kerjaan selvi
TRANSCRIPT
![Page 1: Kerjaan Selvi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082612/55cf8c565503462b138b91a2/html5/thumbnails/1.jpg)
PENYEBAB JENIS
BAKTERI Streptococcus pneumoniae
Neisseria meninghitids
Hemophilus influenzae
Streptococcus agalactiae
Escherichia coli
Klebsiella pnemoniae
Pseudomunas aeruginosa
Salmonella spp
Nocardia spp
Mycobactrium tubrculosis
VIRUS Nonpolio enteroviruses
echoviruses
Coxsackieviruses
Mumps virus
Arboviruses
Herpesviruses
Lymphocytic choriomeningitis
virus
Human immunodoficiency virus
Adenovirus
Parainfluenza viruses 2 and 3
Influenza virus
Meales virus
JAMUR Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitis
Histoplasma capsulatum
Blastomyces dermatitidis
Paracoccidioides brasiliensis
Candida spp
![Page 2: Kerjaan Selvi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082612/55cf8c565503462b138b91a2/html5/thumbnails/2.jpg)
Aspergillus spp
Sporothrix schencjii
PROTOZODA Naegleria fowleri
Angiostronggylus cantonesis
Toxoplasma gondii
Plasmodium falciparum
Deskripsi
Ensefalitis adalah infeksi yang mnegenai sistem saraf pusat (SSP) yang
disebabakan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen.
Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks,
arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan adenovirus.
Ensefalitis bisa juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan
pascavaksinasi pertusis.
Klasifikasi ensefalitis disebabkan pada faktor penyebabnya. Ensefalitis
supuratif akut dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus
aureus, Streptococus, E.Colli, Mycobacterium, dan T.Pallidum. Sedangkan
ensefalitis virus dengan virus penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitus),
virus morbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue, virus polio,
cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella.
Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran cerna.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar keseluruh tubuh
dengan beberapa cara:
Lokal: virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir
permukaan atau orang tertentu.
Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah,
kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ
tersebut.
![Page 3: Kerjaan Selvi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082612/55cf8c565503462b138b91a2/html5/thumbnails/3.jpg)
Penyebaran melalui saraf-saraf: virus berkembang bjak
dipermukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem
persarafan.
Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis.
Masa prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai demam, sakit kepala, pusing,
muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu
badan meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah, letargi, kadang
disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. Pada anak, tampak
geisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan
penglihatan, pendengaran bicara, serta kejang,. Gejala lain berupa gelisah,
rewel, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang
disertai tanda neurologi fokal berupa afasia, hemplegia, ataksia, dan
paralisis saraf otak.
Pengkajian
Pengkajian keperawatan ensefalitis melalui anamnesis riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikososial
(pada anak perlu dikaji dampak hospitalisasi)
Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien atau orang tua membawa
anaknya untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kejang disertai
penurunan tingkat kesadaran.
RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui
jenis kuman penyebab. Di sini harus ditanya dengan jelas tentang gejala
yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk.
Pada pengkajian klien ensefalitis biasanya didapatkan keluhan yang
berhubungan dengan akibat dari infeksi dan peningkatan TIK. Keluhan
gejala awal yang sering adalah sakit kepala dan demam. Sakit kepala
![Page 4: Kerjaan Selvi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082612/55cf8c565503462b138b91a2/html5/thumbnails/4.jpg)
disebabkan ensefalitis yang berat dan sebagai akibat iritasi selaput otak.
Demam umumnya ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan pngkajian
lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang, stimulus apa yang
sering menimbulkan kejang, dan tindakan apa yang telah diberikan dalam
upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.
Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan
ensefalitis bakteri. Disorientasi dan gangguan memori biasanya merupakan
awal adanya penyakit. Perubahan yang terjadi bergantung pada beratnya
penyakit, demikian pula respons individu terhadap proses fisiologis.
Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan
penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif, dan koma.
Pengkajian pada anak didapatkan keadaan anak menjadi lesu atau
terjadi kelemahan secara umum, nyeri ekstremitas, rewel, demam (39-41oC),
nafsu makan menurun, muntah-muntah, nyeri kepala nyeri tenggorok, pucat,
dan gelisah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang menjadi predisposisi
keluhan sekarang meliputi pernahkah klien mengalami campak, cacar air,
herpes, dan bronkopneumonia. Pengkajian pada anak mungkin ddapatkan
riwayat menderita penyakit yang disebabkan oleh virus seperti virus
influenza, varicella, adenovirus, kokssakie, ekhovirus atau parainfluenza,
infeksi bakteri,parasit satu sel, cacing, fungus, riketsia.
Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien seperti
pemakaian obat kortikosteroid, pemakaian jenis-jenis antibiotik dan
reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotik) dapat
meningkatkan komprehensifnya pengkajian. Pengkajian riwayat ini dapat
mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data
![Page 5: Kerjaan Selvi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082612/55cf8c565503462b138b91a2/html5/thumbnails/5.jpg)
dasar untuk mengkaji lebih jauh serta untuk memberikan tindakkan
selanjutnya.
Pengkajian Psiko-sosio-spritual
Pengkajian psikologis klien ensefalitis meliputi beberapa penilaian yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif, dan pelaku klien. Pengkajian mekanisme koping yang
digunakan klien juga penting untuk menilai respons emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam keluarga atau masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada
klien, yaitu timbul ketakutan atau kecacatan, rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan
terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Pengkajian mengenai
mekanisme koping yang secara sadar biasa digunakan klien selama masa
stress meliputi kemampuan klien ubntuk menmdiskusikan masalah
kesehatan saat ini yang telah diketahui dan perubahan perilaku akibat stress.
Karena klien harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini
memberi dampak pada status ekonomi klien, karena biaya perawatan dan
pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Perawat juga memasukan
pengkajian terhadap fungsi neurologis dengan dampak gangguan neurologis
yang akan terjadi pada gaya hidup klien. Perspektif keperawatan dalam
mengkaji terdiri dari dua masalah, yaitu keterbatasan yang diakibatan oleh
deficit neurologis dalam hubungannya dengan peran social klien dan
rencana pelayanan yang akan mendukung adaptasi pada gangguan
neurologis di dalam system dukungan individu.
Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system (B1-B6)
![Page 6: Kerjaan Selvi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082612/55cf8c565503462b138b91a2/html5/thumbnails/6.jpg)
dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah
dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan dari klien.