kerangka acuan kerja plan... · web viewstatus desa budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari...

9
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Desa Budaya telah menjadi satu pengertian yang tidak terpisahkan sebagai penyatuan dua arti kata, yaitu desa dan budaya. Desa dapat diartikan sebagai suatu satuan ruang sosial yang berisikan sekelompok manusia yang berdomisili, beraktivitas, dan berinteraksi satu dengan lainnya. Pengertian ”desa” dalam konteks penelitian ini, tidak selalu terikat sebagai wilayah administrasi pemerintahan yang ketat batasan teritorialnya, melainkan lebih luwes cakupannya, bisa lebih sempit dari pengertian ”desa” secara administratif (mungkin hanya satu ”dusun” atau sejumlah ”dusun”, tetapi boleh jadi sejumlah dusun lintas desa, atau bahkan hanya semacam ”kantong-kantong” pemukiman tertentu yang khas). Sementara itu kata budaya digunakan sebagai pengganti sebutan kebudayaan yang memiliki arti dan makna. Di antara sekian arti dan makna, kebudayaan adalah seperangkat gagasan atau sistem nilai, pola perilaku dan sistem sosial, serta hasil karya atau hasil karya manusia yang sering disebut dengan budaya bendawi atau artefak. Mengingat begitu luasnya ruang lingkup kajian kebudayaan, maka untuk membantu pengamatan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia biasa digunakan unsur-unsur universal seperti pernah Laporan Akhir I - 1

Upload: buituyen

Post on 06-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Desa Budaya telah menjadi satu pengertian yang tidak terpisahkan sebagai penyatuan dua arti kata, yaitu desa dan budaya. Desa dapat diartikan sebagai suatu satuan ruang sosial yang berisikan sekelompok manusia yang berdomisili, beraktivitas, dan berinteraksi satu dengan lainnya. Pengertian ”desa” dalam konteks penelitian ini, tidak selalu terikat sebagai wilayah administrasi pemerintahan yang ketat batasan teritorialnya, melainkan lebih luwes cakupannya, bisa lebih sempit dari pengertian ”desa” secara administratif (mungkin hanya satu ”dusun” atau sejumlah ”dusun”, tetapi boleh jadi sejumlah dusun lintas desa, atau bahkan hanya semacam ”kantong-kantong” pemukiman tertentu yang khas).

Sementara itu kata budaya digunakan sebagai pengganti sebutan kebudayaan yang memiliki arti dan makna. Di antara sekian arti dan makna, kebudayaan adalah seperangkat gagasan atau sistem nilai, pola perilaku dan sistem sosial, serta hasil karya atau hasil karya manusia yang sering disebut dengan budaya bendawi atau artefak.

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup kajian kebudayaan, maka untuk membantu pengamatan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia biasa digunakan unsur-unsur universal seperti pernah diperkenalkan oleh C. Kluckhohn dan Koentjaraningrat yang terdiri atas :

Laporan Akhir I - 1

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

1) Sistem kepercayaan2) Sistem organisasi sosial/kemasyarakatan3) Sistem pengetahuan4) Sistem bahasa5) Sistem kesenian6) Sistem mata pencaharian, dan7) Sistem teknologi dan peralatan

Untuk kepentingan tertentu unsur-unsur yang menggambarkan dimensi ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengamatan dan perkembangan zaman. Demikian pula kategori dan klasifikasi terhadap setiap unsur juga dapat ditentukan sesuai dengan tujuan dan sasaran pengkajian. Untuk kajian ini, keutjuh unsur kebudayaan unieversal sebagaimana dikemukakan Koentjaraningrat di atas, dimodifikasi menjadi:

1) Sistem kepercayaan2) Sistem kesenian3) Sistem mata pencaharian4) Sistem teknologi5) sistem komunikasi6) Sistem sosial7) Sistem lingkungan, tata ruang, dan arsitektural.

Berdasar atas rumusan pengertian desa budaya dan modifikasi unsur kebudayaan di atas maka definisi operasional desa budaya dalam konteks penelitian ini adalah wahana sekelompok manusia yang melakukan aktivitas budaya yang mengekspresikan sistem kepercayaan (religi), sistem kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi, sistem komunikasi, sistem sosial, dan sistem lingkungan, tata ruang, dan arsitektur dengan mengaktualisasikan kekayaan potensi budayanya dan menkonservasinya kekayaan budaya yang dimilikinya.

Sesuai dengan Keputusan Gubernur nomor 325/KPTS/1995 tanggal 24 November 1995 telah ditetapkan 32 desa sebagai desa budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perkembangan zaman memberikan pengaruh yang

Laporan Akhir I - 2

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

cukup signifikan terhadap perubahan tata nilai kehidupan masyarakat, termasuk masyarakat di pedesaan. Status Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti ini tidak cukup mengkhawatirkan dalam rangka pelestarian nilai-nilai luhur budaya lokal. Kondisi ini bila dibiarkan tentu akan mempengaruhi ketahanan budaya daerah.

Oleh karena itu, pada tahun 2005, Dinas Kebudayaan telah melaksanakan Penyusunan Strategi Pengelolaan Desa Budaya, yang sekaligus merumuskan kembali kriteria desa sebagai alat ukur evaluasi sebuah desa budaya. Strategi yang telah dirumuskan tersebut kiranya masih merupakan kebijakan yang bersifat umum dan masih perlu dilakukan terjemahan yang lebih konkrit dan aplikatif dalam bentuk program dan kegiatan (action plan). Dengan adanya Penyusunan Action Plan Pengelolaan Desa Budaya ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi operasional pengelolaan desa budaya.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. Tujuan

Tujuan kajian adalah untuk memperoleh dokumen rencana program dan kegiatan pengelolaan dan pengembangan desa budaya di DI Yogyakarta untuk jangka pendek, menengah dan panjang sebagai berikut :1) Meningkatkan untuk pelestarian dan pengembangan tata nilai

kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan sekaligus meningkatkan nilai tambah dari kekayaan tersebut.

2) Mengaktualisasikan potensi seni dan budaya melalui peningkatan kualitas SDM dan kreativitas seni pertunjukan dan desain kerajinan rakyat.

3) Mendorong masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan desa yang ada.

4) Mendorong masyarakat menggunakan konsep pengembangan desa secara terpadu dan terintegrasi dalam kehidupan keseharian masyarakat.

Laporan Akhir I - 3

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

1.2.2. Sasaran

Sasaran kegiatan Penyusunan Action Plan Pengelolaan Desa Budaya ini sebagai berikut :1) Tersusunnya pembobotan dari kriteria sistem sosial

kemasyarakatan; sistem kesenian; sistem kepercayaan; sistem bahasa; sistem mata pencaharian; sistem teknologi; sistem komunikasi; dan sistem tata ruang / lingkungan.

2) Terpilihnya desa-desa di DI Yogyakarta sebagai Desa Budaya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, baik yang berasal dari SK GUB nomor 325/KPTS/1995 maupun usulan dari Kabupaten/Kota.

3) Tersusunnya Pedoman Pengelolaan Desa Budaya sesuai dengan karakteristik masing-masing desa yang terpilih.

4) Tersusunnya pedoman pengelolaan desa budaya secara rinci khususnya terhadap potensi seni dan budaya, tata kehidupan masyarakat dan lingkungan fisik.

1.3. DASAR PELAKSANAAN

1) Undang-undang no 3 tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagai mana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 26 tahun 1959.

2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

3) Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahan yaitu Kepres nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Perpres nomor 70 Tahun 2005 tentang perubahan ketiga atas Kepres no 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, jo. Perpres No. 08 Tahun 2006

Laporan Akhir I - 4

Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

4) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tahun 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi DIY.

5) Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2005 tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa (HBJ) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

6) Surat Keputusan Gubernur DIY nomor 94 Tahun 2004 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Propinsi DI Yogyakarta.

1.4. REFERENSI STUDI

1) SK Gubernur no. 325.KPTS/1995 tanggal 24 November 1995 Pembentukan Desa Bina Budaya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan desa-desa lain yang memenuhi kriteria sebagai Desa Budaya.

2) Laporan Akhir Penyusunan Strategi Pengelolaan Desa Budaya, Dinas Kebudayaan, Tahun 2005.

1.5. LINGKUP KELUARAN

1.5.1. Lingkup Substansi

Kegiatan Penyusunan Action Plan Pengelolaan Desa Budaya secara umum lingkup kegiatannya meliputi beberapa substansi sebagai berikut :1. Sistem manajemen pengelolaan seni dan budaya, meliputi

seni pertunjukan, tradisi masyarakat, dan seni kerajinan rakyat

2. Pelestarian dan pengembangan potensi seni dan budaya, meliputi seni pertunjukan, tradisi masyarakat, dan kerajinan masyarakat

Laporan Akhir I - 5

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

3. Pengembangan infrastruktur bagi pembinaan potensi seni dan budaya

4. Pengembangan perangkat lunak budaya organisasi pengelola desa budaya

1.5.2. Lingkup Wilayah Studi

Kegiatan Penyusunan Action Plan Pengelolaan Desa Budaya ini meliputi desa-desa di empat wilayah kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32 desa berdasarkan ketetapan Surat Keputusan Gubernur Nomor 325/KPTS/1995 tanggal 24 November 1995 dan desa-desa atas usulan kabupaten se DIY.

Tabel 1.1. Desa Budaya Berdasarkan SK Gub Nomor 325/KPTS/1995 dan Usulan Kabupaten

NO. DESA BUDAYA KECAMATAN KABUPATEN

1. Sinduharjo Ngaglik Sleman2. Bangunkerto Turi Sleman3. Sendang Mulyo Minggir Sleman4. Argomulyo Cangkringan Sleman5. Wedomartani Ngemplak Sleman6. Banyurejo Tempel Sleman7. Mulyodadi Bambanglipuro Bantul8. Trimurti Srandakan Bantul9. Srigading Sanden Bantul

10. Dlingo Dlingo Bantul11. Triwidadi Pajangan Bantul12. Seloharjo Pundong Bantul13. Pagerharjo Samigaluh Kulonprogo14. Tanjungharjo Nanggulan Kulonprogo15. Banjarharjo Kalibawang Kulonprogo

Laporan Akhir I - 6

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

NO. DESA BUDAYA KECAMATAN KABUPATEN

16. Sidorejo Lendah Kulonprogo17. Sukoreno Sentolo Kulonprogo18. Glagah Temon Kulonprogo19. Sendang Sari Pengasih Kulonprogo20. Jatimulyo Girimulyo Kulonprogo21. Brosot Galur Kulonprogo22. Hargomulyo Kokap Kulonprogo23. Semin Semin Gunungkidul24. Semanu Semanu Gunungkidul25. Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul26. Kemadang Tanjungsari Gunungkidul27. Putat Patuk Gunungkidul28. Girisekar Panggang Gunungkidul29. Giring Paliyan Gunungkidul30. Katongan Nglipar Gunungkidul31. Kepek Wonosari Gunungkidul32. Jerukwudel Girisubo Gunungkidul33. Wonokerto *) Turi Sleman34. Margodadi *) Sayegan Sleman35. Pandowoharjo *) Sleman Sleman36. Sendangagung *) Minggir Sleman37. Selopamioro *) Imogiri Bantul38. Sitimulyo *) Piyungan Bantul39. Sabdodadi *) Bantul Bantul40. Tambakromo *) Ponjong Gunungkidul41. Wiladeg *) Karangmojo Gunungkidul

*) Desa Budaya atas usulan kabupaten

Laporan Akhir I - 7

Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA plan... · Web viewStatus Desa Budaya pun dapat terkontaminasi pengaruh dari luar sehingga beberapa kriteria kemungkinan sudah tidak terpenuhi lagi. Kondisi seperti

Laporan Akhir I - 8