kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Achsan Nagata (11140182000007)
Astina Riyana (111140182000001)
Dian Mas Utami (11140182000032)
By : Kelompok 3 Akuntansi Lanjutan

AKUNTANSI UNTUK PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Konsep Dasar Persediaan Cara Mengendalikan Persediaan Menentukan Kepemilikan Persediaan Menjelaskan sistem pencatatan persediaan Menghitung cost persediaan:FIFO,LIFO,AVERAGE Aplikasi penerapan Persediaan Barang Dagang di
Laporan Keuangan

KONSEP DASAR PERSEDIAAN
Barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu, dengan maksud untuk dijual kembali baik scara langsung maupun melalui peroses produksi dalam siklus operasi normal.
Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2. Barang dalam proses 3. Barang jadi

Mengendalikan Persediaan
Dimulai segera setelah persediaan diterima. Laporan penerimaan yang telah diberi nomor sebelumnya harus diundi oleh departemen penerimaan perusahaan untuk menetapkan tanggung-gugat awal atas persediaan.
Untuk memastikan,setiap laporan penerimaan harus cocok dengan pesanan pembelian.demikian pula harga pada saat pemesanan yang tertera dalam pesanan pembelian harus dibandingkan dengan harga pada saat penagihan yang tertera dalam faktur yang dikirimkan pemasok

Kepemilikan PersediaanSuatu barang dikatakan sebagai persediaan jika barang tersebut benar benar,dimiliki oleh perusahaan tanpa memandang lokasi persediaan tersebut
FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang independen.
FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli.

Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem Periodik Dalam sistem ini, Nilai persediaan dicatat setiap
hari pada saat terjadi pembelian maka akan dimasukkan ke dalam akun “Persediaan Barang”. Dan pada saat terjadi transaksi penjualan , maka akan mengurangi barang yang brsangkutan yaitu dengan cara menghitung Nilai Pokok Penjualan secara langsung dengan metode yang dipilih
. .

Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem PrepetualPada saat ada transaksi pmbelian barang tidak dicatat/dibukukan sebagai Nilai Persediaan, tetapi dicatat ke dalam akun “Pembelian”, sehingga dalam pencatat laporan L/R nilai Pembelian tersebut akan dicatat sebagai pengurang penjualan/pendapatan.

Metode - Metode Dalam Pencatatan Penentuan Persediaan Akhir
Metode First-In, First-Out (FIFO)Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan bahwa barang yang paling dulu dibeli (masuk) adalah yang paling dulu dijual (dikeluarkan)Sisa persediaan : dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli terakhir.

Metode - Metode Dalam Pencatatan Penentuan Persediaan Akhir
Metode Last-In, First-Out (LIFO) Metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli paling dahulu, dianggap dijual paling dahulu.Sisa persediaan: dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli pertama.

Metode - Metode Dalam Pencatatan Penentuan Persediaan Akhir
Metode Biaya Rata-Rata/ Average Metode ini yaitu penentuan persediaan berdasarkan ketentuan dari Perhitungan “ Harga Pokok Rata-Rata per unit X Jumlah Unit Persediaan “.Sisa persediaan: dihitung berdasarkan harga rata-rata selama periode tertentu.

CONTOH SOAL
Menggunakan Sistem Periodik Prusahaan mencatat persediaan barang dagang dengan Metode
Periodik(Fisik). Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan April 2013 :
Tgl 1 April : Persediaan Awal 200 unit @ Rp. 900Tgl 10 April : Pembelian 300 unit @ Rp. 1.000Tgl 21 April : Pembelian 400 unit @ Rp. 1.100Tgl 23 April : Pembelian 100 unit @ Rp. 1.200Pada tanggal 30 April 2013 Persediaan Akhir sebanyak 300 unitDiminta :Berapa nilai persediaan akhir 30 april 2013 menggunkan metode diatas ?Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 menggunkan metode diatas ?

JAWAB
Langkah Pertama………1 April : Persdian Awal 200 unit @ Rp. 900 = Rp. 180.00010 April : Pembelian 300 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 300.00021 April : Pembelian 400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.00023 April : Pembelian 100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000 Total 1.000 unit @ Rp. 4.200 = Rp.1.040.000 Persediaan yang terjual akhir periode = 1.000 unit - 300 unit = 700 unit

Langkah Selanjutnya……….
1) Metode FIFO Periodik
Persediaan akhir :300 unit200 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 220.000100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000Nilai persediaan akhir Rp. 340.00
HPP = BTUD - Persediaan Akhir = Rp. 1.040.000 - Rp. 340.000 = Rp. 700.000
2) Metode LIFO Periodik
Persediaan akhir :300 unit100 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 100.000200 unit @ Rp. 900 = Rp. 180.000Nilai persediaan akhir Rp. 280.000 HPP = BTUD - Persediaan Akhir = Rp. 1.040.000 - Rp.280.000 = Rp. 760.000

3). Metode Average Periodik
Rata-Rata Tertimbang
Persediaan akhir = = 300 X Rp. 1.040.000/1.000 = 300 X 1.040Nilai Persediaan akhir = Rp. 312.000
HPP = BTUD - Persediaan Akhir = Rp. 1.040.000 - Rp. 312.000 = Rp. 728.000
Rata-Rata Sederhana
Persediaan akhir =300 unit X 4.200/4 = 300 X 1.050Nilai Persediaan akhir = Rp. 315.000
HPP = BTUD - Persediaan Akhir = Rp. 1.040.000 - Rp. 315.000 = Rp. 725.000

CONTOH SOAL
Menggunakan Sistem Perpetual Perusahaan mencatat persediaan barang dagangan dengan Metode
Perpetual. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama bulan Maret 2013 : Tgl 3 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 800Tgl 10 Maret’13 : Pembelian 12.000 unit @ Rp. 880Tgl 26 Maret’13 : Penjualan 8.000 unit @ Rp. 950Tgl 29 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 830Diminta :Berapa Nilai Persediaan akhir 31 Maret 2013 menggunkan metode diatas ?Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 menggunkan metode diatas ?Hitung Laba / Rugi Kotornya ?

JAWABFIFO PREPETUAL
Tgl Pembelian H.P Penjualan Persediaan
Maret
Unit HP/Unit Total Unit Hp/Unit Total Unit Hp/Unit Total
03 4000 800 3.200 k 4000 800 3.200 k
20 12000 880 10.560 k 4000 800 3.200 k
12000 880 10.560 k
26 4000 800 3.200 k
4000 880 3.520 k 8000 880 7.040 k
29 4000 830 3.320 k 8000 880 7.040 k
4000 830 3.320 k

Lanjutan…….
Persediaan Akhir = Rp. 7.040.000 + Rp. 3.320.000 = Rp. 10.360.000 HPP = Rp. 3.200.000 + Rp. 3.520.000 = Rp. 6.720.000
Laba/ Rugi Kotor :Penjualan ( 8.000 X 950) = Rp. 7.600.000HPP = (Rp. 6.720.000) Laba kotor = Rp. 8.800.000

Metode LIFO PerpetualTgl Pembelian HP Penjualan Persediaan
Maret
Unit HP/Unit Total Unit HP/Unit Total Unit HP/Unit Total
03 4000 880 3.200 k 4000 800 3.200 k
10 12000 880 10.560 k 4000 800 3.200 k
12000 880 10.560 k
26 8000 880 7.040 k 4000 800 3.200 k
4000 880 3.520 k
29 4000 3.320 k 4000 800 3.200 k
4000 880 3.520 k
4000 830 3.320 k

Lanjutan……..
Persediaan Akhir = Rp. 3.200.00 + Rp. 3.520.000 + Rp.3.250.000
= Rp. 10.040.000 HPP = Rp. 7.040.000
Laba/ Rugi Kotor :Penjualan ( 8.000 X 950) = Rp. 7.600.000HPP = (Rp. 7.040.000) Laba kotor = Rp. 560.000

Metode Rata-Rata Bergerak
Tgl Pembelian HP Penjualan Persediaan
Maret
Unit HP/Unit Total Unit HP/Unit Total Unit HP/Unit Total
03 4000 800 3.200 4000 800 3200 k
10 12000 880 10.560 12000 880 10.560 k
16000 860 13.760 k
26 8000 860 6880 k 8000 860 6880 k
29 4000 830 3.320 4000 830 3320 k
12000 850 10200 k

Lanjutan……..
Persediaan Akhir = Rp. 10.200.000 HPP = Rp. 6.880.000Laba/ Rugi Kotor :Penjualan ( 8.000 X 950) = Rp. 7.600.000HPP = (Rp . 6.880.000) Laba kotor = Rp. 720.000

Penyajian Persediaan Barang
Dagang
Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam kelompok aktiva lancar dalam neraca,setelah atau dibawah piutang.Metode yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan (FIFO,LIFO,atau biaya rata-rata) dan metode penilaian persediaan (biaya atau LCM) harus dicantumkan

Mengestimasi Biaya Persediaan
(1) Metode eceran Metode persediaan eceran
(retail inventory method) mengestimasikan biaya persediaan berdasarkan hubungan antara harga pokok barang dagang yang tersedia untuk dijual dengan harga eceran dari barang dagang yang sama
(2) Metode laba kotor Metode laba kotor (gross profit
method) menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestimasi persediaan pada akhir periode

CONTOH 1 Estimasi Metode Eceran
Diketahui : Persediaan Awal = Rp. 14.000.000 Harga Eceran = Rp. 21.500.000 HP. Pembelian = Rp. 61.000.000 Harga ecerannya = Rp. 78.000.000 Harga Eceran Penjualan Bersih = Rp. 70.000.000Ditanya : Berapa Taksiran persediaan akhirnya ? Jawab : Atas dasar HP Atas Dasar Harga Eceran Persediaan awal Rp. 14.000.000 Rp. 21.500.000 Pembelian Rp. 61.000.000 Rp. 78.500.000 BTUD Rp. 75.000.000 Rp. 100.000.000 Penjualan Bersih (Rp. 70.000.000) Persediaan Akhir (berdasarkan hrg eceran) Rp. 30.000.000
Perbandingan HP terhadap Harga Eceran = 75%= (75.000.000 : 100.000.000)= 0.75 x 100Taksiran Harga Perolehan Persediaan Akhir= 75% x Rp. 30.000.000= Rp. 22.500.000

CONTOH 2 Estimasi Metode Laba Kotor
Diketahui :Penjualan = Rp. 20.000.000Persediaan Awal = Rp. 4.000.000Pembelian = Rp. 12.000.000Laba Kotor 30% dari PenjualanDitanya : berapa Taksiran Persediaan akhirnya ? Jawab : Persediaan awal = Rp. 4.000.0 00 Pembelian = Rp. 12.000.000 BTUD = Rp. 16.000.000 Penjualan Bersih = Rp. 20.000.000 Laba Kotor (20.000.000 x 30% ) = (Rp. 6.000.000) = (Rp. 14.000.000) Taksiran Persediaan Akhir = Rp. 2.000.000

Penyajian Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang biasanya disajikan dalam kelompok aktiva lancar dalam neraca,setelah atau dibawah piutang.Metode yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan (FIFO,LIFO,atau biaya rata-rata) dan metode penilaian persediaan (biaya atau LCM) harus dicantumkan. Dalam hal ini pengaruh perubahan dan alasan perubahan harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan

Aktiva
Kas $19400
Piutang Usaha $80.000
Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih persediaan barang dagang
$3000 $77000
Yang lebih rendah antara harga pokok
(FIFO) atau harga pasar $216300

Mengestimasi Biaya Persediaan
Metode Eceran untuk Perhitungan Biaya PersediaanCara menentukan nilai persediaan akhir sbb :a. Dihitung terlebih dahulu jumlah barang tersedia untuk dijual
dengan cara: Persediaan awal + Pembelian bersih tahun berjalanb. Dihitung HP barang yang dijual dengan cara : Jumlah Penjualan – (Prosentase x Jumlah Penjualan)c. Dihitung Nilai persediaan akhir barang dagang dengan cara : BTUD – HP barang yang sudah terjual

CONTOH SOAL 1
Diketahui : Persediaan Awal = Rp. 14.000.000 Harga Eceran = Rp. 21.500.000 HP. Pembelian = Rp. 61.000.000 Harga ecerannya = Rp. 78.000.000 Harga Eceran Penjualan Bersih = Rp. 70.000.000Ditanya : Berapa Taksiran persediaan akhirnya ?

Lanjutan……
Jawab : Atas dasar HP Atas Dasar Harga Eceran Persediaan awal Rp. 14.000.000 Rp. 21.500.000 Pembelian Rp. 61.000.000 Rp. 78.500.000 BTUD Rp. 75.000.000 Rp. 100.000.000 Penjualan Bersih (Rp. 70.000.000) Persediaan Akhir (berdasarkan hrg eceran) Rp. 30.000.000
Perbandingan HP terhadap Harga Eceran = 75%= (75.000.000 : 100.000.000)= 0.75 x 100Taksiran Harga Perolehan Persediaan Akhir= 75% x Rp. 30.000.000= Rp. 22.500.000

Metode Laba Kotor untuk Perhitungan Biaya Persediaan
a.Atas persediaan barang awal, selain diketahui HP nya harus pula ditentukan berapa besar harga jual ecerannya.
b.Setiap terjadi pembelian harus ditentukan Jumlah harga jualnya.
c.Dihitung barang tersedia dijual menurut harga beli dan harga jual
d.Dihitung prosentase HP terhadap harga jual dengan rumus : HP. BTUD = Harga jual BTUD x 100%e.Prosentase HP terhadap harga jual tsb akn digunakn untuk
menaksir HP persediaan yang ada pada akhir peride.

CONTOH SOAL 2
Diketahui :Penjualan = Rp. 20.000.000Persediaan Awal = Rp. 4.000.000Pembelian = Rp. 12.000.000Laba Kotornya 30% dari PenjualanDitanya : berapa Taksiran Persediaan akhirnya ? Jawab : Persediaan awal = Rp. 4.000.0 00 Pembelian = Rp. 12.000.000 BTUD = Rp. 16.000.000 Penjualan Bersih = Rp. 20.000.000 Laba Kotor (20.000.000 x 30% ) = (Rp. 6.000.000) = (Rp. 14.000.000) Taksiran Persediaan Akhir = Rp. 2.000.000

Terima Kasih고맙습니다 ありがとうございました
谢谢 mtur nuwun