kependudukan dalam pembangunan nasional - hendra web viewtidak selamanya pertumbuhan penduduk yang...

88
KEPENDUDUKAN DAN KETEGAKERJAAN PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan dari suatu tipe perekonomian menjadi tipe lain yang lebih maju (Hirschman,1970). Sedangkan menurut Meier dan Baldwin(1964), pembangunan ekonomi adalah suatu proses, dengan proses dimana pendapatan nasional riil suatu perekonomian bertambah selama suatu periode waktu yang panjang. Kadang-kadang istilah pembangunan ekonomi sering disamakan dengan modernisasi, westernisasi, serta industrialisasi (Sitohang,1970). Faktor-faktor yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, diantaranya adalah : (1) pertumbuhan penduduk yang cepat, (2) sumberdaya alam yang tidak memadai, (3) pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien, (4) sumberdaya manusia yang tidak memadai (Lipsey, dkk, 1990). Konsekuensi dari adanya faktor-faktor penghambat pembangunan ekonomi menurut Lipsey (1990) dapat menyebabkan adanya pengangguran di suatu negara. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: (1) tanah dan kekayaan alam lainnya, (2) jumlah dan mutu daripenduduk dan tenaga kerja, (3) barang-barang modal dan tingkat teknologi, (4) sistem sosialdan sikap masyarakat (Sukirno,1981). Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk negarayang bersangkutan yang biasa diukur PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 1

Upload: vantuong

Post on 30-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

KEPENDUDUKAN DAN KETEGAKERJAAN

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan dari suatu tipe perekonomian

menjadi tipe lain yang lebih maju (Hirschman,1970). Sedangkan menurut Meier dan

Baldwin(1964), pembangunan ekonomi adalah suatu proses, dengan proses dimana

pendapatan nasional riil suatu perekonomian bertambah selama suatu periode waktu yang

panjang. Kadang-kadang istilah pembangunan ekonomi sering disamakan dengan

modernisasi, westernisasi, serta industrialisasi (Sitohang,1970).

Faktor-faktor yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, diantaranya adalah :

(1) pertumbuhan penduduk yang cepat,

(2) sumberdaya alam yang tidak memadai,

(3) pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien,

(4) sumberdaya manusia yang tidak memadai (Lipsey, dkk, 1990).

Konsekuensi dari adanya faktor-faktor penghambat pembangunan ekonomi menurut

Lipsey (1990) dapat menyebabkan adanya pengangguran di suatu negara. Sedangkan faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

(1) tanah dan kekayaan alam lainnya,

(2) jumlah dan mutu daripenduduk dan tenaga kerja,

(3) barang-barang modal dan tingkat teknologi,

(4) sistem sosialdan sikap masyarakat (Sukirno,1981).

Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk

negarayang bersangkutan yang biasa diukur dengan pendapatan riil perkapita. Standar hidup

tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika output total meningkat dengan lebih cepat

daripadapertumbuhan jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output,

makadiperlukan adanya penambahan investasi yang cukup besar untuk dapat

menyerappertambahan penduduk.

Pada kesempatan kali ini, akan membahas tentang hubungan pertumbuhan penduduk

dengan perkembangan ekonomi khususnya tenaga kerja yang berpartisipasi dalam

perekonomian.Untuk mempelajari tenaga kerja dan kependudukan maka ada baiknya kita mengetahui

definisi dari masing-masing pengertian tersebut.kependudukan atau demografi merupakan

cabang  ilmu yang mempelajari bagaimana dinamika kependudukan manusia. Meliputi di

dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 1

Page 2: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

berubah setiap waktu akibat kelahiran,kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis

kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang

didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Sedangkan tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau

lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia

menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk 1971,

1980 dan 1990). Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan

internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.Pertumbuhan penduduk

ternyata banyak membantu ekonomi negara maju karena mereka sudah makmur dan

modalnya berlimpah, sedangkan jumlah buruh kurang. Pada kenyataannya bahwa kenaikan

jumlah penduduk justru menghasilkan GNP yang naik lebih tinggi dibandingkan hanya

sekedar proporsional.Akibat adanya pertumbuhan jumlah penduduk dalam pembangunan

berbeda dengan negara maju.

Hal ini disebabkan ekonomi dinegara berkembang, modalnya berkurang dan jumlah

buruhnya melimpah. Ini menunjukkanadanya perbedaan yang sangat tajam bahkan bertolak belakang

dengan kondisi di negara-negara kaya atau di negara maju. Oleh karena itu pertumbuhan

penduduk di negara-negara berkembang dianggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan penduduk yang cepat berarti memperberat tekanan pada lahan pekerjaandan

menyebabkan terjadinya pengangguran. Juga masalah penyediaan pangan yang semakin

banyak jumlahnya. Pertumbuhan penduduk terutama berpengaruh yang sangat besar

baik dalam hal pendapatan per kapita, standar kehidupan, pembangunan pertanian, lapangan

kerja,tenaga buruh, maupun dalam hal pembentukan modal

 

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Pengertian Penduduk 

  Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang

mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada

benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia,

maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia

selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan

tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:

fertilitas, mortalitas dan migrasi.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 2

Page 3: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksiyang nyata dari seorang wanita

atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi

perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi

pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan

menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran

hidup.Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingatadanya densitas (kepadatan)

dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang

untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi adalah

perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas

politik/negara atau pun batasadministratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan

sebagai perpindahanyang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.  

 .     

Teori penduduk modern

Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:

Ø  Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting

dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara

dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.

Ø  Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian

dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.

Ø  Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat

menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah

penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang dapat

diproduksi oleh tanah.

Ø  Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang

cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang layak.

Pertumbuhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa

berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan

migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang

diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett

migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran

dan jumlah emigran.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 3

Page 4: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Faktor mendorong terjadinya kependudukan

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif

maupun kualitatif, antara lain:

Ø  Kemajuan IPTEK.

Ø  Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik

dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.

Ø  Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang

diperlukan.

Pengertian Tenaga kerja

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar

penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan

tenaga kerja.

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia,

karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan

selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan

penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.

Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut

pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak

pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun

ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun

karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

Peranan Penduduk  dalam Pembangunan Ekonomi

   Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan negara-negara sedang berkembang,yaitu:

Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi

Adanya struktur umum yang favorable

Tidak adanya distribusi penduduk yang merata

Tidak adanya tenaga kerja yang terlatih dan terdidik

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 4

Page 5: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Tingkat Perkembangan Penduduk yang Tinggi

Tidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang

negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Kaum klasik mengemukakan

bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat pada suatu negara yang maju, akan memberikan

dampak positif. Dengan bertambahnya penduduk maka daya beli masyarakat semakin

meningkat. Hal ini dikarenakan dalam negara maju, tingkat tabungan yang dimiliki mampu

mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, sehingga dengan penduduk yang banyak justru

meningkatkan purchasing power.

Permintaan akan meningkat seiring bertambahnya penduduk. Penawaranpun akan

bertambah pula karena semakin banyak kebutuhan penduduknya yang harus dipenuhi. Efek

yang lain, dengan semakin banyaknya penduduk yang berkualitas, maka sektor tenaga kerja ahli

mudah didapat. Apalagi di negara maju ditunjang oleh banyak faktor. Hal ini sesuai dengan pendapat

Keynes, bahwa dalam negara maju meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan permintaan

tenaga kerja akan selalu mengiringi kenaikan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk di negara

berkembang umumnya memberikan efek yang negatif, karena pertumbuhan penduduk tidak

diimbangi dengan kualitas dan produktivitas manusianya tersebut.

Sebagaimana dijelaskan oleh Kaum Klasik bahwa selalu ada perlombaan antara

tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk yang akhirnya akan

dimenangkan oleh perkembangan penduduk. Hal itu terjadi karena penduduk juga berfungsi

sebagai tenaga kerja, sehingga biasanya sering terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan

pekerjaan. Kalau misalnya penduduk tersebut dapat mendapatkan pekerjaan, maka akan dapat

meningkatkan kesejahteraan bangsanya, namun apabila tidak,mereka akan menjelma menjadi

pengangguran yang hanya akan meningkatkan angka ketergantungan dan otomatis

menurunkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Produktivitas penduduk di negara

berkembang relatif rendah sehingga mengakibatkan rendahnya produksi.Hal itu dikarenakan

sebagian besar penduduk di negara berkembang berasal dari sektor agraris, sehingga hasil

dari produksinya biasanya hanya habis untuk dikonsumsi sendiri.Bahkan untuk konsumsi

sendiri saja masih kurang, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan tentang menabung

(saving) apalagi investasi.

a) Isu Kependudukan

Di negara berkembang, masalah kependudukan merupakan masalah yang sulit

untuk diatasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan tingkat

tabungan yang cukup. Apalagi jika kualitas penduduk itu sendiri tidak cukup bagus

setidaknya untuk memproduksi atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia akan menjadi

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 5

Page 6: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

pengangguran yang tentunya akan mengurangi tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, di

negara berkembang dibutuhkan suntikan investasi untuk mengembangkan perekonomian. 

b) Trend Fertilitas dan Mortalitas

Pada umumnya tingkat kelahiran yang tinggi dihubungkan dengan kemiskinannasional.

Namun adalah keliru bila kita menyiimpulkan bahwa berhubung angka kelahiran yang tinggi

pada umumnya terdapat di negara miskin. Sedangkan angka kelahiran rendah terdapat di

negara maju. Maka dengan meningkatkan pendapatan per kapita lalu tingkat kelahiran akan

menurun. Juga tidak ada kepastian hubungan antara laju pertumbuhanpendapatan nasional

per kapita dengan tingkat kelahiran. Namun jelas ada bukti bahwa ada hubungan positif

antara distribusi pendapatan dengan tingkat kelahiran. Akhirnya kita dapat menyimpulkan

bahwa negara-negara yang berjuang untuk mengurangi tidak meratanya penghasilan atau

dengan kata lain berusaha menyebarkan hasil (benefit) dari pembangunan ekonomi ke

sebagian besar penduduk akan mungkin sekali mampu menurunkan tingkat kelahiran

daripada negar-negara yang kurang memperhatikan pemerataan hasil pembangunan

ekonominya. 

c) Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi

Untuk meningkatkan output, tambahan investasi harus cukup besar sehingga dapat

meningkatkan penghasilan riil per kapita. Tetapi kesulitan dalam hal ini sering dialami oleh

negara berkembang, sesuai dengan Teori Perangkap pada Keseimbangan Pendapatan yang

Rendah Malthus. Kesimpulannya untuk dapat mempertinggi penghasilan per kapitanya negara

berkembang memerlukan kebijakan dorongan yang besar. Atau perekonomian harus memenuhi apa yang

disebut ³usaha minimum yang sangat perlu´. Pembangunan yang secara sedikit demi sedikit

pun bisa dilakukan asal dengan memilih sektor yang yang mempunyai kapasitas berkembang

yang cepat.

Struktur Umur yang Tidak Favorable

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada umumnya pada negarayang

berkembang memiliki angka ketergantungan yang tinggi karena besarnya

jumlahpenduduk usia muda. Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak

menguntungkanbagi pembangunan ekonomi, karena:

Penduduk golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan

per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukan produsen dalam

perekonomian tersebut. Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu

negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi faktor-faktor produksi ke arah

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 6

Page 7: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

³investasi-investasi sosial´ dan bukan ke ³investasi-investasi kapital´. Oleh karena itu,

paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.

Distribusi Penduduk yang Tidak Seimbang

Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya terjadi pada daerah-daerah yang

sudahmaju. Sebab para penduduk lebih banyak berpindah dari daerah yang kurang

maju ke daerah yang lebih maju, sehingga pada negara maju tingkat urbanisasi lebih

kecil. Adanya tingkat upah yang leih menarik di sektor industri mendorong penduduk yang ada

di desa berpindah ke kota yang menyebabkan penduduk di negara maju yang bekerja di

sektor pertanian lebih sedikit. Berbeda dengan di negara yang berkembang.

Urbanisasi yang tinggi menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses perkembangan

ekonomi antara sektor pertanian dengan sektor industri. Ketidakseimbangan distribusi

penduduk baik antara desa dan kota maupun antara daerah yang lebih berkembang dan

daerah yang kurang berkembang akan menghambat jalannya pembangunan ekonomi karena

pembangunan ekonomi memerlukan mobilitas tenagakerja yang lebih mudah, yang

didapati di negara-negara atau daerah-daerah yang memiliki distribusi penduduk yang

lebih merata.

Kualitas Tenaga Kerja yang

RendahRendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan ekonomi

suatunegara disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga kerja yang

rendah. Makamenurut Schumacher pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar

manfaatnyadibandingkan faktor-faktor produksi yang lain

 

Dinamika Pertumbuhan Penduduk  Indonesia

Penduduk Indonesia pada saat ini masih digolongkan sebagai penduduk muda. Itu

berarti jika tidak ada kondisi yang sangat ekstrim, seperti misalnya peperangan (dalam

peperangan akan banyak orang muda yang mati), maka penurunan pertumbuhan

penduduk tidak secara otomatis menurunkan pertumbuhan angkatan kerja. Dalam kondisi

normal, pertumbuhan penduduk akan menurunkan jumlah penduduk pada struktur yang muda (0 -15

tahun).

 

Nilai pertumbuhan penduduk 

Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil

dimanajumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 7

Page 8: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

perubahanpopulasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah

individu dalam populasi ketika dimulainya periode.

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,

bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi

ketika dimulainya periode. Yang merupakan:    Lapangan kerja datang dari adanya

pertumbuhan ekonomi. Namun pertumbuhan yang tinggi tidak selalu memberikan lapangan

kerja yang besar. Ini berkaitan dengan strategi pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh

pemerintah dan dunia usaha. Sebagai contoh pada kurun waktu 1971-1980, pertumbuhan

ekonomi adalah 7,9 persen per tahun, namun daya serapnya angkatan kerja relatif kecil, yaitu

hanya bertambah tiga persen setahun.Payaman (1996), melakukan proyeksi mengenai

pertambahan angkatan kerja dan kesempatan kerja dalam PJP II. Proyeksi ini dilakukan

sebelum krisis ekonomi terjadi. Jika mengikuti proyeksi tersebut, maka Indonesia mengalami

masalah kesenjangan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sampai dengan akhir

Repelita VIII. Baru setelah Repelita VIII, kesempatan kerja diperkirakan akan berada di atas

angkatan kerja

Namun sekali lagi bahwa proyeksi ini dibuat sebelum adanya krisis ekonomi. Hal lain

yang juga harus diperhatikan dalam menganalisa hubungan antara angkatan kerja dan

kesempatan kerja adalah bahwa jika kesempatan kerja berada di atas angkatan kerja bukan

berarti masalah ketenagakerjaan, atau lebih khususnya pengangguran, teratasi. Adanya

kesempatan kerja baru merupakan ³potensi´ dan ³potensi´ tersebut mungkin saja tidak dapat

dimanfaatkan bila angkatan kerja yang tersedia tidak memiliki kualitas yang memadai.

  

Solusi Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi di Negara-Negara Berkembang

Pertambahan penduduk yang pesat tidak selalu merupakan penghambat jalannya

pembangunan ekonomi, asal saja penduduk tersebut mempunyai kapasitas yang tinggi

untuk menghasilkan dan menghisap hasil produksi yang dihasilkan. Keberhasilan usaha

pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor,

salah satunya yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan ditentukan

oleh jumlah dan mutu tenagakerja yang tersedia sebagai pelaksana berbagai usaha di

lapangan pekerjaan yang tersedia. Tenaga kerja di negara-negara berkembang yang banyak

bekerja di sektor pertanian dapat disalurkan pada sektor industri yang mampu menyerap

relatif lebih banyak tenaga kerja, terutama yang bersifat padat karya. Jumlah penawaran

tenaga kerja di negara-negara berkembang yang tinggi disebabkan oleh pertumbuhan

penduduk yang pesat dapat dimanfaatkan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan oleh

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 8

Page 9: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

pemerintah. Pelatihan-pelatihan yang diberikan tersebut bertujuan untuk memberdayakan

tenaga kerja yang berlebih agar sumber-sumber alam yang melimpah dan belum diolah secara

maksimal menghasilkan sesuatu yang dapat menaikkan angka pertumbuhan ekonomi.

Jumlah penduduk yang banyak atau khususnya tenaga kerja yang menganggur,

tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan. Tenaga kerja yang kurang

produktif terutama yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan

lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga

penciptaan lapangan pekerjaan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan.

Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat

meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-

tenaga kerja di negara-negara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan

dalam semua aspek. Hal ini dikarenakan untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia

diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan

keperluan pembangunan.  

 

Jumlah Penduduk  dan Pembangunan

Salah satu tanda negara berkembang umumnya terletak pada jumlah penduduk yang

begitu banyak, sedangkan jumlah yang banyak itu sebagian besar tidak produktif, karena

kualitasnya yang sangat rendah. Banyaknya jumlah penduduk di negara-negara berkembang

disebabkan tidak seimbangnya jumlah kelahiran dan kematian. Walaupun sudah sejak lama

diadakan pengendalian melalui keluarga berencana. Masalah jumlah penduduk yang begitu

banyak baik di negara-negara yang terbelakang maupun negara-negara berkembang

sebenarnya sudah sejak lama dikhawatirkan oleh hipotesis Malthus yang mengatakan bahwa

konsumsi keseimbangan jangka panjang tidak terletak lebih tinggi dari pada tingkat

subsistence. Bahkan secara umum para mahasiswa lebih kenal dengan teori Malthus yang

menekankan bahwa jumlah produksi makanan menurut deret hitung, sedangkan jumlah

pertumbuhan penduduk menurut deret ukur. Walau teori Malthus akhirnya juga ditolak oleh

para ahli yang menyatakan bahwa

1. Teori Malthus tidak memperhitungkan peranan serta pengaruh adanya

kemajuanteknologi.

2. Teori itu hanya didasarkan pada satu hipotesis, yang berkaitan dengan

hubunganmakro antara jumlah pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita,

yang ternyatatidak tahan uji secara empiris.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 9

Page 10: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

3. Teori Malthus hanya menitik beratkan pada variabel yang ternyata dianggap

keliru,dimana pendapatan perkapita sebagai determinan utana dalam pertumbuhan

pendudul.Tapi seharusnya berdasarkanp pada mikro ekonomi yang menitik beratkan

pada taraf hidup individu, dimana determinan utamanya bagi keluarga adalah

keputusanmengenai jumlah anak, dan bukannya pada taraf hidup masyarakat

secarakeseluruhan. 

Penduduk dan Pendapatan Per-Kapita

Pengaruh pertumbuhan penduduk pada pendapatan per-kapita biasanya

tidak menguntungkan. Pertumbuhan penduduk cenderung memperlambat pendapatan per

kapita dalam 3 cara :

1. Memperberat beban penduduk pada lahan.

2. Menaikan biaya barang konsumsi karena kekurangan faktor pendukung

untuk meningkatkan penawaran mereka.

3. Memerosotkan akomodasi modal, karena dengan tambah anggota keluarga , biaya

meningkat. 

 

Penduduk dan standar kehidupan

Karena salah satu faktor penting standar kehidupan adalah pendapatan per kapita,

maka faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan per kapita dalam hubungannya dengan

pertumbuhan penduduk sama-sama mempengaruhi standar kehidupan.

Penduduk pembangunan pertanian

Di negara terbelakang, kebanyakan rakyat tinggal di wilayah pedesaan. Pertanian

merupakan mata pencarian utama oleh karena itu pertambahan penduduk akan

mempengaruhi rasio lahan manusia. Produktivitas per kapita yang rendah mengurangi

kecenderungan untuk menabung dan menginvestasi. Akibatnya, pemakaian teknik yang lebih

baik  dan perbaikan lainnya pada lahan menjadi tidak mungkin 

Penduduk dan lapangan kerja

yang meningkat dengan cepat menjerumuskan perekonomian pengangguran dan

kekurangan lapangan kerja. Kerena penduduk meningkat proporsi pekerja pada penduduk

total menjadi naik. Tetapi karena ketiadaaan sumber pelengkap, tidaklah mungkin untuk

mengembangkan lapangan pekejaan. Akibatnya tenaga buruh, pengangguran dan kekurangan

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 10

Page 11: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

lapangan kerja meningkat. Penduduk yang meningkat dengan cepat mengurangi pendapatan,

tabungan dan investasi. Karenanya pembentukan modal menjadi lambat dan kesempatan

kerja kurang dan dengan begitu meningkatkan pengangguran. Lebih dari itu , apabila tenaga

buruh dibandingkan dengan lahan meningkat, sumber modal dan sumber lainnya, faktor

komplemen tersedia per pekerja merosot dan akibatnya pengangguran dan kekurangan

pekerjaan meningkat. 

Penduduk dan tenaga buruh

Tenaga buruh di dalam suatu perekonomian adalah rasio antara penduduk yang

bekerja dengan penduduk total .dengan asumsi 50 tahun sebagai harapan hidup rata-rata

dinegara ter belakang, tenaga buruh pada pokoknya adalah penduduk pada kelompok usia 15-

50 tahun. Selama tahap peralihan demografis tingkat kelahiran meningkat dan kematian

menurun. Akibatnya, sebagian terbesar penduduk berada pada kelompok usia rendah 25-50

tahun, dan hanya sebagian kecil yang terrmasuk pada kelompok usia tanaga buruh. Adanya

anak-anak dewasa di dalam tenaga buruh mengandung makna bahwa orang yang

berpartisipasi pada pekerjaan produktif sebenarnya sedikit. Bahkan jika angka kelahiran

mulai menurun, tenaga buruh yang tersedia bagi pekerjaan produktif pun dalam jangka

pendek akan tetap sama. Sebaliknya, jumlah anak-anak menjadi turun dan pendapatan

nasional meningkat karena jumlah konsumen menurun.

 

Penduduk dan pembentukan modal 

Pertumbuhan penduduk memperlambat pembentukan modal. Jika penduduk 

meningkat , pendapatan per kapita yang di dapat menurun. Dengan pendapatan yang sama

orang terpaksa member makan kepada anak-anak yang lebih banyak. Itu berarti bagian

terbesar pendapatan terpakai untuk pengeluaran konsumsi. Tabungan yang memang sudah rendah

menjadi semakin rendah.akibatnya, tingkat investasi juga menjadi semakin rendah.penduduk

yang meningkat secara cepat akan memperlambat seluruh usaha pembangunan dinegaara

terbelakang kecuali kalau dibarengi dengan laju pembentukan modal dan kemajuan teknologi

yang tinggi. Tetapi faktor yang menetralkan ini tidak ada dan akibatnya ledakan penduduk

mengakibatkan produktifitas pertanian merosot, pendapatan per kapita rendah ,standar

kehidupan rendah, pengangguran dan tingkat pembentukan modal rendah. 

 Ciri Demografis Kualitas Penduduk  dan Pembangunan Ekonomi

1. Transformasi ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan dan wilayah

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 11

Page 12: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Transformasi ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan

transformasi struktur produksi dan perbedaan pertumbuhan produktivitas per pekerja

menurut sector atau lapangan pekerjaan yang terjadi selama pertumbuhan ekonomi

berlangsung. Perkembangan produktivitas per pekerja di suatu negara biasanya

dipengaruhi oleh : (1) perkembangan stok barang modal per pekerja; (2)

perkembangan mutu tenaga kerja, yang tercermin pada perbaikan pendidikan,

keterampilan dan kesehatan pekerja; (3) peningkatan skala unit usaha; (4) pergeseran

pekerja dari kegiatan yang relatif lebih rendah produktivitasnya ke yang lebih tinggi;

(5) perubahan product mix atau komposisi output  pada masing-masing sektor atau

sub-sektor; dan (6) pergeseran teknik produksi dari padat karya kepadat modal

 

Pergeseran struktur pekerja menurut status pekerjaan

Statistik ketenagakerjaan membagi pekerjaan menurut status menjadi 5 golongna.

Pertama, golongan yang berusaha sendiri tanpa dibantu pakerja keluarga atau buruh

tidak tetap (status 1). Kedua, golongan yang berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau

buruh tidak tetap (status 2). Ketiga, golongan yang berusaha dengan dibantu buruh tetap

(status 3). Keempat, buruh dan/atau karyawan (status 4). Dan status (5) pekerja keluarga.

Dalam perkonomian yang sedang berkembang, struktur pekerja menurut status seperti di atas

jugamengalami pergeseran. Persentase pekerja yang termasuk status 1, 2 dan 5 (pekerja

sector nonformal) biasanya cenderung menurun, sementara pekerja status 3 dan 4 (sektor

formal) meningkat.  

 

Perubahan Demografi di Indonesia

Demografi dalam pengertian yang paling sempit dinyatakan sebagai ³demografi

formal´ yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk; distribusi atau persebaran

penduduk; struktur penduduk atau komposisi; dan dinamika atau perubahan penduduk.

Ukuran penduduk menyatakan jumlah orang dalam suatu wilayah pada waktu tertentu.

Distribusi penduduk menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu

waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah geografi maupun konsentrasi daerah pemukiman.

Struktur penduduk menyatakan komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan

ataugolongan umur. Sedangkan perubahan penduduk secara implicit menyatakan

pertambahan atau penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai

akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk: kelahiran, kematian

dan migrasi.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 12

Page 13: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai

karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya, dan ekonomi. Karakteristik

sosial dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.

Karakteristik ekonomi meliputi antara lain aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan(occupation),

status pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan pendapatan. Sedangakan aspek budaya berkaitan

dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.

Dalam pengertian yang paling luas, demografi mempelajari pemakaian data dan

penerapan hasil analisisnya dalam berbagai aspek termasuk berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan proses demografi. Di antaranya, dampak pertambahan penduduk terhadap

lingkungan hidup dan pemanfaataan sumber daya alam

LEDAKAN PENDUDUK

Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa faktor utama yang menentukan

perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan

penduduk (migrasi).

Tingkat Kematian

Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada umumnya

Ø  Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya

produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama.

Ø  Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun

kesehatn individu.

Ø  Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-

lembaga kesehatan umum yang modern.

Ø  Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai hidupnya

dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup sehat.

Tingkat Kelahiran

Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di samping

adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan

perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur perkawinan, status

wanitanya, kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari dari system family yang

ada.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 13

Page 14: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Migrasi

Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk.

Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat

kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan amerika utara meningkat

karena alas an migrasi.

PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN

Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-negar sedang

berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah

yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari

sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, yaitu dengan

mencegah penurunan tingkat kematian: atau dengan kata lain meningkatkan adanya

kematian. Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada

umumnya ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan

tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. 

.     

Klasifikasi Tenaga Kerja

Berdasarkan penduduknya

·         Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan

sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja,

mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun

sampai dengan 64 tahun.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 14

Page 15: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

·         Bukan Tenaga Kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau

bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13

Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15

tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia

(lanjut usia) dan anak-anak.

Berdasarkan batas kerja

·         Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah

mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari

pekerjaan.

·         Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya

hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

anak sekolah dan mahasiswa

para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan

para pengangguran sukarela

Berdasarkan kualitasnya

·         Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau

kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.

Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

·         Tenaga kerja terampil

Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang

tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara

berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli

bedah, mekanik, dan lain-lain.

Tenaga kerja tidak terdidik

Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga

saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

Masalah Ketenagakerjaan

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 15

Page 16: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Ø  Rendahnya kualitas tenaga kerja

Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat

pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya

masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi

rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya

produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas

hasil produksi barang dan jasa.

Ø  Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja

Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja

akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung

dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah,

semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

Ø  Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain

masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan

kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah

lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.

Ø  Pengangguran

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia

mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain

itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan

kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian

pengangguran akan semakin banyak

Konsep dan Definisi

Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun

keatas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi

sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan

yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja,

tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari kerja

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 16

Page 17: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang

dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja

pada pengusaha dengan menerima upah (www.tempointeraktif.com). Pengangguran

merupakan usaha mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu

yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam status

menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan.

Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur terbuka.

Pemanfaatan Sumberdaya Manusia

Beberapa Konsep KetenagakerjaanYang dimaksud dengan human resource disini

adalah penduduk yang berupa tenagakerja (human power) yang dianggap sebagai faktor

produksi. Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15-64 tahun.Beberapa

konsep/definisi yang digunakan dalam ketenagakerjaan adalah sbb:

1. Penduduk Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia

selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam

bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2. Usia kerja Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active

population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan informasi mulai dari

usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja.

3. Angkatan Kerja Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang

dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Angkatan Kerja

adalah penduduk usia kerja yang bekerja, ataupunya pekerjaan namun sementara

tidak bekerja, dan pengangguran.

4. Bukan angkatan kerja

Penduduk usia kerja tidak termasuk angkatan kerja mencakup penduduk yang

bersekolah,mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainya.

5. Bekerja

Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh pendapatan atau keuntingan paling sedikit 1(satu) jam

secara tidak terputus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup,

baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu

yang lalu sementara tidak bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya. Kriteria satu

jam (the one-hour criterion) digunakan dengan pertimbangan untuk mencakup

semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk didalamnya

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 17

Page 18: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

adalah pekerja dengan waktu singkat (short-time work), pekerja bebas, stand-by

work dan pekerja yang tak beraturah lainnya. Kriteria satu jam juga dikaitkan

dengan definisi bekerja dan pengangguran yang digunakan, dimana pengangguran

adalah situasi dari ketiadaan pekerja secara total, sehingga jika batas minimum dari

jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah definisi pengangguran yaitu bukan lagi

ketiadaan pekerjaan secara total.  

Jenis dan macam-macam Pengangguran

Pengangguran adalah keadaan dimana seorang yang termasuk dalam angakatan kerja,

ingin mencari pekerjaan namun tidak memperolehnya dikarenakan jumlah pencari kerja yang

tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ingin menampungnya. Tenaga kerja yang

menganggur adalah mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari

pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Sejak tahun 2001 definisi pengangguran

mengalami penyesuaian/perluasan menjadi sebagai berikut ; Pengangguran adalah mereka

yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan

(sebelumnya dikatagorikan sebagai bukan angkatan kerja), yang sudah punya pekerjaan tetapi

belum mulai bekerja (sebelumnya dikatagorikan sebagai bekerja), dan pada waktu yang

bersamaan mereka tak bekerja (jobless). Pengangguran dengan konsep/definisi tersebut

biasanya disebut sebagai pengangguran terbuka (open unemployment). Secara spesifik,

pengangguran terbuka dalam Sakernas, terdiri dari :

Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan,

Mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha,

Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan, dan

Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterimabekerja,

tetapi belum mulai bekerja.Tingkat Pengangguran Terbuka dihitung sbb;

Pengangguran Friksional/Frictional Unemployment

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara

yangdisebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja

dengan pembuka lamaran pekerjaan.

Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencarilapangan

pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembukalapangan kerja.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 18

Page 19: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkankebutuhan akan sumber

daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik darisebelumnya.

Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasikegiaan

ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.Contohnya seperti petani yang

menanti musim tanam, tukan jualan duren yangmenanti musim durian.

Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik

turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripadapenawaran

kerja.Di negara berkembang pengangguran dapat digolongkan menjadi:

Visible Employment

Akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih

sedikit daripada waktu kerja yang disediakan untuk bekerja.

Disguised Employment

Pengangguran ini terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu

kerjanyasecara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sektor-sektor atau

pekerjaan laintanpa mengurangi sektor outpout yang ditinggalkan.

Potential Under Employment

Merupakan suatu perluasan dari pengangguran tak kentara dalam artian suatu pekerja

dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output, tetapi harus dibarengi

dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan

pembentukan kapital yang berarti. 

Memanfaatkan Tenaga-tenaga yang menganggur.

Tenaga yang menganggur merupakan persediaan faktor produksi yang dapat

dikombinasikan dengan faktor produksi yang lain guna meningkatkan output dinegara yang

berkembang. Masalah pemanfaatan tenaga kerja yang menganggur ini baik segi penawaran

maupun segi permintaan hanya diperlukan kapital yang relatif sedikit. Keuntungan tenaga

yang menganggur tersebut misalnya saja dalam sektor pertanian yang tenaganya menganggur

saat tidak musim panen dialihkan atau dimanfaatkan ke dalam industri-industri kecil seperti

yang dinyatakan oleh Profesor Leibenstein bahwa kemampuan untuk menghasilkan lebih

banyak tergantung pada kalori yang dimiliki tenaga kerja itu, sehingga tidak mudah untuk

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 19

Page 20: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

menarik tenagakerja dari sektor pertanian yang kemudian akan diikuti oleh penarikan bahan

makanan dari sektor pertanian pula. 

 

Keadaan Tenaga Kerja di Negara-Negara Berkembang

 

Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang berada dalam keadaan yang

ditandai dengan ³kemiskinan massal . Pertumbuhan penduduk yang dialami oleh negara-negara

berkembang sangat cepat laju pertumbuhannya. Sehingga hal tersebut merupakan faktor

dinamika yang paling penting, sebab faktor penduduk mempengaruhi serta menentukan arah

perkembangan suatu negara di masa yang akan datang. Pertumbuhan penduduk merupakan

masalah pokok dalam pembangunan ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat

pada pengadaan kebutuhan-kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan

pangan dan mengakibatkan naiknya angkatan kerja

Apabila jumlah penduduk tumbuh sama cepat dengan pendapatan nasional, maka

pendapatan per kapita tidak bertambah. Salah satu implikasi yang menonjol dalam masalah

pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang yaitu angkatan kerja produktif harus

menanggung beban yang lebih banyak untuk menghidupi anggota keluarga secara

proporsional jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan yang ada di negara-

negara maju. Artinya, negara-negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat

pertumbuhan penduduk yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban

ketergantungan yang lebih berat. Bagi negara-negara berkembang pada umumnya mengalami

ledakan angkatan kerja, namun gelombang pekerja yang belum ada tarafnya sekarang sedang

memasuki pasaran kerja, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan lowongan kerja yang baru.

Sehingga pengangguran di kota-kota dan di desa-desa semakin meningkat terus.

Pengangguran yang terjadi di negara-negara berkembang disebabkan oleh banyaknya

penduduk usia produktif yang kurang memiliki keahlian dalam bekerja dengan didukung oleh

sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Sebagian besar penduduk di negara-negara

berkembang bekerja di daerah pedesaan.Lebih dari 65% penduduknya tinggal secara

permanen bahkan turun-temurun. Demikian pula sekitar 58% angkatan kerja di negara-negara

berkembang mencari nafkah di sektor pertanian yang menyumbang GNI sebesar 14%.

(Smith,2006).

Banyaknya penduduk di negara-negara berkembang yang bekerja di sektor

pertanianserta memproduksi output primer (bahan-bahan mentah) dikarenakan pada suatu

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 20

Page 21: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

kenyataan bahwa tingkat pendapatan yang rendah sehingga prioritas pertama bagi penduduk

tersebut adalah pangan, pakaian dan papan. Selain itu juga dikarenakan tenaga kerja di

negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila dibandingkan dengan negara-

negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja di negara-negara maju.

Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara berkembang salah satunya

dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pendidikan merupakan faktor yang menentukan

terhadap kualitas dari tenaga kerja disuatu negara dan merupakan unsur yang mendasar bagi

pertumbuhan ekonomi.  Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian

atas investasi pendapatan. Sebagian besar tenaga kerja di negara-negara berkembang hanya

menempuh pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar dibandingkan dengan negara maju yang

standarisasi pendidikannya lebih tinggi, yaitu tenaga kerja yang berpendidikan sarjana

 

Jumlah penduduk, Kesempatan Kerja dan pengangguran

Jumlah penduduk yang besar pada dasarnya merupakan potensi yang sangat berharga

ditinjau dari segi tenaga kerja, jika dapat didayagunakan dengan baik, penduduk yang

sangatbanyak dan memiliki keterampilan ini merupakan potensi yang berharga. Jumlah

penduduk yang besar dan tidak memiliki keterampilan ini adalah kerugiannya yang dapat

menyebabkanpengangguran di mana-mana. Hal yang diharapkan kesempatan seimbang

dengan angkatankerja tetapi hal ini tidak terwujud.

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi, manusia,

sosial budaya, dan politik, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.

Dalam melaksanakan pembangunan nasional, perluasan lapangan kerja dan peningkatan

kualitas tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku

dan tujuan pembangunan. Masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang

yaitu laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sehingga menjadi masalah pokok dalam

pembangunan ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat pada pengadaan

kebutuhan-kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan pangan dan

mengakibatkan naiknya angkatan kerja.

Negara-negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat pertumbuhan penduduk

yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban ketergantungan yang lebih

berat. Selain itu, ledakan angkatan kerja banyak dialami oleh negara-negara berkembang

yang tidak diikuti dengan meningkatnya perluasan lapangan kerja sehingga terjadi

pengangguran baik di kota-kota maupun di desa-desa. Jumlah penawaran tenagakerja yang

tinggi di negara-negara berkembang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 21

Page 22: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

kerja. Tenaga kerja di negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila

dibandingkan dengan negara-negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja

di negara-negara maju. Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara

berkembang salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pembangunan ekonomi

harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas

tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di negara-

negara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek.

Keberhasilan usaha pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan

oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam

pembangunan ditentukan oleh jumlah dan mutu tenagakerja yang tersedia sebagai pelaksana

berbagai usaha dilapangan pekerjaan.

Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di negara-negara berkembang, khususnya

tenaga kerja yang menganggur tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan

ekonomi. Tenagakerja yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan

lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga

permasalahan mengenai tenaga kerja di negara-negara berkembang dapat teratasi dengan baik

dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan

kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi

solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi mengenai tenaga kerja di negara-negara

berkembang dapat teratasi dengan baik dan tidak lagi menjadi permasalahan yang

menghambat pembangunan ekonomi. Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan

melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi solusi dalam melaksanakan

pembangunan ekonomi mengenai tenaga kerja di negara-negara berkembang dapat teratasi

dengan baik dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi.

Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan

dapat menjadi solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP 

PEMBANGUNAN

PERMASLAHAN PENDUDUK INDONESIA

Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a. Jumlah Penduduk Besar

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 22

Page 23: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan

karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:

1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

2)   Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk

besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan

pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih

banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.

2)  Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas

sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi,

oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi

masalah ini.

b.  Pertumbuhan Penduduk Cepat

Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada

kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1

% pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar

1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana

merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi

kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua

atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil

diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga

terbentuklah keluarga sejahtera.

Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:

a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan

peningkatan produksi.

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,

kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya

hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk

Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong

tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi

814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 23

Page 24: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin

sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya

banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena

kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja

tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan

dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan

negara.

Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a.    Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah

Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia

masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan

melihat:

1)Angka Kematian

2)Angka Harapan Hidup

Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah.

Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.

Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin

tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin

tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang

memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM

penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang

tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang

terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur.

Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban

bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan

tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh

pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.

c.    Tingkat Kemakmuran yang Rendah

Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di

bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah

garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 24

Page 25: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat

kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran

penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam.

Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN

Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah

sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan

penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan

tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam

yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di

Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini

merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia

mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan

bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh

perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan

bantuan (assistance)  perusahaan asing.

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk

Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya

manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk

Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya

manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara

terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:

1.    Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia

Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang

dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan

teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan

kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu

kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan

ilmu pengetahuan?

2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang

berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk

dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan

penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 25

Page 26: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi

merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup

besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan

penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

C.    UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

    Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:

1.  Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).

2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:

a.    Program Transmigrasi

b.   Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.

3.  Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:

a.  Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

b.  Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin

4.  Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:

a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di

Indonesia.

b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik

pemerintah

d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja

e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga

pemerintah

5.  Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:

a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya

usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.

b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih

banyak menyerap tenaga kerja.

c. Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas

umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP 

PEMBANGUNAN

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 26

Page 27: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a. Jumlah Penduduk Besar

Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan

pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk

yang besar:

1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

2)     Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk

besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

1)  Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan

kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga

berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya

pemukiman kumuh.

2)   Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta

fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup

sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta

untuk mengatasi masalah ini.

b.    Pertumbuhan Penduduk Cepat

Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada

kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %

pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%

pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan

suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga.

Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau

merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan

hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.

Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:

a.  Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan

peningkatan produksi.

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,

kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya

hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 27

Page 28: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi,

yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa

dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).

Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin

sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak

lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya

manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan

pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan

pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah

Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia

masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan

melihat:

1) Angka Kematian

2) Angka Harapan Hidup

Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah.

Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.

Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin

tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin

tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang

memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM

penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang

tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang

terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur.

Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban

bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan

tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh

pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.

c. Tingkat Kemakmuran yang Rendah

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 28

Page 29: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di

bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah

garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus

dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat

kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran

penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam.

Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN

Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah

sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan

penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan

tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam

yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di

Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini

merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia

mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan

bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh

perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan

bantuan (assistance)  perusahaan asing.

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk

Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya

manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk

Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya

manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara

terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:

1. Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia

Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang

dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan

teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan

kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu

kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan

ilmu pengetahuan?

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 29

Page 30: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang

berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk

dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan

penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung

bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi

merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup

besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan

penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

Dimensi Kependudukan Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang secara

berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam dan sumberdaya manusia dengan

cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam yang tersedia.

Secara implisit pengertian diatas mengandung makna beberapa aspek yaitu:

1. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung oleh sumber alam

dengan kualitas lingkungan dan manusia semakin berkembang;

2. Sumber alam terutama udara, air dan tanah, memiliki ambang batas dimana

pemanfaatan yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kuantitas dan

kualitas sumberdaya alam sehingga mengurangi kemampuannya mendukung

kehidupan umat manusia;

3. Kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup, sehingga semakin

baik mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup,

yang antara lain tercermin pada meningkatnya usia harapan hidup, turunnya tingkat

kematian, dan lain-lain;

4. Pembangunan berkelanjutan memungkinkan generasi sekarang meningkatkan

kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan lagi generasi masa depan juga

dapat meningkat kesejahteraannay.

Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan dampak adanya batas, bukan batas

absolut akan tetapi batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial,

mengenai sumberdaya alam serta kemampuan bisofer menyerap pelbagai pengaruh dari

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 30

Page 31: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

kativitas manusia. Teknologi dan organisasi dapat dikelola dan ditingkatkan guna memberi

jalan bagi era baru pembangunan ekonomi.

Dengan demikian strategi pembangunan berkelanjutan bermaksud mengembangkan

keselarasan baik antara umat manusia dengan alam. Keselarasan tersebut tentunya tidak

bersifat tetap, melainkan merupakan suatu proses yang dinamis. Proses pemanfaatan

sumberdaya, arah investasi, orientasi pengembangan teknologi, serta perubahan kelembagaan

diselenggarakan secara konsisten dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Oleh karena

itulah dalam pembangunan berkelanjutan, proses pembangunan ekonomi harus disesuaikan

dengan kondisi penduduk serta sumberdaya alam dan lingkungan yang ada di suatu wilayah

tertentu.

Kependudukan dalam Pembangunan Nasional

Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan merupakan faktor

yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah:

Pertama, kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari

seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Dalam GBHN dengan

jelas dikemukakan bahwa penduduk adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek

pembangunan maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi

penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh

penduduk yang bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa pembangunan harus

dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk

dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan

tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam

arti yang luas.

Kedua, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti

dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan

ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang

rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan.

Ketiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka

yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka waktu yang panjang, sering kali

peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh,beberpa ahli

kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak

negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu genarasi. Dengan

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 31

Page 32: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia Indonesia pada

generasi mendatang, 25 tahun setelah tahun 1997. demikian pula, hasil program keluarga

berencana yang dikembangkan 30 tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam

beberapa tahun terakhir ini. Dengan demikian, tidak diindahkannya dimensi kependudukan

dalam rangka pembangunan nasional sama artinya dengan “menyengsarakan” generasi

berikutnya.

Perhatian pemerintah terhadap kependudukan dimulai sejak pemerintah Orde Baru

memegang kendali. Konsep “pembangunan manusia seutuhnya” yang tidak lain adalah

konsep “pembangunan kependudukan” mulai diterapkan dalam perencanaan pembangunan

Indonesia yang sistematis dan terarah sejak Repelita 1 pada tahun 1986. namun sedemikian

jauh, walaupun dalam tatanan kebijaksanaan telah secara sungguh-sungguh mengembangkan

konsep pembangunan yang berwawasan kependudukan, pemerintah nampaknya belum dapat

secara optimal mengimplementasikan dan mengintegrasikan kebijaksanaan tersebut.

Pada saat Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi diawal dasawarsa

1990-an tidak sedikit ekonom yang meragukan kemampuan Indonesia untuk

mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonom tersebut. Terlepas dari persoalan “moral

hazard” dan “rent seeking behavior” yang terdapat pada sebagian besar pelaku ekonomi di

Indonesia, para ekonom yang masuk dalam aliran pesimistis diatas berpandangan bahwa

Indonesia telah salah dalam mengambil strategi pembangunan ekonominya. Hal Hill (1996)

mengemukakan bahwa dalam kurun waktu 1996 samapai akhir tahun 1970an, para ekonom

di Indonesia telah berhasil mengembangkan sektor industri dengan penuh kehati-hatian dan

disesuaikan dengan kondisi makro ekonomi yang ada. Namun sejak awal 1990-an

perkembangan industri tersebut berubah dengan lebih menekankan pada industri berteknologi

tinggi. Dampaknya adalah terjadi tekanan yang sangat berlebihan pada pembiayaan yang

harus ditanggung oleh pemerintah4.

Apa yang dapat dipelajari dari krisis ekonomi yang berlangsung saat ini adalah bahwa

Indonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi

serta kondisi yang dimiliki. Walaupun pada saat ini indikator makro ekonomi seperti tingkat

inflasi serta pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan kearah perbaikan, namun terlalu dini

untuk mengatakan telah terjadi perkembangan ekonomi secara fundamental. Lagi pula tidak

ada suatu jaminan bahwa Indonesia tidaka akan kembali mengalami krisis dimasa mendatang,

jika faktor-faktor mendasar belum tersentuh sama sekali. Ketergantungan terhadap pinjaman

luar negeri yang dipandang sebagai pangkal permasalahan krisis ekonomi saat ini masih 4

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 32

Page 33: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

belum dapat diselesaikan. Bahkan ada kecenderungan ketergantungan Indonesia terhadap

pinjaman luar negeri ini menjadi semakin mendalam. Ketergantungan terhadap pinjaman luar

negeri tersebut tidak akan berkurang jika pemerintah tidak melakukan perubahan mendasar

terhadap strategi pembangunan ekonomi yang ada pada saat ini. Diperlukan suatu strategi

baru dalam pembangunan ekonomi dengan mengedepankan pembangunan ekonomi

berwawasan kependudukan sehingga dicapai pembangunan yang berkelanjutan. Demikian

pula ekonom Amerika Serikat Paul Krugman (1997) mengatakan bahwa krisis ekonomi di

Asia termasuk di Indonesia sebenarnya sudah dapat diduga sebelumnya. Krisis mata uang

yang terjadi pada pertengahan tahun 1987 hanyalah pencetus dan bukan penyebab. Penyebab

sesungguhnya adalah pada kesalahan strategi pembangunan ekonomi itu sendiri disamping

adanya masalah ‘moral hazard’.

Pengertian Pembangunan Berwawasan Kependudukan

Apa yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan kependudukan? Secara

seerhana pembangunan berwawan kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu,

pertama, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan

dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam

proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan.

Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua dari pembangunan

berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan yang

lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dibandingkan dengan

pembangunan infastruktur semata.

Jargon pembangunan berwawasan kependudukan sudah lama didengar dalam bentuk

dan format lain, namun masih mengalami banyak hambatan dalam pelaksanaannya. Sudah

lama didengung-dengunkan mengenai penduduk sebagai subyek dan obyek pembangunan.

Atau jargon mngenai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Atau pembangunan bagi

segenap rakyat. Sudah saatnya jargon tersebut diimplementasikan dengan sungguh-sungguh

jika tidak ingin mengalami krisis ekonomi yang lebih hebat lagi dimasa mendatang. Dengan

demikian, indikator keberhasilan ekonomi harus dirubah dari sekedar GNP atau GNP per

kapita menjadi aspek kesejahteraan atau memakai terminologi UNDP adalah HDI (Human

Development Index). Memang dengan mempergunakan strategi pembangunan berwawasan

kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan

ekonomi. Namun ada suatu jaminan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai akan

berkesinambungan (sutainable). Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 33

Page 34: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

membawa pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberialisasi yang

terlalu cepat memang akan meningkatkan efisiensi dan pruduktivitas namun sekaligus juga

meningkatkan pengangguran dan setengah menganggur.

Mengapa selama ini Indonesia mengabaikan pembangunan berwawasan

kependudukan? Hal ini tidak lain karena keinginan pemerintah untuk mempertahankan laju

pertumbuhan ekonomi yang harus senantiasa tinggi. Pertumbuhan ekonomi menjadi satu-

satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional. Walaupun Indonesia memiliki wawasan

trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas, namun pada

kenyataannya pertumbuhan senantiasa mendominasi strategi pembangunan nasional.

Strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan tanpa melihat potensi

penduduk serta kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang ada nyatanya tidaklah

berlangsung secara berkesinambungan (sustained). Jika dikaitkan dengan krisis ekonomi

dewasa ini, terjadinya krisis tersebut tidak lepas dari kebijaksanaan ekonomi yang kurang

mengindahkan dimensi kependudukan dan lingkungan hidup. Strategi ekonomi makro yang

tidak dilandasi pada situasi/kondisi ataupun potensi kependudukan yang ada menyebabkan

pembangunan ekonomi tersebut mejadi sangat rentan terhadap perubahan. Belum terjadi

strategi pembangunan yang serius berorientasi pada aspek kependudukan selama ini.

Manfaat mengintegrasikan Dimensi Kependudukan Dalam Perencanaan Pembangunan

Pembangunan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Berbagai

studi dan literatur memperlihatkan bahwa kualitas sumberdaya manusia memegang peranan

penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam jangka pendek

investasi dalm sumberdaya manusia memang nampak sebagai suatu upaya yang “sia-sia”.

Naum dalam jangka panjang investasi tersebut justru mendorong pertumbuhan ekonomi.

Johnson dan Lee (1987) melakukan analisis regresi terhadapa pertumbuhan penduduk dengan

pertumbuhan ekonomi pada 75 negara berkembang. Dua ukuran pertumbuhan ekonomi yang

dipergunakan yaitu GNP pada tahun 1987 dan GNP per capita antara tauhun 1980–1987.

pertumbuhan penduduk dibagi menjadi dua bagian yaitu pertumbuhan penduduk masa lalu

yaitu pertumbuhan penduduk per tahun antara 1965–1980 dan pertumbuhan penduduk saat

ini yaitu pertumbuhan penduduk per tahun antara tahun 1980–1987. pembagian ini dilakukan

karena adanya dampak jangka pendek dan jangka panjang dari pertumbuhan penduduk itu

terhadap pertumbuhan ekonomi. Studi tersebut menemukan hubungan bahwa pertumbuhan

penduduk yang tinggi antara tahun 1980-1987 berhubungan dengan rendahnya GNP per

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 34

Page 35: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

kapita pada tahun 1987 dan juga berhubungan dengan rendahnya pertumbuhan GNP antara

tahun 1980–1987

Demikian pula berbagai studi dan literatur memperlihatkan bahwa investasi dalam

kesehatan dan pendidikan dalam jangka panjang berdampak positif pada pertumbuhan

ekonomi. Studi yang dilakukan oleh Rosenzwig (1988) misalnya menemukan hubungan

positif sebesar 0.49 antara enrollment rate sekolah dasar dari wanita usia 10–14 tahun

terhadap peningkatan GNP per kapita. Demikian pula ditemukan hubungan positif sebesar

0.54 antara tingkat melek huruf dengan pertumbuhan GNP per kapita. Studi tersebut

dilakukan atas data makro dari 94 negara berkembang.

Dalm hal mengintegrasikan dimensi kependudukan dalam perencanaan pembangunan

(baik nasional maupun daerah) maka manfaat paling mendasar yang diperoleh adalah

besarnya harapan bahwa penduduk yang ada didaerah tersebut menjadi pelaku pembangunan

dan penikmat hasil pembangunan. Itu berarti pembangunan berwawasan kependudukan lebih

berdampak besar pada peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan dibanding

dengan orientasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth).

Dalam pembangunan berwawasan kependudukan ada suatu jaminan akan berlangsung proses

pembangunan itu sendiri. Pembangunan berwawasan kependudukan menekankan pada

pembangunan lokal, perencanaan berasal dari bawah (bottom up planning), disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal, dan yang lebih penting adalah melibatkan

seluruh lapisan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan.

Sebaliknya orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan

membawa pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang

terlalu cepat memang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas namun sekaligus juga

meningkatkan pengangguran dan setengah menganggur. Sebagaimana yang terlihat selam ini

di Indonesia. Demikian pula dalam pertumbuhan (growth) ada yang dinamakan dengan ‘limit

to growth’. Konsep ini mengacu pada kenyataan bahwa suatu pertumbuhan ada batasnya. Jika

batas dari terlampaui maka yang kemudian terjadi adalah terjadinya ‘pemusnahan’ atas hasil-

hasil pembangunan tersebut. Nampaknya ini yang sedang berlangsung di Indonesia dengan

terjadinya krisis ekonomi sekarang ini. Jika diingat beberapa tahun yang lalu selalu ada

peringatan bahwa perekonomian kita terlalu memanas dan lain sebagainya. Itu tidak lain

adalah kata lain bahwa pertumbuhan ekonomi kita sedang memasuki apa yang disebut

dengan “limit to growth’. Bnahwa pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat dipacu lebih

tinggi lagi dengan melihat pada kondisi fundamental yang ada.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 35

Page 36: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Ada beberapa kritik lagi yang ditujukan kepada konsep pembangunan yang

berorientasi pada pertumbuhan, yaitu: (1) prakasa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk

rencana formal; (2) proses penyusunan program bersifat statis dan didominasi oleh pendapat

pakar dan teknokrat; (3) teknologi yang digunakan biasanya bersifat ‘scientific’ dan

bersumber dari luar; (4) mekanisme kelembagaan bersifat ‘top-down’; (5) pertumbuhannya

cepat namun bersifat mekanistik; (6) organisatornya adalah para pakar spesialis; dan (7)

orintasinya adalah bagaimana menyelesaikan program/proyek secara cepat sehingga mampu

menghasilkan pertumbuhan. Dengan melihat pada kreteria di atas nampak bahwa peranan

penduduk lokal dalam proses pembangunan sangat sedikit.

Kritik para ahli terhadap orientasi pembangunan yang mengutamakan pada

pertumbuhan tersebut telah berlangsung pada paruh waktu pertama tahun 1980-an. Para

cendekiawan dari MIT dan Club of Rome pada kurun waktu tersebut secara gencar

mengkritik orientasi pembangunan ekonomi tersebut. Dari berbagai kajian dan diskusi

tersebut kemudian munculah perspektif pembangunan yang kemudian dikenal dengan

konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Konsep pembangunan

berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pembangunan utuk memenuhi kebutuhan pada saat

ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Dalam konsep pembangunan

berkelanjutan secara implisit terkandung makna pentingnya memperhatikan aspek penduduk

dalam pelaksanaan pembangunan.

Pembangunan berwawasan kependudukan menurut pada strategi pembangunan yang

bersifat ‘bottom-up planning’. Melalui pendekatan ini, tujuan utama seluruh proses

pemabngunan adalah lebih memeratakan kesejahteraan penduduk daripada mementingkan

tingkat pertumbuhan ekonomi. Karena itu pendekatan ‘bottom-up’ berupaya mengoptimalkan

penyebaran sumberdaya yang dimiliki dan potensial ke seluruh wilayah dan membangun

sesuai dengan potensi dan masalah khusus yang dihadapi oleh daerah masing-masing.

Saat ini banyak pemerintah di negara-negara berkembang mengikuti aliran ‘bottom-up

planning’ dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pemabngunan, dalam arti

memanfaatkan ruang dan sumberdaya secara lebih efisien. Pendekatan bottom-up

mengisyaratkan kebebasan daerah atau wilayah untuk merencanakan pembangunan sendiri

sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-masing. Oleh karena itu otonomi yang

seluas-luasnya perlu diberikan kepada masing-masing daerah agar mampu mengatur dan

menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan sendiri guna peningkatan

kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang bersangkutan. Melalui otonomi

daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan, maka laju pertumbuhan antar daerah

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 36

Page 37: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

akan semakin seimbang dan serasi, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-

hasilnya semakin merata di seluruh Indonesia.

Beberapa kata kunci yang perlu diberikan penekanan pada pemabngunan daerah

adalah (1) pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing-masing

daerah, dan (2) adanya keseimbangan pemabngunan antar daerah. Kata kunci pertama

mengandung makna pada kesadaran pemerintah untuk melakukan desentralisasi

pemabngunan terutama berkaitan dengan beberapa sektor pembangunan yang dipandang

sudah mampu dilaksanakan di daerah masing-masing, berarti pengambilan keputusan

pembangunan berada pada tingkat daerah.

Kata kunci kedua mengandung makna adanya kenyataan bahwa masing-masing

daerah memiliki potensi, baik alam, sumberdaya manusia maupun kondisi geografis yang

berbeda-beda, yang menyebabkan ada daerah yang memiliki potensi untuk berkembang

secara cepat. Sebaliknya ada pula daerah yang kurang dapat berkembang karwena berbagai

keterbatasan yang dimilikinya. Adanya perbedaan potensi antar daerah ini menyebabkan

peran pemerintah pusat sebagai ‘pengatur kebijaksanaan pemabngunan nasional’ tetap

diperlukan agar timbul keselarasan, keseimbangan dan keserasian perkembangan semua

daerah. Baik yang memiliki potensi yang berlebihan maupun yang kurang memiliki potensi.

Dengan demikian, melalui otonomi dalam pengaturan pendapatan, sistem pajak, keamanan

warga, sistem perbankan, dan berbagai pengaturan lain yang diputuskan daerah sendiri,

pemabngunan setemapat dijalankan.

Ada beberapa ciri kependudukan Indonesia dimasa depan yang harus dicermati

dengan benar oleh para perencana pembangunan baik di tingkat pusat maupun di tingkat

daerah. Beberapa ciri tersebut antara lain adalah:

1. Penduduk Dimasa Depan Akan Semakin Tinggi Pnedidikannya. Penduduk yang

makin berpendidikan dan sehat akan membentuk sumber daya manusia yang makin

produktif. Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja yang memadai. Sebab

bila tidak, jumlah penganggur yang makin berpendidikan akan bertambah. Keadaan

ini dengan sendirinya merupakan pemborosan terhadap investasi nasional. Karena

sebagian besar dana tercurah dalam sektor pendidikan, disamping kemungkinan

terjadinya implikasi sosial lainnya yang mungkin timbul.

2. Penduduk Yang Makin Sehat Dan Angka Harapan Hidup Naik. Usia harapan

hidup yang tinggi dan jumlah penduduk lanjut semakin besar akan juga menuntut

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang serasi dan sesuai dengan perubahan tersebut. Suatu

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 37

Page 38: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

tantangan pula untuk dapat memanfaatkan panduduk usia lanjut yang masih potensial

agar dapat dimanfaatkan sesuai pengetahuan dan pengalamannya.

3. Penduduk Akan Bergeser Ke Usia Yang Lebih Tua. Pada saat ini di Indonesia

telah terjadi proses transisi umur penduduk Indonesia dari penduduk muda ke

pensusuk tua (ageing process). Pergeseran struktur umur muda ke umur tua produktif

akan membawa konsekuensi peningkatan pelayanan pendidikan terutama pendidikan

tinggi dan kesempatan kerja. Sedang pergeseran struktur umur produktif ke umur tua

pada akhirnya akan mempunyai dampak terhadap persoalan penyantunan penduduk

usia lanjut. Bersamaan dengan perubahan sosial ekonomi diperkirakan akan terjadi

pergeseran pola penyantunan usia lanjut dari keluarga kepada institusi. Apabila hal ini

terjadi, maka tanggung jawab pemerintah akan semakin berat.

4. Penduduk Yang Tinggal di Perkotaan Semakin Banyak. Seiring dengan

peningkatan status sosial ekonomi masyarakat, presentase penduduk yang tinggal

diperkotaan meningkat dari tahun ke tahun. Masalah urbanisasi akan menjadi masalah

yang semakin meninjol. Penduduk perkotaan akan bertambah terus sejalan dengan

pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, tuntutan fasilitas perkotaan akan

bertambah pula. Tambahan volume fasilitas perkotaan akan sangat berpengaruh

terhadap keadaan dan perkembangan fisik kota yang bersangkutan. Meningkatnya

sarana perhubungan dan komunikasi antar daerah, termasuk di daerah perdesaan,

menyebabkan orang dari perdesaan tidak perlu lagi melakukan migrasi dan berdiam di

daerah perkotaan. Mereka cukup menuju daerah perkotaan manakala diperlukan. Hal

ini dapat dilakukan dalam kurun waktu harian, mingguan, bahkan bulanan. Dengan

semakin berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi, pola mobilitas

penduduk seperti itu akan semakin banyak dilakukan, sementara migrasi permanen

cenderung akan makin menurun.

5. Jumlah Rumahtangga akan Meningkat namun Ukurannya Makin Kecil.

Perubahan pola kelahiran dan kematian akan berpengaruh pada struktur rumahtangga.

Dimasa depan ukuran rumahtangga akan semakin mengecil, namun jumlahnya akan

semakin banyak. Dengan makin sedikitnya jumlah anak yang dimiliki dan disertai

dengan peningkatan kesehatan penduduk, seiring tingkat pendidikan dan keterampilan

yang lebih baik, memberikan kesempatan pula bagi individu maupun keluarga untuk

melakukan mobilitas kedaerah lain. Apalagi bilamana otonomi daerah dilaksanakan

sesuai aturan dan keperluannya.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 38

Page 39: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

6. intensitas Mobilitas Penduduk Yang Makin Tinggi. Mobilitas penduduk yang

makin tinggi baik secara internal maupun internasional menuntut jaringan prasarana

yang makin baik dan luas. Selain itu akan membawa kepada pergeseran norma-norma

masyarakat, seperti ikatan keluarga dan kekerabatan. Kesemuanya ini dapat membawa

dampak yang berjangka panjang terhadap perubahan sosial budaya masyarakat.

7. Masih Tingginya Pertumbuhan Angkatan Kerja. Sejalan dengan pertumbuhan

penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi.

Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan

kerja tersebut disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar. Dipihak lain

menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran

yang lebih tinggi sebagai prasyarat untuk memasuki era globalisasi dan perdagangan

bebas.

8. Terjadi Perubahan Lapangan Kerja. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan

pembangunan pada umunmnya, lapangan pekerjaan penduduk berubah dari yang

bersifat primer, seperti pertanian, pertambangan, menuju lapangan pekerjaan sekunder

atau bangunan. Lalu pada akhirnya akan menuju lapangan kerja tersier atau sektor

jasa. Berbagai ciri dan fenomena diatas sudah sepantasnya diamati secara seksama,

dalam rangka menetapkan alternatif kebijaksanaan selanjutnya.

Krisis ekonomi yang masih berlangsung dewasa ini telah berhasil memberikan

pelajaran bahwa pembangunan yang mengejar pertumbuhan dan dilakukan tanpa melihat

kondisi dan potensi penduduk serta sumberdaya alam dan lingkungan hidup, tidak akan

bersifat kberkesinambungan. Pada masa dan pasca krisis ekonomi, perhatian terhadap

masalah kependudukan dan lingkungan harus tetap dilakukan, terutama menyangkut upaya

mengembangkan pemabngunan berwawasan kependudukan (people-centered-development).

Ketidak pedulian terhadap isu pemabangunan berwawasan kependudukan akan menyebabkan

Indonesia kembali menghadapi situasi krisis yang sama pada beberapa tahun mendatang.

Justru perkembangan ini yang perlu diwaspadai, bahkan harus dihindarkan semampu

mungkin.

Dalam kondisi keuangan negara yang semakin terbatas dan dengan derasnya tuntutan

politik dalam dan luar negeri, perencanaan pembangunan yang bersifat ‘bottom-up’ menjadi

sangat penting. Dalam hal inimasing-masing daerah dituntut harus dapat memanfaatkan

keuangan negara yang semakin terbatas untuk mencapai tujuan pemabngunan, yaitu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 39

Page 40: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Pemabanguan yang hanya mengejar pertumbuhan terbukti tidak berlangsung secara

berkesinambungan dan tidak dinikmati oleh seluruh masyarakat, sehingga filosofi sebagai

subyek dan obyek pembangunan tidak tercapai. Pembangunan tidak dirasakan sebagai milik

rakyat, sehingga tidak mengakar. Apa yang terjadi kemudian adalah jika terjadi sedikit

gejolak (seperti apa yang sedang dialami saat ini), maka gejolak tersebut menjadi sulit untuk

diatasi, dan masyarakat menjadi kurang berpartisipasi dalam mengatasi gejolak yang ada. Hal

ini disebabkan mereka tidak pernah merasa memiliki dan merasakan hasil pemabangunan itu

sendiri.

Sebuah Keberhasilan Program KB di Indonesia?

LD-DEUI secara periodik melakukan proyeksi terhadap penduduk Indonesia serta

berbagai aspek yang terkait dengan jumlah penduduk tersebut. Proyeksi tersebut baru bisa

dilakukan jika telah diperoleh angka mengenai struktur umur dan jenis kelamin penduduk.

Dengan berdasarkan hasil lengkap survei penduduk antar sensus (SUPAS) 1995, LD-FEUI

melakukan proyek penduduk Indonesia untuk tahun 2000 dengan berbagai aspeknya.

Proyeksi penduduk, karena didasarkan atas berbagai asumsi, biasanya dilakukan

dengan melihat berbagai kecenderungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Karena

itu biasanya dalam melakukan proyeksi dilakukan tiga macam skenario, yaitu: skenario

optimistis, moderat, dan pesimis. Khusus dalam proyek penduduk maka skenario optimis

dipakai untuk menggambarkan keyakinan kita yang sangat tinggi pada keberhasilan program

penurunan jumlah penduduk (baca: keluarga berencana).

Skenario pesimis dipakai jika kita melihat bahwa program penurunan jumlah

penduduk (baca: keluarga berencana). Skenario pesimis dipakai jika kita melihat bahwa

program penurunan jumlah penduduk (baca: keluarga berencana) akan mengalami banyak

permasalahan (kegagalan). Sedangkan skenario moderat adalah asumsi yang berada di antara

kedua ekstrim di atas. Berdasarkan atas 3 skenario tersebut LD-FEUI mendapatkan jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2000 sekitar 213, 211, dan 209 juta jiwa.

Angka sementara SP-2000 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun

2000 jauh berada di bawah perkiraan optimis LD-FEUI. Ini tentu saja membanggakan

sekaligus menimbulkan keingintahuan di kalangan para ahli apakah kondisinya memang

demikian.

Baru-baru ini dilakukan diskusi ilmiah di LD-FEUI dengan pembicara Prof. Terence

“Terry” Hull seorang pakar kependudukan dari the Australian National University untuk

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 40

Page 41: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

membahasa permasalahan di atas. Banyak pakar kependudukan yang hadir dalam diskusi

tersebut, termasuk juga para pakar kependudukan dari BPS yang terlibat langsung dalam

kegiatan SP-2000.

Diskusi diarahkan pada dua tataran permasalahan, yaitu pertama, tataran konsep

penduduk dalam sensus itu sendiri, dan kedua, tataran operasional di lapangan. Kedua

permasalahan tersebut nantinya akan sangat menentukan seberapa banyak orang yang

“terjaring” dalam pendataan. Dari diskusi terlihat bahwa pada tataran operasional, begitu

banyak kendala yang dihadapi oleh BPS dalam SP-2000 antara lain dana yang sangat

terbatas, penyaluran dana yang tidak tertata dengan baik yang mengakibatkan kesulitan dalam

tahap persiapan pelaksanaan SP itu sendiri, situasi dalam masyarakat, misalnya masyarakat

dapat saja menolak berpartisipasi menjawab pertanyaan, atau responden takut menerima

petugas berkaitan dengan faktor keamanan di beberapa daerah. Pada tataran konsep terlihat

adanya konsep yang masih dipakai oleh BPS untuk menjaring penduduk yang sebenarnya

tidak sesuai lagi dengan kondisi pada saat ini.

Konsep bahwa Indonesia merupakan “closed population” masih dianut padahal

penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri sudah begitu banyak. Dengan konsep “close

population” maka penduduk Indonesia yang berada di luar negeri tidak “terjaring”. Demikian

pula penggunaan kombinasi antara “de-facto” dan “de-jure” fasilitas umum (jalan, telepon)

sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi. dalam pendataan menjadi sangat

membingungkan, khususnya dimana saat ini mobilitas penduduk di beberapa daerah sudah

sangat tinggi.

Prof. Hull menyimpulkan bahwa hasil sementara SP-2000 menunjukkan adanya

indikasi “under-counted”. Indikasi ini didasarkan pada permasalahan yang ada di atas. Prof.

Terry Hull memperkirakan “under-counted” yang berasal dari masalah operasional dan

kebingungan petugas karena konsep “de-facto” dan “de-jure” tersebut sekitar 2 sampai 2,5

juta jiwa dan jumlah penduduk Indonesia yang berada di luar negeri yang tidak tercatat

sebesar 1 sampai 1,5 juta jiwa. Sehingga secara total ada sekitar juta jiwa yang masih perlu

diperhitungkan lagi ke dalam hasil SP-2000. Prof. Terry Hull memperkirakan jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2000 sekitar 207 – 208 juta jiwa.

Diskusi di atas belumlah diskusi final. Tentunya masih akan ada diskusi lanjutan lagi

untuk membahas hal tersebut. Kelemahan diskusi yang berlangsung di LD-FEUI tersebut

adalah karena masih sangat terbatasnya informasi dari SP-2000 itu sendiri yang dikeluarkan

oleh BPS. Pada saat ini hanya angka sementara jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk

yang dikeluarkan BPS. Padahal untuk melihat seberapa jauh akurasi perhitungan atau

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 41

Page 42: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

memperkirakan cakupan pencacahan, diperlukan struktur umur dan jenis kelamin. Karena itu,

jika perhitungan struktur umur dan jenis kelamin selesai dan dipublikasi oleh BPS, baru dapat

dilakukan penilaian-penilaian yang lebih mendalam dan akuratJika memang penduduk

Indonesia tahun 2000 adalah sekitar 207 – 208 juta jiwa, maka ini merupakan

keberhasilan program KB. Karena menurut skenario proyeksi yang dibuat oleh LD-FEUI

berdasarkan data SUPAS-95, ini merupakan skenario yang optimis. Apalagi jika angkanya

adalah 203 juta jiwa. Namun di samping keberhasilan program KB, berbagai persoalan

kemasyarakatan juga turut mempengaruhi jumlah penduduk. Lepasnya Timor Timur,

persoalan pertikaian antarkelompok di beberapa daerah, kasus kerusuhan yang diperkirakan

meningkatkan jumlah orang yang pergi ke luar negeri, dan sebagainya juga turut berperan

dalam perubahan jumlah penduduk Indonesia. Ketersediaan data struktur umur dan jenis

kelamin, yang menurut BPS akan ada pada sekitar pertengahan tahun 2001 ini, akan

membantu para ahli untuk menganalisa berbagai hal di atas.

Pada saat ini belum banyak yang bisa dilakukan dengan data SP-2000. Masih

diperlukan waktu beberapa bulan lagi sebelum berbagai analisa, termasuk analisa angkatan

kerja dan tenaga kerja, dapat dilakukan dengan data SP-2000 tersebut.

Implikasi Dinamika Kependudukan pada Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja

Uraian berikut ini didasarkan pada proyeksi penduduk yang dilakukan oleh LD-FEUI

sebelum SP-2000. Transisi fertilitas dan mortalitas telah berpengaruh pada jumlah dan

struktur umur penduduk Indonesia, terutama jumlah dan persentase penduduk usia dibawah

15 tahun (0 – 14). Antara tahun 1990 – 95, penduduk Indonesia tumbuh sebesarrata-rata 1,66

persen per tahun dan diharapkan turun menjadi 1,23 persen antara tahun 2000 – 2005 dan

kembali turun menjadi 0,68 persen antara tahun 2015 – 2020. Dengan laju pertumbuhan

tersebut penduduk Indonesia akan bertambah dari 183,5 juta pada tahun 1990 menjadi 210,9

juta pada tahun 2000.

Dinamika Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Tabel 1 menggambarkan perkiraan jumlah penduduk Indonesia antara tahun 1971 –

2025. Walaupun pertumbuhan penduduk diperkirakan akan terus menurun dari tahun ke

tahun. Namun jumlah penduduk akan senantiasa meningkat. Jumlah penduduk diperkirakan

akan menjadi tetap (dalam arti jumlah kelahiran dan kematian seimbang) pada tahun 2036.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 42

Page 43: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Tabel 1. Perkiraan Jumlah Penduduk 1971 – 2025

Sumber: Ananta dan Anwar, 1994

Di dalam analisis demografi, struktur umur penduduk dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu (a) kelompok umur muda, dibawah 15 tahun; (b) kelompok umur produktif,

usia 15 – 64 tahun; dan (c) kelompok umur tua, usia 65 tahun ke atas. Struktur umur

penduduk dikatakan muda apabila proporsi penduduk umur muda sebanyak 40% atau lebih

sementara kelompok umur tua kurang atau sama dengan 5%. Sebaliknya suatu struktur umur

penduduk dikatakan tua apabila kelompok umur mudanya sebanyak 30% atau kurang

sementara kelompok umur tuanya lebih besar atau sama dengan 10%. Berdasarkan kategori-

kategori tersebut nampak bahwa telah terjadi proses transisi umur penduduk Indonesia dari

penduduk muda ke penduduk tua (aging process). Ageing proses tersebut akan terus

berlangsung sebagaimana terlihat pada Tabel 2.

Pergeseran struktur umur muda ke umur tua produktif akan membawa konsekuensi

peningkatan pelayanan pendidikan terutama pendidikan tinggi dan kesempatan kerja.

Sedangkan pergeseran struktur umur produktif ke umur tua pada akhirnya akan mempunyai

dampak terhadap persoalan penyantunan penduduk usia lanjut. Bersamaan dengan perubahan

sosial ekonomi diperkirakan akan terjadi pergeseran pola penyantunan usia lanjut dari

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 43

Page 44: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

keluarga ke institusi. Apabila keadaan ini terjadi, maka tanggung jawab pemerintah akan

menjadi bertambah berat (Kasto dalam Prijono, 1995).

Tabel 2. Perkiraan Struktur Penduduk Indonesia: 1990 – 2010

Sumber: BPS, 1993

Penduduk Indonesia pada saat ini masih digolongkan sebagai penduduk muda. Itu

berarti jika tidak ada kondisi yang sangat ekstrim, seperti misalnya peperangan (dalam

peperangan akan banyak orang muda yang mati), maka penurunan pertumbuhan penduduk

tidak secara otomatis menurunkan pertumbuhan angkatan kerja. Dalam kondisi normal,

pertumbuhan penduduk akan menurunkan jumlah penduduk pada struktur yang muda (0 – 15

tahun). Namun untuk beberapa saat masih akan meningkatkan jumlah penduduk struktur

umur di atasnya. Pada penduduk yang tergolong muda seperti Indonesia, pertumbuhan

penduduk usia kerja (15 – 64) menjadi lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk itu

sendiri. Ini dapat terlihat dari data dimana antara tahun 1990 – 1995 penduduk usia kerja per

tahun rata-rata 2,7 persen per tahun, kemudian menurun menjadi 2,4 persen per tahun antara

tahun 1995 – 2000 dan kemudia menurun lagi menjadi 1,1, persen per tahun antara tahun

2015 – 2020. Secara absolut, penduduk usia kerja akan meningkat dari 121,6 juta pada tahun

1995 menjadi 136,5 juta pada tahun 2000 dan kemudian menjadi 182,5 juta pada tahun 2020.

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan

kerjanya pun cukup tinggi. Angkatan kerja bertambah dari sekitar 73,9 juta orang pada tahun

1990, menjadi sekitar 96,5 juta pada tahun 2000 dan meningkat lagi menjadi 144,7 juta pada

tahun 2020.

Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan

kerja tersebut di satu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar, di pihak lain

menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 44

Page 45: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

lebih tinggi sebagai prasyarat untuk menuju tahap tinggal landas. Antara tahun 1993 – 1998,

diperkirakan akan terjadi penambahan angkatan kerja sebanyak 12,7 juta jiwa atau rata-rata

2,5 juta jiwa per tahun. Peningkatan ini harus diantisipasi oleh pemerintah dan dunia usaha

sebagai pihak pemberi kerja atau pembuka lapangan pekerjaan.

Lapangan kerja datang dari adanya pertumbuhan ekonomi. Namun pertumbuhan yang

tinggi tidak selalu memberikan lapangan kerja yang besar. Ini berkaitan dengan strategi

pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Sebagai contoh

pada kurun waktu 1971 – 1980, pertumbuhan ekonomi adalah 7,9 persen per tahun, namun

daya serapnya angkatan kerja relatif kecil, yaitu hanya bertambah tiga persen setahun.

Payaman (1996), melakukan proyeksi mengenai pertambahan angkatan kerja dan kesempatan

kerja dalam PJP II. Proyeksi ini dilakukan sebelum krisis ekonomi terjadi. Jika mengikuti

proyeksi tersebut, maka Indonesia mengalami masalah kesenjangan antara angkatan kerja dan

kesempatan kerja sampai dengan akhir Repelita VIII. Baru setelah Repelita VIII, kesempatan

kerja diperkirakan akan berada di atas angkatan kerja (Tabel 3). Namun sekali lagi bahwa

proyeksi ini dibuat sebelum adanya krisis ekonomi. Hal lain yang juga harus diperhatikan

dalam menganalisa hubungan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja adalah bahwa jika

kesempatan kerja berada di atas angkatan kerja bukan berarti masalah ketenagakerjaan, atau

lebih khususnya pengangguran, teratasi. Adanya kesempatan kerja baru merupakan “potensi”

dan “potensi” tersebut mungkin saja tidak dapat dimanfaatkan bila angkatan kerja yang

tersedia tidak memiliki kualitas yang memadai.

Tabel 3. Perkiraan Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Dalam

PJP II (X 1000)

Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar akan mampu menjadi potensi

pembangunan apabila dibina dengan baik. Pembinaan yang baik akan menghasilkan mutu

angkatan kerja yang baik. Mutu angkatan kerja antara lain tercermin dalam tingkat

pendidikan dan latihan. Data memperlihatkan bahwa pada tahun 1997 yang lalu 63 persen

dari angkatan kerja yang ada pada saat itu, berpendidikan SD ke bawah. Sedangkan mereka

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 45

Page 46: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

yang berpendidikan di atas SLTA (Diploma/Akademi dan Universitas) hanya sebesar 3,7%

saja.

Peran Serikat Pekerja dalam Menyikapi Data-data Kependudukan dan

Ketenagakerjaan : Sebuah Harapan

Ada pameo umum yang banyak diyakini kebenarannya yaitu orang akan bekerja

dengan baik jika mendapatkan gaji yang baik pula. Karena itu agar orang produktif, maka

berikanlah gaji yang baik. Dalam kenyataannya hubungan antara produktivitas dan gaji

tidaklah sesederhana itu. Kedua variabel tersebut tidaklah berhubungan secara langsung dan

dalam suatu garis yang lurus. Banyak variabel lainnya yang masuk dalam hubungan tersebut.

Cukup banyak studi yang memperlihatkan bagaimana kompleksnya hubungan antara gaji dan

produktivitas. Dalam keseharian dapat dilihat dan dinilai apakah kenaikan tunjangan jabatan

yang berlaku di kalangan instansi pemerintah saat ini, yang cukup besar, berjalan seiring

dengan produktivitas kerja para pejabat tersebut.

Pada tahun 1993 UNINDO melakukan studi di beberapa negara Asia tentang

perkembangan produktivitas dan upah tenaga kerja di sektor perpabrikan antara tahun 1980 –

1990 sebagaimana terlihat pada Tabel 4. Pada kurun waktu tersebut tingkat pertumbuhan

upah di sektor ini sudah cukup baik dan malah jauh di atas tingkat produktivitas yang terjadi.

Bandingkan dengan Thailand dan Malaysia dimana pertumbuhan produktivitas tenaga kerja

mereka jauh di atas pertumbuhan gaji. Apa yang terjadi kemudia, pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan kedua negara tersebut jauh meninggalkan Indonesia.

Tabel 4. Tingkat dan Laju Perkembangan Produktivitas Pekerja dan Upah di

Sektor Perpabrikan, NICs dan ASEAN, 1980 dan 1990 (dalam US $ konstan 1985)

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 46

Page 47: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Catatan: a) nilai tambah dibagi dengan jumlah pekerja

r adalah laju pertumbuhan per tahun selama 1980 – 90

Sumber: UNINDO, 1993

Jika dilihat data-data kependudukan, termasuk ketenagakerjaan dan kualitas

penduduk, maka nampak jelas bahwa Indonesia mengalami banyak permasalahan dalam hal

ini. Penduduk yang besar dengan kualitas penduduk yang rendah menyebabkan penduduk

tersebut menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi dan bukan pemacu.

Dalam skala mikro, tenaga kerja dengan tingkat keterampilan yang pas-pasan, atau

bahkan rendah, hanya bisa menempati posisi yang sangat rendah. Ditambah dengan

banyaknya “supply” tenaga kerja yang tersedia menyebabkan mereka tidak memiliki posisi

tawar menawar yang memadai.

Jika kembali pada premis bahwa perluasan kesempatan kerja hanya dapat diperoleh

melalui pertumbuhan ekonomi, maka dibutuhkan kearifan bersama antara pengusaha dan

pekerja untuk menyikapi hubungan antara pengusaha dan pekerja, terutama berkaitan dengan

peningkatan kesejahteraan pekerja. Apa yang terjadi belakangan ini dengan adanya

pemogokan serta aksi pekerja yang cenderung tidak terkendali dalam jangka pendek mungkin

dirasakan menguntungkan bagi pekerja, namun dalam jangka panjang akan merugikan semua

pihak (lost-lost solution). Jika kemudian kegiatan ekonomi mengalami kemandegan karena

pengusaha enggan menanamkan modalnya di Indonesia, maka itu tentu saja mengganggu

pertumbuhan ekonomi. Bagaimana angkatan kerja akan terserap jika pertumbuhan ekonomi

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 47

Page 48: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

yang rendah? Padahal Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk

menyerap angkatan kerja yang masih terus meningkat dewasa ini.

Diperlukan pendekatan yang bersifat win-win solution antara pengusaha dan pekerja.

Dalam hal ini serikat pekerja harusnya dapat berperan besar. Sebagai serikat yang diharapkan

menjadi mediator antara pekerja dan pengusaha, maka serikat pekerja harus mampu

melakukan penelaahan yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap kondisi internal

perusahaan. Hasil telaahan tersebut kemudian dikomunikasikan baik kepada pekerja maupun

kepada pengusaha. Sudah waktunya kita melakukan sesuatu berdasarkan fakta (evident-

based) dan bukan berdasarkan emosi. Negosiasi berdasarkan emosi hanya akan menghasilkan

lost-lost solution sedangkan negosiasi yang win-win solution harus didasarkan pada evident-

based. Pekerja juga harus diberikan pemahaman melalui komunikasi dan informasi yang baik

bagaimana persoalan gaji, produktivitas, kondisi perusahaan, gambaran makro

ketenagakerjaan dan perekonomian negara, dan sebagainya. Serikat pekerja juga harus

mampu mengeluarkan alternatif-alternatif model untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja

dengan melihat pada kondisi perusahaan. Ini kemudian dinegosiasikan dengan pengusaha.

Kesejahteraan harus dilihat dalam konteks jangka panjang, bukan sesaat. Ini berarti

gaji hanyalah salah satu aspek dari kesejahteraan. Unsur jaminan hari tua, asuransi,

pembagian bonus yang disesuaikan dengan tingkat keuntungan perusahaan, dan sebagainya,

harusnya dapat dimasukkan ke dalam perhitungan dan negosiasi tersebut.

Dalam mengembangkan win-win solution diperlukan kejujuran dan transparansi dari

kedua belah pihak, serta kepastian hukum. Pengusaha harus menyadari bahwa pekerja adalah

aset bagi perusahaan. Jika memang dalam jangka pendek peningkatan gaji dirasakan

memberatkan perusahaan, maka sistem asuransi (misalnya Jamsostek) harus dimanfaatkan.

Pada tataran kebijakan banyak hal yang telah dilakukan untuk memperbaiki kesejahteraan

pekerja. Kewajiban pekerja, waktu kerja, dan lain-lain. Demikian pula tentang hak dan

kewajiban pekerja. Namun dalam tataran operasional banyak hal yang telah diatur tersebut,

justru dilanggar oleh kedua belah pihak. Ini tidak lain karena lemahnya penegakkan hukum

selama ini.

Oleh karena itu, peran yang diharapkan dari serikat pekerja bukanlah melaksanakan

pekerjaan “hit and run”. Pekerjaan yang dilakukan bukan sekedar untuk merespons terhadap

suatu keadaan misalnya pemogokan atau demonstrasi, namun lebih diarahkan untuk

melakukan penelaahan kebutuhan para tenaga kerja secara ilmiah. Untuk kemudian

dikomunikasikan dengan pihak perusahaan (manajemen), maupun pekerja itu sendiri.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 48

Page 49: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Penelaahan tersebut untuk menemukan fakta (evident-based) terlepas dari dengan atau tanpa

adanya pemogokan atau tuntutan dari pekerja.

Berbagai data kependudukan memperlihatkan bahwa Indonesia masih mengalami

berbagai masalah ketenagakerjaan. Permasalahan tersebut terutama bersumber dari

banyaknya “supply” tenaga kerja dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Sebaliknya

pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk menyerap angkatan kerja tidaklah sebaik apa

yang diharapkan. Apalagi Indonesia belum sepenuhnya keluar dari krisis ekonomi yang

masih terus berlangsung dewasa ini.

Dalam konteks dengan menyuarakan kepentingan pekerja, dalam bernegosiasi dengan

pengusaha. Serikat pekerja hendaknya mampu melaksanakan peran mediator berlandaskan

data-data atau analisis ilmiah bukan pada sesuatu yang bersifat emosional,

Negosiasi yang didasarkan pada emosi akan menghasilkan lost-lost solution dan ini

justru akan memperparah situasi sosial kemasyarakatan dalam skala yang lebih luas.

Negosiasi yang win-win solution harus dikembangkan. Pendekatan win-win solution

membutuhkan berbagai prasyarat yang tidak mudah, namun ini harus disadari oleh semua

pihak, pekerja, pengusaha, maupun pemerintah. Tanpa keinginan untuk mengembangkan

pendekatan yang win-win solution maka pemecahan masalah ketenagakerjaan yang bersifat

komprehensif (bukan hit and run) tidak akan pernah tercapai.

Kebijakan dan Strategi

Dalam rangka terwujudnya pelayanan ketenagakerjaan guna meningkatkan kualitas

dan daya saing tenaga kerja dalam agenda penanggulangan pengangguran dan perbaikan

iklim ketenagakerjaan harus dilakukan secara holistic dan terpadu, maka upayanya dimulai

dari tahap sebelum bekerja, pada saat bekerja dan setelah bekerja (pre-during-post

employment), hal tersebut dilakukan dalam kerangka menjamin kesempatan kerja yang sama

(equal opportunities) sebagaimana amanat UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

UU 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah serta keputusan menteri tenagakerja dan

transmigrasi tentang standart pelayanan minimal (SPM) yang wajib diberikan pemerintah

kepada masyarakat di bidang ketenagakerjaan.

Di bidang ketransmigrasian dan kependudukan sebagaimana amanat UU No. 15

Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan UU No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, bahwa kebijakan umum yang ditempuh adalah : Meningkatkan kesejahteraan

penduduk melalui perlindungan, penataan dan persebaran penduduk sesuai dengan daya

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 49

Page 50: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

dukung alam dan daya tampung lingkungan untuk mendorong percepatan pembangunan dan

pertumbuhan wilayah strategis, cepat tumbuh dan berkembang dalam penciptaan peluang

usaha.

a)Arah Kebijakan.

Untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan

maka ditetapkan arah kebijakan yang telah disesuaikan dengan agenda pembangunan dan

prioritas pembangunan Jawa Timur antara lain meliputi :

 

1).Arah kebijakan dibidang perluasan lapangan kerja.

Sasaran perluasan lapangan kerja adalah meningkatnya jumlah lapangan kerja, baik

fomal maupun informal, dipedesaan dan perkotaan terutama angkatan kerja bagi

penduduk miskin korban PHK, baik laki–laki maupun perempuan yang terukur dalam :

(a) menurunnya tingkat pengangguran terbuka, (b) menurunnya angka setengah

penganggur, (c) meningkatnya kualitas dan produktivitas tenagakerja, (d). meningkatnya

pengawasan dan perlindungan bagi tenaga kerja, serta keharmonisan dalam hubungan

industrial.

 

2).Arah kebijakan dibidang penanggulangan kemiskinan.

Sasaran penanggulangan kemiskinan adalah memberikan aset tempat tinggal dan lahan

usaha melalui program transmigrasi sekaligus memberikan peluang kesempatan kerja

bagi penduduk miskin, yang terukur dalam : (a) menurunnya secara nyata jumlah

penduduk miskin Jawa Timur (b) terpenuhinya hak-hak dasar penduduk utamanya

kebutuhan papan dan lahan usaha (c) terbukanya kesempatan kerja dan usaha mandiri.

 

3).Arah kebijakan terkait pelayanan prima.

Menyangkut layanan dasar di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan

kependudukan, telah ditetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) melalui Keputusan

Kepala Dinas Nomor 144A Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Publik Bidang

Ketenagakerjaan. Pelayanan dasar di bidang ketenagakerjaan ini harus disesuaikan

dengan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nasional dan daerah. Di samping

itu, terkait pelayanan dasar khususnya di bidang ketenagakerjaan, Menteri Tenaga Kerja

dan Transimigrasi RI telah mengeluarkan 4 (empat) bidang dan 9 (sembilan) indikator

untuk pelayanan dasar ketenagakerjaan, yang meliputi :

   (a).Bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, lingkup indikator

layanan minimalnya adalah : Pelaksanaan pelatihan kerja.

    (b) Bidang Pembinaan dan Penenpatan Tenaga Kerja, lingkup indikator layanan

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 50

Page 51: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

. minimalnya adalah

     

(1). Pelayanan Informasi Pasar Kerja,

(2). Penempatan Tenaga Kerja dalam Negeri dan

(3). Penempatan Tenaga Kerja luar negeri.

    (c).Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, lingkup

indikator minimalnya adalah :

     

(1). Pembinaan Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat-syarat kerja serta

Jaminan sosial,

(2). Pemerantaraan/ mediasi perselisihan hubungan industrial.

   (d)

.

Bidang Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, lingkup indikator layanan

minimalnya adalah :

     

(1). Pengawasan norma ketenagakerjaan,

(2). Pengawasan norma kerja perempuan dan anak dan

(3). Pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja.

   

Disamping itu, untuk menyelaraskan dengan SPM Bidang Ketenagakerjaan,

Disnakertransduk Prov.Jatim menetapkan layanan minimal untuk Bidang Pembinaan

Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi, lingkup indikator layanan

minimalnya adalah :

     

(1). Layanan informasi peluang berusaha di kawasan LPT dan WPT serta pada

wilayah PWSCT termasuk di kawasan Kota Terpadu Mandiri,

(2). Pemberian Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigran,

(3). Pembinaan / Pelatihan calon transmigran sesuai dengan tingkat kopetensi yang

dibutuhkan / dikembangkan.

 Arah kebijakan pembangunan ketenagakerjaan, ketransmigrasian & kependudukan lebih

lanjut diwujudkan dalam :

    1. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di dalam dan ke luar negeri ;

    2. Terwujudnya perluasan jejaring informasi pasar kerja di berbagai media ;

    3.Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat karya

produktif ;

    4.Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan

kerja dalam dan luar negeri ;

    5. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ;

    6.Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja/buruh dan khususnya

bagi pekerja perempuan dan anak ;

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 51

Page 52: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

    7.Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan informasi dan

perencanaan tenaga kerja di daerah ;

   8. Terwujudnya pengembangan kemampuan SDM aparatur dan Tenaga Fungsional

ketenagakerjaan di Propinsi dan Kab / Kota ;

    9.Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan ketenagakerjaan pada Unit

Pelaksana Teknis (UPT) ;

    10.Terwujudnya fasilitasi pelayanan perpindahan dan penempatan transmigran dilokasi

WPT dan LPT ;

   

11.Terwujudnya kemandirian dan integrasi masyarakat transmigran dengan sekitarnya

melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan transmigran di daerah

asal dan daerah tujuan ;

    12.Terwujudnya sitem informasi administrasi kependudukan (SIAK) online di Provinsi

Jawa Timur ;

    13.Terwujudnya peningkatan pelayanan sistem administrasi kependudukan (SAK)

Kabupaten/Kota.

b).Strategi Organisasi.

 

Arah Pembangunan di bidang ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan dalam

rencana strategi (Renstra) tahun 2009-2014, didukung oleh strategi pelaksanaan, yang

meliputi upaya :

 

1.Penciptaan lapangan kerja di dalam dan di luar negeri melalui pengembangan informasi

pasar kerja, penyuluhan bimbingan jabatan, pengembangan wirausaha mandiri bagi

angkatan kerja muda dan pengembangan padat karya produktif ;

 

2.Revitalisasi dan renovasi sarana prasarana dan peningkatan kualitas SDM dan kuantitas

instruktur UPT. Pelatihan Kerja serta pendayagunaan Lembaga Pelatihan Swasta untuk

meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja berbasis kompetensi ;

  3.Mengembangkan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja ;

 

4.Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas pengawas ketenagakerjaan untuk

peningkatan perlindungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta perlindungan terhadap

pekerja anak serta petugas fungsional ketenagakerjaan lainnya ;

 

5.Memperkuat jejaring kerjasama antara pemerintah pusat, propinsi dan kab/kota dalam

penyusunan perencanaan tenaga kerja dan pelaksanaan standar pelayanan minimal di

bidang ketenagakerjaan.

  6.Mendiskusikan sislatkernas kepada LPK/LLS dan perusahaan.

  7.Pemberian peluang kepada penduduk miskin dan penganggur di wilayah asal (Jawa

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 52

Page 53: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Timur) dalam memperoleh aset tempat tinggal, peluang usaha dan atau kesempatan

bekerja secara berkelanjutan;

 8.Mendorong pelaksanaan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Transmigrasi

Swakarsa Berbantuan (TSB) pada wilayah strategis dan cepat tumbuh ;

 9.Peningkatan SDM dalam pengelolaan dan pengembangan sistem administrasi

kependudukan (SAK) di Kabupaten/Kota

UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:

1.  Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).

2.    Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:

a. Program Transmigrasi

b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.

3.    Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:

a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

b.  Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin

4.    Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:

a.Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di

Indonesia.

b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik

pemerintah

d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja

e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga-lembaga

pemerintah

5.    Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:

a.  Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya

usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.

b.  Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih

banyak menyerap tenaga kerja.

c. Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 53

Page 54: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Daftar Pustaka

Ananta, Aris, Ismail Budhiarso dan Turro S. Wongkaren. 1995, “Revolusi Demografi dan

Peningkatan Sumber Daya Manusia” dalam buku: Prospek Ekonomi Indonesia

Jangka Pendek: Sumber Daya, Teknologi dan Pembangunan, editor Mohamad

Arsyad Anwar, Faisal H. Basri, Mohamad Ikhsan. Jakarta: Kerjasama Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia dengan Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Ananta, Aris & Anwar Evi, 1994, Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja di Indonesia 1995

– 2025. Jakarta: Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Hal Hill, 1996, Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1996: Sebuah Studi Kritis dan

Komprehensif, PAU (Studi Ekonomi) UGM & PT. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Hull, Terry, 2001, Preliminary Calculation of Exponential Rate for Population Enumerations

of Indonesia, 1980 – 2000, perhitungan disajikan dalam diskusi ilmiah yang

diselenggarakan oleh LD-FEUI di Kampus UI Depok, tanggal 19 Januari 2001

Iskandar,N: 1974, Beberapa Aspek Permasalahan Kependudukan di Indonesia, special

Reprint series No.4, demographic Institute FEUI Jakarta, January 1974,p.19.

Johnson,D.G. and Lee, Ronald. 1987. Population Growth and Economic Development Issues

and Evidences. Madison, WI: University of Winsconsin Press, USA

Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1994, Indonesia Country Report Population

and Development, Jakarta, Indonesia.

Kantor Menteri Negara kependudukan/BKKBN, 1997, Draft Repelita VII Bidang

Kependudukan, Jakarta, 1997

Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1994, Angkatan Kerja di Indonesia dalam

Repelita VI. Jakarta.

Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1995, Transisi Demografi, Transisi

Pendidikan, dan Transisi Kesehatan di Indonesia. Jakarta.

Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1999, Country Report Indonesia: ICDP +

5. Jakarta.

Krugman, Paul, 1994, “The Myth of Asia Miracle”, Fortune, 18 November 1994 Foreign

Affairs.

Krugman, Paul, 1997, “What Happened to Asia Miracle”, Fortune, 18 November 1997

Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN, 1997, Strategi Kebijaksanaan

Kependudukan, ceramah di SESKO ABRI, Bandung 6 Nopember 1998

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 54

Page 55: Kependudukan dalam Pembangunan Nasional - HENDRA Web viewTidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara

Moeljarto Tjokrowinoto, 1996, Pembangunan: Dilema dan Tantangan, Pustaka Pelajar,

Jakarta

Prijono Tjiptoherijanto, 1999, Economic Crisis and Recovery: The Indonesia’s Case,

makalah disampaikan pada “The EWCA Regional Conference in the Philippines on

Asia the Pacific in the Millenium: Challenges, Opportunities & Responses”, Manila,

Philippines, 28-29 January 1999

Rosenzwig, Mark R. 1998, Human Capital population Growth, and Economic Development,

Journal of Policy Modelling, special Issue on Population Growth and Economic

Development.

Simanjuntak, Payaman, 1996, Memperkecil Beban Ketergantungan Penduduk Anak dan

Remaja, Usia Lanjut serta Rentan Terhadap Penduduk Usia Produktif, makalah

disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kependudukan, tanggal 14 Maret 1996.

Jakarta: kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN.

Tjiptoherijanto, Prijono, 1995, Arah Kebijaksanaan Makro Pemerintah dalam

Mengantisipasi Pasar Global, makalah disampaikan pada Seminar Bisnis STIEIPWI.

Jakarta, 31 Oktober 1995.

PIKIR, DZIKIR, IKHTIAR 55