kelompok 1 word
DESCRIPTION
teori akuntansiTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang aspek kelembagaan dalam pengembangan
akuntansi
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Pekanbaru, Oktober 2013
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya,
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada
batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat
ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi.
Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum
dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap
dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin
berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan
berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang
merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Perkembangan tersebut
tentunya terdapat di Negara-negara besar seperti Amerika dan Indonesia
Perkembangan akuntansi di Amerika sendiri terbagi dalam beberapa tahapan utama
yaitu: Tahap awal pembentukan (1930-1936), Periode setelah perang dunia (1946-
1959), dan Periode modern (1959 sampai sekarang).
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar
Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standards Boardi – FSAB), namun
sebuah lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange
Commission – SEC) juga memiliki kekuasaan untuk menerapakan standarnya sendiri.
Hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik bersertifikat, badan sektor
swasta lainnya, menetapkan Standar Auditing.
Setiap negara bagian memiliki hukum perusahaannya sendiri. Secara umum, hukum
berisi ketentuan minimal atas pencatatan akuntansi dan penerbitan laporan keuangan
secara periodik. Banyak hukum perusahaan ini yang tidak ditegakkan secara ketat,
dan laporan yang diserahkan kepada badan-badan lokal sering kali tidak tersedia
untuk publik. Karenanya, ketentuan pelaporan keuangan dan audit tahunan secara
realitas hanya tedapat pada tingkat federal, seperti yang ditentukan oleh SEC. SEC
memiliki kekuasaan atas perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya pada
bursa-bursa efek AS dan perusahaan yang sahamnya diperdagangkan over the
counter. Perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya tidak menghadapi ketentuan
wajib untuk pelaporan keuangan, sehingga menbuat Amerika Serikat terlihat tidak
normal menurut Standar Internasional.
Sedangkan di Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disusun oleh lembaga
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan
memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama
dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat
sehubungan data ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat
permasalahan dalam makalah ini yaitu “bagaimana penyusunan standar akuntansi di
Amerika dan Indonesia?”
1.3 Tujuan penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu mencantumkan tujuan
dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan
dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni untuk mendapatkan gambaran yang pasti
tentang standar penyusunan standar akuntansi di Amerika dari masa ke masa, serta
penyusunan standar akuntansidi Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut.
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk penyusunan standar
akuntansi di Amerika dan Indonesia.
2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu
masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.
3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang
akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STANDAR AKUNTANSI AMERIKA
Di Amerika Serikat, akuntan yang berpraktik disebut Certified Public Accountant (CPA),
Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan
jenis sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan, walaupun mungkin saja
satu orang memiliki lebih dari satu sertifikat. Sebagai tambahan, banyak pekerjaan akuntansi
dikerjakan oleh seseorang tanpa memiliki sertifikasi namun di bawah pengawasan seorang
akuntan bersertifikat.
Sertifikasi CPA dikeluarkan di negara bagian tempat kedudukan yang bersangkutan berupa
izin untuk menawarkan jasa auditing kepada publik, walaupun kebanyakan kantor akuntan
juga menawakan jasa akuntansi, perpajakan, bantuan litigasi dan konsultansi keuangan
lainnya. Persyaratan untuk mendapat sertifikat CPA bervariasi di antara negara bagian,
namun ujian Uniform Certified Public Accountant diharuskan di setiap negara bagian. Ujian
ini dibuat dan diperiksa oleh American Institute of Certified Public Accountants.
Sertifikasi CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA), yang diberikan kepada
kandidat yang lulus dalam empat bagian ujian. CIA kebanyakan memberikan jasanya kepada
pemberi kerja langsung bukan kepada publik.
Sertifikasi CMA diberikan oleh Institute of Management Accountants (IMA), yang diberikan
kepada kandidat yang dinyatakan lulus dalam empat bagian ujian dan memenuhi pengalaman
praktik tertentu berdasarakan ketentuan IMA. CMA kebanyakan memberikan jasanya kepada
pemberi kerja langsung bukan kepada publik. CMA juga bisa menawarkan jasanya kepada
publik, namun dengan lingkup yang lebih kecil dibanding CPA.
Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics) dari Departemen Tenaga Kerja
Amerika Serikat (United States Department of Labor) memperkirakan ada sekitar satu juta
orang yang bekerja sebagai akuntan dan auditor di Amerika Serikat
Akuntansi Amerika Serikat
Adapun pihak yang ikut serta menyusun standar akuntansi di Amerika adalah :
1. Kantor Akuntan Bersar yang dikenal dengan “Big 8”.
2. American Institue of Certified Public Accountants (AICPA) – Akuntan Publik.
3. Financial Accounting Standard Board (FASB) – Lembaga Penyusun Standar
Akuntansi.
4. Governmental Accounting Standard Board (GASB) – Lembaga Penyusun Standar
Akuntansi Untuk Pemerintah.
5. Securities and Exchange Commission (SEC ) – Badan Pengawasan Pasar Modal.
6. American Accounting Association (AAA) – Organisasi Akademisi.
7. Financial Executives Instiute (FEI) – Para eksekutif Keuangan.
8. The Institute of Management Accounting yang dahulu namanya National
Association of Accountant (NAA) – Organisasi Akuntan Management.
9. Dan lain-lain.
Dalam Penyusunan standar akuntansi keuangan AS sangat berpegang pada kerangka teoritis
konseptual yang ditetapkan oleh FASB sebagai berikut:
1. Tujuan pelaporan keuangan oleh Perusahaan yang bertujuan mencari laba yang
diterbitkan November 1978.
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi yang diterbitkan Mei 1980 kemudian
direvisi dengan Statement Nomor 6, Desember 1980.
3. Tujuan pelaporan Keuangan Organisasi Nonprofit diterbitkan Desember 1980
4. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis
diterbitkan Desember 1984.
5. Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang diterbitkan pada Desember 1985
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh badan sector khusus Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting Standard Board-FASB), akan tetapi yang menjadi
penyokong kewenangan terhadap standarisasi mereka adalah agensi kepemerintahan Komisi
Keamanan dan Kurs (Securities and Exchange Commission-SEC). Sebagai kunci utama yang
memungkinkan sistem Shared-power bekerja dengan efektif adalah 1973 SEC Accounting
Series Release (ASR) No. 150.
Hingga tahun 2002, Institut Sertifikasi Akuntansi Publik Amerika (American Institute of
Certified Public Accountants-AICPA), sebagai badan khusus lainnya juga mengaudit
standarisasi mereka. Pada tahun tersebut, Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB) didirikan, dengan dewan yang berwenang untuk mengeluarkan regulasi audit dan
auditor perusahaan publik. PCAOB, merupakan organisasi swasta yang diawasi oleh SEC.
Sistem yang dianut Amerika Serikat tidak memiliki persyaratan legal untuk publikasi
mengenai laporan audit periodik keuangan. Perusahaan di Amerika Serikat dibentuk di bawah
hukum negara, bukan hukum federal. Setiap negara bagian memiliki peraturan dasar
perusahaan tersendiri; secara umum, peraturan tersebut mengandung persyaratan minimal
untuk menjaga catatan akuntansi serta publikasi periodik laporan keuangan.
SEC memiliki kewenangan penuh untuk menjelaskan standar akuntansi dan laporan kepada
perusahaan publik akan tetapi bergantung pada sector swasta dalam penerapan standarisasi
tersebut. Hal ini bekerja dengan FASB dan bersifat menekan saat FASB dinilai bergerak
terlalu lambat atau menyimpang. Jika hal tersebut terjadi, SEC telah menunda atau menolak
keputusannya sendiri atau telah memaksakan persyaratan sendiri.
Oleh karena SEC merupakan agensi regulator yang independen, kongres serta presiden tidak
memiliki pengaruh secara langsung terhadap kebijakan yang mereka buat. Bagaimanapun,
lima komisi penuh SEC dipilih oleh presiden dan disetujui oleh senat, serta SEC hanya
memiliki kewenangan yang diberikan melalui keputusan kongres.
FASB dibentuk pada tahun 1973 dan desember 2006 telah mengeluarkan Laporan Standar
Akuntansi Keuangan 158 (158 Statements of Financial Accounting Standards –SFASs).
Tujuan SFASs adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk para investor baik
yang telah maupun yang berpotensi menjadi investor, kreditor, dan lainnya yang memutuskan
untuk mengambil kredit, investasi, dan sebagainya.
FASB memiliki tujuh anggota penuh, perwakilan akuntansi firma, akademisi, perusahaan,
dan komunitas investor. Anggota dewan harus memilih kebijakan organisasional dan ekonii
secara keseluruhan untuk mengutamakan pekerja atau kepemilikan dalam rangka pelayanan.
Penggunaan kerangka berfikir oleh FASB merupakan gambaran pegaturan standarisasi yang
cukup signifikan di Amerika Serikat. Konsep Laporan Akuntansi Keuangan (Statements of
Financial Accounting Concepts) seterusnya menjadi fundamental sebagai standar dasar
akuntansi keuangan dan laporan.
Standar akuntansi yang memiliki kualitas tinggi (high-quality) adalah suatu standar akuntansi
yang tidak bias, dan menghasilkan suatu informasi yang relevan dan dapat dipercaya yang
berguna bagi pengambilan keputusan oleh para investor, kreditur dan pihak-pihak yang
mengambil keputusan serupa. Standar tersebut harus:
a. Konsisten dengan kerangka konseptual yang mendasarinya
b. Menghindari atau meminimumkan adanya prosedur akuntansi alternatif, baik implisit
maupun eksplisit dengan mengingat faktor comparability dan consistency.
c. Jelas dan komprehensif, sehingga standar tersebut dapat dimengerti oleh pembuat
laporan keuangan, auditor yang memeriksa laporan keuangan berdasarkan standar
tersebut, oleh pihak-pihak yang berwenang mengharuskan pemakaian standar tersebut
serta para pengguna informasi yang dihasilkan berdasarkan standar tersebut.
FASB melihat perlunya dibentuk tiga organisasi yang akan menentukan system akuntansi
internasional di masa depan, yaitu:
1. International Standard Setter (ISS)
Organisasi ini menetapkan, mengembangkan dan mengumumkan secara resmi
standar akuntansi internasional. ISS merupakan organisasi independen yang
memiliki delapan fungsi, yaitu (1) leadership (2) innovation, (3) relevance, (4)
responsiveness, (5) objectivity, (6) acceptability and credibility, (7) understandability
dan (8) accountability. Karakteristik ISS yang penting adalah
a. independen dalam pengambilan keputusan
b. menjalankan proses penetapan standar yang cukup dengan berhubungan
dengan pihak luar yang akan menggunakan standar tersebut
c. memiliki staf yang cukup
d. memiliki pendanaan yang independen
e. diawasi secara independen
2. International Interpretation Committee (IIC)
Organisasi ini dibentuk untuk menyampaikan pendapat atas penerapan standar
akuntansi internasional agar didapat penafsiran dan penerapan yang konsisten. IIC
akan membimbing para pemakai standar dan jika perlu menerbitkan semacam buku
panduan sebagai pelengkap standar yang sudah diterbitkan.
3. International Professional Group (IPG)
Organisasi ini terdiri dari para akuntan profesional dari berbagai organisasi
profesional di berbagai negara. Kegiatan IPG yang utama adalah memudahkan
penerapan standar dengan cara memastikan adanya kepatuhan (compliance) terhadap
standar, penyebaran standar yang cukup sampai pada tingkat nasional dan
memberikan pengajaran kepada para pemakai tentang penerapan standar akuntansi
internasional yang tepat.
Bagaimana halnya dengan keberadaan IASC yang memang sudah eksis jika hal
ini benar-benar diterapkan. FASB menganggap bahwa bagaimanapun caranya suatu
organisasi penentu standar akuntansi internasional dibentuk, struktur organisasi
tersebut harus bisa memungkinkan kedelapan fungsi di atas berjalan baik. Struktur
organisasi juga harus memasukkan kelima karakteristik di atas agar bisa
mengembangkan standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi.
Berdasarkan pemikiran ini, alternatif yang dapat dipakai di masa depan adalah:
(a) IASC bisa tetap eksis dengan pembenahan struktur seperti yang disarankan
FASB, atau
(b) dibentuk suatu organisasi baru dengan struktur baru seperti yang
disarankan FASB, yang tetap meneruskan hal-hal yang sudah dilakukan oleh IASC,
atau
(c) memodifikasi FASB agar bisa lebih diterima secara luas di seluruh dunia.
Alternatif ketiga ini didasari oleh keyakinan bahwa FASB memiliki peran sebagai a
global leader in accounting standard setting.
2.2 PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA
2.2.1 Periode Sebelum Tahun 1930
Akuntansi di Amerika pada periode sebelum tahun 1930 boleh dikatakan tidak teratur.
Praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh dunia usaha umumnya dianggap
rahasia. Sebagai akibatnya terjadi ketidak seragaman dalam praktek akuntansi yang tidak
seragam, maka mendasarkan pada laporan keuangan sebagai alat peniaian investasi dapat
menyesatkan bagi investor. Masalah inilah yang memicu perlunya pengembangan standar
akutansi yang seragam.
2.2.2 Periode Pembentukan (1930 – 1946)
Sebagai akibat dari crash di pasar modal tahun 1929 (Market crash) periode 1930 sampai
1946 memiliki pengaruh yang signifikan di dalam praktek akuntansi di Amerika. Usaha
pertama mengembangkan standar dimulai dengan adanya persetujuan antara American
Institut Certificed Public Accountant (AICPA) dan New York Stock Exchanges. Hasil
kerjasama ini adalah format draft “Five Broad Accounting Principles” yang disiapkan oleh
Komite AICPA dan disetujui oleh Komite NYSE pada tanggal 22 September 1932. Dokumen
ini merupakan usaha formal untuk mengembangkan “Generally Accepted Accounting
Principles” dan dimasukan ke dalam Accounting Research Bulletin (ARB) No. 43
2.2.3 Komite Prosedur Akuntansi (Committee On Accounting
Procedure/CAP) 1936- 1946
Pada tahun 1933, AICPA membentuk komite khusus Pengembangan Prinsip-Prinsip
Akuntansi, tetapi komite ini hanya sementara dan kemudian digantikan oleh komite Prosedur
Akuntansi (CAP) pada 1936, yang secara relatif tidak aktif sampai 1938. Bagaimanapun,
pada 1938, terutama semata oleh Kebijaksanaan baru SEC dalam ASR 4, CAP telah diperluas
dari 7 sampai 21 anggota dan menjadi jauh lebih aktif.
CAP yang pada awalnya ingin mengembangkan suatu pernyataan prinsip-prinsip akuntansi
yang menyeluruh sebagai suatu panduan umum untuk solusi permasalahan praktis yang
spesifik. Bagaimanapun, yang paling dirasakan selama lima tahun terakhir untuk
mengembangkan pernyataan tersebut.
CAP, bertindak sebagai jawaban atas ASR 4, mulai 1939 mengeluarkan statemen atas
prinsip-prinsip akuntansi yang utama “otoritas pendukung yang substansial”. Sepanjang
periode tahun keduanya 1938-1939, CAP mengeluarkan 12 Buletin Riset Akuntansi (ARB).
CAP adalah badan dari SEC dan sering merundingkan SEC untuk menentukan apakah yang
diusulkan dalam ARB akan bisa diterima oleh komisi pengawas.
Tidak semua unsur akuntansi senang dengan aturan akuntansi yang dikembangkan periode
ini. Anggota AAA memberikan suatu pendekatan deduktif perumusan akuntansi sebagai
lawan pendekatan induktif yang sebagian besar informal yang dipekerjakan oleh CAP.
Era perkembangan ini tidak menghasilkan suatu yang menyeluruh dari satuan prinsip-prinsip
akuntansi. Bagaimanapun, membuat dua kontribusi sangat penting. Pertama, praktek
akuntansi, terutama dalam kaitan dengan keseragaman, meningkatkan dengan mantap. Yang
kedua, sektor swasta dengan kuat dibentuk sebagai sumber untuk pembuatan kebijakan
akuntansi Amerika Serikat.
Ketika Perang Dunia II mulai, pengembangan aturan akuntansi berjalan dengan lambat.
Sepanjang tahun peperangan, CAP hampir secara eksklusif berhadapan dengan permasalahan
akuntansi yang menyertakan transaksi peperangan. ARB 13 mengeluarkan antara Januari
1942, dan September 1946, tujuh dihadapkan dengan permasalahan terkait dengan perang
dan tiga dengan istilah.
2.2.4 Periode Setelah Perang Dunia 1946- 1959
Lonjakan ekonomi yang lebih besar terjadi pada periode sehabis perang dibanding 1920an.
Industri memerlukan sejumlah modal yang masif dalam rangka memperluas. Perluasan, pada
gilirannya, menciptakan lebih banyak pekerjaan dan lebih banyak uang dalam ekonomi.
Dorongan pasar bursa, industri mulai dengan aktif menyadap uang yang tersedia dari
masyarakat. Pada 1940, diperkirakan empat juta pemegang saham di Amerika Serikat. Pada
1952, jumlahnya tumbuh menjadi tujuh juta; di tahun 1962, jumlahnya telah mencapai 17
juta. Hal ini, bagian besar Publik Amerika mempunyai ketertarikan pada investasi langsung
keuangan di dalam korporasi.
Laporan keuangan perseroan adalah suatu sumber informasi yang penting untuk keputusan
keuangan. Dalam hal ini, laporan keuangan dan aturan akuntansi yang digunakan untuk
menyiapkannya mendapat perhatian secara luas. Untuk pertama kali, kebijakan akuntansi
dibuat menjadi suatu topik penting dalam tekanan keuangan. Masalah yang utama adalah
salah satu dari keseragaman atau perbandingan laporan pendapatan antar perusahaan yang
berbeda.
ARB 32 dan SEC
ARB 18 telah dikeluarkan dari 1946 sampai 1953 oleh CAP. Walaupun panitia telah sukses
menghapuskan banyak keraguan praktek akuntansi pada 1930, strategi menciptakan suatu
rangkaian masalah baru sepanjang 1940an akhir dan awal 1950an. Ketika menghapuskan
keraguan praktek akuntansi, CAP gagal untuk membuat rekomendasi positif untuk prinsip
akuntansi umum. Sebagai hasilnya, ada suatu kelebihan persediaan prinsip-prinsip akuntansi
yang baik. Banyak praktek alternatif tetap berlanjut karena tidak ada dasar dari teori
akuntansi akuntansinya. Situasi ini mendorong konflik antara CAP dan SEC.
Konflik yang pernah dipublikasakan adalah tentang ikhtisar rugi laba yang semuanya
terhadap arus kinerja operasi yang dicapai. CAP merasakan operasi arus pemanfaatan yang
dicapai meningkat dibandingkan laporan pendapatan antar perusahaan dan antar tahun untuk
perusahaan yang sama. Baik kerugian dan keuntungan luar biasa, menunjukkan, pengeluaran
dan pendapatan netto di bawah konsep kinerja operasional yang dicapai. Sebagai
konsekwensi, CAP mengeluarkan ARB 32 untuk merekomendasikan konsep itu.
Pada 1950, SEC mengusulkan suatu perkembangan ke Peraturan S-X menggunakan semua
konsep yang tercakup. Proposal ini secara langsung bertentangan dengan ARB 32. Sesudah
itu, CAP dan SEC mencapai suatu persetujuan kompromi mengenai ARB 3 di mana pos-pos
luar biasa (disebut item khusus) merupakan item yang terakhir pada ikhtisar rugi laba.
Price-Level Masalah
Pada akhir 1953, profesi akuntansi menjadi terus meningkat terkait dengan akuntansi di
bawah kondisi-kondisi mengubah level harga. Para pelaku profesi hampir seluruh
perhatiannya tertuju pada masalah ini. Setelah tiga tahun telah ada dalam kemajuan
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Daya dorong yang utama price-level debatberkaitan
dengan biaya penyusutan. Biaya Penyusutan berdasar pada biaya historis tidak diukur dengan
teliti atas ukuran penggunaan modal tetap terhadap daya beli sekarang. Hasilnya adalah suatu
pernyataan tentang laporan pendapatan netto yang berlebihan. Secara umum, profesi akhirnya
memutuskan untuk mencerminkan perubahan daya beli akan mengacaukan para pemakai
laporan keuangan. Sebagai hasilnya, menangguhkan price-level debat selama bertahun-tahun
dan mengarahkan perhatiannya lagi pada pengembangan standard akuntansi keuangan.
Fase Kontribusi Institusi (1933-1959)
Fase ini ditandai dengan timbulnya badan/institusi dan peningkatan peranannya dalam
pengembangan prinsip akuntansi, sebagai berikut:
1. Tahun 1934 Kongres membentuk Securities and Exchange Commision (SEC) untuk
melaksanakan berbagai peraturan investasi federal. Komisi ini dapat merumuskan hal-hal,
informasi, metode-metode, yang harus ditunjukan dalam laporan keuangan.
2. Adanya usulan agar The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
mulai melakukan kerjasama dengan bursa saham sehingga standar yang ditetapkan dalam
laporan keuangan dapat sesuai dengan eksekutif perusahaan dan akuntan sesuai dengan
praktek yang ada.Setelah berdirinya American Accounting Association (AAA) yang banyak
mengkritik SEC maka AICPA memutuskan untuk memberdayakan Committee Accounting
Procedure (CAP) menerbitkan Accounting Research Bulletins (ARBs). Adanya praktek-
praktek akuntansi yang banyak dikritik, isu-isu yang tidak populer, kegagalan untuk
mengembangkan pernyataan menyeluruh tentang prinsip akuntansi menyebabkan konflik
antara SEC dengan CAP.
The Price Level Problem
Profesi akuntansi telah mencoba mengatasi masalah ini sejak akhir tahun 1953. Namun,
masalah ini tidak terselesaikan karena masih ada hambatan terutama terkait dengan
depresiasi. Depresiasi yang berdasar pada historical cost tidak mengukur secara tepat
pengurangan nilai aset tetap terkait daya beli saat ini sehingga terjadi overstatement laba
bersih. Akhirnya masalah ini dikesampingkan dan profesi akuntansi kembali fokus pada
pengembangan standar akuntansi keuangan.
Closing Years of the CAP
Kritik terhadap CAP mulai bermunculan, banyak yang merasa CAP terlalu lambat. Mulai ada
ajakan pada profesi akuntansi untuk menyiapkan pernyataan prinsip-prinsip dasar akuntansi
yang komprehensif. Akhirnya, pada 1957, AAA menerbitkan pernyataan konsep dan definisi
mendasar yang menggunakan sesedikit mungkin pendekatan deduktif. Sedangkan pada saat
itu, CAP masih menyelesaikan masalah dengan membuat peraturan secara tambal sulam
tanpa mengembangkan prinsip dasar akuntansi keuangan.
2.2.5 Tahap Kontribusi Professional (1959-1973)
a. Tahun penutupan CAP
Tahun dari 1957 sampai 1959 diwakili periode transisi dalam pengembangan standard
akuntansi Amerika Serikat. Kritik CAP meningkat sampai akhirnya, presiden AICPA, Alvin
R. Jennings, menuntut suatu pendekatan baru kepada pengembangan prinsip-prinsip
akuntansi.
Peningkatan Kritik
Sepanjang pertengahan dan akhir 1950an, ketertarikan akan pengembangan prinsip-prinsip
akuntansi tumbuh di dalam dan di luar profesi.
Spacek melihat profesi untuk menyiapkan suatu statemen yang menyeluruh dari prinsip-
prinsip akuntansi dasar. Ia tidaklah sendiri. Pada 1957, AAA telah menerbitkan suatu
statemen konsep dasar dan definisi di mana sedikitnya mencoba suatu pendekatan deduktif.
Dari permulaan seluruhnya, CAP yang telah membuang penyusunan suatu pendekatan
deduktif. Sesungguhnya, panitia yang yang telah mengabdikan waktunya pada pemecahan
masalah yang spesifik dengan meresepkan aturan sedikit demi sedikit tanpa mengembangkan
prinsip pokok akuntansi keuangan, sangat sedikit suatu teori yang menyeluruh.
Ketidakpuasan terhadap CAP dengan sangat jelas diungkapkan oleh presiden AICPA waktu
itu, Alvin R. Jennings, dengan pertanyaan mengenai “seberapa sukseskah kita dalam
mempersempit area-area yang memiliki perbedaan dan ketidakkonsistenan di dalam
pembuatan dan penyajian dari informasi keuangan”. Suatu Komite Khusus atas Program
Riset yang dibuat di tahun 1937 dan 1958 mengusulkan untuk melakukan pembubaran CAP
dan departemen risetnya. AICPA menerima rekomendasi dari komite dan mendirikan di
tahun 1959, Dewan Prinsip Akuntansi dan Divisi Riset Akuntansi dengan misi untuk
memajukan pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Accounting Research Division melanjutkan dengan publikasi dari posisi
yang masih diperdebatkan dengan sengit yang bergantung pada pemberian alasan melalui
deduksi.
“Piagam” yang di ciptakan APB dan Divisi Riset Akuntansi menyebut dua pendekatan untuk
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Divisi Riset adalah semi otonom. Dimiliki direktur,
yang mempunyai otoritas untuk menerbitkan penemuan staff riset, dan secara eksklusif
diabdikan bagi pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang tidak bertanggung-jawab
kepada panitia teknis AICPA. Dalam menetapkan riset apa yang akan dirancang, direktur
riset harus lebih dulu berunding dengan pimpinan APB. Jika keduanya menentang, APB
secara keseluruhan menentukan proyek apa yang akan dilakukan divisi riset. Hasil proyek
divisi riset akan diterbitkan dalam wujud Studi Riset Akuntansi (ARS). Studi ini akan
menyajikan dokumentasi terperinci, semua aspek dari permasalahan tertentu, dan
rekomendasi atau kesimpulan. Terutama sekali, dua hal menyebutkan laporan panitia khusus:
(1) “dalil dasar akuntansi” dan
(2) “satuan prinsip-prinsip akuntansi yang dikoordinir” didasarkan pada dalil.
Menurut bentuknya, APB serupa dengan CAP. Mempunyai dari 18 sampai 21 anggota,
kesemuanya adalah anggota AICPA. Mereka mewakili perusahaan CPA kecil dan besar,
akademi, dan industri swasta. Harapannya adalah bahwa pendapat APB akan didasarkan pada
studi divisi riset. Dua pertiga dari mayoritas telah menyiapkan pendapat dan disclaimers dari
perselisihan anggota yang diterbitkan.
Awal tahun penerapan APB ditandai dengan kegagalan dan keragu-raguan. Riset yang
dihasilkan oleh APB tidak diterima dengan baik oleh lembaga-lembaga professional, dan
perdebatan tentang kredit pajak investasi mengakibatkan timbulnya masalah yang serius
terhadap otoritas dewan pengurus CPA.
Pada bulan November, 1962 APB menerbitkan opininya no.2, tentang kredit pajak investasi.
Lembaga-lembaga professional membagi masalah tersebut yaitu tentang bagaimana
menghitung investasi kredit pajak menjadi dua cara yaitu:
(1) mengenali keuntungan yang diterima dari pajak setiap tahunnya, dengan menggunakan
flow-through method
(2) mengenali keuntungan pajak dari nilai ekonomis aktiva, yang disebut dengan deferral
method.
The Embattled APB
Selama tahun 1965-1967, kritik terhadap APB masih terus berlanjut melalui media press.
Selama periode ini IPB telah mengeluarkan tujuh pendapat termasuk tiga diantaranya yang
mendapatkan catatan. APB opini no. 8 Accounting for the Cost of Pension Plans, APB opini
no.9 tentang ekstra ordinary items dan earning per share, serta APB no. 11 tentang alokasi
pajak pendapatan, kestiga opini tersebut menjadikan hasil penelitian sebagai sumber dalam
mengeluarkan pendapat. dan diakhir tahun 1967 organisasi ini telah menunjukkan
sebagaimana mestinya sebuah organisasi melalui cara yang benar.
APB juga menerbitkan berbagai opini yang menangani isu-isu controversial, mencapai
sejumlah 31 opini antara tahun 1959 dan 1973. Asosiasi Akuntansi Amerika juga ikut
berpartisipasi di dalam proses ini melalui beberapa studi riset dan percobaan untuk
mengembangkan suatu pernyataan yang terintegrasi dari teori akuntansi dasar. Usaha-usaha
yang dilakukan tidak selalu berhasil, APB sendiri ditentang dan dikritik untuk :
Opini yang terbatas, controversial, termasuk APB 8 mengenai akuntansi pension,
APB 11 mengenai alokasi pajak penghasilan, serta APB 2 dan 4 mengenai kredit
pajak investasi
Kegagalannya untuk memecahkan masalah mengenai akuntansi bagi kombinasi bisnis
dan goodwill
ARS 7 dan APB Statement 4
Sejak pelaku profesi akuntansi menolak ARS 1 dan ARS 3, dibentuk sebuah komisi untuk
penelitian yang lain. Hal ini bertujuan untuk mendiskusikan konsep dasar dari prinsip
akuntansi dan merangkum hal yang dapat diterima dalam prinsip dan praktek.
Sebagai contoh ARS 7 oleh Paul Grady “ Inventory of Generally Accepted Accounting
Principles For Business Enterprise “ dapat dikatakan sukses, karena diterima oleh kalangan
profesi. Study tersebut merupakan program penelitian dari Special Committee.
Karena melihat adanya kemungkinan kegagalan dalam pembyatan prinsip akuntansi, Special
Committee merekomendasikan untuk membuat sebuah tujuan dan batasan dari laporan
keuangan, menentukan prinsip akuntansi yangdapat diterima, dan mendefinisikan Prinsip
Akuntansi yang Berterima Umum secepat mungkin.
Namun setelah dikeluarkan APB no. 4 ternyata statement ini gagal dikarenakan tdak
mempunyai aturan yang authoritative dan mempunyai kegagalan pada pembuatan dasar
postulate dan prinsip akuntansi.
Setelah kegagalan tersebut kritik terhadap APB terus berlanjut, kritik ini didasari dengan :
1. Risiko dari opini APB yang dikeluarkan atas masalah yang cakupannya terlalu sedikit
dan terlambat dalam prosesnya.
2. Adanya masalah dengan dunia bisnis yang ditunjukkan atas pembuatan standart yang
terlalu lama dan terlalu banyak campur tangan dari luar dalam pembuatanya.
Anggapan bahwa terdapat mata rantai antara profesi dengan APB juga tidak membantu.
Intervensi dari asosiasi dan agen-agen profesi di dalam formulasi suatu teori akuntansi dipicu
oleh usaha-usaha untuk melenyapkan teknik-teknik yang tidak dikehendaki dan untuk
mengodifikasikan teknik-teknik yang dapat diterima. Sekali lagi, ketergantungan terhadap
asosiasi dan agen-agen seperti diatas bukannya tidak memiliki konsekuensi, yang termasuk
hal-hal berikut ini :
Asosiasi dan keagenan tidak bersandar pada kerangka kerja teoritis yang telah
dibuat
Wewenang atas pernyataan tidak dinyatakan dengan jelas
Adanya perlakuan alternative memungkinkan adanya fleksibilitas di dalam
pemilihan teknik-teknik akuntansi
Ketidakpuasan akibat adanya intervensi professional, seperti yang telah diungkapkan dalam
tulisan oleh Briloff, adalah suatu cara yang efektif dalam menarik perhatian masyarakat
umum akan adanya penyalahgunaan akuntansi yang mendominasi beberapa laporan tahunan
tertentu.
b. Tahap Politisasi (1973 – Sekarang)
Keterbatasan asosiasi profesional dan manajemen dalam merumuskan teori akuntansi
mendorong diadopsinya pendekatan-pendekatan yang lebih deduktif dan politisasi proses
penetapan standar-sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku umum bahwa
angka-angka akuntansi hendaknya dibuat didalam arena politik. Dalam pandangan yang
sama, Hongren menyatakan :
”Penetapan dari standar akuntansi selain dari produk logika yang tanpa cela atau
temuan-temuan empiris adalah juga suatu produk dari tindakan politis. Mengapa? Karena
penetapan standar adalah suatu keputusan sosial. Standar memberikan batasan pada
perilaku; karenanya, ia harus dapat diterima oleh pihak-pihak yang terkena akibatnya.
Penerimaan dapat dipaksakan atau secara sukarela atau sebagian dari keduanya. Di dalam
sebuah masyarakat yang demokratis, mendapatkan penerimaan adalah suatu proses yang
luar biasa rumit dan membutuhkan keahlian pemasaran di arena politik.”
Pada 1972 Wheat dan Trueblood Committee yaitu badan yang di bentuk APB melaporkan
pelelitiannya. Wheat pada maret 1972 menyampaikan laporan yang intinya tentang :
1. Pendirian Financial Accounting Foundation (FAF).
2. Pendirian Financial Accounting Standards Board (FASB).
3. Pendirian Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC).
rekomendasi tersebut diterma oleh AICPA council pada juni 1972; dan FASB berdiri pada 1
juli 1973
Sementara laporan dari study Trueblood diasmpaikan setelah FASB berdiri, laporan tersebut
berisi tentang beberapa tujuan dari laporan keuangan. dan tidak memberikan saran apapun
pada tataran implementasi.
Sejak awal, FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan quasi politik dalam
perumusan prinsip-prinsip akuntansi. Hal yang dilakukan oleh FASB mendapatkan nilai yang
lebih baik yaitu :
(1) dengan adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis atau
kesepakatan dalam akuntansi, dan
(2) dengan lahirnya berbagai kelompok yang berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan
bagi penerimaan umum atas standar abru. Oleh sebab itu, proses penetapan standar memiliki
aspek politis didalamnya. Pernyataan yang diberikan oleh FASB berikut mengindikasikan
kesadaran yang mereka miliki akan situasi baru yang sedang terjadi :
“Proses dari penetapan standar dapat digambarkan sebagai demokratis karena seperti
semua badan pembuat peraturan, hak Dewan untuk membuat peraturan pada akhirnya akan
sangat bergantung pada persetujuan dari pihak yang diatur. Tetapi karena penetapan
standar membutuhkan beberapa perspektif, maka tidaklah tepat jika suatu standar ditetapkan
dengan hanya didasarkan pada penggambaran dari para pemilihnya. Hal yang serupa pula,
proses tersebut dapat diuraikan sebagai legislative karena penetapan standar harus
dimusyawarahkan dank arena seluruh pandangan harus didengarkan. Tetapi para penyusun
standar diharapkan untuk dapat mewakili seluruh pemilih sebagai satu kesatuan dan tidak
menjadi perwakilan dari satu kelompok pemilih tertentu. Proses ini dapat diuraikan sebagai
bersifat politis karena terdapat satu usaha pembelajaran yang terkait dengan usaha untuk
mendapatkan penerimaan satu standar baru. Tetapi proses pendapatan standar juga tidak
bersifat politis didalam artian bahwa dibutuhkan suatu akomodasi sebelum satu pernyataan
diterbitkan.”
Proses perumusan standar-standar akuntansi menjadi lebih plitis dijelaskan dengan lebih baik
lewat seuah laporan yang dikeluarkan oleh Subkomite Senat atas Laporan, Akuntansi, dan
Manajemen, yang diberi judul The Accounting Establishment. Dikenal dengan sebutan
Metcal Report, laporan ini menuduh kantor akuntan public Big Eight telah memonopoli
pengauditan atas perusahaan-perusahaan besar dan mengendalikan proses penetapan standar.
Hubungan dari organisasi-organisasi besar menyarankanj agar Big Eight dan AICPA
memiliki kendali atas standar-standar akuntansi yang disetujui oleh SEC. Setelah
menekankan perlunya pemerintahan federal memastikan bahwa perusahaan yang dimiliki
public telah benar-benar bertanggungjawab kepada masyarakat, laporan kemudian
memberikan rekomendasi-rekomendasi dengan tujuan meningkatkam skuntabilitas
perusahaan.
FASB selalu mengedepankan adanya pembuatan kerangka konseptual , yang secara
menyeluruh digunakan untuk mengatur “konstitusi” untuk proses pembuatan standar.
struktur dari financial accounting standard mengalami perbaikan sejak FASB berdiri tahun
1973. Hasil modifikasi selesai dibuat atas rekomendasi komite dari Financial Accounting
Fondation (FAF) in 1977.
FAF mempunyai enam anggota sponsor organisasi : AAA, AICPA, Financial Analisyst
Federation, Financial Executives Institute (FEI), Institute of Mnagement Accountants (IMA),
dan Securities Industry Association. Tanggung jawab dari FAF adalah memilih dewan
standar
Usaha mengikis kekuatan FASB
Beberapa organisasi mencoba untuk membatasi atau membatasi kekuatan legislative FASB.
Ketika tanggungjawab untuk standar penyusunan ditransfer dari AICPA ke FASB, AICPA
menyusun Accounting Standar Executive Committee (AcSEC) di tahun 1972 menjalankan
sebuah fungsi kekarabatan antara AICPA dan FASB. Komite ini merespon untuk
mendiskusikan memo, komentar peserta, dan bagian pembuakan yang menyiapkan kertas
keputusan untuk FASB yang ditambah agenda pokok dari panitia.
Banyak perubahan organisasi menyebabkan suatu kejadian dikarenakan investigasi kongres.
Tujuan perubahan tersebut adalah:
1. kekuatan proses auditing dan berdiri sendirinya auditor
1. menjamin pelaksanaan dengan satandar yang tinggi dari pelaksanaannya tidak
hanya CPA perindividual namun juga dari perusahaan CPA dibawah system
pengatur efektif
2. menjamin besarnya partisipasi oleh perwakilan publik dalam masalah profesi
3. didirikannya antara publik dan sebagian perusahaan kecil non publik untuk tujuan
dalam pengambilak teknik standar.
4. menambah keefektivan profesi dalam membutuhkan jasa publik.
Krisis pertanggungjawaban di akuntan publik
Krisis pertanggungjawaban di akuntan publik merupakan masalah yang sangat penting
terlihat oleh seluruh profesi. Hal itu penekanan yang menakutkan untuk menjatuhkan audit
kedalam mekanisme pendeteksi kecurangan.
Menghendaki auditor untuk melaporkan ke SEC, di dalam kasus perusahaan dagang umum,
jika manajemen dan direktur tidak memiliki undang-undang untuk membersihkan situasi.
Tentunya, auditor ikut andil jika ada kesalahan untuk disudutkan atas kesalahan mengaudit
untuk memotong biaya sebagai hasil “lowball” penawaran audit atas ketidak efisienan
supervisor dan rendahnya tingkat keputusan.
Peran dari AICPA, SEC, dan Badan lainya
AICPA mempunyai tugas dan tanggung jawab atas pembuatan auditing standar board . tugas
lain dari AICPA untuk mengawasi dan mengatur kompetisi dari kantor akuntan atas jasa
terhadap klien. Tentunya, auditor ikut andil jika ada kesalahan untuk disudutkan atas
kesalahan mengaudit untuk memotong biaya sebagai hasil “lowball” penawaran audit atas
ketidak efisienan supervisor dan rendahnya tingkat keputusan.
SEC membuat tentang aturan untuk memberdayakan tentang praktek akuntansi. dan
dalam kebijakanya mendukung secara umum tentang private sector standar dan FASB
secara kususnya.
AAA berperan dalam pembuatan standar akuntansi, dan selama beberapa tahun
menjadi sposor bagi pembuatan pernyataan prinsip akuntansi.
FEI mempunyai peran dalam berbagai macam proyek penelitian tentang akuntansi
dan hal yang berhubungan dengan akuntansi.
IMA mempunyai peran dalam dalam penelitian dan publikasi dalam bidang akuntunsi
manajemen dan biaya.
2.3 PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia
selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan memberikan tafsiran dan penalaran yang
telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam
memperolah informasi yang akurat sehubungan data ekonomi.
Hal ini menyebabkan tidak menutup kemungkinan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dapat mengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu sejalan dengan
perubahan kebutuhan informasi ekonomi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari
prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi
yang sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga
atau institut resmi.
Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan
suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporan keuangan. Namun paling
tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus
ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua dat ekonomi dapat tersaji dengan baik,
sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
menginterpretasikan dan megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan
ekonomi yang baik bagi tiap-tiap pihak.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pengembangan standar
akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini, pengembangan standar
akuntansi ini dilakukan secara terus menerus. Pada tahun 1973 terbentuk Panitia
Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian tahun 1974 dibentuk
Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar
keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun
1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang diperbaharui. Selanjutnya, pada periode
kepengurusan IAI tahun 1994-1998 Nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 September
1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk
masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan sebagai berikut:
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku
Paul Grady, Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia
pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan
PAI 1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap
PAI 1973.
3. Pada Tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan
sejak itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994.
Pengembangan Standar Akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti
dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang
dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan oleh IASC. PSAK ini tentu akan terus bertambah dan
revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi akuntansi.
Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan
melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober
1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan
standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan
selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam
rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program
adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat
terlaksana dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru
sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995,
1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku
”Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah
dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5
PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.
Proses penyusunan standar akuntansi yang baik harus memiliki lima tahapan (ADB 2003) :
1) Design – aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan exposure draft
disiapkan
2) Approval – draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai standar.
3) Education – penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan tentang
pengaruh dan implementasi standar yang baru
4) Implementation – ketentuan dalam standar terebut diaplikasikan dalam perusahaan.
5) Enforcement – pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak menerapkan.
Penyusunan standar akuntansi Indonesia pada dasarnya mengacu pada model Amerika
dengan sedikit modifikasi. Menurut aturan yang dibuat Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan tahap
berikut ini (ADB 2003) :
a. Issue Identification. Kongres IAI yang bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan resolusi
tentang program kerja strategi DSAK. DSAK ini memonitor dan mempertimbangkan
pengumuman resmi yang dikeluarkan International Accounting Standar Board
(IASB) dan badan perumus standar akuntansi lainnya serta mereview masukan yang
diberikan secara langsung oleh pihak tertentu.
b. Preliminary Consideration. DSAK mendiskusikan isu yang ada dan komisi yang
diperlukan serta melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu tersebut
dimasukkan dalam program kerja DSAK.
c. Preparation of Accounting Discussion Paper. Untuk setiap topic yang diterima,
DSAK membentuk Komite Khusus untuk menyiapkan topic outline dan Accounting
Discussion Paper (ADP) yang secara rinci menjelaskan dan menganalisa topik
tersebut.
d. Preparation of Exposure Draft (ED). Atas dasar pertimbangan yang terdapat dalam
ADP, DSAK menyiapkan ED awal yang harus konsisten dengan kerangan standar
akuntansi internasional. ED awal ini didistribusikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan.
e. Publication of ED. ED dipublikasikan di Media Akuntansi – Majalah IAI dan
didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum
Public hearing.
f. Public Hearings. Public hearing diselenggarakan untuk memeberi kesempatan pada
pihak yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap ED
tersebut. Atas dasar masukan tersebut, DSAK akan berkonsultasi dengan pemerintah,
organisasi dan individu lain yang relevan sebelum disyahkan menajadi PSAK.
g. PSAK Preparation. Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil
konsultasi yang telah dilakukan.
h. Approval and Promulgation. DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai
pedoman resmi praktik akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui dipublikasikan
melalui Media Akuntansi dan Website IAI.
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanDi Amerika Serikat, akuntan yang berpraktik disebut Certified Public Accountant (CPA),
Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan
jenis sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan, walaupun mungkin saja
satu orang memiliki lebih dari satu sertifikat. Sebagai tambahan, banyak pekerjaan akuntansi
dikerjakan oleh seseorang tanpa memiliki sertifikasi namun di bawah pengawasan seorang
akuntan bersertifikat. Adapun pihak yang ikut serta menyusun standar akuntansi di Amerika
adalah : Kantor Akuntan Bersar yang dikenal dengan “Big 8”, AICPA, FASB, GASB,
SEC,AAA, FEI, NAA.
Dalam Penyusunan standar akuntansi keuangan AS sangat berpegang pada kerangka teoritis
konseptual yang ditetapkan oleh FASB sebagai berikut:
1. Tujuan pelaporan keuangan oleh Perusahaan yang bertujuan mencari laba yang
diterbitkan November 1978.
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi yang diterbitkan Mei 1980 kemudian
direvisi dengan Statement Nomor 6, Desember 1980.
3. Tujuan pelaporan Keuangan Organisasi Nonprofit diterbitkan Desember 1980
4. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis
diterbitkan Desember 1984.
5. Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang diterbitkan pada Desember 1985
Perkembangan akuntansi di amerika sendiri melalui beberapa periode yaitu: Periode sebelum
tahun 1930, periode pembentukan (1930 – 1946), periode pembentukan CAP (1936- 1946),
periode setelah perang dunia (1946- 1959), tahap kontribusi professional (1959-1973)
penutupan CAP, tahap politisasi (1973 – sekarang).
Standar akuntansi di indonesia adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun
oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan
memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam
pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat sehubungan data
ekonomi.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan
tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang disusun
oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung dan telah
disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga atau institut resmi.
Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan
suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporan keuangan. Namun paling
tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus
ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua dat ekonomi dapat tersaji dengan baik,
sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
menginterpretasikan dan megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan
ekonomi yang baik bagi tiap-tiap pihak. Penyusunan standar akuntansi Indonesia pada
dasarnya mengacu pada model Amerika dengan sedikit modifikasi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://wwwsamuelsinaga.blogspot.com/2010/10/makalah-sejarah-perkembangan-akuntansi.html
http://theearthdew.wordpress.com/2012/05/27/accounting-theory-development-of-the-institutional-structure-of-financial-accounting/
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/perkembangan-akuntansi-di-as.html
http://www.gudangkuliah.com/teori-dan-sejarah-perkembangan-akuntansi-modern/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/akuntansi-di-amerika-serikat/
http://lintangasmara.wordpress.com/2013/03/31/akuntansi-di-amerika-serikat-tugas-softskill-akuntansi-internasional/