irenneagustina.files.wordpress.com · web viewbahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau...

45
MAKALAH TOKSIKOLOGI “AFLATOKSIN” KELOMPOK 4 Rezky Bela Putri N. (G1F014007) Zidna Akmala D. (G1F014019) Eling Bunga Nurani (G1F014031) Dendy Arikasandi (G1F014047) Rizki Amalia Husada (G1F014059) Irenne Agustina Tanto (G1F014071) JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

Upload: others

Post on 02-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

MAKALAH TOKSIKOLOGI

“AFLATOKSIN”

KELOMPOK 4

Rezky Bela Putri N. (G1F014007)

Zidna Akmala D. (G1F014019)

Eling Bunga Nurani (G1F014031)

Dendy Arikasandi (G1F014047)

Rizki Amalia Husada (G1F014059)

Irenne Agustina Tanto (G1F014071)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan.

Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

biji-bijian, padi-padian, dan kacang-kacangan, yang salah satunya adalah

kacang tanah dan hasil olahannya. Salah satu jenis racun yang dihasilkan oleh

kapang pada makanan adalah aflatoksin. Aflatoksin adalah senyawa racun

yang dihasilkan oleh metabolit sekunder kapang Aspergillus flavus dan A.

parasiticus. Kapang ini biasanya ditemukan pada bahan pangan atau pakan

yang mengalami proses pelapukan, antara lain jagung. Kerusakkan akibat

kontaminasi kapang sangat beragam. Kerusakkan meliputi kerusakkan fisik:

perubahan warna, bau, perubahan tekstur, dan kerusakkan kimiawi:

perubahan nilai nutrisi, sehingga berakibat pada kesehatan konsumen manusia

maupun hewan (Diener dan Davis, 1969).

Jagung yang baru dipanen memiliki kadar air yang tinggi, jagung

dengan kadar air tinggi cocok sebagai substrat untuk pertumbuhan Aflatoksin.

Aflatoksin yang paling mendominasi untuk tumbuh subur pada jagung adalah

Aspergillus flavus. Pertumbuhan dan perkembangan Aspergillus flavus pada

substrat jagung sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan substrat tersebut.

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Aspergillus flavus

diantaranya adalah suhu, kelembapan, pH, aktivitas air, keadaan udara, dan

curah hujan yang tinggi. Kondisi seperti itu hanya bisa ditemui di negara

tropis seperti Indonesia. Apabila kondisi tersebut optimal maka pertumbuhan

Aspergillus flavus akan mencapai pertumbuhan yang optimal pula. Adanya

kontaminasi aflatoksin yang melebihi ambang batas maksimal yang

dipersyaratkan dunia perdagangan menyebabkan jagung menjadi tidak laku

untuk diperdagangkan. Kesadaran masyarakat semakin tinggi akan

pentingnya mutu dan keamanan pangan termasuk pangan dari jagung. Oleh

Page | 1

Page 3: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

karena itu mutu dan keamanan jagung harus dijaga, termasuk dijaga dari

kontaminan Aspergillus flavus yang dapat menghasilkan aflatoksin pada

jagung. Senyawa aflatoksin terdiri atas beberapa jenis, yaitu B1, B2, G1, dan

G2, namun yang paling dominan dan mempunyai sifat racun yang sangat

tinggi serta berbahaya adalah aflatoksin B1 (Diener dan Davis 1969).

Kualitas jagung untuk pakan ternak antara lain ditentukan oleh ada

atau tidaknya cemaran aflatoksin pada jagung tersebut. Kandungan aflatoksin

yang tinggi pada jagung sebagai bahan dasar pakan ternak akan menyebabkan

kontaminasi aflatoksin yang tinggi pula pada pakan jadinya, karena sekitar

50% bahan dasar pakan unggas berasal dari jagung sebagai sumber

karbohidrat. Jika pakan yang tercemar aflatoksin diberikan kepada ternak

unggas (ayam, itik), maka residu aflatoksin akan terdapat pula pada produk

ternaknya seperti telur, daging dan hati. Kandungan aflatoksin pada produk

ternak akhirnya akan mempengaruhi kesehatan konsumen yang

mengkonsumsinya (Budiarso, 1995).

Aflatoksin memiliki sifat karsinogenik bagi manusia maupun hewan,

dan pada akhir-akhir ini menjadi isu sentral bagi keamanan pangan pada

dunia industri kacang tanah (Wright, 2001). Di Amerika Serikat cemaran

aflatoksin pada produk biji-bijian, terutama kacang tanah, jagung, biji kapas,

dan ‘mustard’ telah menjadi salah satu kriteria apakah produk tersebut layak

dikonsumsi dan dijual atau tidak, baik sebagai bahan makanan ataupun

sebagai pakan ternak. Di Indonesia, cemaran aflatoksin belum secara spesifik

disebutkan sebagai salah satu kriteria dalam keamanan pangan, namun baru

disebutkan tentang batas cemaran untuk kacang secara umum, yakni

sebanyak 104 cfu/gr kacang olahannya (Dirjen POM, 1989).

Page | 2

Page 4: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah aflatoksin?

2. Bagaimana asas umum aflatoksin?

3. Bagaimana keadaan aflatoksin pada pangan dan ternak?

4. Bagaimana sifat dan karakteristik aflatoksin?

5. Apakah efek aflatoksin?

6. Bagaimana mendiagnosis aflatoksin?

7. Bagaimana upaya pencegahan aflatoksin?

8. Bagaimana langkah penanganan aflatoksin?

C. Tujuan

Mengetahui asas umum Aflatoksin dan dapat mendiagnosis,

mencegah, dan menangani bahaya dari Aflatoksin tersebut.

Page | 3

Page 5: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Aflaktoksin

Di Amerika Serikat banyak dijumpai ikan air tawar yang baru menetas

terserang kanker hati. Biang keladinya ternyata juga akibat kontaminasi

aflatoksin pada tepung biji kapas yang digunakan sebagai pakan ikan. Akibat

keracunan zat ini dapat menimbulkan kerusakan organ hati, menurunkan

produksi susu dan telur, dan juga dapat menurunkan ketahanan ternak

terhadap penyakit ( Tabbu,2002).

Di Uganda, pada tahun 1970, anak-anak berumur 15 tahun meninggal

akibat pembengkakan hati yang merupakan gejala aflatoksikosis. Setelah

diteliti, bahan makanan yang terbuat dari ketela terkontaminasi 1,7 mg

aflatoksin/kg. Di India, penyebab sirosis hati (gejala kanker hati) yang

menyerang anak-anak diperkirakan karena jamur A. flavus. Demikian juga di

Thailand dan Filipina, ada hubungan antara frekuensi kanker hati dengan

kandungan A. flavus pada makanan. Oleh karena itu, tahun 1988 IARC

(International Agency for Research on Cancer) memasukkan aflatoksin B1 ke

dalam daftar zat karsinogen pada manusia (Fadilah dan Polana ,2004).

B. Asas Umum Aflatoksin

Nama Senyawa : Aflatoksin

Sasaran : DNA

Jenis : Metabolit

Wujud Efek Toksik : Perubahan Struktural, Aflatoksin dapat

menyebabkan nekrosis hati

Sifat efek toksik : Tak Terbalikkan

Page | 4

Page 6: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Struktur :

Aflatoksin merupakan segolongan senyawa toksik (mitoksin,

toksin yang berasal dari fungi) yang dikenal mematikan dan karsingenik

bagi manusia dan hewan (Cooper, 2000).

Mekanisme :

(Wu,2010)

Aflatoksin B1 pada tanaman Aspergillus flavus kacang-kacangan

yang mengalami epoksidasi akan menjadi metabolit epoksida. Metabolit

ini yang akan berikatan secara kovalen dengan DNA di dalam hati

sehingga mengakibatkan hepatokarsinogenik, selain itu juga dapat

menghambat metabolisme karbohidrat dan lipid, dan menghambat sintesis

protein (Cooper,2000).

Page | 5

Page 7: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Kondisi Aflatoksin :

Aflatoksin bersifat toksik dan di antara zat yang paling karsinogen

tinggi. Setelah memasuki tubuh, aflatoksin dapat dimetabolisme oleh hati

ke epoksida reaktif intermediate atau dihidroksilasi dan menjadi terlalu

berbahaya aflatoxin M1. Kontaminasi aflatoksin dalam bahan makanan

maupun pakan ternak lebih sering terjadi di daerah beriklim tropik dan sub

tropik karena suhu dan kelembabannya sesuai untuk pertumbuhan jamur.

Kondisi pertumbuhan jamur dan produksi Aflatoksin adalah : iklim yang

lembab, suhu, karakteristik substrat yang disukai, dan faktor yang

mengurangi imunitas tanaman induk (kerusakan oleh serangga,

pemupukan yang buruk dan kekeringan) (Lanyasunya et al., 2005)

Kondisi optimum untuk pertumbuhan kapang dan memproduksi

aflatoksin yaitu : nilai water activity (Aw) > 0,7 ; kelembaban (RH) > 70%

dan suhu (T)= 24 – 32,2° C. Selain itu kapang akan berkembang biak pada

kondisi lingkungan yang tidak higienis, misalnya banyak tikus, serangga

gudang, burung dan lain-lain, dapat pula terserang komoditas lain yang

sudah terserang penyakit tanaman atau Aspergillus. Tumbuhan yang

terserang penyakit biasanya juga mengandung aflatoksin. Jadi

perkembangbiakan Aspergillus sudah terjadi saat pertumbuhan komoditi

di lahan petani, sampai penyimpanan di gudang (Rasyid,2006).

Efek Samping : Nekrosis akut, sirosis, Karsinoma, Edema,

Kerusakan hati akut (Cooper,2000).

C. Keberadaan Aflatoksis Di Pangan Dan Ternak

Aflatoksin merupakan nama sekelompok senyawa yang termasuk

mikotoksin, bersifat sangat toksik. Kontaminasi aflatoksin dalam bahan

makanan maupun pakan ternak lebih sering terjadi di daerah beriklim tropik

dan sub tropik karena suhu dan kelembabannya sesuai untuk pertumbuhan

jamur (Lanyasunya et al., 2005). Menurut Internasional Agency for Research

Page | 6

Page 8: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

on Cancer (IARC, 1988 dalam Suryadi et al., 2005), aflatoksin B1 merupakan

salah satu senyawa yang mampu menjadi penyebab terjadinya kanker pada

manusia. Aflatoksin berpotensi karsinogenik, mutagenik, teratogenik, dan

bersifat imunosupresif (Lanyasunya et al., 2005).

Salah satu produk kacang adalah kacang garing, yang diproses dengan

dioven. Ditinjau dari proses pengolahannya, kacang garing (yang masih

berupa kacang utuh, kacang polong) aman dari cemaran aflatoksin. Kacang

segar setelah dipanen langsung dibawa ke pabrik pengolah kacang dalam

waktu kurang dari dua hari. Kacang segera diproses melalui beberapa

tahapan, yaitu pertama kali dilakukan pencucian untuk menghilangkan tanah

yang masih banyak menempel pada kulit, dilanjutkan dengan blanching

(perebusan) untuk inaktivasi enzim-enzim serta membunuh mikroorganisme

termasuk spora-spora jamur. Proses berikutnya adalah pengeringan untuk

menurunkan kadar air sampai dengan 7%. Kacang berkulit dengan kadar air

7% dengan penyimpanan yang baik, praktis akan terhindar dari serangan

jamur, termasuk jamur penghasil aflatoksin. Berdasarkan pengalaman salah

satu pabrik pengolah kacang terbesar di Indonesia, kacang berkulit dengan

kadar air rendah ini apabila disimpan dalam cool storage (sekitar 10°C), dapat

bertahan sampai dengan satu tahun, namun apabila pada suhu ruang hanya

mampu bertahan sampai dengan 3 bulan. Kacang garing yang dihasilkan

dengan meng-oven kacang sampai dengan kadar air mencapai 1%, jarang

menghadapi problem terkait dengan cemaran aflatoksin. Kacang yang kadar

airnya dikendalikan tetap rendah, terhindar dari pertumbuhan jamur

Aspergillus flavus maupun A. parasiticus penghasil aflatoksin

(Anonim,2011).

Produk pangan lainnya yang berbasis kacang yaitu kacang atom dan

sejenisnya, bumbu pecel, enting-enting gepuk, dan lain sebagainya yang

menggunakan kacang ose (kacang yang telah dikupas kulitnya) sebagai bahan

dasar. Di level petani dan pengepul, dengan fasilitas pengering yang masih

sangat terbatas, menyebabkan cemaran aflatoksin berdasarkan survei yang

Page | 7

Page 9: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

dilakukan ternyata masih cukup tinggi. Cemaran ini ternyata juga muncul

pada produk pangan berbasis kacang seperti pada bumbu pecel, enting-enting

gepuk, dan lain sebagainya (Anonim,2011).

Ciri-ciri kacang tanah yang baik dan rendah aflatoksin, dicirikan

dengan biji kering, mengkilat dan utuh. Adapun tanda-tanda biji yang diduga

tercemar dengan aflatoksin, ciri-cirinya adalah sebagai berikut: telah

mengalami kerusakan fisik, biji terbelah, kulit ari mengelupas, warna biji

kusam. Muncul pertumbuhan jamur di permukaan kacang, menyebabkan

kacang memiliki warna yang sesuai dengan spora jamur yang dihasilkan,

hijau, hitam, coklat (Anonim,2011).

Aflatoksin dan dampaknya terhadap hewan yaitu dapat menghambat

peningkatan bobot badan ternak unggas dan ruminansia, mengurangi

produksi telur, menurunkan imun respon (daya kekebalan tubuh ternak),

jumlah kematian ternak tinggi, mempengaruhi absorpsi unsur mineral Ca, Cu,

Fe dan P, kerusakan organ hati serta menyebabkan residu pada produk ternak,

yang akan berbahaya bagi manusia. Dampak terhadap manusia jika terpapar

oleh aflatoksin secara terus menerus dalam jumlah kecil dapat menyebabkan

kerusakan organ hati. Efek kronis lainnya, menurunkan respon kekebalan,

mudah terkena infeksi, sirosis hati, kanker hati (Rasyid,2006).

D. Sifat dan Karakteristik Aflatoksin

Aflatoksin adalah kumpulan dari senyawa-senyawa yang mempunyai

kemiripan satu sama lain dengan sedikit perbedaan pada komposisi

kimiawinya dan diproduksi oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus.

Page | 8

Page 10: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Dikenal ada empat jenis aflatoksin yaitu B1, B2, G1 dan G2 (Lewis L,

2005).

Jenis aflatoksin dan spesies penghasilnya dijelaskan pada Tabel 1.

Terdapat 18 jenis racun aflatoksin, empat yang paling kuat daya racunnya

adalah aflatoksin B1, G1, B2, dan G2. Tahun 1988, International Agency for

Research on Cancer menyatakan bahwa aflatoksin B1 bersifat karsinogen

(menyebabkan kanker) pada manusia. Batas maksimum kandungan aflatoksin

B1 dan aflatoksin total pada produk olahan jagung dan kacang tanah adalah

masing-masing 20 dan 35 ppb (Keputusan Kepala Badan POM RI No.

HK.00.05.1.1405, tahun 2004).

Spesies Jenis aflatoksin Ditemukan pada

Aspergillus flavus

Aspergillus nomius

B1, B2. Kacang tanah, jagung, dan olahannya serta pakan

Aspergillus parasiticus B1, B2, G1, G2

M1, M2 (metabolit aflatoksin)

Susu

Tabel 1.  Jenis kapang dan jenis aflatoksin yang dihasilkan

Aflatoksin B1 dan B2 dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan

Aspergillus parasiticus. Sedangkan aflatoksin G1 dan aflatoksin G2 hanya

dihasilkan oleh Aspergillus parasiticus. Jika aflatoksin B1 dan G1 masuk ke

Page | 9

Page 11: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

dalam tubuh hewan ternak melalui pakannya, maka senyawa tersebut akan

dikonversi di dalam tubuh hewan tersebut menjadi aflatoksin M1 dan M2,

yang dapat diekskresikan dalam susu dan urin.

Aflatoksin Rumus molekul Berat Molekul Titik leleh (0C)

B1 C17H12O6 312 268-269

B2 C17H14O6 314 286-289

G1 C17H12O7 328 244-246

G2 C17H14O7 330 237-240

M1 C17H12O7 328 299

M2 C17H14O7 330 293

B2A C17H14O7 330 240

G2A C17H14O8 346 190

Tabel 2. Karakteristik Aflatoksin                                               

Nama-nama ini diberikan berdasarkan atas warna fluoresensi yang

ditimbulkan pada medium agar dilihat di bawah sinar ultraviolet,seperti biru

(blue atau B), atau hijau (green atau G). Aflatoksin B2 dan G2 merupakan

analog dari derivat dihidro dari B1 dan G1. Diantara keempat isomer yang

ditemukan,aflatoksin B1 (AFB1) merupakan yang paling toksik dan paling

karsinogenik. Aflatoksin B2 bersifat karsinogenik ringan, kemungkinan

karena enzim ini sebagian kecil diubah jadi AFB1 (Lewis L, 2005).

AFB1 merupakan karsinogen yang potenpada binatang, sehingga

timbul perhatian terhadap paparan aflatoksin konsentrasi rendah dalam jangka

panjang pada manusia. Tahun 1988, International Agency for Research on

Cancer (IARC) memasukkan AFB1 dalam golongan karsinogen pada

manusia. Hal ini didukung oleh sejumlah studi epidemiologi yang dilakukan

di Asia dan Afrika yang menunjukkan hubungan positif antara konsumsi

aflatoksin dan karsinoma sel hati. Sebagai tambahan, penyakit-penyakit pada

manusia yang berkaitan dengan paparan aflatoksin juga dipengaruhi oleh

banyak faktor antara lain usia, jenis kelamin, status nutrisi, dan infeksi

bersamaan dengan agent penyebab lain seperti hepatitis virus (Anonim,2004).

Page | 10

Page 12: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Sifat senyawa aflatoksin stabil, sulit terurai, tidak larut dalam air,

tidak rusak pada suhu panas. Kondisi optimum untuk pertumbuhan kapang

dan memproduksi aflatoksin yaitu: nilai water activity (Aw) > 0,7 ;

kelembaban (RH) > 70% dan kisaran suhu 11-41°C dengan suhu untuk

pembentukan aflatoksin maksimum sedikit di bawah suhu optimum untuk

pertumbuhan kapangnya yaitu 24-30°C. Suhu pertumbuhan minimum dan

maksimum ini dipengaruhi oleh faktor lain seperti konsentrasi oksigen, kadar

air, nutrien dan lain-lain (Lewis L, 2005).

E. Efek Aflatoksin

Aflatoksin dapat bersifat toksigenik, mutagenik, teratogenik,

karsinogenik, dan immunosuppresif pada hewan percobaan. Aflatoksin

mendapat perhatian yang lebih besar daripada mikotoksin lain karena

memiliki potensi efek karsinogenik terhadap tikus uji serta efek toksisitas

akut terhadap manusia. Aflatoksin mampu menyebabkan penyakit dalam

jangka panjang (kronis) dan penyakit jangka pendek (akut) bergantung pada

dosis dan frekuensi paparan aflatoksin. Salah satu efek yang paling sering

terjadi ialah kehilangan sintesis protein, termasuk sintesis antibodi sesuai

dengan dosis paparan (Rasyid A,2006).

Toksisitas akut terjadi tak lama setelah mengonsumsi bahan makanan

yang terkontaminasi racun dengan dosis relatif besar dan yang terserang

adalah hati, pankreas, serta ginjal. Pada efek kronis, aflatoksin menyebabkan

timbulnya kanker hati (hepatic carcinoma). Secara umum konsentrasi

aflatoksin dan akibat yang ditimbulkannya dapat dilihat pada Tabel 3.

Konsentrasi Aflatoksin  (ppb) Efek yang Ditimbulkan

20  Level maksimal yang diijinkan untuk

manusia

50 Level maksimal yang diijinkan untuk hewan

100 Pertumbuhan lambat pada usia muda

Page | 11

Page 13: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

200 – 400 Pertumbuhan lambat pada usia tua

>400 Kerusakan hati dan kanker

Tabel 3.  Konsentrasi Aflatoksin dan Akibat yang Ditimbulkan

Aflatoksin yang dikonsumsi secara terus-menerus, walaupun dalam

jumlah kecil, mampu menyebabkan kanker hati, organ tubuh yang sangat

penting dan juga berperan dalam detoksifikasi aflatoksin itu sendiri. Data dari

berbagai rumah sakit di Indonesia menunjukkan ada 20% kasus kanker hati

tidak menunjukkan kaitan dengan infeksi hepatitis B maupun hepatitis C.

Diduga Aflatoksin B1 memegang peran sebagai faktor pemicu mutasi P53

gen sel hati yang seterusnya menimbulkan kanker sel hati, timbul dugaan

bahwa kasus kanker hati itu berhubungan dengan senyawa karsinogen

termasuk Aflatoksin B1 (Rasyid A,2006).

1. Efek Aflatoksin Terhadap Kesehatan Manusia

- Kanker hati

Hasil studi eksperimental pada hewan menunjukkan AFB1

merupakan karsinogen hati yang poten. Pemberian AFB1 melalui

berbagai cara pemberian dapat menyebabkan kanker hati pada mencit,

tikus, ikan, marmot dan monyet. Jenis kanker yang dapat disebabkan

oleh AFB1 antara lain hepatoselular karsinoma, kanker colon dan

ginjal (tikus), cholangiocellular carcinoma (hemster), adenoma paru

(mencit), osteogenic sarcoma, adenocarcinoma kandung empedu dan

karsinoma pankreas (monyet). Aflatoksin pada manusia terutama

dikenal sebagai agent yang dapat menyebabkan kanker hati, walaupun

kanker paru ternyata merupakan risiko yang juga dapat ditemui pada

pekerja yang menangani padi-padi yang terkontaminasi (Galvano

F,2001).

Page | 12

Page 14: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

- Supresi imunologis

Efek supresi sistem imun oleh aflatoksis kebanyakan

didapatkan dari penelitian yang dilakukan di peternakan atau

menggunakan hewan coba yang terpapar kronis dengan aflatoksin

pada kadar yang cukup tinggi untuk menimbulkan gejala seperti

aflatoksikosis akut. Paparan pada manusia lebih bervariasi oleh karena

tingginya distribusi variasi kontaminan yang terdapat dalam makanan.

In vitro, aflatoksin menghambat fungsi fagosit sel monosit darah

perifer manusia. AFB1 pada konsentrasi ≥ 100 pg/ml bersifat

sitotoksik terhadap monosit, dan pada konsentrasi 0,5 – 1 pg/ml

menghambat aktivitas fagosit monosit dan intracellular killing dari

Candida albicans. Efek imunosupresi aflatoksin dapat dipindahkan

dari plasenta dan mengenai fetus. Titer dari vaksinasi juga dapat

dipengaruhi oleh paparan aflatoksin. Aflatoksin secara bermakna

mengurangi respon antibodi terhadap vaksinasi. Pada penelitian yang

dilakukan terhadap anak-anak di Gambia didapatkan fakta kadar

sekretoris imunoglubulin A (Ig A) lebih rendah pada anak yang

terpapar oleh aflatoksin. Efek toksisitas akut, efek karsinogenik, dan

juga respon imun, secara variatif dijumpai pada perbedaan spesies

(Turner PC, 2003).

- Gangguan nutrisi

Aflatoksikosis yang terjadi pada anak ternyata menyebabkan

malnutrisi protein berat (kwashiokor). Pernyataan ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan pada anak-anak berusia <5 tahun di Benin

dan Togo dimana semua anggota populasi penelitian terpapar oleh

aflatoksin (aflatoksin-albumin antara 5– 1064 pg/mg albumin pada

99% anak) menunjukkan dose-response relation antara paparan

aflatoksin dan derajat stunting dan underweight. Terhadap sintesis

protein aflatoksin dikatakan merupakan faktor yang memodulasi

kecepatan penyembuhan dari kwashiorkor, walaupun aflatoksin

Page | 13

Page 15: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

sendiri tidak berperanan pada terjadinya hambatan pertumbuhan yang

biasanya menyertai kondisi di atas (Gong YY dkk, 2002).

- Paparan akut

Keracunan akut aflatoksin pada manusia relatif jarang

dijumpai dan kontaminasi yang terjadi kebanyakan tidak cukup serius.

Keracunan akut di mana 25% di antaranya menyebabkan kematian,

terjadi sebagai akibat paparan aflatoksin konsentrasi tinggi

(Lewis,2005). Laporan kematian karena keracunan tersebut biasanya

datang dari negara-negara berkembang yang berada dalam zona atau

daerah berisiko. Jumlah kasus keracunan akut tidaklah besar bila

dibandingkan dengan jumlah populasi yang mengalami risiko, ini

mungkin disebabkan karena penduduk yang bersangkutan umumnya

menghindari makanan yang jelas-jelas berjamur, dan juga karena

manusia adalah spesies yang cukup toleran terhadap aflatoksin.

Namun, pada kondisi kekurangan pangan atau pada keadaan

kemiskinan, orang biasanya tidak mempunyai pilihan selain

menggunakan bahan makanan dengan harga murah tapi dengan

kualitas yang buruk yang biasanya terkontaminasi oleh aflatoksin.

Saluran gastrointestinal manusia dapat dengan cepat mengabsorbsi

aflatoksin segera setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi dan

sistem peredaran darah membawa aflatoksin tersebut ke dalam hati.

Selanjutnya, 1-3% aflatoksin yang dikonsimsi itu akan terikat secara

iriversibel pada protein dan basa-DNA untuk membentuk ikatan

seperti misalnya aflatoksin B1-lysine di albumin. Disrupsi protein dan

basa-DNA di dalam sel hepatosit menyebabkan toksisitas hepar.

Manifestasi dini dari hepatotoksisitasberupa anoreksia, malaise, dan

demam (lowgrade). Aflatoksikosis dapat berlanjut menjadi hepatitis

akut yang bersifat letal dengan gejala-gejala seperti muntah, nyeri

perut, hepatitis dan kematian (Azziz-Baumgartner dkk, 2005).

Page | 14

Page 16: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

- Paparan kronis

Paparan kronis aflatoksin dalam makanan merupakan faktor

risiko utama untuk terjadinya gangguan imunitas, malnutrisi dan

karsinoma hepatoselular terutama di negara di mana infeksi hepatitis

virus B merupakan penyakit yang endemik. Menurut Azziz-

Baumgartner et al, orang-orang yang mengalami paparan secara

kronis terhadap aflatoksin pada kadar yang tinggi memiliki risiko

untuk menderita karsinoma hepatoseluler tiga kali lebih besar dari

pada mereka yang tidak mengalami paparan tersebut, dan angka

kematian karena aflatoksikosis pada laki-laki lebih besar

dibandingkan wanita. Paparan kronis aflatoksin dalam dosis rendah

dapat meningkatkan risiko terhadap karsinoma hepatoseluler,

sedangkan kelainan hepar yang akut dan berat dengan angka

mortalitas yang besar dijumpai pada pada paparan aflatoksin dosis

tinggi. Asupan aflatoksin dalam dosis 2-6 mg/hari selama satu bulan

dapat menyebabkan hepatitis akut dan kematian (Krishnamachari KA,

1975).

2. Aflaktoksikosis

Aflatoksikosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh

aflatoksin. Aflatoksikosis yang terjadi pada manusia dapat disebabkan

karena mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung aflatoksin

diantaranya yaitu biji kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai, pistacio,

atau bunga matahari), rempah-rempah (seperti ketumbar, jahe, lada, serta

kunyit), dan serealia (seperti gandum, padi, sorgum, dan jagung).

Aflatoksin juga dapat dijumpai pada susu yang dihasilkan hewan ternak

yang memakan produk yang terinfestasi kapang tersebut serta produk

olahannya seperti keju, yoghurt dan mentega. Selain itu, aflatoksikosis

juga terjadi jika memakan daging, hati dan telur ternak yang memakan

pakan yang mengandung aflatoksin serta udang yang mengandung

aflatoksin. AFB1 memiliki efek toksik yang paling tinggi diantara

Page | 15

Page 17: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

keempat jenis aflatoksin (AFB1, AFB2, AFG1, AFG2) karena bersifat

karsinogenik, hepatatoksik, mutagenik, tremogenik dan sitotoksik. Badan

Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan aflatoksin sebagai karsinogenik

gol 1A. Selain bersifat hepatotoksik dan mutagenik, aflatoksin juga

bersifat immunosupresif yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Efeknya bersifat kumulatif sehingga tidak dapat dirasakan dalam waktu

singkat. Selain itu, kontaminasi pada makanan tidak mudah terdeteksi

kecuali dengan melakukan analisa laboratorium. Toksisitas dari

mikotoksin (aflatoksin) dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1) dosis atau jumlah mikotoksin yang dikonsumsi;

2) rute pemaparan;

3) lamanya pemaparan;

4) spesies;

5) umur;

6) jenis kelamin;

7) status fisiologis, kesehatan dan gizi; dan

8) efek sinergis dari berbagai mikotoksin yang secara bersamaan

terdapat pada tumbuhan/bahan pangan (Fadhilah,2015).

Aflatoksikosis akut relatif jarang terjadi. Aflatoksikosis akut

terjadi jika mengkonsumsi makanan yang mengandung aflatoksin dalam

jumlah banyak. Hal menyebabkan terjadinya perlemakan di hati sehingga

hati menjadi pucat, gangguan pembekuan darah secara normal

menyebabkan terjadinya hemoragi, penurunan total protein serum pada

hati, aflatoksin terakumulasi di dalam darah dan menuju ke saluran

gastrointestinal, glomerular nefritis, dan kongesti paru-paru serta juga

menimbulkan efek mematikan. Aflatoksikosis kronis terjadi ketika

mengkonsumsi makanan yang mengandung aflatoksin dalam jumlah

sedikit dengan jangka waktu yang lama. Menyebabkan kongesti hati

sampai hemoragi dan terbentuk zona nekrosa, proliferasi sel parenkim

hati dan sel epitel saluran empedu, kongesti ginjal serta kadang-kadang

Page | 16

Page 18: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

enteritis hemoragi. Ketika dikonsumsi dalam jumlah rendah

mengakibatkan gangguan sistem imun dan menjadi resisten

(Fadhilah,2015).

Hasil penelitian pada hewan coba mencit dan tikus menunjuk

bahwa aflatoksin B1 dapat menginduksi terjadinya karsinogenesis pada

hati (karsinoma hati/kanker hati). Pada manusia kontaminasi aflatoksin

B1 pada pangan yang dikonsumsi juga menunjukkan efek yang sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 dari 81 orang pasien (66 orang

pria dan 15 orang wanita) menderita kanker hati karena mengkonsumsi

oncom, tempe, kacang goreng, bumbu kacang, kecap dan ikan asin.

AFB1, AFG1, dan AFM1 terdeteksi pada contoh hati dari 58% pasien

tersebut dengan konsentrasi di atas 400 μg/kg (Fadhilah,2015).

Aflatoksin B1 berpotensi terjadinya mutasi gen (mutagenik)

dimana organ hati menjadi target utama dari toksin ini. Aflatoksin yang

masuk dalam sistem metabolisme tubuh memiliki sifat toksik bagi tubuh.

Toksin ini akan mengalami proses biotransformasi atau bioaktifasi oleh

CYP450 dengan munculnya AFB1-8-9-epoksida yang lebih reaktif dan

radikal. Bentuk ini akan berikatan dengan asam dioksinukleat (DNA)

menyebabkan terjadinya perubahan dari GC menjadi TA sehingga terjadi

mutasi subsekuen di koding gen yaitu di onkogen P53. Aflatoksin yang

berikatan dengan DNA menyebabkan terjadinya penghambatan aktifitas

polimerase DNA sehingga menginduksi terjadinya mutasi gen

(Fadhilah,2015).

Menurut penelitian yang dilakukan di Gambian (Afrika Barat),

menunjukkan bahwa kontaminasi aflatoksin pada anak-anak akan

menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan. Selain itu juga

kontaminasi aflatoksin pada masa kehamilan dapat memicu terjadinya

gangguan perkembangan janin (teratogenik). Seperti halnya zat racun

lain, aflatoksin mengalami proses detoksifikasi yang terjadi di dalam hati

untuk dikeluarkan dari tubuh. Sebelum diekskresi zat tersebut akan

Page | 17

Page 19: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

mengalami proses hidroksilasi dan setelah itu dikonjungasikan dengan

glukuronat atau sulfat dalam membentuk zat yang lebih polar sehingga

dapat dikeluarkan dari tubuh melalui saluran pencernaan. Proses ini

sejajar dengan proses detoksifikasi dari berbagai zat racun yang

memasuki tubuh binatang ataupun manusia. Enzim yang berperan dalam

proses hidroksilasi ini ialah “Mixed Function Oxidase” yang bekerjanya

memerlukan pertolongan NADPH dan oksigen sebagai donor H dan O.

Produk dari aflatoksin yang sudah dikonyugasikan dengan glukuronat

ataupun sulfat tersebut kemudian dikeluarkan melalui saluran pencernaan

mungkin bersama-sama campuran empedu. Tetapi di dalam pencernaan

ada berbagai macam mikroorganisme yang dapat memisahkan glukuronat

ataupun sulfat dari aflatoksin sehingga sebagian derifat aflatoksin dapat

terserap kembali. Proses penyerapan kembali dan pengeluaran lagi

aflatoksin sebagai penyebab kerusakan hati dan karsinoma hati. Selain

itu, aflatoksin B1 diaktifkan oleh enzim-enzim mikrosomal hati

membentuk suatu hasil metabolisme yang bersifat mutagenik dan

mempunyai aktivitas karsinogenik yaitu 2,3-eposida yang merupakan

penyebab utama kanker (karsinoma hati) (Fadhilah,2015).

Bila aflatoksikosis ini berlanjut maka dapat muncul sindrom

penyakit yang ditandai dengan muntah, nyeri perut, edema paru, kejang,

koma, dan kematian akibat edema otak dan perlemakan hati, ginjal dan

jantung. Keadaan-keadaan yang meningkatkan kecenderungan untuk

terjadinya aflatoksikosis akut pada manusia meliputi terbatasnya

ketersediaan makanan, kondisi lingkungan yang menguntungkan untuk

berkembang biaknya jamur di dalam hasil pertanian dan bahan-bahan

dagangan, dan masih kurangnya sistem yang mengatur monitoring dan

kontrol aflatoksin. Gejala aflatoksikosis yang paling menonjol pada

beberapa spesies seperti burung dan mamalia antara lain hipolipidemia,

hypercholesterolemia dan hypocarotenaemia di mana hal inidihubungkan

dengan steatosis hepatik berat dan kehilangan berat badan (Farfan JA,

1999).

Page | 18

Page 20: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

3. Efek Aflatoksin  bagi ternak.

Hasil-hasil penelitian melaporkan bahaya aflatoksin dan

dampaknya terhadap hewan yaitu dapat menghambat peningkatan bobot

badan ternak unggas dan ruminansia, mengurangi produksi telur,

menurunkan respon imun (daya kekebalan tubuh ternak),  jumlah

kematian ternak tinggi, mempengaruhi absorpsi unsur mineral Ca, Cu, Fe

dan P, kerusakan organ hati serta menyebabkan residu pada produk

ternak, yang akan berbahaya bagi manusia (Rasyid,2006).

F. Upaya Mendiagnosis Aflatoksin

1. Teknologi deteksi aflatoksin

Teknologi deteksi aflatoksin secara kuantitatif, teknik kromatografi

cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan cara pendeteksian yang umum

digunakan dan merupakan metode konfirmasi. Sedangkan metode semi

kuantitaf aflatoksin adalah kromatografi lapis tipis (KLT) dan Enzyme

Linked Immunoassay (ELISA), telah pula dikembangkan di laboratorium

Bbalitvet. Saat ini laboratorium Toksikologi Bbalitvet telah dapat

menentukan cemaran aflatoksin untuk kepentingan penelitian maupun

pengujian diagnostik dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)

atau HPLC (High Pressure Liquid Chromatography) dengan detektor

fluoresen, dimana metoda deteksi ini memerlukan tahapan derivatisasi

untuk mengubah aflatoksin menjadi senyawa berfluoresensi kuat, serta

teknik ELISA. Analisis aflatoksin pada pakan dan bahan pakan dengan

kedua metoda tersebut (HPLC dan ELISA) telah masuk ruang lingkup

terakreditasi berdasar ISO guide 17025 (Rachmawati, 2005).

Telah pula dikembangkan teknik deteksi menggunakan LCMS

dapat memotong tahapan derivatisasi dan memberikan hasil konfirmasi

yang lebih akurat dan diharapkan lebih sensitif. Untuk teknologi deteksi

secara ELISA telah dapat dirakit berupa kit yang dapat di suplai ke para

pengguna, sehingga laboratorium lain dalam ruang lingkup kegiatan yang

hampir sama dapat melakukan analisis aflatoksin pada laboratoriumnya.

Page | 19

Page 21: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Analisis menggunakan kit ELISA lebih disukai, karena dapat

menganalisis sampel dalam jumlah banyak dalam satu waktu analisis dan

ekstraksi sampel lebih sederhana, sehingga waktu analisis lebih cepat.

Meskipun kit serupa produksi luar negeri tersedia di Indonesia (kit impor),

namun kit hasil pengembangan Bbalitvet dapat diperoleh di dalam negeri

dengan harga relatif murah (3 kali lebih murah). Metode analisis aflatoksin

secara ELISA dapat dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan lapang,

seperti ELISA dipstick atau ELISA test strip. Namun demikian baik

metode ELISA maupun kromatografi untuk analisis aflatoksin, dapat lebih

luas dikembangkan untuk aplikasi dalam matrik bahan pertanian lain

ataupun makanan (Rachmawati, 2005).

2. Teknik Dekontaminasi

Upaya menekan kandungan aflatoksin dapat dilakukan dengan

menggunakan cendawan Neurospoa sp. Dan Rhizopus sp. Selanjutnya

untuk menghindari serangan cendawan A. Flavus pada jagung dapat

dilakukan dengan sesegera mungkin menjemur tongkol jagung yang sudah

dipanen sampai kadar air 17%, lalu dipipil dan dikeringkan lagi sampai

kadar air 11% kemudian disimpan. Pada kondisi kadar air rendah pada biji

jagung, maka tidak terserang cendawan A. Flavus. Upaya lain adalah

penggunaan bahan kimia yaitu ammonia dan asam propionate dapat

megurangi jumlah spora yang menempel pada jambul jagung, sehingga

mengurangi sumber inokolum untuk infeksi di penyimpanan (Rachmawati,

2005).

Upaya untuk mengatasi mikotoksin adalah dengan ekstraksi

menggunakan pelarut organik, antara lain dengan kalsium klorida atau

sodium bikarbonat atau dengan pemanasan dalam air garam. Penggunaan

amonia atau monometylamine dan kalsium hidroksida juga efektif dalam

mengatasi toksin tersebut. NaOCl bisa digunakan untuk dekontaminasi

pada kacang tanah, formaldehid dan NaOH pada tepung kacang.

Perendaman atau pencelupan kacang tanah dalam p-amino benzoat, kalium

sulfit, kalium fluorida, ammonia 2%, asam propionat, Na-asetat, dan H2O2.

Page | 20

Page 22: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Detoksifikasi dengan ammonia terhadap aflatoksin adalah sangat praktis

dan mudah, sehingga banyak dipraktekkan (Rachmawati, 2005).

Toksin dapat juga dihancurkan dengan pemanasan, misal

penggarangan kacang tanah pada suhu 150oC selama 30 menit akan

mengurangi aflatoksin B1 sebanyak 80% dan aflatoksin B2 sebanyak 60%.

Penggorengan dengan minyak pada kacang tanah pada suhu 204oC akan

mengurangi kadar aflatoksin B1 dan G1 rata-rata 40 -50%, sedangkan

aflatoksin B2 dan G2 akan menurun sebanyak 20 – 40%. Aflatoksin

dianggap stabil terhadap pemanasan, karena pada pemanasan normal

(100oC) tidak menyebabkan perubahan. Demikian pula trikhotesen,

zeralenon, khloratoksin dan patulin. Sedangkan sitrinin mudah dirusak

oleh pemanasan. Pemanasan bertekanan (autoklaf) dapat juga mengurangi

kadar aflatoksin. Pada autoklaf suhu 120oC bertekanan 15 lbs selama 4 hari

pada tepung kacang dengan kelembaban 60% akan menurunkan kadar

aflatoksin dari 7.000 mg/kg menjadi 340 mg/kg (Rachmawati, 2005).

Penyinaran dengan sinar ultra violet selama 45 detik bisa

menghancurkan spora A. Flavus. Akan tetapi penyinaran ini juga

menyebabkan berkurangnya zat-zat gizi dalam bahan pakan.Bahan-bahan

kimia tertentu, seperti diklorvos akan menghambat pembentukan

aflatoksin pada gandum, jagung, beras dan kacang tanah. Pencegahan

aflatoksin dapat dilakukan dengan penggunaan feed aditiv yang

dicampurkan dalam bahan pakan , sehingga secara in vivo feed aditiv ini

akan aktif melawan mikotoksin. Beberapa mineral dapat memiliki

kemampuan mengabsorbsi atau menangkap molekul mikotoksin sehingga

tidak berbahaya bagi ternak. Beberapa zat yang dapat bertindak sebagai

feed aditiv antara lain  activated charcoal, yeast produk dinding sel.

Beberapa produk sintetik dapat digunakan, antara lain  zeolit,

aluminosilikat dan Gamma Amino Butiric Acid (GABA). Zeolit aktif

melawan aflatoksin T2.. Penambahan zeolit 2%  sebanyak 1mg/kg  bahan

pakan terkontaminasi aflatoksin B1  akan menurunkan kadar aflatoksin

dalam hati sampai 30-40% (Rachmawati, 2005).

Page | 21

Page 23: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

G. Upaya Pencegahan Aflatoksin

Keberadaan mikotoksin dalam bahan pangan atau pakan sangat

dipengaruhi oleh faktor yang tidak bisa terkontrol (uncontrollable) seperti

halnya kondisi iklim. Stres atau tekanan terhadap temperatur menjadi

penyebab utama tumbuhnya kapang pada hasil panen bebijian, sementara

temperatur dan kelembaban yang tinggi menjadi penyebab utama tumbuhnya

kapang selama penyimpanan hasil panen. Namun kadar mikotoksin

(aflatoksin) dalam bahan pangan atau pakan dapat ditekan melalui tindakan

berikut ini (Fadhilah,2015):

1) Penerapan cara penanganan pra panen dan paska panen serta persiapan

pengolahan yang baik misalnya pencucian, pengeringan dan penyimpanan

pada suhu rendah dan kering.

2) Mencegah tumbuhnya kapang pada komoditas pertanian melalui

penerapan Good Agricultural Practices (GAP) atau Good Manufacturing

Practices (GMP).

3) Kontrol regulatori

FAO, WHO dan UNICEF telah menetapkan bahwa “safe level”

kandungan aflatoksin dalam bahan pangan adalah maksimum 30 ppb (part

perbillion atau ug/kg) untuk aflatoksin B1. Beberapa negara Ada yang

mengikuti anjuran WHO misalnya India. FDA (Food Drug

Administration) di Amerika Serikat menetapkan kadar aflatoksin

maksimum yang dibolehkan pada kacang tanah 15 ppb sedang pada

makanan lain dan makanan ternak 20 ppb, di Swedia kadar aflatoksin

maksimum yang dibolehkan pada bahan makanan 5 ppb untuk aflatoksin

total sedangkan pada makanan ternak kadar yang dibolehkan 600 ppb

aflatoksin B1. Di Indonesia, berdasarkan keputusan Kepala Badan

Pengawasan Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.1.4057 tanggal 9

September 2004, batas maksimum kandungan aflatoksin B1 dan aflatoksin

total pada produk olahan jagung dan kacang tanah masing-masing adalah

20 ppb dan 35 ppb. Sementara itu Codex Alimentarius Commission pada

Page | 22

Page 24: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

tahun 2003 menentukan batas maksimum kandungan aflatoksin total pada

kacang tanah yang akan diproses sebesar 15 ppb. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan keamanan pangan di Indonesia masih jauh di bawah

negara-negara maju.

4) Strategi detoksifikasi dari aflatoksin

Beberapa cara telah dicoba untuk menghilangkan daya racun

(detoksifikasi) aflatoksin dari bahan pangan, baik secara fisik mencakup

radiasi, pemanasan, dan ekstraksi aflatoksin dari bahan pangan. Metode

kimia mencakup perlakuan dengan asam, basa, oksidator dan dengan

bisulfit. Metode biologi mencakup fermentasi dengan kapang dan

pembuatan oncom, tempe serta percobaan-percobaan dengan mikroba lain

termasuk bakteri dan protozoa (Fadhilah,2015).

H. Langkah Penanganan

Berikut merupakan beberapa langkah penanganan Aflatoksin, yakni :

a. Melakukan peningkatan manajemen bercocok tanam, penggunaan varietas

tanaman tahan serangan kapang toksigenik pada proses pra panen, serta

pemilihan terhadap bahan pangan yang berkualitas baik dan tidak

berkapang.

b. Mendidik petani, pedagang pengumpul, grosir, pengecer, industri pangan

dan pakan mengenai cara penanganan pasca panen kacang tanah dan

jagung yang baik, melalui media berupa brosur, artikel pada majalah

ilmiah populer, dan lain-lain.

c. Melakukan monitoring terhadap kadar aflatoksin pada pangan dan pakan

secara kuantitatif dan semi kualitatif pada berbagai tahapan.

d. Melakukan survei yang lebih luas dan terpadu terhadap kontaminasi

aflatoksin pada berbagai bahan pangan dan pakan di berbagai daerah

(kabupaten, provinsi) di Indonesia.

Page | 23

Page 25: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

e. Menangani masalah aflatoksin dengan koordinasi berbagai pihak meliputi

pemerintah, produsen, konsumen, praktisi, akademisi dan peneliti.

f. Mendistribusikan informasi yang diperoleh dari laporan ini kepada

penyuluh pertanian, importir, grosir, dan pengecer kacang tanah, serta

industri pangan dan pakan yang berbahan baku kacang tanah dan jagung.

g. Mendidik konsumen untuk dapat mengenali dan tidak mengonsumsi

kacang tanah yang tercemar aflatoksin dengan ciri biji berwarna coklat

kehijauan hingga kehitaman, dan berasa pahit.

Page | 24

Page 26: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

- Aflatoksin adalah kumpulan dari senyawa-senyawa yang mempunyai

kemiripan satu sama lain dengan sedikit perbedaan pada komposisi

kimiawinya dan diproduksi oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus.

Dikenal ada empat jenis aflatoksin yaitu B1, B2, G1 dan G2.

- Sasaran Aflatoksin adalah DNA, jenis Aflatoksin adalah metabolit, wujud

efek aflatoksin adalah perubahan struktural, sifat efek aflatoksin tak

terbalikkan.

- Tahun 1988, International Agency for Research on Cancer menyatakan

bahwa aflatoksin B1 bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) pada

manusia.

- Aflatoksin dapat bersifat toksigenik, mutagenik, teratogenik, karsinogenik,

dan immunosuppresif pada hewan percobaan.

- Efek aflatoksin pada manusia adalah kanker hati, supresi imunologis,

gangguan nutrisi, paparan akut, dan paparan kronis.

Page | 25

Page 27: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, Aflatoxins Occurance and Health Risks, Animal Science Cornell

University; 1-8.

Anonim, 2011, Metode Sortasi dan Deteksi untuk Memperoleh Kacang Bebas

Aflatoksin , http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=55844,

diakses tanggal : 28 September 2015.

Azziz-Baumgartner E, Lindblade K, Gieseker K, Rogers HS, Kierszak S, Njapau

H, et al. 2005, Case-Control Study Of An Acute Aflatoxicosis Outbreak,

Kenya, 2004, Environt Health Perspect; 113: 1779-83

Beasley V., 1999, Mycotoxins That Affect The Liver, New York, International

Veterinary Information Service (IVIS)

Budiarso, I. T., 1995,Dampak Mikotoksin terhadap Kesehatan, Cermin Dunia

Kedokteran, 103: 5.

Cooper, L., dkk., 2000, Nutrition in Health and Disease 13th Edition, 198-200

Diener. U.L. and N. D. Davis, 1969, Aflatoxin Formation by Aspergillus FlavusIn

L.A. Goldlatt (Ed). Aflatoxin, New York, Academic Press.

Dirjen POM, 2004, SK Dirjen POM No. 03726/B/SK/VII/89 Tentang Batas

Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan.

Fadhilah, Debby, 2015, Aflatoksikosis pada Manusia .

http://ilmuveteriner.com/aflatoksikosis-pada-manusia/,Diakses 25

September 2015.

Fadhilah, Debby, 2015, Pencegahan Aflatoksitosis pada Manusia.

http://ilmuveteriner.com/pencegahan-aflatoksikosis-pada-manusia/,

Diakses 25 September 2015

Fadilah, R. dan Polana, A., 2004, Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara

Mengatasinya, Jakarta, Agromedia Pustaka, Hal 130-131.

Page | 26

Page 28: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Farfan JA, 1999, Aflatoxin B1-Induced Hepatic Steatosis: Role of Carbonyl

Compounds and Active Diols on Steatogenesis, The Lancet ; 353: 747-

48.

Galvano F, Piva A, Ritieni A, Galvano G., 2001, Dietary Strategies to Counteract

The Effects of Mycotoxins:A Review, J Food Prot; 64: 120-31.

Gong YY, Cardwell K, Hounsa A, Turner PC, Hall AJ, Wild CP., 2002, Dietary

Aflatoxin Exposure and Impaired Growth in Young Children From Benin

and Togo: Cross Sectional Study, Br Med J; 325: 20-1.

Krishnamachari KA, Nagarajan V, Ramesh VB, Tilak TBG, 1975, Hepatitis Due

to Aflatoxicosis: An Outbreak In Western India, Lancet; 1: 1061-3.

Lewis L, Onsongo M, Njapau H, Rogers HS, Luber G, Kieszak S, et al, 2005,

Aflatoxin Contamination of Commercial Maize Products During An

Outbreak of Acute Aflatoxicosis in Eastern And Central Kenya: Environ

Health Perspect; 113: 1763-7.

Lanyasunya, T.P., L.W. Wamae, H.H. Musa, O. Olowofeso, and I.K. Lokwaleput,

2005, The Risk of Mycotoxins Contamination of Dairy Feed and Milk on

Smallholder Dairy Farms in Kenya, Pakistan Journal of Nutrition 4 (3):

162-169

Rachmawati, S., 2005, Aflatoksin Pada Pakan Di Indonesia: Persyaratan Kadar

dan Peraturan Perundang-Undangannya, Wartazoa 4(1): 26-35.

Rasyid A., 2006, Temuan Ultrasonografi Kanker Hati Hepato Selular

(Hepatoma), M Ked Nus, 39(2):100-103

Suryadi, H., K. Maryati, dan Y. Andi, 2005, Analisis Kuantitatif Aflatoksin dalam

Bumbu Pecel secara KLT-Densitometri, www.ns.ui.ac.id/seminar

2005/Data/SPF-2003.pdf.Diakses tanggal : 26 September 2015

Tabbu, C.R, 2002, Penyakit Ayam dan Penanggulangannya Volume 2,

Yogyakarta, Kanisius, Hal 171-174.

Page | 27

Page 29: irenneagustina.files.wordpress.com · Web viewBahan makanan mudah terkontaminasi oleh kapang atau cendawan. Jenis bahan makanan utama yang dapat terkontaminasi oleh kapang adalah

Turner PC, Moore SE, Hall AJ, Prentice AM, Wild CP, 2003, Modification of

Immune Function Through Exposure to Dietary Aflatoxin In Gambian

Children, Environ Health Perspect; 111: 217-20.

Wu F, Khlangwiset P, 2010, Health Economic Impacts and Cost-Effectiveness of

Aflatoxin Reduction Strategies in Africa: Case Studies in Biocontrol and

Postharvest Interventions, Food Additives & Contaminants 27: 496-509.

Page | 28