desertasi arham

46
BAHASA ANAK-ANAK YANG MENGALAMI CACAT GANDA (TUNARUNGU TUNAGRAHITA) AUTHOR: DONALD MOORES Alih bahasa oleh IIM IMANDALA  Moores membedakan antara anak-anak cacat ganda (gangguan pendengaran + tunagrahita) yang memiliki penguasaan/perolehan bahasa dengan yang tidak memiliki itu. Bagi anak-anak tersebut diperlukan proses perolehan/ penguasaan dan penggunaan bahasa melalui proses perolehan  bahasa tahap awal yang disebut oleh Moores adalah perolehan/penguasaan bahasa “natural” (natural= menciptakan lingkungan yang kondusif dan pengajaran yang fungsional). Tahap selanjutnya adalah mengamati proses penacapaian tujuan dan mengajarkan keterampilan komunikasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya harus fungsional. Selanjutnya, Dr. Moores juga mengkaji beberapa mode komunikasi yang dapat mendukung pada  pencapaian tujuan penguasaan dan penggunaan bahasa anak-anak ini. Pendahuluan

Upload: arhamselo

Post on 06-Jul-2015

301 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 1/46

 

BAHASA ANAK-ANAK YANG MENGALAMI CACATGANDA (TUNARUNGU TUNAGRAHITA)

AUTHOR: DONALD MOORES

Alih bahasa oleh IIM IMANDALA

 

Moores membedakan antara anak-anak cacat ganda (gangguan pendengaran + tunagrahita) yangmemiliki penguasaan/perolehan bahasa dengan yang tidak memiliki itu. Bagi anak-anak tersebutdiperlukan proses perolehan/ penguasaan dan penggunaan bahasa melalui proses perolehan bahasa tahap awal yang disebut oleh Moores adalah perolehan/penguasaan bahasa “natural”(natural= menciptakan lingkungan yang kondusif dan pengajaran yang fungsional). Tahapselanjutnya adalah mengamati proses penacapaian tujuan dan mengajarkan keterampilankomunikasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya harus fungsional.Selanjutnya, Dr. Moores juga mengkaji beberapa mode komunikasi yang dapat mendukung pada pencapaian tujuan penguasaan dan penggunaan bahasa anak-anak ini.

Pendahuluan

Page 2: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 2/46

 

Perolehan/penguasaan dan penggunaan bahasa dilihat sebagai satu karakteristik bahasa manusia.Terbukti bahwa anak yg normal meskipun hidup dalam lingkungan yang minimal stimulasi bahasa, ternyata perolehan dan penggunaan bahasanya tetap berkembang. Tentunya dengansyarat normal (tidak mengalami gangguan pendengaran).

Moores berasumsi bahwa anak-anak yang mengalami hambatan perolehan dan penggunaan

 bahasanya, dan berkembang secara alamiah saja, maka akan mengalami gangguan emosi, seperti pada anak autism.

Begitu pula pada anak-anak yang tergolong tuli atau mengalami gangguan/kehilangan pendengaran, tentunya mereka terhambat dalam perolehan bahasa dan penggunaannya. Bahkantidak hanya pada emosinya, pada perilaku-perilaku sehari-hari, terkadang menunjukkan perilakuseperti anak terbelakang mental dan prestasi belajar yang sangat rendah. Namun bagi anak-anak ini, seiring kematangan perkembangan emosinya, mereka lebih memiliki control emosi.

Oleh karena itu masalah perolehan bahasa dan penggunaannya ini sering dikaitkan dengan perkembangan intelektual sehingga dalam beberapa decade ke belakang banyak para professional menyamakan pengertian anak yang mengalami gangguan pendengaran dengananak-anak terbelakang mental (tunagrahita).

Sehingga hambatan perolehan dan penggunaan bahasa ini menyebabkan kerancuan dalam systemlayanan pendidikan bagi anak yang mengalami gangguan pendengaran dengan anak-anak terbelakang mental. Mereka sering dicampur aduk, padahal merupakan kondisi yang berbeda.Moores menemukan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran ada pada dualembaga layanan, yaitu (1) berada di sekolah dan kelas khusus anak-anak tuli (2) berada padainstitusi bagi anak-anak dan orang dewasa yang mengalami terbelakang mental. Bahkan Power dan Quigley (1971) menyarankan bahwa di sekolah-sekolah bagi anak tuli harus disediakanruangan/layanan bagi anak-anak yang mengalami terbelakang mental mampu didik hinggamampu latih.

Meskipun anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran sering menampakkan perilakuterbelakang mental, anak itu tidaklah terbelakang mental. Anak yang mengalami gangguan pendengaran setelah memperoleh penanganan untuk meningkatkan penguasaan dan penggunaan bahasanya akan menunjukkan prestasi belajar yang meningkat, memiliki keterampilankomunikasi yang lebih baik serta memiliki perilaku adaptif dan control emosi yang baik.

Jadi Bahasan utama dalam tulisan ini adalah menekankan bahwa anak tuli yang mengalamiterbelakang mental bukanlah tergolong pada anak-anak terbelakang mental mampu didik. Selainitu, tulisan ini juga untuk membantah bahwa sudah terlalu sering para ahli yang tidak memiliki pengetahuan tentang gangguan komunikasi yang berasumsi bahwa gangguan bahasa dan masalah bicara merupakan cirri utama dari anak-anak terbelakang mental. Namun keduanyamembutuhkan penanganan gangguan bahasa.

 

Kondisi Intervensi Bahasa Terhadap Penyandang Gangguan Pendengaran + TerbelakangMental

 

Salah satu perkembangan mutakhir dalam kajian intervensi bahasa adalah ditemukannyakebermanfaatan system komunikasi tanpa bicara, meliputi komunikasi manual (Moores, 1974,1979; Wilbur, 1976), system grafik (Clark & Woodcock, 1976), dan alat bantu komunikasi

Page 3: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 3/46

 

ekspresif bagi anak-anak cacat yang nonvokal berat (McDonald, 1979). Hal itu mendorong minat para peneliti untuk mengakaji system komunikasi itu. Diantaranya para peneliti berupayamencari bukti efektifitas penggunaan komunikasi manual sebagai alat bantu/media dalam dunia pedagogi (pendidikan) bagi penyandang tunarungu/tuli/gangguan pendengaran di USA. Padasaat yang sama pula, dilakukan penelitian serupa pada subyek yang mengalami terbelakangmental/tunagrahita dalam berbagai seting.

Dibalik antusias yang tinggi tentang kajian dan penggunaan komunikasi manual atau systemkomunikasi tanpa bicara ini, perlu ada hal-hal yang menjadi catatan untuk diperhatikan.Meskipun ada beberapa bukti penelitian yang menyatakan bahwa system komunikasi nonvokal(tanp bicara) ini efektif setidaknya bagi beberapa anak, tapi belum tentu efektif untuk semua jenis atau tipe kelainan. Perlu diingatkan tendensi seperti berikut bahwa sesuatu berhasilterhadap sekelompok anak belum tentu berhasil untuk semua anak. Terlebih lagi bila dikaitkandengan anak-anak cacat ganda (dalam hal ini gangguan pendengaran + terbelakang mental),kebanyakan orang belum mengenal kondisi anak-anak tesebut. Orang-orang sering memberi penanganan dengan menganggap bahwa kondisi terebut merupkan penjumlahan antara satukelainan dengan kelainan yang lain. Padahal tidak bisa seperti demikian. Kondisi cacat gandaseperti demikian sangatlah kompleks, dapat meliputi area pembelajaran, psikologis, kesulitan berabahasa dan lain-lain. Kondisi tersebut sangat berbeda dengan anak-anak yang hanyamengalami satu kecacatan saja, misalnya tuli saja atau terbelakang mental saja. Kondisi itumenjadi berbebda dikarenakan anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran + terbelakangmental memliki lebih dari satu kelainan gabungan – diantaranya gangguan fungsi visual,kecerdasan, hambatan berbahasa, persepsi, konsentrasi, motorik, gangguan keseimbangan tubuh – seingga sangat berbahaya dampaknya terhadap perkembangan anak jika tidak memperhatikankondisi itu terutama dalam konteks individualisasi pembelajaran.

Perlu diperhatikan pula, dimasa lalu kita telah terpengaruhi oleh keyakinan implicit bahwa tujuan pendidikan yang harus dicapai terlalu luas dan belum banyaknya teknik-teknik khusus. Pengaruhitu menyebabkan arah pemikiran kepada normalisasi kondisi anak sehingga bedampak pada penanganan bagi anak-anak penyandang cacat. Misalnya pada anak-anak ini yang dipaksa untuk mengikuti lingkungan yang dianggap normal. Pengaruh itu pun mengabaikan pertimbangan yanglengkap agar anak memperoleh lingkungan belajar yang tepat.

Kemudian tentunya berlanjut pada penentuan tujuan pembelajaran yang cederung ditentukansecara seragam. Terjadilah kerugian bagi anak-anak penyandang cacat dan masih terjadinya pemisahan meskipun dalam konteks lest restrictive environment . Anak-anak ini dipaksamengikuti arus utama/norma (mainstreaming) sehingga mereka dipersiapkan terlebih dahulusebelum dapat mengikuti lingkungan belajarnya yang dianggap normal. Itulah sedikit dampak negative dari konsep normalisasi-lest restrictive environment-mainstreaming. Terjadilahmisperception dan misconception maka terjadilah pemahaman bahwa anak-anak penyandangcacat seperti autistic, multihandicapped, terbelakang mental dan lain-lain, tidak dapat mengikuti pelajaran akademik bersama teman-teman sebayanya dalam setting kelas regular. Meskipun ada

 pengecualian bagi anak-anak tunarungu dan tunanetra yang dainggap tidak memiliki gangguanintelelktual, tetap bisa mengikuti belajar akademik bersama anak-anak pada umumnya. Padahaldampak dari ketunarunguan dan ketunanetraan dapat menjangkau pada hambatan-hambatanitelektual, bahasa, dan perkembangan psikologis, sehingga akan berpengaruh pada kemampuan belajar akademiknya.

Dalam kaitannya dengan kasus cacat ganda/tunarungu yang terbelakang mental ini maka system pendidikan harus tetap memberikan alternative penggunaan berbagai system komunikasi bagianak-anak ini. Anak tunarungu ganda ini akan sangat membutuhkan keterampilan komunikasi.

Page 4: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 4/46

 

Bahkan dalam konteks normalisasi, komunikasi manual dapat bermanfaat. Oleh karena itusystem komunikasi ini sangat disarankan untuk diperkenalkan sedini mungkin. Ada beberapa bukti penelitian bahwa system komunikasi manual dapat membawa dampak positif terhadap perkembangan bahasa (Moores, 1974, Wilbur, 1976, 1979). Termasuk pula di dalamnyasubsitem komunikasi manual meliputi mode grafik dan mode system symbol komunikasi (Clark & Woodcock, …, McDonald & Schultz, 1973). Inilah salah satu tujuan ditulisnya makalah iniyang didalamnya juga mencakup perbedaan aspek-aspek system komunikasi tanpa bicara bagianak tunarungu terbelakang mental.

Harus diperhatikan pula mengenai konteks lingkungan alamiah anak itu berada ketika membuatsymbol, grafik atau mode ini. Itu semua harus disesuaikan dengan kemampuan, kondisi, danlingkungan social budaya anak. System komunikasi alternative ini dapat menjadi prioritastersendiri atau dikoordinasikan dengan system komunikasi bicara, tergantung kepadakarakteristik dan perkembangan kemampuan bahasa anak. Terdapat beberapa hal yang dapatmenjadi alasan dipilihnya system komunikasi nonvokal ini (Moores, 1979):

- Sebagai system alternative yang dapat digunakan sebagai bagian dari salah satu prosedur diagnose untuk menentukan pola-pola komunikasi yang masih dapat digunakan. Merupakan

langkah awal untuk mengetahui kemampuan system komunikasi yang lain secara umum atauuntuk memahami kondisi lingkungannya.

- Dapat menjadi system yang efektid untuk memperoleh informasi factual dan memahamihubungannya.

- Untuk dikembangkan sebagai mekanisme mengekspresikan apa yang dibutuhkan

- Dikembangkan sebagai dasar pengembangan fungsi-fungsi bahasa yang lebih luas.

- Dapat digunakan dalam rangkan mengembangkan dan atau memperkuat kemampuan bahasa oral.

- Mengambangkan pemahaman seseorang mengenai komunikasi yang efektif.

 Komunikasi Manual

Penggunaan komunikasi manual telah mengalami peningkatan yang cukup tajam, terutamadigunakan pada kalangan anak-anak tuli, terbelakang mental, dan tunarungu terbelakang mental, begitu pula pada anak-anak autistic. Penggunaan komunikasi ini meliputi pula berbagaivariannya, tergantung tujuannya. Misalnya, anak tuli orang tua yang tuli akan didorong untuk  banyak belajar berbagai varian komunikasi manual sejak dini sehingga bahasa “ibu” dapat berkembang. Orang tua “nomal” punya anak tunarungu akan banyak belajar varian bahasaisyarat (American Sign Language) untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anaknya yangdikoordinasikan/dikombinasikan dengan latihan bicara dan itu dilakukannya hampir setiap hari.Ada juga orang tua yang menggunakan metode Rochester, di dalamnya orang tua mengajarkan

ejaan jari yang dikoordinasikan dengan pengucapannya. Mengapa melakukan itu semua, karenadianggap tidak realistic mengajarkan bahasa kepada anak yang mengalami hambatan (terutama perceptual dan integrasi motorik) jika hanya menggunakan satu varian saja.

Komunikasi manual memiliki landasan yang tidak terbatas dalam penggunaanya, biasanyadikembangkan untuk tujuan-tujuan khusus. Namun, terkadang tidak digunakan juga. Sepertiyang telah dilakukan oleh Webster, MecPherson, Sloman, Evans, dan Kucher (1973), merekamenggunakan pendekatan gesture dalam melatih anak-anak laki-laki autistic nonvokal agar mengikuti pembelajaran dan memberikan pembelajaran kepada anak-anak itu. Rutter (1968)

Page 5: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 5/46

 

melaporkan bahwa banyak anak-anak autistic mampu merespon dengan tepat terhadap instruksigesture atau demonstrasi (peragaan) tapi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Churchill (1972)telah sukses menerapkan dan menggunakan bahasa isyarat sederhana kepada anak-anak autisticdalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir asosiatifnya. Baumstrog (1976) berhasilmengajarkan isyarat kepada tiga orang anak autistic tapi kemampuannya itu tidak digeneralisir ketika anak berada di luar klinik karena isyarat itu tidak digunakan secara konsisten sehari-haridi luar klinik.

Masih banyak hasil-hasil penelitian yang lain terutama terhadap subyek tunarungu, terbelakangmental, dan tunarungu terbelakang mental. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunakan komunikasi manual dapat digunakan pada orang dewasa tunarungu terbelakangmental yang baru belajar komunikasi manual. Jadi penggunaan komunikasi manual tidak dibatasioleh usia. Bahkan menurut Moores (1976) komunikasi manual itu sudah dimiliki sejak lahir.

Dari berbagai penelitian itu juga menunjukkan bahwa komunikasi manual perlu dikoordinasikanatau dibarengi dengan dorongan agar anak berujar/mengucapkan apa yang diisyaratkannya. Hasil penelitian menunjukkan anak-anak tunarungu terbelakang mental lebih mudah memahami jikakomunikasi manual dikoordinasikan dengan ucapan.

Memang banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan komunikasi manual banyak dignakan oleh indvidu tuli/tunarungu, tapi dalam penggunaan yang luas dapat dimanfaatkan olehindividu-individu lain yang mengalami gangguan bahasa dan komunikasi. Maka dapat kita jumpai ada anak-anak autistic, terbelakang mental, atau anak-anak lain yang menggunakankomunikasi manual.

Dikarenakan dalam penggunaannya, komunikasi manual dikoordinasikan dengan ucapan, banyak keberhasilan yang memperlihatkan anak-anak yang tadinya nonvokal menjadi mampumengucapkan sesuatu yang ia inginkan. Meskipun begitu, komunikasi manual bukan alat utamauntuk mengajarkan berbicara tapi komunikasi ini merupakan fasilitator untuk berkomunikasisebagai modal kemandirian.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan pula bahwa komunikasi manualsangat terbatas ketika berbenturan dengan Bahasa Inggris yang memiliki karakter bahasa yangtidak konsisten. Terkadang anak bingung ketika menghubungkan mode atau isyarat atau gesturesuatu bentuk kata dalam bahasa Inggris dengan cara pengucapannya. Oleh karena itu hasil penelitian menyarankan agar penggunaan komunikasi manual dalam bahasa Inggris tidak terpaku pada pengucapan tetapi lebih kepada makna dan fungsional.

Dari sekian banyak hasil penelitian di atas diharapkan memunculkan ide-ide yang lebih kreatif dan produktif sehingga komunikasi manual dapat berekembang lebih baik. Diharapkan pulamemunculkan evaluasi yang mendalam terhadap penggunaan komunikasi manual ini.

 

Komunikasi Grafik 

 

Komunikasi grafik merupakan perluasan dari komunikasi manual. Di dalam komunikasi grafik terjadi proses menghubungkan antara isyarat dengan bahasa tulisan, ejaan jari dengan ejaanhuruf, isyarat dengan frase/kata atau kalimat. Dengan demikian, bagi anak-anak tuli terbelakangmental, komunikasi ini sulit dilakukan meskipun masih ada potensi untuk itu.

Bagi anak-anak lain komunikasi ini sangat baik dampaknya. Contoh, Schultz (1973) menelitikomunikasi ini pada anak cerebralpalsy yang diminta mengungkapkan apa yang diinginkannya

Page 6: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 6/46

 

melalui menghubungkan gambar dengan kata atau kalimat pada papan bahasa. Hasilnyamenunjukkan anak cerebralpalsy itu mampu mengungkapkan lewat grafik tersebut danmenunjukkan peningkatan kemapuan bicaranya.

Komunikasi grafik bagi anak tunarungu terbelakang mental tidak serumit seperti pada anak diatas. Pada awalnya bisa dilakukan dengan menggunakan kartu kata yang bertuliskan “ya”

“tidak”, untuk belajar mengungkapkan setuju atau tidak menyetujui sesuatu. Namun demikian,komunikasi grafik bagi anak tunarungu terbelakang mental hanya dapat berkembang pada beberapa anak saja itupun dalam situasi yang terbatas dan sederhana. Maksud situasi terbatasadalah hanya berkembang pada satu seting (tempat) saja, misalnya di klinik saja, tida bisadigenaralisasi.

 

Komunikasi Sistem Simbol

 

Komunikasi system symbol mengacu kepada komunikasi tanpa bicara yang menggunakan berbagai symbol dalam berbagai ukuran, warna, dan sebagainya, tujuannya adalah untuk 

membantu menerima dan mengekspresikan pesan. Ada tiga system symbol yang secara potensialdapat dikembangkan/digunakan oleh anak-anak tunarungu terbelakang mental, yaitu The Non-SLIP, Rebus, dan Bliss-Symbol System.

 

 NON-SPEECH INITIATION PROGRAME (NON-SLIP). Non-SLIP dikembangkan olehCarrier dan Peak (Carrier, 1974, 1976; Carrier & Peak, 1975) dan diperkuat oleh Premack (1970,1971). Banyak digunakan kepada anak-anak tunagrahita berat.

 Non-SLIP terdiri dari system symbol yang dibuat pada potongan-potngan plastic. Sistem inidirancang untuk mengajarkan konsep-konsep keterampilan yang dibutuhkan untuk menguasaikomunikasi bahasa fungsional. System ini berdasarkan asumsi bahwa kompleksitas system

respon bicara dipengaruhi oleh penguasaan bahasa (Schiefelbusch, Ruder, & Bricker, 1976).Melalui potongan-potongan plastic itu anak menyusun sejumlah symbol sehingga menjadikesatuan pesan yang ingin disampaikan secara tepat.

 

Sistem Rebuss (Clark & Woodcock, 1976) menggunakan symbol ideografik yang biasanyadigunakan dalam pengajaran membaca. System ini juga digunakan secara luas pada berbagaikasus yang mengalami hambatan bicara dan komunikasi. Bahkan system ini juga digunakan padaanak non handicapped sebagai salah satu mekanisme untuk mengembangkan keterampilan pramembaca berbarengan dengan system ortografi (ejaan) tradisional.

Clark, Moores, dan Woodcock (1975a, 1975b) menggunakan Sistem Rebus dikombinasikandengan The Minnoseta Early Language Development Sequence (MELDS), mode vocal, dan

ASL.

 

Bliss Symbol System (Bliss, 1965; Clark & Woodcock, 1976; Mc…, 1979) lebih memerlukan perhatian dibandingkan dengan system tanpa bicara yang lainnya. System ini hampir samadengan system Rebus, keduanya membuat symbol dari suatu konsep. Sistem Bliss lebihmenyeluruh dalam membuat symbol, mencakup karakter alphabet, symbol dan kata. Blissmemiliki rumusan alphabet tersendiri.

Page 7: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 7/46

 

 

Jika dipertanyakan masalah efektifitas ketiga system tersebut belum banyak penelitian yangmengkaji hal itu. Hal tersebut dikarenakan sangat bergantung kepada perbedaan fungsi darisetiap system dan tergantung pada kebutuhan setiap anak. Tapi diperkirakan Sistem Rebus lebihmudah/sederhana untuk dipelajari lebih awal. Clarck (1977) membandingkan tiga system

tersebut itu dengan system ortografik/ejaan tradisional. Hasilnya menunjukkan bahwa systemejaan tradisional lebih sulit dipelajari dibandingkan dengan system symbol. Jika diurutkan dariyang termudah maka urutannya adalah Rebus, Bliss dan Non-SLIP. Namun dalam penerapanya boleh saja guru mengkombinasikan ketiga system tersebut.

 

Rangkuman

Esesnsi dari tulisan ini adalah terdapat empat mode komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan berbahasa pada anak-anak tunarungu terbelakangmental. Mode komunikasi itu adalah:

1. Mode vocal

2. Mode manual

3. Mode grafik 

4. Mode system symbol

Sering ditemukan bahwa penggunaan mode komunikasi itu saling dikoordinasikan, sedikit yangdigunakan berdiri sendiri. Dalam beberapa kasus, mode komunikasi itu disesuaikan dengantujuan-tujuan tertentu dan akan dipiling langsung oleh guru untuk mengajar atau untuk mengembangkan keterampilan spesifik. Terdapat banyak teknik dan program yang telahdikembangkan agar system komunikasi ini dapat digunakan oleh berbagai anak yang mengalamihambatan. Dan diantara itu ada banyak yang sudah dimodifikasi sehingga bisa dengan tepatdigunakan bagi anak-anak tunarungu terbelakang mental.

Posted in Tulisan Ilmiah | Tags: bahasa, tunagrahita, tunarungu

« Situs Sub Dinas Pendidikan Luar Biasa – Jawa BaratRESUME: Review on Philosophy, Theory, Practice of Developmental Guidance and Counseling»

LikeBe the first to like this post.

Leave a Reply Cancel reply

Top of Form

guest

Enter your comment here...

Page 8: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 8/46

 

• Guest

• Log In

• Log In

• Log In

Email (required) (Not published)

 Name (required)

Website

Please log in to WordPress.com to post a comment to your blog.

You are commenting using your Twitter account. (Log Out

 

)

You are commenting using your Facebook account. (Log Out

 

)

Connecting to %s

 Notify me of follow-up comments via email.

 Notify me of new posts via email.

Post Comment 159 0

1310442266

655ff32e3c

Page 9: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 9/46

 

1310442277095

Bottom of Form

Categories

•  News

• Tulisan Bebas

• Tulisan Ilmiah

• Uncategorized

KATEGORI•  News (4)

• Tulisan Bebas (12)

• Tulisan Ilmiah (20)

• Uncategorized (3)

ARSIP• June 2011

• March 2011

• January 2011

• March 2010

• February 2010

•  November 2009

• August 2009

• July 2009

• June 2009

• May 2009

• April 2009

• March 2009

• February 2009

• December 2008

September 2008

Komentar Terakhir

you on Tentang Kami

Shobby Ina on Tentang Kami

Page 10: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 10/46

 

Sellyatus Shofriana … on ASESMEN MEMBACA-MENULIS-BERHIT…

Septi Srihartati on Daftar Sekolah Khusus, Inklusi…

Mamah Rohimah on REMEDIAL MEMBACA DENGAN METODE…

sukardi on RESUME: Review on Philosophy, …

wulan on PENANGANAN ANAK BERKESULITAN…

 pendidikankhusus on UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN K…

istiarsyah on UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN K…

irma on Dampingi Anak Berkebutuhan…

STATISTIK • 35,494 hits

Tags

ABK  ADHD anak  anak berbakat ASD asesmen Autis Autism autistic  bahasa daftar sekolah DISGRAFIA DISKALKULIA

DISLEKSIA evaluasi game gifted child hiperaktif  inklusif  kelas Komunikasi konseling kreatifitas ngompol 

 pendidikan khusus  penglihatan PLB remedial salam sekolah siswa SL SLB Slow Learner  stimulasi tunagrahita Tuna Netra

tunarungu UASBN ujian video

Meta• Register 

• Log in

• Entries RSS

• Comments RSS

• WordPress.com

Tes

sumber : www.wikipedia.com

Suka

Page 11: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 11/46

 

Be the first to like this post.

Tingga

sumber : www.wikipedia.com

Suka

Be the first to like this post.

Tingga

• Beranda

• About

Myblog's Blog

Tuna Rungu dan Tuna GrahitaApril 13, 2010 · Disimpan dalam psikologi · Tagged Psikologi Anak Khusus 

Tunarungu

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupuntidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individumenggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkanuntuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedangdikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahamikonsep dari sesuatu yang abstrak.

Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-ratadan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ :51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).

Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dansosialisasi.

sumber : www.wikipedia.

Page 12: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 12/46

 

Kelas menulis Wikipedia untuk umum telah dibuka untuk setiap minggunya. Anda dapatmengikutinya!

Anak berkebutuhan khusus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari 

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia

Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi

artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbedadengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi ataufisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar , gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karenakarakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikankhusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetramereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah diSekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

Daftar isi[sembunyikan]

• 1 Tunanetra

• 2 Tunarungu

• 3 Tunagrahita

• 4 Tunadaksa

• 5 Tunalaras

• 6 Kesulitan belajar

[sunting] TunanetraTunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapatdiklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. DefinisiTunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atauakurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan.Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran

Page 13: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 13/46

 

menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalahmedia yang digunakan harus bersifat taktual dan  bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalahtape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar  biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranyamempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakantongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)

[sunting] TunarunguTunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupuntidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:

1. Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),

2. Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),

3. Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),

4. Gangguan pendengaran berat(71-90dB),5. Gangguan pendengaran ekstrem/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individumenggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkanuntuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedangdikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahamikonsep dari sesuatu yang abstrak.

[sunting] Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-ratadan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.

1. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),

2. Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),

3. Tunagrahita berat (IQ : 20-35),

4. Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).

Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dansosialisasi.

[sunting] TunadaksaTunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi,  polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringanyaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik  tetap masih dapat ditingkatkanmelalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasisensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampumengontrol gerakan fisik.

Page 14: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 14/46

 

[sunting] TunalarasTunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrolsosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengannorma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internaldan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

[sunting] Kesulitan belajarAdalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yangmencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhikemampuan berfikir, membaca,  berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak , dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus"

Kategori: Anak-anak | Kecacatan

Kategori tersembunyi: Artikel yang belum dirapikan April 2011

Akun

• Masuk log / buat akun

Ruang nama

• Halaman

• Pembicaraan

Varian

Halaman

• Baca

• Sunting

• Versi terdahulu

 Tindakan

• ↑

PencarianTop of Form

Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Page 15: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 15/46

 

Navigasi

• Halaman Utama

• Perubahan terbaru

• Peristiwa terkini 

• Halaman sembarang

Komunitas

• Warung Kopi 

• Portal komunitas

• Bantuan

Wikipedia

•  Tentang Wikipedia

• Pancapilar

• Kebijakan

• Menyumbang

Cetak/ekspor

• Buat buku

• Unduh versi PDF

• Versi cetak

Peralatan

• Pranala balik

• Perubahan terkait

• Halaman istimewa

• Pranala permanen

• Kutip halaman ini 

• Halaman ini terakhir diubah pada 06:04, 25 April 2011.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa

Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.

Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.Mengenal beberapa klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK)

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbedadengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi ataufisik.

Page 16: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 16/46

 

Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu,tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilahlain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.

Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan

 pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagitunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah diSekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

A. Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapatdiklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total(Blind) dan low vision. DefinisiTunanetra adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari

6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memilikiketerbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indrayang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harusdiperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yangdigunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille,gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah taperecorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasamereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranyamempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakantongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)

B. Tunarungu

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupuntidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individumenggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkanuntuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedangdikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal,  bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami

konsep dari sesuatu yang abstrak.C. Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-ratadan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ :51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan padakemampuan bina diri dan sosialisasi.

Page 17: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 17/46

 

D. Tunadaksa

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringanyaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan

melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasisensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampumengontrol gerakan fisik.

E. Tunalaras

Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrolsosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengannorma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internaldan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

F. Kesulitan belajar 

Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang

mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapatmempengaruhi kemampuan berfikir, membaca,berhitung, berbicara yang disebabkan karenagangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan.individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguanmotorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang danketerlambatan perkembangan konsep.

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

Mengenal beberapa klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK)

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbedadengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi ataufisik.

Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu,tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilahlain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.

Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan

 pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagitunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah diSekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

A. Tunanetra

Page 18: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 18/46

 

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapatdiklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total(Blind) dan low vision. DefinisiTunanetra adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memilikiketerbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indrayang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harusdiperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yangdigunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille,gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah taperecorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasamereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranyamempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakantongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)

B. Tunarungu

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupuntidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:

Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individumenggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkanuntuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedangdikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal,  bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahamikonsep dari sesuatu yang abstrak.

C. Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-ratadan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ :51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan padakemampuan bina diri dan sosialisasi.

D. Tunadaksa

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan

yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkanmelalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasisensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampumengontrol gerakan fisik.

E. Tunalaras

Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrolsosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan

Page 19: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 19/46

 

norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internaldan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

F. Kesulitan belajar 

Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yangmencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat

mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca,berhitung, berbicara yang disebabkan karenagangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan.individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguanmotorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang danketerlambatan perkembangan konsep.

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

lumbalumbi

serba-serbi tumbuh kembang anak 

•  

• About

• RSS

•  

Anak Berkebutuhan Khusus 

 January 25th, 2010 Write Comment  Lain-lain 

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbedadengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi ataufisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karenakarakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikankhusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetramereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah diSekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

A. Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapatdiklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. DefinisiTunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atauakurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan.Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaranmenekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu

Page 20: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 20/46

 

 prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalahmedia yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalahtape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar  biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranyamempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakantongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)

B. Tunarungu

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupuntidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individumenggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan

untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedangdikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahamikonsep dari sesuatu yang abstrak.

C. Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-ratadan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ :51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).

Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dansosialisasi.

D. Tunadaksa

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringanyaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkanmelalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasisensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampumengontrol gerakan fisik.

E. Tunalaras

Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrolsosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengannorma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internaldan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

F. Kesulitan belajar 

Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yangmencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat

Page 21: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 21/46

 

mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karenagangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan.individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguanmotorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang danketerlambatan perkembangan konsep.

(Wikipedia)

Stimulasi Perkembangan Bicara Balita 1-2 Tahun 

 January 25th, 2010 2 Comments Pendidikan Anak · Tumbuh Kembang Anak  

Pada perkembangan bahasa, setiap balita 1-2 tahun punya kecepatannya sendiri. Anda pun bisamenstimulasi perkembangan bicara batita Anda.

Topik ‘panas’ percakapan antar orangtua dengan anak usia 1-2 tahun: “Anakmu sudah bisangomong berapa kata?” Padahal, ada rentang lebar untuk bisa disebut normal pada soal bicara bagi balita.

Walaupun mungkin batita Anda hanya mengucap sedikit kata dengan jelas, ia paham apa yang

Anda katakan. Anda akan menyadari penerimaan bahasa ini beraksi ketika ia sukses mengikutiinstruksi sederhana dari Anda, seperti “Ayo nak, bawa cangkirmu ke sini!”. Pada usia ini,seharusnya pula balita sudah kenal dirinya dengan tahu namanya, mampu menunjuk pada obyek,mengidentifikasi beberapa anggota tubuhnya dan melambaikan tangan untuk berpisah.

Berikut beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar dania gemar bicara:Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan danlemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyolkarena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab,Chicago.Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang

 benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya denganmenambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namunhindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman.Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah dimata ibu,” kata Pam lagi.Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannyasebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Andatahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akanmenyemangatinya untuk berkomunikasi.

Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalamkalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti caramemadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.

Tidak perlu memanding-bandingkan anak Anda dengan anak lainnya, karena perkembangansetiap anak bisa berbeda. Namun, tetap usahakan stimulasi yang maksimal untuk  perkembangannya.

(Disadur dari Ayahbunda)

Page 22: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 22/46

 

‹ Previous Page

Tunagrahita Tidak Selalu Idiot4 Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Pendidikan ialah salah satu hal penting bagi manusia. Betuk pendidikan bisa secara akademik atau non akademik. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini. Mulai dari Program Wajar (wajib belajar) Sembilan Tahunsampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa dalam dan luar negeri pun termasuk dalam

salah satu program pemerintah.

Adanya UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan harus dilaksanakansecara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah luar biasa(SLB) menjadi tempat formal untuk mendapatkan pendidikan.Berbicara tentang SLB, tidak akanlepas dari keberadaan anak luar biasa (ABK). ABK ialah anak yang memiliki grafik  perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapakategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra,Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar.

Sementara ini yang akan saya bahas ialah tentang anak tunagrahita. Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat karenasesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Tunagrahita ialah istilah yangdigunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelejensi yang terlambat. Setiap klasifikasiselalu diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahitaringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.

1. Tunagrahita Ringan

Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan.Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.

2. Tunagrahita Sedang

Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita sedang pun mampu diajak  berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab.Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk  perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita sedang.

3. Tunagrahita Berat

Page 23: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 23/46

 

Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan sehari-hari merekamembutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapatmengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengananak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat.

Melalui sedikit penjelasan tentang anak tunagrahita, semoga pembaca yang masih menganggapsemua anak tunagrahita itu anak idiot dan tidak memiliki kemampuan apa-apa tidak lagi berpikiran semacam itu. Setelah mengetahui hal ini pula kiranya dapat disosialisasikan kepadasiapa saja yang masih belum tahu.

Anak luar biasa hanya sdikit berbeda dari anak normal. Namun sesungguhnya dibalik “keluarbiasaannya” mereka benar-benar luar biasa. Kepercayaan ialah hal yang sangatdibutuhkan dan menjadi bagian yang sangat berharga. Jangan pernah memandang sebelah mata

akan apa yang hanya terlihat dari luarnya saja

(c) Lara Masbuchin,S.Pd.

Cari ArtikelTop of Form

tulis dan te

Bottom of Form

Menu• Anak Luar Biasa

• Pendidikan

• Umum

Page 24: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 24/46

 

Arsip•  July 2011

•  June 2011

• May 2011

• April 2011

• February 2011

•  January 2011

• December 2010

• November 2010

•  July 2010

•  July 2008

• March 2008

Ide Topik  jenis masalah belaja siswa, puisi-puisi mos, cara berkomunikasi terhadap tunarungu

dan tunagrahita, jenis bimbingan anak tunanetra, kata kata tak masuk akal, puisi

untuk guru tercinta, penanggulangan disiplin kelas, permainan dalam mos smp,

puisi tentang mos, contoh sajak murid

Ide Topik Jugabagai mana guru mengatasi anak yg suka ngantuk di kelas contoh mitos dan tahayul masarakat tips mencegah

kantuk siswa terlambat ke sekolah cara pembelajaran bagi anak tuna daksa klarifikasi perkembangan anak 

kegiatan belajar mengajar anak tunanetra cara mengatasi kelas kotor cara belajar dalam sekolah luar biasa contoh

permasalahan guru dan murid cara mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar cara mengatasi siswa yang

terlambat datang kesekolah cowok cari cowok dewasa mapan dan berpendidikan solusi mengatasi permasalahan

guru contoh cerpen telat ke sekolah

Lara Asih Mulya,S.Pd.

Archive for the 'Anak Luar Biasa' CategoryJul

8

Tukang Parkir Itu Si Tunagrahita2 Comments 

Page 25: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 25/46

 

RSS 

Filed under: Anak Luar Biasa 

Akhirnya nulis lagi di blog kesayangan. semenjak ada masalah sama hosting blog saya hilang begitu saja. Tulisan yang ada juga belum bisa kembali. Tidak Ada salahnya mencoba lagi. Nulis,

nulis, nulis !!!!

Tulisan saya yang hilang banyak membahas tentang Tunagrahita. Saya kembali membahasTunagrahita karena pengalaman saya beberapa minggu kemarin.

Dua minggu lalu, saya pulang ke rumah Mama. Kebetulan susu Qays habis. Uang di dompettinggal Rp.20.000,00 saja. Akhirnya dari stasiun kereta api Mojokerto saya mampir dulu di ATMterdekat yang kebetulan berada di dalam lingkungan hotel. Ketika saya sampai di ATM antriansudah panjang. Saya deretan terakhir. Selama menunggu saya tertarik pada tukang parkir hotelyang sedang memberi aba-aba pada salah satu supir.

Karena sedikit lupa dan takut salah orang saya memutuskan untuk tidak menyapa. Namun, tiba-tiba saja tukang parkir itu mengucapkan Salam kepada saya. “selamat siang Bu…ini Ari”. Sapa

dia agak kurang jelas.Ari adalah salah satu anak penyandang cacat Tunagrahita dengan cacat ganda Tunarungu. Sayakenal Ari Dari salah satu SLB di Mojokerto. Dua tahun lalu saya mengambil data untuk skripsiDari SLB tersebut.

Saya berbincang lama dengan Ari. Kebetulan Ari sudah dapat jam istirahat. Saya lebih banyak mendengarkan ceritanya. Ternyata setelah lulus dari SMALB ia memutuskan untuk bekerja.

Dia melamar di banyak tempat dengan profesi yang dia anggap bisa. Tuhan pasti memberikan jalan pada siapa saja yang mau berusaha. Ari pun mendapatkan pekerjaan sebagai tukang parkir.

Ari menutup ceritanya dengan sebuah berita yang jauh membuat saya senang. Dua bulan lagi diaAkan menikah. Pertemuan dengan Ari membuka pemikiran saya. Lagi dan lagi, bahwa serial

orang berhak untuk sama. Baik dalam mendapatkan pekerjaan, bahkan asmara.

(c) Lara Masbuchin,S.Pd

Archive for the 'Pendidikan' Category« Previous Entries

Jul

12

Pak …Mengertilah !No Comments 

Page 26: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 26/46

 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Pak …

Aku lupa wajahmuDurhaka ?

Tidak !

Kecewa ?

Tidak juga !

Lalu ?

Biasa saja !

Pak …

Kau ingat wajahku ?

Tidak ! kau masih kecil waktu itu

Kalau begitu kau punya potret ku ?

Emmm, di mana ya?

Aduh… Pak … Pak …

Pak…

Kau ingat aku siapa ?

Emmm….???

Jawab Pak !

Anak dari pernikahan kedua ku ? benar ?

Sudah besar rupanya ?

Pak … mengertilah !

Aku kecewa

“untuk seseorang yang sebanarnya selalu ku rindukan”

Jul

11

Kuliah Gawat Darurat !No Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Page 27: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 27/46

 

Kehidupan selalu mengajarkan banyak hal, hal positif maupun hal negatif. Semuanya terangkumdalam satu kata “pengalaman” . pengalaman ialah guru terbaik, percaya atau tidak pepetah inimemang benar adanya. Tidak sulit untuk meyakini pepatah tersebut. Cukup dengan mengalamisuatu kejadian, memahami kejadian tersebut, dan yang terakhir memaknai kejadian tersebutdalam bentuk simpulan. Maka dengan sendirinya akan percaya bahwa pengalaman itu guru yangterbaik.

Setiap orang pasti punya banyak pengalaman. Pengalaman yang membaca perasaan sedih, perasaan senang, perasaan marah, perasaan malu, perasaan bangga, hingga pengalaman yangunik dan lucu. Saya pikir pengalaman terunik dalam hidup saya ialah “ditembak” cowok distasiun kereta api, itupun tidak sengaja ketemu hehehe (yang ngerasa pasti senyum baca ini…)ternyata ada pengalaman baru lagi yang tidak kalah unik.

Pernah batal kuliah gara-gara tidak kebagian kelas kosong ? Bersyukurlah kalau tidak pernah.Hal yang biasa terjadi di jurusan saya, karena kepadatan penduduk alias mahasiswa dan jadwalkuliah bersamaan, pasti akan ada kelas yang terlantar karena tidak kebagian ruang kelas yangkosong (kasian ya …hiks). Pengalaman seperti ini pun pernah terjadi pada kelas saya, PR’04

tercinta i biasalah yang tua ngalah,….hehehe.Kalau sudah begini kejadiannya, bukan berarti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) terhenti begitusaja. Ada beberapa alternatif tempat yang digunakan, misalnya ruang perpustakaan (kalau belumtutup…). Berkuliah di perpus lebih sejuk, tapi sayangnya mengganggu ketenangan mahasiswayang sedang membaca atau cari data. Alternatif kedua, balkon lantai tiga…uuuuuuuuhh lebihseru lagi serasa belajar di balkon istana sang Juliet lo…^_^ . Alternatif ketiga, joglo FBS(Fakultas Bahasa dan Seni) tidak berbeda jauh dengan balkon, hanya saja joglo terlalu ramai dan banyak mahasiswa yang lalu-lalang, jadinya kurang konsentrasi. Tapi lumayan lah bisa liat yangcakep-cakep lewat heheh.

Kuliah di perpus, balkon, dan joglo adalah hal yang biasa dilakukan kalau tidak kebagian kelaskosong. Bagaimana jika kegiatan perkuliahan dilaksanakan di ruang Kajur (Ketua Jurusan)

 pernah punya pengalaman semacam ini ? kemarin, kuliah kehumasan dilaksanakan di ruangKajur (metode baru ini) karena Kelas saya PR’04 tidak kebagian ruang kosong, kebetulan dosenyang mengajar adalah Kajur yang baru hehehe jadi lebih punya hak penuh untuk apa ruangannyadigunakan termasuk untuk tempat berkuliah. Jarang-jarang lo, berlama-lama diruang Kajur.Paling-paling masuk hanya untuk minta tanda tangan. Tapi saya dan teman-teman masuk untuk  berkuliah lesehan pula…kalah lo resto gurami bakar ^_^ .

Pengalaman aneh tapi nyata, sudahlah yang penting saya dpat pengalaman dan pelajaran darikejadian ini. Belajar dapat dilakukan bagaimana pun keadaannya, kapan pun waktunya, dandimana pun tempatnya. Asalkan ada kemauan dan semangat. Selain pepetah “pengalaman ialahguru terbaik”, dalam kejadian ini ditambah lagi dengan satu pepatah “kalau ada kemauan pastiada jalan”. Minggu depan kuliah di ruang Kajur atau …

Jul

10

Media Tepat Anak CermatNo Comments 

Page 28: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 28/46

 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Pendidikan untuk anak bisa didapatkan melalui berbagai macam media, tidak hanya di bangkusekolah yan melalui perantara guru, atau di lembaga bimbingan belajar yang bersifat formal.

Selalu ada perubahan demi mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula. Berbagai media pendidikan digunakan dalam belajar mulai dari yangsederhana hingga yang memenuhi segala aspek pendengaran,ucapan, dan penglihatan yang lebihdikenal dengan media audio visual yang sekarang ini marak digunakandi sekolah-sekolah formal.Karena memang penggunaan media audio visual (seperti film, rekaman suara dan sebagainya) inilebih mudah dan menarik untuk siswa, namun tidak semua mata pelajaran bisa menggunakanmedia yang sama.

Jika keluar dari bangku sekolah, tentu saja pendidikan masih melekat dan tetap perlu diterapkan.Kabiasaan anak ialah menonton televise. Beragam acara televisi yang berubah dengan cepatsetiap jamnya mampu memberikan pengaruh luar biasa pada perkembangan anak. Jika anak mampu menirukan segala hal yang ditampilkan di televisi, berarti televisi mampu member 

 pengaruh yang sangat besar dengan cara yang mudah.

Tidak jarang anak lebih memilih untuk berlama-lama di depan televisi hingga hafal dengan baik setiap acara televisi yang disiarkan. Apalagi menjamurnya sinetron-sinetron remaja yang berlatar sekolah yang selalu dikemas seragam dengan adegan-adegan yang hanya meenonjolkan persaingan tidak sehat antar siswa, menonjolkan kekayaan yang akhirnya mengajarkan bahwaada pertentangan antara si miskin dan si kaya, dan yang paling sering ialah terlalu di eksposnyaadegan cinta monyet yang sebenarnya tidak terlalu penting. Meskipun hal tersebut terjadi secaranyata di kehidupan yang sebenarnya, seyogyanya bisa dipikirkan kembali untuk menggunakanide-ide semacam itu. Tidak jarang, banyak anak yang terprofokasi dengan hal semacam itu,membuat semacam kompotan (gang khusus misalnya), atau mebawa barang-barang mewahseperti telepon genggam yang sebenarnya tidak berguna dalam lingkungan sekolah.

Peran orang tua sangat diperlukan untuk memberikan pengetian kepada anaknya, untuk tetap berada pada gaya hidup yang sesuai dengan usia dan kebutuhannya, meskipun orang tua mampumemenuhi segala fasilitas ang dimaksudkan (HP misalnya). Dengan simpulan bahwa untuk memberikan pengertian dan pendidikan yang baik an sesuai bukan hanya tanggungjawab pendidik di sekolah saja dalam ha ini ialah guru. Tetapi pengawasan orang tua juga sangatdiperlukan untuk menjaga kestabilan dan perkembangan psikologi anak, dengan memberikan pembagian waktu dan tontonan yang tepat. Ini bisa dinakan kerjasama antara orang tua dan guru.Dengan begitu anak akan bisa mencemati mana yang bisa menjadi konsumsi mereka dan bukan.sehingga tidak terlalu terpengaruh.(apalagi dah ngerokok dari bayi hehehe)

Jul

7

Jempol Jangan Cuma Diisep ya…!No Comments 

RSS 

Page 29: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 29/46

 

Filed under: Pendidikan 

Kira-kira permainan apa yang menarik untuk anak usia 3 tahun?

Anak kecil diibaratkan pita kaset kosong. Otak mereka cepat tangkap akan apa saja yang dilihatdan dirasakan, kemudian ditirukan. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan

 perkembangan anak-anaknya. Termasuk memilih permainan yang tepat bagi si anak. Memangtidak ada salahnya, jika orang tua membelikan mainan bagus dan mahal. Tujuannya membuatanak mereka senang, tetapi benarkah mainan yang mahal dan bagus memberikan pelajaran yang berguna?

Sebenarnya ada banyak benda yang dapat digunakan untuk mainan si kecil. Tidak perlu mahalyang penting bisa memberikan kesan baik untuk si kecil hehehe (ngomongnya dah kayak Ibu-Ibuaja ya…:-P). misalnya saja, untuk memperkenalkan alat-alat dapur tidak harus dibelikan mainanminiatur alat masak. Cukup ajak si kecil main di dapur ketika Si Ibu sedang memasak. tapi tetapwaspada ya,…jangan sampai kena api atau benda-benda tajam yang dapat melukai si kecil.

Untuk melatih kecakapannya berbicara dapat dilakukan dengan saling berkomunikasi. Adik sayaAlma suka sekali bermain dengan jarinya. Masing-masing jari mungil kepunyaannya dijadikan

tokoh, namanya disesuaikan. Ibu jari dia beri nama “jempol” dan seterusnya. Alma dapat berdialog apa saja yang dia suka dengan menggunakan jari kecilnya itu.

Supaya menarik, ada sedikit trik yang bisa dilakukan. Caranya mudah, hanya butuh spidolwarna-warni dan kreasi gambar pada tiap jari. Jari yang dipilih Alma diberi gambar senyum, begitu juga dengan jari saya. Kalau Alma memilih jempol sebagai tokohnya, berarti saya harusmemilih tokoh selain jempol (telunjuk, jari manis, jari tengah, atau kelingking).

Selesai diberi gambar, saya mulai menggerakkan kelingking saya, seolah-oleh sedang berbicara.Alma menggerakkan jempolnya dan menjawab semua pertanyaan saya. Biasanya dialog kamiseperti ini:

Kelingking : “(sambil digerakan) Ao jempol,…kamu sedang apa?”

Jempol : “Ao kelingking, aku sedang main”.

Kelingking : “Lo..kok main? Jempol udah makan ta?”

Jempol : “Cudah”

Kelingking : “Maem sapa apa?”

Jempol : “Cama nacik, cama ikan, cama tempe”

dan seterusnya. Dialog biasanya saya kembangkan dengan menanyakan warna bajunya apa,sepatunya berapa, beli jajan dimana, dan lain-lain. Mungkin cara bermain semacam ini sudah banyak dilakukan oleh beberapa Ibu. Tapi bagi Alma bermain jari ialah hal baru. Dari permainanini Alma lebih mudah berkomunikasi dengan orang selain keluarga. Jika Adik saya menikmati,teman sebayanya pasti sama bukan. Saya tidak perlu membeli boneka jari untuk bermain tokohsperti itu dengan Alma. Cukup dengan jari dan gambar yang saya buat sendiri dengan spidol.Mau coba?

Jul

3

Page 30: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 30/46

 

LBB yang Salah GunaNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Menjadi Guru les merupakan pengalaman yang tidak kalah menarik jika dibandingkan denganGuru mapel di sekolah pagi. Entah sejak kapan LBB menjadi alternatif kebanyakan orang tuauntuk membantu anak-anak mereka mengejar ketinggalan pelajaran. Banyak orang tua yangmengatakan kepada saya beberapa alasan memasukkan anak mereka ke LBB.

• Perbedaan cara belajar.

Sebagian besar orang tua mengeluh bahwa sistem belajar pada zaman mereka jauh berbeda.Apalagi teknologi informasi yang mulai dijadikan media pembelajaran. Mereka menginginkananaknya tetap sekolah dan bisa mengikuti segala bentuk pembelajaran yang ada di sekolah.Akhirnya, LBB menjadi salah satu alternatifnya.

• Keterbatasan waktu.

Kedua orang tua yang sibuk bekerja, merasa kesulitan membagi waktu mereka dengan waktu belajar anak mereka. apalgi untuk memantau pembelajaran mereka. Tipe orang tua yang sepertiini, hanya ingin rapor anak mereka naik nilainya pada tiap semester. Minimal tidak ada angkamerah. Keterbatasan waktu yang mereka alami, menjadikan LBB sarana yang tepat untuk memantau kegiatan belajar anak-anaknya.

Pada kenyataannya, anak-anak yang ikut LBB terbagi dalam beberapa kategori. Pertama, merekayang termasuk dalam lingkaran anak-anak yang serius belajar. Kedua, lingkaran anak-anak yanng terpaksa oleh anjuran orang tua. Ketiga, anak-anak yang masuk dalam lingkaran LBBhanya dijadikan tempat untuk nongkrong dan adu gengsi.

Sebagai seorang tentor di salah satu LBB, saya hampir tiap hari kewalahan dengan anak-anak yang masuk dalam lingkup ketiga. Bagaimana tidak, mereka hanya datang, duduk, kemudian pulang. Kebiasaannya adalah saling menyombongkan apa yang mereka punya. Misalnya, motor,Helm seharga ratusan ribu, HP, baju, tas, bahkan uang saku.

Jumlah uang yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Namun, yang mereka lakukan seolah tanpa penyesalan. Seharusnya orang tua mereka tidak begitu saja meluluskan keinginan mereka untuk masuk LBB jika niat mereka hanya semacam itu. Karena tak jarang jika nilai mereka tetap atauturun yang dituding selalu LBB yang bersangkutan. Sudah bayar mahal kok tetap saja sama.Mohon lebih bijak.

Jul

1

CERPEN SI BOIMNo Comments 

RSS 

Page 31: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 31/46

 

Filed under: Pendidikan 

Pernah merasa pengorbanan kita sia-sia? Padahal yang kita korbankan segenap jiwa dan raga,tenaga dan biaya. Demi mendapatkan sesuatu yanng kelak membuat kita menjadi orang yanglebih mulia. Kalau kalian jadi Boim respon apa yang akan timbul? Ceritanya seperti ini!Boim adalah Mahasiswa jurusan X di Universitas XXL. Setiap hari dia harus naik ojek dari gangrumahnya ke jalan raya, dengan ongkos Rp.1500,00 sekali jalan. Kemudian, Boim harus naik buskota untuk sampai diterminal AIUEO dengan ongkos Rp.3000,00. Selanjutnya, Baim harus naik Angkot XYZ dengan ongkos yang sama ketika naik bus kota yakni Rp.3000,00 barulah Boim bisa sampai di kapus XXL tercinta.Turun dari angkot, Boim harus jalan kaki kurang lebih 10 menit untuk sampai di jurusannya,kalau udah sarapan jalannya bisa rada cepet 5 menit hehehehe perjuangan Baim belum berakhir lo… sesampai di Jurusan Boim harus menaiki kurang lebih 100 anak tangga untuk bisa berkuliahdi salah satu ruangan jurusan.Saudara-saudara, tahukah Anda apa yang terjadi? Pengorbanan dan jerih payah si Boim untuk mengemban tugas mulia gagal total. Padahal pagi itu semangat menuntut ilmu lebih dari 45!.Begitu sampai di kelas ternyata ada pemberitahuan bahwa Dosen mata kuliah hari itu tidak bisa

mengajar. Alasannya apa belum jelas, yang jelas hari itu tidak ada kuliah. Mungkin hal semacamini pengalaman yang sering terjadi selama proses studi berlangsung. Ciri-ciri Cerita Pendek (Cerpen)

Jun

28

Guruku IdolakuNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Guru lebih mudah dikenal dan diingat siswa. Guru yang berkarakter lebih dikenang dibadingkan guru yang biasa saja ( poko’e ngajar ). Jika guru memilikimurid yang selalu diidolakan dan dibanggakan, begitu pula sebaliknya, murid pun memiliki guruidola. kriterianya : Read the rest of this entry »

Jun

27

Page 32: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 32/46

 

Susu gratis biar ga telat,…2 Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Saya pernah membaca tulisan seorang teman bernama Dian Komala, tentang bagaimanamengatasi siswa yang suka datang terlambat ke sekolah, sebuah trik yang unik. Dalam tulisannyaDian menjelaskan supaya siswa tidak datang terlambat ke sekolah, ada baiknya jika disediakansegelas susu untuk sarapan pagi di masing-masing meja siswa. Secara otomatis siswa yangterlambat tidak mendapatkan bagian. Cukup unik memang,…apalagi kalau segelas susu itudisediakan dengan roti bakar isi coklat ^_^ pasti lebih seru…..gratis pula… Namun, dalam mengatasi keterlambatan siswa. Pihak sekolah mempunyai cara yang berbeda,tentunya tetap dikemas dalam sebuah hukuman dengan tujuan meningkatkan kedisiplinan siswa,terutama dalam hal disiplin waktu. SMA Islam Brawijaya Mojokerto, mempunyai kebiasaanmenghukum siswa yang terlambat dengan cara jalan di tempat sebanyak seratus kali (hukumanyang sehat bukan?…) ini juga pengalaman saya hehe…nah kalau terlambatnya sudah tiga kali…Emak atau Bapak siswa yang dipanggil…biasalah diwawancara sama guru kesiswaan.

Contoh lain, ketika saya melaksanakan praktik lapangan di MAN 2 Madiun, hukuman untuk siswa yang terlambat lebih seru lagi. Setiap siswa yang terlambat harus menyalin sepuluh surat pendek dari Al-Quran ke dalam buku hukuman siswa. Kemudian, setelah selesai harusdiserahkan kepada guru piket, yang nantinya ditandatangani sebagai izin masuk kelas. Kerenkan, selain dihukum gara-gara telat, siswa juga dapat pelajaran tambahan baca tulis Al-Quran(itung-itung ngaji dulu…). Contoh tersebut hanya sebagian kecil saja, tentunya masih banyak lagi upaya untuk mengatasi masalah keterlambatan siswa.

kalau siswanya yang telat hukumannya buaaaaaaaanyaaaaaaaaaak banget. Kalau gurunya yang

telat gimana ya?

Jun

20

Dalam Sepertiga MalamNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Balutan Mega nan pekat

Bangunkanku dari lelap

Saat doa penuh isak terucap

Dari lisan Bunda piara

Memelas, mengadu, bersimpuh

Page 33: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 33/46

 

Berpeluk rajutan mukena suci

Berpijak asih Ilahi Rabbi

Mengilhami segala nikmat, pasrah

Dalam sepertiga malam

Lintang terjaga seiring doaBeralas sajadah, memohon

Soca basah, berserah, pasrah

Dalam sepertiga malam

Tahajut membalut sukma

Syahdu doa Sang Bunda

Berisi lara, asih, dan harap suka cita

Dalam sepertiga malam

Aku terjaga…Saat doa penuh isak terucap

Dari lisan Bunda piara

Jun

9

Mengatasi Kantuk Ketika BelajarNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Musuh terbesar dalam diri kita adalah malas. Apalagi jika disertai rasakantuk. Jam terakhir untuk kelas IPA adalah matematika, kelas IPS adalah sosioogi, dan kelas

 bahasa adalah sastra. Pada jam terakhir siswa hanya memiliki kurang dari setengah persensemangat untuk belajar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktifitas yang telah dilakukan.Ketika rasa kantuk datang coba beberapa tips berikut. Read the rest of this entry »

• Belajar di luar kelas. Cara ini yang sering digunakan untuk menghilangkan rasa kantuk dan bosan ketika belajar pada jam terakhir.

• Senam ringan. Senam ringan ini bisa dilakukan sambil berdiri. Untuk senam ini tidak adacara khusus. Semua guru bisa membuat koreografi sediri. Misalnya senam jari, senammulut, dll.

Page 34: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 34/46

 

• Berilah sedikit kebebasan kepada siswa. Misalnya boleh makan permen ketika belajar, boleh mendengarkan musik ketika menyalin catatan (tidak terlalu keras), dll.

• Selingi dengan memberi motivasi kepada siswa asal porsinya tidak berlebihan.

Selamat mencoba

Jun

28

Guruku Idolaku

No Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Guru lebih mudah dikenal dan diingat siswa. Guru yang berkarakter lebih dikenang dibadingkan guru yang biasa saja ( poko’e ngajar ). Jika guru memilikimurid yang selalu diidolakan dan dibanggakan, begitu pula sebaliknya, murid pun memiliki guru

idola. kriterianya :• Menerangkan dengan jelas. penyampaian materi yang jelas menjadi poin plus

untuk setiap guru. Terlebih guru tersebut mau mengulang materi yang telahdisampaikan jika masih ada siswa yang kurang paham.

• Periang dan memiliki rasa humor. Sikap periang dan memiliki selera humordapat mencairkan suasana yang tegang dalam kelas. Hendaknya sikapperiang dan humor ini ditempatkan pada situasi dan kondisi yang tepat.

• Menaruh perhatian kepada setiap siswa tanpa menganakemaskan salah satudari mereka. Serta selalu memahami situasi siswa baik fisik maupun mental.

• Memberi motivasi untuk membangkitkan minat dan semangat siswa dalambelajar.

•  Tegas dan sanggup menguasai kelas.

•  Tidak suka ngomel, mencela, dan marah-marah. apalagi tanpa sebab yanglogis.

• Mempunyai pribadi yang bisa dicontoh. Biasanya siswa akan memandangdari penampilan fisik kemudian berlanjut pada kepribadian.

Mulai sekarang mari berusaha dan terus mencoba untuk menjadi guru sekaligus sahabat yangmenyenangkan bagi murid kita. Guru yang diidolakan oleh muridnya adalah guru yang selalu

Page 35: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 35/46

 

dicari jika tak hadir. Murid akan marah jika bukan kita yang mengajar, dan selalu dinantikan

kedatangannya

Jun

28

Guruku IdolakuNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Guru lebih mudah dikenal dan diingat siswa. Guru yang berkarakter lebih dikenang dibadingkan guru yang biasa saja ( poko’e ngajar ). Jika guru memilikimurid yang selalu diidolakan dan dibanggakan, begitu pula sebaliknya, murid pun memiliki guruidola. kriterianya : Read the rest of this entry »

Jun

27

Susu gratis biar ga telat,…2 Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Saya pernah membaca tulisan seorang teman bernama Dian Komala, tentang bagaimanamengatasi siswa yang suka datang terlambat ke sekolah, sebuah trik yang unik. Dalam tulisannyaDian menjelaskan supaya siswa tidak datang terlambat ke sekolah, ada baiknya jika disediakan

segelas susu untuk sarapan pagi di masing-masing meja siswa. Secara otomatis siswa yangterlambat tidak mendapatkan bagian. Cukup unik memang,…apalagi kalau segelas susu itudisediakan dengan roti bakar isi coklat ^_^ pasti lebih seru…..gratis pula… Namun, dalam mengatasi keterlambatan siswa. Pihak sekolah mempunyai cara yang berbeda,tentunya tetap dikemas dalam sebuah hukuman dengan tujuan meningkatkan kedisiplinan siswa,terutama dalam hal disiplin waktu. SMA Islam Brawijaya Mojokerto, mempunyai kebiasaanmenghukum siswa yang terlambat dengan cara jalan di tempat sebanyak seratus kali (hukuman

Page 36: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 36/46

 

yang sehat bukan?…) ini juga pengalaman saya hehe…nah kalau terlambatnya sudah tiga kali…Emak atau Bapak siswa yang dipanggil…biasalah diwawancara sama guru kesiswaan.

Contoh lain, ketika saya melaksanakan praktik lapangan di MAN 2 Madiun, hukuman untuk siswa yang terlambat lebih seru lagi. Setiap siswa yang terlambat harus menyalin sepuluh surat pendek dari Al-Quran ke dalam buku hukuman siswa. Kemudian, setelah selesai harus

diserahkan kepada guru piket, yang nantinya ditandatangani sebagai izin masuk kelas. Kerenkan, selain dihukum gara-gara telat, siswa juga dapat pelajaran tambahan baca tulis Al-Quran(itung-itung ngaji dulu…). Contoh tersebut hanya sebagian kecil saja, tentunya masih banyak lagi upaya untuk mengatasi masalah keterlambatan siswa.

kalau siswanya yang telat hukumannya buaaaaaaaanyaaaaaaaaaak banget. Kalau gurunya yangtelat gimana ya?

Jun

26

ini,… juga pelajaran lho…!No Comments 

RSS 

Filed under: Uncategorized

Pernah putus asa?,…sama dong ^_^ tapi seseorang mengajarkan aku tentang sesuatu hal. Ketikakeputusasaan itu datang dia selalu bilang seperti ini, ” susah sih tapi bisa….semangaaaaaaaaat”.

Dari dia aku bisa belajar bahwa setiap permasalahan pasti ada solusinya,…lelah boleh tapi tidak untuk putus asa. Setiap masalah sepaket sama solusinya kok….sepakat ga?

Jun

20

Dalam Sepertiga MalamNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Balutan Mega nan pekat

Bangunkanku dari lelap

Saat doa penuh isak terucap

Dari lisan Bunda piara

Memelas, mengadu, bersimpuh

Page 37: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 37/46

 

Berpeluk rajutan mukena suci

Berpijak asih Ilahi Rabbi

Mengilhami segala nikmat, pasrah

Dalam sepertiga malam

Lintang terjaga seiring doaBeralas sajadah, memohon

Soca basah, berserah, pasrah

Dalam sepertiga malam

Tahajut membalut sukma

Syahdu doa Sang Bunda

Berisi lara, asih, dan harap suka cita

Dalam sepertiga malam

Aku terjaga…Saat doa penuh isak terucap

Dari lisan Bunda piara

Jun

9

Mengatasi Kantuk Ketika BelajarNo Comments 

RSS 

Filed under: Pendidikan 

Musuh terbesar dalam diri kita adalah malas. Apalagi jika disertai rasakantuk. Jam terakhir untuk kelas IPA adalah matematika, kelas IPS adalah sosioogi, dan kelas

 bahasa adalah sastra. Pada jam terakhir siswa hanya memiliki kurang dari setengah persensemangat untuk belajar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktifitas yang telah dilakukan.Ketika rasa kantuk datang coba beberapa tips berikut. Read the rest of this entry »

Page 38: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 38/46

 

« Previous Entries

(c) Lara Masbuchin,S.Pd.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUANKOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANGTUNA DAKSASKRIPSIUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat SarjanaS – 1 PsikologiDiajukan oleh :RINANINGTYAS PRATIWI PUTRIF 100050081FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2010

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahSemua manusia normal maupun yang memiliki keterbatasan, tidak bisa

lepas dari berhubungan dengan orang lain, karena manusia selain makhluk individu juga termasuk makhluk sosial. Maksud dari makhluk sosial adalahmanusia memerlukan orang lain dalam kehidupan. Secara singkat seseorang ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, dikendalikan dan mengendalikan,dan kita ingin mencintai dan dicintai. Cara berhubungan dengan orang lain bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi tidak langsung bisa kita lakukan dengan melibatkan alatalattelekomunikasi seperti; telepon, telegram, dan juga media massa seperti;televisi, radio, serta surat kabar. Sedangkan komunikasi langsung yaitu dengan

Page 39: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 39/46

 

 bertemu atau bertatap muka dengan orang lain, atau sering disebut dengankomunikasi interpersonal.Akan tetapi tidak sedikit orang yang canggung dalam melakukankomunikasi dengan orang lain, bisa dikarenakan kurangnya kepercayaan dalamdirinya, takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkanya, mungkin jugakarena dia merasa memiliki kekurangan dibandingkan dengan orang lain.

Somantri (2006) mengatakan bahwa banyak terdapat individu yang mengalamikesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial ini, salah satunyaseperti keadaan yang dibawa sejak lahir, hal ini biasanya berhubungan dengankeadaan diri individu yang tidak dapat diperbaiki, misalnya cacat tubuh atausering disebut tuna daksa. Beberapa kajian yang telah dilakukan Carolina, guruSLB_D YPAC di Jakarta terhadap muridnya para penyandang tuna daksa,meyatakan permasalahan mendasar bagi penyandang tuna daksa, biasanyaditunjukkan dengan perilakunya ketika melakukan aktivitas bersama denganorang normal pada umumnya, ketika bergaul mereka menghadapi sejumlahkesulitan baik dalam kegiatan fisik, psikologis maupun sosial. Ditinjau dari aspek  psikologis penyandang tuna daksa memang cenderung merasa apatis, malu,rendah diri, sensitif dan kadang-kadang pula muncul sikap egois terhadap

lingkungannya. Keadaan seperti ini mempengaruhi kemampuan dalam halsosialisasi dan interaksi sosial terhadap lingkungan sekitarnya atau dalam pergaulan sehari-harinya sering menjadi kaku, mudah marah dan biladihubungkan dengan perilakunya menunjukkan seakan bukan pemaaf dan tidak mempunyai rasa sensitif terhadap orang lain. Hal lain menunjukkan bahwamereka mempunyai kesulitan mendasar dalam hal sosialisasi dan bahkan dalamkemampuan komunikasi interpersonalnya. Sifat-sifat seperti itu merupakanrintangan utama dalam melakukan hubungan interpersonal bagi penyandang tunadaksa. Ketersendirian sebagai akibat rasa rendah diri merupakan tantangan dalammelakukan sosialisasi dan penerimaan diri akan kelainan yang dimilikinya.Penelitian Palupi (2007) juga membuktikan adanya hubungan antarakonsep diri penyandang cacat tubuh dengan kompetensi relasi interpersonal,mengemukakan masih banyak para penyandang cacat tubuh yang memilikikonsep diri yang rendah, terutama penyandang cacat tubuh dikarenakan penyakitdan kecelakaan. Ini mengakibatkan adanya hambatan dalam menjalin hubungandengan orang lain. Seperti rasa kurang percaya diri, kurang terbuka dan seringmenghindar untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Penelitian di atasdidukung oleh pendapat Daradjat (dalam Handayani, 2007), bahwa remaja tunadaksa mempunyai rasa rendah diri terhadap keadaan diriya yang tidak sepertiteman sebayanya. Dalam perkembangan pribadinya, hambatan-hambatan yangsering timbul pada remaja tuna daksa umumya mempunyai perasaan yang berubah-ubah, mempunyai kestabilan emosi, adanya masalah-masalah yang berhubungan dengan jasmani, orang tua, sekolah atau pengajaran dan temanteman.Hambatan- hambatan tersebut bila dibiarkan akan melahirkan tingkah lakumenarik diri secara berlebihan, menunjukkan sikap selalu mengeluh, murung danmenyendiri.Penelitian yang dilakukan oleh Siska,Sudarjo dan Purnamaningsih (2003)tentang kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi interpersonal, menunjukkan bahwa konsep diri seseorang akan membentuk kepercayaan dirinya dan akanmempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonalny. Hal ini didukung dengan pendapat Brooks (dalam Rakhmat, 2004) yang menyatakan suksesnya komunikasiinterpersonal banyak tergantung pada kualitas konsep diri seseorang, positif atau

Page 40: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 40/46

 

negatif, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengankonsep dirinya. Konsep Diri yaitu pandangan dan perasaan seseorang tentangdirinya. Pesepsi tentang diri ini bisa bersifat psikologi, sosial dan fisiologis.Rakhmat (2004) berpendapat, bila seseorang kurang percaya diri danmemandang dirinya rendah dalam masyarakat, maka dia pun akan mengalamihambatan saat melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain. Ada lima

ciri orang yang yang memiliki konsep diri negatif yaitu: tidak tahan kritikan,responsif terhadap pujian, tidak pandai mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain, merasa tidak disukai orang lain, dan pesimis. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan limahal, yaitu; ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara denganorang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orangmempunyai berbagai perasan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnyadisetujui masyarakat, serta ia mampu memperbaiki dirinya. Rakhmat (2004)menambahkan bagaimana cara seseorang menghadapi orang lain dipengaruhi oleh bagaimana ia memandang dirinya. Respon-respon interpersonal seseorang seringmerupakan refleksi dari kognisinya terhadap diri sendiri. Permasalahan utamadalam komunikasi interpersonal adalah adanya rasa khawatir tentang respon atau

 penilaian orang lain terhadap dirinya, yaitu mengenai apa yang disampaikan dan bagaimana ia menyampaikannya.Penelitian Fitzgerald (Somantri, 2006) menunjukkan bahwa reaksi dan perlakuan keluarga serta lingkungan sosial disekitarnya merupakan salah satusumber frustasi bagi para penyandang tuna daksa, yang tidak jarang justru berakibat lebih berat daripada cacat tubuh yang dialaminya. Keanekaragaman pengaruh perkembangan yang bersifat negatif menimbulkan resiko bertambah besarmya kemungkinan munculnya kesulitan dalam kemampuan komunikasiinterpersonalnya.Hal ini berkaitan erat dengan perlakuan masyarakat terhadap para penyandang cacat tubuh. Secara umum terkadang masyarakat menunjukan sikapyang berbeda terhadap para penyandang cacat tubuh, bila dibandingkan denganindividu normal lainnya, seperti yang ditulis oleh Siswandi (Kompas, 10 Juli2000) ratusan bahkan ribuan anak cacat mental dan cacat fisik dikurung dirumah,tidak diizinkan bermain dengan teman-temannya yang fisik dan mentalnyanormal. Mereka disembunyikan, disisihkan dan akhirnya luput dari perhatianmasyarakat. Penelitian oleh Pratiwi (2008) tentang peran orang tua terhadapkonsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal pada anak tuna daksa,menunjukkan bahwa dukungan orang tua mempengaruhi pembentukan konsepdiri anak tuna daksa dan nantinya akan mempengaruhi dalam komunikasiinterpersonalnyaPerlakuan yang berbeda dari keluarga dan masyarakat akan menimbulkankepekaan efektif pada para penyandang tuna daksa, yang tak jarangmengakibatkan timbulnya perasan negatif pada diri mereka terhadap lingkungansosialnya. Keadaan ini menyebabkan hambatan pergaulan sosial penyandang tunadaksa. Dikutip dalam Xml, http://www.Jawaban.com, seorang anak penyandangtuna daksa berumur 15 tahun saat ditemui dan disapa kemudian mengajaknyauntuk berkomunikasi, ia langsung berlari menuju kamarnya karena merasa malu.Menurut orangtuanya ia bersikap begitu karena ia tidak terbiasa adanya kehadiranorang asing di dekatnya karena ia merasa malu dengan keadan dirinya.Di sisi lain seringkali juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hak asasimanusia (HAM) terhadap kaum penyandang tuna daksa. Pelanggaran HAM pada

Page 41: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 41/46

 

kaum penyandang tuna daksa ini adalah tiadanya hak aksebilitas bagi para penyandang cacat tubuh tersebut. Ini boleh jadi karena masyarakat kurangmenyadari pentingnya hak ini bagi para penyandang cacat tubuh. Hak untuk mendapatkan kebebasan bergerak secara fisik inilah yang sebenarnya secara prinsipil dikehendaki para penyandang cacat tubuh dimanapun diseluruh duniaagar dihormati, ditegakkan, dijamin dan diperjuangkan oleh negara, pemerintah

dan masyarakat umum. Karena negara, pemerintah dan masyarakat sendiriseringkali memandang para penyandang cacat tubuh ini dengan sebelah mata ataumendapat perlakuan diskriminatif dalam pergaulan sosial setiap hari. Perlakuandiskriminatif ini mempunyai dampak negatif bagi para penyandang cacat tubuhseperti perasaan rendah diri, tidak percaya diri dan dapat menyebabkanterbentuknya konsep diri yang negatif, menarik diri dari lingkungan sehinggamereka merasakan adanya jarak dengan lingkungan yang kemudian kondisi iniakan mengakibatkan para penyandang cacat tubuh kurang terampil dalamkomunikasi interpersonal.(Xml, http://www.jawaban.com).Penelitian ini mencoba memfokuskan pada dua hal diantaranya yaitukonsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal, dari uraian-uraian diatasmaka rumusan masalah yang muncul adalah ”Apakah ada hubungan antara

Konsep Diri terhadap Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada PenyandangTuna Daksa?”.B. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemampuankomunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa.2. Untuk mengetahui peran konsep diri terhadap kemampuan komunikasiinterpersonal penyandang tuna daksa.3. Untuk mengetahui perbedaan konsep diri tuna daksa sejak lahir dan tuna daksadikarenakan kecelakaan >5 tahun.4. Untuk mengetahui tingkat konsep diri dan kemampuan komunikasiinterpersonal pada penyandang tuna daksa.C. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:1. Bagi penyandang tuna daksa, memberikan informasi bahwa konsep diri dapatmempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tunadaksa, sehingga para penyandang tuna daksa dapat lebih mengembangkankonsep dirinya sehingga mampu menciptakan, membina dan mempertahankankemampuan komunikasi interpersonalnya degan baik.2. Bagi yayasan, sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan masalahmasalahmengenai konsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa, sehingga dapat ditindak lanjuti dengan mengadakan pelatihan-pelatihan atau training, memberikan ketrampilan yang sesuai dengankemampuan dan minat para penyandang tuna daksa sehingga kemampuankomunikasi interpersonalnya dapat berkembang secara maksimal.3. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa menjadi acuan bagi peneliti lain yangmelakukan penelitian sejenis mengenai hubungan antara konsep diri dengankemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa.

Page 42: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 42/46

 

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG TUNA

DAKSA

PUTRI , RINANINGTYAS PRATIWI (2010) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN 

 KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG TUNA DAKSA.Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Preview

PDF

37Kb

PDF 

Restricted to Repository

staff only

271Kb

KLIK DI SINI UNTUK MELIHAT TEKS LENGKAPNYA

Abstract

Semua manusia normal maupun yang memiliki keterbatasan dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan secara fisik maupun psikologis. Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dalam brinteraksi denganorang lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain, terjadi komunikasi didalamnya yaitukomunikasi langsung atau sering disebut komunikasi interpersonal ..Tujuan dari penelitian ini

Page 43: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 43/46

 

adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemampuan komunikasiinterpersonal pada penyandang tuna daksa, untuk mengetahui peran konsep diri terhadapkemampuan komunikasi interpersonal penyandang tuna daksa dan untuk mengetahui perbedaankonsep diri tuna daksa sejak lahir dan tuna daksa dikarenakan kecelakaan >5 tahun. Penelitian inimenggunakan tekhnik studi populasi, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap lingkungan yangluas, dengan subyek penelitian dan kesimpulan berlaku bagi semua subyek yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Penyandang tuna daksa di BBRSBD Prof, Dr.Soeharso Surakarta, berusia 17-21 tahun menderita cacat fisik sejak lahir, dan menderita cacatfisik >5 tahun karena kecelakaan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini denganmenggunakan skala pengukuran psikologi. Skala adalah kumpulan pernyataan mengenai suatuobjek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkanmengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adahubungan yang positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kemampuan komunikasiinterpersonal tuna daksa di BBRSBD Surakarta. Semakin tinggi konsep diri maka akan semakin baik kemampuan komunikasi interpersonal tuna daksa di BBRSBD Surakarta. Konsep dirimemiliki peran terhadap kemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa,dengan kontribusi sebesar 50,6%, berarti masih terdapat 49,4% faktor lain yang mempengaruhi

kemampuan komunikasi interpersonal di luar variabel konsep diri seperti faktor personal danfaktor situasional. Tidak ada perbedaan konsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonalyang signifikan antara tuna daksa sejak lahir dengan tuna daksa dikarenakan kecelakaan.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUANKOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG

TUNA DAKSASKRIPSIUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat SarjanaS – 1 PsikologiDiajukan oleh :RINANINGTYAS PRATIWI PUTRIF 100050081FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2010BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSemua manusia normal maupun yang memiliki keterbatasan, tidak bisa

lepas dari berhubungan dengan orang lain, karena manusia selain makhluk individu juga termasuk makhluk sosial. Maksud dari makhluk sosial adalahmanusia memerlukan orang lain dalam kehidupan. Secara singkat seseorang ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, dikendalikan dan mengendalikan,dan kita ingin mencintai dan dicintai. Cara berhubungan dengan orang lain bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi tidak langsung bisa kita lakukan dengan melibatkan alatalattelekomunikasi seperti; telepon, telegram, dan juga media massa seperti;televisi, radio, serta surat kabar. Sedangkan komunikasi langsung yaitu dengan

Page 44: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 44/46

 

 bertemu atau bertatap muka dengan orang lain, atau sering disebut dengankomunikasi interpersonal.Akan tetapi tidak sedikit orang yang canggung dalam melakukankomunikasi dengan orang lain, bisa dikarenakan kurangnya kepercayaan dalamdirinya, takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkanya, mungkin jugakarena dia merasa memiliki kekurangan dibandingkan dengan orang lain.

Somantri (2006) mengatakan bahwa banyak terdapat individu yang mengalamikesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial ini, salah satunyaseperti keadaan yang dibawa sejak lahir, hal ini biasanya berhubungan dengankeadaan diri individu yang tidak dapat diperbaiki, misalnya cacat tubuh atausering disebut tuna daksa. Beberapa kajian yang telah dilakukan Carolina, guruSLB_D YPAC di Jakarta terhadap muridnya para penyandang tuna daksa,meyatakan permasalahan mendasar bagi penyandang tuna daksa, biasanyaditunjukkan dengan perilakunya ketika melakukan aktivitas bersama denganorang normal pada umumnya, ketika bergaul mereka menghadapi sejumlahkesulitan baik dalam kegiatan fisik, psikologis maupun sosial. Ditinjau dari aspek  psikologis penyandang tuna daksa memang cenderung merasa apatis, malu,rendah diri, sensitif dan kadang-kadang pula muncul sikap egois terhadap

lingkungannya. Keadaan seperti ini mempengaruhi kemampuan dalam halsosialisasi dan interaksi sosial terhadap lingkungan sekitarnya atau dalam pergaulan sehari-harinya sering menjadi kaku, mudah marah dan biladihubungkan dengan perilakunya menunjukkan seakan bukan pemaaf dan tidak mempunyai rasa sensitif terhadap orang lain. Hal lain menunjukkan bahwamereka mempunyai kesulitan mendasar dalam hal sosialisasi dan bahkan dalamkemampuan komunikasi interpersonalnya. Sifat-sifat seperti itu merupakanrintangan utama dalam melakukan hubungan interpersonal bagi penyandang tunadaksa. Ketersendirian sebagai akibat rasa rendah diri merupakan tantangan dalammelakukan sosialisasi dan penerimaan diri akan kelainan yang dimilikinya.Penelitian Palupi (2007) juga membuktikan adanya hubungan antarakonsep diri penyandang cacat tubuh dengan kompetensi relasi interpersonal,mengemukakan masih banyak para penyandang cacat tubuh yang memilikikonsep diri yang rendah, terutama penyandang cacat tubuh dikarenakan penyakitdan kecelakaan. Ini mengakibatkan adanya hambatan dalam menjalin hubungandengan orang lain. Seperti rasa kurang percaya diri, kurang terbuka dan seringmenghindar untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Penelitian di atasdidukung oleh pendapat Daradjat (dalam Handayani, 2007), bahwa remaja tunadaksa mempunyai rasa rendah diri terhadap keadaan diriya yang tidak sepertiteman sebayanya. Dalam perkembangan pribadinya, hambatan-hambatan yangsering timbul pada remaja tuna daksa umumya mempunyai perasaan yang berubah-ubah, mempunyai kestabilan emosi, adanya masalah-masalah yang berhubungan dengan jasmani, orang tua, sekolah atau pengajaran dan temanteman.Hambatan- hambatan tersebut bila dibiarkan akan melahirkan tingkah lakumenarik diri secara berlebihan, menunjukkan sikap selalu mengeluh, murung danmenyendiri.Penelitian yang dilakukan oleh Siska,Sudarjo dan Purnamaningsih (2003)tentang kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi interpersonal, menunjukkan bahwa konsep diri seseorang akan membentuk kepercayaan dirinya dan akanmempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonalny. Hal ini didukung dengan pendapat Brooks (dalam Rakhmat, 2004) yang menyatakan suksesnya komunikasiinterpersonal banyak tergantung pada kualitas konsep diri seseorang, positif atau

Page 45: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 45/46

 

negatif, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengankonsep dirinya. Konsep Diri yaitu pandangan dan perasaan seseorang tentangdirinya. Pesepsi tentang diri ini bisa bersifat psikologi, sosial dan fisiologis.Rakhmat (2004) berpendapat, bila seseorang kurang percaya diri danmemandang dirinya rendah dalam masyarakat, maka dia pun akan mengalamihambatan saat melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain. Ada lima

ciri orang yang yang memiliki konsep diri negatif yaitu: tidak tahan kritikan,responsif terhadap pujian, tidak pandai mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain, merasa tidak disukai orang lain, dan pesimis. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan limahal, yaitu; ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara denganorang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orangmempunyai berbagai perasan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnyadisetujui masyarakat, serta ia mampu memperbaiki dirinya. Rakhmat (2004)menambahkan bagaimana cara seseorang menghadapi orang lain dipengaruhi oleh bagaimana ia memandang dirinya. Respon-respon interpersonal seseorang seringmerupakan refleksi dari kognisinya terhadap diri sendiri. Permasalahan utamadalam komunikasi interpersonal adalah adanya rasa khawatir tentang respon atau

 penilaian orang lain terhadap dirinya, yaitu mengenai apa yang disampaikan dan bagaimana ia menyampaikannya.Penelitian Fitzgerald (Somantri, 2006) menunjukkan bahwa reaksi dan perlakuan keluarga serta lingkungan sosial disekitarnya merupakan salah satusumber frustasi bagi para penyandang tuna daksa, yang tidak jarang justru berakibat lebih berat daripada cacat tubuh yang dialaminya. Keanekaragaman pengaruh perkembangan yang bersifat negatif menimbulkan resiko bertambah besarmya kemungkinan munculnya kesulitan dalam kemampuan komunikasiinterpersonalnya.Hal ini berkaitan erat dengan perlakuan masyarakat terhadap para penyandang cacat tubuh. Secara umum terkadang masyarakat menunjukan sikapyang berbeda terhadap para penyandang cacat tubuh, bila dibandingkan denganindividu normal lainnya, seperti yang ditulis oleh Siswandi (Kompas, 10 Juli2000) ratusan bahkan ribuan anak cacat mental dan cacat fisik dikurung dirumah,tidak diizinkan bermain dengan teman-temannya yang fisik dan mentalnyanormal. Mereka disembunyikan, disisihkan dan akhirnya luput dari perhatianmasyarakat. Penelitian oleh Pratiwi (2008) tentang peran orang tua terhadapkonsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal pada anak tuna daksa,menunjukkan bahwa dukungan orang tua mempengaruhi pembentukan konsepdiri anak tuna daksa dan nantinya akan mempengaruhi dalam komunikasiinterpersonalnyaPerlakuan yang berbeda dari keluarga dan masyarakat akan menimbulkankepekaan efektif pada para penyandang tuna daksa, yang tak jarangmengakibatkan timbulnya perasan negatif pada diri mereka terhadap lingkungansosialnya. Keadaan ini menyebabkan hambatan pergaulan sosial penyandang tunadaksa. Dikutip dalam Xml, http://www.Jawaban.com, seorang anak penyandangtuna daksa berumur 15 tahun saat ditemui dan disapa kemudian mengajaknyauntuk berkomunikasi, ia langsung berlari menuju kamarnya karena merasa malu.Menurut orangtuanya ia bersikap begitu karena ia tidak terbiasa adanya kehadiranorang asing di dekatnya karena ia merasa malu dengan keadan dirinya.Di sisi lain seringkali juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hak asasimanusia (HAM) terhadap kaum penyandang tuna daksa. Pelanggaran HAM pada

Page 46: Desertasi Arham

5/7/2018 Desertasi Arham - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/desertasi-arham 46/46

 

kaum penyandang tuna daksa ini adalah tiadanya hak aksebilitas bagi para penyandang cacat tubuh tersebut. Ini boleh jadi karena masyarakat kurangmenyadari pentingnya hak ini bagi para penyandang cacat tubuh. Hak untuk mendapatkan kebebasan bergerak secara fisik inilah yang sebenarnya secara prinsipil dikehendaki para penyandang cacat tubuh dimanapun diseluruh duniaagar dihormati, ditegakkan, dijamin dan diperjuangkan oleh negara, pemerintah

dan masyarakat umum. Karena negara, pemerintah dan masyarakat sendiriseringkali memandang para penyandang cacat tubuh ini dengan sebelah mata ataumendapat perlakuan diskriminatif dalam pergaulan sosial setiap hari. Perlakuandiskriminatif ini mempunyai dampak negatif bagi para penyandang cacat tubuhseperti perasaan rendah diri, tidak percaya diri dan dapat menyebabkanterbentuknya konsep diri yang negatif, menarik diri dari lingkungan sehinggamereka merasakan adanya jarak dengan lingkungan yang kemudian kondisi iniakan mengakibatkan para penyandang cacat tubuh kurang terampil dalamkomunikasi interpersonal.(Xml, http://www.jawaban.com).Penelitian ini mencoba memfokuskan pada dua hal diantaranya yaitukonsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal, dari uraian-uraian diatasmaka rumusan masalah yang muncul adalah ”Apakah ada hubungan antara

Konsep Diri terhadap Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada PenyandangTuna Daksa?”.B. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemampuankomunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa.2. Untuk mengetahui peran konsep diri terhadap kemampuan komunikasiinterpersonal penyandang tuna daksa.3. Untuk mengetahui perbedaan konsep diri tuna daksa sejak lahir dan tuna daksadikarenakan kecelakaan >5 tahun.4. Untuk mengetahui tingkat konsep diri dan kemampuan komunikasiinterpersonal pada penyandang tuna daksa.C. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:1. Bagi penyandang tuna daksa, memberikan informasi bahwa konsep diri dapatmempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tunadaksa, sehingga para penyandang tuna daksa dapat lebih mengembangkankonsep dirinya sehingga mampu menciptakan, membina dan mempertahankankemampuan komunikasi interpersonalnya degan baik.2. Bagi yayasan, sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan masalahmasalahmengenai konsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa, sehingga dapat ditindak lanjuti dengan mengadakan pelatihan-pelatihan atau training, memberikan ketrampilan yang sesuai dengankemampuan dan minat para penyandang tuna daksa sehingga kemampuankomunikasi interpersonalnya dapat berkembang secara maksimal.3. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa menjadi acuan bagi peneliti lain yangmelakukan penelitian sejenis mengenai hubungan antara konsep diri dengankemampuan komunikasi interpersonal pada penyandang tuna daksa.