangat berat buat masyarakat karena semakin sulitnya kondisi perekonomian saat ini, tapi kami dari pihak Dishubinfokom sebagai SKPD harus menjalankan segala sesuatu sesuai peraturan tentang tarif tang disebutkan di perda, selain itu adanya tuntutan akan target sehingga apabila pemerintah ingin mencapai target pendapatan dari retribusi ini maka retribusi perlu dinaikkan. Setiap tahun kami harus

Page 136: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

berusaha untuk menutup target yang telah ditentukan....” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010)

Bapak Boediono selaku pegawai fungsional di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor menambahkan bahwa :

”...Kenaikan tarif retribusi tersebut disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak beberapa waktu yang lalu yang berpengaruh pada kenaikan harga suku cadang alat pengujian kendaraan bermotor seperti plat uji, buku uji, serta perlengkapan lainnya Di samping itu, adanya ketentuan bahwa setiap objek pendapatan agar selalu meningkatkan targetnya secara incremental juga menjadi alasan dari kebijakan ini agar pemerintah bisa mencapai target pendapatan yang sudah ditetapkan...” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010)

Dari beberapa pernyataan di atas jelas bahwa kenaikan tarif dalam

retribusi adalah sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ada, bukan

karena keinginan dari pegawai semata. Jadi wujud akuntabilitas pegawai

di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor dalam pemungutan tarif retribusi sudah menginguti peraturan

yang ditetapkan di Perda Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pengujian

Kendaraan Bermotor.

Akuntabilitas pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo juga bisa

dilihat dalam melakukan proses pengujian kendaraan bermotor pegawai di

seksi pengujian kendaraan bermotor harus memperhatikan persyaratan

pengujian dan berbagai prosedur sebelum melakukan pengujian. Berkaitan

dengan alur proses pengujian, persyaratan apa saja yang harus dipenuhi

saat proses pengujian, dan besarnya tarif retribusi pengujian pihak

Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo telah berusaha transparan yaitu

Page 137: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

dengan memasang di papan pengumuman yang telah disediakan, hal ini

sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Darmono pemilik truk

berikut ini :

”...saya tahu syarat apa saja yang dibawa dan berapa banyak biaya pengujian dari yang ditempel di papan pengumuman mbak. Misalnya kendaraan yang terlambat diujikan akan dikenai denda Rp7000,-.Disana juga jelas tertera proses pengujian itu alurnya kaya apa. Kalo saya masih bingung ya saya tanya...” (wawancara tanggal 22 Oktober 2010)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pihak Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor memiliki

tanggung jawab yang besar dalam memberikan informasi kepada

masyarakat tentang tarif biaya retribusi, syarat-syarat yang harus

dilengkapi, dan kejelasan alur proses pengujian.

Begitu pentingnya kedudukan peraturan daerah yang menopang

proses pengujian kendaraan bermotor maka kejelasan prosedur pengujian

kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan.

Proses yang dilalui dalam pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai

berikut :

1. Pemohon/pemilik kendaraan wajib uji membawa kendaraan ke lokasi

pengujian.

2. Pemohon/pemilik kendaraan mendaftar pada petugas pendaftaran.

3. Petugas pendaftaran memeriksa berkas kelengkapan persyaratan

pengujian.

Page 138: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

4. Jika persyaratan telah lengkap, petugas menerbitkan Surat Keputusan

Retribusi Daerah (SKRD), pemohon membayar retribusi sesuai

ketentuan, dan kendaraan dibawa ke gedung pengujian untuk

dilaksanakan pemeriksaan dan pengujian terhadap bagian-bagian

kendaraan bermotor.

5. Selama kendaraan diperiksa dan diuji, petugas administrasi memproses

administrasi pengujian kendaraan, yaitu mempersiapkan kartu induk

pemeriksaan, buku uji, dan plat uji.

6. Jika hasil pemeriksaan dan pengujian kendaraan dinyatakan lulus,

dilakukan pemasangan tanda uji dan pengecatan tanda samping. Proses

pengujian selesai dan buku uji diserahkan.

7. Jika hasil pemeriksaan dan pengujian kendaraan dinyatakan tidak

lulus, pemohon wajib memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada,

untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengujian ulang.

Prosedur yang telah dijelaskan di atas adalah wajib dilalui oleh

masyarakat yang mengujikan kendaraannya untuk bisa mendapatkan tanda

bukti lulus uji. Sehingga lama atau tidaknya proses pengujian juga

tergantung pada kelancaran proses dan langkah-langkah di atas. Namun

pada dasarnya apabila masyarakat telah memahami langkah-langkah dan

persyaratan pengujian maka sesungguhnya prosedur pengujian kendaraan

bermotor tidaklah sulit. Hal ini adalah sesuai yang diungkapkan oleh

Bapak Herry Febrianto selaku Kepala Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor berikut ini :

Page 139: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

’...pada dasarnya prosedur pengujian kendaraan bermotor bukan hal yang sulit asal masyarakat yang mau mengujikan kendaraannya datang ke sini dengan membawa kelengkapan syarat-syarat pengujian. Bila ada persyaratan yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan kepada kami. Setelah administasi dan syarat lengkap kami bisa langsung menguji kendaraannya untuk diketahui apakah layak jalan atau tidak...” (wawancara tanggal 22 Oktober 2010)

Lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan alur pengujian berikut :

Gambar IV.2 ALUR PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Pemohon/ pemilik kendaraan

Petugas Pendaftaran memeriksa kelengkapan

persyaratan

Bendahara Pengeluaran Pembantu

BEND. 26

Administrasi Pengujian Kendaraan Proses :

Kartu Induk Pemeriksaan Buku Uji Plat Uji

Gedung Pengujian Proses

Pengujian/Pemeriksaan Kendaraan Bermotor

Hasil Pemasangan Tanda Uji dan Pengecatan Tanda Samping

Selesai Memperbaiki kekurangan

Lulus

Tidak Lulus

Page 140: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Dengan demikian, sesuai dengan tanggung jawabnya tanpa melalui

alur diatas pegawai di seksi pengujian bermotor tidak bisa melakukan

proses pengujian. Selain itu pemilik kendaraan bermotor juga harus

melengkapi persyaratan uji terlebih dahulu. Karena tanpa kelengkapan

persyaratan uji kendaraan yang datang tidak bisa diujikan, maka

kelengkapan persyaratan merupakan hal yang penting untuuk diperhatikan.

Sesuai dengan Perda Nomor 28 Tahun 2003 tersebut persyaratan yang

harus dilampirkan dalam proses pengujian kendaraan bermotor antara lain

sebagai berikut.

1. Persyaratan uji pertama:

a. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK),

b. Khusus kendaraan umum: Surat Persetujuan Izin Trayek (SPIT),

c. Settifikat Regristasi Uji Tipe (SRUT),

d. Khusus mobil tangki: Surat Tera.

2. Persyaratan uji berkala:

a. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK),

b. Buku Uji,

c. Untuk kendaraan umum: Izin Usaha,

d. Untuk kendaraan tidak umum: Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)

Persyaratan yang telah disebutkan di atas wajib dilengkapi oleh

pemilik kendaraan yang akan mengujikan kendaraannya. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Budiono selaku pegawai fungsional di seksi

pengujian kendaraan bermotor, yaitu sebagai berikut :

Page 141: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

“…pemilik kendaraan harus datang melengkapi syarat uji dan melengkapi biaya administrasi di bagian pendaftaraan dulu mbak baru nanti kami layani. Kalo persyaratan belum dillengkapi kami tidak bisa menguji kendaraannya karena sama aja itu melanggar peraturan. Dulu pernah kejadian ada pemilik kendaraan umum dari Kartusoro lupa tidak membawa Surat Persetujuan Izin Trayek (SPIT) dan ngotot ingin kendaraannya tetap diujikan, tapi kita juga tetap pada prinsip bahwa apabila persyaratan tidak lengkap kendaraan tidak bisa diuji. Sebenarnya kasihan juga jauh-jauh dari Kartusuro hanya karena satu surat tidak jadi melakukan pengujian, tapi ya gimana lagi kita bertugas berdasar peraturan dan di peraturan sudah jelas tertera pemilik kendaraan harus melengkapi persyaratan sebelum melakukan pengujian. Memang hal-hal seperti ini yang sering tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Di satu sisi tanggung jawab kami harus bertindak sesuai peraturan namun di sisi lain kami juga ga tega lihat masyarakat tidak jadi mengujikan kendaraannya hanya karena satu surat yang ketinggalan…” (wawancara tanggal 11 Oktober 2010).

Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak Wakijo pemilik truk, yaitu

sebagai berikut:

“…memang mbak kalo kami tidak mengompliti syarat ya kami ndak mendapat pelayanan. Kan persyaratan dan besarnya tarif sudah ditempel di papan pengumuman jadi ya ndak ada alasan buat tidak melengkapi syarat. Pegawai sini juga patuh pada prosedur, kalo kurang satu syarat pun ya ndak jadi menguji…” (wawancara tanggal 12 Oktober 2010).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pegawai di seksi pengujian

kendaraan bermotor sudah melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawabnya, yaitu tidak melanggar peraturan yang ada, hal ini bisa dilihat

ketika ada pemilik kendaraan yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan di

alur pengujian yaitu tidak melengkapi persyaratan uji maka proses

pengujian tidak bisa berlangsung. Pegawai mengikuti peraturan yang

Page 142: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

ditetapkan bahwa kendaraan bisa melakukan pengujian apabila mengikuti

alur pengujian dan melengkapi semua persyaratan, sehingga apabila ada

persyaratan yang tidak dilengkapi maka pegawai tidak bisa melakukan

proses pengujian.

Dari beberapa pernyataan yang disebutkan di atas, secara umum

akuntabilitas yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian kendaraan bermotor

sudah bagus. Pertanggungjawaban kepada masyarakat ditunjukkan dengan

mengutamakan keselamatan dalam berkendara. Sedangkan

pertanggungjawaban secara vertikal yang dilakukan kepada Pemerintah

Kabupaten Sukoharjo sudah dilakukan secara berkala dan pelaksanaan

kegiatan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan apa yang ditetapkan

di Perda Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor.

Page 143: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Tabel IV. 7. MATRIK HASIL PENELITIAN KINERJA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI

KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

No Indicator Hasil Penelitian 1. Tangible - Lokasi penelitian strategis dan mudah

dijangkau. - Alat pengujian sudah lengkap namun

hanya berjumlah satu paket sehingga hanya ada satu alur pengujian.

- Kurangnya perawatan terhadap peralatan uji.

- Kurangnya inventaris kantor seperti kipas angin, computer, dan ruang kerja yang kurang memadahi.

- Ruang tunggu untuk pemilik kendaraan bermotor kurang mencukupi.

2. Responsivitas - Pihak Dishubinfokom Kabupaten

Sukoharjo berusaha menanggapi keluhan masyarakat dengan menyediakan kotak saran dan bersikap ramah saat melakukan pengujian

- Pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo kurang menanggapi semua keluhan masyarakat khususnya terkait penyediaan ruang tunggu.

- Pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo kurang tanggap dalam menyikapi jumlah kendaraan wajib uji yang elalu berubah-ubah.

- Pihak Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo hanya bersikap apatis dalam menyikapi kendaraan wajib uji yang tidak melakukan pengujian.

3. Responsibilitas - Pihak Dishubinfokom hanya memberikan tanda lulus uji terhadap kendaraan yang secara teknis laik uji karena mengutamakan keselamatan dan sesuai dengan peraturan.

Page 144: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

- Proses pengujian dilakukan oleh pegawai di Dishubinfokom yang ahli dan sudah mempunyai SK penguji serta telah mengikuti pendidikan dan pelatihan khusu terkait pengujian kendaraan.

4. Akuntabilitas - Mekanisme pertanggungjawaban secara vertikalvdilakukan secara berkala dari pegawai di Dishubinfokom Kabupaten Sukoharjo dan selanjutnya dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Sukoharjo

- Dalam melaksanakan proses pengujian kendaraan bermotor telah sesuai dengan Perda dan aturan yang telah ditetapkan.

- Pertanggungjawaban kepada masyarakat ditunjukkan dengan mengutamakan keselamatan dalam berkendara.

Page 145: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DINAS

PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI

KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa datang

dari dalam organisasi (faktor internal) maupun faktor-faktor yang datang

dari luar organisasi (faktor eksternal). Dalam pengelolaan retribusi

pengujian kendaraan bermotor, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah

sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia berkaitan dengan kualitas pegawai

dalam melakukan tanggung jawabnya. Dalam proses pengujian

kendaraan bermotor jumlah pegawai yang ada di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo belum mencukupi secara

kuantitas. Seperti yang telah disebutkan di awal bahwa dalam

proses pengujian kendaraan bermotor diperlukan tenaga penguji

yang benar-benar ahli dalam pengujian dan mempunyai SK

pengujian. Namun, sampai saat ini pegawai di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor yang mempunyai SK pengujian baru

berjumlah lima orang. Dengan jumlah pegawai yang mempunyai

Page 146: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

SK pengujian masih minim proses pengujian kendaraan bermotor

bisa berjalan lama karena satu paket pengujian terdiri dari beberapa

jenis alat uji dan pegawainya secara bergantian memeriksa setiap

alat. Selain itu, dengan kondisi sumber daya penguji yang masih

minim maka tidak memungkinkan untuk menambah satu alur

pengujian lagi.

b. Sarana-prasarana kedinasan

Dalam proses pengujian kendaraan bermotor sarana dan

prasarana adalah suatu kebutuhan primer, hal ini dikarenakan

proses pengujian kendaraan bermotor tidak bisa terlepas dari

sarana dan prasarana misalnya kelengkapan alat uji. Dengan sarana

dan prasarana yang lengkap maka akan meningkatkan kinerja

pegawai maupun meningkatkan kualitas pelayanan. Sarana dan

prasarana untuk peralatan uji sudah dinilai lengkap namun akan

lebih baik lagi apabila ditambah lagi satu paket pengujian sehingka

tidak hanya ada satu alur pengujian yang menyebabkan antrian

semakin panjang.

c. Kualitas lingkungan fisik

Lingkungan fisik di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor di

Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten

Sukoharjo berpengaruh terhadap kinerja pegawai, misalnya kondisi

lingkungan kerja pegawai dan kondisi ruang tunggu yang nyaman.

Hal ini bisa terlihat misalnya apabila kondisi pengujian, ruang

Page 147: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

kerja, dan ruang tunggu baik akan membuat pegawai dan

masyarakat pemilik kendaraan bermotor merasa nyaman dalam

melakukan pengujian.

d. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi berkaitan dengan desain antara fungsi

yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal

yang ada.

Struktur organisasi yang ada di Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo bersifat hirarkis, dimana terdapat tingkatan

antara kepala seksi dan staff. Berdasarkan struktur organisasi,

pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dibagi menjadi

Kepala Seksi, bendahara, sekretraris pembantu, petugas pemungut

retribusi, pegawai fungsioanal sebagai tenaga penguji, dan

beberapa staf.

Dari struktur organisasi yang ada di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor jelas sekali bahwa setiap pegawai

mempunyai tugas dan fungsi masing-masing dan bersifat hirarkis,

sehingga semua pegawai mempunyai tanggung jawab secara

vertikal terhadap Kepala Seksi. Struktur organisasi ini mempunyai

pengaruh yang besar dalam pengukuran kinerja di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo karena dengan struktur

Page 148: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

organisasi yang terlalu hirarkis biasanya prosedur pelayanan terlalu

berbelit-belit karena segala keputusan harus berdasarkan perintah

dari atasan.

Hal ini bisa dilihat misalnya apabila ada rekomendasi

kendaraan wajib uji dari daerah lain yang menumpang untuk

diujikan di Kabuapaten Sukoharjo, pegawai di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor hanya berani mengujikan apabila ada ijin dari

Kepala Seksi. Tanpa mendapatkan persetujuan dari Kepala Seksi

pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor tidak berani

mengambil keputusan. Padahal Kepala Seksi belum tentu setiap

hari hadir karena sering ada rapat. Hal ini merupakan suatu

fenomena dimana struktur birokrasi yang terlalu hirarkis bisa

menghambat kinerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dalam

pengelolaan retribusi pengujian kendaraab bermotor.

e. Kepemimpinan

Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota

organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan

organisasi. (Tangkilisan, 2005:180).

Dalam organisasi publik keberadaan seorang pemimpin sangat

penting karena pemimpin bertugas untuk mengarahkan

bawahannya dalam pencapaian tujuan dan sebagai pengambil

keputusan di organisasi tersebut.

Page 149: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo secara struktur

organisasi masih bersifat hierarki sehingga membutuhkan sosok

kepemimpinan yang handal yang bisa mengendalikan anggotanya

agar bekerja sesuai standar dan tujuan organisasi.

Tetapi pada kenyataannya kepemimpinan di Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo masih terdapat beberapa

kekurangan. Seperti yang telah disebutkan di muka bahwa jumlah

pegawai di Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor yang mempunyai

SK pengujian hanya berjumlah lima orang dengan yang satu

merangkap sebagai Kepala Seksi. Hal ini jelas menunjukkan

bahwa Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor masih kekurangan

pegawai sehingga yang seharusnya menjabat sebagai Kepala Seksi

harus merangkap sebagai petugas penguji.

Karena hal tersebut seorang kepala seksi yang seharusnya

bertugas untuk memimpin bawahannya dan mengarahkan

bawahannya serta sebagai pengambil keputusan harus terjun

langsung sebagai enaga penguji.

Keberadaan pemimpin yang merangkap sebagai petugas

penguji akan sangat menghambat proses pengujian kendaraan

bermotor apabila Kepala Seksi ditugaskan untuk rapat atau ke luar

kota, hal ini menjadikan tenaga penguji di Seksi Pengujiam

Page 150: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Kendaraan Bermotor menjadi semakin minim dan proses pengujian

menjadi terhambat.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor ekonomi

1) Kondisi perekonomian yang semakin berubah-ubah

Kondisi perekonomian yang selalu berubah mempunyai

pengaruh yang besar terhadap pendapatan retribusi pengujian

kendaraan bermotor. Sejak kenaikan bahan bakar minyak maka

besarnya tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor juga ikut

mengalami kenaikan karena kenaikan bahan bakar minyak diikuti

juga dengan kenaikan harga suku cadang pengujian kendaraan

bermotor, seperti peralatan uji, plat uji, buku uji, serta

perlengkapan lainnya.

Dengan naiknya tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor

akan menjadi beban bagi sebagian masyarakat. Sehingga membuat

beberapa masyarakat yang merasa aman apabila tidak mengujikan

kendaraannya memilih tidak mengujikan kendaraannya daripada

harus mengeluarkan uang untuk melakukan pengujian.

2) Banyaknya kendaraan yang mutasi atau pindah ke daerah

lain

Kendaraan yang pindah ke daerah lain atau mengalami mutasi

tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan dari retribusi

Page 151: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

pengujian kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan dengan

pindahnya kendaraan ke daerah lain secara otomatis akan

mengurangi jumlah kendaraan wajib uji di Kabupaten Sukoharjo,

dengan demikian objek retribusi semakin berkurang.

b. Faktor Sosial

1) Kesadaran Pemilik Kendaraan Bermotor

Kesadaran pemilik kendaraan bermotor untuk mengujikan

kendaraannya sangat berpengaruh terhadap pendapatan dari

retribusi pengujian kendaraan bermotor. Pemilik kendaraan

bermotor merupakan subyek retribusi, sedangkan kendaraan wajib

uji merupakan objek retribusi. Besarnya pendapatan dari retribusi

pengujian kendaraan bermotor tergantung dari berapa banyak

orang yang mengujikan kendaraannya. Penyebab utama tidak

tercapainya target retribusi di tahun 2008 dan 2009 adalah karena

kesadaran masyarakat pemilik kendaraan bermotor untuk

mengujikan kendaraannya masih rendah.

Page 152: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil

kesimpulan bahwa kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan

Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor dikatakan sudah cukup baik, namun dalam

implementasinya masih terdapat beberapa hambatan.

Kinerja Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi

Kabupaten Sukoharjo, dilihat dari indikator-indikator yang digunakan

dalam mengukur kinerja yaitu antara lain adalah tangible, responsivitas,

responsibilitas, dan akuntabilitas. Dari masing-masing indicator tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Indilator tangible.

Wujud fisik (tangible) yang ada di Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian

Kendaraan Bermotor masih kurang maksimal. Walaupun lokasi

pengujian luas dan mudah dijangkau dijangkau namun masih

terdapat beberapa kekurangan. Dilihat dari peralatan uji sudah

lengkap namun hanya berjumlah satu paket alat uji sehingga hanya

terdapat satu alur pengujian yang menyebabkan antrian pengujian

semakin panjang. Selain itu dari segi sarana dan prasarana penunjang

134

Page 153: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

lainnya masih sangat kurang. Hal ini bisa terlihat terbatasnya

penyediaan komputer, kipas angin, ruang kerja pegawai yang kurang

luas, dan ruang tunggu yang kurang memadahi. Keadaan ruang

tunggu yang tidak nyaman membuat masyarakat pemilik kendaraan

bermotor banyak yang mengeluh dan hal ini menjadi salah satu

faktor penyebab mengapa ada beberapa pemilik kendaraan yang

enggan mengujikan kendaraannya sehingga berpengaruh pada

berkurangnya jumlah kendaraan wajib uji yang akhirnya berdampak

pada menurunnya pencapaian retribusi dari pengujian kendaraan

bermotor.

2. Indikator responsivitas

Daya tanggap atau responsivitas pegawai di Dishubinfokom

Kabupaten Sukoharjo Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor masih

rendah. Walaupun hanya sedikit ditemukan keluhan dari para

pemilik kendaraan bermotor dan pegawai sudah berupaya untuk

menanggapi keluhan tersebut serta bersikap ramah terhadap

masyarakat, namun belum semua aspirasi atau keinginan dari

masyarakat bisa terpenuhi. Salah satu keluhan yang belum mendapat

perhatian dari pihak Dishubinfokom adalah terkait masalah kondisi

ruang tunggu yang kurang nyaman, hal ini dikarenakan sampai saat

ini belum ada anggaran untuk perbaikan ruang tunggu.

Selain itu pegawai kurang responsive berkaitan dengan

pendataan jumlah kendaraan wajib uji yang selalu berubah-ubah.

Page 154: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Sedangkan dalam menanggapi adanya kendaraan wajib uji yang

tidak melakukan pengujian pegawai hanya bersikap apatis.

Seharusnya jumlah kendaraan yang wajib uji perlu mendapat

perhatian khusus karena jumlah kendaraan wajib uji berkaitan erat

dengan peningkatan pendapatan retribusi pengujian kendaraan

bermotor.

3. Indikator Responsibilitas

Responsibilitas di seksi pengujian kendaraan bermotor Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo

dinilai sudah sangat baik karena pelaksanaan kegiatan sudah sesuai

dengan prinsip dan kebijakan yang ada, hal ini bisa dilihat dalam

pemberian tanda kelulusan uji kelayakan hanya diberikan kepada

kendaraan yang benar-benar secara teknis laik jalan, selain itu

proses pengujian juga ditangani oleh pegawai yang mempunyai

kemampuan khusus dalam pengujian kendaraan bermotor dan

mempunyai SK pengujian sehingga kendaraan yang di uji benar-

benar bisa dijamin keakuratannya apakah lulus uji atau tidak.

4. Indikator Akuntabilitas

Akuntabilitas yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan,

Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo dalam pengujian

kendaraan bermotor sudah bagus. Pertanggungjawaban kepada

masyarakat ditunjukkan dengan mengutamakan keselamatan dalam

berkendara. Sedangkan pertanggungjawaban secara vertikal yang

Page 155: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

dilakukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dilakukan secara

berkala dalam bentuk LAKIP atau laporan

pertanggungjawaban.Selain itu pelaksanaan kegiatan pengujian

kendaraan bermotor sesuai dengan apa yang ditetapkan di Perda

Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor.

Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor tentunya tidak

terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor internal dalam

pengelolaan retribusi pengujian kendaraan bermotor terdiri dari sumber

daya penguji, sarana prasarana kedinasan, dan kualitas lingkungan fisik.

Sedangkan faktor eksternal dalam pengelolaan retribusi pengujian

kendaraan bermotor adalah faktor ekonomi, kesadaran dari pemilik

kendaraan bermotor untuk mengujikan kendaraannya, dan adanya

beberapa kendaraan yang pindah ke luar kota atau mutasi.

B. Saran

Dalam beberapa hal kinerja yang dilakukan oleh Dinas

Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo tersebut

masih ada yang perlu ditingkatkan lagi untuk memberikan pelayanan yang

optimal dan tercapainya target retribusi sesuai dengan yang telah

dianggarkan. Untuk itu ada beberapa saran yang bisa diperhatikan dan bisa

menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu

antara lain adalah sebagai berikut :

Page 156: kinerja dinas perhubungan, informatika, dan komunikasi kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

1. Diperlukan adanya kerjasama antara pihak Seksi Pengujian Kendaraan

Bermotor bersama Satpol PP dan pihak kepolisisan untuk lebih sering

melakukan operasi terhadap kendaraan wajib uji, sehingga dengan

adanya sanksi yang tegas maka pemilik kendaraan bermotor akan

mengujikan kendaraannya.

2. Dalam penyusunan APBD di tahun yang akan datang perlu diusulkan

adanya anggaran untuk perbaikan dan peningkatan sarana dan

prasarana yang ada utamanya pada penambahan peralatan uji,

perbaikan ruang kerja, dan penambahan ruang tunggu yang nyaman.

3. Perlu dilakukan pelatihan atau pendidikan khusus terhadap pegawai di

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor untuk menambah jumlah

pegawai yang mempunyai SK pengujian sehingga dengan semakin

banykanya pegawai yang mempunyai kemampuan dalam pengujian

maka akan memperlancar proses pengujian kendaraan bermotor.