kelompok 2--geometri terurut.pdf

Upload: patrice-ester-irala-paruntu

Post on 05-Jul-2018

307 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    1/44

    1

    BAB II

    ISI1.  URUTAN PADA GARIS 

    Secara matematika pengertian urutan dinyatakan dalam bentuk suatu sistem

    aksioma yang selanjutnya dinamakan Aksioma Urutan, yaitu :

    1. 

    Sifat simetri

    (ABC) mengakibatkan (CBA). (ABC) dibaca “Titik B antara titik A dan C”.

    2.  Sifat antisiklik

    (ABC) mengakibatkan ~(BCA). ~(BCA) berarti: tidak (BCA).

    3. 

    Sifat koherensi linier

    A, B, C berlainan dan segaris jika dan hanya jika (ABC), (BCA), atau (CAB).

    Aksioma ketiga ini dapat diganti oleh aksioma berikut:

    3.1. 

    (ABC) mengakibatkan A, B, C berlainan dan segaris.

    3.2. Jika A, B, C berlainan dan segaris maka (ABC), (BCA) atau (CAB).

    4. 

    Sifat pemisahan

    Jika P segaris dan berbeda dengan A, B, C maka (APB) mengakibatkan (BPC)

    atau (APC) tetapi tidak dua-duanya.

    5. 

    Sifat eksistensi

    Jika A≠B, maka ada X, Y, Z sehingga (XAB), (AYB), (ABZ).

    2.  Sifat-Sifat Elementer ke-antara-an

    Dari aksioma ketiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

    i. 

    (ABC) mengakibatkan garis AB=garis BC=garis AC, atau disingkat

    AB=BC=CA.

    ii. 

    (ABC) mengakibatkan bahwa AB memuat C, BC memuat A, AC memuat B.

    Teorema 1

    (ABC) mengakibatkan (CBA) dan (ABC) mengakibatkan ~(BCA),

    ~(BAC), ~(ACB), dan ~(CAB).

    Bukti:

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    2/44

    2

    Menurut aksioma 1, (ABC)→(CBA).

    Menurut aksioma 2, (ABC) dan (CBA) mengakibatkan ~(BCA) dan

    ~(BAC).

    Andaikan (ACB), maka menurut aksioma 1 peroleh (BCA). Hal ini

     berlawanan dengan ~(BCA). Jadi haruslah ~(ACB).

    Andaikan (CAB), maka menurut aksioma 2 diperoleh ~(ABC). Ini

     berlawanan dengan (ABC). Jadi haruslah ~(CAB).

    3.  Ruas Garis

    Definisi

    .

    Teorema 2

    Jika A≠B, maka

    i.  AB   = BA  

    ii. AB   ⊂ AB 

    iii. A ∉ AB   , B ∉ AB  

    iv. AB  himpunan tak kosong.

    Bukti:

    i.  Oleh karena (AXB) = (BXA) dan AB  = {X|(BXA)} maka AB   = BA .

    ii. 

    Andaikan X ∈ AB ; maka (AXB). Ini berarti A, X, B segaris sehingga X ∈ AB .

    Jadi AB   ⊂ AB.

    iii. Andaikan A ∈ AB . Jadi berlakulah (AAB). Ini berlawanan dengan aksioma 3.1.

    Jadi A ∉ AB   . Begitu pula B ∉ AB   . 

    iv. Oleh karena A ≠ B, menurut aksioma 5, ada X sehingga (AXB). Jadi X ∈ AB.

    4.  Sinar atau Setengah Garis

    Apabila A≠B, maka himpunan H={X|(AXB)} disebut ruas garis AB  atau

    disingkat AB . A dan B disebut ujung ruas.

    Akibat: AB = X AXB .

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    3/44

    3

    Definisi

    Gambar 1

    Dari keterangan di atas, dapat dijabarkan teorema-teorema sebagai berikut.

    Teorema 3

    Jika A ≠ B, maka

    i.  A/B⊂ AB; B/A ⊂ AB.

    ii. 

    A ∉ A/B; B ∉ A/B;

    iii. 

    A/B tidak hampa.

    Bukti:

    ii, iii jelas.

    Kita akan membuktikan i.

    Ambil X ∈  A/B sehingga (XAB). Ini berarti X ∈  AB. Ambil Y ∈  B/A. Jadi

    (YBA). Ini berarti Y ∈ BA atau Y ∈ AB.

    5.  Dekomposisi suatu garis yang ditentukan oleh dua titiknya.

    Teorema 4

    Jika A ≠ B, maka

    i.  AB = A/B ∪ {A} ∪ AB  ∪ {B} ∪ B/A.

    ii.  Himpunan-himpunan pada ruas kanan saling lepas.

    X A B

    Jika dua titik A dan B, A ≠ B, maka himpunan H={(X|XAB)} dinamakan sinar

    atau setengah garis. Sinar itu ditulis sebagai A/B (“A atas B”). Kadang kadang

    A/B dinamakan perpanjangan AB melampaui A. Titik A dinamakan suatu ujung

    sinar A/B. Gambar 1

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    4/44

    4

    Bukti:

    Gambar 2

    i.  Andaikan S= A/B ∪ {A} ∪ AB  ∪ {B} ∪ B/A.

    Akan dibuktikan S=AB.

    Untuk membuktikan S=AB, cukup dengan membuktikan S ⊂  AB dan

    AB ⊂ S.

    Akan dibuktikan S ⊂ AB.

    Berdasarkan teorema 2 dan teorema 3, AB , A/B, B/A, {A}, dan {B} adalah

    himpunan bagian dari AB. Jadi, telah terbukti bahwa S ⊂ AB.

    Akan dibuktikan AB ⊂ S.

    Andaikan X ∈ AB. Apabila X = A atau X = B, jelas X ∈ S. Apabila X ≠ A

    dan X ≠  B, maka ada salah satu kemungkinan berikut yaitu (ABX),

    (BXA), atau (XAB).

    Andaikan (ABX) maka (XBA), ini berarti X ∈ B/A. Jadi X ∈ S.

    Andaikan (BXA), ini berarti X ∈ BA   = AB  sehingga X ∈ S.

    Andaikan (XAB), ini berarti X ∈ A/B. Jadi X ∈ S.

    Jadi, setiap X ∈ AB ada di S. Ini berarti AB ⊂ S. Oleh karena S ⊂ AB, AB

    ⊂ S, maka ini berarti bahwa S=AB.

    ii. 

    Diketahui A ≠ B. Menurut teorema 2 dan 3, A ∉ AB

    , A ∉ A/B, A ∉ B/A,begitu pula B ∉ AB   , B ∉ A/B. 

    Andaikan AB   dan A/B tak lepas , jadi ada X∈ AB   ∩ A/B s ehingga X∈

    A/B dan X ∈ AB   . Ini berarti (AXB) dan (XAB). Dari (AXB) kita peroleh

    (BXA) s ehingga~(XAB), menurut aks ioma 2.Jadi, berlawanan dengan

    (XAB). Jadi AB   ∩ A/B = ∅.

    A/B A B B/A   

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    5/44

    5

    6.  Penentuan Garis Berarah

    Teorema 5

    Jika sinar P/A memotong sinar P/B, maka P/A=P/B.

    Bukti:

    Gambar 3

    Oleh karena P/A memotong P/B, maka ada C ∈ P/A dan C ∈ P/B. Jadi (CPA) dan(CPB). Jadi, P ≠ C, P ≠ A, P ≠ B sedangkan P, C, A, B segaris menurut aksioma

    4, (CPA) mengakibatkan (CPB) atau (APB), tetapi tidak bersamaan. Oleh karena

    (CPB) maka ~(APB).

    Untuk membuktikan P/A = P/B, akan kita buktikan P/A ⊂ P/B dan P/B ⊂ P/A.

    Andaikan X ∈ P/A, maka (XPA). Oleh karena P ≠ X, P ≠ A, P ≠ B, dan P, X, A,

    B segaris maka menurut aksioma 4, berlaku (XPB) atau (APB). Oleh karena

    terbukti bahwa ~(APB), maka (XPB). Ini berarti X ∈ P/B sehingga P/A ⊂ P/B.

    Dengan cara yang hampir sama, diperoleh pula P/B ⊂  P/A. Dengan demikianterbuktilah P/A = P/B.

    Akibat 1

    Jika P≠ A, maka hanya ada 1 sinar dengan ujung P dan yang memuat A.

    Bukti:

    Oleh karena P≠ A, maka menurut aksioma 5, ada X sehingga (APX). Jadi A ∈ P/X. Sinar P/X ini memenuhi sifat bahwa ujungnya P dan memuat A. Sebuah

    sinar dengan ujung P selalu dapat ditulis sebagai P/Y. Andaikan P/Y ini memuat

    A. Maka P/X ∩ P/Y = A. Jadi P/X = P/Y menurut teorema 5 di atas.

    Definisi

    X A BPC

    Jika P ≠ A, sinar tunggal dengan ujung P yang memuat A, ditulis sebagai PA  (dibaca

    “sinar PA”)

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    6/44

    6

    Akibat 2

    Andaikan R sebuah sinar dengan ujung P. Jika A ∈ R, maka R=PA .

    Bukti:

    Menurut teorema 3, P ≠ A. R adalah sinar dengan ujung P yang memuat A. Jadi R

    satu-satunya sinar dengan sifat demikian (akibat 1). Tetapi PA  adalah sinar dengan

    ujung P yang memuat A (definisi). Sehingga R=PA .

    Akibat 2 dapat dirumuskan sebagai berikut. Kalau A ∈ P/X maka P/X = PA .

    Akibat 3

    Tiap sinar P/X dengan ujung P dapat ditulis sebagai PA .

    Bukti:

    Menurut teorema 3, P/X tidak hampa. Jadi mengandung sebuah titik A. Sehingga

    P/X=PA .

    Akibat 4

    (APB) mengakibatkan PA  = P/B, dan PB  = P/A.

    Bukti:

    Gambar 4

    Oleh karena (APB) maka A ∈  P/B menurut akibat 2, P/B=PA . Berdasarkan

    aksioma 1, (APB) mengakibatkan (BPA). Jadi B ∈ P/A. Ini berarti lagi P/A = PB  

    Akibat 5

    Apabila A ≠ B maka AB  ⊂ AB.

    Bukti:

    Andaikan titik C memenuhi (CAB) menurut akibat 4 dan teorema 3 kita peroleh

    AB=A/C ⊂ AC=AB.

     

    A B

     

    P

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    7/44

    7

    Gambar 5

    Akibat 6

    Apabila PA =P/B maka PB =P/A

    Bukti:

    A ∈  PA   = P/B. Jadi, (APB) sehingga PB   = P/A sebab (APB) mengakibatkan

    (BPA).

    Akibat 7

    PA  = PB  jika dan hanya jika P/A=P/B.

    Bukti:

    Andaikan PA   = PB   = P/X menurut akibat 6, PX =P/A dan PX =P/B. Jadi,

    P/A=P/B. Sebaliknya andaikan P/A=P/B=PY  menurut akibat 6, PA =P/Y dan

    PB   = P/Y, sehingga PA   = PB .

    7.  Garis Berarah yang Berlawanan

    Definisi

    Teorema 6

    Andaikan R dan R’ dua sinar dengan titik ujung yang P yang sama. Andaikan

    A∈R dan B ∈ R’ sehingga (APB). Maka P terletak antara tiap titik R dan tiap titik

    R’ berlawanan.

    Bukti:

    A B   A/B

    Sinar R dan sinar R’ dinamakan berlawanan (arah) apabila memiliki titik ujung P

    yang sama dan P terletak antara tiap titik R dan tiap titik R’.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    8/44

    8

    Gambar 6

    Andaikan X ∈ R, Y ∈ R’. Kita akan membuktikan bahwa (XPY). Oleh karena

    A∈R dan B∈R’ kita peroleh.

    R=PX   = PA   (1)

    R’=PY   = PB   (2)

    Oleh karena (APB) maka

    PA=P/B (3)

    Sehingga PX =P/B (4)

    Jadi PB =P/X (5)

    Juga dari (APB) kita peroleh

    PB =P/A (6)

    Sehingga PY =P/A (7)

    Jadi, PA =P/Y (8)

    Menurut (1)

    PX =P/Y

    Sehingga X terkandung dalam sinar P/Y atau X ∈ P/Y. Ini berarti (XPY).

    Akibat 1

    Sinar PA  dan sinar P/A berlawanan dan P terletak antara tiap titik sinar PA  dan

    titik sinar P/A.

    Bukti:

    X Y

    =   =  A P B

    ′ =   =  

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    9/44

    9

    Ambil X ∈ P/A, jadi (XPA). Oleh karena X ∈ P/A dan A ∈ PA maka menurut

    teorema di atas P terletak antara tiap titik di P/A dan tiap titik di PA . Jadi menurut

    definisi P/A dan PA  dua sinar yang berlawanan arah.

    Akibat 2

    Andaikan (APB) maka P/A dan P/B berlawanan dan P ada di antara tiap dua titik

    masing-masing sinar itu.

    Bukti:

    Diketahui (APB) maka A ∈ P/B dan B ∈ P/A maka menurut teorema 6, P terletak

    di antara tiap titik P/A dan tiap titik P/B. Jadi, P/A dan P/B berlawanan arah.

    Akibat 3

    Tiap pasang dua sinar yang berlawanan arah saling lepas.

    Bukti:

    Andaikan R dan R’ dua sinar yang berlawanan arah dan andaikan X ∈ R dan X ∈ 

    R’ menurut ketentuan sinar-sinar yang berlawanan maka (XPX) apabila P ujung R

    dan R’. Ini tak mungkin sebab bertentengan dengan aksioma 3.1

    Akibat 4

    Sebuah sinar tidak berlawanan dengan diri sendiri.

    Bukti:

    Andaikan berlawanan, menurut akibat 3 di atas sinar itu dan dirinya sendiri saling

    lepas. Ini hanya mungkin apabila sinar hampa. Hal ini bertentangan dengan

    ketentuan sinar.

    8.  Pemisahan Garis

    Untuk memperkenalkan konsep pemisahan perhatikan gambar berikut

    Gambar 7

    S’S

    Pl

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    10/44

    10

    Andaikan l  sebuah garis (gambar 7). Kita tentukan “pemisahan” sebagai berikut:

    Definisi

    9. 

    Pemisahan garis oleh salah satu titiknya

    Teorema 7: (Pemisahan Garis)

    Andaikan (APB) maka P memisah garis AB menjadi sinar P/A dan P/B.

    Bukti:

    P/A dan P/B masing-masing tak hampa (teorema 3).

    Untuk itu, harus membuktikan

    i.  AB=P/A ∪ {P} ∪ P/B

    ii.  P terletak antara tiap titik P/A dan tiap titik P/B.

    iii.  P tidak di antara dua titik P/A atau tidak di antara dua titik P/B.

    iv.  P/A, P/B dan {P} saling lepas.

    Bukti:

    i.  Andaikan P/A ∪ {P} ∪ P/B = S. Akan dibuktikan AB=S. Maka perlu

    dibuktikan S⊂AB dan AB⊂S. Diketahui (APB), jadi AB=PA=PB menurut

    teorema 3, P/A⊂PA, P/B⊂PB. Jadi pula P/A⊂AB, P/B⊂AB. Oleh karenaP∈PA=AB, diperoleh bahwa P/A ∪ P/B ∪ {P} ⊂ AB. Terbukti S⊂AB.

    Sebaliknya, andaikan X∈AB. Apabila X=P jelas X∈S. Apabila X≠A,

    maka (APB) mengakibatkan P≠A, P≠B, P≠X dan segaris dengan A, B,

    X. Menurut aksioma 4, (APB) mengakibatkan (APX) atau (XPB) jadi

    (XPA) atau (XPB). Ini berarti X∈P/A atau X∈P/B. Ini berarti bahwa X∈S.

    Sehingga AB⊂S, maka terbuktilah AB=S.

    ii.  Menurut akibat 2 teorema 6, (APB) mengakibatkan P terletak antara tiap

    titik P/A dan tiap titik P/B.

    Sebuah titik P memisah himpunan titik A pada sebuah garis menjadi dua

    himpunan S dan S’ apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    i. 

    A = S ∪ S’∪{P}

    ii. 

    P terletak antara tiap titik S dan tiap titik S’

    iii. 

    P tidak terletak antara dua titik S atau antara dua titik S’

    iv.  S, S’ dan {P} saling lepas.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    11/44

    11

    iii. 

    Andaikan X∈P/A dan Y∈P/A dan andaikan P antara X dan Y menurut

    teorema 6, P/A berlawanan dengan P/A. Ini bertentangan dengan akibat 4,

    teorema 6. Begitu pula untuk P/B.

    iv.  P∉P/A, P∉P/B sedangkan P/A dan P/B berlawanan arah, jadi saling lepas.

    Jadi ketika himpunan {P}, P/A dan P/B saling lepas.

    Akibat 1 Pemisahan Garis

    Teorema di atas berlaku apabila P/A dan P/B masing-masing diganti dengan PA  

    dan PB .

    Bukti: Dari (APB) kita peroleh P/A = PB  dan P/B = PA .

    Akibat 2 Kemanunggalan Pemisahan

    Andaikan l  sebuah garis dan P ∈ l. Maka P memisahkan l menjadi dua himpunan

    yang tunggal. Kedua himpunan ini berujung di P dan merupakan sinar.

    Bukti:

    Andaikan P memisah l   menjadi dua himpunan S dan S’ menurut ketentuan

    l =S∪S’∪{P}.

    Himpunan pada ruas kanan saling lepas dan ≠ Ø, ′ ≠ Ø. Andaikan A∈S danB∈S’, maka (APB) menurut akibat 1, P memisah l  menjadi PA  dan PB . Akan kita

     buktikan = PA  dan = PB . Andaikan X∈S oleh karena B∈S’ maka berlakulah

    (XPB). Jadi, X ∉ PB  sebab P tidak terletak antara dua titik sinar PB . Oleh karena

    X≠P maka haruslah X ∈ PA . Jadi S⊂PA. Andaikan Y ∈ PA . Oleh karena B ∈ PB  

    dan PA   dan PB   berlawanan arah maka (YPB). Oleh sebab B∈S’ maka tak

    mungkin Y∈S’ dan tak mungkin Y∈{P}. Jadi haruslah Y∈S. Ini berarti PA   ⊂ .

    Sehingga terbukti bahwa = PA . Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa

    ′ = PB

    . Dengan demikian terbukti bahwa S dan S’ telah ditentukan secaratunggal dan berbentuk sinar denagn ujung P dan P memisah l   menjadi 2 dua

    himpunan.

    Akibat 3 Dekomposisi Garis

    Apabila A≠B maka AB=A/B∪{A}∪ AB . Himpunan A/B, {A} dan AB   saling

    lepas.

    Bukti:

    Menurut aksioma 5, ada X sehingga (XAB). Jadi menurut teorema:

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    12/44

    12

    AB=XB=A/B∪{A}∪A/X. Dengan A/B, {A}, A/X himpunan yang lepas. Oleh

    karena (XAB) maka A/X=AB . Jadi AB=A/B∪{A}∪ AB .

    Akibat 4 (Dekomposisi Sinar)

    Jika A≠B maka AB   = AB   ∪ {B} ∪ B/A. Himpunan pada ruas kanan saling lepas.

    Gambar 8

    Bukti:

    Menurut akibat 3 dan teorema 4, diperoleh berturut-turut: AB=A/B∪{A}∪ AB  dan

    AB=A/B∪{A}∪ AB   ∪{B}∪B/A sehingga

    A/B∪{A}∪ AB = A/B∪{A}∪ AB   ∪{B}∪B/A.

    Oleh karena himpunan  pada ruas kiri dan ruas kanan saling lepas. Ini berarti

     bahwa AB  = AB   ∪ {B} ∪ B/A 

    Akibat 5

    Andaikan A≠B maka X∈ AB  jika dan hanya jika (AXB) atau X=B dan (ABX).

    Bukti:

    Kalau X∈ AB   maka berhubung AB   ∪ AB   ∪{B}∪B/A  diperoleh X∈ AB   atau

    X∈{B} atau X∈B/A. Kalau X∈ AB   maka (AXB). Kalau X∈{B} maka X=B.

    Kalau X∈B/A maka (XBA) yang beraarti juga (ABX).

    Sebaliknya:

    Kalau (AXB) maka X∈ AB  sehingga X∈ AB .

    Kalau X=B maka X∈{B}, sehingga X∈ AB .

    Kalau (ABX) maka X∈B/A, sebab (XBA) = (ABX). Jadi X∈ AB .

    Akibat 6

    (ABC) mengakibatkan AB   = AC  dan A/B=A/C.

    A B

       

    A/B

       

    B/A

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    13/44

    13

    Bukti:

    Menurut akibat 5, (ABC) mengakibatkan B∈ AC . Jadi AB   = AC  (teorema 5, akibat2) dan A/B=A/C (teorema 5, akibat 7)

    Teorema 8 (Pemisahan Ruas Garis)

    Andaikan (APB) maka P memisah ruas menjadi ruas AP  dan PB .

    Bukti:

    Gambar 9

    Perhatikan bahwa AP  dan PB  tidak hampa.

    Harus dibuktikan;

    i.  AB   = AP   ∪ PB   ∪ {P} 

    ii.  P terletak antara tiap titik di AP  dan tiap titik di PB  

    iii. 

    Tidak terletak antara dua titik dalam AP  maupun antara dua titik dalam

    PB  

    iv.  AP , {P} dan PB  saling lepas

    Akibat 1

    Apabila P∈ AB  maka PA   ⊂ AB  dan PB   ⊂ AB  

    Akibat 2

    Tiap ruas garis adalah sebuah himpunan tak hingga.

    Bukti:

    Andaikan himpunan AB  berhingga dan mengandung tepat n titik.

    Andaikan P, salah satu di antaranya. Sebab AB   himpunan tak hampa. Maka

    PB   ⊂ AB . P ∈ AB  tetapi P ∉ PB. Jadi, PB mengandung paling banyak n-1 titik-

    titik.

    Dengan cara yang serupa PB  memuat sebuah himpunan bagian PB  dengan

     paling banyak n-2 titik-titik. Dengan demikian kita peroleh ruas-ruas garis.

    A B

       

    P

     

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    14/44

    14

    AB   ⊃ PB ⊃ PB … …… ⊃ PB 

    Tiap himpunan mengandung paling sedikit satu titik kurang dari himpunan yangsebelumnya. Sedangkan AB   mengandung n titik. Ini berarti bahwa PB  tidak

    mengandung titik sama sekali, yang berlawanan dengan teorema 2.

    Akibat 3

    Setiap garis dan setiap sinar adalah himpunan yang tak hingga.

    Bukti:

    Tiap garis atau sinar mengandung sebuah ruas garis sebagai himpunan bagian.

    10. Himpunan Konveks

    Definisi

    Akibat

    Kalau A dan B dua titik berlainan maka garis AB adalah konveks.

    Teorema 9

    Tiap sinar adalah konveks.

    Bukti:

    Gambar 10

    Perhatikan P/A. Andaikan X≠Y dan X∈P/A dan Y∈P/A. Kita akan membuktikan

    XY   ⊂ P/A. Andaikan Z∈ XY . Sehingga (XZY). Juga (XPA), (YPA). Jadi (APX)

    dan (APY).

    Perhatikan P, A, X, Y. P segaris dengan A, X, Y dan P≠A, P≠X, P≠Y menurut

    aksioma 4, (APX) mengakibatkan (APY) atau (XPY) tetapi tidak dua-duanya.

    Oleh karena (APY) maka ~(XPY).

    YZA XP

    Suatu titik-titik S dikatakan konveks, apabila X∈S, Y∈S dan X≠Y

    mengakibatkan XY   ⊂ S.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    15/44

    15

    Perhatikan P, A, X, Z. P segaris dengan A, X, Z dan P≠A, P≠X, P≠Z. Oleh

    karena (APX) maka menurut aksioma 4 mengakibatkan (APZ) atau (XPZ) tetapi

    tidak dua-duanya. Andaikan (XPZ). Jadi P∈ XZ   ⊂ XY , sehingga (XPY).

    Bertentangan dengan ~(XPY). Ini berarti ~(XPZ) sehingga haruslah (APZ). Jadi

    Z∈P/A dan terbukti bahwa XY   ⊂ P/A.

    Teorema 10

    Tiap ruas garis adalah konveks.

    Bukti:

    Gambar 11

    Perhatikan AB  menurut teorema 7, akibat 4, diperoleh

    (1). AB   = AB   ∪ {B} ∪ B/A 

    (2). BA   = BA   ∪ {A} ∪ A/B 

    Berhubung AB   = BA   maka AB   ⊂ AB   dan pula AB   ⊂ BA . Ini berarti bahwa

    AB   = AB   ∩ BA . Ambil X ∈ AB   dan Y∈ AB   dengan X≠Y maka X∈AB   dan

    Y∈AB  sehingga XY ⊂ AB . Begitu pula X ∈ BA  dan Y∈ BA   jadi XY   ∩ AB .

    Terbuktilah bahwa XY   ⊂ AB   = AB . Jadi AB  konveks.

    11. URUTAN PADA BIDANG DAN RUANG

    Aksioma urutan 1-5 yang berlaku pada garis kurang mencukupi untuk bidang.

    Oleh karena itu harus dilengkapi dengan aksioma 6 yang lazim digunakan

    Aksioma Pasch. Aksiomanya sebagai berikut.

    Aksioma 6 (Aksioma Pasch)

    Andaikan g sebuah garis yang sebidang dengan titik A, B, C tetapi g tidak melalui

    A, B atau C. Apabila g memotong AB  maka g memotong BC  atau AC  tetapi tidak

    dua-duanya.

    Aksioma 6 juga berlaku apabila A, B,C berlainan dan segaris atau apabila C=A

    atau C=B.

    A B

     

     

     

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    16/44

    16

    Definisi

    Definisi

    Catatan

    Setengah bidang itu serupa dengan sebuah sinar P/A. Sebab P/A={X|(XPA)}.

    Jadi, himpunan semua X sehingga ruas XA  memotong P.

    (a) (b)

    Gambar 12

    Teorema 1

    Apabila A∉g maka

    i. 

    g/A ⊂gA; gA adalah bidang yang melalui g dan A

    ii.  g, g/A dan {A} saling lepas

    iii.  g/A ≠ ∅ 

    X

    Q

    g

    Ag/A

    A X

    P/A

    P

    Sebuah geometri insidensi yang di dalamnya telah didefinisikan konsep

    urutan yang memenuhi aksioma 1-6 dinamakan geometri insidensi urutan 

    Jika A∉g himpunan semua titik X hingga XA   memotong g dinamakan

    setengah bidang yang dilambangkan dengan g/A (dibaca “g atas A”); garis

    g disebut tepi setengah bidang.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    17/44

    17

    Bukti:

    Gambar 13

    i. 

    Andaikan X∉g/A. Jadi XA   memotong g di misalnya P’. Sehingga (XPA)

    dan X∈PA⊂gA. Jadi g/A⊂gA.

    ii.  Andaikan X∉g/A dan X∉g. Jadi XA   memotong g di P dan (XPA). Ini

     berarti A∈  XP. Oleh karena X∈g dan P∈g maka XP∈g. Sehingga A∈g

     berlawanan dengan yang diketahui bahwa A∉g. Jadi g/A∩g=∅.

    Andaikan A∈g/A ini akan berarti bahwa AA   memotong g. Ini tidak

    mungkin sebab diketahui bahwa A∉g.

    iii.  Oleh karena memuat aksioma 5 ada X sehingga (APX) maka X∈g/A, di

    sini P∈G.

    Teorema 2

    Apabila g/A memotong g/B, maka g/A=g/B.

    Bukti:

    Gambar 14

    Andaikan C∈g/A dan C∈g/B, maka CA  memotong g dan CB  memotong g. A∈g/C

    dan B∈g/C (C∉g sebab C∈g/A). Titik-titik A, B, dan C∈g/C sedangkan g⊂g/C.

    Selanjutnya A, B, dan C tidak pada garis g, maka menurut aksioma 6, AB   tidak

    memotong g sebab CA  dan CB  memotong g.

    B

    g

    A

    C X

    Xp

    g

    Ag/A

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    18/44

    18

    Andaikan X∈g/A. Jadi XA   memotong g, menurut teorema 1. X∈g/A⊂gA=gC.

    Dengan demikian titik X, A, B⊂gC dan g⊂gC dan X, A, B dan garis g. Oleh

    karena XA memotong g, AB   tidak memotong g maka XB   memotong g. Jadi,

    X∈g/B, ini berarti bahwa g/A⊂g/B. Dengan cara serupa dapat dibuktikan bahwa

    g/B⊂g/A sehingga g/A=g/B.

    Akibat 1

    Apabila A∉g, maka hanya ada tepat satu setengah bidang dengan tepi g dan yang

    memuat A.

    Bukti:

    Menurut teorema 1, g/A tidak hampa, jadi ada B∈g/A dan B∉g. Ini berarti AB  

    memotong g, sehingga A∈g/B, jadi ada setengah bidang dengan tepi g dan yang

    memuat A.

    Definisi

    Jika A∉g, gA   berarti setengah bidang bertepi g yang memuat A; gA   dibaca

    “setengah bidang gA”.

    Akibat 2

    Andaikan H setengah bidang bertepi g. Kalau A∈H maka H= gA .

    H setengah bidang bertepi g dan memuat A; gA   juga setengah bidang bertepi g

    memuat A, menurut akibat 1 hanya ada satu setengah bidang bertepi g yang

    memuat A. Jadi haruslah H=gA .

    Catatan

    Apabila H kita sajikan sebagai g/X kita peroleh

    Jika A∈g/X maka g/X=gA .

    Akibat 3 

    Setiap setengah bidang g/X bertepi g dapat disajikan sebagai gA .

    Bukti:

    g/X tidak hampa, andaikan A∈g/X jadi g/X adalah setengah bidang bertepi g yang

    memuat A. Oleh karena setengah bidang ini dapat pula disajikan sebagai gA  dan

    setengah bidang ini tunggal maka g/X=gA .

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    19/44

    19

    Akibat 4

    Jika AB memotong g dan A∉g, B∉g maka gA =g/B dan gB =g/A.

    Bukti:

    Gambar 15

    AB   memotong g dan B∉g. Ini berarti A∈g/B. Jadi gA =g/B. Begitu pula A∉g

    sehingga B∈g/A sehingga gB =g/A.

    Akibat 5

    Jika A∉g, maka gA   ⊂ gA = gA

    Andaikan C∈g/A, maka gA =g/C ⊂gC=gA

    12. Setengah Bidang yang Berhadapan

    Seperti pada setengah garis yang berlawanan (arah), pada setengah bidang ada

     pula pengertian sepasang setengah bidang yang berhadapan.

    Definisi

    = g/B

    B

    g

    A

    = g/A

    Dua setengah bidang S dan S’ dinamakan berhadapan apabila S dan S’

    memiliki tepi yang sama sedangkan tiap titik S dapat dihubungkan dengan

    tiap titik S’ oleh sebuah ruas garis yang memotong g.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    20/44

    20

    Teorema 3

    Andaikan S dan S’ dua setengah bidang yang bertepi g. Andaikan titik A∈S danB∈S’ sehingga AB   memotong g, maka tiap ruas garis yang menghubungkan

    sebuah titik di S dengan sebuah titik di S’ akan memotong g.

    Bukti:

    Andaikan titik X∈S, titik Y∈S’ kita akan membuktikan XY   memotong g. Oleh

    karena A∈S, B∈S’ maka

    1).  S = gX   = gA  

    2). 

    S′ = gY   = gB  

    Kita peroleh berturut-turut gA   = g/B. Jadi, gX   = g/B, sehingga gB   = g/X  dan

    gY   = g/X. Ini berarti Y∈g/X yang mengakibatkan bahwa XY   memotong g.

    Menurut definisi S dan S’ dua setengah bidang yang berhadapan.

    Gambar 16

    13. PEMISAHAN BIDANG 

    Andaikan g sebuah garis; g memisah sebuah himpunan titik-titik B menjadi dua

    himpunan S dan S’, apabila syarat-syarat berikut telah dipenuhi:

    (i)  B = S  S’  g.

    (ii)  Tiap ruas garis yang menghubungkan sebuah titik di S dan sebuah titik

    di S’ memotong g.

    (iii)  Tiap ruas garis yang menghubungkan dua titik di S atau dua titik di S’

    tidak memotong g.

    =  

    Y

    B

    g

    A

    X

    =  

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    21/44

    21

    (iv)  S, S’ dan g saling lepas.

    Teorema 4

    Andaikan titik A, B  V dan garis g  V (V bidang); A  g, B  g. Andaikan

     AB  memotong g, maka g memisah bidang V menjadi setengah bidang g/A dan

    g/B.

    Bukti:

    Jelas g/A dan g/B tidak kosong menurut definisi pemisahan. Yang harus

    dibuktikan adalah ;

    (i)  V = g/A  g  g/B

    (ii)  Jika X  g/A dan Y  g/B maka  XY  memotong g

    (iii)  Jika X  g/A dan Y  g/B atau X  g/B, Y  g/B maka  XY  tidak

    memotong g

    (iv)  g/A, g/B, dan g himpunan lepas.

    Gambar 17

    Bukti (i)

    Andaikan S= g/A  g  g/B . oleh karena A  V, B  V, dan g  V sedangkan A

     g, B  g maka:

    V  gb B g V  gA A g    /;/  

    g/A

    X

    g/B

    V

    BA

    g

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    22/44

    22

    Jadi

    V  B g  g  A g S    //  

    Sebaliknya andaikan X  V. Kalau X  g jelas X  V. Ambillah X  g, maka A

     g, B  g, Xg;g  V, A  V, B  V, X  V. Oleh karena  AB  memotong g

    maka g memotong  AX  atau  BX   , tetapi tidak dua-duanya. Ini berarti X  g/A

    atau X  g/B, sehingga X  g/A  g/B. jadi X  S. dengan demikian maka V  

    S. Sehingga V=S.

    Bukti (ii)

    Oleh karena  AB  memotong g, A  g, B  g maka g/A dan g/B dua setengah

     bidang yang berhadapan, sehingga tiap ruas garis yang menghubungkan sebuah

    titik X di g/A dan sebuah titik Y di g/B akan memotong g menurut teorema 3.

    Bukti (iii)

    Andaikan X  g/A, Y  g/A dan andaikan  XY  memotong g. jadi g/A berhadapan

    g/A. ini tak mungkin berdasarkan sifat.

    Bukti (iv)

    Menurut teorema 1; g, g/A, g dan g/B adalah himpunan yang saling lepas.

    Menurut (ii) g/A dn g/B dua setengah bidang yang berhadapan. Jadi saling lepas.

    Akibat 1

    Teorema di atas berlaku pula apabila g/A diganti  gA  dan g/B diganti dengan  gB  

    Bukti:

    Memotong g dan A  g, B  g, maka g/A, g/B =  gA  

    maka g/A =  gB , g/B =  gA  

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    23/44

    23

    Akibat 2

    Andaikan garis g pada bidang V, maka g memisah V menjadi dua himpunan

    secara tunggal; kedua himpunan ini adalah setengah bidang dengan tepi g.

    Bukti

    Andaikan g memisah V menjadi himpunan S dan S’ menurut definisi:

    V = S  S’  g.

    Himpunan pada ruas kanan saling lepas dan tak hampa. Andaikan titik A  S dan

    B  S’; maka  AB  memotong g dan g memisah Y menjadi  gA dan  gB .

    Andaikan X  S. Oleh karena B  S’, maka memotong g, sehingga X gB  . jadi

    X  gA  . ini berarti S. Ambil sebarang X  gA  , sehingga  XA  tidak memotong g;

    oleh karena B  S’ dan A  S maka AB memotong g, sehingga  XB  memotong g.

     jadi X  S. ini berarti  gA   S. Jadi S = gA .

    14. Kekonveksan Setengah Bidang

    Teroema 5

    Tiap setengah bidang adalah konveks.

    Bukti:

    Bukti ini mirip dengan bukti kekonveksan setengah garis atau sinar. Perhatikang/A. Andaikan X  g/A, Y  g/A dan X  Y. kita akan membuktikan  XY  g/A.

    ambil Z   XY . Kita gunakan Aksioma Pasch, jelas A,X,Y terletak pada bidang

    g/A sedangkan A g, Xg, Yg. Oleh karena g memotong  XA  dan YA . Maka g

    tidak memotong  XY .

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    24/44

    24

    Gambar 18

    Perhatikan g, A, X, Z terletak pada bidang gA, sedangkan A  g, X  g, Z  g.

    Oleh karena g memotong  AX  maka g memotong  AZ  atau  XZ tetapi tidak dua-

    duanya. Andaikan memotong  XZ , oleh karena  XZ   XY , ini akan

    mengakibatkan bahwa g memotong XY, ini tak mungkin. Jadi haruslah g

    memotong  AZ , jadi Z

    g/A. Ini berarti  XY 

     g/A.

    Kalau ada setengah bidang mungkinkah ada setengah bidang yang berhadapan

    sebanyak lebih dari satu? Ternyata dalam uraian dibawah ini, bahwa setengah

     bidang demikian adalah tunggal. Intuk membuktikan teroema ini, diperlukan

    terlebih dahulu dua dalil bantu atau lemma

    Dalil Bantu 1

    Jika P  g, maka  PA  gA , asal saja Ag.

    Bukti

    Andaikan X  PA  , maka X   gA  =g/A  g  gA . jika X  g/A maka  XA  

    memotong g, misalnya Q. Jadi Q   XA PA , sehingga Q  P.

    X

    Y

    A

    Z

    g

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    25/44

    25

    Gambar 19

    Ini berarti bahwa g memotong PA di P dan Q. Jadi g = PA sehingga A  g.

    Bertentangan dengan yang diketahui bahwa A  g.

    Andaikan X  g. Ini berarti bahwa PA memotong g di dua titik, yaitu di P dan X

    dengan X  P. Tak mungkin sebab akan diperoleh lagi. Jadi haruslah X   gA  dan

     PA  gA .

    Dalil Bantu 2

    Tiap setengah bidang termuat dalam bidang tunggal.

    Bukti:

    Perhatikan setengah bidang  gA . Telah kita buktikan bahwa  gA   gA. Untuk

    membuktikan bahwa  gA  adalah satu-satunya bidang yang memuat  gA , kita

    cukup membuktikan bahwa  gA  memuat tiga titik tak segaris. Andaikan P  g, Q

     g dan P  Q. Menurut dalil bantu 1  gA    PA  dan  gA   QA  

    Andaikan R   PA , S  QA maka R  gA , S   gA  dan A   gA  . Ketiga titik R,

    S, A berlainan dan segaris.

    AQP

    X

    g

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    26/44

    26

    Teorema 6

    Tiap setengah bidang tepinya tunggal.

    Bukti:

    Andaikan setengah bidang memiliki dua tepi g dan g’. Akan kita buktikan bahwa

    g = g’. Andaikan g  g’. Andaikan A  H, maka H =  gA  = g, maka pula  gA   

    gA,  gA    g’A. Sehingga gA  g’A. Berhubung g  g’, maka ada P sehingga P  

    g dan P  g’ sehingga P  gA = g’A = g’/A g’

    Andaikan P   gA . jadi P    gA  . ini tak mungkin sebab P  g dan g dan  gA  

    saling lepas. Oleh karena P  g’ maka haruslah P    A g  . Ini mengakibatkan  PA  

    memotong g’, misalnya di Q sehingga Q   PA    gA =   A g  . oleh karena Q  g’,

    maka hal ini berlawanan dengan sifat bahwa g’ dan  A g   saling lepas. Jadi

    haruslah g = g’.

    Teorema 7

    Tiap setengah bidang meiliki setengah bidang yang berhadapan yang tunggal.

    Bukti:

    Perhatikan setengah bidang  gA  . telah kita buktikan bahwa  gA  dan  gA  

     berhadapan. Andaikan H berhadapan dengan  gA . Akan kita buktikan H =  gA  

    menurut definisi bidang yang berhadapan H dan gA bertepi yang sama sedangkan

    g tepi tunggal dari  gA  . Jadi g tepi bersama H dan  gA  dan satu-satunya tepi.

    Andaikan B  H. Oleh karena A   gA , maka meotong g, jadi B g/A, sehingga

    H  g/A. Andaikan sekarang C  g/A. Oleh karena memotong g, A   gA  dan H

    dan gA berhadapan, maka C  H, jadi g/A  H sehingga H = g/A.

    Untuk memperluas konsep urutan ke ruang, kita perlu memperluas Aksioma

    Pasch ke ruang. Perluasan ini dituangkan dalam teorema berikut:

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    27/44

    27

    Teorema 8

    Andaikan V sebuah bidang. Apabila A, B, C titik-titik yang tidak pada bidang V

    dan apabila V memotong  AB  maka V memotong  BC  atau  AC  , tetapi tidak

    memotong keduanya.

    Bukti:

    Kita akan menggunakan aksioma U6. kita membuat bidang W yang memuat A, B,

    dan C. Dari yang diketahui A  B. Apabila C  AB bidang W tersebut melalui A,

    B, C yang tak segaris, sehingga dengan demikian W itu tunggal. Kalau C  AB

    maka A, B, C yang tak segaris. Dalam hal ini kita ambil titik D  V dan yang

    tidak pada AB. Kita ambil titik W memuat A, B, C dan W  V. Oleh karena  AB  

     W, W memotong V sepanjang garis g. Jadi A, B, C dan g terletak pada W dan

    A, B, C tidak pada g oleh karena g  V. Selanjutnya g memotong  AB  menurut

    U6, maka g memotong  BC  atau  AC  , tetapi tidak dua-duanya. Ini berarti kalau V

    memotong  AB  maka V memotong  BC  atau  AC  tetapi tidak dua-duanya. Seperti

    halnya ada sinar atau setengah garis dan setengah bidang, kita dapat

    mendefinisikan konsep setengah ruang berikut:

    Definisi

    Andaikan V sebuah bidang yang tidak memuat titik A. Dengan V/A

    dimaksud himpunan semua titik X (dalam ruang), sehingga memotong V.

    (V/A dibaca sebagai V atas A). Jadi V/A = V memotong  XA X  . V/A

    dinamakan setengah ruang dan V dinamakan tepi setengah ruang itu.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    28/44

    28

    URUTAN SINAR DAN SUDUT

    KONSEP SUDUT

    Sisi Garis

    Pengertian sudut menyangkut berbagai konsep yaitu:

    a.  Sebuah gambar yang terdiri atas dua garis

     b. 

    Daerah pada bidang yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan

    c.  Sebuah ukuran yang dinyatakan dengan bilangan real yang

    menggambarkan selisih arah dua garis yang berpotongan.

    Secara kasar, konsep yang pertama menyangkut gambar dimensi satu; yang

    kedua menyangkut daerah dalam sebuah sudut (interior) sedangkan yang

    ketiga menyangkut ukuran sudut.

    Sebelum kita meningkat ke pengertian dan definisi sudut, terlebih dahulu kita

    akan memperdalam sifat setengah bidang.

    Definisi.

    Setengah bidang dengan tepi g disebut sebuah sisi dari g. Dua setengah bidang

    yang berhadapan dengan sisi g dinamakn sisi yang berhadapan. Dua titik atau

    dua himpunan titik dikatakn terletak pada sisi g yang sama apabila mereka

    terletak pada setengah bidang bertepi g yang sama, mereka terletak pada sisi g

    yang berhadapan apabila mereka terletak pada dua setengah bidang bertepi g

    yang berhadapan.

    Oleh karena itu setiap titik yang tidak pada g terletak pada tepat satu setengah

     bidang g, sedangkan setiap setengah bidang bertepi g memiliki setengah

    tunggal yang berhadapan, dapatlah kita menarik kesimpulan sifat berikut

    (ingat Aksioma Pasch).

    a. 

    Andaikan titik A dan B terletak pada sisi g yang sama dan B dan C pada

    sisi g yang sama maka A dan C juga pada sisi yang sama.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    29/44

    29

     b.  Andaikan A dan B pada sisi g yang sama dan B dan C pada sisi g yang

     berhadapan maka A dan C terletak pada sisi g yang berhadapan.

    c.  Andaikan A dan B terletak pada sisi g yang berhadapan dan B dan C

    terletak pada sisi g yang berhadapan, maka A dan C terletak pada sisi g

    yang sama.

    Teorema : 1. Dua titik yang berbeda terletak pada sisi garis g yang sama jika

    dan hanya jika:

    1. 

    kedua titik itu sebidang dengan g

    2. 

    tidak terletak pada g, dan

    3.  ruas garis yang menghubungkan kedua titik itu tidak

    memotong g.

    Bukti :

    Andaikan A dan B dua titik

    yang berbeda dan yang terletak pada sisi g yang sama. Jadi ada

    setengah bidang g/x

    Gambar 20

    Sehingga A  g/x dan B  g/x. jadi  A X   memotong g dan  B X   

    memotong g. oleh karena g/x  gx maka A, B, X dan g terletak

     pada bidang gX. Berhubung A, B, X tidak pada g kita dapat

    menggunakan aksioma Pasch. Maka AB tidak memotong g.

    Sebaliknya: andaikan A, B, g sebidang dan A, B  g; sedangkan

    AB tidak memotong g. Andaikan X  gA; sehingga  A X   

    memotong g. Oleh karena g/A gA maka X,A,B,g terletak pada

     bidang gA. Berhubung A, B, X tidak pada g kita dapat

    x

    g

    A

    B

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    30/44

    30

    menggunakan Aksioma Pasch. Jadi  B X  memotong g. Ini berarti

     bahwa B

     g/X dan A

     g?X. jadi menurut ketentuan, titik A dantitik B terletak pada sisi g yang sama.

    Teorema : 2. Dua titik yang berbeda terletak pada dua sisi garis g yang

     berhadapan jika dan hanya jika dua titik itu tidak terletak pada g dan ruas garis

    kedua titik tersebut memotong g.

    Bukti :

    1. 

    Andaikan A dan B terletak pada dua sisi garis g yang berhadapan.

    Andaikan A  g/X dan B  g/Y; g/X dan g/Y adalah dua setengah

     bidang bertepi g yang berhadapan. Jadi A dab B tidak terletak pada g

    dan  AB  memotong g.

    2.  Andaikan A  g dan B  g sedangkan AB meotong g. Oleh karena

    A gA  dan B gB , maka  gA  dan  gB  adalah dua setengah bidang

     bertepi g yang berhadapan. Jadi A dan B terletak pada dua sisi g yang

     berhadapan.

    Teorema : 3.  Jika P  g dan Ag maka P/A g/A dan  PA    gA  

    Bukti :

    Gambar 21

    AB P

    g

    X

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    31/44

    31

    1.  Andaikan X  P/A maka (XPA) dan P   XA ; jadi  XA  memotong g di P.

    Ini berarti bahwa X  g/A, sehingga P/A  g/A.

    2.  Ada B sehingga (BPA). Ini mengakibatkan bahwa  PA  = P/B. Oleh karena

    B  g/A maka  gA = g/B. Berhubung P/B  g/B, maka  PA = P/B  g/B=

     gA , sehingga  PA    gA .

    Teorema Akibat 1.

    Andaikan Pg dan Ag maka

    1.  semua titik pada  PA pA terletak pada sisi g yang sama dengan A.

    2.  semua titik pada pa yang terletak pada sisi g yang berhadapan dengan sisi

    g tempat letaknya.

    Bukti :

    1.   PA    gA  

    2.  P/A  g/A, sedangkan g/A dan  gA  sisi-sisi yang berhadapan.

    Teorema Akibat 2

    Jika Pg dan Ag maka semua titik ruas PA terletak pada sisi g yang sama

    dengan A.

    Bukti :

    Berhubung  PA    PA terbuktilah sifat.

    Teorema Akibat 3 :

    Jika P  g dan Ag maka  PA  (P/A)kedua atau semua titik pada PA yang

    terletak pada sisi g yang saa (berhadapan) dengan A dan sebaliknya.

    Bukti :

    Kita buktikan untuk sinar  PA , berdasarkan teorema akibat 1, tiap titik

    Paterletak pada sisi g yang sama dengan sisi letaknya titik A. Titik-titik ini

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    32/44

    32

    terletak pada PA, sebab  PA   PA. Sebaliknya, andaikan XPA dan X

    terletak pada sisi g yang sama dengan sisi tempat letaknya A.

    Berhubung PA = P/A  {P}   PA  dan andaikan X P/A, menurut teorema

    akibat 1, X akan terletak pada sisi g yang berhadapan dengan sisi g tempat

    letaknya titik A. Ini tak mungkin. Begitu pula X{P}, sehingga haruslah X

     PA .

    Kedudukan Antar Sinar

    Pengertian ke-antara-an titik dapat diperluas ke pengertian ke-antara-an sinar

    Gambar 22

    Definisi:

    Andaikan OC danOBOA ,,  tiga sinar yang berpangkalan sama di titik O.

    Andaikan OC danOA,  berlainan dan tidak berlawanan (gambar diatas)

    Andaikan ada titik A1,B1, dan C1 sehingga A1  OA , B1OB , C1OC  dan

    andaikan (A1,B1,C1)maka dikatakan bahwa sinar OB  terletak antara OC danOA, .

    Ditulis (   OC OBOA )

    B

    A’

    A

    C’ C

    O

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    33/44

    33

    Catatan:

    Persyaratan bahwa OC danOA  harus berlainan dan tidak berlawanan arah, adalah

    untuk menjamin sinar-sinar dalam suatu relasi antara, agar sinar-sinar itu

     berlainan.

    Pernyataan itu dapat pula dituangkan dalam bentuk yang setara sebagai berikut:

    1.  O, A, C berlainan dan tidak kolinear

    2. 

    OAC

    3. 

    OC danOA tak kolinear

    dari definisi tersebut kita dapat enjabarkan beberapa teorema mengenai ke-

    antara-an sinar-sinar.

    Teorema 4:

    (   OC OBOA ) mengakibatkan (   OAOBOC  )

    Teorema 5 :

    (   OC OBOA ) mengakibatkan bahwa tiap pasang sinar dalam ganda

    OC OBOA ,,  berlainan dan tidak berlawanan.

    Bukti:

    Gambar 23

    B

    A’

    A

    C’ C

    O

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    34/44

    34

    Oleh karena (   OC OBOA ) , maka ada titik A1  OA , B1OB , C1OC  

    sehingga (A1B1C1).

    Jadi OC OC OBOBOAOA   111 ,, . oleh karena OC danOA  berlainan dan

    tidak berlawanan arah, maka11   OC danOA  berlainan dan tidak berlawanan

    arah. Sehingga OA1C1;(A1B1C1) mengakibatkan A1B1 = A1C1.

    Jadi O A1B1 ini berarti 11   OBdanOA  berlainan dan tidak berlawanan arah.

    Begitu pula OBdanOA dan . dengan jalan serupa OC danOB  berlainan dan

    tidak berlawanan arah (gambar 4).

    Teorema 6:

    (   OC OBOA ) mengakibatkan,

    1. 

    A, B terletak pada sisi OC yang sama

    2.  B, C terletak pada sisi OA yang sama

    3. 

    A, C terletak pada sisi OB yang berhadapan.

    Bukti:

    Berhubung (   OC OBOA ) maka ada A1 OA , B1OB , C1OC   sehingga

    (A1B1C1). Menurut teorema 5, OC danOA  berlainan dan tidak berlawanan

    arah. Sehingga O, A1C tidak segaris dan AOC. Oleh karena A1OA  ini

     berarti bahwa A1 dan A terletak pada sisi OC yang sama (teorea akibat 1).

    Begitu pula B1 Dan B terletak pada sisi OC yang sama. Oleh karena B1 11C  A  

    maka A1 dan B1 terletak pada sisi OC yang sama. Jadi A dan B terletak pada

    sisi OC yang sama. Dengan jalan yang serupa dapat dibuktikan bahwa B dan

    C terletak pada sisi OA yang sama. Dengan demikian terbuktilah bagian (1)

    dan (2) teorema 6.

    Untuk membuktikan bagian (3), perhatikan bahwa dengan cara yang serupa

    dapat ditarik kesimpulan bahwa A1 dan A terletak pada sisi OB yang sama,

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    35/44

    35

     begitu pula C1 Dan C terletak pada sisi OB yang sama. Oleh karena A1C1 

    memotong OB di B, maka A1 dan C1 terletak pada sisi OB yang berhadapan.

    Jadi A dan C terletak pada sisi OB yang berhadapan. Dengan demikian

    terbuktilah bagian (3).

    Teorema Akibat:

    Andaikan (   OC OBOA ) maka

    1.  Tiap titik OA  dan OB terletak pada sisi OC yang sama

    2.  Tiap titik OB  dan OC terletak pada sisi OA yang sama

    3.  Tiap titik OA  dan OC terletak pada sisi OB yang berhadapan.

    Teorema 7:

    Andaikan (   OC OBOA ) dan A1  OA , C1OC  maka OB memotong 11C  A .

    Bukti :

    Berdasarkan teorema akibat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa A1 dan B1 

    terletak pada sisi OC yang sama. Sedangkan A1 dan B terletak pada sisi OC

    yang sama pula. Sehingga B1 dan B terletak pada sisi OC yang sama. Oleh

    karena B1  OB  maka B1OC . Jadi OB memotong 11C  A  

    Catatan:

    Dari teorema 7 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tiap ruas garis yang

    menghubungkan sebuah titik OA dengan sebuah titik OC  akan memotong

    OB .

    Hubungan Antara Urutan Titik dan Urutan Sinar

    Dengan menggunakan teorema 7 diatas, kita dapat memperluas sifat ke-antara-an

    titik ke sifat ke-antara-an sinar.untuk ini pilihlah dua sinar OA  dan OB  yang

     berbeda dan tidak berlawanan arah (gambar 5).

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    36/44

    36

    Gambar 24

    Padankan pada setiap titik X  AB  suatu sinar OX . Dengan demikian terdapatlah

    suatu padanan satu-satu antara himpunan titik-titik pada  AB  dan himpunan sinar

    antara OA  dan OB . Sebuah relasi urutan (PQR) untuk tiga titik pada  AB  

    menimbulkan sebuah relasi (   OROQOP  ) untuk sinar yang bersangkutan.

    Hubungan titik sinar ini, atau X OX  adalah sebuah keisomorfan

    antara  AB , dianggap sebagai himpunan titik terurut pada  AB  dan himpunan sinar

    antara OA  dan OB  yang ada aturan urutan.

    Oleh karena keisomorfan inilah kita dapat enterjemahkan banyak teorema yang

     berlaku dalam himpunan titik, menjadi teorea yang berlaku dalam kehidupan sinar

    yang terurut.

    Teorema 8:

    (   OC OBOA ) mengakibatkan ~ (   OAOC OB ).

    Bukti :

    (gambar 5) Menurut definisi ada A1 OA , B1OB , C1OC   sehingga (A1B1C1).

    Andaikan (   OAOC OB ) menurut teorema 7, 11 A B  memotong disebuah titik,

    yaitu C1; jadi C1 11 A B  sehingga (B1C1 A1). Akan tetapi (A1B1C1)

    P Q R

    BA

    O

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    37/44

    37

    mengakibatkan ~(B1C1 A1) . jadi pengandaian bahwa berlaku (   OAOC OB ) tidak

     benar. Atau berlakulah hubungan ~ (   OAOC OB ).

    Catatan:

    Bandingkan teorema ini dengan teorema titik, yaitu bahwa (ABC) mengakibatkan

    ~(BCA).

    Teorema Akibat:

    Andaikan diketahui (abc) di sini a, b, c melukiskan sinar yang sepangkal, makaakan berlaku (cba) dan (bca) , (bac), (acb), (cab) tidak benar, dengan kata lain ~

    (bca) , ~ (bac), ~ (acb), ~ (cab).

    Bukti :

    Kita tahu bahwa (abc) mengakibatkan (cba) juga (abc), (cba) mengakibatkan ~

    (bca) , ~ (bac), masing-masing. Andaikan (acb),maka (bca) ; ini tak mungkin

    sebab (abc) Jadi haruslah ~ (acb). Andaikan (cab) maka ~ (abc). Padahal diketahui

    (abc). Jadi pengandaian (cab) tidak benar. Ini berarti haruslah ~ (cab).

    Teorema 9:

    (   OC OBOA ) dan (   ODOC OA ) mengakibatkan (   ODOBOA ) dan (   ODOC OB ).

    Bukti : (lihat gambar 6)

    Gambar 25

    B’ C’

    DA

    O

    B C

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    38/44

    38

    Dari (   ODOC OA ) dapat kita tarik kesimpulan bahwa OC  memotong  AD

    disebuah titik misalnya di C1. Jadi berlakulah (AC1D). Begitu pula (   OC OBOA )

    dan C1 mengakibatkan bahwa OB  memotong AC1, misalnya titik B1 sehingga

    (AB1C1). Jadi (AB1C1), (AC1D) mengakibatkan (AB1D) dan (B1C1D1) oleh karena

    O  AD maka (AB1D) mengakibatkan (   ODOBOA ). Begitu juga (B1C1D)

    mengakibatkan (   ODOC OB ).

    Catatan:

    1.  tidak sama sifat urutan untuk titik berlaku untuk sinar, misalnya untuk titik

     berlaku sifat : Apabila diketahui (ABD) dan (BCD), maka (ABD)

    ditetapkan pada sinar, kita akan memperoleh: apabila (abc) dan (bcd) maka

    (abd). Sifat ini tidak benar.

    2.  Walaupun teori mengenai urutan sinar berpangkal pada teori urutan titik,

    namun kedua teori itu tidak sama.disamping contoh di atas ada pula

    teorema urutan untuk sinar, yang tidak ada teorema serupa untuk titik.

    BEBERAPA SIFAT SUDUT YANG SEDERHANA

    Teorema 10:

    Apabila (   OC OBOA ) maka (   OAOC OB );   AO    adalah sinar yang berlawanan

    arah dengan OA .

    Gambar 26

    AA’

    B

    C’

    C

    O

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    39/44

    39

    Bukti:

    Oleh karena  AO    sinar yang berlawanan arah dengan sinar , maka (AOA’)

    mengakibatkan bahwa A’ O/A dan A’ letaknya pada sisi garis OC yang

     berhadapan dengan sisi tempat letaknya sisi A

    Oleh karena A dan B letaknya pada sisi OC yang sama, maka B dan A’ terletak

     pada sisi OC yang berhadapan. Jadi BA’ memotong OC di sebuah titik, misalnya

    C1. untuk menentukan letaknya titik C1, perhatikanlah terlebih dahulu kedudukan

    B dan C. Kedua titik ini terletak pada sisi OA yang sama dan B dan C1, juga

    terletak pada sisi OA yang sama. Jadi C dan C1 Terletak pada sisi OA yang sama

     pula sehingga C1  OC .

    Oleh karena berlainan dan tidak berlawanan arah, maka berlainan dan tidak

     berlawanan arah. Jadi (BC1A’) mengakibatkan (   OAOC OB ).

    Teorema akibat:

    (   OAOC OB ) mengakibatkan (   OC OBOA ) , dengan OA  sinar yang berlawanan

    arah dengan  AO    

    Bukti:

    Kita tahu bahwa (   OAOC OB ) mengakibatkan (   OBOC OA' ). Oleh karena (

    OBOC OA' ) mengakibatkan (   OAOBOC ' ) maka (   OC OAOB ' ) mengakibatkan (

    OC OBOA ).

    Teorema 11:

    Andaikan titik B dan titik C terletak pada sisi OA yang berhadapan; andaikan  AO    

     berlawanan arah dengan OA  , maka berlakulah (   OC OAOB ) dan (   OC OAOB ' )

    atau OB  dan OC  berlawanan arah.

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    40/44

    40

    Bukti

    Teorema berlaku apabila OB  dan OC  berlawanan arah. Andaikan sekarang OB  

    dan OC   tidak berlawanan arah.

    Jelas OB  OC . oleh karena OA dan  AO    berlawanan arah, maka (AOA’).

    Himpunan titik pada garis OA dapat disajikan sebagai gabungan berbagai

    himpunan, yaitu

    OA’ = AA’ = OA   OA’ {O}

    Oleh karena B dan C pada sisi OA yang berhadapan, maka  BC  memotong OA.

    dari gabungan himpunan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa:

    a.   BC  memotong OA  

     b.   BC  memotong 'OA , atau

    c.   BC   {O}

    Kalau yang berlaku (a), maka ini berarti bahwa (   OC OAOB ). Kalau yang berlaku

    (b), maka akan berlaku (   OC OAOB ' ). Apabila (c) yang berlaku maka (BOC). Ini

     berarti bahwa OB  dan OC  berlawanan arah yang bertentangan dengan

     pengumpamaan kita.

    Teorema berikut berlaku hanya dalam suatu geometri insidensi terurut yang afin.

    Jadi dalam geometri ini berlaku konsep kesejajaran 2 garis yang memenuhi

    aksioma kesejajaran bentuk playfair, yaitu bahwa :

    Melalui sebuah titik T diluar sebuah garis g hanya ada satu garis yang sejajar

    dengan garis g itu.

    Teorema 12:

    Apabila AB//DC dan AD//BC maka  AC  memotong  BD .

    Bukti:

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    41/44

    41

    Oleh karena AB//DC maka titik A,B,C dan D terletak pada satu bidnag dan AB

    tidak memotong DC. Jadi C,D terletak pada satu sisi AB. Begitu pula B dan C

    terletak pada sisi yang sama garis AD. Sehingga (   AD AC  AB ). Sehingga  AC 

    memotong  BD  dan pula  BD  memotong  AC . Oleh karena AC  BD, ini

    engakibatkan bahwa  AC  memotong  BD .

    Definisi:

    Andaikan ada tiga titik O, A, B yang berlainan dan tidak segaris himpunan titik

    }{OOBOA    

    Disebut sudut dan ditulis sebagai AOB. Jadi,

     AOB = }{OOBOA    

    Sinar OA  dan OB  dinamakan sisi sudut dan O dinamakan titik sudut.

    Akibat:

    1.  Dari definisi diatas mudah dilihat bahwaAOB =  BOA dan AOB  

    AOB; disini AOB menggambarkan bidang yang melalui A, O, dan B.

    2. 

    Sebuah sudut adalah himpunan titik yang terletak pada sebuah bidang

    tungga.

    3.  Apabila OA dan OB  berlainan dan tidak berlawanan arah dan apabila A’

     OA, B’ OB maka  AOB =  A’OB’.

    Definisi:

    Daerah dalam sebuah  AOB, yang dilambangkan dengan D ( AOB) adalah

    himpunan titik X sehingga OX  antara OA  dan OB .

    Dengan rumus : D ( AOB) = {X (OA OB OX )}

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    42/44

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    43/44

    43

    Teorema 13:

    Dua garis yang berpotongan membentuk tepat empat buah sudut.

    Gambar 28

    Bukti:

    Andaikan l dan m berpotongan di P dan lm. Ambil A, A’  l, sehingga (APA’)

    dan B, B’ e m sehingga (BPB’) maka A, P, B, tidak segaris.

    Jadi  PA dan  PB  berlainan dan tidak berlawanan arah. Jadi ada sudut  APB yang

    digabungkan oleh l dan m. Begitu pula ada sudut  APB’,  A’PB,  A’PB’ .

    akan dibuktikan bahwa keempat sudut tersebut semua berlainan.

    Andaikan  APB =  APB’, maka : (1) B   APB’ = PA  {P}  PB’

    B  PA ini disebabkan A, P, B tidak segaris sedangkan B  P berhubung (BPB’).

    Juga B PB’ oleh karena berlawanan arah, jadi saling lepas. Jadi (1) tak benar

    sehingga berlaku  APB   APB’. Begitu pula dengan cara yang serupa sudut-

    sudut yang lain juga berlainan semuanya.

    Andaikan ada  CPD yang dibentuk oleh  PC   l dan  PD    m. Andaikan dan.

    A

    A’

    B

    B’

    P

  • 8/15/2019 Kelompok 2--Geometri Terurut.pdf

    44/44

    Jadi:

    '}{   PA P  PAl C     

    Ini berarti C  PA  atau C ' PA  ; jadi  PC  =  PA  atau  PC  = ' PA . begitu pula  PD  

    =  PB  atau  PD  = ' PB hingga  CPD adalah salah satu dari APB,  APB’,  

    A’PB,  A’PB’.