kesuburan dan kesehatan tanah
TRANSCRIPT
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Sejarah Perkembangan Kesuburan Tanah di Indonesia
KELOMPOK 1AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKANUIN SUSKA RIAU
2016
A. Kegiatan Pertanian Indonesia
Pengumpulan makanan
Pertanian berpindah-pindah (nomaden) Pertanian
menetap
Livestock farming
Tergantung terhadap alam
1. Menggunakan alat pertanian dari batu dan bercocok tanam beberapa jenis tanaman
2. Berkembangnya masyarakat pra-pertanian (menetap, bercocok tanam dan beternak)
penggunaan lahan lebih intensif (2 kali
rotasi tanaman),
(i) pemicu revolusi pertanian: perubahan cara hidup dari berburu makanan menjadi bercocok tanam secara menetap, (ii) ekstersifikasi pertanian, (iii) tenaga kerja berharga.
Ladang shifting cultivation
hutan ditebang kemudian dibakar, setelah itu dibiarkan untuk waktu beberapa lama
B. REVOLUSI HIJAU
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia (Norman Borlaug).
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting: penyediaan air melalui sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
B. REVOLUSI HIJAU
Dampak + :1. meningkatkan produktifitas tanaman pangan2. peningkatan produksi pangan menyebabkan kebutuhan
primer masyarakat industri menjadi terpenuhi3. indonesia berhasil mencapai swasembada beras4. kualitas tanaman pangan semakin meningkat
Dampak - :5. Penurunan keanekaragaman hayati.6. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan
ketergantungan tanaman pada pupuk.7. Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama
strain baru yang resisten.
8. Berbagai organisme penyubur tanah musnah9. Kesuburan tanah merosot atau tandus10.Tanah mengandung residu (endapan) pestisida11.Hasil pertanian mengandung residu pestisida
C. PERTANIAN BERKELANJUTAN
Yaitu : pertanian yang dapat mengarahkan pemamfaatan oleh manusia lebih besar, efisiensi penggunaan sumberdaya lahan lebih tinggi besar dan seimbang dengan lingkungan, baik manusia maupun dengan hewan. Sedangkan multidisplin ilmu tanah berkelanjutan atau Sustainable Soil Management (SSM). Menurut Steiner (1996) dalam Winarso (2005) ada tiga aspek sistem pengolahan tanah berkelanjutan yaitu:1. Aspek bio fisik yaitu pengolahan tanah berkelanjutan
harus memelihara da meningkatkan kondisi fisik dan biologi tanah untuk produksi tanaman dan keragaman hayati (biodiversity).
2. Aspek sosial budaya yaitu pengolahan tanah berkelanjutan harus cocok atau sesuai dengan kebutuhan manusia baik secara sosial dan budaya pada tingkatan nasional dan regional.
3. Aspek ekonomi yaitu pengolahan tanah berkelanjutan harus mencakup semua penggunaan lahan.
C. PERTANIAN BERKELANJUTAN
Salah satu aspek teknis yang terpenting pada pertanian berkelanjutan baik di negara maju maupun berkembang adalah peningkatan efisiensi pupuk.
Peningkatan efisiensi pupuk akan dapat mengurangi pemakaian pupuk dan biaya produksi, serta akan menurunkan resiko permasalahan lingkungan. Mengenai permasalahan lingkungan ini dapat di contohkan pada degradasi dan polusi tanah. Tanah yang digunakan untuk pertanian mengalami penurunan kesuburannya karena berbagai faktor antara lain erosi, terpolusi, tidak seimbang unsur hara dalam tanah, adanya ketergantungan tanah terhadap masukan aspek pupuk, pestisida dan produksi tanaman lebih rendah.
TERIMA KASIH