desertasi bioremediasi tanah terkontaminasi …

54
DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI BATUBARA SEBAGAI LAPIS PONDASI JALAN BIOREMEDIATION OF COAL CONTAMINATED SOIL AS THE ROAD FOUNDATIONS LAYER ANDI MARINI INDRIANI D013181005 PROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2 0 2 1

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

DESERTASI

BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI BATUBARA SEBAGAI LAPIS PONDASI JALAN

BIOREMEDIATION OF COAL CONTAMINATED SOIL AS THE ROAD FOUNDATIONS LAYER

ANDI MARINI INDRIANI D013181005

PROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2 0 2 1

Page 2: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI BATUBARA

SEBAGAI LAPIS PONDASI JALAN

Disertasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Doktor Teknik

Program Studi

Teknik Sipil

Disusun dan Diajukan Oleh

ANDI MARINI INDRIANI

Kepada

PROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2 0 2 1

Page 3: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

Scanned by TapScanner

Page 4: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

Scanned by TapScanner

Page 5: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

iv

PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang maha

kuasa atas izinnya hingga penelitian dan penulisan karya ilmiah ini dengan

judul Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Batubara sebagai Lapis

Pondasi Jalan dapat terselesaikan. Banyak tantangan dan rintangan yang

kami rasakan selama proses pelaksanaan penelitian dan penyusunan

karya ilmiah ini namun berkat perjuangan dan dukungan dari semua pihak

penelitian ini dapat terselesaikan .

Kami menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan

penghargaan yang sangat tinggi kepada Bapak Dr. Eng. Ir. Tri Harianto,

ST., MT selaku Promotor atas bimbingan, arahan dan petunjuknya

sehingga penelitian dan penyusunan Desertasi ini dapat kami laksanakan

dengan baik. Ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan yang

sama juga kami sampaikan kepada D. Ir. Abd. Rachman Djamaluddin, MT

dan Dr.Eng. Ardy Arsyad, ST., M.Eng.Sc selaku Co-Promotor yang juga

telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya.

Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M.

Wihardi Tjaronge, ST., M.Eng selaku Ketua Departemen Teknik Sipil, Fak.

Teknik Unhas dan Penilai, Bapak Prof. Ir. Sakti Adji Adisasmita, MS.,

M.Eng.Sc., Ph.D selaku Ketua Prodi. S3 Teknik Sipil Unhas dan Penilai,

Bapak Ir. H. Achmad Bakri Muhiddin, M.Sc., Ph.D dan Bapak Dr.Eng. Ir. A.

Arwin Aminuddin, ST., MT selaku Penilai Desertasi.

Page 6: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

v

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Rendi

Susiswo Ismail, SE., SH., MH selaku Ketua Badan Pembina YAPENTI-

DWK UNIBA, Bapak Dr. Ir. Isradi Zainal, MT., MH., MM., DESS. (IPU)

Asian, Eng selaku Rektor Universitas Balikpapan, Bapak Ir. Fachruddin

Harami, MMT selaku Kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang yang

telah memberikan bantuan pendanaan, dan dukungan yang luar biasa.

Rekan-rekanmahasiswa Program Doktoral Teknik Sipil angkatan 2018,

mahasiswa Program Doktoral Teknik Sipil Konsentrasi Geoteknik,

mahasiswa S1 Teknik Sipil Univeristas Balikpapan dan Universitas

Hasanuddin Makassar.

Ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan yang sangat

tinggi dan mendalam kami sampaikan kepada Ayahanda H. Andi Bahrum

Pasong, SH dan Letkol. H. Mulyadi, Ibunda Hj. Andi Asnawati, suami Ir.

Gunaedy Utomo, ST., MT, anak kami tercinta Sabrina Salsabila Utono dan

Rafa Radithaya Utomo serta seluruh keluarga atas doa, dukungan dan

keikhlasannya membantu kami dalam menyelesaikan Desertasi ini. Hanya

Allah SWT sebaik-baik pemberi balasan yang dapat membalas semua

kebaikan yang diberikan kepada kami.

Makassar, Juli 2021

Andi Marini Indriani

Page 7: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

vi

ABSTRAK

ANDI MARINI INDRIANI. Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Batubara Sebagai

Lapis Pondasi Jalan (dibimbing oleh Promotor: Tri Harianto, Co-Promotor: Abd.

Rachman Djamaluddin dan Ardy Arsyad)

Indonesia memiliki sekitar 550 ribu hektar lahan bekas tambang batubara yang

dibiarkan terbengkalai begitu saja tanpa ada pengelolan yang baik dari instansi

yang berwenang. Lahan bekas tambang batubara umumnya masih mengandung

sisa-sisa batubara yang tidak dapat terangkut pada saat proses penambangan

walaupun jumlahnya sudah tidak banyak, tetapi tentu memberikan dampak pada

tanah. Microbially induced calcite precipitation (MICP) adalah teknik perbaikan

tanah dengan menggunakan mikroorganisme yang mampu mengubah dan

meningkatkan sifat fisik dan mekanik. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan

stabilisasi MICP pada tanah terkontaminasi batubara dengan melakukan

serangkaian pengujian untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sifat

mekanis tanah meliputi unconfined compressive strength (UCS), california bearing

ratio (CBR), shear strength (), dynamic cone penetrometer (DCP), permeabilitas

dan serangkaian pengujian lainnya seperti temperature dan perubahan pH tanah.

Pengujian awal dilakukan pada tanah terkontaminasi batubara sebelum dilakukan

proses stabilisasi MICP dan diperoleh variasi optimum tanah terkontaminasi

batubara adalah variasi 85% pasir dan 15% batubara. Setelah stabilisasi MICP

diterapkan, variasi penambahan 6% bakteri Bacillus subtilis culture 3 hari adalah

variasi penambahan bakteri yang paling optimum untuk meningkatkan sifat

mekanis tanah. Hasil pengujian menunjukkan terjadi peningkatan nilai UCS

sebesar 15 kali, nilai CBR sebesar 2 kali dan nilai shear strength sebesar 15 kali

dibandingkan dengan tanah terkontaminasi 15% batubara yang tidak distabilisasi.

Pencobaan pada bak pengujian menggunakan alat DCP menunjukkan bahwa nilai

CBR pada kedalam 50 cm mencapai 30%, lebih tinggi dibandingkan nilai CBR

dipermukaan tanah yang menunjukkan pengendapan calcite semakin tinggi pada

lapisan bawah tanah. Dari serangkaian pengujian, material tanah terkontaminasi

15% batubara distabilisasi dengan MICP menggunakan 6% bakteri Bacillus subtilis

culture 3 hari dapat digunakan sebagai material lapis pondasi subbase perkerasan

jalan.

Page 8: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

vii

ABSTRACT

ANDI MARINI INDRIANI. Bioremediation of Coal Contaminated Soil as Road

Foundation (Supervised by Promoter: Tri Harianto, Co-Promoter: Abd. Rachman

Djamaluddin and Ardy Arsyad)

Indonesia has around 550 thousand hectares of ex-coal mining land which have

been left neglected without proper management from the authorized agencies. Ex-

coal mining areas generally still contain coal remnants that cannot be transported

during the mining process even though the numbers are not large, but of course,

have an impact on the land. Microbially induced calcite precipitation (MICP) is a

soil improvement technique using microorganisms capable of changing and

improving their physical and mechanical properties. In this study, a MICP

stabilization experiment was carried out on coal-contaminated soil by conducting

a series of tests to determine changes in the mechanical properties of the soil

including unconfined compressive strength (UCS), california bearing ratio (CBR),

shear strength (), dynamic cone penetrometer (DCP). ), permeability and a series

of other tests such as temperature and changes in soil pH. Initial tests were carried

out on coal contaminated soil before the MICP stabilization process was carried

out and the optimum variation of coal contaminated soil was 85% sand and 15%

coal. After MICP stabilization was applied, the variation of the addition of 6%

bacteria Bacillus subtilis culture 3 days was the most optimum variation of the

addition of bacteria to improve soil mechanical properties. The test results showed

an increase in the UCS value of 15 times, the CBR value of 2 times and the shear

strength value of 15 times compared to 15% of unstabilized coal contaminated soil.

Tests on the test tub using the DCP tool showed that the CBR value at 50 cm was

up to 30%, higher than the CBR value on the soil surface which indicated that

calcite deposition was higher in the underground layer. From a series of tests, soil

material contaminated with 15% coal stabilized with MICP using 6% bacteria

Bacillus subtilis culture 3 days can be used as a material for the pavement subbase

foundation layer.

Page 9: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR PERSAMAAN

iv

vi

vii

viii

xii

xv

xxi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4

D. Batasan Masalah

E. Sistematika Penulisan

5

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Isu Strategis Bioremidiasi Sebagai Alternatif Perbaikan Tanah

B. Karakteristik Batubara

C. Bakteri Bacillus Subtilis

D. Prinsip Design dan Struktur Lapisan Perkerasan Jalan

7

11

14

15

Page 10: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

ix

E. Teknik Identifikasi Mikrostruktur

F. Matriks Studi Terdahulu

20

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Wilayah Penelitian

B. Pertumbuhan Bakteri Bacillus Subtilis

C. Pengambilan Data dan Sampel

D. Rancangan Uji Eksperimental dan Model Fisik

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

F. Kerangka Konsep / Alur Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Fisik, Mekanis dan Mikrostruktur Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara

1. Mikrostruktur Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara

2. Karakteristik Fisik dan Mekanis Tanah Pasir

3. Karakteristik Fisik dan Mekanis Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara

B. Mikrostruktur dan Kimia Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara Stabilisasi MICP

C. Karakteristik Mekanis Kuat Tekan Bebas (UCS) Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara Stabilisasi MICP 1. Karakteristik Mekanis Kuat Tekan Bebas (UCS) Tanah

Pasir Terkontaminasi 5% Batubara Stabilisasi MICP

2. Karakteristik Mekanis Kuat Tekan Bebas (UCS) Tanah Pasir Terkontaminasi 10% Batubara Stabilisasi MICP

3. Karakteristik Mekanis Kuat Tekan Bebas (UCS) Tanah Pasir Terkontaminasi 15% Batubara Stabilisasi MICP

36

36

37

38

43

52

53

55

55

55

60

64

67

70

71

74

77

Page 11: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

x

D. Karakteristik Mekanis California Bearing Ratio (CBR) Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara Stabilisasi MICP 1. Karakteristik Mekanis California Bearing Ratio (CBR)

Tanah Pasir Terkontaminasi 5% Batubara Stabilisasi MICP

2. Karakteristik Mekanis California Bearing Ratio (CBR) Tanah Pasir Terkontaminasi 10% Batubara Stabilisasi MICP

3. Karakteristik Mekanis California Bearing Ratio (CBR) Tanah Pasir Terkontaminasi 15% Batubara Stabilisasi MICP

E. Karakteristik Mekanis Kuat Geser Tanah Pasir TerkontaminasiBatubara Stabilisasi MICP 1. Karakteristik Mekanis Kuat Geser Tanah Pasir

Terkontaminasi 5% Batubara Stabilisasi MICP

2. Karakteristik Mekanis Kuat Geser Tanah Pasir Terkontaminasi 10% Batubara Stabilisasi MICP

3. Karakteristik Mekanis Kuat Geser Tanah Pasir Terkontaminasi 15% Batubara Stabilisasi MICP

F. Uji Model Skala Kecil Tanah Pasir Terkontaminasi Batubara

Stabilisasi MICP

G. Temuan Empirik Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

82

83

87

91

98

98

105

111

120

125

128

129

Page 12: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor halaman II.1 III.1 III.2 III.3 III.4 IV.1 IV.2 IV.3 IV.4 IV.5 IV.6 IV.7 IV.8 IV.9 IV.10 IV.11

Matriks penelitian terdahulu Daftar alat-alat dan gambar pengujian Persiapan benda uji sebelum proses stabilisasi Persiapan benda uji proses stabilisasi Parameter uji dan standard pengujian fisik dan mekanik Mineralogi pasir, batubara dan tanah pasir terkontaminasi batubara Analisa EDS pasir, batubara dan tanah terkontaminasi15% batubara Hasil pengujian sifat fisik tanah Klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik fisik tanah Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik fisik tanah terkontaminasi batubara Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik mekanis tanah terkontaminasi batubara Analisa XRD pasir, batubara dan tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Analisa EDS pasir, batubara dan tanah terkontaminasi15% batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian UCT tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian UCT tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP

23

41

46

47

53

57

59

61

62

64

65

66

68

69

71

74

77

Page 13: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xii

IV.12 IV.13 IV.14 IV.15 IV.16 IV.17 IV.18 IV.19 IV.20 IV.21 IV.22 IV.23 IV.24

Rekap hasil pengujian UCT tanah pasir terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian CBR tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian CBR tanah terkontaminasi 10 % batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian CBR tanah terkontaminasi 15 % batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian CBR unsoaked tanah terkontaminasi batubara stabilisasi MICP Rekap hasil pengujian CBR soaked tanah terkontaminasi batubara stabilisasi MICP Perubahan parameter shear strength tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP Bacillus subtilis culture 3 dan 6 hari Perubahan parameter shear strength tanah terkontaminasi 5% batubara pada curing 28 hari Perubahan parameter shear strength tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP Bacillus subtilis culture 3 dan6 hari Peningkatan shear strength tanah terkontaminasi 10% batubara pada curing 28 hari Perubahan parameter shear strength tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Bacillus subtilis culture 3 hari Perubahan parameter shear strength tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Bacillus subtilis culture 6 hari Peningkatan shear strength tanah terkontaminasi 15% batubara pada curing 28 hari

83

87

91

95

95

99

104

106

110

111

112

117

Page 14: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xiii

IV.25 IV.26 IV.27

Korelasi nilai DCP dan nilai CBR Pengukuran temperature tanah dalam bak Hasil pengujian permeabilitas dan shear stress dari bak uji

120

122

124

Page 15: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman I.1 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 III.1 III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III.7 III.8 III.9 III.10 IV.1 IV.2

Lahan bekas tambang Perubahan struktur tanah pasir setelah distabilisasi bakteri Tumbuhan pembentuk batubara jenis pteridofita Susunan lapis konstruksi perkerasan jalan Grafik penetration CBR Grafik difraksi XRD batubara Observasi menggunakan SEM (Mujah, 2019) Lokasi pengambilan sampel tanah dan batubara Grafik pertumbuhan Bacillus subtilis Metode pengambilan dan penyimpanan sampel Bahan kimia untuk membuat larutan B4 Sketsa pemadatan lapisan tanah Sketsa akhir pemadatan lapisan tanah Sketsa pengujian DCP Sketsa titik pengambilan sampel Sketsa pengambilan sampel Diagram alir penelitian tahap stabilisasi Analisa X-Ray Diffraction pasir, batubara dan tanah pasir terkontaminasi batubara Foto SEM pasir, batubara dan tanah pasir terkontaminasi batubara

1

10

11

15

18

20

21

35

37

38

46

48

48

49

50

51

54

56

58

Page 16: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xv

IV.3 IV.4 IV.5 IV.6 IV.7 IV.8 IV.9 IV.10 IV.11 IV.12 IV.13 IV.14 IV.15 IV.16

Analisa EDS pasir, batubara dan tanah pasir terkontaminasi 15 % batubara Grafik analisa saringan tanah Hubungan shear stress dan normal stress tanah pasir CBRunsoaked dan CBRsoaked tanah pasir Grafik analisa saringan pair terkontaminasi batubara Foto SEM tanah pasir terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Analisa XRD tanah pasir terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Foto SEM Mapping tanah pasir terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Analisa EDS tanah pasir terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP

Hubungan tegangan dan regangan untuk variasi culture dan pemeraman Hubungan waktu pemeraman dan UCS tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP culture 3 hari Hubungan waktu pemeraman dan UCS tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP culture 6 hari Perbandingan nilai UCS tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP terhadap umur culture 3 dan 6 hari Hubungan waktu pemeraman dan UCS tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP culture 3 hari

59

61

63

64

65

67

68

69

69

71

72

73

73

75

Page 17: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xvi

IV.17 IV.18 IV.19 IV.20 IV.21 IV.22 IV.23 IV.24 IV.25 IV.26 IV.27 IV.28

Hubungan waktu pemeraman dan UCS tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP culture 6 hari Perbandingan nilai UCS tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP terhadap perbedaan umur culture Hubungan waktu pemeraman dan nilai UCS tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Hubungan waktu pemeraman dan UCS tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP terhadap umur culture Hubungan persentasi batubara, konsentrasi bakteri dan umur culture curing 28 hari terhadap nilai UCS Grafik pertumbuhan Bacillus subtilis Hubungan waktu peram dan nilai CBR tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP culture 3 hari Hubungan waktu peram dan CBR tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP culture 6 hari Hubungan waktu pemeraman, konsentrasi dan culture terhadap nilai CBR tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP Hubungan masa peram dan nilai CBR tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP culture 3 hari Hubungan masa peram dan nilai CBR tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP culture 6 hari Hubungan waktu pemeraman, konsentrasi dan culture terhadap nilai CBRunsoaked tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP

76

76

78

78

79

81

84

85

86

88

89

90

Page 18: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xvii

IV.29 IV.30 IV.31 IV.32 IV.33 IV.34 IV.35 IV.36 IV.37 IV.38 IV.39 IV.40

Hubungan masa peram dan nilai CBR tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP culture 3 hari Hubungan masa peram dan nilai CBR tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP culture 6 hari Hubungan waktu pemeraman, konsentrasi dan culture terhadap nilai CBR tanah pasir terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Hubungan persentasi batubara, konsentrasi bakteri dan umur culture masa peram 28 hari terhadap nilai CBR Hubungan normal stress dan shear stress tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP culture 3 hari dan 6 hari Hubungan curing time dan cohesion tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan internal friction

angle () tanah terkontaminasi 5% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan shear strength tanah terkontaminasi 5% batubara Perbandingan shear strength tanah terkontaminasi 5% batubara antara culture 3 hari dan 6 hari masa curing 28 hari Hubungan curing time dan cohesion tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan internal friction

angle () tanah terkontaminasi 10% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan shear strength tanah terkontaminasi 10% batubara

92

93

94

96

100

101

102

103

105

107

108

109

Page 19: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xviii

IV.41 IV.42 IV.43 IV.44 IV.45 IV.46 IV.47 IV.48 IV.49 IV.50 IV.51

Perbandingan shear strength tanah terkontaminasi 10% batubara antara culture 3 hari dan 6 hari masa curing 28 hari Hubungan normal stress dan shear stress tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan cohesion tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan internal friction

angle () tanah terkontaminasi 15% batubara stabilisasi MICP Hubungan curing time dan shear strength tanah terkontaminasi 15% batubara Perbandingan shear strength tanah terkontaminasi 15% batubara antara culture 3 hari dan 6 hari Hubungan persentasi batubara, konsentrasi bakteri dan umur culture terhadap nilai Shear strength Hubungan DCP dan CBR terhadap kedalaman lapisan tanah Pengendapan CaCO3 pada lapisan tanah Pengambilan sampel uji Variasi nilai DCP, CBRkorelasi, Shear strength Dan permeabilitas terhadap kedalaman

110

112

113

114

116

117

118

121

123

124

125

Page 20: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

xx

DAFTAR PERSAMAAN

Nomor halaman 1 2 3 4

Reaksi kimia hidrolisis urea Reaksi kimia pembentukan calcite Pengukuran CBR 0.1” Pengukuran CBR 0.2”

9

9

18

18

Page 21: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki ratusan ribu hektar lahan bekas tambang

batubara yang dibiarkan terbengkalai begitu saja tanpa ada pengelolan

yang baik dari perusahaan penambang maupun dari instansi yang

berwenang seperti terlihat pada Gambar I.1.

Gambar I.1. Lahan bekas tambang batubara

Limbah sisa hasil tambang batubara yang berada dipermukaan

lahan seperti batuan sisa bahan tambang, air asam tambang serta limbah

batuan yang mengandung logam berat menyebabkan perubahan struktur

tanah dan ketidakseimbangan unsur hara sehingga pemanfaatannya

menjadi terbatas. Salah satu pendekatan dalam pemulihan kualitas lahan

dan pencegahan degradasi lahan adalah dengan membangun sumber

Page 22: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

2

bahan organik in-situ atau dikenal dengan bioremidiasi. Bioremediasi

adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di

lingkungan.

Penggunaan mikroorganisme untuk mendegradasi polutan ternyata

juga memberikan dampak yang positif dalam bidang geoteknik, karena

beberapa mikroorganisme yang digunakan ternyata juga menghasilkan

mineral kalsium yang dapat meningkatkan sifat-sifat geoteknik tanah atau

yang dikenal dengan istilah biosementasi. Biosementasi adalah proses

sementasi tanah menggunakan kasium karbonat yang dihasilkan oleh

bakteri untuk membantu memperbaiki struktur, meningkatkan kekuatan

dan daya dukung tanah.

Salah satu jenis mikroorganisme yang mampu melakukan proses

bioremediasi dan juga biosementasi adalah bakteri Bacillus subtilis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasriana (2018), menunjukkan

bahwa tanah lempung yang distabilisasi dengan bakteri Bacillus Subtilis

mampu meningkatkan nilai CBR sebesar 5 kali dibandingkan tanah

lempung yang tidak distabilisasi dan berdasarkan penelitian yang pernah

dilakukan menunjukkan bahwa bakteri Bacillus subtilis dapat mereduksi

timbal pada tanah terkontaminasi batubara. Tetapi belum pernah dilakukan

penelitian sebelumnya bagaimana kemampuan dan kinerja bakteri Bacillus

subtilis untuk meningkatkan sifat geoteknik tanah terkontaminasi batubara.

Itu sebabnya peneliti tertarik mengembangkan penggunaan bakteri Bacillus

subtilis untuk meningkatkan daya dukung tanah terkontaminasi batubara

Page 23: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

3

hingga dapat dimanfaatkan sebagai material lapis pondasi jalan guna

memenuhi kebutuhan material jalan dan mengembangkan model lapis

pondasi jalan tanah terkontaminasi batubara..

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dijabarkan dalam rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik fisik, mekanis dan mikrostruktur tanah

terkontaminasi batubara?

2. Bagaimana pengaruh konsentrasi optimum larutan bakteri terhadap

peningkatan nilai parameter kuat tekan dan kuat geser tanah

terkontaminasi batubara?

3. Bagaimana kinerja model lapis pondasi jalan pada tanah

terkontaminasi batubara terstabilisasi bakteri?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperkaya wawasan

tentang karakteristik tanah yang terkontaminasi batubara, sehingga

diharapkan dapat diperoleh metode pemanfaatan tanah bekas tambang.

Secara rinci penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis karakteristik fisik, mekanis dan mikrostruktur tanah

terkontaminasi batubara.

2. Mengkaji kapasitas dukung tanah terkotaminasi batubara yang

distabilisasi dengan bakteri.

Page 24: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

4

3. Mengembangkan model lapis pondasi jalan tanah terkotaminasi

batubara terstabilisasi bakteri.

Sedangkan Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diketahui karakteristik fisik, mekanis dan mikrostruktur tanah

terkotaminasi batubara yang selama ini belum banyak diteliti

terutama terkait dengan sifat geotekniknya.

2. Diketahui karakteristik fisik, mekanis dan mikrostruktur tanah

terkotaminasi batubara terstabilisasi bakteri

3. Hasil analisis uji model dan analisis numerik dapat memberikan

gambaran kapasitas dukung deformasi dan modulus reaksi tanah

terkontaminasi batubara terstabilisasi bakteri.

D. Batasan Masalah

1. Penelitian ini mencakup pengujian eksperimental laboratorium

terhadap karakteristik tanah terkontaminasi batubara meliputi sifat

fisik, mineralogi, kimia, mekanik, dan mikrostruktur.

2. Uji model fisik tanah terkontaminasi batubara terstabilisasi bakteri

sebagai material perkerasan lapisan pondasi dibatasi sampai pada

pengukuran dan analisis deformasi vertikal dan horisontal

perkerasan jalan untuk memperoleh kapasitas dukung dan model

keruntuhan.

Page 25: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

5

E. Sistematika Penulisan

Gambaran umum mengenai isi penelitian ini, dapat dituliskan secara

singkat sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Dijelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah menjelaskan

permasalahan yang diamati dan dilaksanakan, tujuan dan manfaat

penelitian ini dilakukan, ruang lingkup sebagai batasan dalam

penulisan, manfaat penelitian menjelaskan poin keluaran penelitian

serta sistematika penulisan tentang pengenalan isi per bab dalam

penulisan ini.

2. BAB II Tinjauan Pustaka

Memaparkan teori dasar tentang bioremediasi, karakteristik batubara

dan prinsip design dan struktur lapisan perkerasan jalan.

3. BAB III Metode Penelitian

Menerangkan teknis penelitian yang dilakukan. menguraikan tentang

urutan kerja dan tata cara kerja penelitian mulai dari pengambilan

contoh tanah dan batubara, pencampuran, dan uji model lapis

pondasi jalan.

4. BAB IV Hasil dan Pembahasan

Menyajikan hasil analisis perhitungan data-data yang diperoleh dari

hasil pengujian yang dilaksanakan sesuai dengan metodologi penelitian

serta pembahasan dari hasil pengujian yang diperoleh.

Page 26: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

6

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

Menerangkan tentang kesimpulan dari capaian yang dihasilkan sebagai

suatu rujukan dalam bidang akademik dan bidang rekayasa serta

memberikan saran dalam riset yang bersifat berkelanjutan.

Page 27: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Isu Strategis Bioremediasi Sebagai Alternatif Perbaikan Tanah

Pembukaan lahan baru yang dulunya hutan untuk dijadikan kawasan

permukiman terus dilakukan. Daerah yang dulunya bukit atau lembah kini

berubah menjadi dataran untuk memenuhi kebutuhan ruang sebagai

kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan jasa perdagangan dan

untuk pusat kegiatan manusia lainnya. Pembukaan lahan dan kegiatan

leveling menyebabkan tersingkapnya lapisan batubara yang mengandung

mineral sulfida, antara lain berupa Pirit (Pyrite) dan Markasit (Marcasite).

Mineral sulfida tersebut selanjutnya bereaksi dengan oksidan dan air

membentuk air asam tambang, (Marganingrum dkk, 2010). Air asam

tambang atau dikenal dengan istilah acid rock drainage (ARD akan

memberikan serangkaian dampak yang saling berkaitan, yaitu menurunnya

pH, ketersediaan dan keseimbangan unsur hara dalam tanah terganggu,

serta kelarutan unsur-unsur mikro yang umumnya merupakan unsur logam

meningkat (Widyati, 2007). Terganggunya keseimbangan unsur hara ini

menyebabkan tanaman sebagai pelindung tidak dapat tumbuh akibatnya

tanah mudah mengalami erosi dan infiltrasi air hujan akan sangat besar

sehingga kekuatan tanah akan menurun.

Banyak usaha yang telah dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah

yang seperti ini seperti penambahan kapur, penambahan fly ash dan zat

adiktif lainnya tetapi saat ini sudah mulai dikembangkan teknik perbaikan

Page 28: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

8

tanah yang ramah lingkungan yang dikenal dengan istilah bioremediasi.

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi

polutan dilingkungan, (wikipedia Indonesia). Saat bioremediasi

terjadi, beberapa mikroorganis memodifikasi polutan beracun dengan

mengubah struktur kimia polutan. Peristiwa ini disebut biotransformasi.

Pada banyak kasus biotransformasi berujung pada biodegradasi. Saat

polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks dan

akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.

Selain menghasilkan enzim-enzim untuk memodifikasi polutan

beracun beberapa jenis mikroorganis juga menghasilkan mineral-mineral

seperti kalsium karbonat yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki

struktur tanah atau dikenal dengan biomineralisasi. Microbially induced

calcite precipitation (MICP), atau pengendapan kalsium karbonat oleh

mikroba paling banyak diteliti karena menguntungkan dalam bidang biologi,

geoteknologi, paleobiologi hingga teknik sipil, (Dhami, 2017).

Menurut Hammes dan Verstraete (2002), Kalsium karbonat, CaCO3,

yang diinduksi dari mikroba dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:

1. konsentrasi kalsium,

2. konsentrasi karbon anorganik terlarut (DIC),

3. pH dan

4. ketersediaan nukleasi.

Produksi kalsium karbonat melalui hidrolisis urea oleh bakteri

ureolitik adalah mekanisme MICP yang paling mudah dikontrol dan

Page 29: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

9

berpotensi menghasilkan sejumlah besar kalsium karbonat dalam waktu

singkat. Selama aktivitas urease mikroba, 1 mol urea dihidrolisis secara

intraseluler menjadi 1 mol amonia dan 1 mol karbonat (Persamaan 1),

penambahan Ca yang di ambil dari CaCl2.2H2O yang secara hidrolisis

spontan membentuk 1 mol amonia dan asam karbonat (Persamaan 2)

sebagai berikut: (Mwandira, 2017)

CO (NH2)2 + H2Obacteria → NH2COO- + NH4+

(1)

NH2COO- + H2O → HCO3 + NH3

Ca2+ + HCO3 + NH3 → CaCO3 + NH4

+ (2)

Kadar H2O dan karakter geologi. Kadar air dan bentuk poros tanah

berpengaruh pada bioremediasi. Nilai aktivitas air dibutuhkan utk

pertumbuhan mikroba berkisar 0.9-1.0, umumnya kadar air 50-60%.

Bioremediasi lebih berhasil pada tanah yang poros. Keberadaan zat nutrisi.

Baik pada in situ & ex situ. Bila tanah yang dipergunakan bekas pertanian

mungkin tak perlu ditambah zat nutrisi. Untuk hidrokarbon ditambah

nitrogen & fosfor, dapat pula dgn makro & mikro nutrisi yang lain. Tetapi

kinerja mekanik tanah yang distabilkan MICCP sangat tergantung pada

struktur mikro kristal CaCO3 yang diendapkan, yang dipengaruhi oleh

berbagai parameter kimia, lingkungan, dan fisik, (Mujah, 2019).

Pada aplikasi geoteknik, grouting mikroba banyak digunakan untuk

memperkuat tanah dengan cara meningkatkan kekuatan dan kekakuan

tanah melalui biomineralisasi kristal CaCO3 yang bertindak sebagai bio

semen, mengikat partikel tanah bersama-sama di dalam matriks tanah

Page 30: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

10

(Cheng et al. 2013). Potensi lain dari grouting mikroba adalah melalui

konsep bioclogging sebagai hasil dari aglomerasi kristal CaCO3

mengendalikan aliran air untuk mengurangi konduktivitas hidraulik dari

tanah berpori (Ivanov 2008; Mujah 2019). Perubahan struktur tanah akibat

MICP dapat dilihat pada Gambar II.1.

Gambar II.1. Perubahan struktur tanah pasir setelah distabilisasi

bakteri (Mwandira, 2017)

B. Karakteristik Batubara

1. Materi Pembentuk

Secara umum batubara dapat dikenal dari kenampakan sifat fisiknya

yaitu berwarna coklat sampai hitam, berlapis, padat, mudah terbakar, kedap

(a)

Keterangan:

a. Pasir diinjeksi bakteri satu kali b. Pasir diinjeksi bakteri dua kali c. Pasir diinjeksi bakteri empat kali d. Pasir diinjeksi bakteri tujuh kali

(b)

(d) (c)

Page 31: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

11

cahaya, non kristalin, berkilap kusam sampai cemerlang, bersifat getas,

pecahan kasar sampai konkoidal. Unsur kimia utama pembentuk batubara

adalah karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N) dan sulfur (S). Menurut

Wikipedia hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan

seperti ditunjukkan dalam Gambar II.2. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk

batubara adalah sebagai berikut:

Alga

Silofita,

Pteridofita.

Gimnospermae.

Angiospermae

Gambar II.2. Tumbuhan pembentuk batubara jenis pteridofita (Flysh Geost, 2016)

2. Proses Pembentukan

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga

batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara

ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

Page 32: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

12

Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman

terdeposisi hingga lignit terbentuk..

Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit

menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan

hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman

karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu, adalah masa pembentukan

batubara yang paling produktif di mana hampir seluruh deposit batubara

(black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.

3. Jenis

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh

tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas:

antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.

Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam

berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98%

unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.

Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-

10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di

Australia.

Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh

karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan

dengan bituminus.

Page 33: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

13

Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang

mengandung air 35-75% dari beratnya.

Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori

yang paling rendah.

C. Bakteri Bacillus Subtilis

Bacillus subtilis merupakan bakteri berbentuk batang berukuran 0,5-

2,5 x 1,2-10 mikron, tersusun dalam sepasang atau bentuk rantai, dimana

silika meliputi seluruh permukaan sel. Dalam kondisi kritis mampu

membentuk spora. Bakteri antagonis B. subtilis dapat bertahan pada

kondisi lingkungan tertentu, yaitu pada suhu -5°C sampai 75°C, dengan

tingkat keasaman (pH) antara 2-8. Pada kondisi yang sesuai dan

mendukung, populasinya akan menjadi dua kali banyaknya selama waktu

tertentu. Waktu ini dikenal dengan waktu generasi atau waktu

penggandaan, yang untuk B. subtilis adalah 28,5 menit pada suhu 40°C

(Soesanto 2008). Secara histori para ahli mengklasifikasin bagwa B. subtilis

termasuk kategori aerob obbligat tetapi penelitian terbaru menemukan

bakwa bakteri ini termasuk kategori anaerob fakultatif (Nakano, 1999)

Di dalam tanah, bakteri antagonis Bacillus subtilis memanfaatkan

eksudat akar dan bahan tanaman mati untuk sumber nutrisinya. Apabila

kondisi tidak sesuai bagi pertumbuhannya, misalnya karena suhu tinggi,

tekanan fisik dan kimia, atau kahat nutrisi, bakteri akan membentuk

endospora. Endospora yang dihasilkan oleh Bacillus mempunyai

Page 34: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

14

ketahanan yang tinggi terhadap faktor kimia dan fisika, seperti suhu ekstrim,

alkohol dan sebagainya. Pembentukan endospora terjadi selama lebih

kurang 8 jam dan dapat bertahan selama 6 tahun (Soesanto 2008).

Klasifikasi Bacillus subtilis :

Kingdom : Procaryorae Divisi : Firmicutes

Kelas : Schizomycetes

Bangsa (Ordo) : EubacteriaIes

Suku (Familia) : Bacillaceae

Marga (Genus) : Bacillus

Jenis (Spcsies) : Baciilus Subtilis

Bakteri urease akan mengkatalisis urea sehingga melepas ion

karbonat, yang selanjutnya akan terikat dengan ion kalsium dari CaCl2 dan

mempresipitasikan kalsium karbonat/calcite (CaCO3). Kalsit inilah yang

mengikat partikel tanah satu sama lain. Sehingga presipitasi kalsium

karbonat merupakan proses yang utama dalam teknik biogroutiug. Teknik

tersebut bekerja pada tingkat pori-pori yaitu memperbaiki kondisi tanah

dengan meningkatkan kekuatan dan kekakuan (stiffness).

Untuk mengetahui pertumbuhan bakteri dan melakukan perhitungan

jumlah sel, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode

turbidimetri. Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan

pada pengukuran kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya

suspensi partikel padat dalam larutan. Tingkat kekeruhan ini dinyatakan

dalam Optical Density (OD). Bertambahnya jumlah sel bakteri

Page 35: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

15

menyebabkan bertambahnya tingkat kekeruhan. Prinsip kerja turbidimetri

adalah analisa yang berdasarkan hamburan cahaya. Sebagian cahaya

tersebut akan diserap (diabsorpsi) oleh sel bakteri sedangkan sisanya akan

lewat. Jumlah sel bakteri setara dengan banyak cahaya yang diabsorbsi.

D. Prinsip Design dan Struktur Lapisan Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat

yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Fungsi utama dari

perkerasan yaitu untuk menyebarkan beban roda ke area permukaan tanah

dasar yang lebih luas dibandingkan luas kontak roda dan perkerasa,

sehingga mereduksi tegangan maksimum yang terjadi pada tanah dasar.

Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas

dan menyebarkannya kelapisan dibawahnya. Konstruksi perkerasan terdiri

dari lapis permukaan (surface course), lapis pondasi atas (base course),

lapis pondasi bawah (subbase course), lapis tanah dasar (subgrade) seperti

ditampilkan dalam Gambar II.3.

Gambar II.3. Susunan lapis konstruksi perkerasan jalan

Page 36: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

16

1. Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan paling atas disebut lapis permukaan dan berfungsi sebagai :

a. Lapis perkerasan penahan beban roda, lapisan mempunyai

stabilitas tinggi menahan beban roda selama masa pelayanan.

b. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak

meresap ke lapisan di bawahnya dan melemahkan lapisannya.

c. Lapis aus (wearing course), lapisan yang langsung menderita

gesekan akibat rem kendaraan sehingga mudah menjadi aus.

d. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga

dapat dipikul oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung

rendah.

2. Lapis Pondasi Atas (Base Course)

Lapisan perkerasan diantara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah

dinamakan lapos pondasi atas (base course). Yang fungsinya :

a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda dan

menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya.

b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

c. Sebagai lapis peresapan untuk lapis pondasi bawah.

Material dengan CBR 50% dan Plastisitas Indeks (PI) ≤ 4%. Bahan-

bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan

semen dan kapur dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas.

Page 37: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

17

3. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah lapisan permukaan yang terletak antara

lapis tanah dasar dan lapis pondasi atas (base course), berfungsi

antara lain :

a. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda

ke tanah dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR

20% dan plastisitas (PI) ≤ 10%.

b. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif

murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.

c. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.

d. Lapis peresapan, agar air tanah tidak terkumpul di pondasi.

e. Lapis pertama, untuk menjaga tanah dasar dari pengaruh cuaca,

dan lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda-roda alat

besar.

f. Lapisan untuk mencegah pertikel-partikel halus dari tanah dasar

naik kelapis pondasi atas.

4. Lapis Tanah Dasar (Subgrade)

Lapis tanah dasar setebal 50-100 cm yang terletak dibawah pondasi

bawah lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan

atau tanah asli yang distabilisasi dengan kapur atau bahan lainnya..

Nilai daya dukung tanah untuk perencanaan konstruksi perkerasan

jalan raya dapat ditentukan antara lain dengan metode California Bearing

Ratio (CBR). Nilai CBR adalah bilangan perbandingan antara tekanan yang

Page 38: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

18

diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat

seluas 3 inch2 (19,35 cm2 ) dengan kecepatan penetrasi 0,05 inch / menit

terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus suatu bahan standar

tertentu. Nilai CBR dihitung pada penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi

sebesar 0.2 inci dan selanjutnya hasil kedua perhitungan tersebut

dibandingkan sesuai dengan SNI 03-1744-1989 diambil hasil terbesar.Nilai

CBR dinyatakan dalam persen seperti ditunjukkan Gambar II.4.

Ada dua macam pengukuran CBR yaitu :

1. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm (0,1”) terhadap

penetrasi standard besarnya 70,37 kg/cm2 (1000 psi).

Nilai CBR = 𝑃𝐼

70,37 x 100 % ( PI dalam kg / cm2 ) (3)

2. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada penetrasi 0,508 cm (0,2”)

terhadap penetrasi standard yang besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi)

Nilai CBR = 𝑃𝐼

105,56 x 100 % ( PI dalam kg / cm2 ) (4)

Dari kedua hitungan tersebut digunakan nilai terbesar.

Gambar II.4. Grafik penetration CBR

Page 39: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

19

CBR laboratorium dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :

a. CBR laboratorium rendaman (soaked design CBR)

b. CBR laboratorium tanpa rendaman (Unsoaked Design CBR)

Sebagai lapisan base jalan, material yang digunakan untuk lapis

pondasi atas adalah material yang cukup kuat dan awet sehingga dapat

menahan beban roda. Untuk lapisan tanpa bahan pengikat umumnya

menggunakan material dengan CBR 50% dan Plastisitas Indeks (PI) ≤

4%.

Nilai CBR merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam

perhitungan struktur perkerasan jalan raya. Semakin besar nilai CBR,

semakin besar pula daya dukung tanah dasar sehingga untuk beban lalu

lintas yang sama akan membutuhan ketebalan perkerasan yang lebih tipis.

Ditinjau dari sisi finansial, pengurangan ketebalan perkerasan akan

berdampak pada penghematan biaya konstruksi jalan.

E. Teknik Identifikasi Mikrostruktur Tanah

1. X-ray Diffraction (XRD)

XRD merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi

struktur kristal, ukuran kristal dari suatu bahan padat. Semua bahan yang

mengandung kristal tertentu ketika dianalisa menggunakan XRD akan

memunculkan puncak – puncak yang spesifik. Sehingga kelemahan alat ini

tidak dapat untuk mengkarakterisasi bahan yang bersifat amorf. Grafik hasil

pengujian XRD dapat dilihat seperti pada Gambar II.5.

Page 40: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

20

Gambar II.5. Grafik difraksi XRD batubara

Metode difraksi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi

senyawa yang belum diketahui yang terkandung dalam suatu padatan

dengan cara membandingkan dengan data difraksi dengan database yang

dikeluarkan oleh International Centre for Diffraction. Data berupa Powder

Diffraction File (PDF).

2. Scanning Elektron Mikroscope (SEM)

Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop

elektron yang didesain untuk menyelidiki permukaan dari objek solid secara

langsung. SEM memiliki perbesaran 10 – 3000000x, depth of field 4 – 0.4

mm dan resolusi sebesar 1 – 10 nm. Kombinasi dari perbesaran yang

tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk

mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM banyak

Page 41: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

21

digunakan untuk keperluan penelitian. Adapun fungsi utama dari SEM

antara lain dapat digunakan untuk mengetahui informasi-informasi

mengenai:

a. Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya (kekerasan, sifat

memantulkan cahaya, dan sebagainya).

b. Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek

(kekuatan, cacat pada Integrated Circuit (IC) dan chip, dan sebagainya).

c. Komposisi, yaitu data kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di

dalam objek (titik lebur, kereaktifan, kekerasan, dan sebagainya).

d. Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan

dari butir-butir di dalam objek yang diamati (konduktifitas, sifat elektrik,

kekuatan, dan sebagainya).

Hasil pengujian SEM biasanya ditampilkan dalam bentuk foto

seperti pada Gambar II.6.

Gambar II.6. Observasi menggunakan SEM (Mujah, 2019) 3.

Matriks Penelitian Terdahulu.

Page 42: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

22

F. Penelitian Terkait Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu yang dipublikasikandan terkait dengan topik rencana penelitian ini diantaranya dapat

dipaparkan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel II.1.

Tabel. II.1. Matriks Penelitian Terdahulu

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

1. Wilson Mwandiraa,

Kazunori

Nakashimab,

Satoru

Kawasakib,2017

Bioremediation of lead-

contaminated mine waste

by Pararhodobacter sp.

based on the microbially

induced calcium

carbonate precipitation

technique and its effects

on strength of coarse and

fine grained sand

Dengan injeksi bakteri

Pararhodobacter sp. sebanyak tujuh

kali mampu meningkatkan nilai

unconfined compressive strength

(UCS) sebesar 1,33 MPa untuk pasir

halus, 2,87 MPa untuk pasir kasar

dan 2,80 MPa untuk pasir campuran

Ecological Engineering

109 (2017) 57–64

https://doi.org/10.1016/j.

ecoleng.2017.09.011

2 Donovan Mujah,

Liang Cheng, and

Mohamed A.

Shahin, 2019

Microstructural and

Geomechanical Study on

Biocemented Sand for

Optimization of MICP

Process.

Dalam studi ini, sampel pasir diuji

dengan perbedaan kultur bakteri (BC)

dan larutan sementasi (CS) untuk

mengevaluasi kombinasi BC dan CS

yang optimal yang menghasilkan

kekuatan tanah tertinggi. Ditemukan

bahwa untuk kondisi CS yang lebih

rendah (0,25 M), BC yang lebih tinggi

Journal of Materials in

Civil Engineering, 31(4),

04019025.

Doi:10.1061/(ASCE)MT.

1943-5533.0002660

Page 43: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

23

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

menghasilkan sampel yang lebih

kuat, sedangkan untuk kondisi CS

yang lebih tinggi (0,5 M atau 1 M), BC

yang lebih rendah lebih dominan

dalam meningkatkan kekuatan tanah.

3. R.C Omar, Hairin

Taha, R. Roslan,

I.N.Z Baharudin,

2018

Study of bio-grout treated

slope models under

simulated rainfall

Pengujian bio-grout menggunakan

mikroba dari limbah sayur yang di

injeksi pada tanah dan dirawat

selama 30 hari mampu mengurangi

pengikisan pada lereng kemiringan

45° dari 34,6 g menjadi 13,5 g

International Journal of

GEOMATE, March.,

2018 Vol.14

https://doi.org/10.21660/

2018.43.40742

5. Siddhartha Mukherje, R. B. Sahu

Joydeep Mukherjee,

Suchandra Sadhu, 2018

Application of Microbial-Induced Carbonate Precipitation for Soil Improvement via Ureolysis

Dalam penelitian ini, tiga spesies

bakteri aerob alkaliphelic positif

urease, yaitu Sporosarcina pasteurii,

Bacillus megatarium, dan Morganella

morgani digunakan untuk ureolisis

dan presipitasi kalsit yang diinduksi

secara mikroba dapat menghasilkan

peningkatan kekuatan tanah yang

terukur.

Ground Improvement

Techniques and

Geosynthetics pp 85-

94

Conference paper First Online: 02 September 2018

Page 44: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

24

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

6. Achal, V., Mukherjee, A., Kumari, D., & Zhang, Q. (2015).

Biomineralization for sustainable construction – A review of processes and applications.

Eksperimen laboratorium telah

menunjukkan bahwa biosementasi

mampu meningkatkan kekuatan

tekan, mengurangi porositas,

mengurangi difusi kelembaban dan

bahan berbahaya lainnya.

Teknologi ini dapat digunakan

sebagai metode baru dalam

pembuatan dan pemeliharaan

infrastruktur yang sudah ada.

Earth Science Review,

148, 1–17

https://doi.org/10.1016/j.

earscirev.2015.05.008

7. Cheng, L., Cord-Ruwisch, R., & Shahin, M. A. (2013).

Cementation of sand soil by microbially induced calcite precipitation at various degrees of saturation.

Penelitian ini menyelidiki sifat

geoteknik pasir bio-semen di bawah

berbagai tingkat kejenuhan.

Hasil menunjukkan bahwa kekuatan

tanah yang lebih tinggi dapat

diperoleh pada konten CaCO3 yang

sama ketika perawatan dilakukan di

bawah tingkat kejenuhan yang

rendah.

Canadian Geotechnical

Journal, 50(1), 81–90.

Doi:10.1139/cgj-2012-

0023

8 Periasamy Anbu, Chang‑Ho Kang,

Formations of calcium carbonate minerals

Dalam ulasan ini, kami membahas

pengendapan kalsium karbonat

Springlerplus, Artikel

Page 45: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

25

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

Yu‑Jin Shin and Jae‑Seong So,

2017

by bacteria and its multiple applications

(MICP) yang diinduksi secara

mikroba. Dalam proses MICP, urease

memainkan peran utama dalam

hidrolisis urea oleh berbagai

mikroorganisme yang mampu

menghasilkan urease tingkat tinggi.

Kami juga menguraikan berbagai

polimorf dan peran kalsium dalam

pembentukan struktur kristal kalsit

menggunakan berbagai sumber

kalsium

9 Shujing Ye,Guangming Zeng, Haipeng Wu,Chang Zhang,Juan Dai, Jie Liang, Jiangfang Yu, Xiaoya Ren, Huan Yi, Min Cheng and Chen Zhang, 2017

Biological technologies for the remediation of co-contaminated soil

Ulasan ini merangkum penerapan

teknologi biologis, yang berisi

teknologi mikroba (fungsi remediasi

mikroba dan kompos atau

penambahan kompos), teknologi

biochar, fitoremediasi, teknologi

rekayasa genetika dan teknologi

biokimia, untuk remediasi tanah

terkontaminasi dengan logam berat

dan polutan organik

Critical Reviews in

Biotechnology

Page 46: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

26

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

10. Salwa Al-Thawadi, Ralf Cord-Ruwisch,2012

Calcium Carbonate Crystals Formation by Ureolytic Bacteria Isolated from Australian Soil and Sludge

Bakteri ureolitik diisolasi secara

selektif dari sampel lumpur dan tanah

(Perth, Australia Barat). Tiga isolat

secara genetik diperiksa oleh 16S

rRNA. Mereka sebagian besar jenis

Bacillus. Bakteri yang menghasilkan

aktivitas urease tertinggi, Bacillus sp.

MCP11 (DSM 23526). Ditemukan

bahwa vaterite (bola) dan kalsit

(kristal rhombohedral) Diendapkan

oleh bakteri pada permukaan butiran

pasir sehingga menunjukkan

kemungkinan menggunakan kristal

tersebut sebagai semen pengikat

pasir lepas.

Journal of Advanced

Science and

Engineering Research 2

(2012) 12-26

11 Cheng, L., and R. Cord-Ruwisch. 2014

Upscaling Effects of Soil Improvement by Microbially Induced Calcite Precipitation by Surface Percolation

Model matematika sederhana

menjelaskan bahwa kedalaman

sementasi tergantung pada laju

infiltrasi larutan sementasi dan

aktivitas urease in-situ. Model

tersebut juga memperkirakan dengan

tepat bahwa perawatan berulang

Geomicrobiology

Journal. 31 (5): 396–

406.

https://doi.org/10.1080

/01490451.2013.836579

Page 47: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

27

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

akan meningkatkan penyumbatan

mendekati titik injeksi. Baik hasil

eksperimen dan simulasi

menunjukkan bahwa teknologi

perkolasi permukaan lebih berlaku

untuk pasir kasar.

12 Jian Chu , Viktor Stabnikov & Volodymyr Ivanov, 2012

Microbially Induced Calcium Carbonate Precipitation on Surface or in the Bulk of Soil

Pengujian dilakukan dengan

membandingkan letak bakteri antara

pada permukaan pasir dengan

dibawah permukaan. Setelah enam

perlakuan berurutan dengan suspensi

bakteri permeabilitas pasir berkurang

hingga 14 mm / hari (atau 1,6 × 10-7

m / s) dalam kedua kasus dibawah

dan permukaan . Kuantitas kalsium

yang diendapkan setelah enam

perlakuan masing-masing adalah

0,15 dan 0,60 g Ca per cm2 untuk

bakteri dibawah dan permukaan.

Kekakuan pasir yang dirawat MICP

juga meningkat secara signifikan

Geomicrobiology

Journal

Page 48: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

28

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

13 Cheng,L.,M.A.Shahin,andR.Cord-Ruwisch.2016

Surfacepercolation for soil improvement by biocementation utilizing in situ enriched indigenous aerobic and anaerobic ureolytic soil microorganisms

Aktivitas bakteri sangat terkait

dengan oksigen terlarut dari media

pertumbuhan perkolasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas urease yang dibudidayakan

in situ dapat meningkatkan kekuatan

tekan bebas bervariasi antara 850–

1560 kPa (untuk pasir kasar) dan

150-700 kPa (untuk pasir halus),

setelah 10 kali injeksi. Hilangnya

aktivitas ureolitik yang diamati selama

pengaplikasian larutan sementasi

yang ditemukan kembali dengan

memberikan media pertumbuhan

yang lebih banyak dalam kondisi

pengayaan selektif, memungkinkan

mikroorganisme ureolitik yang

diperkaya in situ untuk meningkatkan

jumlah dan aktivitas urease

sedemikian rupa sehingga

memungkinkan sementasi lanjutan

Geomicrobiology

Journal. 34 (6): 546–

556.

https://doi.org/10.1080/0

1490451 .2016.1232766

Page 49: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

29

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

14 Cheng, L., M. A. Shahin, and D. Mujah. 2017

Influence of Key Environmental Conditions on Microbially Induced Cementation for Soil Stabilization

Pengujian sampel pasir distabilisasi

ureolitik MICP diberi perawatan

dengan perubahan temperature, air

hujan, terkontaminasi minyak dan di

bekukan. Ternyata bakteri mengalami

penurunan produksi kalsium akibat

perubahan temperature dan

penyiraman air hujan. Dan

mengalami kegagalan akibat

kontaminasi minyak. Tetapi

mempunyai daya tahan yang tinggi

terhadap pembekuan.

Journal of Geotechnical

and Geoenvironmental

Engineering Volume.

143 (1): 04016083.

https://

doi.org/10.1061/(ASCE)

GT.1943-5606.0001586.

15 Feng,K.,B.M.Montoya.2016

Influence of Confinement and Cementation Level on the Behavior of Microbial-Induced Calcite Precipitated Sands under Monotonic Drained Loading

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kekakuan, kekuatan geser puncak,

dan pelebaran meningkat dengan

peningkatan konten kalsit pada

tekanan pengikat efektif yang

diberikan dan pelebaran ditekan

dengan peningkatan tekanan

pengekangan yang efektif.

Journal of Geotechnical

and Geoenvironmental

Engineering Volume.

142

https://doi.org/10.1061/(

ASCE)GT.1943-

5606.0001379

16 Burbank, M., Weaver, T., Lewis, R., Williams, T., Williams, B., and

Geotechnical tests of sands following bioinduced calcite

Makalah ini yang menunjukkan

bahwa bakteri asli alami juga dapat

distimulasi untuk menginduksi

Journal of Geotechnical

and Geoenvironmental

Page 50: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

30

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

Crawford, R. (2013)

precipitation catalyzed by indigenous bacteria

presipitasi kalsit dengan perubahan

terukur dalam sifat geoteknik.

Pengujian yang dilaporkan dalam

makalah ini termasuk percobaan

mikrokosmos dengan pengujian

penetrasi kerucut dan uji geser

triaksial siklik. Eksperimen ini

menunjukkan bahwa bakteri asli

dapat menginduksi jumlah signifikan

dari presipitasi kalsit

Engineering Volume.

139

https://doi.org/10.1061/(

ASCE)GT.1943-

5606.0000781

17 Van Paassen LA. Ghose R, Van der Linden TJM, Van der Star WRL, Van Loosdrecht MCM. 2010

Quantifying Biomediated Ground Improvement by Ureolysis: Large-Scale Biogrout Experiment

Dalam makalah ini hasil percobaan

skala besar (100 m3) disajikan, di

mana kelayakan biogrouting sebagai

metode perbaikan tanah diselidiki

menggunakan teknik dan peralatan

yang mirip dengan yang digunakan

dalam aplikasi potensial. Pengukuran

geofisika in situ digunakan untuk

memantau proses biogrouting selama

perawatan dan menunjukkan bahwa

kekakuan telah meningkat secara

signifikan setelah satu hari

Journal of Geotechnical

and Geoenvironmental

Engineering Volume.

136

https://doi.org/10.1061/(

ASCE)GT.1943-

5606.0000382

Page 51: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

31

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

perawatan. Hasil tes kuat tekan tidak

terbatas pada sampel yang digali

setelah perawatan digunakan untuk

menilai distribusi sifat mekanik di

seluruh badan pasir semen, yang

berkorelasi cukup baik dengan hasil

pengukuran geofisika in situ.

18 Tobler DJ, Maclachlan E, Phoenix VR. 2012

Microbially-mediated plugging of porous media and the impact of differing injection strategies

Ketika bakteri ureolitik Sporosarcina

pasteurii dan cairan sementasi

disuntikkan pada waktu yang sama

(injeksi paralel), terjadi pengisian

kalsit heterogen di sepanjang kolom,

di mana sebagian besar kalsit

diendapkan dekat dengan area inlet.

Sebaliknya, ketika S. pasteurii

disuntikkan pertama, diikuti oleh

cairan sementasi (injeksi bertahap),

distribusi yang lebih homogen

dikembangkan. Selain itu, porositas

yang lebih besar berkurang (hingga

54%) menggunakan injeksi bertahap

dibandingkan dengan 34% untuk

Ecological Engineering,

Volume 42

https://doi.org/10.1016/j.

ecoleng.2012.02.027

Page 52: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

32

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

injeksi paralel. Selain itu, kristal kalsit

yang terbentuk selama injeksi

berulang dan bertahap menunjukkan

tekstur mikrostromatolitik

19 Chu, J., V. Ivanov, M. Naeimi, V. Stabnikov, and H.-L. Liu. 2014

Optimization of calcium-based bioclogging and biocementation of sand

Bioclogging dan biocementation

dapat digunakan untuk meningkatkan

sifat geoteknik pasir. Dalam tulisan

ini, efek suspensi sel utuh Bacillus sp.

galur VS1, suspensi sel bakteri yang

dicuci, dan cairan kultur tanpa sel

bakteri pada presipitasi kalsit yang

diinduksi secara mikroba di pasir

dipelajari. Hasil tes menunjukkan

bahwa adsorpsi / retensi aktivitas

urease pada pasir diperlakukan

dengan sel-sel dari Bacillus sp. strain

VS1 adalah 5-8 kali lebih tinggi

daripada yang diobati dengan cairan

kultur. unconfined compressive

strength dari pasir yang diolah

dengan suspensi sel-sel, 1,7 kali

lebih tinggi daripada yang diolah

dengan cairan biakan. Perbedaan ini

Acta Geotechnica,

Volume 9

https://doi.org/10.1007/s

11440 -013-0278-8.

Page 53: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

33

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

bisa karena inaktivasi cepat urease

oleh protease yang hadir dalam

cairan kultur. nilai referensi untuk

aplikasi geoteknik seperti bioclogging

untuk mengurangi permeabilitas pasir

dan biokementasi untuk

meningkatkan kekuatan geser tanah.

20 Fujita, Y., J. L. Taylor, L. M. Wendt, D. W. Reed, and R. W. Smith. 2010

Evaluating the potential of native ureolytic microbes to remediate a 90Sr contaminated environment

Studi ini adalah evaluasi awal dari

presipitasi kalsit yang digerakkan oleh

ureolitik dan pengendapan strontium

untuk memulihkan kontaminasi 90Sr.

data karakterisasi mikroba dan

pemodelan menunjukkan bahwa situs

tersebut memiliki karakteristik

biogeokimia yang diperlukan untuk

penerapan pendekatan remediasi

presipitasi kalsit untuk 90Sr

Environ. Sci. Technol.

44

https://doi.org/10.1021/e

s101752

21 A. M. Indriani, T. Harianto, A.R.Djamaluddin, A. Arsyad, 2020

Study on Bio-cementation of Ex-Coal Mining Soil as a Road Construction Material

Studi ini mengevaluasi efektivitas

penggunaan bakteri Bacillus Subtilis

dalam peningkatan nilai kuat geser

dan nilai CBR tanah terkontamibasi

batubara dan disimpulkan bahwa

penggunaan Bacillus subtilis culture 3

Advances in

Sustainable

Construction and

Resource Management

Proceding

Page 54: DESERTASI BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI …

34

No Peneliti,Tahun Judul Penelitian Temuan/Kajian Publikasi

hari sebanyak 6% memberikan hasil

yang paling efektif dibandingkan

dengan penggunaan culture 6 hari

konsentrasi 6%

22 A. M. Indriani, T. Harianto, A.R.Djamaluddin, A. Arsyad, 2021

Bioremediation Coal Contaminated Soil as a Road Foundation Layer

Studi ini menganalisa stabilisasi tanah

terkontaminasi batubara menggunakan

bakteri Bacillus subtilis culture 3 hari

dan 6 hari dengan variasi konsentrasi

3%, 4.5% dan 6 % terhadap

peningkatan nilai kuat tekan. Dimana

kondisi yang paling optimum untuk

meningkatkan nilai kuat tekan setelah

masa curing 28 hari adalah

penggunaan culture 3 hari dengan

konsentrasi 6%

International Journal of

GEOMATE, Vol. 21

Issue 84

https://doi.org/10.21660/

2021.84.j2124